Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan
Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi
di RSUD dr. Pirngadi Medan
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Latifah Ritonga
(112500014)
PROGRAM STUDI DIII
KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahlimadya Keperawatan dari Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah adalah “Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi (Ketdakefektifan Pola Nafas)”. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Ibu Erniyati S.Kp,MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan.
3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp,M.Kep, selaku ketua prodi DIII Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
4. Bapak Mula Tarigan, S.Kp,M.Kes, selaku pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Salbiah SKp,M.Kep, selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan untuk perbaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Kedua orangtua Bapak dan Ibu, Abang serta kakak yang tidak pernah
lelah memberikan dukungan moril maupun materil dengan kasih dan sayang.
7. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara
Medan khususnya Program Studi DIII Keperawatan Stambuk 2011 yang telah berpartisipasi dan mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis pengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis mengharapkan agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Juli 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 2
II. PEMBAHASAN... 4
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi ... 4
1. Pengkajian ... 5
2. Analisa Data ... 8
3. Rumusan Masalah ... 8
4. Perencanaan ... 10
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 12
1. Pengkajian ... 12
2. Analisa Data ... 22
3. Rumusan Masalah ... 23
4. Perencanaan ... 24
5. Implementasi dan Evaluasi ... 25
III. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34
A. Kesimpulan... 34
B. Saran ... 34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang
progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). Hal
ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemik seperti diabetes militus,
glomerulonefritis kronis ,pielonefritis, hipertensi yang tidak dapat terkontrol,
obstruksi traktus urinarius, lesi herediter , seperti penyakit ginjal polikistik,
gangguan vaskuler, infeksi, medikasi, atau agen toksik. Lingkungan dan agen
bernahaya yang memengaruhi gagal ginjal kronis mencakup timah, kadmium,
merkuri, kromium. Dialisis atau transplantasi kadang-kadang diperlukan untuk
kelangsungan hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2002).
Pasien yang menderita gagal ginjal kronis rentan terkena infeksi karena
leukocytosis yang disebabkan oleh gagal ginjal. Infeksi adalah penyebab
utama kematian pada gagal ginjal kronis. Dalam hal ini perawat sangat
dianjurkan untuk memonitor tanda-tanda infeksi yang mungkin ada pada
pasien seperti edema,rasa sakit, anorexia,dan demam sebagai respon terhadap
infeksi yang disebabkan efek gagal ginjal (Charlene, Gayle & Robin, 2001).
Ginjal merupakan salah satu organ pengatur keseimbangan cairan pada
tubuh manusia. Saat terjadi kerusakan pada ginjal maka keseimbangan cairan
akan terganggu dalam tubuh. Kira-kira 180 L plasma difiltrasi oleh ginjal
setiap harinya. Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang
normalnya diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi
uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan
produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia
membaik setelah dialisis (Brunner & Suddarth, 2001).
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam sistem (kimia atau
fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2
yang melebihi batas normal pada tubuh akan meberikan dampak yang cukup
bermakana terhadap aktivitas sel (Mubarak dan Chayatin, 2008).
Pernapasan atau respirasi adalah proses pertukaran gas antara individu dan
lingkungan. Fungsi utama pernapasan adalah untuk memproleh O2 agar dapat
digunakan oleh sel-sel tubuh dan mengeluarkan CO2 yang dihasilkan oleh sel.
Pada orang yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan kadar oksigen
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi pada kondisi sakit
tertentu, proses oksigenasi tersebut dapat terhambat sehingga mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh. Kondisi tersebut antara lain gangguan
pada sistem pernapasan dan kardiovaskuler, penyakit kronis (misalnya gagal
ginjal kronis), penyakit obstruksi pernapasan dll (Mubarak dan Chayatin,
2008).
Sesak napas merupakan gejala yang nyata terhadap gangguan terhadap
trakheobronkial, parenkim paru, dan rongga pleura. Sesak napas terjadi karena
peningkatan kerja pernapasan akibat meningkatnya resistensi elastik
paru-paru.
Salah satu masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu
gangguan pada pola nafas. Tidak efektifnya pola nafas ini merupakan suatu
kondisi dimana pola napas yaitu inspirasi dan ekspirasi menunjukkan tidak
normal (Asmadi , 2008).
Dari hasil pengkajian yang dilakukan terhadap Tn.S dengan diagnosa
medis gagal ginjal kronis (GGK), bahwa klien tampak begitu sesak nafas baik
dalam keadaan istirahat dan tanpa melakukan kegiatan apapun. Serta klien
tetap merasakan sangat sesak walaupun diberikan asupan oksigen 3-5 liter.
Maka dari hal ini penulis dapat mengambil judul “ Asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan dasar Oksigenasi terhadap Tn.S dengan gagal ginjal
kronis (GGK) diruang Dahlia 1 RSUD Pirngadi Medan.
B. TUJUAN
Melakukan asuhan keperawatan kepada Tn.S dengan prioritas masalah
C. Manfaat
1. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai masukan dalam proses belajar mengajar tentang asuhan
keperawatan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi pada pasien
gagal ginjal kronis (GGK). Dapat digunakan sebagai acuan bagi
praktik keperawatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi
mahasiswa.
2. Bagi praktik keperawatan
Menambah wawasan dan masukan kepada praktik keperawatan
tentang asuhan keperawatan khususnya pemenuhan kebutuhan dasar
oksigenasi pada pasien gagal ginjal kronis (GGK).
3. Bagi kebutuhan pasien
Memberikan pengetahuan terhadap keluarga serta pasien tentang
asuhan keperawatan tentan kebutuhan dasar oksigenasi untuk
meningkatkan kesehatan klien.
4. Bagi penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memproleh pengetahuan dan
pengalaman tentang asuhan keperawatan khususnya asuhan
keperawatan terhadap kebutuhan dasar oksigenasi terhadap pasien
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi
Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diproleh dengan cara menghirup O2 ruangan disetiap
kali bernapas (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh, secara fungsional,
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena
itu kebutuhan oksigen merupakan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh
(Asmadi, 2008).
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 kedalam sistem (kima atau fisik).
Oksigen (O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagia hasilnya, terbentuklah
karbondioksida, energi dan air.. akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi batas
normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna (Mubarak &
Chayatin, 2008).
Pernapasan adalah proses pertukaran gas antara individu dan lingkungan.
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar
dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel-sel tubuh akan mengalami
kerusakan menetap dan menyebabkan kematian. Apabila kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara
permanent (Kozier & Erb 1998).
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi diantaranya lingkungan.
Kondisi lingkungan yang memengaruhi seperti ketinggian, suhu serta polusi udara
dapat memenagaruhi proses oksigenasi. Selain itu kebutuhan oksigenasi
kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi. Kenudian dipengaruhi oleh emosi
dan gaya hidup (Asmadi, 2008). Dan yang sangat berpengaruh yaitu status
kesehatan yang mana pada orang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan
kadar O2 yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tatapi pada kondisi
sakit tertentu proses oksigenasi tersebut dapat terhambat sehingga mengganggu
pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh (Mubarak & Chahyati, 2008).
Gangguan fungsi pernapasan salah satunya yaitu perubahan pola napas. Salah
satu masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yaitu gangguan pada
pola nafas. Tidak efektifnya pola nafas ini merupakan suatu kondisi dimana pola
napas yaitu inspirasi dan ekspirasi menunjukkan tidak normal (Asmadi , 2008).
Pola napas mengacu pada frekuensi, volume, irama dan usaha pernapasan. Pola
napas yang normal (aupnea) ditandai dengan pernapasan yang tenang, berirama
dan tanpa usaha.pada pola nafas tidak efektif maka akan terjadi peningkatan pada
frekuensi, volume,irama, dan adanya usaha pernapasan. Perubaha pola napas yang
umum adalah takipnea, bradipnea, hiverventilasi, napas kussmaul, hivoventilasi,
dispnea dan ortthopnea (Mubarak & Chayatin, 2008).
I. Pengkajian
Pengkajian keperawatan untuk status oksigenasi meliputi riwayat
keperawatan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.
a. Riwayat keperawatan
Riwayat keperawatan untuk status oksigenasi meliputi pengkajian tentang.
- Masalah pada pernapasan (dulu dan sekarang)
- Riwayat penyakit atau masalah pernapasan ( nyeri, paparan lingkungan
atau geografi, batuk, bunyi napas mengi, faktor resiko penyakit paru,
frekuensi infeksi pernapasan, masalah penyakit paru masa lalu dan
penggunaan obat).
- Adanya batuk dan pengangan
- Kebiasaan merokok
- Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi (riwayat
hipertensi, penyakit jantung, penyakit kronis, dan penyakit metabolik,
merokok, diet tinggi lemak, obesitas, peningkatan kolestrol).
- Riwayat penggunaan medikasi
- Stressor yang dialami
- Status atau kondisi kesehatan.
b. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi pada saat inspeksi yang diamati tingkat kesadaran klien,
penampilan umum, postur tubuh, kondisi kulit, dan membaran
mukosa, dada (kontur rongga interkosta ; diameter anteroposterior
(AP); struktur thoraks, pergerakan dinding dada), pola nafas
(frekuensi dan kedalaman pernapasan, durasi inspirasi dan ekspirasi),
ekspansi dada secra umum adanya sianosis , adanya deformitas dan
jaringan parut pada dada, dll (Mubarak & Chayatin, 2008).
- Palpasi, tujuan pemeriksaan palpasi rongga dada meliputi untuk
melihat adanya kelainan pada dinding thoraks. Kelaianan mungkin
yang didapatkan pada pemeriksaan ini antara lain nyeri tekan dan
adanya emfisema subkutis (Muttaqin, 2009). Palpasi dilakukan
dengan cara meletakkan tumit tangan pemeriksa mendatar diatas dada
pasien. Saat palpasi perawat menilai adanya fremitus taktil pada dada
dan punggung pasien dengan menyebutkan “tujuh-tujuh” secra
berulang.normalnya fremitus taktil akan terasa pada individu yang
sehat. Palpasi juga dilakukan untuk mengkaji temperatur kulit,
abnormalitas kelenjar dan massa, sirkulasi perifer, denyut nadi
(Mubarak & Chayatin, 2008).
- Perkusi. Secara umum perkusi dilakukan untuk menentukan ukuran
dan bentuk organ dalam serta untuk mengkaji adanya abnormalitas,
cairan, atau udara didalam paru. Perkusi dilakukan dengan cara
menekankan jari temgah (non-dominam) pemeriksa mendatar diatas
dada pasien. Kemudian jari tersebut diketuk-ketuk dengan
menggunakan ujung jari tengah atau jari telunjuk sebelahnya.
perkusi. Pada penyakit tertentu (misal pnemonie thoraks dan
emfisema) adanya udara pada dada dan paru-paru akan menimbulkan
bunyi hipersonan atau bunyi drum (Mubarak & Chayatin, 2008).
- Auskultasi. Auskultasi sangat berguna dalam mengkaji aliran udara
melalui pohon bronkial dan dalam megevaluasi adanya cairan
obstruksi dalam struktur paru. Untuk menentukan kondisi paru-paru,
pemeriksa mengauskultasi bunyi napas normal, bunyi napas
tambahan, dan bunyi suara (arif muttaqin, 2009). Auskultasi dapat
dilakukan langsung atau dengan menggunakan stetoskop. Bunyi yang
terdengar digambarkan berdasarkan nada, intensitas, durasi dan
kualitasnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih valid dan akurat
auskultasi sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali. Auskultasi
dilakukan untuk mendengarkan bunyi napas vesikuler, bronkhial,
bronkovesikuler, rales, ronchi, whizing serta untuk mengetahui adanya
bunyi napas serta lokasi dan waktu terjadinya (Mubarak &
Chahyati,2008).
c. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk mengkaji status, fungsi, dan
oksigenasi pernapasan pasien. Beberapa jenis pemeriksaan diagnostik
antara lain.
- Penilaian ventilasi dan oksigenasi ; uji fungsi paru, pemeriksaan gas
darah arteri, oksimetri, pemeriksaan darah lengkap.
- Tes struktur sistem pernapasan : sinar-x dada, bronkoskopi, scan paru.
- Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur
kerongkongan, sputum, uji kulit, torakentesis (Mubarak &
II. Analisa Data
Analisa data dapat mencakup mengenali pola atau kecenderungan
membandingkan pola ini dengan kesehatan yang normal, dan menaik
konklusi tentang respon klien. Perawat memperhatikan pola
kecenderungan sambil memeriksa kelompok data. Kelompok data terdiri
atas batas karakteristik (Potter & Perry, 2005). Dari pengkajian data dasar,
masalah yang aktual, potensial dan beresiko tinggi diidentifikasi dan
diuraikan menurut prioritas sesuai dengan kebutuhan keperawatan klien
(Laura & Mery, 1997).
III. Rumusan Masalah
Perumusan keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan klien. Bila
data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada
pemilihan diagnosa yang sesuai. Diagnosa keperawatan berfokus pada
mendefinisikan kebutuhan dasar dari klien (gordon,1994). Untuk
mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat terlebih dahulu menentukan
apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau
aktual (Potter & Perry,2005).
Menurut NANDA (2003), didiagnosis keperawatan utama untuk
klien dengan masalah oksigenasi adalah :
• Ketidakefektifan bersihan jalan napas: ketudakmampuan
membersihkan secret atau sumbatan dari saluran pernapasan untuk
mempertahankan bersihan jalan nafas.
• Ketidakefektifan pola nafas : inspirasi atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi yang adekuat.
• Gangguan pertukaran gas : kelebihan atau defisit oksigenasi dan/atau pembuangan karbon dioksida pada membran kapiler-alveolus.
• Intoleransi aktivitas : ketidakcukupan energi fisiologis dan
psikologis untuk melakukan atau melengkapi aktivitas sehari-hari
Diagnosis keperawatan sebelumnya juga dapat menjadi etiologi dari beberapa
diagnosis keperawatan lain. Contohnya adalah sebagai berikut
• Ansietas yang berhubungan dengan ketidakefektifan bersihan jalan
nafas dan perasaan tercekik
• Keletihan yang berhubungan dengan ketidakefektifan pola nafas
• Ketakutan yang berhubungan dengan penyakit ketidakmampuan
pernapasan kronis
• Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mempertahankan kemandirian dalam melaksanakan aktivitas
perawatan diri karena ketidakefektifan pola nafas.
• Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ortopnue dan
kebutuhan terapi O2.
• Isolasi sosial yang berhubungan dengan intoleransi aktivitas dan
ketidakmampuan untuk melaksanakan aktivitas sosial yang biasa
(Kozier,Erb,Berman,& Snyder, 2010).
Menurut tarwoto & wartonah (2006), diagnosa keperawatan yang
berhubungan dengan masalah kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas yang berhubungan dengan
• Menurunnya energi dan kelelahan
• Infeksi trakheobronkhial
• Gangguan kognitif dan persepsi
• Trauma
• Bedah thoraks
2. Tidak efektifnya pola napas kemungkinan berhubungan dengan :
• Obstruksi trakheal
• Perdarahan aktif
• Menurunnya ekspansi paru
• Infeksi paru
• Depresi pusat pernapasan
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :
• Penumpukan cairan dalam paru
• Gangguan pasokan oksigen
• Obstruksi saluran pernapasan
• Bronkhospasme
• Atelektasis
• Edema paru
• Pembedahan paru.
4. Penurunan perfusi jaringan tubuh berhubungan dengan :
• Vasokonstriksi
• Hivovolemia
• Trombosis vena
• Menurunnya aliran darah
• Edema
• Perdarahan
• Immobilisasi
Menurut diagnosis NANDA, NIC, NOC (2011) bahwa ketidakefektifan pola
nafas dapat berhubungan dengan adanya ansietas, posisi tubuh, deformitas tulang,
deformitas dinding dada, penurunan energi dan kelelahan, hiverventilasi, sindron
hivoventilasi, kerusakan muskuloskeletal, imaturitas neurologis, disfungsi
neuromuskular, obesitas, nyeri, kerusakan persefsi atau kognitif, kelelahan
oto-otot pernafasan, dan cedera medula spinalis.
IV. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut ( Potter and Perry, 2005).
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan masalah oksigenasi adalah
untuk mempertahankan kepatenan jalan napas, meningkatkan kenyamanan
dan kemudahan saat bernapas mempertahankan dan meningkatkan ventilasi
aktivitas fisik, serta mencegah berbagai resiko yang terkait dengan masalah
oksigenasi (Mubarak & Chayatin, 2008).
Contoh intervensi keperawatan untuk memfasilitasi ventilasi paru dapat
terdiri atas memastikan kepatenan jalan nafas, mengatur posisi, mendorong
penagmbilan nafas dalam dan batuk, dan memastikan keadekuatan hidrasi.
Intervensi keperawatan lain yang bermanfaat untuk ventilasi adalah pengisapan,
teknik inflasi paru, pemberian analgesik sebelum nafas dalam dan batuk, drainase
postural, dan perkusi serta vibrasi. Rencana asuhan keperawatan klien juga harus
memasukkan intervensi keperawatan mandiri yang tepat seperti terapi oksigen,
perawatan trakeostomi, dan perawatan slang dada (Kozier, Erb, Berman, &
B. Asuhan Keperawatan Kasus 1. Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DIRUMAH SAKIT
I. Biodata
Identitas pasien
Nama : Tn. S
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 58
Status perkawinan :Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : bangunan
Alamat : Jl. Pinfinar No. 11/17 MEDAN
Tanggal masuk RS : 29 MEI 2014
No. Register :00900076
Ruangan/kamar : Dahlia 1/22
Diagnosa medis : CKD stage V , DM
II. KELUHAN UTAMA
Pasien mangatakan bahwa ia sesak napas dan tidak bisa tidur sejak
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya
Penyakit yang dialami klien menimbulkan sesak napas
sehingga klien mengatakan ia tidak bisa tidur berbaring
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien merasakan nyaman jika duduk sambil menekuk
tubuhnya kedepan dan di sokong oleh bantal.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien mengatakan sesak sepertinya dada ditimpa beban yang
berat
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak gelisah, oksigen terpasang
C. Region
1. Dimana lokasinya
Klien merasa bagian paru dan dadanya penuh dan membuatnya
terasa sesak
2. Apakah menyebar
Klien menyatakn bahwa tubuhnya terasa lemah dan
pegal-pegal
D. Severity
Klien mengatakan sesak yang dirasakannya sangat mengganggu
aktvitas tidurnya.
E. Time
Sesak dirasakan oleh pasien setiap waktu walaupun diberi terapi
oksigen
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan memiki penyakit DM. Sejak 6 bulan lalu klien
mengatakan bahwa ia harus cuci darah karena danya gangguan
B. Pengobatan yang dilakukan
Sejak enam bulam lalu klien sudah menajalani Hemodialisa setiap
dua minggu sekali.
C. Pernah dirawat/operasi
Klien mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit enam bulan
lalu
D. Lama dirawat
Pernah dirawat selama 2 minggu
E. Alergi
Kien tidak meiliki riwayat alergi terhadap medikasi yang
diberikan.
F. Imunisasi
-
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
Pasien mengatakan ibunya memiliki riwayat penyakit DM.
B. Saudara kandung
Pasien mengatakan saudaranya tidak memiliki penyakit.
C. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan bahwa orangtuanya memiliki penyakit
keturunan yaitu penyakit diabetes militus
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
-
E. Anggota keluarga yang meningagal
-
F. Penyebab meninggal
-
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Pasien mengatakan ia sudah pasrah dengan penyakitnya dan ia
hanya bisa berdoa dan berusaha untuk terus berobat meski sudah
B. Konsep diri
- Gambaran diri : Klien mengatkan bahwa tubuhnya sudah
lemah tidak berdaya seperti dulu lagi.
- Ideal diri : Klien ingin sembuh dari peyakitnya.
- Harga diri : Klien mengatakan bahwa ia sangat dihargai
oleh anggota keluarganya yang selalu memberi semangat
padanya.
- Peran diri : Klien berperan sebagai kepala keluarga dan
warga masyarakat klien merasa peran dirinya seorang kepala
rumah tangga dan bermasyarakat telah berkurang karena
penyakit yang dialaminya.
- Identitas : Klien merasa identitasnya baik.
C. Keadaan emosional
klien saat dilakukan pengkajian stabil namun klien tidak banyak
bicara.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hisupnya
adalah anak dan istrinya yang sudah memberikan semangat
kepadanya.
- Hubungan dengan keluarga
klien mengatakan bahwa hubungannya dengan keluarga bai-baik
saja.
- Hubungan dengan orang lain
pasien mengatakan bahwa ia memiliki hubungan yang baik
dengan orang lain baik dlingkungannya maupun ditempat ia
bekerja
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Saat ini kpasien memiliki hambatan untuk berhubungan dengan
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Pasien memiliki agama islam, ia
menjalankan keyakinannya sesuai ajaran dalam agamanya.
- Kegiatan ibadah : Semenjak ia sakit klien mengatakan
sulit untuk melakukan ibadah dan ia pun jarang melakukan sholat.
VII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum
Klien tampak sesak napas, lemah, pucat dan gelisah
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 37.00C
- Tekanan darah : 160/90
- Nadi : 80x/menit
- Pernafasan : 28x/menit
- Skala nyeri : -
- TB : 160 cm
- BB : -
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat simetris, tidak ada benjolan ataupun
massa
- Ubun-ubun : Tidak ada masalah
- Kulit kepala : Kulit kepala tampak bersih
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut hitam dan rambut
menyebar tidar merata
- Bau : Tidak ada bau
- Warna kulit : Normal
Wajah
- Warna kulit : Warna kulit wajah normal
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Struktur mata simetris
kanan dan kiri
- Palbebra : Tidak ada peradangan dan
ptosis, namun ada edema periorbital pada kedua mata
- Konjungtiva dan sklera : Konjungtiva berwarna merah
muda, dan skelera berwarna putih dan ada garis tipis pembuluh
darah
- Pupil : Isokor kanan/kiri
- Cornea dan iris :Tidak ada pengapuran
katarak dan peradangan
- Visus : -
- Tekanan bola mata : -
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi :Tulang hidung dalam
keadaan normal dan septum nasi berada ditengah
- Lubang hidung :Bersih, tidak ada
peradangan, terpasang oksigen
- Cuping hidung :Tidak ada pernapasan
cuping hidung
Telinga
- Bentuk telinga : Normal
- Ukuran telinga : Simetris kanan/kiri
- Lubang telinga : Tidak ada kelainan
- Ketajaman pendengaran : Pasien memiliki ketajaman
pendengaran
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Mukosa bibir kering
- Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada perdarahan pada gusi
- Keadaan lidah : Tidak ada kelainan
Leher
- Posisi trachea : Posisi trakea normal
- Thyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar
thiroid
- Suara : Pelan
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
- Vena jugularis : Tidak ada distensi vena jugularis
- Denyut nadi carotis : Teraba
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan : Kebersihan kulit terjaga
- Kehangatan : Saat diraba kulit pasien hangat
- Warna : Sawo matang
- Turgor : Pada ektremmitas bawah turgor >2
detik
- Kelembaban : Kulit pasien tampak berminyak dan
kering
- Kelainan pada kulit : Terdapat edema pada ektremitas
bawah
Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks (normal, burrel chest,funnel chest, pigeon
chest, flail chest, kifosis koliasis) : Normal
- Pernafasan (frekuensi,irama) :28x/menit, cepat dan dangkal
- Tanda kesulitan bernafas :Sesak nafas dan tampak
berat
Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : -
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) :-
Pemeriksaan jantung
- Inspeksi : Tidak ada pembengkakan
- Perkusi : Dullnes
- Auskultasi : Tidak bunyi tambahan
Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi (bentuk, benjolan) : Simetris/ tidak ada benjolan
- Auskultasi : Bunyi peristaltik normal 15x
- Palapasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites,hepar,lien)
Tidak ada
- Perkusi (suara abdomen) : Timpani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
- Genitalia ( rambut pubis, lubang uretra) : Ada/ tidak terpasang
kateter
- Anus dan perineum : Ada/ tidak ada
kelainan pada anus dan perineum
Pemeriksaan muskuloskletal/ektermitas : Tidak dilakukan
karena klien sangat lemah/ada edema pada kedua ekstremitas
bawah
Pemeriksaan neurologi (nervus cranial) : - Fungsi motorik : -
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas
dingin, getaran Normal
VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan /hari : Makan 3x sehari
- Nafsu/selera makan : Menurun sejak dirumah sakit
- Nyeri ulu hati : Tidak ada
- Alergi : Tidak ada
- Mual dan muntah : Ada
- Waktu pemberian makan : Pagi,siang, sore
- Jumlah dan jenis makan : Tiga kali makan biasa
- Waktu pemberian cairan/minum : Sewaktu-waktu jika pasien
- Masalah makan dan minum : Tidak selera/minum adanya
pembatasan cairan.
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Terpenuhi klien tampak
bersih
- Kebersihan gigi dan mulut : Bersih dan terpenuhi
- Kebersihan kuku,kaki, dan tangan : Bersih kuku pendek.
III. Pola kegiatan/aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan,eliminasi, ganti pakaian
dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total : Pemenuhan
kebutuhan untuk mandi klien dibantu oleh keluarga, sedangkan
makan dibantu istrinya, sedangkan kebutuhan eliminasi klien
dibantu sebahagian oleh istrinya ke kamar mandi karena klien tidak
terpasang kateter dan ganti pakaian dibantu oleh istri ataupun
anaknya.
- Uraian aktivitas ibadah pasien selam dirawat/sakit : Aktivitas
ibadah pasien selam dirawat/sakit terganggu bahkan ia tidak
mampu menjalankan ibadah sholatnya. Ia hanya mampu berdoa
dan berzikir menurut yang ia pahami dan ketahui.
IV. Pola eliminasi 1. BAB
- Pola BAB : Tidak teratur sejak dirawat klien baru
sekali BAB
- Karakter feses : Lembek
- Riwayat perdarahan : Tidak ada perdarahan
- BAB terakhir : 29 juni 2014
- Diare : Tidak ada diare
- Penggunaan laksatif : Tidak ada penggunaan laksatif
2. BAK
- Pola BAK : Normal, namun sedikit
- Karakter urine : Kuning sedikit gelap
- Riwayat penyakit ginjal/kemih : Ada
- Penggunaan diuretik : Tidak ada
- Upaya mengatasi masalah : Tidak ada
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Jenis pemeriksaan
Tanggal Nilai hasil Nilai
normal
Kesimpul
an
1. Hematologi
Hemoglobin
Protein total
Globulin
3. Analisa gas darah
b. pemeriksaan radiologi
pemeriksaan radiologi yang dilakukan klien adalah photo thorak pada
tanggal 3 juni 2014 dengan hasil photo bahwa adanya kardiomegali dan
edema pada paru.
X. THERAPI
O2 diberikan 3-4 liter
Injeksi furosemid i ampul/12 jam + cairan RL 100 cc
Injeksi ceftriaxone dan ranitidine
Injeksi transamin
2. Analisa Data
No Data Penyebab Masalah keperawatan
1.
02/06/14
2.
DS : pasien mengatakan
sangat sesak dan sulit
bernafas jika berbaring, klien
mengatakan tetap sesak
meskipun diberikan O2
DO : klien terpasang kanula
nasal dengan 4-5 L/menit.
Tetap tampak sesak,
kesadaran compos mentis,
GCS 15.
TD : 160/90
HR : 80 kali/menit
RR : 27 kali/menit
T : 37.00 C
DS : klien mengatakan tidak
bisa tidur bahkan berbaring
saja pasien merasa sulit
karena sesak. Klien
mengatakan tidurnya hanya 3
jam dan tidak nyenyak
Penurunan ekspansi paru
Ketidanyamanan fisik
(penyakit serta sesak dan
nause)
Ketidakefektifan pola
nafas
3.
DO : Klien tampak lelah,
lemah, gelisah dan kedua
lingkar mata tampak hitam
dan edema periorbital..suara
pelan saat bicara,
DS : klien mengatakan
bahwa ia dibatasi
untuk minum. Ia
hanya boleh minum
600ml atau aqua
sedang satu hari,
selalu merasa haus
DO : klien tampak lemah,
kulit klien tampak
kering dan berminyak,
kedua kaki udem. Pola
Bak sedikit
Disfungsi ginjal dan
retensi cairan
Kelebihan volume
cairan
3. Rumusan Masalah
1. Masalah keperawatan
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Perubahan pola istirahat tidur
c. Kelebihan volume cairan
2. Diagnosa keperawatan (prioritas)
a. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan ekspansi
paru
b. Gangguan pola istirahat tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan
fisik (sesak napas saat berbaring, nause).
c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal,retensi
4. Perencanaan
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL
No.DX Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan dan Kriteria hasil
1. Pasien akan menunjukkan pernapasan optimal
2. Pasien menunjukkan mempunyai kecepatan dan irama
pernapasan dalam batas normal
3. Pasien akan menunjukkan pola napas efektif
4. Pasien akan mempunyai fungsi paru dalam batas normal.
5. Pasien mampu meminta bantuan saat pernapasan dibutuhkan.
Rencana Tindakan Rasional
Pengkajian
Pantau adanya pucat dan sianosis
Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan
upaya pernapasan
Pantau pergerakan dada, amati
kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu
pernapasan dan retraksi otot
supraklavikula dan intercosta
Pantau pola pernapasan : bradipnea,
takipnea, kussmaul, hiverventilasi dan
pernapasan Cheyne-Stokes.
Auskultasi suara pernapasan
Aktivitas kolaboratif
Kerjasama dalam memantau perubahan
sensori, bunyi napas,, pola pernapasan,
nilai GDA, sputum dan sebagainya.
Mengetahui adanya gangguan
perfusi pada daerah perifer
Mengetahui status pernapasan
klien
Adanya napas cuping hidung dan
penggunaan otot aksesoris
pernapasan dapat terjadi sebagai
respon terhadap ketidakefektipan
ventilasi.
Mengetahui kefektifan
pernapasan klien.
Mengetahui tidak adanya
ventilasi dan adanya suara napas
tambahan.
Mengetahui perkembangan pola
pernapasan klien dan tindakan
Kolaborasi pemberian obat (misalnya,
bronkodilator) sesuai dengan program
Memberikan terapi nebulizer
Kolaborasi pemberian obat nyeri
Aktivitas Lain
Minta pasien untuk mengubah posisi
Pertahankan oksigen dalam aliaran
rendah dengan kanul nasal (1- 6
lt/menit), sungkup muka (5-8 lt/menit),
dan sungkup muka dengan kantong (8-12
lt/menit)
Pantau peningnkatan kegelisahan dan
ansietas dan keinginan untuk
mendapatkan udara
Mengurangi rasa sessak yang
dialami oleh pasien
Untuk membuka jalan napas
yang tersumbat dan
mengencerkan sekresi.
Mengoptimalkan pola
pernapasan
memberikan posisi yang nyaman
pada pasien
mempertahankan keadaan pola
nafas dalam paru.
Manifestasi klinis ini akan
No.Dx Perencanaan keperawatan
2. Tujuan dan Kriteria hasil
a. Klien memperlihatkan tidur dengan berbaring
b. Pola tidur terpenuhi kembali
c. Pasien akan mampu mengidentifikasi tindakan yang meningkatkan tidur
dan istirahat
d. Klien mampu menunjukkan kesejahteraan fisik dan psikologis
Rencana tindakan
Pengkajian
Tentukan efek samping pengobatan
terhadap pola tidur
Pantau pola tidur pasien dan catat
hubungan faktor-faktor fisik ( apnue serta
ketidaknyamanan fisik)
Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat saat
dalam keadaan sakit
Aktivitas kolaboratif
Diskusikan dengan dokter tentang perlunya
meninjau program pengobatan pada pola
tidur
Dukung penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supfresor fase tidur REM.
Aktivitas lain
Bantu pasien untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang mungkin menyebabkan
kurang tidur misal ketakutan atau
kecemasan klien terhadap penyakitnya
Yakinkan kembali pasien bahwa perubahan
alam perasaan dapat mempengaruhi pola
tidur
Rasional
Mengetahui penyebab pola
perubahan tidur
Apnue salah satu indikator yang
membuat klien tidak bisa tidur
Meningkatkan kualitas keehatan
klien dalam memenuhi kebutuhan
tidur.
Dengan pengobatan sering sekali
menimbulkan efek kurang tidur
Memenuhi kebutuhan pasien serta
meningkatkan kualitas kesehatan
pasien dengan pemberian obat.
Mengurangi rasa takut dan cemas
klien.
Memotivasi pasien untuk tidak
Hari/tanggal No .Dx Perencanaan keperawatan
Dx .3 Tujuan dan kriteria hasil
Pasien dapat menyatakan secara verbal pemahaman tentang
pembatasan cairan
Pasien menyatakan secara verbal pemahaman tentang obat yang
diprogramkan
Mempertahankan tanda vital dalam batas normal untuk pasien
Tidak mengalami pendek nafas
Hematokrit dalam batas normal
Rencana tindakan Rasional
Pengkajian
Tentukan lokasi dan derajat
edema perifer, sakral,
periobital pada skala 1+
sampai 4+
Kaji komplikasi pulmonal
atau kardiovaskuler yang
diindikasikan dengan
peningkatan tanda gawat
napas, peningkatan
frekuensi nadi, peningkatan
tekanan darah, bunyi
jantung tidak normal, atau
suara nafas tidak normal.
Kaji ekstremitas atau bagian
tubuh yang edema terhadap
gangguan sirkulasi dan
integritas kulit
Edema terjadi pada jaringan tubuh
terutama, seperti tangan, kaki dan
mata
Mengetahui adanya komplikasi
pulmonar dan kardiovaskuler
Mengetahui adanya turgor, serta
penambahan edema,adanya
Pertahankan catatan asupan
dan haluaran yang akurat
Auskultasi bunyi jantung
dan paru
Ajarkan pasien untuk
mengatasi edema dan
pembatasan diet dan
penggunaan, dosis, dan efek
samping obat yang
diprogramkan.
Aktivitas kolaboratif
Lakukan dialisis secara
teratur
Konsultasi dengan ahli gizi
untuk memberikan diet
dengan kandungan protein
yang adekuat dan
pembatasan natrium.
Lakukan kolaborasi
pemberian obat diuretik
Tinggikan ekstremitas
Pertahankan dan alokasikan
pembatasan cairan pasien
Menentukann kebutuhan
pengganti caran, penurunan resiko
kelebihan cairan.
Kelebihan cairan dapat
menimbulkan edema paru dengan
ggk dibuktikan dengan bunyi
nafas tambahan dan bunyi jantung
Mengurangi keadaan kelebihan
volume cairan yang terjadi
Meningkatkan keadekuatan kerja
ginjal.
Diet tinggi protein dapat
mengganti sel-sel yang rusak diet
rendah natrium untuk mengurangi
kelebihan cairan
Untuk melebarkan lumen tubular
dari debris, menurunkan
hiperkalemia dan meningkatkan
volume urine yang adekuat
Meningkatkan aliran balik vena
Mengurangi kelebihan cairan
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari/
tanggal No.Dx Implementasi keperawatan
Evaluasi
2. memantau kecepatan, irama,
kedalaman dan upaya pernapasan
kecepatan pernapasan
3. memantau pergerakan dada, amati
kesimetrisan, penggunaan otot-otot
bantu pernapasan dan retraksi otot
supraklavikula dan intercosta
4. memantau pola pernapasan
Aktivitas kolaboratif
Memberikan terapi nebulizer
Aktivitas Lain
Mengatur posisi pasien semi-fowler
Mempertahankan aliran oksigen
Memantau peningkatan kegelisahan dan
rasa cemas
S : pasien mengatakan
sesak napas
walaupun diberikan
oksigen, dan sesak
dengan posisi semi
fowler
O : klien gelisah, lemah
dan sesak. Tidak ada
sianosis dan pucat,
RR : 27x/menit
HR : 80x/menit
Klien tidak menggunakan
otot bantu pernapasan.
Pola napas klien kussmaul
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Hari/
tanggal No.Dx. Implementasi keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
DX. 2 1. mengukur tanda-tanda vital
2. memantau pola tidur pasien
misalnya dipsnue saat tidur
klien tampak sesak saat tidur
berbaring.
S : pasien mengatakan
tidak bisa tidur
sejak ia dirawat, ia
tidak bisa tidur
karena sesak. klien
3. membantu pasien
mengidentifikasi faktor-faktor
yang membuat pasien tidak bisa
tidur
4. memberikan lingkungan yang
nyaman pada pasien
5. memantau pola tidur pasien
dalam sehari
Aktivitas lain
Menjelaskan kepada keluarga atau
klien dalam tindakan kenyamanan
tidur 2-3 jam dan
tidak nyenyak
O : klien tampak sesak,
ada kantung mata
dan lingkaran hitam
disekitar mata,
pasien juga tampak
cemas, tidak banyak
bicara,
tanggal No.Dx Implementasi keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
Dx.3 1. Menentukan lokasi dan drajat
edema perifer, sakral, dan
periorbital pada skala +1 sampai
+4 : adanya edema pada
ektremitas bawah dan periorbital.
2. Mengajarkan pasien atau keluarga
tentang pembatasan cairan
Aktivitas lain
Menganjurkan pasien untuk
mengubah posisi yang nyaman
Menganjurkan untuk meninggikan
ekstremitas yang edema
S : pasien mengatakan
kedua kakinya
bengkak dan kedua
matanya. Klien
mengatakan
mengerti dengan
meninggikan kaki
yang
bengkak.mengurang
i cairan yang masuk
O : kedua ekstremita bawah
Aktivitas kolaboratif
Kolaborasi dalam pemberian obat
furosemid lewat IV.
tampak udem, kulit
kering dan berminyak.
Klien hanya minum
sebanyak 600 l dalam
sehari
A : Masalah belum
teratasi
P : intervensi dilanjutkan
Hari/
tanggal No.Dx Implementasi keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
Selasa
03 juni
2014
Dx 1 1. memantau kecepatan, irama,
kedalaman dan upaya pernapasan
kecepatan pernapasan
2. memantau pergerakan dada, amati
kesimetrisan, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan dan retraksi
otot supraklavikula dan intercosta
3. memantau pola pernapasan
Aktivitas kolaboratif
Memberikan terapi nebulizer
Aktivitas Lain
Menganjurkan pasien untuk tidur atau
istirahat dengan berbaring
Mempertahankan aliran oksigen
S : pasien mengatakan
masih sesak, mudah
lelah, klien sudah
mampu tifur
berbaring 5-10
menit
O : klien gelisah, lemah
dan sesak. Tidak ada
sianosis dan pucat,
RR : 26x/menit
HR : 82x/menit
Klien tidak menggunakan
otot bantu pernapasan.
Pola napas klien kussmaul
A : masalah teratasi
sebagian
Hari/
tanggal No.Dx. Implementasi keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
DX. 2 1. memantau pola tidur pasien
misalnya dipsnue saat tidur
klien tampak sesak saat tidur
berbarin
2. memberikan lingkungan yang
nyaman pada pasien
3. mengukur tanda-tanda vital
4. Menjelaskan kepada keluarga
atau klien dalam tindakan
kenyamanan (misal : dengan
masase punggung, serta musik)
S : pasien mengatakan
sesak berkurang.
Klien bisa mampu
memenuhi tidurnya
10- 20 menit
O : klien tampak sesak,
ada kantung mata
dan lingkaran hitam
disekitar mata,
pasien juga tampak
lelah, paisen tampak
nyaman saat di
masase keluarganya
bagian punggung.
TD : 160/90
tanggal No.Dx Implementasi keperawatan
Evaluasi
(SOAP)
Dx.3 1. Mengajarkan pasien atau keluarga
tentang pembatasan cairan
2. Menganjurkan pasien untuk
mengubah posisi yang nyaman
3. Menganjurkan untuk
S : pasien mengatakan
kedua kakinya
bengkak dan kedua
matanya. Klien
meninggikan ekstremitas yang
edema
Aktivitas kolaboratif
Kolaborasi dalam pemberian obat
furosemid lewat IV.
mengerti dengan
meninggikan kaki
yang edema
O : kedua ekstremita bawah
edema, dan mata pasien
tampak udem, kulit
kering dan berminyak.
Klien hanya minum
sebanyak 600 l dalam
sehari
A : Masalah belum
teratasi
P : intervensi tidak
dilanjutkan Pada hari rabu,
04 juni 2014 pagi jam
08:00 pasien harus
menjalani hemodialisa
keruang HD. Pasien
diruang HD selama
beberapa jam, pasien
kembali ke ruangan sekitar
jam 14:15 siang. Pada hari
kamis, 05 juni 2014 pagi
pasien sudah dipindah
keruangan Stroke karena
keadaan pasien semakin
lemah disertai kesadaran
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
Pengkajian yang telah dilakukan terhadap Tn.S pada tanggal 02 Juni 2014
dengan kebutuhan dasar Oksigenasi dengan diagnosa “Ketidakefektifan
pola nafas berhubungan dengan disfungsi ginjal, hiverventilasi,ansietas.
Kemudian dilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang
direncanakan selama dua hari dan hasil evaluasi diperoleh semua diagnosa
teratasi sebagian.
B. SARAN
1. Bagi intansi pendidikan
Bagi institusi pendidikan agar lebih banyak menyediakan buku yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi sebagai
bahan bacaan bagi mahasiswa guna meningkatkan kualitas pendidikan
bagi
mahasiswa khususnya mahasiswa DIII keperawatan.
2. Bagi praktik keperawatan
Para praktisi keperawatan dapat meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar
oksigenasi dengan diagnosa ketidakefektifan pola nafas.
3. Bagi mahasiswa
Agar menggali lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan oksigenasi serta dengan masalah-masalah keperawatan yang
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, (2008). Teknik Proseduran Keperawatan; Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart.(2005). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 4. Jakarta : EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul, (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia; Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Kozier,B, G. Erb, A.Berman, dan SJ.Snyder, (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, & Praktik. Edisi 7. Volume 2. Jakarta : EGC
Mubarak,I.W dan Chayatin,N., (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC
Mutaqqin,A.(2010). Pengkajian Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik Klinik. Jakarta : Salemba Medika
Talbot,L.A., Meyers, M. (1997). Pengkajian Keperawatan Kritis. Edisi 2. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah, (2010). Konsep Dasar Manusia dan Proses keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Potter, Patricia A. dan Anne Griffin Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC