EDUCATIONAL
AN
D CHARACTER DEVELOPM
ENT
THROUGH
THE
ARTS
AND
CUTIURE
INSTITT]'T
KEGURUAN DAN
ILMU
PENDIDII(AN
Persatuan Guru Repub\ik
lndonesia
WATES
Jl.
KRT.
Kertodiningrat,
No.
5
Margosari,
Pengasih
Kulon
Progo,
DIY Telp:
o274-T7S2Bg
Surat
Keteranep[
PengalihanIzin
Publikasi
Mandiri
Kami
selaku panitia pelaksana kegiatan Seminar Internasional danCall./br
Paper,s'dengan tema"Ecluccttion ctnd Character Developntenl Through The
Arts
and Culture",
5
Desember 2015, diIKIP
PGRI Wates memberikan tzin Pensalihan PublikasiMandiri
secara online artikel dari:Nama Penulis :
Asal
lnstitusi
:Judul
:ISBN
:Ltntlrk dipublikasi
secara
oral
padaPGRI Wates.
Agus Susilo
Pendidikan
Akuntansi FKIP
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
INTEGRASI
NILAI.NILAI
KEARIFAN
LOKAL DALAM
BUDAYA
SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMPERKUAT KARAKTER
SISWA
SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN
secara
Mandiri
oleh yang bersangkutan.Artikel
tersebut telah dipresentasikanSeminar Internasional dan Call
for
Papers tanggal5
Desember 2015di
IKIP
Demikian surat
ini
dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimananya mestinya.Surakarta, 5 Desember
Panitia Pe
EHI>
*WK;i
TNTEGRASI
NILAI.NILAI
KEARTFAN
LOKAL
DALAM
BUD'T\
\
SEKOLAH SEBAGAI UPAYA MEMPERKUAT
KARAKTER SIS\\
I'SEKOLAHMENENGAHATASDANKEJURUN
,
Agus
Susilo(Program studi Pendidikan Akttntansi Fakultas Keguruan dan
Ilmu
Pendidil:';''Jl.
A.
Yani Tromol PosI,
Pabelan, KartasuraTelp 0211-7|74|7.FaxO27.,-715448
S.:'-.**'*
57 | 02 agus' susilo@ums' ac'id
ABSTRACT
khool
as an educational unitplays
an importantrole in
characterbuilding
a'
aspart
of the,o**unii.
In
SIKDIKN;S
Law
No. 20 of200j
thereare three
(3)
tltc'1"matter
contained
,trni,
the school as
an
edttcational
unit'
namely:
(l)
cotts;:deliberate efJbrt;
(2)
create
an
atmosphere-of le,arning,and the
learning
process
learners actively
develop herpotentioi; ond
(51 noun-the
spiritual power of
relig: - ''
control,
personahtl, iniuUign"ie,
noble character,and
skills neededhim' societt"
ti,, "
'
-
- '-'''oun'*rrn
inflw
of
Western cttltur-eln
ti.ne
wtl
alual::-tr::^::'-hnologt mon'
'-increased
juyenile
delinquency and declrnein
moral values and characterof studerlts .,." : :
thus integrating
tite
voiru,
L7brot
kno*lndge into
the school
cultttre
is
an
altet''-'
strengthen the character
as to minim'izeiuneiire
de.linquencyand
theeffort
to
est't:"'
identity of the student , Forms o7 intngrotion of local
kniwledge into
the schoolcttlrtu';
:
-'
done
by:l)
cultiv;rc'one
daywith irg:an
u"guh
Java language; 2)Allowing
shake 17
"'-when students are
in
school"datins;ii
Teaciersin
teaching gives an examplein
acc'-':'
with
the regional c:ontext; a)In thi
piorn:,r, of pembetajran-and interaction atschoolit-:-
'
b
enter the
yalttes
correspondirg
to tin"'ho'octei
developruentof
local knovle';:'
Establish
n*tr, ,roricuhr
)rts
and
cult,re are
not
only
the process ofperforming
;":
oiro inrorporate
local wisdom philosophy ofart
and culture'Kata Kunc
i:
Integrasinilai-kearifan
lokctl-budaya sekolah-karakter siswaA.
Latar
BelakangMasalah
Sekolah
sebagai satuan pendidikan memegang PerananPenting
dalamkarakter siswa sebagai bagian clari masyarakat. Dalam
UU SIKDIKNAS No
20
Tahu:
-terdapat
3
(tiga) pokok
pikiran
utama
yang
terkandung
e1idalamnya mengenai
se'"
sebagai satuan pendidikan,
yaitu: (1)
usaha sadar dan terencana;(2)
mewujudkan
sL:-i-'--belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik
aktif
mengembangkan potensidirinl'
''
---
(3)memilikikekuatanspiritrialkeagarnaan.pengenclaliancliri.kepribadiatl,kccei..l,.-akhlak mulia, seda keterampilan yang diperlukan
dirinya'
tr-rasyarakat' bangsa danNeqar'
LembagapendidikanformalatausekolahdewasainimerupakantempatU.:..-seseofang mendapatkan
pendidikan'
Sekolahdinilai
memberikansunrbangan terbesar
:'--seseorang daram memperoleh pendidikan secara maskimal. pendidikan
-masyarakat
melalui
lembagalembaga pendidikan (sekolah, perguruantinggi,
ataulembaga-lembaga
lain)
dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanyayaitu
pengetahuan,nilai-nilai,
dan keterampi lan-keterampilan(Dwi
Siswoyo, 2007 : I 8)S ekolah-sekolah berstandar internasional dengan segala keunggulannya menggunakan
bahasa
tnggns
sebagai pengantar sehari-haridalam
mendidik
anak
bangsa,bukan
tidakmungkin
menyebabkan kecintaan padanilai
budaya bangsamulai
pudar. Padahal, bahasasebagai
alat
dalam
menyampaikan pernbelajaran sangat
besar
pengaruhnya
terhadappembentukan
karakter
anakdidik
jika
dalam proses pembelajaranyatidak
disisipkan
nilai-nilai
kearifan
lokal.
Materi-materi
pembelajaran cenderung
berorientasi
pada
ilmu
pengetahuan
,,murrdn,
bersandar pada kepentingankognitif
siswa tanpa mencoba menggalikembali kearifan budaya lokal yang diintegrasikan dalam sistem pembelajaran (Rahma
Kurnia
Sri
Utami,
2009).Di
era globalisasi sekarangini
masalah yangpentingyangbanyak
terjadidi
lingkungansekolah Menengah Atas dan Kejuruan adalah terkikisnya identitas kebangsaan. Derasnya arus
globalisasi menyebabkan terkikisnya
nilai-nilai
kebangsaan. Anak-anaklebih
bangga denganbudaya asing daripada budaya bangsanya sendiri. Selain hal tersebut kenakalan remaja
kian
menunjukan angka yang terus
meningkat,
dataBNN
tahun 2Ol4 mnunjukanbahwa
50-60%penguna narkoba
di
Indonesia adalah pelajar dan mahasiswa, dan data hasil bebrbagai surveimenunjukan bahwa
lebih dari
40
%
rernajapemah
melalcukan hubungan seks. Dengankeadaan
yang
sepertiini
perlu
diintegrasikannilai-nilai
kearifanlokal
kepada pesertadidik
dalam budaya sekolah
baik
dalam pembelajaran atau dalam interaksi kesehariandi
sekolahuntuk memperkuat karakter siswa menengah atas dan kejuruan.
B.
Kearifan Lokal,
Budaya
Sekolah danKarakter
SiswaPendidikan berbasis
kearifan
lokal
disampaikanoleh
JamalMa'mur
(2012:30) yang
mengatakan bahwa pendidikan berbasis kearifan
lokal
adalah pendidikan yang memanfaatkankeunggulan
lokal
dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi,ekologi,
dan lain-lairL, yang semuanya bermanfaatbagi
pengembangan kompetensi pesertadidik.
Sekolah berbasis kearifanlokal
memberikan fasilitas kepada siswa untuk mempelajaribudaya
lokal
yang adadi
daerah tinggal. Kegiatan tersebut dapat berupa ekstrakurikuler ataukegiatan sekolah setiap tahunnya.
Made Pidarta mengatakan bahwa pendidikan membuat orang berbudaya (2007:3). Tidak
hanya berupa kegiatan, pada proses pembelajaran bukan hanya menyampaikan budaya kepada
siswa, melainkan lebih kepada menggrmakan budaya tersebut agar siswa menemukan makna,
kreativitas, dan memperoleh pemahaman yang
lebih
mendalam tentangmateri
yang sedangdipelajari. Masing-masing
guru memiliki
kreativitas
untuk
merancangdan
melaksanakanpembelajaran berbasis
kearifan
lokal.
Selainitu,
gurujuga
harusberani
mengambil resikountuk menciptakan proses pembelajaran yang
kreatif'
Nuraini Asriati (2012:111)
mengatakan bahwa bentuk kearifanlokal
dalam masyarakatdapat berupa budaya
(nilai,
norrna, etika, kepercayaan, adat istiadat, hukum adat, danaturan-aturan khusus).
Nilai-nilai
luhur terkait kearifanlokal
ialah:a. Cinta kepada Tuhan, alam semester beserta isinya'
b. Tanggungiawab,
disiplin,
danmandiri'
c. Jujur.
d. Hormat dan santun.
e. Kasih sayang dan Peduli.
f.
Percayadiri,
kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah'g. Keadilan dan kePemimPinan.
h.
Baik
dan rendah hati.i.
Toleransi,cinta damai, dan persatuan.Menurut
Uyoh
Sadulloh.
Dkk
(2006:65)
definisi
budaya
sekolahbelum
diperolehkesatuan pandangan.
Terminologi
budaya sekolah
masih
disamakan dengan"iklim
atauethos,,. Konsep budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan
itu
pada dasarnya sebagai upayauntuk memberikan arah tentang efisiensi lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam
hal
ini
dapat dibedakan
dalam
duahal (1)
lingkungan yang sifatnya alami
sesuai dengan budayasiswa dan guru,
(2)
lingkunganartificial
yang diciptakan oleh guru atauhasil
interaksi antaraguru dengan siswa.
Konsep
kultur
dalam dunia pendidikan berasal darikultur
tempat kerjadi
dunia industri,yaitu
situasi yang memberikan landasan dan arahuntuk
berlangsungnya suatu proses secaraefektif
danefisien (Zamroni,2000:134).
Tilaar,
(2000:67') mengungkapkan Budaya sekolahadalah
nilai-nilai
dominan yang didukung
oleh
sekolah
atau falsafah yang
menuntunkebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk
Asas-asas pengembangan Budaya Sekolah Selain mengacu kepada sejumlah
prinsip
diatas, upaya pengembangan budaya sekolah
juga
seyogyarryaberpegang pada asas-asasberikut
ini:
Kedasama
trm (team v'ork\.
Pada
dasamya sebuahkomunitas sekolah
merupakansebuah tim/kumpulan
individu
yang bekerja sama untuk mencapaitujuan"
a.
Kemampuan. Menunjuk pada kemampuan untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabpada ting!<at kelas atau sekolatr"
b.
Keinginan. Keinginan
di
sini
merujuk
pada kemauan atau kerelaanuntuk
melakukan tugas danc.
Kegembiraan (happiness).Nilai
kegembiraanini
harusdimiliki
oleh
seluruh personilsekolah dengan harapan kegembiraan yang
kita
miliki
akan berimplikasi pada lingkungandan
iklim
sekolah yang ramah dan menumbuhkan perasaan puas, nyaman, bahagia danbangga sebagai bagian dari personil sekolah.
d.
Hormat
(respect).
Rasahormat
merupakannilai
yang
memperlihatkan
penghargaankepada siapa saja
baik
dalam lingkungan sekolah maupun dengan
stakeholderspendidikan lainnya.
e.
hjur
(honesry).Nilai
kejujuran merupakannilai
yang paling mendasar dalam ling!<ungansekolah, baik kejujuran pada
diri
sendiri maupun kejujuran kepada orang lain"f.
Disiplin
(discipline).Disiplin
merupakan suatu bentuk ketaatan pada peraturan dan sanksiyang berlaku dalam lingkungan sekolah.
Setiap orang mernerlukan kompetensi tertentu
untuk
sukses dalam dunia kerja maupundalam kehidupan pribadinya. Berdasarkan survei yang dilakukanflya, Ruben dan DeAngelis
(Tim
Program
Hibah
Kompetisi
Berbasis
Institusi
Universitas Udayana,
2010)mengidentifikasi kompetensi atau karakter yang diperlukan seseorang
untuk
suksesdi
duniakerja
maupun dalam
kehidupan
pribadinya.
Karakter-karakter tersebut adalah
karakterpersonal, sosial, dan karakter organisasi. Sementara menurut Pulliam (2008), kompetensi yaog
paling
dikehendakidunia
kerja
adalah kompetensi berkomunikasi,kejujuran,
keterampilaninterpersonal,
memiliki
motivasi/inisiatifl
memiliki
etika kerja yang kuat, bekerja dalamtim,
berpikir
analitis, fleksibilitas/adaptibilitas, dan berorientasi pada ketelitian (detail oriented).Hasil
surveiNACE USA (Tim
Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi UniversitasUdayana,
2010)
juga
menyebutkan14
kompetensi ataukarakteristik yang harus
dimiliki
individu untuk
sukses
dalam dunia
kerja.
Kompetensi-kompetensi
atau
karakteristik-karakteristik tersebut
adalah
kernampuankomunikasi,
kejujuran/integritas,
kemampuanbekerja
sama, kemampuan interpersonal, beretika,memiliki motivasi/inisiatif
kemampuanberadaptasi, daya analitik, penguasaan komputer. kemampuan berorganisasi, berorientasi pada
kedetailan, kemimpinan, kepercayaan
diri,
dan ramah.Berbagai karakter
lang
diuraikandi
atas hendaknya dijadikan acuan dalam melaksanakanpembelajaran yang rnemungkinkan tumbuhnya berbagai karakter tersebut. Harus diakui jika
karakter-karakter tersebut belum dikembangkan secara optimal
di
sekolah. Memang,hal
itu
tidak terdapatsecara eksplisit
di
kurikulum sekolah. Namunperlu
dipahami bahwa kurikulum bukan sekadarkompilasi
dari
sejumlah mata pelajaran. Kurikulum merupakan rencana perjalanan edukatif yangdisusun untuk mengantarkan peserta didik ke tujuan tertentu yang telah dirumuskan (Buchori, 2000)-Seharusnya, kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat mengintegrasikan berbagai kecakapan atau karakter tersebut.
C.
Integrasi Kearifan Lokal, Integrasi Kearifaan Lokal,
Budaya
Sekolahdan
Karakter
Siswa
Berdasarkan paparufi diatas masukya budaya
barat seiring
dengan kemajuan teknologibanyak
menyebabkanmeningkatnya kenakalan
remaja dan
menurunya
nilai
moral
dankarakter
siswadalam
keseharianya, dengandemikian
mengintegrasikannilai-nilai
kearifanlokal
kedalam budaya sekolah adalah satu alternatif untuk memperkuat karakter sebagai upayamerninimalisir
kenakalanremaja dan upaya
membentukjati diri
siswa.
Bentuk
integrasikearifan
lokal
kedalam budaya sekolah dapat dilakukan dengan cara:a.
Membudayakan satu hari berbahasa jawa dengan ungah unguh;Berbahasa Jawa ada
istilah
tata krama atautingkat
penuturan pada bahasa Jawa, yangberpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian
seseorang.Hal
ini
penting
bagtpengembangan
karakter,
karena
bahasaJawa
sarat
dengannilai-nilai
luhur
budayapelajaran tentang
sopilt
santun, tata krama, tuntutan agar selalu mawasdiri,
rendahdiri,
serta
hormat dan
menghargaiorang
lain
terutama terhadaporang yang
lebih tua
danberkedudukan lebih
tinggi.
Dengan isi bahasajawa
yang mengadung hal tersebut sekolahperlu
membudayakanpaling
tidak
satu
hari
berbahasajawa
secaramenyeluruh
danterintegrasi mualai
dari
percakapan diluarjam
pelajaran dan dalam penyampaian prosespembelajaran
b.
Membiasakan salaman pagi ketika siswa datang disekolahTradisi
salamanpagi
harus terus
dikembangkandi
sekolah-sekolah.Para
guru
wajib
menyambut para peserta
didiknya
yang tibadi
sekolah.Ini
merupakan sebuah apresiasiyang
tidak
akan pernah ada dalamkurikulum kita.
Budayaini
terus berkembang melaluihidden curriculum yang
dikembangkanmelalui budaya
sekolah(school
culture)
yang
tetap eksis dan terus
dilestarikan.
Tradisi
bersalamantak
akan
punah
apabila
parapendidik
memahami akan
kebermanfaatan salamanpagi.
Manfaat
paling
terasa daritraclisi salaman
pagi
adaiah membuat paraguru lebih
tahudari
awal, mana siswa yangteiah
siap belajar, dan mana siswa yangbelum
siap belajar, serta dengan salaman pagiakan mengajarkan
tata
ungah ungguh, sopan santun danmenghrrtati
antayang
rnuda(siswa)
denganyang
lebih
tua (guru).
Dengan adanya pembiasaan salatnanpagi
akanterlihat
ada senyuman manisdi bibir
yang seolah mengatakan,"saya sudah siap belajarhari
ini.
Tradisi
salamanpagi
akanmampu
membuat para penyelenggara pendidikanmenyiapkan
55
datam kesehariannyadi
sekolah'Ada
sen)nrm'sap4
sabar'syukur dan
sehat.Membuatparapesertadidikmerasaterperhatikan'darimulaikedatangandirumah
keduanYa Yang menyenangkan'
c.
Guru dalam mengajar memberikan contoh yang sesuai dengan kontekskedaerahan
Dalam proses pembeljaran yang berlangsung disekolah banyak
kita jumpai
bahwa gurudalam mengajarkan
materi
pelajaran hanya menyampaikanmateri
pembelajaransecara
tekstual sehingga siswa hanya disuguhkan dengan materi dan contoh-contoh yang
umum
danbahkanabstraksertabelumdiketahuiolehsiswa.Denganmengaplikasikankontek
memasukan
konteks
kedaerahaandalam
pembelajranguru
dapat memasukan
contoh-contoh kontekstual yang ada
di
daerah sekitar tempat tinggal siswa, dengan demikianjika
pembelajaran diarakhan kearah kontekstual siswa akan dapat dengan mudah memahami
dan
menglrargai apa
yaug
adadalam
lingt<unanya' sehingga
rasa
memiliki
dan
melastarikan sera mengembangkan apa
yafigada
di
daeahnya akan tertanam dalamdiri
siswa,
d.
Dalam
proses
pernbelajarandan
interaksi
di
sekolah
guru
memasukannilai-nilai
pengernbangan karakter yang sesuai dengan kearifan
lokal
selain mernberikan pembelajaran yang kontekstual guru dalam proses pembelajaran
perlu
memasukan
nilai-nilai
karakter, karenapenyelenggaraan pendidikan dituntutuntuk
dapatmengernbang!<an aspek
nilai
dan sikap bertanggungjawa
dalam konteks sosial'Upaya
demikiandisampingperlukemauanyangkuatjugaperluadanyarancanganpembelajaran
yangsesuaidengantipeisimaupuntujuanpembelajaran.Untukitumakadiperlukan
suatumodelpembelajarandandesainyangbernilaidankarakter.Dengandemikianguru
harusmendesainpembelajaranyangdapatmelibatkansiswadangurudalaminteraksi
untuk
membentuk kernampuankomunikasi, kejujuran/integritas,
kemampuanbekerja
sama, kemampuan interpersonal,
beretika,
memiliki
motivasi/inisiatif'
kemampuan
beradaptas
i,
dayaanalitik, penguasaan komputer, kernampuan berorganisasi' berorientasipada kedetailan, kernimpinan' kepercayaan
diri'
dan ramah'e.
Membentuk ekstrakulikuler
seni budaya yang bukan hanya mengolah senipertunjukan
akantetapijugamemasukanfilosofikearifarrlokalsenibudaya
Ekstrakulikulerdisekolahsaatiniadalsebuahkeharusanyangharusditerapkanguna
untuk mengembangkan dan mewadahi
minat
serta bakat siswa, akan tetapi banyak ekstrakulikuleryangdilaksanakandisekolahhanyamengejarorientasihasilfisikyang
dibuktikan
dengan
mengikuti
kejuaraan
atau
lomba-lornba'
seyogyanya
dalam,-/
ekstrakulikuler siswa
juga
diajarkanfilosofi
yang tersirat dalam kegiatan ekstrakulikulertersebut.
D.
Simpulan
Masukya
budaya
barat seiring
dengan kemajuan
teknologi banyak
menyebabkanmeningkatnya kenakalan remaja
dan
menurunya
nilai
moral dan karakter siswa
dalamkeseharianya, dengan demikian mengintegrasikan
nilai-nilai
kearifan
lokal
kedalam budayasekolah
adalahsatu
alternatif untuk
memperkuatkarakter
sebagaiupaya meminimalisir
kenakalan remaja dan upaya membentuk
jati
diri
siswa. Karena dengan mengintegrasikannilai-nilai
kearifanlokal
kedalam yang mencerminkan kegembiraan, hormat,jujur,
disiplin
kedalam budaya sekolah akan dapat
membetuk
karakter siswa
yang
akan
memberikankemampuan
komunikasi,
kejujuran/integritas, kemampuan
bekerja
sElma, kemampuaninterpersonal,
beretika,
memiliki motivasi/inisiatif
kernampuan beradaptasi, daya analitik,penguasaan komputer, kemampuan berorganisasi, berorientasi pada kedetailan, kemimpinan,
kepercayaan
diri,
dan ramah.Bentuk integrasi kearifan lokal kedalam budaya sekolah dapat dilakukan dengan cara: 1)
membudayakan
I
hari
berbahasajawa
dengan ungah unguh;2)
Membiasakan salaman pagiketika
siswa dating disekolah;
3)
Guru
dalam
mengajar mernberikancontoh yang
sesuaidengan
konteks
kedaerahan;4)
Dalam
proses pembelajrandan interaksi
di
sekolah gurumemasukan
nilai-nilai
pengembangankarakter
yang
sesuai dengan
kearifan
lokal;
5)Membentuk ekstra
kulikuler
seni budaya yangbukan hanya mengolah seni pertunjukan akan.tetapi juga memasukan
filosofi
kearifanlokal
seni budaya.DAFTAR PUSTAKA
UU
Sisdiknas. 2003. "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional" (onlirre), wwtv.inherent. dikti. net /files/ sisdiknrts.pdf , (diakses tanggal
12 November 2015 Jam 20.30 WIB)
Dwi
Siswoyodkk.
2007.Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta:IINY
Press.Rahma
Kurnia
Sri
Utami.
2009.
"Inovasi
Pembelajaran
Berbasis
BudayaLoka1"(online)
(diaksestanggal
2
Novernber 2015jam
20.40WiB)
Jamal
Ma'mur.
(2012). Pendidiknn berbasis keunggulan lokal. Yogyakarta:DIVA
Press.Made Pidarta. (2007). Landasan Kependidikan.Iakarta: PT Rineka Cipta.
t".
NurainiAsriati.(2012).MengernbangkanKarakterPesertaDidikBerbasisKearifanLokal
Melalui
pembelajarandi
sekotui.
lurnrt
Pendidikansosiologi danHumaniora' 2(rrr)'
Hlm.
106-119.Tim Program Hibah Kompetisi Berbasis Institusi universitas udayana' 2OlO'
Konsep- Pengembangan
panduan Evaluasi Pengembans*
i,i
Xtll
Mahasiswi melalui proses Pembelaiaran di (Jnivers itas idoy ono' Uiayana: Universitas Udayana Bali'pullianr,
M.G.
(2008).
skill
Employer
Seek' career corner' Exelsior college'
[online]'Tersedia:http:iwww.excelsior.edi/Ex"itrirr-Cotlege/P-ublications/Skills Employers-f,eekJ6
.pdf. (dial<.ses tanggal2 Novernber 2015 jam
2l'40
WIB)
Buchori,M.2000.PerananPendidikandalamPembentukanBudayaPotitikdilndonesia.Makalah
Seminar Nasional berjudul
"qoo VuJi,
Pendidikan di Indonesia" yang diselenggarakan olehUniversitasSanataDharmaYogyakartapada2|_23Agustus2000.
ts
=
t-l F< '4F
a
M Lr a qi C) ! cda
6) L-..t i)F
C) t< {-)U
i(h cg()ar'y
6) L.,i
s€
SH
=oo
EF
q,;
H!2
gd€Ft
>FIOa-> n4 c-l
-v!
I
+..,lr
.o
eO5'o
$< -_i. F C-)
Ctr Ii NHvq
=1.= O'
utPa
EOH.:i
tLr -) !6.i
C0E
ao
rrl LU -
-H-nv
L,)?1 H
-liir
F$(s
E
oaa
trt
'Ecd t<
co
lioa#
O()
FiJo
+) +)H
n Vt t\a=rH-17-\
.8"
d
l,
'5Frl
i- - t-7
o
AA
? a
trl
TJ
DU)
E
UTJi
C)Fr
;.Li (? to No
N N It N No
p
d q o o ! t! @ o o IEi
El q q tap
d q a 0, (E 3 Ec
c
.t('.
i
i
3F
F
a
B
r!
t-l tsz
ao ,a)
0)\J t.dotr
f(s
E
c->