• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lp Aktivitas, Istirahat & Tidur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lp Aktivitas, Istirahat & Tidur"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

TERKAIT ASUHAN KEPERAWATAN PADA

AKTIVITAS, ISTIRAHAT DAN TIDUR

Untuk Memenuhi Tugas Sebelum PKKDM I Dosen Pengampu: Ns. Renny Wulan A., S.Kep.

Nama Kelompok : 1. Budi Prasetyo 2. Endah Widyastuti 3. Liftriyantri 4. Yus Iqbal Alaziz Kelas : PSIK 3A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

(2)

LAPORAN PENDAHULUAN

AKTIVITAS

1.1 DEFINISI AKTIVITAS

Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem persarafan dan muskuloskeletal.

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.

1.2 FISIOLOGI AKTIVITAS

Pergerakan merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem muskuloskeletal dan sistem persarafan.

Sistem skeletal berfungsi:

a. Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh

b. Melindungi bagian tubuh tertentu seperti paru, hati, ginjal, otak c. Tempat melekatnya otot dan tendon

d. Sumber mineral seperti garam dan fosfat e. Tempat produksi sel darah.

Ada 206 tulang dalam struktur tubuh manusia yang kemudian dikelompokkan menjadi tulang panjang, tulang pendek, tulang keras, tulang ekstremitas dan tulang tak beraturan. Antara tulang yang satu dengan tulang yang lain dihubungkan dengan sendi yang yang memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang dan sendi membentuk rangka, sedangkan sistem otot berfungsi sebagai:

a. Pergerakan

b. Membentuk postur

c. Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi Sistem persarafan berfungsi sebagai:

(3)

a. Saraf afferent menerima rangsangan dari luar kemudian diteruskan ke susuna saraf pusat

b. Sel saraf atau neuron membawa impuls dan kemudian memberikan respons melalui saraf efferent

c. Saraf efferent menerima respond an diteruskan ke otot rangka.

Ada tiga faktor penting proses terjadinya pergerakan atau kontraksi yaitu: a. Stimulasi saraf motorik

Kontraksi otot dimulai karena adanya stimulasi dari saraf motorik yang dikontrol oleh korteks serebri, cerebellum, batang otak, dan bangsal ganglia.

Upper motor neuron merupakan saraf yang berjalan dari otak ke sinaps pada bagian anterior horn medulla spinalis sedangkan lower motor neuron merupakan saraf-saraf yang keluar dari medulla spinalis menuju ke otot rangka.

Signal listrik dan potensial aksi terjadi sepanjang mealin sepanjang akson saraf motorik yang berjalan secara salutatory conduction. Impuls listrik berjalan dari saraf motorik ke sel otot melalui sinaps dengan bantuan neurotransmitter aserilkolin.

b. Transmisi neuromuscular

Aserilkolin dihasilkan dari vesikel pada akson terminal. Adanya depolarisasi dan potensial aksi pada akson terminal merangsang ion kalsium dari cairan ekstraseluler kemudian terjadi perpindahan ke membran akson terminal.

Bersamaan dengan itu, molekul asetilkolin masuk ke celah sinaps yang selanjutnya akan ditangkap oleh reseptor maka terjadilah potensial aksi pada sel otot dan terjadilah kontraksi. Setelah asetilkolin terpakai selanjutnya dipecah atau dihidrolis oleh enzim asetilkolnesterase menjadi kolin yang kemudian ditranspor kembali ke akson untuk bahan pembentukan asetilkolin.

c. Eksitasi-kontraksi coupling

Merupakan mekanisme molekuler peristiwa kontraksi. Adanya impuls di neuron motorik menimbulkan ujung akson melepaskan asetilkolin dan

(4)

menimbulkan potensial aksi di serat otot. Potensial aksi menyebar ke seluruh serat otot sampai ke sistem T.

keadaan ini mempengaruhi retikulum sarkoplasma melepaskan ion kalsium yang kemudian diikat oleh troponin C, sehingga ikatan troponin I dengan aktin terlepas. Lepasnya ikatan troponin I dengan aktin menimbulkan tropomiosin bergeser dan terbukalah celah atau biding site

aktin sehingga terjadi ikatan antara aktin dan miosin serta kontraksi otot terjadi.

1.3 ENERGI UNTUK KONTRAKSI

Energi untuk kontraksi diperoleh dari Adenosine Triphospat (ATP), sebelum dapat digunakan ATP dipecah menjadi ADP dan ionorganik fosfat oleh enzim adenosine triphospat yang terjadi pada miosin.

ATP+H2O ADP + H2PO4 + 1200 kal

Fosfokreatin + ADP kreatin + ATP Asam lemak bebas + O2 CO2 + H2O + ATP

Hasil metabolisme anaerobpada otot setelah oksigen habis untuk kontraksi adalah asam laktat yang mempunyai efek nyeri. Asam laktat akan terurai kembali setelah suplai oksigen normal.

1.4 TIPE KONTRAKSI

a. Kontraksi isometrik terjadi saat otot membentuk daya atau tegangan tanpa harus memendek untuk memindahkan suatu beban, misalnya gerakan mendorong meja dengan tangan lurus, tegangan yang terbentuk dalam otot untuk mempertahankan kepala dan tubuh untuk tetap tegak.

b. Kontraksi isotonik adalah kontraksi yang terjadi saat otot memendek untuk mengangkat atau memindahkan suatu beban.

Masalah yang terjadi berhubungan dengan otot:

a. Atropi Otot merupakan keadaan dimana otot menjadi mengecil karena tidak terpakai dan pada akhirnya serabut otot akan diinfiltrasi dan diganti dengan jaringan fibrosa dan lemak.

b. Hipertropi otot merupakan pembesaran otot, terjadi akibat aktivitas otot yang kuat dan berulang, jumlah serabut tidak bertambah tetapi ada peningkatan diameter dan panjang serabut terkait dengan unsur-unsur filamen

(5)

c. Nekrosis (jaringan mati) terjadi akibat trauma atau iskemia dimana proses regenerasi otot sangat minim.

1.5 MEKANIKA TUBUH

Mekanika tubuh (Body Mechanic) adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai dengan fungsinya. Melakukan aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan. Setiap aktivitas yang dilakukan perawat harus memperhatikan body mechanic yang benar seperti kegiatan mengangkat/memindahkan pasien.

Ortopedik adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh, seperti pada orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama juga akan menurunkan tonus otot. Tonus adalah istilah yangmenggambarkan kontraksi otot rangka. Pada keadaan bedrest yang lama kemungkinan terjadi kontraktur sehingga body mechanic juga terganggu. Untuk mempermudah penjelasan body mechanic maka perlu dipahami body alignment, keseimbangan dan koordinasi pergerakan.

a. Body alignment atau postur

Postur yang baik karena menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat benda dan lain-lain.

b. Keseimbangan

Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi.

c. Koordinasi pergerakan tubuh

Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.

1.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGERAKAN a. Tingkat perkembangan tubuh

Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuskuler dan tubuh secara proporsional, postur, pergerakan dan reflek akan berfungsi secara optimal.

(6)

Penyakit, cacat tubuh, dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan tubuh.

c. Keadaan nutrisi

Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.

d. Emosi

Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang. Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian dapat dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas.

e. Kelemahan neuromuskuler dan skeletal

Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kiposis dapat berpengaruh terhadap pergerakan.

f. Pekerjaan

Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan petani atau buruh.

1.7 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURANGNYA PERGERAKAN a. Gangguan muskuloskeletal

1) Osteoporosis 2) Atropi 3) Kontraktur

4) Kekakuan dan sakit sendi b. Gangguan kardiovaskuler

1) Postural hipotensi 2) Vasodilatasi vena

3) Peningkatan penggunaan valsava manuver c. Gangguan sistem respirasi

1) Penurunan gerak pernapasan 2) Bertambahnya sekresi paru 3) Atelektasis

(7)

ASUHAN KEPERWATAN TERKAIT AKTIVITAS

2.1 PENGKAJIAN

a. Tingkat aktivitas sehari-hari 1) Pola aktivitas sehari-hari

2) Jenis, frekuensi, dan lamanya latihan fisik b. Tingkat kelelahan

1) Aktivitas yang membuat lelah 2) Riwayat sesak napas

c. Gangguan pergerakan

1) Penyebab gangguan pergerakan 2) Tanda dan gejala

3) Efek dari gangguan pergerakan d. Pemeriksaan fisik

1) Tingkat kesadaran

2) Postur atau bentuk tubuh: skoliosis, kiposis, lordosis, cara berjalan 3) Ekstremitas: a) Kelemahan b) Gangguan sensorik c) Tonus otot d) Atropi e) Tremor

f) Gerakan tak terkendali g) Kekuatan otot

h) Kemampuan berjalan, duduk, berdiri i) Nyeri sendi

(8)

2.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI a. Intoleransi aktifitas

Definisi : kondisi dimana seseorang mengalami penurunan energy fisiologis untuk melkukan aktifitas sehari-hari.

Kemungkinan berhubungan dengan: 1) Kelemahan umum

2) Bedrest yang lama/ imobilisasi 3) Motivasi yang kurang

4) Pembatasan pergerakan 5) Nyeri

Kemungkinan data yang ditemuakan: 1) Verbal adanya kelemahan

2) Sesak nafas / pucat

3) Kesulitan dalam pergerakan

4) Abnormal nadi, tekanan darah terhadap respons aktivitas Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

1) Anemia 2) Gagal jantung 3) Gangguan jantung 4) Kardiak aritmia 5) COPD 6) Gangguan metabolisme 7) Gangguan muskuloskelatal Tujuan yang diharapakan: 1) Kelemahan berkurang

2) Berpartisipasi dalam perawatan diri

3) Mempertahankan kemampuan aktivitas septimal mungkin.

N O

INTERVENSI RASIONAL

1 Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas

merencankan intervensi tepat 2 Bantu pasien dalam melakuakn aktivitas

sendiri

pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri

(9)

aktivitas peningkatan selama aktifitas 4 Koloborasi denagn dokter dan fisioterapi

dalam latihan aktivitas

Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistic

5 Istirahat yang adekuat setelah latihan aktivitas

membantu mengembalikan energy 6 berikan diet yang adekuat dengan kolaborasi

ahli diet

metabolisme membutuhkan energy

7 Berikan pendidikan tentang:

1. perubahan gaya hidup untuk menyimpan energy

2. Penggunaan alat bantu gerak

meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

b. Keletihan

Definisi : kondisi dimana sesearang mengalami perasaan letih yang berlebihan secara terusmenerus dan penurunan kapasitas kerja fisik dan mental yang tidak dapat hilang dengan istirahat.

Kemungkinan berhubungan dengan: 1) Menurunya produksi metabolisme 2) Pembatasan diet

3) Anemia

4) Ketidakseimbangan glukosa dan elektrolit

Kemungkinan yang ditemukan: 1) Kekurangan energy

2) Ketidakmampuan melakukan aktivitas 3) Menurunya penampilan

4) Lethargi

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada: 1) Anemia

2) Kanker 3) Depresi

4) Diabetes militus Tujuan yang diharapkan :

(10)

1) Pasien mengatakan keletihan berkurang 2) Meningkanya tingkat energy

3) Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuanya secara bertahap. N

O

INTERVENSI RASIONAL

1 Monitor keterbatasan aktivitas, kelemahan saat aktivitas

merencankan intervensi tepat 2 Bantu pasien dalam melakuakn

aktivitas sendiri

pasien dapat memilih dan merencanakannya sendiri

3 Catat tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas

mengkaji sejauh mana perbedaan peningkatan selama aktifitas

4 Koloborasi denagn dokter dan fisioterapi dalam latihan aktivitas

Meningkatkan kerjasama tim dan perawatan holistic

5 Istirahat yang adekuat setelah latihan aktivitas

membantu mengembalikan energy 6 berikan diet yang adekuat dengan

kolaborasi ahli diet

metabolisme membutuhkan energy

7 Berikan pendidikan tentang:

a. perubahan gaya hidup untuk menyimpan energy

b. Penggunaan alat bantu gerak

meningkatkan pengetahuan dalam perawatan diri

c. Ganggauan mobilitas fisik

Definisi : kondisi dimana pasien tidak mampu melakukan pergerakan secara mandiri.

Kemungkinan berhubungan dengan: 1) Gangguan persepsi kognitif 2) Imobilisasi

3) Gangguan neuromuskuler 4) Kelemahan /paralisis 5) Pasien dengan traksi

Kemungkinan data yang ditemukan: 1) Gangguan dalam pergerakan 2) Keterbatasan dalam pergerakan

(11)

3) Menurunnya kekuatan otot 4) Nyeri saat pergerakan 5) Kontraksi dan atropi otot Kondisi klinis terjadi pada: 1) Fraktur kasus dengan traksi 2) Reumatik atritis

3) Stroke 4) Depresi

5) Ganggaun neuromuskuler

Tujuan yang diharapkan:

1) Pasien dapat menunjukkan peningkatan mobilitas 2) Pasien mengatakn terjadi peningkatan aktivitas N

O

INTERVENSI RASIONAL

1 Pertahankan body aligmnet dan posisi yang nyaman

Mencegah iritasi dan komplikasi 2 Cegah pasien jatuh, berikan pagar

pemngaman pada temapt tidur

Mempertahankan keamanan pasien 3 Lakukan latihan aktif maupun pasif Meningkatkan sirkulasi dan mencegah

kntraktur 4 Lakuakan fisioterapi dada dan

postural drainase

Meningkatkan fungsi paru 5 Monitr kulit yang tertekan, amati

kemungkinan dekubitus

Memonitor ganggaun integritas kulit 6 Tingkatkan aktivitas sesuai batas

toleransi

Mempertahankan tonus otot 7 Berikan terapi nyeri jika ada

indikasi nyeri sebelum atau setelah latihan

Mengurangi rasa nyeri

8 Pertahankan nutrisi yang adekuat denga klaborasi ahli diet

Nutisi diperlukan unutk energy 9 Kolaborasi dnegan fisioterapi dalam

progam latihan

(12)

N O

INTERVENSI RASIONAL

10 Lakukan pengetahuan tentang : a. Pencegahan konstipasi b. Body mekanik dan posisi c. Latihan dan istirahat

Memberikan pengetahuan dan perawatan diri

11 Lakukan kerjasama dengan keluarga dalam perawatan pasien

Meneruskan perawatan setelah pulang

12 Bantu pasien dalam memutuskan penggunaan alat bantu berjalan

Menentukan pilihan yang tepat dalam penggunaan alat

13 Lakukan ambulasi sebanyak mungkin jika memungkinkan

Imobilisasi yang lama dapat menimbulkan dekubitus

d. Defisit perawatan diri

Definisi : kondisi dimana pasien tidak dapat melakukan sebagian atau seluruh aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakaian mandi dll.

Kemungkinan berhubungan dengan: 1) Gangguan neuromuskuler

2) Menurunnya kekuatan otot

3) Menurunkan kontrl otot dan koordinasi 4) Kerusakan persepsi kognitif

5) Depresi

6) Gangguan fisik

Kemungkinan data yang ditemukan:

1) Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-hari 2) Frustasi

Kondisi klinis memungkinkan terjadi pada: 1) Gangguan serebral vaskuler

2) Trauma medulla spinalis 3) Demensia

4) Depresi

5) Kekurangan energy 6) Gangguan otot 7) Kerusakan kognitif

(13)

Tujuan yang diharapkan:

Pasien dapat melakukan perawatan diri secara aman N

O

INTERVENSI RASIONAL

1 Lakukan kajian kemampuan pasien dalam perawatan diri terutama ADL

Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana perawatan 2 Jadwalkan jam kegiatan tertentu untuk

ADL

Perencanaan yang matang dalam melakukan kegiatan sehari-hari 3 Jaga privasi dan keamanan pasien

selama memberikan perawatan

Memberikan keamanan 4 Berikan penjelasan sebelum melakukan

tindakan

Meningkatkan self esteem dan motivasi

5 Selama melakukan aktivitas berikan dukungan dan pujian kepada pasien

: Meningkatkan self esteem 6 Lakukan latihan aktif dan pasif Meningkatkan sirkulasi darah 7 Monitor tanda vital , tekanan darah,

sebelum dan sesudah ADL

Mengecek perubahan keadaan pasien 8 Berikan obat nyeri jika dalam aktivitas

terasa nyeri dengan kolaborasi dokter

Pasien lebih kooperatif dalam beraktivitas

9 Berikan diet tinggi protein Meningkatkan dan membantu membangun jaringan tubuh

10 Monitor pergerakan usus dan bladder mengetahui fungsi usus dan bl adder 11 Berikan pendidikan kesehatan:

a. Perawatan diri seperti mandi, perawatan kuku, rambut dan lain-lain

b. Latihan pasif dan aktif c. Keamanan aktifitas dirumah d. Komplikasi yang mungkin timbul

Meningkatkan pengetahuan dan motivasi dalam perawatan diri

LAPORAN PENDAHULUAN

ISTIRAHAT DAN TIDUR

(14)

1.1 DEFINISI ISTIRAHAT DAN TIDUR

Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya. Istirahat adalah sesuatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat badan menjadi lebih segar.

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badan yang berbeda. 1.2 FISIOLOGI ISTIRAHAT DAN TIDUR

a. Irama Sirkardian

Irama siklus 24 jam siang-malam disebut irama sirkardian. Irama sirkardian mempengaruhi perilaku dan pola fungsi biologis utama seperti suhu tubuh, denyut jantung, tekanan darah, sekresi hormone, kemampuan sensorik dan suasana hati.

Irama sirkardian dipengaruhi cahaya, suhu dan faktor eksternal (aktivitas social dan rutinitas pekerjaan). Setiap individu memiliki jam biologis sendiri. Kecemasan, kurang istirahat, mudah tersinggung, dan gangguan penilaian merupakan gejala gangguan tidur.

SAR merupakan sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Pengeluaran serotonin dari pons dan otak bagian tengah menimbulkan rasa kantuk yang selanjutnya tidur. Terjaganya seseorang bergantung dari keseimbangan impuls, reseptor sensori perifer dan sistem limbik.

b. Tahapan Tidur

Normalnya tidur dibagi menjadi dua, yaitu nonrapied eye movement

(NREM) dan rapied eye movement (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur.

Sedangkan tahap REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.

(15)

Tahapan tidur NREM: 1) Tahap I NREM

Tingkat transisi, merespons cahaya, berlangsung beberapa menit, mudah terbangun dengan rangsangan, aktivitas fisik menurun, tanda vital, dan metabolisme menurun, bila terbangun terasa sedang bermimpi

2) Tahap II NREM

Periode suara tidur, mulai relaksasi otot, berlangsung 10-20 menit, fungsi tubuh berlangsung lambat, Dapat dibangunkan dengan mudah 3) Tahap III NREM

Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak, sulit dibangunkan, relaksasi otot menyeluruh, tekanan darah menurun, berlangsung 15-30 menit 4) Tahap IV NREM

Tidur nyenyak, Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif, UntUk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun, Sekresi lambung menurun, Gerak bola mata cepat.

Tahapan tidur REM:

1) Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.

2) Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya. 3) Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi 4) Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan

dalam belajar, memori, dan adaptasi. Karakteristik tidur REM yaitu :

mata (cepat tertutup dan terbuka), otot-otot (kejang otot kecil, otot besar imobilisasi), pernapasan (tidak teratur, kadang dengan apnea), nadi (cepat dan ireguler), tekanan darah (meningkat atau fluktuasi), sekresi gaster (meningkat), metabolisme (meningkat, temperatur tubuh naik), gelombang otak (EEG aktif), siklus tidur (sulit dibangunkan)

1.3 POLA TIDUR NORMAL

(16)

Kira-kira membutuhkan 16jam/hari, mudah berespons terhadap stimulus, pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.

b. Bayi

Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam, usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14jam/hari, tahap Rem 20-30%.

c. Toddler

Tidur 10-12 jam/hari, tahap REM 25%. d. Preschooler

Tidur 11 jam pada malam hari, tahap REM 20%. e. Usia sekolah

Tidur 10 jam pada malam hari, tahap REM 18,5%. f. Adolensia

Tidur 8,5 jam pada malam hari, Tahap REM 20%. g. Dewasa muda.

Tidur 7-9jam/ hari, tahap REM 20-25%. h. Usia dewasa pertengahan

Tidur ± 6jam /hari, tahap REM 20%. i. Usia Tua

Tidur ± 6 jam/ hari, tahap REM 20-25%, Tahap IV NREM menurun dan kadang-kadang absen, sering terbangun pada malam

1.4 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TIDUR a. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur.

b. Lingkungan

Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyama, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.

c. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

d. Kelelahan

Apabila mengalami kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

(17)

Pada keadaaan cemas seseorang mungkin maeningkatkan sasraf simpastissehingga terjadi tidurnya.

f. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

g. Obat-obatan

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain: 1) Diuretik: menyebabkan insomnia

2) Anti depresan: supresi REM

3) Kafein: meningkatkan saraf simpatis 4) Beta bloker: menimbulkan insomnia 5) Narkotika: mensupresi REM.

1.5 GANGGUAN TIDUR a. Insomnia

Adalah ketidakmampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitass tidur. Ada 3 macam insomnia yaitu initial Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur tidak ada, Intermitet Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk tetap mempertahankan tidur sebab sering terbangun, dan Terminal Insomnia adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidakmampuan fisik, kecemasan, dan kebiasaan minum alkohol dalam jumlah jumlah banyak. b. Hipersomnia

Berlebihan jam tidur pada malam hari, lebih dari 9 jam, biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, liver, dan metabolisme

c. Parasomnia

Merupakan sekumpulan penyakit yang mengganggu tidut anank seperti samnohebalisme (tidur sambil berjalan).

d. Narcolepsy

Suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh keinginana yang tidak terkendali untuk tidur.

Gelombang otak penderita pada saat tidur sama dengan orang yang tidur normal, juga tidak terdapat gas darah atau edokrin.

e. Apnoe tidur dan mendengkur

Mendengkur bukan dianggap sebvagai gangguan tidur, namun bila disertai apnoe maka bisa menjadi masalah. Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan pengeluaran udara di hidung dan mulut, misalnya amandel,

(18)

adenoid, otot-otot dibelakang mulut mengendor dan bergetar. Periode apnoe berlangsung selama 10 detik sampai 3 menit.

f. Mengigau

(19)

ASUHAN KEPERAWATAN TERKAIT ISTIRAHAT DAN TIDUR

2.1 PENGKAJIAN

a. Riwayat keperawatan

1) Kebiasaaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan: waktu tidur, jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangunpada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mnegancam.

2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.

3) Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.

4) Gangguan tidur / faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan masalah itu terjadi.

b. Pemeriksaan fisik

1) Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien. 2) Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva

merah.

3) Perilaku: iretabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, bicara lambat, postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak lengket, memarik diri, bingung, dan kurang koordinasi.

c. Pemeriksaan diagnostic

1) electroencephalogram (EEG). 2) electromiogram (EMG). 3) electrooculogram (EOG).

1.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI a. Gangguan pola tidur

Definisi: kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dan perubahan waktu tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kemungkianan berhubungan dengan: 1) Kerusakan neurologi.

(20)

3) Terpasangnya tube.

4) Prosedur invasif. 5) Nyeri.

6) Kecemasan.

7) Ketidaknormalan status fisiologi. 8) Pengobatan.

Kemungkinan data yang ditemukan: 1) Perubahan penampilan dan perilaku. 2) Iritabilitas/letargi.

3) Sering menguap.

4) Lingkaran hitam disekitar mata. 5) Perubahan tingkat aktivitas. 6) Mata merah.

Kondisi klinis memumngkinkan terjadinya pada: 1) Kecemasan.

2) Depresi. 3) COPD/asma

4) Kondisi setelah operasi 5) Nyerin kronik.

Tujuan yang diharapkan:

1) Pasien dapat tidur 6-8 jam setiap malam.

2) Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar. N

O

INTERVENSI RASIONAL

1. Lakukan kajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik, dan penyebab kurang tidur.

Memberikan informasi dasar dalam

memnentukan rencana

keperawatan. 2. Lakukan persiapan untuk tidur malam

seperti pada jam 9 malam sesuai dengan pola tidur pasien.

Mengatur pola tidur.

3. Lakukan mandi air hangat sebelum tidur. Meningkatkan tidur. 4. Anjurkan makan yang cukup satu jam Meningkatkan tidur.

(21)

sebelum tidur.

5. Berikan susu hangat sebelum tidur. Meningkatkan tidur. 6. Keadaan tempat tidur yang nyaman,

bersih, dan bantal yang nyaman.

Meningkatkan tidur.

7. Bunyi telepon, dan alarm dikecilkan. Mengurangi gangguan tidur. 8. Berikan pengobatan seperti analgetikdan

sedatif setengah jam sebelum tidur.

Mengurangi gangguan tidur. 9. Lakukan masase pada daerah belakang,

tutup jendela / pintu juka perlu.

Mengurangi gangguan tidur. 10. Tingkatkan aktivitas sehari-hari dan

kurangi aktivitas sebelum tidur.

Mengurangi tidur. 11. Pengetahuan kesehatan: jadwal tidur

mengurangi stress, cemas, dan latihan relaksasi.

Mengingkatkan pola tidur.

DAFTAR PUSTAKA

Saryono dan Anggriyana. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM). Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Referensi

Dokumen terkait

Perbaikan ini dapat menurunkan tingkat beban kerja fisik pekerja jahit kelompok A antara 7,81%

A. Pada serangan tidur dimulai dengan fase REM. Berbagai bentuk narkolepsi diantaranya narkolepsi kataplesia adalah kehilangan tonus otot yang sementara baik sebagian

Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh pasien akan mengalami keluhan dan gejala seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, timbulnya

Kerusakan sel-sel otak dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam fungsi tubuh seperti gangguan fungsi kognitif, gangguan sirkulasi, gangguan kekuatan otot,

9anyak alat tubuh mengalami kerusakan akibat sepsis. ekanisme yang mendasari sangat mungkin adalah terjadinya $ascular endothelial inury yang sangat luas, di samping

adekuat. Dapat berupa gangguan memori, gangguan berkonsentrasi , irritable, kehilangan motivasi, depresi, dan sebagainya. Dapat berupa kelelahan, nyeri otot, hipertensi,

Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami

Senam hamil birth ball mengatasi gangguan tidur karena faktor fisik dengan memperbaiki postur tubuh dan menjaga otot-otot yang mendukung tulang belakang ibu, mengurangi ketidaknyamanan