• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) Pada PT. PD. Paya Pinang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Sistem Pengukuran Kinerja dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) Pada PT. PD. Paya Pinang"

Copied!
173
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAMPIRAN 1

Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.

PAYA PINANG

Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Tania Alda

No :

Nama :

Petunjuk pengisian kuesioner

Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.

Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari investor di PT. PD. PAYA PINANG ?

a. Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat b. Pemanfaatan aset secara optimal

(3)

g. Transparansi laporan keuangan h. Tingkat penambahan investasi

Jawaban :

(4)

Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.

PAYA PINANG

Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Tania Alda

No :

Nama :

Jabatan :

Petunjuk pengisian kuesioner

Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.

Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari pelanggan di PT. PD. PAYA PINANG ?

a. Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard b. Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan c. Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian d. Adanya kemudahan bertransaksi

(5)

Jawaban :

(6)

Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.

PAYA PINANG

Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Tania Alda

No :

Nama :

Jabatan :

Petunjuk pengisian kuesioner

Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.

Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari supplier di PT. PD. PAYA PINANG ?

a. Pola order yang teratur b. Tingkat kepuasan supplier

c. Adanya peningkatan volume pembelian d. Kerja sama yang sesuai dengan kontrak

(7)

Jawaban :

(8)

Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.

PAYA PINANG

Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Tania Alda

No :

Nama :

Jabatan :

Petunjuk pengisian kuesioner

Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.

Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari karyawan di PT. PD. PAYA PINANG ?

a. Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan b. Peningkatan jenjang karir yang jelas

(9)

g. Fasilitas kerja yang lengkap

h. Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai i. Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin j. Adanya pelatihan terhadap karyawan

k. Adanya Standard Operational Procedures (SOP)

Jawaban :

(10)

Kuesioner Pengidentifikasian Stakeholder Requirement di PT. PD.

PAYA PINANG

Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System (IPMS). Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Tania Alda

No :

Nama :

Jabatan :

Petunjuk pengisian kuesioner

Silanglah jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner ini (Jawaban bisa lebih dari satu). Jika responden mempunyai jawaban lain dari pilihan yang ada maka responden dapat menambahkan jawaban tersebut dalam kolom yang tersedia.

Hal-hal apa saja yang menjadi keinginan dan kebutuhan dari masyarakat di PT. PD. PAYA PINANG ?

a. Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar b. Kepedulian terhadap lingkungan hidup

c. Tersedianya lapangan pekerjaan

(11)

Jawaban :

(12)

LAMPIRAN 2

KUESIONER BENCHMARKING ANTARA PT. PD. PAYA PINANG DENGAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III

Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan target yang ingin dicapai oleh perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kuesioner ini dibuat berdasarkan Requirements atau kebutuhan dari masing-masing stakeholder yang telah teridentifikasi. Sebelumnya, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaannya mengisi kuesioner ini dengan harapan bahwa hasil penelitian ini berguna bagi perusahaan.

Keterangan Nilai :

1 : Sangat Tidak Memuaskan 2 : Tidak Memuaskan

3 : Cukup Memuaskan 4 : Memuaskan 5 : Sangat Memuaskan

Nama :

Jabatan :

No Requirements (Kebutuhan) Paya

Pinang PTPN III Gap

Investor

1

Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga lebih dikenal masyarakat

2 Pemanfaatan aset secara optimal 3 Kinerja keuangan perusahaan yang

(13)

No Requirements Paya

Pinang PTPN III Gap

Investor

4 Minimalisasi biaya produksi CPO 5 Peningkatan laba perusahaan 6 Standarisasi kualitas CPO 7 Transparansi laporan keuangan

Pelanggan

1 Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan standard

2 Pelayanan yang memuaskan terhadap pelanggan

3 Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian

4 Adanya kemudahan bertransaksi 5 Cepat tanggap terhadap komplain

pelanggan

6 Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak

Supplier 1 Pola order yang teratur 2 Tingkat kepuasan supplier

3 Adanya peningkatan volume pembelian

4 Kerjasama yang sesuai dengan kontrak

5 Komunikasi yang efektif antara kedua belah pihak

(14)

No Requirements Paya

Pinang PTPN III Gap

Karyawan

1 Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan

2 Peningkatan jenjang karir yang jelas

3 Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan

4 Akomodasi karyawan yang memadai

5 Peningkatan kesejahteraan karyawan

6 Lingkungan kerja yang kondusif 7 Fasilitas kerja yang lengkap

8 Adanya bonus dan reward bila target produksi tercapai

9 Tingkat kesehatan dan keselamatan yang terjamin

10 Adanya pelatihan terhadap karyawan

11 Adanya SOP (Standard

(15)

No Requirements Paya

Pinang PTPN III Gap

Masyarakat

1

Adanya kepedulian perusahaan terhadap keadaan masyarakat sekitar

2 Kepedulian terhadap lingkungan hidup

3

Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan pelajar untuk melakukan penelitian, magang dan kerja praktek

4 Tersedianya lapangan pekerjaan

Mengetahui

(16)

LAMPIRAN 3

KUESIONER

PERBANDINGAN BERPASANGAN ANTARA KRITERIA

UTAMA, SUB KRITERIA DALAM PENENTUAN BOBOT KPI

I. BIODATA Nama : Jabatan : Tanggal :

II. PENGANTAR

Kuesioner ini bertujuan untuk menentukan bobot dari setiap kriteria, sub kriteria dan Key Performance Indicator (KPI) pada perspektif Metode

Integrated Performance Measurement System. Sebelum mengisi kuesioner ini, diharapkan responden membaca terlebih dahulu petunjuk pengisian kuesioner yang diberikan. Informasi yang diberikan dalam kuesioner ini hanya digunakan untuk kepentingan penelitian mengenai aplikasi proses hierarki analitik dan Integrated Performance Measurement System pada kinerja perusahaan.

III. PETUNJUK PENGISIAN

Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti sampaikan kepada Saudara petunjuk pengisian kuesioner pembobotan berikut ini:

1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan kriteria penelitian di sebelah kiri dengan kriteria disebelah kanan.

(17)

3. Saudara di minta melingkari atau memberi tanda (x) pada angka yang sesuai dengan arti penilaian sebagai berikut:

Tabel Skala Perbandingan Berpasangan

Intensitas Pentingnya Defenisi

1 3

5 7 9

2,4,6,8

Kedua elemen yang sama pentingnya

Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya

Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya

Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya

Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan

4. Usahakan penilaian Saudara konsisten. Misalnya saudara menyatakan A lebih penting daripada B, dan B lebih penting dari C, maka penilaian Saudara konsisten jika menyatakan C lebih penting dari pada A.

5. Apabila ada keraguan dari perbandingan tingkat kepentingan antar faktor tersebut, dapat diatasi dengan mengisi bilangan genap 2,4,6, dan 8.

6. Peneliti sampaikan contoh pengisian berikut:

Kriteria Penilaian Elemen

A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B

A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C

B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C

Keterangan: 1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting

5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting

9 : Mutlak lebih penting

(18)

Arti pengisian di atas:

a. B pada tingkat kepentingan sedikit lebih penting daripada A b. A pada tingkat kepentingan jauh lebih penting daripada C c. B pada tingkatan kepentingan mutlak lebih penting daripada C

IV. KUESIONER 1. Level 2

a. Perbandingan berpasangan antar kriteria

Kriteria Penilaian Kriteria Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelanggan

Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemasok Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Investor 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemasok Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Karyawan Pelanggan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Masyarakat

(19)

2. Level 3

a. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Investor

b. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Pelanggan

c. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Karyawan

Kriteria Penilaian kriteria Meningkatkan

citra perusahaan di masyarakat

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan Meningkatkan citra perusahaan di masyarakat

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan produktivitas perusahaan Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan produktivitas perusahaan

Kriteria Penilaian Kriteria Mempertahankan

kepercayaan pelanggan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Mempertahankan loyalitas

pelanggan

Kriteria Penilaian Kriteria Meningkatkan

keamanan dan kenyamanan

karyawan dalam bekerja

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perusahaan Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(20)

d. Perbandingan berpasangan antar sub kriteria Masyarakat

3. Level 4

a. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Investor (Meningkatkan kinerja keuangan perusahaan)

b. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Investor (Meningkatkan produktivitas perusahaan)

Kriteria Penilaian Kriteria Menjaga

hubungan baik dengan

masyarakat sekitar

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan

KPI Penilaian KPI Tingkat

penjualan cpo 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Peningkatan laba perusahaan

Tingkat

penjualan cpo 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pemanfaatan aset secara optimal Peningkatan laba

perusahaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pemanfaatan aset secara optimal

KPI Penilaian KPI Jumlah (Standard

Operational Procedures) perusahaan

(21)

c. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Pelanggan (Meningkatkan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan)

d. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Pelanggan (Mempertahankan loyalitas pelanggan)

KPI Penilaian KPI Mutu CPO yang

dihasilkan sesuai dengan standard

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian Mutu CPO yang

dihasilkan sesuai dengan standard

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak Pengiriman CPO tepat waktu sesuai dengan perjanjian

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah

pengiriman CPO sesuai dengan kontrak

KPI Penilaian KPI Pelayanan yang

memuaskan terhadap pelanggan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemudahan bertransaksi Pelayanan yang

memuaskan terhadap pelanggan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah keluhan pelanggan Kemudahan

bertransaksi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(22)

e. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Supplier

(Meningkatkan dan mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan para supplier perusahaan)

f. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Karyawan (Meningkatkan keamanan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja)

KPI Penilaian KPI Jumlah Pola

order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Tingkat kepuasan supplier

Jumlah Pola

order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah peningkatan volume pembelian Jumlah Pola

order yang teratur 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Jumlah Tingkat kepuasan supplier

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah peningkatan volume pembelian Jumlah Tingkat kepuasan supplier

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak Jumlah peningkatan volume pembelian

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah Kerjasama yang sesuai dengan kontrak

KPI Penilaian KPI Jumlah keluhan

karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah

(23)

g. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Karyawan (Meningkatkan loyalitas para karyawan perusahaan)

h. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Masyarakat (Menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar)

i. Perbandingan berpasangan antar KPI dari kriteria Masyarakat (Meningkatkan perhatian di bidang pendidikan)

KPI Penilaian KPI Jumlah turn over

karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah keluhan karyawan

Jumlah turn over

karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah prestasi kerja karyawan Jumlah keluhan

karyawan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah prestasi kerja karyawan

KPI Penilaian KPI Jumlah kegiatan

sosial perusahaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia

KPI Penilaian KPI Jumlah

mahasiswa yang melakukan

penelitian

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Diky Hajril. 2011. Analisis Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara IV

Unit Adolina). Laporan Tugas Sarjana. Jurusan Teknik Industri: Universitas Sumatera Utara.Medan.

Artley, Will; Stroh, Suzanne. 2001. Establishing an Integrated Performance Measurement System: Oak Ridge Institute For Science And Education. Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Hendrastuti. 2011. Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems (Studi Kasus: Usahatani dan Industri

Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam di

Kabupaten Kuningan): Institut Pertanian Bogor.

Jeffery, Neil. 2009. Stakeholder Engagement: A Road Map to Meaningful Engagement: Cranfield School of Management.

Kartikasari, Liana. 2004. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya

Angkasa Abadi. Laporan Tugas Sarjana: Universitas Kristen Petra.

Kesuma, Hendra. 2011. Analisa Pengukuran Kinerja dengan Metode Performance Prism pada PT. Perkebunan Nusantara III PKS Aek

(36)

Mukhtarom, Syahrul; Partiwi, Sri Gunani. 2011. Pengukuran Kinerja di PT. Citra Bunga Persada Dengan Menggunakan Metode Integrated performance

Measurement Systems ( IPMS): Institut Teknologi Sepuluh November. P. Suwignjo, U.S. Bititci, A.S. Carrie, T.J. Turner. Performance Measurement

System: Auditing and Prioritisation of Performance Measures: University of Strathclyde, Glasgow, UK.

Prima, Wike Agustin; Santoso, Imam; Sari, Rheysa Permata. 2012. Analisis Pengukuran Kinerja Korporasi Menggunakan Metode Performance

Prism (Studi Kasus di PT. Inti Luhur Fuja Abadi, Pasuruan): Universitas Brawijaya.

Riggs, James L and Glen HF. 1983. Productivity By Objectives: Prentice Hall, UK.

Saaty, Thomas L. 1988. Multicriteria Decision Making, The Analytic Hierarchy Process Planning, Priority, Setting, Resource Allocation. University of Pittsburgh.

Sinulingga, Sukaria. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.

Siregar, Delfandi P. 2010. Pengukuran Kinerja pada PT PLN Cabang Medan dengan Metode Performance Prism. Laporan Tugas Sarjana. Jurusan Teknik Industri: Universitas Sumatera Utara.Medan.

Suartika, I Made. 2007. Perancangan Dan Implementasi Sistem pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement Systems: Universitas Mataram.

(37)
(38)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengukuran Kinerja1

Pengukuran kinerja adalah suatu strategi dan pendekatan terpadu untuk

menghasilkan keberhasilan yang berkelanjutan pada suatu organisasi dengan

peningkatan kinerja dari orang-orang yang bekerja di dalamnya dan dengan

mengembangkan kapabilitas kontribusi baik secara tim maupun individu

(Amstrong dan Baron, 1998).

Sementara itu, Fletcher dan Amstrong (1998) memberikan alternatif lain

tentang defenisi pengukuran kinerja yaitu suatu pendekatan untuk menghasilkan

visi dari suatu maksud dan tujuan dari organisasi, membantu setiap karyawan

untuk mengerti dan menyadari kontribusi mereka dalam organisasi dan juga

mengelola dan meningkatkan kinerja baik individu maupun organisasi.

3.2. Manfaat Pengukuran Kinerja2

Adapun manfaat dilakukannya pengukuran kinerja ini adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen

2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan

3. Sebagai media monitor, evaluasi, dan koreksi atas pencapaian kinerja

Hendrastuti. Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated Performance Measurement System(Studi Kasus: Usahatani dan Industri Kecil Penyulingan dalam Klaster Agroindustri Minyak Nilam di Kabupaten Kuningan). Jurnal Embryo, Vol. 8 No. 2. Desember 2011. Hal. 82.  2 

(39)

4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward &

punishment) secara obyektif

5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan

6. Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan

7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah

8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif

3.3. Kebutuhan Akan Sistem Manajemen Kinerja Baru3

Dalam sebuah perusahaan, terdapat hubungan antara berbagai pihak yang

berkepentingan (stakeholder), yaitu penanam modal, karyawan, pelanggan,

pemasok, pemerintah, dan masyarakat. Hubungan yang terjadi antara perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan tersebut mengalami perubahan yang

substansial beberapa tahun terakhir ini. Hubungan ini sangat kompleks dan sangat

berbeda bahkan jika dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu. Hal ini dapat

diilustrasikan seperti sebuah jejaring (web) yang kompleks yang harus diatur

dalam lingkungan bisnis. Hubungan antarbagian mana yang harus diperkuat dan

harus mendapatkan prioritas utama untuk proses perbaikan sangat bervariasi,

tergantung dari jenis industrinya. Akan tetapi, pada umumnya hubungan yang

terkuat adalah antara organisasi dengan penanam modal, pelanggan, karyawan,

pemasok (supplier). Hubungan yang kompleks tersebut dapat dijabarkan seperti

tampak pada Gambar 3.1.

(40)
[image:40.595.174.451.137.394.2]

Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder

Saat ini dan di masa depan, cara terbaik bagi perusahaan untuk dapat

bertahan dan berhasil dalam jangka panjang adalah dengan mengetahui keinginan

(wants) dan kebutuhan (needs) dari setiap stakeholder dan berusaha memenuhi hal

tersebut. Perubahan orientasi serta fokus kebutuhan dan keinginan (needs &

wants) yang semula hanya menjadi titik perhatian pemegang saham

(shareholders) kini telah bergeser menjadi perhatian pihak yang lebih luas yaitu

stakeholder, yang terdiri dari pemegang saham, pelanggan, pemasok, pemerintah,

maupun masyarakat sekitarnya. Perubahan orientasi dan fokus tersebut

(41)

Gambar 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan

Para pemimpin perusahaan atau Chief Executive Officer (CEO) di berbagai

belahan dunia menyadari pentingnya memenuhi kepuasan dari setiap stakeholder

sehingga perusahaan dapat bertahan dan berhasil dalam jangka panjang.

Perusahaan-perusahaan mulai menaruh perhatian akan pentingnya memenuhi

kepuasan dari setiap stakeholder, di mana hal ini kemudian menjadi sebuah

standar baru dalam laporan perusahaan. Sebagai contoh, sebuah organisasi di

Inggris, yaitu UK Cooperative Bank telah membuat sebuah laporan mengenai

kinerja bisnisnya dari setiap stakeholder (pemegang saham, pelanggan, karyawan

dan keluarganya, pemasok, komunitas lokal, serta masyarakat nasional dan

internasional) dalam sebuah laporan tahunan yang disebut Partnership Report.

Berbagai pendekatan formal juga mulai dikembangkan guna menghasilkan

sebuah bentuk laporan pertanggungjawaban yang standar, seperti yang dilakukan

oleh Institute for Social and Ethical Accountability yang terlibat dalam

penyusunan The Copenhagen Char-ten A Guide to Stakeholder Reporting dan

(42)

Selain pihak pengelola perusahaan, para investor juga mengerti arti

pentingnya perusahaan untuk memenuhi berbagai kepuasan setiap stakeholder.

Mereka menyadari apabila perusahaan tidak memberikan perhatian yang cukup

kepada kepuasan setiap stakeholder, hal tersebut akan membawa dampak pada

reputasi perusahaan dan pangsa pasarnya. Sebaliknya, jika perusahaan

memperhatikan dan berusaha memenuhi berbagai permintaan/kepentingan dari

masing-masing stakeholder, perusahaan juga dapat menuntut kontribusi yang

lebih dari masing-masing stakeholder tersebut. Contoh kontribusi yang dapat

diberikan stakeholder kepada perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder Pihak yang Berkepentingan

(Stakeholder) Kontribusi (Contribution)

Investor

Pertumbuhan modal (Capital growth)

Besarnya resiko (Greater risk taking)

Dukungan jangka panjang

(Long term support)

Pelanggan (Customer)

Keuntungan (profitability)

Pembelian ulang (Retention)

Loyalitas (Loyalty)

Umpan balik (Feedback)

Pihak perantara

(Intermediaries)

Perencanaan di masa depan

(Planning forecasts)

Informasi kebutuhan di masa depan

(Forward demand visibility)

Karyawan (Employees)

Fleksibilitas (Flexibility)

Keterampilan ganda (Multiskilling)

(43)

Tabel 3.1. Kontribusi Dari Para Stakeholder (Lanjutan) Pihak yang Berkepentingan

(Stakeholder) Kontribusi (Contribution)

Pemasok (Suppliers)

Subpemasok yang lebih luas

(More outsourcing)

Pedagang yang lebih sedikit (Fewer vendors)

Solusi yang menyeluruh (Total solutions)

Integrasi (Integration)

Pemerintah (Regulators)

Konsistensi yang adil

(Cross border consistency)

Saran-saran nonformal (Informal advices)

Keterlibatan lebih awal (Early involvement)

Masyarakat (Communities)

Ketersediaan tenaga kerja terampil

(Skill employment pool)

Hibah-hibah (Grants)

Dukungan (Support)

Kelompok pesaing

(Pressure groups)

Kerja sama yang lebih erat

(Closer cooperation)

Berbagi penelitian (Shared research)

Mitra (Alliance partners)

Saling menjual dan membeli (Cross selling)

Pengembangan yang saling mendukung

(Co-development)

Berbagi ongkos (Cost sharing)

Bukanlah hal yang sederhana untuk dapat memenuhi semua permintaan

dan kepentingan stakeholder dalam sebuah kerangka Sistem Manajemen Kinerja.

Permasalahan yang sering muncul antara lain :

1. Perusahaan gagal menerjemahkan keinginan dan kebutuhan (wants and needs)

(44)

2. Adanya ketidakcocokan antara keinginan dan kebutuhan (wants and needs)

perusahaan dengan masing-masing stakeholder, bahkan sering kali

menimbulkan pilihan yang saling kontradiksi.

3. Ukuran kinerja yang digunakan tidak sesuai dengan strategi, proses, dan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan (wants

dan needs) tersebut.

3.4. Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)4

Integrated Performance Measurement Systems (IPMS) adalah salah satu

metode pengukuran kinerja yang bertujuan untuk menggambarkan sistem

pengukuran kinerja dalam arti yang tepat, dalam bentuk integrasi, seefektif dan

efisien mungkin. Metode Integrated Performance Measurement Systems

dikembangkan oleh Centre of Strategic Manufacturing, University of Strathclyde,

Glasgow.

Dalam model Integrated Performance Measurement Systems, perusahaan

terbagi dalam empat level bisnis, yaitu:

1. Bisnis (Business Corporate)

2. Unit bisnis (Business Unit)

3. Proses bisnis (Business Process)

4. Aktivitas (Activity)

4Kartikasari, Liana. 2004. Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Integrated

(45)

Level bisnis menjabarkan seluruh bisnis perusahaan dengan beberapa unit

bisnis yang ada di dalamnya. Unit bisnis adalah bagian dari perusahaan yang

memiliki fungsi dan proses bisnis tertentu yang bertujuan untuk melayani

sebagian segmen pasar sesuai dengan tuntutan pasar yang semakin ketat. Setiap

unit bisnis terdiri dari sejumlah proses bisnis yang terbagi dalam dua kelompok,

yaitu:

1. Proses bisnis inti merupakan alasan dasar bagi keberadaan suatu perusahaan

2. Proses bisnis pendukung, yang mendukung proses bisnis inti. Proses bisnis inti

merupakan stakeholder dari proses bisnis pendukung.

Gambar pembagian level bisnis dari IntegratedPerformance Measurement

[image:45.595.242.384.417.642.2]

Systems dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Pembagian Level Organisasi (Bititci,U.S)

Keempat level bisnis dalam Integrated Performance Measurement

Systems kemudian diidentifikasi Key Performance Indicator-nya, berdasarkan

(46)

sistem pengukuran kinerja berdasarkan Integrated Performance Measurement

[image:46.595.215.408.175.364.2]

System berlangsung secara top-down, dari level bisnis ke aktivitas.

Gambar 3.4. Integrated Performance Measurement Systems (Bititci,U.S)

Penjelasan dari setiap elemen-elemennya dapat dilihat di bawah ini.

1. Stakeholders

Stakeholders adalah pihak-pihak yang berkepentingan pada suatu perusahaan,

antara lain pemegang saham, pemilik bisnis, pegawai atau karyawan,

konsumen, pemasok, dan masyarakat. Dalam Integrated Performance

Measurement Systems, dilakukan identifikasi stakeholder, kemudian

diidentifikasi juga apa yang menjadi keinginan dari tiap-tiap stakeholder

terhadap bisnis perusahaan.

2. External monitor

Perusahaan harus mengetahui posisinya terhadap pesaingnya untuk

mengetahui perkembangan kebutuhan dari bisnis. Posisi persaingan dapat

ditunjukkan dengan kejelasan dari stakeholder requirements.

(47)

Objectives atau tujuan dalam penyusunannya didasarkan atas kebutuhan

dengan target dan skala waktu yang tepat. Tujuan didasarkan pada kebutuhan

stakeholder.

4. Performance Measure

Pengukuran kinerja dalam suatu perusahaan adalah suatu hal penting yang

harus dilakukan, sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana

pencapaian tujuannya.

Berikut adalah gambar struktur lengkap metode IPMS dengan

[image:47.595.185.441.357.663.2]

mengkombinasikan keempat level dan keempat elemen pada setiap levelnya.

(48)

Tahapan-tahapan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode

Integrated Performance Measurement Systems dapat dilihat di bawah ini.

1. Mengidentifikasi stakeholder dan membuat daftar kebutuhan (requirements)

dari setiap stakeholder yang ada.

2. Melakukan identifikasi dan membandingkan perusahaan dengan external

monitor atau pesaing perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama

(benchmarking).

3. Menetapkan objective dari bisnis.

4. Menentukan ukuran-ukuran kinerja (Measures) yang biasa disebut KPI

5. Melakukan validasi KPI

6. Melakukan spesifikasi KPI

7. Melakukan pembobotan KPI dengan menggunakan metode Analytical

Hierarchi Process (AHP).

8. Melakukan scoring system dengan menggunakan objective matrix.

3.5. Stakeholder5

Stakeholder adalah sekelompok orang yang berperan penting dalam suatu

perusahaan disamping merupakan pihak yang menerima dan menggunakan barang

dan jasa yang diproduksi oleh sebuah perusahaan.

Stakeholder wants and needs dapat dilihat pada Tabel 3.2.

(49)

Tabel 3.2. Stakeholder Wants and Needs Stakeholder Satisfaction

(Stakeholder Wants and Needs) Stakeholder Stakeholder Contribution

Murah, cepat, tepat, murah Konsumen Kepercayaan, loyalitas,

profit dan keuntungan

Kesejahteraan, penggajian,

jenjang karir, peningkatan

ketrampilan, budaya kerja yang

kondusif Karyawan Semangat, pemikiran, pendapat, motivasi, kemampuan, peningkatan kerja Pengembalian, kepercayaan,

keuntungan Shareholder

Modal, kepercayaan,

network

Keuntungan, kesatuan,

kepercayaan Supplier

Murah, cepat, tepat,

mudah

Bantuan sosial, lowongan kerja,

ramah lingkungan Masyarakat

Memperkuat citra baik dan

brand, kepercayaan

Legal, kontribusi pajak Pemerintah Kebijakan, kejelasan,

pertimbangan dan nasehat

Biasanya suatu perusahaan mempunyai stakeholder antara lain :

1. Konsumen

Konsumen berperan sebagai pengguna atau pembeli barang-barang yang

diproduksi oleh produsen. Pelanggan ini biasanya menuntut perusahaan untuk

memenuhi suatu standar kualitas tertentu. Dengan demikian pelanggan

berperan sangat penting dalam meningkatkan performansi suatu perusahaan.

Data penelitian yang dikumpulkan oleh Xerox menunjukkan bahwa konsumen

yang sangat puas akan melakukan Repeat Buying dalam waktu 18 bulan

(50)

pengembangan konsep yang dikenal sebagai konsumen yang loyal. Tujuan

konsep ini adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dimata konsumen

melalui datang kembali lagi atau merekomendasikan kepada yang lain.

2. Karyawan

Karyawan adalah semua individu atau sumber daya manusia yang terlibat

dalam proses kerja sebuah organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia

merupakan aspek yang sangat penting di dalam perusahaan, karena pencapaian

performansi perusahaan yang baik dapat tercapai dengan adanya peningkatan

produktivitas karyawan. Oleh karena itu, masalah kinerja karyawan ini harus

mendapat perhatian utama.

3. Investor

Investor merupakan pihak penyelenggara sumber daya finansial yang memiliki

tanggung jawab secara keseluruhan terhadap proses yang terdapat di

perusahaan.

4. Supplier

Supplier merupakan penyedia bahan baku yang dibutuhkan oleh suatu

perusahaan untuk dapat beroperasi dengan baik. Jadi dapat dikatakan bahwa

supplier sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan dalam

hal peningkatan kualitas bahan baku.

5. Masyarakat

Masyarakat adalah lingkungan kerja suatu perusahaan dimana meliputi

pihak-pihak yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dari

(51)

3.6. Teknik Sampling6

Teknik-teknik pengambilan sampel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Probability sampling

2. Nonprobability sampling

Teknik-teknik sampling ini harus disesuaikan dengan tujuan

penggunaannya, situasi yang berbeda membutuhkan teknik sampling yang

berbeda pula.

3.6.1. Probability Sampling

Pengambilan sampel secara acak (random) adalah teknik pengambilan

sampel dimana semua unsur yang ada di populasi mempunyai peluang yang sama

untuk terambil sebagai sampel mewakili populasinya. Terdapat beberapa teknik

Random Sampling, antara lain:

1. Simple Random Sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel acak secara sederhana. Pengambilan

sampel ini dilakukan dengan bantuan tabel bilangan acak. Dalam hal ini, setiap

item dalam populasi diberi nomor sedemikian rupa, kemudian nomor-nomor

dipilih dari tabel bilangan random. Setiap nomor pada item yang sesuai

dengan nomor yang terpilih pada tabel bilangan random akan diambil sebagai

sampel. Demikian seterusnya sampai jumlah sampel yang dikehendaki

terpenuhi.

(52)

2. Stratified Random Sampling

Dalam pengambilan sampel pada teknik sampling ini, populasi dibatasi

menjadi beberapa lapisan atau strata, dan kemudian diambil contoh acak

sederhana dari setiap lapisan. Keseluruhan contoh acak sederhana dari semua

lapisan itu menyusun sampel acak berlapis. Dalam pengambilan sampel acak

berlapis, populasi yang dibatasi itu harus relatif homogen dalam setiap lapisan.

Misalnya untuk meneliti pendapatan guru di suatu kota mungkin akan lebih

baik bila populasinya dibatasi menurut spesialisasi dan kemudian dalam setiap

spesialisasi diambil contoh acak sederhana. Dengan demikian, diharapkan

bahwa keragaman pendapatan dalam setiap spesialisasi itu jauh lebih kecil

daripada keragaman pendapatan dalam seluruh populasi.

3. Cluster Sampling

Teknik pengambilan sampel ini, mengambil beberapa kelompok secara acak

dari populasi, dan mengambil semua, atau sebagian unsur yang dipilih secara

acak dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Pengambilan

sampel kelompok lebih efisien dalam biaya bila populasinya tersebar luas.

Misalnya dalam suatu penelitian mengenai kebiasaan merokok di suatu

kecamatan, akan jauh lebih murah biaya yang dikeluarkan bila mewawancarai

dan mengumpulkan data dari orang-orang yang tinggal relatif berdekatan

dalam daerah yang terambil secara acak, daripada mengambil contoh acak

(53)

4. Systematic Sampling

Teknik ini memiliki konsep bahwa hanya individu pertama yang terpilih

secara acak sedangkan individu lain dipilih menurut pola tertentu. Individu

yang berikutnya ditarik dengan interval sampel total populasi dibagi dengan

jumlah sampel yang ingin diambil.

3.6.2. Nonprobability Sampling

Nonprobabilitysampling adalah teknik pengambilan sampel dimana tidak

semua unsur didalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk tertarik

sebagai sampel. Pengambilan sampel secara nonprobability sampling terdiri atas :

1. Accidental Sampling

Teknik ini mengambil sampel berdasarkan pada orang yang pertama kali

dijumpai oleh pengambil sampel.

2. Purposive Sampling

Teknik ini mengambil sampel dimana sampel tersebut dipilih berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu yang diinginkan oleh pengambil sampel.

3. Snowball Sampling

Teknik ini mengambil sampel berdasarkan konsep bola salju dimana sampel

diperoleh berdasarkan suatu informasi dari seorang individu terhadap individu

lain.

4. Quota Sampling

Teknik ini mengambil sampel yang ditentukan oleh si pengumpul data dan

(54)

sudah dicapai, si pengumpul data berhenti melakukan pengambilan data,

selanjutnya hasil itu dipresentasikan.

3.7. Objective Matrix7

Konsep dari pengukuran ini yaitu penggabungan beberapa kriteria kinerja

kelompok kerja kedalam sebuah matrik. Setiap kriteria kinerja memiliki sasaran

berupa jalur khusus untuk perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan

kepentingan terhadap tujuan organisasi. Hasil akhir dari pengukuran dengan

metode OMAX ini adalah sebuah nilai tungal untuk suatu kelompok kerja.

langkah-langkah pengukuran kinerja dengan metode OMAX antara lain :

1. Menentukan kriteria produktivitas (Key Performance Indicator)

Langkah pertama ini adalah mengidentifikasi kriteria produktivitas yang

sesuai bagi unit kerja dimana pengukuran ini dilaksanakan.

2. Menjelaskan Data.

Setelah kriteria produktivitas teridentifikasi dengan baik, maka langkah

selanjutnya adalah mengidentifikasikan kriteria tersebut secara lebih

terperinci.

3. Penilaian pencapaian mula-mula (skor 3).

Pencapaian mula-mula diletakkan pada skor 3 dari skala 1 sampai 10 untuk

memberikan lebih banyak tempat bagi perbaikan daripada untuk terjadinya

penurunan. Pencapaian ini juga biasanya diletakkan pada tingkat yang lebih

(55)

rendah lagi agar memungkinkan terjadinya pertukaran dan memberi

kelonggaran apabila sekali-sekali terjadi kemunduran.

4. Penilaian target dan kondisi terburuk perusahaan (skor 10 dan skor 0).

Skor 10 berkenaan dengan target yang ingin dicapai dalam dua atau tiga tahun

mendatang sesuai dengan lamanya pengukuran ini akan dilakukan dan

karenanya harus berkesan optimis tetapi juga realistis, sedangkan skor 0

merupakan pencapaian terburuk yang mungkin dicapai.

5. Menetapkan sasaran jangka pendek.

Pengisian skala skor yang tersisa lainnya dari matriks dilakukan langsung

setelah butir skala nol, tiga, sepuluh telah terisi. Butir yang tersisa diisi dengan

jarak antar skor adalah sama, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

L H L H H L x x y y X    

Keterangan : XLH = Interval angka antara level high dan low

H

x = Level high

L

x = Level low

H

y = Angka pada level high

L

y = Angka pada level low

6. Menentukan derajat kepentingan (bobot)

Semua kriteria tidaklah memiliki pengaruh yang sama pada produktivitas unit

kerja keseluruhan, sehingga untuk melihat berapa besar derajat

kepentingannya tiap kriteria harus diberi bobot. Pembobotan biasanya

(56)

orang-orang yang terpilih karena dianggap paham akan kondisi unit kerja yang

akan diukur.

7. Pengoperasian Matriks.

Pengoperasian Matriks baru dapat dilakukan apabila semua butir diatas telah

dipenuhi.

Pada Objective Matrix score performance yang digunakan yaitu antara

0-10. Hal ini berarti ada 11 target pencapaian untuk setiap indikatornya,seperti dapat

[image:56.595.146.480.353.570.2]

dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Tabel Target Pencapaian Dalam OMAX

Keterangan :

1. Skor 10: Kinerja sangat memuaskan. Perusahaan telah mencapai target

realistis dan mempunyai inisiatif untuk meningkatkan kinerja.

2. Skor 9 – 8: Kinerja memuaskan. Hampir di semua aktivitas, perusahaan

memperoleh hasil yang memuaskan. Perusahaan telah menguasai kriteria

(57)

3. Skor 7 – 6: Kinerja yang dihasilkan baik. Perusahaan telah mempelajari fungsi

dan kriteria (atribut ukuran kinerja) dan telah mendapatkan keahlian yang

dibutuhkan untuk melaksanakan kinerja sehingga dapat bekerja dengan

efektif.

4. Skor 5 – 4: Kinerja yang dicapai sedang atau di atas standar yang ada (cukup

baik). Perusahaan masih harus belajar dan mempunyai minat untuk belajar

demi peningkatan kinerja.

5. Skor 3: Kinerja standar (rata-rata). Perusahaan telah mencapai kinerja standar

yang ada dan tetap dipertahankan dengan tidak berhenti melakukan

peningkatan kinerja.

6. Skor 2 – 1: Kinerja yang dicapai buruk. Perusahaan masih berada di tingkat

pemula atau dengan kata lain kinerja perusahaan di bawah rata-rata, masih

banyak yang harus dipelajari.

7. Skor 0: Kinerja ditolak (sangat buruk). Kinerja perusahaan berlawanan dengan

tujuan dan sasaran KPI. Membutuhkan bimbingan yang intensif.

3.8. Traffic Light System8

Traffic light system berhubungan erat dengan scoring system. Traffic light

system berfungsi sebagai tanda apakah score dari suatu indikator kinerja

memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Indikator dari Traffic light system ini

direpresentasikan dengan beberapa warna, antara lain :

8 Wike Agustin Prima Dania; Imam Santoso; Rheysa Permata Sari. Analisis Pengukuran Kinerja

(58)

1. Warna hijau

Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level delapan sampai

sepuluh. Artinya pencapaian suatu indikator kinerja sudah tercapai, sama, atau

bahkan melampaui target.

2. Warna kuning

Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level empat sampai tujuh.

Artinya pencapaian suatu indikator kinerja belum tercapai meskipun nilainya

sudah mendekati target. Jadi pihak manajemen harus berhati-hati dengan

adanya berbagai macam kemungkinan.

3. Warna merah

Diberikan untuk KPI yang mencapai nilai antara level nol sampai tiga. Artinya

pencapaian suatu indikator kinerja benar-benar dibawah target yang telah

(59)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. PD Paya Pinang yang belokasi di Jalan

Samanhudi No. 15 Medan. Penelitian ini dilakukan mulai dari Oktober 2012

hingga Desember 2012.

4.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu jenis penelitian

yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik, factual dan akurat

tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Penelitian ini

juga merupakan penelitian survey yang merupakan bagian dari penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari

gejala yang ada dan mencari keterangan secara factual untuk mendapatkan

kebenaran (Sinulingga, S, 2011: 23-25).

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian yang diamati adalah responden yang menjadi sumber

informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun objek yang dijadikan

responden adalah para stakeholder perusahaan (Investor, Pelanggan, Supplier,

Karyawan, dan Masyarakat) dan pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung

(60)

4.4. Kerangka Konseptual Penelitian

Suatu penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah

perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian

lebih sistematis. Kerangka teoritis adalah suatu model konseptual yang

menunjukkan hubungan logis antara faktor-faktor yang telah diidentifikasi yang

penting atau relevan dengan masalah penelitian. Kerangka teoritis dikembangkan

berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari proses interview, observasi dan

survei literature (Sinulingga, S, 2011: 79).

[image:60.595.136.487.377.582.2]

Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada

Gambar 4.1.

Stakeholder Requirement

External Monitor

Objectives

Key Performance Indicators

Kinerja Perusahaan

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian

4.5. Variabel Penelitian

Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dapat dilihat

(61)

4.5.1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel independen

dalam penelitian ini antara lain :

1. Stakeholder Requirement

Stakeholder requirement didefenisikan sebagai bentuk keinginan dan

kebutuhan para stakeholder perusahaan yang meliputi investor, pelanggan,

supplier, karyawan, dan masyarakat.

2. External Monitor

External monitor didefenisikan sebagai proses benchmarking yang dilakukan

untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap pesaing sehingga diketahui

kelebihan dan kekurangan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya.

3. Objectives

Objectives didefenisikan sebagai tujuan atau target yang ingin dicapai oleh

perusahaan.

4. Key Performance Indicators

Key Performance Indicators di defenisikan sebagai bentuk kriteria untuk

meningkatkan kinerja atau mempertahankan kualitas dari kinerja perusahaan.

4.5.2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilai atau

valuenya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain. Variabel dependen

(62)

kebutuhan dari para stakeholder (Stakeholder Requirement) menggunakan metode

IPMS (Integrated Performance Measurement Systems) diharapkan dapat

memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan.

4.6. Sumber Data

Beradasarkan cara memperolehnya maka sumber data yang diperoleh dari

penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian.

Adapun data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Informasi mengenai stakeholder perusahaan, diperoleh dengan metode

wawancara narasumber terpilih.

b. Informasi mengenai kebutuhan dan keinginan stakeholder perusahaan,

diperoleh dengan metode wawancara narasumber terpilih dan penyebaran

kuesioner narasumber terpilih.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak manajemen. Biasanya berbentuk

dokumen, file, arsip, atau catatan-catatan perusahaan. Data tersebut adalah

data mengenai sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, unit

(63)

4.7. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Teknik observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek

penelitian.

2. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara kepada bagian manajemen

perusahaan dan narasumber terpilih.

3. Teknik Survey, yaitu teknik untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan.

Dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap narasumber terpilih.

4. Teknik kepustakaan, yaitu mencatat dan mempelajari teori-teori yang

berhubungan dengan pemecahan masalah dari berbagai buku yang sesuai

dengan permasalahan yang diamati yaitu pengukuran kinerja perusahaan.

5. Penyebaran kuesioner yaitu Peneliti membuat daftar pertanyaan yang akan

diberikan kepada responden untuk memperoleh variabel keinginan responden.

Ada 3 macam kuesioner yang digunakan yaitu: Kuesioner 1 yang diberikan

kepada responden bertujuan untuk mendapatkan indikator-indikator kebutuhan

dari para stakeholder. Kuesioner 2 Berisikan indikator-indikator yang

diperoleh dari kuesioner 1 yang bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan

terhadap pesaingnya. Kuesioner 3 berisikan indikator kinerja yang diperoleh

dari kuesioner 1 dan kuesioner 2. Pada kuesioner ini menggunakan metode

(64)

4.8. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner terbuka, berisi indikator-indikator seputar kebutuhan dan keinginan

para stakeholder. Indikator-indikator kebutuhan stakeholder diperoleh dari:

a. Jurnal “Pengukuran Kinerja di PT. Citra Bunga Persada (CBP) Dengan

Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems

(IPMS): oleh Syahrul Mukhtarom”.

b. Tugas Sarjana “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode

Integrated Performance Measurement Systems di PT. Cahaya Angkasa

Abadi: oleh Liana Kartikasari”.

c. Buku “Stakeholder Engagement: A Road Map to Meaningful Engagement:

oleh Neil Jeffery”.

Alasan digunakan kuesioner terbuka pada penelitian dikarenakan di dalam

penelitian diperlukan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian. Dan

pada kuesioner terbuka narasumber diberikan kesempatan untuk menjawab

berdasarkan tujuan penelitian, sehingga akan di dapat modus dari tiap

pertanyaan yang diberikan.

2. Kuesioner External Monitor

Kuesioner External Monitor digunakan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan dari perusahaan jika dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya.

Oleh karena itu, dilakukan perbandingan atau benchmarking. Tujuan dari

dilakukannya benchmarking adalah agar penetapan tujuan (Objectives) yang

(65)

3. Kuisioner AHP (Analytic Hierarchy Process) digunakan untuk menentukan

kepentingan bobot KPI (key performance indicator) dari perspektif Integrated

Performance Measurement System diisi oleh narasumber yang berasal dari

internal perusahaan yang mengetahui kebutuhan perusahaan secara jelas.

4.9. Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah stakeholder perusahaan

yang terdiri dari investor, pelanggan, supplier, karyawan dan masyarakat dan

pihak-pihak yang memiliki hubungan langsung dengan para stakeholder

perusahaan. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified random sampling

dikarenakan responden yang heterogen dan penarikan sampel dari setiap strata

dilakukan dengan metode purposive sampling dikarenakan sampel yang diambil

adalah orang-orang tertentu sebagai sumber data/informasi. Orang-orang tertentu

yang dimaksud disini adalah individu atau kelompok yang karena pengetahuan,

pengalaman, jabatan dan lain-lain yang dimilikinya menjadikan individu atau

kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Untuk kuesioner

pendahuluan jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini yaitu investor

berjumlah 3 orang, pelanggan berjumlah 3 orang, supplier berjumlah 5 orang,

karyawan berjumlah 6 orang dan masyarakat berjumlah 4 orang dengan total 21

responden.

Sampel yang dipilih sebagai responden untuk kuesioner tertutup adalah

pengambil keputusan di perusahaan yaitu para Manajer perusahaan yang

(66)

4.10. Blok Diagram Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah tahapan-tahapan dalam melaksanakan suatu

penelitian. Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari pendeskripsian masalah

untuk mendapatkan akar dari permasalahan yang akan diselesaikan. Tujuan

ditetapkan dari masalah yang akan diselesaikan yaitu memperbaiki dan

meningkatkan kinerja perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan

penyebaran kuesioner dan teknik wawancara. Pengolahan data dilakukan dengan

menggunakan metode IPMS, Metode AHP dan Metode OMAX. Adapun prosedur

dalam penelitian ini dapat dilihat pada metodologi penelitian Gambar 4.2.

4.11. Pengolahan Data

Pada pengolahan data ini, akan dilakukan perumusan masalah mengenai

indikator-indikator kebutuhan stakeholder. Data yang dikumpulkan dari kuesioner

terbuka menghasilkan indikator-indikator yang menjadi kebutuhan stakeholder.

Indikator-indikator tersebut kemudian dituangkan kedalam penilain tingkat

kepentingan yang diuji dengan menggunakan metode AHP. Kemudian setelah

mendapatkan nilai bobot dengan menggunakan metode AHP maka dilakukan

scoring system dengan menggunakan metode objective matriks. Blok diagram

(67)

Identifikasi Masalah

Pengukuran kinerja perusahaan yang belum mempertimbangkan seluruh stakeholder

perusahaan Perumusan Masalah Mempertimbangkan seluruh kebutuhan stakeholder perusahaan Penetapan Tujuan Meningkatkan kinerja perusahaan

Pengumpulan Data Primer

1. Identifikasi stakeholder perusahaan 2. Identifikasi kebutuhan stakeholder 3. Identifikasi external monitor 4. Identifikasi objectives 5. Identifikasi key performance indicators

Pengumpulan Data Sekunder

1. Visi dan misi perusahaan 2. Struktur organisasi 3. Target dan realisasi pencapaian kinerja perusahaan

Pengolahan Data

1. Menentukan bobot key performance indicators dengan metode AHP

2. Melakukan scoring system dengan menggunakan metode objective matriks

3. Menentukan tanda warna dari key performance indicators dengan metode traffic light system

Analisis Pemecahan Masalah:

Analisis dengan menggunakan metode traffic light system untuk mengetahui KPI tergolong warna merah (sangat buruk), kuning (cukup

baik) dan hijau (sangat baik)

Kesimpulan dan Saran Mulai

[image:67.595.153.474.111.621.2]

Selesai

(68)

Data kebutuhan stakeholder dari Hasil Kuesioner

Pembobotan KPI

Melakukan scoring system

Analisis dengan metode traffic light system

Key Performance Indicators

Inconsistency ratio

=0,1 atau < 0,1? Penyebaran Kuesioner Mulai

Selesai

[image:68.595.186.441.110.417.2]

N Y

Gambar 4.3. Blok Diagram Pengolahan Data

4.12. Analisis Pemecahan Masalah

Analisis ini meliputi analisi mengenai perbandingan pengukuran kinerja

yang baru dengan yang telah dilakukan sebelumnya, analisis mengenai

pencapaian kinerja perusahaan serta rencana tindakan untuk melaksanakan

program peningkatan kinerja berdasarkan KPI yang perlu segera diperbaiki

dengan menggunakan metode Traffic Light System.

4.13. Kesimpulan dan Saran

Tahap kesimpulan berisi butir-butir penting dalam penelitian ini. Kesimpulan

(69)

berguna untuk perbaikan kepada pihak perusahaan untuk mengimplementasikan hasil

(70)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan

pengumpulan data yang diperlukan pada penelitian, adapun data yang diperlukan

di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.1.1. Identifikasi Level Perusahaan

Model Integrated Performance Measurement Systems membagi level

bisnis suatu organisasi atau perusahaan menjadi 4 level yaitu bisnis induk, unit

bisnis, proses bisnis dan aktivitas bisnis. Pembagian level bisnis dari PT. PD. Paya

Pinang adalah sebagai berikut :

1. Level Bisnis Induk

Level Bisnis Induk adalah PT. PD. Paya Pinang yang artinya seluruh aktivitas

bisnis dari PT. PD. Paya Pinang sebagai penghasil crude palm oil.

2. Level Unit Bisnis

Level Unit Bisnis adalah departemen-departemen yang ada di PT. PD. Paya

Pinang. Departemen-departemen tersebut adalah bagian dari perusahaan yang

memiliki fungsi masing-masing dan bertujuan untuk menciptakan CPO dengan

kualitas terbaik sehingga dapat memberikan kepuasaan kepada pelanggan

(71)

3. Level Proses Bisnis

Level Proses Bisnis PT. PD. Paya Pinang menyangkut para stakeholder yang

memiliki fungsi terpenting di dalam perusahaan agar tetap membuat

perusahaan dapat bersaing di tengah persaingan yang semakin kompetitif. Para

stakeholder tersebut yaitu Investor, Pelanggan, Supplier, Karyawan dan

Masyarakat.

4. Level Aktivitas Bisnis

Level Aktivitas Bisnis adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh setiap

departemen yang ada di dalam sebuah perusahaan.

5.1.2. Identifikasi Stakeholder Perusahaan

Sebelum merancang dan mengukur kinerja perusahaan, terlebih dahulu

dilakukan identifikasi stakeholder yang memegang peranan penting bagi

keberlangsungan perusahaan. Stakeholder adalah sekelompok orang yang

berperan penting dalam suatu perusahaan disamping merupakan pihak yang

menerima dan menggunakan barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah

(72)
[image:72.595.144.479.108.321.2]

Gambar 5.1. Stakeholder PT. PD. Paya Pinang

1. Investor

Saham PT. PD. Paya Pinang sepenuhnya dimiliki oleh pihak swasta karena

PT. PD. Paya Pinang merupakan murni perusahaan swasta nasional.

2. Pelanggan

PT. PD. Paya Pinang merupakan penghasil CPO (Crude Palm Oil) sehingga

yang menjadi pelanggan dari perusahaan ini yaitu Musim Mas Group,

Multimas Nabati Asahan, PT. Pacific Palmindo Industri.

3. Supplier

Supplier dari PT. PD. Paya Pinang adalah pihak III yaitu perkebunan

masyarakat.

4. Karyawan

Karyawan di PT. PD. Paya Pinang terdiri dari karyawan di bagian produksi ±

400 orang, karyawan di bagian administrasi ± 80 orang, Bagian keamanan, dan

(73)

5. Masyarakat

Masyarakat adalah pihak-pihak yang turut serta menciptakan kebijakan yang

bersifat norma-norma baik tertulis ataupun tidak tertulis. Hal ini biasanya

menyangkut tentang masalah lingkungan dan sosial. Masyarakat yang

dimaksud antara lain masyarakat di lingkungan sekitar pabrik dan perkebunan,

keluarga para karyawan perusahaan, mahasiswa maupun pelajar yang sedang

melakukan penelitian, kerja praktek ataupun magang di perusahaan tersebut.

5.1.3. Identifikasi Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements)

Setelah mengidentifikasi stakeholder perusahaan, maka tahap berikutnya

adalah melakukan identifikasi kebutuhan stakeholder (Stakeholder Requirements)

yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner pendahuluan kepada para

responden. Adapun hasil dari kebutuhan stakeholder (Stakeholder Requirements)

perusahaan dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements)

No Stakeholder Requirements

1 Investor

Pengembangan pabrik dan perusahaan sehingga

lebih dikenal masyarakat

Standarisasi kualitas CPO

Kinerja keuangan perusahaan yang baik

Minimalisasi biaya produksi CPO

Peningkatan laba perusahaan

Transparansi laporan keuangan

(74)

Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) (Lanjutan)

No Stakeholder Requirements

2 Pelanggan

Mutu CPO yang dihasilkan sesuai dengan

standard

Pengiriman CPO tepat waktu sesuai perjanjian

Pelayanan yang memuaskan terhadap

pelanggan

Adanya kemudahan bertransaksi

Jumlah pengiriman CPO sesuai dengan kontrak

Cepat tanggap terhadap komplain pelanggan

3 Supplier

Tingkat kepuasan supplier

Pola order yang teratur

Adanya peningkatan volume pembelian

Kerjasama yang sesuai dengan kontrak

Komunikasi yang efektif antara kedua belah

pihak

Pembayaran tepat waktu

Masa kerja yang jelas

4 Karyawan

Peningkatan jenjang karir yang jelas

Adanya jaminan keselamatan kerja karyawan

Cepat tanggap terhadap keluhan karyawan

Akomodasi karyawan yang memadai

Peningkatan kesejahteraan karyawan

Lingkungan kerja yang kondusif

(75)

Tabel 5.1. Kebutuhan Stakeholder (Stakeholder Requirements) (Lanjutan)

No Stakeholder Requirements

4 Karyawan

Fasilitas kerja yang lengkap

Tingkat kesehatan dan keselamatan yang

terjamin

Adanya SOP (Standard Operational

Procedures)

Adanya pelatihan terhadap karyawan

5 Masyarakat

Adanya kepedulian perusahaan terhadap

keadaan masyarakat sekitar

Kepedulian terhadap lingkungan hidup

Adanya kesempatan bagi mahasiswa dan

pelajar untuk melakukan penelitian, magang

dan kerja praktek

Tersedianya lapangan pekerjaan

5.1.4. Identifikasi External Monitor Perusahaan

External monitor perusahaan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan

kelebihan perusahaan dengan proses perbandingan (Benchmarking) yang

bertujuan agar penetapan Objective dapat mewakili peningkatan kinerja

perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan yang dijadikan perbandingan harus memiliki

karakteristik yang sama dengan perusahaan yang diteliti. PT. PD. Paya Pinang

merupakan penghasil CPO. Oleh karena itu, perusahaan yang dijadikan

pesaing/perbandingan harus perusahaan yang bergerak di bidang penghasil CPO

(76)

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang peneliti lakukan, maka

perusahaan yang dipandang sebagai pesaing adalah PT. Perkebunan Nusantara III

(PTPN III). Beberapa alasan yang mendukung bahwa PT. Perkebunan Nusantara

III adalah perusahaan yang layak untuk dijadikan bahan pembanding adalah

sebagai berikut :

1. Mutu dari produk minyak dan inti sawit yang dihasilkan perusahaan sudah

dikenal di pasar lokal dan pasar internasional.

2. Pengiriman pasokan yang selalu tepat waktu kepada pembeli.

3. PT. Perkebunan Nusantara III peduli terhadap lingkungan hidup. Hal tersebut

dibuktikan dengan keikutsertaan PT. Perkebunan Nusantara III dalam

keanggotaan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) yang sangat peduli

terhadap pengelolaan sawit lestari.

4. PT. Perkebunan Nusantara III mendapatkan Sertifikat OHSAS 18001:2007

yaitu suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Kesehatan dan

Keselamatan Kerja. Sertifikat yang diterima PT. Perkebunan Nusantara III

berlaku selama 3 tahun sampai dengan bulan November 2014.

Orang yang mengisi kuesioner adalah seseorang yang mengetahui dan

mengenal perusahaan dengan baik. Benchmarking dilakukan berdasarkan

requirements yang telah didapatkan berdasarkan penyebaran kuesioner

pendahuluan.

(77)

Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan

No Requirements (Kebutuhan) Paya

Pinang PTPN III Gap

Investor

1

Pengembangan pabrik dan

perusahaan sehingga lebih dikenal

masyarakat

3 4 -1

2 Pemanfaatan aset secara optimal 3 3 0

3 Kinerja keuangan perusahaan yang

baik 4 5 -1

4 Minimalisasi biaya produksi CPO 3 3 0

5 Peningkatan laba perusahaan 4 5 -1

6 Standarisasi kualitas CPO 4 4 0

7 Transparansi laporan keuangan 4 4 0

Pelanggan

1 Mutu CPO yang dihasilkan sesuai

dengan standard 4 4 0

2 Pelayanan yang memuaskan

terhadap pelanggan 3 4 -1

3 Pengiriman CPO tepat waktu

sesuai perjanjian 4 5 -1

4 Adanya kemudahan bertransaksi 5 5 0

5 Cepat tanggap terhadap komplain

pelanggan 3 3 0

6 Jumlah pengiriman CPO sesuai

(78)

Tabel 5.2. Hasil Kuesioner External Monitor Perusahaan (Lanjutan)

Gambar

Gambar 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder
Gambar 3.3. Pembagian Level Organisasi (Bititci,U.S)
Gambar 3.4. Integrated Performance Measurement Systems (Bititci,U.S)
Gambar 3.5. Struktur Model Integrated Performance Measurement Systems
+7

Referensi

Dokumen terkait

nantinya akan digunakan dalam pengukuran kinerja perusahaan telah dapat benar-. benar dipertanggungjawabkan

Berdasarkan hasil pembobotan terhadap rancangan sistem pengukuran kinerja di Jurusan Teknik Industri Universitas X dalam pencapaian tujuan model dengan metode Analytic

Validasi KPI dilakukan setelah KPI teridentifikasi, yang bertujuan untuk mengetahui pakah indikator- indikator kinerja yang dirancang tersebut telah benar- benar

Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2015 yang telah dilakukan, diperoleh Indeks kinerja total sebesar 7,697 sebagai hasil dari scoring dengan menggunakan metode

Validasi Key Performance Indicators adalah proses verifikasi dari pihak perusahaan untuk menilai apakah seluruh Key Performance Indicators

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian yang akan dilakukan, yaitu melakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan

PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PADA PT ABRO PRIMA MAKMUR TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Sarjana pada Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik

Pengertian Integrated Performance Measurement Syistem IPMS Integrated Performance Measurement Syistem IPMS merupakan metode pengukuran kinerja yang terintegrasi yaitu mengukur