• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Monitoring Dan Evaluasai Kegiatan Diklat Di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependudukan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Monitoring Dan Evaluasai Kegiatan Diklat Di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan Dan Tenaga Kependudukan Ilmu Pengetahuan Alam Bandung"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu upaya yang dilakukan oleh suatu organisasi dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh organisasi adalah melakukan program pelatihan. Karena itu, pelatihan memiliki peran penting dalam kesuksesan suatu organisasi. Pentingnya pelatihan bagi guru salah satunya adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan menambah wawasan guru. Salah satu lembaga yang mengadakan pelatihan bagi guru adalah Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung. P4TK IPA Sendiri adalah sebuah institusi pemerintahan yang menaungi pelatihan bagi guru-guru IPA dari berbagai tingkatan, yang memiliki tujuan untuk mengembangkan sains melalui berbagai kegiatan pelatihan guru-guru ilmu pengetahuan alam di seluruh Indonesia, seperti dilakukannya pengkajian, penelitian, dan pengembangan bahan ajar, serta terus berusaha meningkatkan kualitas SDM bagi tenaga teknis dan tenaga fungsional.

(2)

atau istruktur diklat (pelatihan) yaitu masalah materi yang tidak relevan dijadikan bahan pelatihan yang diajarkan tidak sesuai dengan materi yang akan dijadikan bahan untuk post-test atau bahkan tidak sesuai dengan latar belakang guru yang sedang melakukan pelatihan, sehingga bahan ajar tidak relevan atau sulit dipahami oleh peserta. Selain permasalah tersebut terdapat masalah lain yang kerap terjadi pada saat pelatihan berlangsung terkait dengan kepuasan peserta terhadap fasilitas kegiatan diklat, diantaranya saat kegiatan berlangsung panita kekurangan modul pembelajaran dikarenakan jumlah peserta tidak sesuai dengan jumlah modul yang disediakan, adanya ketidak puasan peserta terhadap ruang kelas yang tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kondisi belajar peserta, fasilitas internet yang kurang memadai, fasilitator yang kurang berinteraksi terhadap peserta sehingga peserta tidak nyaman selama pembelajaran, kurangnya media atau alat penunjang pembelajaran, sehingga tidak semua peserta dapat mempraktekkan materi pelathan yang sudah dijadikan bahan ajar. Akibat dari keterbatasan yang dialami oleh kabid fasilitas dan peningkatan kompetensi dalam mengetahui permasalahan tersebut menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam melakukan penyelesaian masalah yang terjadi selama kegiatan diklat. Apabila hal ini terus terjadi tanpa diketahui secara cepat maka akan merugikan peserta diklat.

Salah satu pemecahan masalahnya adalah dengan penerapan metode

dashboard sebagai alat yang digunakan untuk mengevaluasi proses yang sedang berjalan, memonitor kegiatan diklat yang sedang berjalan serta mempermudah kabid fasilitas peningkatan kompetensi melaporkan perkembangan kegiatan diklat kepada Kepala P4TK IPA. Berdasarkan latar belakang, penulis termotivasi untuk

(3)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan masalah yang terjadi di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung adalah bagaimana membangun sistem monitoring dan evaluasi kegiatan diklat di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan permasalah yang ada, maka maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengimplementasikan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Diklat di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mempermudah panitia melakukan proses pendaftaran baik secara langsung

dan tidak langsung (undangan).

2. Mempermudah widyaiswara dalam memonitoring dan evaluasi nilai

peserta dan materi yang tidak relevan dijadikan bahan ajar.

3. Mempermudah kabid fasilitas dan peningkatan kompetensi memonitoring

dan evaluasi fasilitas kegiatan diklat.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah ini dimaksudkan agar pembahasan dan penyusunan laporan dapat dilakukan secara terarah dan tidak menyimpang serta sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun batasan-batatas masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem monitoring dan evaluasi ini merupakan aplikasi berbasis web.

2. Peserta yang diundang hanya yang telah terdaftar sebelumnya.

(4)

4. Keluaran sistem monitoring dan evaluasi ini, yaitu :

a. Informasi monitoring kegiatan diklat berupa tabel, dan grafik presentase kegiatan diklat.

b. Informasi evaluasi kegiatan diklat berupa evaluasi akademis dan non akademis dalam evaluasi non akademis informasi yang keluar nilai efektifitas dan relevasi.

c. Pada hasil keluaran laporan berupa tabel kelulusan peserta, dan hasil kuesioner.

5. Metode monitoring dan evaluasi menggunakan metode Performance

Dashboard.

6. Pemodelan sistem yang digunakan adalah metodologi berbasis objek

menggunakan Unifield Modeling Language (UML).

7. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP (PHP Hypertext

(5)

1.5 Metotologi Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu proses yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang logis, dimana data yang diperlukan yaitu untuk mendukung terlaksananya suatu penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan metode pengembangan perangkat lunak yang dapat dilihat pada gambar 1.1

(6)

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Ini adalah sebagai berikut.

A. Pengumpulan data primer

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi Lapangan

Teknik pengumpulan data dengan peninjauan langsung terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti ke P4TK IPA.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian di P4TK IPA.

B. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Data P4TK

Pengumpulan data yang berasal dari P4TK IPA, berupa data laporan dan sebagainya yang berkaitan dengan topik penelitian.

2. Studi Literatur

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur berupa jurnal, paper, e-book, majalah dan buku-buku yang berkaikan dengan

tahapan-tahapan dalam sistem monitoring dan evaluasi, panduan

(7)

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak

Metode Pembangunan Perangkat Lunak yang digunakan sebagai berikut:

1. Komunikasi

Pada tahap ini dilakukan proses komunikasi dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pihak terkait yaitu dengan kabag evaluasi, dan evaluator, serta staf P4TK IPA lainnya, hal tersebut dilakukan agar mendapatkan spesifikasi kebutuhan pengguna, jenis aplikasi dan tujuan dibuatnya aplikasi dapat diidentifikasi

2. Perencanaan

Setelah proses komunikasi telah berjalan maka pada proses selanjutnya proses perencanaan mengenai pembangunan sistem. Proses ini dimulai dari proses estimasi waktu yang akan digunakan, merencanakan aktivitas kerangka kerja yang menetapkan suatu prakiraan-prakiraan untuk rekayasa perangkat lunak yang menggambarkan tugas-tugas yang akan dilakukan dalam melakukan monitoring dan evaluasi, resiko yang mungkin terjadi, dan jadwal kerja.

3. Pemodelan

Pada tahap ini, kebutuhan sistem diubah menjadi representasi ke dalam

bentuk “blueprint” software sebelum coding dimulai dengan menggunakan analisis perancangan Unified Modeling Language (UML). Desain ini

Perencanaan

Pembuatan Program Komunikasi

pemodelang

Pengujian

(8)

dibuat untuk mengetahui gambaran proses kerja aplikasi yang kita buat sehingga dapat dijadikan acuan saat proses implementasi sistem ke dalam bentuk code.

4. Pembuatan Program

Proses ini menggabungkan kegiatan penulisan kode program (coding) dan pengujian (testing) yang diperlukan untuk mengungkapkan kesalahan dalam code. Penulisan kode program adalah proses yang dilakukan agar mesin dalam hal ini komputer dapat menjalankan aplikasi yang telah dibangun. Dalam aplikasi ini code yang digunakan adalah PHP dengan menggunakan framework Laravel. Setelah proses penulisan kode program selesai, dilakukan pengujian aplikasi yang sudah dibangun. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar software bebas dari kesalahan, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

5. Pengujian

Pada tahap ini sistem digunakan oleh user dan kemudian tahapan ini akan dievaluasi apakah aplikasi ini telah memenuhi tujuan yang akan dicapai. Dan kemudian dari hasil evaluasi ini dimugkinkan untuk ada nya perbaikan sistem agar sisterm yang dibangun dapat berfungsi dengan baik.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang akan dilakukan. Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

(9)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menyusun penjelasan tentang profil umum Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung, logo P4TK IPA, struktur organisasi P4TK IPA, tugas dan wewenang P4TK IPA, teori-teori yang terkait yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan penelitian yang disesuaikan dengan masalah yang ada di laporan penelitian ini, yang melandasi dari pembangunan sistem monitoring dan evaluasi kegiatan diklat di P4TK IPA.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan objek yang sedang diteliti dan metode penelitian yang digunakan saat melakukan penelitian. Dibahas juga mengenai Analisis Sistem yang sedang berjalan. Analisis monitoring dan evaluasi, analisis kebutuhan no-fungsional, analisis no-fungsional, dan perancangan antarmuka, jaringan semantik, dan metode untuk aplikasi yang dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dibuat.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat disertai juga hasil pengujian sistem yang dilakukan di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK IPA) Bandung sehingga diketahui apakah sistem yang dibangun sudah memenuhi syarat sebagai aplikasi User-friendly dan metode pengujian dalam sistem monitoring dan evaluasi kegiatan diklat ini menggunakan pengujian black box.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

(10)
(11)

11 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pusataka

2.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Umum Instansi

Beralamat di jalan Diponegoro No. 12 Bandung P4TK IPA yang memiliki kepanjangan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam memiliki tugas sebagai unit pelaksana teknis dilingkungan Direktorat Jenderal Peningkatan dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Nasional. P4TK IPA ini berdiri pada tahun 1952 dan sudah tujuh kali berganti nama sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, diantaranya :

a. Science Teaching Course (STC) tahun 1952- 1960.

b. Balai Pendidikan Pengetahuan Alam (BPPA), tahun 1960-1967.

c. Pusat Penelitian Kurikulum, Metodik dan Didatik (PPKMD), tahun 1967-

1970.

d. Pusat Pengembangan Pengajaran IPA dan Ilmu Pasti (P3IPAP), tahun 1970-

1977. 26

e. Balai Penataran Guru Nasional (BPGN), tahun 1977- 1978.

f. Pusat Pengembangan dan Penataran Guru IPA (PPPGIPA), tahun 1978-

2007.

g. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan IPA (P4TK IPA), tahun 2007- sekarang.

(12)

Bukan hanya memiliki kiprah di dalam negeri saja tetapi P4TK IPA juga telah memiliki banyak pengalaman di dunia internasional. Sebagai contoh

penyelenggara pada UK-Indonesia Chemistry Education Linking Workshop,

Workshop on Distance Learning Philippines, dan lain- lain. Sebagai penyaji atau

Narasumber pada Science Education Seminar- Brunei Darussalam, Ecology

Seminar- Nepal. Sebagai peserta pada kegiatan Developing Science Teaching Method Seminar in Japan, CMC Limited- India dan lain- lain.

2.1.2 Lambang Instansi

Lambang Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2. 1 Logo P4TK IPA

(Sumber : http://www.p4tkmedan.or.id [1])

2.1.3 Visi dan Misi 2.1.3.1 Visi

(13)

2.1.3.2 Misi

Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam ditetapkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan Ketersediaan Layanan PTK IPA melalui pengembangan

model-model fasilitasi peningkatan profesionalisme berbasis penelitian dan kepakaran bagi PTK IPA;

2. Memperluas Keterjangkauan Layanan PTK IPA melalui Pengembangan

bahan dan media fasilitasi berbasis riset dan TIK bagi PTK IPA;

3. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan PTK IPA melalui

Penyelenggaraan layanan fasilitasi secara prima bagi PTK IPA;

4. Meningkatkan Kesetaraan dalam memperoleh Layanan bagi PTK IPA

melalui penyelenggaran layanan fasilitasi yang variatif, inovatif, kreatif dan akuntabel;

5. Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan memperoleh Layanan PTK IPA

melalui sosialisasi dan distribusi produk-produk inovasi pendidikan IPA dan pengembangan jejaring kerja dalam upaya peningkatan profesionalitas PTK IPA pada forum nasional dan internasional;

6. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan PTK IPA melalui

pengembangan kualitas dan kuantitas SDM P4TK IPA;

7. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan PTK IPA melalui

peningkatan sarana dan prasarana P4TK IPA;

8. Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan PTK IPA melalui

pelaksanaan sistem manajemen mutu, pengelolaan ketatausahaan dan rumah tangga lembaga.

2.1.4 Struktur Organisasi

(14)

Dengan telah disetujuinya revitalisasi PPPG menjadi P4TK oleh Kepmenpan dengan No. B/243/M.Pan/1/2007, Tanggal 31 Januari 2007 maka struktur organisasi P4TK yang tertuang dalam SK Mendikbud No.0529/O/1990 akan mengalami perubahan dan tugas pokok fungsi P4TK juga akan mengalami penyesuaian. Kedudukan dan struktur organisasi P4TK diusulkan sebagai berikut.

A. Kedudukan P4TK

1. Pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan

yang selanjutnya dalam peraturan ini disebut P4TK adalah unit pelaksana teknis dilingkungan Departemen Pendidikan Nasional di bidang pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan.

2. P4TK dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada direktur jendral peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan

B. Struktur Organisasi P4TK

(15)

2.1.5 Uraian Tugas 2.1. 5.1 Kepala P4TK IPA

Sesuai dengan Permendiknas No. 8/2007, tugas Kepala P4TK IPA adalah :

a. Menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi serta bekerjasama baik dalam lingkup internal maupun eksternal. (pasal 22, poin a);

b. Melaksanakan akuntabilitas kinerja (pasal 22 poin b);

c. Menyusun laporan pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan (pasal 22, poin c);

d. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan secara berjenjang

(pasal 22, poin d)

e. Menyampaikan laporan kepada Dirjen PMPTK dengan tembusan kepada

pimpinan unit utama terkait (pasal 23) KEPALA

BIDANG PENGEMBANGAN

PROGRAM

SEKSI DATA DAN INFORMASI SEKSI PROGRAM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

BIDANG FASILITAS DAN PENINGKATAN

KOMPETENSI

SEKESI EVALUASI SEKSI

PENYELENGGARA BAGIAN UMUM

SUBBAGIAN TATA USAHA DAN RUMAH TANGGA

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUBBAGIAN TATALAKSANA DAN

KEPEGAWAIAN

(16)

f. Menyampaikan hasil fasilitasi peningkatan kompetensi PTK kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota terkait (pasal 24)

2.1.5.2 Bagian Umum

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 8 tahun 2007, tugas Bagian Umum

adalah: “melaksanakan urusan administrasi P4TK”. Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi pelaksanaan kegiatan P4TK;

b. pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan;

c. pelaksanaan urusan ketatalaksanaan dan kepegawaian;

d. pelaksanaan urusan keuangan.

2.1.5.3 Bidang Program dan Informasi

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 8 tahun 2007, tugas Bidang Program

dan Informasi adalah: “Melaksanakan penyusunan dan pengembangan program, serta pengelolaan informasi kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (ps 11)”.

Bidang Program dan Informasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan (ps 12 poin a);

b. Pengembangan model-model peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan (ps 12 poin b)

c. Pengelolaan data dan informasi kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan (ps 12 poin c);

d. Evaluasi program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

(17)

2.1.5.4 Bidang Fasilitas Peningkatan Kompetensi

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 8 tahun 2007, tugas Bidang Fasilitasi

Peningkatan Kompetensi adalah: “Melaksanakan fasilitasi dan evaluasi peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan” (ps 15). Bidang

Fasilitasi Peningkatan Kompetensi menyelenggarakan fungsi:

a. Fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (ps 16 poin a)

b. Evaluasi pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan (ps 16 poin b)

Rincian tugas Bidang Fasilitasi Peningkatan Kompetensi sebagaimana Permendiknas No. 50/2008 adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan penyusunan program kerja Bidang, dan menyiapkan bahan

penyusunan program kerja Pusat

b. Melaksanakan analisis kebutuhan fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

c. Melaksanakan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan;

d. Melaksanakan penyusunan kurikulum dan silabi peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

e. Melaksanakan penyiapan alat, modul, dan metode peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

f. Melaksanakan penyelenggaraan peningkatan kompetensi pendidik dan

tenaga kependidikan;

g. Melaksanakan evaluasi pelaksanaan peningkatan pendidik dan tenaga

kependidikan;

h. Melaksanakan pengembangan model evaluasi peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

i. Melaksanakan penyiapan bahan kerjasama di bidang fasilitasi peningkatan

(18)

j. Melaksanakan penyusunan laporan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

k. Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Bidang; dan

l. Melaksanakan penyusunan laporan Bidang, dan menyiapkan bahan

penyusunan laporan Pusat

Sedangkan tugas dan rincian tugas Seksi pada Fasilitasi Peningkatan Kompetensi, masingmasing sebagai berikut:

a. Seksi Penyelenggara

Tugas Seksi Penyelenggaraan sebagaimana Permendiknas no: 8/2007 adalah: ”Melakukan penyiapan fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan” (ps 18 ayat 1). Sedangkan rincian tugas Seksi

Penyelenggaraan sebagaimana Permendiknas no. 50/2008, adalah:

1) Melakukan penyusunan program kerja Seksi, dan menyiapkan bahan

penyusunan program kerja Bidang

2) Melakukan penyusunan pedoman dan petunjuk pelaksanaan peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

3) Melakukan penyiapan bahan fasilitasi dan pelaksanaan peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

4) Melakukan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan;

5) Melakukan pemanggilan peserta dan tenaga pengajar peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

6) Melakukan penyusunan kurikulum dan silabi peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

7) Melakukan penyiapan alat, modul, dan metode peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

8) Melakukan penyelenggaraan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga

kependidikan;

(19)

10) Melakukan penyusunan laporan penyelenggaraan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (laporan singkat)

11) Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Seksi; dan

12) Melakukan penyusunan laporan Seksi, dan penyiapan bahan penyusunan laporan Bidang.

b. Seksi Evaluasi

Tugas Seksi Evaluasi sebagaimana Permendiknas no: 8/2007 adalah:

”melakukan penyiapan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan” (ps 18 ayat 2). Sedangkan rincian tugas Seksi Evaluasi sebagaimana Permendiknas no. 50/2008, adalah:

1) Melakukan penyusunan program kerja Seksi, dan menyiapkan bahan

penyusunan program kerja Bidang

2) Melakukan penyiapan bahan evaluasi pelaksanaan peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

3) Melakukan evaluasi program pelaksanaan peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

4) Melakukan pengembangan model evaluasi peningkatan kompetensi

pendidik dan tenaga kependidikan;

5) Melakukan pengumpulan dan pengolahan data dan informasi pelaksanaan

peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

6) Melakukan penyiapan bahan pemantauan pelaksanaan peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

7) Melakukan penyiapan bahan penyusunan tindak lanjut hasil pemantauan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

8) Melakukan penyiapan bahan kerjasama di bidang evaluasi peningkatan

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan;

9) Melakukan penyusunan laporan evaluasi pelaksanaan peningkatan

(20)

10) Melakukan penyusunan laporan penyelenggaraan pelaksanaan peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (laporan penyelenggaraan secara komprehensif)

11) Melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Seksi; dan

12) Melakukan penyusunan laporan Seksi, dan penyiapan bahan penyusunan laporan Bidang.

2.1.5.5 Jabatan Fungsional Widyaiswara

Sesuai dengan Permendiknas no. 8/2007, Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional widyaiswara dan atau jabatan fungsional lainnya yang diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 19 ayat 1). Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional sebagai koordinator yang ditunjuk oleh dan bertanggungjawab kepada Kepala P4TK (pasal 19 ayat 2)

Jumlah dan jenis jabatan fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja (pasal 19 ayat 3). Tugas, jenis, dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 19 ayat 4).

a. Widyaiswara Pertama

Rincian kegiatan Widyaiswara Pertama sesuai dengan pasal 8 Permenpan nomor 14 Tahun

2009, meliputi:

1) menyusun kurikulum Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

2) menyusun kurikulum Diklat Prajabatan Golongan III;

3) menyusun kurikulum Diklatpim Tingkat IV;

4) menyusun kurikulum Diklatpim Tingkat III;

5) menyusun kurikulum Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional;

6) menyusun kurikulum Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar;

(21)

8) menyusun kurikulum Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Menengah;

9) menyusun kurikulum Diklat Teknis;

10) menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan

golongan I dan II;

11) menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan

golongan III;

12) menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional

Penjenjangan Tingkat Dasar;

13) menyusun bahan ajar sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

14) menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/ Rancang

Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/Rencana Pembelajaran (RP) sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

15) menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/ Rancang

Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/Rencana Pembelajaran (RP) sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan III;

16) menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/ Rancang

Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/Rencana Pembelajaran (RP) sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar;

17) menyusun Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP)/ Rancang

Bangun Pembelajaran Mata Diklat (RBPMD) dan Satuan Acara Pembelajaran (SAP)/Rencana Pembelajaran (RP) sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

18) menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

19) menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan III;

(22)

21) menyusun bahan tayang sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

22) menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

23) menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan III;

24) menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar;

25) menyusun modul Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

26) menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

27) menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan III;

28) menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar;

29) menyusun soal ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis; 30) melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada

Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

31) melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Prajabatan Golongan III;

32) melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar;

33) melaksanakan tatap muka di depan kelas Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

34) memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat

Prajabatan Golongan I dan II;

35) memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat

Prajabatan Golongan III;

36) memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat

Fungsional Penjenjangan Tingkat Dasar;

37) memeriksa jawaban ujian Diklat sesuai spesialisasinya pada Diklat Teknis;

(23)

39) melaksanakan evaluasi program Diklat pada Diklat Prajabatan Golongan I dan II;

40) melaksanakan evaluasi program Diklat pada Diklat Prajabatan Golongan III;

41) melaksanakan evaluasi program Diklat pada Diklat Fungsional

Penjenjangan Tingkat Dasar;

42) melaksanakan evaluasi program Diklat pada Diklat Teknis.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Konsep Dasar Sistem adalah kumpulan dari unsur/elemen-elemen yang saling berkaitan/berinteraksi dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. [3]

Menurut Jerry FithGerald, sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

Menurut Anatol Raporot, sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

Menurut L. Ackof, sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Syarat-Syarat Sistem :

A. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.

B. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.

C. Adanya hubungan diantara elemen sistem.

(24)

E. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

2.2.2 Monitoring dan Evaluasi (Monev)

Monitoring dan evaluasi pada prinsipnya merupakan kegiatan manajemen sehari-hari. Monitoring dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara integral dan terencana untuk mengetahui secara tepat tingkat keterlaksanaan program atau proyek diklat. [4]

Monitoring dapat diartikan sebagai tugas sehari-hari dalam pengelolaan lembaga diklat. Dalam monitoring ini seorang pengelola atau yang diberi kewenangan mengumpulkan dan mengkaji ulang dan melihat kembali informasi yang menggambarkan bagaimana suatu kegaitan/program berjalan dan memungkinkan apa yang perlu diperbaiki, jika perlu, guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam monitoring, salah satu kegiatan utama pemonitor, yaitu mengumpulkan informasi atau data yang berkaitan erat dengan pengelolaan diklat, kemudian menganalisis data tersebut untuk dibuat sebagai materi laporan, kegiatan membuat laporan atau reporting merupakan bagian integral proses monitoring.

(25)

2.2.2.1 Performance Dashboard

Performance dashboard merupakan sebuah metode yang efektif untuk membuat laporan yang berisi sekumpulan Key Performance Indicator (KPI) lembaga yang disajikan dalam bentuk format presentasi visual seperti: grafik, diagram dan tabel [5]. Melakui metode ini, laporan akan mudah dipahami oleh pihak top manajemen mengingat waktu yang mereka miliki juga terbatas. Selain itu, pihak top manajemen akan semakin mudah melakukan tindakan dan mengantisipasi setiap perubahan yang nampak pada laporan tersebut sehingga perusahaan dapat mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat mereka ambil serta dapat mengidentifikasikan ancaman-ancaman yang mungkin terjadi. Dengan demikian maka kondisi perusahaan dapat terpantau dengan jelas dan mudah.

Sebuah dashboard harus ditampilkan dalam satu halaman saja beserta keterangan dan uraian lengkap untuk melengkapi dashboard tersebut [5].

Dashboard berisi sekumpulan chart dari Key Performance Indicator (KPI) penting pada scorecard perusahaan berdasarkan tingkat kepentingan KPI tersebut dari hasil pembobotan.

Secara umum dari berbagai pengertian dashboard mempunyai beberapa manfaat utama, yaitu:

1. Mengkomunikasikan stategi, yaitu sebagai alat yang dapat digunakan untuk

mengkomunikasikan strategi dan tujuan yang dibuat oeleh para pengambil keputusan kepada semua pihak dalam suatu organisasi sesuai dengan peran dan levelnya.

2. Memonitor dan menyesuaikan pelaksanaan strategi, yaitu digunakan ituk

mengidentifikasikan permasalahan kritis dan membuat trategi

mengatasinya.

3. Menyampaikan wawasan dan informasi kesemua pihak, yaitu dengan

(26)

2.2.2.2 Key Result Indicator

Terdapat empat tipe ukuran [parmeter, 2001]

1. Key result indicator (KRI) memberitahu bagaimana kinerja anda dari satu

perspektif atau factor keberhasilan kritis

2. Result indicator (RI) memberitahu apa yang telah dilakukan

3. Performance indocator (PI) memberitahu apa yang harus dilakukan

4. KPI memberitahu apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja secara dramatis.

Beberapa perbedaan KRI dan KPI dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2. 1 Perbedaan KRI dan KPI

KRI KPI

Periode pengukuran bulanan, triwulan,

caturwulan, 6 bulan, atau 1 tahun.

Periode pengukuran jangka pendek

(mingguan, harian, atau realtime)

Sebagian informasi ringkas mengenai

kemajuan utama (kritis) faktor

keberhasilan organisasi.

Memberikan informasi yang lebih

rinci mengenai kemajuan utama

(kritis) faktor keberhasilan organisasi.

Umumnya, satu-satunya orang yang

bertanggung jawab untuk KRI adalah

CEO atau Kepala P4TK IPA yang

tidak terlibat dalam manajemen

sehari-hari.

Tanggung jawab dibebankan kepada

individu yang melakukan proses atau

tim.

Tidak diberitahu apa yang diperlukan

untuk meningkatkan hasil.

Mengindikasi secara jelas tindakan

yang perlu dilakukan, memahami

ukuran dan bagaimana

memperbaikinya.

Focus terhadap proses yang sudah

dilakukan (masa lalu).

Focus terhadap proses yang sedang

dilakukan (masa kini) yang akan

dilakukan (masa depan).

KRI tidak dapat membantu staf atau

manajemen karena KRI tidak

menjelaskan dimana haus diperbaiki.

Semua staf dapat memahami ukuran

tersebut dan tindakan perbaikan

(27)

KRI merupakan hasil dari banyak

aktivitas yang diatur melalui banyak

ukuran kinerja.

Memperngaruhi semua ukura kinerja

lainnya secara positif.

2.2.2.3 Kirkpatrick

Model Kirkpatrick dirancang sebagai urutan cara untuk mengevaluasi program pelatihan. Model evaluasi pelatihan Kirkpatrick merupakan model evaluasi pelatihan yang dikembangkan pertama kali oleh Donald L. Kirkpatrick (1959) dengan menggunakan empat level dalam mengkategorikan hasil-hasil pelatihan. Empat level tersebut adalah level reaksi, pembelajaran, perilaku dan hasil.[6]

1. Reaction

Apa yang dirasakan peserta tentang pelatihan tersebut atau apakah peserta menyukai proses pelatihan tersebut? Evaluasi reaksi ini sama halnya dengan mengukur tingkat kepuasan peserta pelatihan. Komponen-komponen yang termasuk dalam level reaksi ini yang merupakan acuan untuk dijadikan ukuran. Berikut indikator-indikator dari komponen-komponen tersebut:

a. Instruktur pelatihan

b. Faslisitaspelatihan

c. Jadwal pelatihan

d. Media pelatihan

e. Materi pelatihan

f. Konsumsi selama pelatihan

g. Pemberian latihan dan tugas

h. Dan aspek lain yang relevan dengan pelatihan saat itu

2. Learning

(28)

program pelatihan yang diikuti para peserta dalam hal peningkatan

knowledge, skill dan attitude mengenai suatu hal yang dipelajari dalam pelatihan. Pandangan yang sama menurut Kirkpatrick, bahwa evaluasi pembelajaran ini untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari materi pelatihan. Oleh karena itu diperlukan tes guna utnuk mengetahui kesungguhan apakah para peserta megikuti dan memperhatikan materi pelatihan yang diberikan. Dan biasanya data evaluasi diperoleh dengan membandingkan hasil dari pengukuran sebelum pelatihan atau tes awal (pre-test) dan sesudah pelatihan atau tes akhir (post-test) dari setiap peserta. Pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga mencakup semua isi materi dari pelatihan.

b. Tingkat efektifitas pembelajaran ditentukan berdasarkan peningkatan

penguasaan hasil belajar sebelum dan sesudah kegiatan pelatihan dihitung dengan score gain yang dinormalisasi. Dengan rumus sebagai berikut :

< � >=%<G>max%<G> (1)

< � >= %<S%<Smax>−%<S e>>−%<S e> (2)

Keterangan

a. <g> adalah score gain yang dinormalisasi b. Sf adalah nilai rerata post-test

c. Si adalah nilai rerata pre-test

d. Sm adalah nilai maksimum pre-test

Hubungan efektifitas pelatihan dengan Score Gain yang dinormalisasi dilihat dari persamaan, yang dikategorikan kedalam 3 kategori, yaitu:

a. Efektifitas tinggi : (<g>)>0,7

(29)

3. Behavior

a. Perubahan kinerja setelah mengikuti pelatihan atau pengaplikasian apa yang diperoleh di pelatihan ke pekerjaan. Pada level ini, diharapkan setelah mengikuti pelatihan terjadi perubahan tingkah laku peserta (karyawan) dalam melakukan pekerjaan. Dan juga untuk mengetahui apakah pengetahuan, keahlian dan sikap yang baru sebagai dampak dari program pelatihan, benar-benar dimanfaatkan dan diaplikasikan di dalam perilaku kerja sehari-hari dan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja/ kompetensi di unit kerjanya masing-masing.

4. Result

a. Hasil akhir yang diperoleh karena mengikuti pelatihan. Hasil akhir tersebut meliputi, peningkatan hasil produksi dan kualitas, penurunan harga, peningkatan penjualan. Tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara keseluruhan. Sasaran pelaksanaan program pelatihan adalah hasil yang nyata yang akan disumbangkan kepada perusahaan sebagai pihak yang berkepentingan.

2.2.2.4 Relevansi

Relevansi dapat diartikan sebagai kaitan atau hubungan. Dalam hal ini bagaimanakah kesesuaian isi pelatihan dengan pekerjaan yang kita lakukan. Disamping itu relevansi dapat dilihat dari bagaimana pelatihan yang dilakukan memiliki kaitan dengan kemampuan peserta untuk menerapkannya dalam pekerjaan.[7]

(30)

subjek yang diteliti (topical relevance). Dengan kata lain relevansi dapat dipandang pula sebagai suatu sifat yang terdapat pada pelaksanaan diklat yang dapat membantu peserta diklat dalam memecahkan kebutuhan akan informasi yang diterima selama diklat. Diklat yang dikuti dinilai relevan bila diklat tersebut memiliki materi tatar yang sama atau yang berhubungan dengan peserta diklat itu sendiri.

Untuk menghitung relevansi dapat menggunakan rumus :

Jumlah rerata persentase peserta yang menilai pertanyaan + � + �

�� � � � �� = Q +Q (3)

2.2.2.5 Efektivitas

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditemukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard, efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard, 1992 dalam Simangunsong, 2011). Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986 dalam Danfar 2009) yang menjelaskan bahwa : “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”.. [7]

Untuk mengukur efektifitas dengan rumus :

Jumlah Rerata persentase peserta yang menilai pertanyaan − � + � +

� + �

(31)

2.2.2.6 Kepuasan Peserta Diklat

Menurut Supranto (2001 dalam Baskoro, 2011) istilah kepuasan pelanggan dalam hal ini kepuasan peserta diklat merupakan label yang digunakan peserta diklat untuk meringkas suatu himpunan tindakan yang dilakukan oleh pengelola diklat. Kotler (2004 dalam Baskoro 2011) menyatakan bahwa kepuasan peserta diklat merupakan tingkatan dimana anggapan kinerja akan sesuai dengan harapan peserta diklat. Bila kinerja pengelola diklat jauh dari harapan peserta diklat, maka peserta diklat akan menyatakan tidak puas. Sebaliknya jika kinerja pengelola diklat memenuhi harapan peserta diklat, maka peserta diklat akan menyatakan kepuasannya. Menurut teoriequlity, seseorang akan puas bila rasio hasil (outcome) yang diperolehnya dibandingkan dengan input yang digunakan akan dirasakan fair

atau adil. Dengan kata lain, kepuasan akan terjadi apabila peserta diklat merasakan bahwa rasio hasil terhadap inputnya proporsional terhadap rasio yang sama yang diperoleh orang lain.[7]

2.2.3 Skala Likert

Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah sebagai berikut :

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban yang dipilih.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

(32)

Tabel 2. 2 Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif

No Keterangan Skor Positif Skor Negatif

1 Sangat Setuju 5 1

2 Setuju 4 2

3 Ragu-ragu 3 3

4 Tidak Setuju 2 4

5 Sangat Tidak

Setuju

1 5

(Sumber Sugiono 2010:94)

2.2.4 Sistem Basis Data

Sisem basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan [8]. Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan mudah dan cepat.

Sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan basis data apa pun bentuknya, entah berupa file teks ataupun Database Manajemen System

(DBMS). Kebutuhan basis data dalam sistem informasi meliputi :

1. Memasukan, menyimpan, dan mengambil data

2. Membuat laporan berdasarkan data yang telah disimpan

2.2.4.1 DBMS

DBMS (Database Management System) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai Sistem Manajemen Basis Data adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk menyimpan, mengelola, dan menampilkan data [8]. Suatu sistem aplikasi disebut DBMS jika memenuhi persyaratan minimal sebagai berikut :

1. Menyediakan fasilitas untuk mengelola akses data

2. Mampu menangani integritas data

3. Mampu menangani akses data yang dilakukan secara bersamaan

(33)

2.2.4.2 SQL

SQL (Structured Query Language) adalah bahasa yang digunakan untuk mengelola data pada RDBMS [8]. SQL merupakan suatu bahasa permintaan yang tersruktur, memiliki beberapa aturan yang telah distrandarkan oleh asosiasi yang

bernama ANSI. SQL adalah bahasa permintaan yang melekat pada satu database

atau SMBD tertentu, sedangkan MySQL merupakan databaseservernya. Dengan

kata lain, MySQL merupakan SMBDnya dan SQL adalah perintah atau bahasa yang melekat di dalam SMBD tersebut.

2.2.5 Pemrograman Berorientasi Objek

Metodologi berorientasi objek adalah suatu strategi pembangunan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya [8]. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya.

Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.

2.2.5.1 Konsep Dasar Berorientasi Objek

(34)

dan berdiri sendiri (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.

b. Objek - membungkus data dan fungsi bersama menjadi suatu unit dalam sebuah program komputer; objek merupakan dasar dari modularitas dan struktur dalam sebuah program komputer berorientasi objek.

c. Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi

yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.

d. Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti

keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.

e. Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada

pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim.

2.2.6 Pengenalan UML

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang

(35)

(Object-Oriented). UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem

blue print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan komponenkomponen yang diperlukan dalam sistem software. UML adalah salah satu tool / model untuk merancang pengembangan software yang berbasis object oriented.

2.2.6.1 Diagram UML

UML sendiri terdiri atas pengelompokkan diagram-diagram sistem menurut aspek atau sudut pandang tertentu. Diagram adalah yang menggambarkan permasalahan maupun solusi dari permasalahan suatu model. UML mempunyai 9 diagram, yaitu; use-case, class, object, state, sequence, collaboration, activity,

component, dan deployment diagram.

2.2.6.2Use Case Diagram

Use Case Diagram, menggambarkan sekelompok use cases dan aktor yang disertai dengan hubungan diantaranya. Diagram use cases ini menjelaskan dan

menerangkan kebutuhan / requirement yang diinginkan/ dikehendaki

user/pengguna, serta sangat berguna dalam menentukan struktur organisasi dan model dari pada sebuah sistem.

2.2.6.3Activity Diagram

Pada dasarnya diagram Activity sering digunakan oleh flowchart. Diagram ini berhubungan dengan diagram Statechart. Diagram Statechart berfokus pada obyek yang dalam suatu proses (atau proses menjadi suatu obyek), diagram Activity

berfokus pada aktifitas-aktifitas yang terjadi yang terkait dalam suatu proses tunggal. Jadi dengan kata lain, diagram ini menunjukkan bagaimana aktifitas-aktifitas tersebut bergantung satu sama lain.

2.2.6.4Sequence Diagram

(36)

Obyek-obyek yang berkaitan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dengan proses berjalannya operasi diurutkan dari kiri ke kanan berdasarkan waktu terjaninya dalam pesan yang terurut.

2.2.6.5Class Diagram

Diagram Class memberikan pandangan secara luas dari suatu sistem dengan menunjukan kelas-kelasnya dan hubungan mereka. Diagram Class bersifat statis; menggambarkan hubungan apa yang terjadi bukan apa yang terjadi jika mereka berhubungan.[9]

2.2.7 Model View Controller

MVC yaitu suatu istilah untuk memisahkan element -element atau penulisan

source code dari suatu aplikasi agar menjadi lebih rapi dan lebih mudah untuk dimaintain dan dikembangkan. MVC merupakan suatu konsep pemrograman yang juga banyak diterapkan akhir-akir ini. Dengan menerapkan MVC dalam membangun suatu aplikasi akan berimbas pada kemudahan pada saat aplikasi tersebut memasuki fase maintenance. Proses pengembangan dan integrasi pun menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Ide dasar dari MVC sebenarnya sangat sederhana, yaitu mencoba untuk memisahkan antara model, view, dan controller.

Ada tiga layer utama dalam arsitektur web MVC, yang disebut sebagai best- practices yaitu:

a. Model

Model di sini berperan sebagai representasi dari data yang terlibat dalam suatu proses transaksi. Setiap kali method / function dari suatu aplikasi butuh untuk melakukan akses ke dalam suatu data, maka function / method

tersebut tidak langsung berinteaksi dengan sumber data tersebut melainkan harus melalui model terlebih dahulu. Dalam hal ini hanya model yang diijinkan untuk berinteraksi langsung dengan sumber data. Secara singkat,

(37)

b. View

View di sini berperan sebagai presentation layer atau pengatur user interface (tampilan) bagi user dari suatu aplikasi. Data yang dibutuhkan oleh user akan diformat sedemikian rupa agar dapat tampil dan dipresentasikan dengan format tampilan yang memang disesuaikan dengan kebutuhkan user. Sehingga layer ini tidak peduli apa saja content yang ada.

c. Controller

Controller di sini berperan sebagai logic aspect dari suatu aplikasi / mengatur user flow. Controller lah yang akan menentukan bussiness process dari aplikasi yang dibangun. Controller akan merespon setiap inputan dari user dengan melakukan pemanggilan terhadap model dan view

yang sesuai sehingga request / permintaan dari user tersebut dapat terpenuhi dengan baik. Biasanya layer controller juga digunakan untuk mengatur ijin akses dan permission.

2.3 Perangkat Lunak Pendukung 2.3.1 PHP

PHP (akronim dari PHP: Hypertext Preprocessor) adalah bahasa

pemrograman yang berfungsi untuk membuat website dinamis maupun aplikasi

(38)

2.3.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL (bahasa Inggris: database management system) atau DBMS yang multithread,

multi-user, dengan sekitar 6 juta instalasi di seluruh dunia. MySQL AB membuat MySQL tersedia sebagai perangkat lunak gratis dibawah lisensi GNU General Public License (GPL), tetapi mereka juga menjual dibawah lisensi komersial untuk kasus-kasus dimana penggunaannya tidak cocok dengan penggunaan GPL.

2.2.3 Laravel

Laravel adalah sebuah Framework PHP 5.3 yang bersifat opensource yang ditulis oleh Taylor Otwell dengan lisensi dibawah MIT License. Laravel dibuat untuk membatu para developer khususnya dalam membuat sebuah web dengan sintak yang sederhana, elegan, ekspresif dan menyenangkan. Seperti yang ditulis dalam website nya :

Laravel is a clean and classy framework for PHP web development. Freeing you

from spaghetti code, it helps you create wonderful applications, using simple,

expressive syntax. Development should be a creative experience that you enjoy, not

something that is painful. Enjoy the fresh air!

Laravel adalah aplikasi web dengan sintak yang ekspresif dan elegan. Dengan Laravel, tugas-tugas umum developer dapat dikurangi pada sebagian besar proyek-proyek web seperti routing, session dan caching. Disamping itu, laravel berusaha

menggabungkan pengalaman-pengalaman development dalam bahasa lain, seperti

Ruby on Rails, ASP.NET, MVC dan Sinatra.[12]

2.3.4 Pemrograman MCV dengan Laravel

Laravel adalah suatu framework pemrograman PHP yang

(39)

Gambar 2. 3 MVC pada Laravel

(Sumber : Tutorial Dasar Laravel, 10, p.17)

2.3.5 Pengujian Alpha dan Beta

Apabila perangkat lunak dibuat untuk pelanggan maka dilakukan

aceeptacetest sehingga memungkinkan pelanggan untuk memvalidasi seluruh keperluan. Test ini dilakukan karena memungkinkan pelanggan menemukan kesalahan yang lebih rinci dan membiasakan pelanggan memahami program.

2.3.6 Pengujian Alpha

Merupakan tahap pertama memulai pengujian produk. Produk alpha bisa tidak stabil dan dapat menyebabkan crash. Fase alpha biasanya berakhir dengan pembekuan fitur, menunjukan bahwa tidak ada lebih banyak fitur akan

(40)

2.3.7 Pengujian Beta

(41)

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung 31, Januari 1993

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Kawin

Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

Alamat : Jalan Kiaracondong RT/RW 02 Cipicung 1 No 97

No. Telepon : 082115432299

Email : miarizkim@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SDN KEBON GEDANG VI

Tahun Ajaran (1999-2005)

2. Sekolah Menengah Pertama : SMP KARTIKA X-1 BANDUNG

Tahun Ajaran (2005-2008)

3. Sekolah Menengah Atas : SMAN 23 BANDUNG

Tahun Ajaran (2008-2011)

4. Perguruan Tinggi : Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM)

Tahun Ajaran (2011-2015)

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan

sadar dan tanpa paksaan.

Bandung, 29 Februari 2016

(42)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana

MIA RIZKI MARLIANI

10111564

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

(43)

v

KATA PENGANTAR ... iii DAFTAR ISI ... v DAFTAR TABEL ... x DAFTAR GAMBAR ... xiii DAFTAR SIMBOL ... xvi DAFTAR LAMPIRAN ... xvii BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metotologi Penelitian ... 5

1.5.1 Metode Pengumpulan Data ... 6

1.5.2 Metode Pembangunan Perangkat Lunak ... 6

1.6 Sistematika Penulisan ... 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Tinjauan Pusataka ... 11

2.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Umum Instansi ... 11

2.1.2 Lambang Instansi ... 12

2.1.3 Visi dan Misi ... 12 2.1.3.1 Visi………12 2.1.3.2 Misi………...13

2.1.4 Struktur Organisasi ... 13

2.1.5 Uraian Tugas ... 15 2.1.5.1Kepala P4TK IPA………..15

2.1.5.1Bagian Umum………16

(44)

vi

2.2.2.1 Performance Dashboard………...……....……….25

2.2.2.2 Key Result Indikator…..……….. 26

2.2.2.3 Kirkpatrik……....………...………...27

2.2.2.4 Relevansi...………..……..……...…29

2.2.2.5 Efektifitas……….………….…………...……30

2.2.2.6 Kepuasan Peserta Diklat……….………..………….…...31

2.2. 3 Skala Likert ... 31

2.2.4 Sistem Basis Data... 32

2.2.4.1 DBMS………...…32

2.2.4.2 SQL………...33

2.2.5 Pemrograman Berorientasi Objek ... 33 2.2.5.1Konsep Dasar Berorientasi Objek………..33

2.2.6 Pengenalan UML ... 34

2.2.6.1 Diagram UML ... 35

2.2.6.2 Use Case Diagram ……….……….……...…..35

2.2.6.3 Activity Diagram ……….…...……….………35

2.2.6.4 Sequence Diagram …………..……….……35

2.2.6.5 Class Diagram ……….36

2.2.7 Model View Controller ... 36

2.3 Perangkat Lunak Pendukung ... 37

2.3.1 PHP ... 37

2.3.2 MySQL ... 38

2.2.3 Laravel ... 38

2.3.4 Pemrograman MCV dengan Laravel……….38

2.3.5 Pengujian Alpha dan Beta……….39

2.3.6 Pengujian Alpha ………...…38

(45)

vii

3.1.2.1 Prosedur Pendaftaran………..………. 43

3.1.2.2 Prosedur Monitoring dan Evaluasi………..…. 44 3.1.2.3 Prosedur Evaluasi Akademik ……….………. 46

3.1.2.4 Prosedur Evaluasi Non-Akademik ……….…………. 47

3.1.2.5 Prosedur Evaluasi Instrumen Smiley Face………... 49

3.1.3 Analisis Pengkodean ... 50

3.1.4 Analisis Aturan Bisnis ... 51

3.1.5 Analisis Monitoring dan Evaluasi ... 52 3.1.5.1 Analisis Parameter Akademik Guru………..……... 53

3.1.5.2 Analisis Aturan Bisnis yang Diusulkan………... 53

3.1.5.3 Analisis Monitoring dan Evaluasi yang Diusulkan……….. 54

3.1.6 Analisis Monitoring dan Evaluasi yang Diusulkan ... 54 3.1.6.1 Indikator Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Diklat……….………...… 54

3.1.6.2 Analisis Parameter Akademik Guru yang Diusulkan ………...55

3.1.6.3 Target Indikator Pre-Post Test……… 67

3.1.6.4 Analisis Parameter Kualitas Pelaksanaan Diklat………... 71 3.1.6.4 Analisis Parameter Reaksi Guru………... 100

3.1.7 Analisis Kebutuhan Non fungsional ... 104 3.1.7.1 Analisis Kebutuhan Pengguna………...……… 104 3.1.7.2 Analisis Perangkat Keras………...… 107

3.1.7.3 Analisis Perangkat Lunak ... 108

3.1.8 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 109 3.1.8.1 Indentifikasi Aktor………...………….. 110

3.1.8.2 Usecase Diagram………...…. 110

3.1.8.3 Usecase Scenario……….... 113

3.1.8.4 Activity Diagram………...……... 137

(46)

viii

3.2.1 Perancangan Data………...………. 176

3.2.1.1 Skema Relasi……… ………. 176

3.2.1.2 Struktur Tabel ………...……….. 178 3.2.1.3 Diployment Diagram ……… 185 3.2.1.4 Perancangan Struktur Menu………...……… 185

3.2.2 Perancangan Antarmuka………...……….. 188

3.2.2.1 Perancangan Form ………...;………. 188

3.2.3 Perancangan Pesan ... 199

3.2.4 Jaringan Semantik ... 200

3.2.5 Perancangan Method…..…………...………...……..………203

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM ... 209

4.1 Implementasi Sistem ... 209

4.1.1 Perangkat Keras yang Digunakan ... 209

4.1.2 Perangkat Lunak yang digunakan ... 209

4.1.3 Implementasi Basis Data ... 210

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 218

4.2 Pengujian Perangkat Lunak ... 220

4.2.1 Pengujian Alpha ... 220

4.2.1.1 Skenario Pengujian Alpha...……….220

4.2.1.2 Kasus dan Hasil Pengujian ……….……….222

4.2.1.3 Kesimpulan Pengujian Alpha……….………..240

4.2.2 Pengujian Beta ………...240

4.2.2.1 Wawancara Pengguna……….240

4.2.2.2 Kesimpulan Hasil Pengujian Beta………..243

4.2.2.3 Kuesioner ………...243

4.2.2.4 Cara Pengujian………245

4.2.2.5 Kesimpulan Pengujian Beta………252

(47)
(48)

http://parno.staff.gunadarma.ac.id/. 27 September2015

[4]Sukardi.2014. Evalasi Program Pendidikan Dan Pelatihan. Yogyakarta: Bumi Aksara.

[5] Parmenter, David (2010). Mengembangkan, Mengimplementasikan dan Menggunakan Key

Performance Indicators, PPM, Jakarta.

[6] Drs.Arju Rahmanto, S.Ag,M.Ag. 2015. “Mengukur Relevansi Dan Efektifitas

Pembelajaran Pada Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PCKS) Kabupaten Tabanan Provinsi Bali Dengan Menggunakan Evaluasi Pelatihan Metode Kirkpatrick Level-1”. LPMP. http://lpmpjateng.go.id/web/index.php/arsip/artikel/928-mengukur-relevansi-dan-efektifitas- pembelajaran-pada-diklat-penyiapan-calon-kepala-sekolah-pcks-kabupaten-tabanan-provinsi-bali-dengan-menggunakan-evaluasi-pelatihan-metode-kirkpatrick-level-1, 23 Agustus 2015.

[7] Bagiyono. 2011. “Evaluasi Kualitas Dan Efektivitas Pelatihan Sumber Daya Manuasia

Teknologi Nuklir Di Badan Tenaga Nuklir Nasional”. SEMINAR NASIONAL VII.

http://papers.sttn-batan.ac.id/prosiding/2011. 4 September 2015.

(49)

(P4TK IPA) Bandung

Mia Rizki Marliani1

1 Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung

Email : miarizkim@gmail.com1

ABSTRAK

Pusat pengembangan pembardayaan pendidikan dan tenaga kependidikan ilmu pengetahuan alam (P4TK IPA) adalah sebuah institusi pemerintahan yang menaungi pelatihan bagi guru-guru IPA dari berbagai tingkatan, yang memiliki tujuan untuk mengembangkan sains melalui berbagai kegiatan pelatihan guru-guru ilmu pengetahuan alam di seluruh Indonesia, seperti dilakukannya pengkajian, penelitian, dan pengembangan bahan ajar, serta terus berusaha meningkatkan kualitas SDM bagi tenaga teknis dan tenaga fungsional. Permasalahan yang dihadapi adalah peserta kegiatan diklat memiliki permasalahan yang kerap terjadi pada proses diklat yaitu ketika proses pendaftaran, baik pendaftaran secara langsung maupun tidak langsung (undangan). Kemudian permasalahan widyaiswara selaku pemateri yaitu masalah dimana terdapat materi yang tidak relevan dijadikan bahan pelatihan, sehingga bahan ajar sulit dipahami oleh peserta. Serta keterbatasan kabid fasilitas dan peningkatan kompetensi dalam memonitoring kegiatan diklat.

Metode pendekatan yang digunakan selama penelitian berlangsung adalah metode pendekatan berorientasi objek. Sistem ini dibangun dengan menggunakan PHP dan MySQL, dan menggunakan Sublime Text 3 dan MySQL Workbench sebagai alat bantu pembangunan sistem.

Pembangunan Sistem monitoring dan evaluasi kegiatan diklat di P4TK IPA oni diharapkan dapat menunjang kebutuhan P4TK IPA dalam memonitoring dan evaluasi kegiatan diklat dengan lebih efektif dan efisien, dan menghasilkan output sesuai dengan yang diharapkan.

Kata Kunci : Penelitian, Monitoring, Evaluasi,

Web, Performance Dashboard

1. PENDAHULUAN

Pada sistem saat ini terjadi beberapa permasalahan pada kegiatan diklat yang kerap menimbulkan masalah bagi panitia kegiatan diklat, saat ini panitia kegiatan diklat memiliki permasalahan yang kerap terjadi pada proses diklat yaitu ketika proses pendaftaran, baik pendaftaran secara langsung maupun tidak langsung (undangan), ini disebabkan

selama ini proses pendaftaran peserta yaitu guru-guru yang mengikuti kegiatan diklat (pelatihan) dilakukan secara manual yaitu menuliskan biodata peserta ke dalam buku formulir pendaftaran sehingga tidak adanya penyimpanan data secara terkomputerisasi yang mencakup data peserta keseluruhan yang menyebabkan baik peserta udangan maupun langsung diwajibkan melakukan kembali pendataan ulang setiap melakukan diklat. Dikarenakan data peserta yang tidak tersimpan tersebut pihak P4TK IPA sulit melakukan pelacakan history peserta yang telah terdaftar sebelumnya. Hal tersebut berpengaruh pada proses mengundang peserta diklat. Kemudian permasalahan selanjutnya dihadapi oleh widyaiswara selaku pemateri atau istruktur diklat (pelatihan) yaitu masalah materi yang tidak relevan dijadikan bahan pelatihan yang diajarkan tidak sesuai dengan materi yang akan dijadikan bahan untuk post-test atau bahkan tidak sesuai dengan latar belakang guru yang sedang melakukan pelatihan, sehingga bahan ajar tidak relevan atau sulit dipahami oleh peserta. Selain permasalah tersebut terdapat masalah lain yang kerap terjadi pada saat pelatihan berlangsung terkait dengan kepuasan peserta terhadap fasilitas kegiatan diklat, diantaranya saat kegiatan berlangsung panita kekurangan modul pembelajaran dikarenakan jumlah peserta tidak sesuai dengan jumlah modul yang disediakan, adanya ketidak puasan peserta terhadap ruang kelas yang tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kondisi belajar peserta, fasilitas internet yang kurang memadai, fasilitator yang kurang berinteraksi terhadap peserta sehingga peserta tidak nyaman selama pembelajaran, kurangnya media atau alat penunjang pembelajaran, sehingga tidak semua peserta dapat mempraktekkan materi pelathan yang sudah dijadikan bahan ajar. Akibat dari keterbatasan yang dialami oleh kabid fasilitas dan peningkatan kompetensi dalam mengetahui permasalahan tersebut menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam melakukan penyelesaian masalah yang terjadi selama kegiatan diklat. Apabila hal ini terus terjadi tanpa diketahui secara cepat maka akan merugikan peserta diklat.

1.1 Tujuan

Gambar

Gambar 1. 1 Alur Metodologi Penelitian
Gambar 2. 1 Logo P4TK IPA
Gambar 2. 2 Struktur Organisasi P4TK IPA
Tabel 2. 2 Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan. Pendidikan Olahraga

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari

Lingkup pembahasannya yaitu bertolak kepada permasalahan untuk perencanaan desain Agrowisata di Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati sebagai Penanganan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif pada aspek nilai kemanusiaan dengan materi

 Namun, dalam penentuan )M# ternyata terdapat juga beberapa (akt!r yang dapat menyebabkan waktu kematian yang sebenarnya lebih lama dari )M# yang dinilai Adapun

Penguatan Rupiah pun tidak mampu mempertahankan laju IHSG di zona hijau dan belum dapat mengimbangi derasnya aksi angkat jemuran tersebut yang lebih banyak dari saham- saham Big

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kinerja industri besar dan sedang di DI Yogyakarta terhadap kekuatan pasar, dengan menggunakan analisis panel data yang

Berdasarkan hasil analisis interferensi morfologis ragam ngoko ke dalam ragam krama pada teks pidato berbahasa Jawa karya siswa kelas IX SMP Negeri 2 Patebon dapat