LAMPIRAN 1
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Tania Alda
No :
Nama :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari investor di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat b. Pemanfaatan aset secara optimal
g. Transparansi laporan keuangan h. Tingkat penambahan investasi
Jawaban :
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari pelanggan di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard b. Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan c. Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian d. Adanya kemudahan bertransaksi
Jawaban :
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari supplier di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Pola order yang teratur b. Tingkat kepuasan supplier
c. Adanya peningkatan volume pembelian d. Kerja sama yang sesuai dengan kontrak
Jawaban :
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari karyawan di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan b. Peningkatan jenjang karir yang jelas
g. Fasilitas kerja yang lengkap
h. Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai i. Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin j. Adanya pelatihan terhadap karyawan
k. Adanya Standard Operational Procedures (SOP)
Jawaban :
Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.
PAYA PINANG
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat Saya
Tania Alda
No :
Nama :
Jabatan :
Petunjuk pengisian kuesioner
Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.
Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari masyarakat di PT. PD. PAYA PINANG ?
a. Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar b. Kepedulian terhadap lingkungan hidup
c. Tersedianya lapangan pekerjaan
Jawaban :
LAMPIRAN 2
KUESIONER BENCHMARKING ANTARA PT. PD. PAYA PINANG DENGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III
Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kuesioner ini dibuat berdasarkan Requirements atau kebutuhan dari masing-masing stakeholder yang telah teridentifikasi. Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini dengan harapan bahwa hasil penelitian ini berguna bagi perusahaan.
Keterangan Nilai :
1 : Sangat Tidak Memuaskan 2 : Tidak Memuaskan
3 : Cukup Memuaskan 4 : Memuaskan 5 : Sangat Memuaskan
Nama :
Jabatan :
No Requirements (Kebutuhan) Paya
Pinang PTPN III Gap
Investor
1
Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat
2 Pemanfaatan aset secara optimal 3 Kinerja keuangan perusahaan yang
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap
Investor
4 Minimalisasi biaya produksi CPO 5 Peningkatan laba perusahaan 6 Standarisasi kualitas CPO 7 Transparansi laporan keuangan
Pelanggan
1 Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard
2 Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan
3 Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian
4 Adanya kemudahan bertransaksi 5 Cepat tanggap terhadap komplain
pelanggan
6 Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
Supplier 1 Pola order yang teratur 2 Tingkat kepuasan supplier
3 Adanya peningkatan volume pembelian
4 Kerjasama yang sesuai dengan kontrak
5 Komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap
Karyawan
1 Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan
2 Peningkatan jenjang karir yang jelas
3 Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan
4 Akomodasi karyawan yang memadai
5 Peningkatan kesejahteraan karyawan
6 Lingkungan kerja yang kondusif 7 Fasilitas kerja yang lengkap
8 Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai
9 Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin
10 Adanya pelatihan terhadap karyawan
11 Adanya SOP (Standard
No Requirements Paya
Pinang PTPN III Gap
Masyarakat
1
Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar
2 Kepedulian terhadap lingkungan hidup
3
Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek
4 Tersedianya lapangan pekerjaan
Mengetahui
LAMPIRAN 3
KUESIONER
PERBANDINGAN BERPASANGAN ANTARA KRITERIA
UTAMA, SUB KRITERIA DALAM PENENTUAN BOBOT KPI
I. BIODATA Nama : Jabatan : Tanggal :
II. PENGANTAR
Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria, sub kriteria dan Key Performance Indicator (KPI) pada perspektif Metode
Integrated Performance Measurement System. Sebelum mengisi kuesioner ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan dalam kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian mengenai aplikasi proses hierarki analitik dan Integrated Performance Measurement System pada kinerja perusahaan.
III. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti sampaikan kepada Saudara petunjuk pengisian kuesioner pembobotan berikut ini:
1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan kriteria penelitian di sebelah kiri dengan kriteria disebelah kanan.
3. Saudara di minta melingkari atau memberi tanda (x) pada angka yang sesuai dengan arti penilaian sebagai berikut:
Tabel Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Pentingnya Defenisi
1 3
5 7 9
2,4,6,8
Kedua elemen yang sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya
Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya
Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan
4. Usahakan penilaian Saudara konsisten. Misalnya saudara menyatakan A lebih penting daripada B, dan B lebih penting dari C, maka penilaian Saudara konsisten jika menyatakan C lebih penting dari pada A.
5. Apabila ada keraguan dari perbandingan tingkat kepentingan antar faktor tersebut, dapat diatasi dengan mengisi bilangan genap 2,4,6, dan 8.
6. Peneliti sampaikan contoh pengisian berikut:
Kriteria Penilaian Elemen
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
Keterangan: 1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting
5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting
9 : Mutlak lebih penting
Arti pengisian di atas:
a. B pada tingkat kepentingan sedikit lebih penting daripada A b. A pada tingkat kepentingan jauh lebih penting daripada C c. B pada tingkatan kepentingan mutlak lebih penting daripada C
IV. KUESIONER 1. Level 2
a. Perbandingan berpasangan antar kriteria
Kriteria Penilaian Kriteria Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelanggan
Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemasok Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemasok Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat
2. Level 3
a. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Investor
b. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Pelanggan
c. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Karyawan
Kriteria Penilaian kriteria Meningkatkan
citra perusahaan di masyarakat
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan produktivitas perusahaan Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan produktivitas perusahaan
Kriteria Penilaian Kriteria Mempertahankan
kepercayaan pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Mempertahankan loyalitas
pelanggan
Kriteria Penilaian Kriteria Meningkatkan
keamanan dan kenyamanan
karyawan dalam bekerja
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
d. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Masyarakat
3. Level 4
a. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Investor (Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan)
b. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Investor (Meningkatkan produktivitas perusahaan)
Kriteria Penilaian Kriteria Menjaga
hubungan baik dengan
masyarakat sekitar
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan
KPI Penilaian KPI Tingkat
penjualan cpo 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Peningkatan laba perusahaan
Tingkat
penjualan cpo 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemanfaatan aset secara optimal Peningkatan laba
perusahaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemanfaatan aset secara optimal
KPI Penilaian KPI Jumlah (Standard
Operational Procedures) perusahaan
c. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Pelanggan (Meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan)
d. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Pelanggan (Mempertahankan loyalitas pelanggan)
KPI Penilaian KPI Mutu CPO yang
dihasilkan sesuai dengan standard
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian Mutu CPO yang
dihasilkan sesuai dengan standard
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
KPI Penilaian KPI Pelayanan yang
memuaskan terhadap pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemudahan bertransaksi Pelayanan yang
memuaskan terhadap pelanggan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah keluhan pelanggan Kemudahan
bertransaksi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
e. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Supplier
(Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan para supplier perusahaan)
f. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Karyawan (Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja)
KPI Penilaian KPI Jumlah Pola
order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Tingkat kepuasan supplier
Jumlah Pola
order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah peningkatan volume pembelian Jumlah Pola
order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Jumlah Tingkat kepuasan supplier
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah peningkatan volume pembelian Jumlah Tingkat kepuasan supplier
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Jumlah peningkatan volume pembelian
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak
KPI Penilaian KPI Jumlah keluhan
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah
g. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Karyawan (Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan)
h. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Masyarakat (Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar)
i. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Masyarakat (Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan)
KPI Penilaian KPI Jumlah turn over
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah keluhan karyawan
Jumlah turn over
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah prestasi kerja karyawan Jumlah keluhan
karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah prestasi kerja karyawan
KPI Penilaian KPI Jumlah kegiatan
sosial perusahaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia
KPI Penilaian KPI Jumlah
mahasiswa yang melakukan
penelitian
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Diky Hajril. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Adolina). Laporan Tugas Sarjana. Jurusan Teknik Industri: Universitas Sumatera Utara.Medan.
Artley, Will; Stroh, Suzanne. 2001. Establishing an Integrated Performance Measurement System: Oak Ridge Institute For Science And Education. Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hendrastuti. 2011. Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (Studi Kasus: Usahatani dan Industri
Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam di
Kabupaten Kuningan): Institut Pertanian Bogor.
Jeffery, Neil. 2009. Stakeholder Engagement: A Road Map to Meaningful Engagement: Cranfield School of Management.
Kartikasari, Liana. 2004. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya
Angkasa Abadi. Laporan Tugas Sarjana: Universitas Kristen Petra.
Kesuma, Hendra. 2011. Analisa Pengukuran Kinerja dengan Metode Performance Prism pada PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek
Mukhtarom, Syahrul; Partiwi, Sri Gunani. 2011. Pengukuran Kinerja di PT. Citra Bunga Persada Dengan Menggunakan Metode Integrated performance
Measurement Systems ( IPMS): Institut Teknologi Sepuluh November. P. Suwignjo, U.S. Bititci, A.S. Carrie, T.J. Turner. Performance Measurement
System: Auditing and Prioritisation of Performance Measures: University of Strathclyde, Glasgow, UK.
Prima, Wike Agustin; Santoso, Imam; Sari, Rheysa Permata. 2012. Analisis Pengukuran Kinerja Korporasi Menggunakan Metode Performance
Prism (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan): Universitas Brawijaya.
Riggs, James L and Glen HF. 1983. Productivity By Objectives: Prentice Hall, UK.
Saaty, Thomas L. 1988. Multicriteria Decision Making, The Analytic Hierarchy Process Planning, Priority, Setting, Resource Allocation. University of Pittsburgh.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.
Siregar, Delfandi P. 2010. Pengukuran Kinerja pada PT PLN Cabang Medan dengan Metode Performance Prism. Laporan Tugas Sarjana. Jurusan Teknik Industri: Universitas Sumatera Utara.Medan.
Suartika, I Made. 2007. Perancangan Dan Implementasi Sistem pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems: Universitas Mataram.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pengukuran Kinerja1
Pengukuran kinerja adalah suatu strategi dan pendekatan terpadu untuk
menghasilkan keberhasilan yang berkelanjutan pada suatu organisasi dengan
peningkatan kinerja dari orang-orang yang bekerja di dalamnya dan dengan
mengembangkan kapabilitas kontribusi baik secara tim maupun individu
(Amstrong dan Baron, 1998).
Sementara itu, Fletcher dan Amstrong (1998) memberikan alternatif lain
tentang defenisi pengukuran kinerja yaitu suatu pendekatan untuk menghasilkan
visi dari suatu maksud dan tujuan dari organisasi, membantu setiap karyawan
untuk mengerti dan menyadari kontribusi mereka dalam organisasi dan juga
mengelola dan meningkatkan kinerja baik individu maupun organisasi.
3.2. Manfaat Pengukuran Kinerja2
Adapun manfaat dilakukannya pengukuran kinerja ini adalah sebagai
berikut:
1. Sebagai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
3. Sebagai media monitor, evaluasi, dan koreksi atas pencapaian kinerja
1
Hendrastuti. Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System(Studi Kasus: Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam di Kabupaten Kuningan). Jurnal Embryo, Vol. 8 No. 2. Desember 2011. Hal. 82. 2
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward &
punishment) secara obyektif
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan
6. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif
3.3. Kebutuhan Akan Sistem Manajemen Kinerja Baru3
Dalam sebuah perusahaan, terdapat hubungan antara berbagai pihak yang
berkepentingan (stakeholder), yaitu penanam modal, karyawan, pelanggan,
pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan yang terjadi antara perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut mengalami perubahan yang
substansial beberapa tahun terakhir ini. Hubungan ini sangat kompleks dan sangat
berbeda bahkan jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Hal ini dapat
diilustrasikan seperti sebuah jejaring (web) yang kompleks yang harus diatur
dalam lingkungan bisnis. Hubungan antarbagian mana yang harus diperkuat dan
harus mendapatkan prioritas utama untuk proses perbaikan sangat bervariasi,
tergantung dari jenis industrinya. Akan tetapi, pada umumnya hubungan yang
terkuat adalah antara organisasi dengan penanam modal, pelanggan, karyawan,
pemasok (supplier). Hubungan yang kompleks tersebut dapat dijabarkan seperti
tampak pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder
Saat ini dan di masa depan, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat
bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan mengetahui keinginan
(wants) dan kebutuhan (needs) dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal
tersebut. Perubahan orientasi serta fokus kebutuhan dan keinginan (needs &
wants) yang semula hanya menjadi titik perhatian pemegang saham
(shareholders) kini telah bergeser menjadi perhatian pihak yang lebih luas yaitu
stakeholder, yang terdiri dari pemegang saham, pelanggan, pemasok, pemerintah,
maupun masyarakat sekitarnya. Perubahan orientasi dan fokus tersebut
Gambar 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan
Para pemimpin perusahaan atau Chief Executive Officer (CEO) di berbagai
belahan dunia menyadari pentingnya memenuhi kepuasan dari setiap stakeholder
sehingga perusahaan dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang.
Perusahaan-perusahaan mulai menaruh perhatian akan pentingnya memenuhi
kepuasan dari setiap stakeholder, di mana hal ini kemudian menjadi sebuah
standar baru dalam laporan perusahaan. Sebagai contoh, sebuah organisasi di
Inggris, yaitu UK Cooperative Bank telah membuat sebuah laporan mengenai
kinerja bisnisnya dari setiap stakeholder (pemegang saham, pelanggan, karyawan
dan keluarganya, pemasok, komunitas lokal, serta masyarakat nasional dan
internasional) dalam sebuah laporan tahunan yang disebut Partnership Report.
Berbagai pendekatan formal juga mulai dikembangkan guna menghasilkan
sebuah bentuk laporan pertanggungjawaban yang standar, seperti yang dilakukan
oleh Institute for Social and Ethical Accountability yang terlibat dalam
penyusunan The Copenhagen Char-ten A Guide to Stakeholder Reporting dan
Selain pihak pengelola perusahaan, para investor juga mengerti arti
pentingnya perusahaan untuk memenuhi berbagai kepuasan setiap stakeholder.
Mereka menyadari apabila perusahaan tidak memberikan perhatian yang cukup
kepada kepuasan setiap stakeholder, hal tersebut akan membawa dampak pada
reputasi perusahaan dan pangsa pasarnya. Sebaliknya, jika perusahaan
memperhatikan dan berusaha memenuhi berbagai permintaan/kepentingan dari
masing-masing stakeholder, perusahaan juga dapat menuntut kontribusi yang
lebih dari masing-masing stakeholder tersebut. Contoh kontribusi yang dapat
diberikan stakeholder kepada perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder Pihak yang Berkepentingan
(Stakeholder) Kontribusi (Contribution)
Investor
Pertumbuhan modal (Capital growth)
Besarnya resiko (Greater risk taking)
Dukungan jangka panjang
(Long term support)
Pelanggan (Customer)
Keuntungan (profitability)
Pembelian ulang (Retention)
Loyalitas (Loyalty)
Umpan balik (Feedback)
Pihak perantara
(Intermediaries)
Perencanaan di masa depan
(Planning forecasts)
Informasi kebutuhan di masa depan
(Forward demand visibility)
Karyawan (Employees)
Fleksibilitas (Flexibility)
Keterampilan ganda (Multiskilling)
Tabel 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder (Lanjutan) Pihak yang Berkepentingan
(Stakeholder) Kontribusi (Contribution)
Pemasok (Suppliers)
Subpemasok yang lebih luas
(More outsourcing)
Pedagang yang lebih sedikit (Fewer vendors)
Solusi yang menyeluruh (Total solutions)
Integrasi (Integration)
Pemerintah (Regulators)
Konsistensi yang adil
(Cross border consistency)
Saran-saran nonformal (Informal advices)
Keterlibatan lebih awal (Early involvement)
Masyarakat (Communities)
Ketersediaan tenaga kerja terampil
(Skill employment pool)
Hibah-hibah (Grants)
Dukungan (Support)
Kelompok pesaing
(Pressure groups)
Kerja sama yang lebih erat
(Closer cooperation)
Berbagi penelitian (Shared research)
Mitra (Alliance partners)
Saling menjual dan membeli (Cross selling)
Pengembangan yang saling mendukung
(Co-development)
Berbagi ongkos (Cost sharing)
Bukanlah hal yang sederhana untuk dapat memenuhi semua permintaan
dan kepentingan stakeholder dalam sebuah kerangka Sistem Manajemen Kinerja.
Permasalahan yang sering muncul antara lain :
1. Perusahaan gagal menerjemahkan keinginan dan kebutuhan (wants and needs)
2. Adanya ketidakcocokan antara keinginan dan kebutuhan (wants and needs)
perusahaan dengan masing-masing stakeholder, bahkan sering kali
menimbulkan pilihan yang saling kontradiksi.
3. Ukuran kinerja yang digunakan tidak sesuai dengan strategi, proses, dan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan (wants
dan needs) tersebut.
3.4. Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)4
Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) adalah salah satu
metode pengukuran kinerja yang bertujuan untuk menggambarkan sistem
pengukuran kinerja dalam arti yang tepat, dalam bentuk integrasi, seefektif dan
efisien mungkin. Metode Integrated Performance Measurement Systems
dikembangkan oleh Centre of Strategic Manufacturing, University of Strathclyde,
Glasgow.
Dalam model Integrated Performance Measurement Systems, perusahaan
terbagi dalam empat level bisnis, yaitu:
1. Bisnis (Business Corporate)
2. Unit bisnis (Business Unit)
3. Proses bisnis (Business Process)
4. Aktivitas (Activity)
4Kartikasari, Liana. 2004. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated
Level bisnis menjabarkan seluruh bisnis perusahaan dengan beberapa unit
bisnis yang ada di dalamnya. Unit bisnis adalah bagian dari perusahaan yang
memiliki fungsi dan proses bisnis tertentu yang bertujuan untuk melayani
sebagian segmen pasar sesuai dengan tuntutan pasar yang semakin ketat. Setiap
unit bisnis terdiri dari sejumlah proses bisnis yang terbagi dalam dua kelompok,
yaitu:
1. Proses bisnis inti merupakan alasan dasar bagi keberadaan suatu perusahaan
2. Proses bisnis pendukung, yang mendukung proses bisnis inti. Proses bisnis inti
merupakan stakeholder dari proses bisnis pendukung.
Gambar pembagian level bisnis dari IntegratedPerformance Measurement
[image:45.595.242.384.417.642.2]Systems dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3. Pembagian Level Organisasi (Bititci,U.S)
Keempat level bisnis dalam Integrated Performance Measurement
Systems kemudian diidentifikasi Key Performance Indicator-nya, berdasarkan
sistem pengukuran kinerja berdasarkan Integrated Performance Measurement
[image:46.595.215.408.175.364.2]System berlangsung secara top-down, dari level bisnis ke aktivitas.
Gambar 3.4. Integrated Performance Measurement Systems (Bititci,U.S)
Penjelasan dari setiap elemen-elemennya dapat dilihat di bawah ini.
1. Stakeholders
Stakeholders adalah pihak-pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan,
antara lain pemegang saham, pemilik bisnis, pegawai atau karyawan,
konsumen, pemasok, dan masyarakat. Dalam Integrated Performance
Measurement Systems, dilakukan identifikasi stakeholder, kemudian
diidentifikasi juga apa yang menjadi keinginan dari tiap-tiap stakeholder
terhadap bisnis perusahaan.
2. External monitor
Perusahaan harus mengetahui posisinya terhadap pesaingnya untuk
mengetahui perkembangan kebutuhan dari bisnis. Posisi persaingan dapat
ditunjukkan dengan kejelasan dari stakeholder requirements.
Objectives atau tujuan dalam penyusunannya didasarkan atas kebutuhan
dengan target dan skala waktu yang tepat. Tujuan didasarkan pada kebutuhan
stakeholder.
4. Performance Measure
Pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan adalah suatu hal penting yang
harus dilakukan, sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana
pencapaian tujuannya.
Berikut adalah gambar struktur lengkap metode IPMS dengan
[image:47.595.185.441.357.663.2]mengkombinasikan keempat level dan keempat elemen pada setiap levelnya.
Tahapan-tahapan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode
Integrated Performance Measurement Systems dapat dilihat di bawah ini.
1. Mengidentifikasi stakeholder dan membuat daftar kebutuhan (requirements)
dari setiap stakeholder yang ada.
2. Melakukan identifikasi dan membandingkan perusahaan dengan external
monitor atau pesaing perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama
(benchmarking).
3. Menetapkan objective dari bisnis.
4. Menentukan ukuran-ukuran kinerja (Measures) yang biasa disebut KPI
5. Melakukan validasi KPI
6. Melakukan spesifikasi KPI
7. Melakukan pembobotan KPI dengan menggunakan metode Analytical
Hierarchi Process (AHP).
8. Melakukan scoring system dengan menggunakan objective matrix.
3.5. Stakeholder5
Stakeholder adalah sekelompok orang yang berperan penting dalam suatu
perusahaan disamping merupakan pihak yang menerima dan menggunakan barang
dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.
Stakeholder wants and needs dapat dilihat pada Tabel 3.2.
5
Tabel 3.2. Stakeholder Wants and Needs Stakeholder Satisfaction
(Stakeholder Wants and Needs) Stakeholder Stakeholder Contribution
Murah, cepat, tepat, murah Konsumen Kepercayaan, loyalitas,
profit dan keuntungan
Kesejahteraan, penggajian,
jenjang karir, peningkatan
ketrampilan, budaya kerja yang
kondusif Karyawan Semangat, pemikiran, pendapat, motivasi, kemampuan, peningkatan kerja Pengembalian, kepercayaan,
keuntungan Shareholder
Modal, kepercayaan,
network
Keuntungan, kesatuan,
kepercayaan Supplier
Murah, cepat, tepat,
mudah
Bantuan sosial, lowongan kerja,
ramah lingkungan Masyarakat
Memperkuat citra baik dan
brand, kepercayaan
Legal, kontribusi pajak Pemerintah Kebijakan, kejelasan,
pertimbangan dan nasehat
Biasanya suatu perusahaan mempunyai stakeholder antara lain :
1. Konsumen
Konsumen berperan sebagai pengguna atau pembeli barang-barang yang
diproduksi oleh produsen. Pelanggan ini biasanya menuntut perusahaan untuk
memenuhi suatu standar kualitas tertentu. Dengan demikian pelanggan
berperan sangat penting dalam meningkatkan performansi suatu perusahaan.
Data penelitian yang dikumpulkan oleh Xerox menunjukkan bahwa konsumen
yang sangat puas akan melakukan Repeat Buying dalam waktu 18 bulan
pengembangan konsep yang dikenal sebagai konsumen yang loyal. Tujuan
konsep ini adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata konsumen
melalui datang kembali lagi atau merekomendasikan kepada yang lain.
2. Karyawan
Karyawan adalah semua individu atau sumber daya manusia yang terlibat
dalam proses kerja sebuah organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia
merupakan aspek yang sangat penting di dalam perusahaan, karena pencapaian
performansi perusahaan yang baik dapat tercapai dengan adanya peningkatan
produktivitas karyawan. Oleh karena itu, masalah kinerja karyawan ini harus
mendapat perhatian utama.
3. Investor
Investor merupakan pihak penyelenggara sumber daya finansial yang memiliki
tanggung jawab secara keseluruhan terhadap proses yang terdapat di
perusahaan.
4. Supplier
Supplier merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan untuk dapat beroperasi dengan baik. Jadi dapat dikatakan bahwa
supplier sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan dalam
hal peningkatan kualitas bahan baku.
5. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan kerja suatu perusahaan dimana meliputi
pihak-pihak yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dari
3.6. Teknik Sampling6
Teknik-teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Probability sampling
2. Nonprobability sampling
Teknik-teknik sampling ini harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaannya, situasi yang berbeda membutuhkan teknik sampling yang
berbeda pula.
3.6.1. Probability Sampling
Pengambilan sampel secara acak (random) adalah teknik pengambilan
sampel dimana semua unsur yang ada di populasi mempunyai peluang yang sama
untuk terambil sebagai sampel mewakili populasinya. Terdapat beberapa teknik
Random Sampling, antara lain:
1. Simple Random Sampling
Merupakan teknik pengambilan sampel acak secara sederhana. Pengambilan
sampel ini dilakukan dengan bantuan tabel bilangan acak. Dalam hal ini, setiap
item dalam populasi diberi nomor sedemikian rupa, kemudian nomor-nomor
dipilih dari tabel bilangan random. Setiap nomor pada item yang sesuai
dengan nomor yang terpilih pada tabel bilangan random akan diambil sebagai
sampel. Demikian seterusnya sampai jumlah sampel yang dikehendaki
terpenuhi.
6
2. Stratified Random Sampling
Dalam pengambilan sampel pada teknik sampling ini, populasi dibatasi
menjadi beberapa lapisan atau strata, dan kemudian diambil contoh acak
sederhana dari setiap lapisan. Keseluruhan contoh acak sederhana dari semua
lapisan itu menyusun sampel acak berlapis. Dalam pengambilan sampel acak
berlapis, populasi yang dibatasi itu harus relatif homogen dalam setiap lapisan.
Misalnya untuk meneliti pendapatan guru di suatu kota mungkin akan lebih
baik bila populasinya dibatasi menurut spesialisasi dan kemudian dalam setiap
spesialisasi diambil contoh acak sederhana. Dengan demikian, diharapkan
bahwa keragaman pendapatan dalam setiap spesialisasi itu jauh lebih kecil
daripada keragaman pendapatan dalam seluruh populasi.
3. Cluster Sampling
Teknik pengambilan sampel ini, mengambil beberapa kelompok secara acak
dari populasi, dan mengambil semua, atau sebagian unsur yang dipilih secara
acak dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Pengambilan
sampel kelompok lebih efisien dalam biaya bila populasinya tersebar luas.
Misalnya dalam suatu penelitian mengenai kebiasaan merokok di suatu
kecamatan, akan jauh lebih murah biaya yang dikeluarkan bila mewawancarai
dan mengumpulkan data dari orang-orang yang tinggal relatif berdekatan
dalam daerah yang terambil secara acak, daripada mengambil contoh acak
4. Systematic Sampling
Teknik ini memiliki konsep bahwa hanya individu pertama yang terpilih
secara acak sedangkan individu lain dipilih menurut pola tertentu. Individu
yang berikutnya ditarik dengan interval sampel total populasi dibagi dengan
jumlah sampel yang ingin diambil.
3.6.2. Nonprobability Sampling
Nonprobabilitysampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak
semua unsur didalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik
sebagai sampel. Pengambilan sampel secara nonprobability sampling terdiri atas :
1. Accidental Sampling
Teknik ini mengambil sampel berdasarkan pada orang yang pertama kali
dijumpai oleh pengambil sampel.
2. Purposive Sampling
Teknik ini mengambil sampel dimana sampel tersebut dipilih berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu yang diinginkan oleh pengambil sampel.
3. Snowball Sampling
Teknik ini mengambil sampel berdasarkan konsep bola salju dimana sampel
diperoleh berdasarkan suatu informasi dari seorang individu terhadap individu
lain.
4. Quota Sampling
Teknik ini mengambil sampel yang ditentukan oleh si pengumpul data dan
sudah dicapai, si pengumpul data berhenti melakukan pengambilan data,
selanjutnya hasil itu dipresentasikan.
3.7. Objective Matrix7
Konsep dari pengukuran ini yaitu penggabungan beberapa kriteria kinerja
kelompok kerja kedalam sebuah matrik. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran
berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan
kepentingan terhadap tujuan organisasi. Hasil akhir dari pengukuran dengan
metode OMAX ini adalah sebuah nilai tungal untuk suatu kelompok kerja.
langkah-langkah pengukuran kinerja dengan metode OMAX antara lain :
1. Menentukan kriteria produktivitas (Key Performance Indicator)
Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang
sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini dilaksanakan.
2. Menjelaskan Data.
Setelah kriteria produktivitas teridentifikasi dengan baik, maka langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasikan kriteria tersebut secara lebih
terperinci.
3. Penilaian pencapaian mula-mula (skor 3).
Pencapaian mula-mula diletakkan pada skor 3 dari skala 1 sampai 10 untuk
memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya
penurunan. Pencapaian ini juga biasanya diletakkan pada tingkat yang lebih
rendah lagi agar memungkinkan terjadinya pertukaran dan memberi
kelonggaran apabila sekali-sekali terjadi kemunduran.
4. Penilaian target dan kondisi terburuk perusahaan (skor 10 dan skor 0).
Skor 10 berkenaan dengan target yang ingin dicapai dalam dua atau tiga tahun
mendatang sesuai dengan lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan
karenanya harus berkesan optimis tetapi juga realistis, sedangkan skor 0
merupakan pencapaian terburuk yang mungkin dicapai.
5. Menetapkan sasaran jangka pendek.
Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks dilakukan langsung
setelah butir skala nol, tiga, sepuluh telah terisi. Butir yang tersisa diisi dengan
jarak antar skor adalah sama, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
L H L H H L x x y y X
Keterangan : XLH = Interval angka antara level high dan low
H
x = Level high
L
x = Level low
H
y = Angka pada level high
L
y = Angka pada level low
6. Menentukan derajat kepentingan (bobot)
Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit
kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat
kepentingannya tiap kriteria harus diberi bobot. Pembobotan biasanya
orang-orang yang terpilih karena dianggap paham akan kondisi unit kerja yang
akan diukur.
7. Pengoperasian Matriks.
Pengoperasian Matriks baru dapat dilakukan apabila semua butir diatas telah
dipenuhi.
Pada Objective Matrix score performance yang digunakan yaitu antara
0-10. Hal ini berarti ada 11 target pencapaian untuk setiap indikatornya,seperti dapat
[image:56.595.146.480.353.570.2]dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Tabel Target Pencapaian Dalam OMAX
Keterangan :
1. Skor 10: Kinerja sangat memuaskan. Perusahaan telah mencapai target
realistis dan mempunyai inisiatif untuk meningkatkan kinerja.
2. Skor 9 – 8: Kinerja memuaskan. Hampir di semua aktivitas, perusahaan
memperoleh hasil yang memuaskan. Perusahaan telah menguasai kriteria
3. Skor 7 – 6: Kinerja yang dihasilkan baik. Perusahaan telah mempelajari fungsi
dan kriteria (atribut ukuran kinerja) dan telah mendapatkan keahlian yang
dibutuhkan untuk melaksanakan kinerja sehingga dapat bekerja dengan
efektif.
4. Skor 5 – 4: Kinerja yang dicapai sedang atau di atas standar yang ada (cukup
baik). Perusahaan masih harus belajar dan mempunyai minat untuk belajar
demi peningkatan kinerja.
5. Skor 3: Kinerja standar (rata-rata). Perusahaan telah mencapai kinerja standar
yang ada dan tetap dipertahankan dengan tidak berhenti melakukan
peningkatan kinerja.
6. Skor 2 – 1: Kinerja yang dicapai buruk. Perusahaan masih berada di tingkat
pemula atau dengan kata lain kinerja perusahaan di bawah rata-rata, masih
banyak yang harus dipelajari.
7. Skor 0: Kinerja ditolak (sangat buruk). Kinerja perusahaan berlawanan dengan
tujuan dan sasaran KPI. Membutuhkan bimbingan yang intensif.
3.8. Traffic Light System8
Traffic light system berhubungan erat dengan scoring system. Traffic light
system berfungsi sebagai tanda apakah score dari suatu indikator kinerja
memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indikator dari Traffic light system ini
direpresentasikan dengan beberapa warna, antara lain :
8 Wike Agustin Prima Dania; Imam Santoso; Rheysa Permata Sari. Analisis Pengukuran Kinerja
1. Warna hijau
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level delapan sampai
sepuluh. Artinya pencapaian suatu indikator kinerja sudah tercapai, sama, atau
bahkan melampaui target.
2. Warna kuning
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level empat sampai tujuh.
Artinya pencapaian suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilainya
sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan
adanya berbagai macam kemungkinan.
3. Warna merah
Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level nol sampai tiga. Artinya
pencapaian suatu indikator kinerja benar-benar dibawah target yang telah
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. PD Paya Pinang yang belokasi di Jalan
Samanhudi No. 15 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari Oktober 2012
hingga Desember 2012.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis penelitian
yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, factual dan akurat
tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini
juga merupakan penelitian survey yang merupakan bagian dari penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari
gejala yang ada dan mencari keterangan secara factual untuk mendapatkan
kebenaran (Sinulingga, S, 2011: 23-25).
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian yang diamati adalah responden yang menjadi sumber
informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun objek yang dijadikan
responden adalah para stakeholder perusahaan (Investor, Pelanggan, Supplier,
Karyawan, dan Masyarakat) dan pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung
4.4. Kerangka Konseptual Penelitian
Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah
perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian
lebih sistematis. Kerangka teoritis adalah suatu model konseptual yang
menunjukkan hubungan logis antara faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang
penting atau relevan dengan masalah penelitian. Kerangka teoritis dikembangkan
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari proses interview, observasi dan
survei literature (Sinulingga, S, 2011: 79).
[image:60.595.136.487.377.582.2]Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
Stakeholder Requirement
External Monitor
Objectives
Key Performance Indicators
Kinerja Perusahaan
Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian
4.5. Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat dilihat
4.5.1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel independen
dalam penelitian ini antara lain :
1. Stakeholder Requirement
Stakeholder requirement didefenisikan sebagai bentuk keinginan dan
kebutuhan para stakeholder perusahaan yang meliputi investor, pelanggan,
supplier, karyawan, dan masyarakat.
2. External Monitor
External monitor didefenisikan sebagai proses benchmarking yang dilakukan
untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap pesaing sehingga diketahui
kelebihan dan kekurangan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya.
3. Objectives
Objectives didefenisikan sebagai tujuan atau target yang ingin dicapai oleh
perusahaan.
4. Key Performance Indicators
Key Performance Indicators di defenisikan sebagai bentuk kriteria untuk
meningkatkan kinerja atau mempertahankan kualitas dari kinerja perusahaan.
4.5.2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilai atau
valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Variabel dependen
kebutuhan dari para stakeholder (Stakeholder Requirement) menggunakan metode
IPMS (Integrated Performance Measurement Systems) diharapkan dapat
memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.
4.6. Sumber Data
Beradasarkan cara memperolehnya maka sumber data yang diperoleh dari
penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.
Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a. Informasi mengenai stakeholder perusahaan, diperoleh dengan metode
wawancara narasumber terpilih.
b. Informasi mengenai kebutuhan dan keinginan stakeholder perusahaan,
diperoleh dengan metode wawancara narasumber terpilih dan penyebaran
kuesioner narasumber terpilih.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,
sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak manajemen. Biasanya berbentuk
dokumen, file, arsip, atau catatan-catatan perusahaan. Data tersebut adalah
data mengenai sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, unit
4.7. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek
penelitian.
2. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara kepada bagian manajemen
perusahaan dan narasumber terpilih.
3. Teknik Survey, yaitu teknik untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan.
Dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap narasumber terpilih.
4. Teknik kepustakaan, yaitu mencatat dan mempelajari teori-teori yang
berhubungan dengan pemecahan masalah dari berbagai buku yang sesuai
dengan permasalahan yang diamati yaitu pengukuran kinerja perusahaan.
5. Penyebaran kuesioner yaitu Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan
diberikan kepada responden untuk memperoleh variabel keinginan responden.
Ada 3 macam kuesioner yang digunakan yaitu: Kuesioner 1 yang diberikan
kepada responden bertujuan untuk mendapatkan indikator-indikator kebutuhan
dari para stakeholder. Kuesioner 2 Berisikan indikator-indikator yang
diperoleh dari kuesioner 1 yang bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan
terhadap pesaingnya. Kuesioner 3 berisikan indikator kinerja yang diperoleh
dari kuesioner 1 dan kuesioner 2. Pada kuesioner ini menggunakan metode
4.8. Instrumen Penelitian
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner terbuka, berisi indikator-indikator seputar kebutuhan dan keinginan
para stakeholder. Indikator-indikator kebutuhan stakeholder diperoleh dari:
a. Jurnal “Pengukuran Kinerja di PT. Citra Bunga Persada (CBP) Dengan
Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems
(IPMS): oleh Syahrul Mukhtarom”.
b. Tugas Sarjana “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode
Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya Angkasa
Abadi: oleh Liana Kartikasari”.
c. Buku “Stakeholder Engagement: A Road Map to Meaningful Engagement:
oleh Neil Jeffery”.
Alasan digunakan kuesioner terbuka pada penelitian dikarenakan di dalam
penelitian diperlukan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dan
pada kuesioner terbuka narasumber diberikan kesempatan untuk menjawab
berdasarkan tujuan penelitian, sehingga akan di dapat modus dari tiap
pertanyaan yang diberikan.
2. Kuesioner External Monitor
Kuesioner External Monitor digunakan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.
Oleh karena itu, dilakukan perbandingan atau benchmarking. Tujuan dari
dilakukannya benchmarking adalah agar penetapan tujuan (Objectives) yang
3. Kuisioner AHP (Analytic Hierarchy Process) digunakan untuk menentukan
kepentingan bobot KPI (key performance indicator) dari perspektif Integrated
Performance Measurement System diisi oleh narasumber yang berasal dari
internal perusahaan yang mengetahui kebutuhan perusahaan secara jelas.
4.9. Populasi dan Sampel Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah stakeholder perusahaan
yang terdiri dari investor, pelanggan, supplier, karyawan dan masyarakat dan
pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung dengan para stakeholder
perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling
dikarenakan responden yang heterogen dan penarikan sampel dari setiap strata
dilakukan dengan metode purposive sampling dikarenakan sampel yang diambil
adalah orang-orang tertentu sebagai sumber data/informasi. Orang-orang tertentu
yang dimaksud disini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan,
pengalaman, jabatan dan lain-lain yang dimilikinya menjadikan individu atau
kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Untuk kuesioner
pendahuluan jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini yaitu investor
berjumlah 3 orang, pelanggan berjumlah 3 orang, supplier berjumlah 5 orang,
karyawan berjumlah 6 orang dan masyarakat berjumlah 4 orang dengan total 21
responden.
Sampel yang dipilih sebagai responden untuk kuesioner tertutup adalah
pengambil keputusan di perusahaan yaitu para Manajer perusahaan yang
4.10. Blok Diagram Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah tahapan-tahapan dalam melaksanakan suatu
penelitian. Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari pendeskripsian masalah
untuk mendapatkan akar dari permasalahan yang akan diselesaikan. Tujuan
ditetapkan dari masalah yang akan diselesaikan yaitu memperbaiki dan
meningkatkan kinerja perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan
penyebaran kuesioner dan teknik wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan metode IPMS, Metode AHP dan Metode OMAX. Adapun prosedur
dalam penelitian ini dapat dilihat pada metodologi penelitian Gambar 4.2.
4.11. Pengolahan Data
Pada pengolahan data ini, akan dilakukan perumusan masalah mengenai
indikator-indikator kebutuhan stakeholder. Data yang dikumpulkan dari kuesioner
terbuka menghasilkan indikator-indikator yang menjadi kebutuhan stakeholder.
Indikator-indikator tersebut kemudian dituangkan kedalam penilain tingkat
kepentingan yang diuji dengan menggunakan metode AHP. Kemudian setelah
mendapatkan nilai bobot dengan menggunakan metode AHP maka dilakukan
scoring system dengan menggunakan metode objective matriks. Blok diagram
Identifikasi Masalah
Pengukuran kinerja perusahaan yang belum mempertimbangkan seluruh stakeholder
perusahaan Perumusan Masalah Mempertimbangkan seluruh kebutuhan stakeholder perusahaan Penetapan Tujuan Meningkatkan kinerja perusahaan
Pengumpulan Data Primer
1. Identifikasi stakeholder perusahaan 2. Identifikasi kebutuhan stakeholder 3. Identifikasi external monitor 4. Identifikasi objectives 5. Identifikasi key performance indicators
Pengumpulan Data Sekunder
1. Visi dan misi perusahaan 2. Struktur organisasi 3. Target dan realisasi pencapaian kinerja perusahaan
Pengolahan Data
1. Menentukan bobot key performance indicators dengan metode AHP
2. Melakukan scoring system dengan menggunakan metode objective matriks
3. Menentukan tanda warna dari key performance indicators dengan metode traffic light system
Analisis Pemecahan Masalah:
Analisis dengan menggunakan metode traffic light system untuk mengetahui KPI tergolong warna merah (sangat buruk), kuning (cukup
baik) dan hijau (sangat baik)
Kesimpulan dan Saran Mulai
[image:67.595.153.474.111.621.2]Selesai
Data kebutuhan stakeholder dari Hasil Kuesioner
Pembobotan KPI
Melakukan scoring system
Analisis dengan metode traffic light system
Key Performance Indicators
Inconsistency ratio
=0,1 atau < 0,1? Penyebaran Kuesioner Mulai
Selesai
[image:68.595.186.441.110.417.2]N Y
Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data
4.12. Analisis Pemecahan Masalah
Analisis ini meliputi analisi mengenai perbandingan pengukuran kinerja
yang baru dengan yang telah dilakukan sebelumnya, analisis mengenai
pencapaian kinerja perusahaan serta rencana tindakan untuk melaksanakan
program peningkatan kinerja berdasarkan KPI yang perlu segera diperbaiki
dengan menggunakan metode Traffic Light System.
4.13. Kesimpulan dan Saran
Tahap kesimpulan berisi butir-butir penting dalam penelitian ini. Kesimpulan
berguna untuk perbaikan kepada pihak perusahaan untuk mengimplementasikan hasil
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan
pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian, adapun data yang diperlukan
di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
5.1.1. Identifikasi Level Perusahaan
Model Integrated Performance Measurement Systems membagi level
bisnis suatu organisasi atau perusahaan menjadi 4 level yaitu bisnis induk, unit
bisnis, proses bisnis dan aktivitas bisnis. Pembagian level bisnis dari PT. PD. Paya
Pinang adalah sebagai berikut :
1. Level Bisnis Induk
Level Bisnis Induk adalah PT. PD. Paya Pinang yang artinya seluruh aktivitas
bisnis dari PT. PD. Paya Pinang sebagai penghasil crude palm oil.
2. Level Unit Bisnis
Level Unit Bisnis adalah departemen-departemen yang ada di PT. PD. Paya
Pinang. Departemen-departemen tersebut adalah bagian dari perusahaan yang
memiliki fungsi masing-masing dan bertujuan untuk menciptakan CPO dengan
kualitas terbaik sehingga dapat memberikan kepuasaan kepada pelanggan
3. Level Proses Bisnis
Level Proses Bisnis PT. PD. Paya Pinang menyangkut para stakeholder yang
memiliki fungsi terpenting di dalam perusahaan agar tetap membuat
perusahaan dapat bersaing di tengah persaingan yang semakin kompetitif. Para
stakeholder tersebut yaitu Investor, Pelanggan, Supplier, Karyawan dan
Masyarakat.
4. Level Aktivitas Bisnis
Level Aktivitas Bisnis adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap
departemen yang ada di dalam sebuah perusahaan.
5.1.2. Identifikasi Stakeholder Perusahaan
Sebelum merancang dan mengukur kinerja perusahaan, terlebih dahulu
dilakukan identifikasi stakeholder yang memegang peranan penting bagi
keberlangsungan perusahaan. Stakeholder adalah sekelompok orang yang
berperan penting dalam suatu perusahaan disamping merupakan pihak yang
menerima dan menggunakan barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah
Gambar 5.1. Stakeholder PT. PD. Paya Pinang
1. Investor
Saham PT. PD. Paya Pinang sepenuhnya dimiliki oleh pihak swasta karena
PT. PD. Paya Pinang merupakan murni perusahaan swasta nasional.
2. Pelanggan
PT. PD. Paya Pinang merupakan penghasil CPO (Crude Palm Oil) sehingga
yang menjadi pelanggan dari perusahaan ini yaitu Musim Mas Group,
Multimas Nabati Asahan, PT. Pacific Palmindo Industri.
3. Supplier
Supplier dari PT. PD. Paya Pinang adalah pihak III yaitu perkebunan
masyarakat.
4. Karyawan
Karyawan di PT. PD. Paya Pinang terdiri dari karyawan di bagian produksi ±
400 orang, karyawan di bagian administrasi ± 80 orang, Bagian keamanan, dan
5. Masyarakat
Masyarakat adalah pihak-pihak yang turut serta menciptakan kebijakan yang
bersifat norma-norma baik tertulis ataupun tidak tertulis. Hal ini biasanya
menyangkut tentang masalah lingkungan dan sosial. Masyarakat yang
dimaksud antara lain masyarakat di lingkungan sekitar pabrik dan perkebunan,
keluarga para karyawan perusahaan, mahasiswa maupun pelajar yang sedang
melakukan penelitian, kerja praktek ataupun magang di perusahaan tersebut.
5.1.3. Identifikasi Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements)
Setelah mengidentifikasi stakeholder perusahaan, maka tahap berikutnya
adalah melakukan identifikasi kebutuhan stakeholder (Stakeholder Requirements)
yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner pendahuluan kepada para
responden. Adapun hasil dari kebutuhan stakeholder (Stakeholder Requirements)
perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements)
No Stakeholder Requirements
1 Investor
Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga
lebih dikenal masyarakat
Standarisasi kualitas CPO
Kinerja keuangan perusahaan yang baik
Minimalisasi biaya produksi CPO
Peningkatan laba perusahaan
Transparansi laporan keuangan
Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) (Lanjutan)
No Stakeholder Requirements
2 Pelanggan
Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan
standard
Pengiriman CPO tepat waktu sesuai perjanjian
Pelayanan yang memuaskan terhadap
pelanggan
Adanya kemudahan bertransaksi
Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak
Cepat tanggap terhadap komplain pelanggan
3 Supplier
Tingkat kepuasan supplier
Pola order yang teratur
Adanya peningkatan volume pembelian
Kerjasama yang sesuai dengan kontrak
Komunikasi yang efektif antara kedua belah
pihak
Pembayaran tepat waktu
Masa kerja yang jelas
4 Karyawan
Peningkatan jenjang karir yang jelas
Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan
Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan
Akomodasi karyawan yang memadai
Peningkatan kesejahteraan karyawan
Lingkungan kerja yang kondusif
Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) (Lanjutan)
No Stakeholder Requirements
4 Karyawan
Fasilitas kerja yang lengkap
Tingkat kesehatan dan keselamatan yang
terjamin
Adanya SOP (Standard Operational
Procedures)
Adanya pelatihan terhadap karyawan
5 Masyarakat
Adanya kepedulian perusahaan terhadap
keadaan masyarakat sekitar
Kepedulian terhadap lingkungan hidup
Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan
pelajar untuk melakukan penelitian, magang
dan kerja praktek
Tersedianya lapangan pekerjaan
5.1.4. Identifikasi External Monitor Perusahaan
External monitor perusahaan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan perusahaan dengan proses perbandingan (Benchmarking) yang
bertujuan agar penetapan Objective dapat mewakili peningkatan kinerja
perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan yang dijadikan perbandingan harus memiliki
karakteristik yang sama dengan perusahaan yang diteliti. PT. PD. Paya Pinang
merupakan penghasil CPO. Oleh karena itu, perusahaan yang dijadikan
pesaing/perbandingan harus perusahaan yang bergerak di bidang penghasil CPO
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang peneliti lakukan, maka
perusahaan yang dipandang sebagai pesaing adalah PT. Perkebunan Nusantara III
(PTPN III). Beberapa alasan yang mendukung bahwa PT. Perkebunan Nusantara
III adalah perusahaan yang layak untuk dijadikan bahan pembanding adalah
sebagai berikut :
1. Mutu dari produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah
dikenal di pasar lokal dan pasar internasional.
2. Pengiriman pasokan yang selalu tepat waktu kepada pembeli.
3. PT. Perkebunan Nusantara III peduli terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut
dibuktikan dengan keikutsertaan PT. Perkebunan Nusantara III dalam
keanggotaan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang sangat peduli
terhadap pengelolaan sawit lestari.
4. PT. Perkebunan Nusantara III mendapatkan Sertifikat OHSAS 18001:2007
yaitu suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Sertifikat yang diterima PT. Perkebunan Nusantara III
berlaku selama 3 tahun sampai dengan bulan November 2014.
Orang yang mengisi kuesioner adalah seseorang yang mengetahui dan
mengenal perusahaan dengan baik. Benchmarking dilakukan berdasarkan
requirements yang telah didapatkan berdasarkan penyebaran kuesioner
pendahuluan.
Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan
No Requirements (Kebutuhan) Paya
Pinang PTPN III Gap
Investor
1
Pengembangan pabrik dan
perusahaan sehingga lebih dikenal
masyarakat
3 4 -1
2 Pemanfaatan aset secara optimal 3 3 0
3 Kinerja keuangan perusahaan yang
baik 4 5 -1
4 Minimalisasi biaya produksi CPO 3 3 0
5 Peningkatan laba perusahaan 4 5 -1
6 Standarisasi kualitas CPO 4 4 0
7 Transparansi laporan keuangan 4 4 0
Pelanggan
1 Mutu CPO yang dihasilkan sesuai
dengan standard 4 4 0
2 Pelayanan yang memuaskan
terhadap pelanggan 3 4 -1
3 Pengiriman CPO tepat waktu
sesuai perjanjian 4 5 -1
4 Adanya kemudahan bertransaksi 5 5 0
5 Cepat tanggap terhadap komplain
pelanggan 3 3 0
6 Jumlah pengiriman CPO sesuai
Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan (Lanjutan)