• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan akhlak remaja melalui majelis Taklim al-Barkah : studi kasus majelis taklim remaja masjid jami al-barkah duren sawit jakarta timur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembinaan akhlak remaja melalui majelis Taklim al-Barkah : studi kasus majelis taklim remaja masjid jami al-barkah duren sawit jakarta timur"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

MAJELIS TAKLIM AL-BARKAH

(Stadi Kasus Majelis Taklim Remaja Masjid Jami AI-barkah

Duren Sawit - Jakarta Timur)

Disusun Oleh : MARFUAH

NIP. 102011023606

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI MAJLIS TAKLIM

AL-BARKAH

(Studi Kasus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah Duren - Sawit Jakarta Timur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh: MARFUAH NIM: 102011023606

Di Bawah Bimbimgan

Pembimbing I

• Ora. Hi. Nuraini Ahmad, M.Hum NIP. ISO 218 681

Drs. Rusdi djamil, M. Ag NIP. 150274762

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Skripsi yang berjudul PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI MAJLIS TAKLIM (Studi Kasus Remaja Masjid Jami' AI-Barkah Duren-Sawit Jakarta-Timur) telah di ujikan pada Sidang Munaqasah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari senin tanggal 20 November 2006, pukul 11.00-12.00 WIB. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Progaram Strata Satu (SI) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 20 November 2006 SlDANG MUNAQASAH

Dekan

Ketua Merangkap Anggota

:iii

セMMMM

khmad Shodiq, M.Ag NIP. 150289321

Anggota

Pembantu Dekan I

Sekretaris Merangkap Anggota

Prof Dr. H. Aziz

f。セゥL

M.A NIP. 150202343

Penguji II

(4)

KATAPENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim

Dengan kerendahan hati dan kedhoifan penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu persyaratan menjadi Strata Satu (Sl).

Sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya yang selalu setia

mengikuti ajarannya.

Ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setingg-tingginya penulis

sampaikan kepada segenap pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun

materil, terutama kepada :

1. Bapak Prof Dr. Dede Rosyada, MA. , selaku Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan, dan Bapak Drs. Abdul Fatah Wibisono, MA serta Bapak Drs. Sapiudin Shiddiq, M.Ag selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya kepada penulis selama

penulis berada dibangku kuliah.

2. Ibu Dra. Hj. Nuraini Ahmad, M.Hum dan Bapak Drs. Rusdi Djamil, M.Ag yang

(5)

dedikasi membimbing penulis dari awal sampai akhir hingga terwujudnya naskah skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj Elok El-Bugis, M.Ag, sebagai Pembimbing Akademik selama penulis menjadi Mahasiswi di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta. 4. Seluruh pengurus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al-Barkah, khususnya

Saudara Ahmad Faiz, S.H! selaku ketua Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al-Barkah yang telah banyak memberikan berbagai informasi tentang kegiatan remaja, di dalam melengkapi data-data yang penulis butuhkan dalam penulisan skripsi ini.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta, yang telah bersusah payah mengasuh, mendidik dan membiayai serta memberikan do'a, dukungan serta perhatian dan kasih sayang yang tiada terhingga pada penulis, semoga Allah membalas semua dengan pahala yang berlipat ganda.

6. yang tercinta kakaku Halimah, Aliyah, Jakaria, S.Sos,I, adikku M. Yusuf serta ponakan ku yang centil dan imut-imut Siti Wulan Dari dan Siti Rahmawati yang telah memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Untuk sahabat dan teman-temanku, Asri Nurmalis Budiyani, Fitriah, Emawati,

(6)

v

8. Yang tercinta dan yang aku sayangi seseorang yang paling special dalam hidupku "Muh Guntur" yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan oleh segenap pihak kepada penulis, penulis serahkan segalanya kepada Allah, semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Amien.

Akhirnya penulis berharap semoga hasil skripsi ini menambah khazanah intelektual, khususnya bagi penulis dan khalayak pada umumnya.

Jakarta, 07 November 2006

(7)

BAH I

Halaman

KATAPENGANTAR iii

DAFTAR lSI , , , ... ... vi

DAFTAR TABEL viii

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Metodologi Pene1itian 7

E. Sistematika Penyusunan 11

BAHII KAJIAN TEORITIS

A. Akhlak

1. Pengertian Akhlak 12

2. Akhlak dalam Islam 14

3. Kepentingan Akhiak bagi Ummat 21

B. Remaja

1. Pengertian Remaja '" ... .. 24

2. Problematika Remaja 26

(8)

vii

UAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Dmum Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah 34

B. Kegiatan Pembinaan Akhlak 45

C. Tujuan Pembinaan Akhlak 48

D. Analisis Terhadap Efektifitas Akhlak Remtlja 49

BAB

IV PENUTUP

A. Kesimpulan 59

B. Saran-saran 61

(9)

1. Perlunya Pembinaan Akhlak 49

2. Manfaat Pembinaan AkhIak 50

3. Standar Berkonsultasi 51

4. Keberhasilan Pembinaan Akhlak 51

5. Perhatian Remaja Terhadap Pelaksanaan Pembinaan Akhlak 52

6. Kualitas Pembinaan 53

7. Alasan Berkonsultasi 53

8. Motifasi Mengikuti Kegiatan Pembinaan Akhlak 54

9. Waktu yang disediakan untuk Pembinaan Akhlak .. 54

10. Kegiatan Pembinaan AkhIak 55

(10)

UIN

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan beragama, yang keberadaannya dirasakan sangat penting dalam pembinaan dan

terbentuknya mentalitas manusia, yaitu bagaimana cara berprilaku dengan baik dan

benar, baik di dalam keluarga maupun dalam masyarakat di lingkungannya masing-masing.

Akhlak dan budi pekerti merupakan ukuran kemanusia yang membedakan

dari sifat-sifat hewan atau binatang. Oleh karena pembinaan akhlak di dalam ajaran agama Islam adalah merupakan bagian yang integral dari keseluruhan ajaran agama

Islam, yang tidak hanya sekedar dilakukan secara lisan, tetapi hendaknya dibuktikan

dengan amal perbuatan secara nyata dan kontinyu. Bila dilihat dan diperhatikan prinsip pokok yang ditegaskan oleh Islam, maka dirasakan bahwa tujuannya adalah

untuk mencapai suatu tata karma dan budi pekerti yang luhur dengan penghayatan dan pengalaman yang nyata.

Pergaulan yang baik adalah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma

kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara' serta memenuhi

segala yang berhak mendapatkannya, menerut ketentuan masing-masing. Pribadi seseorang yang dijawai dengan akhlak yang kuat senantiasa mampu menerima dan

(12)

2

dijiwai dengan akhlak yang kuat akan lebih tegar dalam mengarungi samudera kehidupan.

Di dalam salah satu hadits Nabi Muhammad SAW, menegaskan bahwa

diutusnya aku di dunia untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti.

Hadits tersebut menegaskan bahwa pembinaan akhlak itu sangat penting bagi generasi penerus bangsa yang tidak hanya dilakukan sebagai penanggulangan

akhlak remaja yang sudah semakin buruk akan tetapi pembinaan akhlak juga merupakan tindakan preventif

Dewasa ini nilai-nilai agama terutama nilai-nilai akhlak pada generasi muda.

Mereka dihadapkan kepada berbagai kontradiksi dan keanekaragaman moral, yang

menyebabkan mereka bingung untuk memilih. Hal ini nampak je/as pada mereka

yang sedang berada pada usia remaja, terutama bagi mereka yang hidup dikota-kota besar, mencoba mengembangkan diri kearah kehidupan yang disangka maju dan modern, dimana berkecamuk aneka kebudayaan asing yang masuk seolah-olah tanpa disadarinya, sehingga remaJa mengalami goncangan jiwa yang sudah

mengkhawatirkan, misalnya mengkonsumsi miras. Akibatnya mereka menerima

pengalaman-pengalaman akhlak yang tidak baik bagi perkembangan jiwanya, maka timbulah apa yang disebut dengan dekadensi moral atau krisis akhlak sekarang ini, teIjadilah tawuran pelajar, tindakan kriminal seperti pembunuhan, pencurian dan lain

sebagainya.

Kegiatan pembinaan akhlak remaja Islam Al-Barkah merupakan salah satu

(13)

pada remaja, karena melalui metode pembinaan dapat juga diadakan suatu kegiatan yang mengarah kepada bentuk metode pembinaan akhlak, yaitu dengan metode

ceramah, diskusi, atupun Tanya jawab seputar masalah yang sedang dihadapi.

Majlis Taklim Remaja Masjid AJ-Barkah Duren-Sawit merupakan wadah

yang tepat untuk mengarahkan para remajanya kepada sesuatu yang lebih baik. Hal ini dapat terlihat dari semakin berkurangnya para remaja mengisi waktu luangnya

dengan sesuatu yang kurang bermanfaat. Semula para remaja yang berada di sekitar majlis taklim mempunyai kebiasaan kurang baik seperti berkumpul tanpa tujuan yang

pasti, padahal waktu - waktu tersebut dapat mereka gunakan untuk hal-hal lebih positi£ Selain itu juga para remaja lebih tertarik untuk menghadiri konser-konser

musik dibandingkan menghadiri peringatan hari-hari besar Islam, oleh karena itu melalui majlis taklim ini mereka dibina, diajak, dituntun untuk melakukan sesuatu yang lebih baik, dan untuk memotivasi para remaja di dalam mengikuti kegiatan ini

para pengurus majlis taklim juga menyediakan suatu wadah bagi para remaja untuk

mengkonsultasikan masalah yang mereka hadapi. Arti pembinaan diterjemahkan dari

kata Inggris training, yang berarti latihan, pendidikan, pembinaan dan jika dirumuskan dalam bentuk definisi, pembinaan adalah "suatu proses belajar dengan

(14)

4

yang sudah ada selia mendapatkan pengetahuan dan kecakapan baru untuk mencapai tujuan hidup dan kerja yang sedang dijalani, secara lebih efektif".!

Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah telah berdiri sejak 15 Juli 1989. seperti malis taklim lainnya, Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah juga

mengalami pasang surut dalam perkembangannya, oleh karena itu selalu diadakan pembenahan untuk kemajuan Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah2 Hari besar Islam merupakan program tahunan yang memang rutin dilakukan, hal ini merupakan

salah satu rangkaian upaya majlis taklim dalam mengarahkan para remaja khususnya dan masyarakat umumnya untuk lebih mengenal Islam secara sempurna. Walaupun Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah tidak hanya diadakan untuk memenuhi

kebutuhan para remaja, akan tetapi untuk berbagai kalangan, seperti ibu-ibu dan bapak-bapak, namun di sini penulis hanya memfokuskan penulisan skripsi pada

majlis taklim remaja yang terdiri dari laki-Iaki dan perempuan.

Demikian juga dengan Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah berbagai

upaya dilakukan untuk mencapai tujuannya. Adapun upaya yang dilakukan Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah adalah diadakannya berbagai kegiatan menggunakan sarana masjid yang memang telah tersedia, yaitu ; Masjid Jami'

AI-Barkah yang terletak di Duren-Sawit, Jakarta-Timur.

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

suatu penelitian agar dapat lebih dekat melihat pembinaan akhlak remaja melalui

1 Amangunllmjana,Pembinaan arti&metadenya Kanisius, (Yogyakarta 1989), cet-2, h.11

2 Ahmad Faiz, S.m, Ketua Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah, Wmt'ancara

(15)

majlis taklim yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul:

PEMBINAAN AKHLAK REMAJA MELALUI MAJLIS TAKLIM

AL-BARKAH ( Studi Kasus Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah

Duren-Sawit Jakarta-Timur)

B. Identifikasi, Pemhatasan, dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang di atas bahwa para remaja yang berada di sekitar majlis taklim mempunyai kebiasaan kurang baik seperti berkumpul tanpa tujuan yang pasti, padahal waktu - waktu tersebut dapat mereka gunakan untuk hal-hal yang lebih positif. Hal ini tentu saja di sebabkan oleh beberapa masalah.

Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Sejauhmana keberhasilan Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah dalam upaya pembinaan akhlak remaja?

b. Bagaimana Peran Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah dalam upaya pembinaan akhlak remaja?

c. Bagaimana respon para remaja terhadap pembinaan akhlak?

d. Bagaimana bentuk kegiatan pembinaan akhlak Remaja Islam Masjid AI-Brrkah? e. Hambatan apa saja yang dihadapi remaja dalam pembinaan akhlak di Masjid

(16)

6

2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah yang berhubungan dengan pembinaan akhlak remaja, maka perlu diadakan pembatasan masalah yang telah di identifikasi, penelitian ini hanya dibatasi pada "Pembinaan akhlak remaja melalui majlis taklim AI-Barkah (studi kasus majlis taklim remaja masjid AI-Barkah Duren-Sawit Jakarta-Timur). Pembinaan akhlak di sini adalah membina akhlak remaja masjid AI-Barkah agar lebih berakhlak mulia dan berperilaku baik. Sedangkan remaja yang dimaksud adalah Remaja Masjid AI-Barkah khususnya JI. Kol. Sugiono no.24 Duren-Sawit Jakarta-Timur.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Bagaimanakah Bentuk Kegiatan Pembinaan Akhlak Remaja Masjid Jami' AI-Barkah?

b. Hambatan apa saja yang dihadapi remaja dalam pembinaan akhlak di Masjid AI-Barkah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah :

(17)

2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah

3. Untuk mengetahui bentuk dan macam-macam kegiatan pembinaan yang diharapkan pada remaja Masjid AI-Barkah.

4. Bagi Peneliti, Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya pembinaan akhlak masyarakat Duren-Sawit Jakarta-Timur.

D. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua metode yaitu : I. Penelitian Kepustakan(LibrGlY Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil bahan-bahan yang dapat menunjang penelitian ini yang diambil dari berbagai buku bacaan, majalah, dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan pembahasan.

2. Penelitian Lapangan(Field Research)

Penelitian ini dilakukan di Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah untuk memperoleh data dengan metode ini penulis terjun langsung ke lapangan yang dijadikan objek penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa teknik pendekatan metodologis yang dapat menunjang penelitian ini yaitu :

(18)

8

Temapt yang menjadi penelitian lapangan (studi kasus) adalah Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' A1-Barkah Duren-Sawit Jakarta-Timur.

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 12 Juni sid 07 Agustus 2006.

b. Populasi dan Sampel

Menurut terminologi riset, bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah sejumlah massa (manusia atau bukan) yang terdapat dalam satu kawasan tertentu atau berada dalam satu unit kesatuan. Ada juga yang mengatakan bahwa populasi (population) adalah keselurahan objek penelitian dalam suatu tempat tertentu. Populasi ini dapat berbentuk manusia, hewan, tumbuhan, nilai tes atau peristiwa yang menjadi sumber data. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian terkecil dari suatu populasi yang mewakili secararepresentative.

Adapun populasi ini adalah seluruh remaja Masjid A1-Barkah JI. Kol. Sugiono no.24 Duren-Sawit Jakarta-Timur yaitu sekitar 80 orang. Dari populasi tersebut diambil 5011 00 X 80. Jadi yang menjadi sampel adalah 40 orang.

(19)

mewakili dan sesuai dengan perbandingan frekuensi di dalam populasi secara keseluruhan.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang penulis gunakan dalam memperoleh data adalah melalui angket, observasi dan wawancara. Melalui angket, dalam menyebarkan angket ini adalah Angket tertutup, yaitu angket yang pada setiap itemnya telah tersedia alternative-alternatif jawaban sehingga responden dapat dengan mudah memilih salah satu jawaban dari jawaban alternatif yang telah tersedia, adapun angket yang penulis sebarkan kepada remaja usia 16-25 tahun yang berdomisili di remaja masjid yang berjumlah 40 responden, terdiri dari satu variable Pembinaan akhlak remaja masjid jami' Al-Barkah yang berisikan 11 item pertanyaan yang akan dianalisa dengan menggunakan tabel.

Melalui observasi ini adalah suatu penelitian dengan menggunakan pengamatan langsung terhadap objek yang akan dicatat datanya, dengan persiapan yang matang, dilengkapi instrumen tertentu tentang pelaksanaan pendidikan yang dilakukan di Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' Al-Barkah dalam Pembinaan Akhlak Remaja, khususnya di JI. Kolonel Sugiono no 24 Duren-Sawit Jakarta-Timur.

(20)

10

memperoleh data tentang pembinaan akhlak remaJa melalui majlis taklim yang dilakukan dengan mewawancarai para pengurus majlis taklim tersebut. c. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul, selanjutnya diseleksi dan untuk kemudian disusun. Dalam hal ini data yang dikumpulkan, penulis adalah data yang bersifat kualitatif yang kemudian diubah menjadi data kuantitatif Untuk mengambil kesimpulan, pelaksanaannya menggunakan model prosentase dengan rumus sebagai berikut :

I. Pentabelan Data, yaitu memasukkan data kedalam tabel yang berisikan nomor urut , kolom al-ternatif jawaban dan kolom-kolom frekuensi jawaban (P).

2. Mencari frekuensi jawaban (F) dengan cara menjumlahkan setiap jawaban.

3. Mencari persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

P =

L

x 100%

N

Keterangan : p = Persentase

F= Frekuensi Jawaban Responden

N = Number Gfeases (jumlah banyaknya responden)

(21)

BABII

BAB III

Adapun teknik penulisan menggunakan metode penulisan yang merujuk pada "Pedoman penulisan skripsi, Tesis, Disertai DIN Syarif Hidayatullah Jakarta," yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press Anggota IKAPI, 2002.

E. Sistematika Penyusunan

Sistematika penulisan di dalam skripsi ini terbagi atas 5 (lima) bab, yang disusun sebagai berikut :

BAB I bab ini terdiri dari pendahuluan, yang meliputi latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi pene1itian, serta sistematika penyusunan.

bab ini berkenaan dengan kajian pustaka yang meliputi pengertian akhlak, akhlak dalam Islam, kepentingan akhlak bagi ummat, dan juga membahas tentang remaja, beberapa problematika remaja, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja.

bab ini merupakan hasil penelitian yang mencakup gambaran umum majlis taklim remaja masjid al-barkah, kegiatan pembinaan akhlak remaja, tujuan pembinaan akhlak remaja, deskripsi data, analisa dan

BABIV

interpretasi data.

(22)

UIN

SYARIFhidayatu|NNijGNセ

(23)

KAJIAN TEORlTIS

A. Pengeliian Akhlak

Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab, jama' dari "Khuluqun" yang menurut loghat diartikan : budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi' at.

Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan :"khuluqun" ( セyNゥMM ,?'??

)

yang berarti : kejadian, serta erat hubungannya dengan "khaliq" (

|ェ[[|セI

yang berarti : Pencipta dan "Makhluk" (

yang diciptakanI.

J ? ..セL

,'yJfl )yang berarti

Menurut kamus bahasa Indonesia akhlak adalah : "budi pekerti atau tabi'at"Z yang baik maupun yang buruk sesuai dengan tabi' at atau wataknya sedangkan pengertian akhlak menurut istilah atau definisi yang dikemukakan oleh para ulama akhlak antara lain sebagai berikut :

Menurut Imam Gozali : Akhlak ialah sifat yang melekat dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan lagi. Sebagian ulama mengatakan akhlak ialah : suatu sifat yang terpendam dalam jiwa seseorang yang menjadikan ia dengan mudah bertindak tanpa banyak pertimbangan lagi. Sebagian ulama mengatakan akhlak ialah : suatu sifat yang terpendam dalam jiwa seseorang yang sifat itu akan timbul waktu ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah). Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Imam Gozali di atas3

1Hamzah la'cub, Etika Islam (Pokok- pokok Kuliah Akhlak), ( Jakarta: Cv. Publicita,

1978 ), h. 10

2W. J. S. Poerwadanninto,Kamus Bahasa Indonesia,(Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1986),

Cel. IX, h. 25

(24)

13

Istilah lain yang dipakai adalah, "perkataan moral yang berasal dari bahasa Latin" moes " bentuk jama' dari kata "mas" yang berarti : adapt kebiasaan. Dalam bahasa Indonesia, moral diterjemahkan dengan arti : "susila,,4 Ibu Zakiah Daradjat memberikan definisi moral sebagai berikut :

Yang dimaksud dengan moral ialah kelakuan yang sesuai dengan ukuran-ukuran (nilai-nilai) masyarakat, yang timbul dari hati dan bukan paksaan dari luar, yang disertai oleh rasa tanggung jawab atau kelakuan atau tindakan tersebut. Tindakan itu haruslah mendahulukan kepentingan umum dari pada keinginan atau kepentingan pribadi5

Setelah melihat beberapa definisi akhlak yang dikemukakan di atas dan istilah lain yang digunakan dalam perkataan akhlak, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian akhlak pada hakikatnya mempunyai jangkauan yang lebih luas dari pada etika, tidak hanya terbatas pada peranan manusia berkenaan dengan masyarakat semata-mata, tetapi meliputi hubungan manusia dengan Khaliqnya dalam wujud

ibadah ( ) hubungan manusia sesama manusia ( )

bahkan hubungan manusia dengan alam semesta dalam bentuk keIja sarna saling Bantu membantu, tolong menolong dalam usaha memenuhi kebutuhan masing-masing, demikian pula terhadap alam nabati sedangkan etika atau moral adalah pengetahuan berhubungan dengan budi pekerti atau aturan-aturan yang normatif tentang perbuatan-perbuatan manusia, yaitu : nilai-nilai kebaikan pada diri pribadi, masyarakat dan alam sekelilingnya.

.j Ham711h Ja'cub, op. Cil., h. 13

5 Zakiah Damdjal, Peranan Agama dan Kesehalan iV/mlal, ( Jakarta : Gunung Agung"

(25)

Akan tetapi untuk tidak mengaburkan permasalahan, disini penulis akan mengungkapkan beberapa ciri yang dapat membedakan etika Islam (akhlak) dengan etika baik menurut pandangan umum ataupun filsafat yaitu sebagai berikut :

a. Etika dalam Islam mengajarkan dan menuntut manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.

b. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral ukuran baik buruk perbuatan didasarkan kepada ajaran Allah SWT. ( Al-Qur'an ) dan ajaran RasulNya.

c. Etika Islam bersifat universal dan komprehensip, dapat diterima oleh seluruh ummat manusia disegala waktu dan tempat;

d. Dengan rumusan-rumusan yang praktis dan tepat cocok dengan fitrah (naluri) dan akal fikiran manusia, maka etika Islam dapat di jadikan

pedoman oleh seluruh manusia.

e. Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia kejenjang akhlak yang luhur dan meluruskan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar petunuk Allah SWT menuju keridlaan Nya. Sehingga terhindarlah manusia dari fikiran-fikiran dan perbuatan-perbuatan yang keliru dan menyesatkan6

] . Akhlak dalam Islam

Dalam Islam akhlak menduduki tempat yang paling tinggi. Islam dengan segala bimbingan dan ajarannya menanamkan sifat-sifat yang mulia dan mengutamakan akhlak sebagai sendi kehidupan bangsa, dasar pokok yang kokoh untuk menjamin kerukunan hidup dan ketertiban, keamanan serta kesetabilan masyarakat.

Islam datang tepat pada waktu keadaan masyarakat Arab sedang mengalami kemerosotan akhlak yang disebut dengan zaman jahiliah, kejahatan timbul merajale1a, kepercayaan dan kebudayaan rusak, hukum diabaikan, kaum wanita diperkosa kesuciannya dan lain sebagainya. Itulah bentuk kejahatan yang dilakukan oleh

(26)

15

masyarakat Arab pada zaman jahiliah itu. Dalam keadaan yang demikian ini Nabi Muhammad menjadikan ajaran yang dibawanya untuk membina akhlak ummat demi tercapainya keamanan ketertiban serta tegaknya hukum dan kebenaran.

Nabi dalam menjalankan tugasnya menyampaikan ajarannya itu, beliau mendapatkan hambatan-hambatan yang sangat berat diantaranya ada yang ingin membunuhnya. Ada yang membujuk dengan berbagai kemewahan hidup, seperti : harta, tahta dan wanita. Semua ini dimaksudkan agar Nabi tidak menyampaikan ajaran itu dan sekaligus meninggalkan agamanya. Namun walaupun demikian keadaannya, dengan segenap kesungguhan dan kebesaran jiwanya Nabi tetap menjalankan tugas itu sampai ajaran suci itu dapat meresap kedalam jiwa umatnya dan diwujudkan dalam bentuk sikap hidup ummat ketika itu.

Pada akhirnya " tugas Nabi yang digariskan dalam hidupnya cukup menarik simpatik manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran risalahnya, karena risalah yang diajarkan Nabi memberikan informasi tentang factor-faktor keutamaan akhlak, lengkap dengan menjelaskan aspek-aspeknya,.7

Yaitu menyuruh manusia berakhlak baik, bersopan santun yang sempurna dengan cara berkata juur, tidak melihat barang yang haram, dermawan, hormat

kepada sesame, suka memberi pertolongan dan lain sebagainya.

Sebelum melanjutkan penjelasan diatas, penulis akan mengungkapkan terlebih dahulu makna yang tersirat dalam kata Islam.

(27)

Islam adalah abstrak nounlmasdar dari kata aslama. Aslama menurut arti bahasanya berarti dua macam :

I) Berserah diri (bagi yang menerimalkawan);

2) Memberikan tidak ditolong (terhadap yang mengingkarillawan): Jika antara keduanya kita hubungkan, kita dapati hasil sebagai berikut : "yang menerima", aslama lalu berarti :

a) Secara explicit: berserah diri :

b) Secara implicit: menyelamatkan / menolong. "Terhadap yang mengingkari", aslama berarti : a) Secara implicit: menjauhkan diri ;

b) Secara explicit: membiarkan tidak ditolong.

Bagi orang yang memeluk Islam sebagai pedoman hidup, berarti bahwa ia berserah diri kepada Allah,8 sebagaimana dalam firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 208 :

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kepada Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu mengikuti jejak-jejak syetan, sesungguhnya syetan itu musuh kamu yang nyata9

Untuk dapat dikatakan bahwa seseorang benar-benar disebut muslim sesuai dengan pengertian di atas ia harus secara konsekuen dan dengan ikhlas melaksanakan segala aturan yang sudah digariskan oleh Allah, sebagai kewaiban yang dibebankan kepadanya yaitu berupa amal ibadah terhadap Tuhan, muamalah terhadap sesama dan ihsan.

, Mudlor Aclunad,Elika dalam Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, It.), h. II I

9 H. Malunud Junus, Terjemahan AI-Quran AI-Karim, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung,

(28)

17

Islam telah menetapkan bahwa ibadah itu merupakan pokok-pokok akhlak, bukan hanya merupakan upacara agama yang bersifat abstrak. Islam tidak mengaarkan manusia melakukan perbuatan mungkar yang tidak mempunyai nilai akhlak yang mulia akan tetapi Islam mengajarkan manusia hidup bersahaya dengan akhlak yang mulia dalam keadaan yang bagaimanapun.

Jadi syariat Islam itu mengandung tiga aspek yaitu Iman, Islam dan Ihsan dimana ketiga aspek ini merupakan suatu kesatuan bulat yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan, saling lengkap melengkapi dan isi mengisi. Iman sebagai dasar Islam sebagai persesuain dan Ihsan sebagai penyempurna.

Sebagai penyempurna maka tidak adanya ihsan menunukkan tidak lengkapnya Iman dan Islamnya seseorang, dapat dimengerti mengapa ajaran Nabi Muhammad menurus langsung pada masalah akhlak, sebab dapat dipastikan bahwa dengan bertingkah laku baik terhadap Tuhan dan Rasul-Nya, diri sendiri maupun terhadap sesama makhluk lain akan terwuudlah suatu perdamaian dunia antar seluruh bangsa. Ketentraman, kesetabilan dan keadilan akan dapat dirasakan dalam kehidupan.

Dalam ajaran Islam itu sendiri dapat dilihat, bahwa rukun-rukun Islam yang berjumlah lima buah itu sebenarnya telah tersirat dasar-dasar pendidikan akhlak.

(29)

terkandung dalam rukun Islam, jika dikerjakan semestinya akan membangkitkan

suatu pembangunan budi pekerti dalam diri seseorang yang tidak hanya menambah

kuat ikatannya dengan Tuhan penciptanya. Tetapi uga menyehatkan badannya dan

menyelamatkan hidupnya.IO

Hal ini dapat dilihat dalam ucapan syahadat umpamanya, pada lahirnya ia

hanya merupakan dua kalimat pengakuan, "tiada Tuhan selain Allah dan Nabi

Muhammad itu utusan Allah".

Syahadat pertama mengandung pengertian kepercayaan terhadap adanya

Allah yang patut dan wajib disembah, yang disebut dengan syahadat tauhid, yaitu

pengakuan untuk menegaskan Tuhan, sehingga tertanamlah kedalam hati orang yang

mengucapkannya, bahwa tidak ada yang berkuasa selain dari pada Tuhan yang satu.

Kalau seseorang sudah percaya ( iman kepada Allah ), maka

konsekuensinya ialah mengakui dan mematuhi segala apa yang diperintahkan-Nya,

dan ia akan bertindak sesuai dengan perintah Allah.

Kalimat yang kedua dinamakan syahadat Rasul yang berarti pengakuan

bahwa Nabi Muhammad itu pesuruh Allah dan apa yang disampaikan bukanlah

berasal dari hawa nafsunya sendiri, tetapi adalah pelajaran-pelajaran Allah untuk

mmperbaiki pergaulan manusia diatas dunia ini.ll

10H. Aboe baker A\ieh,Mutiara Akhlak, (Jakarta, PT. Bintang, 1959), h. 2

(30)

19

Dan orang yang telah mempunyai keyakinan ini, maka dia akan patuh dan

cinta kepada Nabinya dan jiwanya siap menerima segala apa yang disampaikan dan

contoh-contoh kehidupan yang ditunukkan kepadanya.

"Demikian pula mengenai sembahyang adalah suatu unsure dari pada unsure-unsur yang membentuk kepribadian seorang mukmin".12

Al-Quran telah menerangkan pula bahwa pengaruh dari pada sembahyang

adalah untuk mendidik jiwa manusia dan menyelamatkan dari perbuatan-perbuatan

keji, serta membersihkan diri dari pada naluri kejahatan yang merusak prikehidupan

manusia, sebagaimana dalam firman Allah, Surat Al-Ankabut ayat 45 :

Artinya : "Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar".

Sabda Rasul1

Dari Huzaifah ra, dari Nabi saw bersabda : demi jiwaku yang berada ditangan-Nya, kamu menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar atau Allah khawatir bahwa ia akan menurunkan azab atas kamu, kemudian kamu berdo'a tidak dikabulkan. (H.R. Tirmizi)13

12 H. Bustami A. Gani dau B. Hamdani Ali MA. , Islam sebagai Aqidah dan Syariah,

(Jakarta,PT. Bulan Bintang, 1986), Jilid II,eel.I, !l.5

13 Adnan Nahwi,Darul Minhaji Fid-Da'witilIslamiyah, (Kairo : Maktabatu al-I'tis!lam,ttl,

(31)

Kemudian mengenai ibadah zakat yaitu ibadah dengan mengeluarkan harta

benda yang diwajibkan oleh Islam supaya orang kaya memberikan pertolongan kepada orang miskin yang pada hakekatnya bukan merupakan pajak, tetapi

merupakan pembinaan, penanganan rasa kasih yang mulus dan mendekatkan hubungan persaudaraan yang baik diantara lapisan masyarakat. Dan untuk

membersihkan jiwa dan mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia,

sebagaimana firman Allah surat At-Taubah ayat 71 :

o Q ..- 0 0 J 0 ,., J }.o,; '" )0...

• jセG (I , JJ" " I 'I \ ' J J "

G'<I \

. '

J ',I \

o

Iセ '---! U)..r"

L...e

>-'---,!.)

r

6

,a,,-! L:..>

',.r

)

u

r:.r )

, ,

,

.... :;i .... I) Jo J./.... .::i .... 0 ) . " "... \Zセエ[[

,., ....

0 . . 0 ...

;; j

"'y\

LJ.r--J

Y-)

;;

J

I? II

LJ

j •.

SAIセQ

ljセI

, ,

' " .:P A. l ' " """., ... ..- ..-セN

"('::...

'

セN

' ,'C-

.;))1 0\ .;))1 セB , セNi oj' J ).;))1 PGセGQ⦅ZGI

セセ

j--!.-:

:

\

v .r.:---"" , ./

r

)

Artinya : Dan orang-orang yang beriman, pria dan wanita, bergotong royong satu sarna lain, menyuruh ma'ruf dan melarang munkar, mendirikan shalat, membayar zakat, taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Kepada mereka itu Allah akan memberi rahmat, sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.14

Begitu juga dengan puasa yang merupakan ibadah keagamaan, yang

menahan diri dari makan dan minum serta hubungan sek suami istri sepanjang hari

dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan maksud mematuhi perintah Allah.

Adapun hikmah dari mengerjakan puasa ini adalah :

a. Menahan nafsu kebiasaan dari makan dan minum termasuk bersetubuh. Hal ini berarti mendidik pribadi supaya dapat mengendalikan nafsu, memimpin diri sendiri.

b. Mendidik ketabahan (kesabaran), karena ketabahan itu mengandung saripati keimanan (Agama) dalam hidup ini;

14 Malunud Ywms, Taftir Qur'an Karim, (Jakarta: PT. Hidakarya Aguug, 1990), eel.

(32)

21

c. Memelihara kesehatan badan dan fikiran

d. Mendidik kesederhanaan, ialah rasa keindahan yang hakiki yang harus dimiliki oleh manusia yang hidup secara fitri;

e. Mendidik dan menahan kesadaran hidup bermasyarakat, supaya turut merasakan penderitaan masyarakat yang kekurangan (fakir miskin) Dengan demikian elaslah bahwa mengerjakan ibadah puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum dalam waktu yang terbatas, tetapi merupakan latihan membersihkan jiwa dari sesuatu yang dapat merusaknya, menanamkan akhlak kesabaran dalam jiwa kaum mukminin.

Kemudian menunaikan ibadah haji. Haji adalah suatu ibadah yang menuntut diri manusia supaya dikerjakan dengan hati, badan dan harta, waib dikerjakan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hati, sebagai perwujudan iman dan taqwa kepada Allah dan RasulNya, dan ibadah haji mempunyai keutamaan untuk memperbaiki budi pekerti manusia yang disebut dengan pembinaan akhlak.

Demikianlah isi pokok ibadah dalam Islam yang tertuang dalam rukun Islam yang mempunyai hubungan erat dengan pembinaan akhlak. Dan merupakan tingkatan kesempurnaan yang harus dicapai manusia, sebagai sarana membersihkan dan memelihara kehidupan untuk meningkatkan keimanan yang dipancarkan melalui akhlak luhur dan mulia. Dan bagi orang yang tidak bias mengambil intisari dari ibadah ini maka merugilah dia dan turunlah martabatnya. Oleh karena itu akhlak mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam Islam.

2. Kepentingan Akhlak bagi Ummat

(33)

Agama, 2. Perasaan Intelek, 3. Perasaan Akhlak, 4. Perasaan keindahan dan 5. Perasaan Ke-akuan".

Perasaan-perasaan ini akan tumbuh dan berkembang pada diri seseorang seSUaI dengan keadaan yang mempengaruhinya, yaitu keadaan lingkungan, baik keluarga, lingkungan rumah tangga, lingkungan alam dan pendidikan serta tuntunan yang diterimanya.

Akhlak itu pun harus dipupuk dibiasakan, dipelihara, disempurnakan dan dipimpin sesuai dengan aturan-aturan agama yang telah di contoh tauladan oleh Nabi Muhammad Saw. Sebaga pembawa ajaran agama Islam dan menyempurnakan akhlak manusla.

Manusia sebagai makhluk pribadi (individu) ia bebas memikirkan dan memntingkan dirinya sendiri menurut kehendaknya. Akan tetapi manusia juga adalah anggota masyarakat, maka dalam kebebasan berbuat untuk kepentingan pribadinya ia sangat membutuhkan orang lain, baik perorangan maupun golongan, dengan kata lain manusia bantuan tidak akan dapat berdiri sendiri sebagai individu, tetapi membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain serta memerlukan kerjasama untuk membina kese1amatan diri dan masyarakat.

(34)

23

kemauan orang lain. Karena jika masing orang berpedoman kepada masing-masing kepentingan dan kesenangan dirinya tanpa memikirkan dan memperhatikan kepentingan orang lain atau dengan kata lain tidak mau menyesuaikan dengan kehendak masyarakat, maka akan teIjadilah kekacauan-kekacauan dan pemberontakan-pemberontakan dalam masyarakat yang mungkin sangat sulit untuk diatasi.

Dengan demikian untuk mencapai untuk mencapai ketertiban, keamanan hidup bermasyarakat sangat diperlukan tata tertib, tatakrama, sopan santun dalam masyarakat tersebut, maka jelaslah bahwa etika, moral dan akhlakul karimah sangat diperlukan oleh ummat manusia, baik untuk keselamatan dirinya maupun untuk ketertiban dan perdamaian ummat manusia.

Negara yang telah dimiliki masyarakat yang berakhlak baik akan dapat menjamin keayaannya tetapi apabila warga atau masyarakat berakhlak rusak atau dengan kata lain merosot akhlaknya niscaya hilanglah kejayaan Negara itu dan kacaulah yang akan teIjadi.

(35)

ditelan kecemasan akan til11bulnya perang yang lebih besar lagi. Negara-negara besar

berlomba l11embuat senjata yang lebih l11utakhir untuk siap l11embela dan

l11emusnahkan lawan.

Kejadian sepel1i ini pada hakekatnya tergantung pada akhlak

pemimpin-pel11il11pin dunia itu sendiri yang bertindak penggerak dan pelakunya.

Seandainya pemimpin-pemimpin dari suatu Negara terdiri dari orang yang

tidak berakhlak baik, maka dia akan berbuat dan bertindak yang merugikan

bangsaObangsa lain.

Demikianlah kepentingan akhlak bagi ummat, dimana akhlakul karimah

sangat diperlukan oleh ummat manusia untuk mendapatkan keselamatan, baik untuk

diri sendiri maupun untuk masyarakat seluruhnya.

B. Remaja

1. Pengertian I'emaja

Masa remaja merupakan suatu fase dimana dalam perkembangan ini disebut

masa yang unik, dimana pada masa ini manusia mengalami suatu dinamika yang

khas, peralihan dan perubahan baik dari segi biologis maupun psikologis dengan alas

an tersebut dilihat dari berbagai sisi kehidupan remaja menjadi suatu yang menarik

(36)

25

Remaja dalam bahasa latin disebut dengan kata pubertas yang berarti usia mef\jadi orang,15 sedangkan kata lainnya "pubescere" yang berarti masa pertumbuhan rambut di daerah tulang "pusic" (diwilayah kemaluan).

Mengenai masa rel11aja Sarlito Wirawan l11engutip pendapat yang l11engatakan bahwa seksualitas pada rel11aja dil11ulai dengan perubahan - perubahan tubuh dan faali yang menil11bulkan tujuan barn dari dorongan seks, yaitu : reproduksi (keturunan). Tahap ini disebutnya fase "genital," yang l11erupakan perkel11bangan terakhir dari tahap-tahap sebelul11nya yang belul11 bertujuan reproduktif.16

Dra, Melli Srisulisatri Rifa'I mengemukakan tentang pengertian rel11aJa yakni :

"Rel11aja adalah pemuda yang berada pada masa perkembangan yang disebut masa adolesia (masa remaja menuju kedewasaan) l11asa ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat dikatakan anak kecil lagi, tapi juga belum dapat disebut orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut masa pancaroba adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju kearah kedewasaan,,17

Mengenai batas usia remaja menurut Ibu Hj. Zakiah Drajat menetapkan batas usia remaja dari 13-21 tahunI8 Menurut Sarlito Wirawan usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir, maka remaja awal berada dalam usia 12/13 tahun sampai

17/18 tahun sampai 21/22 tahunI9

15Andi Mapiare,Psikologi Remaja, (Surabaya : Uasaha Nasional, 1982), h.27

16 Sarlito Wirawan Samono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,

2001), h. 30 -31

17Melli Sri Sulastri Rifa'!,Psikologi Perkembangan Remaja, (Jakarta: Bina AJ(sam, 1987),

h.1

(37)

Pada masa ini dalam segala segi dia sedang mengalami kegoncangan dan ketidak pastian, lebih lanjut beliau menegaskan, masa remaja adalah masa yang penuh dengan kegoncangan jiwa, masa yang berada dalam peralihan adalah jembatan goyang yang menghubungkan l11asa anak-anak dengan masa yang l11atang berdiri

d· ·20

sen lfl.

2. Problematika Remaja

Masa remaja adalah masa yang banyak menimbulkan problem baik itu bagi dirinya sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Problem remaja adalah masalah - masalah yang dihadapi para remaja sehubungan dengan adanya kebutuhan mereka dalam rangka menyesuaikan diri terhadap lingkungan dimana remaja itu hidup dan

7j

berkembang.

-Dalam dirinya, remaja l11engalami problem individual yang disebut identitas ego, dimana pada saat itu remaja berusaha mencari identitas dirinya dengan tidak mau menerima keterlibatan orang lain, dalam setiap permasalahan.

Sotyan S. Willis menjelaskan bahwa

"Remaja dalam kehidupan tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan seperti kebutuhan yang bersifat biologis, psikis, maupun yang bersifat social, maka sehubungan dengan kebutuhan remaja tersebut timnullah berbagai problem yang dihadapi oleh remaja-remaja".22

20Zakiahd。ョ|ゥ。セ Op. Cit.,h. 72

21 Sofyan S. Willim, Problema Remaja dan Pemecahannya. (Bandung:aォウ。ョセ 1981), eet.

Ke-3, h. 69

(38)

27

Lebih lanjut problem-problem yng dihadapi remaja antara lain: a. Problem penyesuaian penyesuaian diri

b. Problem beragama, terletak pada tiga hal, yaitu masalah keyakinan dan kesadaran, pelaksanaan ajaran agama secara teratur dan masalah perubahan tingkah laku agama

c. Problem kesehatan d. Probl em ekonomi23

Di antara problema yang dirasakan dan sekarang semakin nampak dengan jelas ialah :

1) Pengaruh lingkungan.

Yang dimaksud lingkungan adalah dimana ia bertempat tinggal, bisa jadi lingkungan keluarganya atau lingkungan masyarakatnya. Karena itu, perilaku orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anal..'.24

2) Orang tua.

Sebagaimana halnya dengan masalah penyalahgunaan narkotikalzat adiktif, maka terdapat kesan bahwa penanganan perilaku menyimpang remaja kita tidaklah cukup kalau hanya diserahkan kepada pihak yang berwajib. Pengertian orang tua hendaknya diartikan dalam konteks yang luas, yaitu tidak hanya orang tua dirumah (sebagai ayah dan ibu), melainkan juga orang tua diluar rumah (sebagai anggota profesi lainnya). Atas dasar itulah kita semua sebagai orang tua wajib menciptakan

23Ibid. hA5

(39)

iklim yang kondusif bagi perkembangan sehat remaja kita, yaitu suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis (keluarga sakinah), proses belajar mengajar yang baik di sekolah dan kondisi masyarakat/lingkungan social yang tidak rawan.25

3) Prilaku menyimpang (antisocial).

Prilaku menyimpang remaja (kenakalan/antisocial remaja) seringkali merupakan gambaran dari kepribadian anti social atau lebih criteria gejala-gejala berikut ini :

a. Sering membolos.

b. Seringkali lari dari rumah (minggat) dan bermalam diluar rumahnya. c. Dikeluarkan dan diskors dari sekolah karena berkelakuan bUlUk. d. Selalu berbohong.

e. Berulang-ulang melakukang hubungan seks, walaupun hubungannya belum akrab.

f Sering mabuk atau menyalah gunakan narkotika dan aktiflainnya26 4) Kutub keluarga (rumah tangga)

Dalam berbagai penelitian yang telah dilak:ukan, dikemukakan bahwa anaklremaja yang dibesarkan dalam lingkungan social keluarga yang tidak baikldisharmoni keluarga, maka risiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian menjadi berkepribadian anti social dan berperilaku menyimpang, lebih besar dibandingkan dengan anaklremaja yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).

Kriteria kondisi keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli adalah antara lain:

25Dadang Hawari. Gp. Cit. , h. 194

(40)

29

a. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce)

b. Kesibukan orang tua, ketidak beradaan dan ketidak bersamaan orang tua dan anak di rumah.

c. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik (buruk)

d. Substitusi ungkapan kasih saying orang tua kepada anak, dalam bentuk materi dari pada kejiwaan (psikologis).27

Sebagaimana telah di sebutkan di muka, maka anaklremaja yang dibesarkan dalam kondisi keluarga sebagaimana diuraikan diatas, maka risiko untuk berkepribadian antisocial dan berprilaku menyimpang, lebih besar dibandingkan dengan anaklremaja yang dibesarkan dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah). 3. Faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja

Menurut M. Alisuf Sabri di dalam bukunya yang berjudul : "Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan" dikatakan bahwa, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja yaitu :

a. Faktor internal

1) 1ntelligensi

Dari faktor-faktor itu kiranya intelligensi/kecerdasan termasuk yang terpenting. Kecerdasan yang tinggi disertai oleh perkembangan yang cepat, sebaliknya jika kecerdasannya rendah, maka anak akan terbelakang dalam pertumbuhan dan perkembangan.

(41)

2) Kelenjar - kelenjar

Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukkan adanya peranan penting dari sementara kelenjar-kelenjar buntu ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan.

Sebagai contoh kelenar yang mengeluarkan kalsium yang letaknya ditenggorokan ; jika kelenjar ini kurang mengeluarkan kalsium akan mempengaruhi tubuhnya tulang-tulang dan otot-oto!. Kekurangan iodine yang dikeluarkan oleh kelenjar di tenggorokkan uga akan menyebabkan rusaknya pertumbuhan jasmani dan rohani, menghasilkan idionasi yang wujudnya abnormal dan lain-lain.

3) Kebangsaan (ras)

Anak-anak dari ras Mediteran (Lautan Tengan) tumbuh lebih cepat dan anak-anak Eropa sebelah utara. Anak-anak negro dan Indian rupa-rupanya tidak begitu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.

4) Posisi dalam keluarga

Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak kedua, ketiga dan sebagainya pada umumnya perkembangannya lebih cepat dari anak yang pertama. Anak bungsu biasanya karena dimanja perkembangannya lebih lambat.

(42)

31

5) Makanan

Pada tiap-tiap uSia yang sangat muda, makanan merupakan factor yang penting peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangannya.dalam hal ini bukan saja banyaknya makanan yang penting tetapi juga isinya yang cukup banyak mengandung gizi yang terdiri dari pelbagai vitamin. Kekurangan gizi atau vitamin dapat menyebabkan gigi runtuh, penyakit kulit dan lain-lain penyakit.

6) Luka dan penyakit

Luka penyakit jelas pengaruhnya kepada perkembangan meskipun kadang-kadang hanya menyangkut perkembangan fifik saja.

7) Hawa dan sinar

Hawa dan sinar pada tahun-tahun pertama merupakan factor-faktor yang penting. Bandingkan anak-anak yang kondidi lingkungannya baik dan yang buruk. 8) Kultur (budaya)

Factor budaya 1m demikian besar pengaruhnya sehingga dapat mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang, yang termasuk factor budaya disini selain budaya masyarakat uga di dalamnya termasuk pendidikan, agama

dan se agamya.b . 28

b) Faktor ekternal

I) Factor Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali ditemui oleh setiap manusia, dimana dalam keluarga itu seseorang berinteraksi. Kondisi keluarga akan

(43)

menentukan terhadap sikap dan tingkah laku remaja. Baik itu dari segi pola pendidikan maupun pergaulan yang diterapkan. Keluarga yang harmonis dengan orang tua dalam keluarga tidak berfungsi atau mengalami hambatan cenderung akan melahirkan remaja-remaja yang banyak melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Menurut Kartini Kartono pola keluarga yang petologis (sakit) itu selalu membuahkan masalah psikologis, konflik terbuka dan tertutup serta menjadi penyebab utama timbulnya Jufenile delinquency (kenakalan remaja)29

Menurut para ahli kriteria kondisi keluarga tidak sehat itu adalah antara lain: a) Keluarga tidak utuh

b) Kesibukkan orang tua, ketidak bersamaan orang tua dan anak di rumah c) Hubungan interpersohal antar keluarga yang tidak baik

d) Substitusi ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak dalam bentuk materi dari pada kejiwaan30

2) Factor lingkungan sekolah

Kehidupan di perkotan dan di pedesaan pada umumnya para remaJa mengikuti pendidikan lewat sekolah, dan sekolah merupakan salah satu tempat bagi remaja untuk mengembangkan diri.

Kondisi sekolah yang tidak baik dapat mengganggu proses belajar mengajar anak didik, yang pada gilirannya memberikan peluang pada anak didik untuk berperilaku menyimpang.

Kondisi sekolah dapat dikatakan kurang baik ika :

a) Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai b) Kwalitas dan kwalitas tenaga guru yang kurang memadai

29Kartini Kartono, Patologi Sosial2, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), eel. Ke-l, h. 61

30Dadang Hawari,Al-Quranllmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta : PT.

(44)

33

c) Kwantitas dan kwalitas tenaga non guru yang kurang memadai d) Kesejahteraan guru yang kurang memadai

e) Kurikulum sekolah yang sering berganti-ganti, dan muatan agamaltentang budipekertikurang

f) Lokasi sekolah berada di daerah rawan31 3) Factor lingkungan masyarakat

Setiap manusia akan hidup dalam suatu lingkungan masyarakat, dan tidak akan pernah terlepas dari itu remaja merupakan anggota lingkungan yang sangat penting untuk diperhatikan.

Factor kondisi lingkungan yang tidak sehat atau rawan merupakan factor yang kondusif bagi remaja untuk berperilaku menyimpang.

(45)
(46)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah

1. Sejarah BerdiJ'inya Majlis Taklim Remaja Masjid AI-Barkah

Berdirinya Pengajian Remaja Masjid AI-Barkah dilatarbelakangi oleh

rasa keprihatinan para orang tua dalam melihat situasi dan kondisi banyaknya

pengangguran khususnya para remaja yang menimbulkan kenakalan remaja yang menyebabkan terjadinya dekadensi moral yang semakin merosot yang sangat meresahkan masyarakat, akhirnya didirikanlah sebuah pengajian remaja di

masjid AI-Barkah. Pengajian remaja tersebut didirikan oleh Ustadz H.

Muhammad Khotibl

Gagasan beliau untuk mendirikan pengaJlan remaJa karena mgm

membimbing masyarakat di sekitarnya khususnya para remaja agar lebih berakhlak mulia. Masjid AI-Barkah pun menjadi wadah berkumpulnya para aktifis Islam seperti Ustadz Yazir, Ustadzah Tuti Alawiyah dan Ustadzah

Suryani Thohir. Frekuensi perkumpulan tersebut lebih meningkat ketika datangnya bulan suci Ramadhan, kaum generasi muda di

n.

Kol. Sugiono no. 24

Duren-Sawit Jakarta-Timur tidak ketinggalan melakukan aktifitas pada bulan yang penuh berkah itu. Tadarus AI-Quran, Berbuka Puasa Bersama, Malam

I Ahmad Faiz, S.HI. Ketua Mqjlis Taklim Remaja lvfafijid Jami' AI-Barkah, Wawancara

(47)

Nuzul Al-Quran dan pengaturan zakat fitrah mewarnai kegiatan pada bulan suci tersebut.

Berawal dari perkumpulan tersebut, ada beberapa kalangan generasi muda yang mencetuskan ide untuk membentuk organisasi yang bernaung dibawah Yayasan Wakaf AI-Barkah agar dapat menyalurkan ide-ide yang bersifat positif bagi perkembangan umat Islam di 11. Kol. Sugiono no. 24 Duren-Sawit 1akarta-Timur tersebut. Pada tanggal 15 1uli 1989 berdirilah Remaja Islam Masjid Al-Barkah yang bernama (RISMA) di atas persetujuan yayasan tersebut.

Majlis Taklim Remaja Masjid Al-Barkah ini mengacu kepada anjuran hadits Nabi Muhammad SAW, menegaskan bahwa diutusnya aku di dunia untuk menyempurnakan akhlak dan budi pekerti. dan firman Allah yang berbunyi:

"Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru

kepada kebajikan, mengajak kepada yang ma

'n!!

dan mencegah yang

munkar, dan merekalah orang-orang yang beruntung".

Maka atas dasar inilah BKM (Badan Keluarga Masjid) mengadakan majlis taklim tidak hanya bagi kalangan orang tua, tapi juga untuk remaja.

(48)

36

2.1 Mempersatukan Ummat

Masjid digunakan sebagai sarana peribadatan yang sangat efektif untuk

mempersatukan ummat dan bukan terbatas pada saat-saat ibadah (sholat) saja, tetapi diluar itupun dapat difungsikan seperti diadakannya majlis taklim bagi remaja, dengan adanya Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah

masyarakat sekitar (remaja) dapat berkumpul dan dapat mempererat tali Ukhuwwah Islamiyah.2

2.2 Pengenalan Islam

"Tak kenaI maka tak sayang", mungkin peribahasa ini dapat dinisbatkan

kepada remaja tentang Islam, bukan hanya remaja, siapapun tidak akan merasa bangga dengan agamanya jika dia tidak mengetahui apa hakekat dan

agama tersebut. Jadi mereka harns mengenal Islam lebih sempurna lagi, walaupun kesempurnaan itu sulit dicapai tapi itulah upaya Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah didalam memberikan pengenalan tentang Islam melalui materi-materi yang disampaikan, sebagai contoh adalah Materi

Mempelajari AI-Quran dan Mempelajari Ilmu Fiqih, disini para remaja di perbolehkan untuk menanyakan seputar ajaran dan hukum Islam seperti ;

muamalah, shalat, puasa, zakat, haji.

2.3Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak terhadap remaJa di Masjid Jami' AI-Barkah yang

(49)

menyangkut penanaman nilai-nilai akhlak secara lang sung adalah berupa pengajian, yaitu memberikan ceramah-ceramah yang berhubungan dengan tauhid, fiqih ibadah, dan lain-lain, sebagai manifestasi dari pengetahuan-pengetahuan agama yang telah di peroleh Remaja Islam Masjid Al-Barkah (RISMA) di aktifkan dalam berbagai kegiatan yang mencakup berbagai bidang kesenian, hiburan bernuansa Islami.

Sebagai contoh sederhana adalah kegiatan hiburan berupa tour atau ziarah yang pelaksanaannya di tekankan kepada peserta bahwa kegiatan itu bukanlah hanya merupakan acara hura-hura, akan tetapi benar-benar merupakan sarana untuk meningkatkan rasa keimanan kita kepada Allah S.W.T.

3. Kegiatan Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah

Adapun kegiatan Remaja Masjid Jami' AI-Barkah antara lain: 3.1 Kegiatan Internal, meliputi;

3.1.1 Melaksanakan Pengajian setiap malam dari Senin sampai Jum'at di mulai dan pukul 18.30 - 20.30 Wib dengan materi pelajaran. a. Mempelajari AI-Qur'an

b. Mempelajari Ilmu fiqih c. Menghafal Do'a-do'a

(50)

38

f. Praktek Berpidato 3

3.1.2 Jadwal Pelaksanaan Pengajian Remaja Masjid Jami' Al-Barkah antara lain:

a. Pengajian Minggu malam (Mempelajari Ilmu Tajwid serta lagu-lagu Al-Qur'an)

Dalam pengajian minggu malam para remaja dituntut untuk

mempelajari serta memahami bacaan Al-Qur'an baik dalam hal, tajwid, makharijul huruf, serta lagu-lagu Al-Qur'an sehingga para

remaja nantinya bisa lebih mencintai kitab sud Al-Qur'an dan kelak akan menjadi qori dan qori'ah.

b. Pengajian Senin malam (Ilmu Fiqih)

Untuk menambah wawasan tentang ajaran dan hukum Islam

maim para remaja diperbolehkan untuk menanyakan tentang seputar ajaran dan hukum Islam yang mana dalam hal ini mereka

mengacu pada satu kitab yang berjudul "Tanbihul Ghofilin" yang didalamnya berisikan tentang hukum-hukum Islam seperti; Muamalah, Shalat, Puasa, Zakat, Haji.

c. Pengajian Selasa malam (Do'a-do'a)

Untuk membekali para remaja dalam melaksanakan ibadahnya maka para remaJa tidak hanya dituntut untuk

3 Ika Mustika, "f-Vakil Remaja }.4asjid Jami' Al-Barkah. Wawancara Pribadi", (Jakarta:

(51)

mempelajari melainkan menghafal do' a-do' a yang sudah dipelajari.

d Pengajian Rabu malam (Lagu-Iagu Sholawat)

Untuk memberikan suatu nuansa rasa kecintaan terhadap

rasulnya maka para remaja pada hal ini dituntut untuk mempelajari berbagai macam ragam lagu-Iagu sholawat seperti: Sholawat Badar, Sholawat Nariyah dan Sholawat yang lainnya.

e. Pengajian Kamis malam (Membaca Rawi)

Pada Kamis malam para remaja dituntut untuk mempelajari

didalam membaca kitab rawi yang sebelumnya di dahulukan dengan membaca surah Yasiin, tahlil, dan kemudian diteruskan

dengan membaca Rawi yang isi dari rawi tersebut adalah tentang kisah-kisah/perjalanan riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.

f. Pengajian Jum'at malam (Praktek Berpidato)

Pada Jum'at malam para remaja dibekali dirinya untuk

lebih memberanikan diri dalam berorasi/berbicara di podium yang

bertujuan untuk mencari suatu kader-kader da'i dimasa depan. Seperti mengisi kultum (kuliah tujuh menit) dibulan ramadhan.

I. Mengadakan Peringatan Hari-hari besar Islam meliputi;

a. Mengadakan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW b. Mengadakan santunan kepada anak yatim piatu setiap

(52)

40

c. Mengadakan peringatan Isra dan Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW

2. Mengadakan kegiatan di bulan Suci Ramadhan

a. Mengadakan buka puasa bersama di bulan sud Ramadhan b. Mengadakan Tadarus Al-Qur'an di Masjid Jami' AI-Barkah c. Mengadakan acara Halal Bi Halal dalam rangka menjalin

rasa persaudaraan dikalangan remaja

d. Mengadakan Bhakti Sosial menjelang datangnya bulan Suci Ramadhan

3.2 Kegiatan Ekternal, meliputi:

3.2.1 Mengadakan marawis setiap Sabtu malam. 3.2.2 Mengadakan tour& ziarah setiap awal tahun. 3.2.3 Mengadakan arisan setiap minggu malam.

Semua kegiatan yang tertera diatas tidak luput dan pada dana. Adapun dana yang dapat diperoleh antara lain;

a. Sumbangan dari masyarakat b. Sumbangan dari pengaian remaja c. Sumbangan dari para donator tetap

4. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat serta Usaha mengatasinya di

Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah

(53)

remaja yang bergerak da1am bidang dakwah dan seni budaya tentunya

memiliki beberapa faktor pendukung dan penghambat, antara lain:

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari kegiatan ini adalah dengan menghadirkan para pembimbing yang variatif yaitu dari berbagai disiplin ilmu dan

menghadirkan guru yang sesuai dengan karakter para remaja, agar pada akhirnya bisa diterima oleh para remaja4

2. Faktor Penghambat

a. Kesibukan anggota Remaja Islam Masjid Al-Barkah (RISMA)

Kesibukkan ini memang cukup beralasan mengingat sebagian anggota Remaja Islam Masjid AI-Barkah (RISMA) adalah remaja yang rata-rata masih dalam status pelajar/mahasiswa dan juga para pegawai sehingga sering waktu-waktu yang disediakan untuk kegiatan berbenturan

dengan waktu-waktu mereka gunakan untuk aktifitas diluar Remaja Islam Masjid AI-Barkah (RISMA) dengan demikian dari 50 % lebih pemilih yang menyatakan ini maka membuktikan bahwa pengaturan kombinasi

jadwal perlu ditata kembali sesuai dengan keinginan anggota Remaja Islam Masjid Al-Barkah (RISMA) itu sendiri.

b. Kurangnya motivasi dari orang tua

Sebagaimana halnya dengan kegiatan di sekolah orang tua

4 Ahmad Faiz, S.H! "Ketua Majlis Taklim Remaja iVlasjid Jami' AI-Barkah, Wmj'ancara

(54)

42

merupakan hal yang terpenting dalam mewujudkan suatu kemauan pada kegiatan remaja, jika orang tua dalam hal ini kurang mendukung untuk memberikan suatu motivasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh remaja maka kegiatan apapun yang dilaksanakan oleh remaja tidak akan berjalan dengan baik, oleh sebab itu motivasi sangat dibutuhkan remaja dalam memaukan kegiatan yang ada di Majlis Taklim Remaja Masjid Jami' AI-Barkah.

c. Usaha - usaha Remaja Islam Masjid Al-Barkah (RISMA) dalam mengatasi hambatan-hambatan di atas.5

1. Mencari dana yang maksimal

Usaha ini adalah penting karena dana merupakan penggerak jalannya kegiatan dalam sebuah organisasi oleh karenanya pencarian dana diusahakan secara maksimal, baik melalui iuran anggota. Donator tetap dari orang tua remaa dan simpatisan jama'ah masjid AI-Barkah.

2. Memberikan penerangan kepada mereka.

Untuk mengatasi hambatan bagi remaJa yang kurang berminat dalam kegiatan dakwah para pengurus Remaja Islam Masjid Al-Barkah (RISMA) berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan bimbingan, agar para イ・ュ。ェセ mengikuti kegiatan tersebut. Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi hal

(55)

tersebut di atas adalah.

2.1 Melalui ceramah-ceramah

Untuk ini dilakukan dengan diadakannya kegiatan ceramah,

baik dalam lingkup yang kecil ataupun besar. Dalam lingkup kecil misalnya memberikan pengarahan arti dan makna penting arti

dakwah bagi setiap muslim, dan remaja khususnya. Demikian remaja diharapkan menyadari tanggung jawab yang dipikulnya untuk berusaha melakukan dakwah melalui cara-cara yang sesuai dengan kemampuannya.

2.2 Memberikan contoh-contoh kegiatan positif

Remaja biasanya menyukai bentuk-bentuk kegiatan yang

secara langung dapat dirasakannya, kegiatan-kegiatan yang bersifat riii. Usaha seperti ini sebenarnya secara tidak disadari

mereka maka secara bertahap mereka diharapkan memahami melakukan kegiatan-kegiatan yang positif yang dapat

dimanfaatkan orang lain dalam rangka menuJu kebaikan juga

dalam rangka dakwah.

2.3 Memberikan pengetahuan tentang agama.

Pengetahuan agama ini diberikan terutama yang secara langsung berkaitan erat dengan bagaimana usaha agar menjadi

muslim yang baik yang mengerti agama dan mau

(56)

44

pengetahuan-pengetahuan keagamaan maka dapat diharapkan

mereka juga mau menyampaikan pengetahuan agamanya kepada

selain mereka yang benar-benar memerlukan. 2.4 Membuat program sesuai dengan minat.

Program ini diadakan dengan harapan remaja semakin lebih

tertarik karena minat yang dimilikinya tersalurkan. Apabila remaja telah merasakan keadaan tersebut, maka praktis mereka Juga

merasakan adanya penghargaan pada dirinya dari orang lain.

Dalam tahap seperti itulah maka ajakan untuk melakukan dakwah dengan mereka akan diterima karena mereka menyadari

kegiatan tersebut hakekatnya juga bentuk penyelusuran minat mereka.

2.5 Pembinaan terus - menerus

Pembinaan yang dilakukan secara terus-menerus agar

setiap remaja dapat benar-benar mengerti dan memahami secara matang, tidak setengah-tengah dalam memahami makna agama dalam kehidupan. Dengan adanya pembinaan yang terus menerus

ini pula sesungguhnya merupakan bentuk lain dari usaha untuk menempa mereka sehingga dapat menjadi para remaja yang siap untuk diberi tanggung jawab khususnya dalam bidang keagamaan.

2.6 Memperbanyak kegiatan yang bersifat dakwah

(57)

mengadakan kegiatan peringatan hari-hari besar Islam, tadarrus keliling ataupun terjun langsung dalam khutbah jum'at.

Dalam kegiatan hari-hari besar Islam sering kali remaja dijadikan panitia dengan cara itu secara bertahap mereka merasakan tanggung awab untuk memakmurkan agamanya.

B. Kegiatan Pembinaan

Pengajian Remaja Masjid Jami' AI-Barkah sebagai organisasi yang berdiri dilatarbelakangi oleh banyaknya orang tua yang mengharapkan anak-anaknya

mendapatkan pembinaan khusus tentang agama. Oleh karena itu, organisasi ini terus berusaha untuk mengaktitkan berbagai kegiatan dalam rangka membina,

mengarahkan dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki remaja.

Pada dasarnya seluruh kegiatan yang dilaksanakan di Majlis Taklim

Remaja Masjid Jami' Al-Barkah adalah merupakan usaha pembinaan agama

akan tetapi, disamping itu diaktifkan pula suatu kegiatan pembinaan agama secara khusus.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kegiatan pembinaan akhlak Majlis Taklim Remaja Masid Jami' Al-Barkah terbagi dalam 2 bagian.

1. Kegiatan Pembinaan Akhlak secara umum

2. Kegiatan Pembinaan Akhlak secara khusus

1. Kegiatan Pembinaan Akhlak secara umum

(58)

46

bermaksud untuk menciptakan suatu keadaan lingkungan yang kondusif bagi

remaja dimana dalam semua kegiatan diwarnai oleh nilai-nilai akhlak, sebagai benteng penanaman akhlak-akhlak mulia, untuk menangkal dan segala bentuk

kemungkaran. Lingkungan masyarakat yang di dalamnya terdapat suatu aktifitas positif bagi remaja sangatlah penting, karena jika tidak, maka dapat dibayangkan

bahwa kerusakan akan mendekati para remaja. Di dalam buku Zakiah Dradjat yang berjudul : "Pembinaan Remaja" dikatakan bahwa:

"Apabila dalam suatu masyarakat tidak tampak lagi keunggulan moral, dimana sopan santun hidup kurang terpelihara, Agama dan nilai-nilai pasti tidak terlihat lagi, serta penipuan, percecokan dan pelanggaran atas hak-hak orang lain menjadi biasa saja, makajiwa remaja akan semakin tertekan dan berontak,,6

Pembinaan akhlak terhadap remaja di MajIis Taklim Remaja Masjid

Jami' AI-Barkah yang menyangkut

1. Penanaman nilai-nilai agama secara lang sung

Pengajian rutin yang dilaksanakan setiap malam Selasa, yaitu memberikan ceramah-ceramah yang berhubungan dengan tauhid, fiqih,

ibadah dan lain-lain. Sebagai manifestasi dari pengetahuan-pengetahuan agama yang telah diperoleh Remaja di Masjid AI-Barkah diaktitkan dalam

berbagai kegiatan yang mencakup berbagai bidang kesenian, hiburan

bernuansa Islam dan lain-lain.

2. Kegiatan hiburan berupa acara tour ziarah

Pelaksanaannya ditekankan kepada peserta bahwa kegiatan itu

(59)

bukanlah hanya merupakan acara hura-hura, akan tetapi benar-benar

merupakan sarana untuk meningkatkan rasa keimanan kita kepada Allah SWT.

3. Kegiatan berhubungan dengan sosial kemasyarakatan,

Seperti kerja bakti membersihkan Masjid dan lingkungan, kemudian

membantu masyarakat yang tertimpa musibah dan lain-lain. Kegiatan ini

bertujuan untuk membentuk jiwa sosial, cinta terhadap lingkungan, rasa kebersamaan dengan sesama remaja dan rasa persaudaraan dengan masyarakat.

Pelaksanaan seluruh kegiatan di Majlis Taklim Remaja Masjid Jami'

Al-Barkah adalah merupakan suatu usaha preventif agar remaja terhindar dari berbagai persoalan dan menghindari perbuatan-perbuatan yang berdampak buruk bagi remaja dan dari semua kegiatan itu diharapkan remaja mempunyai bekal

untuk hari depannya.

2. Kegiatan Pembinaan Akhlak secara khusus

Pembinaan yang dilaksanakan pada waktu tertentu khususnya untuk proses

pemberian bantuan kepada para remaja yang ingin mengkonsultasikan permasalahannya. Waktu khusus itu dilakukan setiap malam Selasa, setelah pengajian rutin selesal dilaksanakan. Pada waktu tersebut remaja diberi kesempatan secara bebas untuk berkonsultasi tentang berbagai persoalan yang

dihadapi, baik itu secara pribadi dan kelompok.

(60)

48

wawancara. Pada kesempatan ini remaja diberikan kesempatan seluas-luasnya

untuk mengungkapkan semua permasalahan yang dihadapi.

Mengenai waktu tidak hanya terfokus pada jam dan hari yang sarna, akan tetapi para remaja juga mempunyai kesempatan yang terbuka di luar hari yang ditentukan.

Adapun pembinaan secara kelompok, dilakukan dengan cara menulis permasalahan yang dihadapi, hal ini dimaksudkan agar supaya nama dan

identitas diri mereka terjamin kerahasiaannya. Setelah itu pembinaan

mengumpulkan, mengindentifikasi, dan mengklarifikasi masalah-masalah yang diajukan, dalam penyelesaiannya digunakan 2 metode, metode yang pertama,

pembinaan menggambarkan permasalahan yang telah terjadi, yang kemudian ditanggapi oleh para remaja melalui tanya jawab antar mereka, dan pembinaan

hanya mengarahkan secara tidak langsung temtama yang berkaitan dengan sentuhan-sentuhan agama. Metode yang kedua, permasalahan diajukan secara

tertulis dan langsung dijawab oleh pembina7 Demikianlah kegiatan yang

dilakukan oleh pengurus Majlis Taklim Remaja Masjid lami' AI-Barkah.

C. Tujuan Pembinaan Akhlak

Tujuan Pembinaan Akhlak remaJa pada dasarnya tidak berbeda dengan

tujuan berdirinya Majlis Taklim Remaja Masjid lami' Al-Barkah yaitu

(61)

mempersatukan ummat, pengenalan Islam, pembinaan akhlak. Akan tetapi tujuan

pembinaan lebih memfokuskan pada pemecahan masalah yang sangat rentan dialami oleh para remaja. Adapun tujuan pembinaan akhlak di sini adalah untuk memberikan bantuan kepada para remaja agar dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, yang kemudian dapat mencegah

timbulnya masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi dalam dinamika masa muda.

D. Analisis Terhadap Efektifitas Akhlak Remaja

Untuk mengetahui pembinaan akhlak remaja Masjid AI-Barkah Duren-Sawit Jakarta Timur, penulis menganalisis dan menginterpretasikan data yang

telah diperoleh dengan menggunakan teknik persentase. Untuk memudahkan

penulis dalam menganalisis dan menginterpretasikan data dari hasil penelitian,

maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses perubahan data dari instrument penelitian (angket) menjadi tabel-tabel (persentase) untuk lebih jelas

[image:61.595.54.476.228.513.2]

dapat dili,pat pada tabel-tabel sebagai berikut :

Tabel IV. 1

(62)

50

Aspek Masalah Alternatif Jawaban Frekwensi Persen

Perlukah diadakan pembinaan Perlu 15 37,5%

akhlak remaJa untuk Sangat Perlu 25 62,5%

menyelesaikan masalah Tidak Perlu

-

-Jurnlah 40 100%

Sumber : Kuesloner, data dlOlah 7 Agustus 2006

Menurut pengamat penulis. Pada tabel 1 menunjukkan bahwa para remaja

membutuhkan suatu temp at untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang biasa dihadapi oleh remaja. Hal ini terbukti dengan responden yang menjawab

sangat perlu 25 orang atau sekitar 62,5%, dan yang periu 15 orang atau sekitar 37,5%, maka dari sini dapat dilihat bahwa sebagian besar dari mereka

[image:62.595.56.473.182.558.2]

membutuhkan pembinaan akhlak.

Table IV. 2

Manfaat Pembinaan Akhlak

Aspek Masalah Alternatif Jawaban Frekwensi Persen

Selama mengikuti kegiatan Ya 35 87,5%

Pembinaan Akhlak apakah Tidak

-

-anda merasakan perubahan Biasa saja 5 12,5%

vano berarti nana diri anda Jumlah 40 100%

Sumber ; KueslOner, data dlOlah 7 Agustus 2006

Sebagaimana tabel pertama. Dalam tabel ke-2 juga para remaja memberikan

jawaban "ya" sebanyak 35 orang dari 40 responden atau sekitar 87,5% sedangkan yang merasa "biasa saja" sebanyak 5 responden atau sekitar 12,5%. Tabel ini

(63)

mereka, yang dapat membantu kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi

Tabel IV. 3

Pemecahan Masalah dalam Pembinaan Akhlak

Apek Masalah Alternatif Jawaban Frekwensi Persen

Apakah anda sering Sering 10 25%

mengkonsultasikan Kadang-kadang 30 75%

masalah anda Tidak Pernah

-

-Jumlah 40 100%

Sumber : KueslOner, data dlOlah 7 Agustus 2006

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa sudah adanya kesadaran pada diri remaja

untuk menyelesaikan masalahnya pada orang yang tepat, hal ini terbukti dengan tidak adanya remaja yang tidak pernah berkonsultasi didalam menyelasaikan

masalahnya.

Hal ini dapat dilihat pada responden yang menjawab "sering" sebanyak 10

[image:63.595.58.476.151.653.2]

atau sekitar 25%, kadang-kadang sebanyak 30 responden atau sekitar 75%

TabellV.4

Keberhasilan Pembinaan Akhlak

Aspek Masalah Alternatif Jawaban Frekwensi Persen

Dengan adanya program Ya 32 80%

Pembinaan akhlak apakah Kurang 8 20%

dapat membantu anda dalam Tidak

-

-menyelesaikan masalah Jumlah 40 100%

Sumber : Kuesloner, data dlOlah 7 Agustus 2006

(

Gambar

Tabel IV. 1
Table IV. 2
TabellV.4Keberhasilan Pembinaan Akhlak
Tabel IV. 5
+5

Referensi

Dokumen terkait

dalam kehidupan beragama pada zaman modern ini, khususnya remaja yang dirasakan semakin menciut maka kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh Pengurus Dewan kemakmuran

Manajemen pendidikan non formal di Masjid Syarif dalam upaya pembinaan akhlak remaja mencakup empat hal: pertama, seni dan ilmu ,berlandaskan visi, misi, dan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Peran Ikatan Remaja Masjid (Irmas) Jami‟ Babussalam dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Desa Kedongdong

Upaya yang dilakukan oleh Ikatan Remaja Masjid Silaturrahim dalam membina akhlak berpakaian sesuai syari’at, yaitu dengan cara mengadakan beberapa kegiatan-kegiatan agama yang dapat