• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SIMULASI KOMPUTER MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN SIMULASI KOMPUTER MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN SIMULASI KOMPUTER MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP

SUHU DAN KALOR

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika

Oleh Meliyani Hasanah

1100079

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN SIMULASI KOMPUTER MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP

SUHU DAN KALOR

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh: Meliyani Hasanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

©Meliyani Hasanah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MELIYANI HASANAH

PENERAPAN SIMULASI KOMPUTER MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP

SUHU DAN KALOR

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP. 196807031992032001

Pembimbing II

Drs. Iyon Suyana, M.Si NIP. 196208241991031001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

(4)

Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu i

PENERAPAN SIMULASI KOMPUTER MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI

MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR

Meliyani Hasanah NIM 1100079

Pembimbing I: Dr. Ida Kaniawati, M.Si Pembimbing II: Drs. Iyon Suyana, M.Si Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, UPI

ABSTRAK

Penelitian ini didasari oleh banyaknya siswa yang masih miskonsepsi dalam pembelajaran suhu dan kalor. Proses pembelajaran yang kurang efektif dapat menjadi salah satu penyebab siswa mengalami miskonsepsi. Dalam hal ini perlu digunakan metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi tentang kalor agar siswa tidak miskonsepsi. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) dimana guru dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri pemahaman konsep yang utuh melalui demonstrasi dan kegiatan eksperimen. Untuk hasil yang lebih maksimal dalam mengurangi miskonsepsi siswa dan meningkatkan pemahaman siswa, guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran salah satunya adalah dengan menggunakan simulasi komputer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan miskonsepsi dan peningkatan pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor dengan diterapkannya simulasi komputer melalui pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain). Sampel penelitian adalah siswa kelas X MIA 6 berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan di salah satu SMA Negeri di Kota Cimahi. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan desain penelitian pretest and posttest one group design. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes diagnostik miskonsepsi, lembar observasi, angket dan wawancara. Sebelum diberikan perlakuan, besarnya miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor yaitu 32,25%. Setelah diterapkan simulasi komputer melalui pembelajaran POE, miskonsepsi siswa berkurang menjadi 21,43% dengan rerata gain ternormalisasi untuk penurunan miskonsepsi besarnya 0,36 yang termasuk dalam kategori sedang. Selain itu, persentase pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor setelah diterapkan simulasi komputer melalui pembelajaran POE mengalami peningkatan dari 31,57% menjadi 73,04% dengan perhitungan gain ternormalisasi untuk peningkatan pemahaman konsep besarnya 0,61 yang termasuk kategori sedang. Hasil perolehan data tersebut mengindikasikan bahwa penerapan simulasi komputer melalui model pembelajaran POE dapat mengurangi miskonsepsi dan meningkatkan pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor.

(5)

Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2

APPLICATION OF COMPUTER SIMULATION THROUGH COOPERATIVE LEARNING POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) TO REDUCE MISCONCEPTIONS AND ENHANCE STUDENTS’ UNDERSTANDING ON THE

CONCEPT HEAT AND TEMPERATURE Meliyani Hasanah

NIM. 110079

Supervisor I: Dr. Ida Kaniawati, M.Si Supervisor II: Drs. Iyon Suyana, M.Si Department of Physics Education, FPMIPA, UPI

ABSTRACT

The study was based by the number of students who are still had misconceptions in heat and temperature concept. Lack of effective learning process can be one cause of the students had misconceptions. In this case we need a method of learning that is appropriate to the concept heat and temperature so there are no misconceptions in students. One model of learning that can improve student activity is POE (Predict-Observe-Explain) learning model in which teachers can help students to find their own understanding of the concepts as a whole through demonstration and experiment. For maximum result in reducing misconceptions and enhance student understanding, teachers can utilize one of learning media that is application of computer simulation. This study aims to determine a

decrease in students’ misconceptions and increase understanding of the concept heat and

temperature after application of computer simulation through learning POE. The sample were students of class X MIA 6 totaling 31 students consisting of 11 male students and 20 female students in one of the high schools in the Cimahi city. The method used is a quasi experimental and research study design with pre test and post test one group design. Data collection techniques used in the form of diagnostic tests misconceptions, observation sheets, questionnare, and interviews. Before the treatment is given, the amount of misconceptions students on the concept heat and temperature is 32,25%. Once applied computer simulation through learning POE, misconception reduced to 21,43% with an average gain is normalized to a decrease in the amount of 0,36 misconceptions has medium category. In addition, the percentage of students in the understanding of the concept heat and temperature after application of computer simulation through POE learning increased from 31,75% to 73,04% into the calculation of the gain normalized for increasing understanding of concept has amounted 0,61 in medium category. The result of the acquisition of these data indicates that the application of computer simulation model of learning through POE can reduce misconceptions and enhance on the concept of heat and temperature.

(6)

v Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

BAB II SIMULASI KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI DAN MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KONSEP SUHU DAN KALOR .... 10

A. Simulasi Komputer dalam Pembelajaran ... 10

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe POE ... 13

C. Simulasi Komputer dalam Pembelajaran Kooperatif POE... 16

D. Miskonsepsi ... 17

E. Tinjauan Konsep Suhu dan Kalor ... 23

1. Suhu dan Kalor ... 23

2. Miskonsepsi Suhu dan Kalor... 28

F. Simulasi Komputer dalam Pembelajaran Kooperatif POE untuk Mengurangi Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Metode dan Desain Penelitian... 34

B. Populasi dan Sampel... 34

C. Definisi Operasional ... 35

D. Prosedur Penelitian ... 35

1. Tahap Persiapan Penelitian ... 36

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... ... 37

(7)

vi Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

E. Instrumen Penelitian ... 40

1. Tes ... .... 40

2. Non Tes ... ... 40

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 41

G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian... 48

H. Teknik Analisis Data Penelitian... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Persentase Miskonsepsi Siswa pada Kategori Diagnostik, Tiap Sub Konsep Suhu dan Kalor, dan Tiap Butir Soal Suhu dan Kalor... 54

B. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif POE dengan Menerapkan Simulasi Komputer ... 60

C. Penurunan Miskonsepsi Siswa pada Kategori Diagnostik, Tiap Sub Konsep Suhu dan Kalor, dan Tiap Butir Soal Suhu dan Kalor Setelah Diterapkan Simulasi Komputer pada Pembelajaran POE... 78

D. Peningkatan Persentase Pemahaman Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor Setelah Diterapkan Simulasi Komputer pada Pembelajaran POE ... 87

E. Respon Siswa Terhadap Penerapan Simulasi Komputer dalam Pembelajaran POE ... 89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Simpulan ... 90

B. Saran... 91

(8)

vii Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Kriteria Three Tier Test... 19

Tabel 2.2 Penyebab Miskonsepsi ... 20

Tabel 2.3 Cara Mengatasi Miskonsepsi ... ... 21

Tabel 2.4 Miskonsepsi Kalor ... 29

Tabel 3.1 Pola Desain Penelitian ... 34

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal... ... 43

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes... 44

Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran... 44

Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda ... 45

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen ... 46

Tabel 3.7 Hasil Validasi Isi dan Konstruksi oleh Dosen Ahli ... 47

Tabel 3.8 Kategori Presentasi Miskonsepsi... 50

Tabel 3.9 Interpretasi Kategori Penurunan Miskonsepsi... 50

Tabel 3.10 Kategori Gain Ternormalisasi ... 51

Tabel 3.11 Interpretasi Keterlaksanaan Model ... 52

Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Respon Siswa ... 53

Tabel 4.1 Persentase Awal Miskonsepsi pada Subkonsep Suhu dan Kalor ... 56

Tabel 4.2 Miskonsepsi Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor ... 59

(9)

viii Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Gambar 4.2 Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa Tiap Butir Soal Setelah Tes Awal ... 57

Gambar 4.3 Contoh Soal tentang Kalor Jenis ... 58

Gambar 4.4 Contoh Soal tentang Pemuaian ... 58

Gambar 4.5 Diagram Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru ... 66

Gambar 4.6 Diagram Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa ... 66

Gambar 4.7 Diagram Rerata Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru dan Siswa ... 67

Gambar 4.8 Contoh Tahap Prediksi pada Pembelajaran POE Pertemuan Pertama ... .. 68

Gambar 4.9 Contoh Tahap Observasi Praktikum dengan Simulasi Komputer pada Pembelajaran POE Pertemuan Pertama ... 69

Gambar 4.10 Contoh Tahap Penjelasan pada Pembelajaran POE Pertemuan Pertama... 71

Gambar 4.11 Contoh Tahap Prediksi pada Pembelajaran POE Pertemuan Kedua ... 73

Gambar 4.12 Contoh Tahap Observasi Praktikum dengan Simulasi Komputer pada Pembelajaran POE Pertemuan Kedua... 74

Gambar 4.13 Video Animasi Gerak Partikel pada Pemuaian Zat Padat ... 76

Gambar 4.14 Grafik Persentase Hasil Diagnosis Jawaban Siswa... 79

Gambar 4.15 Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Butir Soal ... 80

Gambar 4.16 Grafik Persentase Miskonsepsi Siswa pada Tiap Subkonsep Suhu dan Kalor ... 80

Gambar 4.17 Cuplikan Simulasi Komputer tentang Kalor Jenis ... 82

Gambar 4.18 Cuplikan Simulasi Komputer tentang PerubahanWujud ... 83

Gambar 4.19 Cuplikan Simulasi Komputer tentang Kalor Pemuaian ... 84

Gambar 4.20 Grafik Persentase Penurunan Miskonsepsi Siswa yang Ternormalisasi pada Skor Rata-Rata Siswa ... 85

(10)

ix Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran A... 99

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...100

Lampiran A.2 Lembar Kerja Siswa Pembelajaran Kooperatif POE ... ...122

Lampiran B ...140

Lampiran B.1 Sebaran Kisi-Kisi Instrumen Tes...141

Lampiran B.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Miskonsepsi Suhu dan Kalor ...142

Lampiran B.3 Instrumen Tes Miskonsepsi Suhu dan Kalor ... 168

Lampiran B.4 Lembar Jawaban Siswa ... 187

Lampiran B.5 Lembar Judgement Instrumen Soal ...190

Lampiran B.6 Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Guru ... 193

Lampiran B.7 Lembar Observasi Keterlaksanaan Aktivitas Siswa ... 197

Lampiran B.8 Lembar Angket Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Simulasi Komputer... 201

Lampiran C ... 202

Lampiran C.1 Hasil Uji Coba Instrumen ... 203

Lampiran C.2 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Simulasi... 209

Lampiran C.3 Tabulasi Hasil Angket Tanggapan Siswa Terhadap Simulasi... 211

Lampiran C.4 Tabulasi Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I dan II ... 212

Lampiran C.5 Rekapitulasi Miskonsepsi Tiap Butir Soal pada Tes Awal... 216

Lampiran C.6 Rekapitulasi Miskonsepsi Tiap Butir Soal pada Tes Akhir... 219

Lampiran C.7 Tabulasi Penurunan Miskonsepsi Tiap Butir Soal ... 222

Lampiran C.8 Tabulasi Penurunan Miskonsepsi Tiap Sub Konsep Suhu dan Kalor... 223

Lampiran C.9 Tabulasi Penurunan Miskonsepsi Tiap Siswa ... 224

Lampiran D ... 226

Lampiran D.1 Storyboard Simulasi Komputer ...227

Lampiran D.2 Flowchart Simulasi Komputer ... 233

Lampiran D.3 Tampilan Simulasi Komputer ... 234

(11)

x Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Lampiran E.1 Foto-Foto Pembelajaran ... 236 Lampiran E.2 Dokumentasi Penelitian (Contoh Hasil Jawaban Three Tier

(12)

1 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari tentang berbagai gejala alam atau fenomena alam. Fenomena alam yang terjadi menyebabkan munculnya konsep fisika. Konsep fisika akan menjelaskan hal-hal yang terkait dengan penyebab terjadinya fenomena, proses terjadinya fenomena, dan akibat yang ditimbulkan oleh fenomena alam tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan fenomena alam yang sangat erat dengan fisika, tetapi karena kurang pahamnya kita akan konsep tersebut seringkali kita menganggapnya hal biasa. Konsep fisika sebenarnya harus diajarkan pada siswa sejak dini, karena hal tersebut akan membuat wawasan mereka semakin matang dalam menghadapi era globalisasi ini.

Mengingat betapa sulitnya fisika di tiap jenjang pendidikan, maka penguasaan konsep fisika siswa juga akan menjadi berbeda (Erickson, 1979; Kesidou & Duit, 1993; Albert, 1978). Perbedaan penguasaan konsep akan memungkinkan siswa menjadi salah dalam menafsirkan konsep dan materi fisika. Ketika mereka memandang konsep yang mereka yakini itu benar, maka mereka bisa saja mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi mungkin bisa disebut sebagai pemahaman bawaan, kepercayaan non-ilmiah, teori naif, campuran konsepsi yang tidak benar atau kesalahpahaman konseptual (Alwan, 2011, hlm. 601). Pada dasarnya, orang-orang yang mengalami miskonsepsi adalah orang-orang yang tidak menyadari bahwa ide-ide mereka sebenarnya adalah salah dan mereka tidak percaya pada istilah ilmiah yang benar. Miskonsepsi adalah konsepsi awal siswa yang tidak dapat membuktikan sebuah gambaran fenomena fisika secara lebih jelas dan tidak sesuai dengan hukum-hukum fisika (Demirci, 2005, hlm. 40).

(13)

2 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

para ilmuwan. Miskonsepsi menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan bagi siswa dan guru pada pembelajaran sains terutama dalam pembelajaran fisika karena sifatnya yang abstrak. Siswa cenderung kesulitan dalam menggunakan nalar mereka untuk memahami suatu konsep yang abstrak dan diselingi dengan perhitungan matematis (Alwan, 2011, hlm. 604). Wenning (2005, hlm.14) mengemukakan bahwa siswa datang ke kelas tidak seperti buku kosong yang belum dicoret-coret sedikitpun. Tetapi mereka sudah memiliki pengetahuan awal yang biasa mereka alami dalam kehidupan sehari-hari yang sudah tertanam sebagai konsep fisika. Banyak dari prakonsepsi mereka yang mungkin menyesatkan. Jika siswa sudah mengalami miskonsepsi maka akan berdampak pada proses belajar berikutnya dan materi selanjutnya. Hal ini akan berlangsung terus menerus dan berdampak buruk bagi siswa.

(14)

3 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

aplikasi konsep fisika dalam kehidupan. Istilah-istilah dalam fisika yang tentunya berbeda dengan kehidupan sehari-hari juga menjadi faktor penyebab miskonsepsi (Khristiani, 2013, hlm. 2). Pengertian usaha dan tekanan dalam fisika akan sangat berbeda dengan pengertian usaha dan tekanan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Faktor lain yang menyebabkan miskonsepsi pada siswa adalah buku-buku pelajaran (Gonen & Kocakaya, 2010; Alwan, 2011; Khristiani, 2013). Buku pelajaran yang dipakai siswa tentunya berbeda-beda. Bisa dipastikan juga pemahaman konsep dari satu buku dan buku yang lainnya akan berbeda. Miskonsepsi seperti ini juga terjadi pada konsep suhu dan kalor. Suparno (2005) menemukan banyak siswa yang beranggapan bahwa suatu benda yang mempunyai suhu yang lebih tinggi akan selalu membutuhkan kalor/panas yang besar pula. Anggapan siswa keliru, karena besarnya kalor yang dibutuhkan benda juga bergantung pada massa dan kapasitas kalor masing-masing benda. Siswa juga masih memiliki miskonsepsi pada konsep pertukaran kalor karena menganggap pertukaran kalor terjadi sampai setiap objek memiliki jumlah energi kalor yang sama (Sozbilir, 2003, hlm. 29). Mereka tidak bisa mendefinisikan bahwa pertukaran kalor terjadi karena perbedaan temperatur (Alwan, 2011, hm. 605). Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ilmuwan (Erickson, 1979; Sozbilir, 2003; Alwan, 2011; Gonen & Kocakaya, 2010; Albert, 1978) juga menunjukkan bahwa siswa memiliki ide-ide yang berbeda tentang suhu dan kalor.

(15)

4 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

pengetahuan mereka tentang konsep suhu dan kalor sebaiknya perlu ditingkatkan lagi.

Untuk mengetahui penurunan miskonsepsi yang dialami siswa, maka perlu dilakukan tes diagnostik terkait konsep suhu dan kalor. Tes diagnostik tersebut sangat berguna bagi guru untuk dapat melihat kelemahan-kelemahan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu. Tes diagnostik yang digunakan salah satunya adalah Three Tier Test. Ada tiga tahap dalam pengembangan Three Tier Test, yaitu pada tahap pertama diberikan tes pertanyaan pilihan

ganda (First Tier), pada tahap kedua diberikan tes pertanyaan pilihan ganda yang berisi alasan siswa dalam menjawab pertanyaan pada tahap pertama (Two Tier), dan tahap ketiga adalah tes keyakinan siswa atas jawaban yang siswa pilih (Confidence Rating).

(16)

5 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

(17)

6 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

(18)

7 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Oleh karena itu, dari penjabaran latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif POE (Predict-Observe-Explain) untuk Mengurangi Miskonsepsi dan Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat penurunan terhadap miskonsepsi siswa SMA pada konsep suhu dan kalor setelah diterapkan simulasi komputer pada pembelajaran POE?”. Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian berikut:

1. Berapa persentase miskonsepsi pada kategori diagnostik, tiap subkonsep suhu dan kalor, dan tiap butir soal suhu dan kalor sebelum pembelajaran POE dengan menerapkan simulasi komputer?

2. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif POE dengan menerapkan simulasi komputer pada konsep suhu dan kalor?

3. Bagaimana penurunan persentase miskonsepsi siswa pada kategori diagnostik, tiap subkonsep suhu dan kalor, dan tiap butir soal suhu dan kalor setelah menggunakan simulasi komputer dalam pembelajaran kooperatif POE?

4. Bagaimana peningkatan persentase pemahaman siswa setelah menggunakan simulasi komputer dalam pembelajaran kooperatif POE pada konsep suhu dan kalor?

5. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan simulasi komputer dalam pembelajaran kooperatif POE?

C. Tujuan Penelitian

(19)

8 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

1. Menganalisis miskonsepsi pada kategori diagnostik, tiap subkonsep suhu dan kalor, dan tiap butir soal suhu dan kalor sebelum pembelajaran POE dengan menerapkan simulasi komputer.

2. Menjelaskan keterlaksanaan penerapan simulasi komputer melalui pembelajaran kooperatif POE pada konsep suhu dan kalor.

3. Mengidentifikasi penurunan persentase miskonsepsi pada konsep suhu dan kalor setelah dilakukan pembelajaran kooperatif POE dengan menerapkan simulasi komputer.

4. Mengidentifikasi peningkatan persentase pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor setelah dilakukan pembelajaran kooperatif POE dengan menerapkan simulasi komputer.

5. Mengidentifikasi respon siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan simulasi komputer dalam pembelajaran kooperatif POE.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:

1. Memberikan informasi alternatif model pembelajaran yang dapat mengurangi miskonsepsi siswa.

2. Memberikan informasi bahwa simulasi komputer dapat memudahkan siswa dalam mempelajari konsep yang bersifat abstrak.

3. Memberikan informasi bahwa POE dapat menjadi pelengkap model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi penulisan skripsi ini terbagi dalam 5 bab yaitu bab 1 berupa pendahuluan yang membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

(20)

9 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Bab 3 menjelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang meliputi partisipan dalam penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab 4 mengkaji hasil penelitian dan pembahasannya. Pada bab 4 ini dijelaskan secara lengkap hasil penelitian dan pembahasannya meliputi data tentang profil miskonsepsi yang dialami siswa SMA pada konsep suhu dan kalor, keterlaksanaan model pembelajaran, serta data penurunan miskonsepsi siswa setelah dilakukan pembelajaran POE dengan menerapkan simulasi komputer pada konsep suhu dan kalor.

(21)

34 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Panggabean (1996, hlm.21) menjelaskan bahwa tujuan penggunaan metode kuasi eksperimen adalah memperoleh informasi dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan.

Dalam penelitian ini satu kelas diberi perlakuan (treatment) berupa penerapan simulasi komputer pada pembelajaran POE. Sebelum diberikan perlakuan, kelas tersebut diberikan sebuah tes awal untuk mengetahui konsepsi awal siswa sehingga dapat diidentifikasi miskonsepsi awal siswa. Kemudian diberikan perlakuan berupa penerapan simulasi komputer pada pembelajaran POE selama dua kali pertemuan. Setelah diberikan perlakuan, kelas tersebut diberikan tes akhir untuk mendiagnostik miskonsepsi akhir siswa untuk. Dari hasil tes awal dan tes akhir siswa, maka dapat diketahui penurunan miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor.

Bentuk desain penelitian seperti ini disebut pretest and posttest one group design. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen O X O

Tabel 3.1. Pola Desain Penelitian Keterangan:

(22)

35 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006, hlm.130). Menurut Sudjana (dalam Panggabean, 1996, hlm. 48) populasi dapat berupa manusia, benda, peristiwa atau gejala yang dapat terjadi dan lain-lain. Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas X IPA tahun ajaran 2014/2015 di salah satu SMA di kota Cimahi yang terdiri dari tujuh kelas.

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil dengan menggunakan teknik sampling (Panggabean, 1996, hlm. 49). Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 31 siswa dari kelas X IPA di salah satu SMA di kota Cimahi. Siswa yang terlibat terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2009, hlm.85). Sampel dipilih berdasarkan nilai ulangan harian fisika yang ternyata menunjukkan masih banyak siswa yang salah dalam menjawab soal berbentuk konsep. Maka dari itu kelas tersebut dianggap cocok untuk dijadikan sampel penelitian. Alasan pemilihan sekolah sebenarnya dikarenakan peneliti melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah tersebut. Hal ini memudahkan peneliti karena setidaknya peneliti sudah bisa memahami kondisi siswa di sekolah tersebut.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan agar pembaca dapat memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian.

1. Miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor adalah pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor yang cenderung mereka anggap benar dan diyakini dengan kuat sementara konsep tersebut tidak sama dengan konsep yang disepakati para ahli. Adanya miskonsepsi yang dialami siswa dilihat dari hasil tes diagnostik Three Tier Test, yaitu mereka yang memiliki skor Confidence Rating tinggi sementara skor First Tier dan Two Tier yang

(23)

36 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

interpretasi dari gain ternormalisasi untuk peningkatan pemahaman konsep.

2. Simulasi komputer dalam pembelajaran kooperatif POE. Simulasi komputer yang dimaksud adalah media yang berbentuk video/animasi yang berisi eksperimen sederhana yang diaplikasikan melalui komputer. Pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk menemukan sendiri pemahaman konsep yang utuh melalui demonstrasi dan kegiatan eksperimen. Dalam pembelajaran ini terdapat tahap diskusi (Predict) dimana dari tahap tersebut guru dapat menggali miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Pada tahap observasi (Observe) siswa mengamati sebuah demonstrasi atau praktikum untuk menjawab pertanyaan prediksi yang diberikan. Pada penelitian ini simulasi komputer diterapkan pada tahap observasi sehingga siswa dapat melakukan praktikum sederhana dengan bantuan simulasi komputer tersebut. Setelah itu tahap menjelaskan (Explain) dimana siswa menjelaskan hasil pengamatan yang telah dilakukan sehingga didapatkan kesimpulan. Keterlaksanaan penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran POE dapat diukur dari lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran POE digunakan angket respon siswa.

D. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut penjelasan terkait tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahp persiapan adalah sebagai berikut:

(24)

37 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

b. Menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian. d. Menyiapkan administrasi perizinan penelitian.

e. Menyiapkan perangkat pembelajaran yaitu RPP, LKS dan media pembelajaran kemudian mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing.

f. Membuat instrumen penelitian dengan terlebih dahulu menyusun kisi-kisi instrumen.

g. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dosen pembimbing.

h. Melakukan judgement untuk instrumen penelitian.

i. Melakukan revisi dari hasil judgment instrumen penelitian. j. Melakukan uji coba instumen penelitian.

k. Melakukan analisis hasil uji coba instrumen dan hasil judgement ahli sehingga diperoleh instrumen yang layak dan sesuai dengan tujuan penelitian.

l. Merancang simulasi komputer yang akan digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk mengurangi miskonsepsi.

m.Membuat simulasi komputer untuk pembelajaran.

n. Membuat angket respon siswa terhadap pembelajaran dan lembar observasi keterlaksanaan aktivitas guru dan siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahp persiapan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan tes awal untuk mengetahui konsepsi awal yang dimiliki siswa (pretest).

(25)

38 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

c. Pada saat pelaksanaan pembelajaran, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

d. Memberikan tes akhir (posttest) berupa Three Tier Test terhadap sampel penelitian setelah pembelajaran tuntas dilakukan.

e. Memberikan angket respon siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer dalam pembelajran POE pada sampel penelitian. 3. Tahap Akhir Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahp persiapan adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengolahan data sesuai dengan data yang dibutuhkan.

b. Manganalisis kuantitas miskonsepsi pada kelas eksperimen setelah dilakukan tes awal untuk mengetahui persentase miskonsepsi siswa sebelum dilakukan pembelajaran dengan simulasi komputer.

c. Menganalisis data hasil tes akhir terkait miskonsepsi siswa untuk mengetahui penurunan miskonsepsi siswa setelah pembelajaran dengan simulasi komputer.

d. Menganalisis data angket respon siswa ke dalam bentuk persentase untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer.

(26)

39 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian

Tahap Awal

Revisi hasil judgement instrumen tes Studi Pendahuluan

Menentukan tempat penelitian dan menyiapkan perizinan

Membuat Instrumen Penelitian (Instrumen tes, RPP, LKS, Lembar Observasi, Lembar

Wawancara)

Judgement instrumen tes

Uji coba instrumen tes

Analisis hasil uji coba instrumen tes Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

posttest Melakukan pembelajaran

sesuai dengan RPP dengan menerapkan simulasi komputer yang sudah dibuat

selama dua pertemuan

Observasi

Melakukan pengolahan & analisis data

(27)

40 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

E. Instrumen Penelitian

Arikunto (2006, hlm. 148) menjelaskan bahwa instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Pengukuran variabel penelitian dapat dilakukan dengan berbagai macam cara baik itu instrumen tertulis (tes) maupun observasi langsung (non-tes).

1. Tes

Tes yang akan diberikan pada penelitian ini merupakan serangkaian soal Three Tier Test berjumlah 14 soal. Tes tersebut memiliki tiga tingkatan (tier). Tingkat pertama berisi soal konsep yang berbentuk pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban. Tingkat kedua berisi empat pilihan alasan konseptual yang mendasari soal tingkat pertama. Tingkat ketiga berisi tingkat keyakinan siswa dalam menjawab soal. Pada tingkat tiga ini disediakan pilihan yakin dan tidak yakin. Instrumen tersebut akan digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor. Instrumen lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.3.

2. Non Tes

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

(28)

41 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

observasi, observer memberikan cheklist jika tahapan-tahapan dalam pembelajaran memang dilaksanakan. Hasil penilaian dari lembar observasi ini nantinya akan menilai keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Lembar observasi keterlaksaan aktivitas guru dan siswa yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.6 dan B.7. b. Angket Respon Siswa

Angket diberikan setelah penelitian dilakukan. Angket berisi tentang respon siswa terhadap penggunaan simulasi komputer dalam pembelajaran. Angket yang digunakan mengandung 10 pernyataan positif terhadap penggunaan simulasi komputer. Angket terdiri dari skala Likert yang dapat diisi siswa dengan memberi tanda cheklist (√) pada kolom setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Hasil penilaian dari angket respon siswa akan menilai kepuasan siswa terhadap pembelajaran menggunakan simulasi komputer. Angket respon siswa yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.8.

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Pengembangan instrumen penelitian berkaitan dengan penyusunan kisi-kisi soal, pertimbangan dosen ahli tentang soal yang hendak diujikan, pelaksanaan uji coba soal dan analisis butir soal. Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengembangan instrumen yaitu:

1. Membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fisika SMA kelas X materi kalor.

2. Membuat instrumen tes dan kunci jawaban sesuai dengan kisi-kisi instrumen.

3. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat pada dosen pembimbing. Kemudian melakukan revisi atas saran dosen pembimbing.

4. Melakukan judgement instrumen kepada dua dosen ahli. Kemudian melakukan revisi atsa saran dosen judgement.

5. Melakukan uji coba instrumen.

(29)

42 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

7. Melakukan revisi instrumen sambil dikonsultasikan pada dosen pembimbing.

Sementara itu langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengembangan instrumen angket adalah:

1. Membuat kisi-kisi angket berdasarkan tujuan penelitian yang akan dicapai.

2. Menentukan tipe angket apakah tipe pertanyaan (pertanyaan terbuka/tertutup) atau tipe pernyataan (pernyataan positif/negatif). Kemudian menentukan pilihan jawaban atas pertanyaan atau pernyataan pada angket tersebut.

3. Membuat instrumen angket dan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing.

Arikunto (2008, hlm. 57) menjelaskan bahwa sebuah tes yang dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu memiliki validitas, reliabilitas dan objektivitas.

Penilaian terhadap validitas dan reabilitas soal termasuk dalam kriteria analisis tes secara keseluruhan. Doran (dalam Permata, 2012, hlm. 50) menuturkan bahwa analisis tes dan analisis butir soal merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru agar tes yang dilakukan menghasilkan data yang valid dan seadil mungkin. Analisis butir soal yang dilakukan antara lain: 1. Validitas

(30)

43 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

rxy= koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan X = skor tiap butir soal Y = skor total tiap butir soal N = jumlah siswa

Berikut ini disajikan tabel interpretasi nilai koefisien korelasi (rxy) yaitu

sebagai berikut:

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Butir Soal

(Arikunto, 2009, hlm. 75) 2. Reliabilitas

Reabilitas memberikan suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto, 2009, hlm. 86). Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang

Nilai rxy Interpretasi

0,81 < rxy < 1,00 Sangat tinggi

0,61 < rxy < 0,80 Tinggi

0,41 < rxy < 0,60 Cukup

0,21 < rxy < 0,40 Rendah

(31)

44 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil tetap yang dihitung dengan koefisien reliabilitas.

Menghitung reliabilitas tes dengan menggunakan persamaan K-R 20 dapat dilakukan dengan persamaan berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes

(32)

45 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

3. Tingkat Kemudahan

Tingkat kemudahan butir soal adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal dikatakan mudah, sedang atau sukar sesuai dengan indeks kemudahannya. Indeks kemudahan diberi simbol P yang dihitung dengan rumus:

Berikut ini disajikan tabel interpretasi tingkat kemudahan sebagai berikut: Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kemudahan

(Arikunto, 2009, hlm. 210) 4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan rendah dengan siswa yang berkemampuan tinggi. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: (Arikunto, 2009, hlm. 213-214)

(33)

46 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Berikut ini disajikan tabel interpretasi daya pembeda yaitu sebagai berikut: Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda

Batasan Kategori Untuk mengetahui apakah suatu instrumen memiliki kualitas yang baik atau tidak, maka dilakukan uji coba instrumen. Uji instrumen dilaksanakan kepada siswa yang sudah belajar materi suhu dan kalor sehingga dipilih kelas XI MIA di salah satu SMA di Kota Cimahi. Hasil uji coba instrumen berupa validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen No

Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Keterangan

1 0,14 (Sangat Rendah)

0, 59 (Cukup)

(34)

47 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

No Soal

Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran tersebut memang ditujukan untuk mengetahui miskonsepsi siswa sehingga siswa yang mengalami miskonsepsi cenderung akan menjawab soal dengan salah. Akan tetapi soal yang kualitasnya tidak baik tidak langsung dibuang begitu saja. Soal-soal yang validitasnya memiliki kategori rendah dan sangat rendah akan direvisi kembali sehingga selanjutnya dapat digunakan sebagai intrumen penelitian. Reliabilitas soal besarnya 0,59 yang tergolong cukup. Untuk mendapatkan instrumen yang baik, maka dilakukan uji validitas konstruksi kepada dua dosen ahli yaitu Bapak Achmad Samsudin, M.Pd sebagai judgement 1 dan Bapak David E. Tarigan, M.Si sebagai pen-judgement 2. Dosen memeriksa instrumen yang telah dibuat kemudian

(35)

48 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

hasil bahwa instrumen tes terkait validitas isi dan konstruksinya memiliki validitas sebesar 0,67 yang termasuk ke dalam kategori tinggi dan reliabilitas sebesar 0,79 yang tergolong ke dalam kategori tinggi dengan catatan bahwa instrumen harus diperbaiki pada cara penulisan yang harus disesuaikan dengan ejaan yang benar dan perbaikan pada gambar instrumen agar mempermudah siswa sehingga nantinya tidak membuat salah tafsir/pengertian. Instrumen tersebut cukup layak digunakan untuk mengambil data dengan catatan harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Oleh karena itu, instrumen tes dapat digunakan dalam penelitian. Hasil validasi isi dan konstruksi instrumen oleh para dosen ahli dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Hasil Validasi Isi dan Konstruksi oleh Dosen Ahli No. Aspek Rata-Rata Skor

Dosen 1

Rata-Rata Skor Dosen 2

1 Materi 4 5

2 Konstruksi 3,625 4,25

3 Bahasa/Budaya 3,25 4,75

Validitas 0,64 0,65

Reliabilitas 0,79

Seperti yang terlihat pada Tabel 3.7 bahwa hasil validasi oleh dosen 1 menunjukkan nilai 0,64 termasuk kategori tinggi dan oleh dosen 2 menunjukkan nilai 0,65 termasuk kategori tinggi. Keduanya memberikan kesimpulan bahwa instrumen tes valid. Reliabilitas instrumen sebesar 0,79 termasuk ke dalam kategori tinggi. Dari nilai validitas dan reliabilitas yang tinggi, maka instrumen tes dapat digunakan dalam penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data Penelitian

(36)

49 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Pengumpulan data Three Tier Test dilakukan ketika siswa melaksanakan tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan sebelum siswa diberikan perlakuan. Tujuan dilakukan tes awal adalah untuk mencari tahu konsepsi awal siswa sehingga peneliti dapat mengidentifikasi miskonsepsi siswa. Hal ini berguna untuk proses pembuatan simulasi komputer yang tepat sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran. Setelah diberikan perlakuan (treatment), siswa melaksanakan tes akhir. Tes akhir ini bertujuan untuk mengidentifikasi konsepsi akhir siswa setelah pembelajaran POE dengan menggunakan simulasi komputer. Tujuan yang paling utama adalah untuk melihat pengurangan miskonsepsi siswa setelah pembelajaran POE dengan menggunakan simulasi komputer.

2. Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Teknik pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh dua orang observer pada setiap pertemuan pembelajaran POE dengan menerapkan simulasi komputer. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur karena observasi ini sudah dirancang secara sistematis dan dalam pengamatannya peneliti menggunakan instrumen yang sudah diuji validaasi dan reliabilitasnya. Observer akan diberi rubrik yang menjadi panduan selama melakukan observasi. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari lembar observasi keterlaksanaan aktivitas siswa dan guru yang dibuat dengan skala Guttman “ terlaksana-tidak terlaksana”. Dalam lembar observasi, observer memberikan cheklist jika tahapan-tahapan dalam pembelajaran memang dilaksanakan. Data observasi ini digunakan untuk mendukung apakah pembelajaran sudah terlaksana sesuai RPP atau tidak.

3. Angket Respon Siswa

(37)

50 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

tanggapan setuju, kurang setuju dan tidak setuju sesuai dengan respon siswa.

4. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk studi pendahuluan penelitian ini Teknik wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara.

H. Teknik Analisis Data Penelitian 1. Pengolahan Data Nilai Tes

a. Penskoran

Setelah dilakukan tes awal dan tes akhir, maka dilakukan penskoran dengan metode Rights Only. Skor untuk jawaban benar adalah 1, sedangkan jika jawaban salah diberi skor 0. Skor total dihitung dari banyaknya jawaban benar. Penskoran dilakukan untuk uji coba instrumen untuk menghitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal. Setelah direvisi soal dapat digunakan untuk penelitian.

b. Identifikasi Miskonsepsi Siswa

Untuk mengetahui siswa mengalami miskonsepsi atau tidak, dapat diukur dari tes diagnostik Three Tier Test. Jawaban siswa kemudian dikelompokkan ke dalam kategori jawaban siswa yang diadaptasi dari Pesman (2005) berdasarkan kriteria Three Tier Test seperti pada Tabel 2.1. Kemudian diidentifikasi persentase siswa yang miskonsepsi kedalam kategori miskonsepsi seperti pada Tabel 3.8 berikut (Suwarna dalam Jaziroh, 2014, hlm. 48):

Tabel 3.8 Kategori Persentase Miskonsepsi Persentase

Miskonsepsi

Kategori Miskonsepsi

0% - 30% Rendah

31% - 60% Sedang

(38)

51 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

c. Analisis Penurunan Miskonsepsi Siswa

Untuk menganalisis data penurunan miskonsepsi siswa setelah diterapkan simulasi komputer pada pembelajaran POE dapat dihitung menggunakan rumus berikut (Hake, 1999):

ideal

ΔM = penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi Mposttest = jumlah siswa yang miskonsepsi setelah treatment

Mpretest = jumlah siswa yang miskonsepsi sebelum treatment

Perhitungan penurunan miskonsepsi siswa dibuat berdasarkan adaptasi nilai gain yang dinormalisasi Hake (1999). Maka penurunan miskonsepsi siswa diinterpretasikan juga berdasarkan adaptasi dari kategori nilai gain yang dinormalisasi (Hake, 1999) yang dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Interpretasi Kategori Penurunan Miskonsepsi

Nilai (ΔM) Kategori

ΔM > 0,7 Tinggi

0,7 ≥(ΔM) ≥0,3 Sedang

(ΔM) < 0,3 Rendah

d. Analisis Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa

Dengan diperolehnya data tes awal dan tes akhir siswa, maka dapat diketahui peningkatan pemahaman konsep siswa dengan uji gain ternormalisasi (Hake, 1999) menggunakan rumus berikut:

(39)

52 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

(Hake, 1999) Keterangan:

<g> = rata-rata gain yang ternormalisasi <G> = rata-rata gain aktual

<G>maks = gain maksimum yang mungkin terjadi

<Sf> = rata-rata skor pretest

<Si> = rata-rata skor posttset

Setelah dihitung menggunakan rumus di atas, maka diperoleh nilai indeks gain. Gain ternormalisasi selanjutnya diidentifikasi ke dalam kategori kelayakan menurut Hake (1999, hlm. 2) apakah termasuk kategori tinggi, sedang atau rendah, seperti dalam Tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10 Kategori Gain Ternormalisasi Nilai (<g>) Kategori (<g>) > 0,7 Tinggi 0,7 ≥ (<g>) ≥0,3 Sedang

(<g>) < 0,3 Rendah

e. Pengolahan Data Observasi

Observasi yang dilakukan adalah keterlaksanaan pembelajaran POE dengan menerapkan simulasi komputer didalamnya yang dilakukan oleh tim observer melalui lembar observasi. Data observasi dinilai dari cheklist yang diberikan observer pada lembar observasi di setiap aspek

penilaian. Rumus yang digunakan dalam menganalisis data observasi yaitu:

(40)

53 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Kemudian hasil persentase tersebut diinterpretasikan kedalam kriteria keterlaksanaan model pada Tabel 3.11 berikut (Enok dalam Jaziroh, 2014, hlm.46)

Tabel 3.11 Interpretasi Keterlaksanaan Model

No % Keterlaksanaan Model Interpretasi

1 KM = 0 Tidak satupun kegiatan terlaksana 2 0<KM<25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 3 25<KM≤50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

4 KM = 50 Setengah kegiatan terlakasana

5 50<KM≤75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 6 75<KM<100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

7 KM = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

f. Pengolahan Data Angket

Angket respon siswa ini terdiri dari 22 pernyataan positif dengan dua pilihan jawaban yaitu setuju, kurang setuju dan tidak setuju. Data angket respon siswa diolah dengan menggunakan analisis frekuensi, yaitu menghitung persentase jumlah jawaban setiap siswa untuk tiap-tiap pernyataan menggunakan rumus berikut:

(3.9)

Keterangan:

R = persentase respon terhadap setiap pernyataan J = jumlah jawaban setiap kelompok

N = jumlah siswa

Persentase respon siswa dari hasil angket dapat diinterpretasikan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.12 berikut (Sugiyono, 2008):

Tabel 3.12 Interpretasi Persentase Respon Siswa

Batasan (%) Interpretasi

% 100

 

(41)

54 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

(42)

90 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan perolehan data dan analisis data penelitian, maka didapatkan beberapa kesimpulan diantaranya:

1. Sebelum pembelajaran POE dengan menerapkan simulasi komputer, diperoleh data persentase miskonsepsi siswa pada kategori diagnostik sebesar 32,25%. Persentase miskonsepsi tersebut termasuk dalam kategori miskonsepsi sedang. Miskonsepsi siswa terjadi pada tiap sub konsep suhu dan kalor, yaitu pada sub konsep suhu, kalor, kalor jenis, perubahan wujud, dan pemuaian. Miskonsepsi paling banyak terdapat pada sub konsep kalor jenis dengan persentase 36% dan pemuaian dengan persentase 44% yang termasuk kategori miskonsepsi tinggi. Tiap subkonsep terbagi ke dalam beberapa butir soal. Dari 14 butir soal, miskonsepsi paling tinggi terjadi pada soal nomor 8 tantang sub konsep kalor jenis dengan persentase 58%, kemudian soal nomor 13 tentang subkonsep pemuaian dengan persentase 55%.

2. Keterlaksanaan pembelajaran kooperatif POE dengan menerapkan simulasi komputer pada konsep suhu dan kalor dapat dikatakan hampir seluruh kegiatan pembelajaran POE terlaksana dengan rerata persentase aktivitas guru sebesar 91,67% dan aktivitas siswa sebesar 82,14%. Persentase aktivitas guru lebih besar daripada persentase aktivitas siswa karena guru sudah mengetahui skenario pembelajarannya sehingga dapat menjalankan aktivitas pembelajaran secara sistematis sedangkan siswa masih terpaku pada perintah guru dalam menjalankan aktivitas pembelajarannya.

(43)

91 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

penurunan miskonsepsi besarnya 0,36 yang termasuk kategori sedang. Penurunan miskonsepsi paling tinggi terjadi pada sub konsep kalor jenis sebesar 11%, subkonsep perubahan wujud sebesar 16% dan subkonsep pemuaian sebesar 20%. Penurunan miskonsepsi paling tinggi pada tiap butir soal terjadi pada soal nomor 13 yaitu sebesar 33% tentang subkonsep pemuaian dan soal nomor 11 yaitu sebesar 26% tentang subkonsep perubahan wujud.

4. Persentase pemahaman siswa pada konsep suhu dan kalor setelah diterapkan simulasi komputer melalui pembelajaran POE mengalami peningkatan dari 31,57% menjadi 73,04% dengan perhitungan gain ternormalisasi untuk peningkatan pemahaman konsep besarnya 0,61 yang termasuk kategori sedang.

5. Berdasarkan hasil angket respon siswa yang terdiri dari 10 pernyataan dengan tiga tingkat kepuasan yaitu sangat setuju, kurang setuju dan tidak setuju, diperoleh data sebagai bahwa keterlaksanaan penerapan simulasi komputer dalam pembelajaran POE mendapatkan respon positif dari siswa.

B. Saran

1. Media simulasi komputer dapat dijadikan media pembelajaran untuk menurunkan miskonsepsi siswa pada konsep suhu dan kalor.

2. Dalam penelitian ini, simulasi komputer yang dikembangkan masih belum mencapai standar pembelajaran kalor jenis pada tingkat SMA yang seharusnya. Maka untuk penelitian selanjutnya semoga dapat mengembangkan standar pembelajaran kalor jenis untuk SMA yaitu kalorimeter dalam pembuatan simulasi komputernya.

(44)

92 Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

(45)

Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

93 DAFTAR PUSTAKA

Ahlif, U.F. (2014). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Simulasi Komputer untuk Mengurangi Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi

Dinamika Gerak Melingkar. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Albert, E. (1978). Development of The Concept of Heat in Children. Science Education, 62, hlm. 389-399.

Alwan, A.A. (2010). Misconceptions of Heat and Temperature among Physics Students. Science Direct Procedia Social and Behavioral Sciences, 2 (1), hlm. 1-15.

Anisa, D.N., Masykuri, M., Yamtinah, S. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explanation) dan Sikap Ilmiah terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Asam, Basa, dan Garam Kelas VII Semester 1 SMPN 1 JATEN Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) Universitas Sebelas Maret, 2 (2), hlm. 16-23.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Yogyakarta: Rineka Cipta.

Asmawati, R. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Bunyi. (Skripsi). Program

Studi Pendidikan Fisika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Bala, R. (2013). Measurement of Errors and Misconceptions: Interviews and Open-ended Test, Multiple Choice Tests, Two-Tier Test. Education India Journal: A Quarterly Refereed Journal of Dialogues on Education, 2, hlm.

44-60

(46)

Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

94 Demirci, N. (2005). A Study About Students’ Misconceptions In Force And Motion Concepts By Incorporating A Web-Assisted Physics Program. The Turkish Online Journal of Educational Technology – TOJET, 4 (7), hlm.

40-48

Erickson, G. L. (1979). Children’s Conceptions of Heat and Temperature. Science Education, 63 (2), hlm. 221-230

Giancoli, D.C. (2005). Physics: Principles With Applications. USA: Pearson Education, Inc.

Gonen, S & Kocakaya, S. (2010). A Cross-Age Study on The Understanding of Heat and Temperature. Eurasian Journal of Physics and Chemistry Education, 2 (1), hlm. 1-15.

Hake. R.R. (2007). Design-Based Research in Physics Education: A Review. [Online]. Diakses dari: http://www.physics.indiana.edu/~hake/DBR-Physics3.pdf.

Janah, I. (2013). Pengembangan LKS Berbasis POE pada Materi Pengelolaan Lingkungan di SMP Negeri 3 Welahan. (Skripsi). Jurusan Biologi,

Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Jaziroh, Y. (2014). Implementasi Simulasi Fisika dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kuantitas Miskonsepsi Siswa pada Konsep

Elastisitas. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung.

Joyce, C. (2006). Predict, Observe, Explain (POE). [Online]. Diakses dari: http://arbs.nzcer.org.nz/strategies/poe.php

(47)

Meliyani Hasanah, 2015

Penerapan Simulasi Komputer Melalui Pembelajaran Kooperatif Poe (Predict-Observe-Explain) Untuk Mengurangi Miskonsepsi D an Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Suhu D an Kalor

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

95 Kartal, T.O.N. & Gamze Y.H. (2011). Misconceptions of Science Teacher Candidates about Heat and Temperature. Science Direct Procedia Social and Behavioral Sciences, 15, hlm. 2758-2763.

Kearney, M. (2004). Classroom Use of Multimedia-Supported Predict-Observe-Explain Task in a Social Contructivist Learning Environment. Springer Link Research in Science Education, 4(34), hlm. 427-453.

Kesidou, S. & Duit, R. (1993). Understanding of Elementary Concepts in Heat and Temperature among College Students and K-12 Teachers. Chemical Educations Research, 79(7), hlm. 889-895.

Khasanah, N. (2010). Penggunaan Pendekatan Konflik Kognitif untuk Remediasi Miskonsepsi Pembelajaran Usaha dan Energi. (Tesis). Program Pasca

Sarjana, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Khristiani, Y. (2013). Analisis Ragam dan Perubahan Konsepsi Kalor Siswa SMA Negeri 5 Malang. (Skripsi). Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas

Negeri Malang, Malang.

Kurniawan, Y. (2015). The Three Tier-Test for Identification The Quantity of Students’ Misconception on Newton’s First Laws. Global Illuminators Publishing Full Paper Proceeding. 2, hlm. 313-319.

Kusumah, F. (2013). Diagnosis Miskonsepsi Siswa pada Materi Kalor dengan Menggunakan Three Tier Test. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Lestari, P.P. & Linuwih, S. (2014). Analisis Konsepsi dan Perubahan Konseptual Suhu dan Kalor pada Siswa SMA Kelas Unggulan. Unnes Physics Education Journal, 3(2), hlm. 62-67.

Gambar

Tabel 3.1. Pola Desain Penelitian
Gambar 3.1 Tahapan Prosedur Penelitian
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Tes
Tabel 3.6 Hasil Uji Coba Instrumen
+6

Referensi

Dokumen terkait

[r]

menduga umur simpan kerupuk bawang kentang yang dikemas dalam kemasan.. polypropylene, polyethylene, dan metalized plastic dengan

Namun bukan berarti dengan begitu banyaknya acara yang disajikan televii, serta banyaknya orang yang menonton atau sekedar menikmati program yang disajikan,

[r]

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA KORWIL PERADILAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT.. POKJA PERADILAN AGAMA III TAHUN

Developing country (negara berkembang) merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut suatu negara yang tingkat pembangunannya berjalan lamban, standar hidup yang

Peserta yang keberatan terhadap Pengumuman Pemenang ini dapat menyampaikan Surat Sanggahan kepada Pokja ULP Mahkamah Agung RI Korwil Riau Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan

Dalam proses demokratisasi, publik di Indonesia saat ini sangat menggantungkan diri pada program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk