• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filosofi Akuntansi Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Filosofi Akuntansi Syariah"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Filosofi Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah dirumuskan sebagai sistem informasi yang membantu manusia melaksanakan amanahnya dalam menyampaikan laporan yang benar tentang suatu lembaga dan ikut berpartisipasi dalam menegakkan syariah dalam suatu organisasi yang dilaporkannya. Akuntansi syariah harus mengacu pada tujuan keberadaan manusia di muka bumi yang dimaksudkan sebagai “hamba Allah”. Maka seharusnya akuntansi syariah juga harus dapat berperan dalam membantu dan memperlancar tugas manusia dalam melaksanakan fungsinya tersebut.

Akuntansi Syari’ah jika ditinjau dari secara etimologi , kata akuntansi berasal dari bahasa inggris, accounting, dalam bahasa Arabnya disebut “ Muhasabah” yang berasal dari kata hasaba, hasiba, muhasabah atau wazan yang lain adalah hasaba, hasban, hisabah, artinya menimbang, memperhitungkan mengkalkulasikan, mendata, atau menghisab, yakni menghitung dengan seksama atau teliti yang harus dicatat dalam pembukuan tertentu

Menurut Prof. Dr. Omar Abdullah Zaid dalam buku Akuntansi Syariah halaman 57 mendefinisikan akuntansi sebagai berikut :

”Muhasabah, yaitu suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syari’at dan jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut untuk membentu pengambilan keputusan yang tepat.

Tujuan Akuntansi Syariah

(2)

Prinsip dalam Akuntansi Syariah

Nilai pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi syari’ah. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang universal dalam operasional akuntansi syari’ah. Apa makna yang terkandung dalam tiga prinsip umum tersebut? Berikut uraian ketiga prinsip yang terdapat dalam surat Al-Baqarah: 282.

1. Prinsip Pertanggungjawaban

Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat muslim.Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsepamanah. Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sag Khaliq mulai dari alam kandungan.

2. Prinsip Keadilan

Jika ditafsirkan lebih lanjut, ayat 282 surat Al-Baqarah mengandung prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.

3. Prinsip Kebenaran

Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan. Sebagai contoh misalnya, dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran ini akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur, dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi.

Aliran dalam Akuntansi Syariah

Perkembangan akuntansi syari’ah saat ini menurut Mulawarman (2006; 2007a; 2007b; 2007c) masih menjadi diskursus serius di kalangan akademisi akuntansi. Diskursus terutama berhubungan dengan pendekatan dan aplikasi laporan keuangan sebagai bentukan dari konsep dan teori akuntansinya. Perbedaan-perbedan yang terjadi mengarah pada posisi diametral pendekatan teoritis antara aliran akuntansi syari’ah pragmatis dan idealis.

(3)

Aliran akuntansi pragmatis menurut Mulawarman (2007a) menganggap beberapa konsep dan teori akuntansi konvensional dapat digunakan dengan beberapa modifikasi (lihat juga misalnya Syahatah 2001; Harahap 2001; Kusumawati 2005 dan banyak lagi lainnya). Modifikasi dilakukan untuk kepentingan pragmatis seperti penggunaan akuntansi dalam perusahaan Islami yang memerlukan legitimasi pelaporan berdasarkan nilai-nilai Islam dan tujuan syari’ah.

2. Akuntansi Syari’ah Aliran Idealis

Konsep dasar teoritis akuntansi yang dekat dengan nilai dan tujuan syari’ah menurut aliran idealis adalah Enterprise Theory (Harahap 1997; Triyuwono 2002b), karena menekankan akuntabilitas yang lebih luas. Meskipun, dari sudut pandang syari’ah, seperti dijelaskan Triyuwono (2002b) konsep ini belum mengakui adanya partisipasi lain yang secara tidak langsung memberikan kontribusi ekonomi. Artinya, lanjut Triyuwono (2002b) konsep ini belum bisa dijadikan justifikasi bahwa enterprise theory menjadi konsep dasar teoritis, sebelum teori tersebut mengakui eksistensi dari indirect participants.

3. Komparasi Antara Aliran Idealis dan Pragmatis

Kesimpulan yang dapat ditarik dari perbincangan mengenai perbedaan antara aliran akuntansi syari’ah pragmatis dan idealis di atas adalah, pertama, akuntansi syari’ah pragmatis memilih melakukan adopsi konsep dasar teoritis akuntansi berbasis entity theory. Konsekuensi teknologisnya adalah digunakannya bentuk laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas dengan modifikasi pragmatis. Kedua, akuntansi syari’ah idealis memilih melakukan perubahan-perubahan konsep dasar teoritis berbasis shari’ate ET. Konsekuensi teknologisnya adalah penolakan terhadap bentuk laporan keuangan yang ada; sehingga diperlukan perumusan laporan keuangan yang sesuai dengan konsep dasar teoritisnya.

Postulat Akuntansi Syariah

(4)

akuntansi syariah, tujuan laporan keuangan syariah maka postulat akuntansi syariah adalah sebagai berikut :

1) Laporan akuntansi, adalah menyangkut satu entitas yang berdiri sendiri terpisah dari entitas dan pihak lain,

2) Entitas sebagai badan hukum harus dianggap sebagai badan yang tidak bisa hidup sendiri tanpa memperhatikan kewajibannya selaku manusia yang memiliki tanggungjawab sosial,

3) Laporan akuntansi syariah terdiri dari informasi berupa kualitatif dan kuantitatif,

4) Laporan merupakan bagian dari situasi pada suatu periode akuntansi tertentu, bukan final, 5) Nilai yang ada dalam laporan keuangan adalah temporer, fana dan bukan nilai likuidasi

dan didalamnya ada kontribusi sistem moneter,

6) Akuntansi syariah harus bisa memberikan informasi tentang pelaksanaan amanah dan akuntabilitas, dan

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, KEDEWASAAN DAN KEDISIPLINAN SISWA DENGAN PRESTASI.. BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1

Pada tuturan di atas mengalami campur kode berbentuk baster yang dilakukan penyiar radio musik Radio Most FM Malang. Hal tersebut dikarenakan serpihan yang disisipkan merupakan

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang

Wujud lain dari implementasi akuntabilitas di Indonesia adalah dengan lahirnya Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara khususnya di pasal 14 ayat (2) yang

Sebagai wujud kepercayaan masyarakat tersebut, maka diadakanlah ritual peluncuran Naga Erau di Sungai Mahakam yang disisipkan sebagai salah satu bagian dari rangkaian upacara

Secara garis besar metode istinbat hukum Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam menetapkan fatwa wakaf manfaat asuransi dan manfaat investasi pada

CSR Internal dan Eksternal menunjukan hasil yang signifikan positif pada uji hipotesis terhadap motivasi karyawan, hal ini dapat disimpulkan respon responden terhadap CSR

Besarnya potensi kesehatan dan kimia/gizi yang terkandung dalam jahe dapat dimanfaatkan untuk membuat produk baru yaitu minuman kesehatan berbentuk serbuk/instan