• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESENIAN BANJAR MADIHIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESENIAN BANJAR MADIHIN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KESENIAN BANJAR MADIHIN

Pada dahulu kala, “Pamadihinan” (pelaku seni madihin) termasuk profesi yang lekat dengan dunia mistik, karena ini lah Pamadihinan harus melengkapi dirinya dengan kekuatan supranatural yang di sebut “Pulung”. Pulung ini konon di berikan oleh seorang tokoh gaib yang mereka sapa dengan sebutan “Datu Madihin”.

Pulung di fungsikan sebagai kekuatan supranatural untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas seorang Pamadihinan. Berkat Pulung inilah di yakini seorang Pamadihinan mampu meningkatkatkan bakat alam dan kreatifitas madihin nya hingga ke level tertinggi (mumpuni). Dan karena faktor Pulung ini jugalah yang menyebabkan tidak semua orang Banjar tidak bisa menjadi seorang Pamadihinan, karena menurut kepercayaan Pulung hanya di berikan Datu Madihin kepada orang yang masih ada ikatan darah dengannya. Maka tidak heran seringPamadihinan di Banjar tampil dengan seorang anaknya, bahkan ada yang masih sangat muda, tapi kreatifitas madihin nya sudah bisa di acungi jempol.

Datu Madihin yang menjadi sumber asal-usul Pulung di yakini sebagai seorang tokoh mistis yang bersemayam di Alam Banjuran Purwa Sari (alam phanteon yang tidak kasat mata), tempat tinggal nya leluhur kesenian rakyat dalam kepercayaan masyarakat tradisional Banjar Kalimantan Selatan. Datu Madihin juga di yakini sebagai cikal bakal keberadaan keseniaan madihin di etnis (suku) Banjar Kalimantan Selatan.

A. Pengertian

Kata madihin di ambil dari bahasa Arab “madah” yang berarti nasehat dan bisa juga di artikan dengan pujian.

Dan memang madihin sering di pentaskan dalam acara besar seperti hari jadi daerah, acara keagamaan, acara adat, acar kenegaraan, perkawinan, menyambut tamu agung dan lain sebagainya.

(2)

Islam ke wilayah Kerajaan Banjar pada tahun 1526. Dan di pakai sebagai media dakwah untuk menyebarkan ajaran agama di daerah Kerajaan Banjar.

Tajudin Noor Ganie (budayawan dan satrawan KalSel) mendefinisikan madihin sebagai berikut :puisi rakyat anonim bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan bentuk fisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi yang berlaku secara khusus dalam khasanah folklor Banjar di Kalsel.

Madihin merupakan hiburan dengan jenis puisi rakyat anonim berbahasa Banjar. Madihin di tuturkan (di lantunkan) dengan cara di hafalkan (bisa juga spontan) dan tidak boleh membaca teks.

2. Sejarah Madihin

Asal mula adanya kesenian madihin sulit untuk dipastikan, namun ada yang berpendapat bahwa :

1. Madihin berasal dari Hindia sebab madihin dipengaruhi oleh syair dan gendang tradisional dari Semenajung Malaka.

2. Madihin berasal dari Tawia Kec. Angkinang Kab. H.S.S, dari kampung Tawia inilah madihin tersebar luas hingga luar daerah. Salah satu pemadihinan yang terkenal adalah almarhum Dullah Nyangnyang.

3. Madihin bersal dari Kec. Paringin (sekarang Kabupaten Balangan) Kalimanatan Selatan.

Jadi siapa pencipta madihin dan asal pencipta tersebut belum diketahui secara nyata, yang jelas madihin berbahasa Banjar ini berarti penciptannya pun berasal dari orang Banjar. Madihin sudah ada setelah Islam menyebar di Kalimantan Selatan sekitar 1800 an, diperkirakan kesenian madihin ini dipengaruhi oleh kasidah atau rebana oleh sebab itu memiliki kemiripan antara satu sama lain ( Anwar , 2002 : 4).

3. Diskripsi Madihin

Madihin merupakan suatu kesenian yang mempunyai karakter dan ciri-ciri khusus atau ciri tersendiri, baik dari syair, pemadihinan (pemain Madihin) sampai pada alat musik yang digunakan. Madihin sebagai suatu karya sastra lisan yang dipentaskan mempunyai fungsi sebagai penyajian estitis (tontonan) yang dinikmati penonton ( Syukrani,1994:6).

Syair madihin dapat disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi, sebab kata-kata yang dilontarkan tanpa ada konsep tertulis terlebih dahulu (spontanitas) dan pada saat ditampilkan tergantung pada permintaan penggemarnya.

(3)

kalimat akhir bersamaan bunyi, sedang Madah dalam bahasa Arab mengandung makna puji-pujian. Pendapat lain mengatakan bahwa madihin berasal dari bahasa Banjar papadah atau mamadahi (dalam bahasa Indonesia memberi nasehat). Semua opini ini dapat dibenarkan, sebab masing-masing mempunyai kaitan yang sama dengan syair pantun dalam kesenian madihin (Anwar , 2002 : 4)

4. Instrumen Madihin

Madihin adalah salah satu cabang kesenian tradisional daerah Banjar Kalimantan Selatan. Senimannya disebut pemadihinan baik lelaki maupun perempuan.

Terbang madihin terbuat dari kulit kambing yang sudah dikeringkan. Kulit kambing tersebut diberi kerangka kayu dengan garis tengah ±30 cm dan bagian bawahnya berukuran ±25 cm, kayu yang dipakai dipilih secara apik yaitu dari jenis kayu yang cukup liat, misalnya jenis kayu Jingah, batang pohon Nangka, batang pohon Tiwadak Banyu dan kadang-kadang juga dipakai jenis Kayu Halaban, untuk mengencangkan kulit pada kerangka dipakai rotan yang sudah diserut. (Azidin,1994:3).

5. Cara Pementasan

Madihin dipergelarkan bisa sendirian atau berpasangan, dalam bentuk pertandingan, sedang penonton sebagai jurinya. Biasanya madihin dipergelarkan pada malam hari, lama waktu pergelaran disesuaikan dengan keinginan penyelenggaranya, atau tergantung pada hasrat penonton, terkadang penonton menghendaki madihin bergelar hingga jauh malam. Pemadihinan tampil dengan sebuah terbang, sejenis gendang berkulit.

Ukurannya cukup besar, lebih besar dari pada rebana yang di pakai untuk kesenian hadrah, terbang itu dipukul dengan kedua telapak tangannya menurut rentak irama tertentu sebagai pembuka untuk menarik perhatian penonton. Dinamik terbang yang dipalunya dikurangi sehingga berfungsi sebagai iringan suaranya melagukan larik-larik yang selalu bersajak pada setiap akhir kalimat. Larik-larik pembukaan tersebut merupakan perkenalan, isinya menyebutkan jati dirinya, tujuan pelaksanaan madihin, dan topik-topik apa yang dimadihinkannya, serta tidak lupa memohon kemaafan sekitarnya dalam pergelaran madihin nanti dapat kekurangan dan kekhilapan yang dapat membuat penonton kurang berkenan ( Azidin, 1994:5).

(4)

mengandung unsur humor yang tinggi, karena itu menonton madihin berarti siap untuk tertawa.

Menurut Syukrani (1994:9), struktur baku permainan madihin adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan.

Yakni dengan melantunkan sebuah sampiran pantun yang disebut membawakan Hadiyan yang diawali terlebih dahulu dengan pukulan terbang pembukaan.

2. Memasang tabi

Yaitu membawakan pantun yang berisi penghormatan terhadap penonton, ucapan terima kasih, minta maaf jika ada kesalahan atau kekeliruan ketika membawakan pertunjukan.

3. Menyampaikan isi

Bagian ini disebut juga dengan manguran, yaitu menyampaikan pantun yang isinya selaras dengan tema pergelaran madihin. Sampiran pantun di dalam pembukaan harus selaras dengan isi yang akan disampaikan oleh pamadihinan. 4. Penutup

Yaitu menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan isi yang sudah disampaikan. Pada bagian penutup ini juga membawakan kata penghormatan kepada penonton, serta mohon pamit dan di tutup dengan membawakan sebuah pantun penutup. Kesenian madihin pada mulanya dipergelarkan di tempat-tempat terbuka, misalnya dipekarangan-pekarangan, tanah lapang atau di sawah yang padinya sudah dipanen. Sawah yang padinya sudah dipanen tanahnya keras karena pada waktu itu berbetulan dengan musim kemarau. Di tempat-tempat itu dibuatkan semacam panggung frontal, diatas panggung diletakkan kursi yang diperuntukkan bagi para pemadihinan duduk (Syukrani,1994:7)

5. Perkembangan Madihin sampai sekarang

Dalam perkembangan sampai sekarang, kesenian madihin sudah sering dipergelarkan di gedung-gedung mewah atau di tempat-tempat yang dipandang cukup terhormat, sehingga ruang lingkup tempat bergelar tidak lagi terbatas pada pekarangan rumah dan tanah lapang saja, namun keberadaan kesenian madihin meski masih dipentaskan tetapi tidak seintensif dahulu. Dahulu kesenian madihin hampir setiap malam dipentaskan, tetapi sekarang hanya dipergelarkan dua minggu sampai empat minggu sekali dipergelarkan. Hal ini disebabkan karena hadirnya kesenian modern yang sifatnya memanjakan masyarakat.

(5)

pengantin, pergelaran panggung hiburan yang sifatnya pencarian dana, dan kegiatan-kegiatan pemerintahan.

6. Fungsi Madihin

Pada dasarnya fungsi madihin adalah sebagai hiburan namun didalamnya terdapat juga berfungsi sebagai memberi pesan, media informasi, sosialisasi program pemerintah, media pendidikan, pengarahan agama dan media hiburan untuk mengumpulakan masyarakat untuk mencarian dana.

Peranan kesenian madihin sebagai memberi pesan adalah karena madihin asal katanya dari kata maddah yang artinya memberi nasehat atau papadah baik berupa nasehat mengenai pendidikan maupun mengenai kelurga berencana. Madihin juga berperan sebagai mengkritik pemerintah, kritik jenaka, media informasi, sosialisasi program pemerintah, media pendidikan, dan pengarahan agama, karena kesenian madihin ini identik dengan syair atau pantun sambil diiringgi lelucon agar orang itu tidak mudah tersinggung, dalam hal apa saja kesenian madihin bisa masuk baik berupa mengkritik pemerintah dalam hal yang bersifat tidak selaras dengan pembangunan.

Media informasi, pendidikan, sosialisasi program pemerintah dan pengarahan agama juga bisa disampaikan lewat kesenian madihin. Pemerintah menyampaikan program lewat pementasan kesenian madihin karena dengan pementasan kesenian madihin orang dapat mendengarkan sosialisasi pemerintah dengan santai dan juga sering diselinggi pesan-pesan agama.

Kepustakaan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara diatas, diperoleh data bahwa pernikahan poliandri memberikan dampak yaitu pelaku cenderung menutupi perkawinannya yang kedua, hubungan

Iklan Baris Iklan Baris CAMERA CARI KERJA Serba Serbi BIRO TEKNIK HOTEL INDEKOST EXSPEDISI KEHILANGAN BIRO JASA BIRO IKLAN ADA & (021) 5279183 / 081318449798 “Nabila” Adv

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian Kuantitatif

Learners take all papers of the Cambridge International A Level course in the same examination series, usually at the end of the second year of study.. Learners take

Adapun tekhnik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner (angket) dan dokumentasi.Tehnik yang digunakan penyebaran angket melalui teknik random sampling. Tehnik

Analisis data yang digunakan yaitu analisis data secara deskriptif dengan melakukan pengamatan pada pengukuran diameter zona hambat dari daerah yang berwarna bening di

Kadar air tanah, total ruang pori dan kapasitas menahan air pada tanah gambut yang ditumbuhi Mucuna bracteata lebih tinggi dan suhu tanah lebih rendah serta

Berdasarkan hasil konversi data, dapat ditentukan distribusi frekuensi kecenderungan komitmen siswa SMA Negeri di Kota Malang tahun ajaran 2008-2009 menunjukkan bahwa