Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN
SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA
YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Amra Ahmad NIM 1202127
ii
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN
SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA
YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Oleh: Amra Ahmad
S.Pd Universitas Negeri Padang, 2011
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Fisika Sekolah Pasca Sarjana
© Amra Ahmad 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN
SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA
YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 1968070319920320001
Pembimbing II
Dr. Enjang A. Juanda, M.Pd, M.T NIP. 195508261981011001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
iv NIP. 1968070319920320001
PERNYATAAN
“Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ‘Penerapan Model Pembelajaran
Generatif Berbantuan Simulasi Komputer untuk Mereduksi Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi dan Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Teori Kinetik Gas’ ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”.
Bandung, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,
ttd
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer untuk Mereduksi Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi dan Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Teori Kinetik Gas
Amra Ahmad, 1202127
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh tingginya kuantitas siswa yang miskonsepsi, rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa, dan rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran yang cenderung masih berpusat pada guru untuk materi teori kinetik gas. Tujuan penelitian untuk membandingkan penurunan kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi, peningkatan keterampilan berpikir kritis, sikap siswa pada model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer dengan model pembelajaran generatif. Masalah yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah “Sejauh mana penerapan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer dapat mereduksi kuantitas siswa yang miskonsepsi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa SMA?”. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan desain nonequivalent control group design. Sampel penelitian adalah kelas XI IPA 3 dan XI IPA 4 di SMAN 3 Padang, Sumatera Barat. Pertimbangan pemilihan sampel adalah kelas yang telah belajar teori kinetik gas. Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest menggunakan instrumen three tier test untuk diagnosa miskonsepsi dan tes uraian untuk ketrampilan berpikir kritis, lembar skala sikap siswa serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Hasil uji hipotesis menunjukkan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi dan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang menggunakan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer secara signifikan lebih tinggi dibandingkan kelas yang menggunakan model pembelajaran generatif.
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
The Application of Generative Learning Model Assisted Computer Simulation to Reduce the Quantity of Student Misconceptions and to Improve Critical
Thinking Skills of High School Students at Kinetic Theory of Gases
Abstract
This study was motivated by the high quantity of student misconceptions, lack of students critical thinking skills, and the students participation shortage in learning which tends to focus on the teacher in kinetic theory of gases. The purpose of the research is to compare the reduction in the quantity of students who have misconceptions, increase the critical thinking skills, students respond towards computer assisted generative learning model to generative learning model. The problem to be addressed through this research is "How extent the application of computer assisted generative learning model simulation can reduce the quantity of student misconceptions and improve critical thinking skills of high school students?". The method used was quasi experiment with nonequivalent control group design. Samples were grade XI and XI IPA 3, SMAN 3 in Padang, West Sumatra. The sample chosen is the class that has studied the kinetic gas theory. Data collection techniques used are pretest and post test using a three-tier test instruments for the diagnosis of misconceptions and test description for critical thinking skills, students' attitudes scale sheets and sheets of observations feasibility study. Hypothesis test results showed a decrease in the quantity of student misconceptions and increase critical thinking skills of students who use computer assisted generative learning model simulation is significantly higher than the class that uses generative learning model.
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
vii KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini. Tak lupa shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya yang mengikuti ajaranya sampai akhir zaman. Amin. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk merealisasikan paradigma pembelajaran fisika yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered) dan pengembangan model pembelajaran untuk memicu sebanyak mungkin keaktifan siswa dalam proses
pembelajarannya. Tesis ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer untuk Mereduksi Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi dan Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Teori Kinetik Gas’”. Tesis ini memaparkan bagaimana penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi dan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer pada materi teori kinetik gas.
Penulis menyadari akan segala keterbatasan dan kekurangan dari isi maupun tulisan tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pengembangan pembelajaran fisika di masa depan.
Bandung, Oktober 2014
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
viii UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat;
1. Ibu Dr. Ida Kaniawati, M.Si., selaku pembimbing I dalam penulisan tesis ini dan dosen yang ditengah-tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan yang mendalam dengan sabar dan kritis terhadap permasalahan, selalu memberikan motivasi mulai dari awal sampai akhir.
2. Bapak Dr. Enjang A Juanda, M.Pd, M.T., selaku Pembimbing II dalam penulisan tesis dan dosen yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan sejak permulaan sampai dengan selesainya tesis ini.
3. Bapak Dr. Andi Suhandi, M.Si, Bapak Dr. Dadi Rusdiana, M.Si, Ibu Dr. Setiya Utari, M. Si selaku Tim Tesis, yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan penulisan tesis ini.
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ix 5. Kepala sekolah, guru dan staf SMA Negeri 3 Padang, Kota Padang dan SMAN 1 Pantai Cermin, Kab. Solok, Provinsi Sumatera Barat atas bantuannya dalam pengumpulan data dan observasi di lapangan sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
6. Seluruh keluarga tercinta, khususnya Buyaku Ahmad Khuzaimah dan Ibundaku Asmurni Nurja, Amri Ahmad, Nurhasna Ahmad, Afdhal Ahmad serta Kakek, Nenek, Aciak Adi dan keluarga, Adang Zal dan keluarga, Ante Nenen dan keluarga, Anga Ezi dan keluarga, Tek Ya dan keluarga, Enggi Len dan keluarga, Uncu War dan keluarga, Uni Upik dan keluarga, beserta keluarga besarku yang ada dimanapun berada, atas doa, pengertian, dorongan dan pengorbanan yang diberikan, sebab tanpa dorongan dan pengorbanannya mustahil tesis ini dapat diselesaikan. Buat, adik-adik sepupuku, jadikan ini sebagai motivasi biar bisa mencapai pendidikan yang lebih tinggi.
7. Teman-teman KPAD Camp (Rizki, Uul, Muspardi, Rola, Syakti, Zul, Bg Asep, Dodi, Dika, Aris, Anto) sebagai teman berbagi rasa dalam suka dan duka dan atas segala bantuan dan motivasinya sejak mengikuti studi sampai penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.
Semoga segala amal kebaikan yang telah Bapak, Ibu dan teman-teman perbuat demi kelancaran penyelesaian tesis ini, mendapat balasan karunia nikmat dari Allah SWT yang berlipat-lipat.
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR HAK CIPTA ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
xi
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Batasan Masalah ... 9
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Definisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Generatif ... 12
B. Simulasi Komputer ... 15
C. Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer ... 17
D. Miskonsepsi Fisika... 18
E. Identifikasi Miskonsepsi ... 19
F. Keterampilan Berpikir Kritis ... 21
G. Uraian Materi dan Miskonsepsi Teori Kinetik Gas ... 23
H. Karakteristik Simulasi Komputer yang Digunakan dalam Penelitian ... 28
I. Kerangka Pemikiran... 30
J. Hubungan Antara Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer dengan Keterampilan Berpikir Kritis... 31
K. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 34
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
C. Prosedur Penelitian ... 35
D. Alur Penelitian ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 38
F. Analisis Instrumen ... 40
G. Hasil Validasi dan Uji Coba Instrumen ... 42
H. Teknik Analisis Data... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer...49
2. Hasil Analisis Three Tier Test………51
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
xii
4. Hasil Analisis Skala Sikap Siswa………...…61
B. Pembahasan ... 63
1. Pelaksanaan Pembelajaran ... 63
2. Penurunan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi... 66
3. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ... 71
4. Sikap Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer ... 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA ... 78
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Kriteria Hasil Three Tier Test ... 21
Tabel 2.2. Klasifikasi Keterampilan Berpikir Kritis ... 22
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
xiii Tabel 3.1. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group
Pretest Postest Design ... 34
Tabel 3.2. Kategori Reliabilitas Tes ... 41
Tabel 3.3. Kategori Tingkat Kemudahan ... 42
Tabel 3.4. Kategori Daya Pembeda ... 42
Tabel 3.5. Hasil Akhir Judgement Instrumen Three Tier Test ... 43
Tabel 3.6. Hasil Analisis Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ... 44
Tabel 3.7. Kategori Tingkat N Gain ... 45
Tabel 3.8. Kategori Tingkat PKM ... 45
Tabel 3.9. Skor Pernyataan Skala Sikap Siswa ( Skala Likert ) ... 47
Tabel 3.10. Kriteria Skala Sikap Siswa ... 47
Tabel 3.11. Kriteria Keterlaksanaan Model ... 48
Tabel 4.1. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer oleh Guru dan Siswa... 50
Tabel 4.2. Sebaran Miskonsepsi pada Soal ... 51
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Analisis Three Tier Test Kelas Kontrol ... 53
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Analisis Three Tier Test Kelas Eksperimen ... 53
Tabel 4.5. Penurunan Kuantitas Miskonsepsi Kelas Kontrol ... 54
Tabel 4.6. Penurunan Kuantitas Miskonsepsi Kelas Eksperimen... 55
Tabel 4.7. Rata-Rata Skor Pretest, Posttest, dan Gain yang Dinormalisasi Keterampilan Berpikir Kritis ... 58
Tabel 4.8. Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran ... 61
DAFTAR GAMBAR
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
xiv
Gambar 2.1. Ketika Volume Gas Diperkecil, Tekanan Bertambah ... 24
Gambar 2.2. Partikel Gas dalam Kubus ... 26
Gambar 2.3. Contoh Tampilan PhET Simulation ... 29
Gambar 2.4. Tampilan The Gas Law Simulation (Simulasi Hukum Gas) ... 30
Gambar 3.1. Alur Proses Penelitian ... 37
Gambar 4.1. Diagram Batang Penurunan Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi ... 55
Gambar 4.2. Diagram Batang Rata-rata Skor Pretest, Posttest Tes Keterampilan Berpikir Kritis ... 58
Gambar 4.3. Diagram Batang Gain yang Dinormalisasi Keterampilan Berpikir Kritis ... 58
Gambar 4.4. Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis pada Tiap Indikator Soal Keterampilan Berpikir Kritis ... 59
Gambar 4.5. Tampilan Simulasi Gerak Molekul Gas ... 70
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
xv Halaman
Lampiran A:
1. Kisi- Kisi Tes Diagnostik Miskonsepsi (Three Tier Test) ... 81
2. Hasil Validasi Three Tier Test ... 96
3. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Three Tier Test ...104
4. Reliabilitas Eksternal (Test-Retest) ...108
5. Kisi- Kisi Tes Keterampilan Berpikir Kritis ...109
6. Hasil Validasi Tes Keterampilan Berpikir Kritis ...115
7. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Keterampilan Berpikir Kritis ...122
8. Analisis Hasil Uji Coba Tes Keterampilan Berpikir Kritis ...124
Lampiran B: 1. RPP Kelas Eksperimen ...126
2. RPP Kelas Kontrol ...138
3. LKS Kelas Eksperimen ...150
4. LKS Kelas Kontrol ...164
Lampiran C: 1. Three Tier Test Teori Kinetik Gas ...168
2. Tes Uraian Teori Kinetik Gas ...175
3. Lembar Skala Sikap Siswa ...177
4. Lembar Keterlaksanaan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer oleh Guru dan Siswa ...179
5. Rekapitulasi Hasil Pretest-PostestThree Tier Test ...185
6. Rekapitulasi Hasil Pretest-Postest Keterampilan Berpikir Kritis ..193
7. Rekapitulasi Hasil Lembar Skala Sikap Siswa ...195
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
xvi Lampiran D:
1. Statistik Miskonsepsi ...201 2. Statistik Keterampilan Berpikir Kritis ...204
Lampiran E:
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan sekolah sebagai bagian dari lingkungan pendidikan memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan nasional. Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah menjadi pilihan utama pada jenjang formal dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Sekolah yang mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan baik akan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Fisika merupakan salah satu bagian ilmu sains yang diajarkan sekolah menengah di seluruh Indonesia. Pengetahuan, pemahaman dan penguasaan terhadap Fisika mejadi dasar siswa untuk mengembangkan kemampuan dan kesadaran terhadap keagungan Tuhan serta dasar perkembangan sains di masa depan, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kedudukan Fisika telah menjadikannya sebagai pilar dalam kemajuan teknologi suatu bangsa. Oleh karena itu keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran Fisika yang bermakna, dengan begitu menjadi salah satu kunci kemajuan bangsa.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Indonseia no 41 tahun 2007 tentang standar proses menyatakan bahwa,
2
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Pembelajaran fisika seperti yang tersirat dalam Permendiknas no 41 tahun 2007 menuntut pembelajaran yang interaktif, inspiratif dan menyenangkan dengan memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses fisik dan mental agar mampu meningkatkan motivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, pembelajaran yang menantang konsepsi dalam pikiran siswa, pembelajaran yang membekali pengetahuan, pemahaman serta keterampilan bernalar dalam berpikir analisis menggunakan konsep fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam, melatihkan sejumlah kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi. Pembelajaran fisika yang selaras dengan tujuan tersebut dapat dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Hal ini dapat mendorong siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsepnya, menghindarkan terjadinya kesalahan konsep dan miskonsepsi, melatih siswa agar memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains dan meningkatkan kemampuan cara berpikir dalam memecahkan masalah secara kritis.
3
didinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelas cenderung belum mampu membangun pemahaman konsep, melatihkan keterampilan berpikir kritis siswa, mereduksi kuantitas siswa yang miskonsepsi. Berdasarkan observasi yang dilakukan di salah satu SMAN di kota Bandung, SMAN di Kab. Garut serta SMAN di Kota Padang, proses pembelajaran masih cenderung monoton dan berpusat pada guru, dan hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa cenderung memiliki minat dan ketertarikan yang rendah dalam belajar fisika serta kurangnya antusiasme dan partisipasi aktif siswa di dalam proses pembelajaran. Mereka menganggap bahwa fisika itu sulit dan identik dengan rumus- rumus atau persamaan matematis. Hal ini menyebabkan proses pembelajaran di dalam kelas tidak berjalan maksimal, akibatnya siswa cenderung pasif dan guru cenderung mengutamakan persamaan matematis, meskipun masih banyak siswa yang tidak tahu dan tidak mau tahu dengan konsep yang telah diuraikan di kelas. Dampak dari hal ini berlanjut menimbulkan permasalahan besar seperti tingginya kuantitas miskonsepsi fisika serta kurangnya kemampuan siswa dalam mengkritisi berbagai persoalan fisika.
Berdasarkan hasil analisis observasi menunjukkan bahwa masalah muncul akibat kelemahan proses pembelajaran yang diselenggarakan di dalam kelas. Model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas saat ini masih cenderung monoton. Dalam proses pembelajaran, guru masih cenderung menggunakan model ceramah, sesekali menggunakan presentasi Ms.Power Point sebagai pengganti apa yang ditampilkan pada papan tulis dan dominasi yang begitu besar selama proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan John Dewey dalam Heuvelen (2001) bahwa pendidikan sains (fisika) cenderung gagal karena begitu sering disajikan hanya sebagai pengetahuan siap pakai dan bersifat informatif saja.
4
pengalaman dan informasi semata, tetapi juga menjadi pemroses pengalaman dan informasi (Rustaman, 2000). Untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya seperti tingginya kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi dan rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa, maka tahap-tahap proses pembelajaran yang ditemukan di lapangan harus diubah oleh guru untuk menjadi proses pembelajaran yang memberi ruang bagi siswa untuk lebih berpartisipasi aktif tanpa rasa takut serta guru tidak menyajikan konsep sebagai materi siap pakai melainkan dengan membimbing siswa agar menemukan konsep, menghindari terjadinya miskonsepsi dengan memunculkan konflik kognitif serta menyelesaikan konflik untuk membangun konsep yang benar. Untuk itu, penggunaan model pembelajaran yang tepat dan inovatif dapat mengatasi permasalahan ini.
Berdasarkan hasil dan analisis studi pendahuluan tersebut, maka perlu diadakan suatu penelitian yang mampu memecahkan persoalan tersebut. Salah satu upaya adalah dengan penerapan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer. Model pembelajaran generatif merupakan salah satu model pembelajaran konstruktivis. Aktivitas-aktivitas dalam model pembelajaran generatif meliputi (1) tahap orientasi, guru membangun kesan pertama yang bertujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa, (2) tahap pengungkapan ide, guru memberi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui konsep prasyarat siswa, (3) tahap tantangan dan restrukturisasi, guru memfasilitasi sharing idea antar siswa, guru memunculkan konflik kognitif, peragaan atau demonstrasi (4) tahap penerapan, guru membimbing siswa menerapkan konsep pada masalah yang lain, menguji kebenaran konsep melalui percobaan serta (5) tahap revisi, diskusi dan tanya jawab kembali untuk membandingkan materi yang telah diperoleh berdasarkan percobaan dan penerapan konsep dengan pengetahuan awal sebelum melakukan percobaan.
5
Lingbiao dalam Redhana & Sastrawidana, 2003). Lingbiao (1992) menambahkan bahwa, melalui pembelajaran generatif konsep-konsep yang dirasakan sulit bagi siswa menjadi lebih mudah dipahami. Miskonsepsi akan teratasi dengan adanya tahap pembelajaran dalam model ini yang dapat mendukung munculnya konflik kognitif dan penyelesaiannya.
Hal ini terbukti dari berbagai penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran generatif, seperti yang telah dilakukan Osborne & Wittrock (1983), Haratua T.M.S (1999), Khalidin (2005), Henny (2005) menemukan berbagai kelebihan dari model pembelajaran generatif. Kelebihan model pembelajaran generatif yaitu merangsang siswa untuk mengingat dan menyampaikan konsep yang mereka miliki, memberikan motivasi siswa untuk menjadi lebih aktif dalam mengeluarkan ide. Kelebihan yang lain yakni mampu meningkatkan rasa ingin tahu siswa, melatih siswa menggeneralisasi pengetahuan yang mereka miliki, melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun konsep baru dari percobaan yang mereka lakukan. Model pembelajaran generatif juga mampu meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep dan kemampuan pemecahan masalah serta meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
6
warga masyarakat yang kini maupun kelak akan menjalani kehidupan semakin kompleks. Hal ini menuntut mereka memiliki keterampilan berpikir kritis dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya secara kritis (3) berpikir kritis adalah kunci menuju berkembangnya kreativitas, dimana kreativitas muncul ketika mengamati fenomena-fenomena atau permasalahan yang kemudian akan menuntut kita untuk berpikir kreatif (4) setiap saat manusia selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan, dengan terampil dalam berpikir kritis manusia bisa mengambil keputusan dengan tepat.
Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (dalam Stiggin, 1994), terbagi atas 5 kategori, yaitu: (1) Memberikan penjelasan sederhana (Elementery clarification), meliputi memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan; (2) Membangun keterampilan dasar (Basic support), meliputi mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya/tidak, mengamati dan mempertimbangkan suatu penjelasan atau tantangan; (3) Menyimpulkan (Inference), meliputi mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi dan membuat dan menentukan nilai pertimbangan; (4) Memberikan penjelasan lanjut (Advanced clarification), meliputi mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan suatu definisi dan mengidentifikasi asumsi; (5) Mengatur strategi dan taktik (Strategies and tactics), meliputi menentukan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
Dengan tahapan-tahapan yang sesuai dengan prinsip konstruktivisme seperti pada tahap orientasi dapat digunakan untuk melatih kemampuan elementery clarification, misalnya memberikan penjelasan sederhana tentang fenomena fisika. Pada tahap tantangan dan restrukturisasi dapat melatihkan keterampilan basic support, misalnya dengan observasi sederhana terhadap peristiwa yang ada di sekitar siswa. Masih banyak kharakteristik dalam model pembelajaran generatif yang sesuai dan potensial untuk menunjang meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
7
terjadi melalui pertanyaan arahan guru yang mampu memunculkan konflik kognitif pada siswa. Tahap ini mampu berperan dalam mereduksi kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi. Namun, terdapat kelemahan pada tahapan ini, siswa cenderung kesulitan dalam memahami arah dan tujuan pertanyaan arahan yang diberikan. Upaya mengatasi kelemahan ini dengan menggunakan bantuan media yang dipandang mampu membantu mengoptimalkan proses kognitif di otak siswa. Media akan memudahkan siswa memahami maksud dan tujuan pertanyaan arahan yang diberikan guru, sehingga kelemahan tersebut akan teratasi. Hal ini sesuai dengan penelitian Sahin (2006) yang menyatakan simulasi komputer merupakan alat yang bagus untuk memperbaharui bangunan hipotesis siswa, interpretasi grafik/gambar, dan kemampuan memprediksi siswa. Syarat media yang digunakan seharusnya mengandung konsep yang benar, menarik bagi siswa, praktis dan interaktif ketika digunakan. Salah satu media yang dipandang sesuai dengan kharakteristik itu adalah simulasi komputer.
Upaya yang dilakukan dengan penggunaan simulasi komputer di dalam model pembelajaran generatif diperkirakan akan membantu mereduksi kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi siswa. Hal ini karena kelebihan media simulasi komputer yang mampu memvisualisasikan fenomena makroskopis dan mikroskopis dengan mudah, sehingga simulasi komputer akan membantu dalam mereduksi kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hal ini di dukung oleh hasil penelitian Suhandi, et al (2009) yang menyatakan bahwa media simulasi komputer atau lab virtual dapat lebih meningkatkan efektifitas pendekatan pembelajaran konseptual dalam mereduksi kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Keberhasilan mereduksi siswa yang mengalami miskonsepsi dilihat dari turunnya tingkat persentase kuantitas miskonsepsi siswa dari keadaan awal siswa yang didiagnosa mengalami miskonsepsi, ketika menggunakan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer atau tanpa berbantuan simulasi komputer.
8
yang keliru dalam materi teori kinetik gas. Karakteristik teori kinetik gas cenderung abstrak dan bersifat mikroskopik. Hal ini menjadi pertimbangan bagi peneliti untuk mennggunakan materi teori kinetik gas dalam penelitian. Penggunaan simulasi komputer pada konsep teori kinetik gas diharapkan mampu membantu penerapan model pembelajaran generatif dalam mereduksi kuantitas miskonsepsi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hal ini, maka peneliti telah melaksanakan penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Generatif Berbantuan Simulasi Komputer untuk Mereduksi Kuantitas Siswa yang Miskonsepsi dan Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Materi Teori Kinetik Gas”
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer terhadap pereduksian kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi dan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa siswa SMA dibandingkan dengan model pembelajaran generatif?”.
Untuk memperjelas rumusan masalah, maka perumusan di atas diuraikan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada materi teori kinetik gas antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif dengan yang siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer?
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer? 3. Bagaimana sikap siswa terhadap model pembelajaran generatif berbantuan
9
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang:
1. Perbandingan kuantitas siswa yang miskonsepsi antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer.
2. Perbandingan peningkatan keterampilan berpikir kritis antara siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer.
3. Sikap siswa terhadap model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputeryang diterapkan pada pembelajaran materi teori kinetik gas.
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan lebih fokus, maka penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Penurunan kuantitas miskonsepsi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengurangan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi pada tiap konsep sebelum dan sesudah diberikan treatment yang diidentifikasi dengan mengunakan analisis Three Tier Test (TTT). Kategori penurunan miskonsepsi siswa ditentukan melalui rumus penurunan kuantitas miskonsepsi (PKM) yang diadaptasi dari rumus gain yang dinormalisasi.
2. Peningkatan keterampilan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perubahan keterampilan berpikir kritis siswa ke arah yang lebih baik antara sebelum dan sesudah pembelajaran. Kategori peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa ditentukan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi. 3. Sikap siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap terhadap model
10
tanggapan siswa yang terdiri dari dua respon yaitu setuju dan tidak setuju terhadap tiap pernyataan.
E. Manfaat Penelitian
Data dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empirik tentang potensi model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer dalam mereduksi kuantitas siswa yang mengalami miskonsepsi fisika, yang nantinya dapat memperkaya hasil-hasil penelitian sejenis yang dilakukan sebelumnya dan dapat digunakan oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini seperti guru-guru sekolah menengah, para mahasiswa di LPTK, para peneliti dalam bidang pendidikan, praktisi pendidikan dan lain-lain. F. Definisi Operasional
Untuk memberikan konsep yang sama dalam upaya menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasionalnya sebagai berikut:
1. Model pembelajaran generatif didefinisikan sebagai suatu model pembelajaran yang menekankan agar siswa dapat secara aktif mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengembangan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya tanpa berbantuan simulasi komputer. Sintaks (tahapan) dari model pembelajaran generatif yaitu: (1) tahap orientasi, (2) tahap pengungkapan ide, (3) tahap tantangan dan restrukturisasi, (4) tahap penerapan, serta (5) tahap revisi. Untuk memantau keterlaksanaan model pembelajaran generatif dalam pembelajaran dilakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi. 2. Model pembelajaran generatif berbantuaan simulasi komputer didefinisikan
11
fenomena, (2) tahap pengungkapan ide, (3) tahap tantangan dan restrukturisasi dengan menggunakan simulasi komputer bertujuan memunculkan konflik kognitif serta membangun kembali konsep yang benar, (4) tahap penerapan, serta (5) tahap revisi. Untuk memantau keterlaksanaan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer dalam pembelajaran dilakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi.
3. Simulasi komputer dalam penelitian ini didefinisikan sebagai media pembelajaran berbasis komputer yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang memuat berbagai fenomena fisis dan konsep teori kinetik gas dalam format teks, simulasi, suara yang mendukung model pembelajaran generatif. 4. Miskonsepsi siswa merupakan kesalahan konsep pada siswa yang mereka
yakini kebenaranya. Miskonsepsi cenderung secara terus menerus, biasanya pada soal-soal yang berbeda konteksnya tetapi dasar konsepnya sama. Kuantitas jumlah siswa yang mengalami miskonsespi diukur dengan tes diagnostik menggunakan tipe soal three tier test.
34
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain nonequivalent control group design (Sugiyono, 2013). Kelompok pertama yang dikenai perlakuan berupa model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kedua dikenai perlakuan berupa model pembelajaran pembelajaran generatif sebagai kelompok kontrol. Desain dalam penelitian ini diperlihatkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Pretest Postest Design Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1, O2 X1 O1’, O2’
Kontrol O1, O2 X O1’, O2’
(Sugiyono, 2013) Keterangan:
X1 = Perlakuan berupa pembelajaran generatif berbantukan simulasi komputer
X = Perlakuan berupa pembelajaran generatif O1 = Pretest tes diagnostik miskonsepsi. O2 = Pretest tes keterampilan berpikir kritis O1’ = Posttest tes diagnostik miskonsepsi. O2’ = Posttest tes keterampilan berpikir kritis
35
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
kontrol diberi perlakuan, setelah itu diberikan posttest (tes akhir) yang sama persis. Sikap siswa terhadap model pembelajaran yang dilakukan diketahui dengan cara memberikan lembar skala sikap siswa yang berisikan indikator tanggapan terhadap model generatif berbantuan simulasi komputer.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA pada salah satu SMA Negeri di Kota Padang tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel adalah dengan cara purposive sampling. Pertimbangan penggunaan teknik purposive sampling ialah sesuai dengan tujuan penelitian, sampel yang dipilih merupakan siswa yang telah belajar materi teori kinetik gas dengan guru mereka di kelas. Pemilihan sampel juga berdasarkan pertimbangan hasil studi pendahuluan bahwa pada kelas XI sekolah tersebut ada kecenderungan terjadi miskonsepsi dalam materi teori kinetik gas. Pengelompokan sampel terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan mengikuti alur yang dapat dilihat pada Gambar 3.1. Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.
1. Tahap Perencanaan
Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain: a. Studi pendahuluan berupa studi literatur terhadap jurnal dan laporan
penelitian mengenai model pembelajaran generatif, miskonsepsi, keterampilan berpikir kritis, menganalisis kurikulum KTSP pelajaran fisika, dan materi pelajaran fisika SMA kelas XI.
b. Penentuan materi pembelajaran yaitu teori kinetik gas.
c. Perancangan rencana proses pembelajaran dengan model pembelajaran generatif, simulasi komputer dan pembuatan LKS.
36
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
e. Melakukan validasi instrumen pada pakar/ahli. f. Merevisi/memperbaiki instrumen.
g. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. h. Menentukan subyek penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:
a. Pelaksanaan tes awal bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol (2 x 45 menit). b. Pelaksanaan pembelajaran, perlakuan yang diberikan kepada kelas
eksperimen yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran generatif berbantukan simulasi komputer dan untuk kelas kontrol pembelajaran dengan model pembelajaran generatif, masing-masing selama tiga pertemuan (9 x 45 menit).
c. Pelaksanaan observasi, terhadap keterlaksanaan model pembelajaran model pembelajaran generatif berbantukan simulasi komputer pada saat proses pembelajaran berlangsung (tiga pertemuan)
d. Pelaksanaan tes akhir bagi kedua kelompok dan pemberian lembar skala sikap siswa pada kelas eksperimen (2 x 45 menit).
3. Tahap Akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah: a. Mengolah data hasil penelitian.
37
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
38
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
D. Alur Penelitian
Secara garis besar bagan alur penelitian ini diperlihatkan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Alur Proses Penelitian Penyusunan Instrumen
39
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menggunakan beberapa instrumen untuk mencapai tujuan penelitian, yaitu: (1) tes diagnostik miskonsepsi; (2) tes keterampilan berpikir kritis; (3) lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran generatif berbantukan simulasi komputer; dan (4) skala sikap siswa. Berikut ini uraian secara rinci masing-masing instrumen:
1. Tes Diagnostik Miskonsepsi
Tes diagnostik menguji miskonsepsi siswa menggunakan three-tier test yang berfungsi untuk mengevaluasi kemampuan memahami dan mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Instrumen ini berbentuk pilihan ganda tiga tingkat dimana pada soal tingkat kedua disediakan pilihan ganda yang merupakan alasan pemilihan jawaban pada tingkat pertama. Penyusunan soal tingkat pertama instrumen diagnostik miskonsepsi menggunakan aspek pemahaman (C2) berdasarkan taksonomi Anderson, yang meliputi proses kognitif menjelaskan , menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, menyimpulkan, membandingkan. Soal tingkat ketiga menggunakan CRI (Certainty Response Index) atau tingkat keyakinan atas pilihan jawaban yang terdiri atas sangat yakin, yakin, kurang yakin, tidak tahu. Tes diagnostik miskonsepsi ini diberikan sebanyak dua kali yaitu pada awal pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (posttest). Tes yang digunakan pada awal dan akhir pembelajaran ini merupakan instrumen tes yang sama.Hasil rekapitulasi CRI dapat di lihat pada Lampiran C.5.
2. Tes Keterampilan Berpikir Kritis
40
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
pembelajaran (pretest) dan pada akhir pembelajaran (posttest). Tes yang digunakan pada awal dan akhir pembelajaran ini merupakan instrumen tes yang sama dan digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis yang dimiliki oleh siswa sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung. Keterampilan berpikir kritis yang diukur dalam tes ini adalah keterampilan berpikir kritis yang diklasifikasikan oleh Ennis yaitu memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan memberi penjelasan lanjut, dan mengatur strategi serta taktik. Hasil rekapitulasi pretest dan postest tes keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada Lampiran C.6.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer pada konsep teori kinetik gas sesuai dengan skenario pembelajaran. Skenario model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer lima tahap utama yaitu: tahap orientasi, tahap pengungkapan ide, tahap tantangan dan restrukturisasi, tahap penerapan, dan tahap revisi. Bertindak sebagai pengamat yaitu satu orang guru fisika yang mengajar di sekolah tersebut dan satu orang rekan sejawat. Hasil rekapitulasi lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran C.7. 4. Lembar Skala Sikap Siswa
41
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
setuju (STS). Untuk pertanyaan positif maka dikaitkan dengan nilai SS = 4, S= 3, TS = 2 dan STS = 1, dan sebaliknya. Lembar skala sikap ini diberikan kepada kelompok eksperimen setelah mereka melakukan pretest. Melalui lembar skala sikap siswa, peneliti dapat mengetahui persentase sikap siswa terhadap model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer. Hasil rekapitulasi skala sikap siswa dapat dilihat pada Lampiran C.8.
F. Analisis Instrumen
Tes yang baik harus memenuhi empat karakteristik: validitas, reliabilitas, tingkat kemudahan dan daya pembeda setiap butir soalnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan tes yang baik, tes yang akan digunakan dalam penelitian yang meliputi tes diagnostik miskonsepsi di-judge terlebih dahulu kemudian diuji cobakan untuk mengetahui reliabilitasnya. Sementara itu, tes keterampilan berpikir kritis juga di-judge dulu untuk mendapatkan tes yang valid, sebelum diuji cobakan. Setelah diuji cobakan, tes keterampilan berpikir kritis dianalisis reliabilitas, tingkat kemudahan dan daya pembeda setiap butir soalnya.
1. Validitas Butir Soal
Validitas butir soal berhubungan dengan tingkat keabsahan atau ketepatan soal dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi dengan cara di-judge oleh kelompok ahli.
Instrumen tes dianalisis oleh lima orang ahli yang melakukan judgement meliputi
kesesuaian soal dengan indikator pembelajaran, kesesuaian soal dengan kunci
jawaban, kesesuaian soal dengan miskonsepsi dan indikator keterampilan berpikir
kritis. Setelah soal diperbaiki atas saran pelaku judgment, maka soal tes dikatakan
valid untuk dapat digunakan dalam penelitian.
2. Reliabilitas Tes
42
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap dan dihitung dengan koefisien reliabilitas. Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan secara eksternal dengan test-retest. Instrumen diuji dengan test-retest dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden yang berbeda. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya berbeda dan waktunya yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya menggunakan rumus korelasi product moment Pearson sebagai berikut:
2 2
2 2
Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2011) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kategori Reliabilitas Tes
Batasan Kategori
0,80< rxy≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik) 0,60< rxy≤ 0,80 tinggi (baik)
0,40< rxy≤ 0,60 cukup(sedang) 0,20< rxy≤ 0,40 rendah (kurang)
43
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Uji tingkat kemudahan adalah dilaksanakan untuk menunjukkan apakah butir soal tergolong sukar, sedang atau mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
N
Klasifikasi untuk indeks kemudahan adalah sebagai berikut: Tabel 3.3. Kategori Tingkat Kemudahan
Batasan Kategori
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi atau daya pembeda adalah sebagai berikut: (Arikunto, 2011)
44
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Kategori daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Kategori Daya Pembeda
Batasan Kategori G. Hasil Validasi dan Uji Coba Instrumen
Berdasar hasil validasi isi dari lima orang ahli yang melakukan judgement, maka didapatkan instrumen three tier test yang valid sebanyak 14 item seperti yang ditunjukan oleh Tabel 3.5. Lembar validasi (judgement) instrumen terdiri dari 4 indikator, yakni kesesuaian item soal dengan indikator pembelajaran, kesesuaian item soal dengan aspek pemahaman konsep, kesesuaian item soal dengan miskonsepsi yang ada, kesesuaian kunci dengan jawaban soal. Soal dikatakan valid, setelah mendapat perbaikan dan saran dari pen-judgement. Rekapitulasi hasil judgement dari lima orang ahli dapat dilihat pada lampiran A2.
45
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
11 11 10 Valid
Untuk melihat reliabilitas tes dilakukan dengan test-retest. Berdasarkan hasil test-retest pada 32 siswa, maka di dapatkan bahwa instrumen three tier test memiliki reliabilitas 0,97 yang tergolong dalam kategori sangat tinggi.
Sementara itu, untuk validasi isi instrumen tes keterampilan berpikir kritis telah di judge oleh 5 orang ahli. Setelah melalui konsultasi dengan pembimbing dan pelaku judgment, diputuskanlah bahwa soal yang dipergunakan sebanyak 5 soal yang mewakili 4 indikator keterampilan berpikir kritis dengan koreksi seperlunya. Rekapitulasi hasil judgement instrumen tes keterampilan berpikir kritis dari lima orang ahli dapat dilihat pada lampiran A2. Hasil analisis validitas butir tes keterampilan berpikir kreitis berjumlah 5 butir soal yang berbentuk uraian diperoleh reliabilitas 0,96 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi. Berdasar hasil uji coba instrumen tes keterampilan berpikir kritis, maka di dapatkan hasil analisis butir soal yang meliputi daya beda, tingkat kemudahan dan reliabilitas tes seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.6,
Tabel 3.6. Hasil Analisis Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis No.
Soal
Daya Beda Tingkat
46
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh berupa data hasil angket, observasi, hasil pretest dan posttest diagnostik miskonsepsi dan keterampilan berpikir kritis. Hasil angket dan observasi dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui tanggapan siswa, keterlaksanaan pembelajaran serta aktivitas siswa dalam pembelajaran. Skor pretest dan posttest peningkatan diagnostik miskonsepsi dan keterampilan berpikir kritis dianalisis dengan uji statistik menggunakan program SPSS for Windows versi 20.0, untuk melihat normalitas, homogenitas varians, pengurangan kuantitas miskonsepsi dan peningkatan keterampilan berpikir kritis.
Untuk melihat peningkatan keterampilan berpikir kritis sebelum dan sesudah pembelajaran digunakan rumus yang dikembangkan oleh Hake (1999) sebagai berikut:
Gain yang dinormalisasi (N-Gain) diinterpretasikan untuk menyatakan peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa dengan kategori sebagai berikut:
Tabel 3.7. Kategori Tingkat N-Gain
Batasan Kategori
− ���� > ,7 Tinggi
,3 − ���� ,7 Sedang
− ���� < ,3 Rendah
(Hake,1999)
47
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penurunan Kuantitas Miskonsepsi (PKM)
=
% � � − % �% � � − %� � �� (21)
Keterangan:
% M post
= Persentase kuantitas siswa miskonsepsi saat
posttest % M pre= Persentase kuantitas siswa miskonsepsi saat
pretest % M ideal= Persentase kuantitas siswa miskonsepsi yang ideal
PKM diinterpretasikan untuk menyatakan penurunan kuantitas siswa miskonsepsi dengan kategori yang diadaptasi dari Hake (1999),
Tabel 3.8. Kategori Tingkat PKM
Batasan Kategori
� > ,7 Tinggi
,3 � ,7 Sedang
� < ,3 Rendah
Efektivitas model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer dapat dilihat dari perbandingan nilai N-Gain dan PKM kelas eksperimen dan kelas kontrol. Suatu pembelajaran dikatakan lebih efektif jika menghasilkan N-Gain lebih tinggi dibanding pembelajaran lainnya (Margendoller, 2006).
Untuk pengujian hipotesis penelitian maka dilakukan pengolahan dan analisis data menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Asumsi normalitas merupakan prasyarat kebanyakan prosedur statistika inferensial. Pada penelitian ini asumsi normalitas dieksplorasi menggunakan uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test melalui SPSS 20 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
48
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value< α maka H0 ditolak dan jika P-valueα maka H0 diterima. Dalam program SPSS 20 digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan kata lain P-value = Sig.
2. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas varians dengan Uji Levene menggunakan SPSS 20. Uji hipotesis Levene digunakan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelompok data sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :
H0: σ12= σ22 H1 : σ12≠ σ22
dengan H0 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi homogen dan H1 adalah skor kedua kelompok memiliki variansi tidak homogen. Dasar pengambilan keputusan, jika P-value> α maka H0 tidak dapat ditolak sedangkan jika P-value < α maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3. Uji Hipotesis dengan Uji-t
Uji perbandingan dua rerata pada penelitian ini dilakukan menggunakan uji-t dua sampel independen melalui program SPSS 20 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Uji-t dua sampel independen digunakan untuk membandingkan selisih dua purata (mean) dari dua sampel yang independen dengan asumsi data terdistribusi normal. Rumusan hipotesis statistik pada uji ini adalah sebagai berikut:
H0: µ1 µ2 H1: µ1 > µ2
P-49
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak dan jika P-value α maka H0 diterima.
Jika sampel tidak berasal dari populasi yang normal, maka analisis yang dipergunakan adalah analisis nonparametrik. Statistika nonparametrik yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney, karena kedua data bersifat bebas.
4. Skala Sikap Siswa
Data yang diperoleh dari angket dihitung persentasenya menggunakan rumus, sebagai berikut:
� = × % (22)
Keterangan:
T = persentase sikap terhadap setiap pernyataan J = jumlah jawaban setiap kelompok sikap. N = jumlah siswa
Untuk pernyataan yang bersifat positif kategori sangat setuju (SS) diberi skor 4, setuju (S) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1. Sedangan pernyataan negatif sangat setuju (SS) diberi skor 1, setuju (S) diberi skor 2, tidak setuju (TS) diberi skor 3, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 4.
Tabel 3.9. Skor Pernyataan Skala Sikap Siswa ( Skala Likert ) No. Sifat
Tabel 3.10. Kriteria Skala Sikap Siswa
SS (%) Kriteria
SS = 0 Tak satu siswa pun
0<SS<25 Sebagian kecil siswa 25≤SS<50 Hampir setengah siswa
SS=50 Setengah siswa
50
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
SS (%) Kriteria
75≤SS<100 Hampir seluruh siswa
SS=100 Seluruh siswa
5. Lembar Observasi
Hasil analisis lembar observasi untuk memperoleh deskripsi keterlaksanaan pembelajaran model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer. Tahapan yang terdiri atas beberapa kegiatan, maka persentase ketercapaiannya ditentukan dari rata-rata persentase tiap kegiatan. Nilai ini menunjukkan nilai keterlaksanaan kegiatan yang ada dalam model pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer. Tingkat keterlaksanaan model pembelajaran dapat dihitung dengan persamaan berikut (Sugiyono, 2013),
% Keterlaksanaan = J a a p ya a a a a a
J a a a p ya a a a a � % (23)
Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model (KM) pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Kriteria Keterlaksanaan Model
KM (%) Kriteria
KM = 0 Tak satu kegiatan pun
0 < KM < 25 Sebagian kecil kegiatan 25 ≤ KM < 50 Hampir setengah kegiataan
KM = 50 Setengah kegiatan
50 < KM < 75 Sebagian besar kegiatan 75 ≤ KM < 100 Hampir seluruh kegiatan
76
Amra Ahmad, 2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEREDUKSI KUANTITAS SISWA YANG MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA MATERI
TEORI KINETIK GAS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disajikan sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penurunan persentase siswa yang miskonsepsi pada kelompok siswa yang mendapat pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran generatif.
2. Peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada kelompok siswa yang mendapat pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapatkan pembelajaran generatif.
3. Hampir seluruh siswa menyetujui bahwa pembelajaran generatif berbantuan simulasi komputer dapat lebih memotivasi siswa untuk memahami materi pembelajaran, dapat mengurangi miskonsepsi yang dialami siswa, memfasilitasi siswa untuk melatih keterampilan berpikir kritis dan dapat diterapkan pada pembelajaran konten fisika yang lain.
B. Saran
Penelitian ini belum berhasil sepenuhnya dalam upaya mereduksi miskonsepsi dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, ada beberapa kendala yang ditemui dalam pelaksanaan penelitian beserta saran untuk penelitian selanjutnya:
1. Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dikategorikan berdasarkan: