• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Kita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ekonomi Kita"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI RAKYAT Oleh Gusak Tilas Wangi

PENDAHULUAN

Ekonomi Kerakyatan adalah gagasan tentang cara, sifat dan tujuan pembangunan dengan sasaran utama perbaikan nasib rakyat banyak yang pada umumnya bermukim di pedesaan. Ia mengadakan perubuhan penting ke arah kemajuan, khususnya ke arah pendobrakan ikatan serta halangan yang membelenggu bagian terbesar rakyat Indonesia yang berada dalam keadaan serba kekurangan dan keterbelakangan. Untuk itu sangat diperlukan perubahan politik. Demokrasi yang murni dan sejati harus menjamin kebebasan serta terbukanya kesempatan untuk keikutsertaan dalam segala persoalan masyarakat.1

Sebelum memahami tentang gagasan Ekonomi Kerakyatan, patut kita ketahui penyebab dari buruknya nasib sebagian rakyat republik ini. Salah satu begawan ekonomi Indonesia dan merupakan kader sosialis kerakyatan, Prof . Sarbini Sumawinata mengajak kita mencari akar permasalahan dari buruknya nasib rakyat dengan melihat sejarah perekonomian dunia. Beliau menuangkan gagasannya dalam buku berjudul Ekonomi Kerakyatan yang diterbitkan pada tahun 1996.

Sebelum revolusi industri, kapitalisme memusatkan diri pada perdaganan dan mengalami kemajuan yang pesat. Setelah ditemukan teknologi baru dan meledaklah revolusi industri, kapitalisme pun melakukan perluasan pasar yang semula hanya di wilayah eropa. Mereka datang ke negeri lain termasuk indonesia dengan membawa kemajuan teknologi dan administrasi yang lebih mapan. Bekal tersebut mereka gunakan untuk menguasai pasar dan muncul monopoli. Menguasai pasar tidak membuat kapitalisme puas hingga kemudia para kapitalis berupaya menguasai segala aspek kehidupan masyarakat di negeri yang mereka datangi, baik politik, ekonomi, sosial dan budaya. Itulah yang kita sebut sebagai kolonialisme.

Dalam keadaan yang serba terbatas akhirnya rakyat indonesia berhasil merebut kemerdekaan dan bisa membangun negeri ini secara bebas. Namun kolonialisme membuat masyarakat di negeri jajahan terbagi menjadi dua bentuk. Pertama, masyarakat kota yang maju dengan corak industri dan penguasaan teknologi. Kedua masyarakat desa yang terbelakang namun paling banyak jumlahnya. Kolonialisme mewariskan ketergantungan terhadap negara maju dan struktur masyarakat yang terpecah-pecah. Sebagian rakyat hidup dalam keadaan miskin dan menyedihkan disamping adanya lapisan-lapisan rakyat yang lebih beruntung menikmati kemerdekaan.

PEMBANGUNAN KAPITALISTIK

(2)

Identifikasi terhadap sifat dan cara pembangunan kapitalistik menurut asumsi lama adalah bila terdapat pasar bebas, tidak terdapat campur tangan pemerintah atau campur tangan pemerintah sangat minim, tidak ada perusahaan negara dan terdapat pemusatan ekonomi tanpa batas. Tetapi pandangan tersebut sudah ketinggalan zaman, tidak sesuai dengan perkembangan perekonomian dewasa ini. Bila kita kembali ke pokok dasar masalah perekonomian, maka akan terlihat bahwa alokasi sumber daya yang secara jelas menentukan sifat pokok suatu sistem. Atas dasar alokasi sumber daya ini maka dapat di dapat dua hal yang lebih menentukan sifat suatu sistem, pertama, tingkat pemerataan sumber daya maupun kekayaan negara. Kedua, penguasaan faktor-faktor produksi yang merata atau hanya terpusat pada sekelompok kecil rakyat. Dua hal ini yang dapat memebedakan perekonomian condong ke arah kapitalistik atau sosialistik. Karena sesungguhnya kesejahteraan lebih ditentukan oleh pemerataan penguasaan faktor produksi dari pada pembagian kembali hasil produksi.

Pembangunan kapitalistik tidak menghendaki adanya pemerataan sumber daya. Seperti halnya negara kita saat ini, kemajuan hanya milik sebagian lecil rakyat. Cita-cita kemerdekaan agar kita bebas dari kolonialisme dan segala bentuk penindasan, namun hari ini kita melakukan penindasan terhadap negeri sendiri dengan membuat kasta kemajuan dan kesejahteraan.

EKONOMI KERAKYATAN

Ekonomi kerakyatan bukanlah suatu ideologi atau suatu gagasan baru tentang perekonomian, tapi perumusan interpretasi dan cita-cita pembangunan masyarakat adil dan makmur. Orientasi pembangunan masyarakat adil dan makmur adalah perbaikan nasib rakyat banyak yang belum sejahtera. Hal ini baik strategi maupun program pembangunan, harus memusatkan dana dan daya pada perbaikian nasib rakyat yang masih dalam keadaan material maupun sepiritual yang terbelakang.

Masyarakat yang masih dalam keadaan terbelkang itu ialah masyarakat desa yang teralienasi dari potensi untuk membangun dirinya. Disamping itu umumnya masyarakat desa hidup dalam tekanan kelompok yang berkuasa di desanya. Harus kita ingat bahwa pembangunan tidak semata-mata pembangunan ekonomi, pembangunana mempunyai banyak dimensi dan gaya. Karena itu disamping pembangunan ekonomi, strategi pembangunan masyarakat pedesaan harus dicantumkan secara jelas dan tegas adanya pembangunan dan pengembangan yang sehat dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

(3)

lebih maju. Membangun berarti meningkatkan kemampuan, meningkatkan kesadaran dan kehendak bebas dari keterbelakangan dan kemiskinan dan berbagai tekanan yang menghambat kemajuan.

MEMBANGUN EKONOMI KITA

Ekonomi yang kita bangun harus bertumpu pada prinsip-prinsip kolektif, humanis, berkelanjutan, mandiri dan membumi. kelemahan besar kita dalam membangun perekonomian adalah modal. Coba kita lihat lebih dalam, berapa

banyak jumlah pemuda?

Jika ada 100 pemuda berkumpul dan bersepakat membangun usaha berbasis kebutuhannya. Mereka mengumpulkan modal, setiap orang memberikan Rp 500.000 rupiah dalam jangka waktu yang ditentukan bersama. Merak sudah mendapatkan modal Rp 50.000.000 dan bisa bertambah dengan cara membuka kesempatan pada pemuda lainnya untuk bergabung. Ini yang kita sebut sebagai kepemilikan modal kolektif atau orang kapitalis menyebutnya saham.

Aktifitas usaha yang berdasarkan pada kebutuhan komunitas atau kolompok yag membangun bisnis tersebut, memiliki banyak kekuatan. Salah satunya, pasar atau pembeli tidak perlu dicari, aktifitas produksi bisa dikerjakan sendiri dengan gaji yang sesuai, dan keuntungan lebih dari pembagian hasil usaha selam periode waktu tertentu. Komunitas tersebut memiliki dan menjalankan sepenuhnya atas bisnis yang mereka gagas, daari mulai modal, kerja dan pasar.

Usaha yang dijalani harus humanis atau memenusiakan manusia. Dalam aktifitas produksi hingga konsumsi. Pekerja harus dianggap sebagai manusia, konsumen pun demikian. Pekerja bukan mesin pemroduk dan konsumen bukan mesin vacum cleaner. Usaha yang dipilih pun harus memiliki tujuan jangka panjang sehingga akan terus ada dan dinikmati sampai generasi selanjutnya. Pilih usaha yang padat karya, mampu menyerap tenaga kerja namun tidak merusak lingkungan. Faktor produksi lainnya seperti mesin dan teknologi administrasi harus bisa diciptakan sendiri dengan mengoptimalkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat dari sekolah atau sumber-sumber lainnya. Kembalikan ilmu pengetahuan sebagai sarana menyejahterakan manusia.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Selain berfungsi sebagai sensor pengaktif pusher di infeed zone yang dikirimkan oleh sinyal bottle present 1 yang berasal dari hasil inspection sensor too tall/too

Penelitian ini bertujuan menentukan unit- unit ekologis berdasarkan karakteristik ekologis habitat mangrove pada kawasan rehabilitasi mangrove Pantai Utara Jawa Tengah,

Sebagian besar nasabah tidak mendapatkan tawaran dari Bank lain karena nasabah sudah menggunakan produk Tabungan Pendidikan Anak (Tadika).. Sebagian lagi ada yang

Jenis Penyaluran Dana Penempatan pada Bank Lain Piutang Murabahah Piutang Istishna Piutang Multijasa Pembiayaan Gadai Pembiayaan Mudharabah Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan

Hasil penelitian menunjukan bahwa 100% remaja putri yang memiliki pengetahuan baik, hasil statistik menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan remaja putri

Gedong Sawah Ruko No.7B, Bogor (samping SLTP Negri 2 Bogor).. 37 Bogor-SHOLEH

Berdasarkan analisa yang penulis lakukan maka kinerja saham pada Perusahaan Agriculture memiliki perbedaan sebelum dan pada saat krisis ekonomi global dengan perhitungan

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap