• Tidak ada hasil yang ditemukan

RASIONALITAS SINGAPURA MENGAJUKAN DCA (DEFENCE COORPERATION AGREEMENT) DAN MTA (MILITARY TRANING AREA SEBAGAI SYARAT PERJANJIAN EKSTRADISI DENGAN INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RASIONALITAS SINGAPURA MENGAJUKAN DCA (DEFENCE COORPERATION AGREEMENT) DAN MTA (MILITARY TRANING AREA SEBAGAI SYARAT PERJANJIAN EKSTRADISI DENGAN INDONESIA"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

RASIONALITAS SINGAPURA MENGAJUKAN DCA (DEFENCE COORPERATION AGREEMENT) DAN MTA (MILITARY TRANING AREA

SEBAGAI SYARAT PERJANJIAN EKSTRADISI DENGAN INDONESIA

Disusun dan diajuakan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik(S.IP) Strata-1

Jurusan Hubungan Internasional

Oleh :

BaiqHumairatulla A. 09260024

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

ii LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Baiq Humairatulla A.

NIM : 09260024

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

JudulSkripsi :Rasionalitas Singapura Mengajukan Defence Coorperation Agreement (DCA) dan Military Training Area (MTA) Sebagai Syarat Perjanjian Ekstradisi Dengan Indonesia.

Disetujui,

DOSEN PEMBIMBING

Pembimbing I Pembimbing II

M. Syaprin Zahidi S.IP., M.A. Hevi Kurnia Hardini, M.A.Gov

Mengetahui, Ketua Jurusan

Ilmu Hubungan Internasional

(3)

iii LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Baiq Humairatulla A. NIM : 09260024

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Judul Skripsi : Rasionalitas Singapura Mengajukan Defence Coorperation Agreement (DCA) dan Military Training Area (MTA) Sebagai Syarta Perjanjian Ekstradisi Dengan Indonesia.

Telah di pertahankan dihadapan Dewan Penguji Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Dan dinyatakan LULUS

Pada hari : Kamis Tanggal : 17 Juli 2014 Tempat : Ruang Dosen FISIP

Mengesahkan Dekan FISIP – UMM

Dr. Asep Nurjaman, M.Si

Dewan Penguji : Tanda Tangan 1. M. Syaprin Zahidi, S.IP., M.A ( )

2. Hevi Kurnia Hardini, M.A.Gov ( )

3. Havidz Ageng Prakoso , M.A ( )

(4)

iv PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangandibawah ini :

Nama : Baiq Humairatulla A. Tempat, Tanggal lahir : Maumere, 10 Maret 1992

NIM : 09260024

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Menyatakan bahwa karya ilmiah (Skripsi) dengan judul :

RASIONALITAS SINGAPURA MENGAJUKAN DEFENSE

COORPORATION AGREEMENT (DCA) DAN MILITARY TRAINING AREA (MTA) SEBAGAI SYARAT PERJANJIAN EKSTRADISI DENGAN INDONESIA.

Adalah bukan karya ilmiah (Skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyatan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 05 Juli 2014 Yang Menyatakan,

(5)

v BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Baiq Humairatulla A. 2. NIM : 09260024

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik 4. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

5. Judul Skripsi :Rasionalitas Singapura Mengajukan Defence Coorperation Agreement (DCA) dan Military Training Area (MTA)

Sebagai Syarat Perjanjian Ekstradisi dengan Indonesia 6. Pembimbing : 1. M. Syaprin Zahidi, S.IP., M.A.

2. Hevi Kurnia Hardini, M.A.Gov 7. Kronologis Bimbingan

Tanggal

Paraf Dosen Pembimbing

Keterangan PembimbingI Pembimbing II

23 April 2013

Pengajuan Judul skripsi

25 April 2013

ACC Judul

08 Februari 2014

ACC Seminar Proposal Skripsi

18 Maret 2014

Seminar Proposal Skripsi

28 Maret 2014

ACC BAB I

16 April 2014

ACC BAB II

13 Juni 2014

ACC BAB III

26 Juni 2014

ACC BAB IV

03 Juli 2014

ACC UjianSkripsi

Malang, 05Juli 2014 Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(6)

vi ABSTRAKSI

Baiq Humairatulla A., 2014, 09260024, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Hubungan Itenasional, Rasionalita Singapura Mengajukan Defence Coorperation aAgreement (DCA) dan Military Training Area (MTA) Sebagai Syarat Perjanjian Ekstradisi Dengan Indonesia, Pembimbing I : M. Syaprin Zahidi, S.IP., M.A, Pembimbing II : Hevi Kurnia Hardini, M.A.Gov.

Dalam skripsi ini membahas tentang rasionalitas Singapura mengajukan DCA dan MTA sebagai syarat perjanjian ekstradisi.Tujuan penelitian skripsi ini dimaksudkan untuk mengetahui lebih dalam tentang alasan-alasan dari pihak Singapura dalam mengajukan perjanjian DCA dan MTA harus menjadi satu paket dengan perjanjian ekstradisi. Dalam penelitian inimetode penelitian yang digunakan adalah eksplanatif karena bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi alasan Singapura mengajukan DCA dan MTA menjadisatupaketperjanjianekstradisi yang diajukan oleh indonesia. Berdasarkan teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan mencari variabel-variabel yang berkaitan berupa buku, website, dan lain sebagainya yang di terbitkan oleh lembaga-lembaga yang berkaitan. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah teori pengambilan keputusan Model AktorRasionaldari Graham T. Allison dengan komponen- komponen dari pilihan rasional yaitu tujuan dan sasaran, pilihan, konsekuensi dan pilihan rasional. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah perjanjian ekstradisi tersebut digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan oleh Perdana Menteri Singapura guna mencapai kepentingan nasionalnya terhadap negara Indonesia.

Kata Kunci :Rasionalitas, perjanjian DCA dan MTA.

Pembimbing I Pembimbing II

(7)

vii ABSTRACT

BaiqHumairatulla A., 2014, 09260024, University of Muhammadiyah Malang, Faculty of Social and Politic Sciences, Department of International Relation,Rationality Singapore proposed the DefenceCoorperation Agreement (DCA) and theMilitary Training Area (MTA) as the terms of the extradition treaty With Indonesia, Adviser I : M.SyaprinZahidi, S.IP., MA, Adviser II : HeviKurniaHardini, M. A. Gov

The Thesis discusses the rationality of Singapore proposed the DCA and the MTA as the terms of the extradition treaty. The purpose of this thesis research intended to find out more the deep reasons of Singapore Treaty in proposing the DCA and the MTA to be one package with the extradition treaty. The research method used was eksplanatif due to analyze and identify the Singapore motive that proposed the DCA and the MTA into one package extradition treaty that proposed by Indonesia. Based on the technique of collecting data the study is done by searching the variables which can be related to the books, websites, and the others that published by the linked institution. The framework of the thought which is used is the theory of decision-making model rational actor of Graham T. Allison with the component- component of rational choices and objectives, namely the purpose a choice, the consequences and rational choice. The research that obtained from these research is extradition treaty are used as the consideration of decision making process by the Singapore Prime Minister, to clutched their national interest towards Indonesia.

Keywords : Rasionality, DCA and MTA Treaty.

Adviser I Adviser II

(8)

viii LEMBAR PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobil’aalamin Puji syukur atas segala Rahmat dan Karunia dari Tuhan Semesta Alam, Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat, kemudahan, kelancaran dan hikmah dalam hidup. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Karya Ilmiah ini aku persembahkan teruntuk:

Bapa Lalu Fadlan dan Mama Asih, terima kasih atas segala bentuk kasih sayangnya, semangat, dukungan, dan do’anya yang tidak pernah putus diberikan kepada saya. Untuk dua adik saya Puguh dan Ica, terima kasih selalu bertanya “Mira kapanwisuda?” memberikan saya semangat dan tanggung jawab.Alhamdulillah.

Kepada Dosen Pembimbing saya Pak M. Syaprin Zahidi, S.IP., M.A. dan Bu Hevi Kurnia Hardini, M.A. Gov. yang banyak memberikan saya masukan dan saran dalam proses pembuatan skripsi ini. Terima Kasih Banyak. Teruntuk juga Dosen-Dosen HI UMM yang member banyak kontribusi dalam perkuliahan.Terima kasih atas bimbingannya selama ini yang sangat bermanfaat.

(9)

ix Tidak akan terlupakan saat-saat bersama kalian. Saranghae, neomu neomu manhi gomapda.uribolkeyeo, johgesseo.

Buat Aditya Adam Saputra, thank you Broyfriend, banyak sekali membantu dan member semangat. partner for imagine, one day i’ll make it come true. Great to meet u Adam. Jigeum buto yeowonhikkaji nan neolapeseoisseo, hagettda.

Buat teman-teman yang jauh di mata namun selalu dihati, memberikan inspirasi dan motivasi Deva, Lala, Maya, Satria, Tyas, Bedul dan banyak lagi.

Buat teman-teman HI UMM berbagai lapis angkatan, para staff Lab HI dan Kajur HI, teman-teman seangkatan, HI A/B/C 2009, Geng Rempira, Trio Kisyut, buat adek-adek tingkat Kiki, Talab, Laras, Maya, Wimba, yang banyak membantu dan memberikan saya banyak pelajaran, kritik dan saran. Tidak terlupakan my classmate couple in every moments Feby, acting like a commentator n blablablabla, we always have many reasons for laugh anytime, dan juga untuk teman-teman lainnya yg tidak dapat saya sebutkan satu-persatu. Sukses selalu buat kita semua teman-teman.BARAKALLAH, Amin.

Malang, 05 Juli 2014

(10)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Rasionalitas Singapura Mengajukan Defence Coorperation Agreement (DCA) dan Military Training Area (MTA) Sebagai Syarat Perjuanjian Ekstradisi Dengan Indonesia “.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Saya sebutkan namanya satu persatu, Saya mengucapkan banyak terima kasih atas semua bantuan yang diberikan. Semoga Allah SWT melimpahkan segala berkah dan rakhmat-Nya bagi bapak, ibu dan saudara/i yang telah berbuat baik kepada saya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki penulisan di masa yang akan datang. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semuapihak

Malang, 05 Juli 2014 Penulis

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

Lembar cover/Sampul Dalam ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Orisinalitas... iv

Berita AcaraSkripsi ... v

Abstraksi ... vi

Lembar Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... x

Daftar isi ... xi

Daftar Pustaka ... xiii

Daftar Tabel/Grafik ... xiii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1. Manfaat Akademis ... 4

1.4.2. Manfaat Praktis ... 5

1.5. Penelitian Terdahulu ... 5

1.6. Kerangka Pemikiran... 10

1.6.1. Model Aktor Rasional ... 10

(12)

xii

1.7. Metode Penelitian ... 17

1.7.1. Tingkat Analisa ... 17

1.7.2. Metode Pengumpulan Data ... 18

1.7.3. Teknis Analisa Data ... 18

1.7.4. Ruang Lingkup Penelitian... 18

1.7.5. Batasan Materi ... 19

1.7.6. Batasan Waktu ... 19

1.7.7. Hipotesa ... 21

1.8. Sistematika Penulisan ... 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA USULAN PENGAJUAN PERJANJIAN DCA DAN MTA OLEH SINGAPURA 2.1. Kronologis Penendatanganan Perjanjian Ekstradisi DCA dan MTA, Singapura-Indonesia ... 23

2.2. Naskah Perjanjian Pertahanan Indonesia-Singapura ... 28

A. Lingkup Kerjasama ... 29

B. Kerja Sama Latihan ... 29

C. Jangka Waktu ... 31

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ANALISA KEBIJAKAN LUAR NEGERI SINGAPURA TERHADAP PERJANJIAN EKSTRADISI, DCA DAN MTA DENGAN INDONESIA 3.1. Sistem Politik Luar Negeri Indonesia ... 35

3.2. Strategi dan Sistem Pertahanan Singapura ... 40

(13)

xiii 3.4. Keuntungan Singapura Terhadap Perjanjian Ekstradisi,

DCA dan MTA dengan Indonesia ... 57

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ... 61 4.2. Saran ... 63 Daftar Pustaka

(14)

xiv DAFTAR TABEL

(15)

xv DAFTAR GRAFIK

(16)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Indonesia Singapura.

Lampiran 2. Perjanjian Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Pemerintah Republik Singapura Tentang Ekstradisi Buronan.

(17)

xvii DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

DR. AA Banyu Perwira & DR. Yanyan Mochamad Yani. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya. hal. 51.

Tulus Warsito. 1998. Teori-Teori Politik Luar Negeri. Yogyakarta: Bigraf.

Graham T. Allison. 1969. Conceptual Models and Cuban Missile Crisis, The America Science Review. Volume 63.

Jack C. Plano & Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Diterjemahkan Oleh: Abardin. Bandung

Hans J. Morgenthau. 1951. In Defense of National Interest: Artical Examination of American Foreign Policy. Dalam J. Peter Pham. What is in the National

Interest?Hans Morgenthau Realist Vision and Amerika Foreign Policy. hal. 262.

Koh Tommy. 199 I8. The Quest for World Order: Prespectives of a Pragmatic Idealist. Singapore: The Institute of Policy Studies. Dalam Teuku Rezasyah.

Politik luar Negeri Indonesia: Antara Idealisme dan Praktis. hal. 7.

(18)

xviii Amitav Acharya. Singapore’s Foreign Policy, National Capacity and Foreign

Policy Decision-Making (Amerika : 2007), hal 17.

Bilveer Singh, “The Military and Small State : the role of hard power in Singapore’s domestic and foreign policy”, Department of Political Science, National University of Singapore

Paper presented at the Sixth Pan-European International Relations Conference, 12-15 September 2007. Turin. Italy. hal. 16

Sumber Laporan Penelitian :

I Made Regianandya Mahayasa. 2012. “Perjanjian Ekstradisi Antara Indonesia Singapura Sebagai Upaya Pengembalian Pelarian Koruptor Indonesia di Singapura”. Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum. Universitas Brawijaya. Malang.

Abdulah Tulip, Nasriana, Akhmad Idris., 2009. "Kerjasama Indonesia dengan Negara-Negara Tetangga dalam Pemberantasan Kejahatan Transnasional” Laporan Penelitian Hibah Kompetitif Universitas Sriwijaya Fakultas Hukum.

(19)

xix Rizki Septiana. 2013. “Rasionalisasi Indonesia Menandatangani Perjanjian

Ekstradisi dan DCA. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Metodologi penelitian: Defence Coorperation Agreement (DCA) RI-Singapura”. Universitas Indonesia. Jakarta. hal 53.

Sumber Media dan Website Online:

“Napak Tilas Sejarah Singapura”, diakses dari www.yoursingapore.com/content/traveller/id/browse/aboutsingapore/a-brief-history.html pada tanggal 01 Juni 2014 pukul 11.00.

“Ekstradisi”. NBC-Interpol Indonesia. diakses dari http://www. interpol.go.id/id/uu-dan-lhukum/ekstradisis/definisi-prosedur-implementasi-ekstradisi/262-ekstradisi pada tanggal 01 Juni 2014 pukul 14.30.

“Akhir Proses Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura diakses dari http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/detail.aspx?x=Hot+Topic&y=cybern ews%7C0%7C0%7C3%7C63. Portal CBN pada tanggal 11 April 2014 pukul 13.00.

“Perjanjian Ekstradisi, Energi Baru Memerangi Korupsi”. Berita Sore diakses dari http://beritasore.com/2007/04/26/perjanjian-ekstradisi-energi-baru-memerangi-korupsi/ pada tanggal 11 April 2014 pukul 13.30.

http://betanas.com/kerjasama-luar-negeri-indonesia-singapura diakses pada tanggal 7 April 2013.

(20)

xx “Perjanjian Ekstradisi Dengan Singapura Terhenti”. diakses dari http://international.okezone.com/read/2012/03/13/411/592379/sby-perjanjian-ekstradisi-dengan-singapura-terhenti pada tanggal 7April 2013 pukul 20.00. http://pustaka.unpad.ac.id/archives/116547 di akses pada tanggal 10 April 2013 pukul 16.00.

Tjahjo Kumolo, PDIP Ajukan Hak Menyatakan Pendapat, di muat dalam Suara Merdeka “Soal Perundingan DCA”, 6 Agustus 2007.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0708/06/nas11.html , diakses pada tanggal 28 Januari 2014.

“Indonesia Merasa Tidak Rugi Bila DCA Ri—Singapura Gagal. Antara News. diakses dari http://www.antaranews.com/print/67240. pada tanggal 28 Januari 2014.

Lee Hsien Loong, dalam pidato Join Press Briefing Between President of the Republic Indonesia and Prime Minister Singapore, Istana Tampaksiring Bali 27 April 2007 . diakses dari

http://www.presidenri.go.id/index.php/eng/pers/2007/04/27/258.html pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 12.00.

“Perjanjian Pertahanan RI-Singapura Siapa yang Diuntungkan?”. Antara News. diakses dari http://www.antaranews.com/print/61613 , diakses pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 10.00.

“Kerjasama Pertahanan RI-Singapura Disepakati”. Antara News. diakses dari http://www.antaranews.com/print/34397 , di akses pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 12.00.

(21)

xxi focused on network-centric warfare and other futuristic concepts, began in earnest around 2000. (Jane’s Defense Weekly/January 2007).

Robert Karniol. “Lockheed Martin wins Singapore trainer contest”, Jane’s Defense Weekly, Volume 43, Issue 46, 15 November 2006. Volume 43, Issue 46, 15 November 2006.

“RI-Singapura Kembali Rundingkan Perjanjian Ekstradisi. Riau Terkini. diakses dari http://riauterkini.com/luar.php?arr=5691 pada tanggal 12 Apri 2014 pukul 16.37.

Ambon, “Indonesia-Singapura Memulai Perundingan Perjanjian Ekstradisi” diakses dari http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-IndonesiaSingapura-Memulai-Perundingan-Perjanjian-Ekstradisi pada tanggal 11 April pukul 17.00. Heru, “RI-Singapura Sepakat Percepat Perundingan Ekstradisi” warta Terkini. diakses dari http://wartaterkini.com/07/54/43/ri-singapura-sepakat-percepat-perundingan-perjanjian-ekstradisi.htm pada tanggal 12 April 2014 pukul 17.30.

Edy Sutjipto, “Pangkalan Angkatan Laut Changi, Singapura, Jadi Pusat Banlltuan Kemanusiaan Regional”. diakses dari www.setkab.go.id/berita-12715-pangkalan-

angkatan-laut-changi-singapura-jadi-pusat-bantuan-kemanusiaan-rego-ional.html pada tanggal 11 April 2014 20.00.

“Panas-Dingin Hubungan RI-Singapura”. Tempo. diakses dari

www.tempo.co/readnews/2014/02/07/118552011/Panas-Dingin-Hubungan-RI-Singapura pada tanggal 12 April2014 pukul 18.30

(22)

RI-xxii Singapura”. Antara News. diakses dari

www.antaranews.com/berita/26724/menhan-masalah-mta-masuk-dalam-kerjasama-pertahan-ri-singapura pada tanggal 12 April 2014 19.00.

“Perjanjian Ekstradisi Ditaken”. Hukum Online. diakses dari

www.hukumonline.com/berita/baca/hol16599/perjanjian-ekstradisi-ditaken pada tanggal 12 April 2014 pukul 20.00.

Marwan Mas. “Ekstradisi Koruptor Terancam Gagal”, ICW (Indonesia Corruption Watch). diakses dari http://antikorupsi.org/id/content/ekstradisi-koruptor-terancam-gagal pada tanggal 13 Juni 2014 pukul 22.00.

Muhammad Nur Hayid. “ Isi Naskah Perjanjian Pertahanan RI dan Singapura” diakses dari news.detik.com/read/2007/05/08/122524/785983/10/isi-naskah-perjanjian-pertahanan-ri-dan-singapura pada tanggal 12 April 2014 pukul 17.00. Perjanjian Antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Singapura Tentang Kerjasama Pertahanan, Pasal 6.

“Panas-Dingin Hubungan RI-Singapura”. Tempo 7 Februari 2014. diakses dari www.tempo.co/read/news/2014/02/07/118552011/Panas-Dingin-Hubungan-RI-Singapura pada tanggal 3 April 2014 pukul 08.30.

Novi Adiputri, “PM Singapura Beri Selamat SBYAtas Tewasnya Noordin”, detiknews 18 September 2009. diakses dari

(23)

xxiii David Setiawan. “Kebijakan Luar Negeri Singapura Dalam Perkembangan Ekonominya” diakses dari http://labhi.staff.ummac.id/2010/06/13/kebijakan-luar-negeri-singapura-dalam-perkembangan-ekonominya/ pada tanggal 01 Mei 2014 pukul 10.30.

Anonim. “Merebut (Kembali) Hegemony Militer Dari Singapura”. Jakarta Greater. diakses dari http://jakartagreater.com/test/ pada tanggal 05 Juni 2014

pukul 11.00.

MINDEF, 24 Februari 2014, “Defense Spending : Steady and Prudent Approach”, diakses dari http://www.mindef.gov.sg/imindef/key_topics/defence_spending.html pada tanggal 06 Juni 2014 pukul 16.00.

MINDEF. “Total Defense” diakses dari

http://www.mindef.gov.sg/imindef/key_topics/total_defense.html pada tanggal 31 April 2014 pada pukul 12.00.

MINDEF. “Defense & Diplomacy”, MINDEF diakses dari

www.mindef.gov.sg/imindef/key_topics/defense_policy.html pada tanggal 06 Juni 2014 pukul 07.00.

MINDEF. “Defence Policy and Diplomacy”, diakses dari

http://www.mindef.gov.sg/imindef/key_topics/defence_policy.html pada tanggal 06 Juni 2014 pukul 18.00.

Alman Helvas Ali, op. cit (Analisis Terhadap Kebijakan Pertahanan Singapura). Luhur Hertanto. “Kemenlu Singapura:Kami Tidak Butuh Uang Koruptor”.

(24)

xxiv news.detik.com/read/2013/09/06/004310/2350748/10/Kemenlu-singapura-kami-tidak-butuh-uang-koruptor pada tanggal 03 Mei 2014 pukul 10.00.

Anonim. “Peminjaman Wilayah Indonesia Untuk Latihan Militer Singapura harus Disikapi Positif”, Yustisi.com 17 September 2013. diakses dari http://yustisi.com/2010/08/peminjaman-wilayah-indonesia-untuk-latihan-militer-singapura-harus-disikapi-positif/ pada tanggal 01 Mei 2014 pukul 13.00.

Anonim “ICW:Perjanjian Ekstradisis Indonesia-Singapura Belum Jamin Pemulihan Aset”. Antaranews 25 April 2007. diakses dari http://www.antaranews.com/berita/60385/icw-perjanjian-esktradisi-indonesia-singapura-belum-jamin-pemulihan-aset pada tanggal 02 Mei 2014 Pukul 15.00. MINDEF. “Anti-Corruption Policy”. diakses dari http://www.mindef.gov.sg/imindef/key_topics/anti_corruption_policy.html pada tanggal 06 Juni 2014 pukul 19.00.

(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Singapura merupakan negara kota (city-state) dengan keterbatasan wilayah dan sumberdaya alam yang dimiliki, menunutut Singapura untuk melakukan kerjasama dengan negara-negara lainnya baik dalam lingkup bilateral, multilateral, maupun regional, khususnya hubungan kerjasamanya dengan negara-negara tetangganya, penelitian ini fokus kepada hubungannya dengan negara-negara Indonesia. Hubungan keduanya dijalankan dalam lingkup regional hingga bilateral dengan membawa kepentingan masing-masing.

Salah satu bentuk kerjasama keduanya yaitu Perjanjian Ekstradisi (Extradition Treaty) yang diajukan oleh Indonesia dengan tujuan utama yaitu

menangkap serta menarik aset-aset negaranya yang dilarikan para koruptor ke negeri yang mendapat julukan negeri Singa1 tersebut. Pengertian dari ekstradisi sendiri yaitu penyerahan seorang yang menjadi tersangka kriminal dari suatu negara ke negara peminta. Kini ekstradisi digunakan untuk menghukum para penjahat yang melarikan diri dan telah melewati batas wilayah negara agar keputusan pengadilan dari mana asal penjahat tersebut dapat dilaksanakan.2

1 Kota Singa atau Ssingapura dinamai oleh Pangeran dari Palembang (ibukota Kerajaan

Sriwijaya) dalam bahasa Sansekerta simha (singa) dan pura (kota), ͞Napak Tilas

Sejarah Singapura͟, diakses dari

www.yoursingapore.com/content/traveller/id/browse/aboutsingapore/a-brief-history.html pada tanggal 01 Juni 2014 pukul 11.00.

2NCB-interpol Indonesia, ͞Ekstradisi͟ diakses dari http://www.

(26)

2

Proses perjanjian ekstradisi Indonesia - Singapura merupakan proses sejarah yang panjang, dimana pada tahun 1973 pemerintah Indonesia telah meminta Singapura melakukan kerjasama ekstradisi dan diupayakan kembali perjanjian ini pada krisis ekonomi tahun 1998.3 Alasan utama yaitu Indonesia ingin menangkap para koruptor yang kabur ke Negara Singa tersebut. Kenyataan yang ada banyak sekali praktek korupsi yang terjadi diIndonesia bahkan indonesia mencapai rekor sebagi negara palingkorup di kawasan asia. Singapura menjadi tempat pelarian favorit bagi para koruptor, setidaknya ada 17 koruptor yang bersembunyi di sana.4

Dalam hal ini perjanjian ekstradisi tingkat Association South East Asia Nation (ASEAN) yang dilakukan Singapura dengan Indonesia hanyalah sebagai bentuk dari upaya semangat kerja sama antara negara-negara ASEAN,5sedangkan masalah perjanjian ekstradisi adalah hubungan antarnegara atau government to government. Sehingga akan lebih mudah dilakukannya pengadilan atas para

penjahat dan konglomerat bermasalah dengan adanya perjanjian ektsradisi yang jelas.

Singapura tidak begitu saja menyetujui perjanjian ekstradisi yang tawarkan Indonesia. Beberapa alasan diantranya karena sistem hukum Singapura menganut Anglo-Saxon atau Common Law, sedangkan Indonesia menerapkan sistem hukum

3Portal CBN, Akhir Proses Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura, diakses dari

http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/detail.aspx?x=Hot+Topic&y=cybernews%7 C0%7C0%7C3%7C63 pada tanggal 11 April 2014 pukul 13.00.

4Berita Sore, Perjanjian Ekstradisi, Energi Baru Memerangi Korupsi , diakses dari

http://beritasore.com/2007/04/26/perjanjian-ekstradisi-energi-baru-memerangi-korupsi/ pada tanggal 11 April 2014 pukul 13.30.

(27)

3

Eropa Kontinental atau Civil Law. Salah satu alasan dari Perdana Menteri Lee Hsien Loong menurutnya perjanjian ekstradisi antara Indonesia dan Singapura bukan satu-satunya cara memberantas korupsi di Indonesia.6 Tidak ingin mengganggu kenyamanan orang-orang yang tinggal di negara Singapura juga menjadi alasan lainnya. Dilihat juga dari hubungan Indonesia dan Singapura yang sempat dingin oleh karena adanya pembekuan perjanjian oleh Indonesia mengenai tempat latihan militer Singapura di Indonesia, kesempatan ini digunakan oleh PM Lee Hsien Loong untuk mencapai kepentingan pihaknya.

Dengan melalui beberapa kali perundingan dan negosiasi yang dilakukan oleh delegasi teknis tentang perjanjian ekstradisi dari pihak Indonesia – Singapura, akhirnya Menjelang tahun 2007 merupakan tonggak sejarah hubungan Indonesia dan Singapura dimana PM Lee Hsien Loong melunak, diikuti kesepakatan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo yang di umumkan pada tanggal 27 April 2007 kesepakatan ini dijadikan sebagai keberhasilan perjuangan diplomasi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.7Hampir 34 tahun lamanya pada masa inilah baru terwujudnya perjanjian ekstradisi dengan Singapura.Dalam perjanjian Singapura memiliki cara pandang dan kepentingan sendiri bagi negaranya, oleh karena itu Singapura menyertai perjanjian Defence Coorperation Agreement(DCA)serta lokasi pelatihan militerMilitaryTraining Area(MTA),8

6Suara Pembaruan, Warga Keturunan Tionghoa Juga Anti Korupsi Estradisi

RI-Singapura Gagal? , diakses dari http://www.freelists.org/post/ppi/ppiindia-warga-Keturunan-Tionghoa-Juga-Anti-Korupsi-Ekstradisi-RISingapura-Gagal pada tanggal 11 April 2014 pukul 14.30.

7“SBY: Perjanjian Ekstradisi Dengan Singapura Terhenti, diakses dari

” http://international.okezone.com/read/2012/03/13/411/592379/sby-perjanjian-ekstradisi-dengan-singapura-terhenti diakses pada tanggal 7April 2013 pukul 20.00.

(28)

4

dimana implementasi dari perjanjian ini menjadi perdebatan diantara kedua negara tersebut. Singapura pun tidak bersedia meratifikasi perjanjian ekstradisi jika pihak Indonesia juga belum meratikasi perjanjian DCA dan MTA.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai alasan-alasan atau rasionalitas yang menjadi pertimbangan PM Lee Hsien Loong sebagai Perdana Menteri Singapura masuk dan melihat peluang bagi negaranya pada perjanjian ekstradisi dengan Indonesia.

1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut.

"Mengapa Singapura mengajukan perjanjian Defence Coorperation Agreement(DCA)dan Military Trainning Area(MTA) menjadi satu paket dengan

perjanjian ekstradisi dengan Indonesia?" 1.3 Tujuan Penelitian

Tinjauan penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang telah di ajukan di rumusan masalah, yaitu mengetahui alasan atau penyebab tarik-menarik dari kepentingan pihak Singapura dalam pengajuan perjanjian kerjasama pertahanan DCA dan MTA, sehingga berdampak belum diratifikasinya perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura.

1.4 Manfaat Penelitian

(29)

5

1.4.1 Manfaat Akademis

1.Dapat memahami hubungan bilateral Indonesia-Singapura serta faktor-faktor yang mempengaruhinya,

2. Kepentingan nasional Singapura dalam pengajuan DCA dan MTA 1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan adanya penelitian ini peneliti mengharapkan hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai acuan dan juga rekomendasi bagi pihak yang berkepentingan atau peneliti selanjutnya.

1.5 Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar untuk melengkapi tinjauan pustaka, maka disajikan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini, yang bertujuan untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dan menjadi acuan dalam pembahasan.

Beberapa penelitian terdahulu yang akan digunakan oleh penulis adalah (1) “Perjanjian Ekstradisi Antara Indonesia Singapura Sebagai Upaya Pengembalian Pelarian Koruptor Indonesia di Singapura” oleh I Made Regianandya.9Penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini dari fakultas Hukum oleh karena itu peneliti ini memakai teori/konsep statuta approach dengan metode deduktif dan induktif komperatif. Peniliti lebih menkaji dalam bidang hukum dari perjanjian ekstradisi tersebut.Penelitian Yuridis Normatif di bidang perjanjian ekstradisi, yaitu mencari dan mengkaji norma-norma hukum, baik yang ada dalam

(30)

6

undang-undang maupun keputusan-keputusan pengadilan, tentang kendala-kendala yuridis yang dihadapi oleh Indonesia dalam pengembalian pelaku korupsi yang melarikan diri ke Singapura dan juga bagaimanakah mekanisme yang seharusnya digunakan oleh Indonesia untuk dapat mengembalikan pelaku korupsi tersebut.

(2) "Kerjasama Indonesia dengan Negara-Negara Tetangga dalam Pemberantasan Kejahatan Transnasional" oleh Abdul Tulip S.H, Nasriana, S.H M.Hum, Ahmad Idris, S.H M.H.10 Memakai teori/konsep statuta International Crime Court (ICC) dengan menggunakan metode deskriptif, yuridis, dan analitis.

Dalam penelitian ini peneliti membahas perjanjian ekstradisi Indonesia dan Singapura juga, tetapi lebih mengacu kepada identifikasi peraturan-peraturan (ketentuan) hukum pidana dan mengetahui bentuk-bentuk kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara tetangga dalam pencegahan dan penanggulangan kejahatan transnasional. Untuk ruang lingkupnya lebih luas yaitu ruang lingkup ASEAN.

Penelitian terdahulu (3) yaitu dengan judul "Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Ekstradisi Indonesia dan Republik Korea Selatan" oleh Alma Panjaitan.11Menggunakan teori/konsep Statuta International Crime Court (ICC) dengan metode deskriptif, yurudis, analitis. Penelitian ini membahas mengenai analisis hukum perjanjian ekstradisi Republik Indonesia-Republik Korea Selatan.

10 Abdulah Tulip,Nasriana, Akhmad Idris., 2009. "Kerjasama Indonesia dengan Negara-Negara

Tetangga dalam Pemberantasan Kejahatan Transnasional” Laporan Penelitian Hibah Kompetitif Universitas Sriwijaya Fakultas Hukum.

11 Alma Panjaitan, "Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Ekstradisi Indonesia dan

(31)

7

Penelitian terdahulu (4) “Rasionalisasi Indonesia Menandatangani Perjanjian Ekstradisi dan DCA” oleh Rizkia Septiana.12 Peneliti menggunaka teori/konsep Rational Choice dengan metode eksplanatif. Dalam penelitian ini peneliti juga membahas perjanjian ekstradisi Indonesia dengan Singupura, dengan mengkaji alasan-alasan Indonesia menandatangani dan menyepakati perjanjian ekstradisi dengan Singapura.

Penelitian-penelitian di atas ini lebih mengkaji tentang Yuridis Normatif di bidang perjanjian ekstradisi, yaitu mencari dan mengkaji norma-norma hukum, baik yang ada dalam undang-undang maupun keputusan-keputusan pengadilan tentang kendala-kendala pengembalian koruptor yang melarikan diri ke Singapura. Meskipun disisni penulis juga meneliti tentang perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura, tetapi terdapat perbedaan dengan penelian sebelumnya.

Dalam penelitian tiga terdahulu ini lebih mengkaji dari sisi hukum, sedangkan perbedaanya dalam penilitian ini peneliti akan lebih cenderung menjelaskan alasan-alasan dan faktor-faktor yang menguntungkan bagi kepentingan pihak Singapura dalam mempertahankan perjanjian DCA dan MTA dilaksanakan satu paket dengan perjanjian ekstradisi dengan Indonesia. Dalam penelitian terdahulu yang terakhir, sama halnya dengan meneliti perjanjian ekstradisis Indonesia dan Singapura tetapi perbedaanya terletak pada peneliti terdahulu yang lebih cenderung membahas alasan-alasan dari negara Indonesia untuk menandatangani perjanjian ekstradisi dan DCA dengan Singapura,

12Rizkia Septiana, 2013 Rasionalisasi Indonesia Menandatangani Perjanjian Ekstradisi

(32)

8

(33)

9

1.1Tabel Posisi Penelitian.

No Nama / Judul

Teori /

Konsep Metode Persamaan Perbedaan

1 - I Made Regianandya

(Perjanjian Ekstradisi Antara Indonesia Singapura Sebagai Upaya

Pengembalian Koruptor Indonesia di Singapura)

statuta approach -Deduktif -Induktif Komperatif -Sama-sama membahas tentang perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura -Lebih mengkaji dalam bidang hukum

2 -Abdulah Tulip, S.H,

M.hum -Nasriana, S.H, M.Hum -Ahmad Idris, S.H, M.H (Kerjasama Indonesia Dengan Negara-Negara Tetangga Dalam Pemberantasan Kejahatan Transnasional) Statuta Interna- tional crime court (ICC) -Deskriptif -Yuridis -Analitis - Membahas kejahatan transnasional dalam lingkup ASEAN dalam bentuk perjanjian maupun pernyataan .

- Lebih mengacu kepada identifikasi peraturan-peraturan (ketentuan) hukum pidana. -Fokus dalam lingkup ruang ASEAN.

3 - Alma Panjaitan (Suatu Tinjauan Yuridis Terhadap

Perjanjian Ekstradisi Indonesia dan Republik

Korea Selatan) -Statuta International Crime Court (ICC) -Deskriptif -Yuridis -Analitis -Membahas perjanjian ekstradisi Indonesia.

Negara Yang dikaji berbeda (Indonesia-Korea Selatan).

4 -Rizkia Septiana

(Rasionalisasi Indonesia Menandatangani Perjanjian Ekstradisi dan

DCA) - Rational Choice -Deduktif -Induktif -Analitis -Membahas perjanjian ekstradisi Indonesia-Singapura -Fokus kepada alasan-alasan indonesia menandatangani atau menyepakati perjanjian ekstradisi dengan Singapura. - Sedikit membahas

dari sisi kepentingan Singapura terutama

dalam bidang pertahanan. 5. - Kebijakan Luar Negeri

Singapura Dalam Proses Peratifikasian Perjanjian Ekstradisi Dengan Singapura - Rational Choice Theory

-Eksplanatif -Membahas Perjanjian Ekstradisi Indonesia-Singapura

- mengkaji dari sisi Singapura

- pertimbangan untung-rugi Singapura dalam menyepakati Ekstradisi

- fokus kepada perjanjian DCA dan

MTA yang di

(34)

10

1.6 Kerangka Pemkiran

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, penulis menggunakan teori sebagai alat analisis utama dalam menjelaskan suatu fenomena. Teori juga menjadi dasar guna memprediksi mengapa sesuatu terjadi dan kapan diduga akan terjadi.

1.6.1Model Aktor Rasional

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, maka penulis menggunakan teori proses pembuatan politik luar negeri dar Graham T. Allinson. Politik luar negeri adalah strategi atau suatu rencana tindakan yang dibentuk oleh para pembuat keputusan (Decission Maker) suatu negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya.Tujuan dirancang dan dipilih oleh pembuat keputusan dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional yang spesifik dan di masukan dalam terminologi kepentingan nasional.13

Dalam studi hubungan internasional, kita dapati bahwa kajian kebijakan luar negeri sangat luas dan kompleks. Kebijakan luar negeri dalam pengertian luas terdiri atas pola-pola yang diwujudkan oleh suatu negara dalam memperjuangkan dan mewujudkan kepentingan nasional, dalam hubungannya dengan negara lain atau dilakukan terhadap lingkungan eksternalnya. Politik luar negeri dapat berarti sebagai tindakan rasional (Rational Action) suatu negara dalam usaha memenuhi kepentingan nasionalnya di lingkungan internasional, dapat juga berarti hanya sebagai pernyataan gramatik yang diucapkan oleh para pemimpin atau penguasa

13Jack C. Plano & Roy Olton, ͞Kamus Hubungan Internasional͟, Jakarta, Putra A Bardin,

1999. Dalam buku pengantar DR. AA Banyu Perwita, DR. Yanyan Mochamad Yani,

(35)

11

suatu negara terhadap masyarakat internasional, dapat pula agregasi seluruh kepentingan dalam negeri suatu negara atau bangsa.14

Graham T. Allinson yang mengajukan model untuk mendreskripsikan proses pembuatan keputusan politik luar negeri yaitu (1) Model I Aktor Rasional, dalam model ini politik luar negeri dipandang sebagai akibat dari tindakan-tindakan aktor rasional, terutama pembuatan keputusan politik luar negeri digambarkan sebagai suatu proses intelektual, (2) Model II Proses Organisasi, (3) Model III Politik-Birokratik.Perspektif Model I Aktor Rasionalamat relevan untuk menjelaskan dinamika perilaku aktor politik sebagaimana yang menjadi bahan kajian dalam penulisan skripsi ini.Bahwa dalam menentukan sikap dan kebijakan politik, para aktor senantiasa terkait dengan aspek-aspek rasionalitas politik. Dalam penelitian ini Lee Hsien Loong sebagai Perdana Menteri menjadi aktor rasional Singapura yang sangat berpengaruh dalam membuat suatu kebijakan.

Politik luar negeri dalam Model I Aktor Rasional menurut Graham T. Allinson yaitudimana pemerintah dianalogikan sama dengan perilaku individu yang bernalar dan terkoordinasi. Analisis model pembuat keputusan ini adalah pilihan-pilihan yang diambil oleh peerintah. Dengan demikian, analisis politik luar negeri harus memusatkan perhatian pada penelaah kepentingan nasional dan tujuan dari suatu bangsa, alternatif-alternatif haluan kebijaksanaan yang bisa diambil oleh pemerintahnya, dan perhitungan untung rugi atas masing-masing alternatif itu.

(36)

12

Adapun komponen-komponen dari pilihan rasional : 1. Tujuan dan sasaran

Keamanan nasional dan kepentingan nasional adalah tujuan utama yang dikandung dalam suatu strategi. Setiap bangsa selalu mencari keamanan dan berbagai tujuan lebih lanjut.

2. Pilihan

Berbagai tindakan yang relevan dengan masalah yang menyediakan atau membentuk strategi untuk mencapai keputusan akhir.

3. Konsekuensi.

Hasil tindakan dari berbagai pilihan yang dilakukan. 4. Pilihan Rasional.

Para pengambil keputusan memilih alternatif pilihan yang memiliki tingkat konsekuensi paling tinggi dari sasaran dan tujuanya.15

Setiap negara digambarkan sebagai aktor rasional yang selalu bertindak berdasarkan kepentingan diri sendiri. Hal yang paling mendasar adalah menjaga kedaulatan dan mencapai kepentingan nasional. Dalam model ini digambarkan bahwa para pembuat keputusan melakukan alternatif-alternatif kebijakan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dalam penerapannya di sini, Singapura adalah salah satu negara yang memiliki pemerintahan yang monolit, dibawah kepemimpinan Lee Hsien Loong yang tidak lain adalah putra dari mantan Perdana Menteri Lee Kwan Yew. PM Lee Hsien Loong sebagai aktor rasional yang

15

(37)

13

berpengaruh dalam pembuatan setiapa kebijakan Singapura yang menganut sistem Anglo Saxon ini.

Berbagai kebijakan politik yang diajukan pemerintah Singapura melalui pertimbangan rasional untuk mempertimbangkan perjanjian yang diajukan oleh Indonesia dengan menyertakan perjanjian Defence Coorperation Agreement (DCA)dan Military Training Area(MTA) sebagai kompensasi dari Indonesia yang didapat Singapura atas kesediaannya menandatangani perjanjian ekstradisi yang telah ditunggu Indonesia selama lebih 30 tahun. Dalam perjanjian ekstradisi ini, di atas kertas Indonesia mungkin diuntungkan, karena banyak koruptor Indonesia yang melarikan diri dan memarkir hasil korupsinya di Singapura. Disisilain perjanjian ini lebih menguntungkan pihak Singapura.

Kesepakatan-kesepakatan tersebut tidak memberikan kontribusi positif yang berarti untuk Indonesia. Dalam substansinya, Indonesia akan lebih banyak kehilangan kesempatan sedangkan Singapura mendapat banyak kesempatan dan kemudahan dari Indonesia.16 Dalam hal ini fasilitas MTAyang juga dimasukkan dalam kerangka kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Singapura atau DCA dinilai hanya menguntungkan Singapura. Singapura akan mendapat kemudahan untuk mendapatkan MTAyang lebih luas lagi daripada sekarang.

Sebelumnya diberitakan, DCA kali pertama dicetuskan dalam pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Perdana Menteri Singapura

16

(38)

14

Lee Hsien Loong, di Bali 3-4 Oktober 2005.17

“DCA provides the foundation for us to broaden, deepen, and strengthen this relationship. So I am very delighted that we have in able to complete and sign these two agreements. This is not just a matter of technical negotiation but also of political decision on both sides that we would like to focus on these two key issues despite what other matters may come up from time to time and bring them to a successful conclusion and sign them”.18

Dalam kesempatan tersebut Lee Hsien Loong juga menjelaskan bahwa perjanjian ekstradisi dan DCA adalah suatu negosiasi yang sangat sulit dan ia percaya kedua perjanjian itu akan dapat diberlakukan dan diterapkan. Dua perjanjian yang sangat penting dan dapat mendukung politik kedua negara tersebut.19

DCA dilontarkan sebagai bentuk keinginan keras Singapura untuk mendapat fasilitas MTA dari Indonesia, setelah dibekukan pada 2003. Pada 2000, Indonesia dan Singapura sepakat untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara melalui MTA, terutama bagi kerja sama udara dan laut. Namun, Indonesia menghentikan MTA pada 2003,20oleh karena Singapura cenderung banyak melakukan pelanggaran di wilayah RI dan dalam setiap latihan bersama, Singapura kerap mengikutsertakan pihak ketiga seperti Amerika Serikat (AS) dan

17Berita, Indonesia Tak Rugi Bila DCA RI-Singapura Batal , Antaranews, diakses dari

http://www.antaranews.com/print/67240 pada tanggal 28 Januari 2014 13.30.

18Lee Hsien Loong, dalam pidato Join Press Briefing Between President of the Republic

Indonesia and Prime Minister Singapore, Istana Tampaksiring Bali 27 April 2007 ,http://www.presidenri.go.id/index.php/eng/pers/2007/04/27/258.html , di akses pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 12.00.

19Ibid.

20Berita, ͞Perjanjian Pertahanan RI-Singapura Siapa yang Diuntungkan?͟, Antaranews ,

(39)

15

Australia.21

Indonesia yang merasa dirugikan tidak ingin melanjutkan perjanjian DCA dan MTA dengan Singapura, tetapi Singapura juga memiliki daya tawar dalam perjanjian ini, seperti yang disampaikan Menteri Pertahanan Indonesia Juwono Sudarsono, pada Oktober 2005 pihak Singapura menawarkan jika salah satu perjanjian belum dilaksanakan, maka perjanjian lain juga belum dapat dilaksanakan.22

1.6.2 Konsep Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional tidak dapat dipisahkan dalam masalah hubungan dan politik internasional. Kepentingan nasional selalu diperjuangkan dalam rangka mempertahankan eksistensi negaranya. Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang mengarahkan pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Tiap negara memiliki kepentingan nasional yang khas dari unsur-unsur kebutuhan negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi.23 Oleh karena itu, hubungan antara kepentingan nasional, kebijakan luar negeri dan power sangatlah erta dan tak dapat dipisahkan. Menurut Jack C. Plano dan Roy Olton, “Kebijakan luar negeri merupakan strategi bagi pengambil keputusan negara terhadap negara-negara lain ataupun

21Berita,͞Kerjasama RI-Singapura Disepakati͟, Antaranews, di akases dari

http://www.antaranews.com/print/34397 , di akses pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 12.00.

22͞Kerjasama Pertahanan RI-Singapura Disepakati͟. Antara News. diakses dari

http://www.antaranews.com/print/34397pada tanggal 28 Januari 2014 pukul 12.30.

23Jack C. Plano dan RoyOlton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Ed 2.Bandung:

(40)

16

internasional yang didefinisikan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam konteks kepentingan nasional. Tujuan yang mendasar dan pnentu utama menjadi

acuan bagi para pengambil keputusan negara dalam membuat kebijakan luar negeri.24 Dalam teori kepentingan nasional menurutnya, terdapat beberapa unsur utama dalam proses rasionalisasi kepentingan nasional. Unsur tersebut yaitu aktor pembuat keputusandan tujuan atau kepentingan nasional yang ingin dicapai oleh suatu negara. Tujuan atau kepentingan nasional itu pada akhirnyamerupakan tolak ukur keberhasilan politik luar negeri dan strategi yang disertai rentetantindakan rumit namun dinamis, yang ditempuh oleh suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain.

Singapura sebagai negara kecil di kawasan Asia Tenggara tidak mungkin untuk melakukan ekspansi secara militer ke negara-negara tetangga.Selain itu, Singapura pun tidak ingin negaranya yang kecil diambil alih oleh negara-negara sekitarnya yang jauh lebih besar.Singapura meski berpenduduk sekitar 4 juta orang, namun anggaran militernya adalah yang terbesar di antara negara-negara ASEAN, dan teknologi militernya adalah yang termaju.Pada tanggal 5 Januari 2007, beberapa bulan sebelum DCA disepakati, Singapura melakukan restrukturisasi di tubuh angkatan udaranya yang mereka klaim sebagai “the most significant since the Republic of Singapore Air Force (RSAF) was first established”. Restrukturisasi di tubuh Angkatan Udara Singapura (Republic of

Singapore Air Force /RSAF) ini merupakan restrukturisasi generasi ketiga (third-generation/3G) dari angkatan bersenjata Singapura (Singapore Armed

24Jack C. Plano dan Roy Olton. 1967.͞The International Dictionary͟. Holt, Rineheart &

(41)

17

Forces/SAF) secara keseluruhan.25Restrukturisasi di tubuh RSAF tersebut sebetulnya sudah dari jauh hari dipersiapkan.Sebelumnya, pada November 2006 Singapura membeli sistem kepelatihan pertahanan udara dari Lockheed Martin Simulation, Training and Support (LMSTS), sebuah perusahaan pertahanan asal

Amerika Serikat.Tidak tanggung-tanggung, kontrak dengan LMSTS disepakati selama dua puluh tahun ke depan, dimulai sejak Juni 2008. Nantinya, selama kontrak dengan LMSTS, RSAF akan menggunakan 19 Swiss Pilatus Aircraft PC-21 turboprop trainer.26 Oleh karena itu menjadi peluang yang bagus bagi Singapura untuk mendapatkan lahan untuk pelatihan armada militernya yang besar dari Indonesia dalam kesediaannya menandatangani perjanjian ekstradisi dengan Indonesia yang telah lama ditunggu oleh Indonesia.

1.7 Metode Penelitian 1.7.1 Tingkat Analisa

Tingkat analisa yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan tingkat subsistem/negara-bangsa (analisa korelasionis) dimana unit eksplanasi yaitu syarat peratifikasian perjanjian ekstradisi dengan Indonesia berada pada tingkat yang sama dengan unit analisanya yaitu rasinalitas Sinapura mengajukan DCA dan MTA.

25

The first-generation SAF concentrated on building up the individual services during the 1970s and 1980s, while the second generation SAF involved a period of consolidation. The latter emphasised tri-service integration, with a concurrent force modernisation started in the early 1990s. Efforts to develop the 3G SAF, focused on network-centric warfare and other futuristic concepts, began in earnest around 2000. (Jane’s Defense Weekly/January 2007).

26 Robert Karniol, ͞Lockheed Martin wins Singapore trainer contest͟,

(42)

18

1.7.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data peneliti lakukan dengan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku, website dan lain sebagainya yang diterbitkan oleh berbagai lembaga yang berkaitan dengan topik yang diteliti peneliti.

1.7.3 Teknis Analisa Data

Teknik analisa data dalam penelitian adalaheksplanatif , yaitu menguji suatu teori atau hipotesis guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotesis hasil penelitian yang sudah ada.Penelitian eksploratori bersifat mendasar dan bertujuan untuk memperoleh keterangan, informasi, data mengenai hal-hal yang belum diketahui.

Untuk lebih mempermudah dalam penelitian ini maka penulis dapat menentukan lebih dulu variabel-variabelnya.dan dalam penulisan ini, penulis menggunakan variabel dependen yang di tunjukan pada Kebijakan Luar Negeri Singapura dan variabel independen yaitu Proses Peratifikasian Perjanjian Ekstradisi dengan Indonesia. oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode korelasionis yaitu unit eksplanasi dan unit anilisa berada pada tingkat yang sama.

(43)

19

Dalam penelitian ini harus adanya ruang lingkup penelitian agar mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

1.7.5 Batasan Materi

Untuk menghindari adanya tulisan yang meluas, maka diperlukan batasan materi guna mempersempit masalah, agar dengan lebih mudah mengkajinya.Untuk jangkauan penelitian masalah ini batasannya adalah peninjauan masalah ekstradisi hanya difokuskan pada kepentingannegara Singapura dalam mengajikan perjanjian Defence Coorperation Agreement (DCA)danMilitary Traning Area (MTA).Kepentingan pertahanan nasional yang dikaji adalah hal-hal yang menjadi pertimbangan untung rugi pemerintah Singapura dalam mengambil kebijakan dalam perjanjian ekstradisi tersebut.

1.7.6 Batasan Waktu

(44)

20

Skema 1.1 Alur Pemikiran

Keterangan:

Kepentingan Indonesia

Kepentingan Singapura

Pola pemikiran Singapura

Proses pencapaian kesepakatan

Indonesia Singapura

Model Aktor rasional

Kepentingan

Nasional Singapura DCA & MTA Kepentingan

nasisional Indonesia Perjanjian Ekstradisi

Perjanjian DCA &MTA

Perjanjian Ekstradisi

Perjanjian DCA & MTA

Menyepakati Perjanjian Ekstradisi menjadi satu pake dengan Perjanjian DCA dan MTA

(45)

21

Proses pengefektifkan perjanjian ekstradisi Indonesia dan Singapura menjadi terhambat, oleh karena kepentingan Singapura yang ingin menyertakan kedu perjanjian yang berbeda yaitu perjanjian Ekstradisi yang mencakup masalah hukum dan perjanjian DCA dan MTA yang berada dalam konteks pertahanan. Pada akhirnya, Indonesia sebagai negara peminta bersedia untuk menyetujui keinginan pihak Singapura untuk menyertakan perjanjian ekstradisi dengan perjanjian DCA dan MTA.

1.7.7 Hipotesa

Singapura mengajukan perjanjian pertahanan DCA dan MTA satu paket dengan perjanjian ekstradisi, karena Singapura tahu bahwa Indonesia sangat membutuhkan perjanjian ekstradisi, maka melalui pertimbangan yang rasional Singapura mengajukan perjanjian Defence Coorperation Agreement(DCA)dan Military Training Area(MTA) menjadi satu paket dengan perjanjian ektradisi guna mewujudkan kepentingan nasionalnya yaitu menginginkan wilayah indonesia sebagai area latihan militernya. Dalam perjanjian yang berjangka waktu 25 tahun Singapura tidak perlu menyewa dengan harga mahal area untuk latihan militernya

1.8 Sistematika Penulisan

(46)

22

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, metode penelitian, tingkat analisa, batasan materi, hipotesa, dan sistematika penulisan.

BAB II 2. USULAN PENGAJUAN PERJANJIAN DCA (Defense Coorperation Agreement) dan MTA (Millitary Training Area). 2.1 Kronologis Penandatanganan Perjanjian Ekstradisi, DCA dan MTA Indonesia-Singapura

2.2 Isi Dari Naskah Perjanjian Pertahanan DCA dan MTA.

BAB III ANALISA RASIONALITAS SINGAPURA TERHADAP PERJANJIAN EKSTRADISI, DCA dan MTA.

3.1 Sistem Politik Luar Negeri 3.2 Strategi Pertahanan Singapura.

3.3 Pengambilan Kebijakan Luar Negeri Singapura Terhadap Perjanjian Ekstradidi dengan Indonesia.

3.4 Keuntungan Singapura Terhadap Perjanjian Ekstradisi, DCA dan MTA dengan Indonesia.

BAB IV 4.1KESIMPULAN 4.2 SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Banyak orang Sukowati yang diangkat sebagai punggawa.” Di tengah- tengah pembicaraan disela pembantu yang datang melapor di luar ada utusan dari putra tuan yang

Untuk itu, saya berterima kasih kepada Rwe Bhinda beserta orang-orang di dalamnya, yang telah memberi saya kesempatan untuk bekerja selama lebih dari 1,5 tahun ini.. Following

Leukosit merupakan salah satu komponen sel darah yang berfungsi sebagai pertahanan non spesifik yang akan melokalisasi dan mengeliminasi patogen. Leukosit dapat

Perendaman ekstrak daun jeruju pada lele dumbo menunjukkan tidak berpengaruh nyata terhadap kelulushidupan lele dumbo dan ekstrak daun jeruju dengan dosis diatas kurang

mencekan dan proses validasi terhadap para campaigner yang ingin melakukan sebuah kampanye donasi, pertama bagian oprasional melihat data yang masuk dalam pendaftar dan

1.. Artinya kegiatan belajar mengajar dalam pelaksanaannya selama ini dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang kurikulum tigkat satuan pendidikan, pengembangan kurikulum, dan

Berdasarkan data yang didapatkan dari kuesioner yang diisi oleh dokter dibandingkan dengan data tentang kelengkapan pengisian lembar resume medis maka didapatkan

Pada sisi yang lain perilaku perpindahan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk, dan kebutuhan mencari variasi,