PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PPKn DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 163080 KOTA TEBINGTINGGI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
BUDI HERMAN
NIM : 8146182003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
BUDI HERMAN.8146182003. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa dan Kemampuan Pemecahan Masalah di Kelas IV SDN 163080 Kota Tebingtinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar PPKn dan kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment.Instrumen yang digunakan yaitu tes hasil belajar dan tes kemampuan pemecahan masalah. Analisis data menggunakan uji-t satu arah, karena data telah memenuhi prasyarat analisis data yaitu normal dan homogen dengan nilai signifikan lebih besar dari nilai α (=0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction), hal ini berdasarkan thitung (=3,808) lebih besar dari ttabel (=2,00); dan (2) kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung (direct instruction), hal ini berdasarkan thitung (=6,092) lebih besar dari ttabel (=2,00).
ii ABSTRACT
BUDI HERMAN. 8146182003. The Effect of Problem Based Learning Models Towards Civic Learning Outcomes and Problem Solving Ability in The Fourth Grade Students of SDN 163080 Tebingtinggi City.
This study aims to determine: the effect of Problem Based Learning models towards civic learning outcomes and problem solving ability in the fourth grade students of SDN 163 080 Tebingtinggi City. This study is a Quasi Experiment. The instruments used are the learning outcomes test and problem solving ability test. The data analysis using t-test one way, because the data has to fulfill the prerequisites of data analysis that is normal and homogeneous with significantly greater than the value α (=0.05). The results showed that: (1) learning outcomes of students who are taught by the Problem Based Learning models is higher than the learning outcomes of students who are taught by the direct instruction, it is based of thitung (=3.808) greater than ttable (= 2.00); and (2) problem solving ability of students who are taught by the Problem Based Learning models is higher than the problem solving ability of students who are taught by the direct instruction, it is based of thitung (=6.092) greater than ttable (= 2.00).
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kahadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis telah dapat menyelesaikan tesis ini sesuai dengan waktu
yang direncanakan, penulis telah selesai menyusun tesis ini untuk memenuhi
syarat-syarat guna mencapai gelar Magister Pendidikan (S2) pada Program Studi
Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dengan judul
“Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar PPKn
Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu penulisan tesis ini, kepada :
1. Bapak Prof.Dr.Syawal Gultom,M.Pd, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M. Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana,
Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M. selaku Asisten Direktur I, dan Bapak
Prof. Dr. Busmin Gurning, M. Pd, selaku Asisten Direktur II Program
Pancasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membantu dan
mengizinkan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Dasar, Ibu Prof. Dr. Anita Yus, M.Pd.,
Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum, selaku Sekretaris Program Studi
iv
4. Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu selama proses pengajuan judul sampai dengan selesainya
pembuatan tesis ini.
5. Bapak Dr. Hidayat, M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
6. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd dan Bapak Dr.
Deny Setiawan, M. Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan
dan bimbingan untuk perbaikan dalam penulisan tesis ini.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Dasar Pascasarjana
Universitas Negeri Medan beserta Staf Administrasi yang telah banyak
memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan kepada penulis selama mengikti
perkuliahan.
8. Ibu T. Asmaliah, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163080, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di
sekolah tersebut.
9. Ibu Hj. Asmaliah Pane, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163081, Ibu
Absah selaku Kepala Sekolah SD Negeri 163092, yang telah banyak
memberikan saya kemudahan selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan
tesis ini.
10.Kakakdan abang yang sangat penulis sayangi yang senantiasa selalu
memberikan dorongan baik material maupun moril dan segala pengorbanan,
jerih payah, cinta kasih sayangnya dalam mendidik serta doa’nya sehingga
v
11.Istri saya Ayu Sagita dan anak-anak yang saya sayangi Reytama Bayu
Herman dan Yashinta Nagita Herman yang senantiasa memberikan dorongan,
cinta dan kasih sayangnya serta doanya sehingga penulis dapat belajar untuk
memperdalam ilmu pengetahuan di Universitas Negeri Medan.
12.Rekan-rekanseperjuanganangkatan 2014 sertaseluruhmahasiswa Program
StudiPendidikanDasar yang
telahbanyakmembantupenulisdalamrangkamenyelesaikantesisini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, namun
hanya sedemikian kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
penulisan ini di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berserah diri dan ber
do’a kepada Allah SWT, semoga tesis ini berguna bagi kita semua.Amin ya
rabbal’alamin.
Medan, 2 Maret 2017 Penulis
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Hasil Rata-rata NilaiPPKn ... 6
Tabel 2.1 : Sintaks Model Problem Based Learning ... 35
Tabel 2.2 : Sintaks Model PembelajaranLangsung ... 37
Tabel 3.1 : DesainEksperimen ... 52
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi TesHasilBelajarPPKn ... 57
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi TesKemampuanPemecahanMasalah ... 58
Tabel 3.4 : PenskoranSkorTesKemampuanPemecahanMasalah ... 58
Tabel 3.5 : HasilUjiValiditas ... 61
Tabel 3.6 : HasilUji Tingkat Kesukaran ... 61
Tabel 3.7 : HasilUjiDaya Beda ... 62
Tabel 3.8 : Kisi-Kisi TesHasilBelajarPPKn (setelahujicoba) ... 62
Tabel 4.1 : DeskripsiHasilBelajarPPKn ... 66
Tabel 4.2 : Rata-rata SkorHasilBelajarBerdasarkanTahapanKognitif... 67
Tabel 4.3 : DeskripsiKemampuanPemecahanMasalah ... 69
Tabel 4.4 : HasilUjiNormalitas Data HasilBelajarPPKn ... 73
Tabel 4.5 : HasilUjiNormalitas DataKemampuanPemecahanMasalah ... 74
Tabel 4.6 : HasilUjiHomogentiasHasilBelajarPPKn ... 75
Tabel 4.7 : HasilUjiHomogentiasKemampuanPemecahanMasalah ... 75
Tabel 4.8 : HasilUjiHipotesisPertama ... 75
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR GRAFIK
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 RPP Pembelajaran Model Problem Based Learning ... 98
Lampiran 1.2 RPP PengajaranLangsung ... 119
Lampiran 1.3 Instrumenkemampuanpemecahanmasalah ... 129
Lampiran 1.4 Instrument hasilbelajar ... 134
Lampiran 2.1 HasilValiditaslapangan ... 139
Lampiran 3.1 Data PretesPenelitianHasilBelajardanPemecahanMasalah ... 151
Lampiran 3.2 Data penelitianhasilbelajar ... 159
Lampiran 3.3 Data PenelitianKemampuanPemecahanMasalah ... 163
Lampiran 4.1 Rumus Data Deskriptif ... 167
Lampiran 4.2 UjiPersyaratanAnalisis ... 172
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, sebab pendidikan memiliki peluang dan kekuatan
untuk berbuat banyak dalam menjalankan dan menjadikan sumber daya manusia
sebagai modal (asset) dasar dalam pembangunan nasional. Maka untuk
membangun dan menjalankan roda kehidupan berbangsa dan bernegara pada era
globalisasi ini diperlukan keahlian yang didapat dari dunia pendidikan.
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik
menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pendidikan yang
berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki kemampuan yang unggul
dan mandiri. Upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan secara terus
menerus dilakukan agar menghasilkan masyarakat yang dapat diandalkan baik
dari segi pengetahuan dan sikap sesuai dengan tujuan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) mempunyai peranan
yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup
suatu pemerintah Negara Indonesia serta memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, menuntut penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan yang dapat menjamin perkembangan dan kehidupan bangsa Indonesia.
Dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan ada dua hal
yang perlu mendapat perhatian guru yakni bekal pengetahuan materi pembelajaran
1
2
dan metode atau pendekatan pembelajaran, namun tidak mudah untuk
melaksanakan kewajiban itu guru sering mengalami kesulitan atau kendala dalam
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar (SD).
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan
dengan adanya peran peningkatan kualitas pendidikan, karena pendidikan
merupakan sarana strategis bagi peningkatan baik intelektual, sikap maupun skill.
Sehingga diharapkan melalui pendidikan sumber daya manusia (SDM) memiliki
daya saing tinggi.
Pada dasarnya berhasil tidaknya pendidikan disekolah maupun
keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui dari hasil belajar yang diperoleh
siswa. Rendahnya perolehan hasil belajar siswa menunjukkan adanya indikasi
terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan kemampuan guru dalam mengolah
pembelajaran yang berkualitas. Seorang guru yang menggunakan strategi maupun
model pembelajaran dengan tepat sesuai situasi dan kondisi siswa, maka siswa
akan cepat merespon atau memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, model mempunyai peran
penting yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan
belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan model pembelajaran. Ini berarti, guru memahami benar kedudukan
model sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam
proses belajar mengajar keberadaan siswa juga sangat strategis diharapkan dapat
mengoptimalisasikan potensi yang ada pada dirinya. Karena keberhasilan belajar
3
kecerdasan, termasuk dalam hal menerima dan memahami pelajaran, linkungan,
metode belajar, fasilitas, dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwasannya dalam pendidikan dasar di sekolah dalam
hal mengajar tidak perlu harus monoton dan menggunakan metode ceramah yang
terus menerus sampai pembelajaran berakhir, karena bagi mereka hal tersebut
sangat membosankan khususnya pelajaran PPKn yang sekarang sangat diperlukan
keberadaannya itu. Hal ini dikarenakan sangat diperlukan dalam membina sikap
dan karakter siswa dalam kehidupan sehari-hari. Jadi perlu beberapa metode
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas agar para siswa mempunyai minat
belajar yang tinggi khususnya dalam pembelajaran PPKn di kelas maupun di luar
kelas. Banyak diketahui dalam pembelajaran model konvensional merupakan
metode yang kurang tepat digunakan pada saat ini dalam proses belajar mengajar.
Karena dewasa ini pemerintah telah memprogramkan dan mensosialisasikan
kepada seluruh pengajar di Indonesia dalam pembelajaran harus menekankan pada
pendekatan saintifik.
Dimana pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang dirancang untuk
peserta didik secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengkonstruk
konsep, hukum atau prinsip melalui mengamati, bertanya, mengumpulkan
informasi, mencoba dan mengkomunikasikan apa yang ditemukannya. Hal ini
juga sejalan dengan penjelasan Majid (2014:210) bahwa pembelajaran dengan
pendekatan sainstifik (scientific approach) di dalamnya meliputi: mengamati,
menanya, mencoba, mengolah informasi, menyajikan, menyimpulkan dan
4
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan sainstifik yaitu dapat mendorong
dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitik, mengidentifikasi, memahami,
memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran sehingga
akhirnya adalah peningkatan hasil belajar siswa dan kemampuan memecahkan
masalah serta keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak
dengan memiliki aspek kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penerapan kurikulum di sekolah dasar pada dasarnya sangat
mengutamakan pengembangan kompetensi sikap dibandingkan dengan
kompetensi pengetahuan dan keterampilannya. Seperti yang kita ketahui mata
pelajaran yang mengajarkan pembentukan karakter atau sikap di sekolah dasar
telah banyak diajarkan dari dahulu melalui pelajaran PPKn. Dengan penerapan
pendekatan sainstifik dengan ciri pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
bentuk pembelajaran tematik integratif sangat diharapkan pelajaran PPKn dapat
menjadi pelajaran yang mampu menumbuhkan dan membentuk nilai moral
peserta didik untuk menjadi manusia yang seutuhnya yaitu manusia yang baik
untuk dirinya sendiri keluarga dan negaranya.
Namun kenyataan yang terjadi di lingkungan sekeliling kita masih banyak
guru yang salah dalam melakukan proses belajar mengajar. Guru salah dalam
memilih pendekatan, model, dan strategi pembelajaran walaupaun sudah
menerapkan kurikulum 2013 disekolahnya. Guru masih mengajar menggunakan
model pembelajaran konvensional yang mengakibatkan banyak siswa yang
kurang berminat dalam mengikuti proses belajar mengajar, mereka banyak
5
Permasalahan ini timbul karena guru kurang mampu mengolah kelas dengan baik,
guru hanya melakukan kegiatan pembelajaran dengan ceramah yang
menyebabkan siswa terpaku pada menghapal materi sehingga hanya menyentuh
kemampauan pemecahan masalah siswa tingkat rendah. Sedangkan dalam proses
pembelajaran PPKn memerlukan keterlibatan siswa secara aktif untuk
mengembangkan kemampuan berpikir analitis agar proses pembelajaran tersebut
dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Kemampuan pemecahan masalah merupakan sebuah kebiasaan berpikir
yang seharusnya ditanamkan sejak usia dini. Kemampuan pemecahan masalah
dapat membantu seseorang memahami bagaimana ia memandang dirinya sendiri,
bagaimana ia memandang dunia, dan bagaimana ia berhubungan dengan orang
lain, membantu meneliti prilaku diri sendiri, dan menilai diri sendiri. Kemampuan
pemecehan masalah memungkinkan seseorang menganalisis pemikiran sendiri
untuk memastikan bahwa ia telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan
cerdas. Sedangkan orang yang tidak mempunyai kemampuan pemecahan masalah,
ia tidak dapat memutuskan untuk dirinya sendiri apa yang harus dipikirkan, apa
yang harus dipercaya, dan bagaimana harus bertindak. Karena gagal berpikir
mandiri, maka ia akan meniru orang lain, mengadopsi keyakinan dan menerima
kesimpulan orang lain dengan pasif.
Permasalahan yang sama juga terjadi dilapangan saat peneliti melakukan
observasi tahap awal di SDN 163080 Kota Tebingtinggi tepatnya di kelas IV
ternyata guru kelas tersebut masih menggunakan model pembelajaran
konvensional. Guru kurang mengerti untuk menerapkan model pembelajaran yang
6
dalam belajar, mereka bermain-main sendiri, bermalas-malasan tanpa
mendengarkan guru menjelaskan pelajaran sehingga hasil dalam belajar yang
diinginkan masih jauh dari yang diharapkan dan siswa tidak mempunyai
kemampuan untuk memecahkan masalah yang ada pada pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal tentang nilai rata rata pada pelajaran
PPKn Siswa Kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi masih banyak siswa
yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan.
Rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PPKn, merupakan
masalah yang perlu segera dipecahkan. Rata rata nilai mata pelajaran PPKn pada
ulangan harian yang diperoleh peserta adalah 60. Padahal nilai KKM yang
ditetapkan sekolah yaitu 70, hanya 20 orang siswa atau 32 % yang berhasil
mencapai KKM, sedangkan yang 43 orang siswa atau 68 % belum memenuhi
KKM, berarti kegiatan pembelajaran ini belum berhasil atau masih kurangnya
aktivitas belajar siswa pada pembelajaran PPKn yang menyebabkan nilai PPKn di
bawah nilai KKM.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD Negeri 163080
Kota Tebing Tinggi dapat diketahui nilai hasil belajar PPKn selama 3 tahun ini,
yaitu :
Tabel 1.1 Hasil Rata-rata Nilai PPKn Tahun
Akademik
Kelas IV-X Kelas IV-Y
Semester I Semester II Semester I Semester II
2012/2013 56 60 57 59
2013/2014 57 60 58 60
2014/2015 56 58 56 60
Berdasarkan dari dokumen data nilai di atas yang didapat peneliti
menunjukkan bahwa hasil belajar PPKn siswa di kelas tersebut merupakan nilai
7
Menurut penilaian penulis dari data yang didapat pada awal observasi
bahwa hasil belajar siswa rendah dilihat dari nilai kognitif yang didapat masih
dibawah KKM. Selain dari hasil belajar yang sudah dibahas di atas dilakukan juga
observasi di sekolah, dimana kondisi aktivitas para siswa juga rendah. Hal ini
terlihat jelas saat guru menjelaskan pelajaran siswa ada yang tidak disiplin di
dalam kelas, kurang sadarnya siswa terhadap kerjasama. Hal ini juga dikarenakan
tidak adanya inovasi dalam proses pembelajaran, guru hanya menjelaskan materi
pelajaran tanpa ada memperhatikan keadaaan siswa, tiada adanya kegiatan yang
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada saat proses belajar
mengajar hingga selesainya materi pelajaran yang diterangkan.
Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang
selanjutnya disebut dengan PPKn merupakan salah satu pelajaran yang terdapat
dalam kurikulum. Salah satu tujuan PPKn yaitu membentuk watak atau
karakteristik warga negara yang baik (Soemantri dalam Ruminiati 2008:1-25).
Sedangkan tujuan PPKn di Pendidikan Dasar adalah membentuk warga negara
yang tahu, mau, dan sadar akan hak dan kewajibannya.
Memang harus diakui proses pembelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang dilakukan sekarang di sekolah-sekolah khususnya
pendidikan dasar belum berlangsung seperti yang diharap. Guru cenderung
menggunakan teknik pembelajaran yang bercorak teoritis, hafalan, serta ceramah
sehingga kegiatan pembelajaran berlangsung monoton, membosankan dan siswa
kurang memahami apa tujuan dari yang disampai oleh guru. Hal ini
mengakibatkan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum
8
dan afektif. Akhirnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum mampu
menjadi mata pelajaran yang disenangi dan dicintai siswa.
Dari penjelasan di atas salah satu cara agar siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang dipelajari serta dapat meningkatkan kemampuan
pemcahan masalah siswa dan keterlibatan siswa dalam belajar sangatlah perlu
dikembangkan dan dibina kemampuan profesional untuk mengelola program dan
proses belajar mengajar di kelas sesuai dengan materi yang diajarkan. Selain itu
guru dituntut juga harus mengetahui dan bisa mengelola pembelajaran,
diantaranya dalam hal menggunakan media atau model-model pembelajaran yang
tetap di kelas.
Melihat kondisi di atas perlunya melakukan upaya peningkatan hasil
belajar PPKn yang lebih baik dan kemampuan pemecahan masalah siswa peneliti
mencoba salah satu model pembelajaran dalan proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajarn Problem Based Learning (PBL). Dengan model
Problem Based Learning ini siswa diharapkan dapat saling belajar, bekerjasama,
dan saling berkomunikasi secara lisan sehingga mampu memecahkan suatu
masalah dan lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar. Menurut Khairat
(2013:39) menunjukkan bahwa implementasi PBL dapat meningkatkan hasil
belajar dan kecakapan sosial siswa di kelas.
Dalam pembelajaran PPKn hendaknya lebih memberikan kebebasan dalam
berfikir dan mengarah kepada kemandirian siswa. Karena melalui mata pelajaran
PPKn, siswa diharapkan menjadi warga negara yang baik dan dapat diandalkan
uang dapat mengkaji sistem kemasyarakatan dan kenegaraan Indonesia serta patuh
9
siswa dilatih untuk bisa berperan aktif dalam pelajaran agar suatu saat mereka
terjun ke masyarakat, mereka dapat mengemukakan pendapat mereka dan
memberikan ide-ide yang bermanfaat bagi banyak orang.
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang disajikan
dalam bentuk masalah akan memberikan suatu dorongan bagi siswa untuk
mempelajarinya lebih dalam. Dengan dihadapkan dalam suatu masalah PPKn,
siswa akan berusaha menemukan penyelesaiannya melalui berbagai strategi
pemecahan masalah. Dimana pembelajaran PPKn di SD, juga bertujuan untuk
melatih siswa memecahkan masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan
sehari-hari baik di linkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Menurut
Schmidt dalam Rusman (2012:231), teori konstruktivisme sangat berkaitan
dengan pembelajaran berbasis masalah yang memiliki ciri antara lain pemahaman
diperoleh dari interaksi dengan skenario permasalahan dan lingkungan belajar.
Dari pendapat ahli tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran berbasis masalah
sangat penting dalam pembelajaran PPKn, mengingat masih banyaknya siswa
yang merasa kesulitan dalam mengkostruksikan dan mengaplikasikan ide-ide
dalam pemecahan masalah dalam PPKn. Margetson dalam Rusman (2012:230)
mengemukakan bahwa kurikulum pembelajaran berbasis masalah membantu
siswa untuk meningkatkan perkembangan keterampilan belajar sepanjang hayat
dalam pola pikir terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.
Singkatnya penulis dapat menyimpulkan penyebab rendahnya hasil belajar
dan kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SD Negeri 163080 pada
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah: (1) Siswa
10
PPKn, (2) Siswa kurang berani bertanya mengenai materi yang belum di kuasai,
(3) Penjelasan yang di sampaikan oleh guru bersifat hapalan dan kurang
melibatkan aktivitas siswa, (4) kemampuan pemecahan masalah siswa masih
rendah (5) kurang maksimal menggunakan media (6) Interaksi guru dan siswa
masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran (7) rendahnya hasil belajar
PPKn siswa
Dari uraian di atas dan realita yang terjadi di SD Negeri 163080 Kota
Tebing tinggi, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar PPKn dan
Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 163080 Kota
Tebingtinggi.
Model pembelajaran ini diharapkan akan menimbulkan rasa senang dan
antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran PPKn sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar dan kemampauan pemecahan masalah siswa di kelas
baik itu kerja sama dengan temannya maupun bertanggung jawab secara mandiri
di kelas.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang berminat dalam proses kegiatan pembelajaran di kelas pada
mata pelajaran PPKn.
2. Siswa kurang berani bertanya mengenai materi yang belum dikuasai.
3. Penjelasan yang diberikan oleh guru bersifat hapalan dan kurang melibatkan
11
4. Kemampauan pemecahan masalah siswa masih rendah.
5. Kurang maksimal menggunakan media.
6. Interaksi guru dan siswa masih kurang hanya sebatas menjelaskan pelajaran.
7. Rendahnya hasil belajar PPKn siswa
1.3 Batasan Masalah
Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini adalah pengaruh model
problem based learning terhadap hasil belajar dan kemampuan pemecahan
masalah PPKn pada siswa kelas IV SD Negeri 163080 Kota Tebingtinggi.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based
Learning (PBL) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan model pengajaran langsung (direct instruction)?
2. Apakah kemampuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan
model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada kemampuan
pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan model pengajaran
langsung (direct instruction)?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengaruh hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa
12
2. Untuk mengetahui Pengaruh kemampuan pemecahan masalah oleh siswa
yang diajarkan dengan model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi
dari pada kemamapuan pemecahan masalah oleh siswa yang diajarkan dengan
model pengajaran langsung (direct instruction)
1.6Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dapat membawa manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan pendekatan
pembelajaran dan kaitannya dengan aktivitas siswa serta sebagai kerangka
acuan metode penelitian tentang pemebelajaran sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pemgalaman yang luar
biasa bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian di SD Negeri 163080.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan
kemamapuan pemecahan masalah oleh siswa serta mutu sekolah
c. Bagi peneliti adalah mendapat pengalaman melakukan analisis kebutuhan
mengembangkan instrument, pendekatan pembelajaran, dan melakukan
seleksi materi dalam pelaksanaan pembelajaran PPKn di sekolah berbasis
masalah yang berorientasi pada pengembangan kecakapan siswa.
d. Bagi sekolah, sebagai pemberi informasi bagi guru khususnya guru PPKn
di sekolah maupun mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar dan
90
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning
(PBL) lebih tinggi dari pada model pengajaran langsung (direct instruction).
Hal tersebut berdasarkan perolehan rata-rata hasil belajar siswa dan juga hasil
uji-t. Rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model PBL
memperoleh nilai 17,12 sedangkan yang diajar menggunakan model
pengajaran langsung memperoleh nilai 13,43. Hasil perhitungan uji-t juga
menunjukkan bahwa H0 ditolak karena nilai thitung (=3,808) lebih tinggi dari
ttabel (=2,00).
2. Kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi dari pada model pengajaran
langsung (direct instruction). Hal tersebut berdasarkan perolehan rata-rata
kemampuan pemecahan masalah dan juga hasil uji-t. Rata-rata kemampuan
pemecahan masalah siswa yang diajar menggunakan model PBL memperoleh
nilai 62,58 sedangkan yang diajar menggunakan model pengajaran langsung
memperoleh nilai 50,97. Hasil perhitungan uji-t juga menunjukkan bahwa H0
ditolak karena nilai thitung (=6,092) lebih tinggi dari ttabel (=2,00).
90
91
5.2Implikasi
Beberapa hal yang diharapkan dapat diimplikasikan dalam pembelajaran
PPKn melalui model Problem Based Learning yaitu:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran PPKn dengan
menggunakan model Problem Based Learning memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dan kemampuan pemecahan
masalah PPKn. Sehingga model Problem Based Learning lebih baik
digunakan dalam pembelajaran PPKn khususnya pada materi soal cerita yang
berkaitan dengan permasalahan sehari-hari.
2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini secara praktis dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi guru, dalam proses pembelajaran PPKn terutama pada
materi soal cerita yang berhubungan dengan pemecahan masalah sehari-hari
agar memberikan kesempatan kepada siswa sehingga siswa dapat
menuangkan ide-ide yang dikaitkan dengan pengalaman siswa dalam bentuk
belajar agar pembelajaran lebih bermakna.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada kesimpulan dan implikasi
hasil penelitian di atas, maka berikut ini disarankan beberapa hal antara lain :
1. Dalam setiap pembelajaran guru sebaiknya menciptakan suasana belajar yang
memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasan-gagasan
dalam bahasa dan cara mereka sendiri, sehingga dalam belajar PPPKn siswa
92
2. Penerapan pendekatan pembelajaran berbasis masalah yang dilakukan
berjalan dengan efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan
indentifikasi terhadap karakteristik siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa proses berfikir siswa belajar sangat mempengaruhi hasil belajar
peserta didik, guru harus memberikan perhatian penuh kepada peserta didik
dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Pelaksanaan pembelajaran merupakan pelajaran yang tak lepas dari berbagai
hal yang ada di sekitar lingkungan dan makhluk hidup, maka disarankan bagi
guru mata pelajaran lebih menguasai terlebih dahulu inti dari pelajaran yang
akan disampaikan kepada peserta didik dengan mengunakan berbagai
pendekatan, strategi, metode, model dan desain pembelajaran yang
menggugah keaktifan peserta didik dalam memahami pelajaran PPPKn
sehingga PPPKn dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah.
4. Disarankan bagi sekolah untuk para guru dalam meningkatkan profesional
guru dalam menunjang efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan belajar
mengajar di dalam kelas. Dengan mengikutsertakan guru dalam seminar
maupun pelatihan-pelatihan tentu akan memberi pengalaman bagi guru untuk
memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam
mengembangkan pembelajaran.
5. Disarankan bagi peserta didik agar terbiasa dalam menerima materi pelajaran
dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, model dan desain
pembelajaran yang berbeda. Peserta didik dapat menyiapkan perlengkapan
93
aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, tidak ada takut untuk bertanya
kepada guru maupun teman jika ada hal-hal yang masih kurang dimengerti,
dapat bekerjasama dengan teman maupun kelompok, berani mengungkapkan
ide ataupun pendapat, saling menghargai pendapat orang lain sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar PPKn peserta
didik juga meningkat.
6. Disarankan bagi peneliti lain agar dapat menerapkan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran dengan menggunakan
94
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana.
Arends, R. 2008. Learning To Teach. Terjemahan Soetjio. Belajar Untuk
Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi
VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Candra. 2014. Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Relasi Dan Fungsi Melalui Penerapan Pbl Pada Siswa Kelas VIII A Smp Harapan Mulia Tahun Pelajaran 2013/2014.
Universitas Mahasaraswati.
Darsono,. Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas
Dimyanti, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hudoyo, H. 1997. Pemecahan Masalah dalam pengajaran Matematika. Jakarta: Depdibud Dikti P2LPTK
Ichsan, M., Fauzi, KMS. M.A., Matondang, Z. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Belief Siswa Antara Siswa yang diberi PMR dengan PBM. Jurnal Tematik, Vol. 6, No. 3, Desember 2016. Hal. 157-165.
Istarani,. Pulungan, I. 2015. Ensiklopedi Pendidikan Jilid I. Medan: Media Persada.
Kisworo, A. 2000. Pembelajaran Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Geometri di kelas I SMU Petra 5 Surabaya. Tesis. Surabaya: PPS Universitas Negeri Surabaya.
95
Kunandar. 2010. Guru Profesional. Jakarta: Rajawali Press
Kurniasih, I., Sani, B. 2015. Ragam Pengembangan Pembelajaran Untuk
Peningkatan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena
Ngalimun. 2014. Strategi Dan Model Pembelajaran.Yogyakarta: Aswaja Pressindo
Nur. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning Dengan Metode Eksperimen Disertai Teknik Roundhouse Diagram Dan Mind Map Terhadap Hasil Belajar Biologi Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri. ISSN: 2252-7893, Vol 3, No. II, 2014 (hal 75-85)
Pasaribu, P. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Press
Purwanto, N. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rini, I. 2015. Pengaruh Model Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Motivasi
Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gadingan Kecamatan Wates.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Rizqi, F. 2013. Keefektifan Problem Based Learning terhadap Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Dagan pada Materi Globalisasi. Universitas Negeri Semarang.
Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
SD. Jakarta:Depdiknas.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ruspiani, 2000. Kemampuan Siswa dalam Melakukan Koneksi Matematika.
Tesis. Bandung: PPS UPI.
Sabri, A. 2010. Strategi Belajar dan Micro Teaching. Ciputat: Ciputat Press
Sani, R. A. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara
Sanjaya, W. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Perpustakaan CSIS.
Sardiman, A.M. 2011. Interaksi Dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.
96
Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat Madani
Indonesia: Stategi Reformasi Pendidikan Nasional. Cet III, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media
Tung, K.Y. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar.Jakarta: Indeks
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara
Winataputra, U. 2008. Materi dan Pembelajaran PPKn di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Yamin, M. 2013. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Referensi.
Bilgin, I. 2009. The Effectsof Problem Based Learning Instruction On University Students Performance Of Conceptual And Quantitative Problems In Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology
Education. 2009 5 (2). 153-164.
Surif, J. 2013. Implementation of Problem Based Learning in Higher