PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fisika
Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia
oleh
Ismiara Indah Ismail NIM 1105311
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA
PADA MATERI LISTRIK DINAMIS
Oleh
Ismiara Indah Ismail
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ismiara Indah Ismail 2015 Universitas Pendidikan indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA
PADA MATERI LISTRIK DINAMIS”
oleh
Ismiara Indah Ismail NIM. 1105311
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Achmad Samsudin, S.Pd., M. Pd. NIP. 198310072008121004
Pembimbing II
Endi Suhendi, S.Si., M.Si. NIP. 197905012003121001
Mengetahui,
Kuasa Ketua Departemen Pendidikan Fisika
Sekretaris Departemen Pendidikan Fisika
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI
MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Ismiara Indah Ismail, NIM. 1105311 Pembimbing I : Achmad Samsudin, M.Pd
Pembimbing II : Endi Suhendi, M.Si
Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI tahun 2015
ABSTRAK
Miskonsepsi merupakan pemahaman suatu konsep yang diyakini secara kuat namun konsep yang diyakini tidak sesuai dengan konsep-konsep ilmiah para ahli. Miskonsepsi apabila tidak diperbaiki akan memahami salah konsep selamanya. Sehingga, miskonsepsi dipandang penting untuk diubah agar tidak merusak pemahaman konsep selanjutnya. Untuk mengatasi miskonsepsi diperlukan model pembelajaran dengan student centered, seperti cooperative learning. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penerapan pembelajaran PDEODE dengan bantuan simulasi komputer untuk mengurangi miskonsepsi siswa. Pembelajaran PDEODE dilakukan agar siswa dapat berdiskusi untuk saling berpendapat terkait pemahaman konsepnya, sehingga siswa dapat membangun konsep sendiri. Pembelajaran dibantu dengan simulasi komputer sebagai media pembelajaran untuk menggambarkan fenomena atau keadaan yang abstrak dan sulit untuk dijelaskan. Penelitian dengan metode quasi experiment jenis Pre test and Post test Group Design ini menggunakan sampel 26 siswa pada salah satu SMAN di Kota Cimahi secara purposive sample. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa profil konsepsi siswa melalui hasil Four Tier Test pada pembelajaran listrik dinamis menunjukan siswa yang paham konsep sebesar 16,21%, yang berpeluang mengalami miskonsepsi 41,76%, tidak paham konsep 39,84%, dan error 2,20% untuk pretest. Setelah diberikan pembelajaran, kategori tertinggi pada hasil posttest adalah 46,70% untuk siswa paham konsep, yang berpeluang mengalami miskonsepsi 34,61%, tidak paham konsep 15,66% , dan error 3,02%. Secara perhitungan adopsi gain yang dinormalisasi (n-gain), pengurangan miskonsepsi siswa setelah pembelajaran PDEODE dengan diterapkan simulasi komputer sebagai media pembelajaran adalah 0,21 dan memenuhi kategori rendah. Beberapa hasil pengurangan miskonsepsi setiap sub pokok materi didapat 17,31% pengurangan miskonsepsi pada sub materi arus, 11,54% pada sub materi beda potensial, 3,85% pada sub materi rangkaian listrik tertutup, 3,85% pada sub materi hambatan, serta 1,54% pada sub materi arus pada rangkaian seri dan paralel.
Ismiara Indah Ismail, 2015
IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING PDEODE WITH COMPUTER SIMULATION FOR DECREASING MISCONCEPTION
STUDENT ON DYNAMIC ELECTRIC CONCEPT
Ismiara Indah Ismail, NIM. 1105311 Supervisor I : Achmad Samsudin, M. Pd
Supervisor II : Endi Suhendi, M.Si
Department of Physics Education FPMIPA UPI 2015
ABSTRACT
The misconception is the understanding of a concept that is believed to be strongly but the concept is believed to be incompatible with the concepts of scientific experts. A misconception if not corrected would understand the concept of wrong forever. So, the misconception is viewed essential to modified to not damage the understanding further. To overcome misconception needed model of learning with student centered, such as cooperative learning. The aim of this research was to see the implementation of PDEODE learning with the help of computer simulations to reduce misconceptions students. PDEODE learning is done so that the students can discuss for mutual understanding of the related concept, argued so that students can build their own concept. Assisted learning with computer simulations as learning media to describe the phenomenon or circumstance that is abstract and difficult to explain. Research with method quasi experiment type Pre test and Post test Group Design this using a sample of 26 students at one of SMAN in Cimahi in purposive sample. Research results revealed that the profile of the conception of the students through the Four Tier Test results to the study of dynamic electrical showed students who understand the concept of 16,21%, the chance of experiencing the misconception 41,76%, 39,84% don't understand the concept, and the error is 2.20% to pretest. After a given learning, the highest category on the posttest results is 46,70% for students understand concepts, which have the privilege of experiencing the misconception 34,61%, don't understand the concept of 15,66% and 3.02% error. In the calculation adoption of the gain that is normalized (n-gain), reduction of the misconceptions students after learning of PDEODE with applied computer simulations as a medium of instruction was 0.21 and meets the low category. Some of the results of the reduction of the principal amount of each sub concept misconception gained 17.31% reduction misconception of current on the sub, 11,54% in sub concept potential difference, 3.85% on electrical circuit closed sub concept, 3.85% in sub concept barriers, as well as 1.54% in sub concept current in series and parallel.
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI LISTRIK DINAMIS ... 8
A. Pembelajaran Kooperatif PDEODE ... 8
B. Simulasi Komputer ... 11
C. Miskonsepsi ... 15
1. Definisi Miskonsepsi ... 15
Ismiara Indah Ismail, 2015
D. Listrik Dinamis ... 22
1. Besaran-Besaran Listrik dan Hukum Ohm ... 22
2. Rangkaian Hambatan Listrik ... 24
3. Hukum Kirchoff ... 27
E. Hubungan Simulasi Komputer terhadap Pembelajaran Kooperatif PDEODE untuk Mengurangi Miskonsepsi ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Metode dan Desain Penelitian ... 31
B. Prosedur Penelitian ... 31
C. Instrumen Penelitian ... 36
D. Teknik Analisis Instrumen ... 37
E. Teknik Pengolahan Data ... 43
F. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Keterlaksanaan penerapan simulasi komputer melalui pembelajaran kooperatif PDEODE untuk mengurangi miskonsepsi siswa pada konsep listrik dinamis ... 46
1. Pertemuan Pertama ... 47
2. Pertemuan Kedua ... 48
3. Keterlaksanaan Penerapan Simulasi Komputer pada Model Pembelajaran PDEODE ... 50
B. Profil Konsepsi Siswa SMA pada Materi Listrik Dinamis ... 58
C. Pengurangan Miskonsepsi Siswa Setelah Pembelajaran PDEODE dengan Diterapkan Simulasi Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 65
1. Pengurangan Miskonsepsi Secara Umum ... 66
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan dasar dari karakter anak bangsa, jika bermutu
baik maka akan menciptakan sebuah negara dengan generasi yang baik.
Pendidikan di Indonesia, khususnya di bidang sains dinilai rendah
berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment (PISA)
pada tahun 2012 dengan menempati peringkat ke 64 dari 65 negara yang
berpartisipasi (OECD, 2012). Salah satu penyebab rendahnya pendidikan di
Indonesia adalah pemahaman siswa yang kurang baik.
Pendidikan di Indonesia berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang di dalamnya
memuat ketentuan delapan standar, yaitu standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan, yang berfungsi sebagai dasar perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan
nasional yang bermutu. Sesuai dengan yang terdapat di dalam standar isi
kurikulum, sekolah umumnya dan guru mata pelajaran khususnya harus
mampu mengikuti dan merancang strategi pembelajaran yang sesuai agar
tidak mengalami miskonsepsi sehingga karakteristik peserta didik mampu
mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
Ilmu fisika berhubungan dengan segala fenomena yang terjadi di
kehidupan. Pada dasarnya hakikat fisika sama dengan hakikat sains, yakni
fisika sebagai produk, fisika sebagai proses, dan fisika sebagai sikap. Tujuan
dari pelajaran fisika diantaranya memiliki kemampuan untuk
mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala dan fenomena
alam, serta meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya (Depdiknas,
2
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diterapkan dalam memecahkan masalah kehidupan, maupun sebagai dasar ke
jenjang selanjutnya.
Namun pemahaman konsep yang dimiliki siswa masih kurang, salah
satunya dikarenakan siswa mengalami miskonsepsi. Berdasarkan studi
literatur, cukup banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dalam
pembelajaran fisika, seperti pada konsep mekanika, listrik dan magnet, optik
dan gelombang, suhu dan kalor, dan fisika modern. Miskonsepsi dapat
dikatakan sebagai pemahaman bawaan, kepercayaan non-ilmiah, teori naif,
campuran konsepsi yang tidak benar atau kesalahpahaman konseptual (Ali
Alwan, 2011). Hal tersebut diyakini bahwa sebagian besar miskonsepsi
berasal dari pengalaman sehari-hari. Adapun penyebab miskonsepsi dapat
berasal dari diri sendiri maupun dari cara pengajaran guru di sekolah
(Suparno, 2005).
Menurut Umit Turgut (2011), penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa cukup banyak siswa memiliki kesalahpahaman tentang
arus listrik konsep, salah satunya siswa tidak bisa membedakan antara
beberapa konsep seperti beda potensial, arus, dan energi. Berdasarkan
penelitian lainnya oleh Siti Mulyatun (2014), didapat beberapa miskonsepsi
mengenai konsep listrik, diantaranya sebagai berikut.
1) Penambahan baterai yang disusun seri dapat menambah jumlah elektron
pada rangkaian
2) Elektron berubah menjadi cahaya saat melewati filamen lampu yang
sedang menyala
3) Besar beda potensial diantara kedua ujung-ujung baterai nilainya dapat
berubah bergantung pada nilai arus yang melewatinya
4) Beda potensial antara ujung-ujung rangkaian terbuka sama dengan nol
5) Setiap rangkaian yang tersusun oleh kabel, lampu, dan baterai pasti dapat
menyalakan lampu
6) Hambatan yang diubah pada rangkaian seri hanya mempengaruhi arus
dalam komponen sesudahnya dan tidak sebelumnya
8) Kuat arus listrik pada titik dalam suatu rangkaian seri nilainya bergantung
pada jaraknya terhadap kutub-kutub baterai
9) Penambahan baterai yang dipasang seri atau paralel bisa menambah
tegangan dan arus sehingga lampu menjadi lebih terang
Sehubungan dengan uraian tersebut, maka diperlukan tes diagnostik
untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang dialami siswa pada konsep listrik
dinamis. Tes diagnostik dapat dilakukan dengan salah satu tes miskonsepsi
dengan bentuk Four Tier Test. Four Tier Test merupakan pengembangan dari
three tier test yang dipadukan dengan Confidence Rating (tingkat keyakinan)
pada alasan jawaban, sehingga terpisah dengan tingkat keyakinan jawaban
pengetahuan. Dalam pengembangan Caleon & Subramaniam (2010), Four
Tier Test menggunakan 4 tahap, yaitu tes pengetahuan berupa pilihan ganda
pada tahap pertama, lalu pada tahap kedua yaitu tingkat keyakinan siswa pada
jawaban tahap pertama yakni tes pengetahuan dengan pilihan yakin dan tidak
yakin, selanjutnya tahap ketiga adalah tes kedua berupa pilihan ganda semi
tertutup yang berisi alasan siswa menjawab pertanyaan pada tahap pertama,
dan tahap keempat tingkat keyakinan siswa untuk jawaban tahap ketiga
dengan pilihan yakin dan tidak yakin.
Sesuai dengan uraian permasalahan tersebut dan kurikulum yang berlaku,
pemerintah menekankan untuk menerapkan metode ilmiah dan penerapan
model yang berpusat pada siswa (student centered) dengan penanaman segi
pendidikan karakter yang tidak boleh dihilangkan. Untuk mengatasi
miskonsepsi diperlukan pembelajaran dengan model pembelajaran yang
berbeda, seperti cooperative learning metode peta konsep, demonstrasi,
analogi, hand’s on, ataupun teks-teks refutational (Umit Turgut, 2011).
Pembelajaran kooperatif mengajak siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran, sehingga siswa dapat mencari dan membangun sendiri
pemahaman konsep-konsep pada materi lisrik dinamis. Selain dapat
membangun konsep sendiri, pembelajaran kooperatif menuntut siswa
bersama kelompok untuk saling mengkoreksi pemahaman.
Pembelajaran kooperatif memiliki berbagai tipe, diantaranya Two Stray
4
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagainya. Namun model pembelajaran kooperatif tipe PDEODE merupakan
pembelajaran yang dianggap cocok untuk digunakan karena siswa dapat
berdiskusi untuk saling berpendapat terkait pemahaman konsepnya sehingga
dapat membangun konsep sendiri. Metode pembelajaran PDEODE melalui
enam tahap, yaitu prediction (prediksi), discuss (diskusi), explain
(penjelasan), observation (observasi), discuss (diskusi), dan explanation
(penjelasan). Pembelajaran dengan PDEODE dapat menarik ide dan
penjelasan yang berkaitan dengan fenomena-fenomena yang dapat diuji dan
diobservasi. Pembelajaran PDEODE dikatakan cocok, karena dalam proses
prediksi peserta didik diberi kebebasan seluas-luasanya menyusun dugaan
beserta alasannya, sehingga dapat diketahui ada tidaknya miskonsepsi pada
peserta didik, sebagaimana permasalahan yang dipaparkan harus mengetahui
miskonsepsi yang dialami oleh siswa.
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengurangi miskonsepsi siswa, melalui pembelajaran kooperatif
PDEODE agar membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
melatih siswa berkomunikasi. Pembelajaran juga akan dibantu dengan
simulasi komputer untuk menjelaskan pembelajaran yang dirasa ambigu
apabila hanya dijelaskan dengan kata-kata atau bersifat abstrak. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan penelitian dengan judul, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif PDEODE Berbantuan Simulasi Komputer untuk Mengurangi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Listrik Dinamis”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan ke dalam beberapa
pertanyaan, diantaranya:
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif PDEODE berbantuan
simulasi komputer untuk mengurangi miskonsepsi siswa pada materi
listrik dinamis?
3. Bagaimana pengurangan miskonsepsi siswa setelah diterapkan
pembelajaran kooperatif PDEODE berbantuan simulasi komputer sebagai
media pembelajaran?
Adapun variabel yang terkait dengan penelitian, yaitu:
1. Variabel bebas
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe PDEODE berbantuan simulasi
komputer pada materi listrik dinamis
2. Variabel terikat
Miskonsepsi siswa pada materi listrik dinamis
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, penelitian ini
memiliki tujuan yaitu sebagai berikut.
1. Memperoleh gambaran tentang keterlaksanaan pembelajaran kooperatif
PDEODE berbantuan simulasi komputer untuk mengurangi miskonsepsi
siswa pada materi listrik dinamis
2. Memperoleh gambaran profil konsepsi siswa SMA pada materi listrik
dinamis
3. Memperoleh hasil pengurangan miskonsepsi siswa setelah diterapkan
pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi komputer sebagai media
pembelajaran
D. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan, peneliti mengharapkan solusi dari penelitian ini
dapat bermanfaat bagi:
1. Segi Teori
Membantu peneliti mendapatkan referensi baru terkait berbagai metode
pembelajaran yang efektif terhadap upaya mengurangi miskonsepsi siswa.
2. Segi Kebijakan
Menjadikan salah satu pelengkap dalam metode pembelajaran agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran terutama dalam
6
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Segi Praktik
Membantu siswa untuk memahami materi fisika yang sulit
dipahami/abstrak menjadi lebih mudah dipahami dan lebih terasa
keilmuannya ketika membangun konsep secara mandiri.
4. Segi Isu dan Aksi Sosial
Memiliki data empiris terkait pengaruh metode pembelajaran berbantuan
simulasi komputer terhadap miskonsepsi siswa pada materi fisika sebagai
efektivitas dari produk pembelajaran yang telah dibuat.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam
struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya. Adapun
sistematika yang digunakan penulis berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah
Universitas Pendidikan Indoneseia (UPI) 2014. Struktur organisasi skripsi
tersebut disusun sebagai berikut.
1. Bab I Pendahuluan
Merupakan bagian awal dari skripsi yangmenguraikan latar belakang
penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran PDEODE dengan
simulasi komputer untuk mengurangi miskonsepsi, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II Pembelajaran Kooperatif PDEODE Berbantuan Simulasi
Komputer Untuk Mengurangi Miskonsepsi Listrik Dinamis
Berisi tentang kajian teori-teori tentang pembelajaran PDEODE, simulasi
komputer, miskonsepsi, konsep-konsep pada listrik dinamis, dan
hubungan dari keempat teori tersebut.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III berisi deskripsi mengenai metode dan desain penelitian, prosedur
penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, teknik
4. Bab IV Hasil dan Pembahasan
Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai
meliputi analisis keterlaksanaan pembelajaran kooperatif PDEODE
berbantuan simulasi komputer untuk mengurangi miskonsepsi siswa pada
konsep listrik dinamis, profil konsepsi siswa SMA pada materi listrik
dinamis, dan pengurangan miskonsepsi siswa setelah diterapkan
pembelajaran PDEODE berbantuan simulasi komputer.
5. Bab V Simpulan dan Saran
Bab yang menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari
31
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
metode kuasi eksperimen. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam
penelitian ini karena tidak mungkin untuk mengontrol faktor-faktor
variabel yang dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Tujuan
penggunaan metode kuasi eksperimen adalah memperoleh informasi yang
dapat diperoleh dengan metode eksperimen dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan (Panggabean, 1996, hlm. 21)
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantiatif dengan jenis desain penelitian Pre Experimental
Design (Quasi Experiment), Pre test and Post test Group Design.
Kelas Tes awal
O : Instrumen (Four Tier Test untuk mengukur miskonsepsi siswa)
X : Perlakuan dengan penerapan simulasi komputer melalui
pembelajaran kooperatif
Pretest dan posttest dilakukan untuk mencari pengaruh perlakuan pada
pembelajaran kooperatif PDEODE yang menerapkan simulasi komputer
terhadap pengurangan miskonsepsi siswa. Perbedaan signifikan antara
pretest dan posttest diasumsikan sebagai efek treatment (Arikunto, 2006,
hlm. 85)
B.Prosedur Penelitian
Agar langkah penelitian dapat berlangsung efektif, maka perlu disusun
tahapan penelitian. Beberapa tahap yang akan dilakukan, yaitu sebagai
a. Tahap Pendahuluan
1) Menentukan materi penelitian
2) Menentukan sekolah sebagai lokasi dan subjek pelaksanaan
penelitian
3) Menentukan metode penelitian yang akan digunakan
b. Tahap Penyusunan Tes Diagnosis Miskonsepsi dan Pembelajaran
1) Menganalisis kurikulum dan materi ajar listrik dinamis fisika SMA
2) Menelaah tes diagnosis miskonsepsi dari berbagai literatur
3) Pembuatan kisi-kisi soal Four Tier Test
Tabel 3.1. Sebaran Kisi Soal
KONSEP INDIKATOR TINGKAT
PEMAHAMAN
NO SOAL
Arus listrik
Menganalisis timbulnya arus listrik dalam suatu rangkaian
C4 1
Menganalisis penambahan baterai terhadap kuat arus ditinjau secara mikroskopis
C4 6
4) Judgement instrumen Four Tier Test
Judgement dilakukan kepada ahli, yakni dosen. Adapun nilai
rata-rata dari hasil penjudgement dalam skala penilaian maksimal 1
yaitu untuk materi soal senilai 0,85, untuk kontruksi soal 0,84, dan
untuk bahasa/budaya soal sebesar 0,95.
5) Uji coba instrumen Four Tier Test
Uji coba instrumen diberikan kepada siswa yang telah
mendapatkan materi listrik dinamis sebelumnya, yakni tingkat XI.
6) Menghitung validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya
pembeda instrumen Four Tier Test.
7) Revisi dan pembuatan soal Four Tier Test
Berikut salah satu contoh Four Tier Test yang diberikan kepada
siswa.
Bara akan merancang rangkaian yang dapat menyalakan sebuah
lampu. Rangkaian yang tersusun oleh baterai, lampu, dan saklar.
Rangkaian manakah yang harus dipilih Bara agar dapat
33
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(A) (B) (C)
(D) (E)
Tingkat Keyakinan Jawaban:
1. Yakin
2. Tidak Yakin
Alasan jawabanmu:
A. Semua komponen terhubung, sehingga membentuk loop tertutup
B. Lampu, saklar, dan baterai menghubungkan kutub (+) baterai
dengan kutub (–) baterai lainnya
C. Kedua kutub baterai terhubung dengan lampu
D. Rangkaiannya tertutup
E. Semua komponen yang terhubung dengan baterai tidak boleh
terbalik
Tingkat Keyakinan Alasan:
1. Yakin
2. Tidak Yakin
8) Menelaah miskonsepsi siswa dari penelitian yang dilakukan oleh
peneliti lain
9) Merancang pembelajaran kooperatif PDEODE
10) Merancang pembuatan simulasi komputer untuk mengurangi
miskonsepsi
Perencanaan dalam pembuatan simulasi yaitu membuat flowchart
dan storyboard.
S S
S
11) Membuat simulasi komputer untuk pembelajaran
Pembuatan simulasi dibantu oleh programmer sesuai rancangan
flowchart dan storyboard. Namun dalam penelitian ini, simulasi
tidak jadi menggunakan simulasi yang telah dirancang,
dikarenakan hasil jadi simulasi kurang sesuai. Sehingga pada
penelitian ini, menggunakan simulasi dari Univeritas Colorado,
yakni PhET Simulation.
12) Uji coba simulasi komputer untuk pembelajaran
Uji coba simulasi diperlihatkan kepada dosen ahli.
c. Tahap Pelaksanaan
1) Pemberian Four Tier Test pada subjek penelitian yang telah
ditentukan untuk melihat miskonsepsi sebagai pretest
2) Penerapan pembelajaran kooperatif PDEODE berbantuan simulasi
komputer untuk mengurangi miskonsepsi siswa
3) Postest menggunakan Four Tier Test untuk melihat pengurangan
miskonsepsi siswa
d. Tahap Akhir
1) Pengumpulan data hasil Four Tier Test dari subjek yang telah
dijadikan penelitian
2) Pengolahan dan analisis data hasil Four Tier Test untuk melihat
pengurangan miskonsepsi siswa
3) Membuat simpulan hasil miskonsepsi siswa atas penerapan
pembelajaran kooperatif PDEODE berbantuan simulasi komputer
4) Membuat laporan penelitian
Berikut adalah bagan alur penelitian dari seluruh prosedur
35
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap Uji Coba Four Tier Test
Pembelajaran Kooperatif PDEODE berbantuan simulasi komputer (dua pertemuan) Analisis hasil ujicoba Four Tier Test
Revisi Hasil Judgement Four Tier Test
C.Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, yakni lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih
mudah diolah (Arikunto, 2006, hlm. 148). Instrumen yang akan digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan data, diantaranya sebagai berikut.
a. Four Tier Test untuk mengukur miskonsepsi siswa berupa pretest dan
posttest
Tes yang diberikan adalah tes untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa,
berupa serangkaian soal berupa pilihan ganda dengan alasan jawaban semi
tertutup. Tes diberikan sebagai tes awal sebelum pembelajaran (pretest)
dan pada akhir setelah pembelajaran selesai (posttest). Dapat dilihat pada
Lampiran B.3. Soal Four Tier Test Pokok Materi Listrik Dinamis.
b. Lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan penerapan pembelajaran
kooperatif PDEODE dengan bantuan simulasi komputer
Lembar observasi keterlaksanaan aktivitas siswa dan guru disesuaikan
dengan tahapan pembelajaran kooperatif PDEODE dengan bentuk rating
scale yang dalam pengisiannya observer memberikan tanda centang pada
kolom “terlaksana” dan “tidak terlaksana” sesuai dengan pengamatannya saat pembelajaran berlangsung. Format dan kriteria lembar observasi yang
disusun tidak dilakukan uji coba, tetapi hanya diperiksa oleh dosen
pembimbing yang kemudian dikoordinasikan dengan observer yang akan
mengamati agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengisian format
tersebut. (Lampiran B.5. Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran)
c. Angket
Angket dibuat untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan
multimedia yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif PDEODE.
Tipe angket yang digunakan adalah angket check list dengan tiga pilihan jawaban, yaitu “setuju”, “kurang setuju”, dan “tidak setuju”, yang terdiri dari sepuluh pertanyaan. Angket terdapat dalam Lampiran B.4. Angket
37
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D.Teknik Analisis Instrumen
Instrumen perlu dianalisis terlebih dahulu sebelum dijadikan
instrumen pengumpulan data. Adapun analisis instrumen dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
a. Uji validitas Four Tier Test
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa
yang hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya
sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan
kriteria (Arikunto, 1999, hlm. 65). Untuk menguji validitas setiap
butir soal maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud
dikorelasikan dengan skor totalnya. Skor tiap butir soal dinyatakan
skor X dan skor total dinyatakan sebagai skor Y. Dengan diperolehnya
indeks validitas setiap butir soal, dapat diketahui butir-butir soal
manakah yang memenuhi syarat dilihat dari indeks validitasnya.
Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar, yaitu:
� = √ �∑�∑ − ∑2− ∑ 2 �∑∑2− ∑ 2 … Pers. 3.1)
dengan: rxy merupakan koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel Y,
N merupakan jumlah siswa uji coba,
X adalah skor-skor tiap butir soal untuk setiap individu atau
siswa uji coba, dan
Y adalah skor total tiap siswa uji coba.
Adapun untuk menginterpretasikan tingkat validitas, maka
koefisien korelasi dapat dikategorikan pada kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.2. Kriteria Validitas Instrumen Tes
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
b. Daya pembeda Four Tier Test
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah (Arikunto, 1999, hlm. 211). Daya
pembeda butir soal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
� = − … Pers. 3.2)
(Arikunto, 1999, hlm. 213)
dengan:
D = daya pembeda
� = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar pada soal yang dianalisis
� = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar pada soal yang dianalisis
� = jumlah siswa kelompok atas
� = jumlah siswa kelompok bawah
Berikut tabel kriteria indeks daya pembeda.
Tabel 3.3. Kriteria Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kategori
0,00 < D < 0,20 Jelek 0,21 < D < 0,40 Cukup 0,41 < D < 0,70 Baik 0,71 < D < 1,00 Baik Sekali
(Arikunto, 2013, hlm. 232)
Uji coba diberikan kepada siswa yang telah menerima materi listrik
dinamis, di salah satu SMA di Kota Cimahi, yaitu siswa kelas XI
SMAN 5 Cimahi. Secara umum soal yang telah dibuat merupakan
soal yang valid dan daya pembeda dalamkategori baik. Namun
terdapat beberapa soal yang teridentifikasi harus diperbaiki, yaitu soal
nomor 7, 10, 13, dan 15. Adapun hasil validitas dan daya pembeda
39
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4. Hasil Validitas dan Daya Pembeda Item Soal
No Soal
Koefisien Korelasi
Interpretasi Validasi IDP Kategori
1 0,49 Sedang Valid 0,35 Baik
Tiga soal dari empat soal dengan validasi perbaiki, yakni nomor 7,
10, dan 15 yang terinterpretasi sangat rendah tidak digunakan dalam
instrumen pretest dan posttest. Pada soal nomor 7 terdapat kekeliruan
antara beda potensial dengan gaya gerak listrik pada baterai, namun
telah diperbaiki secara penulisan kalimat. Nomor 10, pada
pemasangan hambatan berupa lampu yang keliru dalam pemasangan
paralel, sehingga hasil analisis alasan jawabannya pun tidak tepat.
Sudah diperbaiki pilihan alasan jawaban yang benarnya. Serta
kekeliruan pada nomor 15 yaitu dalam penulisan soal dengan beda
potensial bernilai nol. Padahal kenyataannya, dalam rangkaian listrik
tertutup, di setiap titik manapun tidak akan ada beda potensial bernilai
nol. Namun penulisan sudah diperbaiki dengan kalimat beda potensial
mendekati nilai nol. Sedangkan nomor 13 kekeliruan terletak pada
pilihan jawaban tier pertama. Namun kekeliruan telah diperbaiki
dimana jenis hambatan menjadi pada tembaga, besi, dan nikrom, tidak
lagi kaca. Berdasarkan hal tersebut, dari keempat soal yang sudah
diperbaiki setelah proses judgement dan ujicoba, ketiga soal lainnya
tidak dipakai lagi, sedangkan nomor 13 masih dipakai dalam
instrumen pretest dan posttest.
c. Uji reliabilitas Four Tier Test
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsitensi) suatu tes, yakni
sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang
ajeg, relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi yang
berbeda-beda. Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu
tes mampu menunjukkan konsisten hasil pengukurannya yang
diperlihatkan dalam taraf ketetapan dan ketelitian hasil. Reliabel tes
berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Untuk menentukan
reliabilitas tes, dapat digunakan metode belah dua. Tes dicobakan satu
kali, yang kemudian dibelah dua menjadi belahan ganjil-genap. Kedua
belahan ini dikorelasikan dan diperoleh reliabilitas separuh tes. Untuk
mengetahui reliabilitas seluruh tes dapat digunakan rumus
Spearman-Brown, dengan langkah sebagai berikut:
1. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor
ganjil/kiri yang dimiliki masing-masing individu testee
2. Menjumlahkan skor-skor dari butir-butir item yang bernomor
genap/kanan yang dimiliki masing-masing individu testee
3. Menghitung koefisien korelasi product-moment
�ℎℎ = √ �∑ �∑ − ∑2− ∑ 2 �∑∑2− ∑ 2 … Pers. 3.3)
Dengan:
X = Jumlah skor item ganjil ;
Y = Jumlah skor item bernomor genap;
N = Jumlah subjek
4. Menghitung Koefisien Reliabilitas:
� = ℎℎ
+ ℎℎ … Pers. 3.4)
41
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas
instrumen yang diperoleh sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 3.5. Interpretasi Reliabilitas
Besarnya nilai � Interpretasi
0,81 < � ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Four tier test yang dibuat tidak hanya bentuk soal objektif “benar”
dan “salah”, namun dalam tahapan ketiga terdapat alasan jawaban yang berupa pilihan ganda semi tertutup, maka dikatakan soal
berbentuk uraian. Selain perhitungan Spearman-Brown, untuk
mengukur reliabilitas dalam bentuk uraian digunakan rumus Alpha,
yaitu pada Persamaan 3.5.
� = − [ −∑��2
��2 ] … Pers. 3.5)
(Arikunto, 2012, hlm. 12)
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicari
∑�� = jumlah varians skor tiap item
� = varians total
Berdasarkan hasil uji coba, reliabilitas alat ukur tes memiliki
reliabilitas sebesar 0,704 dengan interpretasi tinggi. Namun pada
perhitungan rumus Alpha didapat reliabilitas sebesar 0,54 dengan
interpretasi cukup. Hal tersebut berbeda, karena dalam perhitungan
rumus Alpha digunakan soal tier 1 dan tier 3.
d. Tingkat kesukaran Four Tier Test
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah
soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah
(Arikunto, 1999, hlm. 207). Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap
butir soal, digunakan persamaan berikut.
� =
� … Pers. 3.6)dengan: P adalah indeks kesukaran,
B adalah banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar,
dan
Jx adalah jumlah seluruh siswa peserta tes.
Adapun indeks kesukaran diklasifikasikan dalam Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Interpretasi Tingkat Kesukaran Item Soal
Harga P Interpretasi
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2013, hlm. 224)
Berdasarkan hasil perhitungan maka didapat tingkat kesukaran
pada setiap item soal yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.7. Hasil Tingkat Kesukaran Item Soal
No Soal Harga P Interpretasi
1 0,53 Sedang
2 0,47 Sedang
3 0,47 Sedang
4 0,41 Sedang
5 0,44 Sedang
6 0,29 Sukar
7 0,38 Sedang
8 0,32 Sedang
9 0,82 Mudah
10 0,56 Sedang
11 0,59 Sedang
12 0,41 Sedang
13 0,68 Sedang
14 0,91 Mudah
15 0,50 Sedang
16 0,26 Sukar
43
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E.Teknik Pengolahan Data
Berdasarkan hasil pengumpulan data maka akan diperoleh data yang
berupa data kuantitatif. Adapun untuk mengolah data penelitian dapat
digunakan teknik pengolahan data yakni sebagai berikut.
a. Perhitungan Konsepsi Siswa Four Tier Test
Perhitungan konsepsi siswa dilakukan secara manual berdasarkan
kombinasi jawaban pada Four Tier Test. Teknik analisis kombinasi
jawaban pada Four Tier Test yang digunakan dalam penelitian ini
ditampilkan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Kategori Konsepsi Siswa
No.
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
15 Benar Tidak Yakin Salah Tidak Yakin
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
16 Salah Yakin Salah Tidak Yakin
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
17 Salah Tidak Yakin Salah Tidak Yakin
No.
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
21 Benar Tidak Yakin Salah Yakin
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
22 Salah Yakin Salah Yakin
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
23 Salah Tidak Yakin Salah Yakin
(jawaban dan alasan tidak berhubungan)
24 Memahami
Konsep Benar Yakin Benar Yakin
Berdasarkan jumlah konsepsi siswa pada setiap kategori, untuk
membuat persentase digunakan persamaan berikut.
% = ℎ ℎ ���� � ℎ � �� … Pers. 3.7)
b. Perhitungan skor Four Tier Test untuk Pengurangan Miskonsepsi
Teknik pemberian skor untuk setiap item Four Tier Test mengadopsi
teknik pemberian skor yang dilakukan oleh Kusumah (2013, hlm. 45).
Kriteria dan nilai Confidence rating ditampilkan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Kriteria dan skala nilai Confidence Rating
Jika jawaban, confidence rating jawaban, alasan yang dipilih, dan
confidence rating alasan siswa termasuk dalam kategori miskonsepsi,
maka diberi skor 1 dan selain jawaban tersebut diberi skor 0.
c. Perhitungan rata-rata menggunakan uji t, ataupun standar deviasi
menggunakan uji varians.
Kriteria Confidence rating Nilai
Yakin 1
Tidak yakin 0
45
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Pengolahan skor gain yang ternormalisasi (N- Gain) untuk pengurangan
miskonsepsi
Dimana penilaian skor gain yang ternormalisasi merupakan pengukuran
yang sering digunakan untuk mengukur perubahan penelitian di dalam
kelas, seperti perubahan nilai pretest dan posttest. Dengan kategori nilai
gain yaitu g 0,7 : tinggi, 0,7 > g 0,3 : sedang, g< 0,3 :
rendah.
Sedangkan penurunan kuantitas siswa yang berpeluang mengalami
miskonsepsi dihitung dengan persamaan yang diadopsi dari persamaan
N-Gain sebagai berikut.
Dengan kategori nilai pengurangan yaitu M -0,7: tinggi, -0,7>M -0,3 : sedang, M< -0,3 : rendah.
F. Lokasi Dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm.
117). Maka dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh siswa
kelas X pada salah satu SMA Negeri di kota Cimahi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2013, hlm. 118). Dari pengertian tersebut, maka sampel
dari populasi harus representative sehingga benar-benar mewakili populasi.
Pada penelitian ini sampel diambil dengan menggunakan cara purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2013, hlm. 124). Hal tersebut didasarkan pada perizinan sekolah
yang menjadi lokasi penelitian. Sehingga sampel yang diambil adalah satu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran terkait kegiatan
penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Pembelajaran Kooperatif PDEODE
dengan Penerapan Simulasi Komputer Terhadap Pengurangan Miskonsepsi Siswa Pada
Materi Listrik Dinamis”. Kesimpulan dan saran berdasarkan temuan akan dijelaskan
sebagai berikut.
A.Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Keterlaksanaan penerapan simulasi komputer melalui pembelajaran kooperatif
PDEODE untuk mengurangi miskonsepsi siswa pada materi listrik dinamis dapat
diidentifikasi dari hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Hasil keterlakasanaan pembelajaran rata-rata dari
pertemuan pertama dan kedua didapat 91,67% untuk aktivitas guru dan 86,94%
untuk aktivitas siswa. Serta penerapan simulasi komputer terhadap keterlaksanaan
pembelajaran cukup baik, dengan tanggapan positif siswa terhadap penggunaan
simulasi/animasi komputer.
2. Profil konsepsi siswa SMA pada materi listrik dinamis berdasarkan kombinasi
jawaban four tier test dapat dikategorikan menjadi siswa yang berpeluang
mengalami paham konsep, miskonsepsi, tidak paham konsep, dan error. Adapun
hasil dalam 14 soal pada 26 siswa saat pretest didapat nilai terbesar berada pada
peluang siswa mengalami miskonsepsi sebesar 41,76% dan terkecil pada peluang
siswa mengalami error sebesar 2,20%. Kemudian, hasil setelah dilakukan
pembelajaran, menunjukkan kategori tertinggi pada posttest adalah siswa paham
konsep dengan persentase 46,70%, dan terkecil dengan 3,02% pada siswa yang
berpeluang mengalami error.
3. Pengurangan miskonsepsi siswa setelah pembelajaran PDEODE dengan
diterapkan simulasi komputer sebagai media pembelajaran pada materi listrik
dinamis, dengan mengadopsi perhitungan gain yang dinormalisasi (n-gain) adalah
75
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada konsep arus listrik dengan 17,31% dan 11,54% pada konsep beda potensial
listrik.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai penelitian ini, maka dapat
diajukan saran sebagai berikut.
1. Pembelajaran PDEODE pada tahap discuss dan explain harus dalam keadaan baik,
siswa saling memperhatikan dan memberikan tanggapan ketika kegiatan diskusi
berlangsung, agar pembelajaran menjadi lebih hidup.
2. Media simulasi/animasi komputer dapat dijadikan sebagai salah satu alteratif media
pembelajaran untuk mengurangi miskonsepsi siswa, khususnya dalam
pembelajaran yang bersifat abstrak, seperti materi listrik dinamis.
3. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya pembelajaran dapat divideokan agar
penilaian dalam keterlaksanaan pembelajaran lebih akurat dan dapat menjadi
Ismiara Indah Ismail, 2015
DAFTAR PUSTAKA
Alwan, A. A. (2011). “Misconception of heat and temperature Among physics students”. Procedia Social and Behavioral Sciences. 12, 600-614.
Arikunto, S. (1999). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. ed. Rev. IV. Yogyakarta: Rineka Cipta
Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian, Suatu Praktek. Jakarta: Bina
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, S. (2013). Dasar-Dasar EVALUASI PENDIDIKAN Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara
Arman. (2015). Penerapan Strategi Predict, Discuss, Explain, Observe,
Discuss, Explain Dalam Pembelajaran Fisika Dengan Berbantuan Praktikum Maya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Dan Menganalisis Siswa SMA Pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah.
Tesis Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan
Caleon, I. S. & Subramaniam, R. (2010). “Do Students Know What They
Know and What They Don’t Know? Using a Four-Tier Diagnostic Test to
Assess the Nature of Students’ Alternative Conceptions”. Springer Science. 40, 313-337.
Clement, J., Brown, D.E., & Zietsman, A. (1989). “Not All Perception are Misconception, Finding Anchoring Conceptions for Grounding Instruction on Students Intuitions". International Journal Scientific and Education. 11, 554-565.
Costu, B. (2008). Learning Science through the PDEODE Teaching Strategy:
Helping Students Make Sense of Everyday Situations. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 4(1), 3-9
Ismiara Indah Ismail, 2015
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PDEODE BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP LISTRIK DINAMIS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xviii
Demirci, N. (2003). Dealing with misconceptions about force and motion
concepts in physics: A study of using web-based physics program.
Hacettepe Universitesi Eðitim Fak¸ltesi Dergisi, 24, 40-47.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas
Hikmat, Tayubi. Y. R, dkk.,. (2014). “Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media Simulasi Virtual dalam Pembelajaran Fisika Beorientasi Pengubahan konseptual untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi”, Prosiding Pertemuan
Ilmiah XXVIII HFI Jateng & DIY, Yogyakarta, ISSN : 0853-0823
Ilhan, V. (2006). A COMPARISON OF A COMPUTER-BASED AND A
LECTURE-BASED COMPUTER. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education. Volume 2, Number 3, December
2006
Kolari, S., Viskari, E-L and Savander-Ranne, C. (2005). Improving student
learning in an environmental engineering program with a research study project. International Journal of Engineering Education, 21(4), 702-711.
Kusumah, F. H. (2013). Diagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Kalor
dengan Menggunakan Three-Tier Test. Skripsi UPI Bandung: tidak
diterbitkanhi
Law, A.M. and Kelton, D.W. (1991). Simulation Modeling and Analysis, 2nd edition, McGraw-Hill, Inc., New York.
Mulyatun, S. (2014). Penerapan Strategi Konflik Kognitif Berbantuan Media
Simulasi Virtual pada Model Pembelajaran Berorientasi Perubahan Konseptual Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Menurunkan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi. Universitas Pendidikan Indonesia:
Tidak diterbitkan
OECD. (2012). PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do. [Online]. Diakses dari http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-volume-I.pdf [27 Januari 2015]
Panggabean, L. (1996). Penelitian Penelitian. Bandung : Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Pesman, H. (2005). Development Of A Three-Tier Test To Assess Ninth
Grade Students’Misconceptions About Simple Electric Circuits. Tesis pada Middle East Technical University: tidak diterbitkan
Saehana. (2009). Pengembangan Simulasi Komputer Dalam Model
Ismiara Indah Ismail, 2015
Siswa SMA Di Kota Palu. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng
& DIY
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumintono, B. (2010). Pembelajaran Sains, Pengembangan Keterampilan Sains Dan Sikap Ilmiah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru, Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Vol 2. No. 1, Juni 2010.
Suparno, P. (2005). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika, PT. Gramedia Widia Sarana, Yogyakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1990).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka
Tipler. (2001). FISIKA Untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga
Turgut, U., dkk. (2011). An investigation 10th grade students’ misconceptions
about electric current. Turkey: Tidak diterbitkan
White, R., & Gunstone, R. (1992). Probing understanding. Chapter 3.
Prediction – Observation – Explanation (pp. 44-64). London: Falmer