• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh aktivitas dakwah terhadap perubahan akhlak remaja masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh aktivitas dakwah terhadap perubahan akhlak remaja masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tangerang"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH AKTIVITAS DAKW AH TERHADAP

PERUBAHAN AKHLAK REMAJA MASJID JAMI'

ASY-SYAFI'IYYAH PONDOK PUCUNG

KARANGTENGAHTANGERANG

II

1111 . .

llili..

Ull

I

Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

llitet'ht... _,.. . -.... MセNLN⦅NNNNNN⦅I@ rl:tri : ... セᄁᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋᄋM

l'gl. '.

ᄋセ」MᄋEセセᄋウᄋ_st」ウMᄋ@

No. Induk ..••...

L. ... ..

ゥZャ。ウゥヲゥォョNウZセ@ : ...•..••.•..•...•..•.•....

Oleh:

Matuloh

NIM: 104051001791

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAl(ULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

PENGARUH AKTIVITAS DAKWAH TERHADAP.

PERUBAHAN AKHLAK REMAJA MASJID

ASY-SYAFI'IYYAH PONDOK PUCUNG

KARANGTENGAHTANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada fakultas dakwah dan komunikasi Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos-1)

Oleh:

Matuloh

NIM: 104051001791

Dosen Pembimbing

Dr. H.M. Idris A. Shomad, M.A

NIP: 19610725200003001

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

PENGESAHAN P ANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "Pcngaruh Aktivitas Dakwah Terhadap Pcrubahan Akhlak Rcmaja Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah Pondok Pucung Karang Tengah Tangcrang" telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 09 Desember 2009. Skripsi in.i telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.l) pada program studi Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 09 Desember 2009 Dewan Sidang Munaqasyah

crangkap anggota

Drs. Stud izal LK MA

NIP. 19 'f0428 199303 1 002

Penguji I

Drs. Jumroni, !VI.Si.

NIP. 19630515 199203 1 006

Anggota

Sckretal'is mcrangkap anggota

Muallimin Ibrahim, S.Pd.I NIP. 1963015 198503 1 006

(4)

Tangerang".

Islam adalah agama dakwah; agama .Islam menegaskan umatn)'a unmk menyebarkan dan mensyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai rahmat bagi semesta alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan mnat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakana dengan sungguh-sungguh dan penuh rasa sabar dan keikhlasan.

Dakwah bukan saja sekedar keharusan, akan tetapi merupakan tugas dan tanggung jawab seluruh kaum Muslimin dan Muslimat yang mesti dilaksanakan. Dengan banyaknya kemaksiatan atau kemungkaran di muka bumi ini yang sangat beragam bentuknya, mulai dari perzinahan, penjudian, pencurian, dan kemaksiatan yang ada, maka menjadi keharusan kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat berdakwah sesuai kapasitas dan kemampuan yang dimiliki.

Untuk mengantisipasi agar terciptanya Akhlak terpuji pada setiap diri seorang Muslimin dan Muslimat dari kemaksiatan-kemaksiatan yang ada, maka tidak sedikit dari pada juru dakwah membuat organisasi Islam dan lembaga-lembaga dakwah yang bertujuan mencegah dan menghilangkan kemaksiatan-kemaksiatan yang ada. Adapun salah satu organisasi Islam yang mempunyai peran penting di masyarakat dalam mencegah kemaksiatan adalah Aktivis-aktivis masjid.

Peran dari aktivis-aktivis masjid seperti adanya Dewan Kemaknmran Masjid (DKM) sangatlah penting guna mempersempit tindakan kemaksiatan khususnya Masyarakat yang ada di wilayah masjid tersebut. Sasaran dakwah para aktivis Masjid diantaranya adalah para remaja, karena maju mundumya suatu negara tergantung dari pada remaja.

Kehadiran Dewan Kemakmuran Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah di tenggah-tengah kampung Pondok Pucung bukan sekedar Organsasi Islam biasa, akan tetapi menjadi pusat kegiatan-kegiatan dakwah, dan memiliki loyalitas tinggi dalam mengubah akhlak masyarakat sekitar khususnya para Remaja agar menjadi akhlak yang Berakhlakul Karimah.

Dalam penelitian ini, peneliti menjelaskan tentang bentuk-bentuk aktivitas dakwah yang ada di Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah, di antaranya: Pertama, Dakwah Bil-Lisan, seperti: Tabligh-tabligh umum, pengajian-pengajian. Kedua, Dakwah Bil-Haal, seperti: memberikan santunan anak yatim dan fakir miskin, membantu orang yang terkena musibah.

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbi!' alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Ralnnat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul "Pengaruh Aktivitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak Remaja Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah

Pondok Pucung Karang Tengah Tangerang".

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sang pembawa risalah kebenaran dan menjadi suri tauladan bagi seluruh manusia.

Penulisan skripsi ini tidaklah dapat diselesaikan oleh penulis sendiri, tanpa adanya perhatian, bantuan dan pengorbanan baik do'a maupun wujud kongkrit yang penulis terima dari orang-orang yang selalu ada di dalam hati dan pikiran penulis. Didasari ha! tersebut, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat :

1. Ayahanda Marta dan lbunda Mursiah, Terima kasih atas segala doa dan kesabarannya atas jerih payah dan pengorbanan yang tak terhingga serta senantiasa memberikan semangat tanpa jemu hingga anaknya dapat menyelesaikan penelitian. Jasa kalian tetap dal.am ingatan tidak ada yang dapat dipersembahkan sebagai balasan melainkan hanya sebuah kejayaan. Adik-adikku tercinta Ahmad Nur, Muhammad Ali, dan si cantik Putri awaliyah.

(6)

3. Bapak DR. Arief Subhan, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakw.ah dan Komunikasi, dan beserta para Pembantu Dekan.

4. Bapak Drs. Wahidin Saputra MA. dan Ibu Ummi Musyarofah, MA.,. Selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

5. Tim penguji skripsi, penguji I Drs. Jumroni, M.Si., penguji II Drs Wahidin Saputra, MA, serta ketua sidang Drs. Study Rizal LK., MA. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya yang telah mengujikan skripsi saya dan juga memberikan kritikan dan saran-saran yang membangun untuk masa depan saya.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman, semoga ilmu pengetahuan dan pengalaman yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi penulis.

(7)

membantu memberikan informasi tentang masjid dan kepada saudara M. Dasuki selaku ketua Ikatan Pemuda Remaja Masjid Asy-Syafi'iyyah (IPREMA) serta selurnh remaja IPREMA yang telah bersedia mengisi kuesioner guna membantu saya dalam penyelesaian skripsi.

9. Teman-temanku seperjuangan Jurusan KPI Fakultas Dakwah dan Komunikasi angkatan 2004, khususnya teman-teman di KPI B terutama Irwan, Samlanih, llidwanullah (One), Daseva, Samsuri (Abloy), AH llidlo, Fajar dan teman-teman KPI B lainnya, terima kasih atas motivasi, kebersamaan, dan do'anya.

10. Sahabat-sahabatku tercinta di Paduan Suara VOC, llini, Restifa, Keysi, Aini, Fitrah, Dhani, Ega, Bandar, Nunu, Ina Salma, Eneng, dan teman-teman pengurus serta anggota dan juga kakak-kakak Alumni K' Apoy (Wali Band), K'Ambon, K'Uqon, K'Najri, K'Lulu, K'Uwi, Ina Maelufa, Anggie, Ferra Asmara, Deni Kurniawan, serta Kakak-kakak yang lainnya. Rasa kebersamaan, kekeluargaan serta Ilmu Pengetahuan musik dan pengalaman organisasi yang telab diberikan kepada penulis menjadi sangat berharga. Voice Of Communication "Ditanganku Berkarya, Disuaraku Bernada"

11. Terakhir kepada semua teman-teman yang telab memberikan batuan moril maupun materil kepada penulis, saya ucapkan banyak terima kasih semoga teman-teman rnendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

(8)

KATA PEN GANT AR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFT AR TABEL ... viii

BABI PENDAHULUAN A. La tar Belakang Mas al ah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Sistematika Penelitian ... 20

BAB II TIN.TAU AN TEORITIS A. Aktifitas ... 22

B. Dakwah ... : ... 23

l. Pengertian Dakwah ... 23

2. Mad'u ... 25

B. Remaja ... 28

l. Pengertian Remaja ... 28

2. Kenakalan Remaja ... 29

(9)

BAB III

C. Masjid ... 42

L Pengertian Masjid ... 42

2. Masjid Sebagai Pusat Kegiatan Dak'Wah Islamiyah ... 43

D. Akhlak ... 44

l. Pengertian Ak:hlak ... 44

2. Keutamaan Akhlak ... 45

3. Macam-macam Akhlak ... 46

a) Akhlakul Mahmudah ... 46

b) Akhlakul Mazmumah ... 4 7 GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID JAMI' ASY-SY AFI'IYY AH DAN REMAJA MASJID A Masjid Jami'Asy-Syafi'iyyah ... 49

1. Sejarah Berdirinya ... 49

2. Letak Geografis ... 50

3. Struktur Organisasi ... 51

4. Visi dan Misi ... 53

B. Remaja Masjid ... 54

l. Sejarah Berdirinya IPREMA ... 54

(10)

BABV

TENGAH TANGERANG

A. Bentuk-Bentuk Aktivitas Dakwah Masjid

Jami' Asy-Syafi'iyyah ... 58

B. Deskripsi Data ... 64

C. Analisis Data ... 67

l. V ariabel Aktivitas Dakwal1 ... 67

2. Variabel Peruballan Akhlak Remaja ... 78

3. Pengaruh Aktivitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak Remaja Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah ... 88

PENUTUP A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 96

DAFT AR PUST AKA ... 97

(11)

DAFTAR TAB.EL

Tabel 1 : Interprestasi Nilai "r" ... 16

Tabel 2 : Jadwal Pengajian Malam Selasa ... 60

Tabel 3 : Data Responden Menurut Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4 : Data Responden Menurut Pendidikan Terakhir ... 65

Tabel 5 : Data Responden Menurut Jenis Pekerjaan ... 66

Tabel 6 : Tanggapan Responden Tentang Kepada Kebaikan dan Mencegab Segala Kemw1gkaran ... 67

Tabel 7 : Tanggapan Responden Tentang Aktivitas Dakwab Masjid Merupakan Proses Dalam Mengubab Akhlak ... 68

Tabel 8 : Tanggapan Responden Tentang Memberikan bantuan Kepada Orang Yang Terkena Musibah Agar Mendapatkan Pujian Dari Orang Lain ... 69

Tabel 9 : Tanggapan Responden Tentang Ketidak Pernaban Absent Dalani Mengikuti Pengajian Remaja Pada Malam Selasa ... 70

Tabel 10 : Tanggapan Responden Tentang Materi Yang Diberikan Ustadz Dalam Pengajian Sesuai Dengan Masalah Kehidupan Sehari-hari ... 71

Tabel 11 : Tanggapan Responden Tentang Materi Yang Diberikan Ustadz Jelas dan Mudall Dimengerti ... 72

Tabel 12 : Tanggapan Responden Tentang Materi Yang Diberikan Ustadz Sesuai Dengan Kebutuhan Remaja ... 73

Tabel 13 : Tanggapan Responden Tentang Materi Yag Diberikan Ustadz Kurang Menarik dan Bikin Ngantuk ... 74

[image:11.551.42.443.80.566.2]
(12)

Orang Tua ... 79 Tabel 18 : Tanggapan Responden Tentang Perasaan Iri Ketika Melihat

Teman Mempunyai Sesuatu Yang Bagus ... セ@ .... 80 Tabel 19 : Tanggapan Responden Tentang Menjaga Kebarsihan

Lingkungan Rumah ... 81 Tabel 20 : Tanggapan Responden Tentang Mengucapkan

Perkataan Mulia ... : .... 82 Tabel 21 : Tanggapan Responden Tentang Mengkonsumsi Minuman Keras

Dan Bermain Judi ... 83 Tabel 22 : Tanggapan Responden Tentang Bersi!aturrabmi Kepada Keluarga

Dan Saudara ... : ... 84 Tabel 23 : Tanggapan Responden Tentang Mengucap Salam Ketika Bertemu

Dengan Orang Lain ... 85 Tabel 24 : Tanggapan Responden Tentang Berprasangka Buruk

Kepada Orang Lain ... 86 Tabel 25 : Tanggapan Responden Tentang Bertindak Tegas Kepada Orang

Mencoba Menganggu dan Merusak Akhlak

Orang Islam ... 87 Tabet 26 : Interpretasi Nilai "r" ... 88 Tabel 27 : Perhitungan Untuk Memperoleh Indeks Korelasi Antara

[image:12.537.27.426.54.523.2]
(13)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menegaskan umatnya untuk menyebarkan dan mensyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia sebagai ralunat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakana dengan sunggnh-sungguh.1

Berdakwah adalah kewajiban setiap rnuslim (fardhu 'ain) bagi yang telah akil baligh untuk melaksanakan dakwal1 mengajak orang-orang di sekelilingnya mengikuti berita baik dan benar, karena dakwah rnerupakan perintah Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat Ali-lrnron ayat 104:

Artinya:

(14)

Ketika seorang muslim melihat kemungkaran yang dilaln1kan secara terang-terangan, maka Rasulullah SAW mewajibkan setiap muslim untuk mengubah kemungkaran tersebut.2 Adapun cara mengubah kemungkaran sesuai dengan hadist Rasnllah SAW yang diriwayatkan oleh Mnslim adalah mengubah kemungkaran tersebut dengan tangannya langsung, apabila tidak bisa dengan tangan, rnaka diubah dengan lisannya, dan apabila tidak bisa juga dengan lisannya, maka hendaklah mengubalmya dengan hati yaitu mengingkari kemungkaran tersebut dalam hati.

Dengan banyaknya kemungkaran yang te.rjadi di rnasyarakat kita seperti: perjndian, perzinahan, pencurian dan kemungkaran lainnya yang terjadi di tengah-tengah masyarakat kita, maka banyak juga masyarakat Islam klmsusnya, ilrut serta dalam memberantas serta mencegah kemaksiatan-kemaksiatan yai1g ada, yaitu melalui organisasi-organisasi Islam, dan lembaga dakwah Islam. Adapun salah satu organisasi Islam yilllg mempunyai peran penting di masyarakat dalam mencegah kemungkaran adalah Akiivis-akiivis masjid.

Aktivitas dak-wah Islam bisa berjalan dengan baik apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah dengan adanya bangunan sebuah masjid. Fungsi utama masjid adalal1 sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat sholat, dan tempat beribadah kepada-Nya.3

(15)

3

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pengurus masjid. Kegiatan-kegiatan tersebut diadakan semata-mata untuk mengajak seluruh manusia senantiasa selalu berada di jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.' Masjid dijadikan sebagai sentral kegiatan umat Islam sebagaimana sudah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya pada zaman itu.

Ketika masjid dimaksima!kan peran dan fungsinya sebagai pusat pembinaan umat, maka ada sisi aktivitas yang harus dikembangkan. Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh dan melibatkan sekelompok orang dan aktivitasnya pun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh karena itu, semestinya aktivitas masjid menyentuh dan melibatkan semua kelompok jama'ah mulai dari kanak-kanak, remaja, orang dewasa sampai orang tua yang sudah lanjut.4

Artinya:

(16)

Dalam hal ini kelompok yang harus segera dibina dan hams dibimbing adalah kelompok remaja, karena remaja mernpakan salah satu harapan bangsa, karena maju atau mundumya suatu bangsa ada di tangan para remaja, apabila remaja memiliki akhlak mulia serta mempunyai pengetahuan yang luas maka majulah bangsa dan apabila remaja mempunyai akhlak tercela serta sering berbuat kemungkaran seperti, memakai narkoba, pergaulan bebas, maka tinggal menunggu kehancuran suatu bangsa.

Dalam masa perkembangannya, remaja sangat rawan dan mudah terpengarnh oleh hal-hal yang negatif. Apalagi pada zaman sekarang ini, kehidupan masyarakat cenderung mengikuti nilai-nilai hidup orang barat yang disebut Westemisasi yang negatif, yang belum tentu sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Hal ini diperkuat oleh pendapat Ismail Yusanto dalam buk'Uflya yang berjudul "Islam Ideologi, Refleksi Cendikiawan Muda" yang dijelaskan sebagai berilcut: "Bagi mereka tidak ada tabu termasuk seks bebas, pakaian tidak senonoh, sepanjang tidak mengganggu ornng lain. Bila tidak waspada, pemuda Islan1 saat ini akan mudal1 terasingkan dari ajarannya". 5

(17)

6

masuk melalui media massa baik cetak ataupun elektronik. Untuk mengantisifasi ha! itu semua maka dari pengurus Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah mempunyai inisiatif untuk mengadakan pembinaan khusus terutama kepada anak-anak remaja baik pembinaan dari segi akidah dan pembinaan dari segi akhlak.

Metode atau cara yang dipakai dalam aktivitas dakwah dalam memberikan pembinaan akidah dan akhlak ada dua metode dakwah yang digunakan yaitn, pertama metode Bil-Lisan dan yang kedua metode Bil-Haal.

Metode pertama adatah Bil-Lisan yaitn berupa pengajian-pengajian rutin mingguan, bulanan dan tahunan diantaranya pengajian mingguan untuk pengajian remaja putra dan putri setiap malam selasa dan pengajian bapalc-bapak serta remaja putra setiap malam jum'at, dan pengajian bulanan setiap minggu pertama pada setiap bulan yang dikhususkan untnk remaja putra dan putri dan pengajian rutin tahunan adalah Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti: Peringatan Muharraman, Peringatan Mautid Nabi Muhammad SAW, peringatan Isra' Mi'raj Nabi Muban1mad SAW, gema Ramadhan, dan Halal-Bithal. Metode yang kedua adalah Bil-Hal yaitu sifatnya lebih kepada kegiatan sosial seperti, mengadakan penggalangan dana dan memberikan santunan untnk anak yatim, pengalanggan dana guna memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena musibah. Di samping itu juga metode

(18)

perlahan-lahan agar bisa gabung mengik:uti kegiatan-kegiatan yang ada di

masjid dan menasihatinya agar tidak mengulangi perbuatan haram tersebut.

Dari banyaknya aktivitas dakwah di atas yang telah dan sedang

dilakukan oleh pengurus Masjid Jan1i' Asy-Syafi'iyyah maka, kegiatan

dakwah yang lebih diprioritaskan kepada kegiatan remaja guna membentuk

akhlak mereka menjadi akhlakul karimah. Dari penjabaran di atas maka

peneliti tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengaruh aktivitas dakwah

yang telah dan sedang dilaksanakan oleh pengurus-pengurus masjid dalam

merubah akhtak remaja, dan peneliti tertarik untuk membuat penelitian yang

berjudul: "Pengaruh Aktivitas Dakwah Terhadap Perubahan Akhlak

Remaja Masjid Jami Asy-Syafi'iyyah Pondok Pucung Karang Tengah

(19)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalab

8

Untuk membatasi masala11 dan lebih memfokuskan penelitr dalam penelitian ini, maka masalah yang akan diteliti hanya pada pengaruh aktivitas dakwah Bil-Lisan dan Bil-Haal yang dilaksanakan oleh Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyab terhadap remaja masjid IPREMA periode: 2008-2009.

2. Perumusan Masala11

Berdasarkan pembatasan masalab di atas, maka peneliti akan merumuskan masalall sebagai berikut:

a. Bagaimana bentuk-bentuk aktivitas dakwab yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah?

b. Bagaimana pengaruh aktivitas dakwab Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah terhadap perubaban akhlak remaja masjid?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalaban di atas, maka tujuan dari diadakan penelitian ini adalall:

a. Untuk mengetahui bentuk aktivitas dakwab yang dilaksanakan oleh pengurus Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah.

(20)

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

Memberikan wawasan kontribusi positif dalam bidang studi Dakwah dau Komunikasi serta memberikan kontribusi tentang pcngaruh aktivitas dakwah Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah tcrhadap perubahan akhlak remaja kepada selurub mahasiswa fakultas dakwah dan komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Memberikan informasi dan kontribusi kepada seluruh pengurus Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah tentang pengaruh dari aktivitas dak:wah yang dilaksanakan oleh pengurus terhadap perubahan akhlak Ikatan Pengajian Remaja Masjid Asy-Syafi'iyyah (IPREMA).

D. Metodologi Penelitian

(21)

10

angka-angka dan mengolahnya dengan rumus-rumus tertentu dan pendekatan kualitatif ini digunakan untuk memberikan penjelasan berupa kata-kata dari pendekatan 1..'Uantitatif yang berupa angka-angka.

Sedangkan desain penelitian ini adalah survai. Dalam penelitian survai informasi dikumpulkan dari responden dengan mengunakan 1..'Ucsioncr. Pada umumnya, pcngcrtian survai dibatasi pada pcnclitian yang datanya dikumpulkan dari sample atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitian survai adalah "penelitian yang mengambil sample dari satu populasi dan mengunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok." 6 Dalam penelitian ini peneliti ingin mengsurvai langsung untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas dakwah Masjid Asy-Syafi'iyyah terhadap perubahan akhlak para remaja Masjid, Pondok Pucung, Karang Tengah, Tangerang.

Pada penelitian ini mengunakan 2 variable yaitu: Pertama, variable bebas "independent variable" adalah merupakan aktivitas dakwah Masjid Jan1i' Asy-Syafi'iyyah. Kedua, variable terikat "dependent variable"

adalah perubahan akhlak remaja Masjid. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y).7

6

(22)

1. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian yaitu tempat memperoleh keterangan. Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah aktivitas dakwah Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah Pondok Pucung ICarang Tcngah Tangcrang.

Dan sedangkan yang menjadi objek dalam penclitian ini adalah meneliti sejauh mana Pengaruh aktivitas dakwah yang dilaksanakan oleh Pengurus Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah terhadap perubahan akhlak Remaja masjid.

2. Populasi dan Sample

(23)

12

3. Tehnik Pengumpulan Data

Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini, tehnik pengumpulan data yang akan dilaksanakan adalah melalui beberapa data yaitu:

a Observasi, adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. 9 Dalam observasi ini peneliti melak"llkan pengamatan langsung terhadap subyek penelitian, yaitu tentang bentuk-bentuk ak"tifitas yang dilaksanakan oleh Pengurus Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah dalam upaya merubah akblak remaja masjid.

b Angket/ kuesioner, angket adalah suatu alat pengun1pulan data berisi daftar pertanyaan atau pernyataan secara tertulis yang ditujukan kepada responden penelitian. Pertanyaan atau pernyataan pada angket bisa berbentuk tertutup (berstruktur), dan bisa juga berbentuk terbuka (tidak bersiuktur). to Dalam penelitian ini, pcneliti mengunakan

pertanyaan-pertanyaan pada angket yang berbentuk tertutup (berstuk"iur).

c Wawancara, adalah metode pengumpulan data dcngan jalan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.11 Peneliti mewawancara dengan pihak yang bersangkutan yaitu ketua DKM dan ketua rcmaja Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah untuk mengetahui gambaran umum tentang masjid dan mengetahui bentuk-bentuk

9 Husni Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Pene/itian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara,

(24)

akiifitas dakwah apa saja yang telah dilaksanakan dalam membina remaja khususnya dan umumnya kepada masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini juga peneliti mewawancara pembina IPREMA dan ketua IPREMA guna mengetahui gan1baran umum tentang IPREMA dan mengetahui materi dan metode dakwah yang digunakan dalam upaya merubah akhlak remaja !vfasjid Jami' Asy-Syafi'iyyah.

d Dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan tentang apa yang diteliti. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data melalui: internet, buku-buku, dan bahan-bahan yang lairmya.

4. Tehnik Analisis Data

Ada beberapa tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

l. Editing, yaitu memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti, ditelaah dan dirumuskan pengelompokanya untuk memperoleh data-data yang akurat.

2. Tabulating, yaitu memindahkan jawaban-jawaban responden kedalam table, kemudian dicari prosentasenya untuk dianalisa.

3. Kesimpulan, yaitu penulis memberikan kesimpulan dari basil ana!isa dan penafsiran data.

(25)

14

pada masing-masing angket yang sudah diisi oleh responden sesum

ketentuan skor dengan mengunakan skala likert, t2 dengan ketentuan

sebagai berikut: untuk jawaban sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S)

diberi skor 4, ragu-ragu (RR) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2,

sangat tidak setuju (STS) dibcri skor I.

Setelah memberikan skor pada tiap-tiap jawaban, kemudian

mentabulasikan atau memindahkm1 jawaban-jawaban responden kedalmn

tabel, kemudian dicari pcrscntascnya untuk dianalisis, yaitu dengan

mengunakfill runms Distribusi Frekuensi Relatif atau disebut juga Tabel

Persentase, adapun rumusnya sebagai berikut: 13

Rum us

Keterm1gan

:IP=+

X100%1

: F

=

Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Number of Cases Gumlah frekuensi atau banyaknya

individu)

P = Angka persentase

Pada tahap selanjutnya peneliti mencoba untuk mengkorelasikan

antara dua variable yaitu variabcl X dan V ariabel Y dcngan mengunakan

rumus analisis korelasi product moment yang dipopulerkan oleh

Carl Pearson sebagai tekhnik analisisnya. Adapun rumusnya sebagai

[image:25.518.72.431.158.477.2]
(26)

rxy =

Keterangan :

r xy = Angka lndeks Korelasi "r" Product Moment N

l:X

l:Y

l:X2

l:

y 2

l:XY

= Number of Cases

= Jumlah skor variable X

= Jumlah skor variable Y

= Jumlah kuadrat skor variable X

= Jumlah kuadrat skor variable X

= Jumlah hasil perkalian antarn skor

x

dan skor

y

Dalan1 operasional data untuk mengetalmi ada atau tidaknya pengaruh atau korelasi antara aktivitas dak'Wah masjid dan perubahan akhlak remaja masjid ada dua macam cara yang harus ditempuh, yaitu: (1) Interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" Product Moment itu dilakukan dengan secara kasar a tau cara yang sederhana, dan (2) Interpretasi itu diberikan dengan terlebih dahulu berkonsultasi pada

[image:26.518.54.426.52.491.2]
(27)

16

I. Memberikan Interpretasi terhadap Angka I11deks Korelasi Product

Moment Secara Kasar (Sederha11a).

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap Angka

Indeks Korelasi "r" Product Moment (r xy), pada umumnya

dipergunakan pcdoman atau ancar-ancar sebagai beril'Ut:

Besarnya "r ,, Product Moment (r xy)

0,00-0,20

0,20 - 0,40

0,40- 0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

[image:27.521.53.427.145.506.2]

Tabel: 1

Interpretasi Nilai "r"

Interpretasi:

Antara Variable X dan Variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variable X dan variable Y).

Antara Variable X dan Variabel Y memang terdapat korelasi yang lemah atau rendah.

Antara variable X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan.

Antara variable X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

Antara variable X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tin}?gi.

Sebelum kita lakukan perhitungan untuk memperoleh Angka

Indeks Korclasinya (rxy), terlcbih dahulu kita rumuskan Hipotesis

(28)

Ha "Terdapat pengaruh positif yang signifikan, antara variabel X

(Aktivitas Dakwah Masjid) clan Variabel Y (Perubahan Akhlak

Remaja)."

Ho "Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan, antara vaiabel

X (Aktivitas Dakwa.'1 Masjid) dan Variabel Y (Perubahan Akhlak

Remaja)."

Tabel di atas tadi disebut juga sebagai Tabel Interpretasi Nilai

"r", untuk mencapai angka-angka yang ada pada tabel: I dihitung

berdasarkan skor aslinya, maka langkah yang perlu ditempuh

berturut-turut adalah:

a) Menyiapkan Tabel Kerja atau Tabel Perhitungannya, yang terdiri

dari enam kolom:

セ@ Kolom 1 : Subyek (dijumlallkan).

" Kolom 2 : Skor variabel X (dijumlallkan).

e Kolom 3 : Skor variabel Y (dijumlallkan).

• Kolom 4 : Hasil perkalian antara skor variabel X clan skor

variabel Y, atau: XY. (dijumlahkan).

" Kolom 5 : Hasil Penguadrat<m skor variabel X yaitu X2

( dijumlahkan).

• Kolom6 Hasil Penguadratan skor variabel Y yaitu Y2

[image:28.519.59.418.126.499.2]
(29)

18

b) Setelah membuat tabel perhitungan sesuai dengan kolom-kolom tabel di atas, kemudian mencari Angka Indeks Korelasinya dengan nunus Product Moment :

rxy =

セ@

{ N

L:

x

2

- (

L:

x

)2} {N

L:

Y2 - (

L:

Y )2}

2. Memberikan I11terpretasi Terlzadap Angka lndeks Korelasi "r"

Product Moment, dengan Jalan Berkorealitasi Pada Tabet

Nilai "r" Product Moment.

Cara yang kedua ini digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telab diajukan dengan jalan memperbandingkan "r" yang telab diperoleh dalam proses perhitnngan atau "r" observasi (rn) dengan besarnya "r" yang tercantum dalam table nilai "r" Product Moment (rt) dengan terlebih dalmlu mencari derajat bebasnya (db) atau degree of fredomnya (df) yang rumusnya adalab sebagai berikut:

I

df=N-nr Keterangan:

df = degree of fi"eedom

N =Number of cases

nr

=

Banyaknya variable yang dikorelasikan. [image:29.518.58.433.54.522.2]
(30)

atau lebih besar dari pada rt maka Hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbul1:i kebenarannya. Berarti mema11g benar antara variable X dan variable Y terdapat korelasi positif atau korelasi negatiVe yang signifikan. Sebaliknya, Hipotesi Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesis Nihil yang menyatakan tidak ada korelasi antara variable X dan variable Y itu salah.

Setelah dicari nilai r (basil perhitunggan r ), kemudian penulis menginterprestasikan basil tersebut, yaitu Ho diterima jika harga r dihitung kurang dari harga r table. Sebalikya jika harga r dihitung lebih atau sama dengan harga r table maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau dapat ditulis sebagai beril'Ut:

rhit < rtab = Ho diterima

(31)

20

Adapun telmik penulisan skripsi ini, berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Kaiya llmiah, yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ceqda tahun 2007.

B. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang jelas dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penyusunan ke dalam lima bah. Dimana masing-masing bab tcrdapat sub-sub pcmbahasan, dcngan penulisan sebagai berikut:

BABI PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan pernnmsan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III

[image:31.521.32.409.164.619.2]

Membahas tcntang ruang lingkup aktifitas dakwah, remaJa, masjid dan alchlak.

GAMBARAN UMUM TENTANG MASJID JAMI' ASY-SYAFI'IYYAH DAN RE!VlA.JA MAS.JlD

(32)

remaja ャヲセ@ sejflpili berdirinya IPR.EMA, struktur organisasi IPRfltvM, visi dan misi IPREMA.

BAB IV HASIL DAN TEMUAN PENELITIAN

Mendeskripsikan bentuk-bentuk aktivitas dakwah Masjid Jami'

Asy-Sya:fi'iyyah, mendeskripsikan identitas responden, apalisis

data yang berisikan rcspon remaja terhadap aktivitas dakwah

Masjid Jami'Asy-Sya:fi'iyyah dan pengaruh aktivitas dakwah

Masjid Jami' Asy-Sya:fi'iyyah terhadap pernbahan akhlak remaja

Masjid Jami' Asy-Syafi'iyyah.

BAB V : PENUTUP

(33)

A. Aktivitas

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

1. Pengertian Aktivitas

Secara bahasa (etimologi) kata aktivitas dalam Kamus Besar Ilmu

Pengetahuan berasal dari ling: Activity; lat: Activitus; aktif, bertindak,

yaitu bertindak pada sctiap eksistensi atau makhluk yang mcmbuat atau

menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa terdapat

hubungan khusus manusia dengan dunia. Manusia bertindak sebagai

subjek, alam sebagai objek.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktivitas adalah keaktifan,

kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu

kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tiap suatu organisasi

atau Iembaga.1

Dalan1 kehldupan sehari-hari banyak sekali ak"iifitas, kegiatan, atau

kesibukan yang dilakukan manusia. Namun berarti atau tidaknya kegiatan

tersebut bergantung pada individu tersebut. Karena menurut Samuel

Soeltoe sebenarnya ahivitas bukan hanya sekedar kegiatan, beliau

mengatakan bahwa aktifitas dipandang sebagai usaha mencapai atau

memenuhi kebutuhan.2

1

(34)

Sedangkan aktivitas dakwah adalah salah satu kegiatan-kegiatan yang penting dalam agama Islam, yang mana di dalamnya terdapat seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha untuk mengubah situasi ·kepada situasi yang Iebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat serta mendapatkan ridhoi dari Allah SWT.

B. Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara bahasa (etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa Arab,

yaitu dari Fi 'if Madhi "( ii $- J - _o£; J,i - セ@ J )" yang berarti menyeru,

memanggil, mengajak, menjamu.3

Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah (terminologi) sangat beragam, karena setiap ahli dakwah memberikan pengertian dan sudut pandang yang berbeda-beda sehingga istilah dari satu ahli dakwah dengan ahli dakwah yang lainnya seringkali terdapat beberapa persamaan dan perbedaan.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini ada beberapa istilah tentang dakwah menurut para ahli ilmu dakwah, di antaranya:

(35)

24

benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat. 4

Menurut M. Natsir yang dikutip Abdul Rasyad Saleh dalam 'bukunya Manajemen Dakwah Islam mendefinisikan dakwah sebagai berikut: Dakwah sebagai usaha-usaha rnenyerukan dan rnenyarnpaikan kepada perorangan dan seluruh umat. Konsepsi Islam tantang pandangan dan tujuan hidup mauusia di dunia ini, yang meliputi amal ma'ruf nahi mungkar dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan. 5

Menurut Drs. HM. Arifin, M.ed memberikan batasan dalam pengetian dakwah, yaitu: Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan bereneana dalam usaha untuk rnernpengaruhi orang lain baik secara individual maupun kelornpok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengalaman terhadap ajakan agama sebagai

message

yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.6

Menurut Prof. Dr. M. Quraiysh Shihab, mendefinisikan: Dakwah sebagai seruan atau ajakan kepada keinsyafan, atau usaha untuk mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurn<lo baik terhadap pribadi maupun masyarakat dan seharusnya berperan dalam pelaksanaan ajaran islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan. 7

Menurut K.H. Didin Hafiduddin, mendefinisikan: Dakwah sebagai proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju kehidupan yang Islami. 8

4

Taha Yahya Umar. I/mu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1992). Cet ke-5, him. I. ·

5

Abdul Rasyad Saleh. Manajemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1993 ). Cet ke-2, h. 8-9

6

M. Arifin M.Ed. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bulan Bintang, 1977). Cet ke-1,h.17

(36)

Menurut Dr. Hamzah Ya' qub dalam bukunya meajelaskan: Dakwah dalam Islam adalah mengajak umat manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya. 9

Dari beberapa definisi di atas, ada persamaan definisi dakwah di antara para ahli dakwah mendefinisikan bahwa dakwah adalah kegiatan mengajak manusia kepada jaian kebenaran, menyampaikan syariat fala-111 kepada individu atau kelompok baik secara lisan, tuiisan, maupun pebuatan agar mereka senantiasa berada di jalan Allah, adapun perbedaannya lebih kepada cara penyampaiannya, ada yang dengan cara hikmah bijaksana dan ada sebagian mengunakan media massa dan cara yang diperbolehkan Jainnya untuk berdakwah.

2. Mad'u

Pengertian Mad'u secara etimologi berasal dari bahasa arab yaitu

isim maf'ul dari da'a, orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah.10

Daiam Al-Qur'an mengenaikan kepada kita ada beberapa tipe mad'u. Secara urnum mad'u terbagi tiga, yaitu: mukmin, kafir, dan munafik.11 Dan dari tiga klarifikasi besar ini mad'u masih bisa dibagi lagi daian1 berbagai macam pengelompokan. Onmg mukmin umpamanya bisa dibagi menjadi tiga, yaitu: dzalim linafsih, muqlashid, dan sabiqun

9

Hamzah Ya'qub. Publisistik Islam, Teknik Berdakwah dan leadership (Bandung: CV. Dipenogoro, 1981). Cetke-2, h.13

(37)

26

bilkhairat. Sedangkan kafir sendiri dibagi menjadi kqfir zimmi, dan kafir

harbi.

Sedangkan pengertian Mad'n secara terminologi mennrut Moh. Ali Aziz, M.Ag dalam bukunya flmu Dakwah adalah manusia yang menjadi sasaran dakwal1 atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragania Islam maupun tidak; atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.12

Mennrut Cahyadi Takariawan dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dakwah membcrikan istilal1 Mad'u adalal1 sebagai obyek dan sekaligus subyek dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkccuali. Siapapun mereka, laki-laki maupun pcrempuan, tua maupun muda, seorang bayi yang baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah mad'u dalam dakwah Islam. Dal,wah tidak hanya ditujukan kepada orang Islam, tetapi orang-orang di luar Islam, bajk mereka itu atheis, penganut aliran kepercayaan, pemelnk agama-agama lain, semua adalah mad'n.13

Mennrut Amrullah ahmad dalam bukunya "Dakwah Islam dan Perubahan Sosial" yang dilo1tip oleh Drs. Hasanuddin, MA mengklarifikasi sasara.n dakwah scbagai berikut:

I. Tempat tinggal a. Masyarakat kota b. Masyarakat desa 2. Struktur masyarakat

a. Masyarakat industri b. Masyarakat agraris 3. Pendidikan

a. Berpendidikan b. Tidak berpendidikan 4. Kekuasaan

(38)

5. Agama a. Islam

b. Bukan Islam

6. Sikap terhadap dakwah

a. Cinta kepada agamanya (Islam)

b. Sirnpatisan agarna lain tapi bukan Islam e. Kelompokyangmembenci Islam

7. Umur

a. aョ。ォセ。ョ。ォ@ HVセQS@ tahun) b. Remaja (14-18 tahun) c. Pemuda (18-35 tahun) d. Orang tua (35-55 tah1111)

e. Lanjutusia(55 tahunke atas) 14

Dari klarifikasi sasaran dakwah (Mad'u) yang telah dijelaskan dalam

buku Drs. Hasanuddin, MA di atas, terdapat kategori umur 14-18 atau

kategori remaja. Ketika seseorang memasuki masa remaja banyak sekali

guncangan-guncangan dalarn diri seorang remaja itu sendiri, karena pada

masa ini disebut juga masa transisi dari anak-anak menuju dewasa, yang

mana dari perbuatan mereka kadang memicu kepada hal yang negatif dan

tidak sedikit dari mereka juga yang terjerumus ke dalam lembah

kenistaan. Oleh karena itu peran seorang da'i dalam menghadapi masa1al1

ini sangatlah penting, dengan cara memberikan nasihat-nasihat yang baik

guna mengantisipasi hal-hal yang negatif dalam diri seoarang remaja itu

sendiri, dan juga agar terciptanya generasi-generasi muda yang

(39)

C. Remaja

1. Pengertian Remaja

PERPUSTAKAAN UTAMA

UIN SYAHID JAKARTA

28

Pengertian remaja dalam kamus ensiklopedi Indonesia adalah tahap pertumbuhan anak-anak menuju dewasa, sejak masa puber sampai usia 17-18 tahun. Pada tahap ini terjadi perkembangan seksual.15 Kata remaja dalam bahasa latin disebut dengan puberitas yang berarti usia menjadi

orang.16

Ada beberapa pengertian tentang rema3a menurut istilah

(terminologi), karena setiap ilmuan memberikan pengertian dan sudut pandang yang berbeda-beda sehingga pengertian-pengertian yang ada seringkali terdapat beberapa persamaan atau perbedaan, diantaran ya:

Menurut Drs. Sofyan. S. Willis, mendefinisikan sebagai berikut Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, dan pada masa ini terdapat guncangan pada individu remaja itu, terutama dalam melepaskan nilai yang lama dan memperoleh nilai-nilai yang baru untuk mencapai kedewasaan. 17

Menurut Drs. Sudarsono, SH, mendefinisikan Remaja adalah masa transisi, masa yang berbahaya bagi dirinya sebab ia mengalami hidup di dua alam, yakni a,qtara alam khayalan dan alam kenyataan dimana

15

Van Hoeve, Ensik/opedi Islam, (Jakarta: PT. lchtiar Baru, 1984), h. 2878

(40)

banyak ditemukan gejolak jiwa dan fisik, gejolak emosional yang tidak terkendali. 18

Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanakckanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.19

Kesimpulan penulis dari pengertian-pengertian di atas tentang remaja adalah Masa transisi dari kanak-kanak menjadi orang dewasa ditandai dengan pertumbuhan fisik, baik secara biologis maupun psikologis yang mana pada masa ini sering sekali terjadi gejolak emosional yang sangat besar dan bisa berakibat fatal apabila ia tidak bisa mengendalikan emosi yang ada pada dirinya.

2. Kcnakalan Rcmaja

(41)

30

Kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan remaja sebagai akibat kegoncangan karena tidak mampu memahami dan menyesuaikan diri dengan segala perubahan yang dialaminya dalam masa transisi.20

Menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam buk'llnya "Psikologi remaja" mendefinisikan kenakalan remaja adalah perilaku yang menyimpang dan melanggar hukum.21

Sesungulmya jiwa bisa terkena berbagai penyakit dan gangguan yang bisa membuatnya melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Kondisi seperti ini menyebabkan anak usia puber (remaja) tidak mampu beradaptasi dengan dirinya sendiri secara baik, sehingga dia selalu resah, khawatir, pesimis, dan kecil hati. Ia kehiJangan kemampuan beradaptasi dengan Jingknngan sosialnya., sehingga ia menjadi orang yang menutup diri, atau menjadi orang yang emosional. Bisa juga menyebabkan dirinya menjadi seorang yang hanya mengikuti hawa nafsu, tidak mempedulikan Iagi tentang nilai-nilai sosial dan moral serta adat yang berlaku di dalam masyarakat.

Menurut Badan Koordinasi pelaksanaan Instruksi Presiden No.6 I 1971 Sub. Team Kenakalan Remaja yang dikutip oleh lhsanuddin le Nam Kwong dalam bukunya Remaja Harapan Islam ada beberapa bentuk kenakalan remaja, antara lain: peneurian, penipuan, perkelahian, pengrusakan, penganiayaan, perampokan, narkotika, pelanggaran susila, pembunuhan, penggelapan, pemerasan dan kejahatan lain.22

20

lhsanuddin le Nam Kwong, Remaja Harapan Islam, (Jakarta: Majlis Ta'Iim Al-lhsan), cet ke-1, h. 7

21

(42)

Sedangkan menurut Jensen (1985:417) yang di1.'Utip oleh Sarlito \X/irawan Sarwono dalam buk:unya Psikologi Remqja membagi kenakalan remaja menjadi empat jenis:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain. b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan,

pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat. Di Indonesia mungkin dapat juga dimasukkan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini.

d. kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan cara ュゥョァセ。エ@ dari rumah atau membantah perintah mereka dan sebagainya. 3

3. Metode Dakwah dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja

Kata metode sendiri berasal dari bahasa latin "methodus" yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani, Methodus berarti cara atau jalan. Sedangkan dalam bahasa Inggris method dijelaskan dengan metode atau cara.24

Sementara itu dalam ilmu komunikasi metode dakwah lebih dikenal sebagai approach, yaitu cara-cara tertentu yang dilak:ukan oleh seorang da'i atau (komunikator) kepada mad'u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.25

(43)

32

menyampaikan materi dakwah yaitu tentang ajaran-ajaran Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam suatu kegiatan dakwah, metode merupakan suatu bagian yang sangat penting dalam berdakwah, yang mana menentukan berhasil atau tidaJr..nya akan suatu perjalanan aktivitas dakwah. Selain menentukan materi apa yang harus disa.rnpaikan, metode juga menenttL\;:an langkah-langkah apa saja yang akan ditempuh secara sistematis agar materi yang disampaikan sampai kepada mad'u.

Ketika membicarakan tentang metode dakwah pada umumnya para da'i berpedoman kepada Al-Qur'an yaitu pada surat An-Nahl ayat 125:

;,,

, -lG

セャN「MG@

[[セGZNエZヲセᄋNセャャG@

セ|NNLセG@

I '

'l\

セセ@

i..s!'

LS,:' ; セL@ • J , , , J-""' J , , ; }J セ@ U; L

;,,

HエLゥ[ゥセゥセセヲ@

セェ@

セセM[@

MNセ@

[ZᄉLセセヲ@

セjNエェ[jェ@

セヲ@

Artinya:

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk. (Q.S. An-Nahl: 125)

Dari surat An-Nahl di atas dijelaskan ada tiga macam metode dakwah, yaitu:

1. Metode Al-Hikmah (bijaksana)

Secara etimologi perkataan al-hi/anah mempunyai makna: al-ad!

(44)

kebenaran perkara, mengetahui perkara-perkara yang paling utama dengan ilmu yang paling utama, dan makna-makna lainnya.26

Pengertian al-hikmah seeara terminologi ada beberapa perbedaan pengertian sesuai dengan latar belakang keilmuannya:

Menurut Al-Maragih "Hikmah ialah perkataan yang tepat lai,r:i tegas yang clibarengi dengan dalil-dalil yang dapat menyingkap kebenaran dan melenyapkan keserupaan.27

Menurut Prof. DR. Toha Yahya Umar, M.A., menyatakan "Hikmah berarti meletakan sesuatu pada tempatnya dengan berpikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan eara yang sesuai keadaan zaman akim tetapi tidak bertentangan dengan larangan Tuhan. 28

Sedangkan menurut Ibnu Qoyyim yang dikutip oleh M. Munir, S.Ag., MA dalam bukunya Metode Dakwah, memberikan pengertian hikmah yang paling tepat adalah seperti yang dikatakan oleh Mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa Hikmah adalal1 pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, ketepatan dalam perkataan dan pengamalannya. Hal ini tidak bisa dicapai keeuali dengan memaharni Al-Qur'an, dan mendalami syariat-syariat Islam serta hakikat iman.29

Dalam metode hikmah juga termasuk di dalamnya dua metode dakwah yang digunakan seorang da'i yaitu:

1. Metode dakwah Bil-Lisan.

Secara bahasa kata lisan berasa! dari bahasa arab yang berarti lidah atau bahasa. Dan seeara terminologi dakwah bil-lisan adalah Memanggil atau menyeru kepada jalan Allah senantiasa mendapatkan kebahagiaan

26

Muhammad Husain Fadlrnllal!, Metodologi Dakwah Dalam Al-Qur 'an, (Jakarta: Lentera, l 997), Cet ke-1, h. 40

27

M. Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1997), cet.

(45)

34

dunia akhirat dan dapat merubah orang menjadi lebih baik dengan cara menggunakan lidah atau kata-kata.

2. Metode dakwah Bil-Haaf.

Pengertian haal secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti keadaan. Menurut E. Hasim dalam Kamus lセAゥャ。ィ@ Islam memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan dakwah bil-haal adalah dakwah dengan perbuatan nyata. 30

Sedangkan menurut M.Yunan Yusuf mengungkapkan bahwa istilah dakwah bil-haal adalah "digunakan untuk merujuk kegiatan dakwah mela!ui aksi tindakan atau perbuatan nyata".31

3. Metode Al-Mau 'izhah Al-Hasanah (nasihat yang baik)

Secara etimologi atau bahasa, mau 'izhah hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau'izhah dan hasanah. kata mau 'izhah berasal dari kata

wa 'adza-ya 'idzu-wa 'dzan- 'izhatan yang berarti; nasihat, bimbingan, pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebalikan dari

SG'/Yi 'ah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan.32

Sedangkan pengertian secara terminologi Mau 'izhah hasanah ialah nasihat-nasihat yang baik atau memberi penjelasan, kata-kata, ucapan dan teguran yang baik. Ahli tafsir menjelaskan nasihat yang baik ialah menghilangkan seseorang dari pada sifat tercela kepada sifat mulia. Memberi nasihat sama seperti berdakwah kepada seseorang, nasihat juga dikatakan sebagai mendekatkan diri kepada orang ramai sehingga orang ramai sadar akan kejahilan akhlak buruk dirinya.33

30

E. Hasyim, kamus L'tilah Islam, (Bandung: Pustaka, 1987), h. 24 31

Yunan Yusuf, Dakwah bil-haal, (Jakarta: Jumal Kajian Dakwah dan kemasyarakatan, Vol. 3. No. 2, 2001)

32

(46)

Mau'izhah hasanah merupakan metode yang menekankan kepada ketepatan pesan yang disan1paikan dengan argumen-argumen yang kuat yang mana berpedoman kepada Qur'an dan Hadits.

Memberikan nasihat merupakan cara yang mudah dalam berdakwah yang mana bisa dilakukan oleh setiap muslim, selain digunakan dengan ceramah-ceramah di masjid atau rnajlis ta'lim, nasihat ini bisa juga lewat obrolan-obrolan atau diskusi ringan kelompok. Metode mau'izhah hasnah juga sering kita lihat pada Peringatan Harl Besar Islam (PHBI) seperti: Muharram, Maulid Nabi, Isra' Mi'raj, dIL Momentum seperti inilah yang paling tepat dalam keberhasilan dakwah sehingga dapat diterima kepada mad'u dengai'1 mudah.

4. Metode Al-Mujaadalah (berdebat dengan cara yang baik)

Dilihat dari segi etimologi (bahasa) Jafazh mujadalah terambil dari kata "jada!a" yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan alif pada huruf jim yang mengikuti wazan faa'ala, "Jaa dala" yang bermakna

berdebat, dan "mujadalah "perdebatan. 34

(47)

36

Menurut M. Munir, S.Ag., MA, dalam bukunya Metode Dakwah

Al-Mujadalah merupakan tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerimat pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan yang lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang kepada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlas menerima huk:uman

kebenaran tersebut. 36

Metode mujadalah dapat diartikan metode dakwah dengan cara

bertukar pikiran atau berdiskusi. Metode ini menuntut agar seorang da'I

untuk lebih mempunyai wawasan yang luas sehingga dapt memberikan

jawban kepada mad'u dengan jelas dan baik. Metode ini sangat cocok

untuk ka!angan tertentu seperti, pelajar, mahasiswa, dan kaum intelektual

lainnya.

Demikianlah penjelasan tentang metode-metode dakwah yang

dije!askan dalam surat An-Nahl, adapun dalam penerapan. metode-metode

dakwah ini seorang da'i harus berhati-hati dan jeli dalam melihat

mad'unya agar materi dakwah yang disampaikan dapat diterima oleh

mad'u dengan baik dan dapat merubah mad'u ke arah yang lebih baik.

Sedangkan menurut DR. M. Sayyid Muhammad Az-Za'Balawi

dalam bukunya Pendidikan Remaja antara Islam dan flmu Jiwa,

bahwasanya ada lima metode dakwah yang digunakan dalam menangani kenakalan remaja, yaitu: kebijakan (hikmah), nasihat yang baik

(Mau'izhah Hasanah), Membantah dengan eara yang lebih baik, mendahulukan yang lebih penting kemudian yang penting (Fikih Prioritas), menghubungkan antara sebab dan akibat atau hasil (Hukum

Kausalitas).37

(48)

a. Kebijakan (Hikinah)

Bagi seorang da'i dan pemberi tuntunan, lebih-lebih yang memiliki perhatian terhadap berbagai problematika remaja dan pemuda (baik problematik yang berkaitan tentang akidah, kejiwaan, maupun sosial), disyaratkan memiliki kebijaksanaan dan pemahaman yang baik tentang pernik-pernik dunia remaja serta situasi dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Diisyaratkan juga ia memahami pemahaman tentang tingkatan pemahaman dan kemampuan berpikir anak remaja. Hal ini agar nasihat dan pengarahan yang ia berikan benar-benar memiliki pengaruh dan memberikim basil.

Begitu juga setiap da'i hendaknya mampu memilih waktu yang tepat untuk memberikan bagian-bagian dari suatu nasihat tertentu. Karena tidak bijaksana jika ia memberikan nasihat secara keseluruhan pada satu waktu, dan setelah itu selesai. Dan, ia mengira bahwa dengan begitu dirinya merasa telah menunaikan kewajiban yang harus ditunaikan. Karena problematika yang ada kemungkinan memiliki akar yang sangat dalam di dalam jiwa remaja, atau kemungkinan prob!ematika yang ada merupakan sebuah perilaku menyimpang yang telah lama dilakukannya sehingga telah berubah menjadi suatu kebiasaan.

(49)

39

Dan, hal ini membutuhkan cara yang bervariasi dan berbeda di dalam setiap pertemuan penyembuhan, sehingga bisa lurus dan pulih kembali.

c. Mcmbantah dengan Cara yang Lcbih Baik

Penyakit yang menyerang anak remaja mungkin pada dasarnya ada yang disebabkan adanya kesamaran yang muncul di dalam hati si anak atau memang sengaja dimunculkan dihadapannya, dengan tujuan ingin menjebak dan menjerumuskannya. Kondisi ini membuuhkan penenganan yang berbeda, karena anak remaja yakin bahwa ia tidak terkena virus perilaku dan moral menyimpang. Kondisi seperti ini menuntut seorang da'i yang ingin menyembuhkan si anak mengunakan metode pembatahan dengan cara yang lebih baik, jauh dari sikap menzalimi, menuduh atau berusaha menying!,'1lllg kehormatan dan harga dirinya

Ia hendaknya mendiskusikan masalal1 yang ada dengan objektif dan tidak menyangkutkan dengan pribadi kedua belah pihak. Begitu juga si anak hendaknya memahami bahwa tujuan sang da'i tidak Iain adalah murni mengingginkan kebenaran. Hal ini bisa lebih menjamin si anak mau menerima hasil yang diperoleh dari diskusi tersebut.

d. Mendahulukan yang Lebih Penting kemudian yang Penting·

(Fikih Prioritas)

(50)

mereka. Perhatian mereka pertama kali dikonsentrasikan untulc

memberantas penyakit yang paling berbahaya yang virusnya telah

menyebar di dalan1 kanm, lalu mencahut akar-akamya yang telah

menghunjam dalam di dalam diri para kaum.

Oleh karena itu, hendaknya seorang da'i dan pendidik yang

pertama kali ia perhatikan adalah sisi keirnanan yang mana keimanan ini

merupakan hal yang Jebih penting, sebelum mencoba mendekati dan

memahami akar masalah yang ada. Hal ini disebabkan keimanan

merupakan tiang utan1a bai,,>i fak1:or-faktor yang digunakan untnk

memecahkan suatu masalah. Jika tiang ini diabaikan atau tidak

diperhatikan, maka pemecahan masalah yang ada tidak sampai ke

akamya, sehingga pemecahan ini tidak akan mampu bertahan Jama

Ketika seorang da'i benar-benar telah memahami seberapa jauh

efektivitas keimanan di dalam diri si anak, maka selanjutnya ia harus

mulai mendekati dan menganalisis secara cermat hakikat unsur-unsur

masalah yang ada. Kemudian berpindah kepada langkal1 yang tingkatan

urgensinya berada sete!ah langkah di atas, baru setelah itu ia mulai

memecahkan masalah yang ada, masalah yang lebih penting

didahulukan, baru setelah itu menginjak kepada masalah y'1!1g penting.

e. Mcnghubungkan anta:ra Sebah dan Akibat atau Hasi!

(Hukum Kausalitas)

Menghubungkan antara sebab dan akibat atau basil adalah metode

(51)

41

kehidupan dan manusia, jauh dari sikap pura-pura baik dan pilih kasih. Allah berfirman dalam surat An-Nam! ayat 89-90;

Artinya;

"Barangsiapa yang membawa kebaikan, Maka ia memperoleh (balasan) yang lebih baik dari padanya, sedang mereka itu adalah orang-orang yang aman tenteram dari pada kejutan yang dahsyat pada hari itu.

Dan barang siapa yang membawa kejahatan, Maka disungkurkanlah muka mereka ke dalam neraka. Tiadalah kamu dibalasi, melafokan (setimpal) dengan apa yang dahulu kamu kerjakan". (Q.S. An-Nam!; 89-90)

Kesimpulan dari ayat di atas bahwasanya Allah SWT sudah jelas meajanjikan kepada seluruh manusia akan janji-janji-Nya. Hasil orang yang mendapatkan kebaikan dari Allah disebabkan ia berbuat kebaikan senantiasa ikblas karena-Nya, sedangkan basil orang disungkurkan mukanya ke dalam neraka jahannam, disebabkan ia selalu melanggar huk'UID-hukum Allah dan selalu berbuat kejelekan kepada manusia.

Seorang da'i yang mau menghubungkan antara sebab dan akibat, dan hanya berpegang pada keimanan merupakan sebab utama yang bisa membawa kepada suatu penyelesaian. Karena cara seperti ini mampu

membuka pintu harapan di depan si anak untuk mendapatkan ketenangan

(52)

memberikan respons positif kepada sang da'i, dan mau mulai melangkab setapak demi setapak menuju kesembuhan.

D. Masjid

l. Pengertian Masjid

Pengertian masjid secara etimologi (babasa) berasal dari isim makan

(menjelaskan tempat) dari Sqjada- yasjudu yang artinya sujud atau tempat sujud yang beraiti patul1, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim, jadi, secara babasa masjid dikatakan sebagai tempat sujud.

Secara terminologi menurut H. Fachruddin mendefinisikan masjid adalab tempat dimana manusia menyembah Allah, ber'itikaf, membaca Al-Qur'an, melaksanakan sholat fardhu yang dilakukan sendiri-sendiri atau jamaab ( shalat yang dilakukan dengan orang lain), melaksanakan shalat jum' at berjamaah, intinya melaksanakan kegiatan-kegiatan keagainaan dai1 kegiatan muamallab. 38

Melalui masjid, masyarakat dapat mengembangkan tradisi silaturahmi untuk saling bertukar pikiran, berbagi pengalaman dan informasi dalam memecabkan masalah-masalah sosial yang dihadapi sekaligus menentukan jalan-:jalan kehidupan yatig sebaiknya ditempuh. Silaturabmi dipandang sebagai proses interaksi sosial dengan melibatkan individu dan jamaab, sebingga akan melallirkan satu model hubungan yang fungsional dalam membentuk komunitas tertentu. Karena itu, masjid dapat dipandang sebagai pusat perubaban dan pembentukatI sosial, baik atas tujuatI yang direncanakan ataupun memulai proses penemuan makna secara alamiab. 39

(53)

43

seperti rumah-rumah, kantor-kantor dan bahkan lapangan terbuka sekalipun sering digunakan untuk tempat shalat, karena sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa: "seluruh jagat telah dijadikan sebagai masjid". Oleh karena itu masjid tidak dijadikan sebagai tempat shalat saja akan tetapi dijadikan juga sebagai tempat kegiatan sosial masyarakat

2. Masjid Sehagai Pusat Kegiatau Dakwah Islamiah

Masjid dan dakwah Islamiah merupakan dua faktor yang erat seka!i hubungannya satu sama lain. Saling isi mengisi di antara keduanya, kalau diun1pamakan laksana gudang dengan barangnya.40 Dengan demikian masjid yang didirikan di dalam suatu lokasi tertentu harus dapat berperan sebagai tempat atau media dakv1ah islamiah. Dakwah ini pada dasamya meliputi berbagai aspek kegiatan. Termasuk di dalanmya masalah sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

Oleh karenanya dakwah ini dipandang penting sebagai suatu kegiatan untuk meningkatkan syiar Islam dan kehidupan beragama dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan dakwah melalui masjid sebenarnya

tercakup pula dalam kegiatan-kegiatan

di

dalam rangka pembinailll wnat,

sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya yang mengunakan masjid sebagai tempat pengajaran dan pendidikan Islam, tempat peradilan, tempat sidang-sidang dua badan penasihat Khalifah, tempat musyawarah, tempat pemilihan khalifah, dan

b . 41 se agamya.

(54)

perbuatan nyata yang sesuai dengan ketentuan agama, agar dapat ditiru dan atau dicontol1YJ1I1 oleh orang lain. Fungsi dari segi sosial dari masjid misalnya meringankan kemiskinan, mcnyantuni anak yatim dan janda-janda tua yang tak mampu, menolong dan memelihara kesehatan, dan lain-!al.fl Qp.il.:anglran C:UflMj0

mas,i1" rt dan" CPo-i TIPnd1"d1"kQn micaln·vu 1"f...-iut

_ 11.• . _ . . . , .... ..._.. ._._ .... ._._ lJ L 6'-' L.<._ :J .... L V V b L _t•"VLL .._ ... L LLLLfJ ... ._,LlJ.... ._...

'-membantu dalam mengembangkan i!mu pengetaliuan, baik i!mu-ilmu yang sifatnya umum, maupun ilmu-ilmu keagamaan.

E. Akhlak

1. Pengertian Aldtlak

Pengertian akhlak menurut bahasa ( etimologi), kata akhlak bcrasal

istilah perangai atau kesopanan. 42 Perkataan akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari kata Khuluk. Khuluk di dalam Kamus Al-Munjid

bPforti bud1" pp)rpffj" MPfonnai t1"ngkQh Joku afon tabiat V ..._ ._ ...,,n .. V .. , _IJV .... 6""' "-<.-f.LL ... ... ._ '-• 43

Dalam Ensildopedi Pendidikan dikatakan bahwa akhlak ialah budi pekcrti, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral) yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap A\セャゥ。Aゥォオケ。@

dan terhadap sesama marmsia 44

Sedangkan pengertian akhlak menurut istilah (terminologi) ada beberapa pengertian menurtit Ulama meru.muskan tentang istilah akhlak, di antaran ya:

42

(55)

45

Menurut Abu Bakar Jabir Al-Jazairy yang dikutip oleh Mahyuddin

dalaT!l buktJnya NN⦅セゥᆪャゥ。ャQ@ Akhlak Tasm-vztf mengataka._ri: .ll\!r..hlak adalah

bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang

disengaja. 45

Menurut Imam Al-Ghazali yang di kutip oleh Ahmad Daud dalam biikiillya Kulitih Filsafdl Pendidiktm mendefitlisikfifi akhlak sebagal berikut Akhlak adalah suatu sikap (hay'ah) yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya iahlr perbuatan yang baik dan terpuji, baik dari segi akal dan syara', maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk. 46

Mem1rut Prof. Dr. Ahmad A_min yang di!rntip oleh Drs. Asmaran As., M.A. dalam bukunya Pengantar Study Akhlak mendefinisikan "aldtlak ialah kebiasaan kehendak."47 Jadi kehendak itu apabila dibiasakan untuk berbuat sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak. Sebagai contoh: bila suatu kehendak itu dibiasakan memberi, maka kebiasaan itu disebut akhlak dermawan.

2. Keutamaan Akhlak

Tatka!a rセウオャオャA。Bij@ sha!a!lal:iu 'alaihi \:vasallam menasehati

sahabatnya, beliau shalallahu 'ala11i wasallam menggandengkan antara nasehat untuk bertaqwa dengan nasehat untuk bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia sebagaimana hadits dari abi dzar, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Bertaqwalah kepada

(56)

Allah dimanapun engkau berada dan balaslah perbuatan buruk dengan

perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi kejelekan dan

bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik. " (HR Tinllidzi, ia berkata: hadits hasan, dan dishahihkan oleh syaikh Al Salim Al Hilali). Dalam timbangan (mizan) anial pada hari kiamat tidak ada yang lebih berat dari pada akhlak yang baik, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu 'alailii wa sallam : " Sesuatu yang paling berat dalam mizan (timbangan seorang hamba) adalah akhlak yang baik." (HR. Abu Daud dan Ahmad, dishahihkan Al Bani. Lihat ash Shahihah Juz 2 hal 535).

Dari Jabir radhiallahu 'anhu berkata : Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesunggulmya orang yang paling saya kasihi dan yang paling dekat padaku majelisnya di hari kiamat ialah yang terbaik budi pekertinya." (HR. Tirmidzi dengan sanad hasan. Diriwayatkan juga oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban. Lihat Ash shahihah Juz 2 hal:418-419).

3. Macam-macam Akhlak a. Akhlakul Mahmudah

(57)

47

Artinya:

"Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung". (Q.S. Al-Qalam: 4)

Dalam ayat-ayat yang lain disebutkan bahwa tujuannya Nabi Muhammad SAW adalah mengajar dan mendidik masyarakat untuk berperilaku yang baik dan membentuk seseorang memiliki kepribadian yang Islami. Di dalam kepribadian seorang muslim yang Islami terdapat ruh kesabaran, kasih sayang, persaudaraan, dan rela dalam megorbankan

sesuatu.

Akhlak Al- karimah atau akhlak yang mulia amat banyak

jumla.linya, na.111un dilihat da._-rj segi hubungan manusia dengan Tuha.11 dar1

manusia dengan manusia, ak:hlak yang mulia itu dapat dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, akhlak kepada Allah, kedua akhlak terhadap diri

sendiri, da._q ketiga al:Llilak terhadap sesaina manusia.48

b. Akhlakul Mazmumah

Akhlak yang tercela (Akhlakul Almazmumah) secara umum adalal1

sebagai la\x1an atau kebalikar1 dari aJrJtlak yang baik sebagaimana tersebut

di atas. Namun ajaran islam tetap membicaran secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar, dan dapat diketahuai cara-cara me11Jauh1nya.

48

(58)

Berdasarkan petunjuk aJaran Islam dijumpai berbagai macam ald1!ak yang tercela, dianta'111lya:

L Berbohong,

2. Takabur (sombong),

3. Dengki, 4. Bakhil - -' 49

AkJ1Jak yang buruk itu berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri

hati, セェオ「Zゥ@ dengki, sombong·, nifaq (munafik:), hasud, suudzaa11

(berprasangka buruk), dan penyakit-penyakit hati yang lainnya, akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi

oran.g itu sendiri, ora._qg lain yan.g di sekitarn)'a maupun kerusaka.q <

Gambar

Tabel 1 : Interprestasi Nilai "r" ...................................................
Tabel 16 : Tanggapan Responden Tentang Pengakuan Diri Babwa Tiada
tabel, kemudian dicari pcrscntascnya untuk dianalisis, yaitu dengan
Tabel Nilai r Product Moment. 14
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut. 1) Secara simultan dapat diketahui variabel kompensasi

Direktur adalah pimipinan Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK) Garut, yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Yayasan

Penelitian ini memberikan pemahaman tentang bagaimana pengaruh ketiga variabel independen yang digunakan, Perceived Value, Brand Experience, dan Brand Trust terhadap

Ide perancangan bangunan Gumul Techno Park di Kediri berawal dari pengamatan sejumlah permasalahan yang timbul dikalangan masyarakat Kota Kediri terkait dengan

Desain slug catcher untuk menampung jumlah slug yang terjadi dari proses transportasi produksi pada Lapangan migas X melalui pipa 10 inci sepanjang 12 km dengan volume slug

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh suhu dan waktu penggorengan terhadap karakteristik fisikokimia keripik talas, menentukan suhu dan waktu

Astra Internasonal Tbk-Honda cabang Denpasar menggunakan strateg bauran pemasaran untuk menark mnat konsumen dan menngkatkan penjualan sepeda motor Honda pada PT..

Permainan putaran gambar binatang adalah salah satu kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan membaca anak di Taman Kaman Kanak-kanak Tunas Bangsa Lubuk Basung.Hasil