• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN SUPIORI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN SUPIORI."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan

berorganisasi, karena pada kodratnya manusia merupakan makhluk sosial yang

cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik didalam

kehidupan rumah tangga, organisasi kemasyarakatan, bahkan pada saat seseorang

memasuki dunia kerja. Seseorang tersebut akan berinteraksi, dan masuk menjadi

bagian dalam organisasi tempatnya bekerja.

Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar

dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus

menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2008:5). Kemudian menurut Euis

Sholeha dan Suzy (1996:12) mengemukakan organisasi adalah perserikatan orang

orang yang usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah sub sistem

yang saling berhubungan dan saling tergantung, bekerja sama atas dasar

pembagian kerja, peran dan wewenang, serta mempunyai tujuan tertentu yang

hendak dicapai.

Organisasi berisikan orang-orang yang mempunyai serangkaian aktivitas

yang jelas dan dilakukan secara berkelanjutan guna mencapai tujuan organisasi.

Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai, dan ditentukan

oleh manusia yang menjadi anggota organisasi, dimana manusia sebagai

pendukung utama setiap organisasi apapun bentuk organisasi itu (Mulyadi dan

Rivai, 2009:7). Dalam mencapai tujuan organisasi, setiap organisasi memerlukan

(2)

kekuatan yang diperlukan untuk menciptakan aktivitas ataupun kegiatan. Sumber

daya itu antara lain sumber daya alam, sumber daya finansial, sumber daya ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta sumber daya manusia. Sumber daya manusia

dianggap penting karena dapat mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi,

serta merupakan pengeluaran pokok organisasi dalam menjalankan kegiatannya

(Simamora, 2006:4).

Sumber daya manusia yaitu sumber daya yang digunakan untuk

menggerakkan, dan mensinergikan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan

organisasi (Wirawan, 2009:6). Sejalan dengan itu Simamora (2006:4)

mendefinisikan bahwa sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang

paling penting, dan membuat sumber daya organisasi lainnya menjadi bekerja.

Dengan demikian, tanpa sumber daya manusia sumberdaya lainnya akan

menganggur dan kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan organisasi. Untuk itu

sumber daya manusia sebagai asset organisasi perlu dilakukan pengelolaan

(manajemen) dengan baik.

Menurut Stoner (2008:5) manajemen merupakan proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi, serta penggunaan sumber daya manusia, dan sumberdaya lainnya agar

tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen Sumber Daya

Manusia (MSDM) sendiri adalah serangkaian fungsi manajemen (perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) yang dijadikan dasar

dilaksanakannya fungsi MSDM (pengadaan, pengembangan, kompensasi,

(3)

terwujudnya tujuan organisasi, individu pegawai, dan masyarakat. Adapun tugas

MSDM menurut Gibson, et al (1995:364) yaitu berkisar pada upaya mengelola

unsur manusia dengan potensi yang dimiliki sehingga dapat diperoleh sumber

daya manusia yang puas (satisfied), dan memuaskan (satisfactory) bagi organisasi.

Gibson, et all (1995:364) menjelaskan bahwa kinerja organisasi tergantung pada

kinerja pegawainya, atau dengan kata lain kinerja pegawai akan memberikan

kontribusi pada kinerja organisasi.

Apa yang dikemukakan Gibson tersebut dapat diartikan bahwa perilaku

anggota organisasi baik secara individu ataupun kelompok dapat memberikan

kekuatan atau pengaruh atas kinerja organisasinya. Kinerja pegawai adalah hal

yang penting untuk diperhatikan organisasi, karena dapat mempengaruhi

tercapainya tujuan dan kemajuan organisasi untuk dapat bertahan dalam suatu

persaingan global yang sering berubah atau tidak stabil.

Rivai (2003:549) mengemukakan kinerja ialah hasil kerja seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang, dan tanggung

jawabnya. Kinerja merupakan tindakan-tindakan atau pelaksanaan-pelaksanaan

tugas yang dapat diukur atau dinilai. Dengan demikian, kinerja pegawai dalam

suatu organisasi perlu diukur atau dinilai, agar dapat diketahui apakah kinerja

pegawai itu baik atau buruk. Kinerja yang baik adalah kinerja yang optimal, yaitu

kinerja yang sesuai standar organisasi dan mendukung tercapainya tujuan

organisasi, dan dikatakan buruk jika sebaliknya (Masrukhin dan Waridin, 2006).

Kinerja pegawai erat kaitannya dengan penilaian kinerja, untuk itu penilaian

(4)

dilakukan oleh suatu organisasi.

Penilaian kinerja (performance evaluation) yaitu proses untuk mengukur

atau mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan seseorang atau sekelompok

orang dalam organisasi (Rivai, 2003:324). Dengan kata lain penilaian kinerja

ditentukan oleh hasil kegiatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan standar

kinerja yang telah ditetapkan organisasi sebelumnya. Dalam perkembangannya,

melakukan penilaian kinerja pegawai tidaklah sederhana. Karena dalam penilaian

kinerja memerlukan syarat, indikator, serta terdapat elemen-elemen atau

variabel-variabel yang mempengaruhinya. Adapun beberapa variabel-variabel yang dapat

mempengaruhi kinerja pegawai menurut Wirawan (2009:371) antara lain:

a. Gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan yang biasa diterapkan pimpinan

kepada bawahan atau pegawai dalam rangka proses kepemimpinannya.

b. Motivasi kerja, motivasi kerja yang biasa diberikan pemimpin atau organisasi kepada bawahan atau pegawai.

c. Kepuasan kerja yang dirasakan pegawai memberikan dampak positif pada

hasil kerja dan kesusksesan dari organisasi.

Dalam organisasi ada dua pihak yang saling tergantung dan merupakan

unsur utama dalam organisasi yaitu pemimpin sebagai atasan, dan pegawai

sebagai bawahan (Mulyadi dan Rivai, 2009:332). Kepemimpinan pemimpin

dalam suatu organisasi dirasa sangat penting, karena pemimpin memiliki peranan

yang strategis dalam mencapai tujuan organisasi yang biasa tertuang dalam visi

dan isi organisasi. Kepemimpinan ialah kemampuan dan keterampilan seseorang

(5)

mempengaruhi perilaku orang lain terutama bawahannya, untuk berfikir dan

bertindak sedemikian rupa, sehingga melalui perilaku yang positif tersebut dapat

memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan organisasi .

Mulyadi dan Rivai (2009:337) memaparkan bahwa pemimpin dalam

kepemimpinannya perlu memikirkan dan memperlihatkan gaya kepemimpinan

yang akan diterapkan kepada pegawainya. Gaya kepemimpinan yaitu norma

perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba

mempengaruhi perilaku orang lain (Handoko, 2003:209). Gaya kepemimpinan

atasan dapat mempengaruhi kesuksesan pegawai dalam berprsetasi (Suranta,

2002). Dengan kata lain gaya kepemimpinan atasan dapat berpengaruh pada

kinerja pegawai dalam suatu organisasi. Kemudian elemen yang bernilai penting

dalam organisasi selain gaya kepemimpinan adalah motivasi kerja. Motivasi ialah

faktor yang kehadirannya dapat menimbulkan kepuasan kerja, dan meningkatkan

kinerja pegawai. Handoko (2003:215) menjelaskan bahwa motivasi kerja yaitu

keadaaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk

melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Dengan demikian

motivasi merupakan variabel penting, dimana motivasi perlu mendapat perhatian

besar bagi organisasi dalam peningkatan kinerja pegawainya. Beberapa penelitian

tentang pengaruh gaya kepemimpinan, dan motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai pernah dilakukan, dengan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Dalam

perkembangannya, gaya kepemimpinan dan motivasi kerja tidak hanya

diperhatikan oleh organisasi swasta, melainkan organisasi pemerintah juga dalam

(6)

Adapun organisasi pemerintah satu diantaranya adalah Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah( BAPPEDA). Kabupaten Supiori Berdasarkan sejarahnya,

Badan Pemerintah Daerah tersebut terbentuk pada tanggal 24 Januari 2004 dengan

melakukan perubahan Struktur Organisasi danTata Kerja (SOTK) baru di jajaran

Pemerintah Kabupaten Supiori dengan merujuk pada Peraturan Gubernur Provinsi

Papua tentang “Organisasi Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah,Inspektorat Dan Lembaga Teknis lainnya pada Daerah Kabupaten

Supiori”. Dimana sebelumnya bernama ( BP3D dan BAWASDA) Kabupaten

Supiori yang terbentuk berdasarkan Per aturan Daerah (PERDA)Nomor : 4 Tahun

2008. (Sumber: Laporan Sekda Bagian Kepegawaian dan Aparatur Daerah

Kabupaten Supiori tahun 2013).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur pendukung

tugas Bupati dan masyarakat yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah (SEKDA) Nomor 7 Tahun 2008,

Pasal 19). Dalam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPPEDA ),

Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan perangkat kerja yang sangat menentukan

keberhasilannya dalam mencapai tugas pokok dan fungsi (tupoksi), yang banyak

sekali berhubungan dengan pelayanan kepada masyarakat baik manusia sebagai

individu maupun manusia sebagai kelompok. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah

setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang

ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu

jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan

(7)

43 Tahun 1999 Tentang (“Pokok-Pokok Kepegawaian”). Pegawai Negeri Sipil

berkedudukan sebagai unsur aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara,pemerintahan dan pembangunan (Sumber:

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang “Pokok-pokok Kepegawaian”). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa PNS mempunyai peran yang sangat menentukan

keberhasilan dalam meraih tujuan, dan merupakan kunci dalam menentukan

keberhasilan Pemerintah dalam melaksanakan kewenangan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kinerja Pegawai Negeri Sipil ( PNS )

harus dinilai dan ditingkatkan secara berkesinambungan. Dalam menilai kinerja

para PNS, ada baiknya jika kegiatan ini tidak berhenti pada keberadaan para PNS

itu sendiri. Hal ini perlu juga dikaitkan dengan sistem dan mekanisme evaluasi

kinerja lebih luas yang melibatkan proses evaluasi kualitas motivasi kerja yang

diberikan, dan evaluasi kualitas kepemimpinan para pemimpin institusi tempat

mereka bekerja. Dengan kata lain proses penilaian kinerja PNS tidak bisa

dilepaskan dari motivasi kerja, berikut peran dan tanggung jawab para pemimpin

instansi tersebut.

Peningkatan kinerja pegawai senantiasa dilakukan agar dapat mencapai

sasaran pelayanan prima bagi masyarakat, yaitu terciptanya pelayanan yang

disajikan oleh aparatur pemerintah yang sesuai dengan standar, serta dapat

menciptakan citra positif. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Supiori dalam meningkatkan kinerja pegawainya dihadapkan pada kendala yang

(8)

mendukung pelaksanaan tugas. Dimana untuk mendukung pelaksanaan

tugas-tugas yang ada setiap pegawai harus senantiasa memiliki pemahaman yang baik

terhadap apa yang telah menjadi tupoksinya (Sumber: Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Berdasarkan hal tersebut, menunjukkan kesenjangan (gap) terhadap apa

yang seharusnya atau apa yang diharapkan organisasi (setiap pegawai harus

senantiasa memiliki pemahaman yang baik terhadap apa yang telah menjadi tugas

pokonya, untuk mendukung pelaksanaan setiap tugas yang ada) dengan apa yang

senyatanya terjadi di lapangan (masih rendahnya pemahaman tupoksi dari

pegawai dalam mendukung pelaksanaan tugas), yang mengindikasikan bahwa

kinerja pegawai belum tercapai secara optimal.

Dengan melihat dan memperhatikan uraian-uraian tersebut di atas, maka

dilakukan penelitian dengan judul “PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN,

MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Pada Pegawai Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori).

1.2. Rumusan masalah.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan menunjukkan hasil

yang tidak konsisten, dan melihat kendala yang dihadapi oleh Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori dimana kendala tersebut menunjukkan

kekurangan yang perlu diperbaiki untuk mencapai kinerja pegawai yang optimal.

Untuk itu dalam memecahkan masalah tersebut perlu dikembangkan

(9)

1. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori ?

2. Bagaimana pengaruh motivasi kerja terhadap kepuasan pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori ?

3. Bagaiman pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori ?

4. Bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan kerja terhadap kinerja pegawai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori ?

5. Bagaimana dampak kepuasan kerja yang dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori ?

1.3. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh gaya kepemimpinan

motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Pada Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori.

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka

peneliti mempunyai tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Adapun

tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori.

(10)

3. Untuk mengetahui dampak dari kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori.

4. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori.

5. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Supiori.

1.5. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Kegunaan teoritis, yaitu memberikan tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya bidang Manjemen Sumber

Daya Manusia (MSDM).

2. Kegunaan praktis, yaitu diharapkan hasil penelitian dapat memberikan informasi kepada Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Supiori selaku pimpinan tertinggi di dalam organisasi tersebut,

berikut Sekretaris, Kepala Subbagian (Kasubbag), Kepala Bidang (Kabid),

dan Kepala Subbidang (Kasubbid) selaku pimpinan langsung para

pegawai, akan pengaruh dari gaya kepemimpinan dan motivasi kerja

dalam meningkatkan kinerja pegawai.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran secara ringkas mengenai Proposal Tesis

ini , maka sistem penulisannya akan dibagi ke dalam beberapa bab sebagai

berikut:

(11)

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan, penelitian

terdahulu, hubungan antar variabel, kerangka pemikiran dan hi

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini membahas variabel penelitian dan definisi operasionalnya,

penentuan populasi dan sampel penelitian, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB IV. Analisis Data Dan Pembahasan,

Bab ini terdiri dari identitas Profil responden, analisis deskriptif variabel

penelitian, uji validitas, uji reliabilitas, analisis regresi linear berganda, pengujian

hipotesis, pembahasan.

Bab V. Penutup

Bab ini berisikan kesimpulan, Implikasi manajerial dan saran-saran serta

Referensi

Dokumen terkait

Responden penelitian ini adalah dua orang pria, yang pertama bernama Doni (nama samaran) berusia 29 tahun positif HIV sejak 2004 dan Agus 33 tahun, keduanya mengalami depresi

[r]

Animasi iklan sebuah produk merupakan suatu iklan animasi yang berisi tentang informasi barang / jasa, dengan animasi visualisasi dinamis yang dihasilkan Macromedia Flash MX 2004

Pada Isian Nomor Rekening : Isikan dengan 9 Digit Nomor/ID Pendaftaran yang didapat pada saat mengisi form pendaftaran online.. Pada Isian Nama : Isikan Nama Calon Mahasiswa Baru

Pengetahuan dan penambahbaikan yang disarankan hasil analisa daripada kajian susulan ini membantu mengintegrasikan pelbagai aspek (program dan kurikulum pelajar, sistem

Desain alat penangkap ikan kapal ikan menggunakan rawai tuna dasar atau long line , yaitu alat tangkap ikan yang terdiri dari rangkaian tali temali yang di bentangkan

Berdasarkan uraian tersebut, tujuan penelitian ini adalah memetakan kecamatan di Kota Surabaya berdasarkan indikator kasus balita gizi buruk di Kota Surabaya

Pada motor bensin, terdapat busi pada celah ruang bakar yang dapat memercikkan bunga api.. yang kemudian membakar campuran bahan bakar dan udara pada suatu titik tertentu