• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL

TEACHINGAND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh SUPARJO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONTECTUAL

TEACHINGAND LEARNING (CTL) PADA MATA PELAJARAN

ILMU PENGETAHUAN ALAM SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 METRO UTARA

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh SUPARJO

Berdasarkan observasi awal pembelajaran IPA yang diperoleh di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara, aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Dari 32 orang sebanyak 9 orang (28%) tuntas dan 23 orang atau (72%) belum tuntas. Tujuan

peneliti menerapkan model pembelajaran Contectual Teaching and Learning

(CTL) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi energi dan perubahannya.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Alat pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi siswa serta tes hasil belajar disetiap siklusnya. Sedangkan teknik analisis data dianalisis dengan cara analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Subjek Penelitian ini melibatkan 32 orang siswa, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuaan, semester 2 tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 53,9 kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 84,5 kategori sangat aktif. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 57,63 dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 78,44. Ketuntasan siswa pada siklus I hanya mencapai 62,5% (20 orang siswa) dan meningkat pada siklus II menjadi 100% (32 orang siswa).

(6)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Aktivitas ... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian... 15

3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas... 23

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Profil SD Negeri 6 Metro Utara ... 32

4.2. Diskripsi Per Siklus ... 33

4.2.1 Siklus I ... 33

4.2.2 Siklus II ... 42

4.3. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 54

5.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 35

4.2. Kinerja Guru pada Pembelajaran Siklus I ... 36

4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 37

4.4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 44

4.5. Kinerja Guru pada Pembelajaran Siklus II... 45

4.6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 46

4.7. Perbandingan Hasil Belajar Siklus I dan II ... 47

4.8. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 49

4.9. Persentase Kinerja Guru Tiap Siklus ... 50

4.10. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 51

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 16

4.1. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tiap Siklus ... 49

4.2. Grafik Persentase Guru Tiap Siklus ... 50

4.3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 51

(10)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Gisting pada tanggal

17 Juni 1967 sebagai anak ke empat dari

empat bersaudara, pasangan dari Bapak

Marto Drikromo dan Ibu Suminah.

Pendidikan yang dialami penulis dimulai

dari SD Negeri 3 Gising Kecamatan Talang

Padang selesai pada tahun 1979. Kemudian

penulis melanjutkan pendidikan di SLTP

Negeri Gisting lulus tahun 1982.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SGO Negeri Tanjung Karang

selesai tahun 1985. Penulis menikah dengan Suhartini pada tanggal 29 Desember

1992 dan dikaruniai tiga orang anak, satu orang anak perempuan dan dua orang

anak laki-laki.

Penulis memulai karir sebagai guru di SD Negeri 6 Metro Utara pada tahun 2005

sampai dengan sekarang. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan kembali

pendidikan S1 PGSD Dalam Jabatan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kualitas kehidupan suatu bangsa ditentukan oleh pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam upaya untuk

membebaskan manusia dari keterpurukan, keterbelakangan, kebodohan,

kehinaan, dan ketertinggalan globalisasi. Peranan pendidikan dalam

kehidupan manusia adalah sebagai upaya untuk mengangkat dan mengatasi

permasalahan kehidupan. Peran pendididkan sangat penting untuk

menciptakan kehidupan yang cerdas, dinamis, terbuka, dan demokratis. Oleh

karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendididkan nasional.

(12)

Guna mewujudkan tujuan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional tersebut di atas, diperlukan suatu pembelajaran

bagi siswa dan guru yang mengacu pada kurikulum. Adapun kurikulum yang

berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

ketentuan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1 yang

mengatur tentang KTSP memuat 10 mata pelajaran yang harus diajarkan di

sekolah dasar, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Mata pelajaran IPA adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun

sains, yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis induktif dan

deduktif dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam

sekitar. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam dan

interaksi di dalamnya. Mata pelajaran IPA di SD menekankan pada

pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

guru mampu mengembangkan suatu strategi dalam mengajar yang dapat

meningkatkan motivasi siswa, sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran meningkat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan

bervariasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, sehingga

hasil belajar dapat meningkat.

Menurut Kurikulum ( KTSP: 2006)) Mata Pelajaran IPA SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

(13)

3

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturanya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk pendidikan ke-SMP.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumen tentang pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara tanggal 13

November tahun pelajaran 2012/2013, diperoleh data bahwa dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih banyak hasil belajar siswa yang

belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan yaitu 60, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai

52. Sementara itu dilihat dari ketuntasan nilai individu berdasarkan KKM,

diperoleh hasil bahwa dari 32 siswa hanya 9 siswa (28,23%) yang telah

mencapai KKM, sedangkan 23 siswa (71,87%) belum tuntas atau belum

mencapai KKM. Aktivitas belajar siswa juga masih rendah terlihat dari siswa

yang cenderung ribut, banyak mengobrol dan tidak menyimak materi yang

disampaikan oleh guru, serta proses timbal balik antara guru dengan siswa

kurang terlihat.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dikarenakan pola mengajar

yang bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Kemudian guru lebih

sering terpaku pada buku serta penyajian materi yang bersifat naratif dan

tidak memperhatikan efisiensi waktunya sehingga membuat siswa jenuh dan

tidak dapat fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Terlebih

(14)

Untuk menanggulangi masalah tersebut, guru harus bisa menciptakan

suasana pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran. Model pembelajaran contectual teaching and learning

merupakan salah satu sarana guna menunjang perbaikan proses pembelajaran

tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian

tindakan kelas dengan mengambil judul “Meningkatan Aktivitas dan Hasil

Belajar Siswa Menggunakan Model pembelajaran Contectual Teaching and

Learning pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV SD Negeri 6

Metro Utara”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di

kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara masih rendah.

2. Hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV

SD Negeri 6 Metro Utara masih rendah, terlihat hanya 28,23% (9 siswa)

yang mencapai KKM 60

3. Pembelajaran di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara masih bersifat teacher

center (berpusat pada guru).

4. Siswa cenderung ribut dan tidak menyimak materi yang disampaikan guru.

(15)

5

6. Guru lebih sering terpaku pada buku serta penyajian materi yang bersifat

naratif dan membosankan.

7. Guru belum menggunakan metode yang menunjang proses pembelajaran.

1.3.Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran contectual teaching and

learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tahun

pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah penggunaan model pembelajaran contectual teaching and

learning pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dapat meningkatkan hasil belajar siswa tahun

pelajaran 2012/2013?

1.4.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dengan

menggunakan model pembelajaran contectual teaching and learning tahun

(16)

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam di kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara dengan menggunakan model

pembelajaran contectual teaching and learning tahun pelajaran 2012/2013

1.5.Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

1. Siswa

Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas IV SD

Negeri 6 Metro Utara khususnya pada mata pelajaran IPA.

2. Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai

penggunaan model pembelajaran contectual teaching and learning, serta

mengembangkan kemampuan profesional guru dan bahan masukan dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelasnya.

3. Sekolah

Dapat memberikan kontribusi yang berguna untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di SD Negeri 6 Metro Utara, sehingga memiliki output

yang berkualitas dan kompetitif.

4. Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan

model pembelajaran contectual teaching and learning pada pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam, serta dapat memecahkan permasalahan yang

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Aktivitas

Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

mendengarkan dan mencatat saja. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan

siswa dalam belajar, maka proses pembelajaran yang terjadi akan semakin

baik.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2007: 23) mengartikan bahwa

aktivitas adalah keaktifan, kegiatan. Reber (Syah, 2003:109) mengemukakan

bahwa aktivitas adalah proses yang berarti cara-cara atau langkah-langkah

khusus yang dengan beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya

hasil-hasil tertentu. Menurut Sriyono (Yasa, http://ipotes.wordpress.com)

aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau

rohani.

Dimyati & Mudjiono (2006: 236-238) mengemukakan aktivitas belajar

dialami oleh siswa sebagai suatu proses, aktivitas belajar adalah segala

kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani selama proses

pembelajaran. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar

adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

(18)

mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk

belajar.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

aktivitas adalah suatu kegiatan yang melibatkan jasmani dan rohani seseorang

untuk tujuan tertentu. Sehingga melalui aktivitas tersebut seseorang dapat

memecahkan masalah atau persoalan-persoalan lainnya.

2.2. Belajar

Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang dengan

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku baru secara keseluruhan berkat latihan dan pengalamannya dalam

berinteraksi dengan lingkungannyan yang menyangkut kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Belajar adalah suatu proses perubahan dalam diri seseorang yang

ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan pengetahuan, kecakapan, daya pikir, sikap, kebiasaan, dan

lain-lain (Fajar, 2009: 10). Menurut Fathurrohman & Sutikno (2010: 6) belajar

adalah perubahan” yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan

aktivitas tertentu. Winataputra, dkk. (2008: 1.14) berpendapat bahwa belajar

adalah perubahan perilaku individu sebagai akibat dari proses pengalaman

baik yang dialami ataupun sengaja dirancang.

Bruner (Trianto, 2010: 15) menyatakan bahwa belajar adalah suatu

proses aktif dimana siswa siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan

(19)

9

adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut

dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut

meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor (Hernawan,

dkk., 2007: 2).

Berdasarkan pengertian belajar di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa belajar adalah kegiatan seseorang yang memberikan perubahan tingkah

laku dari aspek pengetahuan, sikap serta keterampilan, dan merupakan hasil

pengalaman yang diperolehnya.

2.3. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan yang dilakukan

seseorang untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Karena tanpa

adanya aktivitas, belajar itu tidak akan berjalan dengan baik. Aktivitas belajar

yang dimaksud adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari

kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.

Dimyati & Mudjiono (2006: 236-238) mengemukakan aktivitas belajar

dialami oleh siswa sebagai suatu proses, aktivitas belajar adalah segala

kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani selama proses

pembelajaran. Sardiman (2010: 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar

adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar

kedua aktivitas itu harus selalu berkait. Aktivitas siswa selama proses belajar

mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk

(20)

Menurut Purwanto (2003) dalam http://zaifbio.wordpress.com.

aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar, dalam hal ini kegiatan belajar memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu diperoleh dengan pengamatan sendiri,penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

Kunandar (2010: 277) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah

keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar

dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Sriyono (http://susilofy.wordpress.com) mendefinisikan bahwa aktivitas

belajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas

belajar adalah suatu kegiatan siswa, yang menyangkut partisipasi, minat,

perhatian dan presentasi di mana dalam proses pembelajaran yang dilakukan

secara aktif serta mendapat pengalaman baru. Sehingga setelah siswa

mengalami kegiatan tersebut siswa lebih mudah dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan.

2.4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti

proses pembelajaran. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran, proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

invormasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai

(21)

11

Hasil belajar ialah suatu akibat dari proses belajar (Sudjana dalam

Kunandar, 2010: 276). Sedangkan Dimyati & Mudjiono (2006: 3)

mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar. Soedijarto (Nashar, 2004: 79)

mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai

oleh siswa dalam mengikuti program belajar dan mengajar sesuai yang

ditetapkan.

Larasati (2005 : 11) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan

hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu proses belajar. Hasil

belajar merupakan perubahan tingkah laku kognitif, tingkah laku afektif dan

tingkah laku psikomotorik. Dengan sumber yang sama prestasi belajar

merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Manusia selalu

berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Suatu prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator, keberhasilan dalam

bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi

pendidikan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa

hasil belajar yaitu perubahan dalam diri siswa setelah memperoleh

pengalaman belajar terutama dalam aspek pengetahuan, sikap serta

keterampilan yang dimilikinya, dan hasil belajar tersebut didapat dari soal tes

(22)

2.5 Model pembelajaranContectual Teaching and Learning (CTL)

Metode pembelajaran CTL merupakan salah satu bentuk

pembelajaran contectual yang mendorong siswa saling membantu,

memotivasi, serta menguasai ketrampilan yang diberikan oleh guru. CTL

merupakan model pembelajaran contectual yang paling sederhana.

Nurhadi (2004: 116) mengemukakan bahwa model pembelajaran CTL merupakan suatu model pembelajaran dimana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok atau tim yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang anggota kelompok yang

memiliki latar belakang kelompok yang heterogen, baik jenis

kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi,

rendah, dan sedang). Tiap anggota tim menggunakan lembar

kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk

menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.

Wina Sanjaya (2010: 122) menjelaskan bahwa CTL adalah suatu

model pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa

dengan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya

dalam kehidupan nyata.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

CTL adalah model pembelajaran secara kelompok yang terdiri dari 4 – 5

orang secara heterogen yang menekankan keterlibatan siswa terhadap materi

yang dipelajari sehingga dapat mendorong siswa untuk menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari.

2.5.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran CTL

Langkah-langkah CTL menurut Widyaiswara (2005: 80) adalah

sebagai berikut:

(23)

13

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan untuk semua

topik/pokok bahasan.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan mengajukan pertanyaan.

d. Menciptakan masyarakat belajar, misalnya belajar dalam

kelompok-kelompok.

e. Menghadirkan metode sebagai contoh pembelajaran.

f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan.

g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara dan seobjektif mungkin.

2.5.2 Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran CTL

Kelebihan dan kelemahan CTL menurut Widyaiswara (2005: 82) adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan

Siswa dapat menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang

diperoleh bukan hasil dari mengingat seperangkat

fakta,konsep,dan kaidah melainkan hasil dari menemukan

sendiri.

b. Kelemahan

Materi terlalu luas dan hanya menghafalkan fakta-fakta, juga

model pembelajaran yang dipergunakan oleh guru kurang

menarik bagi siswa, juga muncul materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat perkembangan dan konteks kehidupan anak.

2.6. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetauan alam adalah ilmu yang mempelajarai tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Suyoso dalam (

http://juhji.science-sd.blogspot.com) Ilmu Pengetahuan Alam berasal dari kata sains yang

berarti alam. Sains merupakan “pengetahuan hasil kegiatan manusia yang

bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui

metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku

secara universal.

Abdullah dalam (http://juhji.science-sd.blogspot.com). Ilmu

(24)

disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan

observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu

dengan cara yang lain. HW. Fawer dalam (http://technoly.wordpress.com)

berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang sistematis

yang berhubungan dengan kebendaan dan didasarkan atas pengamatan dan

induksi. Sedangkan menurut Dampler dalam

(http://technoly13.wordpress.com) mengemukakan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala

alam.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang berhubungan

dengan kebendaan yang didasarkan atas eksperimentasi dan observasi.

2.7. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam menggunakan model pembelajaran contectual teaching

and learning dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SD

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1.Metode Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas dikenal adanya siklus siklus

pelaksanaan berupa pola perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action

research, Wardhani, dkk. (2007: 1.3) mengungkapkan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri

melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai

guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Secara garis besar,

terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, dkk., 2006: 16).

Pendapat yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Kusumah,

dkk. (2009: 26) bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu,

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam PTK siklus selalu

berulang. Setelah satu siklus selessai, mungkin guru akan menemukan

masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, maka

dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus

pertama. Adapun siklus penelitian tindakan kelas tersebut dapat

(26)

Gambar 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006: 16)

3.2.Setting Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Metro Utara,

yang terletak di Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Metro Utara Kota

Metro Tahun Pelajaran 2012/2013.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2012/2013, serta dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan,

dimulai dari bulan November 2012 sampai dengan Februari 2013 dihitung

dari perencanaan sampai penggandaan dan pengiriman hasil.

3.3. Subjek Penelitian

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Obsevasi

Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi SIKLUS II

Obsevasi

(27)

17

Penelitian tindakan kelas ini subjek penelitian adalah 1 orang guru

dan siswa kelas IV SD Negeri 6 Metro Utara, yang terdiri dari 32 siswa

dengan komposisi 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Tes

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian

hasil belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru

dengan memberikan soal tes.

3.4.2 Teknik Non Tes (observasi)

Teknik ini dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa

saat mengikuti pembelajaran dan saat mengikuti diskusi serta

mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung,

dengan menggunakan lembar observasi.

a. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas peserta didik diperoleh dari observasi selama

pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara

mengamati aktivitas yang dilakukan peserta didik sesuai dengan

deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.

b. Data Kinerja Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran di Kelas

Data kinerja guru dilakukan selama pembelajaran

berlangsung, diadakan observasi untuk mengamati pengelolaan

pembelajaran melalui lembar observasi yeng disesuaikan dengan

(28)

teaching and learning. Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan

langsung kinerja guru ketika melaksanakan pembelajaran di kelas,

dengan menggunakan lembar Instrumen Penelitian Kinerja Guru

(IPKG).

3.5. Alat Pengumpulan Data

3.5.1 Lembar panduan observasi

Instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru

kelas lain. Lembar panduan observasi ini digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar

siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam dengan menggunakan model contectual teaching

and learning.

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Sumber: dimodifikasi dari Poerwanto (2008:5.27)

(29)

19

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5

I Pra pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa

II Membuka pelajaran

1. Melakukan apersepsi

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penugasan materi pembelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan / Strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai

2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 4. Menguasai kelas

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan

C. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar 1. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan

media

2. Menghasilkan pesan yang menarik

3. Menggunakan media gambar secara efektif dan efisien

4. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media D. D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

2. Merespon positif partisipasi siswa

3. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar

4. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 5. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang

kondusif

6. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar

E. Kemampuan khusus pembelajaran di SD IPA

1. Mengembangkan keterampilan dalam penggunaan mediapada pembelajaran IPA

(30)

atau menyampaikan informasi (lisan, atau tertulis) F. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Memantau kemajuan belajar

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

G. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 3. Menyampaikan pesan dengan energi dan perubahannya yang sesuai

IV Penutup

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

2. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 3. Melaksanakan tindak lanjut

Jumlah Skor IPKG Persentase

Keterangan :

1.Sangat kurang 2. Kurang 3. Cukup 4. Baik 5. Sangat baik

3.5.2 Tes hasil belajar

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai

peningkatan hasil belajar atau prestasi belajar siswa khususnya

mengenai penguasaan terhadap materi yang diajarkan dengan

menggunakan model contectual teaching and learning.

Tabel 3.3 Contoh Lembar Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan

(31)

21

JS SM

3.6.1 Analisis kualitatif,

Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang

terdiri data aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung

terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas

diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan

kegiatan pembelajaran. Aktivitas siswa dari setiap siklus akan

dianalisis dengan rumus

NA = x 100 %

Keterangan:

NA = Nilai aktivitas yang dicari atau diharapkan

JS = Jumlah skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati

100 = Bilangan tetap

Tabel 3.4 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Rentang Nilai (%) Kategori

> 76 Sangat Aktif

51-75 Aktif

26-50 Cukup

<25 Kurang

Sumber: dimodifikasi dari Poerwanto (2008:5.27)

Analisis kualitatif pada lembar observasi kinerja guru di atas,

(32)

Jumlah Skor Perolehan Skor Maksimal

NK=

%

Keterangan:

NK = Nilai kinerja yang dicari atau diharapkan

JS = Jumlah skor yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari aspek yang diamati

100 = Bilangan tetap

Diadopsi dari Aqib dkk. (2009: 41).

Setelah diperoleh persentase mengenai kinerja guru dalam

melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan

kualifikasi hasil observasi pada tabel berikut:

Tabel 3.6. Kriteria Hasil Observasi Kinerja Guru

Tingkat Keberhasilan (%) Kategori

> 80 Sangat Baik

60-79 Baik

40-59 Cukup

20-39 Kurang

< 20 Sangat Kurang

(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)

3.6.2 Analisis Kuantitatif

Analisis Kuantitatif akan digunakan untuk menganalisis data

dari instrumen tes. Data hasil penelitian tergolong data kuantitatif

secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan

kentutasan individual dengan rumus sebagai berikut:

(33)

23

Ketuntasan individual: jika siswa mencapai indikator 60

Ketuntasan klasikal: jika > 75% dari seluruh siswa mencapai KKM

(60).

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam yang digunakan di SD Negeri 6 Metro Utara,

siswa dikatakan berhasil apabila memperoleh nilai > 60, kemudian hasil

tersebut akan didistribusikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa

No Nilai f f(x) Kategori

3.7. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini menggunakan prosedur

penelitian dengan 4 (empat) tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi

dan refleksi. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan untuk setiap

siklus dapat dijabarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

a. Perencanaan

(34)

Dalam tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Menetapkan dan mendiskusikan dengan guru mitra, rancangan

pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik di kelas sebagai

tindakan.

2. Mengambil data hasil ujian semester Ilmu Pengetahuan Alam kelas IV

semester genap yang digunakan sebagai pedoman pembagian kelompok

dan skor awal.

3. Menyiapkan silabus Ilmu Pengetahuan Alam untuk menyusun rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan

model contectual teaching and learning sesuai dengan materi yang telah

ditetapkan

5. Menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran.

6. Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas belajar

peserta didik ketika pembelajaran berlangsung.

7. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat tindakan guru selama

pembelajaran.

8. Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi peserta

didik.

9. Merencanakan waktu pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

(35)

25

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari perencanaan skenario

pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perancanaan serta melaksanakan

kegiatan pembelajaran. Guru merefeleksikan seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan, kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk

meningktakan motivasi belajar siswa. Guru memberikan tindak lanjut yaitu

tugas (PR).

1. Kegiatan Awal

Dalam kegiatan pendahuluan, guru:

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b. Apersepsi

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.

c. Orientasi

Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

d. Motivasi

Guru memotivasi siswa dan bertanya jawab mengenai materi

sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi Guru :

a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai materi yang

(36)

b. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan pemberian

media dan LKS.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Siswa dibimbing guru untuk membentuk kelompok diskusi yang

beranggota 4-6 siswa secara heterogen (masyarakat belajar).

b. Tiap kelompok diberi tugas dalam bentuk LKS untuk mendiskusikan

tugas yang diberikan guru.

c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas soal-soal

(masyarakat belajar).

d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan

menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju

memprensentasikan hasil diskusi.

e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok lain

yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan buku

dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa lembar tugas

siswa.

g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar

berjalan tertib.

h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk

mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru.

Konfirmasi

(37)

27

1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan Akhir

a. Refleksi

b. Kesimpulan dan tindak lanjut

c. Salam Penutup

c. Observasi

Dalam kegiatan observasi kegiatan yang dilakukan antara lain:

a. Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan

kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran.

b. Melakukan pengamatan terhadap penggunaan metode CTL dalam

pembelajaran ilmu pengetahuan alam.

c. Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang

terjadi selama proses pembelajaran.

d. Analisis dan Refleksi

a. Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan tahap

observasi.

b. Menganalisis keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran

c. Melakukan refleksi terhadap tes hasil belajar siswa.

SIKLUS II

(38)

1. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I

2. Merencakan perbaikan untuk pembelajaran pada siklus II

berdasarkan refleksi dari siklus I.

3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).Siklus II.

4. Menyusun alat tes, yaitu bentuk tes uraian (esai) untuk setiap

siklus.

5. Menetapkan cara pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran melalui metode contectual teaching and learning.

6. Menetapkan jenis data yang akan dikumpulkan yang sesuai dengan

respon terhadap tindakan yang dilakukan, baik data kuantitatif

maupun kualitatif.

7. Menetapkan cara refleksi yang dilakukan pada setiap akhir siklus.

a. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan pada siklus II masih sama dengan tahap

pelaksanaan siklus I. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari

perencanaan skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap

perancanaan serta melaksanakan kegiatan pelaksanaan media gambar.

Guru merefeleksikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan,

kemudian memberikan penguatan kepada semua siswa untuk

meningktakan motivasi belajar siswa. Guru memberikan tindak lanjut

yaitu tugas (PR)

1. Kegiatan Awal

(39)

29

a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran.

b. Apersepsi

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

c. Orientasi

Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan

dicapai.

d. Motivasi

Guru memotivasi siswa dan bertanya jawab mengenai materi

sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi Guru :

a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai materi

yang akan disampaikan.

b. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan

pemberian media dan LKS.

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

a. Siswa dibimbing guru untuk membentuk kelompok diskusi yang

beranggota 4-6 siswa secara heterogen (masyarakat belajar).

b. Tiap kelompok diberi tugas dalam bentuk LKS untuk

(40)

c. Tiap kelompok melakukan diskusi dan latihan dengan fasilitas

soal-soal (masyarakat belajar).

d. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya. Dengan

menunjuk salah satu teman dalam kelompok untuk maju

memprensentasikan hasil diskusi.

e. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk menanggapi kelompok

lain yang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

f. Guru meminta siswa untuk merapikan tempat duduk, menyimpan

buku dan menyiapkan alat tulis untuk mengerjakan tugas berupa

lembar tugas siswa.

g. Guru mengawasi siswa selama kegitatan evaluasi berlangsung agar

berjalan tertib.

h. Setelah kegiatan evaluasi dilaksanakan, siswa diminta untuk

mengumpulkan lembar jawaban dimeja guru.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

a. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

b. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.

3. Kegiatan Akhir

a. Refleksi

b. Kesimpulan dan tindak lanjut

c. Salam Penutup

(41)

31

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi. Data yang didapat akan diolah,

agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan

kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan

perbaikan baik teknik, cara penyampaian, atau hal apa pun yang

mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus

yang telah direncanakan dan dilaksanakan.

d. Analisis dan Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi agar pada pelaksanaan siklus

yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan

maksimal melalui observasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna

mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari

penelitian ini. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini akan

digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

3.8. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan menerapkan metode contectual teaching and

learning dikatakan berhasil apabila:

a. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap

siklusnya.

b. Pada akhir penelitian adanya peningkatakan hasil belajar siswa secara

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini

adalah:

1. Penggunaan model CTL pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan nilai rata-rata

serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada siklus I rata-rata

aktivitas siswa adalah 53,9 dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa

meningkat menjadi 84,5.

2. Penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari peningkatan

nilai rata-rata serta aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada

siklus I ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 53,13% dan pada

siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100%

5.2. Saran

1. Bagi peserta didik, agar senantiasa membiasakan untuk belajar dan bekerja

sama dengan peserta didik lain, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan

(43)

55

2. Bagi guru, upayakan untuk menggunakan variasi dalam pembelajaran

untuk mencegah kejenuhan peserta didik dalam menerima ilmu, karena

dengan adanya variasi atau hal baru yang tepat maka peserta didik akan

lebih antusias dan terpancing untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.

Selain itu, variasi dalam pembelajaran membuat kita lebih kreatif dan

berpikiran luas.

3. Bagi Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang

dapatmendukung pembelajaran guna peningkatan prestasi peserta didik

(44)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2011. Pengertian IPA http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 11.45 WIB.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB & TK.

Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.

Jakarta.

Dampler. 2011. Pengertian IPA http://technoly13.wordpress.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.45 WIB.

Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Fajar, Erni. 2009. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Rosda. Bandung.

Fathurrohman, Pupuh & Sutikno M Sobry. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Refika Aditama. Bandung.

HW, Fawer. 2011. Pengertian IPA http://technoly.wordpress.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.00 WIB.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Kusumah, Wijaya dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Malta

Printindo. Jakarta.

Larasati, Riska. 2005. Analisis model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan

pengaruhnya terhadap upaya peningkatan hasil belajar Akutansi pada pokok bahasan pencatatan transaksi perusahaan dagang mata pelajaran Akutansi pada siswa kelas II semester I SMU Negeri 7 Purworejo,

Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Nashar. 2004. Peran Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan

Pembelajaran. Delia Pers. Jakarta

Nurhadi. 2004. ”Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban”.PT.Grasindo.

(45)

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sriyono. 2010. Hakikat Belajar, Prestasi Belajar, dan Aktivitas Belajar.

http://susilofy.wordpress.com. Diakses 7 Oktober 2012. Pukul 10.15 WIB.

Suyoso. 2011. Pengertian IPA. http://juhji.science-sd.blogspot.com. Diakses 25 Oktober 2012. Pukul 21.30 WIB.

Trianto. 2010. Mendesain model pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana.

Jakarta.

Wardhani, IGAK dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas terbuka.

Jakarta.

Widyaiswara. 2005. Model-model Pembelejaran. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung

Winasanjaya 2011. Metode CTL dan Penerapannya http://majalahpendidikan.com

Diakses 17 November 2012 Pukul 19.15 WIB

Winataputra, Udin S dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas

Gambar

Gambar 3.1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas    Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006: 16)
Tabel 3.1  Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 3.3 Contoh Lembar Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Tabel 3.4 Penilaian Aktivitas Belajar Siswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Berdasarkan penelitian ini, diperoleh tiga genotipe padi elit transgenik yang lebih toleran terhadap kekeringan yaitu Batutegi, Code, dan Konawe transgenik yang mungkin berguna

Dari hasil penelitihan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa, adanya hubungan yang signifikan antara manajemen kelas dengan tingkat prestasi belajar siswa pada mata

Melalui pitfall trap (Gambar 2) yang mendominasi adalah pengurai dengan keberadaannya dimulai pada saat tanaman berumur 2 MST dengan jumlah 20 imago dan mencapai puncak

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi cendawan Entomophthorales dan nematoda yang menginfeksi trips dan kutudaun pada tanaman mawar dan krisan di Balai

Sejalan Dengan meningkatnya pelayanan dan kondisi zona eksisting yang akan habis pada awal tahun 2018 maka TPA Sukoharjo melakukan pengembangan dengan penambahan 2 zona

Berdasarkan Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 236/POKJA/XVIII-APBD/11/2017 Tanggal 02 November 2017 dengan ini kami umumkan PEMENANG hasil pelelangan paket Pembangunan

Bagi PD.BPR Bank Pasar Kabupaten Karanganyar, hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam bahasan ilmiah dalam pembukaan kantor cabang yang direncanakan;. Bagi