• Tidak ada hasil yang ditemukan

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI MI. AL-AMANAH JOGLO KEMBANGAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh: M A Y A NIM : 801118300013

PROGRAM STUDI PGMI DMS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i

Maya, NIM. 801118300013. “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa

Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan”. Skripsi program studi PGMI Dual Mode Sistem, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas II tahun pelajaran 2013-2014 semester Genap dengan jumlah siswa 37 orang. Pada pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan II siklus. Adapun pada tiap siklusnya terdapat beberapa tahapan antara lain: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada penelitian siklus I aktivitas belajar siswa belum menunjukan hasil yang diharapkan yaitu dengan hasil 44 poin atau sekitar 45%, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa sudah menunjukan hasil yang diharapkan yaitu 76 poin atau sekitar 80%. Karena pada siklus II siswa sudah aktif dalam pembelajaran dan memahami model pembelajaran yang dipakai.

(7)
(8)

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini dengan judul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad

SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman kecerdasan.

Skripsi ini dapat penulis selesaikan tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, baik berupa moril maupun materil. Oleh karena itu, perkenankanlah

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dra. Nurlena, MA.Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Fauzan, MA, ketua jurusan program studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PRODI PGMI), sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak membantu penulis dalam menyusun skripsi ini dan telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk memberi petunjuk, saran, serta

arahan kepada penulis.

3. Bapak Dindin Ridwanuddin, Ketua pengelola Program Dual Mode Sistem

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak dan Ibu dosen PGMI yang telah mengajar dan memberikan ilmunya kepada

(9)

iii

5. Bpk. H. Rohmat, S. Ag, kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah beserta segenap

guru dan karyawan serta siswa-siswi yang telah banyak membantu dan

memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis dalam penyusunan

skripsi, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas kesempatan dan bantuannya

pada saat penelitian.

6. Orang tua dan mertua, yang selalu mendukung dan memberikan semangat dan doa

yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu. Semoga Allah SWT senantiasa

melindungi dan membahagiakan mereka kebahagian dunia sampai akherat.

7. Suami tercinta Kastono, S. PdI, dan anakku tersayang Khoirunnisa Febryanti yang

selalu memberikan semangat, motivasi, dan doa kepada penulis dalam menuntut

ilmu yang di ridhoi Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rizki

yang berkah, perlidungan, dan kebahagiaan kepada keluarga kami dunia akherat.

9. Saudara-saudara kandung dan saudara-saudara ipar, yang selalu mendukung dan

memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis dalam menuntut ilmu.

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan membahagiakan mereka

kebahagian dunia sampai akherat.

8. Rekan-rekan guru di MI. Al-Amanah Joglo

10.Rekan-rekan mahasiswa PGMI/DMS, khususnya kelas A3.1, yang telah

memberikan semangat, bantuan, dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Pepatah mengatakan tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu kami menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnan skripsi ini. Kami selaku

penyusun mohon maaf yang sebesar – besarnya jika masih banyak terdapat kesalahan

(10)

iv di sisi-Nya. Aamiin.

Demikianlah yang dapat penulis sampaikan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 6 Juli 2014

Penulis

M a y a

(11)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 3

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 4

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 4

BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ... 6

1. Pengertian Belajar ... 6

2. Pengertian Mengajar ... 7

3. Aktivitas Belajar ... 8

4. Pembelajaran Kooperatif ... 14

5. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

(12)

vi

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 20

C. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 30

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 30

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 30

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 32

G. Data dan Sumber Data ... 32

H. Instrumen Pengumpul Data ... 32

I. Kisi-kisi Instrumen ... 34

J. Teknik Pengumpul Data ... 41

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 41

L. Analisis Data dan Interpretasi Data ... 41

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 41

BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 43

1. Profil Madrasah ... 43

2. Visi dan Misi Madrasah ... 43

3. Tujuan Madrasah ... 44

B. Deskripsi Penelitian ... 44

1. Siklus I ... 44

a. Perencanaan... 44

b. Pelaksanaan Tindakan ... 44

c. Observasi ... 45

(13)

vii

4. Siklus II ... 52

a. Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan Tindakan ... 52

c. Observasi ... 53

d. Refleksi ... 58

C. Analisis Data ... 58

D. Pembahasan ... 59

BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

FOTO-FOTO PTK ... 68

LEMBAR UJI REFERENSI ... 73

(14)

viii

- Gambar 3.1: Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari Model

Kemmis dan Taggart (1988)

- Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

- Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

- Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru

- Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa

- Tabel 3.5 Kisi-kisiWawancara Peran Guru dalam Upaya Pengembangan

Aktivitas Siswa

- Tabel 4.1 Data observasi aktivitas guru pada siklus I

- Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran

- Tabel 4.3 Tingkat Keberhasilan Belajar

- Tabel 4.4 Data observasi aktivitas guru pada siklus II

- Tabel 4.5 Hasil Observasi Siswa Yang Dilaksanakan Selama Proses Pembelajaran

- Tabel 4.6 Tingkat Keberhasilan Belajar

(15)

1 A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup harus mempunyai tujuan yang harus dicapai dan kebutuhan

yang harus terpenuhi. Salah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi adalah

pendidikan. Dengan pendidikan seseorang dapat mencapai kualitas hidup yang

diharapkan, sehingga mampu berjuang untuk mempertahankan kelangsungan

hidupnya.

Suatu usaha untuk mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik

mungkin terhadap lingkungannya dan menambah ilmu pengetahuan untuk bekal

mencapai kesuksesan adalah dengan mempunyai pendidikan , dengan demikian

akan timbul perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara

dekat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses ini

agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.

Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada dua

unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak

lahir akan tumbuh dan berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya

lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada,

walaupun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan dimana pertumbuhan

dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau

oleh lingkungan saja.

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah

merencanakan bermacam lingkungan, yakni lingkungan pendidikan, yang

menyediakan bermacam kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai

kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan.

Dengan demikian, mendorong pertumbuhan dan perkembangannya kearah suatu

tujuan yang dicita-citakan. Lingkungan tersebut disusun dalam bentuk kurikulum

(16)

Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam pembelajaran

adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak

diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah

dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif.

Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai

subjek yang berusaha menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah

dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai

motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan adalah siswa yang lebih

banyak berperan (kreatif).

Pada MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan dalam pembelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), peneliti sering menggunakan model ceramah dan

tanya jawab. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa

dalam belajar. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang cenderung hanya

mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru dan tidak aktif

mengemukakan pendapat, bertanya tentang materi, dan mengembangkan

kemampuannya dalam pembelajaran. Siswa yang mau bertanya dan berani

mengemukakan pendapat dari 37 siswa kelas II hanya sekitar 5 orang dan

selebihnya siswa yang tidak mau bertanya dan tidak berani mengemukakan

pendapat.

Rendahnya aktivitas belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara

lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran IPS. Guru sering

memberikan pelajaran dalam bentuk ceramah, tanya-jawab, dan penugasan,

sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir

kreatif.

Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi dalam proses pembelajaran IPS

yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran yang

lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model

pembelajaran yang akan dicoba untuk melakukannya adalah model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran

(17)

baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw di banding dengan diskusi yaitu seluruh anggota dalam kelompok

harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu ada yang

merupakan tanggungjawab individu dan ada pula tanggungjawab kelompok. Oleh

sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil judul yaitu: “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) Kelas II Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperaatif tipe

Jigsaw di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan”.

Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di MI. Al-Amanah

Joglo Kembangan, diharapkan aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat.

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

mengidentifikasi area dan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Perhatian siswa kurang dalam pembelajaran

2. Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya

3. Guru kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif

dalam pembelajaran.

4. Ada beberapa siswa yang membicarakan hal lain yang tidak berhubungan

dengan tugas

5. Rendahnya tanggungjawab siswa terhadap tugas

6. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran konvensional

7. Adanya siswa yang tidak mau menerima pendapat temannya

8. Siswa merasa tidak semua anggota kelompok harus berfikir

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Sesuai dengan kemampuan waktu dan tenaga yang peneliti miliki, maka

peneliti memberi batasan fokus penelitian:

1. Siswa kurang berani mengemukakan pendapatnya

2. Rendahnya tanggungjawab siswa terhadap tugas

(18)

D. Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang telah peneliti tetapkan dalam

pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,

maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

Bagimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

meningkatkan aktivitas siswa kelas II dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) di MI. Al-Amanah Joglo Kembangan?

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas II pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di

MI. Al-Amanah Joglo Kembangan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

a. Siswa semakin termotivasi untuk belajar karena peran aktif dalam

proses pembelajaran

b. Menghilangkan anggapan bahwa belajar kelompok (diskusi) cukup

dikerjakan oleh satu orang saja

c. Memberikan tanggungjawab individu maupun kelompok

2. Bagi Guru

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru dapat memperbaiki dan

meningkatkan mutu pembelajaran IPS

b. Melatih guru agar lebih cermat dalam memperhatikan kesulitan belajar

siswa

3. Bagi Sekolah

Dapat memberikan masukan yang berarti/bermakna pada sekolah dalam

(19)

5

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti 1. Pengertian Belajar

Kata-kata belajar sudah sering kita dengar di lingkungan sekitar kita. Lingkungan

pendidikan seperti lingkungan sekolah, pelajar, siswa dan siswi, serta mahasiswa

yang mempunyai tugas untuk belajar.

Belajar dapat diartikan perubahan peningkatan pengetahuan yang timbul pada diri

seseorang yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak bisa menjadi

bisa, dan meningkatnya pengetahuan serta berkembangnya kemampuan berfikir.

Belajar merupakan suatu proses kegiatan aktif siswa dalam membangun makna

atau pemahaman, maka siswa perlu diberi waktu yang cukup untuk berfikir ketika

siswa menghadapi masalah sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk

membangun sendiri gagasannya1.

Belajar merupakan latihan untuk mengembangkan daya-daya yang dimiliki oleh

manusia. Dengan latihan tersebut, maka akan terbentuk dan berkembang berbagai

daya yang dapat berfungsi sebagaimana mestinya, seperti daya ingat, daya pikir, daya

rasa dan sebagainya. Pandangan baru menyatakan bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku akibat latihan dan pengalaman. Sejalan dengan

rumusan ini, Romine berpendapat, bahwa “learning is defied as the modification or

strengthening of behavior throught experiencing”2.

Aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan

keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian bisa juga

disebut dengan belajar. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh

1

Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 10

2

(20)

pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam

diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali

melahirkan pengetahuan (knowledge), atau a body of knowledge3.

Dari beberapa pengertian belajar terkandung beberapa karakteristik, antara lain:

belajar meliputi proses dan hasil, upaya yang disengaja untuk memperoleh

pengalaman, pengetahuan, keterampilan, sikap, dan lain sebagainya. Adapun hasil

yang didapat dari belaja bisa bersifat relatif menetap atau permanen4.

2. Pengertian Mengajar

Secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau

pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap

sebagai proses mentransfer ilmu5. Mentransfer atau memindahkan disini tidak

diartikan dengan memindahkan seperti misalnya mentransfer uang. Kata mentransfer

dalam hal ini diartikan sebagai cara menyebarluaskan, seperti menyebarluaskan atau

memindahkan ilmu. Ketika ilmu dipindahkan atau disebarluaskan, maka ilmu itu

tidak akan menjadi habis akan tetapi semakin banyak. Dalam proses mengajar,

sebagai proses menyampaikan pengetahuan, maka akan lebih tepat kalau diartikan

dengan menanam ilmu pengetahuan.

Tyson dan Caroll (1970) menyimpulkan bahwa mengajar ialah … a way working

with students … a process of interaction … the teacher does something to student; the

students do something in return. Dari definisi ini tergambar bahwa mengajar adalah

sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara siswa dan guru yang

sama-sama aktif melakukan kegiatan6.

Mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara membimbing dan membantu

kegiatan belajar kepada seseorang (siswa) dalam mengembangkan potensi intelektual,

(emosional serta spiritualnya) sehingga potensi-potensi tersebut dapat berkembang

secara optimal7.

3

Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 9 4

Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, h. 87

5

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 96

6

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h.179

7

(21)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan

membimbing dan mengatur lingkungan sekitar anak didik, agar tercipta lingkungan

belajar yang baik yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang optimal dan

menyenangkan.

Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar diatas, dapat dikatakan bahwa

kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan

proses perubahan sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan agar perubahan

itu terjadi. Proses belajar mengajar untuk mata pelajaran IPS harus memperhatikan

karakteristik yang bersifat sosial, memerlukan ketekunan, keuletan, serta rasa cinta

terhadap pelajaran IPS itu sendiri.

3. Aktivitas Belajar

Pembelajaran dengan cara belajar siswa aktif adalah pembelajaran yang

menitikberatkan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran untuk dapat

mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pembentukan sikap.

Dalam belajar semua anggota badan baik fisik maupun psikis harus aktif, siswa

tidak hanya duduk, dan diam menerima pembelajaran yang diberikan guru. Aktivitas

fisik siswa adalah jika siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu,

bermain atau bekerja, siswa tidak hanya duduk manis dan mendengar, melihat atau

hanya diam saja (pasif) pada saat pembelajaran. Siswa yang memiliki aktivitas psikis

(kejiwaan) adalah siswa yang jiwanya bekerja dan berfikir sebanyak-banyaknya atau

berfungsi dalam pembelajaran. Siswa merupakan makhluk hidup yang sedang

berkembang dan dalam perkembangan setiap siswa berbeda-beda antara siswa yang

satu dan siswa yang lainnya, karena daya nalar yang dimiliki siswapun berbeda.

Siswa adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya8.

8

(22)

Aktivitas fisik dan psikis merupakan satu kesatuan yang erat, pada saat siswa

aktif jasmaninya maka dengan sendirinya aktif pula jiwanya, begitu pula sebaliknya.

Oleh karena itu keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat

dipisahkan.

J. Piaget, pakar psikologi keturunan Swiss berpendapat: “Seorang anak berpikir

sepanjang ia berbuat. Tanpa berbuat anak tidak berfikir.Agar ia berfikir sendiri (aktif)

ia harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri”9.

Aktivitas belajar siswa yang bisa diamati secara langsung seperti siswa

mengerjakan tugas, siswa aktif dalam berdiskusi, mampu menyusun laporan, dapat

memecahkan masalah sendiri, dan mengumpulkan data. Sedangkan mendengarkan

dan menyimak pembelajaran adalah aktivitas yang tidak bisa diamati. Aktivitas siswa

merupakan kegiatan atau tingkah laku yang terjadi selama pembelajaran. Seorang

guru hendaknya menghilangkan rasa takut yang dimiliki oleh siswa, seperti: takut

ditertawakan, takut dimarahi jika salah dalam menjawab atau mengeluarkan

pendapat. Siswa yang aktif secara mental (mentally active) lebih berarti daripada

siswa yang aktif secara fisik (physically active)10.

Banyak aktivitas siswa yang tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat yang

biasa ada di sekolah-sekolah. Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177

macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa,

antara lain: (1) Visual activities, (2) Oral activities, (3) Listening activities, (4)

Writing activities, (5) Drawing activities, (6) Motor activities, (7) Mental activities,

(8) Emotinal activities11. Adapun penjelasan yang meliputi aktivitas jasmani dan

aktivitas jiwa sebagai berikut:

9

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 8

10

Rahayu Karyadinata, dkk.,PAIKEM Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif & Menyenangkan, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2012), Cet. I, h. 21

11

(23)

1. Visual activities, kegiatan visual activities meliputi kegiatan yang

berhubungan dengan kegiatan yang langsung dilakukan siswa, misalnya

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, dan sebagainya.

2. Oral activities, kegiatan ini membuat siswa mampu untuk merumuskan,

bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat tentang materi pembelajaan.

3. Listening activities, kegiatan yang berhubungan dengan alat indera

pendengaran siswa, kegiatan mendengarkan meliputi: uraian, percakapan,

diskusi, musik, dan pidato.

4. Writing activities, aktifitas siswa yang berhubungan dengan menulis antara

lain: siswa mampu membuat cerita, karangan, laporan, tes angket, dan

menyalain.

[image:23.612.108.540.101.551.2]

5. Drawing activities, pada aktifitas ini diharapkan siswa dapat membuat

gambar, membuat grafik, peta, diagram, dan pola.

6. Motor activities, kegiatan yang berhubungan dengan keaktifan siswa dalam

melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain,

berkebun, dan memelihara binatang.

7. Mental activities, kegiatan siswa yang memerlukan pemahaman yang

mendalam untuk dapat mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,

melihat hubungan, dan mengambil keputusan.

8. Emotional activities, pada aktifitas ini siswa bisa merasa bosan, gembira,

berani, tenang, dan gugup dalam pembelajaran di dalam kelas.

Dalam pembelajaran guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan

pengamat. Guru mengamati bagaimana perkembangan anak didiknya dan memberi

kemudahan belajar, karena anak didik merupakan subjek belajar bukan objek belajar.

Tidak tepat kalau dikatakan bahwa anak didik itu sebagai objek (objek dalam proses

belajar-mengajar). Anggapan jika peserta didik merupakan sebuah objek merupakan

suatu pendapat yang salah12. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu

12

(24)

menghargai peserta didiknya sebagai suatu subjek yang memiliki bekal dan

kemampuan.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran dikatakan rendah jika siswa tidak bertanya,

dan hanya terbatas pada mendengarkan dan mencatat, siswa yang hadir di kelas tidak

siap untuk belajar, ribut jika diberi latihan, dan siswa yang hanya diam ketika ditanya

sudah mengerti atau belum. Guru dalam proses pembelajaran haruslah

mengikutsertakan para siswanya secara aktif, jangan sampai proses pembelajaran

didominasi oleh guru.

Siswa dikatakan aktif dalam pembelajaran bila terdapat ciri-ciri:

1. Siswa aktif dalam pembelajaran

2. Mampu menyusun laporan

3. Dapat memecahkan masalah sendiri

4. Pengetahuan yang didapat siswa merupakan pengalaman yang dialami sendiri

oleh siswa.

Pada Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 dikatakan bahwa proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini

menunjukan bahwa pengalaman belajar harus berorientasi pada aktivitas siswa.

Pembelajaran yang mengaktifkan siswa dapat dilakukan melalui pengembangan

berbagai keterampilan belajar secara efektif yang antara lain sebagai berikut: (1)

berkomunikasi lisan dan tertulis secara efektif, (2) berfikir logis, kritis, dan kreatif,

(3) rasa ingin tahu, (4) penguasaan teknologi dan informasi, (5) pengembangan

personal dan sosial, dan (6) belajar mandiri13.

Adapun jenis-jenis aktivitas belajar siswa di antaranya adalah: (1) Belajar Arti

Kata, (2) Belajar Kognitif, (3) Belajar Menghafal, (4) Belajar Teoritis, (5) Belajar

13

(25)

Konsep, (6) Belajar Kaidah, (7) Belajar Berfikir, (8) Belajar Keterampilan Motorik,

(9) Belajar Estetis14. Adapun penjelasan dari masing-masing jenis aktivitas belajar

siswa adalah sebagai berikut:

1. Belajar Arti Kata

Belajar arti kata, yaitu siswa mengerti arti kata yang dimaksud pada kata-kata

yang digunakan oleh guru pada saat pembelajaran.

2. Belajar Kognitif

Belajar kognitif, yaitu belajar yang ada hubungannya dengan mental seperti

menghayati, mengulangi informasi tentang suatu masalah, peristiwa, dan

sebagainya yang dialami siswa.

3. Belajar Menghafal

Belajar menghafal, yaitu kegiatan mental berupa menyimpan dalam ingatan

dan mengeluarkan kembali ingatan tersebut bila diperlukan.

4. Belajar Teoritis

Belajar teori adalah siswa mampu membuat kerangka fikir yang menjelaskan

tentang fenomena alam atau sosial yang terjadi di lingkungan sekolah atau

tempat tinggal siswa.

5. Belajar Konsep

Belajar konsep adalah belajar merumuskan melalui proses mental tentang

lambang, benda, serta peristiwa dengan pengamatan ciri-cirinya yang di

ketahui oleh siswa.

6. Belajar Kaidah

Belajar kaidah adalah belajar menghubungkan dua konsep atau lebih sehingga

membentuk suatu keteraturan.

7. Belajar Berpikir

Belajar berpikir adalah belajar memecahkan masalah tanpa melalui

pengamatan terlebih dahulu.

14

(26)

8. Belajar Keterampilan Motorik

Belajar melakukan rangkaian gerak gerik berbagai anggota badan secara

terpadu dibawah bimbingan guru.

9. Belajar Estetis

Belajar estetika adalah proses mencipta melalui penghayatan yang

berdasarkan pada nilai-nilai seni.

Sekolah yang menyenangkan merupakan salah satu fasilitas yang disediakan untuk

siswa memperoleh pendidikan sesuai dengan tugas perkembangan mereka adalah

selalu menyertakan unsur permainan dalam setiap mata pelajaran. Belajar akan lebih

efektif dan aktif jika anak dan guru dalam keadaan fun. Dengan kegembiraan yang

diperoleh, anak akan terdorong untuk belajar lebih banyak tanpa harus merasa bosan

dan terpaksa15.

4. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas kelompok yang diorganisir oleh

sebuah prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi yang

diperoleh siswa secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di

dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan

didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota yang lain16.

Model pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok.

Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan

pembagian kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Pelaksanaan model

pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola

kelas dengan efektif. Dalam pembelajaran kooperatif kegiatan pembelajaran tidak

harus belajar dari guru kepada siswa saja, tetapi siswa dapat saling membelajarkan

sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh teman sebaya lebih efektif dari pada

pembelajaran oleh guru.

15

Anna Farida, Suhud Rois, dan Edi S. Ahmad, Sekolah yang Menyenangkan (Bandung: Nuansa, 2012), Cet. I, h. 51

16

(27)

Salah satu model pembelajaran yang disarankan oleh banyak peneliti adalah

pembelajaran kooperatif, karena dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.

Pembelajaran ini bisa diterapkan di hampir semua tingkatan umur, kelas, mata

pelajaran, dan tugas akademik yang melibatkan proses berfikir tingkat tinggi. Bahkan,

untuk tugas-tugas yang bersifat hafalan maupun korektif sekalipun, pembelajaran

kooperatif tidak kalah efektif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan

individualistik (Johnson, dkk, 1998)17.

Pembelajaran kooperatif adalah cara ampuh untuk memotivasi siswa dalam

pembelajaran dan memberikan pengaruh positif dalam pencapaian peningkatan

sikap-sikap positif dan harga diri yang lebih baik, dan mendorong motivasi sosial

yang lebih besar kepada orang lain yang membutuhkan.

Strategi pembelajaran kooperatif terdiri dari tiga prinsip agar siswa mampu

meningkatkan proses dan hasil belajar, yaitu dengan belajar aktif, konstruktivistik,

dan kooperatif18.

5. Manfaat model pembelajaran kooperatif

Selain meningkatkan keterampilan kognitif dan afektif siswa, pembelajaran kooperataif juga memberikan manfaat-manfaat besar antara lain:

1. Siswa yang diajari dengan dan dalam struktur-struktur kooperatif akan memperoleh hasil pembelajaran yang lebih tinggi;

2. Siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif akan memiliki sikap harga diri yang lebih tinggi dan motivasi yang lebih besar untuk belajar; 3. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa menjadi lebih peduli pada

teman-temannya, dan diantara mereka akan terbangun rasa ketergantungan yang positif untuk belajar mereka nanti;

4. Pembelajaran kooperatif meningkatkan rasa penerimaan siswa terhadap teman-temannya yang berasal dari latar belakang ras dan etnik yang berbeda-beda19.

17

Ibid., h. 64

18

Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. I, h. 235

19

(28)

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat 3 karakteristik yaitu: a.

kelompok kecil, b. belajar bersama, dan c. pengalaman belajar. Pembelajaran

kooperatif learning adalah tanggung jawab secara individu sekaligus tanggung jawab

terhadap kelompok, sehingga dalam diri siswa akan terbentuk sikap ketergantungan

positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Keadaan ini mendukung siswa

dalam kelompoknya belajar bekerja sama dan tanggung jawab dengan

sungguh-sungguh sampai suksesnya tugas-tugas dalam kelompok.

Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik yang di pakai secara luas yang

memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran kelompok” (group-to-group

exchange) dengan suatu perbedaan penting: setiap peserta didik mengajarkan

sesuatu20.

Persiapan dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:

1. Pembentukan Kelompok Belajar

Pada pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siswa di bagi menjadi dua anggota

kelompok yaitu kelompok asal dan kelompok ahli, yang akan diuraikan sebagai

berikut:

a. Kelompok kooperatif awal ( kelompok asal)

Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anggota. Setiap

anggota diberi tanda atau nomor, kelompok harus sama terutama di dalam

kemampuan.

b. Kelompok ahli

Kelompok ahli anggotanya adalah tanda atau nomor yang sama pada

kelompok asal.

20

(29)

2. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini berbeda dengan kelompok kooperatif

lainnya, karena setiap siswa bekerja sama pada dua kelompok secara bergantian,

dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Siswa di bagi dalam kelompok kecil yang di sebut kelompok inti,

beranggotakan 4 orang (disesuaikan dengan jumlah siswa dalam kelas).

Setiap siswa diberi nomor atau tanda misalnya A, B, C, D

b. Membagi tugas sesuai dengan materi yang diajarkan. Masing-masing siswa

dalam kelompok asal mendapat tugas yang berbeda, tanda atau nomor yang

sama mendapat tugas yang sama pada masing-masing kelompok.

c. Kumpulkan masing-masing siswa yang memiliki tugas yang sama dalam satu

kelompok sehingga jumlah kelompok ahli sama dengan jumlah tugas yang

telah di siapkan oleh guru.

d. Dalam kelompok ahli di tugaskan agar siswa belajar bersama untuk menjadi

ahli sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

e. Tugaskan bagi semua anggota kelompok ahli untuk memahami dan dapat

menyampaikan informasi tentang hasil dari tugas yang telah dipahami kepada

kelompok inti.

f. Apabila tugas sudah selesai dikerjakan dalam kelompok ahli, masing-masing

siswa kembali ke kelompok asal.

g. Beri kesempatan secara bergiliran masing-masing siswa untuk menyampaikan

hasil dari tugas di kelompok ahli.

h. Bila kelompok sudah menyelesaikan tugas secara keseluruhan, masing-masing

kelompok menyampaikan hasilnya dan guru memberikan klarifikasi21.

21

(30)

7. Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk

menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya digunakan istilah “proses belajar

-mengajar”. Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan

(knowledge) atau a body of knowledge adalah definisi umum pembelajaran22.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari

pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Jadi dapat disimpulkan dari pengertian pembelajaran adalah suatu susunan

aktivitas (kegiatan) siswa dan guru dalam berinteraksi dengan adanya hubungan

timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk membelajarkan siswa

sehingga terjadi perubahan perilaku yang positif dalam dirinya.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari

dokumen kurikulum 1975 yang memuat Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata

pelajaran untuk pendidikan di sekolah dasar dan menengah.

Mata pelajaran IPS merupakan sebuah nama mata pelajaran integrasi dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi serta mata pelajaran ilmu sosial lainnya. Nama IPS ini sejajar dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai integrasi dari mata pelajaran Biologi, Kimia, Fisika. Menurut Somantri penggunaan istilah IPS dan IPA dimaksudkan untuk membedakannya dengan nama-nama disiplin ilmu di universitas23.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang membahas tentang

peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan

kewarganegaraan.

Pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai pengertian makna yang berbeda-beda, khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu. Perbedaan ini

22

Suyono, Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 9

23

(31)

dapat pula diidentifikasikan dari perbedaan pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut24.

8. Materi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial “Bentuk-bentuk Kerja

Sama”

Keluarga kita terdiri atas beberapa anggota keluarga. Apakah menurutmu kamu bisa hidup tanpa orang tuamu?, tentu saja tidak. Dalam keluarga semua hidup bersama-sama, tidak bisa hidup terpisah. Kamu butuh orangtuamu untuk mengasuhmu, membimbingmu, mengajarimu, dan memenuhi kebutuhanmu. Kamu butuh adik atau kakakmu untuk diajak belajar dan bermain. Kamu tidak bisa hidup sendirian.

Begitu juga di lingkungan tetanggamu. Kita akan membutuhkan tetangga karena kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain. Semua orang pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Oleh sebab itu manusia tidak bisa hidup sendiri. Contohnya disekolah kamu memiliki banyak teman dan ada bapak serta ibu guru yang mengajarimu supaya kamu jadi pintar.

Aulia dan keluarganya sudah terbiasa bekerja sama. Aulia suka membantu ibunya memasak atau membersihkan rumah. Kakak suka membantu Aulia belajar. Pada hari libur Aulia dan keluarganya sering bekerja bakti membereskan rumah. Kebiasaan kerjasama ternyata sudah menjadi kebiasaan di lingkungan tempat mereka tinggal. Mereka tinggal di Kompleks Marga Sari 2, RT 003 RW 05, Kelurahan Sukarukun. RT adalah singkatan dari Rukun Tetangga, dan RW adalah singkatan dari Rukun Warga. Aulia bertetangga dengan Ihsan, Dela, Melani, dan Soni.

Ihsan adalah orang Aceh, Dela orang Jakarta, Melani berdarah Tionghoa, dan Soni adalah orang Ambon. Walaupun berbeda suku dan budaya, mereka selalu hidup rukun. Mereka tidak pernah bertengkar, mereka saling membantu, mereka sering bermain dan belajar bersama walaupun sekolah mereka berbeda.

Orang tua mereka memiliki pekerjaan yang bermacam-macam, ada yang menjadi karyawan kantor, pengusaha, dokter, guru, dan pedagang. Setiap hari orang tua mereka sibuk bekerja, tapi mereka selalu siap membantu jika ada tetangga yang memerlukan bantuan.

24

(32)

Suatu hari Ihsan terserang demam di malam hari, saat itu sudah pukul sebelas malam, orang tuanya membawa Ihsan ke dokter Santoso. Dokter Santoso adalah ayah Dela. Ihsan diperiksa oleh dokter Santoso dan diberikan obat. Ternyata Ihsan kena demam berdarah, dokter Santoso tidak meminta biaya kepada mereka karena mereka bertetangga. Ihsan dan orang tuanya berterimakasih atas bantuan dokter Santoso.

Esok harinya warga RT 003 RW 05 berkumpul di rumah pak RT. Mereka membicarakan rencana untuk melaksanakan kerja bakti, kerja bakti itu untuk membersihkan saluran air yang tersumbat. Selain Ihsan ada beberapa anak yang terkena demam berdarah. Demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty, nyamuk itu hidup digenangan air. Kerja bakti dilaksanakan pada hari minggu, semua warga ikut bekerja tua dan muda. Mereka semua bergotong royong dalam melakukan pekerjaan. Bapak-bapak dan pemuda membersihkan saluran, ada juga yang membersihkan sampah. Ibu-ibu dan pemudi menyiapkan makanan dan minuman. Mereka bekerja keras tanpa mengeluh, mereka sangat bersemangat dan kebersamaan antarwarga sangat terlihat25.

9. Manfaat Kerja Sama

Manfaat kerjasama di lingkungan tetangga adalah:

- Mempererat rasa persaudaraan

- Memupuk rasa persatuan

- Pekerjaan akan semakin ringan dan cepat selesai

- Akrab dengan tetangga

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Nama Peneliti Judul

Yang Membedakan dengan Hasil Penelitian

Penulis

1. Leti Kasyani Upaya Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa

o Penelitian ini dilakukan

pada siswa kelas IX A

25

(33)

2. Nurmiati

Menggunakan Teknik Team Quiz26.

Upaya Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas VIII E SMPN 2 Kubun Kabupaten Solok27.

SMP Negeri I Sekayam semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 pada Mata Pelajaran

PKn dengan

menggunakan Teknik Team Quiz.

o Rata-rata presentase

aktifitas siswa selama proses pembelajaran PKn pada siklus I

adalah 61,02%,

sedangkan siklus II 76,45%,maka telah terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa sebesar 15,43% setelah menggunakan Teknik Team Quiz.

o Penelitian ini dilakukan

di kelas VIII E SMP

Negeri 2 Kubang

Kabupaten Solok, pada

mata pelajaran

matematika melalui penerapan penerapan pembelajaran

Kooperatif tipe STAD.

o Penelitian terdiri dari

dua siklus dan masing-masing siklus terdiri tiga kali pertemuan.

o Pada masing-masing

(34)

3. Mega Rina Wati

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Metode Inquiry Pada

Pembelajaran Matematika28.

pembelajaran

kooperatif tipe STAD. pada siklus I 52,3% dan siklus II 65,7%.

o Begitu juga dengan hasil tes akhir tiap

siklus setelah

menerapkan pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Pada siklus I siswa tuntas 11 orang dan pada siklus II tuntas 16 orang dari 22 orang siswa di kelas VIII E

SMPN 2 Kubung

Kabupaten Solok.

o Penelitian dilakukan di

kelas V SD Negeri 1 Bhakti Negara Way Kanan pada tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 35 orang.

o Penelitian

menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 3 siklus dan masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan.

o Penelitian berupa

lembar observasi dan tes. Lembar observasi

digunakan untuk

mengetahui aktivitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran,

sedangkan tes

digunakan untuk

28

(35)

mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa.

o Melalui penggunaan

metode inquiry pada pembelajaran

matematika maka

aktivitas belajar siswa meningkat. Pada siklus I aktivitas siswa rata-rata 56,56%, siklus II rata-rata 65,8%, dan pada siklus III rata-rata 81,64%.

o Sedangkan hasil belajar

siswa setelah

menggunakan metode

inquiry pada

pembelajaran

matematika adalah

siswa yang yang

mencapai ketuntasan pada siklus I sebesar 60,00% dengan nilai rata-rata 52,22, siklus II

menjadi 85,71%

dengan nilai rata-rata 60,14, dan pada siklus III meningkat menjadi 88,57% dengan nilai rata-rata 70,94.

o Sedangkan kinerja guru setelah menggunakan metode inquiry pada pembelajaran

matematika dapat

(36)

4. Ratih Elyasari Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa

Melalui Model

Pembelajaran Jigsaw Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII B SMP Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara29.

o Penelitian dilaksanakan

di SMP Negeri 5 Sukadana Kab. Kayong Utara tahun pelajaran

2012/2013 dengan

jumlah siswa 26 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 16 perempuan.

o Sebelum dilaksanakan

penelitian tindakan kelas siswa tidak aktif dalam kegiatan diskusi kelompok, kemudian setelah penelitian tindakan di laksanakan dengan menggunakan 2 siklus maka aktivitas

siswa mengalami

peningkatan. Dimana pada siklus I terlihat 60,5% siswa yang aktif dalam pembelajaran dan sebnyak 17siswa

yang mendapat nilai ≥

65. Pada siklus II peningkatan aktivitas

belajar siswa

sebanyak23 siswa yang

mendapat nilai ≥ 65

atau sebanyak 88,5%.

o Dari hasil penelitian

menunjukan bahwa

model pembelajaran tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu di kelas VII B

SMP Negeri 5

29

(37)

5. Lusy Afiah Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Mata Pelajaran PKN di SMP Negeri 1 Cikarang Barat30.

Sukadana Kab. Kayong Utara.

o Penelitian dilakukan di

SMP Negeri 1

Cikarang Barat.

o Penelitian terdiri dari 3

siklus. Siklus I memperoleh rata-rata sebesar 2,3% dengn penafsiran kurang baik. Pada siklus II diperoleh rata-rata sebesar 2,9% dengan penafsiran cukup baik. Sedangkan pada siklus III, semua

kekurangan yang

terdapat di siklus I dan II sudah mengalami perbaikan yaitu dengan rata-rata sebesar 3,5% dengan penafsiran baik. Dapat di lihat dari rata-rata tiap siklus maka tiap siklus mengalami peningkatan sebesar 0,6%.

o Melalui penerapan

model kooperatif tipe jigsaw, diperoleh adanya peningkatan pada aktivitas belajar

siswa di setiap

siklusnya.

C. Hipotesis Tindakan

Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial kelas II di MI. Al-Amanah Joglo Kecamatan Kembangan

aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

30

(38)

24 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Amanah Kelurahan

Joglo Kecamatan Kembangan Jakarta Barat, pada bulan April sampai dengan Mei

2014, Semester Genap, Tahun Pelajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

(classroom action research), fokus penelitian dalam masalah ini adalah untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan memberikan tindakan berupa

penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini bertujuan

untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses

pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus serta

mampu memberi solusi pada masalah baik secara perseorangan maupun secara

keseluruhan, ini akan dilakukan secara bersiklus dengan tindakan yang dilakukan

dari kondisi awal.

Untuk menerapkan pembelajaran aktif digunakan rancangan penelitian

tindakan, selain itu juga untuk memecahkan masalah-masalah, juga untuk

memperbaiki strategi pembelajaran. Dalam penelitian ini tindakan yang dimaksud

adalah penerapan model pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan aktivitas

belajar siswa.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan kelas

dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan

yang harus dilalui, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4)

refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahapan adalah

(39)
[image:39.595.104.527.125.552.2]

Gambar 3.1: Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari

Model Kemmis dan Taggart (1988)

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MI. Al-Amanah Joglo

Kecamatan Kembangan Jakarta Barat. Dengan jumlah siswa sebanyak 37 siswa

(26 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan) pada Tahun Pelajaran 2013/2014.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai guru kelas

sekaligus peneliti dengan observer teman sejawat yang mengamati dan mencatat

segala aktifitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung

dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahap intervensi tindakan dalam penelitian dimulai dengan tindakan pada

siklus I, apabila pada refleksi siklus I target penelitian yang diharapkan belum

tercapai, maka penelitian dilanjutkan dengan tindakan pada siklus II dan siklus

selanjutnya sampai dengan target penelitian tercapai dengan sempurna.

Pada pelaksanaan siklus akan dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan

penelitian tindakan kelas. Adapun tahapan intervensi tindakan yang akan

dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Perencanaan

Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:

Refleksi Awal

Perencanaan Tindakan

Perencanaan Tindakan

Observasi Siklus I

Evaluasi /

Tindakan

Perencanaan

Tindakan

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Siklus II

Evaluasi /

(40)

a. Membuat rencana pembelajaran dengan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

b. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus penelitian

tindakan kelas/alat bantu/media yang diperlukan,

c. Membuat alat evaluasi

2. Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menerapkan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Observasi

Mengamati kegiatan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Hasil yang didapatkan dari hasil observasi dikumpulkan untuk kemudian

dianalisis. Pada tahap ini guru dapat merefleksi diri berdasarkan hasil

observasi. Untuk mengkaji apakah tindakan yang telah dilakukan dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPS. Hasil refleksi

akan menjadi acuan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.

Adapun data dan cara pengambilannya adalah:

a. Sumber data dari tindakan kelas ini adalah siswa dan guru peneliti.

b. Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan kualitatif yang

terdiri dari:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran

c. Cara pengambilan data

1. Data tentang keterkaitan antara perencanaan pelaksanaan

pembelajaran didapatkan dari lembar observasi

2. Data tentang perubahan perilaku siswa didapatkan dari lembar

observasi

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang dapat diharapkan dari penelitian tindakan kelas dengan

(41)

jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS pada

materi Bentuk-bentuk Kerja Sama, dan semua siswa di harapkan mampu

meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Target yang diharapkan dari

keaktifan siswa adalah 75 % dengan kriteria “baik” atau dengan nilai 75 – 84, siswa dapat meningkatkan keaktifannya dalam pembelajaran. Peningkatan

aktivitas siswa dapat dilihat dari keaktifan siswa saat pembelajaran, seperti aktif

bertanya kepada guru ataupun teman sejawat, aktif berkomunikasi dengan guru,

mampu menemukan dan memecahkan masalah sendiri, berani mempresentasikan

hasil diskusi di depan kelas.

G. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini di peroleh dari

siswa maupun dari guru peneliti. Data pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran tipe kooperatif jigsaw diperoleh dari lembar

observasi, sedangkan data perubahan perilaku siswa didapatkan dari hasil

observasi , wawancara dengan siswa, dan catatan lapangan.

H. Instrumen Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara atau yang biasa juga disebut interviu adalah sebuah

percakapan yang dilakukan oleh pewawancara untuk mendapatkan

informasi yang diinginkan. Dalam wawancara pewawancara harus dapat

menciptakan suasana santai tetapi terarah pada tujuan yang hendak

dicapai, artinya wawancara dilakukan dengan sungguh-sungguh, tidak

main-main akan tetapi tidak kaku agar responden mau menjawab apa saja

yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur dan benar.

Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:

a. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan.

b. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

(42)

Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang

sesuai1.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah aktivitas pengamatan terhadap objek

dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, observasi bisa dilakukan

melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap2.

Observasi berguna untuk memperoleh data tentang keadaan pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di kelas, dan sebagai bahan

refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Untuk mengamati

kejadian yang berbarengan, peneliti dapat menggunakan alat bantu berupa

kamera dan tape recorder. Kemudian kejadian tersebut dapat diamati

setelah rekamannya diputar.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tentang kejadian yang benar-benar terjadi

selama proses pembelajaran berlangsung, dan catatan ini di dapat dari

aktivitas siswa didalam kelas.

[image:42.595.110.524.130.725.2]

I. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.1

Kisi-kisi Lembar Observasi Guru

No Langkah-langkah Indikator

1. Kegiatan Awal

a. Mengajak peserta didik berdoa

b. Mengabsen peserta didik dan mengkondidikan

kelas

c. Mempersiapkan peserta didik sebelum belajar

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran

e. Mengajak peserta didik untuk bertegur sapa dan

saling menanyakan kabar hari ini

1

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 270

2

(43)

f. Memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk selalu belajar dengan giat

2. Kegiatan Inti

a. Menyampaikan pembelajaran dengan runtut dan

jelas

b. Menjelaskan cara pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

c. Membagi siswa kedalam beberapa kelompok

asal

d. Membagi siswa menjadi kelompok inti

e. Menjelaskankan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw

f. Menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dalam pembelajaran

g. Menjadi fasilitator dalam pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

h. Mengamati keaktifan siswa selama

pembelajaran

i. Memberi penjelasan kepada kelompok yang

belum mengerti

j. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menjelaskan hasil diskusi dari kelompok inti ke

kelompok asal

k. Memberikan kesempatan kepada kelompok asal

untuk mempresentasikan di depan kelas hasil

diskusi kelompok

3. Kegiatan Penutup

a. Memberikan refleksi dan kesimpulan

pembelajaran

b. Memberikan tugas

(44)
[image:44.595.106.527.149.754.2]

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa

No Langkah Kegiatan Indikator

1. Kegiatan Awal

a. Mengikuti doa bersama

b. Mengikuti pengkondisian kelas dengan aktif

c. Mempersiapkan diri untuk memulai

pembelajaran

d. Mendengarkan penjelasan guru

e. Melaksanakan ajakan guru dengan aktif

f. Merespon motivasi yang diberikan guru

2. Kegiatan Inti

a. Mengikuti pembelajaran dengan metode

kooperatif tipe jigsaw

b. Memperhatikan penjelasan guru tentang cara

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

c. Bekerja sama dalam kelompok asal dengan aktif

d. Bekerja sama dalam kelompok inti dengan aktif

e. Memperhatikan penjelasan guru tentang model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

f. Mengikuti pembelajaran dengan baik

g. Bertanya jika ada pembelajaran yang tidak

dimengerti

h. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok

asal

i. Aktif mengemukakan pendapat dalam kelompok

inti

j. Memberikan kepada kelompok lain untuk

mengemukakan pendapat

k. Mendengarkan pendapat kolompok lain

l. Mengemukakan hasil dari pendapat kelompok

(45)

b. Mampu menyimpulkan materi pembelajaran

c. Mengajak peserta didik lainnya untuk aktif

dalam bekerjasama

d. Memberikan tanggapan tentang model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

[image:45.595.106.526.113.775.2]

e. Mengerjakan tugas mandiri yang diberikan guru

Tabel 3.3

Lembar Observasi Guru

No Langkah

Kegiatan Indikator

Skor

1 2 3 4

1. Kegiatan Awal

a.Mempersiapkan sarana dan

prasarana

b. Mengajak peserta didik untuk

berdoa

c. Mengabsen peserta didik

d. Menyampaikan tujuan

pembelajaran

e. Mengaitkan materi pembelajaran

dengan pengalaman peserta didik

f. Bertanya tentang pengalaman

peserta didik yang sesuai dengan

materi pembelajaran

2. Kegiatan Inti

g. Menguasai materi pembelajaran

dengan baik

h. Mengaitkan materi pembelajaran

dengan pengetahuan lain yang

sesuai

i. Menyampaikan materi dengan

jelas dan mudah di fahami

(46)

j. Menggunakan bahasa lisan dan

tulis dengan jelas, baik, benar,

dan lancar

k. Melaksanakan pembelajaran

secara runtut

l. Menguasai kelas

m. Memperkenalkan model

pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

n. Menjelaskan cara belajar dengan

menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw

o. Membimbing peserta didik dalam

melakukan model pembelajaan

kooperatif tipe jigsaw

p. Membagi siswa dalam beberapa

kelompok asal

q. Membagi siswa dalam kelompok

inti

r. Membangun keaktifan peserta

didik dalam pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw

s. Melaksanakan pembelajaran

sesuai dengan alokasi waktu yang

direncanakan

t. Memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menjelaskan hasil

diskusi dari kelompok inti ke

(47)

u. Memberikan kesempatan kepada

kelompok asal untuk

mempresentasikan di depan kelas

3. Kegiatan

Penutup

v. Memberikan kesempatan peserta

didik untuk bertanya tentang

materi pembelajaran

w. Melakukan tanya jawab dengan

peserta didik tentang materi yang

telah dipelajari

x. Melakukan refleksi atau

rangkuman tentang materi

pembelajaran dengan melibatkan

peserta didik

y. Melaksanakan tindak lanjut

pembelajaran kepada peserta

didik untuk mempelajari materi

[image:47.595.106.526.109.754.2]

selanjutnya

Tabel 3.4

Lembar Observasi Siswa

No Langkah

Kegiatan Indikator

Skor

1 2 3 4

1 Kegiatan Awal

1. Mengikuti doa bersama

2. Mengikuti pengkondisian kelas

dengan aktif

3. Melaksanakan ajakan guru dengan

aktif

4. Memperhatikan penjelasan guru

5. Memperhatikan penjelasan guru

(48)

6. Bercanda sambil sesekali

memperhatikan penjelasan guru

2 Kegiatan Inti

7. Mengikuti pembelajaran dengan

metode kooperatif tipe jigsaw

8. Memperhatikan penjelasan guru

9. Dapat bekerja sama dengan

kelompok asal dengan aktif

10.Aktif bekerjasama dengan

kelompok inti

11.Mengikuti pembelajaran dengan

aktif

12.Bertanya jika tidak mengerti

13.Aktif memberikan pendapat dalam

kelompok inti

14.Aktif memberikan pendapat dalam

kelompok asal

15.Memberikan kesempatan kepada

teman untuk berpendapat

16.Memberikan kesempatan kepada

kelompok lain untuk

mengemukakan pendapat

17.Mendengarkan pendapat teman

18.Memberikan masukan dalam

kelompok

19.Memilah dan memilih jawaban

yang paling tepat

3 Kegiatan

Penutup

20.Membacakan hasil diskusi

kelompok

21.Mendengarkan pembacaan hasil

(49)

22.Memberikan komentar terhadap

hasil diskusi kelompok lain

23.Memahami hasil diskusi

24.Mengajukan pertanyaan kepada

guru tentang materi yang belum

dipahami

25.Mampu menyimpulkan materi

pembelajaran dengan bahasa

[image:49.595.106.525.108.740.2]

sendiri

Tabel 3.5

Kisi-kisi Wawancara Peran Guru dalam Upaya Pengembangan

Aktivitas Siswa

No Materi Wawancara Jawaban

1. Tanggapan guru mengenai

pengembangan aktivitas

pembelajaran anak

Pengembangan aktivitas anak dalam

pembelajaran adalah sangat penting,

karena dalam proses pembelajaran

baik siswa maupun guru harus saling

mendukung agar tercipta aktivitas

belajar yang menyenangkan dan

dapat meningkatkan proses belajar.

2. Peran guru dalam pengembangan

aktivitas belajar anak

Peran guru juga sangat penting,

karena dalam proses belajar guru

mempunyai peran yang sangat kuat

bagi perkembangan pengetahuan

anak. Keberhasilan anak di sekolah

tergantung pada aktivitas gurunya

saat memberikan penguatan

(50)

3. Upaya perkembangan aktivitas

pembelajaran anak:

a. Aktivitas belajar

b. Pengaturan tempat belajar

a. Biasanya untuk menunjang

pengembangan aktivitas belajar

sebelum memberi materi

pembelajaran anak diajak untuk

bernyanyi terlebih dahulu yang

ada kaitannya dengan materi. Hal

tersebut dilakukan agar anak tidak

merasa takut atau tegang ketika

proses pembelajaran berlangsung

dan anak akan terlihat lebih santai

tetapi tetap memperhatikan.

b. Dalam mengatur tempat belajar

biasanya posisi kursi dan meja

dibuat berhadapan pada saat

diskusi agar terasa berbeda, tidak

seperti posisi pada umumnya.

4. Kesulitan yang dialami guru Banyak sekali kesulitan yang

dialami, mulai dari minat belajar

siswa yang kurang, sehingga siswa

kurang siap mengikuti dan

memahami atau mengerti apa yang

telah di ajarkan guru.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam

penelitian. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah dengan observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Hasil dari setiap

pengamatan didiskusikan pada saat analisis data untuk kemudian dijadikan dasar

(51)

Kegiatan pembelajaran IPS kelas II dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dikatakan efektif apabila dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam pembelajaran.

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Teknik pemeriksaan keterpercayaan sudah sesuai dengan kenyataan yang ada

di lapangan pada saat pembelajaran berlangsung, dan menunjukan sejauh mana

peningkatan yang diperoleh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan objektif, berarti peneliti jujur, mencatat apa yang

dilihat, didengar, dan dirasakan berdasarkan keyakinan peneliti, tidak dibuat-buat

atau direka-reka.

L. Analisis Data dan Interpretasi Data

Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan data sesuai dengan

tujuan penelitian, serta menceritakan hasil penelitian dengan menggunakan tabel

sebagai alat bantu untuk memudahkan dalam menginterpretasikan data. Analisis

juga dilakukan dari hasil observasi, wawancara, dan catatan lapangan.

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I dan belum menunjukan

perubahan peningkatan aktivitas, maka dapat dilanjutkan dengan menggunakan

penelitian pada siklus II. Adapun tahapannya sebagai berikut: perencanaan

tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

Tahapan perencanaan tindakan pada siklus I dilakukan peneliti dengan teman

sejawat yang bertindak sebagai observer. Observer mengamati aktivitas peneliti

dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, observer mencatat kegiatan,

kejadian atau masalah-masalah yang penting untuk perbaikan aktivitas belajar.

Pada siklus II, tahap refleksi bertujuan untuk mengetahui apakah tindakan yang

dilak

Gambar

gambar, membuat grafik, peta, diagram, dan pola.
Gambar 3.1:   Bagan Siklus PTK Model Modifikasi Depdiknas (2010) dari
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian Kuat Tekan, Kuat Tarik, Kuat Lentur, dan Redaman Bunyi pada Panel Dinding Beton dengan Agregat Limbah Plastik.. PET dan Limbah

Based on result of the analysis, it was found that there was insignificant influence between the control treatment and reduced micronutrients of B, Fe, and Zn on the

PENINGKATAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA BAGIAN AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA”, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam

Kita sebagai manusia yang memiliki akal dan berpegang teguh dalam ajaran islam, kita. harus meluruskan niat kita dalm mencari ilmu dan mengamalkannya nanti agar

Penurunan pH pada larutan dyes (sebagai garam Na) akan menyebabkan proses disosiasi berjalan lebih cepat karena terbentuk garam baru dari sisa asam dengan Na dan membentuk molekul

He knew a bit about sentient weapons, artifacts of great power and great ego, and he understood that Entreri, after decades of enslavement, could not begin to control Charon’s

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmad, taufiq, hidayah serta inayahNya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

ini yaitu penambahan bumbu 4 gram gula, 4 gram garam, 1 gram bawang putih, 0,2 merica dan 0,2 gram pala merupakan formulasi flavored edible film yang paling disukai,