• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar melalui Model Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 BUMI JAWA

(Skripsi)

Oleh

RETNO ANDEL NINGRUM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 BUMI JAWA

Oleh

RETNO ANDEL NINGRUM

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa, yakni hanya 4 orang siswa (22,22%) yang telah tuntas dan 14 siswa (77,78%) yang belum tuntas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran terpadu.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpul data menggunakan teknik nontes dan tes. Alat pengumpul data berupa lembar observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran terpadu dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata motivasi siswa pada siklus I memperoleh kategori cukup, siklus II dengan kategori cukup dan meningkat pada siklus III menjadi kategori baik. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I memperoleh kategori cukup, meningkat pada siklus II menjadi kategori baik dan siklus III memperoleh nilai rata-rata dengan kategori baik.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Sukadana Ilir, Kecamatan Bunga Mayang, Kabupaten Lampung Utara pada tanggal 18 Januari 1993 merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan bapak Kareko dan ibu Suripah.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur dan kerendahan hati, kuucapkan terimakasih tak bertepi, kepada Tuhan-ku, Allah S.W.T. Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang selalu ada disaatku merasa tak ada. Karena dengan Rahmatnyalah skripsi ini dapat terselesaikan.

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Orang tuaku tersayang, Bapak Kareko dan Ibu Suripah yang tak bosan memberikan nasihat, arahan serta dukungan dan doanya selama ini

Adik-adikkku tersayang, Nella Astanti dan Juliantevi Safira yang selalu mendukung untuk terus berjuang menggapai cita-cita

Kedua sahabat, Fitri Andriana dan Ni Nengah Lady Prasanti

Yang selalu memberikan motivasi dan dorongan semangat untuk terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini

Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekaliku dengan Ilmu Pengetahuan yang bermanfaat

Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 yang selalu memotivasi sampai skripsi ini selesai

(9)

MOTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(10)

x SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Menggunakan Model Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa sebagai syarat meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan baik isi maupun tulisan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung, yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada peneliti untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan pengesahan terhadap skripsi ini sehingga dapat membantu peneliti dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan.

(11)

xi

dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus tercinta PGSD.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyusunan skripsi.

6. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan pembimbing I yang telah membantu, membimbing, dan memberikan saran serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., selaku pembimbing II yang telah membantu, membimbing, dan memberikan saran serta motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Bapak Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

9. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

10. Ibu Siti Aminah, S.Pd. SD., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 4 Bumi Jawa yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian. 11. Bapak Dedy Heriyudi, selaku guru kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa yang

telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu dalam melaksanakan penelitian.

(12)

xii

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini mungkin belum memenuhi kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih pada keilmuan pendidikan. Aamiin.

Metro, Juli 2014 Peneliti

(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL LUAR ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN. ... vi

RIWAYAT HIDUP.. ... vii

MOTTO ... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN. ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian . ... 4

E. Manfaat Penelitian. ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Model Pembelajaran ... 6

1. Pengertian Model Pembelajaran ... 6

2. Jenis-Jenis Model Pembelajaran ... 7

3. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated ... 9

a. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated 9

b. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated ... 10

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated ... 11

(14)

a. Pengertian Motivasi ... 14

b. Teori Motivasi ... 15

3. Hasil Belajar ... 17

C.Kinerja Guru ... 17

D.Penilaian Otentik ... 21

E. Pembelajaran Tematik ... 24

1. Pengertian Pembelajaran Tematik... 24

2. Karakterisik Pembelajaran Tematik ... 25

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik ... 26

F. Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) ... 26

G.Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 28

B.Setting Penelitian ... 29

1. Tempat Penelitian ... 29

2. Waktu Penelitian ... 29

C.Subjek Penelitian ... 30

D.Teknik Pengumpulan Data ... 30

1. Teknik Non Tes ... 30

2. Teknik Tes ... 30

E. Alat Pengumpulan Data ... 31

1. Lembar Observasi ... 31

2. Tes Hasil Belajar ... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31

1. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 31

2. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 33

G.Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 35

1. Siklus I ... 35

2. Siklus II ... 37

3. Siklus III ... 40

H.Indikator Keberhasilan. ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil Penelitian ... 44

B.Prosedur Penelitian ... 44

C.Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Tindakan Kelas ... 46

1. Siklus 1 ... 46

2. Siklus II ... 57

(15)

3. Peningkatan Hasil Belajar ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 86

B.Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru ... 19

2. Kategori Motivasi Siswa ... 32

3. Kategori Kinerja Guru ... 33

4. Kategori Keterampilan Siswa ... 33

5. Rincian Kegiatan PTK Tiap Siklus ... 46

6. Nilai Motivasi Siswa Siklus I. ... 49

7. Kinerja Guru Siklus I ... 50

8. Nilai Keterampilan Belajar Siswa Siklus I ... 53

9. Distribusi Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus I... 54

10. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I ... 55

11. Nilai Motivasi Siswa Siklus II. ... 60

12. Kinerja Guru Siklus II ... 61

13. Hasil Keterampilan Belajar Siswa Siklus II ... 64

14. Distribusi Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus II ... 65

15. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II . ... 66

16. Nilai Motivasi Siswa Siklus III. ... 71

17. Kinerja Guru Siklus III ... 72

18. Nilai Keterampilan Belajar Siswa Siklus III ... 74

19. Distribusi Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Siswa Siklus III ... 75

20. Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus III ... 76

21. Rekapitulasi Motivasi Siklus Tiap Siklus ... 78

22. Rekapitulasi Kinerja Guru Tiap Siklus ... 78

(17)

DAFTAR GAMBAR

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat-Surat ... 90

2. Perangkat Pembelajaran ... 97

3. Motivasi Siswa ... 137

4. Kinerja Guru... 143

5. Hasil Belajar Keterampilan Siswa ... 155

6. Hasil Belajar Pengetahuan Siswa ... 161

7. Dokumentasi. ... 164

a. Siklus I ... 164

b. Siklus II ... 165

(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(20)

Agar menjadi pribadi yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan bermasyarakat, maka seseorang harus menempuh pendidikan. Sebagaimana menurut Hamalik (2013: 3), pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.

(21)

mengaitkan materi ajar antarmata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak.

Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 29 Januari 2014 dengan guru kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa diketahui bahwa SD Negeri 4 Bumi Jawa sudah menerapkan kurikulum 2013 pada kelas I dan IV. Akan tetapi, ditemukan kekurangan dalam pembelajaran yaitu rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat pada kurangnya minat siswa yang ditandai dengan ketidakhadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sebab lain yakni: guru dalam mengajar belum menggunakan model-model pembelajaran terpadu secara optimal dan keseluruhan pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru (teacher centre). Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas IV adalah hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah, yakni hanya 4 orang (22,22℅) dari 18 orang siswa yang memperoleh predikat tuntas dengan nilai tertinggi 7 (tujuh) sedangkan 14 orang (77,78%) lainnya memperoleh predikat belum tuntas.

(22)

keterampilan sosial, dan ide ide penemuan lain sehingga pembelajaran semakin berkembang.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan

judul “Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar melalui Model

Pembelajaran Terpadu Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi dari permasalahan yang ada, sebagai berikut:

1. Guru belum menggunakan model-model pembelajaran terpadu secara optimal

2. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centre) 3. Rendahnya motivasi siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa 4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah meningkatkan motivasi melalui model pembelajaran terpadu siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa?

(23)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:

1. Meningkatkan motivasi belajar melalui model pembelajaran terpadu siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa.

2. Meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran terpadu siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Siswa

Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar melalui model pembelajaran terpadu siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa

b. Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah

c. Sekolah

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Guru sering mendapat kesulitan di dalam proses belajar mengajar di kelas. Penyebabnya mungkin terjadi dari siswa atau bahkan dari guru itu sendiri. Kesulitan yang dialaminya ini membuat guru mencoba mencari tahu apa penyebabnya. Banyak rencana, teknik serta model yang coba diterapkan. Menurut Trianto (2012: 52), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, menurut Adi dalam Suprihatiningrum, (2013: 142), model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur dalam mengorganisasikan pengalaman pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran berfungi sebagai pedoman bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Joyce dalam Trianto, (2010: 74) yang mendefinisikan model pembelajaran adalah:

(25)

pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Selanjutnya, Mulyani dalam Suprihatiningrum (2013: 142), mendefinisikan model mengajar merupakan suatu pola atau rencana yang dipakai guru dalam mengorganisasikan materi pelajaran, maupun kegiatan siswa dan dapat dijadikan petunjuk bagaimana guru mengajar di depan kelas (seperti alur yang diikutinya).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat dikatakan sebagai langkah-langkah sistematis dan terencana dibuat oleh guru yang digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk merancang pengajaran yang bermakna sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

2. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Dalam pembelajaran terdapat beberapa jenis model pembelajaran yang dapat diimplementasikan di kelas khususnya di SD. Menurut Aviandri: 2012 (dalam http//kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-model-pembelajaran-html. Diakses tanggal 17 Februari 2014 pukul. 15.35 WIB), ada beberapa jenis model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu: (a) Model pembelajaran kontekstual, (b) Model pembelajaran kooperatif, (c) Model pembelajaran kuantum, (d) Model pembelajaran terpadu dan (e) Model pembelajaran berbasis masalah.

(26)

pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan, bermakna dan otentik.

Sementara itu, menurut Saud, dkk (2006: 5), pembelajaran terpadu merupakan pendekatan yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang terkait secara harmonis untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa.

Menurut Fogarty dalam Trianto (2012: 38), terdapat sepuluh model pembelajaran terpadu, yaitu: (a) the fragmented model (model tergambarkan), (b) the connected model (model terhubung), (c) the nested model (model tersarang), (d) the sequenced model (model terurut), (e) the shared model (model terbagi), (f) the webbed model (model terjaring), (g) the threaded model (model tertali), (h) the integrated model (model terpadu), (i) the immersed model (model terbenam), (j) the networked model (model jaringan).

Berdasarkan uraian di atas, menurut Prabowo dalam Trianto (2012: 39), dari kesepuluh tipe tersebut ada tiga model yang dipandang layak untuk dikembangkan dan mudah dilaksanakan pada pendidikan formal (pendidikan dasar). Ketiga model ini adalah model keterhubungan (connected), model jaring laba-laba (webbed) dan model keterpaduan (integrated).

(27)

3. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated

a. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated

Dalam proses pembelajaran yang sistematis, siswa akan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran ini menghantarkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan secara menyeluruh dan utuh karena implementasinya dalam pembelajaran melibatkan beberapa mata pelajaran.

Menurut Fogarty dalam Trianto (2012: 43), pembelajaran terpadu tipe integrated adalah tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antarbidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Sedangkan menurut Saud, dkk, (2006: 135), model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu.

Hal ini sejalan menurut Trianto (2012: 43), pembelajaran terpadu tipe integrated merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antarbidang studi. Pada model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap perencanaan program.

(28)

yang menggunakan pendekatan antarbidang studi dengan cara menggabungkan beberapa bidang studi dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated

Adapun karakteristik model pembelajaran terpadu menurut Suprihatiningrum (2013: 252) adalah (a) berpusat pada anak, (b) proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung, (c) pemisahan antarbidang studi tidak terlihat jelas, dan (d) pembelajaran terpadu menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam satu proses pembelajaran.

Sedangkan Depdikbud dalam Trianto (2012: 61-63), menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu :

1. Holistik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami sesuatu fenomena dari segala sisi. Pada gilirannya nanti, hal ini akan membuat siswa menjadi lebih arif dan bijak di dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang ada di depan mereka.

2. Bermakna

Rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.

3. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung.

4. Aktif

(29)

Berdasarkan karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri dalam pembelajaran terpadu tipe integrated yang pasti yakni memadukan beberapa mata pelajaran tetapi pemisahan antarbidang studinya tidak terlihat jelas, otentik, bersifat holistik (menyeluruh), siswanya aktif karena pembelajarannya berpusat pada anak sehingga dalam pembelajarnnya menjadi bermakna.

c. Langkah-langkah Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated

Setiap guru disekolah manapun berharap dapat membuat siswanya peka terhadap permasalahan yang ada di sekitarnya. Namun para guru juga perlu dibekali dengan pengetahuan mengenai model pembelajaran yang ingin digunakan.

Langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe integrated menurut Eggen (2012: 271-277) yaitu:

Fase 1: Fase Berujung-Terbuka

Fase 1 adalah titik awal analisis siswa. Dalam fase ini, siswa mendeskripsikan, membandingkan, dan mencari pola-pola di dalam data.

Fase 2: Fase Kausal

Fase ini mulai ketika siswa berusaha menjelaskan kesamaan dan perbedaan yang mereka identifikasi pada fase 1 yaitu mereka mencari kemungkinan hubungan sebab akibat di dalam informasi. Fase 3: Fase Hipotesis

Fase ini, siswa menghipotesiskan hasil bagi kondisi-kondisi yang berbeda.

Fase 4: Penutup dan Penerapan

Fase ini, siswa melakukan generalisasi untuk membuat hubungan yang luas.

(30)

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Terpadu Tipe

Integrated

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Termasuk model pembelajaran terpadu tipe integrated. Model pembelajaran terpadu tipe integrated memiliki kelebihan dan kekurangan menurut Trianto (2012: 44-45) sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, pembelajaran menjadi semakin diperkaya dan berkembang b. Memotivasi siswa dalam belajar

c. Tipe integrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang yang penting. Suatu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan waktu untuk bekerja dengan guru lain.

d. Dalam tipe ini guru tidak perlu mengulang kembali materi yang tumpang tindih, sehingga tercapailah efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

2. Kekurangan

a. Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan keterampilan yang di prioritaskan.

b. Penerapannya, yaitu sulitnya menerapkan tipe ini secara penuh

c. Memerlukan tim antarbidang studi baik dari perencanaannya maupun pelaksanaannya

d. Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka ragam.

(31)

keterampilan sosial yang dapat menunjang siswa dalam kualitas belajarnya.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara berperilaku yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sejalan dengan teori belajar behavoristik yang mana salah satu tokoh yang berada pada aliran ini ialah Gagne dalam Susanto (2013: 1), menyatakan bahwa belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Selain itu, terdapat teori belajar lain yakni teori belajar konstruktivistik atau biasa disebut juga kognitivistik. Menurut Suprihatiningrum (2013: 22) teori belajar konstruktivistik adalah belajar lebih dari sekedar mengingat. Teori ini merupakan teori yang menekankan pengetahuan siswa untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu dengan mencari sendiri (discovery-inquiry) dan selalu penuh dengan ide-ide.

Lebih lanjut, menurut Suprihatiningrum (2013: 14), belajar pada dasarnya adalah:

(32)

Sedangkan menurut Slameto (2010: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sediri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan penjelasan di atas disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses pembentukan pengetahuan dan perubahan tingkah laku individu yang baru sebagai hasil pengalaman yang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan dan merupakan hasil dari usaha yang disengaja.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal tersebut adalah motivasi. Menurut Uno (2007: 1), motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya.

(33)

motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam diri siswa berupa tingkah laku melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.

b. Teori Motivasi

Motivasi merupakan sesuatu hal yang ada dalam diri individu untuk melakukan sesuatu. Motivasi layaknya kebutuhan yang harus dipenuhi individu untuk mencapai harapan yang diinginkan. Sebagaimana Robbins dalam Uno (2007: 6-7), menjelaskan tentang

Teori Maslow dikenal sebagai teori kebutuhan (needs) yang mencakup kebutuhan fisiologis (sandang pangan), kebutuhan rasa aman (bebas bahaya), kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dunia pendidikan melakukan teori ini dengan cara memenuhi kebutuhan peserta didik, agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan sebaik mungkin. Teori ini mempunyai makna serta peranan kognisi dalam kaitannya dengan perilaku seseorang, menjelaskan bahwa adanya peristiwa internal yang terbentuk sebagai perantara dari stimulus tugas dan tingkah laku berikutnya.

(34)

berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.

Sedangkan McClelland (dalam Uno, 2007: 9) berpendapat bahwa, “A motive is the redintegration by a cue of a change in an affective situation”. Hal tersebut berarti bahwa motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah rangsangan (stimulus).

Lebih lanjut tentang motivasi, Sudjana (2010: 61) menyebutkan aspek-aspek motivasi meliputi: (a) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, (b) semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, (c) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, (d) reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, dan (e) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

(35)

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Menurut Gagne & Briggs dalam Suprihatiningrum (2013: 37), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa. Kemudian Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22), merumuskan:

Hasil belajar sebagai perubahan tingkah laku yang meliputi domain (ranah) kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan dengan sikap dan ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Perubahan dapat diartikan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak sopan menjadi sopan dan sebagainya.

Sehubungan dengan itu, menurut Susanto (2013: 5) makna hasil

belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil

dari kegiatan belajar.

Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar bukan hanya penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang diperoleh siswa saja, melainkan juga adanya perubahan tingkah

laku dan sikap pada siswa. Jadi, yang dimaksud hasil belajar yaitu hasil

belajar yang diperoleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar.

C. Kinerja Guru

(36)

pendidikan profesi agar tercipta guru-guru yang berkompeten dan mampu melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab. Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, Hendaknya seperti yang dicantumkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru dalam Rusman (2011: 53), bahwa seorang guru hendaklah memiliki 4 kompetensi yaitu Kompetensi Pedagogik, Kepribadian, Sosial, dan Profesional.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kompetensi guru mencakup 4 ranah, yaitu: 1. Kompetensi Pedagogik (kemampuan dalam pengelolaan peserta didik)

yang meliputi:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b. Pemahaman terhadap peserta didik;

c. Pengembangan kurikulum/ silabus; d. Perancangan pembelajaran;

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f. Evaluasi hasil belajar; dan

g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian (kemampuan kepribadian) Yang harus: a. Mantap;

b. Stabil; c. Dewasa;

d. Arif dan bijaksana; e. Berwibawa;

f. Berakhlak mulia;

g. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; h. Mengevaluasi kinerja sendiri; dan

i. Mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3. Kompetensi Sosial (kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat) untuk:

a. Berkomunikasi lisan dan tulisan;

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan

d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

(37)

1. Konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar;

2. Materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; 3. Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait;

4. Penerapan konsep konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan

5. Kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Dalam praktiknya, kompetensi tersebut akan membentuk kepribadian guru yang sangat menentukan kualitas pembelajaran dan pembimbingan peserta didik, serta mendorong terlaksananya seluruh tugas tambahan secara professional.

[image:37.595.114.511.410.750.2]

Menurut Kemendikbud (2013: 310-312) indikator instrumen penilaian kinerja guru adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru Kompetensi

yang dinilai

Aspek yang

dinilai Indikator

Pedagogik

Penguasaan karakteristik peserta didik

Apersepsi dan Motivasi

1.Mengaitkan pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik/pembelajaran sebelumnya.

2.Mengajukan pertanyaan menantang.

3.Menyampaikan manfaat materi pembelajaran. 4.Mendemonstrasikan sesuatu yang terkait tema.

Penguasaan teori dan prinsip

pembelajaran

Penguasaan Materi Pembelajaran

1.Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran. 2.Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan, perkembangan Iptek dan kehidupan nyata. 3.Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat. 4.Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, konkret ke

abstrak)

Penerapan kegiatan pembelajaran yang mendidik

Penerapan Strategi Pembelajaran yang Mendidik

1.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.

2.Memfasilitasi kegiatan yang memuat komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

3.Melaksanakan pembelajaran secara runtut. 4.Menguasai kelas.

5.Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual.

6.Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect).

7.Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.

Pengemba-ngan potensi peserta

didik

Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

1.Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, sumber belajar.

2.Merespon positif partisipasi peserta didik.

(38)

4.Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

5.Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar.

Pribadi Teladan

Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1.Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar. 2.Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.

Sosial Komunikasi

Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1.Menyampaikan kemampuan yang akan dicapai peserta didik. 2.Menyampaikan rencana kegiatan misalnya, individual, kerja

kelompok, dan melakukan observasi.

Pemanfaatan Sumber Belajar/Media Pembelajaran

1.Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar pembelajaran.

2.Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran.

3.Menghasilkan pesan yang menarik.

4.Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar pembelajaran.

5.Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Profesional

Proses Pembelajaran

Penerapan Pendekatan Scientific

1.Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana. 2.Memancing peserta didik untuk bertanya. 3.Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba. 4.Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati. 5.Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis.

6.Memberikan pertanyaan peserta didik untuk menalar (proses berpikir yang logis dan sistematis).

7.Menyajikan kegiatan peserta didik untuk berkomunikasi.

Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu

1.Menyajikan pembelajaran sesuai tema.

2.Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai mata pelajaran dalam satu PBM.

3.Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu.

4.Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan.

Evaluasi pembelajaran

Penutup Pembelajaran

1.Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik.

2.Memberikan tes lisan atau tulisan .

3.Mengumpulkan hasil kerja sebagai bahan portofolio.

4.Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas pengayaan.

Jumlah Aspek yang Diamati 44 (Sumber: Kemendikbud,2013: 310-312)

(39)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah faktor penting dalam berhasilnya pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil merupakan hasil kinerja guru yang baik pula. Kinerja guru adalah hal yang diperlihatkan oleh guru dalam melaksanakan tugas dalam mendidik meliputi merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa. Guru juga hendaknya memiliki 4 kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian yang baik, sosial, dan profesional.

D. Penilaian Otentik

Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Diberlakukan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis proses, maka penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses yakni:

1. Penilaian aspek afektif

(40)

Lebih lanjut menurut Kunandar (2013: 115), guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui: (a) observasi, (b) penilaian diri,(c) penilaian teman sejawat, (d) jurnal, dan (e) wawancara. Notoatmodjo (2005: 135) mengemukakan bahwa ada beberapa cara untuk mengukur motivasi, yaitu: (a) tes proyektif, (b) kuesioner dan (c) observasi.

Dari beberapa penjelasan para ahli di atas, peneliti menjadikan motivasi termasuk dalam penilaian aspek afektif. Sedangkan untuk mengukur motivasi tersebut, peneliti menggunakan lembar observasi. 2. Penilaian aspek kognitif

Kognitif adalah aspek penting yang melahirkan psikomotor dan sikap. Aspek pengetahuan menurut Kunandar (2013: 159), meliputi: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Guru menilai kompetensi pengetahuan melalui: (a) tes tertulis dengan menggunakan butir soal, (b) tes lisan dengan pertanyaan langsung, dan (c) penugasan. Adapun bentuk instrumen yang digunakan untuk tes tertulis berupa: (a) soal pilihan ganda, (b) isian, (c) jawaban singkat, (d) benar-salah, (e) menjodohkan, dan (f) uraian. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam kompetensi kognitif, dengan bentuk soal pilihan ganda dan atau uraian. 3. Penilaian aspek psikomotor

(41)

mengemukakan bahwa guru menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian berupa: (a) kinerja dengan menggunakan lembar observasi, (b) proyek dengan menggunakan dengan lembar penilaian dokumen laporan proyek, (c) portofolio dengan menggunakan instrumen lembar penilaian dokumen kumpulan portofolio. Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan lembar observasi untuk menilai aspek psikomotor siswa.

Menurut Komalasari (2011: 148) penilaian autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks dunia nyata, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan.

Hal ini sesuai menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 76) bahwa penilaian yang sebenarnya (Autentic Assesment) adalah penilaian yang menekankan pada proses pembelajaran, serta data yang dikumpulkan berasal dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa pada saat melakukan kegiatan pembelajaran. Kemajuan peserta didik dinilai dari proses, tidak semata dari hasil belajarnya.

(42)

E. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang diterapkan dalam Sekolah Dasar (SD). Kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik pada kelas I-VI. Tetapi saat ini hanya diterapkan pada kelas 1 dan IV. Menurut Trianto (2010: 78) bahwa pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu dan dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran.

Depdiknas dalam Trianto (2010: 79), bahwa pembelajaran tematik sebagai model pembeajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran terpadu istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Sedangkan menurut Hakiim (2009: 212), pembelajaran tematik merupakan suatu model dan strategi pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemanduan area isi, keterampilan, dan sikap ke dalam suatu tema tertentu, dengan mengkondisikan para siswa agar dapat memperoleh pengalaman belajar yang oprimal, menarik, dan bermakna.

(43)

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Seperti halnya pada pembelajaran lain, pembelajaran tematik juga memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu. Menurut Depdiknas dalam Trianto (2010: 91-92), pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik antara lain: (a) berpusat pada siswa, (b) memberikan pengalaman langsung, (c) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (d) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, (e) bersifat fleksibel, (f) hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa, dan (g) menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Pembelajaran tematik juga memiliki karakter yang sama dengan pembelajaran terpadu. Menurut Tim Pengembang PGSD dalam Hamdani (2011: 106), pembelajaran tematik sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri yaitu: (a) holistik, (b) bermakna, (c) otentik, dan (d) aktif.

Depdiknas dalam Trianto (2010: 91), pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik yaitu: (a) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia SD, (b) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, (c) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama, (d) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa, (e) menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya, (f) mengembangkan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, komunikasi, dan tanggapan terhadap gagasan orang lain.

(44)

pengalaman langsung, pemisahan mata pelajarannya tidak begitu jelas dan menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Suryosubroto (2009: 136-137) menyatakan bahwa kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.

a. Kelebihan

1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa

2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

3. Hasil belajar akan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna

4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

b. Kekurangan

1. Guru dituntut untuk memiliki keterampilan yang tinggi

2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

F. Pendekatan Saintifik

Perubahan cara pandang terhadap siswa sebagai objek menjadi subjek dalam proses pembelajaran menjadi titik tolak banyak ditemukannya berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif. Guru dituntut dapat memilih metode pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.

(45)

(Kemendikbud, 2013: 201) pendekatan saintifik bahwa pendekatan ini bercirikan penekanan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.

Hal ini sejalan menurut Rusman (2012: 391), bahwa pembelajaran dianggap bermakna jika dalam proses pembelajaran tersebut siswa terlibat secara aktif, untuk mencari, dan menemukan sendiri pemecahan masalah serta menemukan sendiri pengetahuan melalui pengalaman langsung. Sementara itu berdasarkan Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 (2013: 207-233) langkah-langkah pokok pendekatan saintifik yaitu (a) mengamati, (b) menanya, (c) menalar, (d) mencoba, dan (e) membentuk jejaring pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pendekatan dimana siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran, pendektan ini lebih menekankan pada pembelajaran secara ilmiah meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membuat jejaring pembelajaran.

G. Hipotesis Tindakan

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2006: 58), penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran.

(47)
[image:47.595.183.450.120.432.2]

Siklus tindakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi, (2006: 16) & Hasil Penelitian

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 4 Bumi Jawa, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan, dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus tahun 2014.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Observasi Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS III

Refleksi

(48)

C. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa. Penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 18 orang, yang terdiri dari 10 laki-laki dan 8 perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik non tes (observasi) dan teknik tes. 1. Teknik Non tes

Pada penelitan ini, teknik non tes dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui observasi untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran. Hal ini bertujuan mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terpadu tipe integrated sesuai dengan langkah-langkah yang benar.

2. Teknik Tes

(49)

dengan memberikan soal-soal tes untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran terpadu tipe integrated.

E. Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang komprehensif dan valid, yang dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara lain:

1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan motivasi siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik dengan model pembelajaran terpadu tipe integrated.

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terpadu tipe integrated.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengunakan teknik analisis data secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Data Kualitatif

(50)

data kualitatif peneliti menggunakan lembar observasi. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data penilaian sikap berupa motivasi siswa, kinerja guru selama pembelajaran berlangsung, dan penilaian keterampilan siswa.

a. Nilai motivasi siswa diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

[image:50.595.114.513.381.535.2]

(Sumber: Purwanto, 2012: 102) Tabel 2. Kategori Motivasi Siswa

Nilai Predikat Kategori

Skala 0 – 100

86 – 100 A Sangat Baik

81 – 85 A-

76 – 80 B+ Baik

71 – 75 B

66 – 70 B-

61 – 65 C+ Cukup

56 – 60 C

51 – 55 C-

46 – 50 D+ Kurang

0 – 45 D

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 9-10) b. Kinerja guru

1) Nilai kinerja guru diperoleh melalui rumus:

x SM

R

NP 100

Keterangan:

N = Nilai yang dicari atau diharapkan. R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor maksimum

100 = bilangan tetap

(51)
[image:51.595.112.511.141.215.2]

2) Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai Tabel 3. Kategori Kinerja Guru

Tingkat Keberhasilan Nilai

Amat baik (A) 90 < A ≤ 100

Baik (B) 75 < B ≤ 90

Cukup (C) 60 < C ≤ 75

Kurang (K) ≤ 60

(Sumber : Kemendikbud, 2013:311-313)

c. Menghitung hasil belajar keterampilan siswa secara individu Rumus :

Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008: 102) Tabel 4. Kategori Keterampilan Siswa

Nilai

Predikat Kategori

Skala 0 – 100

86 – 100 A

Sangat Terampil (ST)

81 – 85 A-

76 – 80 B+

Terampil (T)

71 – 75 B

66 – 70 B-

61 – 65 C+

Cukup Terampil (CT)

56 – 60 C

51 – 55 C-

46 – 50 D+

Kurang Terampil (KT)

0 – 45 D

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 9-10)

2. Data Kuantitatif

[image:51.595.115.513.463.612.2]
(52)

dilakukan dengan cara mengujicobakan instrumen yang telah dianalisis secara kualitatif kepada siswa yang memiliki karakteristik sama dengan siswa yang akan diuji dengan instrumen tersebut. Data kuantitatif merupakan data dari hasil tes pembelajaran melalui model pembelajaran terpadu tipe integrated pada setiap siklus. Tes digunakan untuk mengetahui ketercapaian hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran tematik terhadap tujuan yang telah ditentukan dengan penggunaan model pembelajaran terpadu tipe integrated.

Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung nilai rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:

a. Untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa secara individual menggunakan rumus:

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor mentah yang diperoleh N = Skor maksimum dari tes

(Sumber: Purwanto, 2008: 102)

b. Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

=

Keterangan:

X = nilai Rata-Rata yang dicari Σx = jumlah nilai siswa

n = banyaknya siswa (Sumber: Muncarno, 2009: 15)

S = R X 100

(53)

c. Presentase ketuntasan belajar secara klasikal diperoleh melalui rumus:

Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar X 100 %

Jumlah seluruh siswa

(Sumber: Aqib, dkk, 2010: 41)

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus dan masing-masing siklus terdapat empat tahapan kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain:

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan peneliti bersama guru membuat:

a. Perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum 2013 sesuai dengan tema.

b. Lembar IPKG (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) untuk mengamati kegiatan guru, lembar observasi motivasi dan keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Tindakan

(54)

pembelajaran terpadu tipe integrated terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengkondisikan kelas 2) Doa

3) Absensi

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5) Guru melakukan apersepsi yang mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan

6) Guru memberikan motivasi pada siswa b. Kegiatan inti

1) Siswa menganalisis data berupa mendeskripsikan dan membandingkan data yang diamati

2) Siswa menjelaskan hasil identifikasi yang telah didapat tentang persamaan atau perbedaan tentang data yang diamati dan mencatat informasi tersebut

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir lebih dalam tentang informasi dan menerapkannya pada situasi baru 4) Siswa melakukan generalisasi untuk membuat hubungan yang

luas untuk meringkas materi agar materi tersebut dapat mereka pahami dan ingat.

(55)

c. Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah dibahas

2) Guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa sebagai tindak lanjut

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Adapun hal-hal yang diamati yaitu motivasi dan keterampilan siswa serta kinerja guru.

4. Tahap Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap refleksi. Kemudian hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Siklus II

(56)

1. Tahap Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan peneliti bersama guru membuat:

a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I

b. Merancang perbaikan untuk pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi dari siklus I

c. Membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum 2013 sesuai dengan tema.

d. Membuat lembar IPKG (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) untuk mengamati kegiatan guru, lembar observasi motivasi dan keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terpadu tipe integrated. Penerapannya mengacu pada RPP yang telah dibuat secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran terpadu tipe integrated terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengkondisikan kelas 2) Doa

(57)

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5) Guru melakukan apersepsi yang mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan

6) Guru memberikan motivasi pada siswa b. Kegiatan inti

1) Siswa menganalisis data berupa mendeskripsikan dan membandingkan data yang diamati

2) Siswa menjelaskan hasil identifikasi yang telah didapat tentang persamaan atau perbedaan tentang data yang diamati dan mencatat informasi tersebut

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir lebih dalam tentang informasi dan menerapkannya pada situasi baru 4) Siswa melakukan generalisasi untuk membuat hubungan yang

luas untuk meringkas materi agar materi tersebut dapat mereka pahami dan ingat.

5) Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri c. Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah dibahas

(58)

3. Tahap Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Adapun hal-hal yang diamati yaitu motivasi dan keterampilan siswa serta kinerja guru.

4. Tahap Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan melihat data observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Pada siklus II ini hasil yang diinginkan belum tercapai dan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Siklus III

Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus III. Adapun pelaksanaan pada siklus III ini meliputi: 1. Tahap Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan peneliti bersama guru membuat:

a. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus II

(59)

c. Membuat perangkat pembelajaran seperti silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada kurikulum 2013 sesuai dengan tema.

d. Membuat lembar IPKG (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) untuk mengamati kegiatan guru, lembar observasi motivasi dan keterampilan siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Tindakan

Kegiatan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran terpadu tipe integrated. Penerapannya mengacu pada RPP yang telah dibuat secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran terpadu tipe integrated terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut.

a. Kegiatan Awal

1) Guru mengkondisikan kelas 2) Doa

3) Absensi

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5) Guru melakukan apersepsi yang mengacu pada kompetensi dasar dan indikator yang akan disajikan

(60)

b. Kegiatan inti

1) Siswa menganalisis data berupa mendeskripsikan dan membandingkan data yang diamati

2) Siswa menjelaskan hasil identifikasi yang telah didapat tentang persamaan atau perbedaan tentang data yang diamati dan mencatat informasi tersebut

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir lebih dalam tentang informasi dan menerapkannya pada situasi baru 4) Siswa melakukan generalisasi untuk membuat hubungan yang

luas untuk meringkas materi agar materi tersebut dapat mereka pahami dan ingat.

5) Guru memberikan evaluasi atau latihan soal mandiri. c. Kegiatan penutup

1) Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang materi yang telah dibahas

2) Guru memberikan pekerjaan rumah pada siswa sebagai tindak lanjut

3. Tahap Observasi

(61)

4. Tahap Refleksi

Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan melihat data observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Jika motivasi dan hasil belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini dihentikan.

H. Indikator Keberhasilan

Penerapan model pembelajaran terpadu tipe integrated dikatakan berhasil apabila adanya:

1. Peningkatan nilai rata-rata motivasi belajar siswa setiap siklusnya

(62)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4 Bumi Jawa pada pembelajaran tematik dapat disimpulkan bahwa:

1. Meningkatkan motivasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran terpadu dapat tercapai sesuai indikator keberhasilan. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap motivasi siswa diperoleh nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 61,86 dengan kategori cukup meningkat sebesar 4,11 pada siklus II menjadi 65,97 dengan kategori cukup. Lalu, meningkat sebesar 5,90 pada siklus III menjadi 71,87 dengan kategori baik.

(63)

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, berikut beberapa hal yang perlu disarankan kepada pihak-pihak terkait, antara lain kepada:

1. Siswa, dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mengambil pelajaran dari setiap kegiatan yang dilakukan serta menjadi siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar

2. Guru, lebih siap dalam hal perencanaan penerapan model pembelajaran terpadu sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik

3. Sekolah, agar selalu mendukung dan memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran yang baik dalam kegiatan pembelajaran

(64)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi aksara. Aviandri cahya. 2012. Jenis-jenis Model Pembelajaran.

http//kuliahpgsd.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-model-pembelajaran-html?m=1). Diakses tanggal 17 Februari 2014 pukul. 15.35 WIB.

Eggen, Paul, dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: Indeks.

Hakiim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima. Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Hanafiah, Nanang, dan Cucu Sahana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Panduan Teknis Penilaian. Jakarta: Dirjen Dikti.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung Refika Aditama.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pres.

Majid. Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja

Bandung: Rosdakarya.

Muncarno. 2009. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. Metro: PGSD.

(65)

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rusman, dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka

---. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Saud, Udin Saefuddin, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI PRESS. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Tim Penyusun. 2009. UU Sisdiknas (UU RI NO 20 Th 2003). Jakarta: Sinar Grafika.

Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Lampung: UNILA.

Tim Penyusun. 2013. Lingkungan Tempat Tinggalku: Buku Guru. Jakarta: Kemendikbud.

---. Lingkungan Tempat Tinggalku: Buku Siswa. Jakarta: Kemendikbud.

---. Modul Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kemendikbud.

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Putra Karaya.

---. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS I

Nama Sekolah : SD Negeri 4 Bumi Jawa Kelas / semester : 4 / Genap

Tema : Tempat Tinggalku

Sub Tema : Lingkungan Tempat Tinggalku Pertemuan ke : 1

Alokasi waktu : 5 x 35 menit

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. 2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar IPS

(75)

3.4 Memahami kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar

4.4 Mendeskripsikan kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, pendidikan, ekonomi, dan budaya di masyarakat sekitar

Indikator:

- Menjelaskan manfaat pajak

- Siswa mampu menjelaskan pentingnya orang membayar pajak

PPKN

Kompetensi Dasar:

3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat

4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat

Indikator:

- Menyebutkan kewajiban sebagai masyarakat

- Siswa mampu menjelaskan cara menjaga sarana umum

Matematika

4.8 Membuat peta posisi suatu tempat/benda tanpa menggunakan skala dengan memperhatikan arah mata angin

Indikator:

- Membuat pertanyaan mengenai posisi suatu benda

- Menyelesaikan masalah yang terkait dengan rute perjalanan.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengamati denah, siswa mampu membuat pertanyaan berdasarkan teks yang diberikan dengan benar.

(76)

3. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan sarana umum dan tiga manfaatnya dengan benar.

4. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan manfaat pajak dengan benar.

5. Setelah mengamati gambar dan membaca teks siswa mampu menjelaskan pentingnya orang membayar pajak dengan benar.

6. Setelah mengamati gambar, siswa mampu menjelaskan kewajiban orang untuk merawat sarana umum dengan benar.

D. Materi Pembelajaran IPS

Kehidupan manusia dalam kelembagaan sosial, ekonomi, pendidikan, dan budaya di masyarakat sekitar

PPKN

Hak dan kewajiban sebagai warga Negara Matematika

Posisi suatu tempat atau benda dan penyelesaiannya

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran

Model : Pembelajaran terpadu tipe integrated Pendekatan : Saintifik

Metode : Tanya jawab, ceramah, diskusi, dan penugasan

F. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Guru memberikan salam.

2. Guru mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinannya

(77)

masing-masing.

3. Guru mencatat kehadiran siswa. 4. Guru melakukan apersepsi dengan

cara mengaitkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dipelajari

5. Guru meny

Gambar

Tabel
Tabel 1. Indikator Instrumen Penilaian Kinerja Guru
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Sumber: Suharsimi, (2006: 16) & Hasil Penelitian
Tabel 2. Kategori Motivasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan hukum dalam pembangunan ekonomi di Surakarta terkait dengan Industri Hasil Tembakau, menganalisis kebijakan

Bagi saya, pemimpin itu bukan berarti memiliki jiwa yang besar, pemimpin juga bukan berarti memiliki jiwa yang keras, pemimpin adalah yang melakukan segala hal dengan kombinasi

The Directorate of High Schools Development of the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia is honoured to be hosting the World Schools Debating

sepanjang dalam interaksi satu dengan yang lain tidak bisa mengendalikan. ego

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kajian konsumsi nutrien pada pemeliharaan dan pengamatan burung kenari dewasa pejantan unggul yang siap

Sering kali, jadi malas karena sebentar sebentar harus melihat kamus.. Apalagi kalau

(political will) pemerintah dalam memberi peluang bagi tumbuhnya partisipasi masyarakat. Masyarakat khususnya akan dapat menunaikan tanggung jawab

Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Pematang Kiwah Bandar Lampung (Survey terhadap karyawan bagian pengolahan) ”. Di bawah bimbingan Dr. Syamsul Hadi Senen, MM dan