• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

4.2. Karakteristik Responden

4.2.3 Diversifikasi dan Kehidupan Ekonomi Responden Setelah

Perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Selamat terus berkembang mengikuti perkembangan pembangunan industri pabrik yang ada. Perubahan yang paling terlihat jelas adalah perubahan dalam hal ekonomi yakni dari pendapatan perminggu setiap kepala keluarga, kepemilikan atas barang investasi seperti kendaraan dan lahan tanah dan juga dalam hal kondisi difisik rumah dari setiap masyarakat.

Semua hal tersebut menjadi bagian dari kajian peneliti selama melakuakan penelitian di Desa Tanjung Selamat dengan melakukan penyebaran kuesioner dan juga observasi dan wawancara langsung di lapangan. Kondisi ekonomi dalam penelitian ini juga dilihat dalam hal bagaimana perkembangan pabrik memberikan peluang terbukanya lebih lebar lagi jenis pekerjaan.

Sehingga masyarakat tidak hanya memiliki satu jenisa mata pencaharian saja tetapi bisa lebih dari satu. Dengan memiliki mata pencaharian lebih dari satu tentu akan berdampak pada ekonomi dari setiap masyarakat dan juga akan berdampak pada pemenuhan hal yang lain seperti sekolah anak dan kesehatan keluarga.

Tabel 4.26

Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Barang Investasi (Kendaraan, Hewan Ternak dan Lahan/Tanah)

Investasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sawah 5 6,0 6,3 6,3 Emas 9 10,7 11,3 17,5 Hewan Ternak 1 1,2 1,3 18,8 Kendaraan lebih dari satu 46 54,8 57,5 76,3 Lainnya (Gabungan dari beberapa kategori) 17 20,2 21,3 97,5 Tidak Memiliki 2 2,4 2,5 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber: Data Kuesioner Maret 2015

Berdasarkan hasil data tabel 4.26 sebanyak 57,5% responden menyatakan memiliki kendaraan lebih dari satu. Hal ini tentu memberikan gambaran bahwa setelah berkembangnya pembangunan industri dikawasan Desa Tanjung Selamat masyarakat memiliki penghasilan yang pasti setiap minggunya dan mereka dapat mengelola penghasilan dengan baik sehingga bisa menabung untuk membeli barang investasi berupa kendaraan.

Responden yang lain sebanyak 21,3% menyatakan bahwa dari sisa penghasilan mereka dapat ditabung dan diinvestasikan kedalam bentuk lahan/tanah dan hewan ternak serta kendaraan. Responden yang menyatakan seperti ini adalah yang rata-rata suami dan istri bekerja sebagai karyawan di

pabrik. Sehingga mereka lebih banyak memperoleh penghasilan dibandingkan dengan yang hanya suami atau istrinya saja yang bekerja di pabrik.

Sebanyak 11,3 % dan 6,3 % responden menyatakan sisa dari penghasilannya di investasikan kedalam bentu Perhiasan dan Sawah. Respondedn yang menyatakan seperti ini lebih didominasi oleh kaum perempuan yang suaminya bekerja di kota sebagai tukang bangunan yang penghasilannya lebih besar dan penghasilan istri yang bekerja dipabrik di investasikan ke hal yang lebih bermanfaat untuk kehidupan mereka.

Peningkatan terhadap barang atau lahan yang dimiliki oleh masyarakat di Desa Tanjung Selamat, banyak mengalami perubahan yang sangat signifikan dikarenakan masyarakat sudah memiliki penghasilan pasti setiap minggunya dari pekerjaan mereka. Jika dibandingkan pada saat masyarakat hanya memiliki satu mata pencaharian yakni petani, dimana bertani merupakan pekerjaan musiman yang dilakukan per tiga bulan sekali sesuai musimnya tentu tidak memberikan penghasilan yang pasti kepada masyarakat. Maka dengan adanya mata pencaharian yang lebih dari satu ini masyarakat lebih pandai dalam mengelola penghasilan sehingga mereka dapat menabung dan menyekolahkan anak-anaknya.

Tabel 4.27

Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Rumah Permanen

Kepemilikan Rumah Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Papan 2 2,4 2,5 2,5 Semi Permanen 10 11,9 12,5 15,0 Permanen 68 81,0 85,0 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber : Data Kuesioner Maret 2015

Berdasarkan tabel 4.27 responden dalam penelitian ini yang telah memiliki rumah permanen sebanyak 85,0% atau sebanyak 68 orang. responden telah merenovasi rumah dengan hasil bekerja dan juga berdasarkan pengetahuan yang mulai berkembang tentang bentuk rumah yang lebih kokoh dan bagus. Hal ini tentu didapatkan oleh responden dikarenakan masuknya penduduk dari luar daerah serta masuknya pengetahuan tentang arsitektur rumah dari luar yang di bawa oleh pembangunan industri. Tentu dengan semua perubahan ini membawa dampak positif bagi pembangunan desa, dimana desa tidak lagi terlihat sebagai desa tertinggal dengan penduduk yang masih tinggal dirumah papan atau tepas.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 12,5 % responden juga masih ada yang memiliki rumah semi permanen dimana semi permanen yang dimaksud adalah separuh berdinding batu separuh berdinding kayu atau tepas. responden yang masih tinggal dirumah-rumah dengan kondisi semi permanen ini adalah masyarakat yang termasuk dalam kategori masyarakat yang sudah berusia lebih lanjut yakni 50 tahun keatas. Dimana mereka sudah lebi memikirkan bahwa

rumah tidak lagi menjadi prioritas melainkan lebih kepada menginvestasikan penghasilan untuk kepentingan anak-anaknya yang sudah mulai dewasa. Ada juga dalam penelitian ini ditemukan oleh peneliti sebanyak 2,5% responden yang masih tinggal dirumah papan.

Pada masyarakat dengan latar belakang masyarakat bertani tentu kondisi rumah pada waktu dahulu adalah rumah dengan kodisi non permanen atau dalam kata lain adalah papan dan tepas. Setelah perkembangan industri semakin maju dan memberikan mata pencaharian serta penghasilan yang pasti kepada masyarakat maka perlahan masyarakat mulai merenovasi rumah mereka. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melihat seberapa banyak dari jumlah responden yang sudah memiliki rumah permanen paska hadirnya pembangunan industri didesa ini.

Mereka yang masih memiliki rumah papan dikarenakan mereka merasa nyaman dengan rumah yang seperti itu dan mereka juga merupakan masyarakat kategori usia tua atau lanjut yang susah menerima perubahan. Secara keseluruhan kepemilikan rumah permanen telah menyeluruh keseluruh wilayah di desa ini, sehingga membuktikan bahwa perlahan kondisi ekonomi masyarakat sekitar mulai mengalami peningkatan dengan masuknya industri pabrik di Desa Tanjung Selamat.

Tabel 4.28

Data Responden Berdasarkan Kepemilikan Mata Pencaharian Lebih Dari Satu

Mata pencaharian lebih dari satu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Memiliki lebih dari satu 56 66,7 70,0 70,0 Hanya Memiliki satu 24 28,6 30,0 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber : Data Kuesioner Maret 2015

Berdasarkan data tabel 4.28 Sebanyak 70,0% atau sebanyak 56 orang dari responden menyatakan memiliki pekerjaan sampingan yang membantu perekonomian keluarga. Pekerjaan sampingan ini berbagai jenis dimulai dari memliki usaha sendiri seperti memiliki kos-kosan, warung nasi atau warung bakso selain itu memiliki pekerjaan sampingan sambil bertani di lahan yang tersisa agar bisa memiliki padi yanga akan bisa diolah sehingga tidak perlu membeli beras. Ada juga yang memiliki pekerjaan sampingan lain seperti jika sabtu dan minggu menjadi tukang ojek di persimpangan desa dikarenakan desa ini tidak ada angkutan yang masuk kedesa.

Berdasarkan kuesioner ini juga sebanyak 30% atau 24 orang responden yang tidak memiliki pekerjaan sampingan hanya bekerja di pabrik saja. Tetapi berdasarkan keterangan para responden bahwa mereka memang tidak memiliki pekerjaan sampingan tetapi mereka suami dan istri sama-sama bekerja bahkan

anaknya ada juga yang bekerja. Sehingga pendapatan mereka juga lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan bisa untuk ditabung lagi.

Mata pencaharian menjadi pusat prekonomian setiap kepala keluarga, semakin banyak mata pencaharian yang dimiliki maka akan semakin membantu setiap kepala keluarga dalam menghidupi anak dan istrinya. Jika sebelum masuknya industri yakni tahun 1990-an para kepala keluarga di Desa Tanjung Selamat hanya bekerja sebagai petani dan hanya berpusat pada satu jenis mata pencaharian saja. Maka tidak heran desa ini menjadi desa yang sangat tertinggal, dimana para orang tuan hanya berpenghasilan untuk biaya makan sendiri dikarenakan penghasilan yang bersifat musiman.

Kebijakan pemerintah tentang perluasan pembangunan industri kedaerah perdesaan memberikan hasil yang signifikan bagi perdesaan. Masyarakat lebih memiliki jenis mata pencaharian yang pasti tidak lagi hanya berpusat pada satu sumber mata pencaharian saja. Dengan keadaan seperti ini peneliti juga melakukan penelitian dengan penyebaran kuesioner tentang kepemilikan mata pencaharian lebih dari satu.

Kondisi dengan banyaknya muncul jenis mata pencaharian baru di desa ini membuat desa ini menjadi sangat ramai dan selalu menjadi tujuan para pemilik modal untuk terus mengembangkan usaha mereka. Para kelompok perempuan khususnya yang sanagt meresaakn dampak langsung dari pembangunan industri ini untuk ekonomi keluarganya. Setidaknya menurut mereka, mereka tidak lagi harus bergantung pada suami mereka bahkan mereka bisa menyimpan untuk membeli keperluan para kelompok perempuan ini. Tidak hanya itu pembangunan

ini juga dikatan memberikan peningkatan ekonimi dikarenakan jarang sekali ditemukan anak pemuda/i yang pengangguran didesa ini dikarenakan telah bekerja disetiap pabrik yang ada didesa ini meskipun hanya sebatas buruh harian atau borongan.

4.2.4 Nilai Pendidikan Bagi Kehidupan Responden Sebagai Masyarakat Industri Perdesaan

Pendidikan merupakan satu hal yang harus bisa di rasakan oleh seluruh masyarakat yang berada pada suatu negara, hal ini dikarenakan masa depan suatu daerah atau negara terlihat dari seberapa banyak generasi muda yang bersekolah untuk mendapat pendidikan yang lebih baik. Pendidikan sering tidak berjalan di lingkungan perdesaan yang berlatarbelakang pertanian atau hanya mengandalkan satu jenis pekerjaan saja. Hal ini juga yang terjadi pada Desa Tanjung Selamat sebelum hadirnya industri.

Perubahan yang terjadi pada masyarakat Desa Tanjung Selamat terus berkembang mengikuti perkembangan pembangunan industri pabrik yang ada. Perubahan yang paling terlihat jelas adalah perubahan dalam pendidikan terutama untuk generasi mudanya. Kalau dahulu sebelum adanya perkembangan industri seperti saat ini para generasi muda hanya bersekolah paling banyak sampai tingakt SMP, akan tetapi saat ini sudah berubah dan meningkat ketaraf SMA bahkan kuliah S1. Dengan perubahan ini peneliti melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner sebagai berikut:

Tabel 4.29

Kepercayaan Responden Sebelum Hadirnya Pabrik Terhadap Kemampuan Pendidikan Dalam Meningkatkan Ekonomi

Sikap Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Kurang Percaya 19 22,6 23,8 23,8 Tidak Percaya 61 72,6 76,3 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber: Data Kuesioner Maret 2015

Tabel 4.30

Kepercayaan Responden Sesudah Hadirnya Pabrik Terhadap Kemampuan Pendidikan Dalam Meningkatkan Ekonomi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat percaya 3 3,6 3,8 3,8 Percaya 77 91,7 96,3 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber: Data Kuesioner Maret 2015

Berdasarkan data kedua tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada perubahan yang sangat signifikan, dari pertanyaan yang diajukan peneliti kepada responden pada tabel 4.29 sebelum adanya industri pabrik, sebanyak 76,3% responden tidak percaya bahwa pendidikan akan meningkatkan ekonomi. Menurut alasan mereka

bahwa jika mau meningkatkan ekonomi seseorang itu harsu bekerja dengan rajin bukan dengan pendidikannya. Tetapi dengan perkembangan industri yang memberikan banyak masukan membuat masyarakat mulai menyadari dengan tabel 4.30 sebanyak 96,3 % masyarakat percaya saat ini bahwa pendidikan juga sangat menentukan meningkatnya ekonomi karena dengan pendidikan yang baik akan memperoleh pekerjaan yang baik juga. Hal ini sudah dilihat dan dirasakan oleh masyarakat dalam prekrutan karyawan di setiap pabrik yang ada di desa ini. Semakin tinggi dan baik pendidikan maka semakin nyaman pekerjaan yang mereka jalani. Ini juga sesuai dengan hasil data kuesioner sebagai berikut:

Tabel 4.31

Kepercayaan Masyarakat Bahwa Pendidikan Akan Memberikan Pekerjaan Yang Lebih Baik

Sikap Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Sangat percaya 4 4,8 5,0 5,0 Percaya 76 90,5 95,0 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber: Data Kuesioner Maret 2015

Berdasarkan tabel 4.31 tersebut sebanyak 95% responden memilih percaya bahwa pendidikan memberikan peluang kerja yang lebih baik, hal ini telah dibuktikan oleh para responden sendiri dalam prekrutan karyawan pada saat melamar pekerjaan di pabrik-pabrik yang ada.

Sehingga saat ini mereka tidak ragu dalam menyekolahkan anak-anaknya bahkan para kaum ibu rela membantu suami untuk bekerja agar mendapat

penghasilan yang lebih untuk membantu membayar biaya sekolah anak-anak mereka yang cukup mahal saat ini. Berikut data dari kuesioner biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai anak-anak sekolah.

Tabel 4.32

Biaya Yang Dikeluarkan Responden Untuk Pendidikan

Biaya Pendidikan Frequ

ency

Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid Rp.200.000– Rp.300.000 13 15,5 16,3 16,3 Rp.300.001- Rp.400.000 9 10,7 11,3 27,5 Rp.400.001- Rp.500.000 29 34,5 36,3 63,8 Rp.500.001- Rp.600.000 29 34,5 36,3 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber: Data Kuesioner Maret 2015

Biaya pendidikan yang saat ini cukup mahal tetapi para responden merasa hal itu harus dipenuhi maka banyak dari responden yang perempuan seorang ibu tetap bekerja membantu suami agar memperoleh tambahan sehingga dapat membantu biaya pendidikan. Berdasarkan tabel 4.32 rata-rata responden menjawab bahwa biaya yang dikeluarkan sekitar Rp.Rp.400.000- Rp.600.000/bln. Hal ini tentu jika tidak dibantu dengan para istri yang ikut bekerja maka anak mereka tetap akan memiliki pendidikan yang rendah.

Setelah menguluarkan biaya yang besar, maka para masyarakat sebenarnya memiliki orientasi sendiri dalam menyekolahkan anak-anaknya. Untuk itu dalam hal ini penulis juga menanyakan apa yang menjadi orientasi masyarakat mengejar atau bersekolah ketahap yang lebih baik. Berikut data kuesinoer yang dihasilkan.

Tabel 4.33

Orientasi Responden Dalam Memberikan Pendidikan Yang Lebih Tinggi Pada Anak-anak

Orientasi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1,2,3 52 61,9 65,0 65,0 1 dan 3 15 17,9 18,8 83,8 3 dan 5 13 15,5 16,3 100,0 Total 80 95,2 100,0 Missing System 4 4,8 Total 84 100,0

Sumber : Data Kuesioner Maret 2015

Hal-hal yang menjadi orientasi dalam memberikan pendidikan yang lebih baik keanak-anaknya para responden diberikan pilihan oleh penulis sebagai berikut:

1. Mendapat pekerjaan yang lebih bagus 2. Memiliki keterampilan

3. Menambah Ilmu

4. Pengaruh tren lingkungan 5. Menunda pernikahan usia muda

Dengan adanya pilihan tersebut, berdasarkan tabel 4.33 sebanyak 65% responden memilih nomor satu-tiga, sebanyak 18,8% memilih nomor satu dan tiga saja, dan terakhir sebanyak 16,3% memilih tiga dan lima. Tentu dengan respon msyarakat yang demikian dapat dilihat bahwa industri pabrik dengan sistem rekutmen yang memperlihatkan bahwa pendidikan berpengaruh pada sektor pekerjaan yang diperoleh maka orientasi dalam mengejar pendidikan pun dapat dilihat mengarah kepada tujuan itu.

4.2.5 Interaksi Sosial Responden dalam Kehidupan Sebagai