• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARAN RENANG SISWA KELAS V SDN 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARAN RENANG SISWA KELAS V SDN 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN 2011/2012"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARAN RENANG SISWA KELAS V SDN 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN

2011/2012

Oleh

ABDUL ROHMAN

Tujuanpenelitianiniadalahuntukapakahdenganmenggunakanalat

bantupelampungdapatmeningkatkanketerampilanmeluncurgayabebasdalampembelajaranrenangp adasiswakelas V di SD Negeri5 SukarajaTelukBetung Selatan Bandar Lampung.

Manfaatpenelitianiniadalahuntukperkembangandarikeberhasilan yang

dicapaiolehsiswadalampembelajaranmeluncurgayabebasdenganmemakaialat bantu

(1).Menggunakan 1 pelampung yang di pegangkeduatangan. (2). Denganduapelampung yang dipegangkeduatangandandilingkarkandipinggang.

Metode yang digunakanuntukpenelitianiniadalahmetodekajitindak (Action Research)

yaituputaranberspiral (Self Reflective Spiral) yang dirancangsecara: (a). Rencanatindakan, (b). Pelaksanaantindakan, (c). Observasi, (d). Refleksi. Penelitianiniterdiridariduasiklus.

SebagaisampeldalampenelitianiniadalahsiswakelasVa di SD Negeri5 Sukarajasebanyak 31 orang yang terdiridari 13siswaputradan 18

siswaputridenganpertimbanganbahwakelastersebutmerupakankelas yang di kategorikanrendahterhadappembelajaranmeluncurdalamrenanggayabebas.

Hasiltesawal di perolehnilai rata-rata kelas 49,87 siswa yang mendapatnilai di atas rata-rata kelassebanyak 14 orang dan yang mendapatnilai di bawah rata-rata kelassebanyak 17 orang. Kemudiansetelahmengadakantindakandalampenelitianinimenunjukkanpeningkatanyaitupadasikl us I rata-rata kelas 67,90 dansiswa yang memperolehnilaidi atas rata-rata sebanyak 16 orang danmendapatnilai di bawah rata-rata 15 orang. Kemudianpadasiklus II siswa yang

(2)
(3)

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan yaitu dengan proses belajar untuk bergerak, dan belajar melalui gerak sehingga dari pengalaman gerak itu akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya, dengan demikian keterampilan anak terasah, memiliki pengetahuan, serta ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. (Rusli Lutan 2003:14).

Perubahan jangka pendek dalam pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam aktivatas jasmani, sehingga akhirnya terbentuk kebiasaan untuk aktif melakukan kegiatan jasmani. Perubahan ini juga terkait dengan perubahan aspek sikap, motivasi, yang menetap dalam diri anak. (Rusli Ibrahim 2003:40).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian dari pendidikan secara menyeluruh, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, kemampuan berpikir kritis, keterampilan sosial,

(4)

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup,

pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembang psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan jasmani, dan olahraga kesehatan harus lebih dikembangkan ke arah yang lebih optimal sehingga peserta didik akan lebih inovatif, terampil, kreatif, dan memilikikesegaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman gerak manusia.

Pendidikan jasmani juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah manusia, pendidikan jasmani berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita-cita manusia. Disamping itu pendidikan jasmani juga memberikan manfaat bagi yang melakukannya, selain tubuh menjadi bugar, sehat dan kuat pendidikan jasmani juga dapat dijadikan prestasi serta sebagai profesi hidup. Saat ini banyak orang yang secara professional yang mendedikasikan hidupnya pada salah satu jenis olahraga seperti tenis, tinju, sepakbola,bulu tangkis,bela diri dan lain-lain.

(5)

mempererat persahabatan dan persatuan bangsa, hal ini dapat terlihat dari adanya kerjasama antar bangsa dalam kegiatan atau perlombaan dalam bidang olahragaPendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, dan olahraga kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembang psikis yang lebih baik, sekaligus

membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani, dan olahraga merupakan sarana dan media untuk mendorong pertumbuhan fisik,perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan jasmani, dan olahraga kesehatan harus lebih dikembangkan ke arah yang lebih optimal sehingga peserta didik akan lebih inovatif, terampil, kreatif, dan memilikikesegaran jasmani dan kebiasan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman gerak manusia.

(6)

Seorang guru sering kali dihadapkan pada karakteristik siswa yang beragam dalam satu kelas, seperti jenis kelamin, postur tubuh, motivasi, sifat, dan hobi. Hal ini terjadi pada pembelajaran renang, yaitu keterampilan dasar meluncur, pada siswa kelas V di SD Negeri 5 Sukaraja.

Renang merupakan materi pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang belum begitu populer di masyarakat kita, akan tetapi tidak dapat kita pungkiri bahwa renang menjadi salah satu materi favorit bagi anak-anak sekolah ini dapat dilihat seberapa besar animo anak saat pembelajaran renang di SD Negeri 5 Sukaraja, namun pada kenyataannya hasil pembelajaran renang secara menyeluruh belum memperlihatkan hasil yang baik bahkan cenderung buruk sangat kontradiktif dengan begitu antusiasnya anak pada renang tetapi tidak ada prestasi yang cukup membanggakan, hal ini terjadi karena siswa di SD Negeri 5 Sukaraja kurang terampil dalam teknik-teknik dasar renang terutama melakukan gerakan meluncur ini terjadi karena posisi tubuh yang salah, sehingga gerakan meluncur tidak maksimal, dan arah yang tidak fokus.

padahal meluncur adalah penting dalam belajar renang selain untuk menentukan kemenangan setelah kecepatan.

Dari uraian di atas penulis tertarik pada permasalahan yang berhasil penulis amati bahwa pembelajaran renang di SD Negeri 5 Sukaraja masih rendah ini karena kurangnya

kemampuan anak melakukan teknik meluncur, arah luncuran yang tidak terkontrol, dan sulitnya alat bantu untuk berenang yang cocok dan memadai.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikankan sebelumnya maka dalam hal ini penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut :

(7)

tangan yang benar.

2. Kurangnya kemampuan siswa untuk melakukan meluncur dengan posisi atau sikap kaki yang benar.

3. Kurangnya kemampuan siswa untuk melakukan meluncur dengan posisi atau sikap badan dan kepala dengan benar.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis berfokus pada upaya peningkatan kemampuan meluncur dalam renang dengan menggunakan alat bantu pelampung pada siswa kelas V SD Negeri 5 Sukaraja tahun ajaran 2011 -2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

- Apakah dengan menggunakan alat bantu pelampung dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar meluncur siswa SD Negeri 5 Sukaraja.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

(8)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan juga bagi pembacanya. - Manfaat bagi siswa :

Manfaat penelitian ini bagi siswa adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak meluncur, menjadi motifasi siswa untuk mengikuti pembelajaranrenang di sekolah, serta menumbuhkan sikap kerjasama dalam proses pembelajaran.

- Manfaat bagi guru :

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah untuk meningkatkan kwalitas pembelajaran,

Meningkatkan keterampilan dalam pelaksanaan pembelajaran, memotivasi guru untuk selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran, dan meningkatkan ketepatan dalam memilih pendekatan pembelajaran.

- Manfaat bagi pembaca :

Manfaat penelitian ini bagi pembaca adalah sebagai informasi yang dapat digunakan sebagai acuan awal bagi penelitianselanjutnya.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah : 1. Penelitian dilakukan di SD Negeri 5 Sukaraja, teluk betung selatan Bandar Lampung, yang meliputi pembelajaran gerak meluncur dalam renang.

(9)
(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

direncanakan secara sistematik bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu

secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem

pendidikan nasional.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah mata pelajaran wajib yang diajarkan di

tingkat SD yang meliputi materi permainan dan olahraga, aktifitas pengembangan, uji diri,

aktifitas ritmik, aktivitas air dan kesehatan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses

pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap

sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap

siswa. sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.

Hal ini diungkapkan dalam buku yang diterbitkan oleh Depdiknas bidang Penjas yang berisi :

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani, yang

direncanakan secara sistematik, terencana dan terarah yang bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organic, neuromuscular,

perceptual, kognitif dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

(11)

1. Ruang lingkup pendidikan jasmani menurut dinas pendidikan nasional meliputi:

- Permainan dan olahraga

- Aktifitas pengembangan

- Uji diri senam

- Aktifitas ritmik

- Aktifitas air (akuatik)

- Pendidikan luar kelas

(Dinas Pendidikan Nasional 2003)

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral pendidikan secara keseluruhan yang

mampu mengembangkan individu secara utuh dalam arti mencakup aspek-aspek

jasmaniah ( intelektual, emosional, moral dan sosial )dan rohani ( spiritual ) yang

dalam proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani dan pembiasaan

pola hidup sehat.

Pada hakekatnya, pendidikan jasmani adalah proses belajar untuk bergerak dan

belajar melalui gerak, selain belajar untuk mencapai tujuan pengajaran juga

mengajarkan siswa untuk bergerak. Melalui pengalaman itu akan terbentuk

perubahan dalam aspek jasmani dan rohaninya. (Rusli Lutan 2003:15)

Sedangkan menurut DepDikNasBidang Penjas dan BK 2006 pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas jasmani yang

direncanakan secara sistematik, terencana dan terarah yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan individu secara organik, neuromuscular, perseptual,kognitif dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

(12)

paradikmanya pendidikan jasmani yang lebih menekankan pada pengembangan

individu secara menyeluruh, dalam arti pengembangan keterampilan

intelektual,sosial, moral dan spiritual. Pengembangan fisik dan kesegaran jasmani

melalui aktifitas jasmani yang terselektif, terprogram dan terarah. Atas dasar

tersebut maka pendidikan jasmani di sekolah tidak diarahkan untuk mahir menguasai

cabang olahraga, melainkan lebih mengutamakan proses perkembangan motorik

siswa sebagai peserta didik yang pada akhirnya nanti siswa diharapkan dapat

menyenangi kegiatan-kegiatan jasmani yang dapat bermanfaat bagi kehidupannya.

Di dalam www. pojokpenjas.blogspot.com, fungsi pendidikan jasmani adalah: (1) menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu dapat memenuhi tuntutan

lingkungannya secara memadai serta memiliki landasan untuk pengembangan keterampilan, (2) meningkatkan kekuatan yaitu jumlah tenaga maksimum yang dikeluarakn oleh otot atau

kelompok otot, (3) meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot untuk menahan kerja dalam waktu yang lama, (4) meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk melakukan aktivitas yang berat secara terus menerus dalam waktu relatif lama, (5) meningkatkan fleksibelitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien.

B. Sejarah Olahraga Renang

Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai berenang adalah

lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah ditemukan di “gua perenang” yang

berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf Kebir, Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang

berasal dari 2000 SM.Perlombaan renang di Eropa dimulai sekitar tahun 1800 setelah

dibangunnya kolam-kolam renang. Sebagian besar peserta waktu itu berenang dengan gaya dada.

Pada 1873, John Arthur Trudgen memperkenalkan gaya rangkak depan atau disebut gaya

(13)

bebas suku Indian di Amerika Selatan. Renang merupakan salah satu cabang olahraga dalam

Olimpiade Athena 1896. Pada tahun 1900, gaya punggung dimasukkan sebagai nomor baru

renang Olimpiade. Persatuan renang dunia, Federation Internationale de Natation (FINA)

dibentuk pada 1908. Gaya kupu-kupu yang pada awalnya merupakan salah satu variasi gaya

dada diterima sebagai suatu gaya tersendiri pada tahun 1952.

C. Macam-macam Gaya dalam Berenang

Dalam renang untuk rekreasi, orang berenang dengan gaya dada, gaya punggung, gaya bebas dan

gaya kupu. Gaya renang yang dilombakan dalam perlombaan renang adalah gaya

kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada, dan gaya bebas. Dalam lomba renang nomor gaya bebas,

perenang dapat menggunakan berbagai macam gaya renang, kecuali gaya dada, gaya punggung,

dan gaya kupu-kupu. Tidak seperti halnya gaya dada, gaya punggung, dan gaya kupu-kupu,

Federasi Renang Internasional tidak mengatur teknik yang digunakan dalam nomor renang gaya

bebas. Walaupun demikian, hampir semua perenang berenang dengan gaya krol, sehingga gaya

krol (front crawl) digunakan hampir secara universal oleh perenang dalam nomor renang gaya

bebas. (David Haller 2010:23).

1. Gaya bebas

Gaya bebas adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air. Kedua belah

tangan secara bergantian digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua

belah kaki secara bergantian dicambukkan naik turun ke atas dan ke bawah. Sewaktu berenang

gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan air. Pernapasan dilakukan saat lengan

digerakkan ke luar dari air, saat tubuh menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu

(14)

gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa membuat tubuh melaju

lebih cepat di air.

Gaya bebas merupakan gaya yang tidak terikat dengan teknik-teknik dasar tertentu. Gaya bebas

dilakukan dengan beraneka ragam gerakan dalam berenang yang bisa membuat perenang dapat

melaju di dalam air. Sehingga gerakan dalam gaya bebas bisa di gunakan oleh beberapa orang,

baik yang sudah terlatih maupun para pemula.

Gaya bebas merupakan gaya renang yang paling cepat dari gaya yang lain, gaya bebas mulai

popular pada abad ke-20 setelah dikembangkan oleh orang-orang yang tinggal di daerah Laut

Selatan. (David Haller 2010:22).

2. Gaya Dada

Gaya dada merupakan gaya berenang paling populer untuk renang rekreasi. Posisi tubuh stabil

dan kepala dapat berada di luar air dalam waktu yang lama. Gaya dada atau gaya katak (gaya

kodok) adalah berenang dengan posisi dada menghadap ke permukaan air, namun berbeda dari

gaya bebas, batang tubuh selalu dalam keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar

sementara kedua belah tangan diluruskan di depan. Kedua belah tangan dibuka ke samping

seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan tubuh meniru

gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak. Pernapasan dilakukan ketika mulut

berada di permukaan air, setelah satu kali gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

Gaya dada merupakan gaya yang pertama dipelajari orang pada waktu mereka mulai belajar

berenang, gaya dada juga merupakan gaya yang paling efektif untuk berenang jarak jauh. (David

(15)

Dalam pelajaran berenang, perenang pemula belajar gaya dada atau gaya bebas. Di antara ketiga

nomor renang resmi yang diatur Federasi Renang Internasional, perenang gaya dada adalah

perenang yang paling lambat.

3. Gaya Punggung

Sewaktu berenang gaya punggung, orang berenang dengan posisi punggung menghadap ke

permukaan air. Posisi wajah berada di atas air sehingga orang mudah mengambil napas. Namun

perenang hanya dapat melihat atas dan tidak bisa melihat ke depan. Sewaktu berlomba, perenang

memperkirakan dinding tepi kolam dengan menghitung jumlah gerakan.

Dalam gaya punggung, gerakan lengan dan kaki serupa dengan gaya bebas, namun dengan posisi

tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara bergantian digerakkan menuju

pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut dan hidung berada di luar air sehingga mudah

mengambil atau membuang napas dengan mulut atau hidung.

Sewaktu berlomba, berbeda dari sikap start perenang gaya bebas, gaya dada, dan gaya

kupu-kupu yang semuanya dilakukan di atas balok start, perenang gaya punggung melakukan start dari

dalam kolam. Perenang menghadap ke dinding kolam dengan kedua belah tangan memegang

besi pegangan. Kedua lutut ditekuk di antara kedua belah lengan, sementara kedua belah telapak

kaki bertumpu di dinding kolam.(David Haller 2010:31).

Gaya punggung adalah gaya berenang yang sudah dikenal sejak zaman kuno. Pertama kali

diperlombakan di Olimpiade Paris 1900, gaya punggung merupakan gaya renang tertua yang

(16)

4. Gaya Kupu-kupu

Gaya kupu-kupu atau gaya dolfin adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada

menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan ke bawah dan

digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan. Sementara kedua belah kaki secara

bersamaan menendang ke bawah dan ke atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba.

Udara dihembuskan kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara

dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.

Gaya kupu-kupu diciptakan tahun 1933, dan merupakan gaya berenang paling baru. Berbeda dari

renang gaya lainnya, perenang pemula yang belajar gaya kupu-kupu perlu waktu lebih lama

untuk mempelajari koordinasi gerakan tangan dan kaki.

Berenang gaya kupu-kupu juga menuntut kekuatan yang lebih besar dari perenang. Kecepatan

renang gaya kupu-kupu didapat dari ayunan kedua belah tangan secara bersamaan. Perenang

tercepat gaya kupu-kupu dapat berenang lebih cepat dari perenang gaya bebas. Dibandingkan

dalam gaya berenang lainnya, perenang gaya kupu-kupu tidak dapat menutupi teknik gerakan

yang buruk dengan mengeluarkan tenaga yang lebih besar.(David Haller 2010:27).

Ada beberapa teknik gerak dasar dalam renang yang perlu diketahui sebelum belajar gaya renang

adalah: (1). Teknik mengapung, (2). Gerakan tangan, (3). Gerakan kaki, (4). Cara mengambil

nafas, (5). Teknik meluncur.Semua teknik ini mutlak harus dikuasai oleh seseorang untuk dapat

belajar renang, Karena pada dasarnya semua gaya dalam renang didasarkan pada prinsip yang

hampir sama.

(17)

Setiap gaya berenang didasarkan pada prinsip meluncur di atas permukaan air. Dan selain

keyakinan yang kuat, untuk dapat belajar berenang seseorang harus mampu meluncur. (David

Haller 2010:13).

Meluncur merupakan dasar dari gerakan renang dan terapung di air, meluncur menjadi modal

awal dalam belajar renang. (Tim Penjas SD 2007:111).

Belajar berenang dimulai dengan belajar meluncur. Tanpa dapat meluncur dengan baik, kita

tidak akan dapat berenang dengan baik. (E.S. Hamijaya-Habsa 1982:63).

Untuk belajar meluncur dapat meminta bantuan partner atau teman dengan berbagai cara yang

menyenangkan dalam bentuk permainan di air. (David Haller 2010:13)

Meluncur adalah hal wajib dikuasai oleh setiap orang untuk dapat belajar berenang karena

berenang adalah usaha bergerak ke segala arah di dalam air, dan meluncur adalah salah satu cara

bergerak di air. (Muhammad Murni 2000:35)

Dari pendapat pakar di atas maka penulis menyimpulkan bahwa latihan meluncur merupakan

syarat mutlak untuk dapat belajar berenang, dan bisa dilakukan dengan banyak variasai salah

satunya adalah penguasaan diri di air dan cara pengambilan nafas, hal ini memang agak sulit

karena harus mempertahankan posisi mengapung dan menahan nafas namun dengan demikian

bukan hal yang mustahil untuk dapat dilakukan jika sudah biasa dilakukan belajar seperti ini

akan dapat menyempurnakan kemampuan meluncur, contoh latihan yang dapat dilakukan yaitu

kita membuat area latihan yang kira-kira cukup untuk bermain berpasangan. Dalam melakukan

latihan ini setiap pasangan berdiri berhadapan dengan jarak tertentu berdirilah dengan punggung

menghadap dinding (sisi kolam) dan merapatlah, kemudian turunkan bahu kedalam air sehingga

(18)

dinding. Inilah kaki yang akan mendorong tubuh ke depan. Tarik nafas dan masukkan kepala ke

dalam air. Pada waktu memasukkan wajah ke dalam air tekan kaki yang diangkat sambil

mengangkat kaki yang lain lagi sehingga kedua kaki terjulur lurus ke belakang. Dengan

demikian tubuh teregang di permukaan air dan akan meluncur di atas permukaan menuju sisi

teman pasangan anda.

Lakukan berulang dan bergantian dengan pasangan dan semakin lama semakin jauh jarak

luncurannya ini akan membantu penyempurnaan teknik meluncur, meluncur yang dilakukan

tidak boleh sembarangan meluncur, tapi harus bias mengarah ke tempat yang dituju dengan arah

[image:18.612.74.473.373.529.2]

yang sesuai lintasan.

(19)
[image:19.612.72.477.104.265.2]

Gambar 2. Siswa bersiap meluncur dengan kedua tangan lurus ke depan, menarik nafas sebelum memasukkan kepala ke dalam air.

Gambar 3. Siswa menolakkan kaki ke dinding kolam sekuat-kuatnya dan meluncur.

Dengan demikian kesulitan lambat laun akan berkurang dan jika hal ini telah terjadi berarti

kemampuan meluncur semakin baik dan hal ini akan bermanfaat dalam berenang. Namun

demikian bagaimana dengan anak-anak yang memiliki fisik relatif lebih lemah, pertanyaan

ini muncul karena penulis melakukan penelitian pada anak usia sekolah dasar. Di dalam

pertandingan renang, kemampuan meluncur yang baik menunjukkan bahwa seorang perenang

memiliki peluang untuk menjadi yang tercepat. Seperti gambar berikut merupakan rangkaian

[image:19.612.72.476.344.514.2]
(20)
[image:20.612.72.521.133.327.2]

Gambar 4. Rangkaian gerakan meluncur pada renang gaya bebas.

Alat Bantu Meluncur

Dalam belajar meluncur ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dan di kuasai dimana

ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan tidak dapat di pisah-pisah. Ketiga unsure tersebut

adalah tolakan, daya apung, dan arah luncuran. Tolakan memerlukan kekuatan otot tungkai

agar meluncur dapat bergerak cepat dan jarak yang jauh, daya apung juga menentukan

keberhasilan dalam meluncur, ada kalanya siswa meluncur tetapi kaki turun ke dasar air, atau

sebaliknya justru menjadi gerakan menyelam karena seluruh tubuh berada di dalam air, arah

luncuran menjadi hal yang harus di perhatikan karena luncuran yang jauh dan daya apung

yang baik menjadi tidak berguna dimana arah luncuran yang salah. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan alat yang berguna untuk membantu daya apung siswa dalam belajar

meluncur, yang berupa alat pelampung ban bekas dan papan pelampung Spoon.

(21)

meringankan atau mempermudah melakukan suatu kegiatan.( kamus lengkap bahasa

Indonesia). Berdasar definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa alat bantu meluncur

adalah alat yang digunakan untuk mempermudah dalam belajar meluncur (renang).

dapat berupa ban bekas dan papan pelampung dari spoon, ini disesuaikan karakteristik

anak usia SD (usia 11 -13 Tahun).

Meluncur mula-mula pergunakan apa saja yang dapat mengapung untuk membantu

berpegangan, dengan demikian dapat belajar bagaimana cara mempergunakan kedua kaki

dalam meluncur (David Haller 2010:14).

Untuk belajar meluncur pertama kali belajar berenang kita dapat menggunakan alat

pelampung, ini membantu agar tidak tenggelam. Dan saat berenang mata tidak boleh tertutup,

tetapi harus selalu terbuka agar dapat melihat dan mengontrol arah gerakan sesuai dengan

lintasan. (E.S.Hamiijaya-Habsa 1982:64).

Papan pelampung terbuat dari plastik atau spon. Alat ini biasanya digunakan saat belajar

meluncur sehingga terapung di air, dapat juga dengan sirip kaki katak.(Ade Husnul M 2008:24).

Dari pendapat tersebut maka penulis semakin yakin dengan menggunakan alat bantu dalam

pembelajaran meluncur dalam renang akan meningkat sesuai dengan harapan penulis dalam

penelitian yang akan penulis laksanakan.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah alat yang sangat bermanfaat dalam penelitian ilmiah karena merupakan suatu

(22)

pemecahannya atau solusinya, dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara atau

dugaan sebelum penelitian.

Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat

bantu maka kemampuan gerak dasar meluncur dalam renang siswa kelas V SD Negeri 5

(23)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK (penelitian Tindakan Kelas / class room action research) adalah penelitian yang

dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu

obyek penelitian di kelas tersebut. (Nizar Alam Hamdani, Dody Hermana. 2008:42).

Karena penelitian ini menggunakan metode kajian tindakan kelas (class room action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di sekolah tempat mengajarnya dengan menekankan pada penyempurnaan proses dan praktek pembelajaran.

Menurut Natawijaya 1997 dalam Nizar Alam Hamdani, 2008 : 42, penelitian tindakan

Ini bertujuan untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam pendidikan dan pengajaran,

melaksanakan program penelitian, memberikan pedoman bagi guru, untuk perbaikan suasana

sistem keseluruhan sekolah, dan juga memasukkan unsur-unsur pembaharuan dalam sistem

pendidikandan pengajaran

(24)

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda

dalam setiap proses pelaksanaannya, berikut adalah tahapan pelaksanaan penelitian yang

dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti akan memberikan perlakuan kepada siswa sesuai dengan yang telah

tertulis dalam rencana tindakan.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat

direalisasikan secara penuh, jika tidak, perlu ditinjau kembali pola dalam periode berikutnya.

3. Tahap pengamatan (observasi)

Pada bagian ini berisikan hasil pengamatan mengunakan berbagai instrument. Yang perlu

diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik.

4. Tahap refleksi

Pada tahap refleksi ini berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang terjadi setelah adanya penelitian.

C. Devinisi Operasional Penelitian

Alat bantu adalah benda yang digunakan atau dipakai untuk mempermudah suatu kegiatan agar tercapai apa yang diharapkan dan Modifikasi adalah perubahan dengan penambahan, atau penggantian pada bentuk, atau ukuran, dan bahan. (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia).

(25)

ukuran, bahan, bentuk dan beratnya tidak seperti aslinya atau pelampung standar, di sesuaikan dengan kebutuhan, dalam hal ini disesuaikan dengan anak usia SD kelas 5 (11 sampai 13 tahun), pelampung modifikasi bisa terbuat dari botol plastik air mineral. atau pun dari balon udara.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan botol plastik air mineral dengan tujuan agar anak

termotivasi, dan memiliki keberanian untuk melakukan meluncur sehingga harapan

meningkatnya kemampuan gerak siswa tercapai.

Pada dasarnya ketrampilan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori, sebuah kategori gerak

adalah sebuah kerangka penggolong berdasarkan pada unsur-unsur yang sama. Kategori gerak

dasar itu adalah sebagai berikut:

1. Gerak lokomotor

Gerak lokomotor adalah suatu gerak yang dilakukan dalam keadan tubuh di pindahkan

posisinya kearah mendatar (horizontal), atau vertical dari satu titik ke titik lainnya. (jalan,

lari, melompat).

2. Gerak non lokomotor

Gerak yang di lakukan seseorang yang menetap pada satu titik atau posisinya, bergerakk

pada sumbu vertical atau horizontal, atau gerak aksial (menjangkau, memutar,

menggeliat, mengulur, membungkuk).

3. Gerak manupulatif

Gerak yang mengerahkan daya serta melibatkan otot-otot besar yang di arahkan pada

suatu obyek atau sasaran (melempar, menendang, memukul).

(26)

D. Subjek dan Sampel Penelitian

1. Subjek Penelitian

Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:117).

Sedangkan menurut Arikunto (2006:130), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Jadi, populasi yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 5 Sukaraja, kecamatan teluk betung selatan, Bandar lampung.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008:118).

Sedangkan menurut Arikunto (2006:131), bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang akan diteliti.Jadi, penulis mengambil satu kelas sebagai sampel dengan menggunakan

tehnik simple random sampling.

Sugiyono (2008:120), Menyatakan simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel

dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi

itu.Dimana sampel tersebut diambil dengan cara undian dua kelas dari populasi, yaitu kelas 5A

dan 5B, dan yang terambil sebagai sampel adalah kelas V A berjumlah 31 anak, SD Negeri 5

(27)

E. Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 5 Sukaraja, kecamatan Teluk Betung Selatan, Bandar Lampung.

2. Waktu pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 2 November 2011.

3. Jadwal penelitian

No Kegiatan Jam N O V D E S J A N 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Pre Test 3 2 Siklus 1

a. Belajar meluncur dengan 1

pelampung 3 b.Belajar meluncur dengan 1

pelampung 3 c. Belajar meluncur dengan 1

pelampung 3 d. Test siklus 1 3 3 Siklus 2

a. Belajar meluncur dengan 2

pelampung 3 b.Belajar meluncur dengan 2

pelampung 3 c.Belajar meluncur dengan 2

pelampung 3 d. Test siklus 2 3

F. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 1. Model sistem

(28)

- guru memberikan penjelasan gambar-gambar gerakan meluncur.

- guru memberi tugas kepada murid untuk belajar melakukan gerakan seperti yang telah

dijelaskan dengan bantuan satu buah pelampung di pegang kedua tangan.

b. penelitian putaran kedua

-Jika hasil penelitian putaran pertama memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa,

maka pada putaran kedua akan menggunakan alat bantu dua buahpelampungyaitu di pegang

dengan kedua tangan dan pinggang.

- Guru memberi tugas murid untuk melakukan meluncur dengan menggunakan pelampung.

2. Implementasi di kelas

Pelaksanaan tes awal (pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, dilakukan oleh guru

peneliti. Tindakan ini dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan. Dengan rincian 1 pertemuan pre

test, 3 pertemuan siklus pertama, 3 pertemuan siklus kedua, dan test masing-masing siklus 1

pertemuan. Mengingat banyaknya pertemuan dan biaya serta izin orang tua siswa dalam

penelitian ini maka peneliti mensiasatinya dengan menabung sebagian uang jajan anak. Yang

kekurangannya dapat dari orang tua anak.

a. Siklus pertama

1. Rencana :

(29)

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus pertama dan diawali dengan

pemanasan.

2 Tindakan :

- Guru menjelaskan tentang tata cara melakukan meluncur dengan memberikan contoh gerakan

secara langsung.

- Melalui papan pelampung spon dipegang siswa belajar melakukan gerak meluncur.

- Dengan papan pelampung spon yang dipegang kedua tangan siswa belajar melakukan gerak

meluncur.

- Siswa diberi tugas untuk melakukan meluncur secara bergantian sesuai dengan urutannya.

- Siswa diberi tugas untuk belajar melakukan gerak meluncur secara berulang-ulang. Dengan

[image:29.612.75.506.401.571.2]

harapan siswa mampu meluncur seperti dalam gambar.

Gambar 5. Siswa belajar meluncur dengan bantuan papan pelampungspoon.

3 Observasi

Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi serta penilaian

(30)

4 Refleksi

Refleksi dapat dilakukan setelah pelaksanaan dan observasi.

b. Siklus kedua

1. Rencana :

- Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang

diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua dengan melakukan peregangan

otot sebagai pemanasan.

2.Tindakan :

- Guru menjelaskan dan memberi contoh seorang anak melakukan gerak meluncur dengan alat

bantu dua buah pelampung dari ban bekas, dan papan pelampung dari spon.

- Membagi murid menjadi dua tim, lalu diberi tugas melakukan gerak meluncur secara berurutan

sesuai dengan timnya.

- Siswa belajar melakukan gerak meluncur dengan papan pelampung, atau spoon yang di pegang

[image:30.612.60.548.546.721.2]

kedua tangan dan ban bekas pada pinggang sebelum kaki menolak pada diding kolam.

Gambar 6. Siswa belajar meluncur dengan bantuan pelampung yang di pegang kedua tang an dan ban beka s pada ping gang .

(31)

bservasi

- Setelah dilakukan tindakan, pengamatan, koreksi, penilaian dan evaluasi hasil belajar pada

siklus kedua.

4.Refleksi

Hasil observasi dapat disimpulkan setelah pelaksanaan dan observasi.

Perencanaan

Refleksi

Observasi

(32)
[image:32.612.65.499.615.722.2]

Gambar model siklus menurut Kemmis dan Mc Taggart (Basuki Wibawa 2004:15)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpul data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik ini

akan peneliti uraikan sebagai berikut.

Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, intelegensi, atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok

(Arikunto, 2006:223).

Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan meluncur yang ditujukan

kepada sampel kelas V A Siswa SD Negeri 5 Sukaraja Teluk Betung Selatan Bandar Lampung.

Instrumen penilaian

NO KOMPONEN GERAK N I L A I KET

MELUNCUR 1 2 3 4 5

1 Awalan

- Berdiri dengan satu kaki dan salah satu kaki yang lain ditekuk menolak ke dinding kolam (nilai 2).

- Condongkan badan ke depan hingga masuk ke dalam air sehingga hanya

(33)

Ket

era

nga

n:

1. A

wal

an.

- Nila

i

mak

sim

al 2

untu

k item Berdiri dengan satu kaki dan salah satu kaki yang lain ditekuk menolak ke dinding

kolam.

- Nilai maksimal 2 untuk item Condongkan badan ke depan hingga masuk ke dalam air sehingga

hanya kepala yang berada di permukaan air

- Nilai maksimal 1 untuk item Julurkan kedua tangan ke depan rapat

2. Pelaksanaan.

- Nilai maksimal 2 untuk item Tarik nafas kemudian memasukkan kepala ke dalam air kepala yang berada di permukaan air

(nilai 2).

- Julurkan kedua tangan ke depan rapat (nilai 1).

2 Pelaksanaan

- Tarik nafas kemudian memasukkan kepala ke dalam air (nilai 2).

- Dorong kaki yang di dinding sambil mengangkat kaki yang lain sehingga kedua kaki lurus ke belakang (nilai 2). - Mata tidak terpejam agar gerakan

tidak kaku dan berjalan lurus (nilai 1).

3 Gerak Akhir

- Dengan tanpa gerakan tangan dan kaki lakukan gerakan meluncur dengan menolakkan kaki sekuat kuatnya (nilai 1).

- Posisi lengan tetap rapat (nilai 2). - Tubuh atau togok lurus horizontal di

permukaan air (nilai 1).

- Posisi tungkai lurus rapat dan sejajar (nilai 1).

4 Arah Gerak Luncuran

- Bergerak lurus di permukaan air sesuai dengan lintasan yang ada. Dengan mata terbuka dan jarak 6 meter. (nilai 5).

(34)

- Nilai maksimal 2 untuk item Dorong kaki yang di dinding sambil mengangkat kaki yang lain

sehingga kedua kaki lurus ke belakang

- Nilai maksimal 1 untuk item Mata tidak terpejam agar gerakan tidak kaku dan berjalan lurus

3.Gerakan Akhir.

- Nilai maksimal 1 untuk item Dengan tanpa gerakan tangan dan kaki lakukan gerakan

meluncur dengan menolakkan kaki sekuat kuatnya

- Nilai maksimal 2 untuk item Posisi lengan tetap rapat

- Nilai maksimal 1 untuk item Tubuh atau togok lurus horizontal di permukaan air

- Nilai maksimal 1 untuk item Posisi tungkai lurus rapat dan sejajar

4. Arah gerak luncuran

- Nilai 1 jika gerakan meluncur jarak 2 meter, Nilai 2 jika gerakan meluncur jarak 3 meter, Nilai

3 jika gerakan meluncur jarak 4 meter, Nilai 4 jika gerakan meluncur jarak 5 meter, dan 5 jika

gerakan meluncur lurus dan jarak 6 meter.

H.Analisis Data

Teknik analisis data tes siswa adalah sebagai berikut:

Setelah peneliti berhasil mengumpulkan data penelitian dari tindakan dan observasi di setiap

siklus yang telah dilaksanakan, selanjutnya tes keterampilan meluncur dianalisis berdasarkan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus menggunakan rumus yang di kemukakan

(35)

% 100 x N

f P

Keterangan :

P = Presentasi keberhasilan

F = Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar

N = Jumlah sampel

1. Untuk ke efektifan hasil tindakan pada penelitian ini digunakan perhitungan yang

dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai

berikut:

= %

Keterangan:

E = Efektifitas hasil belajar

Xn = Rerata nilai hasil siklus ketiga

Xi = Rerata tes awal / tes sebelumnya

2. Menyimpulkan hasil penelitian, bila perhitungan meningkat 50% ke atas maka tindakan

yang di lakukan dinyatakan efektif. Xn − Xi

(36)
(37)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan terhadap data yang telah diperoleh dalam penelitian, maka

sebagai penutup dari pembahasan dan permasalahan dalam Penelitian ini penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan menggunakan alat bantu pelampung dapat meningkatkan hasil pembelajaran

meluncur pada renang gaya bebas siswa-siswi di SD Negeri 5 Sukaraja Bandar lampug.

2. Dengan latihan meluncur menggunakan dua buah pelampung yang berupa ban bekas pada

pinggang dan spoon yang dipegang kedua tangan dapat meningkatkan kemampuan

mempertahankan posisi atau sikap tangan, badan dan kaki mengapung di permukaan air pada

siswa siswi SD Negeri 5 Sukaraja Bandar Lampung.

3. Denganmelakukanlatihanmeluncurdenganmenggunakansatubuahpelampung yang di

pegangkeduatangan yang diluruskankedepandansasaran yang

ditentukandapatmeningkatkankemampuanmeluncurdanakurasiarahluncuransiswa SD Negeri

5 Sukaraja.

(38)

1. Untuk siswa perlu diperhatikan agar pada saat mengikuti pembelajaran renang, lakukanlah

dengan sungguh-sungguh karena suatu latihan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh akan

mendapatkan hasil yang memuaskan.

2. Kepada guru Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, diharapkan dapat memanfaatkan

dan menggunakan alat bantu atau alat peraga dalam proses pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan, pertumbuhan, dan perkembangan siswa-siswi anak didiknya.

3. Bagi mahasiswa Program Studi Penjaskes Universitas lampung, dalam upaya

mengembangkan pengetahuan dan kemampuan olahraga khususnya yang berkaitan dengan

proses pembelajaran, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

(39)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARANRENANG

SISWA KELAS V SDN 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN 2011-2012

(Skripsi)

Oleh

ABDUL ROHMAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(40)

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARANRENANG

SISWA KELAS V SDN 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN 2011-2012

Oleh

ABDUL ROHMAN

Skripsi

Sebagai Salah SatuSyaratUntukMencapaiGelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program StudiPendidikanJasmanidanKesehatan FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(41)
(42)

DAFTAR GAMBAR

1. Sikaprenanggayabebas………..………. 10

2. Sikap renanggaya dada………...……….. 11

3. Sikaprenanggayapunggung..………..……… 12

4. Sikaprengangayakupu-kupu………..……….……… 13

5. Sikap rangkaiangerakkanmeluncur………….……… 16

6. Belajarmeluncurdenganduapelampung.……… 25

7. Belajarmeluncurdengansatupelampung………. 26

8. Belajarmeluncurdenganbantuanteman….………. 22

9. Sikap sempurna dalam gerakan guling depan..………. 22

(43)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….……… i

DAFTAR ISI ……….……… x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……...………. 1

B. Identifikasi Masalah.……...………. 4

C. Pembatasan Masalah………...………. 5

D. Rumusan Masalah ………...………. 5

E. Tujuan Penelitian ……….…..………. 5

F. Manfaat Penelitian...………...………. 5

G. Ruang Lingkup Penelitian………...………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Jasmani……… 7

B. Sejarah Olahraga Renang ……… 9

C. Macam-Macam Gaya Renang..……… 10

1. Gaya Bebas ……… 10

2. Gaya Dada ……… 11

3. Gaya Punggung………..……… 11

4. Gaya Kupu-Kupu ……… 12

D. Teknik Dasar Meluncur ……… 13

E. Hipotesis ……… 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………..……….. 19

B. Rencana Penelitian……….……….. 20

C. Devinisi Operasional Penelitian ..……….. 20

D. Subyek dan Sampel ……..……….. 21

1. Subyek Penelitian ………..……….. 21

(44)

E. Tempat dan Waktu Penelitian ..……….. 22

1. Tempat Penelitian ………..……….. 22

2. Waktu Penelitian ………..……….. 23

3. Jadwal Penelitian ………..……….. 23

F. Pelaksanaan Penelitian ………..……….. 23

G. Teknik Pengumpulan data ………..……….. 27

1. Instrumen Penilaian ………..……….. 28

H. Analisis Data ………..……….. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 32

1. Analisis Persentase PTK ………. 32

2. Siklus pertama ………. 37

3. Siklus kedua ………. 38

B. Pembahasan Penelitian ………. 39

C. Uji Hipotesis ………. 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………..……… 41

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ade Husnul M. 2008.Mari Berenang. Bogor: Aurora AngkasaPerdana

AgusMahendra. 2000. Senam. Jakarta:

DepartemenPendidikanNasionalDirjenPendidikanDasardanMenengah. ArikuntoSuharsini. 2006. Penelitian Tindakankelas. Jakarta: PT.Bina Aksara.

BasukiWibawa. 2004. PenelitianTindakanKelas. Jakarta:

DepartemenPendidikanNasionalDirjenPendidikanDasardanMenengah. David Haller. 2010. BelajarBerenang. Bandung: Pionir Jaya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003.2006.2008.Media

Pembelajaran,PembelajaranPenjasdanBimbinganKonseling, Kurikulum Tingkat

SatuanPendidikan (KTSP)SD/MI. Jakarta: Direktorat Tenaga Pendidikan.

EmZulFajri, RatuApriliaSenja. 2007 KamusLengkapBahasa Indonesia. Jakarta: Difa Publisher E.S. Hamijaya – Habsa, dkk. 1982. Olahraga, IlmuKesehatandanGizi. Jakarta: CV. Indradjaya.

Muhammad Murni. 2000 Renang. Jakarta:

DepartemenPendidikanNasional&DirektoratJendralPendidikanDasardanMenengah.

NizarAlamHamdanidanDody Hermana. 2008. Classroom action Research. Jakarta :Rahayasa.

Rusli Ibrahim. 2003. LandasanPsikologisPendidikanJasmani di SekolahDasar.Jakarta

:DepartemenPendidikanNasional

Rusli Lutan.2003. Asas –AasasPendidikanJasmaniPendekatanPendidikanGerak di

SekolahDasar. Jakarta :DepartemenPendidikanNasional

http;//www.geogle.com/search/q=cache: www.pojokpenjas.blogspot.com. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Surisman. 1997. Dasar&PerencanaanEvaluasiPendidikan. Bandar Lampung.

Tim Penjas SD. 2007. PendidikanJasmaniOlahragadanKesehatanKelas 5.Jakarta :Yudhistira

(46)

DAFTAR TABEL

1. Format JadwalPenelitian………..……… 23

2. Format InstrumenPenilaian……….………. 29

3. DeskripsiNilaiPembelajaranMeluncurpadarenanggayabebas

Menggunakanalat bantu disetiapsiklus……….... 35 4. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranmeluncurpadarenang

Gaya bebassikluspertama..……….. 36 5. RekapitulasiAnalisisHasilPembelajaranmeluncurpadarenang

Gaya bebassikluskedua...………. 37

6. Hasilketuntasanpembelajaranmeluncurpadarenanggayabebas

disetiapsiklus………...……….... 38 7. RekapitulasiRefleksijumlahsiswa yang mendapatnilai 1-5

padatesawalmeluncur..……….. 39 8. RekapitulasiRefleksijumlahsiswa yang mendapatnilai 1-5

pada siklus-1………. 40 9. RekapitulasiRefleksijumlahsiswa yang mendapatnilai 1-5

(47)

Judulskripsi : UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MELUNCUR GAYA BEBAS DENGAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PELAMPUNG DALAM PEMBELAJARAN RENANG SISWA KELAS V SD NEGERI 5 SUKARAJA TAHUN AJARAN 2011/2012

Nama : Abdul Rohman

NPM : 0913068001

Program Studi : PendidikanJasmani OlahragadanKesehatan

Jurusan : IlmuPendidikan

MENYETUJUI

KetuaJurusanPembimbing

. Drs. BaharuddinRisyak, M.PdDrs.AdeJubaedi,M.Pd

(48)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Drs.AdeJubaedi,M.Pd.

_______________________Nip.195812101987121001

Drs. AkorSitepu, M.Pd ________________________ Nip. 195911171984031001

2. DekanFakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Dr. Hi.BujangRahman, M.Si Nip. 196003151985031003

(49)

MOTTO

“Janganmenganggaphalkecilitubiasa, karenajikaditekunisecarabijaksanamakahalkecil

(50)

PERSEMBAHAN

SkripsiiniKupersembahkan untuk:

Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik dan membesarkan serta mendo’akan

keberhasilanku.

Istridananak-anakku yang selalumemberikan support dalampenulisanskripsiini.

Rekan-rekan seperjuangan FKIP Universitas Lampung yang

selaluberbagipendapatdanpengalaman.

Ibu Kepala Sekolah dan Dewan Guru serta para honorer SD Negeri5 Sukaraja,

tempatku bekerja yang selalu memberikan motivasi atas keberhasilanku.

Keluarga Besar SD Negeri 5 Sukaraja yang telah memberikan izin penelitian

kepadaku.

Semua orang yang selalu mencintai & mendo’a kan atas keberhasilan serta

kesuksesan diri ku...

(51)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Abdul Rohman, lahir diKalianda, Lampung Selatan 12April 1979 putrapertama dari empat bersaudara buah cinta dari pasangan bapak Supriyadi dan Suparti, pada tahun 1992 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 2 Bangunan, Palas Lampung Selatan, kemudian penulis melanjutkan studi ke SLTP PGRI 2 Palas selesai pada tahun 1995. Pada tahun 1998 penulis menyelesaikan SMA di SMA Negeri 1 Kalianda. Pada tahun 1999 penulis terdaftar sebagai mahasiswa FKIPUnilapada program Studi Diploma dua Pendidikan JasmanidanKesehatandanselesaitahun 2001.

(52)

SANWACANA

Sebagai ungkapan rasa syukur penulis atas kehadirat Allah SWT. berkat limpahan

rahmat-Nyalah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah

satu syarat guna mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan

Jasmani Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas

Lampung (UNILA).

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. selaku Pembimbing Utama yang telah membantu dan membimbing

dalam penelitian ini.

2. Drs. Usman Adam,M.Pd.selaku Pembimbing dua yang telah membantu dan membimbing

penyelesaian penelitian ini.

3. Drs. Akor Sitepu, M.Pd. selaku penguji utama pada ujian skripsi, terimakasih untuk

saran-saran dan masukannya.

4. Drs. Wiyono,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan.

5. Drs. Baharuddin, M.Pd, selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.

6. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan FKIP

Universitas Lampung.

(53)

9. Daharni.MT,S.Pd selaku Kepala SD Negeri 5Sukaraja, dan siswa-siswi kelas V SD Negeri 5

Sukaraja yang telah memberikan kemudahan dalam pengumpulan data

10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan

menyumbangkan pemikirannya dalam pembuatan skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari skripsi bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi

sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita

semua. Amien…

.

Bandar Lampung, 2012 Penulis,

Abdul Rohman

(54)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawahini :

Nama : Abdul Rohman

NPM : 0913068001

TempatdanTanggalLahir : Tanjung sari, 12 April 1979

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul: “Upaya

meningkatkangerakdasarmeluncurgayabebasdenganpenggunaanalat bantu

pelampungdalampembelajaranrenangsiswakelas V SDN 5 Sukarajatahunajaran 2011/2012”.

Adalah hasil karya sendiri. Apabila ternyata skripsi tersebut di kemudian hari terbukti secara

jelas dan nyata bukan merupakan hasil karya saya, saya bersedia diberi sanksi oleh Universitas

Lampung dalam bentuk pencopotan atau pembatalan gelar akademik saya.

Bandar Lampung, 2012

Yang menyatakan,

(55)

Gambar

Gambar 1. Siswa berdiri ditepi kolam dengan salah satu kaki menolak ke dinding kolam
Gambar 2. Siswa bersiap meluncur dengan kedua tangan lurus ke depan, menarik nafas sebelum memasukkan kepala ke dalam air
Gambar 4. Rangkaian gerakan meluncur pada renang gaya bebas.
Gambar 5. Siswa belajar meluncur dengan bantuan papan pelampungspoon.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai sumber modal dan implikasinya bagi peternak, besarnya biaya pinjaman, faktor-faktor yang

“Peningkatan kinerja bisnis usaha kecil menengah (UKM) dengan pengembangan orientasi pasar” Jurnal Manajemen Produksi. Analisis dan Desain

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada. Pembelajaran IPA Materi

Persyaratan untuk menjadi kader, antara lain: (1) dipilih dari masyarakat dengan prosedur yang disesuaikan dengan kondisi setempat, (2) mau dan mampu bekerja secara sukarela, (3)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Cahaya..

Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Kerja erhadap Kinerja Kader Posyandu Lansia di Puskesmas Lampahan Kabupaten Bener Meriah (Tesis), Program S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat,

selaku dosen matakuliah dan terkhusus sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak memberikan inspirasi-inspirasi dan ilmu yang sangat bermanfaat selama

Sehubungan telah dilaksanakannya Evaluasi penawaran dan Kualifikasi kegiatan Belanja Cetak Buku KIA dan Kohort ANC, Bulin, Bufas, Bayi, Balita dan KB pada Dinas