A S S A L A M U ’ A L A I K U M
WA R O H M A T U L L O H I WA B A R O K A T U H
Terima Kasih Kepada Yang Terhormat
:
Pembimbing :
Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak.
Penguji:
Linna Ismawati, SE., M.Si.
SKRIPSI
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI
OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA
PT. BANK JABAR BANTEN Tbk.
Oleh:
Diki Permana
21208130
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Bank yang salah satu kegiatannya adalah menghimpun dana yang kemudian
dana tersebut dipinjamkan kembali kepada masyarakt yang membutuhkannya
dalam bentuk kredit. Begitu banyak kebutuhan calon nasabah untuk melakukan
pinjaman kredit kepada bank dalam rangka penambahan modal usaha atau
keperluan pribadi calon nasabah tersebut. Namun Pada saat krisis ekonomi
dengan tingkat bunga yang tinggi, pertumbunhan ekonomi yang lambat
mengakibatkan persoalan risiko usaha lebih serius khususnya risiko kredit yang
didalamnya termasuk
Non Performing Loan (NPL)
.
Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap
perusahan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada
setiap konsumennya, namun pada saat yang sama perusahaan harus berupaya
untuk beroperasi dengan efisien karena kompetisi usaha yang sangat ketat.
Maka dari itu bank yang kegiatannya tidak efisien akan mengakibatkan ketidak
mampuan bersaing dalam mengerahkan dana masyarakat dan menyalurkan
dana tersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu perusahaan harus bisa
meminimalisai
biaya
operasi
perusahaan
agar
perusahaan
dapat
mengoptimalkan dan meningkatkan penjualan agar perusahaan memperoleh
keuntungan yang maksimal.
Perkembangan Non Performing Loan, Efisiensi Operasional (BOPO) dan Return On
Asset (ROA)
pada PT. Bank Jabar Banten
Periode 2004-2011
Periode
Non Performing Loan
(%)
Efisiensi Operasional
(BOPO)
(%)
ROA
(%)
2004
0.33
79.57
2.55
2005
0.46
78.04
2.88
2006
0.43
80.39
2.38
2007
0.72
79.42
2.40
2008
0.82
75.41
3.14
2009
2.03
77.30
3.04
2010
1.76
77.11
2.81
Pada tahun 2006, 2010 dan 2011 meski tingkat persentase NPL menurun akan
tetapi diiringi dengan penurunan ROA juga.
Sedangkan yang terjadi pada BOPO pada tahun 2006 dan 2011 mengalami
kenaikan yang cukup tinggi yang mengakibatkan menurunnya ROA. Selain itu
pada tahun 2010 pada saat tingkat persentase BOPO menurun kembali tingkat
persentase ROA masih mengalami penurunan.
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Terjadi penurunan NPL Pada tahun 2006, 2010 dan 2011 akan tetapi tidak
diimbangi dengan kenaikan ROA yang terlihat cenderung ikut menurun, Hal
ini tidak sesuai dengan kondisi seharusnya yang menjelaskan apabila NPL
mengalami penurunan maka akan memungkinkan tingkat keuntungan (ROA)
akan mengalami kenaikan.
2. Efisiensi Operasional dilihai dengan menggunakan rasio BOPO (rasio Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional) pada tahun 2010 meski terjadi
penurunan terlihat tingkat ROA cenderung mengalami penurunan juga. Pada
kondisi seharusnya apabila rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dan
Pendapatan Operasional) mengalami penurunan maka akan memungkinkan
tingkat keuntungan (ROA) akan mengalami kenaikan.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perkembangan risiko kredit Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
2. Bagaimana perkembangan efisiensi operasional Pada PT. Bank Jabar Banten
Tbk.
3. Bagaimana perkembangan profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
4. Seberapa besar pengaruh risiko kredit dan efisiensi operasional terhadap
profitabilitas secara parsial dan simultan Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan risiko kredit Pada PT.
Bank Jabar Banten Tbk.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan efisiensi operasional
Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan profitabilitas Pada PT.
Bank Jabar Banten Tbk.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh risiko kredit dan
efisiensi operasional terhadap profitabilitas secara parsial dan simultan Pada
PT. Bank Jabar Banten Tbk.
KAJIAN PUSTAKA
Menurut
Dendawijaya
(2009:24)
risiko
kredit
bermasalah merupakan risiko yang timbul sebagai akibat tidak
dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar
angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang
sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur)
kredit.
Menurut Veithzal Rivai (2007:722), Efisiensi Operasional
(BOPO) adalah perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat
efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya.
PENELITIAN TERDAHULU
Hasil Penelitian Terdahulu Dikaitkan dengan Variabel Penelitian Penulis
No Peneliti Terdahulu Sumber Judul Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
1. Yuliani (2007) Dalam jurnal
manajemen dan bisnis sriwijaya Vol. 5 No.10
Hubungan Efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas
pada sektor
perbankan yang go publik di Bursa Efek Jakarta.
Pengujian secara persial memiliki perngaruh yang signifikan terhadap profitabilitas dan secara bersama-sama/simultan
mampu memberikan kontribusi terhadap variabel terikatnya (ROA).
variabel (X) yang diteliti adalah Efisiensi
operasional
MSDN, BOPO, CAR dan LDR
Sama-sama
meneliti pengaruh BOPO terhadap ROA
2. Ahmad Buyung
Nusantara, ST (2009) Dalam tesis, program studi magister manajemen universitas diponegoro semarang
analisi pengaruh NPL, CAR, LDR,
dan BOPO
terhadap
Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank
Umum Non Go
Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007).
penelitian ini menegaskan bahwa variabel NPL, CAR, LDR, dan BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA
Variabel (X) yang diteliti adalah variabel NPL, CAR, LDR,dan BOPO
Sama-sama
meneliti pengaruh NPL dan BOPO terhadap
3. Rini Restu Rakhmawati dan Budi Hermana (2009)
Dalam jurnal, proceeding, seminar nasional PESAT 2005.
Auditorium Universitas
Gunadarma, jakarta, 23-24 Agustus 2005
Evaluasi Kinerja keuangan Bank Dalam Kerangka Arsitektur perbankan Indonesia: Perbandingan Kredit bermasalah, Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Rentabilitas
Korelasi menunjukkan hubungan kuat dan signifikan antara: NP dgn BOPO,NPL dengan ROA.
Hasil uji t menunjukkan tidak terdapat
perbedaan
rata-rata NPL, CAR, dan
LDR, namun terdapat perbedaan rata-rata antara EATAR, BOPO, dan ROA
Variabel (X) yang diteliti adalah NPL, CAR, LDR, ROA, BOPO, EATAR Persamaan adalah samasama meneliti pengaruh kredit bermasalah
(NPL) terhadap ROA.
4. Pandu mahardian, S.T.
(2008)
Dalam tesis, program studi magister manajemen Program pascasarjana Universitas diponegoro Semarang Analisis pengaruh rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap kinerja Keuangan perbankan (studi kasus
perusahaan perbankan yang Tercatat di bej periode juni 2002 – juni 2007)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CAR, NIM, dan LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA serta BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap ROA. Sementara untuk variabel NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA, akan tetapi tidak signifikan.
Variabel (X) yang diteliti adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Efisiensi Operasi (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Net Interest
Margin (NIM), dan Loan to Deposit Ratio (LDR)
5. Rida Rahim dan Yuma Irpa (2008)
Dalam Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008
Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitaspada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah(Studi Kasus BSM dan BNI Syariah)
Hasil penelitian dengan menggunakan uji t-statistik bahwa pada BSM variabel
CARberpengaruh positif terhadap profitabilitas dan variabel BOPO dan NPL berpengaruhpositif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas.
Variabel yang diteliti adalah CAR, FDR, BOPO dan NPL terhadap
profitabilitas (ROE)
Sama-sama meneliti NPL dan BOPO terhadap profitabilitas
6 Tobias Olweny dan Themba Mamba Shipho (2011),
Economics and Finance Review Vol. 1(5) pp. 01 – 30, July, 2011
Effects Of Banking Sectoral Factors On The Profitability Of Commercial Banks In Kenya
The analysis showed that all the bank specific factors had a statistically significant impact on profitability, while none of the market factors had a significant impact. Based on the findings the study recommends policies that would encourage
revenue diversification, reduce operational costs, minimize credit risk and encourage banks to minimize their liquidity holdings. Further research on factors influencing the liquidity of commercials banks in the country could add value to the profitability of banks and academic literature.
7 Medhat Tarawneh (2006),
International Research Journal of Finance and Economics
ISSN 1450-2887 Issue 3 (2006)
A Comparison of Financial Performance in the Banking Sector: Some Evidence from Omani Commercial Banks.
The purpose of this study is to classify the commercial banks in Oman in cohesive categories on the basis of their financial characteristics revealed by the financial ratios. A total of five Omani commercial banks with more than 260 branches were financially analyzed, and simple regression was used to estimate the impact of asset management, operational efficiency, and bank size on the financial performance of these banks. The study found that the bank with higher total capital, deposits, credits, or total assets does not always mean that has better profitability performance.
Dalam penelitian ini memperkirakan dampak dari manajemen aset, efisiensi operasional, dan ukuran bank kinerja keuangan (kinerja profitabilitas) bank-bank Sama-sama meneliti efisiensi operasional terhadap profitabilitas
8 Saad Siddiqui, kamran Shazad malik dan Syes Zulfiqar Ali Shah (2012), International Research Journal of Finance and Economics
ISSN 1450-2887 Issue 84 (2012)
Impact of Interest Rate Volatility on Non Performing Loans in Pakistan.
this study is conducted focusing Pakistan where non-performing loans are increasing at an uncontrollable pace. Impacts of the volatility of macroeconomic indicator i.e. interest rates charged to borrowers is
measured for the period 1996Q4 to 2011Q3 through GARCH. Regression results sketch a picture concluding NPLs are affected but not absolutely by the volatility of lending rates charged by the lenders in the market. Nevertheless, other macroeconomic factors are also suggested to be studied in addition to selected
variables where this study is first of its kind opening doors for future
research on non performing loans in
Pakistan’s banking sector.
RISIKO KREDIT (NPL)
•
Kredit kurang lancar
•
Kredit diragukan
•
Kredit macet
•
Total kredit yang diberikan
(Lukman Dendawijaya, 2009 :
82)
EFISIENSI OPERASIONAL
(BOPO)
•
Biaya Operasional
•
Pendapatan Operasional
(Veithzal Rivai. 2007 : 722)
PROFITABILITAS (ROA)
•
Laba bersih sebelom pajak
•
Total aktiva
(Harahap,1998:309)
Rachmat Firdaus dan
Maya Aryani (2002:25)
-
Selamet Riyadi (2006:159)
-
-
Siswanto Sutojo, 1997:24
Keterkaitan antar variabel
Hubungan Risiko Kredit dengan Profitabilitas
Walaupun laba bank tidak sepenuhnya ditentukan oleh perolehan bunga kredit,
namun kualitas kredit akan sangat menentukan pendapatan bank, yang pada
gilirannya akan berpengaruh terhadap laba bank. Apabila kualitas kredit
rendah dimana banyak kredit-kredit bermasalah maka pendapatan bank akan
rendah dan labapun akan rendah bahkan mungkin bank menderita rugi.
Sebaliknya apabila kualitas kreditnya baik, maka pendapatan bank akan tinggi
dan laba bank akan tinggi pula (Rachmat Firdaus dan Maya Ariyani, 2009:50)
Hubungan Efisiensi Operasional dengan Profitabilitas
semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen
bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada
di perusahaan (Selamet Riyadi, 2006:159)
Hubungan Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional dengan Profitabilitas
Sebuah bank yang dirongrong oleh problem kredit bermasalah dalam jumlah
besar akan mengalami berbagai kesulitan operasional, karena sebuah bank
yang dirongrong oleh kredit bermasalah dalam jumlah besar cenderung
menurunkan profitabilitasnya.
Return on assets
(ROA) yaitu salah satu tolak
ukur profitabilitas mereka akan menurun, dengan akibat nilai kesehatan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
1. Terjadi Fluktuasi Risiko Kredit
(Non Performing Loan)
pada PT.
Bank Jabar Banten Tbk. periode 2004-2011 secara parsial.
2. Terjadi Fluktuasi Efisiensi Operasional (BOPO) pada PT. Bank
Jabar Banten Tbk. periode 2004-2011 secara parsial.
3. Terjadi Fluktuasi Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar
Banten Tbk. periode 2004-2011 secara parsial.
4. Terdapat pengaruh negatif antara Risiko Kredit
(Non Performing
Loan)
dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial dan
simultan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Jabar Banten
Tbk. periode 2004-2011.
OBJEK PENELITIAN
•
Risiko Kredit
(Non Performing Loan)
•
Efisiensi Operasional (BOPO)
•
Profitabilitas (ROA)
Metode Penelitian
Deskriptif (Kualitatif)
Verifikatif (Kuantitatif)
DESAIN PENELITIAN
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian, selanjutnya
menetapkan judul penelitian. Dalam penelitian ini permasalahan yang terjadi difokuskan
pada faktor penentu Profitabilitas (ROA).
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi. Dalam penelitian ini permasalahan yang
berhasil diidentifikasi antara lain adalah Adanya perkembangan Risiko Kredit (NPL) dan
Efisiensi Operasional (BOPO) berfluktuatif.
3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : Seberapa besar pengaruh Risiko Kredit (NPL) dan Efisiensi Operasional (BOPO)
terhadap Profitabilitas (ROA) Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis
menetapkan hipotesis dalam penelitian ini: Terdapat pengaruh negatif Risiko Kredit (NPL)
dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial maupun simultan terhadap Profitabilitas
(ROA) Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.
Dalam penelitian ini konsep Risiko Kredit (NPL) mengacu kepada Dendawijaya (2009) ,
Efisiensi Operasional (BOPO) mengacu kepada Veithzal Rivai (2007), dan Profitabilitas
(ROA) mengacu pada Harahap, (1998).
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data
8. Melakukan analisis data
9. Melakukan pelaporan hasil penelitian
Profitabilitas (ROA) (Y)
Risiko Kredit
(Non Performing Loan)
(X
1)
Efisiensi Operasional (BOPO) (X
2)
Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Sk
ala
Sumber
data
Rikio Kredit
(NPL)
(X
1)
Menurut
dendawijaya
(2009:24)
risiko
kredit bermasalah
merupakan
risiko
yang
timbul
sebagai
akibat
tidak
dapat
dipenuhinya
kewajiban nasabah
kredit
untuk
membayar
angsuran pinjaman
maupun
bunga
kredit pada waktu
yang
sudah
disepakati
antara
pihak bank dan
nasabah (debitur)
kredit.
RISIKO KREDIT
•
Kredit kurang lancar
•
Kredit diragukan
•
Kredit macet
•
Total kredit yang diberikan
NPL = � � � � � � � � � � ��� � � �� � � � �
Rasi
o
Laporan
Ikhtisar
Keuangan
Efisiensi
Operasion
al
(BOPO)
(X2)
Menurut veithzal
rivai (2007:722),
BOPO adalah
perbandingan
antara biaya
operasional
dengan
pendapatan
operasional
dalam mengukur
tingkat efisiensi
dan kemampuan
bank dalam
melakukan
kegiatan
operasinya.
Efisiensi Operasional (BOPO)
•
Biaya Operasional
•
Pendapatan Operasional
=
%
Ras
io
Laporan
Ikhtisar
Profitabilitas
(ROA)
(Y)
ROA merupakan
perbandingan
antara
laba
bersih
setelah
pajak dan total
aktiva. Rumus ini
digunkan untuk
mengukur
seberapa besar
efektif
perusahaan
menanfaatkan
sumber ekonomi
yang
berupa
total aktiva untuk
menciptakan
keuntungan.
(Harahap, 1998 :
310).
Profitabilitas (ROA)
•
Laba Bersih sebelum pajak
•
Total Aktiva
=
ℎ
Ra
sio
Laporan
SUMBER DATA
•
Data Primer
•
Data Sekunder
TEKNIK PENENTUAN DATA
Populasi
Sampel
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA
Teknik studi kepustakaan
(library research)
Observasi
RANCANGAN ANALISIS
Analisis deskriptif
dengan
pendekatan
kualitatif.
Analisis verifikatif
dengan
pendekatan
kuantitatif
•
Analisis regresi linier
berganda
•
Analisis Koefisien
Korelasi
UJI HIPOTESIS
•
Uji F (Uji Simultan)
•
Uji t (Uji Parsial)
Uji F (Uji Simultan)
1.H0:
β
1β
2≥
0, Tidak terdapat pengaruh antara risiko kredit
(Non
Performing Loan)
(X1) dan efisiensi operasional (X2) secara
bersama-sama terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank Jabar
Banten Tbk.
2.H1:
β
1β
2≤
0, Terdapat pengaruh antara risiko kredit
(Non
Performing Loan)
(X1) dan efisiensi operasional (X2) secara
bersama-sama terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank Jabar
Banten Tbk.
Uji T (Uji Parsial)
Pengaruh Risiko Kredit
(Non Performing Loan)
Terhadap
Profitabilitas
1. H0:
β
1
≥ 0,
Tidak terdapat pengaruh negatif antara risiko
kredit
(Non Performing Loan)
(X1) terhadap profitabilitas
(Y) PT. Bank Jabar Banten Tbk.
2. H1:
β
1 < 0, Terdapat pengaruh negatif antara risiko kredit
(Non Performing Loan)
(X1) terhadap profitabilitas (Y)
pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Pengaruh
Efisiensi
Operasional
(BOPO)
Terhadap
Profitabilitas
1. H0:
β
2
≥ 0,
Tidak terdapat pengaruh negatif antara efisiensi
operasional (X2) terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank
Jabar Banten Tbk.
2. H1:
β
2 < 0, Terdapat pengaruh negatif antara efisiensi
operasional (X2) terhadap profitabilitas (Y) pada PT. Bank
Jabar Banten Tbk.
Menggambarkan daerah peneriman dan penolakan
Menentukan t hitung
•
Jika t
hitung ≥t
tablemaka H0 ada di daerah penolakan,
berarti Ha diterima artinya antara variabel X
1
, X
2
dan
variabel Y ada hubungannya.
•
Jika t
hitung ≤t
tablemaka H0 ada di daerah penerimaan,
berarti Ha ditolak artinya antara vari variabel X
1
, X
2
dan variabel Y tidak ada hubungannya
HASIL DAN PEMABAHASAN PENELITIAN
Tahun
Kredit
kurang
lancar
(Jutaan Rp)
Kredit
diragukan
(Jutaan Rp)
Kredit
macet
(Jutaan Rp)
Total kredit
yang
diberikan
(Jutaan Rp)
NPL
(%)
Perkembangan
(%)
2004
16.788
6.901
5.062
8.746.282
0,33
2005
8.944
11.777
26.006
10.074.504
0,46
0,41
2006
11.372
12.352
26.620
11.763.535
0,43
-0,08
2007
13.048
21.463
59.815
13.047.515
0,72
0,69
2008
13.987
19.860
101.124
16.429.069
0,82
0,14
2009
188.216
30.259
180.229
19.631.968
2,03
1,47
2010
35.211
68.618
312.327
23.669.719
1,76
-0,13
2011
67.221
66.039
204.351
28.764.701
1,17
-0,33
Perkembangan Risiko Kredit
(Non Performing Loan)
PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Peroide 2004 - 2011
0
0.5
1
1.5
2
2.5
0.33
0.46
0.43
0.72
0.82
2.03
1.76
1.17
NPL
(%
)
Tahun
Risiko Kredit
(Non Performing Loan)
NPL
Tingkat NPL tertinggi terjadi pada
tahun 2009 sebesar 2,03%.
Tingkat NPL terendah terjadi pada
tahun 2004 sebesar 0,33%
Perolehan rata-rata Tingkat NPL
sebesar 0,97%
Tahun
Biaya
operasional
(Jutaan Rp)
Pendapatan
operasional
(Jutaan Rp)
BOPO
(%)
Perkembangan
(%)
2004
1.487.403
1.869.253
79,57
2005
1.680.572
2.153.359
78,04
-0,02
2006
2.074.747
2.581.002
80,39
0,03
2007
2.127.934
2.679.339
79,42
-0,01
2008
2.454.067
3.254.202
75,41
-0,05
2009
3.251.648
4.206.631
77,30
0,03
2010
4.010.175
5.200.713
77,11
-0,002
2011
4.942.324
6.217.218
79,49
0,03
Perkembangan Efisiensi Operasional (BOPO)
PT. Bank Jabar Banten Tbk.
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
79.57
78.04
80.39
79.42
75.41
77.3 77.11
79.49
BO
PO
(%
)
Tahun
Efisiensi Operasional (BOPO)
BOPO
Rasio BOPO tertinggi terjadi
pada tahun 2006 sebesar
80,30%.
Rasio BOPO terendah terjadi
pada tahun 2008 sebesar
75,41%
Perolehan
rata-rata
rasio
BOPO sebesar 78,34%
Tahun
Laba sebelum
pajak
(Jutaan Rp)
Total aktiva
(Jutaan Rp)
ROA
(%)
Perkembangan
(%)
2004
338.568
13.265.066
2,55
2005
446.889
15.510.786
2,88
0,13
2006
504.297
21.214.898
2,38
-0,17
2007
552.707
23.043.489
2,40
0,01
2008
818.946
26.040.869
3,14
0,31
2009
985.377
32.457.004
3,04
-0,03
2010
1.219.628
43.445.700
2,81
-0,08
2011
1.319.816
54.448.658
2,42
-0,14
Perkembangan Profitabilitas (ROA)
PT. Bank Jabar Banten Tbk.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
2.55
2.88
2.38 2.4
3.14
3.04
2.81
2.42
RO
A
(%
)
Tahun
Profitabilitas (ROA)
ROA
Rasio ROA tertinggi terjadi pada
tahun 2008 sebesar 3,14%.
Rasio ROA terendah terjadi pada
tahun 2006 sebesar 2,38%
Perolehan rata-rata Tingkat ROA
sebesar 2,70%
ANALISIS VERIFIKATIF
1. Analisis Regresi Linier Berganda
2. Analisis Korelasi
•
Keeratan hubungan antara Risiko Kredit (NPL) dengan ROA sebesar
0,422 (Sedang)
3. Analisis Korelasi Determinasi
korelasi berganda (R) sebesar 0,936 atau 93,6% tergolong kriteria keeratan
hubungan
“
Sangat kuat
”.
Nilai
R-Square
sebesar 0,876 atau 87,6% menunjukkan variabel independen
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 87,6%
dan sisanya sebesar 12,4% dipengaruhi oleh variabel lain.
Korelasi Determinasi Parsial (diperoleh dengan cara mengalikan
koefisien beta dengan
zero-order)
:
Risiko Kredit (NPL)
: (-0,013)(-0,422)=0,005 atau 0,5%
3. Pengujian Hipotesis Secara Simultan
F
hitung
≥
F
tabel
Ho ditolak, artinya secara simultan
terdapat pengaruh signifikan dari
Risiko kredit (NPL) dan Efisiensi
operasional
(BOPO)
terhadap
Variabel
t
hitung
t
tabel
Sig
Kesimpulan
Risiko Kredit (NPL)
-0,071
2,015
0,946
Tidak Signifikan
4. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Pengujian Risiko kredit (NPL) terhadap Profitabilitas (ROA)
t
hitung
≤
t
tabel
Variabel
t
hitung
t
tabel
Sig
Kesimpulan
BOPO (X2)
-5,316
2,015
0,003
Signifikan
t
hitung
≥
t
tabel
Ho ditolak, Efisoensi operasional
(BOPO) secara parsial berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap
1. Perkembangan Risiko kredit
(Non Performing Loan)
PT. Bank Jabar Banten Tbk, sudah
memenuhi batas kewajaran yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dengan tingkat
NPL yang wajar adalah
≤
5%. Hal ini mengindikasikan bahwa fungsi PT. Bank Jabar
Banten Tbk sebagai penghimpun dana dan menyalurkannya kembali kapada
masyarakat sudah berjalan dengan optimal.
2. Perkembangan rasio BOPO PT. Bank Jabar banten Tbk tidak begitu mengalami
fluktuasi yang cukup tinggi dan secara rata-rata rasio BOPO bank ini sudah efisien dan
sudah memenuhi rasio ideal yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahawa selama periode penelitian tingkan efisiensi operasional PT. Bank Jabar Banten
Tbk sudah baik.
3. Return on Assets
(ROA) yang diperoleh PT. Bank Jabar Banten Tbk selama periode
tidak mengalami perubahan yang cukup tinggi dan secara rata-rata ROA . Bank Jabar
Banten Tbk telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
4. Dari hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel risiko kredit
(Non
Performing Loan)
memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA)
pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa variabel Efisiensi
Operasional (BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel profitabilitas (ROA).
Dari pengujian secara simultan dapat disimpulkan bahwa variabel Risiko kredit (NPL)
dan Efisiensi operasional (BOPO) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas (ROA)
Bagi Bank yang diteliti
1. Dengan melihat variabel Risiko kredit (NPL), maka pihak manajemen dalam usahanya
untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) diharapkan mampu mempertahankan tingkat
risiko kredit (NPL), dan dapat menjaga besarnya NPL sesuai dengan strandar yang
digunakan oleh Bank Indonesia.
2. Dengan melihat variabel Efisiensi Operasional (BOPO), maka pihak manajemen dalam
usahanya untuk meningkatkan profitabilitas (ROA) diharapkan mampu menekan besarnya
BOPO, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan akan
semakin efisien.
3. Untuk lebih meningkatkan ROA atau tingkat profitabilitas sebaiknya bank mengurangi
bergabai biaya operasionalnya agar dapat disalurkan untuk kegiatan lain yang lebih
bermanfaat misalnya melalui ekspansi kredit dengan manajemen risiko yang cermat agar
pengelolaannya dapat lebih optimal.
Bagi peneliti selanjutnya
Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat memperluas lingkup
penelitiannya yaitu :
1. Sebagaimana diuraikan dimuka bahwa hasil penelitian ini terbatas pada periode
pengamatan yang relatif pendek (8 tahun). Oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya perlu
menambah rentan waktu yang lebih panjang sehingga nantinya diharapkan hasil yang
diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan.
2. Dalam pemilihan variabel independen lainnya (selain NPL dan BOPO), dan juga periode
yang berbeda karena ROA banyak dipengaruhi oleh faktor lainnya, serta menggunakan
metoda statistika yang berbeda.
ST}RAT
KETERANGAI\
PET\TYERAIIAN
HAK
EKSKLUSM
Bahwa yang bertandatangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat
penelitian, bersedia :
*Bahwa hasil penelitian dapat dionlinekan sesuai dengan.peraturan yang berlaku,
untuk kepentingan riset dan pendidikan" .
Bandung, Agustus 2012
PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Cabang Cimahi Manajer Operasional
I\IIM.21208130
Catatan:
r{IP. 90. 65.0766
Bila keberatan dengan di-online-kan data perusahaan di BAB
IIVdi
Bab vanqmencantum data oerusahaan (pengecualian khusus data perusahaan, boleh
untuk tidak di onling kan), ketikan pada lembar catatan ini,
g@j
PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI
OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS
PADA PT. BANK JABAR BANTEN Tbk
The Effect of Credit Risk and Operational Efficiency on Profitability
in PT. Bank Jabar Banten Tbk
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh Jenjang S1
Program Studi Manajemen
Oleh :
NAMA
: DIKI PERMANA
NIM
: 21208130
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Judul
Narna
NIM
Prograrn Studi
Jenjang
Fakultas'
LEMBAR
PENGESA.HANPengardrRisikoKreditdan.Efi sien-siOperasional
Terhadap Pro{ibbilitasPada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Diki Permana 21208130
Manajemen
Strata I
Ekonomi
Bandung Agrrstus 2012
Menyetujui,
Mengetahui,
Fakultas Ekonorni KettmProgram
v
ABSTRAK
Diki Permana, “Pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional terhadap
Profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.”, dibawah bimbingan Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan Risiko kredit (Non Performing Loan), Efisiensi operasional (BOPO) dan Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. periode 2004-2011, dan untuk mengetahui pengaruh Risiko kredit (Non Performing Loan), dan Efisiensi operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari laporan ikhtisar keuangan PT. Bank Jabar Banten Tbk. yang selanjutnya dianalisis dengan : analisis regresi berganda, koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji t dan uji F.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan tingkat Risiko kredit (Non Performing Loan) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. termasuk kategori wajar atau sehat karena sudah memenuhi ketetapan Bank Indonesia yang menetapkan bahwa tingkat NPL yang wajar adalah ≤ 5%. Begitu pula halnya dengan perkembangan rasio BOPO sudah termasuk kategori efisien karena sudah memenuhi ketetapan Bank Indonesia yang menetapkan nilai rasio BOPO yang efisien maksimal sebesar 93,52%. Begitupun kemampuan asset dalam menghasilkan laba bersih sudah masuk kedalam kategori sehat yaitu berkisar antara 2,38% - 3,14%. Secara parsial variabel Risiko kredit (Non Performing Loan) memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. sebesar 0,5%. Sedangkan variabel Efisiensi operasional (BOPO) memiliki pengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. sebesar 88,1%. Secara simultan kedua variabel tersebut signifikan berpengaruh terhadap Profitabilitas sebesar 87,6% dan hanya 12,4% dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti LDR, CAR dan lain-lain.
iv
ABSTRACT
Diki Permana, "The Effect of Credit Risk and Operational Efficiency on Profitability in PT. Bank Jabar Banten Tbk. ", under the guidance of Prof. Dr. Hj. Ria Ariawati Ratna, MS., Ak
This study aims to determine the development of credit risk (non-performing loans), operational efficiency (BOPO) and profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk. period 2004-2011, and to determine the effect of credit risk (non-performing loans), and operational efficiency (BOPO) to profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk.
The method used in this study is descriptive and verifikatif. This study uses
secondary data obtained from the summary financial statements PT. Bank Jabar Banten Tbk. which were then analyzed with: multiple regression
analysis, correlation coefficient, coefficient of determination, t test and F test.
The analysis showed that the growth rate of credit risk (non-performing loans) in the PT. Bank Jabar Banten Tbk. including natural or healthy category because it meets the provisions of Bank Indonesia is determined that a reasonable
level of NPLs is ≤ 5%. Likewise, the development of ratio BOPO has included
efficient category because it meets the provisions of Bank Indonesia, which sets the value of the BOPO ratio of maximum efficient is 93.52%. Likewise is the ability of assets in generating net income has been entered into the healthy category ranged between 2.38% - 3.14%. Partial credit risk variable (Non Performing Loan) had no significant effect on profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk. amounting to 0.5%. While operational efficiency (BOPO) variables has a significant effect on profitability (ROA) at PT. Bank Jabar Banten Tbk. amounting to 88.1%. Simultaneously two variables significantly affect the profitability of 87.6% and only 12.4% influenced by other factors such as LDR, CAR and others.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK JABAR BANTEN TBK”. Tidak lupa pula shalawat dan salam penulis tujukan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang membawa umat manusia kepada fitrah yang benar dan jalan yang lurus.
Adapun Skripsi ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi syarat akademis dalam menempuh jenjang S1 program studi manajemen. Penulis menyadari betul bahwa di dalam penyusunan Skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, walaupun demikin penulis berusaha untuk menyajikan Skripsi ini dengan sebaik mungkin. Penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang membangun sebagai masukan yang bermanfaat dalam perbaikan dan pengembangan diri di bidang ilmu pengetahuan.
Pada Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam membantu menyelesaikan laporan ini, yaitu :
vii
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ria Ratna Ariawati, MS., Ak. selaku Wakil Rektor I Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
4. Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam proses pembuatan Skripsi ini.
6. Rekan – rekan mahasiswa/i MN 3 angkatan 2008 yang telah bersama – sama berjuang dalam melaksanakan bimbingan.
7. Para sahabat terbaik saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang terus saling memberikan motivasi dalam pembuatan Skripsi ini.
Penulis berharap semoga Skripsi yang telah dibuat ini dapat sedikit bermanfaat khususnya untuk penulis sendiri dan umumnya untuk pihak – pihak yang memerlukan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2012 Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO... iii
ABSTRACT... iv
ABSTRAK... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7
1.2.1 Identifikasi Masalah ………... 7
1.2.2 Rumusan Masalah ………... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8
1.3.1 Maksud Penelitian ………. 8
1.3.2 Tujuan Penelitian ………... 9 1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
1.4.1 Kegunaan Praktis ……….. 9
1.4.2 Kegunaan Akademis ………. 9
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
ix
2.1.2.1 Konsep Efisiensi Operasional....………. 14 2.1.2.2 Rasio Efisiensi Operasional...………... 15 2.1.2.3 Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)... 18 2.1.3 Profitabilitas...………...… 19 2.1.3.1 Konsep Profitabilitas...………... 19 2.1.4 Penelitian Terdahulu………...………... 22 2.2 Kerangka Pemikiran ………...………. 26 2.2.1 Hubungan Risiko Kredit Dengan Profitabilitas... 29 2.2.2 Hubungan Efisiensi Operasional (BOPO) dengan
Profitabilitas……… 30 2.2.3 Hubungan Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional (BOPO)
Dengan Profitabilitas... 30 2.2.4 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu……… 31
2.3 Hipotesis ………... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian ... 38 3.2 Metode Penelitian ... 39
3.2.1 Desain Penelitian ………... 40
3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ……….… 43 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ………... 47
3.2.3.1 Sumber Data ……….. 47
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ……….. 48
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ………. 49
3.2.5 Rencana Analisis dan Uji Hipotesis ……….. 50 3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif (Kualitatif) & Verifikatif
(Kuantitatif) ……… 50 3.2.5.2 Uji Hipotesis ……….. 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan………... 63
4.1.1 Sejarah Perusahaan………... 63
x
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan……….. 66
4.1.3 Job Description………... 68
4.1.4 Aktivitas Perusahaan………... 74
4.2 Analisis Deskriptif Risiki Kredit, Efisiensi Operasional dan Profitabilitas PT. Bank Jabar Banten Tbk………. 76 4.2.1 Perkembangan Risiko Kredit PT. Bank Jabar Banten Tbk………. 76 4.2.2 Perkembangan Efisiensi Operasional PT. Bank Jabar Banten Tbk 79 4.2.3 Perkembangan Profitabilitas PT. Bank Jabar Banten Tbk……….. 81
4.3 Analisis Verifikatif……… 84
4.3.1 Pengaruh Risiko Kredit (NPL) dan Efisiensi Operasional (BOPO) terhadap Profitabilitas (ROA) pada PT. Bank Jabar
Banten Tbk………... 84
4.3.1.1 Analisis Regresi Linier Berganda………... 84
4.3.1.2 Analisis Korelasi………. 87
4.3.1.3 Koefisien Determinasi………. 90
4.3.2 Pengujian Hipotesis……… 92
4.3.2.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan……….. 92 4.3.2.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial………. 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………... 103
5.2 Saran……….. 105
DAFTAR PUSTAKA……… 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan merupakan salah satu unit yang kegiatannya mengelola sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dalam dunia persaingan yang semakin ketat, hal ini menjadi tantangan tersendiri pagi setiap perusahaan. Untuk bertahan di dalam persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan harus dapat mengoptimalkan setiap kegiatan usaha perusahaan terutama dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Industri perbankan yang merupakan suatu lembaga yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat guna membiayai investasi perusahaan. Sektor perbankan memiliki peranan penting dalam mobilitas dana sebagai salah satu unsur modal bagi kegiatan usaha atau unit ekonomi. Bank secara sederhana menurut UU No. 10
Tahun 1998 tentang Perbankan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat”. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
2
memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa kegiatan bank salah satunya menghimpun dana, yang kemudian dana tersebut dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkannya. Mengingat bank menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat, maka pihak bank memberikan balas jasa kepada masyarakat berupa bunga. Dan pemberian balas jasa kepada penabung ini merupakan sumber pengeluaran bagi bank. Di lain pihak, karena bank memberikan jasa peminjaman uang kepada masyarakat peminjam, maka masyarakat yang meminjam tersebut dikenakan jasa berupa bunga kredit yang harus dibayarkan kepada pihak bank.
3
income (pendapatan) dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan apabila bank memberikan kredit yang berisiko besar atau Non Performing Loan tinggi maka bank akan memperoleh pendapatan yang rendah maka profitabilitas (keuntungan) akan menurun. Sebaliknya Apabila bank memberikan kredit yang berisiko kecil atau Non Performing Loan rendah maka bank akan memperoleh pendapatan yang tinggi dan akan menghasilkan profitabilitas (keuntungan) yang besar.
4
yang menurun menunjukkan semakin tinggi efisiensi operasional yang dicapai perusahaan, hal ini berarti semakin efisien aktiva bank dalam menghasilkan keuntungan.
Secara umum dalam menjalankan kegitan perusahaan sangat dibutuhkan biaya yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan operasi sehari-hari. Biaya operasional merupakan unsur yang paling berpengaruh pada perhitungan laba rugi yang diperoleh perusahaan pada akhir periode karena biaya itu sendri merupakan unsur perhitungan laba rugi. Semakin kecil biaya operasi suatu perusahaan maka semakin besar laba yang diperoleh perusahaan tersebut dan begitu juga sebaliknya. Maka dari itu perusahaan harus bisa meminimalisai biaya operasi perusahaan agar perusahaan dapat mengoptimalkan dan meningkatkan penjualan agar perusahaan memperoleh keuntungan yang maksimal. Sedangkan Pendapatan operasional terdiri dari semua pendapatan yang langsung dari kegiatan usaha perusahaan yang benar-benar telah diterima.
5
Return On Asset (ROA). ROA dapat dihitung dengan membandingkan laba yang
diperoleh sebelum pajak terhadap seluruh total asset perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan setiap asset yang dimilikinya. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat.
PT. Bank Jabar Banten Tbk atau yang lebih dikenal dengan nama Bank BJB adalah bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten, pemerintah kota/kabupaten se-Jawa Barat dan Banten, dan publik. PT Bank Jabar Banten didirikan dengan maksud untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pemerataan pembangunan daerah di segala bidang agar tercapai peningkatan taraf hidup rakyat. PT Bank Jabar Banten merupakan salah satu alat kelengkapan otonomi daerah di bidang keuangan/perbankan yang menjalankan usahanya sebagai bank umum. Dengan semakin ketatnya persaingan PT. Bank Jabar Banten dituntut agar dapat lebih baik mengelola setiap sumber daya yang dimilikinya agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat ini.
6
Tabel 1. 1
Perkembangan Non Performing Loan, Efisiensi Operasional dan Return on Assets (ROA)
Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. Periode 2004-2011
Periode Non Performing Loan
(%)
Efisiensi Operasional (BOPO)
(%)
ROA (%)
2004 0.33 79.57 2.55
2005 0.46 78.04 2.88
2006 0.43 80.39 2.38
2007 0.72 79.42 2.40
2008 0.82 75.41 3.14
2009 2.03 77.30 3.04
2010 1.76 77.11 2.81
2011 1.17 79.49 2.42
7
Sedangkan yang terjadi pada BOPO pada tahun 2006 dan 2011 mengalami kenaikan yang cukup tinggi yang mengakibatkan menurunnya ROA. Selain itu pada tahun 2010 pada saat tingkat persentase BOPO mengalamu penurunan, akan tetapi tidak diikuti dengan kenaikan ROA, tingkat persentase ROA cenderung mengalami penurunan.
Sehubungan dengan uraian diatas penelitian ini berusaha untuk mengetahui seberapa besar pengaruh risiko kredit dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas pada perbankan. Maka penelitian ini mengambil topik
“PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. BANK JABAR BANTEN Tbk.“
1.2. Identifikasi dan Rumusan Penelitian 1.2.1. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
8
2. Efisiensi Operasional dilihat dengan menggunakan rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) pada tahun 2010 meski terjadi penurunan rasio BOPO akan tetapi tingkat ROA cenderung mengalami penurunan juga. Pada kondisi seharusnya apabila rasio BOPO (rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) mengalami penurunan maka akan memungkinkan tingkat keuntungan (ROA) akan mengalami kenaikan.
1.2.2. Rumusan Masalah
Mengacu pada uraian di atas maka rumusan masalah yang disampaikan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan Risiko Kredit Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. 2. Bagaimana perkembangan Efisiensi Operasional Pada PT. Bank Jabar
Banten Tbk.
3. Bagaimana perkembangan Profitabilitas Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. 4. Seberapa besar pengaruh Risiko Kredit dan Efisiensi Operasional terhadap
Profitabilitas secara parsial dan simultan Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
9
1.3.2. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan Risiko Kredit Pada
PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan Efisiensi Operasional
Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
Untuk mengetahui dan menganalisis perkembangan Profitabilitas Pada PT.
Bank Jabar Banten Tbk.
Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh Risiko Kredit dan
Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas secara parsial dan simultan Pada PT. Bank Jabar Banten Tbk.
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Praktis
Bagi perusahaan, dengan adanya penelitian ini bisa menjadi dasar bagi
perusahan untuk mengidentifikasi pengaruh risiko kredit dan efisiensi operasional dalam meningkatkan profitabilitas.
Memberikan informasi tentang pengaruh risiko kredit dan efisiensi
operasional kepada perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas.
1.4.2. Kegunaan Akademis
Bagi pengembangan ilmu manajemen keuangan sebagai referensi terkait
10
Bagi peneliti lain sebagai bahan referensi bagi peneliti yang ingin
mengkaji dalam bidang yang sama.
1.5. Lokasi dan waktu penelitian
[image:59.595.107.559.360.670.2]Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Jabar Banten Tbk. sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan bulan Juli 2012.
Tabel 1. 2
Waktu Penelitian
No Bulan Maret '12 April '12 Mei '12 Juni '12 Juli '12 Agustus '12 Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pengumpulan Data
3 Penyusunan UP
4 Presentasi UP
5 Pelaksanaan Penelitian
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Risiko Kredit
2.1.1.1. Konsep Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak mampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dan dijadwalkan (Dahlan Siamat, 1999:83)
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:24) risiko kredit bermasalah merupakan risiko yang timbul sebagai akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan nasabah (debitur) kredit.
Salah satu risiko yang dihadapi oleh bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada debitur atau disebut dengan resiko kredit. Menurut Dahlan Siamat (2004:92) risiko kredit merupakan : “Suatu risiko akibat kegagalan atau ketidak mampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah
12
loan. Non performing loan (NPL) adalah kredit yang bermasalah dimana debitur tidak dapat memenuhi pembayaran tunggakan peminjaman dan bunga dalam jangka waktu yang telah disepakati dalam perjanjian.
Dalam praktik perbankan sehari-hari, pengertian kredit bermasalah adalah kredit-kredit yang kategori kolektibilitasnya masuk dalam kriteria kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet (Lukman Dendawijaya, 2009: 82). Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001, NPL dapat dihitung dengan rumus :
=
2.1.1.2. Penyebab Terjadinya Risiko kredit (Non Performing Loan)
Risiko kredit menggambarkan suatu situasi, dimana persetujuan pengambilan kredit mengalami risiko kegagalan, bahkan cenderung menuju atau mengalami rugi yang potensial (potential loss). Perlu diketahui adanya anggapan yang salah bahwa risiko kredit selalu disebabkan oleh kesalahan debitur. Kredit berkembang menjadi bermasalah atau risiko kredit dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berasal dari debitur, dari kondisi eksternal, bahkan dari bank pemberi kredit sendiri.
13
1. Karena kesalahan bank
a. Kurang pengecekan terhadap latar belakang calon nasabah.
b. Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan kredit dan sumber pembayaran kembali.
c. Kurang pemahaman terhadap kebutuhan keuangan yang sebenarnya dari calon nasabah dan apa manfaat kredit yang diberikan.
d. Kurang mahir dalam menganalisis laporan keuangan calon nasabah. e. Kurang lengkap mencantumkan syarat-syarat.
f. Terlalu aggresif.
g. Pemberian kelonggaran terlalu banyak. h. Kurang pengalaman dari pejabat kredit.
i. Pejabat kredit mudah dipengaruhi, diintimidasi, atau dipaksa oleh calon nasabah.
j. Keyakinan yang berlebihan.
k. Mengadakan riview, minta laporan, dan menganalisis laporan keuangan serta informasi-informasi kredit lainnya.
l. Kurang mengadakan kontak dengan nasabah. m. Pemberian kredit terlalu banyak tanpa disadari. n. Campur tangan yang berlebihan dari pemilik. o. Peningkatan anggunan kurang sempurna. p. Ada kepentingan pribadi pejabat bank.
14
s. Sikap memudahkan dari pejabat kredit. 2. Karena kesalahan nasabah
a. Nasabah tidak kompeten.
b. Nasabah kurang atau tidak pengalaman.
c. Nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya. d. Nasabah tidak jujur.
e. Nasabah serakah. 3. Faktor eksternal
a. Kondisi perekonomian
b. Perubahan-perubahan peraturan c. Bencana alam.
2.1.2. Efisiensi Operasional
2.1.2.1. Konsep Efisiensi Operasional
15
biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat (Kuncoro, 2002:569).
Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahan perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi dengan efisien. Apabila tingkat profitabilitas rendah maka akan dapat mengakibatkan bank akan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup usaha perbankan. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO (rasio biaya operasional dengan pendapatan operasional).
2.1.2.2. Rasio Efisiensi Operasional A. Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional terdiri atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Menurut Lukman Dendawijaya (2009:111) Pendapatan operasional bank secara terperinci sebagai berikut :
1. Hasil bunga
16
2. Provisi dan komisi
Yang dimasukan ke pos ini adalah provisi dan komisi yang dipungut atau diterima oleh bank dari berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti provisi kredit, provisi transfer, komisi pembelian/penjuala efek-efek, dan lain-lain.
3. Pendapatan valuta asing lainnya.
Yang dimasukan ke pos ini adalah keuntungan yang diperoleh bank dari berbagai transaksi devisa, misalanya selisih krus pembelian/penjuan valuta asing, selisih kurs karena konversi, komisi, dan bungan yang diterima dari bank-bank di luar negeri.
4. Pendapatan lainnya
Yang dimasukan ke pos ini adalah pendapatan lain yang merupakan hasil langsung dari kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan operasional bank yang tidak termasuk ke rekening pendapatan di atas, misalnya dividen yang diterima dari saham yang dimiliki.
B. Biaya Operasional
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:112) yang dimasukan ke pos biaya operasional adalah semua biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha bank yang diperinci sebagai berikut :
1. Biaya bunga
17
2. Biaya valuta asing lainnya.
Yang dimasukan ke pos ini adalah semua biaya yang dikeluarkan bank untuk berbagai transaksi devisa.
3. Biaya tenaga kerja
Yang dimasukan ke pos ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan bank untuk membiayai pegawainya, seperti gaji dan upah, uang lembur, perawatan kesehatan, honorarium komisaris, bantuan untuk pegawai dalam bentuk natura, dan pengeluaran lainnya untuk pegawai.
4. Penyusutan
Yang dimasukan ke pos ini adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan benda-benda tetap dan inventaris.
5. Biaya lainnya
Yang dimasukan ke pos ini adalah baiaya lainnya yang merupakan biaya langsung dari kegiatan usaha bank yang belum termasuk ke pos biaya di atas, misalnya premi asuransi/jaminan kredit, sewa gedung kantor/rumah dinas dan alat-alat lainnya, biaya pemeliharaan gedung kantor/rumah dinas dan alat-alat lainnya, dan sebagainya.
Analisis rasio efisiensi operasional menurut Siamat (1993:251-253) menggunakan perhitungan :
18
2. Pendapatan operasional yaitu semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank tersebut antara lain hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan lainnya (deviden yang diterima dari saham yang dimiliki).
Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah perbandingan antara biaya operasi dengan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana (misal dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didasari oleh biaya bunga dan hasil bunga.
2.1.2.3. Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Menurut Veithzal Rivai (2007:722), Rasio biaya operasional dan pendapatan operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban bungan dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Rasio ini dirumuskan dengan :
19
Semakin kecil rasio biaya (beban) operasionalnya akan lebih baik, karena bank yang bersangkutan dapat menutupi biaya (beban) operasional dengan pendapatan operasional.
2.1.3. Profitabilitas
2.1.3.1. Konsep Profitabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas usaha rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan (Kasmir, 2010:297).
Menurut Bernstein (1998 : 568), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dan untuk berkembang menjadi lebih besar. Pada umumnya profitabilitas ini menunjukkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Analisis terhadap profitabilitas suatu perusahaan merupakan analisis yang penting dilakukan karena dengan melakukan analisis profitabilitas dapat mengukur efektivitas penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama periode tertentu.
20
ini sangat penting untuk diamati mengingat keuntungan yang memadai diperlukan untuk mempertahankan arus sumber-sumber modal perusahaan.
Teknik analisis profitabilitas ini melibatkan hubungan antara pos-pos tertentu dalam laporan perhitungan laba rugi untuk memperoleh ukuran-ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai efesiensi dan kemampuan memperoleh laba. Selama ini alat yang lazim digunakan untuk mengukur tingkat laba (profitability ratios) adalah ROS, ROA, dan ROE (Lasher, 1997 :79,83), Mayer, McGuigan, dan Kretlow (2001 : 84), menggunakan rasio-rasio gross profit
margin ratio, the net profit margin ratio, and the return on stockholders’s equity
ratio. Selanjutnya Bodie and Kane (2002 : 611) hanya membagi rasio
profitabilitas menjadi dua, yaitu ROA dan ROE.
Penmen (2001 : 222) membagi kedalam 6 rasio, yaitu gross margin, operating profit margin, income to sales, return on assets, return on equity, dan
deviden payout. Sedangkan menurut Harapan (1998 : 309) rasio-rasio
profitabilitas yang umumnya digunakan dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba adalah :
1. Return on gross sales ( gross profit margin)
Gross profit margin merupakan perbandingan antara selisih Operating
income dengan operating expense dibandingkan terhadap operating income. Rasio
21
banyak digunakan oleh para pemegang saham untuk mengukur kemampuan manajemen didalam mengatur komposisi sumber dana, tinggi rendahnya tingkat suku bunga kredit ataupun tingkat suku bunga dan besar kecilnya presentase pembentukan cadangan debitur. Rumusnya adalah :
= −
2. Return on net sales (net profit margin)
Net profit margin rasio merupakan perbandingan antara laba denga pendapatan operasionalnya dimana rasio ini merupakan indikator untuk mengukur kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan net income dari ke