SKRIPSI
PENGARUH PROFITABILITY DAN IVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013
OLEH
NATALIN SYBEHT SINAGA 120521132
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITY DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan
Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend pada perusahaan manufaktur
tahun 2013. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return On Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, dan Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan secara parsial hanya Return On
Equity yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan, Market to Book
Value of Assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh negatif tidak signifikan. Nilai koefisien
determinasi sebesar 35,3% sedangkan sisanya sebesar 64,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
ii
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITTY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON CASH DIVIDEND IN
MANUFACTURING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2013
This study aims to determine the effect of profitability and Investment Opportunity Set to Cash Dividend on manufacturing companies in 2013. The data used is secondary data obtained from the financial statements of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). This research using descriptive analysis techniques and multiple linear regression analysis. The results showed that simultaneous Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, and Capital Expenditure to Market Value of Assets positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio. While only partially Return on Equity positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio and Net Profit Margin positive and not significant effect, Market to Book Value of Assets negative and not significant, Capital Expenditure to Market Value of Assets negative and not significant. The coefficient of determination of 35.3% while the balance of 64.7 is explained by other factors that are not included in this study.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set
Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2013”. Penulis telah banyak menerima bantuan, bimbingan, saran, motivasi
dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini Penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan, khususnya kepada :
Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Maralus Sinaga dan
Ibunda Rosita Christina Haloho dua figur yang senantiasa mencurahkan kasih
sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas doa, motivasi dan dukungan
baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan
skripsi ini dengan baik. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec. Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia SE., ME., dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si. selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE., M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si,
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
iv
4. Ibu Dr. Khaira Amalia, SE, Ak., MBA selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah
memberikan koreksi dan saran atas penulisan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang telah membantu saya dalam menyelesaikan kegiatan
akademik.
10. Saudara-Saudaraku terkasih Kakak Angelika Marocrisna Sinaga, Abang Hans
Samuel Sinaga, Adek Yosua Robin Martua Sinaga, yang senantiasa
memberikan semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
11. Kepada seluruh teman dan sahabat penulis khususnya Dian Veby Sibuea,
Pratika, Tiar, Betsheba, Suhendri dan Janry serta teman-teman lainnya yang
tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih atas segala dukungannya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini masih belum sempurna,
namun demikian penulis berharap semoga karya ilmiah yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan semua pihak yang
memerlukannya.
Medan, Oktober 2015 Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 11
1.3 Tujuan Penelitian ... 11
1.4. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitability ... 14
2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas) ... 14
2.1.2 Rasio Profitabilitas ... 14
2.2 Investment Opportunity Set (IOS) ... 16
2.2.1 Pengertian Investment Opportunity Set ... 16
2.2.2 Proksi Investment Opportunity Set... 17
2.3 Deviden ... 20
2.3.1 Pengertian Deviden Kas ... 21
2.3.2 Kebijakan Pembagian Deviden ... 22
2.3.3 Faktor-faktor Kebijakan Deviden ... 23
2.3.4 Teori-Teori Kebijakan Dividen ... 26
2.4 Penelitian Terdahulu ... 28
2.5 Kerangka Konseptual ... 29
2.6 Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 32
3.3 Batasan Operasional ... 32
3.4 Definisi Operasional ... 33
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 38
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 38
3.8 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.9 Teknik Analisis Data ... 41
3.9.1 Analisis Deskriptif ... 41
vi
3.10 Pengujian Hipotesis ... 41
3.10.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 42
3.10.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 42
3.10.3 Analisis Koefisien Determinasi... .. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... .. 45
4.1.1 Profil Singkat Perusahaan-Perusahaan Manufaktur ... .. 45
4.2 Hasil Penelitian ... . 60
4.2.1 Analisis Deskripsif ... 60
4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 62
4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 68
4.2.4 Pengujian Hipotesis ... 69
4.2.4.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 70
4.2.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 70
4.2.4.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72
4.3 Pembahasan ... 73
4.3.1 Pengaruh Return On Equity Terhadap Dividend Payout Ratio ... 73
4.3.2 Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Dividend Payout Ratio ... 74
4.3.3 Pengaruh Market Value of Assets Terhadap Dividend Payout Ratio ... 75
4.3.4 Pengaruh Capital Expenditure to Market Value of Assets Terhadap Dividend Payout Ratio ... 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 78
5.2 Saran ... 79
DAFTAR PUSTAKA ... .. 81
LAMPIRAN ... 85
vii
DAFTAR TABEL
No.Tabel Judul Halaman
1.1 Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode
2010-2013 ... 6
2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 28
3.1 Operasionalisasi Variabel... 35
3.2 Prosedur Penentuan Populasi Sasaran ... 36
3.3 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2013 ... 36
4.1 Hasil Analisis Deskriptif Statistik ... 61
4.2 Hasik Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 65
4.3 Hasil Uji Glejser ... 66
4.4 Hasil Uji Multikolonearitas ... 67
4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda ... 68
4.6 Hasil Uji Signfikansi Simultan (Uji F)... 70
4.7 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 71
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 31
4.1 Normalitas Histogram ... 63
4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 64
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Tabulasi Data Penelitian ... 85
2 Deskriptif Statistik ... 87
.3 Uji Asumsi Klasik ... 88
i
ABSTRAK
PENGARUH PROFITABILITY DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP CASH DIVIDEND PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas dan
Investment Opportunity Set terhadap Cash Dividend pada perusahaan manufaktur
tahun 2013. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Return On Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, dan Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan secara parsial hanya Return On
Equity yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
dan Net Profit Margin berpengaruh positif dan tidak signifikan, Market to Book
Value of Assets berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Capital Expenditure to Market Value of Assets berpengaruh negatif tidak signifikan. Nilai koefisien
determinasi sebesar 35,3% sedangkan sisanya sebesar 64,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
ii
ABSTRACT
THE EFFECT OF PROFITABILITTY AND INVESTMENT OPPORTUNITY SET ON CASH DIVIDEND IN
MANUFACTURING IN INDONESIA STOCK EXCHANGE 2013
This study aims to determine the effect of profitability and Investment Opportunity Set to Cash Dividend on manufacturing companies in 2013. The data used is secondary data obtained from the financial statements of companies listed on the Indonesian Stock Exchange (BEI). This research using descriptive analysis techniques and multiple linear regression analysis. The results showed that simultaneous Return on Equity, Net Profit Margin, Market to Book Value of Assets, and Capital Expenditure to Market Value of Assets positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio. While only partially Return on Equity positive and significant impact on the Dividend Payout Ratio and Net Profit Margin positive and not significant effect, Market to Book Value of Assets negative and not significant, Capital Expenditure to Market Value of Assets negative and not significant. The coefficient of determination of 35.3% while the balance of 64.7 is explained by other factors that are not included in this study.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal ini
terbukti dengan adanya pembangunan di segala bidang termasuk pembangunan
sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik
menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah
perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus diperhatikan
adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan,
keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan penggunaannya,
semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana maka semakin baik bagi
perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka
dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber dana.
Sumber dana dapat dipilih atau ditentukan apakah dari modal sendiri atau dari
modal luar.
Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal
Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran
pasar modal yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal untuk
perusahaan. Perusahaan memperoleh dana dari Initial Publik Offering (IOP) atau
penawaran umum untuk pertama kalinya sebelum saham dicatat di bursa maupun
seasoned new issues atau penjualan saham pada masyarakat setelah perusahaan
2 Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham
dan meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai apabila suatu perusahaan bisa
beroperasi dengan mencapai keuntungan yang ditargetkan. Dengan keuntungan
yang diperoleh perusahaan tersebut akan mampu memberikan dividen kepada
pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan
kelangsungan hidupnya (Sulistiyowati, et al. 2010).
Setiap perusahaan memiliki tujuan serta sasaran tertentu yang berlainan
yaitu memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat diukur dari harga saham
perusahaan yang bersangkutan. Untuk mendukung tujuan tersebut, perusahaan
harus melakukan beberapa kebijakan. Salah satu kebijakan penting yang harus
dilaksanakan manajemen dalam menyeimbangkan kepentingannya dengan
kepentingan pemegang saham adalah kebijakan dividen.
Kebijakan dividen merupakan bagian dari keputusan pendanaan
(Van Horne and Wachowicz, 2005:270) Kebijakan dividen merupakan suatu
keputusan mengenai pembagian laba perusahaan. Kebijakan dividen merupakan
suatu keputusan yang sulit bagi pihak manajemen perusahaan. Pembagian dividen
di satu sisi akan memenuhi harapan investor untuk mendapatkan return sebagai
hasil dari investasinya, sedangkan di satu sisi pembagian dividen diharapkan tidak
mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Manajemen perusahaan sebaiknya
dapat membuat suatu kebijakan dividen yang optimal berarti kebijakan tersebut
harus menghasilkan semacam keseimbangan antara kepentingan pemegang saham
3 Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan adalah dividen kas.
Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor umumnya
menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil dari tahun ke tahun karena
dengan stabilitas dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan.
Pembayaran dividen dalam bentuk tunai lebih banyak diinginkan investor
daripada dalam bentuk lain, karena pembayaran dividen tunai membantu
mengurangi ketidakpastian investor dalam aktivitas investasinya ke dalam
perusahaan. Dividen kas adalah sumber dari aliran kas untuk pemegang saham
yang memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang
(Sundjaja dan Barlian, 2002:380).
Kebijakan dividen kas sebuah perusahaan memiliki dampak penting bagi
banyak pihak yang terlibat di masyarakat (Suharli, 2006). Dividen yang
dibayarkan kepada para pemegang saham tergantung kepada kebijakan dividen
masing-masing perusahaan, sehingga memerlukan pertimbangan yang lebih serius
dari manajemen perusahaan. Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan
yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi keinginan kedua
belah pihak dimana perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan
pihak investasi memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak
mengalihkan investasinya ke perusahaan lain.
Pada umumnya, pihak manajemen cenderung menahan kas untuk melunasi
kewajiban dan melakukan investasi. Apabila kondisinya seperti ini, jumlah
dividen yang akan dibayarkan menjadi relatif kecil. Sementara itu, di pihak
4 hasil dari modal yang mereka investasikan. Kondisi seperti inilah yang dipandang
agency theory sebagai konflik antara manajer dan investor ketika kedua kelompok
saling berbeda (Keown, et al. 2000 : 617).
Profitability (profitabilitas) adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Keuntungan yang layak
dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan
memenuhi seluruh kewajiban tetapnya yaitu beban bunga dan pajak.
Perusahaan yang memperoleh keuntungan cenderung akan membayar porsi
keuntungan yang lebih besar sebagai dividen. Semakin besar keuntungan yang
diperoleh, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen (Brigham dan Houston, 2006:108).
Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh
laba. Laba perusahaan tersebut akan menjadi acuan dalam pembayaran
dividennya. Besarnya tingkat laba akan mempengaruhi besarnya tingkat
pembayaran dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. ROE digunakan
sebagai alat ukur profitabilitas karena ROE merupakan indikator yang tepat untuk
mengukur suatu keberhasilan bisnis dengan memperkaya pemegang sahamnya
(Deitiana, 2009). Abdelsalam (2008), Aivazian (2003), Al Najjar (2009), Al
Kuwari (2009) serta Yudhanto dan Aisjah (2013) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil berbeda
yaitu, profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan ditemukan oleh
5 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Return on Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan
manufaktur karena dengan menggunakan ROE akan terlihat bagaimana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dibandingkan dengan jumlah modal
yang dimiliki perusahaan sedangkan pengukuran dengan NPM juga akan lebih
menunjukkan keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan dari jumlah penjualan
di setiap periodenya sehingga dengan menggunakan kedua variabel tersebut dapat
memberikan pengukuran tingkat profitabilitas perusahaan manufaktur tahun 2013.
Investment Opportunity Set (IOS) diperkenalkan pertama kali oleh Myers
pada tahun 1977. Nilai perusahaan dipengaruhi oleh dua hal yaitu aset yang saat
ini telah ditempatkan dan opsi untuk investasi di masa depan. IOS lebih
ditekankan pada opsi investasi di masa depan. IOS merupakan nilai perusahaan
yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan
manajemen di masa yang akan datang, yang pada saat ini merupakan
pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.
Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka
cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru
sehingga tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan
pada masa mendatang juga meningkat dimana perusahaan yang bertumbuh
cenderung membayarkan dividen lebih rendah.
Untuk mengukur Investment Opportunity Set (IOS) digunakan Market to
Book Value of Assets (MVA/BVA) karena dengan menggunakan MVA/BVA
6 ekuitas, harga saham dan jumlah saham yang beredar dengan memperhitungkan
berbagai faktor tersebut akan lebih memberikan gambaran peluang investasi
karena rasio ini menjelaskan gabungan antara aset ditempat dengan kesempatan
investasi karena kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan akan sangat
terkait dengan jumlah aset yang dimiliki. Pengukuran IOS lainnya adalah dengan
menggunakan Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) dengan
menggunakan rasio CAP/MVA akan terlihat perbandingan antara tambahan
modal tiap tahun yang dilakukan perusahaan dengan jumlah aset yang dimiliki
sehingga dengan mengetahui tambahan modal yang dilakukan perusahaan akan
menunjukkan tingkat investasi yang dilakukan perusahaan. Semakin besar
pertambahan modal yang dilakukan perusahaan menunjukkan semakin tinggi
kadar investasi yang dilakukan perusahaan.
Pada pra penelitian yang dilakukan, pada beberapa perusahaan manufaktur
dari beberapa sub sektor menunjukkan bahwa tingkat pembayaran dividen secara
umum cenderung fluktuatif meskipun ada juga yang relatif stabil. Pada Tabel 1.1
berikut dapat dilihat tingkat profitabilitas, dan kesempatan berinvestasi serta
pembayaran dividen tunai pada beberapa perusahaan manufaktur tahun
2010-2013.
Tabel 1.1
Data Keuangan Beberapa Perusahaan Manufaktur Periode 2010-2013
Emiten Data Keuangan Tahun
2010 2011 2012 2013
GGRM
Laba Bersih (Rp)
4,146,282,000,000
4,958,102,000,000
4,068,711,000,000 4,383,932,000,000
Total Equitas (Rp)
21,320,276,000,000
24,550,928,000,000
26,605,713,000,000 29,416,271,000,000
Penjualan Bersih 37,691,997,000,000 41,884,352,000,000
49,028,696,000,000 55,436,954,000,000
Total Aset (Rp)
30,741,679,000,000
39,088,705,000,000
7 Harga Saham (Rp) 40,000 62,050 56,000 42,000 Saham Beredar (Lembar) 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 1,924,088,000 EPS (Rp) 2,155 2,544 2,086 2,250 Tambahan Modal (Rp) 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 53,700,000,000 Dividen (Rp) 880 1,000 800 800 KLBF
Laba Bersih (Rp)
1,286,330,026,012
1,539,721,311,065
1,772,034,750,571 2,004,243,694,797
Total Equitas (Rp)
5,771,917,028,836
6,515,935,058,426
7,371,643,614,897 8,499,957,965,575
Penjualan Bersih 10,226,789,206,223 10,911,860,141,523
13,636,405,178,957 16,002,131,057,048
Total Aset (Rp)
7,032,496,663,288
8,274,554,112,840
9,417,957,180,958 11,315,061,275,026
Harga Saham (Rp)
4,100 3,400 1,060 1,250 Saham Beredar (Lembar) 9,374,000,000 9,375,000,000 46,875,000,000 46,875,000,000 EPS (Rp) 137 158 37 41 Tambahan Modal (Rp) 32,317,540,678 32,317,540,678 32,317,540,678 34,118,673,814 Dividen (Rp) 70 95 19 17 SMGR
Laba Bersih (Rp)
3,633,219,892,000
3,955,272,512,000
4,926,639,847,000 5,852,022,665,000
Total Equitas (Rp)
12,006,438,613,000
14,615,096,979,000
18,164,854,648,000 21,803,975,875,000
Penjualan Bersih 14,344,188,706,000 16,378,793,758,000
19,598,247,884,000 24,501,240,780,000
Total Aset (Rp)
15,562,998,946,000
19,661,602,767,000
26,579,083,786,000 30,792,884,092,000
Harga Saham (Rp)
9,450 11,450 15,850 14,150 Saham Beredar (Lembar) 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 5,931,520,000 EPS (Rp) 613 662 817 905 Tambahan Modal (Rp) 1,458,257,900,000 1,458,257,900,000
1,458,257,900,000 1,458,257,900,000
Dividen (Rp) 306 331 368 407 ASII
Laba Bersih (Rp)
14,366,000,000,000
21,077,000,000,000
22,742,000,000,000 22,297,000,000,000
Total Equitas (Rp)
58,803,000,000,000
75,838,000,000,000
89,814,000,000,000 106,188,000,000,000
Penjualan Bersih 129,991,000,000,000 162,564,000,000,000
188,053,000,000,000 193,880,000,000,000
Total Aset (Rp)
113,362,000,000,000
154,319,000,000,000
182,274,000,000,000 213,994,000,000,000
Harga Saham (Rp)
5,455 7,400 7,600 6,800 Saham Beredar (Lembar) 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 40,483,553,140 EPS (Rp) 355 439 480 480 Tambahan Modal (Rp) 1,106,000,000,000 1,106,000,000,000
1,106,000,000,000 1,139,000,000,000
Dividen (Rp) 160 198 216 216 Sumber:
Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat penjualan bersih PT. Gudang
8 laba bersih cenderung fluktuatif meningkat di tahun 2011 namun turun di tahun
2012 dan kembali meningkat di tahun 2013. Total aset dan ekuitas mengalami
peningkatan pada periode tersebut sedangkan harga saham fluktuatif, jumlah
saham yang beredar dan tambahan modal tiap tahun juga tetap. Laba per lembar
saham fluktuatif namun dividen yang dibagikan kepada pemegang saham hanya
mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding tahun 2010 dan turun di tahun
2012 dan 2013 dengan jumlah yang sama sebesar Rp.800 per lembar saham.
Dengan demikian terlihat bahwa fluktuasi yang terjadi pada laba bersih,
harga saham dan laba perlembar saham searah dengan fluktuasi yang terjadi pada
jumlah dividen per lembar saham yang dibayar tiap tahunnya kepada pemegang
saham, sedangkan jumlah aset, ekuitas, dan penjualan yang mengalami
peningkatan secara berurutan namun dividen tidak bergerak meningkat namun
justru fluktuatif demikian halnya dengan jumlah saham yang beredar dan
tambahan modal tiap tahun jumlahnya tetap tidak menyebabkan jumlah dividen
perlembar saham juga tetap selama periode 2010-2013.
Pada PT. Kalbe Farma penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas,
mengalami peningkatan ditiap tahunnya, tambahan modal tetap selama periode
2010-2012 dan hanya bertambah ditahun 2013. Jumlah saham yang beredar tetap
pada tahun 2010 dan 2011 namun ditahun 2012 perusahaan melakukan stock split
sehingga jumlah saham yang beredar bertambah di tahun 2012 dan 2013.
Selanjutnya terlihat bahwa laba perlembar saham fluktuatif sedangkan dividen
9 Dengan demikian, meskipun penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah
ekuitas, dan jumlah saham yang beredar meningkat namun dividen per lembar
saham justru fluktuatif bahkan mengalami penurunan di dua tahun terakhir
namun, fluktuasi yang terjadi pada harga saham, dan laba per lembar saham
searah dengan fluktuasi yang terjadi pada dividen yang dibayarkan per lembar
sahamnya.
Dengan demikian secara umum hal yang menjadi fenomena dalam
penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada profitabilitas dan kesempatan
investasi terkadang searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran
dividen namun terkadang perubahan profitabilitas dan kesempatan investasi tidak
searah dengan perubahan yang terjadi pada pembayaran dividen.
Pada PT. Semen Indonesia jumlah penjualan, laba bersih, jumlah aset,
jumlah ekuitas, dan laba per lembar saham mengalami peningkatan secara
beruntun dari tahun 2010 hingga 2013. Jumlah saham beredar dan tambahan
modal tiap tahunnya tidak mengalami perubahan, kemudian harga saham
cenderung fluktuatif meskipun tidak begitu signifikan sedangkan dividen
perlembar saham juga mengalami peningkatan selama periode tersebut.
Dengan demikian, pada PT. Semen Indonesia terlihat bahwa
meningkatnya penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, laba per lembar
saham searah dengan meningkatnya jumlah dividen per lembar saham di setiap
tahunnya, sedangkan harga saham yang fluktuatif dan jumlah saham beredar serta
tambahan modal yang tidak mengalami perubahan tidak searah dengan jumlah
10 Selanjutnya pada PT. Astra International terlihat bahwa meningkatnya
penjualan, laba bersih, jumlah aset, dan jumlah ekuitas tidak searah dengan
fluktuasi yang terjadi pada dividen sedangkan perubahan yang terjadi pada harga
saham dan laba perlembar saham juga searah dengan fluktuasi yang terjadi pada
dividen yang dibayarkan setiap tahunnya.
Dengan demikian, secara umum terlihat bahwa berbagai perubahan yang
terjadi pada penjualan, laba bersih, jumlah aset, jumlah ekuitas, tambahan modal,
harga saham, laba per lembar saham, dan jumlah saham beredar pada beberapa
perusahaan di tahun-tahun tertentu searah dengan perubahan yang terjadi pada
jumlah dividen yang dibayar, namun terkadang di beberapa tahun lainnya justru
terlihat bertolak-belakang disaat laba bersih dan harga saham maupun jumlah aset
dan ekuitas mengalami peningkatan justru dividen yang dibayar per lembar saham
mengalami penurunan. Hal inilah yang menjadi fenomena menarik bagi penulis
dalam penelitian ini.
Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh
bagaimana pengaruh profitabilitas dan kesempatan investasi mempengaruhi
pembayaran dividen pada perusahaan manufaktur. Untuk itu penulis memilih
judul :
“Pengaruh Profitability dan Invenstmen Opportunity Set Terhadap
11
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka yang menjadi perumusan masalah di dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang
diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital
Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang
diukur dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital
Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai
pengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan di dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan
menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to
Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of
Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama terhadap dividen kas pada
12 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitability dengan
menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang diukur dengan Market to
Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital Addition to Market Value of
Assets (CAP/MVA) secara parsial terhadap dividen kas pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat di dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Perusahaan Manufaktur (Emiten)
Diharapkan dapat membantu manajer keuangan dalam pengambilan
keputusan untuk menentukan besarnya dividen yang dibayarkan terutama
dalam bentuk dividen kas bagi perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia.
2. Bagi Investor
Dapat digunakan oleh investor sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi terkait dengan tingkat pengembalian berupa
dividen kas di suatu perusahaan khususnya di masa depan.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan serta pola pikir tentang pengaruh profitability dan
Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen kas bagi perusahaan
13 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi
bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
pengaruh profitability dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap dividen
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profitability (Profitabilitas)
2.1.1 Pengertian Profitability (Profitabilitas)
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah
memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal lainnya.
Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan,
perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta
meningkatkan mutu produk dan melakukan investasi baru.
Pada umumnya profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba
dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri
(Sartono, 2001:120). Setiap perusahaan selalu berupaya agar memperoleh tingkat
profitabilitas yang tinggi.
2.1.2 Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas terdiri dari 2 jenis rasio (Syamsuddin, 2000: 63) yaitu:
1. Jika ditinjau berdasarkan hubungan antara laba dengan penjualan, rasio
profitabilitas dapat dibedakan atas:
a. Gross Profit Margin
Rasio ini merupakan perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok
penjualan bersih atau rasio antara penjualan kotor dengan penjualan bersih.
15 b. Operating Profit Margin
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba operasi dengan penjualan.
c. Net Profit Margin
Margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi
seluruh biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan.
2. Berdasarkan hubungan antara laba dengan investasi, rasio profitabilitas
dapat dibedakan atas:
a. Return on Investment
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan
total aktiva.
b. Return on Equity
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal
sendiri atau ekuitas pemilik.
16
c. Return on Assets
Rasio ini merupakan perbandingan antara laba usaha dengan total aset.
Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam
memperoleh keuntungan dengan menggunakan aset yang dimiliki.
2.2 Investment Opportunity Set (IOS)
2.2.1 Pengertian Investment Opportunity Set (IOS)
Kesempatan Investasi atau Investment Opportunity Set (IOS)
menggambarkan tentang peluang investasi atau luasnya kesempatan bagi
perusahaan Hartono, (2003 : 58) dalam Ahmad, (2009) berdasarkan definisi di
atas bahwa pilihan investasi itu merupakan suatu kesempatan untuk berkembang,
namun sebagian perusahaan tidak dapat melaksanakan semua kesempatan
investasi di masa yang akan datang. Bagi perusahaan yang tidak dapat
menggunakan kesempatan investasi tersebut maka akan mengalami suatu
pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang.
Kesempatan investasi dapat diukur dengan peningkatan aktiva tetap bersih. Hal ini
sesuai dengan format laporan arus kas (statement of cash flow) yang mengukur
investasi dari investasi jangka panjang dan aktiva tetap berwujud.
Investment Opportunity Set merupakan kombinasi antara aktiva yang
dimiliki dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan Net Present Value
(NPV) positif (Myers, 1977 dalam Saputro, 2003). Secara umum dapat dikatakan
bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi
17 perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS
bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat
dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan, misalnya variabel
pertumbuhan, variabel kebijakan dan lain-lain.
2.2.2 Proksi Investment Opportunity Set (IOS)
Beberapa proksi IOS telah digunakan dalam bidang akuntansi dan
keuangan untuk memahami pemikiran IOS. Proksi IOS dapat digolongkan
menjadi tiga jenis dengan menggunakan rumus-rumus perhitungan Investment
Opportunity Set (IOS) yang dikemukakan oleh Myers (1977) dan banyak
digunakan dalam berbagai penelitian mengenai Investment Opportunity Set (IOS)
diantaranya dalam penelitian Kallapur dan Trombley (1999), Rokhayati (2005:
49) , Manik (2014: 8), Endiana, dkk (2011 : 9), Iswahyuni (2001: 29), Pratiwi
(2012: 65), Dadri (2011: 40), Barus (2008), serta Haryetti dan Ririn (2012: 4),
Menggunakan perhitungan proksi IOS Sebagai berikut:
1. Proksi IOS berbasis pada harga (Price-Based Proxies)
Proksi ini menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian
dinyatakan dalam harga pasar saham. Proksi ini didasari pada anggapan yang
menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan
dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar
yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki (asset in place)
dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. Rasio-rasio yang telah digunakan
dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai
18 a. Market to Book Value Equity ( MVE/BVE)
Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran MVE/BVE mencerminkan
bahwa pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan
lebih besar dari return yang diharapkan ekuitasnya. Rasio MVE/BVE dapat
dihitung dengan rumus yang digunakan dalam penelitian Manik (2014: 8),
Rokhayati (2005 : 49), dan Dadri (2011: 41) sebagai berikut :
b. Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)
Rasio ini menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan
investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio MVA/BVA, semakin tinggi
kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan tersebut yang berkaitan
dengan aset di tempat. Rasio MVA/BVA digunakan rumus dalam penelitian
Manik (2014:8), Rokhayati (2005: 49), dan Dadri (2011: 42) sebagai berikut:
c. Property, Plant, and Equipment to Book Value of Assets (VPPE)
Rasio VPPE digunakan dengan dasar pemikiran VPPE bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan tergambar dengan besarnya aset tetap yang dimiliki
oleh perusahaan. Rasio VPPE mengacu pada rumus yang digunakan dalam
19
2. Proksi IOS berbasis pada investasi (Investment-Based Proxies)
Proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi
yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Penelitian
dan pembangunan (R & D) merupakan investasi, dan selanjutnya akan
menghasilkan kesempatan investasi untuk perusahaan. Rasio-rasio yang sering
digunakan oleh peneliti antara lain:
a. Capital Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA)
Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi
yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi
kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CAP/MVA mengacu pada
rumus yang digunakan dalam penelitian Rokhayati (2005: 49), Barus (2008),
dan Haryetti dan Ririn Araji Ekawati (2012: 4) sebagai berikut:
b. Capital Expenditure to Book Value Asset (CAP/BVA)
Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi
yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi
kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CAP/BVA dihitung dengan
mengacu pada rumus yang digunakan dalam penelitian Dadri (2011: 43),
Rokhayati (2005: 49),
d. CAONS
Rasio Current Assets to Net Sales (CAONS) dengan dasar pemikiran bahwa
20 aset perusahaan. Dengan investasi pada current assets akan mampu
menghasilkan penjualan sebesar net sales yang diterima. Menghitung rasio
CAONS mengacu pada rumus yang digunakan dalam penelitian Rokyahati
(2005: 49), Endiana, dkk. (2011: 10), dan Barus (2008) sebagai berikut:
2.3 Deviden
Dividen merupakan distribusi laba kepada para pemegang saham dalam
bentuk aktiva atau saham perusahaan penerbit (Dyckman et al. 2001 : 439). Pada
umumnya apabila pendapatan perusahaan stabil, maka untuk pembayaran dividen
juga akan stabil. Kebijaksanaan dividen perusahaan sangat penting karena
alasan-alasan (Tampubolon, 2004:183) sebagai berikut:
1. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham dan akan menjadi
pemegang saham.
2. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital
budgeting perusahaan tersebut.
3. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi cash flow perusahaan.
4. Kebijaksanaan dividen dapat menurunkan nilai modal saham perusahaan karena
dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan
utang/modal (debt equity) rasio perusahaan.
Kebijakan pembagian dividen tergantung pada RUPS (Rapat Umum
Pemegang Saham). Dividen yang dibagikan perusahaan bisa tetap (tidak
mengalami perubahan) dan bisa mengalami perubahan, (ada kenaikan dan
21 dipandang cukup penting bagi investor yaitu informasi tentang naik turunnya
dividen tunai yang dibagikan perusahaan karena informasi tersebut mengandung
muatan informasi yang berkenaan dengan prospek keuntungan yang akan
diperoleh para investor atau calon investor dalam melakukan penilaian perusahaan
(Jogiyanto, 2003 : 109).
2.3.1. Pengertian Dividen Kas
Dividen kas adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan
memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan akan datang. Laba
ditahan merupakan pendapatan yang tidak dibagikan sebagai dividen, karenanya
merupakan bentuk pembiayaan intern (Sundjaja dan Barlian, 2003:380).
Pembayaran dividen kas kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh
direksi perusahaan. Dalam hal pembagian dividen kepada para pemegang saham
suatu perusahaan membutuhkan pertimbangan yang matang, hal ini disebabkan
pihak manajemen harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan
perusahaan (going concern principal). Rasio pembayaran dividen tunai diukur
dengan Dividend Pay Out Ratio (DPR). Pengertian rasio pembayaran dividen
(dividend payout ratio) menurut Sartono (2008: 491) menyatakan bahwa rasio
pembayaran dividen adalah persentase laba yang dibayarkan dalam bentuk
dividen, atau rasio antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total
laba yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio ini dapat dicari dengan rumus
22
2.3.2 Kebijakan Pembagian Dividen
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen merupakan keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal
guna pembiayaan di masa yang akan datang.
Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara kas atau cash dividend
yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Bentuk kebijakan
dividen tersebut (Sutrisno, 2000:323) adalah:
1. Kebijakan Pemberian Dividen Stabil
Kebijakan pemberian dividen yang stabil artinya dividen akan diberikan secara
tetap per lembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh
perusahaan berfluktuasi. Kebijakan pembayaran dividen yang stabil ini banyak
dilakukan oleh perusahaan karena beberapa alasan:
a. Dapat meningkatkan harga saham sebab dividen yang stabil diprediksi
memiliki risiko yang kecil.
b. Dapat memberikan kesan pada investor bahwa perusahaan mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang.
c. Menarik investor yang akan memanfaatkan dividen untuk keperluan
konsumsi sebab dividen selalu dibayarkan.
2. Kebijakan Dividen yang Meningkat
Dengan kebijakan ini perusahaan akan membayarkan dividen kepada
23 yang stabil. Kebijakan ini sangat diharapkan oleh para investor karena
memberikan dampak positif dan memuaskan bagi perusahaan tersebut.
3. Kebijakan Dividen dengan Rasio yang Konstan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba
yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin
besar dividen yang dibayarkan. Demikian pula sebaliknya, jika laba kecil
dividen yang dibayarkan juga kecil.
4. Kebijakan Pemberian Dividen Reguler Ditambah Ekstra
Kebijakan dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah pembayaran
dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan ekstra
dividen bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan
dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham (Sutrisno, 2000:304) antara
lain:
a. Posisi Solvabilitas Perusahaan
Perusahaan yang berada dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang
menguntungkan, biasanya perusahaan tidak membagikan laba. Hal ini
disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki
posisi struktur modal perusahaan.
b. Posisi Likuiditas Perusahaan
Cash dividend merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, sehingga
24 yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan.
Perusahaan yang kondisi likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout
ratio-nya kecil, sebab sebagian laba digunakan untuk menambah likuiditas.
Perusahaan yang sudah mapan dengan likuiditas yang baik cenderung
memberikan dividen yang lebih besar.
c. Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang
Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditor berupa hutang, yaitu
hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera
dibayar pada saat jatuh tempo, dan untuk membayar hutang-hutang tersebut
harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar, semakin
besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen
yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Hutang yang jatuh tempo
berarti dana hutang tersebut harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang
bisa dengan mencari hutang baru atau meroll-over hutang, dan juga bisa
dengan sumber dana intern dengan cara memperbesar laba ditahan yang akan
memperkecil dividend payout ratio.
d. Rencana Perluasan
Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan
perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh
perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, semakin pesat perluasan
yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk
membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dana dalam rangka ekspansi tersebut
25 pemilik, dan juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar
laba yang ditahan. Semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan,
semakin kecil dividend payout-nya.
e. Kesempatan Investasi
Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi,
semakin kecil dividen yang dibayarkan sebab dananya digunakan untuk
memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang
baik, maka dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen.
f. Stabilitas Pendapatan
Perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada
pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan yang
pendapatannya tidak stabil. Perusahaan yang pendapatannya stabil tidak perlu
menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang
pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar
untuk berjaga-jaga.
g. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Pemilik perusahaan tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan apabila
perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri. Kemungkinan akan
masuk investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama
dalam mengendalikan perusahaan. Perusahaan yang dibelanjai dari hutang,
resikonya cukup besar sehingga perusahaan cenderung tidak membagi
26
2.3.4 Teori-teori Kebijakan Dividen
Ada beberapa teori yang mendasari kebijakan dividen (Keown et al. 2000
dalam Pradessya, 2006) antara lain:
a. Teori Ketidakrelevanan Dividen (Dividend Irrelevance Theory)
Teori ketidakrelevanan dividen adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan
dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan
maupun biaya modalnya. Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu perusahaan
hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta
resiko bisnisnya, dengan kata lain nilai suatu perusahaan tergantung
semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan bagaimana
pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba yang ditahan (atau
pertumbuhan).
b. Bird In the Hand Theory
Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan merupakan hal yang tidak
penting, secara tidak langsung membuat para investor berasumsi bahwa
pendapatan yang mereka harapkan melalui perolehan modal akan berbeda
besarnya dengan pendapatan yang berasal dari dividen. Dividen lebih bisa
diramalkan daripada pendapatan modal, manajemen dapat mengontrol dividen
tetapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin akan menerima
pendapatan dari perolehan modal daripada dividen. Mendapatkan dividen
(a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush)
karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan terwujud sebagai
27
mengatakan dividen lebih pasti daripada perolehan modal disebut
“bird in the hand theory” (teori burung ditangan).
c. Dividen Rendah Meningkatkan Nilai Saham
Pandangan ketiga adalah dividen yang rendah mempengaruhi harga saham,
sehingga dividen dapat merugikan investor. Pendapat ini didasarkan pada
perbedaan perlakuan pajak antara pendapatan dividen dan perolehan modal.
Saham yang memungkinkan penundaan pajak (dividen rendah perolehan modal
tinggi) mungkin akan dijual pada harga premi yang relatif sama terhadap
saham yang telah dikenakan pajak. Dividen yang rendah akan membantu
investor menunda pajak pendapatan sehingga memaksimumkan return setelah
pajak atas investasinya, sedangkan dividen yang tinggi akan meningkatkan
pembayaran pajak pendapatan investor akibatnya return setelah pajak yang
diperolehnya berkurang.
d. Teori Dividen Residu
Teori dividen residu adalah teori yang menyatakan bahwa dividen dibayar dari
modal yang sama setelah selesai mendapat keuntungan investasi keuangan.
Perusahaan memiliki biaya pengembangan, yang mungkin secara langsung
mempengaruhi keputusan dividen maka perusahaan harus menerbitkan jumlah
sekuritas yang lebih besar untuk mendapatkan modal yang dibutuhkan untuk
kegiatan investasi.
e. Teori Dividen Isyarat (Dividend Signaling Theory)
Signal atau isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan
28 memandang prospek perusahaan. Dividend signaling theory merupakan suatu
teori yang mendasari dugaan bahwa pengumuman dividen kas mempunyai
kandungan informasi yang mengakibatkan adanya reaksi harga saham.
[image:40.595.114.553.234.757.2]2.4 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel
Teknik Analisis
Data
Hasil Penelitian
1. Suharli, (2007) Pengaruh Profitabilitas dan
Invesment
Opportunity Set (IOS) terhadap
Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas
sebagai Variabel Penguat (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta Periode 2002 -2003) Independen: Return on Invesment (ROI), Invesment Opportunity Set (IOS) Dependen: Dividend Payout Ratio (DPR) , Curent Ratio (CR)
Analisis Regresi Linier Berganda
Return On Invesment (ROI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dividend payout ratio (DPR) dan di perkuat oleh Current Ratio (CR). Invesment Opportunity Set (IOS) berpengaruh negatif signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR) dan di perkuat oleh Current Ratio (CR)
2. Ekawati, 2012 Pengaruh Profitabilitas, Invesment Opportunity Set, dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan deviden pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI Independen : Profitabilitas, IOS, Pertumbuhan Perusahaan Dependen : Kebijakan Dividen Analisis Regresi Linier Berganda
Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) Capital Expenditure to Book Value Asset (CAP/MVA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio
(DPR) Growth
berpengaruh negatif
secara signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR) 3. Ekasiwi, 2007 Analisis Pengaruh
Manajemen Laba dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Independen: Likuiditas, Leverage . Pertumbuhan Perusahaan, Collateralizable Assets (COL Analisis Regresi Linier Berganda Descretionary accruals tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR), Profitabilitas yang diukur dengan
29 Public yang
Terdaftar di BEI 2007-2009) ) dan Profitabilitas Dependen : Kebijakan dividen
negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).
4. Latifasari, 2007
Analisis Faktor -Faktor Yang
Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada PerusahaanManufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2005-2009) Independen: Likuiditas, Leverage , Pertumbuhan Perusahaan, Collateralizable Assets (COL) dan Profitabilitas Dependen: Kebijakan Dividen Analisis Regresi Linier Berganda
Secara parsial variabel (COL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR), Variabel growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend
Payout Ratio (DPR), Variabel Current Ratio (CR), Return on Equity(ROE)
2.5 Kerangka Konseptual
Kebijakan dividen pada hakekatnya adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa
datang (Sartono, 2001: 281). Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan
yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa memenuhi keinginan kedua
belah pihak dimana perusahaan tetap bisa memenuhi kebutuhan dana, sedangkan
pihak investasi memperoleh apa yang diinginkan, sehingga investor tidak
mengalihkan investasinya ke perusahaan lain.
Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang berhasil
diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasinya. Profitabilitas yang tinggi
menggambarkan keuntungan perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan
mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang dibayarkan juga
meningkat. Dengan demikian, kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
30 menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara profitabilitas dan kebijakan
dividen, namun Investment Opportunity Set menunjukkan kebalikannya yaitu
adanya pengaruh negatif antara Investment Opportunity Set dengan kebijakan
dividen.
Kesempatan investasi (Investment Opportunity Set) merupakan faktor yang
mempengaruhi besar kecilnya pembayaran dividen. Apabila suatu perusahaan
memiliki set kesempatan investasi yang tinggi, hal ini berarti aliran kas bebas
dalam perusahaan atau laba yang dihasilkan sebagian besar akan digunakan untuk
mendanai investasi yang menguntungkan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi
jumlah dividen yang akan diterima pemegang saham. Subekti dan Indra (2001)
menyatakan bahwa terdapat korelasi antara IOS dengan realisasi perusahaan
bertumbuh signifikan positif.
Profitabilitas akan diukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE)
dan Net Profit Margin (NPM) sedangkan Investment Opportunity Set (IOS) yang
digunakan adalah proksi berdasarkan harga yaitu Market to Book Value of Assets
(MVA/BVA). Proksi berdasarkan investasi yaitu Capital Addition to Market
Value of Assets (CAP/MVA) Proksi ini digunakan karena diketahui signifikan
sebagai proksi kesempatan tumbuh oleh penelitian terdahulu (Erlina, 2007:15).
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan
31 Sumber : Suharli (2004), Subekti dan Indra (2001) dan Erlina (2007) (diolah)
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.6 Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual
maka penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang
diproksikan oleh Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital
Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia.
2. Profitability dengan menggunakan variabel Return On Equity (ROE) dan
Net Profit Margin (NPM) serta Investment Opportunity Set (IOS) yang
diproksikan oleh Market to Book Value of Assets (MVA/BVA), dan Capital
Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA) secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap dividen kas pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia.
Deviden Kas (Y) ROE (X1)
NPM (X2)
MVA/BVA (X3)
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau
lebih (Rochaety, et al. 2009:17). Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas, yaitu Profitabilitas dan Investment Opportuity Set, terhadap
variabel terikat cash devidend pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2013.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet
dengan menggunakan situs
dengan Oktober 2015.
3.3 Batasan Operasional
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel Independen mencakup profitabilitas dan Investment Opportuity Set
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013.
2. Variabel Dependen mencakup cash devidend (DPR) pada perusahaan
33
3.4 Definisi Operasional
1. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitabilitas dan
Investment Opportunity Set (IOS). Profitabilitas merupakan kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba secara keseluruhan. Profitabilitas dalam
penelitian ini diproksikan dengan Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM). Sedangkan Investment Opportunity Set (IOS) merupakan gambaran
tentang peluang investasi atau luasnya kesempatan bagi perusahaan yang
diproksikan dengan Market to Book Value of Assets (MVA/BVA) dan Capital
Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA).
a. Return On Equity (ROE)
Merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri atau
ekuitas pemilik. ROE dirumuskan dengan :
b. Net Profit Margin (NPM)
Margin laba bersih merupakan keuntungan penjualan setelah dikurangi seluruh
biaya dan pajak penghasilan. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara laba
34 c. Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)
Market to Book Value of Assets (MVA/BVA) menjelaskan gabungan antara
aset di tempat dengan kesempatan investasi. MVA/BVAdirumuskan dengan :
d. Capital Expenditure to Market Value of Assets (CAP/MVA)
Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi
yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi
kadar investasi yang dilakukan perusahaan Rumus yang digunakan sebagai
berikut:
2. Variabel dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah cash dividend yang
diproksikan dengan Dividen Payout Ratio (DPR). DPR merupakan persentase
laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. DPR
dirumuskan sebagai berikut:
Lebih jelas definisi operasionalisasi variabel dapat dilihat pada Tabel 3.1
35
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
ROE (X1)
Merupakan
perbandingan antara laba setelah pajak dengan modal sendiri atau ekuitas pemilik pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
Rasio
NPM (X2)
Perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
Rasio
MVA/BVA (X3)
Menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan investasi pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
Rasio
CAP/MVA (X4)
Perbandingan antara investasi yang dilakukan terhadap aset
tetap dengan gabungan aset ditempat pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
Rasio
DPR (Y)
Merupakan persentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk
dividen pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013
Rasio
Sumber: Syamsuddin (2000 : 63), Rokhayati (2005: 49) , Manik (2014: 8), Endiana, dkk, Dadri (2011: 43), dan Sartono (2008: 491)
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Target populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia yang membagikan cash devidend pada tahun 2013
sebanyak 60 perusahaan. Penentuan sampel penelitian ini diperoleh dengan
metode sensus atau sampel jenuh yaitu dimana seluruh populasi sasaran dijadikan
36 2013. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan populasi sasaran pada
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang membayar dividen tunai di tahun 2013. Pada Tabel 3.2 dapat
[image:48.595.109.514.226.326.2]dilihat prosedur penentuan populasi sasaran.
Tabel 3.2
Prosedur Penentuan Populasi Sasaran
NO KRITERIA AKUMULASI
1 Seluruh perusahaan manufaktur yang ada di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013
146
2 Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan cash dividend tahun 2013
(86)
3 Jumlah Populasi Sasaran 60
Sumber :
Berdasarkan Tabel 3.2 terlihat bahwa populasi sasaran berjumlah 60
perusahaan manufaktur tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia maka jumlah sampel
penelitian juga sebanyak 60 perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
tahun 2013.
Daftar nama perusahaan manufaktur yang dijadikan sampel dalam
[image:48.595.113.517.523.745.2]penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3
Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2013
No. Sektor Industri Dasar & Kimia
Nama Perusahaan Kode Saham IPO
1 Indocemen Tunggal Prakasa, Tbk. INTP 05 Desember 1989
2 Holcim Indonesia, Tbk SMCB 10 Agustus 1997
3 Semen Indonesia (Persero) Tbk SMGR 08 Juli 1991
4 Surya Toto Indonesia, Tbk TOTO 30 Oktober 1990
5 Arwana Citra Mulia ARNA 07 Juli 2001
6 Asahimas Flat Glass, Tbk AMFG 08 Nopember 1995
7 Keramika Indonesia Asosiasi, Tbk KIAS 08 Desember 1994
8 Lion Metal Works, Tbk LION 20 Agustus 1993
9 Lionmesh Prima, Tbk LMSH 04 Juni 1990
10 Alumindo Ligh Metal Industry, Tbk ALMI 02 Januari 1997
37
12 Indal Aluminium Industry, Tbk INAI 05 Desember 1994
13 Unggul Indah Cahaya, Tbk UNIC 06 Nopember 1989
14 Eterindo Wahana Tama ETWA 16 Mei 1997
15 Ekadharma International, Tbk EKAD 14 Agustus 1990
16 Duta Pertiwi Nusantara, Tbk DPNS 08 Agustus 1990
17 Charoen Pokphand Indonesia, Tbk CPIN 18 Maret 1991
18 Japfa Comfeed Indonesia, Tbk JPFA 23 Oktober 1989
19 Malindo Feedmill, Tbk MAIN 10 Februari 2006
20 Argha Karya Prima Industry, Tbk AKPI 18 Desember 1992
21 Indopoly Swakarsa Industry, Tbk IPOL 09 Juli 2010
22 Trias Sentosa, Tbk TRST 02 Juli 1990
23 Alkindo Naratama, Tbk ALDO 12 Juli 2011
24 Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk INKP 16 Juli 1990
25 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk TKIM 03 April 1990
Sektor Aneka Industri
26 Astra International, Tbk ASII 04 April 1990
27 Astra Autoparts, Tbk AUTO 15 Juni 1998
28 Multi Strada Arah Sarana, Tbk MASA 09 Juni 2005
29 Indospring, Tbk INDS 10 Agustus 1990
30 Indomobil Sukses International, Tbk IMAS 15 Nopember 1993
31 Goodyear Indonesia, Tbk GDYR 01 Desember 1980
32 Selamat Sempurna, Tbk SMSM 09 September 1996
33 Gajah Tunggal, Tbk GJTL 08 Mei 1990
34 Sumi Indo Kabel, Tbk IKBI 21 Januari 1991
35 Suprema Cable Manufacturing & Commerce, Tbk SCCO 20 Juli 1982
36 KMI Wire And Cable, Tbk KBLI 06 Juni 1992
37 Sepatu Bata, Tbk BATA 24 Maret 1982
38 Trisula International, Tbk TRIS 28 Juni 2012
39 Sri Rejeki Isman, Tbk SRIL 17 Juni 2013
40 Pan Brothers, Tbk PBRX 16 Agustus 1990
Sektor Industri Barang Konsumsi
41 Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF 14 Juli 1994
42 Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI 17 Januari 1994
43 Delta Djakarta, Tbk DLTA 12 Februari 1994
44 Nippon Indosari, Tbk ROTI 28 Juni 2010
45 Ultra Jaya Milk Industry & Trading co, Tbk ULTJ 02 Juli 1990
46 Mayor