DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI MI. AL-AMANAH JOGLO KEMBANGAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh: M A Y A NIM : 801118300013
PROGRAM STUDI PGMI DMS
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
i
Maya, NIM. 801118300013. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan”. Skripsi program studi PGMI Dual Mode Sistem, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II tahun pelajaran 2013-2014 semester Genap dengan jumlah siswa 37 orang. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan II siklus. Adapun pada tiap siklusnya terdapat beberapa tahapan antara lain: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada penelitian siklus I aktivitas belajar siswa belum menunjukan hasil yang diharapkan yaitu dengan hasil 44 poin atau sekitar 45%, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa sudah menunjukan hasil yang diharapkan yaitu 76 poin atau sekitar 80%. Karena pada siklus II siswa sudah aktif dalam pembelajaran dan memahami model pembelajaran yang dipakai.
ii
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan.
Skripsi ini dapat penulis selesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, perkenankanlah
dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena, MA.Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Fauzan, MA, ketua jurusan program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PRODI PGMI), sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dan telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberi petunjuk, saran, serta
arahan kepada penulis.
3. Bapak Dindin Ridwanuddin, Ketua pengelola Program Dual Mode Sistem
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak dan Ibu dosen PGMI yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada
iii
5. Bpk. H. Rohmat, S. Ag, kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah beserta segenap
guru dan karyawan serta siswa-siswi yang telah banyak membantu dan
memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis dalam penyusunan
skripsi, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas kesempatan dan bantuannya
pada saat penelitian.
6. Orang tua dan mertua, yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan doa
yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa
melindungi dan membahagiakan mereka kebahagian dunia sampai akherat.
7. Suami tercinta Kastono, S. PdI, dan anakku tersayang Khoirunnisa Febryanti yang
selalu memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis dalam menuntut
ilmu yang di ridhoi Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rizki
yang berkah, perlidungan, dan kebahagiaan kepada keluarga kami dunia akherat.
9. Saudara-saudara kandung dan saudara-saudara ipar, yang selalu mendukung dan
memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu.
Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membahagiakan mereka
kebahagian dunia sampai akherat.
8. Rekan-rekan guru di MI. Al-Amanah Joglo
10.Rekan-rekan mahasiswa PGMI/DMS, khususnya kelas A3.1, yang telah
memberikan semangat, bantuan, dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kami menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnan skripsi ini. Kami selaku
penyusun mohon maaf yang sebesar – besarnya jika masih banyak terdapat kesalahan
iv di sisi-Nya. Aamiin.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 6 Juli 2014
Penulis
M a y a
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 3
C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 4
D. Perumusan Masalah Penelitian ... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 4
BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 6
1. Pengertian Belajar ... 6
2. Pengertian Mengajar ... 7
3. Aktivitas Belajar ... 8
4. Pembelajaran Kooperatif ... 14
5. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
vi
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20
C. Hipotesis Tindakan ... 28
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 29
C. Subjek Penelitian ... 30
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 30
E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 30
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 32
G. Data dan Sumber Data ... 32
H. Instrumen Pengumpul Data ... 32
I. Kisi-kisi Instrumen ... 34
J. Teknik Pengumpul Data ... 41
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 41
L. Analisis Data dan Interpretasi Data ... 41
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 41
BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 43
1. Profil Madrasah ... 43
2. Visi dan Misi Madrasah ... 43
3. Tujuan Madrasah ... 44
B. Deskripsi Penelitian ... 44
1. Siklus I ... 44
a. Perencanaan... 44
b. Pelaksanaan Tindakan ... 44
c. Observasi ... 45
vii
4. Siklus II ... 52
a. Perencanaan ... 52
b. Pelaksanaan Tindakan ... 52
c. Observasi ... 53
d. Refleksi ... 58
C. Analisis Data ... 58
D. Pembahasan ... 59
BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
FOTO-FOTO PTK ... 68
LEMBAR UJI REFERENSI ... 73
viii
- Gambar 3.1: Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari Model
Kemmis dan Taggart (1988)
- Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
- Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
- Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru
- Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa
- Tabel 3.5 Kisi-kisiWawancara Peran Guru dalam Upaya Pengembangan
Aktivitas Siswa
- Tabel 4.1 Data observasi aktivitas guru pada siklus I
- Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran
- Tabel 4.3 Tingkat Keberhasilan Belajar
- Tabel 4.4 Data observasi aktivitas guru pada siklus II
- Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran
- Tabel 4.6 Tingkat Keberhasilan Belajar
1 A. Latar Belakang Masalah
Manusia hidup harus mempunyai tujuan yang harus dicapai dan kebutuhan
yang harus terpenuhi. Salah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi adalah
pendidikan. Dengan pendidikan seseorang dapat mencapai kualitas hidup yang
diharapkan, sehingga mampu berjuang untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
Suatu usaha untuk mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik
mungkin terhadap lingkungannya dan menambah ilmu pengetahuan untuk bekal
mencapai kesuksesan adalah dengan mempunyai pendidikan , dengan demikian
akan timbul perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara
dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini
agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada dua
unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak
lahir akan tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya
lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada,
walaupun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan dimana pertumbuhan
dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau
oleh lingkungan saja.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah
merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan, yang
menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai
kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan.
Dengan demikian, mendorong pertumbuhan dan perkembangannya kearah suatu
tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dalam bentuk kurikulum
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak
diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah
dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif.
Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai
subjek yang berusaha menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah
dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai
motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan adalah siswa yang lebih
banyak berperan (kreatif).
Pada MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan dalam pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peneliti sering menggunakan model ceramah dan
tanya jawab. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa
dalam belajar. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang cenderung hanya
mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru dan tidak aktif
mengemukakan pendapat, bertanya tentang materi, dan mengembangkan
kemampuannya dalam pembelajaran. Siswa yang mau bertanya dan berani
mengemukakan pendapat dari 37 siswa kelas II hanya sekitar 5 orang dan
selebihnya siswa yang tidak mau bertanya dan tidak berani mengemukakan
pendapat.
Rendahnya aktivitas belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara
lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Guru sering
memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah, tanya-jawab, dan penugasan,
sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir
kreatif.
Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi dalam proses pembelajaran IPS
yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran yang
lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model
pembelajaran yang akan dicoba untuk melakukannya adalah model pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran
baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw di banding dengan diskusi yaitu seluruh anggota dalam kelompok
harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu ada yang
merupakan tanggungjawab individu dan ada pula tanggungjawab kelompok. Oleh
sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul yaitu: “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperaatif tipe
Jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan”.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MI. Al-Amanah
Joglo Kembangan, diharapkan aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat
mengidentifikasi area dan fokus penelitian sebagai berikut:
1. Perhatian siswa kurang dalam pembelajaran
2. Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya
3. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
dalam pembelajaran.
4. Ada beberapa siswa yang membicarakan hal lain yang tidak berhubungan
dengan tugas
5. Rendahnya tanggungjawab siswa terhadap tugas
6. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran konvensional
7. Adanya siswa yang tidak mau menerima pendapat temannya
8. Siswa merasa tidak semua anggota kelompok harus berfikir
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka
peneliti memberi batasan fokus penelitian:
1. Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya
2. Rendahnya tanggungjawab siswa terhadap tugas
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti tetapkan dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
Bagimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
meningkatkan aktivitas siswa kelas II dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas II pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
MI. Al-Amanah Joglo Kembangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
a. Siswa semakin termotivasi untuk belajar karena peran aktif dalam
proses pembelajaran
b. Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok (diskusi) cukup
dikerjakan oleh satu orang saja
c. Memberikan tanggungjawab individu maupun kelompok
2. Bagi Guru
a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran IPS
b. Melatih guru agar lebih cermat dalam memperhatikan kesulitan belajar
siswa
3. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam
5
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Belajar
Kata-kata belajar sudah sering kita dengar di lingkungan sekitar kita. Lingkungan
pendidikan seperti lingkungan sekolah, pelajar, siswa dan siswi, serta mahasiswa
yang mempunyai tugas untuk belajar.
Belajar dapat diartikan perubahan peningkatan pengetahuan yang timbul pada diri
seseorang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi
bisa, dan meningkatnya pengetahuan serta berkembangnya kemampuan berfikir.
Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna
atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang cukup untuk berfikir ketika
siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk
membangun sendiri gagasannya1.
Belajar merupakan latihan untuk mengembangkan daya-daya yang dimiliki oleh
manusia. Dengan latihan tersebut, maka akan terbentuk dan berkembang berbagai
daya yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti daya ingat, daya pikir, daya
rasa dan sebagainya. Pandangan baru menyatakan bahwa belajar merupakan suatu
proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman. Sejalan dengan
rumusan ini, Romine berpendapat, bahwa “learning is defied as the modification or
strengthening of behavior throught experiencing”2.
Aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan
keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian bisa juga
disebut dengan belajar. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh
1
Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 10
2
pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam
diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali
melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge3.
Dari beberapa pengertian belajar terkandung beberapa karakteristik, antara lain:
belajar meliputi proses dan hasil, upaya yang disengaja untuk memperoleh
pengalaman, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan lain sebagainya. Adapun hasil
yang didapat dari belaja bisa bersifat relatif menetap atau permanen4.
2. Pengertian Mengajar
Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau
pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap
sebagai proses mentransfer ilmu5. Mentransfer atau memindahkan disini tidak
diartikan dengan memindahkan seperti misalnya mentransfer uang. Kata mentransfer
dalam hal ini diartikan sebagai cara menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau
memindahkan ilmu. Ketika ilmu dipindahkan atau disebarluaskan, maka ilmu itu
tidak akan menjadi habis akan tetapi semakin banyak. Dalam proses mengajar,
sebagai proses menyampaikan pengetahuan, maka akan lebih tepat kalau diartikan
dengan menanam ilmu pengetahuan.
Tyson dan Caroll (1970) menyimpulkan bahwa mengajar ialah … a way working
with students … a process of interaction … the teacher does something to student; the
students do something in return. Dari definisi ini tergambar bahwa mengajar adalah
sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang
sama-sama aktif melakukan kegiatan6.
Mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara membimbing dan membantu
kegiatan belajar kepada seseorang (siswa) dalam mengembangkan potensi intelektual,
(emosional serta spiritualnya) sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang
secara optimal7.
3
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9 4
Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, h. 87
5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 96
6
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.179
7
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan
membimbing dan mengatur lingkungan sekitar anak didik, agar tercipta lingkungan
belajar yang baik yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang optimal dan
menyenangkan.
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar diatas, dapat dikatakan bahwa
kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan
proses perubahan sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan agar perubahan
itu terjadi. Proses belajar mengajar untuk mata pelajaran IPS harus memperhatikan
karakteristik yang bersifat sosial, memerlukan ketekunan, keuletan, serta rasa cinta
terhadap pelajaran IPS itu sendiri.
3. Aktivitas Belajar
Pembelajaran dengan cara belajar siswa aktif adalah pembelajaran yang
menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran untuk dapat
mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pembentukan sikap.
Dalam belajar semua anggota badan baik fisik maupun psikis harus aktif, siswa
tidak hanya duduk, dan diam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Aktivitas
fisik siswa adalah jika siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,
bermain atau bekerja, siswa tidak hanya duduk manis dan mendengar, melihat atau
hanya diam saja (pasif) pada saat pembelajaran. Siswa yang memiliki aktivitas psikis
(kejiwaan) adalah siswa yang jiwanya bekerja dan berfikir sebanyak-banyaknya atau
berfungsi dalam pembelajaran. Siswa merupakan makhluk hidup yang sedang
berkembang dan dalam perkembangan setiap siswa berbeda-beda antara siswa yang
satu dan siswa yang lainnya, karena daya nalar yang dimiliki siswapun berbeda.
Siswa adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya8.
8
Aktivitas fisik dan psikis merupakan satu kesatuan yang erat, pada saat siswa
aktif jasmaninya maka dengan sendirinya aktif pula jiwanya, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat
dipisahkan.
J. Piaget, pakar psikologi keturunan Swiss berpendapat: “Seorang anak berpikir
sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tidak berfikir.Agar ia berfikir sendiri (aktif)
ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”9.
Aktivitas belajar siswa yang bisa diamati secara langsung seperti siswa
mengerjakan tugas, siswa aktif dalam berdiskusi, mampu menyusun laporan, dapat
memecahkan masalah sendiri, dan mengumpulkan data. Sedangkan mendengarkan
dan menyimak pembelajaran adalah aktivitas yang tidak bisa diamati. Aktivitas siswa
merupakan kegiatan atau tingkah laku yang terjadi selama pembelajaran. Seorang
guru hendaknya menghilangkan rasa takut yang dimiliki oleh siswa, seperti: takut
ditertawakan, takut dimarahi jika salah dalam menjawab atau mengeluarkan
pendapat. Siswa yang aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada
siswa yang aktif secara fisik (physically active)10.
Banyak aktivitas siswa yang tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat yang
biasa ada di sekolah-sekolah. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177
macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa,
antara lain: (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening activities, (4)
Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7) Mental activities,
(8) Emotinal activities11. Adapun penjelasan yang meliputi aktivitas jasmani dan
aktivitas jiwa sebagai berikut:
9
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 8
10
Rahayu Karyadinata, dkk.,PAIKEM Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2012), Cet. I, h. 21
11
1. Visual activities, kegiatan visual activities meliputi kegiatan yang
berhubungan dengan kegiatan yang langsung dilakukan siswa, misalnya
membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya.
2. Oral activities, kegiatan ini membuat siswa mampu untuk merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat tentang materi pembelajaan.
3. Listening activities, kegiatan yang berhubungan dengan alat indera
pendengaran siswa, kegiatan mendengarkan meliputi: uraian, percakapan,
diskusi, musik, dan pidato.
4. Writing activities, aktifitas siswa yang berhubungan dengan menulis antara
lain: siswa mampu membuat cerita, karangan, laporan, tes angket, dan
menyalain.
[image:23.612.108.540.101.551.2]5. Drawing activities, pada aktifitas ini diharapkan siswa dapat membuat
gambar, membuat grafik, peta, diagram, dan pola.
6. Motor activities, kegiatan yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain,
berkebun, dan memelihara binatang.
7. Mental activities, kegiatan siswa yang memerlukan pemahaman yang
mendalam untuk dapat mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,
melihat hubungan, dan mengambil keputusan.
8. Emotional activities, pada aktifitas ini siswa bisa merasa bosan, gembira,
berani, tenang, dan gugup dalam pembelajaran di dalam kelas.
Dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan
pengamat. Guru mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya dan memberi
kemudahan belajar, karena anak didik merupakan subjek belajar bukan objek belajar.
Tidak tepat kalau dikatakan bahwa anak didik itu sebagai objek (objek dalam proses
belajar-mengajar). Anggapan jika peserta didik merupakan sebuah objek merupakan
suatu pendapat yang salah12. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu
12
menghargai peserta didiknya sebagai suatu subjek yang memiliki bekal dan
kemampuan.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran dikatakan rendah jika siswa tidak bertanya,
dan hanya terbatas pada mendengarkan dan mencatat, siswa yang hadir di kelas tidak
siap untuk belajar, ribut jika diberi latihan, dan siswa yang hanya diam ketika ditanya
sudah mengerti atau belum. Guru dalam proses pembelajaran haruslah
mengikutsertakan para siswanya secara aktif, jangan sampai proses pembelajaran
didominasi oleh guru.
Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri:
1. Siswa aktif dalam pembelajaran
2. Mampu menyusun laporan
3. Dapat memecahkan masalah sendiri
4. Pengetahuan yang didapat siswa merupakan pengalaman yang dialami sendiri
oleh siswa.
Pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 dikatakan bahwa proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini
menunjukan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.
Pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan
berbagai keterampilan belajar secara efektif yang antara lain sebagai berikut: (1)
berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif, (2) berfikir logis, kritis, dan kreatif,
(3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan informasi, (5) pengembangan
personal dan sosial, dan (6) belajar mandiri13.
Adapun jenis-jenis aktivitas belajar siswa di antaranya adalah: (1) Belajar Arti
Kata, (2) Belajar Kognitif, (3) Belajar Menghafal, (4) Belajar Teoritis, (5) Belajar
13
Konsep, (6) Belajar Kaidah, (7) Belajar Berfikir, (8) Belajar Keterampilan Motorik,
(9) Belajar Estetis14. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis aktivitas belajar
siswa adalah sebagai berikut:
1. Belajar Arti Kata
Belajar arti kata, yaitu siswa mengerti arti kata yang dimaksud pada kata-kata
yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran.
2. Belajar Kognitif
Belajar kognitif, yaitu belajar yang ada hubungannya dengan mental seperti
menghayati, mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, dan
sebagainya yang dialami siswa.
3. Belajar Menghafal
Belajar menghafal, yaitu kegiatan mental berupa menyimpan dalam ingatan
dan mengeluarkan kembali ingatan tersebut bila diperlukan.
4. Belajar Teoritis
Belajar teori adalah siswa mampu membuat kerangka fikir yang menjelaskan
tentang fenomena alam atau sosial yang terjadi di lingkungan sekolah atau
tempat tinggal siswa.
5. Belajar Konsep
Belajar konsep adalah belajar merumuskan melalui proses mental tentang
lambang, benda, serta peristiwa dengan pengamatan ciri-cirinya yang di
ketahui oleh siswa.
6. Belajar Kaidah
Belajar kaidah adalah belajar menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga
membentuk suatu keteraturan.
7. Belajar Berpikir
Belajar berpikir adalah belajar memecahkan masalah tanpa melalui
pengamatan terlebih dahulu.
14
8. Belajar Keterampilan Motorik
Belajar melakukan rangkaian gerak gerik berbagai anggota badan secara
terpadu dibawah bimbingan guru.
9. Belajar Estetis
Belajar estetika adalah proses mencipta melalui penghayatan yang
berdasarkan pada nilai-nilai seni.
Sekolah yang menyenangkan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk
siswa memperoleh pendidikan sesuai dengan tugas perkembangan mereka adalah
selalu menyertakan unsur permainan dalam setiap mata pelajaran. Belajar akan lebih
efektif dan aktif jika anak dan guru dalam keadaan fun. Dengan kegembiraan yang
diperoleh, anak akan terdorong untuk belajar lebih banyak tanpa harus merasa bosan
dan terpaksa15.
4. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas kelompok yang diorganisir oleh
sebuah prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi yang
diperoleh siswa secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di
dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan
didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota yang lain16.
Model pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok.
Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola
kelas dengan efektif. Dalam pembelajaran kooperatif kegiatan pembelajaran tidak
harus belajar dari guru kepada siswa saja, tetapi siswa dapat saling membelajarkan
sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh teman sebaya lebih efektif dari pada
pembelajaran oleh guru.
15
Anna Farida, Suhud Rois, dan Edi S. Ahmad, Sekolah yang Menyenangkan (Bandung: Nuansa, 2012), Cet. I, h. 51
16
Salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh banyak peneliti adalah
pembelajaran kooperatif, karena dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Pembelajaran ini bisa diterapkan di hampir semua tingkatan umur, kelas, mata
pelajaran, dan tugas akademik yang melibatkan proses berfikir tingkat tinggi. Bahkan,
untuk tugas-tugas yang bersifat hafalan maupun korektif sekalipun, pembelajaran
kooperatif tidak kalah efektif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan
individualistik (Johnson, dkk, 1998)17.
Pembelajaran kooperatif adalah cara ampuh untuk memotivasi siswa dalam
pembelajaran dan memberikan pengaruh positif dalam pencapaian peningkatan
sikap-sikap positif dan harga diri yang lebih baik, dan mendorong motivasi sosial
yang lebih besar kepada orang lain yang membutuhkan.
Strategi pembelajaran kooperatif terdiri dari tiga prinsip agar siswa mampu
meningkatkan proses dan hasil belajar, yaitu dengan belajar aktif, konstruktivistik,
dan kooperatif18.
5. Manfaat model pembelajaran kooperatif
Selain meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperataif juga memberikan manfaat-manfaat besar antara lain:
1. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;
2. Siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar; 3. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada
teman-temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk belajar mereka nanti;
4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda19.
17
Ibid., h. 64
18
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, h. 235
19
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu: a.
kelompok kecil, b. belajar bersama, dan c. pengalaman belajar. Pembelajaran
kooperatif learning adalah tanggung jawab secara individu sekaligus tanggung jawab
terhadap kelompok, sehingga dalam diri siswa akan terbentuk sikap ketergantungan
positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa
dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan
sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok.
Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang di pakai secara luas yang
memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran kelompok” (group-to-group
exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan
sesuatu20.
Persiapan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
1. Pembentukan Kelompok Belajar
Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa di bagi menjadi dua anggota
kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang akan diuraikan sebagai
berikut:
a. Kelompok kooperatif awal ( kelompok asal)
Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anggota. Setiap
anggota diberi tanda atau nomor, kelompok harus sama terutama di dalam
kemampuan.
b. Kelompok ahli
Kelompok ahli anggotanya adalah tanda atau nomor yang sama pada
kelompok asal.
20
2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif
lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian,
dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Siswa di bagi dalam kelompok kecil yang di sebut kelompok inti,
beranggotakan 4 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas).
Setiap siswa diberi nomor atau tanda misalnya A, B, C, D
b. Membagi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa
dalam kelompok asal mendapat tugas yang berbeda, tanda atau nomor yang
sama mendapat tugas yang sama pada masing-masing kelompok.
c. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama dalam satu
kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan jumlah tugas yang
telah di siapkan oleh guru.
d. Dalam kelompok ahli di tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi
ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
e. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat
menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas yang telah dipahami kepada
kelompok inti.
f. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing
siswa kembali ke kelompok asal.
g. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan
hasil dari tugas di kelompok ahli.
h. Bila kelompok sudah menyelesaikan tugas secara keseluruhan, masing-masing
kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi21.
21
7. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk
menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya digunakan istilah “proses belajar
-mengajar”. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan
(knowledge) atau a body of knowledge adalah definisi umum pembelajaran22.
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Jadi dapat disimpulkan dari pengertian pembelajaran adalah suatu susunan
aktivitas (kegiatan) siswa dan guru dalam berinteraksi dengan adanya hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk membelajarkan siswa
sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif dalam dirinya.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
dokumen kurikulum 1975 yang memuat Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata
pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah.
Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai integrasi dari mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika. Menurut Somantri penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas23.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang membahas tentang
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan
kewarganegaraan.
Pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai pengertian makna yang berbeda-beda, khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini
22
Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9
23
dapat pula diidentifikasikan dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut24.
8. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial “Bentuk-bentuk Kerja
Sama”
Keluarga kita terdiri atas beberapa anggota keluarga. Apakah menurutmu kamu bisa hidup tanpa orang tuamu?, tentu saja tidak. Dalam keluarga semua hidup bersama-sama, tidak bisa hidup terpisah. Kamu butuh orangtuamu untuk mengasuhmu, membimbingmu, mengajarimu, dan memenuhi kebutuhanmu. Kamu butuh adik atau kakakmu untuk diajak belajar dan bermain. Kamu tidak bisa hidup sendirian.
Begitu juga di lingkungan tetanggamu. Kita akan membutuhkan tetangga karena kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Semua orang pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh sebab itu manusia tidak bisa hidup sendiri. Contohnya disekolah kamu memiliki banyak teman dan ada bapak serta ibu guru yang mengajarimu supaya kamu jadi pintar.
Aulia dan keluarganya sudah terbiasa bekerja sama. Aulia suka membantu ibunya memasak atau membersihkan rumah. Kakak suka membantu Aulia belajar. Pada hari libur Aulia dan keluarganya sering bekerja bakti membereskan rumah. Kebiasaan kerjasama ternyata sudah menjadi kebiasaan di lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di Kompleks Marga Sari 2, RT 003 RW 05, Kelurahan Sukarukun. RT adalah singkatan dari Rukun Tetangga, dan RW adalah singkatan dari Rukun Warga. Aulia bertetangga dengan Ihsan, Dela, Melani, dan Soni.
Ihsan adalah orang Aceh, Dela orang Jakarta, Melani berdarah Tionghoa, dan Soni adalah orang Ambon. Walaupun berbeda suku dan budaya, mereka selalu hidup rukun. Mereka tidak pernah bertengkar, mereka saling membantu, mereka sering bermain dan belajar bersama walaupun sekolah mereka berbeda.
Orang tua mereka memiliki pekerjaan yang bermacam-macam, ada yang menjadi karyawan kantor, pengusaha, dokter, guru, dan pedagang. Setiap hari orang tua mereka sibuk bekerja, tapi mereka selalu siap membantu jika ada tetangga yang memerlukan bantuan.
24
Suatu hari Ihsan terserang demam di malam hari, saat itu sudah pukul sebelas malam, orang tuanya membawa Ihsan ke dokter Santoso. Dokter Santoso adalah ayah Dela. Ihsan diperiksa oleh dokter Santoso dan diberikan obat. Ternyata Ihsan kena demam berdarah, dokter Santoso tidak meminta biaya kepada mereka karena mereka bertetangga. Ihsan dan orang tuanya berterimakasih atas bantuan dokter Santoso.
Esok harinya warga RT 003 RW 05 berkumpul di rumah pak RT. Mereka membicarakan rencana untuk melaksanakan kerja bakti, kerja bakti itu untuk membersihkan saluran air yang tersumbat. Selain Ihsan ada beberapa anak yang terkena demam berdarah. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty, nyamuk itu hidup digenangan air. Kerja bakti dilaksanakan pada hari minggu, semua warga ikut bekerja tua dan muda. Mereka semua bergotong royong dalam melakukan pekerjaan. Bapak-bapak dan pemuda membersihkan saluran, ada juga yang membersihkan sampah. Ibu-ibu dan pemudi menyiapkan makanan dan minuman. Mereka bekerja keras tanpa mengeluh, mereka sangat bersemangat dan kebersamaan antarwarga sangat terlihat25.
9. Manfaat Kerja Sama
Manfaat kerjasama di lingkungan tetangga adalah:
- Mempererat rasa persaudaraan
- Memupuk rasa persatuan
- Pekerjaan akan semakin ringan dan cepat selesai
- Akrab dengan tetangga
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Nama Peneliti Judul
Yang Membedakan dengan Hasil Penelitian
Penulis
1. Leti Kasyani Upaya Meningkatkan
Aktivitas Belajar Siswa
o Penelitian ini dilakukan
pada siswa kelas IX A
25
2. Nurmiati
Menggunakan Teknik Team Quiz26.
Upaya Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas VIII E SMPN 2 Kubun Kabupaten Solok27.
SMP Negeri I Sekayam semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada Mata Pelajaran
PKn dengan
menggunakan Teknik Team Quiz.
o Rata-rata presentase
aktifitas siswa selama proses pembelajaran PKn pada siklus I
adalah 61,02%,
sedangkan siklus II 76,45%,maka telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 15,43% setelah menggunakan Teknik Team Quiz.
o Penelitian ini dilakukan
di kelas VIII E SMP
Negeri 2 Kubang
Kabupaten Solok, pada
mata pelajaran
matematika melalui penerapan penerapan pembelajaran
Kooperatif tipe STAD.
o Penelitian terdiri dari
dua siklus dan masing-masing siklus terdiri tiga kali pertemuan.
o Pada masing-masing
3. Mega Rina Wati
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Inquiry Pada
Pembelajaran Matematika28.
pembelajaran
kooperatif tipe STAD. pada siklus I 52,3% dan siklus II 65,7%.
o Begitu juga dengan hasil tes akhir tiap
siklus setelah
menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Pada siklus I siswa tuntas 11 orang dan pada siklus II tuntas 16 orang dari 22 orang siswa di kelas VIII E
SMPN 2 Kubung
Kabupaten Solok.
o Penelitian dilakukan di
kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 35 orang.
o Penelitian
menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.
o Penelitian berupa
lembar observasi dan tes. Lembar observasi
digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran,
sedangkan tes
digunakan untuk
28
mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.
o Melalui penggunaan
metode inquiry pada pembelajaran
matematika maka
aktivitas belajar siswa meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa rata-rata 56,56%, siklus II rata-rata 65,8%, dan pada siklus III rata-rata 81,64%.
o Sedangkan hasil belajar
siswa setelah
menggunakan metode
inquiry pada
pembelajaran
matematika adalah
siswa yang yang
mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 60,00% dengan nilai rata-rata 52,22, siklus II
menjadi 85,71%
dengan nilai rata-rata 60,14, dan pada siklus III meningkat menjadi 88,57% dengan nilai rata-rata 70,94.
o Sedangkan kinerja guru setelah menggunakan metode inquiry pada pembelajaran
matematika dapat
4. Ratih Elyasari Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
Melalui Model
Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII B SMP Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara29.
o Penelitian dilaksanakan
di SMP Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara tahun pelajaran
2012/2013 dengan
jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 16 perempuan.
o Sebelum dilaksanakan
penelitian tindakan kelas siswa tidak aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, kemudian setelah penelitian tindakan di laksanakan dengan menggunakan 2 siklus maka aktivitas
siswa mengalami
peningkatan. Dimana pada siklus I terlihat 60,5% siswa yang aktif dalam pembelajaran dan sebnyak 17siswa
yang mendapat nilai ≥
65. Pada siklus II peningkatan aktivitas
belajar siswa
sebanyak23 siswa yang
mendapat nilai ≥ 65
atau sebanyak 88,5%.
o Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa
model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII B
SMP Negeri 5
29
5. Lusy Afiah Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran PKN di SMP Negeri 1 Cikarang Barat30.
Sukadana Kab. Kayong Utara.
o Penelitian dilakukan di
SMP Negeri 1
Cikarang Barat.
o Penelitian terdiri dari 3
siklus. Siklus I memperoleh rata-rata sebesar 2,3% dengn penafsiran kurang baik. Pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 2,9% dengan penafsiran cukup baik. Sedangkan pada siklus III, semua
kekurangan yang
terdapat di siklus I dan II sudah mengalami perbaikan yaitu dengan rata-rata sebesar 3,5% dengan penafsiran baik. Dapat di lihat dari rata-rata tiap siklus maka tiap siklus mengalami peningkatan sebesar 0,6%.
o Melalui penerapan
model kooperatif tipe jigsaw, diperoleh adanya peningkatan pada aktivitas belajar
siswa di setiap
siklusnya.
C. Hipotesis Tindakan
Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial kelas II di MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan
aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
30
24 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah Kelurahan
Joglo Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, pada bulan April sampai dengan Mei
2014, Semester Genap, Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(classroom action research), fokus penelitian dalam masalah ini adalah untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan memberikan tindakan berupa
penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bertujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus serta
mampu memberi solusi pada masalah baik secara perseorangan maupun secara
keseluruhan, ini akan dilakukan secara bersiklus dengan tindakan yang dilakukan
dari kondisi awal.
Untuk menerapkan pembelajaran aktif digunakan rancangan penelitian
tindakan, selain itu juga untuk memecahkan masalah-masalah, juga untuk
memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud
adalah penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas
dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan
yang harus dilalui, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4)
refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah
Gambar 3.1: Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari
Model Kemmis dan Taggart (1988)
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI. Al-Amanah Joglo
Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa
(26 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan) pada Tahun Pelajaran 2013/2014.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru kelas
sekaligus peneliti dengan observer teman sejawat yang mengamati dan mencatat
segala aktifitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap intervensi tindakan dalam penelitian dimulai dengan tindakan pada
siklus I, apabila pada refleksi siklus I target penelitian yang diharapkan belum
tercapai, maka penelitian dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II dan siklus
selanjutnya sampai dengan target penelitian tercapai dengan sempurna.
Pada pelaksanaan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan
penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan intervensi tindakan yang akan
dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Perencanaan
Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
Refleksi Awal
Perencanaan Tindakan
Perencanaan Tindakan
Observasi Siklus I
Evaluasi /
Tindakan
Perencanaan
Tindakan
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Siklus II
Evaluasi /
a. Membuat rencana pembelajaran dengan metode pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
b. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus penelitian
tindakan kelas/alat bantu/media yang diperlukan,
c. Membuat alat evaluasi
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Observasi
Mengamati kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi
Hasil yang didapatkan dari hasil observasi dikumpulkan untuk kemudian
dianalisis. Pada tahap ini guru dapat merefleksi diri berdasarkan hasil
observasi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS. Hasil refleksi
akan menjadi acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
Adapun data dan cara pengambilannya adalah:
a. Sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan guru peneliti.
b. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang
terdiri dari:
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran
c. Cara pengambilan data
1. Data tentang keterkaitan antara perencanaan pelaksanaan
pembelajaran didapatkan dari lembar observasi
2. Data tentang perubahan perilaku siswa didapatkan dari lembar
observasi
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang dapat diharapkan dari penelitian tindakan kelas dengan
jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS pada
materi Bentuk-bentuk Kerja Sama, dan semua siswa di harapkan mampu
meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Target yang diharapkan dari
keaktifan siswa adalah 75 % dengan kriteria “baik” atau dengan nilai 75 – 84, siswa dapat meningkatkan keaktifannya dalam pembelajaran. Peningkatan
aktivitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa saat pembelajaran, seperti aktif
bertanya kepada guru ataupun teman sejawat, aktif berkomunikasi dengan guru,
mampu menemukan dan memecahkan masalah sendiri, berani mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas.
G. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini di peroleh dari
siswa maupun dari guru peneliti. Data pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran tipe kooperatif jigsaw diperoleh dari lembar
observasi, sedangkan data perubahan perilaku siswa didapatkan dari hasil
observasi , wawancara dengan siswa, dan catatan lapangan.
H. Instrumen Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara atau yang biasa juga disebut interviu adalah sebuah
percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan
informasi yang diinginkan. Dalam wawancara pewawancara harus dapat
menciptakan suasana santai tetapi terarah pada tujuan yang hendak
dicapai, artinya wawancara dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak
main-main akan tetapi tidak kaku agar responden mau menjawab apa saja
yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur dan benar.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:
a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.
b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang
sesuai1.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah aktivitas pengamatan terhadap objek
dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi bisa dilakukan
melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap2.
Observasi berguna untuk memperoleh data tentang keadaan pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas, dan sebagai bahan
refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Untuk mengamati
kejadian yang berbarengan, peneliti dapat menggunakan alat bantu berupa
kamera dan tape recorder. Kemudian kejadian tersebut dapat diamati
setelah rekamannya diputar.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan adalah catatan tentang kejadian yang benar-benar terjadi
selama proses pembelajaran berlangsung, dan catatan ini di dapat dari
aktivitas siswa didalam kelas.
[image:42.595.110.524.130.725.2]I. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.1
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
No Langkah-langkah Indikator
1. Kegiatan Awal
a. Mengajak peserta didik berdoa
b. Mengabsen peserta didik dan mengkondidikan
kelas
c. Mempersiapkan peserta didik sebelum belajar
d. Menyampaikan tujuan pembelajaran
e. Mengajak peserta didik untuk bertegur sapa dan
saling menanyakan kabar hari ini
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 270
2
f. Memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk selalu belajar dengan giat
2. Kegiatan Inti
a. Menyampaikan pembelajaran dengan runtut dan
jelas
b. Menjelaskan cara pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
c. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok
asal
d. Membagi siswa menjadi kelompok inti
e. Menjelaskankan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
f. Menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dalam pembelajaran
g. Menjadi fasilitator dalam pembelajaran model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
h. Mengamati keaktifan siswa selama
pembelajaran
i. Memberi penjelasan kepada kelompok yang
belum mengerti
j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjelaskan hasil diskusi dari kelompok inti ke
kelompok asal
k. Memberikan kesempatan kepada kelompok asal
untuk mempresentasikan di depan kelas hasil
diskusi kelompok
3. Kegiatan Penutup
a. Memberikan refleksi dan kesimpulan
pembelajaran
b. Memberikan tugas
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
No Langkah Kegiatan Indikator
1. Kegiatan Awal
a. Mengikuti doa bersama
b. Mengikuti pengkondisian kelas dengan aktif
c. Mempersiapkan diri untuk memulai
pembelajaran
d. Mendengarkan penjelasan guru
e. Melaksanakan ajakan guru dengan aktif
f. Merespon motivasi yang diberikan guru
2. Kegiatan Inti
a. Mengikuti pembelajaran dengan metode
kooperatif tipe jigsaw
b. Memperhatikan penjelasan guru tentang cara
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
c. Bekerja sama dalam kelompok asal dengan aktif
d. Bekerja sama dalam kelompok inti dengan aktif
e. Memperhatikan penjelasan guru tentang model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
f. Mengikuti pembelajaran dengan baik
g. Bertanya jika ada pembelajaran yang tidak
dimengerti
h. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok
asal
i. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok
inti
j. Memberikan kepada kelompok lain untuk
mengemukakan pendapat
k. Mendengarkan pendapat kolompok lain
l. Mengemukakan hasil dari pendapat kelompok
b. Mampu menyimpulkan materi pembelajaran
c. Mengajak peserta didik lainnya untuk aktif
dalam bekerjasama
d. Memberikan tanggapan tentang model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
[image:45.595.106.526.113.775.2]e. Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru
Tabel 3.3
Lembar Observasi Guru
No Langkah
Kegiatan Indikator
Skor
1 2 3 4
1. Kegiatan Awal
a.Mempersiapkan sarana dan
prasarana
b. Mengajak peserta didik untuk
berdoa
c. Mengabsen peserta didik
d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
e. Mengaitkan materi pembelajaran
dengan pengalaman peserta didik
f. Bertanya tentang pengalaman
peserta didik yang sesuai dengan
materi pembelajaran
2. Kegiatan Inti
g. Menguasai materi pembelajaran
dengan baik
h. Mengaitkan materi pembelajaran
dengan pengetahuan lain yang
sesuai
i. Menyampaikan materi dengan
jelas dan mudah di fahami
j. Menggunakan bahasa lisan dan
tulis dengan jelas, baik, benar,
dan lancar
k. Melaksanakan pembelajaran
secara runtut
l. Menguasai kelas
m. Memperkenalkan model
pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
n. Menjelaskan cara belajar dengan
menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
o. Membimbing peserta didik dalam
melakukan model pembelajaan
kooperatif tipe jigsaw
p. Membagi siswa dalam beberapa
kelompok asal
q. Membagi siswa dalam kelompok
inti
r. Membangun keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw
s. Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu yang
direncanakan
t. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menjelaskan hasil
diskusi dari kelompok inti ke
u. Memberikan kesempatan kepada
kelompok asal untuk
mempresentasikan di depan kelas
3. Kegiatan
Penutup
v. Memberikan kesempatan peserta
didik untuk bertanya tentang
materi pembelajaran
w. Melakukan tanya jawab dengan
peserta didik tentang materi yang
telah dipelajari
x. Melakukan refleksi atau
rangkuman tentang materi
pembelajaran dengan melibatkan
peserta didik
y. Melaksanakan tindak lanjut
pembelajaran kepada peserta
didik untuk mempelajari materi
[image:47.595.106.526.109.754.2]selanjutnya
Tabel 3.4
Lembar Observasi Siswa
No Langkah
Kegiatan Indikator
Skor
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal
1. Mengikuti doa bersama
2. Mengikuti pengkondisian kelas
dengan aktif
3. Melaksanakan ajakan guru dengan
aktif
4. Memperhatikan penjelasan guru
5. Memperhatikan penjelasan guru
6. Bercanda sambil sesekali
memperhatikan penjelasan guru
2 Kegiatan Inti
7. Mengikuti pembelajaran dengan
metode kooperatif tipe jigsaw
8. Memperhatikan penjelasan guru
9. Dapat bekerja sama dengan
kelompok asal dengan aktif
10.Aktif bekerjasama dengan
kelompok inti
11.Mengikuti pembelajaran dengan
aktif
12.Bertanya jika tidak mengerti
13.Aktif memberikan pendapat dalam
kelompok inti
14.Aktif memberikan pendapat dalam
kelompok asal
15.Memberikan kesempatan kepada
teman untuk berpendapat
16.Memberikan kesempatan kepada
kelompok lain untuk
mengemukakan pendapat
17.Mendengarkan pendapat teman
18.Memberikan masukan dalam
kelompok
19.Memilah dan memilih jawaban
yang paling tepat
3 Kegiatan
Penutup
20.Membacakan hasil diskusi
kelompok
21.Mendengarkan pembacaan hasil
22.Memberikan komentar terhadap
hasil diskusi kelompok lain
23.Memahami hasil diskusi
24.Mengajukan pertanyaan kepada
guru tentang materi yang belum
dipahami
25.Mampu menyimpulkan materi
pembelajaran dengan bahasa
[image:49.595.106.525.108.740.2]sendiri
Tabel 3.5
Kisi-kisi Wawancara Peran Guru dalam Upaya Pengembangan
Aktivitas Siswa
No Materi Wawancara Jawaban
1. Tanggapan guru mengenai
pengembangan aktivitas
pembelajaran anak
Pengembangan aktivitas anak dalam
pembelajaran adalah sangat penting,
karena dalam proses pembelajaran
baik siswa maupun guru harus saling
mendukung agar tercipta aktivitas
belajar yang menyenangkan dan
dapat meningkatkan proses belajar.
2. Peran guru dalam pengembangan
aktivitas belajar anak
Peran guru juga sangat penting,
karena dalam proses belajar guru
mempunyai peran yang sangat kuat
bagi perkembangan pengetahuan
anak. Keberhasilan anak di sekolah
tergantung pada aktivitas gurunya
saat memberikan penguatan
3. Upaya perkembangan aktivitas
pembelajaran anak:
a. Aktivitas belajar
b. Pengaturan tempat belajar
a. Biasanya untuk menunjang
pengembangan aktivitas belajar
sebelum memberi materi
pembelajaran anak diajak untuk
bernyanyi terlebih dahulu yang
ada kaitannya dengan materi. Hal
tersebut dilakukan agar anak tidak
merasa takut atau tegang ketika
proses pembelajaran berlangsung
dan anak akan terlihat lebih santai
tetapi tetap memperhatikan.
b. Dalam mengatur tempat belajar
biasanya posisi kursi dan meja
dibuat berhadapan pada saat
diskusi agar terasa berbeda, tidak
seperti posisi pada umumnya.
4. Kesulitan yang dialami guru Banyak sekali kesulitan yang
dialami, mulai dari minat belajar
siswa yang kurang, sehingga siswa
kurang siap mengikuti dan
memahami atau mengerti apa yang
telah di ajarkan guru.
J. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam
penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini
adalah dengan observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Hasil dari setiap
pengamatan didiskusikan pada saat analisis data untuk kemudian dijadikan dasar
Kegiatan pembelajaran IPS kelas II dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan efektif apabila dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran.
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Teknik pemeriksaan keterpercayaan sudah sesuai dengan kenyataan yang ada
di lapangan pada saat pembelajaran berlangsung, dan menunjukan sejauh mana
peningkatan yang diperoleh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan dengan objektif, berarti peneliti jujur, mencatat apa yang
dilihat, didengar, dan dirasakan berdasarkan keyakinan peneliti, tidak dibuat-buat
atau direka-reka.
L. Analisis Data dan Interpretasi Data
Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan data sesuai dengan
tujuan penelitian, serta menceritakan hasil penelitian dengan menggunakan tabel
sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam menginterpretasikan data. Analisis
juga dilakukan dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan.
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I dan belum menunjukan
perubahan peningkatan aktivitas, maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan
penelitian pada siklus II. Adapun tahapannya sebagai berikut: perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Tahapan perencanaan tindakan pada siklus I dilakukan peneliti dengan teman
sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer mengamati aktivitas peneliti
dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat kegiatan,
kejadian atau masalah-masalah yang penting untuk perbaikan aktivitas belajar.
Pada siklus II, tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilak