• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Data Identitas Responden Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

Nomor Nama Responden Jenis Kelamin Umur (Tahun)

Alamat Suku Agama Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan Utama

Pekerjaan Sampingan Jumlah Anggota Keluarga

1 Luther Tarigan Laki-laki 40 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 5

2 Pianus Sitepu Laki-laki 44 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Beternak 4

3 Lius Tarigan Laki-laki 43 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Sawah 8

4 Nelson Ginting Laki-laki 52 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Petani Coklat 6

5 Satria Sembiring Laki-laki 40 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang dan Beternak 6

6 Pedoman Tarigan Laki-laki 41 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 5

7 Arjun Situmorang Laki-laki 24 Desa Buluh Awar Toba Protestan SMA Petani Aren Berdagang 1

8 Apti Sembiring Laki-laki 45 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Beternak 4

9 Simpang Ginting Laki-laki 42 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Beternak 4

10 Tison Sitepu Laki-laki 25 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 2

11 Hemat Barus Laki-laki 42 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berladang 3

12 Patar Bukit Laki-laki 25 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berladang 1

13 Marhenis Sitepu Laki-laki 58 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 1

14 Charles Tarigan Laki-laki 33 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 5

15 Benteng Tarigan Laki-laki 56 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berladang 4

16 Jefri Ginting Laki-laki 28 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Sawah 3

17 Kebun Bukit Laki-laki 50 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 4

18 Alfani Simamora Laki-laki 32 Desa Buluh Awar Toba Protestan SMA Petani Aren Berladang 3

19 Abadi Keliat Laki-laki 56 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berladang 5

20 Khadafi Sitepu Laki-laki 29 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berladang 1

21 Firman Tarigan Laki-laki 43 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang dan beternak 6

22 Utama Ginting Laki-laki 40 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berdagang 3

23 Robert Bukit Laki-laki 37 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMK Petani Aren Berladang 3

24 Rahmat Tarigan Laki-laki 63 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Beternak 5

25 Renjab Sembiring Laki-laki 55 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 5

26 Rudi Efendi Bukit Laki-laki 42 Desa Buluh Awar Karo Protestan STM Sekdes Petani Aren 3

27 Nggerak Ginting Laki-laki 58 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Beternak 4

28 Hendra Tarigan Laki-laki 38 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMA Petani Aren Berladang 4

29 Darma Ginting Laki-laki 58 Desa Buluh Awar Karo Protestan SMP Petani Aren Berladang 3

(2)

Lampiran 2. Data Pendapatan Responden .

(3)

Lampiran 3. Pemanfaatan Aren Oleh Masyarakat Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

(4)

Lampiran 4. Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Aren

Nomor Nama Responden Jumlah Produksi Aren Pendapatan Hasil Aren

(5)

Lampiran 5. Wawancara Responden (a) Responden Bapak Luther Tarigan (Ketua Kelompok Tani Aren Center), (b) Responden Pengrajin gula semut, (c) kelompok tani, (d) Responden pengrajin gula aren, (e) Responden penyadap nira

(a) (b)

(c) (d)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, O. dan P. Patana. 2002. Penelitian Perhitungan Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Non-Marketable oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan. USU. Medan

Aini, A. 2007. Sistem Informasi Geografis dan Aplikasinya. STMIK Amikom. Yogyakarta.

Aliudin, S. Sariyoga, dan D. Angraeni 2011. Efesiensi dan Pendapatan Usaha Gula Aren Cetak (Kasus pada Pengrajin Gula Aren Cetak di Desa Cimenga, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten). Jurnal Agro Ekonomi 29(1):73-85.

Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Kanisius. Yogyakarta.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.

Bandini. 1996. Nipah Pemanis Alami. Penebar Swadaya. Jakarta.

Baharuddin dan Ira, T. 2009. Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin. Makasar.

BPS. 2015. Sibolangit dalam Angka 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang.

Data Monografi Desa Rumah Sumbul. 2010. Data Monografi Desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

Departemen Kehutanan. 2007. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 35 tahun 2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu. Dephut. Jakarta.

Effendi, D.S. 2010. Prospek Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Mendukung Kebutuhan Bioetanol di Indonesia. Prospektif 9(1):36-46.

Effendy, M., D. Naemah, E. Winarni, dan A. Fitriani. 2013. Studi Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) di Desa Batang Kulur Kandangan Kabupaten Sungai Hulu Selatan. Banjar Baru. Universitas Lambung Mangkurat.

Fauzi. 2008. Peranan Hasil Hutan Non Kayu Terhadap Pendapatan Masyarakat. Jurnal Hutan Tropis Borneo (23):73-83.

.

(7)

Husch, B. 1987. Perencnaan Inventarisasi Hutan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Ichwandi, I. 1996. Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan dan Lingkungan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Irawan, B., E. Rahmayani, dan J. Iskandar. 2009. Studi Pemanfaatan, Pengolahan dan Pengelolaan Aren di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Seminar Nasional Etnobotani IV Cibinong. Universitas Padjajaran. Juliarti, A. 2013. Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu dan Identifikasi Tanaman Obat di Areal Cagar Biosfir Giam Siak Kecil Bukit Batu Siak. Jurnal Hutan Tropis 1(1):9-16.

Kusmana, C. 1997. Metode Survey Vegetasi. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lasut, M.T. 2012. Budidaya yang Baik Aren (Arenga pinnata Merr). Jurnal Keja Sama Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Texas. Universitas Sam Ratulangi.

Lempang, M. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Jurnal Info Teknis Eboni 9(1):37-54.

Lutony, T.L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis. Penebar Swadaya. Jakarta Mason, C.F. 1980. Ecology, Second Edition. Longman, Inc. New York.

Muzaifa, M., H.P. Hidayat, dan Maswida. 2012. Pengaruh Penggunaan Bahan Pengawet Alami dan Sintetik terhadap Kualitas Nira Aren. Junal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 4(1):6-12.

Odum, E. P. 1971. Fundamentals of Ecology, Third Edition. W. B. Saunders Company. Philadelpia

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 133 tahun 2013 tentang Pedoman Budidaya Aren (Arenga pinnata Merr) Yang Baik. No.17 tahun 2014.

Puntodewo, dkk. Sistem Informasi Geografis Untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam. Informatika. Bandung.

(8)

Rahmawaty, T.R. Villanueva, M.G. Carandang. 2011. Participatory Land Use Allocation. Case Study In Besitang Watershed, Langkat, North Sumatera, Indonesia. Lambert Academic Publishing. Germany.

Shukla, P., Mirsa, P.S. 2002. An introduction to Axonomi og Angiosperms. Vikas Publishing House PUT LTD. University of Delhi. Kanpur.

Simon, H. 2008. Pengelolaan Hutan Bersama Rakyat. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Sunanto. 1993. Aren Budidaya dan Multigunanya. Kanisius. Yogyakarta.

Uhl, N. W and J. Dransfiel. 1987. Genera Palmarum, A Classification of Palms Basic on The Work of Harold E. More Jr, Bailey Hortorium and the International Palm Society. Allen Press. Lawrence, Kansas-USA.

Van Steenis, C.G.G.J., 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

(9)

METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di desa Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dan Laboratorium Managemen Hutan Terpadu, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini berlangsung pada bulan Maret 2016 sampai bulan April 2016. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

2. Alat dan Bahan

(10)

kamera digital, kalkulator, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah Peta Administrasi Deli Serdang, titik sebaran GPS, tally sheet dan buku tentang aren.

3. Prosedur Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti seperti titik koordinat penyebaran tumbuhan aren dan data identitas responden meliputi nama responden, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama, suku, lama menetap, pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber informan yang dapat dipercaya. Data sekunder yang dikumpulkan berupa kondisi umum lokasi penelitian, peta lokasi penelitian, status dan letak, topografi, iklim, jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, serta sarana dan prasarana.

Penentuan Sampel Responden

(11)

informasi, antara lain: Kepala Desa, ketua kelompok tani, dan tokoh masyarakat adat ataupun tokoh agama atau instansi terkait.

Wawancara dan Kuisioner

Wawancara dan kuisioner diajukan kepada seluruh responden masyarakat desa Buluh Awar yang memanfaatkan tanaman aren. Masing-masing responden diberikan kuisioner yang sama sesuai kebutuhannya. Jumlah penduduk desa Buluh Awar dalam Badan Pusat Statistik (2015) sebanyak 354 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga sebesar 113. Menurut Arikunto (1998) apabila jumlah kepala keluarga >100 KK, maka yang diwawancarai adalah 10-15% dari jumlah KK tersebut. Apabila jumlah kepala keluarga <100 KK, maka yang diwawancarai adalah seluruh kepala keluarga yang ada. Jumlah kepala keluarga pada lokasi penelitian >100 KK, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 30 responden.

Teknik Pengambilan Sampel

(12)

Gambar 2. Petak Contoh Transek

Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui potensi tanaman aren produktif di desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit. Ciri-ciri aren produktif adalah,

- tinggi batang tanaman aren minimal 5 m, - diameter tanaman aren minimal 30 cm,

- memiliki bunga jantan dan bunga betina dan memproduksi air nira, dan - batang masih memproduksi ijuk

Analisis Data

Data vegetasi yang terkumpul kemudian dianalisis untuk mengetahui kerapatan, kerapatan relative, dominansi, dominansi relative, frekuensi dan frekuensi relative dan Indeks Nilai Penting (INP) dengan menggunakan rumus Kusmana (1997) sebagai berikut,

Kerapatan suatu jenis (K)

K = ∑ individu suatu jenis

Luas petak contoh

Kerapatan relatif suatu jenis (KR)

KR = K Suatu jenis

∑K Seluruh jenis x 100%

20 m

20 m 20 m

(13)

Frekuensi suatu jenis (F)

F = ∑Sub−petak ditemukan suatu jenis Seluruh sub−petak

Frekuensi relative suatu jenis (FR)

FR = F Suatu jenis

∑F Seluruh jenis x 100%

Indeks Nilai Penting (INP)

INP digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas (Kusmana, 1997).

INP = KR + FR

Pemetaan Sebaran Aren

Metode di lapangan dilakukan dengan pengambilan titik plot vegetasi aren produktif yang dijumpai di seluruh desa Buluh Awar. Pengambilan titik dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) dan pemetaan sebaran aren dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan software ArcGIS 10.1.

Pembuatan peta sebaran aren dilakukan dengan menumpangtindihkan antara potongan (clip) peta desa dan peta Administratif Sibolangit dengan data titik yang diambil di lapangan dengan menggunakan GPS. Proses pengolahan data titik koordinat yang diperoleh dari lapangan adalah sebagai berikut:

1. Dimasukkan atau disambungkan GPS ke laptop hingga muncul di Computer (Removeable Disk E:).

(14)

3. Diklik “load form” file My Computer, dibuka folder → Pilih folder Garmin → folder “GPX”.

4. Diganti “text file” menjadi format “GPS”.

5. Muncul kotak dialog “Feature Type” → Dipilih “Way Point” → Klik “OK”. 6. Lalu muncul titik-titik dari GPS → Diblok semua.

7. Diklik file → pilih “ Save To” → Klik file → Simpan file ditempat penyimpanan yang dikehendaki.

8. Diganti “Save as Type” menjadi bentuk “shp.unprojected” → Diklik file. 9. Muncul kotak dialog “DNR Garmin” yang menyatakan input data telah

berhasil → Klik “OK”.

10. Dibuka jendela ArcGIS 10.1 → Klik OK. 11. Klik “Yes” pada kotak dialog “Add Data”.

12. Pada kotak “Add Theme” pilih “titik_aren.shp” → Klik “OK”. 13. Klik “Open Theme Table”

14.Untuk menghapus kolom kosong, klik “File” → Klik “Extension”. 15. Klik “Xtool, Extension, Meters/Hectares” → Klik “OK”.

16.Pilih “Delete Multiple Field” pada “XTools”.

17. Klik Comment, Display, Symbol, Unused1, Dist, Prox_index, Colour, Depth, Tempt, Wpt_Class,Sub_Class, Attrib, Link, State, Country, City, Add,

Facility, Crossroad, Unused2, Ete, Dtype, Model, Filename → Klik “OK”.

18. Klik “Yes To All” pada kotak dialog “Delete Confirmation”.

(15)

21. Diganti kotak “Name” menjadi “Keterangan”, “Type” menjadi “String”, “Width” menjadi “100” pada kotak dialog “Field Definition” → Klik “OK”. 22. Setelah diperoleh peta titik koordinat sebaran aren, selanjutnya titik tersebut

dioverlaykan dengan peta Administrasi Deli Serdang, alur pemetaan dapat dilihat bagan alir pada Gambar 3. berikut.

Gambar 3. Bagan Alir Pemetaan Sebaran Aren

Menentukan Nilai Ekonomi Aren yang Dimanfaatkan

Penentuan nilai ekonomi tumbuhan aren dapat menggunakan pendekatan harga pasar. Nilai barang hasil dari dari tanaman aren untuk setiap jenisnya per tahun yang diperoleh masyarakat dihitung dengan cara:

DNR Garmin

Ubah ke .shp ArcGIS 10.1.

Peta Lapangan Berupa Titik Koordinat

Overlay

Sebaran Aren di Desa Buluh Awar Sibolangit

(16)

1. Menghitung nilai rata-rata jumlah barang yang diambil per responden per jenis.

Rata-rata jumlah barang yang diambil :

Keterangan: Xi = jumlah barang yang diambil responden Xn = banyak pengambilan barang per jenis

2. Menghitung Total Pengambilan per Unit Barang per Tahun

Total pengambilan per tahun = (rata-rata jumlah yang diambil) x (frekuensi pengambilan)

3. Menghitung Nilai Ekonomi Aren per Jenis per Batang per Tahun

Nilai Hasil Hutan per Jenis = Total Pengambilan (unit/tahun) x Harga Hasil dari Aren

4. Menghitung persentase nilai ekonomi dengan cara:

%NE = ���

∑ ��x 100%

Keterangan: %NE = Persentase nilai ekonomi

NEi = Nilai ekonomi hasil dari tananman aren per jenis

∑NE = Total keseluruhan nilai ekonomi yang dihasilkan oleh aren (Affandi dan Patana, 2002)

Xi +Xii +…..+Xn

(17)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Letak Geografis

Desa Buluh Awar adalah sebuah desa yang terletak di daerah dataran tinggi dengan hawa yang sejuk dan nyaman. Secara administratif berada di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Buluh Awarmerupakan lokasi pertama penginjilan di daerah Karo.Batas-batas wilayah Desa Buluh Awar sebagai berikut:

Sebelah Utara : Desa Sala Bulan Sebelah Selatan : Desa Suka maju Sebelah Timur : Hutan Alam Sibolangit

Sebelah Barat : DesaBatu Layang dan Desa Ketangkuhen (Data Monografi Desa Buluh Awar, 2015)

Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit memiliki luas wilayah 250 Ha dan dibagi menjadi 3 dusun yakni Dusun I, Dusun II dan Dusun III. Jarak tempuh Desa Buluh Awar dari desa ke kantor Kecamatan Sibolangit yakni 9 km ±20 menit, jarak tempuh desa ke kantor Kabupaten Deli Serdang yakni 74 km ±2.5 jam, dan jarak tempuh desa kekota Medan yakni 40 km ±1 jam(BPS Sibolangit, 2015).

Pembagian wilayah Desa Buluh Awardisajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Pembagian Wilayah Desa Buluh Awar

No Penggunaan Wilayah Luas (Ha)

1 Sawah 40

2 Perladangan/Kebun 140

3 Wilayah lainnya 70

(18)

Iklim

Desa Rumah Buluh Awar terletak pada ketinggian ± 500-600 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata ± 3.000-4.000 mm/tahun dan suhu udara rata-rata yakni ±290 C (Data Monografi Desa Buluh Awar, 2015)

Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Buluh Awar berdasarkan data sensus tahun 2014 adalah 354 jiwa dengan kepadatan penduduk 142 jiwa/km2 dan terdiri dari 113 Kepala Keluarga (KK).Penduduk Desa Buluh Awar terdiri dari 170 jiwa berjenis kelamin laki-laki diantaranya terdapat 57 jiwa anak-anak dan 184jiwa berjenis kelamin perempuan terdapat 58 jiwa anak-anak(BPS Sibolangit, 2015).

Penduduk Desa Buluh Awar mayorits suku Karo dan hanya 1% suku lainnya dan mayoritas agama yang dianut di Desa Buluh Awar adalah Kristen.Sebagian besar penduduk Desa Buluh Awar memiliki mata pencaharian sebagai petani dan penyadap aren sebagian lagi berdagang, supir, dan PNS(Data Monografi Desa Buluh Awar, 2015).

2. Potensi Tanaman Aren

(19)

Dari hasil inventarisasi tanaman aren yang rata-rata berada di belakang rumah masyarakat dan ladang masyarakat Desa Buluh Awardisajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Inventarisasi Tanaman Aren Jalur Nama

Plot

Koordinat Jumlah Aren

N E

(20)

Hal ini sesuai dengan penelitian Sunanto (1993) yang mengatakan bahwa aren banyak dijumpai di daerah perbukitan yang lembab dan tumbuh secara individu maupun berkelompok di daerah tepian sungai.

Dari kegiatan analisis vegetasi tanaman aren yang dilakukan dengan menggunakan metode jalur di Desa Buluh Awar, diperoleh 3 jalur dibagi menjadi 36plot dengan ukuran 20 x20 meter. Data hasil perhitungan analisis vegetasi pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Perhitungan Analisis Vegetasi di Desa Buluh Awar

Jalur Jumlah Aren K (Ind/Ha) KR(%) F FR(%) INP(%)

I 27 56,25 15,25 1 16 31,25

II 26 54,16 14,89 1 15,2 30,1

III 23 47,91 16,78 1 16,9 33,68

Total 76 52,77 15,64 1 16,03 31,67

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh kerapatan rata-rata sebanyak 52 batang per Ha.Nilai kerapatan tersebut sudah sudah termasuk kedalam kategori tinggi karena tanaman aren yang dihitung hanya tanaman aren produktif saja. Jika dibandingkan dengan tanaman lain yang tumbuh pada lokasi penelitian maka diperoleh kerapatan relatif (KR) sebesar 15,64% dan Indeks Nilai Penting (INP) sebesar 31,67%.

Pada lokasi penelitian masyarakat menanam tanaman aren beserta dengan tanaman perkebunan seperti karet, petai, duku, kelengkeng, langsat, durian, manggis, pinang, dan tanaman hutan lainnya. Tanaman aren tumbuh dengan jarak tanam yang tidak teratur antara satu pohon dengan pohon yang lainnya, tumbuh tunggal (soliter) dan berkelompok (komunal).

3. Pemetaan Sebaran Tumbuhan Aren

(21)

GPS yang terdiri atas koordinat tumbuhan dan ketinggian tempat lokasi penelitian. Peta penyebaran aren yang diperoleh dari kegiatan inventarisasi berdasarkan jalur di Desa Buluh Awar disajikan pada Gambar 4a, b, dan c.

(22)

(b)

(c)

(23)

Berdasarkan Gambar 4 diperoleh data bahwa setiap plot didapati aren produktif. Topografi tanah di Desa Buluh awar yang berbukit dan curah hujan yang tinggi menyebabkan pertumbuhandan penyebaran aren dapat berlangsung. Secara keseluruhan peta sebaran aren produktif di desa Buluh Awar disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta sebaran Aren Produktif di Desa Buluh Awar

Berdasarkan wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Aren, jumlah tanaman aren produktif secara keseluruhan di Desa Buluh Awar sebanyak 600 batang. Tanaman aren tersebut menyebar secara acak di lahan masyarakat dan hutan sekitar desa.

(24)

Menurut Baharuddin dan Ira (2009)yang menyatakan bahwa penyebaran aren terjadi secara alami dengan bantuan binatang musang (Paradoxurus hermaphroditua).Satwa musang merupakan satwa pemakan biji-bijian yang

beraktivitas di malam hari yang habitatnya berada di dahan-dahan pepohonan yang suka berpindah tempat.Binatang ini sangat menyukai biji aren yang sudah tua yang kemudian biji aren tersebut ikut termakan musang dan keluar dari tubuh musang bersama kotoran, musang mengeluarkan kotoran di sembarang tempat, terutama di tempat yang terlindung dan lembab.

4. Pemanfaatan Tanaman Aren oleh Masyarakat

Berdasarkan wawancara dan observasi yang dilakukan pada masyarakat Desa Buluh Awar 80% masyarakat memiliki mata pencaharian dari mengelola tanaman aren. Tanaman arenyang dimanfaatkan masyarakat digunakan untuk mencukupi pendapatan rumah tangga dan ada sebagian untuk digunakan unuk kebutuhan sehari-hari. Jumlah pendapatan rumah tangga dapat ditentukan dari berapa jumlah batang aren yang dikelolanya.

(25)

Gambar 6. Bagan Alur Pemanfaatan Aren

Pemanfaatan daun

Berdasarkan wawancara dengan masyarakat Buluh Awar daun tanaman aren dimanfaatakan dalam pembuatan sapu lidi. Pengolahan daun aren menjadi sapu lidi yaitu dengan cara memisahkan tulang daun dari pelepah daun tanaman aren tersebut dan tulang daun tersebutlah yang akan di manfaatkan dan di jadikan menjadi sapu lidi. Tulang daun dilepaskan dari daun-daunnya dengan cara diraut dengan pisau sehingga menjadi lidi. Lidi tersebut kemudian dijemur selama ± 1 hari. Setelah itu lalu diikat dengan membuat simpul dari tali. 1 ikat sapu lidi terdiri dari 150 batang lidi, dimana dari 1 tandan daun aren dapat dihasilkan 2 buah sapu lidi.

(26)

atap. Pemanfaatan pelepah daun digunakan pada bangunan sementara seperti bengkel dan kandang ternak. Sebagian kecil atap rumah masyarakat Desa Buluh Awar masih menggunakan atap dari daun aren. Gambar 7merupakan pemanfaatan daun aren sebagai atap rumah dan atap gubuk.

Gambar 7. Pemanfaatan Daun Aren sebagai Atap Rumah dan Gubuk Pemanfaatan Ijuk

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, ijuk sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat sukuKaro terutama untuk alat sambung bangunan pada rumah adat. Ijuk merupakan penanda khas rumah adat Karo, biasanya digunakan pada bagian atap. Rumah adat Karo tidak menggunakan paku sebagai alat sambung tetapi menggunakan ijuk yang dianyam menjadi tali.

(27)

Pemanenan ijuk dapat dilakukan dengan cara memanjat tanaman aren atau dengan cara menggunakan peralatan tradisional berupa bambu yang telah di berikan lobang pada setiap ruas, dan kemudian disandarkan dan di ikat ke batangaren agar tidak roboh. Hal ini sesuai dengan Lasut (2012) bahwa pemungutan ijuk dapat dilakukan dengan memotong pangkal pelepah-pelapah daun,kemudian ijuk yang bentuknya berupa lempengan anyaman ijuk itu lepas dengan menggunakan parang dari tempat ijuk itu menempel. Produksi ijuk tergantumg pada kebutuhan seseorang dan biasanya masyarakat mengambil ijuk sesuai dengan pesanan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Desa Buluh Awar bahwa ijuk dimanfaatkan sebagai atap Gereja dan atap penginapan Villa Arenku. Alasan penggunaan ijuk adalah karena lebih tahan lama dan tidak merembes jika terkena hujan. Gambar 8 adalah pemanfaatan ijuk oleh masyarakat.

Gambar 8. Pemanfaatan Ijuk sebagai Atap Gereja dan Atap Penginapan Pemanfaatan Tandan Buah

(28)

pada tanaman aren dengan ciri bunga berwarna hijau kemerahan sedangkan bunga betina mempunyai ciri bunga berwarna hijau keputihan. Tetapi yang berproduksi menghasilkan air nira adalah bunga jantan, sedangkan bunga betina tidak menghasilkan air nira melainkan akan menghasilkan buah yang akan di produksi nantinya yang diolah menjadi kolang-kaling.Berdasarkan wawancara masyarakat Desa Buluh Awar sangat jarang membuat kolang-kaling, karena memerlukan ketekunan dan tidak menguntungkan.

Bunga jantan dari tanaman aren merupakan bagian tanaman yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Bunga jantan merupakan bagian dari tanaman yang akan menghasilkan air nira. Berdasarkan wawancara umur bunga jantan untuk menghasilkan air nira yang produktif berkisar 8-9 bulan, kemudian akan memunculkan lagi tunas bunga jantan yang baru yang tepat di bawah pelepah atau tandan yang sebelumnya, yang kemudian terus menerus hingga menghasilkan 3-4 bunga jantan pada setiap batang tanaman aren.

Proses Produksi Nira

Untuk mendapatkan air nira dari tanaman aren atau dari bunga jantan memerlukan beberapa proses atau tahap perlakuan yang diberikan pada tanamanaren tersebut. Adapun tahap dan perlakuan yang diberikan pada tanaman aren ini bertujuan untuk mendapatkan air aren yang baik dan berkualitas baik. Menurut masyarakat setempat, pengambilan air nira tersebut harus benar-benar dilakukan dan tahap demi tahap perlakuan harus dilakukan secara rutin.

(29)

cara tradisional. Kegiatan pengambilan air nira yang dilakukan oleh penyadap sangat sederhana dan diperoleh secera turun-temurun dari generasi sebelumnya dan sampai saat ini belum banyak mengalami perubahan baik dari teknik maupun alat dan bahan yang digunakan. Proses pengambilan air nira disajikan pada Gambar 9.

Gambar 9. Bagan Proses Pengambilan Air Nira

Dari bagan dapat di lihat bahwa proses pengolahan nira hingga menjadi tuak sangat sederhana dimana3 minggu sebelum penyadapan harus terlebih dahulu dimulai dilaksanakan persiapan berupa pembersihan tandan bunga jantan yang akan disadap dari ijuk batang dari tanaman resebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Lempang dan Mangopang (2012) yang menyatakan pada pohon aren yang disadap dilakukan persiapan yang terdiri dari kegiatan pembersihan

Dipukul-pukul

Dibersihkan

Dipotong

Digoyang

Dibungkus Diiris

Ditampung

Air nira

Tuak

(30)

tumbuhan pengganggu di sekitar pohon, pemasangan tangga, pembersihan ijuk dan daun di sekitar tandan bunga yang disadap serta pematangan tangkai tandan bunga.Pembersihan tandan dilakukan pada bunga jantan yang belum pecah. Pembersihan dari ijuk dan pelepah dilakukan untuk memudahkan penyadapan. Proses pembersihan ijuk dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Pembersihan Ijuk

Setelah pembersihan selesai maka dilakukan pengayunan tandan30– 100 kali. Setelah itu dilakukan pemukulan menggunakan palu dari kayu atau masyarakat lokal menyebutnya pembalbal. Bentuk palu bulat panjang dengan panjang lebih kurang 35 cm dan berdiameter kira-kira 10 cm. Contoh pembalbal yang digunakan di Desa Buluh Awar dapat dilihat pada Gambar 11.

(31)

Pemukulan dilakukan pada bagian batang dan tangan tandan bunga jantan. Pemukulan bagian batang dilakukan berulang-ulang mulai dari ujung batang sampai ujung tangan tandan bunga jantan. Hal ini sesuai dengan penelitian Lempang dan Manggopang (2012) bahwa tangkai tandan bunga aren tersusun dari jaringan pembuluh tapis yang sangat rapat. Oleh karena itu, pengoyangan tandan bunga dan pemukulan tangkai tandan dimaksudkan untuk melonggarkan pembuluh tapis dan merundukkan tangkai tandan sehingga nira dapat mengalir dengan lancar.

Setelah pengayunan dan pemukulan selama tiga minggu maka bunga jantan akan bermekaran. Pada tahap inilah dilakukan pemotongan tandan bunga aren berkisar + 10 cm dari tangkai bunga paling atas. Alat yang digunakan oleh penyadap aren disebut tungkil. Pemotongan tandan bunga jantan dapat dilakukan apabila bunga telah dikerumuni oleh lebah, bunga merekah dan mengeluarkan aroma nira. Hal ini sesuai dengan penelitian Baharuddin dan Ira (2009) yang menyatakan bahwa pemukulan dan pengayunan dilakukan dua kali sehari selama tiga minggu. Contoh jenis tungkil yang digunakan di Desa Buluh Awar dapat dilihat pada Gambar 12.

(32)

Tandan yang telah dipotong diberikan batang keladi dan kemiri yang telah dihaluskandengan cara mengoleskan dibagian bekas potongan tandan. Tujuan pemberian batang keladi dan kemiri untuk merangsang air nira.Penggantian batang keladi dan kemiri dilakukan dua kali dalam sehari bersamaan saatpengirisan tandan. Ukuran tandan yang diiris 0,1 – 0,3 cm tergantung pada banyak tidaknya air nira yang keluar. Penelitian ini sesuai dengan Sunanto (1993)

yang menyatakan bahwa setiap penyadapan dilakukan pengirisan pada tongkol agar

air keluar dengan lancar karena pembuluh kapiler terbuka. Pada tahap ini nira tidak

ditampung selama tiga hari karena kualitasnya belum baik. Menurut wawancara

yangdilakukan penampungan nira yang berkualitas baik dapat dilakukan ketika busa berwarna putih sudah keluar dari tandan hasil pemotongan.

Air nira ditampung dengan menggunakan jerigen, sebagai pengganti bumbung dari bambu yang sudah sulit untuk diperoleh. Sebelum menampung nira hasil sadapan, maka terlebih dahulu jerigen dimasukkan batang tuba(Derris eliptica) atau masyarakat setempat menyebutnya raru ndupar sepanjang5-7 cm

dengan diameter 1-2 cm yang telah dimemarkan sebelumnya. Tujuan pemasukan Derris eliptica adalah untuk mengawetkan nira yang disadap agar tidak menjadi

asam.

(33)

Penyadapan sore hari menghasilkan nira sebanyak 3 liter dan lama penyadapan yang dilakukan 7 jam. Nira hasil sadapan lebih banyak pada pagi hari daripada sore hari karena perbedaan lama waktu penyadapan dan keadaan linkungan. Suhu udara penyadapan nira pada pagi hari lebih rendah dibandingkan suhu udara penyadapan sore hari sehingga penguapan lebih tinggi pada sore hari. Gambar 13 merupakan proses penyadapan nira yang dilakukan pada pagi hari.

Gambar 13. Penyadapan Nira

Bumbung yang berisi nira hasil sadapan akan diturunkan dari batang aren kemudian dilakukan pengirisan tandan. Tandan yang baru diiris diberi sabun atau kemiri yang fungsinya untuk merangsang peningkatan produksi nira. Setelah pengirisan selesai tandan dibungkus dengan daun atau plastik agar serangga tidak menghisap nira hasil sadapan. Sebelum mengolah hasil sadapan nira terlebih dahulu dilakukan penyaringan agar nira yang dihasilkan bersih.

(34)

produksi nira meningkat akan tetapi kualitas menurun, sebaliknya musim kemarau produktivitas menurun kualitas meningkat. Contoh air nira yang dihasilkan dari hasil penyadapan dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Air Nira

Untuk menjaga kualitas nira maka bumbung yang digunakan haruslah steril. Cara yang digunakan penyadap nira adalah dengan mencuci bumbung dengan nira yang sudah mendidih untuk pengolahan gula aren, sedangkan untuk tuak dicuci menggunakan sabun dan air panas sampai bersih. Jika bumbung yang digunakan tidak bersih maka kualitas nira akan menurun. Nira dengan kualitas rendah jika diolah menjadi gula aren maka gula tidak dapat memadat, dan jika diolah menjadi tuak rasanya asam. Hal ini sesuai dengan penelitian Baharuddin dan Ira (2009) yang menyatakan bahwa kerusakan nira dapat dicegah dengan mencuci bumbung dengan air panas atau mengasapinya

Pembuatan Tuak

(35)

ragiSaccharomyces tuac. Jenis ragi dari genus Saccharomyses, misalnya Saccharomyses serivisaedikenal sebagai mikroorganisme yang dapat

memfermentasi gula (glukosa) dan mengubahnyamenjadi alkohol dan CO2.

Proses fermentasi akan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi kimia nira terutama kandungan sukrosa menjadi gula reduksi (fruktosa/glukosa). Menurut Muzaifa dkk. (2012) monosakarida dalam bentuk fruktosa atau glukosa (C6H12O6) dapat langsung terfermentasi, tetapi disakarida seperti sukrosa (C12H22O11) harus dihidrolisis menjadi fruktosa dan glukosa. Reaksi kimiayang terjadi pada fermentasi nira adalah sebagai berikut :

C12H22O11 + H2O enzim invertaseC6H12O6 (glukosa dan fruktosa) C6H12O6ragi C2H5OH (etilalkohol) + CO2

C2H5OH + O2 CH3COOH (asam asetat) + H2O

Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran yang digunakan dalam pembuatan tuak adalah niri batu (Xylocarpus moluccensis) atau dalam bahasa lokal disebut dengan Raru Sibolga. Niri batu (X. Moluccensis) dibeli dari agen atau pengecer dengan harga Rp. 10.000,- per batang. Satu batangX. moluccensis dapat digunakan unuk 40 liter nira dan digunakan satu kali pemakaian dalam pembuatan tuak.Gambar 15 merupakan Raru Sibolga yang akan digunakan.

(36)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa cara pembuatan tuak yang dilakukan masih tradisional yakni dengan mencampurkan nira hasil sadapan dengan tuak yang murni. Perbandingan nira dengan tuak murni adalah 20 : 3. Waktu yang diperlukan untuk fermentasi tuak adalah 14 jam. Jika waktu fermentasi ditambah maka kandungan alkohol semakin tinggi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan maka dalam 1 hari penjual tuak melakukan pengolahan nira menjadi tuak sebanyak 2 kali yakni pada pagi hari pukul 09.00 WIB dan malam hari pukul 20.00 WIB.

Tuak yang sudah jadi, disimpan dalam wadah penyimpanan berupa tong yang bersih, agar tuak tidak terserang oleh Acetobactersp. danSaccharomycessp. Mikroorganisme ini mengakibatkan tuak terasa sangat masam.Berdasarkan pengalaman responden, lamanya tuak yang sudah jadi dapat disimpan selama satu minggu, dengan syarat kebersihannya harus tetap dijaga. Apabila wadah yang digunakan tidak bersih maka tuak cepat mengalami kerusakan. Gambar 16 merupakan tuak yang siap dinikmati konsumen.

Gambar 16. Tuak

(37)

sepat/kelat serta dapat menutupi rasa asam nira. X. moluccensis dapat dipakai sebagai obat penguat lambung dan penambah nafsumakan. Apabila tidak ada upaya pengawetan nira setelah pembentukan tuak, maka fermentasi akan terus berlangsung yang menghasilkan asam asetat, sehingga tuak terasa sangat asam.

Berdasarkan pengamatan tuak dipasarkan lewat pengecer dengan harga Rp 4.000 per botol dan yang menjadi pengecer adalah kedai tuak. Biasanya ramai pada malam hari, ada juga yang membelinya untuk dibawa pulang, di minum di tempat lain. Konsumen tuak ini umumnya adalah orang dewasa. Tuak biasanya diminum di saat lagi berkumpul sambil bernyanyi, katanya agar suara bisa keluar. Kelebihan meminum tuak dapat menyebabkan mabuk dan tidak sadar diri. Jumlah tuak yang diminum konsumen tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing.

Pembuatan Gula Aren

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pengolahan nira menjadi gula dilakukan berdasarkan keterampilan dan pengetahuan secara turun-temurun.Menurut Baharuddin dan Ira (2009) karena adanya fermentasi olehSaccharomyces sp. maka nira hasil sadapan harus segera diolah paling lambat 90menit setelah diambil dari batang aren. Nira dituang sambil disaring kedalam wajan di atas tungku perapian untuk segera dipanasi.

(38)

dilakukan. Gambar 17 merupakan contoh raru ndupar yang dimemarkan.

Gambar 17.Raru Ndupar

Tumbuhan tuba mengandung zat rotenone yang bersifat racun terhadap jamur dan bakteri. Meskipun mengandung rotenone yang bersifat racun belum pernah ditemui kasus keracunan pada manusia akibat mengkonsumsi gula aren. Diduga zat rotenone terurai akibat suhu tinggi pada saat pemasakan nira. Bagan pembuatan gula aren dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Bagan Pembuatan Gula Aren Air Nira

Pemanasan/Perebusan

Pemberian kemiri

Pengangkatan dari tungku

Pencetakan

Pengepakan

(39)

Pemanasanyang dilakukan dalam pengolahan nira menjadi gulaarenselama 3 – 4 jam. Buih-buih yang ada saat pemanasan dibuang agar gula aren yang diperoleh tidak terlalu hitam dan kering. Pemanakan nira menjadi gula aren menurut penelitian Baharuddin dan Ira (2009) akan baik apabiladilakukan pada suhu lebih dari 100oC dan tidak melebihi 120oC. Gambar 19 merupakan proses pemanasaan nira.

Gambar 19. Pemanasan Nira

Pada pemanasan 3½ jam ditambahkan kemiri 5 buah dengan cara diirismenggunakan pisau. Tujuan pemberian kemiri supaya gula aren yang dihasilkan berwarna menarik dan berminyak. Setelah pemanasan 3½ jam dilakukan pengadukan terus-menerus sampai gula siap untuk dicetak. Indikator gula siap dicetak yaitu jika sebagian gula diambil menggunakan pengaduk lalu dituangkan kembali, jatuhnya tidak terputus-putus seperti benang.

(40)

Pelepasan media cetak dilakukan setelah gula aren didinginkan kira-kira 15 menit setelah proses pencetakan selesai. Selanjutnya dilakukan pengepakan gula menggunakan pelepah batang pisang yang sudah kering.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaduk dan alat cetak gula aren yang digunakan terbuat dari bambu. Masyarakat Desa Buluh Awar menyebut alat cetak dengan nama tagan-tagan. Ukuran cetakan yang digunakan adalah ½ kg gula aren. Sendok yang digunakan dengan ukuran lebar 5 cm dan panjang 50 cm. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan 50 liter nira akan menghasilkan 12 kg gula aren. Gambar 20 merupakan contoh tagan-tagan yang digunakan.

Gambar 20. Tagan-tagan

(41)

Pembuatan Gula Semut

Hasil wawancara menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pendapatan masyarakat maka air nira dikelola menjadi bentuk lain yang dinamakan gula semut. Menurut Lutony (1993) bahwa gula semut merupakan gula aren yang berbentuk kristal atau sebuk berwarna kuning kecoklatan sampai coklat. Ukuran gula semut lebih besar dari gula pasir. Proses pembuatan gula semut sama dengan pembuatan gula merah. Bedanya pada proses akhir, gula semut tidak dituangkan dalam cetakan melainkan dibiarkan di dalam tempat pemasakan. Kemudian dihaluskan dan diayak. Hasil ayakan ditampung kemudian dijual ke agenyang selanjutnya diberi kemasan untuk dipasarkan.

Berdasarkan hasil wawancara bahwa harga gula semut dari produsen sebesar Rp.40.000,00 per kg atau dua kali lipat lebih menguntungkan dari gula aren. Gula semut dimanfaatkan masyarakat Desa Buluh Awar menjadi obat sakit perut seperti maag. Gula semut juga baik sebagai pengganti gula yang dapat dikonsumsi langsung oleh orang bepenyakit gula. Gula semut sangat diminati oleh industri pembuatan makanan seperti kue. Gambar 21 merupakan gula semut yang siap dijual kepada pengumpul.

Gambar 21. Gula Semut

(42)

sederhana, hanya memanfaatkan peralatan seadanya saja. Pembuatan gula semut dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat karena proses pembuatan memakan waktu dan butuh ketekunan. Proses pembuatan gula semut dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Pembuatan Gula Semut. Kolang-kaling

Kolang-kaling merupakan makanan kenyal berbentuk bulat lonjong dan memilki warna putih transparan. Berdasarkan wawancara kolang-kaling dihasilkan dari buah betina tanaman aren yang sudah masak. Buah tersebut dibakar sampai kulit luar mudah terkelupas kemudian direbus selama beberapa jam. Buah yang sudah direbus direndam lagi di dalam larutan kapur selama beberapa hari tujuannya untuk membuat kolang-kaling lebih tahan lama.

(43)

5. Nilai Ekonomi Hasil Aren

Nilai ekonomi adalah nilai suatu barang atau jasa jika diukur dengan uang. Nilai ekonomi hasil aren dapat diartikan sebagai nilai / harga hasil aren yangdimanfaatkan yang dapat ditukarkan dengan uang. Aren juga termasuk sumber daya hutan yang nilai ekonomi yang sangat menjanjikan. Ichwandi (1996) mengatakan bahwa penelitian ekonomi sumber daya hutan adalah suatu metode atau teknik untuk mengekstimasi nilai uang dari barang atau jasa yang diberikan oleh suatu kawasan hutan.

Hasil penelitian (Lampiran 2) bahwa luas lahan seluruh tanaman aren yang dimiliki 30 responden yakni ±42 Ha dan yang menjadi lahan milik pribadi sebesar 31 Ha (73,80%), lahan sewa sebesar 6.5 Ha (15,4%) dan hutan desa sebesar 4,5 Ha (10,71%). Jumlah seluruh tanaman aren yang dimiliki responden yakni sebanyak 1295batang dan jumlah tanaman yang produktif yang dapat menghasilkan nira sebanyak 207 pohon.Total jumlah nira dihasilkan selama satu hari yakni 950 liter.

Berbeda dengan nira dan gula merah aren yang bisa dihasilkan setiap hari, ijuk hanya bisa dipanen 2-3 kali dalam setahun. Pemanfaatan ijuk tergantung pada jumlah permintaan konsumen berupa pesanan.Sekali panen, satu pohon aren biasanya menghasilkan 5 kg ijuk yang bisa dijual seharga Rp 3.000/kg.

(44)

Persentasi responden yang memanfaatkan tanaman aren disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23. Persentasi Pemanfaatan Tanaman Aren

Hasil perolehan data (Lampiran 4), dilakukan perhitungan potensi hasil tanaman sehingga diketahui jumlah yang diambil(unit/frekuensi/responden), frekuensi pengambilan (unit/tahun/responden), jumlah pengambil (orang/jenis barang), total pengambilan (unit/tahun) disajikan pada Tabel 4.Berikut

Tabel 4. Hasil Perhitungan Potensi Tanaman Aren di Desa Buluh Awar Sibolangit Nomor Jenis Hasil

Tanaman

Untuk memperoleh nilai ekonomi pemanfaatan hasil tanaman aren maka digunakan harga rata-rata masing-masing jenis hasil tanaman aren per unitnya. Hasil perhitungan nilai ekonomi tanaman aren oleh masyarakat Desa Buluh Awar dapat dilihat pada Tabel 5.

(45)

Tabel 5. Nilai Ekonomi Aren yang Dimanfaatkan Masyarakat Desa Buluh Awar Nomor Jenis Hasil

Tanaman

Berdasarkan hasil penelitian bahwa nilai ekonomi pemanfaatan tanaman aren oleh masyarakat Desa Buluh Awar adalah sebesar Rp 825.825.000/tahun. Nilai ini diperoleh dari pemanfaatan hasil tanaman aren seperti nira manis, tuak, gula aren, gula semut dan pemanfaatan ijuk. Nilai ekonomi pemanfaatan tanaman aren yang telah disebutkan diatas belum merupakan pendapatan bersih yang diperoleh oleh petani aren Desa Buluh Awar, pendapatan tersebut belum dikurangi dengan biaya-biaya dalam pengelolaan nira. Peralatan sederhana yang dipergunakan dalam pengelolaan nira antara lain : cangkul, parang, tungkil, pisau, tali, bumbung bambu (tempat nira), tangga bambu, ember, jerigen yang dipergunakan dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan hingga penyadapan. Peralatan yang telah disebutkan diatas dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan tidak memerlukan biaya yang banyak.

(46)

(6,97%)dan yang terkecil adalah pemanfaatan ijuk sebesar Rp 225.000/tahun (0,027%)

(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Hasil inventarisasi tanaman aren (Arenga pinnata Mer) yang dilakukan di Desa Buluh Awar diperoleh data potensi tanaman aren dengan kerapatan rata-rata 52 batang per ha.

2. Jenis-jenis hasil tanaman nira yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Buluh Awar adalah ijuk, daun, nira manis, tuak, gula aren, dan gula semut

3. Nilai ekonomi hasil aren tertinggi diperoleh pada pemanfaatan air nira sebagai tuak sebesar Rp. 370.000.000/tahun dengan persentase nilai jenis sebesar 45,77% dan terendah diperoleh pada pemanfaatan ijuk sebesar Rp. 57.600.000/tahun dengan persentase sebesar 6,97%

Saran

(48)

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi Aren

Secara ilmiah klasifikasi pohon aren adalah, Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta (Angiospermae) Classis : Liliopsida (Monocotyledoneae) Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae Genus : Arenga

Spesies : Arenga pinnata Merr (Van Stenis, 2005).

Morfologi Aren

Akar (radix)

Akar Familia Arecaceae adalah akar serabut kaku keras dan cukup besar

seperti tambang (Garsinia dan Ira, 2008 ). Batang (caulis)

Palmae berbatang tunggal dan tingginya bisa mencapai 30 m yang

(49)

pula yang merambat pada pohon lain sebagai liana, bentuk yang seperti ini terutama dari spesies-spesies Hypaena dan Dypsis (Shukla dan Mirsa, 2002). Daun (folium)

Daun-daunnya bertulang menyirip (penninervis) atau bentuknya seperti kipas, dengan pelepah daun (vagina) atau tangkai daun (petiolus) yang melebar. Familia Arecaceae umumnya berdaun majemuk. Daun palmately dan pinnately, membentuk tajuk dari batang kokoh yang tidak bercabang, dasar petiole luas, berpelepah dan berserat (Bandini, 1996).

Bunga (flos)

Perbungaan berupa tandan bunga bercabang, menggantung dengan panjang mencapai 60 cm atau lebih. Tandan bunga tumbuh pada daerah bekas pelepah daun. Perbungaan dimulai dari pucuk, selanjutnya secara berturut-turut menyusul pada bagian bawah. Biasanya 2-5 bunga pertama betina, sedangkan rangkaian bunga pada bagian bawah adalah bunga jantan. Bunga jantan berwarna kecoklatan, berbentuk bulat telur memanjang, daun bunga tiga, dan kelopak bunga tiga helai. Bunga betina warna kehijauan dengan mahkota bunga segitiga beruas-ruas dan bakal buah memiliki ruang tiga dan putik tiga. Tandan bunga betina aren hanya menghasilkan sedikit nira, oleh sebab itu tidak disadap dan dibiarkan tumbuh dan membentuk buah (Lasut, 2012).

Buah (fructus)

(50)

terlalu matang. Biji aren mempunyai tekstur yang lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning dan tipis, dan berbentuk bulat atau lonjong. Biji muda ini dikenal dengan nama kolang kaling (Effendy dkk., 2013).

Manfaat Aren

Hampir semua bagian tanaman aren dapat dimanfaatkan mulai dari akar sampai daun. Manfaat tanaman aren berdasarkan bagian tanaman menurut Sunanto (1993) adalah :

a. Perakaran

Akar aren menyebar cukup dalam, sehingga cocok sebagai vegetasi untuk pencegahan erosi. Akar aren juga dapat digunakan sebagai bahan anyaman dan cambuk karena sifatnya yang kuat dan ulet, disamping sebagai bahan obat tradisional untuk penyakit kencing batu, disentri dan penyakit paru-paru.

b. Batang

Batang yang keras dapat digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat rumah tangga dan kadang-kadang digunakan sebagai bahan bangunan dan jembatan. Batang jika dibelah dapat dipakai untuk saluran atau talang air. Sedangkan umbutnya yang berasa manis dapat digunakan sebagai sayur mayur. c. Daun

(51)

d. Tandan Buah

Tandan buah aren yang terdapat pada batang dapat mengahasilkan nira, yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan nira. Nira adalah cairan yang keluar dari tandan bunga jantan yang disadap.

e. Buah

Buah betina menghasilkan sedikit bahkan tidak menghasilkan nira sama sekali, sehingga umumnya dibiarkan menjadi buah. Buahnya apabila diolah akan menjadi kolang-kaling, kola, campuran es dan sebagainya.

f. Ijuk

Sampai saat ini pemanfaatan ijuk dari tanaman aren terutama untuk pembuatan sapu, sikat, tali dan jok.

Syarat Tumbuh Aren

(52)

Aren merupakan salah satu tanaman hutan yang umumnya tumbuh secara alami tanpa ada usaha budidaya yang dilakukan oleh manusia dan tempat tubuhnya pada daerah - daerah tertentu saja. Hal ini dikarenakan kondisi fisik dari lahan tempat tumbuh aren memiliki ciri tertentu yang mendukung dalam pertumbuhannya sehingga akan berkorelasi dengan proses pertumbuhanya. Dilihat dari fungsinya, aren merupakan salah satu tumbuhan yang mempunyai fungsi penting bagi lingkungan yang di dalamnya terdapat manusia. Hal ini bisa dilihat dari fungsinya sebagai tanaman konservasi, yang menjaga tanah dari proses erosi, mengurangi pengaruh global warming, dan kemampuannya menyerap gas carbon (Putuhuru dkk., 2011).

Inventarisasi Hutan

Inventarisasi hutan biasaya dianggap sinonim dengan taksiran kayu. Di dalam artian ini inventarisasi hutan adalah suatu usaha untuk menguraikan kuantitas dan kualitas pohon-pohon hutan serta karakteristik areal tanah tempat tumbuhnya. Perlu ditekankan, bahwa inventarisasi hutan harus berisi pula evaluasi tehadap karekteristik-karakteristik pohon mampu terhadap lahan tmpat pohon-pohon itu tumbuh. Penaksiran kuantitas kayu terpisah dari areal tempat tumbuhnya tidak banyak artinya. Hutan bukan hanya suatu kuantitas kayu, tetapi asosiasi tumbuhan hidup yang dapat dan harusdiberlakukan sebagai benda hasil yang dapat diperbaharui (Husch, 1987).

Sistem Informasi Geografis

(53)

bekerja dengan menggunakan data yang memiliki informasi spasial. Sistem ini meng-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasioperasi umum database, seperti query dan analisis statistik, dengan kemampuan visualisasi dan analisis yang unik yang dimiliki oleh pemetaan (Aini, 2007).

Pemetaan potensi aren di desa Buluh Awar diakukan dengan pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang merupakan sistem pengolahan informasi yang juga menyediakan fasilitas analisis data. Menurut Puntodewo dkk. (2010) bahwa SIG sangat bermanfaat dalam perencanaan dan pengelolaan SDA, antara lain untuk aplikasi inventarisasi dan monitoring hutan, kebakaran hutan, perenanaan penebangan hutan, rehabilitasi hutan, Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS), dan konservasi keseragaman hayati. SIG dapat dipakai secara efektif untuk membantu perencanaan dan pengelolaan SDA diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan keterampilan yang memadai

(54)

manipulasi data dan analisis, analisis meliputi pembuatan variabel gabungan yang melalui proses dua kegiatan langsung spatial dan non spatial pada kesatuan sistem (4) output data mempunyai tiga tipe yaitu; hardcopy, softcopy dan elektronik. Hardcopy adalah tampilan permanen, peta dan tabel (Rahmawaty, 2011).

Masyarakat Sekitar Hutan

Masyarakat di sekitar kawasan lindung adalah sekumpulan individu, keluarga, dan komunitas tradisional atau modern yang bertempat tinggal terus menerus pada suatu areal yang berada di dalam atau berbatasan dengan suatu kawasan lindung yang telah diusulkan sebagai kawasan lindung. Masyarakat hutan adalah penduduk yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan yang mata pencaharian dan lingkungan hidupnya sebagian besar bergantung pada eksistensi hutan dan kegiatan perhutanan (Arief, 2001).

Bagi masyarakat, manfaat hutan untuk kehidupan sehari-hari sangat nyata. Kecuali menghasilkan barang-barang yang diperlukan untuk berbagai kepentingan seperti kayu bangunan dan bahan untuk membuat alat-alat pertanian, hutan juga memberikan lingkungan hidup yang nyaman bagi mereka, dan yang lebih penting lagi adalah menyediakan lahan yang subur untuk bercocok tanam. Hutan juga sebagai sumber untuk mendapatkan bahan pangan dan untuk mengembalakan ternak (Simon, 2004).

(55)

dilakukan. Program tersebut bertujuan agar hutan dapat dimanfaatkan secara lestari, selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia khususnya dan umat manusia umumnya, baik masa kini maupun masa yang akan dating (Juliarti, 2013).

(56)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Hubungan antara masyarakat dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup berlangsung sepanjang masa, sedangkan sifat dan intensitasnya mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan kependudukkan dan kebudayaannya. Kehidupan masyarakat desa sangat bergantung pada sumber daya alam yang tersedia disekitarnya, fungsi tata guna lahan (pertanian dan hutan) sebagai sumber daya alam memberikan manfaat pengetahuan dan juga pengalaman masyarakat lokal tentang pemanfaatan berbagai tumbuhan dalam kehidupan sehari-harinya (Irawan dkk., 2009).

Aren atau enau (Arenga pinnata Merr.) merupakan tumbuhan yang menghasilkan bahan-bahan industri sejak lama kita kenal. Namun sayang tumbuhan ini kurang mendapat perhatian untuk dikembangkan atau dibudidayakan secara sungguh-sungguh oleh berbagai pihak. Hampir semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, mulai dari bagian fisik (akar, batang, daun, ijuk dll) maupun hasil produksinya (nira, pati/tepung dan buah). Selama ini permintaan produk-produk yang bahan bakunya dari pohon aren masih dipenuhi dengan mengandalkan pohon aren yang tumbuh liar (Lempang, 2012).

(57)

provinsi. Peluang mengembangkan tanaman ini selain ketersediaan teknologi yang ada, tanaman aren mudah beradaptasi pada berbagai tipe tanah diseluruh Indonesia termasuk lahan kritis, alang-alang dan untuk reboisasi dan konservasi hutan (Effendi, 2010).

Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) merupakan tanaman primadona bagi masyarakat sekitar desa karena kebanyakan dari mereka mendapatkan sumber pemasukan dari hasil pengolahan tanaman ini, hanya saja sebagian besar dari mereka melakukannya pada tanaman-tanaman yang sudah ada, dengan kata lain memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di alam (Effendy dkk., 2013).

(58)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui potensi tumbuhan aren di Desa Buluh Awar Sibolangit. 2. Memetakan sebaran tumbuhan aren di Desa Buluh Awar Sibolangit.

3. Mengetahui pemanfaatan tumbuhan aren oleh masyarakat di desa Buluh Awar Sibolangit.

Manfaat Penelitian

(59)

HORAS SIMANJUNTAK:Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit. Dibawah bimbingan RAHMAWATY dan IRAWATI AZHAR.

Tanaman aren merupakan tanaman primadona bagi masyarakat sekitar hutan dan merupakan salah satu sumber pemasukan bagi mereka.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tanaman aren, memetakan sebaran aren dan mengetahui pemanfaatan aren di Desa Buluh Awar.Pengumpulan datadilapangan dilakukan dari bulan Aprilsampai Mei 2016.Metode yang digunakan adalah metode petak sampling dengan teknik sampling berpetakdengan intensitas sampling 0,5%. Pemetaan sebaran menggunakan software ArcGIS 10.1. Hasil penelitian diperoleh 77 batang tanaman aren produktif dari 36 petak contoh dengan kerapatan 56 tanaman per hektar. Pemanfaatan aren berupa daun, ijuk, tuak, nira manis, gula aren, dan gula semut. Nilai ekonomi tertinggi adalah pemanfaatan tuak dan terendah adalah pemanfaatan ijuk.

(60)

HORAS SIMANJUNTAK:Potential Palm Plants (Arenga pinnata Merr) as plant seed in the Buluh Awar Village District of Sibolangit. Under the guidance Rahmawaty and IRAWATI AZHAR .

Palm plants is an excellent plant for forest communities and is one of the sources of income for them. The purpose of this study was to determine the potential of the palm, to map the distribution of palmand examine the use of palm in Buluh Awar village. Field data collection was conducted from April to May 2016. The method used is the method of sampling plots with terraced sampling technique with a sampling intensity of 0.5%. Mapping the distribution using ArcGIS 10.1 software .

The results were obtained 77 productive stems of palm plants from 36 sample plots with a density of 56 plants per hectare . Utilization in the form of palm leaves, palm fiber, palm wine, sweet palm sugar, palm sugar, and sugar ants. The highest economic value is the utilization of palm wine and the lowest is the use of fibers.

(61)

SKRIPSI

HORAS SIMANJUNTAK 121201030

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(62)

POTENSI TANAMAN AREN (Arenga pinnata Merr) SEBAGAI TANAMAN UNGGULAN

DI DESA BULUH AWAR SIBOLANGIT

SKRIPSI

121201030

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2016

(63)

Judul : Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

Nama : Horas Simanjuntak

NIM : 121201030

Program Studi : Kehutanan

Minat : Manajemen Hutan

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Rahmawaty, S.Hut., M.Si., Ph.D Irawati Azhar, S.Hut, M.Si. Ketua Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kehutanan Siti Latifah, S.Hut., M.Si, Ph. D

(64)

HORAS SIMANJUNTAK:Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit. Dibawah bimbingan RAHMAWATY dan IRAWATI AZHAR.

Tanaman aren merupakan tanaman primadona bagi masyarakat sekitar hutan dan merupakan salah satu sumber pemasukan bagi mereka.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tanaman aren, memetakan sebaran aren dan mengetahui pemanfaatan aren di Desa Buluh Awar.Pengumpulan datadilapangan dilakukan dari bulan Aprilsampai Mei 2016.Metode yang digunakan adalah metode petak sampling dengan teknik sampling berpetakdengan intensitas sampling 0,5%. Pemetaan sebaran menggunakan software ArcGIS 10.1. Hasil penelitian diperoleh 77 batang tanaman aren produktif dari 36 petak contoh dengan kerapatan 56 tanaman per hektar. Pemanfaatan aren berupa daun, ijuk, tuak, nira manis, gula aren, dan gula semut. Nilai ekonomi tertinggi adalah pemanfaatan tuak dan terendah adalah pemanfaatan ijuk.

(65)

HORAS SIMANJUNTAK:Potential Palm Plants (Arenga pinnata Merr) as plant seed in the Buluh Awar Village District of Sibolangit. Under the guidance Rahmawaty and IRAWATI AZHAR .

Palm plants is an excellent plant for forest communities and is one of the sources of income for them. The purpose of this study was to determine the potential of the palm, to map the distribution of palmand examine the use of palm in Buluh Awar village. Field data collection was conducted from April to May 2016. The method used is the method of sampling plots with terraced sampling technique with a sampling intensity of 0.5%. Mapping the distribution using ArcGIS 10.1 software .

The results were obtained 77 productive stems of palm plants from 36 sample plots with a density of 56 plants per hectare . Utilization in the form of palm leaves, palm fiber, palm wine, sweet palm sugar, palm sugar, and sugar ants. The highest economic value is the utilization of palm wine and the lowest is the use of fibers.

(66)

Penulis lahir di Negri Lama pada tanggal 16 Mei 1993 dari Ayah Karisos Simanjuntak dan Ibu Tiorlan Siregar. Penulis adalah anak ketiga dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri 173325Sigumpar, Sumatera Utara pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lintongnihuta, Sumatera Utara pada tahun 2008, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Lintongnihuta, Sumatera Utara pada tahun 2011. Pada tahun 2012 penulis lulus seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Universitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian.

(67)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) sebagai Tanaman Unggulan di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Orang tua penulis Bapak Karisos Simanjuntak dan Ibu Tiorlan Siregar besertakakak dan adik terkasih Hotmaida Simanjuntak, Romanna Simanjuntak, Jerni Simanjuntak, dan Novita Simanjuntakyang telah memberi dukungan, semangat, dana, beserta doa.

2. Rahmawaty, S.Hut., M.Si., Ph.Ddan Irawati Azhar, S.Hut., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan waktu dan membimbing penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.

3. Bapak luther Tarigan selaku Ketua Kelompok Tani Aren dan pembimbing lapangan selama melakukan penelitian dan Bapak Rudi Effendi Bukit selaku Sekretaris Desa Buluh Awar beserta seluruh masyarakat Desa Buluh Awar. 4. Tim Buluh Awar, Perdana Mora Harahap yang telah banyak membantu dan

bekerjasama selama melaksanakan penelitian di lapangan.

5. Marsen Purba, Tahan Sihombing, Bosco Siringoringo, Arimbi Situmeang, serta rekan-rekan Kehutanan 2012 atas semangat dan bantuannya.

(68)

Medan,September 2016

(69)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aren ... 4

Morfologi Aren ... 4

Manfaat Aren ... 6

Syarat Tumbuh Aren ... 7

Inventaisasi Hutan ... 8

System Informasi Geografis ... 8

(70)

Alat dan Bahan ... 12

Prosedur Penelitian ... 13

Teknik pengumpulan data ... 13

Penentuan sampel responden ... 13

Wawancara dan kuisioner ... 14

Teknik Pengumpulan Sampel ... 14

Analisis data ... 15

Pemetaan sebaran aren ... 16

Menentukan nilai ekonomi aren yang dimanfaatkan ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 20

Potensi Sebaran Aren ... 21

Pemetaan Sebaran tumbuhan Aren ... 23

Pemanfaatan Tanaman Aren oleh Masyarakat ... 27

Nilai Ekonomi Hasil Aren ... 45

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 50

Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51

(71)

No. Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit... 12

2. Petak Contoh Transek ... 15

3. Bagan Alir Pemetaan Sebaran Aren ... 18

4. Peta Sebaran Aren per Jalur: Jalur I (a), Jalur II (b), Jalur III (c) ... 25

5. Peta Sebaran Aren Produktif di Desa Buluh Awar ... 26

6. Bagan Alur Pemanfaatan Aren ... 28

7. Pemanfaatan Daun Aren sebagai Atap Rumah dan Gubuk ... 29

8. Pemanfaatan Ijuk sebagai Atap Gereja dan Atap Penginapan ... 30

9. Bagan Proses Pengambilan Air Nira ... 32

10. Pembersihan Ijuk ... 33

11. Pembalbal ... 33

12. Tungkil ... 34

13. Penyadapan Nira ... 36

14. Air Nira ... 37

15. Raru Sibolga... 38

16. Tuak ... 39

17. Raru Ndupar ... 41

(72)
(73)

No. Halaman 1. Pembagian Wilayah Desa Buluh Awar... 20 2. Inventarisasi Tanaman Aren ... 22 3. Perhitungan Analisis Vegetasi di Desa Buluh Awar ... 23 4. Hasil Perhitungan Potensi Tanaman Aren di Desa Buluh Awar

Sibolangit ... 47

(74)

No. Halaman 1. Data Identitas Responden Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit

Kabupaten Deli Serdang ... 55 2. Data Pendapatan Responden ... 56

3. Pemanfaatan Aren di Desa Buluh awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang ... 57 4. Nilai Ekonomi Pemanfaatn Hasil Aren ... 58 5. Wawancara Responden: Bapak Luther Tarigan (Ketua Kelompok Tani

Gambar

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit
Gambar 2. Petak Contoh Transek  20 m
Gambar 3. Bagan Alir Pemetaan Sebaran Aren
Tabel 1. Pembagian Wilayah Desa Buluh Awar Penggunaan Wilayah Sawah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagian aren yang dikomersilkan adalah tandan bunga jantan, yang diolah menjadi tuak atau gula aren.. Daun dimanfaatkan dalam upacara adat, kontruksi atap dan obat

Sungai Lau Pei Pei merupakan salah satu keunikan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekowisata di Desa Buluh Awar, sesuai dengan pernyataan (fandeli, 2000),

Sedangkan cluster 3 merupakan kelompok aksesi aren dengan karakter fenotip yang sesuai untuk memproduksi nira (bahan baku gula aren) dari mayang bunga jantan.. Kata kunci

Aren mempunyai banyak manfaat bagi manusia antara lain dari tandan bunga jantan dapat menghasilkan nira sebagai bahan untuk pembuatan gula aren atau minuman beralkohol

Obyek yang dapat dimanfaatkan sebagai potensi ekowisata di Desa Buluh Awar dianalisis mengacu pada 4 kriteria yakni daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, dan

Bagi masyarakat khususnya masyarakat Desa Adat Buluh Awar, hasil studi ini disamping dapat memberikan wawasan yang lebih teknis mengenai bagaimana mengelola potensi wisata yang

aren adalah nira hasil penyadapan dari bunga jantan yang dijadikan gula aren/. gula merah maupun minuman ringan, cuka

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui nilai ekonomi dan pemanfaatan aren yang terdapat pada aren akar, batang, daun, buah, nira dan ijuk yang ada