• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT MATEMATIKA DAN IPA UNESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HAKIKAT MATEMATIKA DAN IPA UNESA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di zaman sekarang, masyarakat telah memasuki era-globalisasi. Hal ini ditandai, dari adanya kemajuan di bidang teknologi, makanan, budaya, pola pikir, dan bidang yang lainnya. Hai ini menjadi tantangan bagi setiap individu, untuk mampu menyaring semua hasil yang didapatkan dari proses globalisasi. Agar dampak negatif dari globalisasi, tidak hadir untuk menimbulkan permasalahan dalam masyarakat. Oleh karena itu, benteng terkuat untuk menahan tantangan ini, adalah sebuah ilmu.

Ilmu didapat melalui suatu proses pendidikan. Hal ini dimaksudkan, agar tercipta karaketeristik mendasar yang dapat membentengi masyarakat,yaitu keterampilan dasar, kemampuan untuk selalu memahami lingkungan, mengelola segala sumber daya, mengelola hubungan sosial, memecahkan permasalahan, serta kemampuan lainnya yang diperlukan untuk berinteraksi dengan bangsa lain.

Pelajaran yang berkontribusi besar terhadap perwujudan karakteristik yang dikemukakan adalah matematika dan ipa. Keduanya merupakan sarana berfikir logis, kritis, sistematis, dan konsisten. Matematika dan ipa dapat menjadi peran dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang lebih maju, sehingga dapat menjadi generasi penerus yang unggul.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana hakikat matematika? 2. Bagaimana hakikat IPA?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini disusun dengan tujuan : 1. Mengetahui hakikat Matematika 2. Mengetahui hakikat IPA

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hakikat Matematika

(2)

Kata matematika berasal dari bahasa Latin mathematika yang mulanya diambil dari bahasa Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Jadi, berdasarkan asal katanya, maka matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).

Ada beberapa definisi dari beberapa para ahli mengenai matematika, diantaranya Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan”.

2.1.2 Karakteristik Matematika

1. Memiliki objek kajian abstrak

Di dalam matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sering juga disebut sebagai objek mental. Dari objek-objek dasar tersebut disusun suatu pola struktur matematika. Adapun objek-objek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. FAKTA (matematika) adalah segala sesuatu yang telah disepakati, dia dapat

berupa simbol atau lambang dan dapat pula berupa kata-kata. Contoh : Bila ada seseorang yang mengucapkan kata “3”, maka yang akan terbayang di benak kita adalah simbol “3”. Sebaliknya bila kita melihat simbol “3”, maka padanan yang kita buat adalah kata “tiga”.

b. KONSEP (matematika) adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek.

Contoh : Konsep segitiga

(segitiga adalah bangun datar yang memiliki 3 sisi)

c. OPERASI (abstrak) adalah aturan untuk mendapatkan elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui.

Contoh : operasi tambah “+” merupakan suatu operasi yang bermakna bila ada 2 elemen yang dioperasikan, misal : 2 + 5 = 7.

d. PRINSIP (abstrak) adalah objek matematika yang kompleks. Kekompleksan tersebut dikarenakan adanya sekelompok konsep yang dikombinasikan dengan suatu relasi.

Contoh : Jumlah 2 bilangan gasal adalah bilangan genap.

2. Bertumpu pada kesepakatan

Bukan segitiga, karena sisinya tidak hanya 3 segitiga, karena memiliki

(3)

Kesepakatan yang amat mendasar adalah aksioma dan unsur primitif. Aksioma diperlukan untuk “menghindarkan berputar-putar dalam pembuktian”. Sedangkan unsur primitif diperlukan untuk “menghindarkan berputar-putar dalam pendefinisian” contohnya : titik,garis,dan bidang. Beberapa aksioma dapat membentuk suatu sistem aksioma, yang selanjutnya dapat menurunkan berbagai teorema. Dalam aksioma tentu terdapat unsur primitif tertentu. Dari satu atau lebih konsep primitif dapat dibentuk konsep baru melalui pendefinisian.

3. Berpola pikir deduktif-aksiomatik

Metode pencarian kebenaran yang dipakai dalam matematika adalah metode deduktif. Namun, dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi kemudian harus dibuktikan secara deduktif.

Contoh : suatu dalil yang berbunyi “jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap”. Pembuktian deduktif mengenai hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut: Misalkan m dan n adalah dua buah sebarang bilangan bulat positif, maka 2m + 1 dan 2n + 1 tentunya merupakan dua buah bilangan ganjil. Jika dijumlahkan maka

diperoleh bentuk 2(m + n + 1). Karena m dan n bilangan bulat positif maka (m + n + 1) bilangan bulat positif juga, sehingga 2(m + n + 1) adalah bilangan genap. Jadi terbukti bahwa jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap.

4. Memiliki simbol yang kosong arti

Dalam matematika jelas terlihat banyak sekali simbol yang digunakan, baik berupa huruf ataupun bukan huruf. Rangkaian simbol-simbol dalam matematika dapat membentuk suatu model matematika.

(4)

5. Memperhatikan semesta pembicaraan

Sehubungan dengan penjelasan tentang kosongnya arti dari simbol-simbol dan tanda-tanda dalam matematika di atas, menunjukkan dengan jelas bahwa dalam memggunakan matematika diperlukan kejelasan dalam lingkup apa model itu dipakai. Bila lingkup pembicaraannya adalah bilangan, maka simbol-simbol diartikan

bilangan.. Lingkup pembicaraan itulah yang disebut dengan semesta pembicaraan.

Contoh: Dalam semesta pembicaraan bilangan bulat, terdapat model 2x = 5. Kalau sudah ditentukan bahwa semestanya bilangan bulat maka jawab : x = 2,5 adalah salah atau bukan jawaban yang dikehendaki. Jadi jawaban yang sesuai dengan semestanya adalah “tidak ada jawabannya” atau penyelesaiannya tidak ada. Sering dikatakan bahwa himpunan penyelesaiannya adalah “himpunan kosong”

6. Konsisten dalam sistemnya

Dalam matematika terdapat banyak sistem. Ada sistem yang mempunyai kaitan satu sama lain, tetapi juga ada sistem yang dapat dipandang terlepas satu sama lain. Suatu teorema ataupun suatu definisi harus menggunakan istilah atau konsep yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Konsistensi itu baik dalam makna maupun dalam hal nilai kebenarannya. Kalau telah ditetapkan atau disepakati bahwa a + b = x dan x + y = p, maka a + b + y haruslah sama dengan p.

2.2 Hakikat Ipa

IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil pengamatan dan induksi. IPA menghasilkan teknologi sebagai penggunaan praktis dari informasi ilmiah. Di dalam IPA terdapat ilmu fisik yaitu kimia dan fisika sebagai ilmu yang mengkaji materi dan energi, biologi yang mengkaji makhluk hidup dan kehidupan, matematika yang mengkaji abstraksi yang menjadi landasan menghitung ilmu yang lain. Ada beberapa istilah saat mempelajari IPA, yaitu

(5)

2. Penalaran induktif : penalaran yang dilakukan berdasarkan data atau kasus menuju ke suatu pernyataan atau kesimpulan umum.

3. Penalaran deduktif : penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan yang bersifat spesifik.

2.2.2 Karakteristik IPA

Selain mempunyai ciri umum, IPA juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya. Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan dimengerti untuk komunikasi (Prawirohartono, 1989: 93).

Ciri-ciri khusus tersebut sebagai berikut :

a) IPA mempunyai nilai ilmiah yang artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

Contoh : nilai ilmiah “perubahan kimia” pada lilin yang dibakar. (Artinya : benda yang telah mengalami perubahan, tidak dapat kembali lagi ke sifat benda semula). b) IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya terbatas pada gejala – gejala alam.

c) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan, dengan bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).

d) IPA meliputi 4 unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Proses merupakan prosedur pemecahan masalah dengan melalui metode ilmiah. Aplikasi merupakan penerapan metode atau kerja ilmiah, dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap merupakan rasa ingin tahu terhadap objek, yang dapat diselesaikan dengan prosedur untuk mendapatkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat.

PROSES MEMECAHKAN PERMASALAHAN DALAM IPA :

1. Menggunakan metode ilmiah

 Menentukan masalah

(6)

 Merumuskan hipotesis, suatu pernyataan berupa dugaan sementara tentang kenyataan yang dapat diuji.

 Menyusun rancangan percobaan Mengidentifikasi variabel

a. Varibel bebas sebagai faktor penyebab terjadinya perubahan. b. Variabel terikat yaitu faktor yang dipengaruhi.

c. Variabel kontrol yaitu variabel yang dibuat tetap. Merumuskan definisi operasional

Mendefinisikan suatu objek dengan menunjukkan bagaimana objek itu dapat berfungsi.

 Menganalis hasil, menafsirkan arti atau makna dari hasil percobaan.  Menarik kesimpulan

 Mempublikasikan hasil percobaan

2. Mendefinisikan masalah

3. Mencari referensi atau sumber yang berkaitan dengan permasalahan

4. Mencari pola permasalahan

5. Mengembangkan model, dan menyederhanakan model PENGORGANISASIAN INFORMASI

1. Pengklasifikasian 2. Pengurutan

3. Peta Konsep : merupakan perwakilan visual atau organisator grafik tentang hubungan antara konsep-konsep tertentu. Macam-macam peta konsep, sebagai berikut :

Pohon jaringan Rantai / urutan kejadian

Siklus Peta laba-laba

4. Penggunaan tabel

No Nama Kelas Keterangan

(7)

PROSES BERPIKIR KRITIS

Proses berfikir yang bertujuan untuk mengambil keputusan secara rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga dapat mempersempit permasalahan, dan membuka penyelesaian dari masalah tersebut. Ciri-ciri berfikir kritis adalah :

 Mampu menolak informasi yang tidak relevan.

 Memecahkan masalah dengan hasil dan prosedur benar serta beralasan.

 Menarik kesimpulan dengan benar dari fakta-fakta yang ada.

 Mendeteksi kekeliruan dan mampu memperbaikinya.

 Tertarik untuk mencari solusi baru.

Dari adanya ciri-ciri diatas, proses berfikir kritis melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

1. Melakukan proses pengamatan, pengamatan merupakan dasar dari penelitian ilmiah, pengamatan dapat mealui 2 cara, yaitu :

a. Pengamatan Kualitatif adalah pengamatan yang menggunakan panca indera tanpa satuan baku tertentu.

b. Pengamatan Kuantitatif adalah pengatuan yang menggunakan alat ukur, sehingga memiliki satuan baku tertentu.

2. Pemerian adalah menggambarkan suatu peristiwa dengan runtut dan sistematis.Pemerian akan lebih efektif, jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(8)

b. Membuat pemerian yang singkat dengan bahasa yang mudah dipahami.

c. Hanya menuliskan pemerian , bukan inferensi (kesimpulan) yang merupakan kesimpulan dari apa yang diamati. Inferensi juga dianggap sebagai suatu upaya untuk menjelaskan hasil pengamatan atau mengatakan penyebab dari apa yang diamati. Inferensi dapat dibuktikan melalui proses penyelidikan.

Didalam pemerian juga terdapat pembandingan dan pembedaan, serta pengenalan sebab akibat dari merumuskan permasalahan.

NILAI- NILAI IPA

1. Nilai etik dan estetika dari IPA

Nilai-nilai itu terletak pada sistem ‘kebenaran yang objektif’ yang paling utama. Proses IPA dianggap sebagai suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.

2. Nilai moral atau humaniora dari IPA

IPA menuju kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur , dan tindak immoral yang dapat melenyapkan nilai-nilai luhur dan melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.

3. Nilai Ekonomi dari IPA

Hasil temuan dari penelitian digunakan untuk memproduksi barang yang bermanfaat bagi masyarakat. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’ bagi dirinya. 4. Nilai Praktis

Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Sebaliknya teknologi telah membantu mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga

bermanfaat bagi kehidupan. 5. Nilai Intelektual

Metode ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan manusia untuk memecahkan masalah alamiah dan sosial.

6. Nilai Sosial dan Politik

Kemajuan IPA dan teknologi suatu negara, menyebabkan negara tersebut memporoleh kedudukan yang kuat dalam percaturan sosial-ekonomi-politik internasional.

7. Nilai Keagamaan dari IPA

Semakin sadar seseorang akan adanya kebenaran hukum-hukum alam, maka manusia akan sadar akan adanya suatu ketertiban di dalam alam raya ini dengan Maha

Pengaturnya.

(9)

IPA diakui bukan hanya hanya satu pelajaran melainkan pula suatu alat pendidikan. Pelajaran IPA bersama-sama dengan pelajaran lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Istilah-istilah dalam IPA yang lain :

1. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada dan sudah dikonfirmasi secara objektif. Contohnya : Atom hidrogen mempunyai satu elektron.

2. Konsep IPA adalah penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel

3. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsp IPA. Contohnya: udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip menghubungkan konsep udara, panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan

4. Teori ilmiah merupakan karangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Contoh: teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut dan awan terbentuk.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(10)

1. Matematika dan IPA merupakan suatu pelajaran utama untuk mengembangkan pengetahuan, yang keduanya saling berhubungan dan berkesinambungan. Tanpa adanya matematika, IPA pun akan tidak seimbang.

2. Merupakan media pembelajaran yang mengacu untuk berfikir logis, kritis, konsisten, serta peduli akan adanya permasalahan yang terjadi, sehingga permasalahan masyarakat pun lebih cepat teratasi, dan memajukan teknologi, karena adanya inovasi-inovasi baru dalam produk yang dihasilkan.

3.2 Saran

Sebaiknya, pendidikan di Indonesia lebih merata, tidak hanya maju dibeberapa daerah, dan kualitas pengajar pun lebih ditingkatkan, serta ditunjang dengan kurikulum yang memang sesuai dengan kualitas dan kemampuan masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat Indonesia dapat dengan mudah membentuk pola pikir yang sesuai dengan prinsip IPA dan matematika.

DAFTAR PUSTAKA

http://ielmasblog.blogspot.com/2012/02/hakikat-ipa-dan-pembelajaran-ipa.html http://iptekdakhlan.blogspot.com/2012/09/nilai-nilai-ilmu-pengetahuan-alam_20.html Huslein.blogspot.com/2012/10/.html?=m-1

file:///D:/makalah-dasar-dasar-mipa.html

file:///D:/MAKALAH_DASAR_PENDIDIKAN_MIPA.htm file:///D:/contoh-makalah-dasar-dasar-pendidikan.html

Darmodjo Hendro, jenny R.E. Kaligis.Pendidikan IPA 2.DIKTI.Jakarta.1991

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan antara manusia dengan hewan atau satwa telah berlangsung sejak manusia dan hewan menjejakkan tapak-tapak mereka di planet biru ini. Entah berjuta tahun

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar mengenai gambaran pengetahuan

Dalam kaitannya dengan dampak perilaku seks pranikah terhadap kehidupan sosial maka yang menjadi fokus peneliti adalah interaksi pelaku seks pranikah terhadap

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah beberapa artikel yang berjudul Pola Komunikasi Waria Sebagai Bentuk Eksistensi Diri (Studi Deskriptif

Pada contoh ini, data kontinyu yang akan diberi keterangan skor adalah jumlah SD (nama kolom JML_SD).. Untuk mempermudah, saya

Daerah potensi genangan diturunkan dari titik tinggi Peta RBI menggunakan teknik interpolasi Spline with Barriers untuk menghasilkan model permukaan digital (DEM). DEM

Terakhir dilihat dari Payback period (PP) pengembalian investasi adalah dalam jangka 5 tahun lebih 5.6 bulan bahwa Jusana Hotel memiliki tingat pengembalian modal

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada