POLIKLINIK APOTEK BATUPERMATA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata 1)
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Khaerul Anwar
1.05.09.313
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
iii Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala Puji Bagi Allah SWT yang telah memberikan kehidupan dan akal pikiran yang tak ternilai bandinganya, sholawat serta salam bagi Nabi Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata” disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.
Selama penyusunan laporan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik berupa
material maupun spiritual.
1. Allah SWT, yang selalu memberikan kesehatan , berkah dan kasih
sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
3. Prof.Dr.Ir. H.Denie Kurniadi,M.Sc. Selaku Dekan Fakultas Teknik dan
Ilmu Komputer.
4. Syahrul Mauluddin,S.Kom.,M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem
iv
penulis sehingga dapat diselesaikannya laporan skripsi ini dengan waktu yang tepat dan hasil yang optimal.
6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan ilmu kepada penulis
mudah-mudahan ilmu yang diajarkan bermanfaat dan menjadi amal kebaikan.
7. Ibundaku Tuminih dan Ayahanda Usman serta keluargaku yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang , cinta serta doanya kepada penulis.
8. Yuyun Wahyuni S.Farm, Apt, terimakasih atas bantuan dan kepercayaannya yang diberikan kepada penulis selaku Apoteker Apotek
Batupermata.
9. Terimakasih Ose Dinda Rosdiana atas segala dukungan, perhatian dan
doannya kepada penulis .
10. Terimakasih Marchell Imanuel dan keluarga besar SI-7. Terima kasih banyak atas segala masukan dan motivasi yang kalian berikan kepada
penulis .
11. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu terima kasih atas dorongan, do’a, serta motivasi yang sangat berharga bagi penulis.
v
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bandung, Juni 2013
vi ar Belakang Penelitian ... 1
1.2. ... Ide ntifikasi dan Rumusan Masalah ... 3
1.2.1. ... Ide ntifikasi Masalah ... 3
1.2.2. ... Ru musan Masalah ... 4
1.3. ... Ma ksud dan Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1. ... Ma ksud Penelitian ... 4
vii
unaan Praktis ... 5 1.4.2. ... Keg
uanaan Akademis ... 6 1.5. ... Bat
asan Maslah ... 6 1.6. ... Lok
asi dan Waktu Penelitian ... 7
BAB II
LANDASAN TEORI... 9 2.1. ... Kon
sep Dasar Sistem ... 9 2.2. ... Kon
sep Dasar Informasi ... 9 2.2.1. Kualitas Informasi ... 10 2.2.2. Nilai Informasi ... 11 2.3. ... Pen
gertian Informasi ... 13 2.4. ... Pela
yanan ... 13 2.4.1. Pelayanan Kesehatan ... 14 2.5. ... Pen
gertian Klinik ... 14 2.6. ... Def
inisi Jaringan ... 14
viii
3.1.1 Sejarah Singakat Perusahaan ... 21
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 22
3.1.3 Struktur Organisasi ... 23
3.1.4. Deskripsi Tugas ... 23
3.2. Metode Penelitian ... 24
3.2.1. Desain Penelitian ... 25
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data... 25
3.2.2.1. Sumber Data Primer ... 25
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder ... 26
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem ... 26
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem ... 27
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 27
3.2.4. Alat Bantu Analisis dan Perancangan ... 29
3.2.5. Pengujian Software... 35
BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 37
4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan ... 37
4.1.1. Analisis Dokumen ... 37
4.1.2. Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 40
ix
4.1.3. Evaluasi Sistem yang Sedang Berjalan ... 53
4.2. Perancangan Sistem ... 54
4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 54
4.2.2. Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan ... 55
4.2.3. Perancangan Prosedur yang Diusulkan ... 56
4.2.3.1. Flow Map ... 59
4.2.3.2. Diagram Kontek ... 63
4.2.3.3. Data Flow Diagram ... 64
4.2.3.4. Kamus Data ... 71
4.2.4. Perancangan Basis Data ... 73
4.2.4.1. Normaslisi ... 73
4.2.4.2. Relasi Tabel ... 78
4.2.4.3. Entity Relationship Diagram ... 79
4.2.4.4. Struktur File ... 80
4.2.4.5. Kodifikasi... 82
4.2.5. Perancangan Antar Muka ... 85
4.2.5.1. Struktur Menu ... 86
4.2.5.2. Perancangan Input ... 87
4.2.5.3. Perancangan Output... 95
x
5.1. Implementasi... 99
5.1.1. Batasan Implementasi ... 99
5.1.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 100
5.1.3. Implementasi Perangkat Keras... 100
5.1.4. Implementasi Basis Data ... 101
5.1.5. Implementasi Antar Muka ... 107
5.1.6. Implementasi Instalasi Program ... 115
5.1.7. Penggunaan Program ... 119
5.2. Pengujian ... 128
5.2.1. Rencanan Pengujian ... 129
5.2.2. Kasus dan Hasil Pengujian ... 131
5.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian ... 135
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 136
6.1. Kesimpulan ... 136
6.2. Saran ... 137
DAFTAR PUSTAKA ... 138 LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Fandy, Tjiptono. 2006, Manajemen Pelayanan Jasa, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2009. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta.
Komalawati, Veronika. 1999, Peranan Informed Consent Dalam Transaksi Terapeutik Suatu Tinjauan Yuridis Persetujuan dalam Hubungan Dokter dan Pasien, Citra Aditya Bakti, Bandung.
L.Gaol, Chr.Jimmy. 2008. Sistem Informasi Manajemen. Grasindo. Jakarta
Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu). Andi Offset .Yogyakarta.
Sofana, Iwan. 2008, Membangun Jaringan Komputer, Informatika, Bandung.
Sugono, dendy, dkk. 2008. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Syafrizal, Melwin. 2005. Pengantar Jaringan Komputer. Andi Offset, Yogyakarta.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Dunia teknologi dari tahun ke tahun selalu berkembang dengan sangat cepat,
dari mulainya teknologi komputer yang hanya berfungsi untuk menghitung penjumlahan dan pengurangan saja, namun di era sekarang komputer sudah bisa digunakan untuk berbagai macam aktifitas seperti untuk memanipulasi data,
mengolah data, bahkan komputer bisa digunakan untuk mendeteksi sebuah penyakit yang ada didalam tubuh manusia, hal ini sering digunakan di bidang
kesehatan.
Peranan teknologi di jaman sekarang sudah menjadi suatu kebutuhan di segala aspek. Sehingga pakar-pakar IT yang mempunyai dedikasi teknologi tinggi
sedang banyak dicari oleh pihak-pihat tertentu untuk dapat menunjang suatu aspek yang dibutuhkan, karena teknologi merupakan salah satu sumberdaya yang sangat
besar dan sulit untuk digantikan.
Di dalam dunia kesehatan, teknologi merupakan hal yang sangat penting,
seperti teknologi sistem rekam medis, sistem rekam medis dapat berfungsi untuk menyimpan data-data pasien, resep obat, dan hal lain yang bersangkutan dengan data yang sangat penting bagi sebuah klinik atau rumah sakit sehingga
membutuhkan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Sistem rekam medis ini bisa membuat perlindungan untuk data-data yang tersimpan agar data tersebut bisa
Apotek Batupermata adalah sebuah apotek yang didalamnya terdapat sebuah klinik yang terbagi menjadi beberapa bagian poliklinik dan apotek. Dalam bagian
poliklinik apotek batupermata memiliki dua poli yaitu poli umum dan poli gigi. Namun, didalam poliklinik tersebut masih belum mempunyai sistem informasi yang akurat dalam penyimpanan-penyimpanan data sehingga belum dapat
memberikan informasi yang akurat. Diantara masalah-masalah yang ada di poliklinik ini salah satunya satunya adalah penyimpanan data. Data pasien di
Apotek ini masih menggunakan media buku untuk menyimpan data-data pasien yang telah berkunjung ke apotek tersebut, sehingga jika seorang pasien datang kembali untuk berkunjung maka seorang petugas harus mencari data pasien
tersebut terlebih dahulu dengan mencarinya ke setiap halaman-halaman yang ada didalam buku pasien. Penyimpanan data rekam medis yang masih disimpan dalam
bentuk arsip-arsip yang ada di ruangan apotek masih menggunakan media kertas tanpa menyimpan salinan data kedalam sebuah database.
Melihat dari permasalahan yang ada diatas, peneliti akan merancang sebuah sistem informasi yang diharapakan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada pelayanan Poliklinik Apotek Batupermata dengan mengambil sebuah judul “SISTEM INFORMASI PELAYANAN KESEHATAN PADA
1.2.Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran umum yang peneliti paparkan pada latar belakang,
peneliti dapat menyimpulkan beberapa identifikasi masalah dan membuat rumusan masalah agar lebih mudah untuk proses identifikasi dan penyelesaian masalah pada penelitian ini.
1.2.1.Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dari Sistem Informasi Pelayanan
Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata yang sedang berjalan diantaranya :
1. Daftar pasien yang berkunjung dan yang terdaftar di Poliklinik Apotek
Batupermata disimpan menggunakan media buku, sehingga tidak mempunyai salinan data dan hal ini dapat berdampak pada data pasien
jika seandainya buku tersebut hilang.
2. Pencarian data pasien yang lamban dan kurang akurat. Lamban dalam
proses pencarian karena harus mencari data pasien yang pernah datang didalam buku arsip, sedangkan kurang akuratnya data terjadi ketika seorang pasien pernah berobat namun tidak membawa kartu hasilnya
pasien tersebut membuat kartu berobat kembali dan menghasilkan dua data yang sama.
1.2.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan sebuah
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata yang saat ini sedang berjalan.
2. Bagaimana perancangan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata.
3. Bagaimana pengujian Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata
4. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada
Poliklinik Apotek Batupermata.
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian
Penyusunan penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan, maksud dan tujuan
dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1.3.1.Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membangun rancangan Sistem
Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata yang terkomputerisasi dan terintegrasi, sehingga dapat meningkatkan kualitas
dengan ditunjangnya Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata yang telah terintegrasi dan terkomputerisasi.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada
Poliklinik Apotek Batupermata yang sedang berjalan.
2. Untuk merancang Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada
Poliklinik Apotek Batupermata.
3. Untuk menguji program Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan pada Poliklinik Apotek Batupermata.
4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi Pelayanan Kesehatan
pada Poliklinik Apotek Batupermata
1.4.Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Poliklinik Apotek Batupermata diharapakan dapat bermanfaat bagi kegunaan praktis dan kegunaan akademis,
diantara lain kegunaan tersebut adalah : 1.4.1.Kegunaan Praktis
1. Bagi Poliklinik Apotek Batupermata, dengan adanya Sistem Informasi
Pelayanan Kesehatan ini dapat mengetahui laporan pasien, dan memudahkan dalam merekap data-data yang ada.
untuk menginputkan data pasien kedalam komputer tanpa harus mencatat ke dalam buku-buku pasien.
1.4.2.Kegunaan Akademis
Dalam kegunaan akademis diharapkan dapat membantu dan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan referensi dari tema penelitian ini.
Diantaranya adalah :
1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dapat memahami dan
mengetahui sistem informasi yang ada di Poliklinik Apotek Batupermata
2. Bagia peneliti lain, dapat menajdikan tambahan sebuah referensi bagi
peneliti lain yang akan mengmbil skripsi atau tugas akhir.
3. Bagi penulis, dapat memahami dan membuat sebuah rancanagan sistem
informasi kesehatan dan mengimplementasikannya secara nyata.
1.5.Batasan Masalah
Dalam penelitian di Poliklinik Apotek Batupermata ini dibuat sebuah batasan
masalah agar penelitian yang dilakukan dapat terarah dan dapat mencapai sebuah tujuan yang diharapkan. Adapaun batasan-batasan masalah tersebut diantaranya dalah :
1. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Java dengan menggunakan alat bantu Software Netbeans 7.3 serta Database yang digunakan adalah MySQL.
4. Sistem informasi yang dibuat tidak menangani stok obat.
5. Obat yang disediakan hanya menggunakan obat umum dan generik.
6. Sistem informasi yang dibuat tidak melayani kunjungan pasien dengan jenis asuransi.
1.6.Lokasi dan Waktu / Jadwal Penelitian
Lokasi yang dijadikan sebuah penelitian yaitu Poliklinik Apotek Batupermata
yang berlokasi di Jl. Raya Bojongsoang No. 16 Terusan Buah Batu, Bandung. Jadwal penelitian yang dilakukan dimulai dari bulan maret. Adapun jadwal penelitian diantaranya adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian tahun 2013
No Kegiatan
Waktu
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengumpulan Data
a. Observasi
a. Wawancara
b. Studi pustaka
2 Analisis Kebutuhan
No Kegiatan
Waktu
Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Perancangan Sistem
a. Perancangan
4 Pembuatan Perangkat Lunak
a. Struktur
Program
b. Struktur Menu
c. Pengkodean
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada landasan teori ini akan dijelaskan tentang teori-teori yang mendukung dengan tema yang telah diambil, teori-teori ini akan menjelaskan masalah-maslah
yang ada didalam tema penelitian. Sehingga teori-teori ini dapat menambah wawasan dalam penelitian dan dapat memperkuat judul penelitian yang telah
diambil.
2.1.Konsep Dasar Sistem
Menurut Gaol (2007:9) Sistem adalah hubungan satu unit dengan unit-unit
lainnya yang saling berhubungan satu sama lainnya dan yang tidak dapat dipisahkan serta menuju suatu kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Apabila satu unit terganggu, maka unit launnya pun akan terganggu
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Gambar 2.1 Modul sistem
Sumber: Gapspert (dalam Al Fatta, 2007:4)
2.2.Konsep Dasar Informasi
Menurut Al-Bahra (2005 : 2) Dalam mendefinisikan sistem terdapat dua
dan elemennya, Prosedur didefinisikan sebagai suatu urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa
yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
2.2.1. Kualitas Informasi
Menurut Al-Bahra (2005 : 11) Kualitas informasi sangat dipengaruhi atau
ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut : a. Relevan (relevancy)
Seberapa jauh tingkat relevansi informasi tersebut terhadap kenyataan kejadian masa lalu, kejadian hari ini, dan kejadian yang akan dating. Informasi yang berkualitas akan mampu menunjukan benag merah
relevansi kejadian masa lalu, hari ini, dan masa depan sebagai sebuah bentuk aktifitas yang konkrit dan mampu dilaksanakan, dan dibuktikan
oleh siapa saja. b. Akurat (accuracy)
Suatu informasi dikatakan berkualitas jika seluruh kebutuhan informasi tersebut telah tersampaikan (Completeness), seluruh pesan telah benar/sesuai (Correctness), serta pesan yang disampaikan sudah lengkap atau hanya system yang diinginkan oleh user (Security).
c. Tepat Waktu (Timeliness)
d. Ekonomis (economy)
Informasi yang dihasilkan mempunyai daya jual yang tinggi, serta biaya
operasional untuk menghasilkan informasi tersebut minimal, informasi tersebut juga mampu memberikan dampak yang luas terhadap laju pertumbuhan ekonomi dan teknologi informasi.
e. Efisien (efficiency)
Informasi yang berkualitas memiliki sintaks ataupun kalimat yang
sederhana (tidak berbelit-belit, tidak juga puitis, bahkan romantic), namun mampu memberikan makna dan hasil yang mendalam, atau bahkan menggetarkan setiap orang atau benda apapun yang menerimanya.
f. Dapat dipercaya (reliability)
Informasi tersebut berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Sumber
tersebut juga telah teruji tingkat kejujurannya. Misalkan output suatu program komputer, bisa dikategorikan sebagai reliability, karena program komputer akan memberikan output sesuai dengan input yang diberikan, dan outputnya tidak pernah dipengaruhi oleh iming-iming jabatan, ataupun setumpuk nilai rupiah.
2.2.2. Nilai Informasi
Nilai dari informasi ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya
Nilai informasi ini didasarkan atas sepuluh sifat yaitu: 1. Mudah diperoleh
Sifat ini menunjukkan mudahnya dan cepatnya informasi dapat diperoleh. 2. Luas dan lengkap
Sifat ini menunjukkan lengkapnya isi informasi. Hal ini tidak berarti hanya
mengenai volumenya, tetapi juga mengenai keluaran informasi yang dihasilkan.
3. Ketelitian
Sifat ini berhubungan dengan tingkat kebebasan dari kesalahn keluaran informasi.
4. Kecocokan
Sifat ini menunjukkan berapa baik keluaran informasi dalam hubungannya
dengan permintaan para pemakai. 5. Ketepatan waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui yang lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi.
6. Kejelasan
Sifat ini menunjukkan tingkat keluaran informasi yang bebas dari istilah-istilah yang tidak jelas.
7. Keluwesan
Sifat ini berhungan dengan dapat disesuaikannya keluaran informasi tidak hanya denganlebih dari satu keputusan, tetapi juga dengan lebihdari
8. Dapat dibuktikan
Sifat ini menunjukkan kemampuan beberapa pemakain informasi untuk
menguji keluaran dan sampai pada kesimpulan yang sama. 9. Tidak ada prasangka
Sifat ini berhubungan dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah
informasi guna mendapatkan kesimpulan yang telah dipertmbangkan sebelumnya.
10.Dapat diukur
Sifat ini menunjukkan hakekat informasi yang dihasilkan dari sistem informasi formal.
2.3.Pengertian Sistem Informasi
Menurut Witarto (2004 : 19) Sistem informasi merupakan sistem yang berisi jaringan sistem pengolahan data, yang dilengkapi dengan kanal-kanal komunikasi
yang digunakan dalam sistem organisasi data. 2.4.Pelayanan
Menurut Kotler (dalam Tjiptono 2006:6), jasa adalah setiap tindakan yang
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan
2.4.1.Pelayanan Kesehatan
menurut Lavey dan Loomba adalah setiap upaya baik yang
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan yang ditujukan terhadap perseorangan,
kelompok dan masyarakat.(Komalawati, 1999:77)
2.5.Pengertian Klinik
Menurut Sugono, dkk (2008:733), klinik adalah (bagian) rumah sakit atau lembaga kesehatan tempat orang berobat dan memperoleh advis medis serta tempat mahasiswa kedokteran melakukan pengamatan terhadap kasus penyakit
yang diderita para pasien.
2.6.Definisi Jaringan
Menurut syafrizal (2005:2) jaringan komputer adalah himpunan “interkoneksi” anatara dua komputer autonomomus atau lebih yang terhubung
dengan media transaksi kabel atau tanpa kabel (wirelees).
Menurut MADCOMS (2010:2) jenis jaringan berdasarkan jangkauan area atau lokasi, jaringan dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Lokal Area Network (LAN) merupakan jaringan yang menghubungkan sejumlah komputer yang ada dalam suatu lokasi dengan area yang terbatas
seperti ruang atau gedung. LAN dapat menggunakan media komunikasi seperti kabel dan wireless.
penggunaan WAN pada kantor pusat dengan kantor cabang yang ada di daerah-daerah.
3. Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang lebih besar dari jaringan LAN tetapi lebih kecil dari jaringan WAN. Jaringan MAN dan jaringan WAN sama-sama menghubungkan beberapa jaringan LAN,
tetapi yang membedakannya hanya pada lingkup areanya.
Jaringan Client-Server dalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer klien/workstation yang menggunakan fasilitas jaringan. Sedangkan komputer klien adalah komputer yang menggunakan fasilitas yang
disediakan oleh komputer server. Komputer server pada sebuah jaringan tipe Client server disebut dengan Dedicated server, karena komputer yang digunakan hanya sebagai penyedia fasilitas untuk komputer klien/workstation. Komputer server tidak dapat berperan sebagai komputer klien/workstation.
Keunggulan tipe jaringan Clientserver adalah :
1) Terdapat administrator jaringan yang mengelola sistem keamanan dan
administrasi jaringan, sehingga sistem keamanan dan administrasi jaringan akan lebih terkontrol.
2) Komputer server difungsikan sebagai pusat data, komputer klien dapat mengakses data yang ada dari komputer klien manapun, apabila terdapat komputer klien yang rusak, pengguna masih dapat mengakses data dari
3) Pengaksesan data lebih tinggi karena penyediaan dan pengelolaan fasilitas jaringan dilakukan oleh komputer server. Dan komputer server tidak terbebani dengan tugas lain sebagai workstation.
4) Pada tipe jaringan Clientserver, sistem backup data lebih baik, karena backup data dapat dilakukan terpusat dikomputer server. Apabila data pada komputer klien/workstation mengalami masalah atau kerusakan masih tersedia backup pada komputer server.
Kelemahan tipe jaringan Clientserver adalah :
1) Biaya mahal, karena membutuhkan komputer yang memiliki kemampuan
tinggi yang difungsikan sebagai komputer server.
2) Kelancaran jaringan tergantung pada komputer server. Bila komputer server mengalami gangguan maka jaringan akan terganggu.
Jaringan Peer To Peer adalah jaringan yang menghubungkan beberapa komputer dalam sebuah jaringan. Pertukaran data dapat dilakukan anttar komputer
yang terhubung tanpa perantara komputer server. Masing-masing komputer dapat berperan sebagai komputer server sekaligus sebagai komputer klien.
Topologi Jaringan adalah Topologi yang merupakan gambaran pola hubungan anatara komponen-komponen jaringan, yang meliputi komputer server, komputer klien/workstation, hub/switch, pengkabelan dan kompen jaringan yang lain. Terdapat beberapa topologi jaringan jaringan yang dapat disesuaikan dengan
a. Topologi Bus
Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada
medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan mesh atau
bintang, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi jaringan bus tidak
umum digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan komputer.
Gambar 2.2 Topologi jaringan bus
Sumber : Sofana, (2008) Membangun Jaringan Komputer
b. Topologi Ring
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Dalam sistem ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi
dengan sentral yang berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian kemampuan melakukan switching ke berbagai arah sentral. Keuntungan
(sederhana), juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu sentral maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem.Yang
paling banyak digunakan dalam jaringan komputer adalah jaringan bertipe bus dan pohon (tree), hal ini karena alasan kerumitan, kemudahan instalasi dan pemeliharaan serta harga yang harus dibayar. Tapi hanya jaringan
bertipe pohon (tree) saja yang diakui kehandalannya karena putusnya salah satu kabel pada client, tidak akan mempengaruhi hubungan client yang
lain.
Gambar 2.3 Topologi Jaringan Ring
Sumber : Sofana, (2008) Membangun Jaringan Komputer c. Topologi Mesh
Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar sentral secara penuh. Jumlah saluran harus disediakan untuk membentuk jaringan Mesh adalah
Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya.
Gambar 2.4 Topologi Jaringan Mesh
Sumber : Sofana, (2008) Membangun Jaringan Komputer
d. Topologi Star
Dalam topologi jaringan bintang, salah satu sentral dibuat sebagai sentral pusat. Bila dibandingkan dengan sistem mesh, sistem ini mempunyai
tingkat kerumitan jaringan yang lebih sederhana sehingga sistem menjadi lebih ekonomis, tetapi beban yang dipikul sentral pusat cukup berat.
Dengan demikian kemungkinan tingkat kerusakan atau gangguan dari sentral ini lebih besar.
File Server
Workstation Worksation
Worksation
Workstation Switch Hub
Gambar 2.5 Topologi Jaringan Star
e. Topologi Pohon
Pada topologi ini semua sentral dihubungkan secara langsung pada
medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut Bus. Transmisi sinyal dari suatu sentral tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi jaringan mesh atau
bintang, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi jaringan bus tidak
umum digunakan untuk interkoneksi antar sentral, tetapi biasanya digunakan pada sistem jaringan komputer.
Gambar 2.6 Toplogi Jaringan Tree
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Poliklinik Apotek Batupermat yang
beralamat di Jl. Raya Bojongsoang No. 16 Ters. Buah Batu, Bandung 3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pada tahun 2008 apotek batupermata hanya menjual obat-obatan
seperti apotek biasa, namun karena melihat peluang disekitar bojongsoang baru sedikit dokter umum membuka paraktek. Satu tahun kemudian
tepatnya pada tahun 2009 adalah awal berkembangnya apotek batupermata, seiring dengan datangnya mahasiswa-mahasiswa Yayasan Pendidikan Telkom yang pada saat itu berpindah karena adanya perpindahan gedung
kuliah dari Kota Bandung ke Kabupaten Bandung yang tepatnya ada di Kecamatan Bojongsoang. Dibukanya dokter umum yang praktek berawal
dari satu dokter dan praktek setiap hari selain hari libur nasional pada pukul 16.00-20.00, setelah satu dokter umum dibuka kemudian nyusul dokter
umum kedua yang praktek di pagi hari. Praktek dokter gigi mulai dibuka pada pertengahan tahun 2010 dan sampai sekarang mendapatkan sambutan baik dari para konsumen yang mulai banyak berdatangan.
Sedangkan apotek buka setiap hari selain hari raya idul fitri, karena melihat peluang yang besar maka dari itu manajemen apotek memutuskan
memiliki empat asisten apoteker dan memiliki dua pelayan apotek. Bisa dikatakan perkembangan apotek batupermata sangat pesat pada empat tahun
belakangan ini, walaupun apotek batupermata sedang dalam tahap perkembangan namun apotek batupermata masih menggunakan sistem manual dalam penanganan pelayanan.
3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi Poliklinik Apotek Batupermata adalah memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat dengan menggunakan metode pendekatan kekeluargaan oleh dokter umum dan dokter gigi. Sedangkan
misinya adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan kesehatan terbaik.
2. Memberikan pengobatan dengan harga terjangkau namun tetap berkualitas.
3.1.3. Struktur Organisasi
Berikut adalah struktur organisasi yang ada pada poliklinik apotek
batupermata.
Gambar 3.1. struktur organisasi Sumber : Apotek Batupermata
3.1.4. Deskripsi Tugas
berikut adalah deskripsi tugas-tugas pada poliklinik apotek batupermata.
1. Pemilik apotek
a. Bertanggung jawab atas poliklinik apotek batupermata
b. Sebagai pengambil keputusan
c. Sebagai koordinator semua aktivitas yang ada dalam instansi
2. Bagian pendaftaran
a. Mencatat seluruh data pasien
3. Apoteker
a. Sebagai pengelola obat dan melayani pemberian obat berdasarkan resep dokter.
4. Asisten apoteker
a. menyiapkan kebutuhan obat untuk pasien.
b. menyiapkan obat sesuai resep dokter.
c. Memberikan informasi yang jelas tentang petunjuk pemakaian obat.
5. Juru resep
a. Membantu menyiapkan obat yang disiapkan oleh asisten
apoteker.
b. Menyediakan dan menyimpan obat-obatan.
6. Administrasi
a. Menangani pembayaran dan merekap laporan pembayaran keuangan poliklinik apotek batupermata.
b. Bertnggung jawab atas keuangan poliklinik apotek batupermata.
3.2. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang
mengemukakan prosedur penelitian yang akan digunakan meliputi pengumpulan data, metode yang digunakan, jenis dan metode
pengumpulan data, pengujian data serta analisis data.
3.2.1. Desain Penelitian
Untuk jenis metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif dan aksi yaitu membuat gambaran (dari sekelompok manusia, objek, kondisi, pada masa sekarang) secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta, sifat, dan hubungan antar fenomena yang ada saat ini serta membuat suatu produk yang difungsikan untuk menyelesaikan masalah yang ada di poliklinik apotek batupermata. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan dengan cara wawancara atau observasi, dimana metode tersebut dapat memberikan gambaran secara sistematis, akurat mengenai fakta dan sifat dari objek penelitian. Penelitian ini dilakukan di poliklinik apotek batupermata.
3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Sumber dan metode yang di gunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan
sekunder.
3.2.2.1. Sumber Data Primer 1. Wawancara
Wawancara yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan komunikasi tanya jawab dengan pihak apotek batupermata yang
Observasi yang dilakukan yaitu dengan cara mendatangi poliklinik apotek batupermata secara langsung dan mengamati
kegiatan yang ada di poliklinik apotek batupermata seperti pencatatan data pasien, pencatatan data rekam medis pasien.
3.2.2.2. Sumber Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter)
yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.
Sumber data sekunder yang didapat dari poliklinik apotek
batupermata adalah dengan cara dokumnetasi, seperti dokumentasi buku
pendaftaran pasien, buku kunjungan pasien, arsip kartu rekam medis.
3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem
Metode pendekatan sistem merupakan salah satu cara dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan identifikasi terhadap sejumlah kebutuhan-kebutuhan. Sedangkan pengembangan sistem dapat dilihat
sebagai sebuah proses. Lebih jauh pengembangan sistem pada dasarnya adalah proses perubahan, penghalusan, transformasi atau tambahan pada
3.2.3.1. Metode Pendekatan Sistem
Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
perancangan terstruktur. Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan yang komplek di organisasi dapat dipecahkan dan hasil dari sistem akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih
memuaskan pemakainya, mempunyai dokumentasi yang baik, tepat waktu, sesuai dengan anggaran biaya pengembangan, dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik
3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah
Waterfall, Waterfall Model pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Waterfall Model merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Berikut ini merupakan tahapan model waterfall :
a. Requirement definition
Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam fase
ini, termasuk didalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini biasanya dapat
b. System and software design
Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding. Tahap ini
bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini membantu dalam menspesifikasikan kebutuhan hardware dan sistem serta
mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan. c. Implementation and unit testing
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu dalam tahap ini
juga dilakukan pemeriksaaan terhadap modul yang dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum
d. Integration and system testing
Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-modul yang sudah
dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.
e. Operation and maintenance
Ini merupakan tahap terakhir dalam model waterfall. Software
implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.
Berikut adalah gambaran dari metode pegembangan sistem menggunakan metode waterfall.
Gambar 3.2 metode pengembangan sistem waterfall Sumber : Pressman (2002 : 43 )
3.2.4 Alat Bantu Analisis dan Perancangan
Alat-alat pemodelan sistem informasi sangat dibutuhkan dalam proses perancangan sistem, alat-alat pemodelan sistem informasi yang digunakan terdiri dari :
1. Flowmap
menunjukkan dari mana dokumen tersebut berasal, tujuan digunakannya dokumen tersebut, dan lain-lain. Flowmap disebut juga bagan aliran formulir yang merupakan penunjukan arus dari laporan dan form termasuk tembusannya.
2. Diagram Konteks
Diagram konteks merupakan alat-alat ukur struktur analisis. Pendekatan struktur ini mencoba untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau secara keseluruhan. Diagram konteks adalah kasus khusus dari DFD yang berfungsi memetakan modul lingkungan yang dipersentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.
3. Data Flow Diagram
DFD adalah salah satu alat pembuat model yang paling sering digunakan, khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang digunakan untuk menjelaskan aliran informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga keluaran. Komponen DFD adalah sebagai beikut :
a. Proses, digambarkan dengan lingkaran yang mempunyai input dan output.
c. Alur data, dipresentasikan dengan anak panah yang menunjukan arah menuju ke dan keluar dari suatu proses. d. Entity luar, digambarkan dengan persegi panjang dan
melambangkan organisasi atau sistem luar. 4. Kamus Data
Kamus data adalah suatu daftar data elemen yang terorganisir dengan definisi yang tetap dan sesuai dengan sistem, sehingga user dan analis sistem mempunyai pengertian yang sama tentang input, output, dan komponen data strore. Cara mendefinisikan kamus data adalah sebagai berikut :
1. Menggambakan arti aliran data atau penyimpanan yang ditunjuk dalam DFD.
2. Menggambarkan komponen yang mungkin bisa dipecah menjadi data elementer.
3. Menggambarkan data tersimpan. 5. Perancangan Basisdata
Perancangan basisdata merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembuat tabel. Langkah-langkah dalam merancang basisdata dimulai dari tahap normalisasi table sampai dengan relasi table.
a. Normalisasi
berstruktur baik. Normalisasi sendiri dilakukan melalui sejumlah langkah. Setiap langkah berhubungan dengan bentuk normal (normal form) tertentu. Langkah-langkah dalam melakukan normalisasi adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Tidak Normal (Unnormal) Merupakan kumpulan data yang akan direkan, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu, data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat menginput. Untuk mentransformasikan tabel yang belum ternormalisasi menjadi tabel yang memenuhi kriteria 1NF adalah dengan merubah seluruh atribut yang multivalue (ganda) menjadi atribut yang single value (tunggal), dengan cara menghilangkan group yang berulang.
2. Bentuk Normal Ke Satu (INF)
Pada tahap ini dilakukan penghilangan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu elemen tunggal yang berinteraksi di antara setiap baris pada suatu tabel. Syarat normal kesatu (INF) :
1) Setiap data dibentuk dalam flat file, data dibentuk dalam satu record demi satu record nilai dari field. 2) Tidak ada set atribut yang berulang atau bernilai
ganda.
4) Tiap atribut hanya memiliki satu pengertian. 3. Bentuk Normal Ke Dua (2NF)
Bentuk normal kedua didasari atas konsep ketergantungan fungsional sepenuhnya. Artinya jika A dan B atribut-atribut dari suatu relasi tabel, B dikatakan memiliki ketergantungan fungsional terhadap A, jika B adalah tergantung fungsional A, tetapi tidak secara tepat memilki ketergantungan fungsional dari himpunan bagian dari A. Syarat normal kedua (2NF) :
1) Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
2) Atribut bukan kunci harus memiliki ketergantungan fungsional sepenuhnya pada kunci utama atau primary key.
4. Bentuk Normal Ke Tiga (3NF)
Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal ketiga jika sudah memenuhi bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tidak memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer. Syarat bentuk normal ketiga (3NF) :
1) Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kedua.
kunci lainnya, seluruh atribut kunci pada suatu relasi hanya memilki ketergantungan fungsional terhadap primary key di relasi itu saja.
5. Bentuk Normal Boyce-Codd ( BCNF )
Suatu relasi disebut memenuhi benuk normal Boyce-Codd jika dan hanya jika suatu penentu ( determinan ) adalah kunci kandidat ( atribut yang bersifat unik ). Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan umum bahwa normalisasi dilakukan untuk menghindarkan redudansi field-field yang ada.
b. Tabel Relasi
Tabel relasi bertujuan untuk membuat hubungan antar tabel agar terdapat relasi antara tabel yang satu dengan tabel yang lainnya. Dari relasi table tersebut terdapat kardinalitas yaitu : satu ke satu (One To One), satu ke banyak (One To Many), banyak ke satu (Many To One), dan banyak ke banyak (Many To Many).
c. Entity Relationship Diagram ( ERD )
merupakan model jaringan data yang menekankan pada struktur-struktur dan relationship data.
3.2.5 Pengujian Software
Metode Pengujian software adalah cara atau teknik untuk menguji sebuah perangkat lunak. Pengujian Program merupakan tahapan yang sangat penting dalam menemukan kemungkinan adanya kesalahan pada perangkat lunak yang dibuat. Pada penelitian ini metode pengujian perangkat lunak yang digunakan adalah Black box Testing.
Black Box Testing dapat Mengidentifikasi kesalahan yang berhubungan dengan kesalahan fungsionalitas perangkat lunak yang tampak dalam kesalahan output. Pengujian yang mengabaikan mekanisme internal sistem atau komponen dan fokus semata-mata pada output yang dihasilkan yang merespon input yang dipilih dan kondisi eksekusi.
Kebenaran perangkat lunak yang diuji hanya dilihat berdasarkan keluaran yang dihasilkan dari data atau kondisi masukan yang diberikan untuk fungsi yang ada tanpa melihat bagaimana proses untuk mendapatkan keluaran tersebut. Dari keluaran yang dihasilkan, kemampuan program dalam memenuhi kebutuhan pemakai dapat diukur sekaligus dapat diiketahui kesalahankesalahannya. Beberapa jenis kesalahan yang dapat diidentifikasi :
1.Fungsi tidak benar atau hilang 2.Kesalahan antar muka
3.Kesalahan pada struktur data (pengaksesan basisdata) 4.Kesalahan inisialisasi dan akhir program
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1.Analisis Sistem Yang Berjalan
Elemen sistem adalah komponen kecil yang ada didalam sebuah informasi,
elemen-elemn ini yang dapat menunjang keberhasilan sebuah sistem informasi. Tingkat keberhasilan sistem informasi juga mempunyai bebarapa faktor diantara lain adalah alur kerja yang dilakukan oleh sebuah sistem, dokumen yang
digunakan dalam sistem, media penyimpanan data maupun informasi yang dihasilkan oleh sebuah sistem. Berikut adalah elemen sistem yang ada pada sistem
informasi pada Poliklinik Apotek Batupermata.
4.1.1.Analisis Dokumen
Didalam analisis dokumen ini terdapat berbagai macam dokumen yang
digunakan oleh pihak Poliklinik Apotek Batupermata, diantaranya adalah : 1. Kartu Pasien
Fungsi : Sebagai kartu identitas pasien yang menjelaskan bahwa pasien tersebut adalah
pasien Poliklinik Apotek Batupermata
Sumber : Pasien
Distribusi : Pasien – Bagian Pendaftaran
Rangkap : 1 (satu)
Bentuk Dokumen : Kartu
2. Kartu Rekam Medis
Fungsi : Sebagai catatan riwayat pasien selama
berobat di Poliklinik Apotek Batupermata Sumber : Bagian pendaftaran
Distribusi : Bagian pendaftaran - Dokter
Rangkap : 1 (satu)
Bentuk Dokumen : kartu
Item Data : no_kartu, nama_pasien, jenis_kelamin, keluhan, diagnosa, resep.
3. Arsip Pendaftaran Pasien
Fungsi : untuk mengetahui jumlah pengunjung pasien Sumber : bagian pendaftaran
Distribusi : bagian pendaftaran
Rangkap : -
Bentuk Dokumen : buku
Item Data : no, hari, tanggal, jumlah_pasien 4. Resep
Fungsi : daftar obat yang diberikan kepada pasien sebagaimana hasil diagnosa dokter.
Sumber : dokter
Distribusi : dokter - pasien
Rangkap : 1 (satu)
Item Data : no_resep, daftar_obat.
5. Buku kunjungan pasien
Fungsi : mengetahui jumlah data pasien yang berkunjung ke poliklinik apotek batupermata. Sumber : bagian pendaftaran
Distribusi : bagian pendaftaran
Rangkap : 1 (satu)
Bentuk Dokumen : dokumen
Item Data : no_kunjungan, id_pasien, tanggal. 6. Struk Pembayaran
Fungsi : sebagai tanda bukti pembayaran resep dan pelayanan kesehatan
Sumber : bagian pendaftaran
Distribusi : bagian pendaftaran - pasien
Rangkap : 2 (dua)
Bentuk Dokumen : dokumen
Item Data : no_struk, nama_pasien,
nominal_pembayaran 7. Surat Keterangan Sakit
Fungsi : sebagai tanda bukti bahwa pasien sedang sakit.
Sumber : dokter
Rangkap : 1 (satu) Bentuk Dokumen : surat
Item Data : no_surat, nama_pasien, tanggal, keterangan
8. Surat Rujukan
Fungsi : sebagai keterangan pengalihan wewenang
dan tanggung jawab dari seorang dokter ke dokter ahli atau spesialis dengan tujuan
supaya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Sumber : dokter
Distribusi : dokter – pasien
Rangkap : 1 (satu)
Bentuk Dokumen : surat
Item Data : no_surat, nama_pasien, tanggal, keterang.
4.1.2.Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan
Analisis prosedur merupakan proses yang mengidentifikasi prosedur
yang ada di Poliklinik Batupermata di setiap tahapan-tahapan proses yang ada. Diantara prosedur tersebut adalah :
a) Prosedur pendaftaran pasien.
1.Pasien memberikan biodata kepada bagian pendaftaran
2.Bagian pendaftaran mencatat data pasien kedalam arsip buku
3.Bagian pendaftaran membuat kartu rekam medis berdasarkan biodata pasien.
4.Bagian pendaftaran menyimpan kartu rekam medis kedalam arsip rekam medis
5.Bagian pendaftaran membuat kartu pasien yang digunakan untuk
setiap kali berobat di poliklinik apotek batupermata.
6.Bagian pendaftaran memberikan kartu pasien kepada pasien.
7.Pasien menerima kartu pasien. b) Prosedur pemeriksaan pasien.
1.Pasien memberikan kartu pasien kepada bagian pendaftaran.
2.Bagian pendaftaran menerima kartu pasien.
3.Bagian pendaftaran mencatat kunjungan pasien kedalam buku
kunjungan pasien.
4.Bagian pendaftaran mencari kartu rekam medis didalam arsip
rekam medis berdasarkan biodata yang ada didalam kartu pasien. 5.Jika kartu rekam medis tidak ditemukan atau hilang, maka bagian
pendaftaran membuat kartu rekam medis baru berdasarkan arsip
buku pendaftaran pasien.
6.Jika kartu rekam medis ditemukan, maka bagian pendaftaran akan
memberikannya kepada dokter poli yang dituju. 7.Dokter menerima kartu rekam medis pasien. 8.Dokter mendiagnosa pasien.
10.Jika tidak perlu dirujuk, maka dokter mencatat hasil diagnosa kedalam kartu rekam medis.
11.Jika perlu surat keterangan sakit, maka dokter membuat surat keterangan sakit.
12.Jika tidak perlu surat keterangan sakit, maka dokter membuat
resep untuk diberikan kepada pasien. 13.Pasien menerima resep dokter.
14.Dokter memberikan kartu rekam medis yang sudah diisi kepada bagian pendaftaran untuk diarsipkan kembali.
15.Bagian pendaftaran menerima kartu rekam medis yang sudah diisi
dan menyimpan kedalam arsip kartu rekam medis. c) Prosedur pemgambilan obat.
1.Pasien memberikan resep kepada bagian apoteker
2.Bagian apoteker mencari obat berdasarkan daftar obat yang ada
didalam resep.
3.Jika obat tidak tersedia, maka bagian apoteker membuat surat salinan resep.
4.Jika obat tersedia, maka bagian apoteker membuat faktur obat 5.Bagian apoteker memberikan faktur obat kepada pasien.
6.Pasien menerima faktur pembelian obat. d) Prosedur pembayaran faktur obat.
1.Pasien memberikan faktur kepada bagian administrasi.
3.Bagian administrasi memberikan faktur yang telah divalidasi. 4.Pasien menerima faktur yang sudah divalidasi oleh bagian
administrasi.
4.1.2.1.Flow Map
a) Flowmap pendaftaran pasien.
Keterangan :
APP : Arsip Pendaftaran Pasien
ARM : Arsip Rekam Medis
b) Flowmap prosedur pemeriksaan pasien yang sedang berjalan.
Keterangan :
BKP : Buku Kunjungan Pasien
ARM : Arsip Rekam Medis
c) Flowmap pengambilan obat yang sedang berjalan.
Keterangan :
AO : Arsip Obat
Salinan resep : surat yang digunakan untuk membeli obat di apotek lain. d) Flowmap bagian administrasi.
Keterangan :
AF : Arsip Faktur
4.1.2.2.Diagram Kontek
Diagram kontek adalaah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram kontek yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata adalah sebagai berikut :
Diagram kontek diatas merupakan diagram kontek sistem
pelayanan sistem informasi yang sedang berjalan pada poliklinik apotek batupermata. Terdapat dua entitas yaitu entitas internal dan eksternal.
Entitas internal merupakan yaitu entitas yang ikut langsung terlibat dalam sistem. Didalam sistem yang sedang berjalan ini yang terlibat
menjadi entitas internal adalah pada bagian pendaftaran, dokter, bagian apoteker dan bagian administrasi. Sedangan entitas eksternal merupakan satuan unit atau sistem lain yang terletak dilingkungan atau diluar sistem
yang mengirim data ke sistem tersebut atau menerima data dari sistem tersebut. Atau berkomunikasi dengan sistem tersebut. Didalam sistem yang
sedang berjalan ini yang terlibat menjadi entitas eksternal adalah pasien dan pemilik.
4.1.2.3.Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) merupakan diagram yang menggambarakan arus data sistem. Berikut adalah DFD sistem yang
a. DFD Level 1 Proses 1
Gambar dibawaha ini merupakan Data flow diagram level 1 proses 1 yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata yaitu prosedur pendaftaran pasien.
b. DFD Level 1 Proses 2
Gambar dibawaha ini merupakan Data flow diagram level 1 proses 2
yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata yaitu prosedur pemeriksaan pasien.
c. D F
D
L
e v
e l
Gambar 4.7. DFD Level 1 proses 1 yang sedang berjalan
1 Proses 3
Gambar dibawaha ini merupakan Data flow diagram level 1 proses 3
yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata yaitu prosedur pengambilan obat.
d. DFD Level 1 Proses 4
Gambar dibawaha ini merupakan Data flow diagram level 1 proses 3
yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata yaitu prosedur pembayaran faktur obat.
4.1.3.Evaluasi Sistem yang sedang berjalan
Evaluasi sistem merupakan tahapan yang sangat penting karena dengan
mengevaluasi sistem yang sedang berjalan, maka masalah-maslah yang ada pada sistem akan dapat diketahui, dapat diidentifikasi sehingga sistem dapat diperbaiki dengan baik.
Setelah melakukan evaluasi terhadap sistem yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata, maka evaluasi dari sistem yang sedang berjalan
adalah sebagai berikut : 1.Permasalahan
Sistem yang sedang berjalan di poliklinik apotek batupermata
menggunakan penyimpanan manual yaitu menggunakan media penyimpanan buku, seperti pada penyimpanan arsip pendaftaran pasien,
arsip rekam medis, arsip obat, arsip pemakaian obat, arsip faktur, buku kunjungan pasien, semua itu menggunakan media penyimpanan buku,
sehingga jika ingin mencari data tertentu, maka akan memerlukan waktu yang lama untuk menemukan data yang diinginkan. Terlebih lagi jika terjadi kehilangan arsip-arsip tersebut, maka akan menjadikan sebuah
masalah besar bagi poliklinik apotek batupermata karena tidak ada arsip-arsip cadangan.
2.Pemecahan masalah
Membuat sistem informasi penyimpanan data sehingga semua data-data dapat tersimpan dengan baik. Memudahkan semua proses pengolahan
tersebut serta memudahkan proses pencarian data sehinga tidak memerlukan waktu yang lama dalam proses pencarian data tersebut.
4.2.Perancangan Sistem
Perancangan sistem adalah tahapan setelah analisis dari siklus pengembangan sistem yang didefinisikan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
dari persiapan untuk rancang bangun implementasi yang menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk, yang dapat berupa penggambaran, perancangan
dan pembbuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi juga menyangkut konfigurasi dari komponen-komponen perangkat keras dan perangkat lunak.
Perancangan sistem ini merupakan tahapan untuk menggambarkan model baru yang akan dibuat. Tahapan ini merupakan tahapan yang penting untuk
menentukan kelayakan sistem baru yang akan dibuat. Tahapan ini berisi tentang gambaran aliran-aliran data yang akan diusulkan.
4.2.1.Tujuan Perancagan Sistem
Adapun tujuan dalam melaukan perancangan sistem yang diusulkan adalah menghasilkan produk software yang mampu :
1)Menyimpan data dengan baik, sehingga jika kehilangan data manual poliklinik apotek batupermata masih mempunyai salinan data.
2)Memperoleh keakuratan data yang ditampilkan sistem, seperti pada pencarian data.
3)Membuat laporan dengan mudah, tanpa harus merekap data-data dari awal
4.2.2.Gambaran Umum Sistem yang Diusulkan
Sistem informasi pelayanan kesehatan di poliklinik apotek batupermata
akan dibuat untuk mampu mengolah hampir seluruh data yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan seperti :
1. Data Pasien
2. Data Poli 3. Data Dokter
4. Data Obat 5. Data Penyakit 6. Data Rekam Medis
7. Data Tindakan 8. Data Faktur
9. Data Kunjungan Pasien
Dari perancangan sistem informasi pelayanan kesehatan poliklinik apotek
batupermata ini akan menghasilkan sebuah produk software yang dapat menginput data dengan cepat, mencetak kartu pasien, mencetak kartu rekam medis, menyimpan data rekam medis sehingga setiap pasien mempunyai histori
atau riwayat pasien selama berkunjung ke poliklinik apotek batupermata, serta dapat membuat laporan secara otomatis, tanpa harus merekap data-data dari
4.2.3.Perancangan Prosedur yang Diusulkan
Perancangan prosedur merupakan tahap awal dari perancangan sistem informasi yang dilakukan sebagai pemecahan masalah yang ada pada proses sistem informasi pelayanan pada polilklinik apotek batupermata yang sedang berjalan sebelum bagan alir dokumen (DFD) dibuat. Bagan alir dokumen tersebut merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasikan serta untuk mengevaluasi suatu permasalahan yang diharapkan dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Adapun deskripsi dari sistem informasi pelayanan kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan adalah sebagai berikut :
a. Prosedur pendaftaran pasien
1.Pasien memberikan biodata kepada bagian pendaftaran
2.Bagian pendaftaran menginputan biodata kedalam database.
3.Bagian pendaftaran mencetak kartu pasien berdasarkan biodata
yang telah diinputkan.
4.Bagian pendaftaran memberikan kartu pasien kepada pasien. 5.Pasien menerima kartu pasien.
6.Bagian pendaftaran mencetak kartu rekam medis.
7.Bagian pendaftaran menyimpan kartu rekam medis kedalam arsip
rekam medis.
8.Bagian pendaftaran mencetak laporan pendaftaran pasien.
9.Bagian pendaftaran memberikan laporan pendaftaran pasien
10.Pemilik menerima laporan pendaftaran pasien.
b. Prosedur pemeriksaan pasien
1.Pasien meberikan kartu pasien kepada bagian pendaftaran. 2.Bagian pendaftaran menerima kartu pasien.
3.Bagian pendaftaran menginputkan kunjungan pasien kedalam database.
4.Bagian pendaftaran mencari data rekam medis.
5.Bagian pendaftaran mengembalikan kartu pasien kepada pasien. 6.Pasien menerima kartu pasien.
7.Bagian pendaftaran memberikan kartu rekam medis kepada dokter. 8.Dokter menerima kartu rekam medis.
9.Dokter mendiagnosa pasien.
10.Jika perlu surat rujukan, dokter memvalidasi surat rujukan dari bagian administrasi.
11.Dokter memberikan surat rujukan yang sudah valid kepada pasien. 12.Pasien menerima surat rujukan yang sudah valid.
13.Jika tidak perlu surat rujukan, maka dokter hanya mencatat hasil diagnosa kedalam kartu rekam medis.
14.Jika perlu surat sakit, maka dokter memvalidasi surat sakit dari bagian administrasi.
15.Dokter memberikan surat sakit yang sudah valid dan resep kepada pasien.
18.Dokter memberikan resep kepada pasien. 19.Pasien menerima resep.
20.Dokter memberikan kartu rekam medis kepada bagian pendaftaran. 21.Bagian pendaftaran menginputkan data yang ada didalam kartu
rekam medis kedalam database.
22.Bagian pendaftaran mengarsipkan kartu rekam medis. c. Prosedur pengambilan obat
1.Pasien memberikan resep kepada bagian apoteker. 2.Bagian apoteker mengecek ketersediaan obat.
3.Jika stok obat habis, maka bagian apoteker membuat salinan resep. 4.Bagian apoteker memberikan salinan resep kepada pasien.
5.Pasien menerima salinan resep.
6.Jika stok obat tersedia, maka bagian apoteker menginput daftar obat kedalam database.
7.Bagian apoteker mencetak faktur.
8.Bagian apoteker memberikan faktur kepada pasien. 9.Pasien menerima faktur.
10.Bagian apoteker mencetak laporan pemakaian obat.
11.Bagian apoteker memberikan laporan pemakaian obat kepada pemilik.
12.Pemilik menerima laporan pemakaian obat. d. Bagian Administrasi
2.Mecetak surat rujukan berdasarkan data rekam medis dan diberikan kepada dokter
3.Mencetka laporan data faktur dan diberikan kepada pemilik 4.Pemilik menerima laporan faktur
4.2.3.1.Flow Map
a. Flow map pendaftaran pasien yang diusulkan
Keterangan :
ARM : Arsip Rekam Medis
b. Flow map pemeriksaan yang diusulkan
Gambar 4.12. Flowmap prosedur pemeriksaan pasien yang diusulkan
Keterangan :
c. Flow map pengambilan obat yang diusulkan
Gambar 4.13. Flowmap prosedur pengambilan obat yang diusulkan
Keterangan :
d. Flow map Bagian Administrasi
4.2.3.2.Diagram kontek
Diagram konteks adalah model atau pola yang menggambarkan
hubungan sistem dengan lingkungan luar. Diagram konteks sistem informasi yang diusulkan dapat dilihat pada gambar dibawah.
4.2.3.3.Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) merupakan proses-proses yang terjadi didalam diagram kontek, dan berikut adalah DFD level 0 dari sistem informasi polklinik apotek batupermata yang diusulkan.
a. DFD level 1 proses 1
Berikut ini merupakan DFD level 1 proses 1 sistem informasi pelayanan
kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan.
b. DFD level 1 proses 2
Berikut ini merupakan DFD level 1 proses 2 sistem informasi pelayanan
kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan.
c. DFD level 2 proses 1
Berikut ini merupakan DFD level 2 proses 1 sistem informasi pelayanan
kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan.
d. DFD level 2 proses 2
Berikut ini merupakan DFD level 2 proses 2 sistem informasi pelayanan
kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan.
e. DFD level 1 proses 3
Berikut ini merupakan DFD level 1 proses 3 sistem informasi pelayanan
kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan.
f. DFD level 1 proses 4
Berikut ini merupakan DFD level 1 proses 4 sistem informasi pelayanan
kesehatan pada poliklinik apotek batupermata yang diusulkan.
4.2.3.4.Kamus Data
Dengan menggunakan kamus data analisis sistem dapat
mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan lengkap. Kamus data di buat berdasarkan arus data yang ada di data flow diagram. Arus data dan
flow diagram sifatnya global hanya di tujukan nama arus datanya saja. Berikut ini adalah kamus data dari Sistem Informasi pelayanan poliklinik
apotek batupermata bandung :
1. Nama arus data : kartu pasien
Nama alias : -
Aliran data : proses 1.2 – pasien,
Pasien – proses 2.1 Proses 2.1 – pasien
Struktur data : id_pasien, nama, tgl_lahir, jenis_kelamin,
Struktur data : no, tgl_diagnosa, id_pasien, keluhan, no_tindakan, no_diagnosa, alergi, no_resep,
id_poli, id_dokter. 3. Nama arus data : resep
Nama alias : -
Aliran data : proses 2.2.5 – pasien, Pasien – proses 3.1
Struktur data : no, no_resep, id_obat, jumlah_obat. 4. Nama arus data : surat rujukan
Nama alias : -
Aliran data : proses 4.2 – data rujukan Data rujukan – proses 2.2.4
Proses 2.2.4 - pasien
Struktur data : id_pasien, nama, keterangan.
5. Nama arus data : surat sakit Nama alias : -
Aliran data : proses 4.1 – data keterangan sakit
Data keterangan sakit – proses 2.2.5 Proses 2.2.5 - pasien
Struktur data : id_pasien, nama, keterangan. 6. Nama arus data : faktur
Nama alias : -
Struktur data : no, no_faktur, id_obat, tanggal. 7. Nama arus data : salianan resep
Nama alias : salinan resep Aliran data : proses 3.2 - pasien
Struktur data : no_resep, nama_obat, keterangan.
4.2.4.Perancangan Basis Data
Perancangan basis data adalah langkah untuk menentukan basis data yang diharapkan dapat mewakili seluruh kebutuhan pengguna. Basis data didefinisikan sebagai kumpulan data yang berupa suatu penyampaian informasi
yang lengkap dengan jenis record yang mempunyai spesifikasi yang sama, sedang yang dimaksud dengan record adalah kumpulan data yang berisikan
field-field berbeda, jumlah record pada umumnya terbatas.
4.2.4.1. Normalisasi
Terdapat peraturan mengenai perancangan suatu database, yang biasa disebut sebagai aturan normalisasi. Aturan ini akan mempermudah dalam
merancang database yang normal maksudnya tidak mengulangi informasi dalam proses pembaharuan data maupun Penghapusan data. Selain itu juga normalisasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan sekumpulan tabel untuk
mendapatkan informasi tanpa pengolahan data yang tidak diperlukan dan memudahkan dalam pencarian suatu data. Sedangkan tujuan dari normalisasi
Normalisasi pada sistem informasi pelayanan kesehatan poliklinik
apotek batupermata adalah sebagai berikut :
1. Bentuk Tidak Normal
Bentuk Tidak Normal atau Un Normalized Form (UNF), merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tersebut tidak lengkap maupun terduplikasi. Data dikumpulkan dengan apa adanya sesuai dengan
kedatangannya. Berikut inimerupakan bentuk tidak normal atau Un Normalized Form (UNF) yaitu:
{id_pasien, nama_pasien, jenis_pasien, tgl_lahir, umur, tempat_lahir, alamat_pasien, no_ponsel, tgl_daftar, id_tindakan, nama_tindakan, kategori_tindakan, harga_tindakan, no_rm, tgl_diagnosa, id_pasien,
keluhan, no_tindakan, no_diagnosa, alergi, no_resep, id_dokter, id_poli, nama_poli, status_poli, id_penyakit, nama_penyakit, kategori_penyakit,
id_obat, nama_obat, satuan_obat, stok_obat, harga_obat, tgl_exp, no_kunjungan, id_pasien, id_dokter, tgl_kunjungan, status_kunjungan, id_dokter, nama_dokter, id_poli, jenis_dokter, tgl_lahir, tempat_lahir,
alamat_dokter, no_ponsel, status_dokter, no_daftar_resep_pasien, no_tindakan, id_tindakan, tanggal_daftar_resep_pasien, no_resep, id_obat,
jumlah_daftar_resep_pasien, no_daftar_penyakit_pasien, no_diagnosa, id_penyakit, tanggal_daftar_penyakit_pasien.