• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet Buku di PT. Mizan Media Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet Buku di PT. Mizan Media Utama"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

INTAN NURMALA

10111903

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(2)
(3)
(4)

1. Data Pribadi

Nama

: Intan Nurmala

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat, Tanggal

LahiR : Bandung, 6 mei 1985

Agama

: Islam

Alamat : Permata Kopo Jl. Opal C2 No. 75D

No. Telp : 085220085276

E-mail :

[email protected]

2. Pendidikan Formal

1989 – 1991 TK Kenanga Padalarang 1991 – 1997 SDN Batujajar VI 1997 – 2000 SLTPN 1 Cimahi 2000 – 2003 SMUN 2 Cimahi

2003 – 2007 Universitas Padjajaran Jurusan Teknik Informatika

2011 – sekarang Universitas Komputer Indonesia Jurusan Teknik Informatika

3. Pendidikan Non Formal

(5)

DBMS : PostgreSQL, Ms. SQL Server, My SQL, Ms.

Acces

Bahasa : Bahasa Indonesia, English

5. Pengalaman Kerja

2007 – 2008 : Programmer di Dinamika Informatika

(6)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR SIMBOL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ...2

1.4 Batasan Masalah ... 2

1.5 Metodologi Penelitian ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Profil Perusahaan Tempat Penelitian... 7

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 6

2.1.2 Logo Perusahaan... 8

2.1.3 Contact Office... 9

2.1.4 Visi Misi Perusahaan... 9

2.1.4.1 Visi PT.Mizan Media Utama... 9

2.1.4.2 Misi PT. Mizan Media Utama... 9

2.1.5 Stuktur Organisasi... 10

2.1.5.1 Deskripsi Jabatan... 10

2.2 Landasan Teori...13

2.2.1 Sistem Informasi... 13

2.2.1.1 Pengertian Sistem...13

(7)

2.2.1.3 Pengertian Sistem Informasi... 14

2.2.1.4 Peranan Komputer dalam Sistem Informasi... 14

2.2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)... 15

2.2.2.1 Proses Pengambilan Keputusan... 15

2.2.2.2 Karakteristik dan Kemampuan SPK... 17

2.2.2.3 Penentuan Kriteria... 18

2.2.3 Metode AHP (Analitical Hierarchy Process)... 19

2.2.3.1 Pembentukan Hierarki Struktural... 19

2.2.3.2 Pembentukan Keputusan Berbanding... 20

2.2.3.3 Sintesis Prioritas... 24

2.2.4 Basis Data... 24

2.2.4.1 Konsep Basis Data Relasional... 25

2.2.4.2 Istilah-istilah Basis Data Relasional... 25

2.2.4.3 Uji Normalitas Tabel ...26

2.2.5 Rekayasa Perangkat Lunak ... 27

2.2.5.1 Proses Rekayasa Perangkat Lunak... 27

2.2.6 Analisis... 28

2.2.6.1 Pengertian Analisis... 28

2.2.6.2 Alat Bantu Analisis... 29

2.2.7 Perancangan... 32

2.2.7.1 Pengertian Perancangan... 32

2.2.7.2 Tujuan Perancangan... 32

2.2.8 Implementasi... 32

2.2.9 Arsitektur Aplikasi ... 33

2.2.9.1 Aplikasi Two-Tier.... 33

2.2.9.2 Aplikasi Three-Tier.... 34

2.2.9.3 Aplikasi N-Tier.... 34

2.2.10 Perangkat Lunak Pendukung... 34

2.2.10.1 Microsoft Visual Basic 6.0 (VB)…... 34

2.2.10.2 MySQL …………... 35

(8)

3.1 Analisis Sistem ... 39

3.1.1 Analisis Masalah... 39

3.1.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 39

3.1.3 Analisis Jaringan Komputer... 41

3.1.4. Analisis Sistem Yang Akan Dibangun... 42

3.1.4.1 Analisis Kriteria... 43

3.1.4.2 Analisis Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode AHP... 44

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non Fungsional ... 58

3.1.5.1 Analisis Pengguna... 58

3.1.5.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ...60

3.1.5.3 Analisis Perangkat Lunak... 61

3.1.6 Analisis Basis Data... 61

3.1.6.1 Analisis Basis Data Yang Sedang Digunakan... 61

3.1.6.2 Analisis Basis Data Yang Akan Dikembangkan ... 63

3.1.7 Analisis Kebutuhan Fungsional... 65

3.1.7.1 Diagram Konteks ... 65

3.1.7.2 Data Flow Diagram (DFD)... 66

3.1.8 Spesifikasi Proses... 70

3.2 Perancangan Sistem... 80

3.2.1 Skema Relasi... 80

3.2.1.1 Struktur Tabel... 81

3.2.2 Perancangan Arsitektur... 84

3.2.2.1 Perancangan Struktur Menu ... 84

3.2.2.2 Perancangan Antar Muka ... 86

3.2.2.3 Perancangan Pesan Konfirmasi ... 96

3.2.3 Jaringan Semantik ... 99

3.2.4 Perancangan Prosedural Dengan Menggunakan Flowchart….. 101 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM... 111

4.1 Implementasi Sistem... 101

(9)

4.1.2 Perangkan Lunak yang Digunakan... 112

4.1.3 Implementasi Basis Data... 112

4.1.4 Implementasi Antarmuka... 115

4.2 Pengujian Perangkat Lunak... 116

4.2.1 Rencana Pengujian... 117

4.2.2 Pengujian Alpha... 118

4.2.3 Pengujian Beta... 127

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN... 129

5.1 Kesimpulan... 129

5.2 Saran... 129

(10)

131

Series. Pitsburgh: RWS Publ.

[2] Pressman, Roger (2005). Software Engineering: A Practitioner's Approach

Vol. VI. New York: McGraw-Hill.

[3] Davis B., Gordon (1993). Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen.

Terjemahan, Seri Manajemen 90-A. Jakarta: PT. Pustaka Binaman

Pressindo.

[4] Sutabri, Tata (2005). Sistem Informasi Manajemen, Edisi I. Yogyakarta:

ANDI.

[5] Burch G., John, Grudnitski , Gary (1986). Information Systems Theory and

Practice. New York : John Wiley and Sons.

[6] Suryadi, Kadarsah, Ramdani, M Ali (1998). Sistem Pendukung Keputusan.

Bandung: PT Remaja Rasdakarya.

[7] Hartono, Jogiyanto (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi, Edisi

III. Yogyakarta: ANDI.

[8] Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. (2004). Pengambilan Keputusan Kriteria

Majemuk. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

[9] E.F. Codd (1972). The Relational Model for Database Managemen. New

York: Prentice Hall.

[10] Turban, Efraim (2005). Desicion Support System and Intelligent System.

New Jersey: Pearson Education.

[11] Jogianto H. M. (1999). Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Andi.

[12] Mirza, Said. (2013). Tujuh Langkah Praktis Pembangunan Basis Data.

Jakarta: Elex Media Komputindo.

[13] Edwards, Jeri. (1999). 3-Tier Client/Server At Work. New York: John

(11)

iii

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang merupakan syarat untuk menyelesaikan

program studi Strata-1 Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu

Komputer pada Universitas Komputer Indonesia dengan judul “Sistem

Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet Buku di PT Mizan Media

Utama”.

Selama pelaksanaan dan penyusunan laporan Skripsi ini banyak menemui

hambatan dan kesulitan. Namun berkat dorongan, bantuan dan bimbingan baik

secara moril ataupun materil dari berbagai pihak hingga dapat mengatasinya.

Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan serta limpahan rahmat

dan karunia-Nya.

2. Kedua orang tua Bapak Wawan R., dan Ibu Hj. Yayah R., serta semua

keluarga besar yang telah memberikan dukungan moril maupun materil

yang tak terhingga selama ini.

3. Keluarga kecil saya yakni Dedi Supriyanto dan Karmila yang tidak pernah

berhenti memberi semangat dan motivasi.

4. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T. sebagai Ketua Jurusan Program Studi

Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

5. Bapak Alif Finandhita, S.Kom. sebagai dosen wali IF-17K dan dosen

pembimbing Tugas Akhir yang telah membimbing, memberi pegarahan

serta memberi semangat dalam pengerjaan Tugas Akhir.

6. Ibu Dian Dharmayanti, S.T., M.Kom. sebagai dosen penguji I yang telah

memberi pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir.

7. Ibu Utami Dewi W, S.Kom., M.Kom. sebagai dosen penguji III yang telah

memberi pengarahan dalam penyelesaian Tugas Akhir.

8. Staff Riset & Development PT. Mizan Media Utama yang telah bersedia

(12)

9. Irma Murdina, Eko Harianto, Geanissa Handarini serta sahabat dan

teman-teman IF-17K yang telah memberi dukungan, semangat dan bantuannya

selama ini.

10.Semua pihak yang telah ikut membantu dalam penulisan laporan ini baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini masih memiliki

banyak kekurangan baik dari segi materi maupun penyusunannya, mengingat

terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis. Semoga laporan ini dapat

bermanfaat bagi kita semua yang membutuhkannya.

Wassalaamu’allaikum Warrohmatulloohi Wabarokaatuh

Bandung, Agustus 2014

(13)

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Perusahaan Tempat Penelitian

2.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Mizan didirikan pada awal tahun 1983 dengan latar belakang keinginan

mengembangkan buku-buku Islam bermutu di kalangan orang-orang muslim.

Untuk menarik konsumen, pada awalnya Mizan memilih konsep usaha di bidang

editorial dan penampilan fisik buku. Seiring bertambahnya relasi yang berasal dari

tokoh-tokoh muslimin dan kaum intelektual, maka semakin kokoh dan mantap

perkembangan Mizan dalam usahanya.

Perkembangan penting mulai tampak sejak awal tahun 1987 dimana Mizan

menerbitkan Serial Penulis dan Pemikir Islam Indonesia. Buku-buku tersebut

merupakan kumpulan tulisan dari para cendikiawan yang diaktualisasikan ke

dalam bentuk buku. Kehadiran buku-buku tersebut menarik minat para konsumen

baik di dalam maupun luar negeri. Bahkan William R. Roff dalam Journal Of

Southeast Asian Studios XXI, 2, (1990), melakukan analisa ringkas atas Seri

Cendikiawan Muslim Indonesia yang terbit pada waktu itu. Pada 29 September

1993 berdirilah PT. Mizan sebagai sebuah perusahaan di bidang penerbitan dan

percetakan buku-buku Islam dan disahkan pada tanggal 25 Juni 1991 dengan

notaris Apit Widjaya, SH. Sejalan dengan perkembangan usaha, kelompok Mizan

kemudian melakukan spin off dengan memilah mata rantai penerbitan buku

dengan menjadi beberapa entitas yang berdiri sendiri, sehingga Mizan membentuk

suatu holding company yang membawahi entirtas-entiras tersebut, dengan nama

PT. Mizan Publika.

Entitas dalam PT Mizan Publika (Holding Company) terdiri dari:

a. Kelompok Penerbit, terdiri dari:

1. PT. Mizan Pustaka

2. PT. Taraju

(14)

4. PT. Bentang Pustaka

5. PT. Hikmah

6. PT. Equator Publika

7. PT. Mizan Learning Center

b. Kelompok Percetakan, yakni PT. Mizan Grafika Sarana

c. Kelompok Distribusi, yang terdiri dari:

1. PT. Mizan Media Utama

2. PT. Mizan Dian Semesta

PT. Mizan Media Utama atau disingkat MMU adalah perusahaan distribusi

kelompok Mizan yang berdiri pada tahun 1999. Sebelum berdiri sebagai entitas

sendiri, MMU merupakan unit distribusi dari penerbit Mizan Pustaka. MMU kini

memiliki jaringan distribusi yang menjangkau hampir semua wilayah Indonesia,

mulai Nanggro Aceh Darussalam hingga Papua. PT. Mizan Media Utama

berkembang seiring berkembangnya produk-produk kelompok Mizan. Jumlah

produk yang semakin banyak dan kualitas yang semakin meningkat,

membutuhkan sarana dan perangkat distribusi yang andal agar seluruh lapisan

masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan produk-produk Mizan yang

bermutu. Peningkatan kualitas, kecepatan, dan ketepatan layanan adalah proses

yang terus menerus dilakukan di MMU untuk mengakomodasi tuntutan dari

seluruh relasinya. MMU kini memiliki perwakilan tetap di beberapa kota besar

seperti Medan, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Makassar,

dan Banjarmasin.

2.1.2 Logo PT. Mizan Media Utama

(15)

2.1.3 Contact Office

Alamat : Jl. Jagakarsa Raya no 40 Rt 07/04

Jakarta Selatan, 12620, Indonesia

Telp : (62-21) 787 4455, Fax: (62-21) 786 4272

Email : [email protected], [email protected]

Web : http://www.mizan.com/unit/mmu.html

2.1.4 Visi dan Misi PT. Mizan Media Utama

2.1.4.1Visi PT. Mizan Media Utama

Sebagai perusahaan distributor dari Mizan Holding Group, maka PT. Mizan

Media Utama (MMU), tugas dan fungsi pokoknya adalah mendistribusikan

seluruh produk yang dihasilkan oleh kelompok penerbit. Oleh sebab itu visi MMU

adalah ”Perusahaan Jasa Distribusi yang Terpercaya, Maju dan Unggul”

2.1.4.2Misi PT. Mizan Media Utama

Misi PT. Mizan Media Utama adalah:

1. Menyelenggarakan jasa layanan distribusi yang cepat, merata, dan dengan

harga kompetitif

2. Mengelola bisnis perusahaan melalui prakti-praktik terbaik yang didukung

oleh kompetensi sumber daya manusia dan teknologi yang unggul, serta

sinegisitas kemitraan usaha

(16)

2.1.5 Struktur Organisasi

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Mizan Media Utama

2.1.5.1Deskripsi Jabatan

Struktur Organisasi PT Mizan Media Utama sangatlah luas, berikut adalah

deskripsi jabatan yang berkaitan dengan penelitian:

1. RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), adalah pihak-pihak pemegang

saham terhadap Group Mizan. RUPS secara langsung berhubungan

dengan direktur dan komisaris.

2. Direktur, merupakan pemegang kontrol tertinggi di jajaran internal

perusahaan. Sementara Komisaris merupakan pemilik perusahaan. Pada

praktiknya sebagian Direktur dan sebagian komisaris adalah orang yang

sama. Secara langsung direktur membawahi divisi-divisi utama

perusahaan, yaitu Divisi Penjualan, Divisi Logistik, Distribusi Regional

1 s.d. 4, Divisi SBU Pracetak, Divisi Akuntansi Dan Keuangan, serta

(17)

3. Distribusi Regional 1 s.d 4 merupakan unit penting yang berkaitan

dengan penelitian. Tugasnya adalah bertanggungjawab terhadap

kegiatan distribusi buku di seluruh regional di Indonesia.

Masing-masing regional terdiri dari beberapa sub divisi, yaitu: Penjualan

Formal, Penjualan Informal, Administrasi Penjualan, Logistik, serta

Administrasi dan Keuangan. Distribusi Regional dipimpin oleh seorang

manager yang mana berikut adalah rincian tugasnya:

a. Menerima permohonan tertulis dari calon pelanggan baru

(distributor, toko, buku, agen inti) yang berkeinginan untuk menjadi

penyalur produk yang didistribusikan oleh perusahaan.

b. Membuat disposisi atas surat permohonan tertulis kepada Supervisor

Penjualan (Formal/Informal) untuk melakukan evaluasi, apakah

calon pelanggan baru tersebut dapat diterima atau tidak sebagai

pelanggan.

c. Menerima rekomendasi dari Supervisor Penjualan yang berkaitan

dengan persetujuan, apakah calon pelanggan baru dapat diterima

atau tidak sebagai pelangan.

d. Memeriksa dan mengevaluasi rekoemndasi dari Supervisor

Penjualan dengan mempertimbangkan alasan-alasan persetujuan

atau penolakan terhadap calon pelanggan baru, di samping itu, jufa

memeriksa isi draft kontrak yang akan dibuat kedua pihak apabila

permohonan dapat disetujui.

e. Memberikan disposisi kepada Supervisor Penjualan agar

menyiapkan surat persetujuan/penolakan untuk ditandatangani

Manager Distribusi Regional.

f. Menandatangani kontrak kerjasama dengan calon pelanggan baru.

4. Penjualan Formal, adalah divisi penjualan yang menangani penjualan

terhadap pelanggan-pelanggan tetap seperti toko-toko buku. Divisi ini

dikepalai oleh seorang supervisor.

5. Penjualan Informal, adalah divisi penjualan yang menangani penjualan

(18)

MBS yang kelangsungannya berkisar maksimal hingga 1 tahun saja.

Divisi ini dikepalai oleh seorang supervisor. Supervisi Penjualan Formal

maupun Informal memiliki rincian tugas sbb.:

a. Menerima dan mempelajari disposisi atas surat permohonan tertulis

dari calon pelanggan baru.

b. Membuat kajian atas permohonan calon pelanggan baru lengkap

dengan rekomendasi persetujuan/penolakan, disertai alasan-alasan

yang mendukungnya. Apabila permohonan direkomendasikan untuk

disetujui, sekaligus dipersiapkan draft kontrak untuk dapat dipelajari

oleh Manager Distribusi Regional.

c. Menerima disposisi Manager Distribusi Regional untuk

menindaklanjuti permohonan calon pelanggan baru yang sudah

disetujui.

d. Menyiapkan dan membahas draft kontrak dengan calon pelanggan

baru. Apabila kontrak sudah disetujui oleh calon pelanggan baru,

selanjutnya mengadakan persiapan untuk penandatanganan bersama

antara calon pelanggan baru dengan Manager Distribusi Regional

(asli rangkap 2). Asli kontrak 1 (satu) eksemplar yang sudah

ditandatangani kedua belah pihak diserahkan kepada pelanggan baru

dan asli kontrak 1 (satu) eksemplar lainnya sebagai file unit

Supervisi Penjualan yang bertalian.

e. Melakukan entri data pelanggan ke file pelanggan ISAPP.

f. Copy kontrak, rekomendasi dan surat permohonan calon pelanggan

baru diserahkan kepada Admnistrasi Penjualan.

6. Administrasi Penjualan, yang mana uraian tugasnya adalah sbb.:

1. Menerima copy kontrak, rekomendasi dan surat permohonan calon

pelanggan baru dari Supervisi Penjualan (Formal/Informal)

2. Melakukan cek database pelanggan baru ke file pelanggan ISAPP.

3. Meng-copy kontrak, rekomendasi dan surat permohonan sebagai file unit

Administrasi Penjualan.

(19)

berbentuk outlet di berbagai lokasi strategis dan berlangsung selama

periode tertentu saja.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Informasi

Dalam pengertian sistem informasi ada baiknya terlebih dahulu mengerti

arti dari sistem dan informasi. Dengan memahami defenisi sistem dan informasi

akan dapat diperoleh penjelasan yang baik tentang sistem informasi.

2.2.1.1Pengertian Sistem

Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu

dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Secara sederhana sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan

dari unsur, komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling

berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Sistem bisa berupa

abstraksi atau fisis[3]. Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dari

gagasan-gagasan atau konsepsi yang saling tergantung. Sedangkan sistem yang

bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerjasama untuk mencapai suatu

tujuan[4].

2.2.1.2Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang

berguna dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan

sekarang maupun yang akan datang[3]. Informasi ini adalah hasil proses data

yang bentuknya kurang berguna menjadi data yang berguna. Kualitas suatu

informasi tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat, tepat pada

waktunya dan relevan[5].

1. Akurat berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak

menyesatkan.

2. Tepat pada waktunya berarti informasi yang datang pada penerima tidak

(20)

3.Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.

Kegunaan informasi itu sendiri adalah untuk memberitahukan ke pengguna

informasi mengenai suatu masalah agar pengguna informasi lebih dapat

menguasai masalah yang dihadapinya. Informasi juga ketidakpastian tentang suatu

masalah yang dapat digunakan untuk memilih resiko yang paling kecil dan

keuntungan yang besar dalam pemilihan alternatif bagi suatu proses pengambilan

keputusan.

2.2.1.3Pengertian Sistem Informasi

Dari definisi sistem dan informasi dapat disimpulkan bahwa sistem

informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

dan kegiatan strategi dari suatu organisasasi, dan menyediakan pihak luar tertentu

dengan laporan - laporan yang diperlukan[7].

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu alat yang

membantu dalam menyediakan informasi bagi penerimanya dan untuk membantu

dalam pengambilan keputusan bagi manajemen didalam operasi perusahaan

sehari-hari dan informasi yang layak untuk pihak luar perusahaan.

2.2.1.4Peranan Komputer dalam Sistem Informasi

Komputer mempunyai peranan penting untuk membantu manusia dalam

menyelesaikan dan memecahkan masalah yang dihadapinya. Setiap pemecahan

persoalan yang dilakukan mansia, hendaknya mempunyai dua unsur, yaitu :

1. Adanya fakta dan data.

2. Bagaimana proses pemecahannya.

Jika pengelohan data dilakukan secara manual tidak akan menjamin

ketelitian serta kebenaran hasil atau informasi yang diinginkan. Masalah

pendataan dan pengelohan data dapat dipecahkan dengan mudah dalam waktu

singkat dengan menggunakan alat bantu komputer.

Dalam hal inilah perlu diperhatikan suatu sistem pengolahan data yang cepat

(21)

yang telah ditetapkan. Dilihat dari aspek praktisnya, maka tidak jarang seseorang

terlambat atau belum selesai didalam mengambil keputusan dan mendapat

informasi yang cepat dalam pengolahan komputer. Peranan komputer dalam suatu

sistem informasi sangatlah penting. Hal ini diakibatkan besar dan banyaknya data

yang akan diolah dengan beraneka ragam jenis data. Disinilah komputer

memegang peranan penting untuk melakukan pengolahan data yang banyak dan

beraneka ragam informasi dapat diperoleh dengan cepat dan tepat.

2.2.2 Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

Sistem Pendukung Keputusan atau Desicion Support System (DSS)

merupakan suatu pendekatan (atau metodologi) untuk mendukung pengambilan

keputusan. DSS menggunakan CBIS yang fleksibel, interaktif, dan dapat diatasi,

dan dikembangkan untuk mendukung solusi masalah manajemenspesifik yang

tidak terstruktur. Karakteristik dari DSS adalah menggunakan data, memberikan

antarmuka pengguna yang mudah, dan dapat menggabungkan pemikiran

pengambil keputusan. DSS juga menggunakan model dan dibangun oleh suatu

proses interaktif dan iteratif. Selain itu, DSS mendukung semua fase keputusan

dan dapat memasukkan suatu komponen pengetahuan[10].

2.2.2.1Proses Pengambilan Keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan terdapat model proses pengambilan

keputusan yang terdiri dari empat fase[10] yang digambarkan pada Gambar 2.3.

Penjelasan dari keempat fase tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelusuran (Intellegence)

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup

problematika serta proses pengenalan masalah.

2. Perancangan (Design)

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis

alternatif yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti

masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Beberapa hal yang

(22)

a. Strukturisasi model

b. Pemilihan kriteria untuk evaluasi, termasuk penetapan tingkat aspirasi

untuk menetapkan suatu tujuan yang layak.

c. Pengembangan alternatif.

d. Memperkirakan hasil, dikaitkan dengan ketersediaan informasi yang

mempengaruhi ketidakpastian atau kepastian dari suatu hasil solusi.

3. Pemilihan (Choice)

Dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang

mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian di implementasikan

dalam proses pengambilan keputusan.

4. Implementasi (Implementation)

Merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang diambil.

Int elligence

(Penelusuran Lingkup M asalah)

Design

(Perancangan Penyelesaian M asalah)

Choice

(Pemilihan Tindakan)

Im plem ent at ion

(Pelaksanaan Tindakan)

(23)

2.2.2.2Karakteristik dan Kemampuan SPK

Karakteristik dan kemampuan sebuah SPK adalah sebagai berikut[10]:

1. SPK menyediakan dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada

keadaan-keadaan semistruktur dan tidak terstruktur dengan menyertakan

penilaian manusia dan informasi terkomputerisasi.

2. Menyediakan dukungan untuk tingkat manajerial mulai dari eksekutif puncak

sampai dengan manager.

3. Menyediakan dukungan untuk kelompok dan individu, masalah yang kurang

terstruktur seringkali memerlukan keterlibatan beberapa individu dari

departemen-departemen yang lain dalam organisasi.

4. SPK menyediakan dukungan keputusan independen atau keputusan yang

berlanjut.

5. SPK memberikan dukungan di semua fase proses pembuatan keputusan, yaitu

intelligence, design, choice, dan implementation.

6. SPK mendukung banyak proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. SPK adaptif terhadap waktu.

8. SPK mudah digunakan.

9. SPK menaikkan efektifitas pembuatan keputusan baik dalam hal ketepatan

waktu dan kualitas, bukan pada biaya pembuatan keputusan atau biaya

pemakaian waktu komputer.

10.Pengambil keputusan memegang kontrol penuh terhadap semua langkah

proses pembuatan keputusan, karena SPK ditekankan untuk mendukung

pembuatan keputusan bukan mengantikan posisi pembuat keputusan.

11.Memungkinkan pengguna akhir dapat membangun sistem sendiri yang

sederhana. Sistem yang besar dapat dibangun dengan bantuan sistem

informasi.

12.SPK menggunakan model-model standar atau buatan pengguna untuk

menganalisa keadaan-kedaan keputusan. Kemampuan modelling

memungkinkan bereksperimen dengan strategi yang berbeda-beda di bawah

konfigurasi yang berbeda-beda pula.

(24)

14.SPK dapat digunakan sebagai alat standalone yang dapat digunakan di banyak

lokasi dan diintegrasikan dengan SPK lain dengan teknologi networking.

2.2.2.3Penentuan Kriteria

Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria pada setiap

persoalan pengambilan keputusan adalah sebagi berikut:

1. Lengkap

Kriteria yang dipilih harus dapat mencakup seluruh aspek penting dalam

persoalan tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat

menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.

2. Operasional

Kriteria yang baik harus dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional

ini mencakup beberapa pengertian, antara lain bahwa set kriteria ini harus

mempunyai arti bagi pengambilan keputusan, sehingga ia dapat benar-benar

menghayat implikasinya terhadap alternatif yang ada. Selain itu, jika tujuan

pengambilan keputusan ini harus dapat digunakan sebagai sarana untuk

meyakinkan pihak lain, maka set kriteria ini harus dapat digunakan sebagai

sarana untuk memberikan penjelasan atau untuk berkomunikasi.

3. Tidak Berlebihan

Kriteria yang dipilih tidak berlebihan untuk menghindari perhitungan yang

berulang. Proses menentukan set kriteria diusahakan menghindari kriteria

yang mengandung pengertian yang sama.

4. Minimum

Jumlah kriteria harus minimum dengan tujuan agar lebih

mengkonprehensifkan persoalan. Semakin banyak kriteria yang dilibatkan

maka semakin sukar pula untuk dapat menghayati permasalahan dengan baik,

lebih jauh lagi, jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan

(25)

2.2.3 Metode AHP (Analytic Hierarchy Process)

AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh

Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah

multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki

didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks

dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti

level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir

dari alternatif[1]. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan

ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk

hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.

Secara mendasar, ada tiga hal yang selalu dilakukan dalam pengambilan

keputusan dengan metode AHP, yaitu: membangun hirarki, pembentukan

keputusan berbanding, dan sintesis prioritas dan pengukuran konsistensi.

2.2.3.1 Pembentukan Hirarki Struktural

Langkah ini bertujuan memecah suatu masalah yang kompleks disusun

menjadi suatu bentuk hirarki. Suatu struktur hirarki sendiri terdiri dari

elemen-lemen yang dikelompokan dalam tingkatan-tingkatan (level). Dimulai dari suatu

sasaran pada tingkatan puncak, selanjutnya dibangun tingkatan yang lebih rendah

yang mencakup kriteria, sub kriteria dan seterusnya sampai pada tingkatan yang

paling rendah. Sasaran atau keseluruhan tujuan keputusan merupakan puncak dari

tingkat hirarki. Kriteria dan sub kriteria yang menunjang sasaran berada di

tingkatan tengah. Dan, alternatif atau pilihan yang hendak dipilih berada pada

level paling bawah dari struktur hirarki yang ada.

Suatu struktur hirarki dapat dibentuk dengan menggunakan kombinasi antara

ide, pengalaman dan pandangan orang lain. Karenanya, tidak ada suatu kumpulan

prosedur baku yang berlaku secara umum dan absolut untuk pembentukan hirarki.

Sruktur hirarki tergantung pada kondisi dan kompeksitas permasalahan yang

dihadapi serta detail penyelesaian yang dikehendaki. Karenanya struktur hirarki

(26)

2.2.3.2 Pembentukan Keputusan Berbanding

Apabila hirarki telah terbentuk, langkah selanjutnya adalah menentukan

penilaian prioritas elemen-elemen pada setiap level hirarki terhadap setiap kriteria

yang berpengaruh yang berada di atasnya. Untuk itu dibutuhkan suatu matriks

keputusan berbandingan yang berisi tentang kondisi setiap elemen yang

digambarkan dalam bentuk kuantitatif berupa angka-angka yang menunjukan

skala penilaian (1 – 9). Setiap angka skala mempunyai arti tersendiri seperti yang

ditunjukan dalam Tabel 2.1. Penentuan nilai bagi setiap elemen dengan

menggunakan angka skala bisa sangat subyektif, tergantung pada pengambil

keputusan. Karena itu, penilaian setiap elemen hendaknya dilakukan oleh para

ahli atau orang yang berpengalaman terhadap masalah yang ditinjau sehingga

mengurangi tingkat subyektifitasnya dan meningkatkan unsur obyektifitasnya.

Matriks ini disebut sebagai pair comparison matrix. Gambar 2.4 merupakan

sebuah contoh matriks perbandingan.

Dasar Penilaian Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4

Kriteria 1 Skala(11) Skala(12) Skala(13) Skala(14)

Kriteria 2 Skala(21) Skala(22) Skala(23) Skala(24)

Kriteria 3 Skala(31) Skala(32) Skala(33) Skala(34)

Kriteria 4 Skala(41) Skala(42) Skala(43) Skala(44)

Skala(ij) merupakan intensitas kepentingan kriteria pada baris i terhadap kriteria pada kolom j.

Gambar 2.4 Contoh Matriks Keputusan Berbanding

Tabel 2.1 Skala Banding Secara Berpasang

Intensitas

Kepentingan Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang

sama besar terhadap tujuan

3

Elemen yang satu sedikit

lebih penting dari pada

elemen yang lain.

Pengalaman dan penilaian sedikit

menyokong satu elemen dibandingkan

(27)

5

Elemen yang satu cukup

lebih penting dari pada

elemen yang lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat

menyoong satu elemen dibandingkan

atas elemen lainnya

dominannya telah terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung elemen yang

satu terhadap elemen lain memiliki

tingkat penegasan tertinggi yang

mungkin menguatkan.

Kebalikan jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan

dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannya bila

dibandingkan dengan i.

Perbandingan antar pasangan elemen membentuk suatu matriks perankingan

relatif untuk tiap elemen pada tiap level dalam hirarki. Jumlah matriks akan

tergantung pada jumlah tingkatan pada hirarki. Sedangkan, ukuran matriks

tergantung pada jumlah elemen pada level bersangkutan. Setelah semua matriks

terbentuk dan semua perbandingan tiap pasangan elemen didapat, selanjutnya

dilakukan perhitungan Total Priority Value (TPV) dan nilai eigen maksimum

pada setiap matriks. Nilai eigen maksimum digunakan sebagai indeks acuan

(reference index) untuk perhitungan rasio konsistensi (Consistency Ratio (CR))

dari matriks dengan tujuan untuk memvalidasi apakah matriks perbandingan telah

memadai dalam memberikan penilaian secara konsisten atau belum. Berikut ini

adalah langkah-langkah untuk menentukan TPV berdasarkan contoh matriks

perbandingan pada Gambar 2.4:

1. Ubah setiap nilai elemen pada matriks perbandingan ke dalam bentuk desimal.

Tahap ini disebut sebagai tahap normalisasi.

(28)

3. Hitung pembagian setiap elemen pada matriks perbandingan dengan jumlah

kolom masing-masing.

4. Nilai rata-rata elemen pada setiap baris tersebut merupakan nilai TPV.

Secara matematis, nilai TPV dari setiap baris matriks dapat diperoleh dari

Persamaan (2.1). Persamaan ini dilakukan untuk n = 1 sampai dengan n = 4 atau

banyaknya kriteria.

TPV(n) = nilai TPV pada baris yang sedang diproses

n = banyak kriteria

i = index baris

j = index kolom

k= index baris yang sedang di proses

skala(ij) = nilai intensitas kriteria pada baris ke-i terhadap kriteria pada kolom ke-j

Nilai rasio konsistensi (CR) dihitung dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Hitung nilai eigen maksimum dengan mencari nilai rata-rata dari setiap

perhitungan hasil penjumlahan baris elemen matriks yang telah dibagi dengan

jumlah per kolom, dibagi dengan nilai TPV. Secara matematis, nilai eigen

maksimum dapat diperoleh dari persamaan (2.2).

n

k = index baris yang sedang diproses

i = index baris

j =index kolom

n= banyak kriteria

skala(ij) = nilai intensitas kriteria pada baris ke-i terhadap kriteria pada kolom ke-j

(29)

2. Selanjutnya dihitung indeks konsistensi (CI) untuk setiap matriks pada tiap

level hirarki dengan menggunakan persamaan (2.3).

1

max

  

n n

CI

(2.3)

CI = indeks konsistensi max = nilai eigen maksimum

n = banyak kriteria

3. Nilai rasio konsistensi (CR) selanjutnya dapat diperoleh dengan menggunakan

persamaan (2.4). RI merupakan nilai acak CI yang diperoleh dari Tabel 2.2.

RI CI

CR (2.4)

CR= rasio konsistensi

CI = indeks konsistensi

RI =nilai acak CI

Tabel 2.2 Nilai RI Untuk Matriks Orde 1 Sampai Dengan 10

Ukuran Matriks Indeks Konsistensi Acak (RI)

1 0

2 0

3 0,52

4 0,89

5 1,11

6 1,25

7 1,35

8 1,40

9 1,45

10 1,49

Nilai rentang CR yang dapat diterima adalah lebih rendah atau sama

dengan 0.1. Sebaliknya jika CR lebih besar dari 0.1, maka dikatakan evaluasi

dalam matriks kurang konsisten dan karenanya proses AHP perlu diulang kembali

(30)

Langkah selanjutnya adalah, kembali ke tahap awal pembentukan

keputusan perbandingan untuk membangun matriks-matriks yang

membandingkan elemen-elemen pada level hirarki berikutnya terhadap setiap

elemen yang berpengaruh di level sebelumnya. Matriks ini disebut sebagai

pairwise comparison matrix. Proses sintesis prioritas dan pengukuran konsistensi

juga dilakukan pada matriks-matriks ini.

2.2.3.3 Sintesis Prioritas

Proses selanjutnya adalah menghitung perkalian antara masing-masing

TPV pada matriks keputusan berbanding level 3 dengan TPV pada matriks

keputusan berbanding level 2. Jumlah dari setiap TPV sub kriteria yang telah

dikalikan tersebut merupakan prioritas menyeluruh yang pada akhirnya nilai

tertinggi akan dipilih sebagai keputusan terbaik yang direkomendasikan.

2.2.4 Basis data

Basis data, atau sering pula dieja basis data, adalah kumpulan informasi yang

disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa

menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data

tersebut[11]. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri

basis data disebut sistem manajemen basis data (Database Management System,

DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi. Istilah basis data berawal

dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal

di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang

mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam

bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.

Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan

dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis

fakta yang tersimpan di dalamnya yang disebut sebagai skema. Skema

menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara

(31)

2.2.4.1Konsep Basis data Relasional

Konsep basis data model relasional memiliki beberapa definisi penting

sebagai berikut[9]:

a. Kumpulan objek atau relasi untuk menyimpan data

b. Kumpulan dari operator yang melakukan suatu aksi terhadap suatu relasi

untukmenghasilkan relasi-relasi lain

c. Basis data relasional harus mendukung integritas data sehingga data tersebut

harus akurat dan konsisten

Contoh dari relasi adalah tabel. Kita dapat menggunakan perintah-perintah

SQL untuk menampilkan data dari tabel.

Basis data relasional memiliki fungsi-fungsi kegunaan sebagai berikut:

a. Mengatur penyimpanan data

b. Mengontrol akses terhadap data

c. Mendukung proses menampilkan dan memanipulasi data.

2.2.4.2Istilah-Istilah Basis data Relasional

Beberapa istilah yang perlu kita pahami mengenai basis data relasional

antara lain:

a. Table: Merupakan struktur penyimpanan dasar dari basis data relasional,

terdiri dari satu atau lebih kolom dan nol atau lebih baris.

b. Row (baris): Baris merupakan kombinasi dari nilai-nilai kolom dalam tabel;

sebagai contoh, informasi tentang suatu departemen pada tabel Departmen.

Baris seringkali disebut dengan record.

c. Column (kolom): Kolom menggambarkan jenis data pada tabel; sebagai

contoh, nama departemen dalam tabel Departmen. Kolom di definisikan

dengan nama kolom dan tipe data beserta panjang data tertentu.

d. Field: Field merupakan pertemuan antara baris dan kolom. Sebuah field dapat

berisi data. Jika pada suatu field tidak terdapat data, maka field tersebut

dikatakan memiliki nilai null.

e. Primary key: Primary key atau kunci utama merupakan kolom atau kumpulan

(32)

sebagai contoh adalah kode departemen. Kolom dengan kategori ini tidak

boleh mengandung nilai null, dan nilainya harus unique (berbeda antara baris

satu dengan lainnya).

f. Foreign key: Foreign key atau kunci tamu merupakan kolom atau kumpulan

kolom yang mengacu ke primary key pada tabel yang sama atau tabel lain.

Foreignkey ini dibuat untuk memaksakan aturan-aturan relasi pada basis data.

Nilai data dari foreign key harus sesuai dengan nilai data pada kolom dari

tabel yang diacunya atau bernilai “null”.

2.2.4.3Uji Normalitas Tabel

Untuk menghindari redudansi data, sebuah basis data harus terdiri dari

tabel-tabel yang normal. Hal ini untuk menghindari akibat yang lebih jauh yaitu

pemborosan tempat penyimpanan data serta ketidak-konsistenan data pada saat

update data dilakukan.

Secara prinsip sebuah tabel dapat dikatakan normal jika tabel tersebut

hanya berisikan kolom-kolom yang saling berhubungan erat. Hal tersebut dapat

diidentifikasi dengan konsep Ketergantungan Fungsional (KF) atau Functional

Dependency[12]. Langkah langkah untuk mengidentifikasi normalitas tabel adalah

sebagai berikut:

1. Perhatikan kolom kunci pada tabel.

2. Periksa keberadaan KF Parsial. Jika tidak ada Composite Key, pemeriksaan

KF Parsial tidak perlu dilakukan. Jika A dan B masing-masing adalah

himpunan kolom dari suatu tabel, B dikatakan memiliki KF Parsial pada A

jika B bergantung hanya pada suatu bagian tertentu saja dari A.

3. Periksa keberadaan KF Transitif pada kolom-kolom bukan kunci. KF Transitif

adalah suatu kondisi dimana A, B, dan C masing-masing adalah himpunan

kolom sedemikian hingga jika B bergantung pada A (A B) dan C

bergantung pada B (B C), maka C bergantung secara transitif pada A via B

(B Transitive C).

(33)

perlu dilakukan proses normalisasi.

2.2.5 Rekayasa Perangkat Lunak

Rekayasa perangkat lunak atau rancang bangun perangkat lunak penetapan

dan penggunaan prinsip rekayasa dalam rangka memperoleh perangkat lunak yang

dapat dipercaya dan dapat bekerja secara efisien pada mesin nyata[2].

Tujuan rekayasa perangkat lunak adalah untuk menghasilkan suatu produk

perangkat lunak. Produk perangkat lunak adalah sebuah system perangkat lunak

yang tidak hanya terdiri dari perangkat lunak itu sendiri tetapi masuk

dokumentasinya yang menggambarkan tentang penggunaan perangkat lunak

tersebut.

Rekayasa perangkat lunak melibatkan tiga elemen utama yaitu methode,

tool dan process. Methode memberikan teknik dalam pengembangan pereangkat

lunak, tool memberikan dukungan terhadap metode sehingga metode tersebut

dapat digunakan lebih efektif dan efisien sedangkan process menghubungkan

antara methode dan tool.

2.2.5.1Proses Rekayasa Perangkat Lunak

Proses yang digunakan dalam pembangunan perangkat lunak ini adalah

proses dengan metoda OMT (Object Modelling Technique). Pemilihan metoda

OMT ini dikarenakan memiliki beberapa keunggulan diantaranya:

a. Uniformity

Pengembang cukup menggunakan satu metodelogi dari tahap analisis hingga

perancangan. Dengan adanya perkembangan ke arah aplikasi GUI

(Graphical User Interface), OMT memungkinkan merancang user interface

secara terintegrasi bersama dengan perancangan perangkat lunak sekaligus

dengan perancangan basis data

b. Understandability

Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang

berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami

(34)

Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahan

sesungguhnya dilapangan

d. Reusability

Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat

waktu pengembangan perangkat lunak

2.2.6 Analisis

Tahap ini merupakan tahap awal dalam pengembangan perangkat lunak

yang akan mengidentifikasi pada informasi apa yang akan diproses, fungsi dan

kinerjaseperti apa yang diinginkan dalam perangkat lunak, serta antar muka

seperti apa yang akan ditampilkan.

2.2.6.1Pengertian Analisis

Analisis requirement adalah sebuah proses yang terbagi ke dalam lima tahap

penting: pengenalan masalah, evaluasi masalah, pemodelan, spesifikasi dan

review yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang model data, fungsi

dan sifat yang dimiliki oleh perangkat lunak[2].

Pengenalan masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan dimana

masalah dapat diidentifikasi sebagai suatu pertanyaan yang diingikan untuk

dipecahkan.Masalah inilah yang menyebabkan sasaran dari system tidak dapat

dicapai. Oleh karena itu, langkah pertama yang harus di lakukan adalah

mengidentifikasikan masalah-masalah yang terjadi terlebih dahulu, termasuk

mengidentifikasi penyebab dari masalah yang timbul.

Setelah permasalahan dirumuskan kemudian dilakukan evaluasi yang

tujuannya untuk mendefinisikan objek data eksternal yang teramati, aliran

informasi/data, fungsi –fungsi perangkat lunak, perilaku perangkat lunak, terhadap

event yang terjadi, karakteristik antarmuka dan batasan-batasannya.Hasil evaluasi

tersebut di gunakan sebagai bahan sintesis untuk menentukan solusi permasalahan

yang ada.

Pemodelan dibuat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik

(35)

mengubah kebutuhan yang belum terstruktur menjadi model-model atau

gambar-gambar dengan memenfaatkan metoda dan teknik tertentu.

Pemodelan dalam analisis mempunyai tiga tujuan utama yaitu[7]:

1. Memahami permasalahan secara keseluruhan

2. Mengugkapkan apa yang harus dikerjakan oleh system perangkat lunak untuk

memenuhi kebutuhan pemakai.

3. Mengetahui ruang lingkup produk dan pemakai yang akan menggunakan

produk perangkat lunak tersebut.

2.2.6.2Alat Bantu Analisis

Ada beberapa alat atau notasi yang dapat di gunakan untuk menggambarkan

keadaan suatu system, yaitu Data Flow Diagram (DFD), Diagram Konteks atau

DFD Level 0, Kamus Data, dan Entity Relationship Diagram (ERD).

1. Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan alat pemodelan atau suatu diagram yang

menggambarkan sistem berbasis komputer yang dirancang secara global dan

merupakan suatu diagram alir data tingkat atas, dimana didalam diagram konteks

ini menggambarkan seluruh jaringan, baik masukan maupun sebuah keluaran

sebuah sistem[7].

Diagram konteks terdiri dari sebuah simbol proses tunggal yang

menggambarkan sebuah sistem dan menunjukan data aliran utama untuk dan dari

terminator. Diagram ini merupakan dasar yang digunakan untuk menentukan

aliran data yang mengalir menuju sistem (input system) dan keluar dari sistem

(output system), yang meliputi objek berupa kesatuan luar (external entity).

Diagram konteks dapat mendefinisikan jangkauan proses penurunan sistem

informasi yaitu menentukan apa yang menjadi bagian dari sistem informasi dan

apa yang tidak menjadi bagian sistem informasi. dalam diagram konteks hanya

ada satu proses tidak boleh ada store dalam diagram konteks .

2. Data Flow Diagram (DFD)

Diagram aliran data atau DFD merupakan suatu bagan alir data yang

(36)

suatu sistem dengan menekankan pada fungsi – fungsi yang ada dalam sistem,

cara menggunakan informasi yang tersimpan dan pemindahan informasi antar

fungsi di dalam sistem [7].

Beberapa simbol yang digunakan dalam Data Flow Diagram (DFD) antara

lain:

1) Proses (Process)

Proses adalah simbol utama data flow diagram. Proses dilambangkan

dengan lingkaran, dimana proses ini menunjukan bagian dari sistem yang

mengubah satu atau lebih input dan output. Nama proses dituliskan dengan

satu kata, singkatan atau kalimat sederhana.

2) Aliran Data (Flow)

Aliran Data digambarkan dengan tanda panah dari proses. Aliran data juga

digunakan untuk menunjukan bagian – bagian informasi dari satu bagian

ke bagian lain. Pembagian nama untuk aliran ini menunjukan sebuah arti

untuk sebuah aliran. Untuk kebanyakan sistem yang dibuat, aliran data

sebenarnya menggambarkan data yakni angka, huruf, pesan, dan macam –

macam informasi lainnya.

3) Simpanan Data (Storage)

Simpanan data digunakan sebagai penyimpanan bagi paket – paket data.

Notasi penyimpanan data digambarkan dengan garis horizontal yang

paralel.Simpanan data merupakan simpanan data dari data yang berupa

suatu file atau database di sistem komputer ataupun berupa arsip atau

catatan manual. Nama dari simpanan data menunjukan nama filenya.

4) Kesatuan luar (External Entity)

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem yang memisahkan suatu

sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan

dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang. Organisasi atau sistem

lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input

atau output dari sistem.

3. Entity Relationship Diagram (ERD)

(37)

yang dapat menyatakan atau menggambarkan hubungan entity didalam sebuah

sistem, dimana hubungan tersebut dinyatakan sebagai one-to-one, one-to-many

dan many-to-many[7].

Entity relationship bertujuan untuk menentukan objek-objek data (Entity)

dan relationship (hubungan) yang ada pada objek-objek tersebut. Berikut adalah

komponen-komponen Entity Relationship Diagram:

1) Entity

Entity adalah suatu yang dapat dibedakan atau diidentifikasikan secara

unik, objek disini sifatnya berupa orang, tempat, peristiwa atau konsep

yang informasinnya direkam.

2) Atribut

Atribut adalah kumpulan dari beberapa elemen data yang membentuk

suatu entity.Atribut merupakan ciri sebutan atau karakteristik yang dapat

mewakili suatu simbol yang digunakan untuk menggambarkan atribut

pada entity relationship diagram.

3) Relationship

Relationship adalah relasi atau hubungan yang terjadi diantara beberapa

entity. Simbol yang digambarakan untuk menggambarkan relationship

pada teknik entity relationship diagram adalah berupa belah ketupat.

Setiap relationship mempunyai derajat relationship, yaitu tingkat atau

hubungan yang terdiri dari tiga derajat, yaitu :

a. Unary (derajat 1)

Suatu relationship yang dihubungkan dengan suatu entity set, dimana

penghubungnya ada dua.

b. Binary (derajat 2)

Relationship derajat dua adalah relationship yang biasa terjadi yaitu dua

entity set dihubungkan dengan satu entity relationship.

c. Ternary (derajat 3)

Relationship diagram juga mempunyai Cardinalitas yaitu batasan pada

jumlah entity yang terdiri dari:

(38)

Adalah suatu relasi yang terjadi dengan batasan relasi yang berupa satu

berbanding satu.

b. Relasi satu ke banyak (one-to-many)

Adalah suatu relasi yang terjadi dengan batasan relasi yang berupa banyak

berbanding banyak atau banyak berbanding satu.

c. Relasi Banyak ke Banyak (many-to-many)

Adalah suatu relasi yang terjadi dengan batasan relasi yang berupa banyak

berbanding banyak.

2.2.7 Perancangan

Perancangan merupakan tahap kedua dari proses pengembangan perangkat

lunak. Ada beberapa hal penting yang harus diketahui dalam perancangan supaya

dapat dimengerti dan dipahami apa yang dimaksud dengan perancangan, di

antaranya adalah sebagai berikut:

2.2.7.1Pengertian Perancangan

Perancangan adalah proses bertahap yang menitikberatkan pada empat sifat

yang berbeda dari sebuah perangkat lunak, yaitu struktur data, arsitektur

perangkat lunak, antarmuka dan algoritma[2].

2.2.7.2Tujuan Perancangan

Secara umum tujuan perancangan adalah untuk menghasilkan suatu model

atau penggambaran dari suatu entitas yang akan dibangun kemudian.

2.2.8 Implementasi

Implementasi adalah proses mengubah model-model perancangan menjadi

kode program yang dapat dieksekusi oleh komputer[2].

Pada tahap ini terdapat suatu kegiatan yaitu coding atau mengubah

model-model perancangan menjadi program yang dapat dieksekusi oleh komputer atau

(39)

2.2.9 Arsitektur Aplikasi

Arsitektur aplikasi[13] adalah teknologi spesifikasi yang akan digunakan

untuk mengimplementasikan sistem informasi. Arsitektur aplikasi menjadi suatu

desain aplikasi yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi

antara satu dengan yang lain. Arsitektur aplikasi disebut juga dengan infrastuktur

aplikasi. Selain itu, arsitektur aplikasi juga merupakan cara komunikasi

komponen-komponen melalui network atau jaringan yang saling terhubung.

Dewasa ini, arsitektur aplikasi biasanya digunakan sebagai petunjuk operasi

sekarang dan sebagai blue print untuk langkah kedepan.

2.2.9.1Aplikasi Two-Tier

Aplikasi Two-Tier[13] disebut juga sebagai model client server. Model ini

terdiri dari dua lapisan.

1. Lapisan pertama adalah client yang bertanggung jawab pada aplikasi atau user

interface, termasuk logika bisnis dan koneksi dengan sever database.

2. Lapisan kedua adalah server yang bertanggung jawab pada database. Server

database berisi mesin database, termasuk tabel, stored procedure, dan trigger

(yang juga berisi aturan bisnis).

Gambar 2.5 Aplikasi Two-Tier

Model ini memungkinkan banyak client dengan sebuah server yang

dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam Gambar 2.5. Aplikasi

(40)

Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke server database yang ke kemudian

akan mengirimkan kembali data ke client-nya.

2.2.9.2Aplikasi Three-Tier

Aplikasi Three-Tier[13] merupakan pengembangan dari model client server

dimana terdapat middle tier di antara client dan server. Model ini terdiri dari tiga

lapisan. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri.

1. Lapisan pertama berisi layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna

dan ditempatkan pada sisi client.

2. Lapisan kedua dapat berisi layanan bisnis atau logika bisnis

3. Lapisan ketiga berisi layanan data, yakni serverdatabase.

Gambar 2.6 Aplikasi Three Tier

2.2.9.3Aplikasi N-Tier

Aplikasi N-Tier[13] merupakan pengembangan dari model Three-Tier

dimana terdapat lebih dari dua server tambahan yang masing-masing memiliki

fungsi khusus.

2.2.10 Perangkat Lunak Pendukung

2.2.10.1 Microsoft Visual Basic 6.0 (VB)

Visual Basic 6.0 (VB) adalah aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat

aplikasi dengan menyusun komponen atau kontrol visual pada sebuah form,

(41)

baris tambahan pada source code agar lebih fungsional. Dengan VB, seorang

programmer dapat mengembangkan program sederhana tanpa perlu terlalu banyak

menulis kode. Berikut ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh VB:

1. Menghilangkan kompleksitas pemanggilan fungsi windows API, karena

banyak fungsi – fungsi tersebut sudah di “embedded” kedalam syntax visual

basic.

2. Digunakan oleh hampir semua produk dari Microsoft Office sebagai bahasa

macro.

3. Dapat membuat ActiveX Control.

4. Dapat bekerja dengan OCX atau komponen yang disediakan oleh pihak ketiga

sebagai tools pengembang.

5. Menyediakan wizard yang sangat berguna untuk mempersingkat atau

mempermudah pengembangan aplikasi.

6. Mendekati Object Oriented Programming.

7. Dapat diintegrasikan dengan internet, baik itu sebagai client maupun sebagai

server.

Selain keunggulan, Microsoft Visual Basic juga memiliki kelemahan yang

disebabkan oleh keterbatasan dalam mengambil fungsi – fungsi yang berhubungan

dengan perangkat keras maupun sistem operasi Windows. Kelemahan tersebut

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Dibandingkan dengan bahasa pemrograman lain, ukuran file distribusi runtime

lebih besar.

2. VB tidak mempunyai banyak fungsi untuk mengambil fitur – fitur dari sistem

operasi.

2.2.10.2 My SQL

MySQL merupakan sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data

SQL atau DBMS (Database Management System) yang memiliki banyak

keunggulan. Kelebihan yang dimiliki oleh MySQL diantaranya adalah sebagai

berikut:

(42)

MySQL dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi seperti Windows

dan Linux.

2. Open Source

MySQL didistribusikan sebagai perangkat lunak yang bersifat open source,

dibawah lisensi GPL (General Public Lisence) sehingga dapat digunakan

secara gratis.

3. Multiuser

MySQL dapat digunakan oleh beberapa pengguna dalam waktu yang

bersamaan.

4. Performance Tunin'

MySQL memiliki kecepatan yang tinggi dalam menangani query sederhana,

dengan kata lain dapat memproses lebih banyak SQL per satuan waktu.

5. Ragam Tipe Data

MySQL memiliki tipe data yang sangat beragam, seperti signed/unsigned

integer, float, double, char, text, date, dan timestamp.

6. Perintah dan Fungsi

MySQL memiliki operator dan fungsi yang secara penuh mendukung perintah

select dan where dalam perintah (query).

7. Keamanan

MySQL memiliki beberapa lapisan keamanan seperti levelsubnetmask, nama

host, dan izin akses user dengan sistem perizinan yang mendetail serta sandi

terenkripsi.

8. Skalabilitas dan Pembatasan

MySQL mampu menangani basis data dalam skala besar, dengan jumlah

record lebih dari 50.000.000 dan 60.000 tabel serta 5.000.000.000 baris. Batas

indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada setiap tabelnya.

9. Konektivitas

MySQL dapat melakukan koneksi dengan klien menggunakan protokol

TCP/IP, Unix soket (UNIX), atau Named Pipes (NT).

10.Lokalisasi

(43)

lebih dari dua puluh bahasa.

11.Antar Muka

MySQL memiliki antar muka terhadap berbagai aplikasi dan bahasa

pemrograman dengan menggunakan fungsi API (Application Programming

Interface).

12.Klien dan Peralatan

MySQL dilengkapi dengan berbagai peralatan yang dapat digunakan untuk

administrasi basis data, dan pada setiap peralatan yang ada disertakan petunjuk

(44)
(45)

129 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan:

1. Aplikasi ini dapat memberikan rekomendasi bagi manager penjualan mengenai

kelangsungan outlet-outlet di PT. Mizan Media Utama.

2. Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi manager panjualan dalam

memberikan kelangsungan outlet yang mempertimbangkan seluruh aspek utama

yaitu data penjualan dan data pembayaran, serta didukung dengan dua aspek lain

yaitu lokasi dan biaya operasional.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat dikemukakan agar

menjadi bahan perbaikan dan pertimbangan adalah sebagai berikut :

1. Dapat dibuat dalam basis website sehingga lebih fleksibel untuk diakses dari

manapun tanpa perlu pengaturan khusus.

2. Diharapkan dapat dibuat feature tambahan untuk mendukung keputusan lainnya

(46)
(47)

Sistem Pendukung Keputusan

Kelangsungan Outlet Buku

Di Pt. Mizan Media Utama

Intan Nurmala

Teknik Informatika – Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No. 112-114-116 Bandung

Email : [email protected]

ABSTRAK

PT. Mizan Media Utama (MMU)

merupakan perusahaan distributor buku yang melayani pendistribusian buku ke banyak outlet di seluruh nusantara. Saat ini, untuk menetukan kelangsungan setiap outlet, Manager Penjualan menilai dari omset yang didapatkan oleh outlet-outlet tersebut. Faktanya, penilaian yang didasarkan pada aspek penjualan saja akan memberikan hasil yang terlalu objektif. Namun jika penilaian mempertimbangkan semua aspek atau kriteria yang seharusnya ikut serta akan menyulitkan manager penjualan dalam menentukan kelangsungan outlet. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibuatlah sistem pendukung keputusan kelangsungan outlet untuk memudahkan manager penjualan dalam menentukan kelangsungan outlet yang mengikutsertakan kriteria lain selain penjualan. Metode analisis dan perancangan yang digunakan adalah metode terstruktur. Alat yang digunakan untuk memodelkan sistem adalah

Entity Relationship Diagram (ERD) untuk menggambarkan relasi antar entitas, Data Flow Diagram (DFD) untuk menggambarkan transformasi arus data, dan Flowmap untuk menunjukkan aliran suatu dokumen, aliran data fisik entitas sistem, dan kegiatan operasi yang

berhubungan dengan sistem. Metode

pengambilan keputusan yang digunakan

Analytical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil pengujian Alpha, didapatkan hasil wawancara yang memberikan kesimpulan bahwa aplikasi ini termasuk “Baik” dari sisi pandang user. Begitu juga dengan hasil pengujian Beta, menunjukkan bahwa aplikasi ini telah berhasil melewati berbagai ujian teknis dengan seluruhnya poinnya berstatus “diterima”.

Kata Kunci : Sitem Pendukung Keputusan, Analytic Hierarchy Process, Metode AHP

1. PENDAHULUAN

PT. Mizan Media Utama adalah

perusahaaan distributor buku yang melayani pendistribusian ribuan buku pada toko buku dan outlet di seluruh Indonesia. Dalam menentukan kelangsungan outlet, manager penjualan mengurutkan data penjualan berdasarkan nilai omset dan memilih outlet dengan nilai omset terkecil untuk ditutup. Keputusan ini dinilai terlalu objektif, karena hanya berdasarkan pada omset yang dihasilkan pada saat itu saja. Pada kenyataannya outlet dengan nilai omset yang tinggi belum tentu mampu memberikan keuntungan jangka panjang yang dapat dilihat dari aspek-aspek lain seperti lokasi yang mengangkat nama baik perusahaan, kelancaran transaksi di bagian pembayaran, serta efektifitas penggunaan biaya operasional. Peninjauan pada aspek-aspek tersebut tidak dilakukan oleh manager mengingat banyaknya outlet, serta data yang belum terintegrasi pada sistem. Jika terpaksa harus dilakukan, maka akan menambah waktu dan beban kerja manager.

Oleh karena itu, diadakan penelitian untuk membangun sebuah sistem yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet Buku Di PT. Mizan Media Utama”.

2. MODEL, ANALISA, DESAIN,

DAN IMPLEMENTASI

2.1.Model

Pengembangan perangkat lunak

(48)

a. System / Information Engineering

Tahap ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk

software. b. Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek pembuatan perangkat lunak.

c. Design

Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas menjadi representasi ke dalam bentuk blueprint software sebelum tahap coding dimulai. d. Coding

Dalam tahap ini, hasil dari tahapan

design diubah ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin, yaitu dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0.

e. Pengujian

Dalam tahap ini, dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibangun.

f. Maintenance

Tahap ini adalah tahap akhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai dibangun dapat mengalami perubahan– perubahan atau penambahan sesuai dengan permintaan user.

2.2.Analisis

2.2.1. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan

Alur sistem pengambilan keputusan kelangsungan outlet yang sedang berjalan sedang berjalan adalah sebagai berikut: 1. Staff Penjualan memberikan Laporan Data

Penjualan kepada Manager Penjualan yang telah diurutkan secara ascending.

2. Manager Penjualan mempertimbangakan outlet dengan nilai omset terkecil untuk didiskualifikasi

3. Manager memberikan perintah kepada staff penjualan untuk menutup outlet tersebut.

2.2.2. Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan

Berdasakan analisis dan hasil penelitian yang dilakukan di outlet terhadap apa yang dibutuhkan dalam membangun aplikasi pendukung keputusan ini, maka perlu dievaluasi mengenai diabaikannya kriteria kelancaran

pembayaran, biaya operasional, dan kriteria lokasi. Namun, jika proses kriteria-kriteria tersebut diikut sertakan dalam proses pertimbangan, maka waktu yang dibutuhkan akan menjadi sangat lama.

2.2.3. Solusi yang Ditawarkan

Dari permasalahan-permasalahan yang ada, solusi yang ditawarkan adalah sebuah sistem pengambilan keputusan dimana pada proses perhitungannya menyertakan seluruh kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan kelangsungan setiap outlet. Kriteria-kriteria tersebut didapat dari data yang ada pada sistem yang telah ada dan juga berasal dari dokumen-dokumen pada divisi yang bersangkutan.

2.2.4. Analisis Metode Sistem Pendukung Keputusan

Metode pengambilan keputusan yang digunakan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Secara mendasar, ada tiga proses yang selalu digunakan dalam model

AHP[1], yaitu: membangun hirarki,

pembentukan keputusan berbanding, dan sintesis prioritas. Gambar 1 menunjukkan struktur hierarki sistem pendukung keputusan kelangsungan outlet yang akan dibangun.

Gambar 1. Struktur Hierarki Sistem Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet yang Akan

Dibangun

Tahap kedua merupakan tahap

pembentukan keputusan berbanding. Mengingat proses ini dilakukan sebanyak tingkatan hirarki dari level 2 sampai dengan level terakhir atau alternatif, maka dalam kasus ini pembentukan keputusan berbanding dilakukan sebanyak 2 tahap.

Gambar

Gambar 2.1 Logo PT. Mizan Media Utama
Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Mizan Media Utama
Gambar 2.3  Proses Pengambilan Keputusan
Tabel 2.1 Skala Banding Secara Berpasang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan analisis, perancangan, implementasi beserta pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan terhadap sistem pendukung keputusan

Berdasarkan hasil pengujian Alpha yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sudah berjalan sesuai yang diharapkan, tetapi tidak menutup

Berdasarkan hasil pengujian Alpha yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi sudah berjalan cukup maksimal, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat

Berdasarkan hasil pengujian alpha yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa aplikasi yang dibangun sudah berjalan sesuai dengan perancangan awal dan

pengujian dapat memberikan kesimpulan bahwa aplikasi sistem pendukung keputusan penentuan harga biji kopi menggunakan metode topsis berbasis android dapat berjalan dengan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka bisa diambil kesimpulan antara lain : Sistem Pendukung Keputusan dengan Metode AHP ini dapat berjalan sesuai dengan

Kesimpulan dari hasil pengujian bahwa sistem informasi manajemen anggaran yang dibangun sudah dapat membantu dalam melakukan perencanaan rencana anggaran perusahaan

KESIMPULAN Sesuai dengan hasil rancangan,implementasi, pengujian dan analisa yang sudah dikerjakan, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Pendukung Keputusan Metode AHP dan