(Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi
DI<I
Jakarta)
OLEH:
MAFTUKHA
103046128342
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUD! MUAMALAT (EKONC>MI ISLAM)
FAKULTAS SYARI'AH DAN HUl(UM
UIN SY ARIF HIDAY A TULLAJI
JAI<ARTA
(Studi Kasus Pada BAZIS Propinsi DKI Jakarta)
SKRIP SI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Saijana Ekonomi Islam
Oleh:
MAFTUKHA NIM. 103046128342
Di Bawah Bimbingan,
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMJ[ ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM[
UIN SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
dala111 Sidang Munaqasrnh Fakultas Syariah dan Hukum UfN SyarifHidayatullah
.lakana. pada tanggal 2-1September2007 Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syar;it 1111tuk me111peroleh Clelar Sarjana Program Strata I
Ketua
Sekretnris
(SJ) Pad a Program Studi Muamalat Konsentrasi
Perbankan Syariah
Jakarta, 24 September 2007
' /
Prof. . H. M. Amin Suma. S.H .. MA., MM. NJP. 50210422
PANITIA
VJIAN: Euis Amalia. 1\1.Ag. NIP. 150 289 264
: Ah. Azharuddin Lat hi I', 1\1.Ag. NIP. 150 :i18 308
Pembimbing I : Prof. Dr. H Fathurrahrnan Jamil. MA NJP. 15022824
Penguji I
l'enguji I I
: Dr. Ir. Murnsa Sarkaniputra
!\:IP. 080 030 109
: Hamid Farihi. MA.
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telaih saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakaita, 24 September 2007
infaq dan sbadaqab melalui skim Qardbul Hasan di BAZIS Propinsi DKI Jakarta dan
apakab penyaluran dana infaq dan sbadaqab melalui skim Qardbul Hasan dapat
meningkatkan kesejabteraan ekonomi masyarakat.
Data penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleb dari responden
melalui kuisioner dan wawancara dengan karyawan BAZIS Propinsi DKI Jakarta
serta data sekunder yang diperoleb dari laporan-laporan dan data-data berupa data
kualitatif yang dikeluarkan oleb BAZIS yang akan dikelolah menjadi data kuantitatif.
Dari basil penelitian ini di dapat diketahui babwa, berdasarkan basil analisi
SWOT tentang Strategi penyaluran dana infaq dan sbadaqah dengan skim Qardbul
Hasan di BAZIS dapat ditarik kesempatan bahwa strategi BAZIS tentang penyaluran
dana infaq dan sbadaqah berada pada koordinat titik (-2,-8) atau berada pada
koordinat IV (negative, negative) yang manandakan babwa strategi penyaluran dana
infaq dan sbadaqab dengan skim Qardbul Hasan di BAZIS lemab dan menghadapi
tantangan besar. Atas
posisi eksisting seperti ini, Pearce dan Robinson memberikan rekomendasi
strategi yang diberikan adalah strategi bertaban, artinya kondisi utama organisasi
lemah yang dibadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi
berada pada piliban dilematis, karena itu organisasi disarankan untuk menggunalcan
peminjaman dana qardhul hasan dan juga BAZIS harus mensurvei dulu kelayakan
dulu orang yang akan menerima dana qardhul hasan secara ketat dan tepat.
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner dapat ditarik kesimpulan bahwa dari
32 responden yang meminjam dana Qardhul Hasan menyatakan bahwa pinjanrnn
dana infaq dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan sudah efektif w1tuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat hampir 43,8 %, karena dengan
adanya dana Qardhul Hasan yaitu bantuan illltuk modal usaha sangat membantu
pedagang kecil untuk dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Berdasarkan indikator-indikator kesejahteraan rakyat dalam buku ekonomi
pembangunan, bahwa masyarakat yang menerima dana qardhul hasan masih cukup
jauh uutuk mencapai kesejhteraan ekonomi masyarakat. Namilll dengan adanya
bantuan modal dana yakni dengan bentuk qardhul hasan dari BAZIS Propinsi DKI
Alhamdulillah. Segala puji dan syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan inayah-Nya tugas akhir skripsi ini dapat diselesaikan.
Selanjutnya shalawat dan salam senantiasa kami persembahkan kepada Nabi
Muhammad saw., yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar sekaligus
menyempurnakan akhlak manusia melalui petunjuk Ilahi.
Adapun tugas akhir skripsi ini terwujud berkat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
I. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma, SH., MA.,MM.
2. Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum,
Ibu. Euis Amalia, M.Ag. dan Bpk. Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag.
3. Pembimbing kami, Bpk Prof.Dr.H.Fathurrahman Jamil.. MA yang telah
senantiasa memberikan kami waktu, kritik, saran dan masukan hingga
terselesaikannya skripsi kami ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Syari'ah dan Hukum khususnya Dosen Mu'amalah
yang telah menganugerahkan beberapa materi, ilmu dan tuntutan serta budi
Syariah dan Hukum serta Perpustakaan umum lainnya.
7. Kepada !bu. Dwi Nm"aini Ihsan, SE, MM, yang telah memberikan bimbingan
dan mengarahkannya dengan penuh kesabaran.
8. My Big Family, Ayahanda Bpk. Muslim Khairi dan lbunda tercinta
Almarhumah Nurlelah yang tidak henti-hentinya mendoa1:an dan memberikan
pengorbanan yang tak terhitung nilainya. Adik-adiku dan saudarku tersayang
Sartika, As' ad, k' Asiah, k'Mala, k'Basir, k'la, k'Oop. Tuk Wiryadi Utama
dan keluarga terima kasih atas segala perhatian dan dukungan yang selalu
diberikan.Tuk !bu Hj.Dra.Kartini Msi terima kasih atas bantuannya, hatimu
sungguh mulia. Kepada para sahabat, Nia, Mide, Bety, Nola, Dedeh, Wita,
Jannah, Qorib dan Mine terima kasih.
Demikian, semoga tugas akhir ini dapat diterima oleh semua pihak. Apabila
masih terdapat kekurangan mohon masukan dan saran, agar kami dapat memperbaiki
kekurangan tersebut di waktu yang akan datang. Amin.
Jakarta, 7 September 2007
KATA PENGANTAR. ... i
DAFT AR ISi.. ..... iii
DAFTAR TABEL. ... vi
DAFT AR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BABl PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masai ah ... 1
B. Rumusan dan Batas an Masai ah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
D. Ruang Lingkup Penelitian ... 6
E. Kajian Pustaka ... 7
F. Metode Penelitian ... 8
G. Sistematika Penelitian ... 11
BABII KERANGKA TEORI A. Pengertian Strategi, Zakat, Infaq dan Shadaqah ... 12
I. Pengertian Strategi dan Analisis SWOT ... .12
2. Pengertian Zakat, Infaq dan Shadaqah ... 19
B. Landasan yang berhubungan dengan ZIS dan Dasar Hukum ... 22.
BAB III GAMBARAN UMUM BAZIS DKI
A. Sejarah berdirinya BAZIS Propinsi DK! Jakarta ... 32
B. Landasan Hukum BAZIS Propinsi DK! Jakmta ... 37
C. Visi, Misi, dan Tujuan BAZIS DKI.. ... 38
D. Struktur Organisasi ... .41
E. Penyaluran dan Penggunaan Dana ZIS ... .44
F. Prosfek dan Perkembangan BAZIS DKI.. ... .47
BAB IV PEMBAHASAN A Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah Melalui Skim Qardhul Hasan pada BAZIS DIG ... 50
I. Penyaluran Dana ZIS (Zakat, Infaq dan Shadaqah) di BAZIS Propinsi DIG Jakarta ... 50
2. Strategi Penyaluran Dana lnfaq dan Shadaqah Melalui Skim Qardhul Hasan serta Analisis SWOT ... 52
[image:10.595.42.491.144.613.2]DAFTAR PUST AKA ... 85
Tabel 4.1. Hasil Analisa SWOT Penyaluran Dana Infaq dan Shadaqah dengan Skim
Qardul Hasan Di BAZIS ... 63
Tabel 4.2 Jenis Kelamin dan Status Nikah ... 67
Tabel 4.3 Pendidikan terakhir, Jenis Usaha dan Penghasilan ... 68
Tabel 4.4 Prosedur Peminjaman Dana Qardul Hasan di BAZIS DKI Jakarta... 69
Tabel 4.5 Pelayanan di BAZIS terhadap Peminjam Dana Qardul Hasan... 70
Tabel 4.6 Kondisi Ekonomi I Keuangan Masyarakat Sebelum Mendapatkan Dana Qardul Hasan ... 70
Tabel 4.7 Jumlah Pinjaman Dana Qardul Hasan antara 1-3 juta, apakah dapat mencukupi kebutuhan modal usaha ? ... 71
Tabel 4.8 Dana Pinjaman Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta apakah sebagian untuk konsumsi ? ... 71
Tabel 4.9 Dana Pinjaman Qardul Hasan di BAZIS Provinsi DKI Jakarta apakah untuk modal usaha ? ... 72
Tabel 4.10 Jangka Waktu yang diberikan antara 10-12 bu.Ian apakah sudah melengkapi untuk mengembalikan dana pinjaman Qardul hasan ? ... 73
[image:12.595.51.468.153.493.2]banyak sehingga pendapatan meningkat ? . . . . . . 75
Tabel 4.14 Apakah dengan pendapatan meningkat sehingga dapat tercukupi untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari ? ... 75
Tabel 4.15 Apakah dengan meningkatnya pendapatan, Andajadi rutin berzakat? ... 76
Tabel 4.16 Apakah rutin mengisikan sebagian Pendapatan untuk ditabungkan? ... 76
Tabel 4.17 Apakah penyaluran dana pinjaman Qardhul Hasan tepat kepada yang
membutuhkannya? ... 77
Tabel 4.18 Apakah Pinjarnan dana infaq dan shadaqah dengan skim qardhul Hasan
[image:13.595.55.467.146.501.2]Provinsi DKI Jakarta ... 41
[image:14.595.77.461.140.501.2]Lampiran 4. Tabel Krecjie Dengan Tingkat Kesalahan 5 %
Lampiran 5.Bagan Prosedur Penyaluran Dana Pinjarnan Modal Usaha Kembali
Pokok (Qardhul Hasan)
Lampiran 6. Contoh Formulir PS Permohonan Bantuan Dana Pir\iarnan
Lampiran7. Contoh Formulir Pl 0 Hasil Wawancara Calon Penerima Dana Pinjaman
Lampiran 8. Contoh Formulir Pl 1 Surat Perjanjian Bantuan Dana Piajarnan
Lampiran 9. Contoh Formulir Pl2 Surat Perintah Membayar Uar1g (SPMU)
Lampiran 10. Contoh Formulir P13 Kartu Pembayaran Angsuran Pinjaman Modal
A. Latar Belakang
Tujuan dan fungsi ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) yang aktual adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan tingkat kehidupan umat Islam
yang lebih baik, terutama yang tergolong fakir dan miskin, Oleh karena itu potensi ZIS
dikalangan umat Islam perlu terus digalih, disempurnakan mekanismenya dan diarahkan
untuk mengentaskan umat Islam yang masih hidup dalam kemiskinan.
Kemiskinan dengan segala dimensinya merupakan pennasalahan yang harus
diatasi melalui program pemerintah dan partisipasi semua elemen masyarakat.Menteri
Koordonator Bidang Kesejahteraan Rakyat mengungangkap bahwa tingkat kemiskinan
pada tahun 2005 sama dengan kondisi 15 tahun lalu. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistic (BPS), jumlah penduduk miskin pada tahun 2004 sebesar 36,1 juta orang atau
16,6 persen dari seluruh penduduk Indonesia.1
Sementara itu angka pengangguran di negara kita saat ini paling tinggi diantara
negara-negara ASEAN. Begitupun Indeks Pembangunan Manusia (Humen Devlopment Index) Indonesia masih menempati peringkat 111 dari 171 negjl,f,1,l,.4i
f r-;;;,'.f."Li·-
-I
1
dunia.2 Bahkan jika menggunakan standar kemiskinan menurut Bank Dunia, yaitu
sejumlah penduduk yang berpendapat 2 dollar AS per hari, maka angka kemiskinan di
Indonesia menjadi 53,4 persen.
U ntuk menyelesikan persoalan-persoalan yang ada, kehadiran BAZIS Propinsi
DKI Jakarta memiliki nilai yang strategis, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja
cultural dan structural terus menerus dilakukan. Dengan berpijalc pada Surat Keputusan
Gubemur DKI Jakarta No. 120 tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi,
maka BAZIS Propinsi DKI Jakarta berusaha untuk terus memberi arti bagi masyarakat
Jakarta.3
Upaya itu meliputi antara lain memberikan bantuan bagi masyarakat di wilayah
DKI Jakarta. Dalam haI ini bantuan yang bersumber dari ZIS ada yang berkategori
produktif dan konsumtif karitatif. Kategori produktif memiliki dua sasaran yaitu:
pertama carachter building berupa bantuan pendidikan bagi kelompok kurang mampu,
kedua produktif dari segi ekonomi. Ada dua pendekatan yang digunakan w1tuk modal
usaha produktif ini yaitu pendekatan Mudharabah dan Qardhul Hasan.
Dan penulis tertarik untuk meneliti tentang pendekatan Qardhul Hasan yaitu
bantuan tanpa bagi basil yang diberikan pada para pedagang kecil yang ada pada sekitar
tempat tinggal mereka. Proses ini diperlancar oleh kehadiran Supervisi Program dari
pihak BAZIS Propinsi DK! Jakarta. Kolektor berfungsi melakukan crosscheck sebelum
dan sesudah pem berian bantuan.
2
BAZIS Propinsi DKI Jakaita, Manajemen ZIS BAZJS Propinsi DK/ Jakarta, hal viii
3
Program dari pihak BAZIS Propinsi DK! Jakarta. Kolektor berfungsi melakukan
crosscheck sebelum dan sesudah pemberian bantuan.
Karena Qardhul Hasan adalah pinjaman tanpa bagi hasil, dimana penerima
pembiayaan hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjmnan pada waktu jatuh
tempo dan hanya membebani alas biaya administrasi.4 Dalam waktu yang telah ditentukan, diperkirakan mereka slidah baralih menjadi muzzaki atau
sekurang-kurangnya telah mampu bersedekah. Bukti kemampuan itu ditunjukan dengan cara
mengembalikan dana (pinjaman) yang dimaksud.
Yang menjadi permasalahannya adalah hanya sedikit para musta11iq yang
sanggup (mau dan mampu) mengembalikannya. Belajar dari pengalaman ini maka
harus lebih selektif dalam menyeleksi yang berhak menerima bantuan produktif itu.
dengan pengawasan yang lebih baik. Beberapa faktor yang penghambat
pengembalian dana bantuan yang bersifat produktif itu adalah pandangan mustahik
sendiri yang dana itu tidak wajib dikembalikan lagi karena dianggapnya tidak ada
ketentuan mengembalikannya dalam agama, jumlah dana yang diberikan terlalu kecil
untuk modal usaha, para mustahiq belum memiliki pola fikir berwiraswasta dan ada
mustahiq dana prodiktif yang pindah alamat tanpa diketahui alamat yang baru.
Oleh sebab itu perlu strategi-strategi dalam penyalurar1 dana ZIS secara
maksimal. Otomatis pengusaha kecil yang potensial dan tidak mempunyai modal
dapat dibantu secara keseluruhan dan merata. Sehingga perekonomian dapat berjalan,
pengangguran dapat diminimalisir, dan mengentaskan kemiskinan. Dan juga sehingga
4
tidak akan terjadi penyalagunaan dana ZIS oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab.
Dengan demikian pola strategi penyaluran ZIS hamslah mencapai berbagai
aspek dengan memperhatikan hak, nilai dan keyakinan yang hams dihormati dan
hams disertai kesadaran bahwa tujuan akhir dan pembahan yang dilakukan adalah
untuk memperbaiki tingkat kesejahtaraan selumh masyarakat, bukan hanya sekedar
menaikkan pendapatan satu kelompok saja.
Agar menjadi sumber dana yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan
masyarakat perlu adanya strategi penyaluran dana ZIS yang lebih profesional dan
dapat dipertanggung jawabkan dangan mengefektifkan kembali lembaga amil zakat
sekaligus mengoptimalkan penyalurannya. Dengan alasan tersebut diatas penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai " Strategi Penyaluran Dana Infak
dan Shadaqah melalui Skim Qardhul Hasan" pada BAZIS Propinsi DKI
Jakarta.
B.Rumusan dan Batasan Masalah
Berdasarkan paparan diatas dapat dikemukaan rumusan pokok masalah yang
menjadi fokus penelitian, yakni strategi penyaluran dana Infak dan Shadakah
melalui skim Al-Qardhul Hasan di Bazis DKI
Mengingat cakupannya yang sangat luas dan adanya berbagai keterbatasan
masalah yaitu:
2. Keterlibatan pemerintah dalam pengeloaan dana ZIS
3. Sumber daya manusia pada lembaga pengelolaan ZIS yang kurang baik dari
segi kualitas dan kuantitasnya.
4. Krisis moneter dan kondisi perekonomian yang belum pulih yang
mengakibatkan para mustahik kesulitan mengembalikan pinjaman.
Maka pokok masalah adalah:
I. Bagaimana strategi yang dilakukan oleh Bazis Propinsi DKI Jakarta dalam
penyaluran dana Infaq dan Shadaqah melalui skim Qardhul Hasan?
2. Apakah penyaluran dana Infak dan Shadagah melalui skim Qardhul Hasan
dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
a. Mengetahui strategi penyaluran dana infak dan shodaqah melalui skim
Qardhul Hasan di Bazis DKI.
b. Mengetahui apakah penyaluran dana infak dan shadagah melalui skim
Qardhul Hasan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat?
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademisi
I) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tc:ntang penyaluran
2) Bagi penelitian, diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan
penelitian strartegi penyaluran dana infaq dan shadaqah melalui skim
Qardhul Hasan
3) Dan bagi penulis diharapkan dapat menambah wawasan penulis
tentang strategi penyaluran dana infak dan shadaqah melalui skim
Qardhul Hasan.
b. Manfaat Praktisi
I) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana infak
dan sadakah melalu skim Qardhul Hasan. Sehingga dapat
berpartisipasi dalam menyalurkan dana ZIS pada Bazis Propinsi DKI
Jakarta.
2) Sebagai bahan masukan bagi Bazis Propinsi DKI Jakarta dalam
strategi penyaluran dana infak dan shadaqah melalui skim Qardhul
Hasan.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, wilayah penelitian adalah BAZIS Propinsi DKI Jakarta
Jalan H. Awaludin ll I Jalan KH. Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat tepatnya
di Gedung Lembaga Bahasa dan Ilnrn Al-Quran (LBIQ). Dan sekarang pindah untuk
sementara waktu digedung Prasada Sasana Karya (Prasaka) jalan Suryopranoto No. 8
E. Kajian Pustaka
Pembahasan tentang ZIS (Zakat, Infak dan Shadaqah) telah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya sedikitnya terhadap 2 penelitian yang dapat dijadikan sebagai
fokus kajian kepustkaan berkenaan dengan topic yang dipilih penulis dalam
penelitian ini
Pertama penelitian yang dilakukan oleh Faradillah (2006) dengan judul
"Efektifitas penyaluran zakat dalam meningkatkan pendapatan mustahik pada laznas
Bagan Sejahtera Mitra (BSM) umat ". Sesuai dengan hasil analisis data maka
didapatkan hasil bahwa manajemen penyaluran zakat yang dilaksanakan Laznas BSM
Umat kurang efektif dalam meninngkatkan pendapatan mustahik. Salah satu faktor
penyebabnya adalah pola pembinaan Mitra Mustahik mengelola dan
mengembangkannya.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lili Amalia (2007) dengan judul "
Kontribusi Dana Produktif BAZIS Provinsi DKI Jakarta Terhadap Tingkat
Keuntungan Para Pedagang Kecil Dan Menengah ". Penelitian ini menggunakan
teknik analisa data yaitu uji hipotesis dengan mengunakan korelasi pearson dan korelasi ganda sesuai dengan hasil analisis maka didapatkan kesimpulan bahwa
tingkat keuntungan pedagang kecil dan menengah yaitu lama bermitra dan jumlah
pinjaman bersama-sama berkontribusi sebsar 92% dan yang 8% dipengamhi oleh
kontribusi lain. Dengan uji F (Fisher) adalah sebesar 166,75 artinya ada hubungan positif yang signifikan antara lama bermitra dan jumlah pinjaman terhadap tingkat
Berdasarkan dua penelitian tersebut yaitu di (BSM) Umat dan BAZIS
Provinsi DK! Jakarta dengan judul " Strategi Penyaluran Dana Infak dan Shadaqah
dengan Skim Qardlml Hasan." dan yang peneliti fokuskan disini adalah strategi
penyaluran dana infak dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan di BAZIS dan
apakah penyaluran dana infak dan shadaqah dengan skim Qardhul Hasan dapat
meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
F. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian ini yang digunakan dalam skripsi ini adalah:
I) Penelitian pustaka (libraliry reseach). Dalam ha! ini penulis menelaah data tertulis yang berhubungan topik permasalahan penelitian baik dalam
bentuk buku, artikel, makalah, majalah dan lain-lain, untuk menemukan
kajian teoritis.
2) Penelitian lapangan (field reseach), untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian
b. Populasi clan Sampel
Populasi aclalah objek penelitian, clalam ha! ini populasi penelitian dalam
skripsi ini adalah masyarakat clan karyawan yang mendapat bantuan clana Qardhul
Hasan dari BAZIS Propinsi DK! Jakarta yang berjumlah 35 (masyarakat clan
c. Teknik Pengambilan Sampel
Adapun cara pengambilan sampel dalam skripsi ini dilakukan dengan cara
purposif yaitu pengambilan sampel bersyarat, artinya tidak semua penerima bantuan
dana Qardhul Hasan hanya yang dapat ditemui saja.
Dalam melakukan perhitungan sampel menggunakan rumus label Krecjie
(terlampir) dengan tingkat kesalahan 5% dan tingkat kepercayaari 95%.4 Dari
penjelasan rumusan tersebut makajumlah sampel yang dibutuhkan adalah 32.
d. Sumber Data Penelitian
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui
kuisioner dan wawancara dengan BAZIS Propinsi DKI Jakarta.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan atau
data-data berupa data-data kualitatif yang dikeluarkan oleh BAZIS yang akan
dikelola menjadi data kuantitatif.
e. Tehnik Pegumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan denagn cara observasi, wawancara,
kuisioner dan studi dokumenter.
a. Wawancara: Telmik ini dilakukan dengan cara wawancara ke Bazis
Propinsi DKI Jakarta secara lisan kepada orang yang berkopenten dengan
objek penelitian yang digunakan sebagai penunjang atau pelengkap dari
data tersebut.
b. Studi Dokwnenter: teknik ini digunakan untuk melengkapi data yang
dijaring melalui teknik wawancara. Studi dokwnenter adalah data otentik
yang terhimpun dalam Bazis antara lain : sajarah berdirinya Bazis, visi dan
misi, serta informasi lain yang dipandang releven dengan fokus penelitian.
c. Kuisioner: Dalam pengwnpulan data penelitian, penulis menggunakan
metode kuisioner yaitu berupa sejwnlah pertm1yaan yang 1smya
berhubungan dengan penelitian. Kuisioner tersebut disebarkan kepada
responden, setelah responden selesai menjawab perta1yaan pada kuisioner,
selanjutnya kuisioner tersebut dikembalikan kepada peneliti.
f. Metode Analisis Data
a. Metode kualitatif yaitu analisis berupa klasifikasi data dengan uraian
kata-kata
b. Metode kuantitatif yaitu analisis berupa angka yang didapat dari kuisioner
atau dokwnen data.
g. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada
buku Pedoman Penulisan Skripsi, Syari'ali dan Hukwn UTN Syarif Hidayatullah
G. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan skripsi ini dibagi lima bab dan masing-masing
bab memiliki sub pokok-pokok pembahasan sebagai berikut:
Bab I
Bab 11
Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah,
tujuan dan manfaat perielitian, ruang lingkup, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
Merupakan Tinjauan pustaka yaitu, pengertian strategi dan analisis SWOT,
Pengertian zakat, infak dan shadaqah, landasan yang berhubungan dengan
zakat, infak, shadaqah dan dasar hukumnya, Qardhul Hasan serta teori
distribusi.
Bab Ill Membahas pengertian dan latar belakang Bazis DK!, landasan hukum
BAZIS DKI, visi, misi, tujun dan akan dicantumkan pula struktur
organisasi, penyaluran dan pengunaan dana ZIS serta prosfek dan
perkembangan Bazis Propinsi DK! Jakarta ..
Bab JV Strategi Penyaluran dana Infaq dan Shadaqah dengan skim Al-Qardhul
Hasan di BAZIS DK!, Analisis Penyaluran Dana lnfak dan Sadakah
melalui skim Qardhul Hasan di BAZIS DK! apakah dapat meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
•
A. Pengcrtian Strategi, Zakat, lnfak dan Shadaqah
I. Pengertian Strategi dan Analisis SWOT
Kata "Strategi" berasal dari bahasa Yunani "Strategos" (Stratos = militer dan
ag = memimpin) yang berarti "generalship" atau sesuatu yang dike1jakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.1 Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan
saling hubungan dalam ha! untuk mencapai suatu tujuan. Ada beberapa macam
strategi yaitu:
I) Strategi Stabilitas adalah mempertahankan tindakan-tindakan organisasi saat
ini, jadi merupakan kelanjutan tindakan dari strategi yang telah diagendakan
sebelumnya dan lebih pada meningkatkan efisiensi di s'egala bidang untuk
meningkatkan kinerja atau keuntungan .
2) Strategi Pertumbuhan adalah merupakan strategi yang bersifat ekspansi dari
keadaan saat ini, dan prinsipnya lebih menitik beratkan pada penambahan atau
perluasan produk, pasar ataupun fungsi dalam perusahaan serta lebih pada
meningkatkan aktifitas perusahan
1
3) Strategi Penciutan adalah menekankan pada pengurangan ataupun menutupi
unit bisnis yang mempunyai cash flow negaif dan biasanya diterapkan pada
bisnis yang berada pada tahap menurun.
4) Strategi Kombinasi adalah penerapan beberapa strategi diatas secara
bersamaan.
Dalam pembahasan organisasi, istilah strategi hampir selalu dikaitkan dengan
arah, tujuan dan kegiatan jangka panjang. Strategi juga dikaitkan penentuan posisi
suatu organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Bahkan dalam
kamus militer, istilah ini berkaitan erat dengan upaya mencapai keunggulan dalam
persaingan yang sesuai dengan keinginan untuk dapat bertahan sepanj ang waktu
dengan mengambil wawasan jangka panjang yang luas dan menyeluru. 2
Dalam konteks menejemen, menurut Wright, Kroll dan Pm·nel (1996), istilah
strategi menunjukan bahwa manajemen strategi memiliki cakupan proses manajemen
yang lebih luas hingga pada tingkat yang lebih tepat dalam penentuan misi dan tujuan
organisasi dalam konteks keberadaannya dilingkungan ekstemal dan internal.
Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor intrenal dan eksternal. Kedua faktor tersebut hams dipertimbangkan
dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal strengths
dan weaknesses serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang
2 Gurnbira-Sa'id, iVfanaje1nen Strategi PersJJektifSyari'ah, (Jakarta: P'f. Khairul Bayaan,
(opportunities) dan ancaman (threats) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan
kelemahan (weaknesses).
Analisis ini idealnya bertumpu pada basis data tahunan dengan pola 3-1-5.
Maksudnya, data yang ada diupayakan mencakup data perkembangan organisasi 3
tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang akan diinginkan pada tahun saat
dilakukannya analisis serta cenderungan organisasi untuk 5 tahun ke depan pasca
analisis. Hal ini dimaksudkan agar strategi yang akan diambil memiliki dasar dan
fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.3
S (Strength) atau faktor kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang
dilayani organisasi. Kekuatan adalah Kompetensi khusus (distinctive competence)
yang memberikan keunggulan komparatif bagi organisasi di pasar. Sebaliknya, W
(weakness) atau faktor kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan. Baik faktor kekuatan maupun kelemahan bersumber dari tiga
kategori, yakni sumberdaya manusia, sumberdaya organisasi dan sumber daya fisik.
0 (Opportunity) atau faktor peluang adalah situasi dan kondisi penting yang menguntungkan dalam lingkungan pernsahaan. Sementara, T (Treath) atau faktor tantangan adalah situasi dan kondisi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Baik faktor peluang maupun tantangan bersumber dari enam
3
kategori, yakni situasi dan kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, geografi,
teknologi dan konstelasi industri.
Analisis SWOT yakni dengan pendekatan kuantitatif Analisis SWOT Pearce
dan Robinson (1988). Dengan menggunakan analisas ini dimaksudkan agar dapat
diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang
dimaksudkan adalah melalui tiga tahap berikut.4
I. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) poin faldor serta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c=axb) pada setiap Faktor S-W-0-T:
2. menghitung skor (a) masing-masing poin faktor dilalmkan secara saling
bebas. Saling bebas mengandung maksud bahwa penilaian terhadap sebuah poin
faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap poin faktor
yang lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian.
Untuk memudahkan penilaian dan perhitungan, dapat digunakan rentang skor I
hingga 5 atau I 0, dengan asumsi nilai I berarti skor yang paling rendah dan nilai
5 atau I 0 berarti skor yang paling tinggi. Sementara menghitung bobot (b)
masing-masing poin faktor dilaksanakan secara saling berketergantungan. Artinya
penilaian terhadap satu poin faktor adalah dengan membandingkan tingkat
kepentingannya dengan poin faktor lainnya. Dengan de:mikian, formulasi
perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan
banyaknyajumlah poin faktor) dibagi dengan banyaknyajumlah poin faktor.
3. Mclakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d = S-W)
dan faktor 0 dcngan T ( e
=
0-T): perolehan angka ( d=
x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnyamenjadi nilai atau titik pada sum bu Y.
4. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titilk (x,y) pada kuadrau
SWOT.
Melalui kuadran berikut (gambar 8) Pearce dan Robinson (1988) memberikan
empat kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu organisasi.
Pertama, posisi pada Kuadran I (positif, positif) yang menandakan organisasi
sebagai kuat dan berpeluang. Rekomdasi strategis yang diberikan adalah Prograsif,
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga clapat dimungkinkan
untuk terns melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan
secara maksimal.
Kedua, posisi pada Kuaclran II (positif, negative) yang menanclakan oraganisasi
sebagai kuat namun menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategis yang
diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap
namun mengadapi sejumlah tantangan berat, sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terns berputar bila hanya bertumpu pada strategi
sebelumnya. Oleh karenanya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak
ragam strategi taktisnya.
Ketiga, posisi pada Kuadran III (negative, positif) yang menandakan organisasi
adalah Ubah Strategi, artinya oraganisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya. Sebab, ditengarai dengan strategi lama sangat sulit untuk dapat
menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Keempat, posisi pada Kuadran IV (negative-negatif) yang menandakan
organisasi sebagai lemah dan menghadapi tantangan besar. Re:komendasi strategis
yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal brganisasi yang
lemah yang dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi
berada pada pilihan dilematis. Karena itu organisasi disarankan untuk menggunakan
strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok.
[image:32.595.49.469.140.657.2]Strategi ini dipertahankan sambil terns berupaya membenahi diri.
Gambar 2.1.
Kuadrat SWOT Pearce dan Robinson
opportunity
(-,+) (+,+)
Ubah Progesif
Strategi
I
Kuadran IIII
I
Kuadran IVI
-weaknes s
I
Kuadran II
I
Kuadran III
Sf/'(-,-) (+,-)
ength
Strategi Diversifikasi
Bertahan Strategi
Threat
Tabel 2.1
Scoring Basil Curah Pendapat Analisi Internal
NO. KEKUATAN(STRENGTII) • .. SKOR BOBOT TOTAL
' . . ·. ·. •• .. .. ·.· . · .
I.
2. dst.
Total Kekuatan
NO. keᆪemaャヲaセHjQWeaknessI@ SKOR BOB OT TOTAL
• .. ·.···.·
; :- -- -,: __ :-_ -:/';: ", ">·-___ ---·-:;·_-·-:.·.·-< - ':'·,::- --
.
•
. .. • I.2. dst.
Total Kelemahan
SelisihTotalKekiiata/1._Totalkeldnahan = S セ@ W
=
x · .. ·..
•·•.····
< ·•••·
·.····
.
-;:'(_'·/· ·
...
· __ -,--- • .. .··..
.. ·. · .. · .Tabel 2.2
Scoring Basil Curah Pendapat Analisi Eksternal
I.
2. dst.
[image:33.595.41.473.539.681.2]NO.
TANTANGAN(THREAn
SKOR
BO BOT
TOTAL
I.
2.
dst.Total Tantangan
Selisih Total Peluang - Total Tantangan = 0-T = y
2. Pengertian Zakat, Infak dan Shadaqah
Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata "zaka" (lSj) yang artinya berkah,
tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan.5 Kata zakat ini dalam berbagai
bentuk derivasinya disebutkan dalam Al-Qur' an sebanyak 60 kali, yang terse bar dalam
surat-surat Makkiyah dan Madaniyah.6
Dalam kamus bahasa Indonesia, Zakat diartikan sebagai ''.jumlah harta tertentu
yang wajib dikeluarkan oleh orang Islam dan diberikan kepada yang berhak
menerimanya, menurut yang telah ditetapkan oleh syara''. 7 Sedangkan zalcat dalam
terminologi syariat adalah "nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat
tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang
berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula". 8
'Samit, Athif Zyn, Mujma 'u/ Bayani/ Hadils Tajsir M11frada1 Al Fadzil Qur 'anil Karim, Beirut; Syirkah Alamiyah Kitab S.M.L. 1994, Cet.111 hlm.391
6 Syarifuddin Abdullah,
Zakal Profesi, Jakarta; Moyo Segoro Agung 2003, him I 9
7
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka I 989, him. I.OJ 7
8
Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan
mengeluarkannya, tetapi dibalik pengurangan yang bersifat zhahiri ini, hakikatnya
akan bertambah dan berkembang (nilai intrinsik) yang hakiki disisi Allah SWT.
Dengan demilian, zakat mernpakan kewajiban bagi seorang mukrnin yang memenuhi
syarat syariah Islam sebagai muzakki untuk mengeluarkan sebagian pendapatan atau
harta guna diberikan kepeda mustahik yang telah ditetapkan Syari"ah Islam.
Dengan demikian, mengeluarkan Zakat berarti mengharapkan tambahan dan
pertumbuhan kualitas bagi harta itu sendiri dan juga meningkatkan pahala bagi
pembayar zakat. Jadi jelaslah bahwa mengeluarkan zakat bermti mengeluarkan harta
yang bukm1 hak kita, yaitu hak-hak orang-orang yang membutuhkannya. Karena
didalam harta seseorang terdapat hak orang-orang fakir dan miskin.
Infak berasal dari kata "Nafaqah" yang bermti mengeluarkan sesuatu (harta)9.
Menurut kamus bahasa Indonesia infak berarti "pemberian (sumbangan) harta dan
sebagian (selain zakat wajib) untuk kebaikanio. Sedm1gkan menurut terminologi
syariah infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau
penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam 11•
Infak berarti pula sebagi belanja untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan
keluarga, atau sering kita dengar dengan istilah nafkah. Klrnsus di Indonesia, kata
infak lebih condong diartikan sebagai sifat kedermawanan. Dimana kata infak
tersebut kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat
9
Samih, Athif Zyn, op.cit.,hlm 869 10
Depdiknas, op.cit.,hlm. 330 11
digunakan untuk menunjukan penge1iian pemberian wajib (zakat harta), dan lebih sering
digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian biasa atau infak.
Perbedaan dengan zakat, jika zakat ada nisabnya maka infak tidak memakai
persyaratan nisbah. Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik yang itu orang yang
berpenghasilan tinggi amaupun rendah apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jadi
kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian dari harta
baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain.
Sedekah berasal dari kata "Shadaqah" (<3-"") yang berarti "benar".12 Menurut Yusuf Qardawi bahwa sedekah itu berarti "bukti" kebenaran iman dan membenarkan
adanya hari kiamat.13 Dalam kamus bahasa Indonesia sedekah berarti derma kepada
orang miskin dan sebagainya (Berdasarkan cinta kasih sesama manusia)14• Secara
terminologi syariah sama artinya dengan infak akan tetapi hal calrnpannya berbeda, jika
infak lebih mengarah kepada pengertian materil, maka sedekah memiliki cakupan yang
lebih luas menyangkut hal-hal yang bersifat non materil.
Pemakaian kata sedekah, khususnya di Indonesia lebih sering diartikan sebagai
sedekah biasa yang hukumnya sunat. Padahal makna sedekah itu lebih luas, bukan hanya
dalam hal pemberian harta akan tatap dalam hal perbuatan pun dapat dikatakan
memberikan sedekah.
Sedekah berarti memberikan derma termasuk memberikan derma untuk mematuhi
hukum dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur'an dan sunnah. Zakat telah
1
Samin, AthifZyn, op.cit him 492
13
Yusuf,Qardawi, Hukum Zakat, Jakarta, Litera Antara Nusa, 1991, hal.39
14
disebutkan pula dengan sedekeh karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan.
Hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib sedengkan sedekah
adalah sukarelah, Zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib
sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarelah.15 Jumlah dan nisbah zakat ditetapkan
sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pad.a keingina orang yang
menyumbangnya.
B. Landasan-landasan yang Berhubungan dengan Dana ZIS dan Dasar Hukumnya
Tidak ada suatu ibadah yang dituntu atau diserukan tanpa da!il yang jelas. Semua
kewajiban ditentukan oleh Allah SWT sesuai dengan pengetahuan-Nya disamping
kebijakasanan-Nya yang Maha Luas. Begitu pula dengan ibadah zakat, infak dan sedekah
tentu mempunyai argumentasi tentang bagaimana hukumnya yang sebenamya, apakah ia
wajib atau sunat.
I. Hukum Zakat
Ibadah zakat banyak sekali ayat-ayat suci yang menyinggungnya antara lain:
(78 . 22
•
I
i:::...-
--
II)
• • . •
sis"·· 'I I
y _JJセイL@
セ@ _Jslt...JI I , ..
セ@ts
....
Artinya: " ... Karena itu dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat ... ". (QS. Al-Hajj/ 22: 78)
Ayat lain menyatakan:
15
Artinya: "Ambilah zakat dari sebagaian harta mereka,. dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka ... ". (QS.At- Taubah/ 9: I 03)
Didalam hadits pun menyinggung masalah zakat sebagaimana yang diriwayatkan
Bukhari dari Ibnu Umar dikatakan:
Artinya: "Islam dibangun atas lima (sendi), kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah
SWT dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, berhajji ke Baitullah dari berpuasa pada bulan
ramadhan".(HR. Bukhari)".
Jika kita kembali kepada ayat permulaan dimana ibadah zakat dipertalikan dengan
ibadah shalat, atau dengan kata lain, perintah menunaikan zakat datang setelah perintah
mendirikan shalat, karena susunan perintah yang berturut-turut ini memberikan kesan dan
tanggapan, bahwa kedua ibadah itu sama dituntut. Sedangkan didalam ayat ini terdapat
perintah yang sangat jelas mengenai shalat dan kemudian disusul dengan perintah zakat.
Sebagai suatu kesirnpulan yang dapat diambil, zakat itu adalah hukumnya wajib
sebagimana wajibnya shalat.
1
Begitu pula dalam hadits dikatakan dengan jelas sekali bahwa fungsi zakat
didalam Islam sama halnya dengan fungsi shalat, ibadah hajji dan puasa dibulan
ramadhan yang mana kesemuanya itu adalah merupakan sendi-sendi utama atau
rukun Islam.
2. Hukum Infak
Di ·ctalam AI-Qur'an banyak pula ayat yang menyingung masalah infak
diantaranya adalah:
· 2
.Io
.fi"'ᄋセᄋi|I@
. . . .r-:--
GMセGNセNN\[Z@
Ca
c:.it.X;:b '·
. . ..
Ll:"
I
セ@'·•t
I
J-1
セセiセ@
U:L·.
jj\
Qセ@ᄋMセエg@
..(267
Artinya: " ... Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah sebagian dari hasil usahakamu yang baik ... ". (QS.Al-Baqarah/2 267)
Dalam konteks lain dikatakan:
4...1
J...111 •.
U
セG@.,. '·
I ... ,,,
ea· ·.
& J セ@I ..
·•J •;., • ..11 I
ilt ' ..
1• • (..), セ@ セ@ (J.:'l セ@
.J
HNNIセ@•
セ@ セウMQ@ ..»' -' U"(92: 3
I
LNIiセ@
jiIセ@
Artinya: "kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan Allah SWT
mengetahuinya". (QS.Ali Imron/ 3: 92)
Dari ayat ini terdapat kata 'anifiqu' dan kata 'tunfiqu' yang merupakan kata
dalam bentu perintah dan kata dalam bentuk anjuran. Ini bermii bahwa kata infak
dalam Al-Qur'an kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib
(zakat harta), dan kadang pula digunakan untuk menuajukan pengertian pemberian
ditetapkan nishabnya sedangkan infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus
dikeluarkan, tetapi diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan.
Penggunaan kata infak di Indonesia lebih dipahami kepada infak yang hukumnya
sunnat, baik itu dalam bentuk infak biasa, maupundalam bentuk wakaf. Untuk infak
dalam arti wajib lebih sering digunakan kata zakat harta.
3. Hukum Shodaqah
Shodaqah disinggung pula oleh Al-Qur'an dalam berbagai bentuk seperti
diungkapkan dalam dalam surat At-Taubah ayat I 03:
(103 .
• YOTMゥMセQ|I@ ._J-U • • • •1-.. : ••
'"&:;' セ@ ・ZZMMセMy
....9 GGGNBNャMセZゥェセGMᄋ|ャGGヲGᄋ@f"1'
セ@ セ@.JA
U:<'
j i
Artinya: "Ambilah dari harta mereka 'sedekah' yang membersihkan dan mensucikan
mereka". (QS.At-Taubah/9: I 03)
Didalam hadits juga banyak diungkapkan mengenai sedekah diantaranya:
Artinya: "Barang siapa diantara kamu sanggup memeliharadiri dari api neraka, maka
hendaklah ia bersedekah meskipun dengan sebiji kurma, kalau ia tidak sanggup
juga, maka maka hendaklah ia bersedekah dengan perkataan yang baik". (H.R.
Muslim).
17
D. Al-Qardhul Hasan
Al --Qardhul Hasan itu merupakan akad pinjam memi1tjam. Dalam kamus istilah
fiqih Qardhul diartikan dengan pinjanrnn atau hutang18. Menurut Sayyid Sabiq, Qardhul
adalah harta yang diberikan oleh seseorang muqridh kepada yang membutuhkan
muqtaridh, kemudian si peminjam akan mengembalikannya setelah mampu19. Sedangkan
Hasan berarti bagus, baik dan indah. Jadi Qardhul Hasan merupakan pinjaman yang
diberikan kepada seseorang untuk kebutuhan yang mendesak dan jangka pendek tanpa
mengharapkan imbalan.
I. Landasan Hukum Qardhul Hasan
Qardhul Hasan adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali. Qardhul hasan disyari' atkan sebagai bentuk atau cara pendekatan
manusia kepada Allah SWT, karena al qardh berarti lemah lembut kepada manusia,
mengasihi mereka, dan memberikan kemudahan dalam urusan mereka, sebagaimana
firman Allah SWT:
· r
セイ@ セオQ@1:...
1
i-w
u-
M⦅M[NセQイ@• .
.,1
1:...
1
vw-. w-. w-. w-. w-. u
.J
.J
セ@ < セ@ _JJ.J
.J
r...S
.Y'"'"'.J
_ft' HNセ@ _JJ.J
.J ....
(2 : 5
I
i>.i:iWI)
Artinya: " ... Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa,
danjangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... "
(Al-Maidah/ 5:2).
Transaksi Qardhul Hasan diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan hadits:
Artinya: Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw bersabda: Aku melihat pada waktu
malam di Isra'kan, pada pintu surga tertulis: Shadaqah dibalas I 0 kali lipat dan
qardh 18 kali. Aku bertanya: Wahai Jibril mengapa qardh lebih utan1a dari pada
shadaqah? Ia menjawab: karena meminta minta sesuatu dan ia punya, sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena keperluan." (Riwayat Ibnu
Majjah).
Para ulama menyepakati bahwa qardhul hasan boleh dilakukan. Kesepakatan ini
didasari oleh tabi' at manusia yang tidak bisa hidup tanpa pertolongan dan bantun
saudaranya. Qardhul ini bersifat mandub atau dinjurkan. bagi muqridh (orang yang
menghutangi) dan mubah (boleh) bagi muqtaridh (orang yang berhutang). Tetapi apabila
orang berhutang menggunakan pinjaman tersebut untuk berbuat maksiat maka hukumnya
menjadi haram.21
2. Rukun dan Syarat Qardhul Hasan
'0 Sunan lbnu Majah, (Beirut: Darul Fikir, tth),jilid II, ha! 812 21
a. Rukun Qardhul Hasan
a) Muqridh (pihak yang menghutangi/ Kreditur)
b) Muqtaridh (pihak yang berhutang/ Debitur)
c) Ijab dan Qabul
d) Barang yang dipinjamkan
b. Syarat Qardhul Hasan
a) Muqridh (pihak yang menghutangi/ Kreditur)
b) Muqtaridh (pihak yang berhutang/ Debitur)
Kedua belah pihak harus orang yang berakal. Dewasa,baliq, bukan pemboros
dan atas kehendak sendiri. Sehingga tidak sah akad yang dilakukan oleh orang gila
atau anak-anak. Akad Al-Qardhul Hasan dimaksudkan untuk berlemah Iembut kepada
sesama manusia serta saling membantu, bukan bertujuan untuk memperoleh
keuntungan. Oleh karena itu kedua belah pihak tidak boleh mensyaratkan untuk
mengembalikan pinjaman melebihi apa yang dihutangkan.
D. Teori Distribusi
Terdapat dua faktor kunci dalam menyediakan jasa menuju pasaran sasaran
yaitu, pemilihan Iokasi dan saluran distribusi. dua keputusan tersebut menyangkut
Lokasi : pada umumnya suatu kantor, jasa cenderung mendekati
nasabah/konsumen, mendekati kantor jasa. yang lain serta dekat dengan pusat-pusat
perdagangan dan mendekati suatu tujuan yang akan dicapai.
pada BAZIS Provinsi DKI Jakarta yaitu suatu lembaga pengelola zakat (LPZ) yang
salah satu tujuannya adalah mewujudkan dan mengangkat kesejahteraan ekonomi
masyarakat. salah satu programnya adalah pendayagunaan ZIS diwujudkan dengan
pengembangan usaha ekonomi sepe1ii bantuan, modal usaha ( dipenmtukan).
Agar bantuan modal usaha itu tepat sasaran maka suatu lokasi pun sangat
menentukan, di BAZIS lokasinya dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat
yang meminjam dana produktif dapat dengan mudah langsung datang ke BAZIS,
karena dana itu bentuknya Qardhul Hasan yaitu pinjaman kebajikan dimana
masyarakat hanya membayar pokok pinjaman saja.
Agar bantuan produktif dapat berjalan maksimal, maka BAZIS Provinsi DKI
Jakarta selalu melakukan pendampingan, pemantauan, dan pembinaan. Upaya ini
dilakukan dengan merekrut tenaga honorer sebagai Supervisi Program (SP). Dengan
ini, perkembangan usaha dapat dianalisa untuk dipastikan kelayakan-nya. Sehingga
mereka dapat mengembalikan dana pinjaman terse but tepat waktu.
Siapa yang berperan dalam menganatarkan jasa tersebut? ada 3 partisipasi untuk
mendistribusikanjasa yaitu:
I. Penyedia jasa,
2. Perantara jasa,, dan
Secara tradisional, pinjaman langsung (Direct Sales) adalah metode penyaluran
yang paling sesuai untuk penjualan jasa bank (Jasa Profesional),
Di BAZIS JPKI dalam penyaluran dana infak dan shadaqah. ada 2 metodei
pendistribusian yaitu
i.
I. Gardhul Hasan (piajaman kebajikan, yakni tanpa Bagi Hasil) dalam
penyaluran dana Qardhul Hasan ·dan karyawan BAZIS tersebut Bazis
langsung menyalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan modal usaha
tetapi mempunyai dana khusunya di DKI Jakarta.
2. Mudharabah (Bagi Hasil) melalui Program Pemberdayaart Modal Usaha bagi
Pedagang Kecil (PPMUPK) yang dalam pelaksanannya melibatkan 14 BMT
(Baitul Maal wat Tamwil)
Pada hakekatnya demi suksesnya suatu tujuan yang ingin dicapai maka salah
satu tujuan yang dilakukan ad al ah menciptakan hubungan ke
nasabahan/kemasyarakatan yang erat namun professional, sebab nasabah pada
umumnya akan mengikuti (mempertimbangkan sasaran yang cliberikan). Dengan
demikian saluran distribusi langsung merupakan suatu pilihan yang diinginkan
nasabah/masyarakat dalam melakukan transaksi dengan baik.
Dalam penyaluran dana infak dan shadaqah Bazis mengeluarkannya acla yang
langsung kepada masyarakat clan karyawan yang membutuhkan modal untuk usaha
tetapi tidak mempunyai dana. Dengan bentuk Qardhul Hasan (pinjaman kebajikan)
BMT (Baitul Maal Wat Tamwil) yaitu pemberdayaan modal usaha bagi pedagang
kecil (PPMUPK) yang dalam pihak semuanya melibatkan 14 BMT.
Sasaran distribusi produk/jasa yaitu penyaluran dalam jangka panjang akan
menunjukan posisi keuntungan secara maksimum dengan biaya yang efisien. begitu
juga yang dilakukan BAZIS tapi di sisi lain BAZIS mempunyai keistimewaan
tersendiri di dana tersebut yaitu selain mendapatkan keuntungan untuk digulirkan
kembali dan di manfaatkan semaksimal mungkin bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat, pengangguran dapat di minimalisir dan
mengentaskan kemiskinan.
Agar proses pendayagunaan ini dapat be1jalan, BAZIS Provinsi DKI Jakarta
dalam ha! ini tetap secara akatif memberikan informasi kepada mereka dengan
jaringan, media-media massa, dan sistem informasi yang dimiliki. Karena disadari
atau tidak, bahwa BAZIS hanyalah mediator antara the haves dengan mustahik. ZIS yang ada hanya titipan dari mereka yang mampu, dan pada saat yang sama
A. Sejarah Berdirinya
Badan Amil Zakat, sebagai cikal bakal BAZIS sekarang, sudah digagas sejak awal berdirinya pemerintaban Orde Baru dipenghujung tahun 1960-an. Pada tanggal 24 September 1968 inilab pemikiran tentang perlunya Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) di Indonesia mulai terealisasikan. Dari sebelas tokoh nlama Tingkat Nasional, yang mendorong pembentukan Badan Amil Zakat Nasional. Para tokoh tersebut adalab Prof. Dr. Hamka, KH Ahmad Azhari, KH. Moh Syukri Ghazali, Moh. Sod1y, KH. Taufiqurrahman, KH. Moh. Soleh Su'aidi, Ustadz M. Ali Al Hamidy, Ustadz Mukhtar Lutfy, KH. A. Malik Ahmad, Abdul Kadir, KH. M.A. Zawawy, mereka berkumpul di Jakarta. Untuk membahas beberapa persoalan umat, klmsusnya pelaksanaan zakat di Indonesia. Di antara rekomendasi basil musyawarab tersebut adalab:1
a. Babwa pengelolaan zakat dengan sistem administrasi dan tata usaba yang baik sehingga bisa di pertanggung-jawabkan pengumpulan dan pendayagunaannya kepada masyarakat;
b. Bahwa zakat merupakan potensi umat yang sangat besar yang belum dilaksanakan secara maksimal. Karenanya, diperlukan pengefektifan
1
BAZIS Badan Amil Zakat, Jnfak/Scdekah DKI Jakarta, Latar Belakang Berdirinya bazisセ@ Online
pengumpulan zakat, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembangunan.
Saran dari sebelas ulama ini ditanggapi secara serius oleh Presiden Republik
Indonesia, yang kemudian memberikan seruan dan edaran kepada para pejabat dan
instansi terkait untuk menyebarluaskan dan membantu terlaksananya pengumpulan
zakat secara nasional.
Setelah itu di Istana Presiden Republik Indonesia yaitu Presiden Suharto
dalam pidatonya menyambut Isro'Mi'raj Nabi Muhammad SAW tanggal 26 Oktober
1968 menyerukan perlunya pelaksanaan zakat sebagai potensi yang besar untuk
menuajang pembangunan, dan pada saat yang sama Presiden RI menawarkan dirinya
untuk bertinadak sebagai Amil Zakat Nasional.
Surat Perintah Presiden Suharto No. 07/POIN/10/1968 tanggal 31 Oktober
1968 kepada tiga stafuya, Mayjen Alamsyah Ratu Prawiranegm·a, Kol. Inf. Drs. M.
Azwar Hamid, dan Kol. Inf. Ali Afandy untuk membantu presiden dalam
administrasi penerimaan zakat secm·a nasional.2
Berbagai kalangan masyarakat men yam but baik seruan ini. Tidak lama set el ah
itu beberapa Gubernur Kepala Daerah mengeluarkan keputusan untuk mendirikan
LPZ di daerahnya masing-masing. Mentri Agama Republik Indonesia kemudian
mengeluarkan Peraturan Mentri tentang pembentukan Badm1 Amil Zakat yang
bertugas melaksanalcan pengumpulan dan penyaluran zakat. Badan Amil Zakat
(BAZ) ini berkedudukan di desa-desa dan kecamatan, pada tingkat kecamatan BAZ
2
menjadi koordinator bagi pelaksanaan pengumpulan dan penyaluran zakat di
desa-desa.3
Kemudian diperkuat lagi dengan adanya Surat Edaran dari Presiden No.
133/PRES/11/1968 yang menyerukan kepada pejabat/instansi terkait untuk
membantu dan berusaha ke arah terlaksananya sernan Presiden dalam wilayah atau
lingkup kerja masing-masing.
Peristiwa lain yang luput dari perhatian adalah kenyataan bahwa sebelum
adanya seruan presiden diatas, Mentri Agama sebenamya telah mengelurkan
Peraturan Mentri Agama (PMA) mengenai pembentukan Badan Amil Zakat yang
disingkat menjadi BAZ (PMA No. 4/Juli/1968) dan pembentukan Baitul Mal (PMA
No. 5/0ktober/1968). Akan tetapi kedua keputusan itu kemudian ditarik kembali,
mungkin karena penarikan secara diam-diam, ada beberapa keputusan mengenai
zakat di provinsi DKI yang dikeluarkan pada tahun 1970-an masih mencantumkan
PMA No. 4 sebagai bahan rujukan. Misalnya kepiltusan Gubernur provinsi DKI
Jakarta tahun 1976 No. B.VII-423/a/l/76.4 Tidak pasti pembatalan keputusan mentri
agama tersebut, nemun penarikan peraturan mentri agama ternebut diduga terkait
dengan sikap yang telah diambil Presiden Suharto.
3
BAZJS Provinsi DKI Jakarta & Institut l'vfanajen1en Zakat, 1\1anajen1en Z!S BAZIS Provinsi DK!
Jakarta, (Jakarta: BAZJS Provinsi DKI Jakarta, 2006), cet ke I, h. 10-11.
4
Amelia Fauzia, BAZIS DK! Jakarta: Peluang dan Tantangan Sadan An1il Zakat Pen1erintah Daerah,
dalam bukunya Revita/isasi Fi/antropi /slanz Studi Kasus Lentbaga Zakat dan fflakaf di Indonesia, (1 akarta: The Ford Foundation, Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN Jakarta, 2005), h. 32R33. Lihat dalam bukunya Bahtiar Effendy, !slain dan Negara transformasi Pernikiran dan Praktik Po/itik /s/a1n di Indonesia, (Jakarta: Parainadina.
kepada aparat teknis yang bersifat profesional dan fungsional. sejak saat ini pula
BAZIS menjadi perangkat pelaksana pemerintahan daerah yang mandiri karena
bersifat non-struktural.
Pada tahun 1998, Gubernur provinsi DKI Jakarta kembali mengeluarkan SK
No. 87 tentang Susunan dan Tata Kerja BAZIS. berdasarkan SK ini, maka pemimpin
BAZIS ·berubah dari Ketua menjadi Kepala BAZIS. sementara itu, BAZIS tingkat
Kotamadya pun diganti menjadi Pelaksana BAZIS Kotamadya.
Pada tahun 2002, Gubernur provinsi DKI Jakaiia mengeluarkan dua SK yang
berkaitan dengan BAZIS, yang pertama, mengenai Organisasi dan Tata Kerja Badan
Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Propinsi Daerah Ibukota Jakarta; dan yang kedua,
mengenai Pola Pengelolaan Zakat, Infak, dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infak dan
Sedekah Propinsi Daerah lbukota Jakaiia.
Berdasarkan SK ini, istilah badan pembina tidak lagi digunakan, tetapi diganti
dengan Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas. dengan kedua SK ini
diharapkan organisasi BAZIS menjadi lebih efesien dan pola pengelolaan dana
zakatnya menjadi lebih optimal, profesional, amanah, dan transparan.
Saat ini Kantor BAZIS DKI Jakarta terletak di jalan H.Awaludi 11/Jalan
Kl-I.Mas Mansyur Tanah Abang Jakarta Pusat. Tepatnya di Gedung Lembaga Bahasa
dan Al-Quran (LBIQ). Untuk menghubungi BAZIS Propinsi DK! Jakarta via telpon,
terdapat 3 line telpon yang dapat dipergunakan, yaitu (021) 3144579, 3901367, clan
mnggunakan internet, bisajuga mengakses home page BAZIS di www.bazisdki.gi.id
atau mengirim e-mail ke bazisdki@insprin.net.id.
Untuk lebih meluaskan sosialisasi program-program dan penyadaran akan
pentingnya zakat untuk pengembangan sumberdaya umat, BAZIS DK! Jakarta juga
menerbitkan Tabloid Peduli Ummat. Tabloid ini terbit setiap bulan sekali yang isinya
adalah mengupas sekitar permasalahan zakat. Di samping itu; tabloid Peduli Ummat
juga menerbitkan laporan tentang pengumpulan dan penyaluran serta pendayagunaan
zakat yang terbaru.
B. Landasan Hulmm
Dasar hukum yang membentangi posisi BAZIS provinsi DK! Jakarta saat
ini adalah: 7
l. Undang-undang Repnblik Indonesia No. 34 Tahun 1999 tentang pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia Jakarta
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat
3. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota .Jakarta No. 120 tahun
2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infag, dan Sedekah
Provinsi Daerah Klmsus Ibukota Jakarta
7
4. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 121 tahun
2002 tentang Pola Pengeloaan Zakat, Infaq, dan Sedekah Badan Amil Zakat,
Infaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
5. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003 tentang
Pelaksanaan undang-undang Republik Indonesia No . .38 tentang pengelolaan
zakat.
6. Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah
7. Peraturan Gubemur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 26 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah Badan
Amil Zakat, lnfaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta
8. Peraturan Gnbernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta No. 51 tahun 2006
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq,
dan Sedekah Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Provinsi Daerah Khusus
lbukota Jakarta
C. Visi, Misi, Tujuan dan Prinsip pengelolaan BAZIS
Visi BAZIS Provinsi DK! Jakarta adalah untuk "Menjadi Badan Pengelola
Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan, Akuntabel, dan Mandiri di
Jakarta menuju masyarakat yang sejahtera, berdaya, dan bertakwa." 8
Oidirikannya Badan Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah di Provinsi OKI Jakarta
memiliki tujuan sebagai berikut:9
I. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, dan
sedekah sesuai dengan tuntunan agama.
2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq, dan sedekah.
Untuk mencapai tujuan ini, BAZIS Provinsi OKI Jakarta dalam pelaksanaan
dan pengelolaan zakat selalu berprinsip kepada enam ha! yaitu:10
I. Prinsip Syariah dan Moral Keagamaan, artinya pengelolaan zakat, infak dan
sedekah berlandaskan pada syariah dan moral agama Islam.
2. Prinsip Kesadaran Umum, artinya pengun1pulan zakat, infak dan sedekah
hendaknya mempunyai dampak yang positif dalam menumbuh-kembangkan
kesadaran bagi muzaki, munfik dan mutashaddik untuk melaksanakan
kewajibannya.
3. Prinsip Manfaat, artinya pengelolaan zakat, infak dan sedekah hams memberikan
manfaat yang sebenar-benarnya untuk kemaslahatan umat.
8
BAZIS Badan Amil Zakat, Intbk/Sedekah DKI Jakarta, Tugas Pokok dan fl1ngsi BAZ!S, Online
http://www.Bazisdki.go.id (Las! Updalc Jerakhir: 04 I 07 I 2005). 9
BAZIS Provinsi DKI Jakarta & lnstitut Manajemen Zakat, OP. Cit, Ii. 16.
4. Primsip Koordinasi, artinya pengelolaan zakat, infak dan sedekah hendaknya
terjalin koordinasi secara harmonis antar berbagai instansi/lembaga terkait, agar
terciptanya efisiensi dan efektifitas yang optimal.
5. Prinsip Keterpaduan, artinya dalam penghelolaan zakat, infa:k dan sedekah secara
menyeluruh diperlukan adanya keterpaduan antar berbagai instansi/lembaga
terkait, dan keterpaduan antara ulam dan umara.
6. Prinsip Produktif Keterpaduan, artinya dalam pendayagunaan dana zakat, infak
dan sedekah hendaknya diarahkan pada usaha produktif dan rasional. Prodktif
dalam arti si-penerima bantuan hams memanfaatkan dana yanbg diterima untuk
bemsaha (bukan hanya sekedar dikonsumsi). Rasional dalam arti penyaluran
pendayagunaan ZIS hams didasarkan pada perhitungan yang rasioanal.
BAZIS Provinsi DIG Jakarta secara struktural berada dalam struktur organisasi
pemerintah Provinsi DKI Jalcarta dan karenanya mengums BAZIS ada!ah pegawai
pemerintah tersebnt. Organisasi BAZIS terdiri dari tiga lembaga utama berdasarkan
SK Gubernur No.120 tahun 2002, yaitu: (!) Dewan Pertimbangan; (2) Komisi
D. Struktur Organisasi SEKSI lllMPUN ZAKAT SEKS! BINA MUZAK! Gambar3.1
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI
BADAN AMIL, ZAK.AT, INFAK, DAN SEDE'.KAH PROVINS! DKI JAKARTA
Dewan Pertimbangan
I I I
L ______ _
BIDANG PENDAYAGUNAAN _J SEKSI LA YANAN MUSTAMIK SEKSI BtNA US AHA SEKS! BINA SUMBER
- DAYA
MUSTAHIK
SEKS!
Gubemur
Kepala \Vakil Kcpa!a
PELAKSANA BAZIS KODYA. KAB \DMINISTRASI PENGUldl'ULAN SVBBAGIAN U:..IUM Kantor Pengawas Sekrctnriat
SUBBAGIAN
-J
Susunanan Dewan Pertimbangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh
Gubemur dan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Memberikan pertimbangan, saran dan pendapat dalam kebijakan pengumpulan
dan pendayagunaan zakat, infak/sedekah
2. Memberikan pertimbangan tentang pengembangan hukum dan pemahaman
seputar zakat, infak/sedekah
3. Menampung dan menyalurkan pendapat umat Islam tentang pengembanga,
pengumpulan zakat, infak/sedekah
Susunan Komisi Pengawas juga ditetapkan oleh Gubemur dan bertugas untuk
melaksanakan pengawasan. Internal tehadap pengelolaan zakat, infak, dan sedekah
Anggota Dewan Pertimbangan dan Komisi Pengawas terdiri dari unsur
Ulama, Umaro, DPRD, Tokoh Masyarakat, Pengusaha Nasional dan Cendekiawan
Muslim. adapun tugas adalah sebagai berikut:
1. Kepala.
a. Memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dalam pasal 3 (tiga)
dan pasal 4 ( empat);
b. Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan sekretariai:, bidang pelaksana
BAZIS Kotamadya/Kabupaten Administrasi termasuk petugas Operasional
2. Wakil Kepala.
Membantu kepala dalam memnnpm pelaksanaan tugas dan fongsi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4
a. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang dilimpahkan kewenangannya oleh
kepala;
b. Mewakili kepala apabila berhalangan malaksanakan tugas dan fungsinya;
c. Melaksanakan pengendalian administratif pelaksanaan kegiata