• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Media Informasi Batik Betawi Melalui Film Dokumenter

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Media Informasi Batik Betawi Melalui Film Dokumenter"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BATIK BETAWI MELALUI FILM DOKUMENTER

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Arief Ramadan 51910780

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Media Informasi Batik Betawi Melalui Film Dokumenter”. Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan kelulusan pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Desain Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, dorongan, bimbingan serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan pengalaman yang tidak dapat diukur secara materi, namun dapat membukakan mata penulis bahwa sesungguhnya pengalaman dan pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik bagi penulis. Oleh karena itu dengan segala hormat dan kerendahan hati perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Wanda Listiani selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan dan doanya serta seluruh teman-teman jurusan Desain Komunikasi Visual yang telah membantu dan memberikan motivasi serta kepada semua orang yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan dan wawasan serta pengalaman. Untuk itu penulis mohon maaf atas segala kekurangan tersebut dan tidak menutup diri terhadap segala saran dan kritik serta masukan yang dapat membuat penulis jadi lebih baik lagi.

Akhir kata semoga dapat bermanfaat bagi penulis sendiri, institusi pendidikan dan masyarakat luas. Amin.

Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb

Bandung, 5 Agustus 2015

(5)

iv Abstrak

PERANCANGAN MEDIA INFORMASI BATIK BETAWI MELALUI FILM DOKUMENTER

Oleh:

Arief Ramadan

51910780

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian, yaitu menurut

Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian

tertentu. Bahan yang digunakan ialah lilin. Kain yang sudah digambar dengan menggunakan lilin kemudian diberi warna dengan cara pencelupan, setelah itu lilin dihilangkan dengan cara merebus kain, akhirnya dihasilkan sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus.

Kekayaan budaya Betawi begitu beragam, mulai kuliner hingga warisan kesenian serta tradisi yang tetap terjaga turun temurun. Sangat sedikit keturunan warga Betawi yang tergugah menjaga warisan nenek moyangnya. Ini bisa dilihat dari batik khas Betawi yang hanya bisa ditemui di Museum Tekstil Jakarta. Memang ada perajin batik yang masih bertahan, tapi mereka berasal dari luar Jakarta. Kondisi ini sungguh memprihatinkan, kenapa batik Betawi harus merantau di Jakarta. Batik Betawi memiliki keunikan dibanding batik khas daerah lain. Keunikan yang ada terdapat pada warnanya yang mencolok, begitu juga dengan motifnya.

Kata Kunci : Batik Betawi, Media Informasi, Film Dokumenter.

(6)

Abstract

MEDIA INFORMATION DESIGN BATIK BETAWI THROUGH THE

DOCUMENTARY FILM

By:

Arief Ramadan 51910780

Visual Communications Design Studies Program

Batik is the culture that got developing old and known by the people of indonesia.

Batik said have some understanding, that is according to hamzuri in his book titled

classical batik, batik understanding is a way to give an ornament on cloth by means

of cover certain part. Material used is wax. Cloth that had been drawn by the use

of wax then given shade by means dyeing, after that wax is eliminated by boiling

cloth, finally produced a cloth called in the form of diverse batik a motive that have

the special properties.

Of betawi cultures so diverse, start to inheritance culinary art and tradition to meet

hereditary. Very few offspring betawi people intrigued keep the inheritance from

fathers. This can be seen from fact that betawi batik could only be found in jakarta

textile museum. There are indeed batik makers who still stay there, but they come

from outside jakarta. This condition really is more dire, why betawi batik have to

go very in jakarta. Betawi batik has uniqueness batik design than other regions.

Uniqueness which were among its color which is striking, so also with his motives.

(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

I.2. Identifikasi Masalah ... 2

I.3. Rumusan Masalah ... 3

I.4. Batasan Masalah ... 3

I.5. Tujuan Perancangan ... 3

BAB II BATIK DAN KEBUDAYAAN BETAWI II.1 Batik ... 4

II.1.1 Definisi Batik ... 4

II.1.2 Sejarah Batik ... 4

II.1.3 Unsusr-unsur Batik ... 7

II.2 Batik Betawi ... 8

II.2.1 Pengertian Motif Batik Betawi ... 8

II.2.2 Motif ... 9

II.2.3 Ornamen ... 9

II.3 Analisa ... 12

III.3.1 Hasil Wawancara ... 12

III.3.2 Analisis 5W+1H ... 13

III.3.3 Solusi Permasalahan ... 13

(8)

vii

II.5 Resume ... 15

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1. Strategi Perancangan ... 16

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 16

III.1.2 Pendekatan Komunikasi... 16

III.1.3 Materi Pesan... 18

III.1.4 Strategi Kreatif ... 19

III.1.5 Strategi Media ... 20

III.1.6 Strategi Distribusi ... 22

III.2. Konsep Visual ... 22

III.2.1 Format Desain ... 22

III.2.2 Layout ... 22

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Teknik Produksi ... 29

IV.1.1 Pra Produksi ... 29

IV.1.2 Produksi ... 30

IV.1.3 Pasca Produksi ... 32

IV.1.4 Alat Pengambilan Gambar ... 35

IV.2 Aplikasi Media ... 36

IV.2.1 Media Utama ... 36

(9)
(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Batik merupakan seni gambar diatas kain untuk pakaian yang dibuat dengan teknik rintang menggunakan material lilin. Batik adalah kerajinan Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak lama. Kata batik berasal dari bahasa Jawa yang berarti menulis. Sebagaimana namanya mbatik adalah ngemban yang berarti menulis serta titik yang berarti membuat titik yang berasal dari bahasa Jawa, yang secara filosofis berarti padat karya. Karena membatik membutuhkan banyak tenaga kerja, mulai dari mendesain, menggambar motif, membuka-tutup kain dengan malam, mewarnai, hingga memasarkan batik itu sendiri (Ramadhan, 2013, h.13).

Awalnya batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa

corak yang hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun seiring perkembangan jaman menjadikan batik berkembang dan makin beragam. Sehingga sekarang batik memiliki banyak corak yang dihasilkan dari berbagai daerah di Indonesia, misalnya batik betawi memiliki corak dan warna yang unik. Kondisi ini menyebabkan setiap daerah berusaha mencari motif-motif yang khas untuk mewakili daerahnya.

(11)

2 batik Ponorogo, batik Tulungagung, batik Gresik, batik Surabaya, batik Madura, dan banyak lagi dengan nama yang berbeda-beda. Selain batik yang telah disebut, terdapat juga batik yang menjadi kebanggaan orang Jakarta, yaitu batik Betawi. Batik Betawi adalah pakaian suku Betawi yang berbentuk kain.

Dari hasil penelusuran kepada remaja Betawi pada bulan maret di daerah Jakarta Timur khususnya di Cipinang Muara 3, banyak dari remaja Betawi disana yang belum mengetahui keberadaan batik Betawi karena mereka tidak dikenalkan batik Betawi oleh orang tuanya karena keberadaan batik Betawi itu sendiri di Jakarta Timur sangat sedikit. Batik Betawi tidak memiliki tempat pelestarian khusus . Tetapi masih ada di beberapa tempat di Jakarta yang melestarikan batik Betawi, yaitu seperti di Seraci Batik Betawi didaerah Bekasi. Disana terdapat tempat mencanting sampai mencetak batik Betawi.

Remaja Betawi di Jakarta Timur lebih melestarikan kebudayaan musik dan silat Betawi, seperti misalnya dari musik Betawi yaitu rebana dan marawis. Mereka sangat terlatih memainkan alat musik rebana dan marawis karena dilatih dari sejak kecil. Banyak panggilan yang mereka terima untuk memainkan alat musik tersebut seperti pada acara nikahan, sunatan dan maulid. Untuk silat Betawi,

hanya sebagian dari remaja Betawi Jakarta Timur yang melestarikannya, karena silat Betawi tersebut juga baru diperkenalkan kepada remajanya di daerah Jakarta Timur.

Batik Betawi sebagai salah satu pakaian adat suku Betawi saat ini sudah tersingkirkan, hal itu disebabkan oleh kurangnya informasi tentang pakaian adat tersebut. Awalnya batik Betawi digunakan oleh para ibu dari mempelai sebagai bawahan kebaya pada acara pernikahan adat Betawi.

I.2 Identifikasi Masalah

 Masih kurangnya media informasi mengenai batik Betawi.

(12)

3  Kurangnya pemahaman dan tindakan pelestarian batik Betawi oleh

masyarakat Betawi khususnya di Betawi.

 Belum banyaknya sarana atau tempat pendidikan dari pemerintah daerah yang didalamnya terdapat pembelajaran tentang cara membatik, karena biasanya membatik diajarkan secara turun temurun oleh generasi keluarga diatasnya.

I.3 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah :

Bagaimana cara memberikan informasi tentang batik Betawi kepada masyarakat khususnya remaja Betawi?

I.4 Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka perancangan ini difokuskan pada perancangan informasi tentang peroses pembuatan dan pelestarian batik Betawi di Seraci Batik Betawi yang berlokasi di Bekasi.

I.5 Tujuan Perancangan

(13)

4 BAB II

BATIK DAN KEBUDAYAAN BETAWI

II.1 Batik

Batik merupakan budaya yang telah lama berkembang dan dikenal oleh masyarakat Indonesia. Kata batik mempunyai beberapa pengertian, yaitu menurut Hamzuri dalam bukunya yang berjudul Batik Klasik, pengertian batik merupakan suatu cara untuk memberi hiasan pada kain dengan cara menutupi bagian-bagian tertentu. Bahan yang digunakan ialah lilin atau malam. Kain yang sudah digambar dengan menggunakan malam kemudian diberi warna dengan cara pencelupan, setelah itu malam dihilangkan dengan cara merebus kain, akhirnya dihasilkan

sehelai kain yang disebut batik berupa beragam motif yang mempunyai sifat-sifat khusus (Indonesia.gunadarma.ac.id, 2015).

II.1.1 Definisi Batik

Dilihat secara definisi, batik sebenarnya adalah sebuah teknik untuk merintang/menahan warna diatas kain dengan menggunakan malam/lilin. Teknik ini sebenarnya adalah sebuah teknik kuno yang sudah ada semenjak ribuan tahun lalu dan dapat dijumpai di seluruh peradaban dunia (Ramadhan, 2013, h.18).

Batik berasal dari kata “amba” dan “tik” yang artinya adalah menulis/melukis titik. Ada lagi yang mengatakan kata batik berasal dari kata titik, yang diberi imbuhan mba. Dalam bahasa Jawa, imbuhan ini mengubah fungsi sebuah kata menjadi kata kerja. Jadi, batik diartikan sebagai pekerjaan membuat titik (Ramadhan, 2013, h.13).

II.1.2 Sejarah Batik

Pada tahun 2009 batik diakui oleh United Nation Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai salah satu budaya warisan dunia asli Indonesia. Para pencinta batik mulai melakukan berbagai upaya dalam

(14)

5 berabad-abad hingga saat ini. Peminat dan penggemar batik terus bertambah, tidak hanya di masyarakat bangsa Indonesia saja melainkan negara-negara di dunia (id.wikipedia.org, 2015).

Pada mulanya, peradaban Mesir kuno yang menggunakan teknik ini pada kain-kain linen yang digunakan untuk membungkus mumi. Kain-kain-kain linen tersebut dilapisi dengan cairan lilin, kemudian digores dengan menggunakan alat tajam semacam jarum untuk membuat motifnya, lalu dicelup ke berbagai cairan pewarna yang saat itu terbuat dari beragam bahan, seperti darah ataupun abu. Setelah dicelup ke pewarna, kemudian kain ini direbus untuk meluruhkan lilinnya.

Teknik ini juga dijumpai pada peradaban China yang dimulai pada zaman Dinasti Tang, yang kemudian menyebar ke peradaban-peradaban lain di dunia. Kita dapat menemukan teknik ini mulai dari Benua Asia, Amerika, Afrika, Australia, bahkan sampai ke Eropa (Ramadhan, 2013, h.14).

Di beberapa negara, bahan yang digunakan untuk merintang atau menahan warna berbeda-beda. Ada yang menggunakan bubur kanji, bahkan ada yang menggunakan bubur nasi yang dikeringkan. Sedangkan di Indonesia, terutama di

Jawa, menggunakan canting untuk menorehkan malam/lilin ke atas permukaan kain mori. Inilah salah satu hal yang membedakan batik Indonesia dengan batik di belahan bumi lainnya dan yang membuat motif batik Indonesia begitu kaya dan detail.

(15)

6 Asia, batik juga sangat popular di beberapa negara benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia dan Pekalongan merupakan ikon perkembangan batik nasional sehingga mendapat julukan sebagai kota batik (ianbachruddin.blogspot.com, 2015).

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi keluarga raja-raja Indonesia di zaman dahulu. Pada masa itu batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja tinggal diluar keraton, maka seni batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton dan dikerjakan di tempat masing-masing. Dalam perkembangannya, batik yang dulu merupakan simbol feodalisme Jawa dimana ada batik untuk raja dan keluarganya serta batik untuk orang kebanyakan, lambat laun kerajinan batik yang disebut dengan batik tulis ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pakaian yang sangat digemari, baik pria maupun wanita. Semula batik hanya dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik yang sudah menjadi kain tradisional Indonesia juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, polyester, rayon, dan bahan sintesis lainnya. Di samping itu, cara pembuatannya juga mengalami perubahan. Selain batik tulis, yaitu batik yang motif batiknya dibentuk dengan

tangan, kini juga ada batik cap, batik printing, batik painting, dan sablon (ianbachruddin.blogspot.com, 2015).

 Batik tulis: Batik tulis merupakan jenis batik spesial dan mahal dibanding

batik yang lain, karena didalam pembuatan batik ini sangat diperlukan keahlian serta pengalaman, ketelitian, kesabaran, dan juga waktu yang lama untuk menyelesaikan sebuah batik tulis. Untuk sebuah batik tulis paling cepat dapat diselesaikan selama dua minggu oleh seorang pembatik, itupun dikarenakan cuaca yang cerah dan desain motif yang biasa dan juga tidak terlalu rumit.

 Batik cetak: Batik cetak atau disebut juga dengan batik cap, merupakan proses

(16)

7 dari tembaga dan pada cap tersebut telah terpola batik. Sehingga proses pembatikan cetak (cap) ini dapat jauh lebih cepat dan mudah. Untuk pengerjaan jenis batik ini dapat diproduksi secara banyak dan juga hanya diperlukan waktu satu minggu untuk menyelesaikan proses pembatikan ini.

 Batik printing: Batik printing disebut juga dengan batik sablon, karena proses

pembatikan jenis batik ini sangant mirip dengan proses penyablonan. Motif batik telah di buat dan desain di print diatas alat offset/sablon, sehingga dapat sangat memudahkan pengerjaan batik khususnya pewarnaan dapat langsung dilakukan dengan alat ini (ianbachruddin.blogspot.com, 2015).

II.1.3 Unsur-unsur Batik

Motif batik termasuk dalam seni rupa dua dimensi. Unsur-unsur seni rupa dalam motif batik tidak berdiri sendiri, akan tetapi unsur-unsur tersebut saling mendukung. Pada dasarnya motif batik merupakan susunan unsur-unsur seni rupa yang saling mendukung. Unsur-unsur seni rupa dalam motif batik antara lain titik, garis, bidang dan warna (ianbachruddin.blogspot.com, 2015).

 Titik : Titik merupakan unsur seni rupa paling kecil. Dalam seni rupa dua

dimensi, semua berawal dari titik. Jika dari sebuah titik ditarik akan menjadi garis. Demikian pula jika titi-titik dijajar rapat akan menghasilkan garis. Di dalam motif batik, titik mempunyai peran yang sangat penting karena titik banyak digunakan dalam pembuatan motif batik.

 Garis : Garis terbentuk karena sebuah titik yang di tarik atau barisan titik-titik

yang saling berimpitan. Ada beberapa jenis garis dalam seni rupa, antara lain; garis lurus, garis lengkung, garis zig-zag, dan garis patah-patah.

 Dalam sebuah motif batik selalu terbentuk dari gabungan bermacam-macam

(17)

8  Bidang :Garis-garis yang kedua ujungnya saling bertemu akan membentuk

bidang. Bidang mempunyai berbagai bentuk, misalnya segi tiga, segi empat, dan segi lima. Pada sebuah motif biasanya terdiri atas berbagai bentuk bidang sehingga akan terlihat menarik.

 Warna : Unsur seni rupa yang juga penting dalam motif batik adalah warna. Warna dapat memperindah batik. Zat pewarna batik terbuat dari bahan alam

maupun bahan sintetis (buatan). Warna alam terbuat dari daun-daunan, umbi, akar, kulit kayu. Contoh warna alam diantaranya adalah Kulit kayu mahoni,

Kekayaan budaya Betawi begitu beragam, mulai kuliner hingga warisan kesenian serta tradisi yang tetap terjaga turun temurun. Sangat sedikit anak-cucu warga Betawi yang tergugah menjaga warisan nenek moyangnya. Ini bisa dilihat dari batik khas Betawi yang hanya bisa ditemui di Museum Tekstil Jakarta. Memang ada perajin batik yang masih bertahan, tapi mereka berasal dari luar Jakarta. Kondisi ini sungguh memprihatinkan, kenapa batik Betawi harus merantau di Jakarta. Batik Betawi memiliki keunikan dibanding batik khas daerah lain. Keunikan yang ada terdapat pada warnanya yang mencolok, begitu juga dengan

motifnya (nugrohogrind.wordpress.com, 2012).

II.2.1 Pengertian Motif Batik Betawi

(18)

9 dengan batik Betawi terutama motif kuno-nya memiliki makna-makna tersendiri disetiap motifnya (gpswisataindonesia.blogspot.com, 2013).

II.2.2 Motif

Motif merupakan unsur atau bagian dari sebuah ornamen. Melalui motif, tema atau ide dasar sebuah ornamen dapat dikenali sebab perwujudan motif umumnya merupakan gubahan (gabungan) atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai mewakili alam yang dapat dilihat. Akan tetapi ada pula yang merupakan hasil khayalan semata, karena itu bersifat khayal, bahkan tidak dapat dikenali kembali, gabungan-gabungan suatu motif kemudian disebut bentuk abstrak atau tidak berbentuk (Sunaryo Aryo, 2009, h.14).

Motif yang merupakan gabungan bentuk alam misalnya motif gunung, awan, dan pohon. Motif yang bersifat khayal misalnya motif singa bersayap dan buroq, karena keduanya merupakan makhluk khayalan yang bentuknya merupakan hasil karangan. Sementara garis-garis zigzag, berpilin atau berkait, bidang persegi atau belah ketupat dapat merupakan motif abstrak atau tidak berbentuk dalam suatu ornamen (Sunaryo Aryo, 2009, h.14).

II.2.3 Ornamen

Dalam ornamen, pola merupakan bentuk pengulangan motif, artinya sejumlah motif yang disusun secara berulang-ulang yang membentuk sebuah pola. Jika sebuah motif misalnya berupa sebuah garis lengkung, kemudian diatur dalam ulangan tertentu, maka susunannya akan menghasilkan suatu pola. Meskipun kata pola dapat berarti gambar rancangan, misalnya pola selembar baju, pengertian pola sebagai susunan perulangan motif atau motif-motif, sesuai dengan pernyataan Read (1959) bahwa pola merupakan penyebaran garis dan warna dalam ulangan tertentu (Sunaryo Aryo, 2009, h.14).

 Loreng Ondel-ondel

(19)

10 pemakainya mendapat kehidupan yang lebih baik serta jauh dari kemalangan. Biasanya jenis batik Betawi bermotif ini digunakan pada acara besar adat Betawi (giewahyudi.com, 2013).

Gambar II.1 Motif Batik Loreng Ondel-ondel

Sumber:http://fitinline.com/data/article/picture/Batik%20Betawi%20Ondel-ondel%20Pucuk%20Rebung.jpg (27 April 2015)

 Nusa Kelapa

Motif Nusa Kelapa memiliki ide disain dari Peta Ceila yang dibuat pada 1482-1521 saat pemerintahan Prabu Siliwangi. Dari peta itu diketahui Jakarta dulu bernama Nusa Kelapa, hingga menjadi Sunda Kelapa, Jayakarta, Batavia, dan Jakarta. Nama Nusa Kelapa ini diambil oleh nenek moyang masyarakat Betawi saat itu, hingga dijadikan motif batik Betawi.

Gambar II.2 Motif Batik Nusa Kelapa

(20)

11  Ciliwung

Motif Ciliwung berdasarkan ide dari peradaban manusia yang berasal dari tepian Sungai Ciliwung. Konon penguasa Portugis dan Belanda begitu tertarik dengan Sungai Ciliwung hingga bermaksud menguasai Betawi. Sesuai namanya, pemakaian batik ini diharapkan pemakainya menjadi pusat daya tarik dan sebagai simbol rezeki yang terus mengalir seperti sebuah aliran kali.

Gambar II.3 Motif Batik Ciliwung

Sumber:http://fitinline.com/data/article/picture/Batik%20Betawi%20Motif%20Ciliwun g%20Marunda.jpg (27 April 2015)

 Rasamala

Motif Rasamala menggambarkan riwayat Belanda saat masuk ke wilayah Sunda Kelapa. Saat itu daerah Sunda Kelapa masih berupa hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon jenis Rasamala. Warga Betawi menganggap keramat pohon Rasamala karena baunya yang wangi, kulit kayu, rasamala dijadikan setanggi (kemenyan berbau wangi).

Gambar II.4 Motif Batik Rasamala

(21)

12  Salakanagara

Motif batik Salakanagara merupakan batik yang mengangkat motif bertemakan kerajaan pertama di tanah Betawi yang didirikan oleh Aki Tirem pada 130 masehi. Nama Salakanegara berhubungan dengan kepercayaan warga saat itu yang menganggap bahwa gunung mempunyai kekuatan dan gunung itu adalah Gunung Salak yang terletak di Kabupaten Bogor.

Gambar II.5 Motif Batik Salakanagara

Sumber:http://fitinline.com/data/article/picture/Batik%20Betawi%20Motif%20Salakan egara%20Demenan.jpg (27 April 2015)

II.3 Analisa

Analisa dilakukan untuk menemukan media yang sesuai dengan konten informasi

yang akan disampaikan. Metode pengumpulan data yang digunakan ialah dengan mengumpulkan buku, artikel, jurnal dan situs dari internet sebagai landasan penulisan laporan. Kemudian dilanjutkan dengan metode wawancara yaitu untuk membuktikan seberapa banyak masyarakat Betawi yang masih mengetahui tentang batik Betawi. Analisis yang dilakukan yaitu :

II.3.1 Hasil Wawancara

(22)

13 Betawi yang mendapatkan informasi tersebut dari lingkungan keluarganya yang masih pekat sekali dengan kebudayaan Betawi.

II.3.2 Analisis 5W+1H What

Keberadaan batik Betawi.  Who

Target dikhususkan pada remaja umur 15-22 tahun.  Why

Supaya remaja Betawi dapat mengetahui akan keberadaan batik Betawi. Pada fase pencarian jati diri remaja dapat mengenal kebudayaannya sendiri.

Where

Didaerah Kota Jakarta yang mempunyai mayoritas masyarakatnya suku Betawi.

When

Pada masa ini, dimana remaja Betawi masih kurang mengenal dan mengetahui tentang keberadaan batik Betawi.

How

Memberikan media informasi seperti film dokumenter yang dapat disaksikan dan menarik perhatian remaja.

II.3.3 Solusi Permasalahan

Dari analisa di atas maka remaja Betawi pada masa ini sangat perlu media yang

dapat memberikan informasi yang lengkap dan mudah dimengerti seperti film documenter. Film dukumenter ini dipilih karena dapat menyajikan informasi

tentang batik Betawi dalam bentuk audio dan visual. Selain itu audio visual dapat menjelaskan secara utuh dan lengkap tentang proses pembuatan batik Betawi.

II.4 Khalayak Sasaran

(23)

14 1. Demografis

Dilhat dari segi demografis, sasaran dari perancangan film dokumenter Batik Betawi Asing di Negri Sendiri adalah:

 Usia : 18-24 Tahun

 Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan

 Kelas Sosial : Menengah

 Pendidikan : Pelajar dan Mahasiswa

 Status : Belum Menikah

 Agama : Semua agama

Alasan memilih target audien usia 18-24 tahun adalah karena pada usia ini lebih tertarik pada hal-hal baru, oleh karena itu diharapkan khalayak sasaran dapat mempelajari sejarah dan budaya yang belum mereka ketahui.

2. Geografis

Dari segi geografis khalayak sasaran yang difokuskan dalam film dokumenter ini meliputi kota Jakarta dan sekitarnya, namun tidak menutup kemungkinan untuk orang diluar kota Jakarta yang ingin mengetahui tentang Batik Betawi.

3. Psikografis

Psikografis pada khalayak sasaran usia 18-24 tahun adalah sebagai berikut:  Ketidakstabilan emosi.

 Senang bereksperimentasi dan bereksplorasi.

 Mempunyai banyak fantasi, khayalan dan bualan.

 Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan

(24)

15 II.5 Resume

(25)

16 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III. 1 Strategi Perancangan

Dalam perancangan membutuhkan sebuah strategi dan perancangan tentang Film Dokumenter Batik Betawi Asing Di Negeri Sendiri. Rangkaian adegan dalam pengambilan gambar untuk pembuatan video dokumentasi aktivitas pelestarian dan pembuatan batik Betawi yang berhubungan dengan tujuan akhir pembuatan film dokumenter ini untuk memberi gambaran dan pemahaman dari kegiatan pelestarian batik Betawi kepada remaja Betawi.

Film dokumenter yang dibuat secara rinci akan memuat komposisi dalam setiap adegan yang terkait dengan proses pembuatan batik Betawi yang diambil gambarnya, latar, alur cerita film dan komponen pencahayaan serta narasi dan efek suara dalam pembuatan film dokumenter tersebut agar menghasilkan kualitas visual dari adegan video yang diambil maupun kualitas cerita yang diangkat dan pencahayaan serta efek suara yang muncul dari hasil film yang dibuat.

III.1.1 Tujuan Komunikasi

Adapun tujuan dari perancangan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

a. Mengenalkan batik Betawi yang merupakan salah satu warisan budaya khas Betawi kepada para remaja Betawi.

b. Menginformasikan keberadaan tempat pelestarian dan pembuatan batik Betawi.

c. Untuk memotivasi remaja Betawi untuk melestarikan kebudayaan Betawi, yaitu batik Betawi.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi

(26)

17 pembuatan batik Betawi. Adapun bahasa pengantar yang digunakan dalam penyampaian isi dari materi ini pun menggunakan bahasa Indonesia. Materi yang diberikan berupa proses pembuatan batik Betawi. Pendekatan komunikasi menggunakan dua cara, yaitu pendekatan verbal dan pendekatan visual.

a. Pendekatan verbal

Pada perancangan ini mencoba untuk menyampaikan segala hal mengenai proses pembuatan batik Betawi yaitu aktivitas kegiatan dari pemilihan kain untuk membuat batik sampai dengan galeri yang ada di tempat pelestarian batik Betawi. Cara menyampaikan pesan atau informasi tersebut dengan cara mengajak hal layak lebih dekat melalui penyampaian informasi yang langsung disampaikan oleh pihak pemilik pelestarian batik Betawi melalui video dokumenter.

Berdasarkan khalayak sasaran yang sudah ditentukan yaitu remaja maka bahasa yang digunakan pada narasi menggunakan bahasa Indonesia formal dan pada narasumber menggunakan bahasa Indonesia. Diharapkan apabila komunikasi disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dapat dimengerti oleh berbagai kalangan masyarakat dan tetap menjaga keaslian nilai-nilai luhur yang ada dalam batik Betawi.

b. Pendekatan Visual

(27)

18 Gambar III.1 Pengambilan Gambar Batik Betawi

(Sumber : Dokumen Pribadi)

pengambaran visual dari film dokumenter ini sendiri, menyerupai gaya acara televisi yang berada di stasiun televisi swasta Indonesia, seperti “Indonesia Bagus” di Net TV.

Gambar III. 2 Pengambilan Gambar Indonesia Bagus (Sumber: http://netivi.or.id/indonesia-bagus)

III.1.3 Materi Pesan

(28)

19 kepada masyarakat, khususnya remaja Betawi untuk melestarikan kebudayaan Betawi yaitu batik Betawi.

III.1.4 Strategi Kreatif

Strategi kreatif merupakan bagaimana cara yang digunakan untuk memberikan sentuhan kesan lebih atau nilai tambah dalam menyampaikan informasi. Ada berbagai cara yang digunakan dalam pembuatan film dokumenter ini. Yang pertama isi dari materi film dokumenter ini berisikan tentang aktivitas dari tempat pelestarian batik Betawi, lalu akan disisipkan wawancara langsung dari pemilik sekaligus pelestari batik Betawi. Dalam Film dokumenter ini pesan yang ingin disampaikan adalah untuk menginformasikan kepada khalayak sasaran agar mengetahui keberadaan batik Betawi.

Pada film dokumenter ini ada beberapa menggunakan teknik. teknik pertama pengambilan gambar pada video timelapse. Dibawah ini adalah contoh pengambilan still foto untuk dijadikan timelapse.

(29)

20 Dan teknik yang kedua menggunakan real shoot. real shoot bertujuan untuk memvisualkan bahwa batik Betawi ini benar-benar nyata dan terdapat tempat pelestariannya.

Gambar III.4 Real Shoot (Sumber : Dokumen Pribadi)

III.1.5 Strategi Media

Dalam pemilihan media yang akan dipakai sebagai media informasi pada film dokumenter tentang batik Betawi ini harus tepat dalam pemilihannya. Alasan memilih film dokumenter yaitu untuk memudahkan dalam penyampaian informasi yang ingin dicapai. Strategi media yang digunakan meliputi dua jenis media, diantaranya :

1. Media Utama

Pada pemilihan media utama sangat berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan diperlukan sebuah media informasi audio visual. Melihat khalayak sasaran yang masih remaja maka dipilihlah media audio visual berupa film dokumenter. Media film dipilih karena dapat mengkomunikasikan gerakan dan emosi sehingga informasi yang disampaikan akan mudah dipahami oleh khalayak sasaran dan juga

(30)

21 Dalam film dokumenter ini konten materinya sendiri berisi pengetahuan dan budaya. Pendeskripsian pengetahuan melalui kronologi atau runtutan peristiwa yang akan disampaikan oleh narasumbe. Kemudian penjelasan budaya akan dijelaskan oleh narasi dan visual batik Betawi.

2. Media Pendukung

Selain media utama ada juga media pendukung. Media pendukung berfungsi sebagai sarana mempromosikan media utama, sifatnya sebagai penunjang melengkapi serta mempermudah penyampaian informasi kepada target audiens. Media pendukung dalam perancangan film dokumenter ini yaitu:

CD Packaging

Media informasi ini akan dikemas dengan semenarik mungkin sehingga dalam penggunaannya akan menarik khalayak sasaran.

Teaser

Teaser ini dibuat untuk media promosi penunjang dari media utama. Selain itu teaser ini dapat dijadikan sebagai identitas film. Teaser ini berdurasi 45 detik yang berisi tentang penjelasan singkat tentang film dokumenter Batik Betawi.

Mug

Mug ini berfungsi sebagai merchandise dan mendukung jalannya promosi.

Mug ini bergambar motif batik Betawi dan jenis Mug yang akan dibuat yaitu Mug kopi yang bahannya biasa digunakan dari kramik. Ciri khas Mug ini

adalah logo film dokumenter dari batik Betawi itu sendiri.

T-shirt

(31)

22  Stiker

Media ini nantinya akan diaplikasikan oleh khalayak sasaran di cermin, pintu kamar, kulkas, meja belajar, rak buku.

III.1.6 Strategi Distribusi

Media informasi ini dibagi menjadi dua dalam pendistribusiannya yaitu teater dan non teater. Pendistribusian secara teater akan dilakukan pemutaran film di Monas. Sedangkan pendistribusian secara non teater akan diputar di stasiun-stasiun televise local seperti Kompas Tv, dan NET TV.

III. 2 Konsep Visual

Secara keseluruhan konsep film dokumenter ini menampilkan bagaimana

pengetahuan dan budaya yang di visualkan dalam pengambilan real shoot.

III.2.1 Format Desain

Format desain film dokumenter batik Betawi dengan menggunakan video HDV 1080p30 yaitu 1920 x 1080 pixel dengan perbandingan aspek rasio 16 : 9. Aspek rasio merupakan perbandingan lebar dan tinggi dari sebuah pixel dalam sebuah gambar. Sedangkan format kemasan dari film pendek ini berupa CD. Judul yang

akan di pilih atau di gunakan dalam film pendek ini adalah “Batik Betawi Asing

Di Negeri Sendiri”, judul tersebut dipilih karena merupakan kenyataan yang terjadi pada saat ini .

Kemudian untuk media-media yang dibuat, dalam film pendek ini dengan format terakhir yang akan digunakan adalah format cd, dengan durasi film ± 18 menit yang akan dipusblish kedalam format file *.mp4 .

III.2.2 Layout

(32)

23 III.2.3 Logo

Dalam menginformasikan film dokumenter kepada khalayak sasaran identitas film dokumenter sangat penting karena dapat mempermudah khalayak sasaran mengetahui film apa yang akan khalayak sasaran saksikan. Identitas yang dibuat untuk film dokumenter Batik Betawi Asing Di Negeri Sendiri adalah berupa logo. Logo yang dibuat berupa logo yang berbentuk tameng, karena tameng merupakan alat untuk menangkis semua serangan, sama seperti batik Betawi pada saat ini, karena keberadaan batik Betawi sangat terasingkan di kota Jakarta dan tidak dapat bertahan dari peradaban pada saat ini. Didalam logo tersebut terdapat gambar sepasang canting dan monas. Gambar canting diambil dari batik, sedangkan gambar monas diambil dari landmark Jakarta.

Gambar III.5 Logo (Sumber : Dokumen Pribadi)

III.2.4 Tipografi

Huruf yang baik mengarah kepada keterbacaan dan keaslian, mudah dibaca dan nyaman baik dari segi proporsi, spasi, ukuran maupun penempatannya. Penggunaan jenis huruf lebih diarahkan kepada kesan menarik, dan karakter huruf yang lembut dan tidak kaku sehingga tidak melelahkan mata khalayak sasaran.

(33)

24 Gambar III.6 Tipografi

(Sumber : Dokumen Pribadi)

III.2.5 Warna

Warna adalah salah satu daya tarik dalam Dunia Desain Grafis, dimana warna– warna yang soft akan menghasilkan kenyamanan tersendiri bagi mata yang melihatnya. Warna yang akan dipakai pada film dokumenter ini adalah warna hitam, oranye dan kuning. karena warna ini dapat memberikan kesan elegan dan kesejukan dengan tetap kompak menjaga dan melestarikan budaya yang sudah menjadi tradisi.

(34)

25 III.2.6 Musik dan Suara

Pada suara akan dimunculkan musik-musik tradisional Betawi seperti Gambang Kromong dan juga keroncong yang telah dimodifikasi dengan sentuhan modern dikarenakan melihat khalayak sasaran remaja. Gambang Kromong dipilih karena merupakan musik tradisional Betawi. Selain itu akan dimunculkan musik-musik yang dapat memotivasi sehingga dapat meningkatkan emosional khalayak sasaran. Narasi yang digunakan memakai Bahasa Indonesia, karena melihat khalayak sasaran remaja Betawi khususnya yang berada di kota Jakarta, jadi untuk memudahkan khalayak sasaran memahami apa yang disampaikan.

III.2.7 Ide Cerita

Membuat film dokumenter tentang Batik Betawi untuk menginformasikan tentang keberadaan pelestarian dan proses tentang pembuatan Batik Betawi supaya masyarakat Betawi khususnya remaja betawi mengetahui kebudayaannya.

III.2.8 Copywriting

Pada film dokumenter Batik Betawi terdapat Tagline yaitu “Asing Di Negeri Sendiri”. Maksud dari tagline ini yaitu bahwa Batik Betawi saat ini sangat jarang sekali pelestariannya di Jakarta, lebih kebanyakan pelestariannya di daerah luar

Jakarta seperti di daerah Depok dan Bekasi. Masyarakat Jakarta, khususnya suku Betawi di Jakarta sudah tidak melestarikan kebudayaan Batik Betawi dan film dokumenter ini dibuat untuk menginformasikan kepada masyarakat Betawi tentang pelestarian Batik Betawi.

(35)

26 • Proses mencetak batik

• Proses pewarnaan

• Proses peleburan atau ngelorod • Penjemuran

• Galeri • Wawancara • Timelapse • Credit title

III.2.10 Storyboard

(36)

27 Gambar III.9 Storyboard

(Sumber : Dokumen Pribadi)

(37)

28 Gambar III.11 Storyboard

(38)

29 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1 Teknik Produksi

Teknis Produksi merupakan proses terakhir dari proses yang sudah dibuat sebelumnya. proses ini berisi semua gagasan dan materi yang telah dibuat sebelumnya. Suatu proses untuk menjadi sebuah tampilan yang diharapkan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pengambilan gambar maka harus harus melalui beberapa proses. Sebelum memasuki proses produksi pada film dokumenter, harus melewati beberapa proses tahapan seperti :

IV.1.1 Pra Produksi

Pra pruduksi merupakan kegiatan yang dilaksanakan sebelum proses produksi dan proses pra produksi dilaksanakan, dimana kegiatan yang merencanakan atau mencari ide untuk membuat film.

Dengan membuat storyboard dan storyline akan menjadi hasil dari kegiatan pra produksi yang selanjutnya akan dikembangkan di tahap produksi.

• Ide

Premis / inti cerita dari film pendek ini adalah Membuat film dokumenter tentang Batik Betawi untuk menginformasikan tentang keberadaan pelestarian dan proses tentang pembuatan Batik Betawi supaya masyarakat Betawi khususnya remaja betawi mengetahui kebudayaannya.

• Storyline

Storyline merupakan sebuah poin dari inti cerita, yang membahas tentang alur cerita.

• Storyboard

(39)

30 terlibat didalamnya. Dan memberikan arahan saat akan mengambil gambar agar sesuai dengan cerita yang diinginkan.

IV.1.2 Produksi

Setelah melewati tahap pra produksi langsung dilaksanakan tahap produksi, tahap ini langsung menuju lapangan dengan tujuan memproduksi apa yang di rancang waktu tahap pra produksi. Pada perancanga video dokumenter ini, dikumpulkan semua materi-materi gambar yang diperlukan, Sehingga dapat dilanjutkan ke tahap pasca produksi.

 Pada saat proses mencanting

Gambar IV.1 Proses Mencanting (Sumber : Dokumen Pribadi)

 Wawancara kepada pelestari batik Betawi

(40)
(41)

32 IV.1.3 Pasca Produksi

(42)
(43)
(44)

35 IV.1.4 Alat Pengambilan Gambar

Alat yang digunakan dalam proses pengambilan gambar film dokumenter batik Betawi ada tiga jenis, diantaranya :

 Kamera

Dalam pembuatan film dokumenter Kamera yang digunakan dalam pembuatannya ini adalah Canon Dslr 5D Mark II yang sudah memiliki fasilitas video recording atau perekam video dengan tampilan full frame.

Gambar IV.3 kamera 5D

Sumber : http://www.daftarharga99.com/harga-kamera-canon-eos-5d.html/canon-eos-5d-mark-iii-full-frame-dslr#main (6 Juli 2015)

 Tripod

Alat ini digunakan untuk mengambil gambar still yaitu pada pengambilan gambar pada saat wawancara kepada pelestari batik Betawi. Alat ini sangat membantu sekali agar gambar yang diambil tidak goyang.

Gambar IV.4 Tripod

(45)

36  Lighting

Alat yang terakhir dipakai dalam pembuatan film dokumenter batik Betawi yaitu lighting. Alat ini berguna didalam ruangan yang kurang pencahayaannya. Pada proses wawancara yang bertempat didalam ruangan, untuk memunculkan cahaya dari belakang narasumber dipasang sebuah lighting untuk menimbulkan kesan dramatis.

Gambar IV.5 Led

Sumber : http://www.ctsgroupuk.com/images/led.jpg (6 Juli 2015)

IV.2 Aplikasi Media

Dalam menginformasikan film dokumenter Batik Betawi Asing Di Negeri Sendiri, pengaplikasian media dibagi menjadi dua, yaitu media utama dan media pendukung.

IV.2.1 Media Utama

(46)

37 Film dokumenter batik Betawi ini akan diputar di televisi dan festival acara. Durasi film dokumenter ini yaitu 18:32 detik.

IV.2.2 Media Pendukung

Media pendukung untuk mempromosikan film dokumenter batik Betawi ini ada lima media diantaranya CD Packaging, Teaser, Mug, T-shirt dan stiker.

CD Packaging

Gambar IV.7 CD Packaging (Sumber : Dokumen Pribadi)

Ukuran : 16cm x 15.5cm Bahan : Kayu dan Jeans

Teaser

Gambar IV.8 Teaser (Sumber : Dokumen Pribadi)

(47)

38  Mug

Gambar IV.9 Mug (Sumber : Dokumen Pribadi)

Diameter lingkaran : 8cm Tinggi : 9.5cm Bahan : Kramik Teknik : Digital Printing

T-shirt

Gambar IV.10 T-shirt (Sumber : Dokumen Pribadi)

(48)

39  Stiker

Gambar IV.11 Stiker (Sumber : Dokumen Pribadi)

(49)

40 DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Heru. (2002). Mari Membuat Film. Yogyajakarta: Panduan

Nugroho, Fajar. (2007). Cara Pintar Bikin Film Dokumenter. Yogyakarta: Galang Press

Ramadhan, Iwet. (2013). Cerita Batik. Literati, Tangerang Selatan: Literati

Sunaryo, Aryo. (2009). Ornamen Nusantara Kajian Khusus Tentang Ornamen, Indonesia. Semarang: Dahara Prize

Stockman, Steve. (2014). How to Shoot Video That Doesn’t Suck. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta

Ajrinanur. (2012). Film Dokumenter. Tersedia di: http://orinoin.wordpress.com/ [01 April 2015]

Batik Nusantara. 2015. Sejarah Batik. Tersedia di: http://indonesia.gunadarma.ac.id/ [16 April 2015]

Nugroho, Grind. 2012. Sejarah Kebudayaan Betawi. Tersedia di: https://nugrohogrind.wordpress.com/ [16 April 2015]

(50)
(51)

48 RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Arief Ramadan

NIM : 51910780

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Maret 1992

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Agama : Islam

Tinggi Badan : 170 cm

Berat Badan : 53 kg

Alamat : Cipinang Muara 3 Jakarta Timur

Hp : 082218491242

Email : ariefr53@gmail.com

DATA PENDIDIKAN

1. SDN 01 Cipinang Muara 1998 – 2004 2. SMPN 148 Jakarta Timur 2004 – 2007

3. SMK Teratai Putih (Jurusan Otomotif) 2007 – 2010

4. Universitas Komputer Indonesia 2010-sampai sekarang

PENGALAMAN KERJA

Gambar

Gambar II.2 Motif Batik Nusa Kelapa
Gambar II.3 Motif Batik Ciliwung
Gambar II.5 Motif Batik Salakanagara
Gambar III.1 Pengambilan Gambar Batik Betawi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Media poster digunakan sebagai media pendukung dalam peracangan film dokumenter untuk dibagikan ke lembaga desa, daerah dan lain-lainnya untuk di tempel di mading desa

Pesan yang akan disampaikan di dalam film dokumenter tentang Straight Edge di Indonesia adalah ; memperkenalkan atau memberitahukan tentang adanya suatu subkultur dan gaya

Selain sebagai media informasi, film dokumenter ini bermanfaat untuk menyampaikan sebuah pesan tentang alat musik tradisional Karinding, secara lebih alami

Pada kesempatan kali ini, perancangan film dokumenter ini adalah bercerita tentang komunitas DAC (Deaf Arty Community) dalam menggembangkan seni anak-anak tunarungu di

Membuat sebuah pesan tentang penyimpangan ujian nasional yang terjadi dalam bentuk film pendek yang berdasarkan kisah nyata.. Media film

Menekankan pada tujuan utama film dokumenter Kain Tenun Gringsing adalah untuk menambah wawasan masyarakat tentang keberadaan kain Tenun Gringsing yang ada di

Perancangan Film dokumenter tentang memancing adalah jenis film dokumenter yang menggambarkan tentang kegiatan memancing dan segala aspek yang terkait dengannya, seperti teknik-teknik

Babak tengah merupakan klimaks dari film dokumenter Gumbeng dimana pada babak ini menjelaskan tentang kesenian Gong Gumbeng pada acara bersih desa di Wringinanom serta eksistensi