DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI TERHADAP DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN, INTERAKSI SOSIAL DAN NILAI
PENDIDIKAN PADA MASYARAKAT PERDESAAN
( Studi Pada Masyarakat Sekitar Kawasan Industri Pabrik di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang )
SKRIPSI
Ismi Andari 110901013
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pembangunan merupakan suatu proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Strategi pembangunan yang mengarah kepada industrialisasi di perdesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Kawasan industri baru dikembangkan pada awal tahun 1970-an sebagai suatu usaha untuk memenuhi kegiatan penanaman modal baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada awalnya Pemerintah mengembangkan kawasan industri melalui Badan Usaha Milik Negara keseluruh Indonesia sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara juga menjadi bagian dari pembangunan tersebut. Pembanguan industri dikawasan perdesaan ini memberikan dampak perubahan yang besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat perdesaan baik dampak bersifat ekonomis seperti diversifikasi mata pencaharian maupun bersifat sosial seperti interaksi sosial antar masyarakat dan kepercyaan akan nilai pendidikan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei dengan metode pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian terletak di kawasan industri Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar kawasan industri sebanyak 80 responden yang ditentukan dengan rumus dengan radius 100-500 meter dari lokasi industri dan tokoh-tokoh masyarakat yang terkait dengan perkembangan industri di Desa Tanjung Selamat dalam rentang waktu selama tahun 2000-2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Survei, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan termasuk dokumentasi. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan catatan dari lapangan. Anilasis data yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment oleh Pearson.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa antara variabel dampak pembangunan industri dengan variabel diversifikasi mata pencaharian, interaksi sosial, dan nilai pendidikan terdapat korelasi yang bersifat positif dan negatif. Pembangunan industri yang terus berkembang telah mampu memberikan peluang kerja dan mata pencaharian ganda bagi masyarakat desa. Dengan kata lain, dengan adanya pembangunan ini pembangunan industri pabrik mampu memberikan pengetahuan baru tentang dunia kerja yang tidak hanya terfokus pada pertanian saja, mampu menambah penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari meskipun masyarakat saat ini masih sebatas pekerja harian atau borongan saja. Pembangunan industri pabrik yang terus meningkat tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif bagi interaksi sosial masyarakat Desa Tanjung Selamat. Dampak bahwa dengan terus berkembangnya pembangunan industri tentu menyerap banyak tenaga kerja dari kalangan perempuan, dengan menyerap tenaga kerja tersebut maka banyak kegiatan sosial yang biasa dilakukan menjadi jarang dilakukan. Kepercayaan akan pentingnya nilai pendidikan juga semakin meningkat, dengan banyaknya saat ini orangtua menyekolahkan anak ke tingkat lebih tinggi.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT,
atas segala limpahan rahmad dan hidayahn-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “DAMPAK PEMBANGUNAN INDUSTRI TERHADAP DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN, INTERAKSI SOSIAL DAN NILAI PENDIDIKAN”
disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Secara ringkas
skripsi ini mendeskripsikan tentang dampak pembangunan industri terhadap
diversifikasi mata pencaharian, interaksi sosial dan nilai pendidikan pada
masyarakat kawasan industri di Desa Tanjung Selamat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa dukungan dari berbagai pihak
skripsi ini tidak akan terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu dengan
sepenuh hati, baik berupa ide, semangat, doa, bantuan moril maupun materil
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Penghargaan yang tinggi dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orangtua
tercinta, Ayah saya Sukirman dan Ibu saya Roslina yang telah melahirkan dan
membesarkan serta mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran,
inilah yang dapat saya berikan kepada kalian sebagai tanda ucapan terimakasih
dan tanda bakti saya. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada kedua saudara
laki-laki saya, abang saya Marwan Dani dan adik saya Rahmad Syafi’i yang telah
menemani penulis selama ini yang memberikan kasih sayang serta motivasi
Dalam penulisan ini penulis menyampaikan penghargaan yang tulus dan
ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi
ini kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku dosen wali penulis sejak tahun 2011
hingga 2015, selaku dosen pembimbing dan juga ketua Departemen
Sosiologi yang telah banyak mencurahkan waktu, tenaga, ide-ide dan
pemikiran dalam membimbing penulis dari awal hingga penyelesaian
penulisan skripsi ini.
3. Drs. Muba Simanihuruk, selaku Sekretaris Departemen Sosiologi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Junjungan Simanjuntak, M.Si selaku dosen penguji pada
seminar proposal skripsi saya dan penguji pada skripsi yang telah
memberikan saran dan masukkan sehingga skripsi saya menjadi lebih baik
lagi.
5. Segenap dosen, staff, dan seluruh pegawai Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatera Utara. Terkhusus untu Kak Fenni Khairifa
dan Kak Betty yang telah banyak membantu penulis selama masa
perkuliahan hingga akhir dalam hal administrasi.
6. Ayah Sukirman dan Ibu Roslina yang saya sayangi, cintai dan sangat saya
hormati, yang telah mencurahkan kasih sayangnya tiada terhingga dan
mendidik saya serta yang telah memberikan dukungan moril maupun
materil kepada saya selama saya duduk dibangku perkuliahan ini.
7. Paman saya, Sarman S.Ag yang telah menjadi inspirasi saya untuk terus
menjadi orang yang lebih baik setiap harinya serta telah banyak
memberikan nasihat kepada penulis.
8. Abang Marwan Dani Amd dan Adik Rahmad Syafi’i yang sangat penulis
sayangi dan banggakan, yang selama ini telah memberikan semangat,
motivasi serta doa untuk kelancaran penulisan skripsi ini dan seluruh
keluarga besar yang saya sayangi yang selalu memberikan doa dan
semangat.
9. Teman-teman “7 Icon” (Herliza Widya (Sos 11), Ernita Yanthi (Sos 11),
Noviani Dewita Siregar (Sos 11), Siti Aisyah Rangkuti (Sos 11), Dwi
Kuncoro Wati (Sos 11) dan Nidia Damanik (Sos 11) yang telah memberi
warna baru kepada saya selama perkuliahan dengan semua canda, tawa,
serta tangis selama kebersamaan 4 tahun perkuliahan semoga kita sukses
selalu dan tetap istiqomah dijalan Allah SWT serta terus bersahabat.
10.Sahabat-sahabat terbaik penulis di MTSN 2 Medan: Rosamnisari Siregar
dan Ummi Salama Lubis yang hingga saat ini masih terus bersahabat baik
yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis selama masa
perkuliahan hingga saat ini,
11.Sahabat –sahabat terbaik penulis di MAN 1 Medan: Dharma Yanti S.Sos.I,
Dian Anggraini S.Pd.I, Reni Andriani S.Pd, Widya Tangkenate S.E yang
hingga saat ini masih terus memberikan dukungan motivasi, semangat
12.Teman-teman Sosiologi 2011, terkhusus Sri Rizki Zebua, Elvira Rusadi,
Anita Syafitri, Popy Putri, Syamsul Sanjaya, Wahyudi Rambe, Ramadona,
Ahmad Yasser M. Arif Hidayat, Carlina Panjaitan dan teman-teman
Sosiologi 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terimakasih
atas kebersamaannya selama masa perkuliahan.
13.Teman-teman pengurus IMASI 2014-2015 terimakasih untuk kebersaaman
selama menjadi pengurus, penulis banyak belajar dari kalian semua
bagaiman bekerjasama dan membagi waktu yang baik.
14.Untuk para senior dan alumni: Kak Judika Manurung (Sos 08) yang telah
memberikan semangat serta membagi pengalaman kepada penulis selama
menjalani perkuliahan. Bang Ahmad Alaudin dan Kak Syarifah (Sos 010)
yang telah banyak membantu penulis dalam berdiskusi hingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.
15.Bapak dan Ibu pegawai kantor kepala Desa Tanjung Selamat yang telah
memberikan informasi yang sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi
serta atas waktu dan kesediaan yang telah diberikan kepada peneliti.
16.Para Responden yang telah banyak membantu memberikan informasi yang
sangat dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, serta atas waktu dan
kesediaan para responden.
Penulis merasa bahwa dalam penulisan skripsi masih terdapat berbagai
kekurangan dan keterbatasan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan
dan saran-saran yang sifatnya membangun demi perbaikan tulisan ini. Saya
sebagai penulis bukanlah orang yang hebat tetapi saya ingin belajar dari
luar biasa, dan saya bukanlah orang yang istimewa tetapi saya ingin membuat
seseorang dan orang-orang yang ada disekeliling saya menjadi istimewa. Terima
kasih untuk semua dukungan dan doa serta nasehat yang diberikan kepada
penulis.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, harapan saya agar tulisan ini
dapat berguna bagi pembacanya, dan akhir kata dengan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini.
Medan, Agustus 2015
(Penulis)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ... 6
1.5 Hipotesis ... 7
1.6 Defenisi Konsep ... 8
1.7 Variabel Penelitian ... 11
1.8 Operasional Variabel ... 12
1.9 Bagan Operasional Variabel ... 14
BAB II KERANGKA TEORI ... 16
2.1 Industrialisasi dan Perubahan Sosial di Perdesaan... 16
2.2 Interaksi Sosial Masyarakat Industri Perdesaan ... 21
2.3 Stratifikasi dan Mobilitas Sosial Pada Masyarakat Industri ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Lokasi Penelitian ... 32
3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 32
3.3.1 Populasi ... 32
3.3.2 Sampel ... 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 34
3.4.1 Data Primer ... 34
3.4.2 Data Sekunder ... 35
3.5 Instrumen dan Aspek Pengukuran ... 35
3.5.1 Instrumen ... 35
3.5.2 Aspek Pengukuran ... 36
3.6 Pengolahan dan Analisis Data ... 36
3.6.1 Pengolahan Data... 37
3.6.2 Analisis Data ... 38
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ... 39
4.1 Deskripsi Wilayah Penelitian ... 39
4.1.1 Keadaan Geografis Desa ... 39
4.1.2 Gambaran Penduduk ... 42
4.1.3 Sejarah Desa ... 47
4.1.4 Sarana dan Prasarana Desa... 48
4.1.5 Gambaran Perkembangan Industri Pabrik ... 52
4.2. Karakteristik Responden ... 56
4.2.1. Identitas Responden ... 56
4.2.2 Tanggapan Responden tentang Pembangunan Industri di Desa Tanjung Selamat... 65
4.2.4 Nilai Pendidikan Bagi Kehidupan Responden Sebagai
Masyarakat Industri di Perdesaan ... 83
4.2.5 Interaksi Sosial Responden dalam Kehidupan Sebagai Masyarakat Industri ... 88
4.2.6 Analisis Uji Statistik Korelasi Product Moment tentang Dampak Pembangunan Industri Terhadap Diversifikasi Mata Pencaharian, Interaksi Sosial dan Nilai Pendidikan ... 92
4.2.6.1 Analisis Uji Statistik Korelasi ... 92
4.2.6.2 Analisis Korelasi dengan Teori yang digunakan . 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112
5.1 Kesimpulan ... 112
5.2 Saran ... 114
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Desa Tanjung Selamat ... 42
Tabel 4.2 Data Penduduk Berdasarkan Agama ... 43
Tabel 4.3 Data Penduduk Berdasarkan Suku ... 44
Tabel 4.4 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian ... 45
Tabel 4.5 Data Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46
Tabel 4.6 Data Penduduk Berdasarkan Status Kependudukan ... 47
Tabel 4.7 Data Sarana Kesehatan Desa Tanjung Selamat ... 49
Tabel 4.8 Data Sarana Pendidikan Desa Tanjung Selamat ... 49
Tabel 4.9 Data Sarana Peribadatan Desa Tanjung Selamat ... 51
Tabel 4.10 Daftar Industri yang ada di Desa Tanjung Selamat ... 56
Tabel 4.11 Identitas Responden Berdasarkan Jenis kelamin ... 57
Tabel 4.12 Identitas Responden Berdasarkan Status dengan KK ... 58
Tabel 4.13 Identitas Responden Berdasarkan Etnis ... 59
Tabel 4.14 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 60
Tabel 4.15 Identitas Reponden Berdasarkan Jumlah Anak Yang Masih Hidup .... 61
Tabel 4.16 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama Sebelum Ada Pabrik ... 62
Tabel 4.17 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama Setelah ada Pabrik ... 63
Tabel 4.18 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Perminggu Sebelum ada pabrik... 65
Tabel 4.19 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Perminggu Setelah ada pabrik ... 66
Tabel 4.20 Data Responden Berdasarkan Sikap Responden Terhadap Hadirnya Industri DI Desa Tanjung Selamat ... 68
Tabel 4.21 Data Responden Berdasarkan Sikap Responden Terhadap Hadirnya Industri Pabrik dapat meningkatkan Prekonomian Masyarakat... 69
Tabel 4.22 Data Responden Berdasarkan Sikap Responden Terhadap Peraihan Lahan Agraria ke Lahan Industri ... 71
Tabel 4.24 Data Responden Berdasarkan Respon Masyarakat Terhadap Adanya Jaminan Kesehatan Yang diberikan Pabrik... 74
Tabel 4.25 Data Responden Berdasarkan Respon Masyarakat Terhadap Adanya Bantuan Sosial dari Pabrik ... 76
Tabel 4.26 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Barang Investasi ... 79
Tabel 4.27 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah Permanen ... 81
Tabel 4.28 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Mata Pencaharian Lebih dari Satu ... 83
Tabel 4.29 Data Responden Berdasarkan Kepercayaan Responden Terhadap Pendidikan dalam Meningkatkan Ekonomi Sebelum Adanya Pabrik ... 86
Tabel 4.30 Data Responden Berdasarkan Kepercayaan Responden Terhadap Pendidikan dalam Meningkatkan Ekonomi Sesudah Adanya Pabrik ... 86
Tabel 4.31 Data Responden Berdasarkan Kepercayaan Responden Bahwa Pendidikan akan memberikan pekerjaan yang lebih baik ... 87
Tabel 4.32 Data Biaya Yang di Keluarkan Responden Untuk Pendidikan ... 88
Tabel 4.33 Orientasi Responden Dalam Memberikan Pendidikan yang lebih Tinggi ke pada Anak ... 89
Tabel 4.34 Data Responden Berdasarkan Seberapa Sering Kegiatan Sosial Mayarakat dilakukan Pasca Hadirnya Pabrik ... 90
Tabel 4.35 Data Hubungan Sosial Responden dengan Masyarakat yang memiliki pekerjaan yang berbeda ... 92
Tabel 4.36 Data Responden Berdasarkan Mengikuti Kegiatan Sosial ... 93
Tabel 4.37 Data Responden Dalam Melihat Adanya Kelas Sosial Yang Ada di Masyarakat Pasca Adanya Pabrik ... 94
Tabel 4.38 Korelasi Variabel Pembangunan Industri(X) dengan Diversifikasi mata Pencaharian (Y1) ... 95
Tabel 4.39 Korelasi Variabel Pembangunan Industri(X) dengan Interaksi Sosial (Y2) ... 97
Daftar Gambar
Gambar 4.1 ... 39
Gambar 4.2 ... 41
Gambar 4.3 ... 50
Gambar 4.4 ... 51
Gambar 4.5 ... 53
Gambar 4.6 ... 54
Gambar 4.7 ... 55
Gambar 4.8 ... 55
Gambar 4.9 ... 107
Gambar 4.10 ... 108
ABSTRAK
Pembangunan merupakan suatu proses yang menunjukan adanya suatu kegiatan untuk mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Strategi pembangunan yang mengarah kepada industrialisasi di perdesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Kawasan industri baru dikembangkan pada awal tahun 1970-an sebagai suatu usaha untuk memenuhi kegiatan penanaman modal baik dari dalam maupun dari luar negeri. Pada awalnya Pemerintah mengembangkan kawasan industri melalui Badan Usaha Milik Negara keseluruh Indonesia sehingga wilayah Provinsi Sumatera Utara juga menjadi bagian dari pembangunan tersebut. Pembanguan industri dikawasan perdesaan ini memberikan dampak perubahan yang besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat perdesaan baik dampak bersifat ekonomis seperti diversifikasi mata pencaharian maupun bersifat sosial seperti interaksi sosial antar masyarakat dan kepercyaan akan nilai pendidikan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian survei dengan metode pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian terletak di kawasan industri Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Adapun yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di sekitar kawasan industri sebanyak 80 responden yang ditentukan dengan rumus dengan radius 100-500 meter dari lokasi industri dan tokoh-tokoh masyarakat yang terkait dengan perkembangan industri di Desa Tanjung Selamat dalam rentang waktu selama tahun 2000-2014. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik Survei, penyebaran kuesioner dan studi kepustakaan termasuk dokumentasi. Interpretasi data dilakukan dengan menggunakan catatan dari lapangan. Anilasis data yang digunakan adalah uji korelasi Product Moment oleh Pearson.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa antara variabel dampak pembangunan industri dengan variabel diversifikasi mata pencaharian, interaksi sosial, dan nilai pendidikan terdapat korelasi yang bersifat positif dan negatif. Pembangunan industri yang terus berkembang telah mampu memberikan peluang kerja dan mata pencaharian ganda bagi masyarakat desa. Dengan kata lain, dengan adanya pembangunan ini pembangunan industri pabrik mampu memberikan pengetahuan baru tentang dunia kerja yang tidak hanya terfokus pada pertanian saja, mampu menambah penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari meskipun masyarakat saat ini masih sebatas pekerja harian atau borongan saja. Pembangunan industri pabrik yang terus meningkat tidak hanya memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif bagi interaksi sosial masyarakat Desa Tanjung Selamat. Dampak bahwa dengan terus berkembangnya pembangunan industri tentu menyerap banyak tenaga kerja dari kalangan perempuan, dengan menyerap tenaga kerja tersebut maka banyak kegiatan sosial yang biasa dilakukan menjadi jarang dilakukan. Kepercayaan akan pentingnya nilai pendidikan juga semakin meningkat, dengan banyaknya saat ini orangtua menyekolahkan anak ke tingkat lebih tinggi.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses yang menunjukan adanya suatu
kegiatan guna mencapai kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya. Strategi pembangunan yang mengarah kepada industrialisasi di
perdesaan telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Pada
dasarnya hal ini telah membentuk suatu kebudayaan yang tercermin dalam
berbagai bentuk tingkah laku individu, lembaga-lembaga sosial serta nilai-nilai
yang berkembang dikalangan mereka. Akan tetapi setelah ada pergeseran, maka
ada wadah-wadah baru yang berfungsi untuk beraktifitas. Kehadiran
industri-industri di Sumatera Utara telah menghadirkan peluang lapangan kerja baru,
khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi industri. Di samping itu
lapangan kerja yang banyak variasinya juga akan mengakibatkan adanya
perbedaan pendapatan yang mendukung pola-pola kehidupan suatu masyarakat.
Kawasan industri baru dikembangkan pada awal tahun 1970-an sebagai
suatu usaha untuk memenuhi kegiatan penanaman modal baik dari dalam maupun
dari luar negeri. Pada awalnya Pemerintah mengembangkan kawasan industri
melalui Badan Usaha Milik Negara keseluruh Indonesia sehingga wilayah
Provinsi Sumatera Utara juga menjadi bagian dari pembangunan tersebut
“Propinsi Sumatera Utara menjadi salah satu kawasan industri yang strategis
di Indonesia. Adanya berbagai potensi alam di daerah ini seperti arus air, kayu olahan, batuan, minyak, gas, dan masih banyak lagi sumber daya alam yang memungkinkan dibangunnya kantong-kantong industri. Sebagian besar masyarakat desa di Sumut adalah masyarakat petani, yang kehidupannya sangat bergantung pada tanah yang sebagai sarana pertanian (www.profilsumut2012.com)”
Di kawasan Provinsi Sumatera Utara yang paling banyak memperoleh
pembangunan industri adalah wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kabupaten ini
merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, secara administratif
Wilayah Kabupaten Deli Serdang terbagi dalam 22 wilayah kecamatan, 389 desa
dan 14 kelurahan. Jarak antara masing-masing ibukota kecamatan dengan pusat
pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, Kota Lubuk Pakam adalah bervariasi
antara 4 hingga 61 kilometer. Ibukota kecamatan yang paling jauh ke ibukota
Kabupaten adalah Sibolangit dan STM Hulu yakni 61 dan 51 kilometer Deli
Serdang merupakan kabupaten yang memiliki kawasan industri terluas di
Sumatera Utara dengan memiliki dua kecamatan yang menjadi kawasan industri
yakni Tanjung Merawa dan Percut Sei Tuan (www.bps.go.id, 2012).
Kecamatan Percut Sei Tuan di pilih menjadi kawasan industri dari banyak
kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang, kecamatan ini berbatasan
dengan Kota Medan. Dalam hal ini Kota Medan telah lebih dahulu memiliki
kawasan industri yang di kenal dengan Kawasan Industri Medan ( KIM), kawasan
ini sendiri telah tersebar menjadi empat wilayah yakni KIM 1, KIM 2, KIM 3 dan
KIM 4. Kawasan Percut Sei Tuan yang berbatasan langsung dengan Kota Medan
ada dua desa yakni Desa Saintis dan Sampali yang masuk dalam wilayah KIM
2,3,dan 4. Kecamatan ini terdiri dari 18 desa dan 2 kelurahan, selain Desa Saintis
lima tahun terakhir Kecamatan Percut Sei Tuan mulai mengembangkan kembali
lahan industrinya kewilayah desa lain, yaitu Desa Tanjung Selamat. Desa Tanjung
Selamat merupakan wilayah terdekat yang berbatasan langsung dengan Desa
Saintis yang memiliki akses langsung menuju jalan tol yang mempermudah para
pengusaha atau pemilik modal untuk mengembangkan usaha. Hal ini menjadikan
Desa Tanjung Selamat mengalami banyak perubahan, daerah ini beralih fungsi
dari kawasan pertanian menjadi kawasan pabrik industri.
Desa Tanjung Selamat pada era tahun 1990-2000 secara geografis
merupakan desa dengan lahan pertanian yag sangat luas yakni 70% atau sebanyak
lima dusun merupakan wilayah yang memiliki lahan pertanian jenis persawahan.
Sehingga pada tahun 2000 terjadi perkembangan kawasan industri yang
menyebabkan lahan persawahan yang luas perlahan berganti menjadi
pabrik-pabrik dengan berbagai jenis barang produksi. Keadaan desa yang dekat dengan
akses lalu lintas yang mudah ke jalan tol maupun ke kawasan industri di desa lain
membuat para pemilik modal terus melakukan penanaman modal membangun
pabrik-pabrik di desa ini. Dalam hal perkembangan fisik Desa Tanjung Selamat
mengalami banyak perubahan, data ini peneliti peroleh dari pengamatan langsung
di lapangan serta keterangan dari kepala desa yakni Bapak Herman bahwa dari
segi infrastruktur jalan terutama jalan lintas pabrik dalam mengangkut barang
mentah maupun barang jadi pabrik telah mengalami perbaikan dengan di aspal
sampai menyeluruh desa. Berdasarkan keterangan kepala desa juga menerangkan
sejauh ini sudah 3 dusun yang menjadi pusat industri didesa ini yakni dusun 3,4
berlangsung perluasan lahan pabrik ke wilayah lain yaitu ke dusun 6 dan 7 Desa
Tanjung Selamat.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa di Desa Tanjung Selamat terjadi
perubahan, dari kondisi lama yang semula sebagai desa dengan penduduk aslinya
bermata pencaharian petani padi dan memiliki lahan pertanian yang begitu luas
yakni 220 hektar meliputi tujuh dusun kini hanya menyisakan sedikit lahan saja,
yaitu kurang lebih 20% dari lahan terdahulu yang masih di produksi sebagai lahan
pertanian. Lahan yang lain telah di alihkan dan dirikan pabrik-pabrik diantara
pabrik-pabrik tersebut adalah PT CML, PT YKC yang bergerak dalam bidang
Mebel kayu, PT SPI yang bergerak dalam memproduksi plastik, pabrik kopi dan
juga pabrik pembuat makanan ayam. Kondisi ini yang menarik minat peneliti
untuk melakukan penelitian tentang dampak pembangunan industri terhadap
diversifikasi mata pencaharian, interaksi sosial, dan juga nilai pendidikan pada
masyarakat di sekitar kawasan industri.
Berdasarkan literatur yang peneliti baca, penelitian yang membahas
tentang dampak industrialisasi ini telah banyak dilakukan seperti penelitian dari
Emil Alamsyah pada tahun 2009 Fisip Universitas Sriwijaya yang berjudul “
Dampak keberadaan pabrik teh dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Gunung Dempo” dan Rusmawardi (2007), “Dampak berdirinya perkebunan
kelapa sawit (Elaeis guineensis jack) terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat
(Studi Kasus Pada Desa Kabuau, Kecamatan Parenggean, Kabupaten
Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah)”.
Dalam penelitian yang pernah dilakukan peneliti terdahulu hanya
pertambahan lapangan kerja, masyarakat memiliki pendapatan yang meningkat
serta adanya pembangunan desa seperti perbaikan jalan. Sehingga penulis ingin
melakukan penelitian lebih mendalam dengan mengkaji kondisi sosialnya
sehingga melengkapi penelitian sebelumnya. Berdasarkan hal yang telah
dikemukakan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
dampak pembangunan industri di perdesaan terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat perdesaan. Maka penelitian ini akan diberi judul “Dampak
pembangunan industri terhadap diversifikasi mata pencaharian, interaksi sosial ,
dan nilai pendidikan pada masyarakat perdesaan, studi deskriptif pada masyarakat
sekitar kawasan industri di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan
Kabupaten Deli Serdang”.
1.2Rerumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh pembangunan industri terhadap diversifikasi
mata pencaharian masyarakat perdesaan?
2. Bagaimana pengaruh pembangunan industri terhadap interaksi sosial
antar masyarakat perdesaan?
3. Bagaimana pengaruh pembangunan industri terhadap nilai pendidikan
bagi masyarakat perdesaan?
1.3Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis dampak pembangunan industri
perubahan pendapatan perkapita masyarakat perdesaan khususnya Desa
Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis dampak pembangunan industri
terhadap interaksi sosial antar masyarakat perdesaan khususnya Desa
Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis dampak pembangunan industri
terhadap nilai pendidikan bagi masyarakat perdesaan khususnya Desa
Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan.
1.4Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kajian ilmiah
bagi mahasiswa, khususnya mahasisswa sosiologi dalam memahami sosiologi
pembangunan di perdesaan, serta dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi
bagi ilmu sosial dan masyarakat.
2. Manfaat praktis
2.1 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dari pada hasil
penelitian dan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya
yang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang penelitian sebelumnya. Serta
dapat menambah wawasan peneliti tentang dampak industrialisasi terhadap
masyarakat perdesaan.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input agar adanya zona
yang jelas yang dapat dilakukan pemerintah dalam melakukan pengembangan
kawasan industri kedepannya agar tidak menghilangkan kawasan agraris atau
pertaniannya. Dalam hal ini diharapkan sikap yang seimbang dari pemerintah baik
itu tingkat Desa, Kecamatan maupun Kabupaten.
1.5Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus di uji kebenarannya.
Arikunto (2006 :71) mengatakan bahwa hipotesis adalah suatu kesimpulan itu
belum final, masih harus dibuktikan kebenaranya atau hipotesis adalah jawaban
sementara. Hipotesis juga dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara suatu
hubungan variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya sehingga hipotesis
dapat dikatakan sebagai suatu prediksi yang melekat pada variabel yang
bersangkutan. Meskipun demikian, taraf ketepatan prediksi sangat tergantung
pada taraf kebenaran dan ketepatan landasan teoritis.
Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai
populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari
sampel penelitian. Pernyataan tersebut mengindikasi asumsi dasar yang melekat
pada populasi yang bersangkutan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hipotesis kerja(Hk). Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan antara
variabel X dan Y atau adanya pengaruh dari dua variabel yang dipersoalkan.
Hk1 : Adanya pengaruh signifikan dari dampak pembangunan industri terhadap
Hk2 : Adanya pengaruh signifikan dari dampak pembanguan industri terhadap
interaksi sosial masyarakat perdesaan.
Hk3 : Adanya pegaruh signifikan dari dampak Pembanguan industri terhadap
nilai pendidikan bagi masyarakat perdesaan.
1.6Defenisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk
mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak
mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan
menjelaskan suatu gejala (Moleong,1997:67). Di samping mempermudah dan
memfokuskan penelitian konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti
untuk menindak lanjuti penelitian tersebut tersebut serta menghindari timbulnya
kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam penelitian. Untuk menjelaskan
maksud dan pengertian konsep-konsep yang terdapat dalam penelitian ini, maka
dibuat batasan-batasan konsep yang dipakai sebagai berikut:
Konsep-konsep penting dalam penelitian ini adalah:
1) Dampak pembangunan industri
Dampak pembangunan industri adalah akibat yang terjadi dari suatu
pembanguan industri pabrik yang dilakukan pada suatu wilayah baik itu disengaja
maupun tidak disengaja. Dampak yang dimaksudkan dalam penelitian ini terbagi
atas dua kategori yakni dampak positif dan negatif dari pembangunan industri
2) Kawasan Industri
Kawasan industri dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai kawasan
tempat pemusatan kegiatan Industri, kawasan tempat pemusatan kegiatan Industri
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan
dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin usaha industri.
Dalam penelitian ini yang menjadi kawasan industri adalah lahan persawahan
serta pertanian yang dimiliki oleh masyarakat yang kemudian dijual ke para
pemilik modal sehingga menimbulkan peralihan fungsi lahan. Dan kawasan ini
sejauh ini masih dalam tahap pengesahan untuk manjadi Kawasan Industri.
(http://www.bumn.go.id/kiw/berita/360/Pengertian.Kawasan.Industri.dan.Zona.In
dustri)
3) Pembangunan Industri
Mengutip pendapat Siagian dalam Khairuddin (2000), pembangunan
industri merupakan usaha melakukan perkembangan pada sektor industri yang
dilakukan untuk menuju suatu keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang
terutama pada kawasan perdesaan.
4) Masyarakat Kawasan Industri
Masyarakat kawasan industri pabrik yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah masyarakat yang bertempat tinggal di sekitaran pabrik dengan radius
100-500 meter, yang sangat merasakan langsung dampak dari adanya kawasan pabrik
tersebut di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli
5) Kondisi Sosial Ekonomi
Dalam penelitian ini yang dimaksud kondisi sosial ekonomi yaitu
merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan
seseorang pada posisi tertentu dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai
pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dimainkan oleh orang
yang membawa status tersebut. Sementara W.S Winke (1991) menyatakan bahwa
pengertian status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang
menunjukan pada kemampuan finansial keluarga dan perlengkapan material yang
dimilki (Basrowi, 2010). Dalam penelitian ini yang dilihat dari kondisi sosial
ekonomi adalah kondisi sebelum berkembangnya pembangunan industri dengan
sesudah berkembangnya industri di Desa Tanjung Selamat.
6) Transformasi Mata Pencarian
Transformasi mata pencaharian merupakan perpindahan mata pencaharian
dari mata pencaharian awal ke mata pencaharian yang baru. Pada awalnya mata
pencaharian di desa ini adalah pertanian, setelah masuknya industri di desa ini
perlahan mengalami transformasi sehingga mata pencaharian masyarakat beralih
menjadi sektor industri yakni buruh di pabrik.
7) Interaksi Sosial
Hubungan - hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan
antara orang-orang perorangan, antara kelompok - kelompok manusia, maupun
ineteraksi yang dimaksud adalah antar sesama masyarakat asli maupun antar
masyarakat asli dengan pendatang di desa ini.
8) Diverfikasi Mata Pencaharian
Dalam penelitian ini yang dimaksud penulis sebagai diverfikasi yaitu
adanay kepemilikan mata pencaharian lebih dari satu atau bisa disebut juga
beragam, dimana dalam hal ini masyarakat tidak meninggalkan jenis mata
pencaharian awal. Misal sebagai petani padi.
9) Peluang Kerja
Peluang Kerja merupakan suatu kesempatan atau waktu yang lebih besar
yang seharusnya dimanfaatkan bagi masyarakat agar mereka mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik untuk kehidupa mereka.
1.7Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan
penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 1995:72).
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel bebas atau independent
variabel (X) dan variable terikat atau dependent variable (Y). Veriabel bebas yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel lain, sedangkan variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini penjabaran variabel sebagai
berikut: X =Variabel bebas yakni pembangunan industri
Y1 =Variabel terikat divesifikasi mata pencaharian
Y2 =Variabel terikat interaksi sosial
Y3 =Variabel terikat nilai pendidikan
Y1
X Y2
1.8Operasional Variabel
Defenisi operasional adalah spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur
atau memanipulasi suatu variabel. Defenisi operasional memberikan batasan atau
arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk
mengukur variabel tersebut (Sarwono, 2006).
1. Variabel bebas (X)
Variabel bebas sebagai pengaruh atau penyebab dari variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang di
observasi (Sarwono, 2006 : 54). Variabel X dalam penelitian ini adalah
pembangunan industri di perdesaan, Adapun yang menjadi indikator
variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu:
1. Jumlah Pabrik Yang Bertambah
2. Peralihan Lahan Agraria ke Industri
3. Meningkatnya Masyarakat yang bekerja
di sektor industri.
2. Variabel terikat(Y):
Variabel terikat adalah akibat dari variabel yang mendahuluinya,
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi jika dihubungkan
dengan variabel bebas. Variabel terikat adalah variabel yang variabelnya
diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh
variabel bebas (Sarwono, 2006 : 54). Variabel terikat dalam penelitian ini
1. Diversifikasi mata pencaharian (Y1)
Diversifikasi mata pencaharian merupakan perubahan sosial terjadi pada
kehidupan masyarakat dalam hal ekonomi upaya mereka untuk memenuhi
berbagai macam kebutuhan hidupnya. Indikator-indikator dari diversifikasi mata
pencaharian adalah sebagai berikut:
1. Peluang Kerja/Kesempatan Kerja
2. Peningkatan Pendapatan
3. Peningkatan Daya Beli Masyarakat
2. Interaksi sosial(Y2)
Perubahan dalam interaksi sosial pada dasarnya menyangkut
perubahan-perubahan yang terjadi dalam interaksi antara masyarakat yang satu dengan yang
lainnya dan penguatan solidaritas oleh masyrakat. Indikator-indikator perubahan
interaksi sosial dalam penelitian ini meliputi:
1. Munculnya kelompok-kelompok sosial tertentu
2. Tumbuhnya Sikap Individualis
3. Adanya konsep nilai untung rugi dalam berinteraksi
3. Nilai pendidikan (Y3)
Perubahan dalam hal pendidikan pada dasarnya menyangkut
perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat dalam upaya meningkatkan
taraf pendidikan dikalangan masyarakat dengan memberikan pemahaman nilai
pendidikan dimasa depan. Indikator-indikator nilai pendidikan dalam penelitian
1. Kepercayaan bahwa pendidikan menentukan dalam mendapat
pekerjaan yang baik.
2. Syarat ketentuan minimum tingkat pendidikan pada setiap
prekrutan karyawan.
1.9Bagan Operasional Variabel
Variabel X Indikator
Pembangunan Industri
Pabrik
1. Jumalah pabrik yang bertambah
2. Peralihan Lahan Agraria ke Industri
3. Meningkat jumlah masyarakat yang bekerja di
pabrik
Variabel Y Indikator
Diversifikasi mata pencaharian 1. Peluang Kerja
2. Peningkatan Pendapatan
3. Peningkatan daya beli masyarakat
Interaksi Sosial 1. Munculnya kelompok-kelompok sosial
tertentu
2. Tumbuhnya Sikap Individualis
3. Adanya konsep nilai untung rugi dalam
berinteraksi
Nilai Pendidikan 1. Kepercayaan bahwa pendidikan
menentukan dalam mendapat pekerjaan
2. Syarat ketentuan minimum tingkat
pendidikan pada setiap prekrutan
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan suatu uraian yang memuat pokok–pokok
pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti
(Nawawi 2001). Dengan adanya kerangka teoritis tersebut maka penulis akan
mempunyai landasan untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan Teori Pembangunan dan Teori Interaksi
Sosial.
2.1Industrialisasi dan Perubahan Sosial di Pedesaan 2.1.1 Industrialisasi
Industrialisasi merupakan suatu proses perubahan sosial ekonomi yang
merubah sistem pencaharian masyarakat agraris menjadi masyarakat industri.
Industrialisasi juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana masyarakat
berfokus pada ekonomi yang meliputi pekerjaan yang semakin beragam
(spesialisasi), gaji, dan penghasilan yang semakin tinggi. Industrialisasi adalah
bagian dari proses modernisasi dimana perubahan sosial dan perkembangan
ekonomi erat hubungannya dengan inovasi teknologi. Perlu digarisbawahi bahwa
perubahan mata pencaharian tadi, juga sangat berpengaruh pada kemajuan
perdagangan. Sehingga berdagang juga merupakan salah satu ciri mata
pencaharian masyarakat industri. (Ibrahim: 2010).
Industrialisasi secara implisit disebutkan oleh Taryono ( 1997 ), sebagai
penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi maju dalam proses produksi, yang
bukan hanya menuntut tenaga kerja terampil dan ahli tetapi juga modal yang besar
industrialisasi merupakan proses interaksi antara pembangunan teknologi,
spesialisasi, dan perdagangan yang pada akhirnya mendorong perubahan struktur
ekonomi. Menurut Rahardjo (1984), ada beberapa alasan yang menilai sektor
industri lebih penting untuk dikembangkan dari pada sektor pertanian. Pertama,
penanaman modal disektor pertanian dinilai kurang menguntungkan.Kedua,
sektor pertanian dianggap lambat pertumbuhannya. Ketiga, industrialisasi
diperkirakan dapat mengatasi masalah kesempatan kerja yang semakin sempit
disektor pertanian. (Rahardjo, 1984)
Peranan dan kedudukan sektor industri dalam pembangunan ekonomi
sudah tidak dapat diremehkan lagi. Namun, yang menjadi persoalan adalah
bagaimana proses yang diambil untuk mengembangkan industri. Menurut D.Seers
(1971), dalam pembahasannya mengenai peranan industry dalam pembangunan,
menggambarkan proses-proses untuk perkembangan industri antara lain : angapan
bahwa pembangunan industri lebih penting dari pertanian yang mengakibatkan
tekanan yang berlebih-lebihan dalam memandang pentingnya sector industry;
pertumbuhan industry manufaktur akan mampu menyediakan banyak lapangan
kerja dan karena itu akan menyerap angkatan kerja jumlah besar; industrialisasi
bias menurunkan penggunaan mata uang asing dan menghemat devisa.
Poot ( 1990 ) dalam Taryono ( 1997 ), menunjukan bahwa tujuan yang
ingin dicapai dari proses pembangunan industrialisasi adalah terciptanya lapangan
kerja, peningkatan jumlah dan nilai ekspor, pengembangan wilayah, peningkatan
subsidi impor, serta pemanfaatan atau pengolahan sumberdaya alam domestic
Negara yang bersangkutan. Menurut Pangestu, Atje, dan et.all ( 1996 ),
menggambarkan berbagai tujuan yang lazim dan diharapkan oleh Negara
berkembang dalam melakukan industrialisasi (Taryono, 1997). Tiga prioritas
utama adalah: meningkatkan produktivitas dan efisiensi sector industri agar
mencapai tigkat pertumbuhan yang tinggi dan baik dalam nilai tambah, ekspor,
atau kesempatan kerja; pendalaman dan penguatan struktur industri yang tangguh
berdasarkan peningkatan kemampuan teknologi dan optimalisasi penggunaan
sumber daya alam dan suber daya manusia; dan meningkatkan daya saing; serta
untuk tujuan pemerataan dan pengurangan kesenjangan prioritas lain dari
pembangunan industri adalah mengembangkan industri kecil dan menengah
termasuk industri pedesaan, dan penyebaran pembangunan lokasi industri ke
daerah, termasuk kawasan barat Indonesia, sehingga mampu mengembangkan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di daerah.
Pembangunan menurut Sunyoto (2004), di artikan sebagai sebuah usaha
dalam meningkatkan segala kemampuan baik dari segi sumber daya manusia
(SDM) atatu sumber daya alam (SDA), hal ini dilakukan dalanm rangka
mensejahterkana dan memanusiakan masyarakat yang sering kali hanya dijadikan
batu loncatan untuk meraih sebuah kesuksesan baik oleh masyarakat, kelompok
maupun individu. Pembangunan dalam pengertian ekonomi murni menunjukkan
taraf kemampuan ekonomi nasional suatu negara untuk beranjak dari tahap awal
yang relatif statis menuju peningkatan tahunan secara konsisten dah disertai
perubahan struktural dibidang agraria, industri dan jasa, produksi dan lapangan
kerja (Usman, 2004).
Semakin banyak pembangunan industri yang didirikan, semakin banyak
bekerja di pabrik lebih besar. Sangat mudah untuk bekerja di pabrik, tanpa
persyaratan yang sulit dan karyawan tidak dituntut untuk memiliki keahlian yang
khusus. Sebagian besar masyarakat pedesaan lebih percaya bahwa bekerja di
sektor industri lebih menjamin kehidupan, adanya upah minimum regional juga
menambah daya tarik mereka untuk bekerja di pabrik. Mereka mendapatkam
penghasilan yang tetap bahkan kadang mendapat uang lembur yang menambah
penghasilan. Berbeda dengan petani yang mendapatkan penghasilan tergantung
dari hasil panen yang didapat. Mereka tidak segan untuk urban ke kota besar agar
dapat bekerja di pabrik daripada mereka harus bekerja sebagai petani dan mereka
rela meninggalkan keluarga selama berbulan-bulan. Industrialisasi tidak hanya
terjadi di perkotaan, di daerah pedesaan pun industrialisasi sangat diperlukan
untuk menampung masyarakat desa yang tidak bisa bekerja pada sektor pertanian.
Industrialisasi secara nyata dapat meningkatkan perekonomian di Indonesia.
2.1.2 Perubahan Sosial dan Pembangunan Ekonomi
Perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam sistem sosial.
Lebih tepatnya, ada perbedaan antara keadaan sistem tertentu dalam jangka waktu
yang berlainan. Saat mengatakan adanya perubahan sosial pasti yang ada dibenak
seseorang adalah sesuatu yang terjadi setelah jangka waktu tertentu dan ada
perbedaan dari sebelumnya, kalau bicara mengenai kata sebelumnya, pasti ada
kata setelahnya dalam bahasa inggrisnya (before and after). Untuk itu terdapat
tiga konsep dalam Perubahan Sosial, yang pertama, studi mengenai perbedaan.
Kedua, studi harus dilakukan pada waktu yang berbeda. Ketiga, pengamatan pada
sistem sosial yang sama. Itu berarti untuk dapat melakukan studi perubahan
menjadi fokus studi.kemudian harus dilihat dalam konteks waktu yang berbeda,
maka dalam hal ini menggunakan studi komparatif dalam dimensi waktu yang
berbeda. Dan setelah itu objek yang menjadi fokus studi komparasi
harusmerupakan objek yang sama. Jadi dalam perubahan sosial mengandung
adanya unsur dimensi ruang dan waktu (Martono, 2011). Adanya perubahan yang
terlalu cepat memberikan implikasi terhadap masyarakat sebagai penerima
perubahan, perubahan yang sangat dapat dilihat adalah perubahan dalam hal
pembangunan ekonomi dalam masyarakat yang mengalami perubahan struktur
seperti dalam penelitian ini dari masyarakat agraris ke masyarakat industri.
Pembangunan ekonomi atau perkembangan ekonomi menurut Rostow
dalam Suwarsono (2004), masyarakat indutri berada dalam tahap konsumsi tinggi
dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sedangkan masyarakat tradisional
mengalami hanya sedikit perubahan baik dibidang ekonomi maupun sosial
budaya. Teori Modernisasi Rostow ini merupakan teori pertumbuhan tahapan
linier (linier stage of growth models). Dimana pembangunan dikaitkan dengan
perubahan dari masyarakat agraris dengan budaya tradisional ke masyarakat
rasional, industrial, dan berfokus pada ekonomi. pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh peningkatan secara kuantitas dan kualitas dari faktor produksi
dalam sebuah negara yang meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan pengusaha.
Menurut Rostow terdapat 5 tahapan masyarakat menuju masyarakat
industri yang modern. Tahap pertama yakni masyarakat tradisional yang
mendasarkan pada pertanian, belum banyak menguasai ilmu pengetahuan, adanya
statis dan produksi digunakan untuk konsumsi bukan investasi. Tahap kedua, prakondisi untuk lepas landas dimana campur tangan dari luar telah merubah
masyarakat tradisional sehingga muncul ide pembaharuan, ada usaha-usaha untuk
meningkatkan tabungan masyarakat. Tahap ketiga, lepas landas dimana mulai
hilangnya hambatan proses pertumbuhan ekonomi, tabungan dan investasi
meningkat, pertanian menjadi usaha komersial untuk mencari keuntungan bukan
untuk konsumsi, industri baru berkembang pesat, dimana keuntungan ditanamkan
kembali pad apabrik baru. Tahap keempat, bergerak ke kedewasaan yang mana
teknologi mulai diadopsi secara meluas, memantapkan posisinya dalam
perekonomian global serta melakukan peningkatan tabungan dan investasi.
Sedangkan tahap terakhir kelima, konsumsi massal yg tinggi, pada tahap ini konsumsi tidak lagi terbatas pada kebutuhan pokok untuk hidup tetapi meningkat
ke kebutuhan yang lebih tinggi, perubahan orientasi produksi dari kebutuhan
dasar menjadi kebutuhan barang konsumsi tahan lama, surplus ekonomi tidak lagi
digunakan untuk investasi tetapi digunakan untuk kesejahteraan sosial, dan
pembangunan sudah berkesinambungan.
2.2Interaksi Sosial Masyarakat Industri Perdesaan
Pada dasarnya masyarakat desa selalu memiliki ciri-ciri dalam hidup
bermasyarakat, biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada situasi
dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan pada
kehidupan masyarakat desa di daerah tertentu. Masyarakat desa juga ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap masyarakat yang amat kuat dan pada hakekatnya bahwa seseorang
dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota masyarakat,
karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling mencintai saling
menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan
dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Yang menjadi ciri masyarakat pedesaan antara lain; pertama, didalam masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas wilayahnya. Kedua, sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan. Ketiga, sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Keempat, masyarakat tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat, dan sebagainya. Tetapi Raharjdo (1999) menambahkan bahwa sejumlah sosiolog dalam merumuskan karakteristik masyarakat cenderung mengacu pada pola-pola pikiran yang bersifat teoritik, seperti konsep dari Ferdinand Tonnies (18551936) Emile Durkheim (1858-1917) dan Charles Horton Cooley (1864-1929).(Di akses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Charles_Cooley tetanggal 7Juli 2015)
Berdasarkan hal diatas, maka masyarakat desa pada dasarnya memiliki
interaksi sosial yang kuat satu dengan yang lain. Interasksi sosial menurut Gilin n
Gilin merupakan:
Menurut Gillin dan Gillin (1954) interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorang antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorang dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karenamasing-masing sadar akan adanya pihak lain yang meyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syarat orangorang yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya baukeringat, minyak wangi, suara berjalan, dll. Semua itu menimbulkan kesan di dalam pikiran seseorang, yang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. (Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar .Jakarta; Raja Grafindo Persada.2007.hlm. 55-56.)
Interaksi sosial adalah hubungan yang dibangun dari individu dengan
individu ataupun individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Bentuk
mungkin berkelahi hal yang demikian merupakan interaksi yang terjalin di dalam
hubungan sosial meskipun mereka tidak melakukan pembicaraan ataupun
tindakan seperti simbol atau tanda-tanda, interaksi telah terjalin didalamnya
karena mereka sadar bahwa ada pihak lain yang hadir didekat mereka, sehingga
perubahan akan terjadi karena kehadiran pihak lain yang kemudian menimbulkan
tindakan yang di lakukannya.
Dengan demikian berdasarkan pengertian interaksi sosial yang dipaparkan
diatas maka dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial yang terjalin di dalam
masyarakat pedesaan adalah hubungan timbal balik antara orang-perorang dengan
kelompok dan kelompok. Dan di masyarakat pedesaan interkasi sosial masih
sangat baik, mereka masih sangat tegang rasa satu sama lain dan siap membantu
bila ada yang meminta pertolongan, dikarenakan di pedesaan masih ada sifat
kekeluargaan dan saling membantu bila ada perayaan hajatan ataupun adat dan
agama, dan mereka masih beranggapan bahwa satu sama lain adalah juga bagian
dari keluarga.
Interaksi sosial yang terjalin dalam masyarakat akan menghasilkan
tindakan yang membentuk suatu kelompok didalam masayarakat itu sendiri.
Ferdinand Tonnies (1855-1936) membagi ke dalam dua jenis kelompok, yaitu
gemeinschaft dan gesellschaft.
1) Gemeinschaft (Paguyuban).
Kelompok sosial ini digambarkan sebagai kehidupan bersama yang intim
pernikahan dan keluarga digambarkan sebagai gemeinschaft of life. Contohnya kehidupan rumah tangga, kekerabatan, dan sebagainya.
2) Gesellschaft (Patembayan)
Gesellschaft adalah ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu Bentuk dalam pikiran belaka, dan strukturnya
bersifat mekanis. Bentuk gesellschaft ini umumnya terdapat di dalam hubungan perjanjian yang didasarkan pada ikatan timbale balik, seperti ikatan antara
pedagang dengan pembeli.
Hal yang sama juga di ungkapkan Emile Durkheim (1859-1917), bahwa
akan memebentuk solidaritas didalam masyarakat. Solidaritas dalam berbagai
lapisan masyarakat bekerja seperti perekat sosial. Dalam hal ini dapat berupa,
nilai, adat istiadat, dan kepercayaan yang dianut bersama oleh anggota masyarakat
dalam ikatan kolektif. Durkheim membagi kelompok masyarakat ke dalam
solidaritas mekanis dan solidaritas organis:
a) Solidaritas Mekanis
Solidaritas yang terbangun antara sesama manusia yang didasari akar-akar
humanisme serta besarnya tanggung jawab dalam kehidupan sesama. Solidaritas
tersebut mempunyai kekuatan sangat besar dalam membangun kehidupan
harmonis antara sesama. Karena itu, landasan solidaritas tersebut lebih bersifat
lama dan tidak temporer. Solidaritas mekanis merupakan ciri yang menandai
masyarakat yang masih sederhana, yang oleh Durkheim dinamakan segmental.
Solidaritas mekanis adalah ciri yang menandai bagi masyarakat sederhana
yang hidup terpisah dalam kelompok-kelompok kecil. Pada masyarakat ini belum
setiap pekerjaan dilakukan secara bersama-sama atau gotong royong dan pada
umumnya masyarakat tersebut mempunyai pekerjaan yang sama, yaitu sebagai
petani.
b) Solidaritas Organis
Solidaritas organis adalah bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat
kompleks atau beragam yang telah mengenal pembagian kerja secara rinci.
Dengan demikian muncul keahlian tertentu yang dimiliki oleh setiap anggota
masyarakat yang mengakibatkan setiap golongan dalam masyarakat saling
tergantung satu sama lain dan tidak dapat hidup secara sendiri tanpa melakukan
hubungan atau kerja sama dengan golongan lain dalam masyarakat. Hubungan
yang terjalin lebih bersifat fungsional sehingga lebih temporer sifatnya. Pada
tataran lebih luas, bisa saja solidaritas yang terbangun di dalamnya didasarkan
pada kacamata niaga, yang berlaku hukum untung rugi.
Solidaritas Organis merupakan bentuk solidaritas yang mengikat
masyarakat kompleks, masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja yang
rinci dan dipersatukan oleh kesalingtergantungan antar bagian. Tiap anggota
menjalankan peranan berbeda dan diantara berbagai peranan yang ada terdapat
kesalingtergantungan laksana kesalingtergantungan antara bagian bagian suatu
organisme biologis. Karena adanya saling tergantungan ini maka ketidakhadiran
pemegang peranan tertentu akan mengakibatkan gangguan pada kelangsungan
2.3 Stratifikasi dan Mobilitas Sosial Pada Masyarakat Industri di Perdesaan
Industrialisasi di perdesaan tentu akan membawa dampak yang jauh lebih
luas daripada industrialisasi di perkotaan. Hal ini terjadi dikarenakan latar
belakang masyarakat perdesaan yang sama sekali tidak mengenal adanya
persaingan didalam dunia kerja. Masyarakat hanya bekerja dalam satu sektor
yakni pertanian hanya akan muncul dua kelompok stratifikasi sederhana yakni
tuan tanah dan buruhnya. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya industri
stratifikasi yang berkembang semakin jelas dalam masyarakat industri perdesaan.
Berdasarkan hal tersebut, penentuan kelas sosial tidak lagi hanya
ditentukan oleh aspek ekonomi semata, tetapi juga ditentukan oleh aspek lain,
seperti faktor kelangkaan dan profesionalitas seseorang. Hal ini disebabkan oleh
masyarakat industri yang memang sangat mengahrgai kreativitas yang mampu
memberi nilai tambah dalam pekerjaa. Akibatnya, orang yang berpendidikan
tinggi sangat dihargai oleh masyarakat industri. Sebaliknya, orang yang
berpendidikan rendah ditempatkan pada strata bawah/ kurang dihargai
masyarakat.
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial ini pada kehidupan masyarakat
sangat besar dan berpengaruh dikarenakan masyarakat terus dituntut untuk
menjadi lebih terampil dan memiliki pendidikan yang membuat mereka menajdi
orang yang profesional karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan
tempat untuk masyarakat dengan kemampuan apa yang mereka miliki untuk
mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial,
semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya dan semakin banyak jumlahnya
semakin banyak juga yang menempatinya.
Industrialisasi juga telah memberikan dampak pada mobilitas sosial
masyarakat desa, mobilitas yang merupakan perpindahan posisi seseorang atau
sekelompok orang dari lapisan satu ke lapisan yang lain. Dengan hadirnya industri
banyak masyarakat yang mengalami perpindahan ini. Ada dua jenis perpindahan
posisi dalam mobilitas sosial :
2.3.1Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang
atau sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda.
2.3.1.1 Social Climbing
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan
status atau kedudukan seseorang. Misalnya seorang camat yang diangkat menjadi
bupati, seorang guru yang diangkat menjadi kepala sekolah.
2.3.1.2 Social Sinking
Social sinking adalah proses penurunan status atau kedudukan seseorang.
Misalnya, kepala rumah tahanan yang diturunkan menjadi sipir karena tersandung
kasus penyuapan, seorang tentara yang diberhentikan tidak hormat karena
2.3.2Mobilitas Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau
sekelompok orang dala lapisan sosial yang sama. Ciri utama mobilitas ini adalah
lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.
2.4 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yakni penelitian dari Emil
Alamsyah pada tahun 2009 FISIP Universitas Sriwijaya yang berjudul “ Dampak
Keberadaan Pabrik Teh dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Gunung
Dempo”, penelitian ini mengangkat permasalahan tentang bagaimana dampak
keberadaan pabrik teh dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat gunung
dempo yang berdomisili disekitar pabrik teh, apakah keberadaan pebrik teh
menimbukan konflik pada masyarakat yang berdomisili disekitar pabrik teh.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan teknik
pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan wawancara secara
mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan pabrik teh di
Desa Gunung Dempo memberikan dampak positif dan negatif serta mampu
memberikan banyak manfaat dibidang pendidikan dan ekonomi. Tetapi
keberadaan pabrik teh tersebut juga menimbulkan beberapa permasalahan
diantaranya adalah penyerobotan tanah oleh pabrik, dengan adanya permasalahan
ini maka penduduk desa Gunung Dempo berhasrat kepada pemerintah untuk
memberikan jalan keluar terbaik melalui kebijkan-kebijakan yang mendukung
Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam karena daerah tersebut terdapat pabrik
industri yang menghasilkan teh terkenal dan berkualitas.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rusmawardi (2007), “Dampak
Berdirinya Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jack) Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Pada Desa Kabuau, Kecamatan
Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Propinsi Kalimantan Tengah)”
peneliti ini menggunakan metode analisa data Deskriftif Kualitatif. Hasil analisa
data menunjukan bahwa keberadaan perusahaan perkebunan kelapa sawit PT.
Makin Group di Desa Kabuau telah membawa perubahan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat Desa Kabuau. Perubahan sosialnya terkait dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan serta
perubahan fasilitas jalan utama yang menambah frekuensi keluar-masuknya
kendaraan umum menuju Desa Kabuau. Sedangkan perubahan ekonomi
masyarakat yang dapat dirasakan setelah berdirinya PT. Makin Group adalah
berkurangnya pendapatan masyarakat akibat dari peralihan pekerjaan masyarakat,
dari perambah hutan ke buruh perkebunan. Kehadiran perkebunan kelapa sawit
PT. Makin Group membawa dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi bagi
masyarakat Desa Kabuau, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Dampak positif adalah mengurangi penganguran masyarakat desa,
menciptakan lapangan kerja baru, adanya sarana komunikasi, peningkatan
pendapatan masyarakat, terbukanya aksses Desa dengan Desa lain, dan menambah
pengetahuan tentang budidaya kelapa sawit, sedangkan dampak negatif yang
sempit, pencemaran lingkungan dari aktivitas perkebunan dan pabrik kelapa
sawit, dan pegeseran budaya masyarakat lokal.
Dari beberapa penelitian-penelitian terdahulu dalam penelitian ini peneliti
lebih memfokuskan permasalahan penelitian dari Dampak Pembangunan Industri
terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui lebih luas lagi dampaknya terhadap kondisi kehidupan masyarakat
baik hal kondisi sosial seperti interaksi dan kedekatan dengan masyarakat sekitar,
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan maupun dalam hal ekonomi
meningkatkan kesejahteraan mereka lewat peluang atau kesempatan kerja yang
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskna metode yang digunakan dalam penelitian
mengenai dampak dari pembangunan industri terhadap diversifikasi mata
pencaharian, interaksi sosial dan nilai pendidikan pada masyarakat perdesaan.
Cakupan yang akan dijelaskan meliputi Jenis Penelitian, Subyek dan Obyek
Penenlitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Metode Pengumpulan Data serta
Pengolahan dan Analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini digunakan metode penelitian survei dengan
menggunakan pendekatan kauntitatif. Survei merupakn metode yang digunakan
dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan langsung terhadap suatu
gejala dalam populasi besar atau kecil. Penelitian dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif untuk memahami suatu gejala dengan lebih mendalam
dengan cara setiap hal yang akan diteliti harus diidentifikasi. Dikategorisasikan,
dan diidentifikasi secara jelas untuk kemudian dapat diukur melalui cara-cara
yang tepat. ( Pendit,2003).
Penelitian dengan menggunakan metode survei dilakukan untuk
memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.
Penelitian ini diidentifikasi dengan penelitian menggunakan petanyaan
“Bagaimana” bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan realitas
sosial lebih mendetail yang ada dimasyarakat mengenai suatu gejala atau
fenomena. Penelitian dengan metode survei dengan menyebar kuesioner serta
terkesan kurang jelas. Ukuran sampel untuk survei oleh statistik dihitung dengan
menggunakan rumusan untuk menentukan seberapa besar ukuran sampel yang
diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat akurasi yang
dapat diterima.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah
dikarenakan desa ini merupakan desa yang pada awalnya merupakan desa agraris
dimana masyarakatnya bermata pencaharian utama sebagai petani, akan tetapi
sepuluh tahun terakhir seiring perkembangan pembangunan industri di Indonesia
yang menyebar keseluruh perdesaan, desa ini mengalami masuknya industri yang
pertumbuhannya sangat meningkat sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam
kehidupan sosial ekonomi masyarakat, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melihat dan menganalisa bagaimana dampak pembangunan industri terhadap
diversifikasi mata pencaharian, interaksi sosial dan nilai pendidikan pada
masyarakat perdesaan khususnya di Desa Tanjung Selamat Kecamatan Percut Sei
Tuan Kabupaten Deli Serdang.
3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang memiliki
karakteristik tertentu atau populasi merupakan keseluruhan gejala atau satuan
yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini merupakan masyarakat desa yang
berada di kawasan industri dengan radius 100-500 meter dengan jumlah 350 KK
radius 300-400 107kk radius 400-500 berjumlah 123kk. Dalam hal ini unit
analisisnya adalah keluarga(kk) dengan jumlah polulasi yang sangat banyak
seh