• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013."

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN LEVERAGE PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh: Muhammad Anggeris W.

08408141017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

(Soe Hok Gie)

“Orang hebat tidak selalu dibentuk dengan kesenangan, kekayaan dan

kenyamanan, tetapi mereka dibentuk dengan kepedihan, kesusahan dan air mata”

(Denny CP)

“Sibuk menyelesaikan skripsi itu baik,

Tapi menyelesaikan skripsi itu jauh lebih baik”

(Anies Baswedan)

“If you can’t fly then run, if you can’t run then walk, if you can’t walk then crawl , but whatever you do, you have to keep moving forward”

(Marthin Luther King Jr.)

“You don’t have to be a man to fight for freedom. All you have to do is to be an intelligent human being”

(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecil ini untuk:

1. Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa memberikan segala curahan kasih

sayang, doa, nasehat, bimbingan, motivasi, dan menjadi panutan sampai saat

ini. Semoga karya kecil ini menjadi awal dari kebanggaan Bapak dan Ibu

2. Dek Nita, Dek Habib, Dek Fauzan terima kasih atas kasih sayang, semangat,

dan doanya selama ini.

3. Mbah Yoga, simbah Marta dan semua keluarga tersayang, terima kasih

untuk semua kasih sayang dan nasihat yang diberikan kepada saya selama

ini.

4. Teman, sahabat dan saudara seperjuangan Manajemen 08, terima kasih atas

semua kenangan dan kebersamaannya selama ini. Semoga persahabatan dan

kekeluargaan kita akan tetap terjalin selamanya.

5. Teman-teman PJM 48, yang selalu ada dalam hal apapun, ketika susah

ataupun senang, ”masa masa ini akan sepi tanpa kalian”, terima kasih atas

(7)

Oleh :

Muhammad Anggeris W. NIM. 08408141017

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan terhadap return

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Selain itu untuk mengetahui pengaruh Kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan secara simultan terhadap return

saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto dan menggunakan data kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ada, didapatkan 9 perusahaan yang menjadi sampel penelitian dengan periode 2009-2013. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,032. Volume perdagangan saham berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,754 dan nilai hasil signifikansi sebesar 0,008. Leverage perusahaan tidak berpengaruh terhadap

return saham. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,525 dan nilai signifikansi sebesar 0,474. Secara simultan kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap return saham yang ditunjukkan dengan nilai F sebesar 8,616 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Hasil analisis regresi menghasilkan Adjusted sebesar 0,342, hal ini menunjukkan bahwa return saham dapat dijelaskan oleh variabel kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan sebesar 34,2% sedangkan sisanya 65,8% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini dirumuskan: Return saham = -0,361 + 1,972 DPR + 1,754 TVA – 0,525 debt to total asset + e

(8)

KATA PENGATAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Volume Perdagangan Saham dan Leverage perusahaan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013”. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat sesuai dengan apa yang diharapkan penulis, walaupun

dengan segala keterbatasan yang dimiliki.

Penulis menyadari dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini, penulis

mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M. Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

3. Setyabudi Indartono, Ph.D., Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta sekaligus narasumber dan penguji utama yang

telah memberikan saran guna menyempurnakan penulisan skripsi.

4. Winarno, M.Si., dosen pembimbing dan sekretaris penguji yang telah

memberikan bimbingan, motivasi dan pengarahan selama proses penulisan

(9)
(10)
(11)

A. Desain Penelitian ... 36

B. Tempat dan Waktu Penelitian………. 36

C. Definisi Operasional Variabel……….. 37

1. Return Saham……… 37

2. Kebijakan Dividen……… 38

3. Volume Perdagangan Saham……… 38

4. LeveragePerusahaan……… 39

D. Populasi dan Sampel ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Analisis Data ... 40

G. Pengujian Hipotesis Penelitian ……….. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripsi Data ... 48

B. Hasil Penelitian ... 51

1. Hasil Pengujian Prasayarat Analisis ... 51

a. Uji Normalitas ... 52

b. Uji Multikolonieritas ... 53

c. Uji Heteroskedastisitas ... 55

d. Uji Autokorelasi ... 56

2. Hasil Pengujian Hipotesis ... 58

a. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 59

b. Uji Parsial (Uji-t) ... 61

b. Uji Simultan (Uji F) ... 63

c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ... 65

(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian ... 71

C. Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74

(13)

1. Daftar Sampel perusahaan………..

2. Statistik Deskriptif ...

49

49

3. Hasil Uji Normalitas ... ... 53

4. Hasil Uji Multikolinieritas ... 54

5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56

6. Hasil Uji Autokorelasi ... 57

7. Hasil Analisis Linier Berganda ... 59

8. Hasil Uji Parsial (Uji-t) ... 61

9. Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 64

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Data Sampel Perusahaan Manufaktur 2009-2013 ... 77

2. Data Return saham Sampel Tahun 2009 – 2013 ... 77

3. Data Kebijakan DividenSampel Tahun 2009 – 2013 ... 78

4. Data Volume Perdagangan Saham Sampel Tahun 2009 – 2013 ... 79

8. Hasil Statistik Deskriptif ... 81

7. Hasil Uji Normalitas ... 81

8. Hasil Uji Multikolinieritas ... 82

9. Hasil Uji Heteroskedatisitas ... 82

10. Hasil Uji Autokorelasi ... 82

11. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 83

12. Hasil Uji Parsial ( Uji t ) ... 83

13. Hasil Uji Simultan ( Uji F ) ... 83

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada umumnya tujuan investor melakukan investasi saham adalah untuk

mendapatkan keuntungan yaitu capital gain ataupun dividen. Dividen merupakan

sebagian dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham.

Dalam hal ini pemegang saham berharap untuk mendapatkan dividen dalam jumlah

yang besar atau relatif sama setiap tahun. Sementara itu perusahaan juga

menginginkan laba ditahan dalam jumlah relatif besar agar leluasa melakukan

reinvestasi. Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengalokasikan laba bersihnya

dengan bijaksana untuk memenuhi dua kepentingan yang berbeda. Pembuatan

keputusan yang tepat dalam kebijakan dan pembayaran dividen dapat

memaksimalkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan ditentukan oleh nilai modal sendiri dan nilai hutang.

Posisi kas suatu perusahaan akan semakin berkurang apabila dilakukan pembagian

dividen perusahaan kepada pemegang saham. Hal ini juga akan berdampak terjadi

leverage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang

ditimbulkan dari leverage adalah para pelaku pasar akan berfikir negatif terhadap

perusahaan.

Pasar modal menciptakan kesempatan pada masyarakat untuk berpartisipasi

dalam perkembangan suatu perekonomian (Sunariyah, 2004:8). Dengan

(16)

2

masyarakat, sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja yang luas dan

meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah. Dana tersebut diperoleh

oleperusahaan melalui pasar perdana dengan melakukan aktivitas initial public

offering atau penawaran umum saham untuk pertama kalinya (Sunariyah, 2004:13)

maupun seasoned new issues atau penjualan saham pada masyarakat setelah

perusahaan going public (Hartono, 2003:15). Saham tersebut untuk selanjutnya

diperdagangkan di pasar sekunder. Dalam pasar ini harga saham ditentukan

berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran (Sunariyah, 2004:13). Ketika

terjadi excess supply menyebabkan harga saham akan jatuh dan sebaliknya jika

terjadi excess demand harga saham akan naik (Syamsir, 2004:9). Harga yang

melekat pada saham menjelaskan mengenai pengetahuan, harapan, ataupun

kekuatiran investor (Pring, 1999: 3). Kondisi perubahan volume terhadap harga ini

merupakan kerangka kerja dari analisis teknikal (Sari, 2004:2).

Penjelasan lain didasarkan pada pedagang-pedagang jangka pendek yang

mencoba mengambil keuntungan atas perbedaan perlakuan dividend and capital

losses atau menggunakan dividend capture strategy sebagaimana dilakukan oleh

Kalay (1982) dan Karpoff dan Walking (1988 dan 1990) Hasil penelitian tersebut

memberikan petunjuk eksplisit bahwa pembagian dividen akan berdampak

terhadap pendanaan perusahaan, karena perusahaan mengeluarkan dana kas yang

besar untuk para pemegang saham. Apabila pembayaran dividen ini semakin besar

secara keseluruhan posisi modal akan menurun. Hal ini akan terlihat munculnya

hubungan yang berbanding terbalik antara dividen dengan modal sendiri. Semakin

(17)

posisi modal perusahaan akan mengalami penurunan.

Terjadinya pembentukan harga tentunya tidak lepas dari volume

perdagangan yang terjadi di bursa. Volume perdagangan menggambarkan

banyaknya jumlah penawaran saham dan permintaan saham di pasar. Ilmu

ekonomi menyatakan bahwa harga ditentukan oleh interaksi permintaan dan

penawaran. (Jones, 2002:428) menyatakan pada prinsipnya, analis teknikal

sependapat dengan pernyataan ilmu ekonomi di atas. Volume perdagangan

merupakan hal yang penting bagi investor karena menggambarkan tingkat

likuiditas suatu saham (Wiyani dan Wijayanto, 2005:90). Semakin besar volume

transaksi, maka semakin cepat dan semakin mudah sebuah saham diperjualbelikan,

sehingga transformasi saham menjadi kas semakin cepat pula. Transformasi inilah

esensi dari likuiditas saham. Selain itu likuiditas juga terkait dengan banyaknya

pasar sekunder dimana saham tersebut diperdagangkan, misalnya Telkom yang

diperdagangkan di BEJ dan NYSE, sehingga investor mempunyai banyak pilihan

dimana akan melakukan transaksi (Mahadwartha, 2001:177). Volume perdagangan

menggambarkan reaksi pasar secara langsung. Volume perdagangan menunjukkan

banyaknya lembar saham yang ditransaksikan selama periode waktu tertentu

(Tandelilin, 2002:378). Makin banyak lembar saham yang ditransaksikan

menunjukkan optimisme pasar terhadap sebuah saham dengan demikian harga

saham akan meningkat (Hadianto, 2007:83). Secara empirik, Saatcioglu dan

Starks (1998) menemukan hubungan positif dan signifikan terjadi antara harga

saham dan volume perdagangan pada pasar modal di Amerika Latin. Mereka juga

(18)

4

saham dan bukan sebaliknya. Penelitian ini menggunakan data bulanan dengan

periode pengamatan Januari 1986 sampai dengan April 1995.

Penelitian serupa mengenai volume dan harga dilakukan juga oleh Sari

(2004). Dalam penelitian tersebut, digunakan data intraday di Bursa Efek Jakarta

terhadap 32 perusahaan manufaktur dengan periode pengamatan 5 Agustus sampai

30 September 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi perdagangan

dan volume perdagangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

volatilitas harga (besarnya jarak antara fluktuasi/naik turunnya harga saham) .

Menurut Victor Neiderhoffer dan Patrick J. Regann (1972) Harga saham

sangat dipengaruhi oleh perubahan pendapatan. Miller dan Modligiani (1961)

menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan dengan harga saham, dengan

kata lain berapapun dividen yang dibayarkan tidak akan memengaruhi harga

saham. Gordon dan Linther (1956), mengemukakan teori mengenai bird in the

hand, yang menyatakan bahwa dividen akan kecil risikonya apabila dibandingkan

dengan kenaikan modal dan oleh karena itu biaya ekuitas perusahaan akan naik

apabila dividen dikurangi sehingga suatu perusahaan dapat menetapkan suatu rasio

pembagian dividen yang tinggi dan menawarkan hasil dividen yang tinggi guna

meminimumkan biaya modalnya. Berbagai teori tersebut tampaknya menjadi

sesuatu yang menarik untuk diteliti. Pembagian dividen menyebabkan posisi kas

berkurang. Dividen merupakan cash outflow, sehingga semakin kuat posisi

likuiditas perusahaan maka semakin kuat pula kemampuanya membayar dividen.

Hal ini memengaruhi leverage (rasio hutang terhadap ekuitas) yang mencerminkan

(19)

kepada kreditur.

Studi analisis pengaruh dividen dan leverage terhadap saham juga oleh

Muslikh (2001) menemukan bahwa hasil yang dicapai dalam studi ini

menunjukkan bahwa F rasio lebih besar dari F table, hal ini berarti kebijakan

dividendan leverage secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia, sedangkan uji t menunjukkan

dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, tetapi leverage

pengaruhnya tidak signifikan.

Penelitian tentang pengaruh rasio leverage terhadap return saham, diteliti

oleh Surianti dan Indriantono (1999) yang menemukan bahwa rasio leverage

mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham. Debt to equity

ratio merupakan financial leverage yang dipertimbangkan sebagai variabel

keuangan dalam penelitian ini karena secara teoritis financial leverage

menunjukkan rasio modal dan kewajiban suatu perusahaan sehingga berdampak

pada ketidakpastian harga saham. Debt to equity menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimiliki. Seorang investor

yang menginvestasikan dananya pada surat berharga tidak dapat hanya melihat

pada kecenderungan harga saham saja. Performa perusahaan akan tetap sebagai

dasar yang sekaligus sebagai titik awal penilaian. Apabila debt to equity ratio-nya

tinggi menunjukkan risiko financial atas risiko kegagalan perusahaan untuk

mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi dan sebaliknya.

Beberapa penelitian terdahulu telah menguji pengaruh pembagian dividen

(20)

6

bahwa dampak adanya pembagian dividen tunai kepada pemegang saham

menyebabkan harga saham jatuh pada hari setelah pengumuman dividen

(ex-dividend day). Pujiono (2002) meneliti pengaruh kebijakan dividen, leverage

perusahaan dan volume perdagangan saham terhadap harga saham pada waktu

ex-dividend day menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham, leverage perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, penulis ingin menguji

faktor-faktor apa saja yang mampu memengaruhi harga saham yang dalam hal ini

di proksikan oleh return saham. Penulis tertarik untuk membuat penelitian

tentang “Pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage

perusahaan terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2009 - 2013”

B. Identifikasi Masalah

Berdasar latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Terjadinya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan investor

yang timbul ketika pihak-pihak tersebut saling berusaha untuk

mempertahankan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang diinginkan.

2. Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan

(21)

3. Hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten mengenai pengaruh dividen,

leverage, volume perdagangan saham terhadap return saham.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh

kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage perusahaan terhadap

return saham Perusahaan Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.

D. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen terhadap return saham di Bursa

Efek Indonesia tahun 2009-2013?

2. Bagaimana pengaruh volume perdagangan saham terhadap return saham di

Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013?

3. Bagaimana pengaruh leverage perusahaan terhadap return saham di Bursa

Efek Indonesia tahun 2009-2013?

4. Bagaimana pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham, dan

leverage perusahaan secara simultan terhadap return saham di Bursa Efek

(22)

8

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini ialah

untuk memperoleh bukti empiris pengaruh kebijakan dividen, volume perdangan

saham dan leverage perusahaan baik secara parsial maupun simultan terhadap

return saham pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

masukan kepada investor mengenai berbagai macam faktor yang dapat

memengaruhi return saham sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan

investasi.

2. Manajemen

Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberi

informasi tentang faktor-faktor yang memengaruhi return saham sehingga

menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau dalam

pengambilan kebijakan investasi.

3. Akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti yang mampu

menjelaskan secara baik pengaruh dividen, volume perdagangan saham, dan

(23)

4. Penulis

Bermanfaat dalam menambah pengetahuan tentang pasar modal,

khususnya mengenai pengaruh kebijakan dividen, volume perdagangan saham

dan leverage perusahaan terhadap return saham, serta dapat menerapkan teori

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis 1. Harga Saham

Harga saham (Hartono, 1998: 69) adalah harga yang terjadi di pasar

bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu

permintaan dan penawaran pasar. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek

yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan saham. Ada dua

pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan

harga saham (Husnan, 1996:315) yaitu:

a. Analisis Fundamental, Analisis ini beranggapan bahwa setiap

investor adalah makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba

mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi

perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih perusahaan

itu.

b. Analisis Teknikal, Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan

permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih

banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan

yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada informasi

(25)

Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000:79),

1. Nilai buku

Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban

perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar

jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki

investor. Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku (Hartono, 2000:

80-82):

1) Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.

2) Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang

dibayarkan investor kepada emiten dikurangi harga

nominalnya.

3) Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang

saham kepada perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal

ditambah agio saham.

4) Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang

saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan

sumber dana internal.

2. Nilai pasar

Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan

(26)

12

sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak

pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya

mewakili nilai suatu perusahaan.

3. Nilai intrinsik

Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu

saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya,

sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari

nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal

dari dividen maupun capital gain (Sulistyastuti, 2002:3).

Investor membeli saham karena mereka mengharapkan tingkat

pengembalian yang baik atas investasi yang mereka lakukan tanpa suatu

risiko yang cukup berarti. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk

memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diartikan melalui

pemaksimuman harga saham dari perusahaan tersebut. Dengan kata lain,

pemaksimuman harga saham merupakan suatu tujuan yang paling penting

dari perusahaan. Salah satu faktor yang menentukan harga saham adalah

kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan aliran kas pada saat ini dan

di masa yang akan datang. Ada tiga faktor utama menentukan aliran kas yaitu

(1) jumlah penjualan, (2) laba operasi setelah pajak, (3) kelebihan modal. Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran kas.

Keseluruhan cara tersebut memerlukan penyertaan aktif dari setiap manajer

(27)

untuk membelanjai perusahaan dan berapa persen dari keuntungan saat ini

harus ditahan dan diinvestasikan kembali daripada dibagikan sebagai dividen.

2. Return Saham

Return merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan investasi.

Menurut Ang (1997), konsep return (kembalian) adalah tingkat keuntungan

yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.

Sundjaja (2003) dalam Trisnawati (2009) mendefinisikan return sebagai

total laba atau rugi yang diperoleh investor dalam periode tertentu yang

dihitung dari selisih antara pendapatan atas investasi pada periode tertentu

dengan pendapatan investasi awal. Trisnawati (2009) mendefinisikan

return sebagai total laba atau rugi dari suatu investasi selama periode

tertentu yang dihitung dengan cara membagi distribusi aset secara tunai

selama satu periode ditambah dengan perubahan nilai investasi di awal

periode.

Return saham merupakan keuntungan yang diperoleh investor

dalam investasi saham. Menurut Jogiyanto (2000), return saham dapat

dibedakan menjadi dua jenis, yaitu return realisasi (realized return) dan

return ekspetasi (expected return). Return realisasi merupakan return yang

sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Return ekspetasi

merupakan return yang diharapkan terjadi di masa mendatang dan masih

(28)

14

realisasi. Return realisasi juga berperan penting sebagai dasar penentuan

return ekspektasi dan risiko di masa mendatang.

Investor akan mendapat keuntungan (return) dari pemilikan saham

atas suatu perusahaan berupa dividen dan capital gain. Dividen dan capital

gain (loss) merupakan komponen yang dipakai dalam perhitungan return

saham. Dividen adalah pendapatan atas saham yang diperoleh setiap

periode selama saham masih dipegang. Stice et al. (2005) dalam Suharli

(2007) mendefinisikan dividen sebagai pembagian laba kepada para

pemegang saham perusahaan yang sebanding dengan jumlah saham yang

dipegang oleh masing-masing pemilik. Dividen dapat berupa uang tunai

maupun saham. Investor umumnya lebih tertarik pada dividen tunai

daripada dividen saham. Capital gain atau capital loss adalah selisih dari

harga investasi periode saat ini dengan harga investasi periode sebelumnya.

Capital gain diperoleh jika harga investasi periode saat ini lebih besar dari

harga investasi periode sebelumnya. Jika harga investasi periode saat ini

lebih kecil dari harga investasi periode sebelumnya, maka investor akan

mengalami capital loss.

Variasi return saham tergantung dari lama dan jenis investasi. Jika

suatu perusahaan menerima pendapatan, dana pemilik dalam bentuk saham

juga mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika suatu perusahaan mengalami

kerugian atau bahkan kebangkrutan, hak semua kreditor menjadi prioritas

(29)

3. Kebijakan Dividen

a) Pengertian Dividen

Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

banyaknya saham yang dimiliki. Pembagian ini akan mengurangi laba

ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tapi distribusi

keuntungan kepada para pemilik memang adalah tujuan utama

suatu bisnis.

Jenis Dividen

Ada beberapa jenis Dividen (Siswi Nirwanasari, 2007:22) yaitu :

1. Dividen kas, Dividen yang paling umum dibagikan perusahaan

adalah bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan

perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya Dividen

kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk

pembagian Dividen tersebut.

2. Dividen aktiva selain kas (Property Dividend), Kadang-kadang

Dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, Dividen

dalam bentuk ini disebut property Dividen. Aktiva yang

dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain

yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau

aktiva-aktiva lain.

3. Dividen hutang (scrip Dividend), Dividen hutang timbul

(30)

16

pembagian Dividen, tetapi saldo kasnya tidak cukup sehingga

pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip Dividend yaitu

janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang

akan datang. Scrip Dividend ini mungkin berbunga mungkin

tidak.

4. Dividen likuidasi, Dividen likuidasi adalah Dividen yang

sebagian merupakan pengembalian modal. Apabila perusahaan

membagi Dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus

diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian laba, dan

berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga para

pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya.

5. Dividen saham, Dividen saham adalah pembagian tambahan

saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham,

sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Dividen

saham dapat berupa saham yang jenisnya sama maupun yang

jenisnya berbeda.

b) Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:253)

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan

pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan

keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan

(31)

untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan

datang.

Dermawan Sjahrial, (2002:305), berpendapat bahwa, perusahaan akan

tumbuh dan berkembang, kemudian pada waktunya akan memperoleh

keuntungan atau laba. Laba ini terdiri dari laba yang ditahan dan laba yang

dibagikan. Pada tahap selanjutnya laba yang ditahan merupakan salah satu

sumber dana yang paling penting untuk pembiayaan pertumbuhan

perusahaan. Makin besar pembiayaan perusahaan yang berasal dari laba

yang ditahan di tambah penyusutan aktiva tetap, maka makin kuat posisi

finansial perusahaan tersebut. Dari seluruh laba yang diperoleh perusahaan

sebagian dibagikan kepada pemegang saham berupa dividen. Mengenai

penentuan besarnya dividen yang akan dibandingkan itulah yang

merupakan kebijakan dividen dari pimpinan perusahaan.

Menurut James C. Van Horne (2002), evaluasi pengaruh rasio

pembayaran dividen terhadap kekayaan pemegang saham dapat dilakukan

dengan melihat kebijakan dividen perusahaan sebagai keputusan

pendanaan yang melibatkan laba di tahan. Setiap periode, perusahaan harus

memutuskan apakah laba yang diperoleh akan ditahan atau didistribusikan

sebagian atau seluruhnya pada pemegang saham sebagai dividen.

Sepanjang perusahaan memiliki proyek investasi dengan pengembalian

melebihi yang diminta, perusahaan akan menggunakan laba untuk

(32)

18

akan didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas.

Jika tidak ada kelebihan, maka dividen tidak akan dibagikan.

Kebijakan dividen dalam Werner R.Murhadi (2008:4) merupakan

suatu kebijakan yang dilakukan dengan pengeluaran biaya yang cukup

mahal, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam jumlah besar

untuk keperluan pembayaran dividen. Perusahaan umumnya melakukan

pembayaran dividen yang stabil dan menolak untuk mengurangi

pembayaran dividen. Hanya perusahaan dengan tingkat kemampuan laba

yang tinggi dan prospek ke depan yang cerah, yang mampu untuk

membagikan dividen. Banyak perusahaan yang selalu mengkomunikasikan

bahwa perusahaannya memiliki prospektif dan menghadapi masalah

keuangan sudah tentu akan kesulitan untuk membayar dividen. Hal ini

berdampak pada perusahaan yang membagikan dividen, memberikan tanda

pada pasar bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek kedepan yang

cerah dan mampu untuk mempertahankan tingkat kebijakan dividen yang

telah ditetapkan pada periode sebelumnya. Perusahaan dengan prospek ke

depan yang cerah, akan memiliki harga saham yang semakin tinggi.

c) Jenis Kebijakan Dividen

1) Kebijakan Dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibel merupakan kebijakan dengan

penyesuaian kondisi finansial dan kebutuhan finansial dari

(33)

2) Kebijakan Dividen yang stabil

Kebijakan dividen yang stabil merupakan kebijakan dengan

jumlah dividen per lembar dibayarkan setiap tahun tetap selama

jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per

tahunnya berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk

beberapa tahun, dan kemudian bila laba yang diperoleh meningkat

dan peningkatannya baik dan stabil, maka dividen juga akan

ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama beberapa

tahun. Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini banyak

dilakukan oleh perusahaan, karena beberapa alasan yakni (1) dapat

meningkatkan harga saham, sebab dividen yang stabil dan dapat

diprediksi dianggap mempunyai risiko yang kecil, (2) dapat

memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan

mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang, (3) akan

menarik investor yang memanfaatkan dividen untuk keperluan

konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.

3) Kebijakan Dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal

ditambah jumlah ekstra tertentu.

Kebijakan ini merupakan kebijakan yang menentukan jumlah

rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya apabila

keuntungan perusahaan lebih baik akan membayar dividen ekstra.

4) Kebijakan Dividen dengan penetapan dividen payout ratio

(34)

20

Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti

besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang

diperoleh semakin besar dividen yang dibayarkan, demikian pula

sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan juga kecil. Dasar

yang digunakan sering disebut dividen payout ratio (DPR).

d) Faktor yang memengaruhi kebijakan dividen

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1998),

faktor-faktor yang memengaruhi dalam kebijakan dividen adalah:

1. Undang-Undang (UU)

Undang-Undang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari

laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun lalu yang ada

dalam pos “laba ditahan” dalam neraca.

2. Posisi likuiditas

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam aktiva yang

dibutuhkan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari

tahun-tahun lalu sudah diinvestasikan pada pabrik, peralatan,

persediaan, dan aktiva lainnya. Laba tersebut tidak disimpan

dalam bentuk kas.

3. Kebutuhan untuk melunasi hutang

Apabila perusahaan mengambil hutang untuk membiayai

ekspansi atau untuk mengganti jenis pembiayaan yang lain,

(35)

membayar hutang itu pada soal jatuh tempo dan

menggantikannya dengan jenis surat berharga yang lain.

4. Tingkat laba

Tingkat hasil pengembalian atas aktiva yang diharapkan akan

menentukan pilihan relatif untuk membayar laba tersebut dalam

bentuk dividen pada pemegang saham atau menggunakannya di

perusahaan tersebut.

Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba

atau menahannya guna diinvestasikan kembali didalam perusahaan. Model

dasar harga saham memperlihatkan bahwa jika perusahaan bersangkutan

menjalankan kebijaksanaan untuk membagikan tambahan dividen tunai, hal

ini akan meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dalam peningkatan

harga saham. Namun jika dividen tunai meningkat, maka akan semakin

sedikit dana yang tersedia untuk melakukan investasi kembali, sehingga

tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk masa mendatang akan rendah,

dan hal ini akan menekan harga saham. Pembagian dividen perusahaan

kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan

semakin berkurang.

e. Teori Kebijakan Dividen

Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :

(36)

22

Modigliani dan Miller (1958) berpendapat , nilai suatu

perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout

Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan

kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak

relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan

kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai

perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk

mendapatkan keuntungan atau earnings power dari aset perusahaan.

Pernyataan MM ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang

lemah seperti :

a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional.

b. Tida ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan

saham baru.

c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan

perusahaan.

d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.

2. Teori The Bird in The Hand

Gordon dan Lintner (1956) menyatakan bahwa biaya modal

sendiri perusahaan akan naik jika Dividend Payout rendah karena

investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains.

Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti

(37)

investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan adalah tingkat

keuntungan yang disyaratkan investor pada saham.

3. Teori Perbedaan Pajak

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy

(1980). Menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap

keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih

menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak.

Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan

yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield

tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan

dividend yield rendah, capital gains yield tinggi. Jika pajak atas

dividend lebih besar dari pajak atas capital gains, perbedaan ini

akan makin terasa.

4. Teori Signaling Hypothesis

Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen,

sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya

pernurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham

turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para

investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi

MM berpendapat bahwa suatu kenaikan dividen yang diatas

biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa

manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik

(38)

24

atau keanikan dividen yang dibawah keanaikan normal

(biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa

perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang.

Seperti teori dividen yang lain , teori Signaling Hypotesis ini juga

sulit dibuktikan secara empiris. Perubahan dividen mengandung

beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan

penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen

semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan

karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.

4. Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham diartikan sebagai jumlah lembar saham yang

diperdagangkan pada hari tertentu (Abdul dan Nasuhi, 2000:228). Perdagangan

suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdagangan yang besar,

menunjukkan bahwa saham tersebut digemari oleh para investor yang berarti

saham tersebut cepat diperdagangkan. Ada kemungkinan dealer akan mengubah

posisi kepemilikan sahamnya pada saat perdagangan saham semakin tinggi atau

dealer tidak perlu memegang saham dalam jumlah terlalu lama. Volume

perdagangan akan menurunkan kos (kontrak opsi saham) pemilikan saham,

sehingga menurunkan spread. Dengan demikian semakin aktif perdagangan

suatu saham atau semakin besar volume perdagangan suatu saham, maka

semakin rendah biaya pemilikan saham tersebut yang berarti akan

(39)

Volume perdagangan merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan

untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter volume

saham yang diperdagangkan di pasar (Wang Sutrisno, 2000:13). Menurut Abdul

Halim dan Nasuhi Hidayat (2000) volume perdagangan (Vt) sebagai lembar

saham yang diperdagangkan pada hari (t). Volume perdagangan saham

merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam análisis teknikal pada

penilaian harga saham dan suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat

reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter pergerakan aktivitas

volume perdagangan saham di pasar. Oleh karena itu, perusahaan yang

berpotensi tumbuh dapat berfungsi sebagai berita baik dan pasar seharusnya

bereaksi positif.

Dihubungkan dengan volume, suatu laporan diumumkan memiliki kandungan

informasi yang apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi

lebih besar. Data mengenai volume perdagangan ini penting untuk diamati

karena apabila dibandingkan dengan total lembar saham beredar dapat

menunjukkan likuid tidaknya saham-saham diperjual belikan di atas bursa.

Banyak faktor yang memengaruhi volume perdagangan, ini berhubungan berat

dengan heterogenitas investor dalam informasi, kesempatan investasi

perindividu dan perdagangan yang rasional untuk tujuan yang berdasarkan

(40)

26

5. Leverage Perusahaan

a) Pengertian Leverage Perusahaan

Leverage adalah penggunaan assets dan sumber dana (source of

funds) oleh perusahaan yang mengeluarkan biaya tetap agar dapat

meningkatkan keuntungan potensial bagi pemegang saham. Leverage

menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Untuk menambah

kapasitas produksinya, perusahaan akan menggunakan leverage yang

arti secara bahasanya adalah pengungkit. Pengungkit ini dapat berasal

dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan. Tujuan penggunaan

leverage ini semata-mata untuk meningkatkan keuntungan perusahaan.

b) Jenis Leverage Perusahaan

1) Operating Leverage

Leverage ini membandingkan pengaruh pendapatan

(penjualan) terhadap perubahan keuntungan operasional (Operating

Income). Jika kita ingin menerapkan proses produksi baru dengan

mesin-mesin baru yang mahal dan canggih. Sebagai konsekuensi

perusahaan akan mengeluarkan uang yang banyak demi mesin

tersebut dan akan berdampak pada menurunya keuntungan

operasional akan tetapi penggunaan mesin baru akan menghemat

beberapa variabel. Contoh dengan mesin baru yang bekerja lebih

cepat tenaga manusia dapat dikurangi. Perusahaan akan lebih

(41)

kedua cara tersebut harus memperhitungkan derajat dari pengungkit

operasional atau degree of operational leverage (dol).

2) Financial Leverage

Rasio ini membandingkan antara perubahan keuntungan bersih (EBIT) dengan perubahan pendapatan pemegang saham (EPS).

Besarnya pendapatan yang akan diterima pemegang saham

bergantung dengan besarnya keuntungan dan juga struktur modal

yang ada di perusahaan. Financial leverage ini dapat berupa:

a. Hutang

Perusahaan dapat meminjamkan uang ke lembaga

keuangan atau bank. Sebagai konsekuensinya perusahaan

harus membayar dasar dan bunganya.

b. Saham

Kadang perusahaan juga menerbitkan saham untuk

mendapatkan dana dari publik seperti yang facebook

lakukan. Kelebihan saham adalah perusahaan tidak perlu

memberi imbalan saham tiap tahunnya. Perusahaan dapat

memberikan imbal saham ketika perusahaan akan

mendapat keuntungan.

c. Obligasi

Berbeda dengan hutang, perusahaan menerbitkan surat

hutang atau obligasi di pasar modal dan dibeli oleh

(42)

28

3) Leverage Kombinasi

Leverage ini mengalikan faktor operasional leverage dan

financial leverage .

Financial Leverage bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan

pengendalian keuangan. Dalam manajemen keuangan, Leverage adalah

penggunaan assets dan sumber dana (sources of funds) oleh perusahaan yang

memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar meningkatkan keuntungan

potensial pemegang saham. Jika semua biaya bersifat variabel, maka akan

memberikan kepastian bagi perusahaan dalam menghasilkan laba. Tapi karena

sebagai biaya perusahaan bersifat biaya tetap, maka untuk menghasilkan laba

diperlukan tingkat penjualan minimum tertentu. Analisis Leverage adalah analisis

dimana untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang.

Analisis ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh

pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur

perusahaan atau untuk mengukur sampai berapa jauh perusahaan telah dibiayai

dengan utang-utang jangka panjang.

Penggunaan hutang bagi perusahaan memiliki tiga dimensi (Sutrisno,

2001:249) yaitu (1) Pemberian kredit akan menitikberatkan pada besarnya

jaminan atas kredit yang diberikan. (2) dengan menggunakan dana hutang, maka

apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya

maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat, dan (3) dengan

menggunakan hutang, pemilik mendapatkan dana tanpa kehilangan pengendalian

(43)

B. Penelitian yang Relevan

Faisal Matriadi (2007) meneliti pengaruh Financial Leverage dan Tingkat

Inflasi terhadap Harga Saham hasil dari penelitian tersebut mengungkapkan bahwa

Financial Leverage mempengaruhi harga saham dengan arah terbalik (negatif)

dengan besar pengaruhnya lebih kecil dari tingkat inflasi.

Pujiono (2002) melakukan penelitian dampak kebijakan dividen terhadap

harga saham, dimana hasil penelitian ini berpengaruh positif terhadap harga saham.

Hal ini dikarenakan Pengumuman dividen merupakan salah satu informasi yang

akan direspons oleh pasar sehingga secara langsung berpengaruh terhadap harga

saham.

Nurmala (2006) melakukan penelitian pengaruh Kebijakan Dividen terhadap

Harga Saham Perusahaan-Perusahaan otomotif. Dari hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap harga

saham pada perusahaan otomotif yang telah go public di bursa efek Indoesia. Hal

ini bisa dilihat dari hasil regresi selama priode penelitian, pengaruh kebijakan

dividen tersebut sangat kecil.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sri Fatmawati dan Marwan Asri

(1999) dan Menendez dan Gomez (2003). Mereka membuktikan bahwa harga

saham mengalami penurunan secara signifikan pada periode setelah pemecahan

saham, namun mereka tidak berhasil membuktikan adanya perubahan volume

perdagangan saham secara signifikan.

Penelitian serupa mengenai volume dan harga dilakukan juga oleh Sari

(44)

30

Indonesia terhadap 32 perusahaan dengan periode pengamatan 5 Agustus sampai

30 September 2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi perdagangan

dan volume perdagangan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

volatilitas harga saham. Studi analisis pengaruh dividen dan leverage terhadap

harga saham juga

Hasil penelitian Ardiansyah (2003) Financial Leverage berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap return 15 hari setelah IPO. Menurutnya financial leverage

yang besar menunjukkan tingginya risiko kegagalan perusahaan untuk

mengembalikan hutang-hutangnya sehingga investor memandang hal tersebut

sebagai sebuah risiko dan menyebabkan turunnya harga saham. Sementara itu

banyak peneliti lain yang membicarakan tentang kebijakan dividen (Dividend

Policy).

Namun demikian tidak satupun dari teori sangat memuaskan, tetapi secara

bersama-sama memberikan penjelasan bahwa perusahaan yang membayar dividen

diartikan sebagai isyarat bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang

cerah dimasa yang akan datang dan pasar memberikan reaksi yang kuat dan

langsung terhadap pengumuman kenaikan dividen.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori pendukung di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Kebijakan dividen terhadap return saham

(45)

keperluan pendanaan operasionalnya. Perusahaan harus memeriksa relevansi

antara laba yang ditahan untuk diinvestasikan kembali (retained earnings to be

reinvested) dengan laba yang dibagikan kepada para pemegang sahamnya dalam

bentuk dividen (revenue that dividend to the share holders as dividend).

Pertumbuhan perusahaan dan dividen adalah kedua hal yang diinginkan

perusahaan tetapi sekaligus merupakan suatu tujuan yang berlawanan. Untuk

mencapai tujuan tadi perusahaan menetapkan kebijakan dividen yaitu kebijakan

yang dibuat oleh perusahaan untuk menetapkan proporsi pendapatan yang

dibagikan sebagai dividen yang dibayar, berarti semakin sedikit laba yang dapat

ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan laba dan

harga sahamnya. Sebaliknya, kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar

labanya tetap di dalam perusahaan berarti bagian dari laba yang tersedia untuk

pembayaran dividen adalah semakin kecil. Akibatnya, dividen yang diterima

pemegang saham atau investor tidak sebanding dengan risiko yang mereka

tanggung.

Kebijakan dividen sangat penting karena memengaruhi kesempatan investasi

perusahaan, harga saham, struktur finansial, arus pendanaan dan posisi likuiditas.

Dengan perkataan lain, kebijakan dividen menyediakan informasi mengenai

performa (performance) perusahaan, oleh karena itu masing-masing perusahaan

menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda. Semakin stabil suatu

perusahaan menetapkan pembayaran dividen semakin positif pandangan investor

terhadap perusahaan tersebut di pasar bursa, sehingga menimbulkan naiknya

(46)

32

naiknya harga saham perusahaan tersebut. Naiknya harga saham ini maka secara

otomatis return saham mengalami kenaikan setiap periode. Dilihat dari penjelasan

diatas maka kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap return saham

perusahaan.

2. Pengaruh volume perdagangan saham terhadap return saham

Volume perdagangan menggambarkan banyaknya jumlah penawaran

saham dan permintaan saham di pasar. Ilmu ekonomi menyatakan bahwa harga

ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran. Jones (2002: 428)

menyatakan pada prinsipnya, analis teknikal sependapat dengan pernyataan ilmu

ekonomi di atas. Volume perdagangan merupakan hal yang penting bagi investor

karena menggambarkan tingkat likuiditas suatu saham (Wiyani dan Wijayanto,

2005:90). Semakin besar volume transaksi, maka semakin cepat dan semakin

mudah sebuah saham diperjualbelikan, sehingga transformasi saham menjadi kas

semakin cepat pula. Transformasi inilah esensi dari likuiditas saham. Selain itu

likuiditas juga terkait dengan banyaknya pasar sekunder dimana saham tersebut

diperdagangkan, misalnya Telkom yang diperdagangkan di BEI dan NYSE,

sehingga investor mempunyai banyak pilihan dimana akan melakukan transaksi

(Mahadwartha, 2001:177). Volume perdagangan menggambarkan reaksi pasar

secara langsung. Volume perdagangan menunjukkan banyaknya lembar saham

yang ditransaksikan selama periode waktu tertentu (Tandelilin, 2002:378).

Naiknya volume perdagangan saham dapat menambah informasi yang berguna

(47)

perdagangan saham juga akan membantu menentukan intensitas pergerakan harga

saham. Pergerakan harga saham yang naik secara signifikan akan memengaruhi

return saham secara positif, yaitu jika harga saham naik maka diikuti kenaikan

return saham pula, dengan demikian volume perdagangan saham berpengaruh

positif terhadap return saham.

3. Pengaruh leverage terhadap return saham

Struktur hutang (financial leverage) perusahaan menggambarkan earnings

yang diperoleh dan risiko yang dihadapi oleh investor. Oleh karena itu variabel

internal perusahaan dalam penelitian ini diproksikan menjadi financial leverage.

Pembiayaan perusahaan melalui hutang (financial leverage) menggambarkan

tingkat keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham. Namun, hutang yang

tinggi dapat menimbulkan risiko yang besar apabila perusahaan tidak dapat

melunasinya. Pada saat tingkat suku bunga bank tinggi, perusahaan yang memiliki

hutang yang besar cenderung dihindari oleh investor karena besarnya cost of

capital atas hutang sehingga berpengaruh terhadap return saham. Pembiayaan

perusahaan melalui hutang (financial leverage) bertujuan untuk meningkatkan

return bagi pemegang saham, tetapi financial leverage juga berpotensi terhadap

besarnya risiko yang dihadapi oleh investor jika beban tetap yang harus dibayar

perusahaan atas hutang-hutangnya lebih besar dari laba yang diperolehnya.

Konsekuensinya perusahaaan mengalami financial distress yang dapat

mengakibatkan kebangkrutan. Pengaruh penggunaan hutang terhadap harga saham

(48)

34

alters the risk-return relationship in an equity investment”. Leverage keuangan

yang semakin besar akan menyebabkan risiko keuangan semakin tinggi, hal ini

menunjukkan kinerja perusahaan yang buruk karena mempunyai tingkat

kebangkrutan yang tinggi hal ini disebabkan proposi hutang lebih tinggi dari modal

sehingga investor menilai sebagai sesuatu yang kurang baik. Apabila penilaian

investor yang kurang baik maka menyebabkan permintaan atas saham perusahaan

menurun, sehingga harga saham akan menurun pula. Harga saham yang menurun

secara otomatis menyebabkan return saham yang di dapatkan akan semakin kecil,

jadi sesuai penjelasan yang telah diuraikan maka leverage perusahaan

berpengaruh negatif terhadap return saham.

D. Paradigma Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah dan tinjauan

pustaka, maka disusun paradigma penelitian sebagai berikut:

(49)

Keterangan :

X1 : Variabel independen kebijakan dividen

X2 : Variabel Independen volume perdagangan saham

X3 : Variabel Independen leverage perusahaan

Y : Return saham

F : Uji F hitung ( pengujian simultan )

: Uji t hitung ( pengujian parsial )

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis pada dasarnya adalah suatu anggapan yang mungkin benar dan

sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan, pemecahan persoalan

maupun dasar penelitian lebih lanjut (J. Supranto, 2001:21). Anggapan sebagai satu

hipotesis juga merupakan data tetapi karena kemungkinan dapat salah, apabila akan

digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan harus diuji dahulu dengan memakai

data hasil observasi.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

= Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap return saham

= Volume perdagangan saham berpengaruh positif terhadap return

saham

= Leverage perusahaan berpengaruh negatif terhadap return

saham

= Kebijakan Dividen, Volume perdagangan saham dan leverage

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data yang berbentuk

angka pada analisis statistik, sedangkan menurut eksplanasinya, penelitian ini

merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua

variabel atau lebih. Berdasarkan tingkat penjelasan dari kedudukan variabelnya

maka penelitian ini bersifat asosiatif kausal, yaitu penelitian yang mencari

hubungan (pengaruh) sebab akibat, yaitu variabel independen/bebas (X) terhadap

variabel dependen/terikat (Y). Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah

harga saham yang diproksikan oleh return saham, sedangkan variabel

independennya adalah kebijakan dividen, volume perdagangan saham dan leverage

perusahaan

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2009-2013. Pengambilan data dalam penelitian ini

dilaksanakan di Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Yogyakarta dan melalui

website Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni

(51)

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel independen pada penelitian ini adalah kebijakan dividen yaitu suatu

kebijakan perusahaan yang membagikan laba atau dividend payout. Volume

perdagangan saham dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham

perusahaan. Leverage perusahaan dalam penelitian ini adalah rasio antara hutang

terhadap equity, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return

Saham.

1. Return Saham

Menurut Nilawati (2004:154) proksi perubahan harga saham dalam hal ini

adalah return atau tingkat pengembalian saham. Menurut Jogiyanto (2000),

return saham dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu return realisasi

(realized return) dan return ekspetasi (expected return). Return realisasi

merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung berdasarkan data

historis. Return ekspetasi merupakan return yang diharapkan terjadi di

masa mendatang dan masih bersifat tidak pasti. Return realisasi berperan

penting sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan serta penentuan

return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. Komponen perhitungan

return saham terdiri dari capital gain dan dividen, sehingga return saham

dapat dihitung dengan rumus :

(52)

38

Keterangan:

Rt = Return sesungguhnya saham i pada hari ke-t

Pt = harga saham i pada hari ke t

Pt-1 = harga saham i pada hari sebelumnya

Dt = Dividen pada hari ke t

2. Kebijakan Dividen

Indikator dari kebijakan dividen ini adalah Dividend Payout Ratio

yakni rasio pembayaran dividen kepada kepada para pemegang saham.

Dividend payout ratio. Dividend Payout Ratio (DPR) adalah sebuah

parameter untuk mengukur besaran dividen yang akan dibagikan ke

pemegang saham. Formulanya: nilai dividen yang dibagikan per saham

dibanding dengan nilai laba bersih per saham, dirumuskan sebagai berikut:

Sumber : (Walter T. Harrison, 1991)

3. Volume perdagangan saham

Aktivitas volume perdagangan saham dapat dihitung dengan

(53)

4. Leverage Perusahaan

Leverage perusahaan diukur dengan menggunakan rasio total hutang

terhadap total asset, dengan demikian rumus leverage adalah sebagai

berikut

Rasio Debt to Total Asset =

Sumber : (Hanafi, 2004: 41)

D. Populasi dan Sampel

Populasi untuk penelitian ini adalah semua perusahaan yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia selama 3 tahun (seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) sejak tahun 2009-2011 yang aktif menerbitkan laporan keuangan

selama tahun pengamatan) Pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dari suatu

populasi dengan kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan yaitu :

a). Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2009 - 2013.

b). Perusahaan harus memiliki seluruh data yang dibutuhkan selama

periode 2009 - 2013.

c). Perusahaan menyampaikan laporan keuangan pada periode 2009 - 2013

yang telah diaudit oleh akuntan publik ke OJK ( otoritas jasa keuangan )

maupun BEI.

(54)

40

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder berupa

laporan keuangan yang dipublikasikan, harga saham penutup, volume perdagangan

dan leverage perusahaan dari laporan keuangan tahunan. Metode pengumpulan

data ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian

(Suhartono, 1999:70). Sumber data penelitian ini berasal dari Indonesia Capital

Market Directory yang mempublikasikan laporan keuangan perusahaan yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013

sesuai periode amatan.

F. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui apakah kebijakan dividen, volume perdagangan saham

dan leverage perusahaan memengaruhi harga saham dilakukan dengan teknik

analisis regresi linier berganda. Alat analisis data yang digunakan adalah SPSS

versi 17. SPSS (Statistical Package for Social Sciences) adalah sebuah program

komputer yang digunakan untuk menganalisis sebuah data dengan analisis

statistika. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel

prediktor atau lebih terhadap satu variabel kriteria atau untuk membuktikan ada

atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih

dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman, 2003:241).

Formulasi untuk model pengaruh kebijakan dividen, Volume perdagangan,

(55)

berikut :

Y =

α

+

+

+

+e

Dimana:

Y = Return saham

α = Konstanta

= Koefisien estimasi

= Kebijakan Dividen = Volume perdagangan

= Leverage perusahaan

e = galat (error term)

Uji prasyarat analisis meliputi:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual terdistribusi normal (Ghozali, 2009: 147). Untuk

menguji normalitas, penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.

Kriteria penilaian uji ini adalah:

1) Jika signifikansi hasil perhitungan data (Sig) > 5%, maka data

berdistribusi normal.

2) Jika signifikansi hasil perhitungan data (Sig) < 5%, maka data

(56)

42

2) Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk memastikan bahwa model regresi telah

memenuhi asumsi dasar sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis.

Uji asumsi klasik yang digunakan adalah, uji multikolinearitas, uji

autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Nilai signifikansi yang dipakai dalam

penelitian ini adalah 5 %, atau tingkat kepercayaan 95 %.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut

Widarjono (2009: 105) model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki

korelasi antara variabel independen. Jika model memiliki

multikolinieritas, maka:

1) Estimator OLS masih bersifat BLUE (Best Linier Undapated

Estimator), tetapi memiliki nilai varian dan kovarian yang besar,

sehingga sulit digunakan sebagai alat estimasi karena sulit

mendapatkan nilai estimasi yang akurat.

2) Interval estimasi cenderung lebih lebar dan nilai t-hitung akan kecil

sehingga menyebabkan variabel independen menjadi tidak

signifikan secara statistik dalam memengaruhi variabel dependen.

3) Walaupun secara individual variabel independen tidak signifikan

berpengaruh terhadap variabel dependen melalui uji-t, namun nilai

koefisien determinasi (R) masih dapat relatif tinggi dan nilai F

Gambar

Tabel 1 : Uji Autokorelasi
Tabel 1. Daftar sampel perusahaan
Tabel 4. Uji Multikolinearitas
tabel  berikut ini:
+5

Referensi

Dokumen terkait

 menciptakan desain arsitektur dengan spesifikasi yang diperlukan untuk sumber daya perangkat keras, perangkat lunak, data dan staf.  mengkoordinasikan instalasi

Adanya peraturan daerah yang mengatur tentang standart baku mutu air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air membuat industri – industri di Indonesia melakukan

SIMPULAN yang diperoleh dalam penelitian dan perancangan aplikasi ini diharapkan dapat memudahkan proses monitoring terhadap jaringan, sehingga dapat mempermudah pekerjaan

Power Management System (PMS) adalah bagian penting dari peralatan kontrol dalam kapal dan biasanya mendistribusikan daya ke berbagai stasiun kontrol yang dapat

2) Sertifikat Badan Usaha (SBU) kualifikasi Usaha Kecil, dengan klasifikasi Bangunan Gedung - Subklasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Komersial (BG004) yang masih

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 56 Pekanbaru.. Tersedia di

[r]

7.. For the three months ended 31 March 2016, severance costs were incurred from cost reduction programs implemented by the Group. Litigation and legacy tax Litigation charges