i
SKRIPSI
Oleh :
YOGA ADI MULYONO
201010170311206
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
v
Assalamualaikum Wr.Wb
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat ALLAH S.W.T atas rahmat
dan hidayah-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Pemberian Kredit Mikro
Pada PT.Bank Mandiri (Persero)Tbk. Unit Batu Malang”.
Tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi
tingkat Strata 1 (S-1) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Malang. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terselesaikan tanpa bantuan, dukungan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai
pihak.
Oleh karena itu, dalam penulisan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1.
Djoko Sigit Sayogo, SE, M.Acc., PhD selaku dosen pembimbing 1 yang
banyak memberikan masukan dan arahan serta berdikusi dengan penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dra. Sri Wahjuni Latifah, MM., AK selaku dosen pembimbing 2 dan wali
kelas saya selama masa perkuliaan ini yang telah sangat banyak membantu
dan memeberikan dukungan kepada saya untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini.
3.
Kedua orang tuaku mama dan papa yang telah memberikan materi, kasih
saying, doa, dukungan serta motivasinya kepada saya yang tak pernah
hentinya.
4.
Kakakku yang memberikan doa serta dukungannya.
vi
Semoga ALLAH S.W.T senantiasa memberikan Rahmat dan
HidayahNya sertamencatat semua amal baik kepada semua pihak yang
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Malang, 08 November 2014
Mahasiswa
vii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
ABTRAK ... vii
ABTRACT ... viii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ... 1
B.
Perumusan Masalah ... 4
C.
Batasan Masalah ... 4
D.
Tujuan Penelitian ... 4
E.
Manfaat Penilitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Landasan penelitian terdahulu ... 6
B.
Landasan Teori ... 8
1.
Sistem Pengendalian Intern ... 8
2.
Manajemen Kredit ... 14
3.
Jenis-Jenis Kredit ... 17
4.
Prosedur Pemberian Kredit ... 18
5.
Pengendalian Intern Perdkreditan ... 20
6.
Kredit Bermasalah ... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian ... 32
B.
Jenis penelitian ... 32
C.
Sumber dan Jenis Data ... 33
D.
Teknik pengumpulan Data ... 33
viii
B.
Data penelitian ... 37
1.
Struktur Organisasi dan Job Desk ... 37
2.
System Wewenang dan Prosedur Pencatatan Kredit ... 44
3.
Cuti Karyawan dan Perputaran Jabatan ... 53
4.
Data karyawan ... 54
5.
Monitoring atau Pemantauan ... 56
6.
Data Pelatihan Pegawai ... 56
7.
Pengelolaan Resiko ... 56
C.
Analisis Data ... 57
1.
Analisis Terhadap Lingkungan Pengendalian ... 57
2.
Analisis Terhadap Penilaian Resiko ... 60
3.
Analisis Terhadap Aktivitas Pengendalian ... 64
4.
Analisis Terhadap Informasi dan Komunikasi ... 68
5.
Analisis Terhadap Pemantauan
(Monitoring)
... 69
D.
Pembahasan ... 71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan ... 75
B.
Saran ... 76
ix
x
xi
Aryani, Shinta 2006.
Analisis Sistem Pengendalian Intern Dalam Penyaluran Kredit
Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Malang Kawi.
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Muhammadiyah Malang
Firmansyah, Aris 2013.
Analisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pemberian
Kredit Pada BPR Armindo Kencana.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Malang
Hall, James A. 2009
. Sistem Informasi Akuntansi :Salemba Empat. Jakarta
_______2010.
Sistem Informasi Akuntansi
. Salemba Empat. Jakarta
Hasibuan, Malayu. 2009.
Dasar-dasar perkreditan
: Bumi Aksana. Jakarta
Ismail, 2011. Manajemen Perbankan : Kencana. Jakarta.
Kasmir. 2011.
Dasar-dasar Perbankan
: PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mulyadi, 2008.
Sistem Pengendalian Intern.
Jakarta: Salemba Empat
_______ 2001.
Sistem Akuntansi.
Jakarta: Salemba Empat
Maryati, Annita 2009.
Peranan Pengendalian Iternal Dalam Menunjang Efektivitas
Sistem Pemberian Kredit Ritel pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
cabang Tuban.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Malang
Rivai, Veithzal & Permata, Andria. 2005.
Credit Mangement Handbook.
Jakarta :
Raja Grafindo Persada.
1
A.
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan aktivitas ekonomi tidak lepas oleh adanya peran dari
lembaga keuangan, yang terdiri atas lembaga keuangan bank dan lembaga
keuangan bukan bank. Bank mempunyai peran yang sangat penting dalam
menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, karena bank adalah
lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta
memberikan jasa bank lainnya, karena fungsi utama dari bank adalah
menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Penyaluran dana
yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang
dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit (Kasmir 2011).
Penyaluran kredit harus memiliki unsur ketepatan dan
kecepatan,kecepatan dan ketepatan yang dimaksud adalah bagaimana
penyaluran kredit dapat tepat dan cepat kepada nasabah serta sesuai
dengan ketentuan bank. Namun, pada kenyataannya penyedia kredit
seringkali dihadapkan pada permasalahan utama yaitu kredit bermasalah
atau disebut dengan kredit macet.Kredit macet dapat didefinisikan suatu
kredit yang umur tunggakannya sudah melebihi dari 220 hari atau lebih
Bahaya yang timbul dari kredit macet adalah tidak terbayarnya
kembali kredit tersebut,baik sebagian maupun seluruhnya, oleh karena itu
pengelolaan dan pengawasan pemberian kredit harus dilakukan sesuai
dengan prosedur yang sesuai dengan kebijaksanaan yang sudah ditetapkan
bank. Kebijakan bank tersebut antara lain melakukan penilaian kelayakan
terhadap calon debitur Kredit macet dapat terjadi pada bank pemerintah
maupun bank swasta. Oleh karena itu dibutuhkan upaya untuk melakukan
penilaian kelayakan dalam pemberian kredit. Adapun prinsip yang
diterapkan dalam pemberian kredit untuk meminimalkan masalah kredit
adalah prinsip 6C yaitu: Caracter, Capacity, Capital, Collateral,
Condition of Economy, dan Constraint (Muljono 2001).
Penerapan sistem pengendalian intern yang efektif dapat
meminimalkan masalah kredit bermasalah atau kredit macet.Pengendalian
internal bertujuan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi 2008).Semua
sistem pengendalian intern mengandung keterbatasan yang melekat atau
bawaan salah satu keterbatasan tersebut adalah faktor manusia yang ada
pada prosedur pengendalian.Efektifitas dan efisiensi system pengendalian
intern dapat dilihat dari adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung
jawab untuk membentuk kerjasama dalam suatu organisasi. Sistem
pengendalian internal dapat berjalan efektif dan efisien apabila memenuhi
unsur-unsur seperti : organisasi yang memisahkan tanggung jawab
memberikan perlindungan cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya, praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi, karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung
jawabnya (Mulyadi 2008).
System pengendalian internal yang baik akan hilang disebabkan
oleh pejabat maupun karyawan yang mempunyai peran dalam
pengendalian tersebut tidak memiliki kecakapan, keterampilan, keahlian,
serta dedikasi yang tinggi terhadap pekerjaannya. Selain itu, adanya kolusi
antar karyawan maupun dengan pihak luar juga menjadi salah satu
penyebab terjadinya kecurangan itu sendiri.
Penelitian mengenai pemberian kredit pernah di lakukan
olehFirmansyah (2013), mengenai analisis sistem pengendalian internal
terhadap pemberian kredit pada BPR Armindo Kencana.Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas dalam menentukan
keputusan pemberian kredit pada PT BPR Armindo Kencana dan untuk
memahami prosedur pemberian kredit kepada calon debitur Firmansyah
(2013).
PT.Bank Mandiri Unit Batu Malang merupakan salah satu bank
BUMN yang menyalurkan kredit-kredit. PT. Bank Mandiri Unit Batu
Malang memberikan kemudahan kepada masyarakat kecil hingga besar
untuk mendapatkan bantuan modal kerja. Penyaluran kredit kepada
masyarakat yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang
memungkinkan terjadinya kredit bermasalah atau kredit macet. Sistem
adanya kredit bermasalah atau kredit macet. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian di PT. Bank Mandiri Unit Batu
Malang.
Berdasarkan latar belakang tersebut, menjelaskan bahwa system
pengendalian internal dalam proses pemberian kredit sangatlah diperlukan.
Oleh karena itu, peneliti membahas dan menganalisa system pengendalian
internal pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT. Bank Mandiri
dengan mengangkat judl : “Analisis Sistem Pengendalian Intern
Pemberian Kredit Mikro Pada PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti akan merumuskan masalah
sebagai berikut yaitu : Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern
pemberian kredit mikro pada PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang ?
C. Batasan Masalah
Peneilitian ini hanya focus terhadap pemberian kredit mikro, kredit
mikro sendiri di Bank Mandiri unit Batu Malang terdapat bagian tersendiri
untuk mengurusi segala macam kredit, yaitu Mandiri Mitra Usaha.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini
adalah Untuk mengevaluasi keefektivitas sistem pengendalian internal
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai suatu masukan
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menganalisis sistem
pengendalian intern pemberian kredit. Serta dapat memberikan
tambahan informasi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan
atau kebijakan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat digunakan sebagi sumber informasi, referensi dan bahan
6
A.
Landasan Penelitian Terdahulu
Landasan penelitian terdahulu yang dijadikan pertimbangan
peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2013) dengan
temaAnalisis Sistem Pengendalian Internal Terhadap Pemberian Kredit
pada PTBPR Armindo kencana.Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
Firmansyah (2013) pada PT BPR Armindo Kencana yaitu Prosedur
pemberian kredit pada PT BPR Armindo Kencana sudah berjalan dengan
baik, namunpada struktur organisasi pada PT BPR Armindo Kencana tidak
terdapat bagian penagihan, dan pada PT BPR Armindo Kencana memiliki
karyawan yang baik dan sesuai dengan bidangnya.
Penelitian yang dilakukan Maryati (2008) dengan tema Peranan
Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas System Pemberian
Kredit Ritel pada PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Cabang Tuban.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryati (2008) yaitu bahwa
Pengendalian internal dalam menunjang efektifitas pada PT Bank Rakyat
Indonesia Cabang Tuban sudah baik dan pada struktur organisasi pada
bagian kredit juga terlihat bahwa pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang
Tuban tidak ada karyawan yang merangkap jabatan, Sistem Pengendalian
Internal yang di terapkan PT Bank Rakyat Indonesia sudah baik karena
struktur organisasinya sudah memisahkan tugas dan tanggung jawab
Penelitian yang dilakukan oleh Aryani (2006) dengan temaAnalisis
System Pengendalian InternDalam Penyaluran KreditPada PT Bank
Rakyat Indonesia (persero) Cabang Malang Kawi menyatakan bahwa
sistem pengendalian intern yang ada pada PT Bank Rakyat Indonesia
(persero) cabang kawi sudah baik selain itu penelitian ini juga
menghasilkan bahwa pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang
Kawiterdapat adanya pemisahan wewenang dan tanggung jawab yang
tegas yang digambarkan pada struktur organisasi.
Adapun persamaan dan perbedaan yang diteliti pada penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah : 1. Persamaan dengan Firmansyah
(2013) yaitu sama-sama meneliti tentang analisis sistem pengendalian
internal terhadap pemberian kredit, sedangkan perbedaannya terletak pada
objek yang diteliti yaitu Firmansyah (2013) menggunakan objek PT BPR
Armindo Kencana sedangkan peneliti menggunakan objek PT Bank
Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. 2. Persamaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Maryati (2008) yaitu sama-sama meneliti tentang
pengendalian internal, sedangkan perbedaannya terletak pada objek yang
diteliti yaitu Maryati (2008) menggunakan objek PT Bank Rakyat
Indonesia Cabang Tuban sedangkan peneliti menggunakan objek PT Bank
Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. 3. Persaaman dengan Aryani
(2006) yaitu sama-sama meneliti tentang analisis system pengendalian
internal, sedangkan pebedaannya dengan penelitian terdahulu adalah objek
yang digunakan Aryani (2006) menggunakan objek PT Bank Rakyat
Indonesia Cabang Kawi Malang, sedangkan peneliti menggunakan objek
B. Landasan Teori
1. Sistem Pengendalian Internal
a. Pengertian sistem Pengendalian Internal
Menurut Horngren (2006) pengendalian intern adalah suatu
perencanaan organisasi dan semua tindakan yang terkait diterapkan
oleh suatu entitas untuk menjaga aktiva, mendorong karyawan
untuk mengikuti kebijakan perusahaan, meningkatkan efisiensi
operasi dan memastikan keandalan pencatatan akuntansi.
Pengendalian intern bertujuan untuk menjaga integritas
informasi akuntani, melindungi aktiva perusahaan terhadap
kecurangan, pemborosan, dan pencurian yang dilakukan oleh pihak
di dalam maupun di luar perusahaan
Menurut Mulyadi (2008) sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan, organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Krismiaji (2007) Pengendalian intern adalah
rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk menjaga atau
melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat
dipercaya, memperbaiki efesiensi, dan untuk mendorong ditaatinya
kebijakan manajemen.
Menurut Mulyadi (2008) pengendalian intern adalah suatu
personel lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang keadaan laporan keuangan, kepatuhan terhadap
peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.
b. Tujuan Sistem Pengendalian Internal
Menurut Mulyadi (2008) Tujuan pokok sistem pengendalian
intern, yaitu: (1) menjaga kekayaan organisasi; (2) Mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi; (3) Mendorong efesiensi;
(4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Tujuan pengendalian internal menurut COSO adalah sebagai
berikut:
1. Keefektifan dan efisiensi dari operasi dengan menggunakan
sistem pengendalian internal maka kegiatan operasi perusahaan
dapat diharapkan lebih efektif dan efisien.
2. Keandalan pelaporan keuangan
Jika sistem informasi internal perusahaan bagus maka dapat
dipastikan laporan keuangan juga bagus.
3. Ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku
Sistem pengendalian internal dibuat agar para pekerja dalam
perusahaan menaati peraturan dan hukum yang berlaku.
4. Menjaga kekayaan suatu organisasi
Sistem pengendalian internal diharapkan kekayaan perusahaan
dapat dijaga dari segala kemungkinan/resiko yang terjadi
misalnya penyalahgunaan kas dapat dikontrol melalui sistem
Menurut Hall (2009) sistem pengendalian internal terdiri atas
berbagai kebijakan, praktik, dan prosedur yang diterapkan oleh
perusahaan untuk mencapai empat tujuan umum, yaitu:
1) Menjaga aktiva perusahaan. Adanya pengendalian intern yang
memadai maka akan menjaga kekayaan perusahaan secara
fisik maupun non fisik tidak rawan untuk dicuri, disalah
gunakan atau dihancurkan.
2) Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi
akuntansi pengendalian intern dirancang untuk memberikan
jaminan proses pengolahan data akuntansi yang akan
menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal.
Karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan
perusahaan maka ketelitian dan keandalan data akuntansi
merefleksikan pertanggungjawan penggunaan kekayaan
perusahaan.
3) Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan. Dengan
pengendalian intern dapat dicegah terjadinya dipublikasi usaha
yang tidak perlu dan pengguna sumber daya perusahaan yang
tidak efisien.
4) Mengukur kesesuaian kebijakan serta prosedur yang ditetapkan
oleh pihak manajemen. Sistem pengendalian intern bertujuan
untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan
c. Unsur-Unsur sistem Pengendalian Internal
Mulyadi (2008) berpendapat bahwa unsur pokok
pengendalian internal antara lain;
1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Struktur organisasi menggambarkan pembagian tanggung
jawab fungsional kepada organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Kegiatan
tersebut berdasarkan prinsip-prinsip:
a. Pemisahan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi
b. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh
untuk melaksanakan semua tahapan transaksi
2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya.
Setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi
dan setiap penggunaan transaksi harus diawasi sedemikian rupa
guna pelaksanaan otorisasi.
3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap
unit organisasi.
Cara-cara yang umum diterapkan dalam praktik yang sehat
a) Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang
pemakaiaanya harus ditanggungjawabkan yang berwenang
b) Pemeriksaan mendadak
c) Setiap transaksi tidak boleh dilakukan dari awal sampai
akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi
d) Perputaran jabatan secara rutin
e) Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak
f) Pencocokan fisik kekayaan dan catatan secara periodik
g) Pembentukan unit organisasi untuk mengecek efektifitas
ubsur-unsur pengendalian internal.
4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan
jujur, unsur pengendalian internal dapat dikurangi sampai batas
minimal dan perusahaan mampu menghasilkan
pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.
d. Komponen Sistem Pengendalian Intern
Menurut Committee Of Sponsoring Organization (COSO)
dalam Krismiaji (2005:223) terdapat komponen pengendalian
intren yaitu sebagai berikut:
1) Lingkungan pengendalian
Tulang punggung sebuah perusahaan adalah karyawan
(meliputi atribut individu, seperti integritas, nilai etika, dan
kompetensi dan lingkungan tempat karyawan tersebut
merupakan fondasi untuk komponen lainnya. Lingkungan
pengendalian dapat dikelompokkan menjadi:
a) Komitmen kepada Integritas dan Nilai Etika
b) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
c) Struktur organisasi
d) Komite Audit
e) Metode Penetapan Wewenang dan Tanggung Jawab
f) Praktik dan Kebijakan tentang Sumber Daya Manusia
g) Pengaruh eksternal
2) Aktivitas pengendalian
Perusahaan harus menetapkan prosedur dan kebijakan
pengendalian dan melaksanakannya, untuk membantu menjamin
bahwa manajemen dapat menetapkan tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang muncul,
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif.
Umumnya aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi
lima kelompok sebagai berikut:
a.) Otorisasi yang tepat terhadap aktivitas dan transaksi
b.) Pemisahan tugas
c.) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai
d.) Perlindungan yang memadai terhadap akses dan
penggunaan aktiva dan catatan
3) Perhitungan risiko
Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap berbagai
risiko yang dihadapinya.Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan serangkaian tujuan, yang integrasi dengan kegiatan
penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya
sehingga organisasi dapat beroperasi sebagaimana
mestinya.Organisasi harus pula menetapkan mekanisme untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait.
4) Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi mengitari kegiatan
pengawasan.Sistem tersebut memungkinkan karyawan organisasi
untuk memperoleh dan menukar informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan kegiatan organisasi.
5) Pemantauan
Bisnis harus dipantau, dan dilakukan modifikasi seperlunya.
Dengan cara ini, sistem akan bereaksi secara dinamis, yaitu
berubah jika kondisinya menghendaki perubahan.
2. Manajemen Kredit
a. Unsur-Unsur Kredit
Menurut Kasmir (2011) unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut:
1) Unsur kepercayaan
Kepercayaan adalah suatu keyakinan bagi pemberi kredit
bahwa krdit yang diberikan (baik berupa uang, jasa atau
barang) akan benar-benar diterimanya kembali dimasa yang
2) Unsur kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana
masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajiban
masing-masing.
3) Unsur jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang
telah disepakati.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka
pendek (dibawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3
tahun) dan jangka panjang (diatas 3 tahun).Jangka waktu
merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang
sudah disepakati kedua belah pihak.
4) Unsur resiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit
akan memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet
pemberian suatu kredit.Semakin panjang jangka watu kredit,
maka semakin besar resikonya.
5) Unsur balas jasa
Balas jasa bagi bank merupakan keuntungan atau pendapatan
atas pemberian suatu kredit. Balas jasa kita kenal dengan nama
bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga
membebankan kepada nasabah biaya administrasi kredit yang
b. Tujuan dan Fungsi Kredit
Tujuan pemberian kredit menurut Kasmir (2011) antara lain:
1) Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh
keuntungan.Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk
bunga yang idterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah.Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup
bank, disamping itu keuntungan juga dapat memperbesar usaha
bank.
2) Membantu usaha nasabah
Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu usaha nasabah
yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun
dana untuk modal kerja.
3) Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai
bidang. Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang
disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik,
mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana
dalam rangka peninkatan pembangunan di berbagai sektor,
terutama sektor riil.
Menurut Kasmir (2011) fungsi dari suatu kredit yaitu:
1) Untukmeningkatkan daya guna uang 2) Untuk
meningkatkan daya guna barang. 4) Meningkatkan peredaran
barang 5) Sebagai alat stabilitas ekonomi. 6) Untuk
meningkatkan kegairahan berusaha. 7)Untuk meningkatkan
pemerataan pendapat. 8) Untuk meningkatkan hubungan
internasional.
3. Jenis-Jenis Kredit
Menurut Kasmir (2011) jenis-jenis kredit dapat dilihat dari
berbagai segi antara lain:
a. Berdasarkan tujuan penggunaannya
1) Kredit investasi, merupakan kredit jangka panjang yang
biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun usaha baru untuk keperluan rehabilitasi.
2) Kredit modal kerja, merupakan kredit yang digunakan untuk
keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.
b. Berdasarkan tujuan kredit
1) Kredit konsumtif, merupakan kredit yang dipergunakan untuk
kebutuhan sendiri bersama keluarga.
2) Kredit produktif, merupakan kredit yang digunakan untuk
peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini
diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.
3) Kredit perdagangan, merupakan kredit yang digunakan untuk
perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
c. Berdasarkan jangka waktu
1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu
selama-lamanya 1 tahun (kurang dari 1 tahun)
2) Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu
antara 1 sampai 3 tahun
3) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya
lebih dari 3 tahun
d. Jenis kredit berdasarkan jaminan
1) Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan
suatu jaminan, dimana jaminan tersebut dapat berbentuk
barang berwujud atau tidak berwujud artinya setiap kredit yang
dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si
calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa
jaminan barang. Kredit seperti ini diberikan dengan melihat
prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik
debitur.
4. Prosedur pemberian kredit
Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum
(Kasmir, 2011) sebagai berikut:
a) Pengajuan berkas-berkas
Dalam hal ini permohonan kredit mengajukan permohonan kredit
yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri
b) Penyelidikan berkas pinjaman
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan
sudah lengkap sesuai dengan persyaratan dan sudah benar.
c) Wawancara I
Tujuannya adalah untuk meyakinkan apakah berkas-berkas
tersebut sesuai dan lengkap seperti dengan yang koperasi
inginkan.
d) On The Spot
Kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan, Pada saat akan
melaksanakan on the spot hendaknya jangan diberitahu kepada
nasabah, sehingga apa yang kita lihat dilapangan sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya.
e) Wawancara II
Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukannya on the spot di
lapangan.
f) Putusan kredit
Putusan kredit menentukan apabila kredit akan diberikan atau
ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya,
biasanya putusan kredit yang akan mencakup jumlah uang yang
diterima, jangka waktu kredit, dan biaya-biaya yang harus
dibayar.
Yaitu sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon
nasabah menandatangani akad kredit, mengingat jaminan dengan
pihak hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap
perlu.
h) Realisasi kredit
Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat
yang diperlukan dengan membukan rekening giro atau tangungan
di bank yang bersangkutan.
i) Penyaluran/ penarikan dana
Yaitu pencairan atau pengembalian uang dari rekening sebagai
realisasi dan pemberian kredit dan dapat diambil sesuai
ketentuandan tujuan kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap.
5. Pengendalian Intern Perkreditan
a. Pengertian Pengendalian Kredit
Menurut Hasibuan (2009) Pengendalian kredit adalah
usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif
dan tidak macet, lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik
kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui oleh kedua belah pihak, pengendalian kredit juga
berfungsi untuk mencegah kredit macet yang mungkin terjadi pada
suatu perusahaan, oleh karena itu penyaluran kredit harus
didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan dengan sistem yang baik
Pengertian kreditkredit adalah penyerahan barang, jasa atau
uang dari satu pihak (kreditur/atau pemberi pinjaman) atas dasar
kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower)
dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit
pada tanggal yang telah disepakati kedua belah pihak Rivai dan
Veithzal (2007).
Menurut hasibuan (2009) tujuan dari pengendalian kredit
adalah untuk menghindari kemungkinan terjadi adanya
penyimpangan dan kesalahan dalam penyaluran kredit. Berikut ini
beberapa tujuan dari pengendalian kredit menurut Hasibuan (2009)
adalah:
1) Menjaga agar kredit yang dilakukan aman
2) Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak
lancar
3) Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet
atau kredit bermasalah
4) Mengevaluasi apakah prosedur kredit yang dilakukan telah baik
atau masih perlu disempurnakan.
5) Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analis kredit dan
mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali
6) Mengetahui posisi presentase collectability credit yang
disalurkan bank
7) Meningkatkan moral dan tanggung jawab karyawan analis
b. Sistem dan Jenis-Jenis Pengendalian Kredit
Menurut Hasibuan (2009) sistem pengendalian kredit terdiri dari:
1) Internal control of credit
Merupakan sistem pengendalian kredit yang dilakukan oleh
karyawan bank bersangkutan, meliputi pencegahan, meliputi
pencegahan dan penyelesian kredit.
2) Audit control of credit
Merupakan sistem pengendalian atau penilaian masalah yang
berkaitan dengan pembukuan kredit, meliputi kebenaran
pembukuan kredit.
3) External control of credit
Merupakan sistem pengendalian kredit yang dilakukan pihak
luar, baikoleh Bank Indonesia maupun akuntan publik
4) Preventive control of credit
Merupakan pengendalian kredit yang dilakukan dengan
tindakan pencegahan sebelum kredit tersebut macet. Dapat
dilakukan dengan cara:
a) Penetapan plafon kredit
Merupakan batas maksimum kredit yang diberikan bank
yang dapat dipinjam oleh debitur yang bersangkutan.
b) Pemantauan debitur
Dimaksudkan bahwa bank harus monitoring perkembangan
perusahaan debitur setelah kredit diberikan, apakau maju
c) Pembinaan debitur
Dimaksudkan memberikan penyuluhan kepada debitur
mengenai manajemen dan admnistrasi agar ia lebih mampu
mengelola perusahannya.
5) Represive control of credit
Merupakan pengendalian kredit yang dilakukan melalui
tindakan penagihan atau oenyelesaian setelah kredit tersebut
dinyatakan macet. Tegasnya kredit macet harus diselesaikan
dengan cara menyita agunan kredit bersangkutan untuk
membayar pinjaman debitur.
c. Cara Pengendalian Kredit
Pengendalian kredit dapat ditempuh dengan bebagai cara. Adapun
cara-cara tersebut menurut Hasibuan (2009) adalah:
1) Pengendalian langsung
Merupakan pengendalian yang dilakukan oleh bank dengan
mengadakan pemeriksaan langsung ditempat usaha debitur,
untuk dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya dari usaha
debitur yang dibiayai dengan kredit.
2) Pengendalian tidak langsung
Merupakan pengendalian dimana bank hanya mengawasi
dengan jalan menminta lapran berkala yang diperlukan oleh
bank antara lain berupa laporan neraca dan laporan rugi laba.
3) Pengendalian komunikasi langsung dan tidak langsung
Merupakan pengendalian oleh bank dengan mengadakan
diperlukan oleh bank, cara-cara pengendalian kredit yang
digunakan sesuai dengan jenis kredit yang diberikan dan
kebijakan yang ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
6. Kredit Bermasalah
a. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah
Ada beberapa faktor peyebab terjadinya kredit bermasalah menurut
Ismail (2011) yaitu:
1) Faktor Intern Bank
a.) Analisis kurang cepat, sehingga tidak dapat memprediksi
apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka
waktu kredit.
b.) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit
dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang tidak
seharusnya diberikan.
c.) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha
debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan
tepat dan akurat.
d.) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait misalnya
direktur bank dan komisaris sehingga petugas tidak
independen dalam memutuskan kredit
e.) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring
kredit debitur.
a.) Nasabah sengaja tidak untuk tidak melakukan pembayaran
angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki
kemauan dalam memenuhi kewajibannya
b.) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana
yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki
dampak terhadap keuangan perusahaan dlam memenuhi
kebutuhan modal kerja.
c.) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan
menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan
tujuan penggunaan (side streaming).
b. Upaya Penyelesaian Kredit Bermasalah
Untuk menghindari terjadinya kredit macet, maka diperlukan
pengendalian. Pengendalian tersebut menurut Pudjo Mulyono
(2007) adalah sebagai berikut : “ Salah satu fungsi manajemen
dalam usaha penjaan dan pengamanan dalam pengawasan
kekayaan bank dalam bentuk perkreditan yang lebih efisien untuk
menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan, dengan
mendorong dipatuhinya kebijakan yang telah ditetapkan serta
mengusahakan penyusunan administrasi yang benar”.
Akan tetapi, meskipun bank telah melakukan analisis yang
cermat, risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Menurut
Ismail (2011) ada beberapa upaya yang dilakukan bank untuk
1) Rescheduling
Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani
kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali.
Pendajwalan kembali dpaat dilakukan kepada debitur yang
mempunyai itikad baik akan tetapi tidak memiliki kemampuan
untuk membayar angsuran pokok maupun angsuran bunga
dengan jadwal yang telah dijanjikan. Penjadwalan kembali
dilakukan oleh bank dengan harapan debitur dapat membayar
kembali kewajibannya.
Beberapa alternatif rescheduling yang dapat diberikan bank
antara lain :
a.) Perpanjangan jangka waktu kredit
b.) Penjadwalan angsuran bulanan diubah menjadi triwulan
Perubahan jadwal tersebut akan memberi kesempatan
nasabah mengumpulkan dana untuk mengangsur dalam
triwulan. Hal ini disesuaikan dengan penerikmaan
penjualan.
c.) Memperkecil angsuran pokok dengan jangka waktu akan
leih lama
2) Reconditioning
Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit
dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah
dilakukan oleh bank dengan nasabah. Perubahan kondisi dan
yang dihadapi oleh debitur dalam menjalankan usahanya.
Dengan perubahan persyaratan tersebut, maka diharapkan
bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya sampai
dengan lunas. Beberapa alternatif reconditioning yang dapat
diberikan bank antara lain:
a.) Penurunan suku bunga akan menyebabkan penurunan biaya
bunga yang harus dibayar oleh nasabah, sehingga secara
total angsuran nasabah menjadi lebih rendah
b.) Pembebasan sebagian atau seluruh bunga yang tertunggak,
sehingga nasabah pada periode berikutnya hanya membayar
pokok pinjaman beserta bunga berjalan.
c.) Kapitalisasi bunga, yaitu bunga yang tertunggak dijadikan
satu dengan pokok pinjaman
d.) Penundaan pembayaran bunga, yaitu pembayaran kredit oleh
nasabah dibebankan sebagai pembayaran pokok pinjaman
sampai dengan jangka waktu tertentu, kemudian pembayaran
bunga dilakukan pada saat nasabah sudah mampu. Hal ini
perlu dihitung dengan cermat cash flow perusahaan.
3) Restructuring
Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam
menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah
struktur pembiayaan yang mendasari pemberian
kredit.Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh bank dalam
a.) Bank dapat memberikan tambahan kredit
Penambahan kredit tersebut tentunya akan
menambah beban bunga bagi debitur, akan tetapi tanpa
adanya tambahan kredit maka debitur tidak mampu
menjalankan aktivitas operasionalnya. Bank akan
menghitung kembali berapa dana yang dibutuhkan untuk
mendukung kelancaran operasional peruahaan.
b.) Tambahan dana tersebut berasal dari modal debitur
Bank meminta kepada nasabah untuk menmbah
modal agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Hal
ini sulit dilakukan karena pada umumnya nasabah yang
kreditnya bermasalah sudah tidak memiliki dana, sehingga
tidak dapat menambah modal dan tambahan modal dari
bank diperlukan untuk kelancaran usaha debitur.
c.) Kombinasi antara bank dan nasabah
Bank akan menghitung kembali total dana yang
dibutuhkan oleh debitur kemudian setelah diperhitungkan
kebutuhan modal tersebut, maka modal tersebut sebagian
berasal dari bank berupa tambahan kredit dan modal
nasabah, yaitu dengan mencairkan pemodal baru atau dari
pemilik modal lama.
4) Kombinasi
Upaya penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan oleh
a.) Rescheduling dan Restructuring
Upaya gabungan antara Rescheduling dan
Restructuring dilakukan misalnya, bank memperpanjang
jangka waktu kredit dan menambah jumlah kredit. Hal ini
dilakukan karena bank melihat bahwa debitur dapat
diselamatkan dengan memberikan tambahan kredit untuk
menmbah modal kerja, serta diberikan tambahan waktu
agar total angsuran perbulan menurun, sehingga debitur
mampu membayar angsuran.
b.) Rescheduling dan Reconditioning
Bank dapat melakukan kombinasi dua cara yaitu
dengan memperpanjang jangka waktu dan meringankan
bunga. Dengan perpanjangan dan keringanan bunga, maka
total angsuran akan menurun, sehingga nasabah diharapkan
dapat membayar kewajibannya.
c.) Restructuring dan Reconditioning
Upaya penambahan kredit diikuti dengan
keringanan bunga atau pembebasan tunggakan bunga akan
dapat mendorong pertumbuhan usaha nasabah.
5) Eksekusi
Eksekusi merupakan alternatif terakhir yang dapat
dilakukan oleh bank untuk menyelamtkan kredit
bermasalah.Eksekusi merupakan penjualan agunan yang
melunasi semua kewajiban debitur baik kewajiban atas
pinjaman pokok, maupun bunga. Sisa atas hasil penjualan
agunan, akan dikembalikan kepada debitur.
Teknik pengendalian kredit macet dapat diartikan sebagai
suatu penentuan syarat-syarat prosedur pertimbangan ke arah
kredit untuk menghilangkan risiko kredit tersebut tidak akan
terbayar lunas. Langkah-langkah yang diambil oleh pihak bank
untuk pengamanan kreditnya, pada pokoknya dapat digolongkan
menjadi dua cara, yaitu teknik pengendalian preventif dan teknik
pengendalian represif (Pudjo Mulyono,2007).
a. Teknik Pengendalian Preventif
Teknik pengendalian preventif adalah teknik pengendalian
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kemacetan
kredit. Teknik pengendalian prevenif dapat dilakukan
dengan melakukan penyeleksian debitur dengan cara
melihat kelengkapan persyaratan permohonan kredit dan
penilaian terhadap debitur dengan menggunakan prinsip
6C, yang meliputi : character, capacity, capital, collateral,
condition of economi dan constraint Martono (2005)
b. Teknik Pengendalian Represif
Teknik pengendalian represif adalah teknik pengendalian
yang dilakukan untuk menyelesaikan kredit-kredit yang
telah mengalami kemacetan. Strategi penyelesaian kredit
1) Melalui negosiasi bank dengan debitur, bank dapat
melakukan penguasaan sebagian atau seluruh hasil
usaha, sewa barang agunan, apabila kredit belum
berjalan dengan baik.
2) Pemberian surat tagihan 1, 2, dan 3. Pemberian surat
tagihan dilakukan apabila jangka waktu pembayaran
yang ditentukan telah habis. Hal ini dilakukan dengan
tujuan pihak bank memberikan peringatan kepada
debitur untuk segera mengangsur pokok pinjaman dan
bunganya sesuai dengan kesepakatan pada waktu
melakukan pengajuan kredit.
3) Penyerahan hak penagihan piutang kepada
badan-badan resmi, yang tercatat secara yuridis berhak
menagih piutang, seperti Pengadilan Negeri,
Kejaksaan, dan lain-lain.
4) Debitur macet dinyatakan pailit karena insolvency atau
bangkrut, penagihannya dapat diajukan kepada Balai Harta
Peninggalan (BHP), di mana kedudukan bank dapat
sebagai kreditur preferent, bilamana bank telah melakukan
pengikatan agunan, maka bank berhak menjual secara
lelang sesuai ketentuan yang berlaku, dengan konsekuensi
apabila hasil lelang masih ada sisa, maka sisa tersebut
harus diserahkan kepada BHP dan apabila hasil lelang
tidak mencukupi, maka sisa utang yang tidak terbayarkan
32
A.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang yang
terletak di Jl.Dewi sartika 45 kota Batu. Lokasi ini dipilih sebagai
penelitian karena merupakan merupakan satu satunya cabang mandiri yang
berada di Kota Batu, sehingga belum adanya pesaing sesama PT Bank
Mandiri (persero) Tbk ini, portofolio yang besar atau kelolaan juga
menjadi alasan kenapa peneliti memilih PT.Bank Mandiri Unit Batu
sebagai obyek dari penelitian, analisa kredit macet dari tahun ketahun yang
menurun menjadi dasar peneliti menganalisa system pengendalian intern
dari PT. Bank Mandiri Unit Batu malang ini.
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat
deskriptif kualitatif yang memberikan gambaran secara sistematis dan
aktual mengenai fenomena yang diselidiki.
Dalam penelitian ini akan digambarkan secara lengkap tentang
sistem pengendalian intern terhadap pemberian kredit mikro pada PT.
Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang dan melakukan analisis
C. Sumber dan Jenis Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
dari sumber-sumber yang telah ada, yang berupa dokumen-dokumen,
laporan dan arsip-arsip lain. Data yang digunakan yaitu data primer dan
data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti dari bagian
kredit mikro pada PT. Mandiri Unit Batu Malang berupa informasi
mengenai sistem dan prosedur penggajian di perusahaan tersebut.
2. Data Sekunder
Merupakan sumber data yang diperoleh peneliti dari PT. Mandiri Unit Batu
Malang terkait fungsi pemberian kredit mikro berupa:
a. Struktur organisasi pada bagian kredit mikro, Mandiri Mitra Usaha
(MMU)
b. Prosedur pemberian kredit mikro pada perusahaan.
c. Bukti dan dokumen yang digunakan dalam sistem pemberian kredit
mikro.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan
peneliti adalah metode dokumentasi yaitu pengumpulan data arsip atau
dokumentasi yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen
dan buku pedoman yang berkaitan dengan objek yang diteliti, dengan
mengumpulkan data-data yang ada dalam perusahaan, gambaran umum
Teknik wawancara merupakan metode yang memberi pertanyaan
yang terstruktur kepada sampel dari populasi dan dirancang untuk
memperoleh informasi (data) dari responden. Responden disini peniliti
melakukan wawancara dengan berbagai karyawan yang terkait dengan
proses pemberian kredit mikro, diantaranya dengan Mikro Kredit Sales
(MKS) yang bernama shinta dewi dan Mikro Kredit Analis (MKA) yang
bernama febri sulistya wati, peniliti memilih responden tersebut karena
karyawan tersebut mengetahui dan melakukan aktivitas proses pemberian
kredit mikro yang terlibat langsung dengan kegiatan proses pemberian
kredit mikro.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum perusahaan, sistem, dan prosedur pemberian kredit mikro, serta
unit-unit organisasi yang terkait dengan sistem pemberian kredit mikro.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang saat ini dilakukan oleh penulis dengan
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Analisis terhadap lingkungan pengendalian
a. Menganalisis struktur organisasi PT. Bank Mandiri Unit Batu
Malang khususnya terkait dengan pemisahan wewenang dan
tanggung jawab dalam aktivitas operasional
b. Adanya keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
d. Pengumpulan data berupa uraian tentang pendidikan pada pegawai,
pengalaman pegawai dalam lamanya bekerja, bentuk
pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pihak bank
2. Analisis terhadap penilaian risiko
Mengevaluasi bagaimana PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang ini
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang berkaitan dengan pemberian
kredit mikro.
3. Analisis terhadap aktivitas pengendalian
a. Mengumpulkan data berupa prosedur pemberian kredit serta
pencatatan terhadap transaksi pemberian kredit.
b. Menganalisis perancangan, penggunaan dokumen terkait
pemberian kredit ini sudah diotorisasi oleh pihak yang berwajib
4. Analisis terhadap informasi dan komunikasi
Menganalisis teknologi informasi yang dipakai dalam kegiatan
operasional apa sudah sesuai dengan kebutuhan
5. Analisis terhadap monitoring yang terlibat langsung dengan siklus
kredit mikro di PT. Bank Mandiri Unit Batu Malang
Mengevaluasi apakah sudah ada pihak yang melakukan evaluasi setiap
36
A.
Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Unit Batu Malang
Awal mula berdirinya Bank Mandiri di Indonesia adalah sebagai
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Indonesia, didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998. Restrukturisasi
tersebut merupakan penggabungan dari empat bank milik pemerintah pada
bulan juli 1999 yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN),
Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo), digabungkan ke dalam Bank Mandiri.
Pada tahun tahun selanjutnya perkembangan ekonomi di Indonesia
khususnya daerah-daerah kecil sudah sangat berkembang, oleh karena itu PT
Mandiri mendirikan kantor kantor cabang yang tersebar diseluruh Indonesia,
tepat pada tanggal 2 oktober 2007 PT Mandiri (Persero) Tbk membuka atau
mendirikan kantor Mikro Bussines Unit (MBU) yang bertampat di Jl.Dewi
sartika 45 kota Batu, pendirian ini ditujukan untuk masyarakat yang
membutuhkan dana usaha ataupun dana untuk keperluan konsumtif.
Micro Bussines Unit (MBU) awalnya hanya ada 3 Mikro Kredit Sales
(MKS), seiring dengan berkembangnya kota Batu yang menjadi sentra
pariwisata dan sentra pertanian di jawa timur maka tingkat kebutuhan dana
masyaratkatnya semakin meningkat tajam, oleh karena itu Micro Bussines
bertugas sebagai sales atau mempromosikan produk Mandiri tersebut kepada
masyarakat di Kota Batu ini, hingga kini terdapat 7 orang Mikro Kredit Sales
(MKS).
2. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi Bank Mandiri
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan
selalu progresif.
b. Misi Bank Mandiri
1) Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
2) Mengembangkan sumber daya manusia professional
3) Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4) Melaksanakan manajemen terbuka
5) Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
B. Data Penelitian
1. Struktur Organisasi dan Job Description
Struktur organisasi dalam hal ini dibutuhkan sebagai kerangka
yang menunjukkan hubungan anta pimpinan dengan bawahan dan juga
antar fungsi atau elemen organisasi yang satu dengan lainnya. Dengan
demikian, struktur organisasi mencerminkan pola kerjasama yang benar
antar bidang kerja yang satu dengan yang lainnya. Tujuannya, agar
terlihat jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi. Selain itu,
karyawan, agar para karyawan bekerja sesuai tugasnya masing-masing
guna melancarkan kinerja dan organisasi tersebut.
a. Stuktur Organisasi Bank Mandiri Unit Batu Malang bagian kredit
mikro.
Struktur organisasi Bank Mandiri Unit Batu Malang bagian
kredit mikro berbentuk garis yang menunjukkan pembagian
pelaksanaan tugas masing-masing bagian sesuai dengan keahliannya.
Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi Bank Mandiri Mitra
Usaha Unit Batu Malang dapat dilihat pada gambar 1, sebagai
berikut:
Sumber: Bank mandiri unit Batu Malang MKA
(Mikro Kredit Analis)
Teller KMM(Koordinator Mitra Mikro)
MMC(Mikro
Mandiri Collection)
CM
(Cluster Manager)
MMC(Mikro
Mandiri Collection)
MKS(Mikro Kredit
Sales) MKS(Mikro Kredit
Sales)
MMM (Mikro Mandiri
Manager)
b. Job Description Bank Mandiri (Persero) Tbk. Unit Batu Malang
bagian kredit mikro.
Dalam melaksanakan kegiatan operasional bank di wilayah
kerjanya diperlukan adanya pemisahan jabatan dan tugas pada
masing bagian. Adapun pembagian tugas dari
masing-masing jabatan adalah sebagai berikut:
1. CM (Cluster Manager)
Cluster manager adalah kepala unit kerja Mikro Business Unit
(MBU), adapun tugas dan tanggung jawab dan wewenang dari
Cluster Manager (CM) Bank Mandiri Mitra Usaha Unit Batu
Malang adalah sebagai berikut :
1.) Bertanggung jawab atas semua operasional di Micro
Bussines Unit (MBU).
2.) Sebagai pengawas penuh terhadap operasional Mikro
Bussines Unit (MBU).
3.) Memegang wewenang putusan Kredit Mikro diatas
wewenang limit yang dimilikinya.
4.) Bertanggung jawab atas pekerja dan karyawan di
Mikro Bussines Unit (MBU).
2. MMM (Micro Mandiri Manager)
Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan
wewenang untuk memutus kredit mikro sesuai dengan
jawab dari Mikro Mandiri Manager (MMM) adalah sebagai
berikut :
1.) Bertanggung jawab terhadap proses kredit mikro.
2.) Bertanggung jawab atas pengambilan keputusan
kredit.
3.) Bertanggung jawab terhadap nasabah yang akan
melakukan perjanjian kredit (PK).
4.) Melakukan supervisi terhadap Mikro Kredit Sales
(MKS) dan Mikro Mandiri Collection (MMC).
5.) Dapat melakukan kunjungan ke tempat usaha (on site)
atau survey untuk melakukan verifikasi lebih lanjut
terhadap calon debitur.
3. MKA (Mikro Kredit Analis)
Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan
wewenang utnuk melakukan analisa kredit, membuat nota analisa,
melakukan compliance review sebelum aktivasi rekening
pinjaman, serta melakukan verifikasi ulang bila diperlukan atas
perintah Cluster Manager (CM). adapun tugas dan tanggung
jawab dari Mikro Kredit Analis (MKA) adalah sebagai berikut:
1.) Bertanggung jawab atas proses analisa kredit.
2.) Membuat nota analisa yang diserahkan kepada Mikro
Mandiri Manager (MMM).
3.) Membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) dan Surat
4.) Bertanggung jawab atas nota analisa kredit.
5.) Melakukan monitoring pembayaran angsuran kredit
dengan mencetak daftar nasabah yang jatuh tempo.
6.) Melaksanakan Compliance Review dan verifikasi data
ulang nasabah.
7.) Menyimpan dokumen-dokumen penting yang terkait
dengan kegiatan Mikro Bussines Unit (MBU).
4. Teller
Merupakan pegawai Bank Mandiri yang berwenang mengelola
kas dan berfungsi sebagai Deskman, dan juga sebagai kasir.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari teller Bank Mandiri unit
Batu Malang adalah sebagai berikut:
1.) Memastikan membayar uang kepada nasabah
yang berhak untuk menghindari kesalahan yang
dapat merugikan.
2.) Meniliti kesalahan bukti kas yang diterima guna
memastikan keamanan transaksi.
5. Customer Service (CS)
Merupakan pegawai yang professional dibidang pelayanan dan
ditujukan untuk meningkatkan kepuasan nasabah, dengan cara
memenuhi harapan dan kebutuhannya. Adapun tugas dan
tanggung jawab dari Customer Service (CS) adalah sebagai
1.) Memberikan informasi kepada nasabah atau calon nasabah
mengenai produk Bank Mandiri guna menunjang pemasaran
produk Bank Mandiri.
2.) Memberikan informasi saldo pinjaman maupun pinjaman bagi
nasabah yang memerlukan guna memberikan pelayanan yang
memuaskan kepada nasabah.
3.) Melayani permintaan salinan rekening Koran bagian nasabah
yang memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap awal
bulan) guna memberikan pelayanan yang memuaskan.
4.) Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana
maupun jasa guna memberikan pelayanan yang memuaskan
kepada nasabah.
5.) Menerima dan mencatat keluhan-keluhan nasabah untuk
diteruskan kepada pejabat yang berwenang guna memberikan
pelayanan yang memuaskan.
6. MKS (Mikro Kredit Sales)
Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam melakukan pemasaran kredit mikro, investigasi
dan verifikasi awal calon debitur. Adapun tugas dan tanggung
jawab dari Mikro Kredit Sales (MKS) adalah sebagai berikut:
1.) Mencari nasabah yang kompeten dan layak untuk
dibiayai.
2.) Melakukan verifikasi awal kepada calon debitur.
4.) Melaksanakan kunjungan usaha atau survey ke tempat
usaha calon debitur.
5.) Membuat laporan hasil kunjungan debitur.
6.) Melaksanakan pemeriksaan kelengkapan
dokumen-dokumen yang diperlukan.
7.) Melayani dan mengarahkan calon debitur yang akan
melakukan kredit.
8.) Membina hubungan dan kerja sama yang baik dengan
debitur.
9.) Melaksanakan monitoring atas kredit kelolaannya
setiap bulan.
7. KMM (Koordinator Mitra Mikro)
Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab
memonitoring debitur dan penagihan, adapun tugas dan tanggung
jawab dari Koordinator Mitra Mikro (KMM) adalah sebagai
berikut:
1.) Mengkordinasi Mikro Mandiri Collection (MMC)
dalam monitoring kredit dalam menjaga patofolio.
2.) Menjaga dan mengkordinasi Mikro Mandiri
Collection (MMC) dalam memantau partofolio
kredit kolektibilitas lancar.
3.)MMC (Mikro Mandiri Colecction)
Merupakan pegawai bank yang diberi tanggung jawab dan
tempo, membidik debitur untuk membayar tepat waktu,
menjelaskan resiko keterlambatan pembayaran, bernegosiasi dan
berusaha memberi solusi terbaik kepada debitur, adapun tugas dan
tanggung jawab dari Mikro Mandiri Collection (MMC) adalah
sebagai berikut:
1) Menjaga/mengelola agar debitur lancar dalam
pembayarannya.
2) Mengembalikan debitur yang kurang lancar dalam
pembayaran agar menjadi lancar.
3) Melakukan penagihan dengan mendatangi debitur
yang telah telat bayar selama lebih dari 4bulan.
4) Menjaga kualitas kredit.
5) Menekan potensi terjadinya kredit bermasalah.
6) Menjelaskan resiko keterlambatan pembayaran
2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan Kredit
a. Sistem Wewenang Bank Mandiri Unit Batu Malang
Bank Mandiri unit batu malang pada bagian Kredit mikro memiliki 2
produk, yaitu Kredit Usaha Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro
(KSM). Produk tersebut merupakan branding produk kredit mikro dimana
mandiri Kredit Usaha Mikro (KUM) ditujukan bagi pengusaha mikro
untuk tujuan produktif, sedangkan mandiri Kredit Serbaguna Mikro
(KSM) ditujukan bagi pegawai atau karyawan berpenghasilan tetap untuk
dibawah wewenang yang sama dan dalam 1 system analis yang sama
dengan dikerjakan oleh 1 Mikro Kredit Analis (MKA).
Sistem wewenang pemberian kredit mikro Kredit Usaha Mikro
(KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM) dapat dilihat dalam proses
putusan limit pemberian kredit mikro yang dilakukan oleh Bank
Mandiri Mitra Usaha Unit Batu Malang. Kewenangan limit kredit di
unit mikro ini hanya sampai Rp.100.000.000. Memberikan keputusan
kredit berdasarkan hasil analisis serta limit kewenangan memutus yang
dimiliki oleh MMM (Mikro Mandiri Manager), batas limit Rp 1 -
50.000.000 dibawah wewenang MMM (Micro Mandiri Manager),
kredit Rp 50.000.000 - 100.000.000 dibawah wewenang CM (Cluster
Manager). Pemutusan kredit segmen mikro oleh Cluster Manager (CM)
hanya dilakukan apabila limit yang diusulkan oleh Mikro Mandiri
Manager (MMM) melampaui kewenangan MMM yang bersangkutan
atau limit yang diusulkan oleh Mikro Kredit Sales (MKS) .
b. Prosedur pencatatan Bank Mandiri Unit Batu Malang
Mengingat begitu dominasi peranan bidang usaha perkreditan
sebagai sunber pendapatan Bank Mandiri Unit Batu Malang, tidak dapat
disangkal bahwa keamanan dan kelancaran operasionalnya perlu ada
prosedur yang jelas dalam penggajuan permohonan kredit usaha mikro
(KUM) dan kredit serbaguna mikro (KSM) yang diberikan kepada
nasabah sesuai dengan tujuannya, sehingga pengembalian kewajibannya
benar-benar dilakukan. Adapun alur dari prosedur pemberian kredit usaha
Mitra Usaha Unit Batu Malang kepada calon nasabah atau debitur dapat
Sumber:Bank mandiri unit Batu Malang
4
36
Gambar 2 diatas merupakan alur dari prosedur pemberian kredit usaha mikro
(KUM) dan kredit serbaguna mikro (KSM), adapun langkah-langkah adalah
sebagai berikut:
1) Proses awal pemberian Kredit Mikro segmen Kredit Usaha
Mikro (KUM) dan Kredit Serbaguna Mikro (KSM)
Pada tahap awal MKS (Mikro Kredit Sales) akan mencari
nasabah atau calon debitur yang layak untuk dibiayai kredit
mikro dan melakukan pemasaran kredit secara proaktif, baik
melalui kunjungan langsung kepada calon debitur maupun
melalui sarana pemasaran lainnya termasuk melakukan retaining
nasabah yang akan menyelesaikan kreditnya. Dana untuk tujuan
konsumtif atau Kredit Serbaguna Mikro (KSM) dan untuk
tujuan produktif atau Kredit Usaha Mikro (KUM), MKS (Mikro
Kredit Sales) akan melakukan prakualifikasi terhadaap calon
debitur dan usahanya berdasarkan persyaratan kredit segmen
mikro, apabila calon debitur tidak memenuhi kualifikasi maka
permohonan dapat langsung ditolak. Apabila calon debitur telah
memenuhi kualifikasi maka MKS (Mikro Kredit Sales) meminta
calon debitur untuk melengkapi persyaratan yang telah
ditentukan. Untuk kredit Usaha Mikro (KUM) persyaratan yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
a) Fotocopy KTP
b) Fotocopy KK serta Surat Nikah (Bagi yang menikah) atau
c) Khusus kredit diatas Rp 50.000.000,00 dipersyaratkan
menyertakan NPWP.
d) Surat keterangan dari desa/kelurahan, dinas pasar, atau
otoritasi setempat.
e) Usaha yang telah berjalan minimal 2 tahun.
f) Telah lolos IDI-Bank Indonesia.
g) Jaminan asli : -Kendaraan bermotor berupa BPKB
- Tanah/bangunan yaitu berupa SHGB,
SHM, SHGU.
Untuk Kredit Serbaguna Mikro (KSM) persyaratan yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
a) Fotocopy KTP suami/istri.
b) Fotocopy KK (Kartu Keluarga) serta surat nikah/cerai (bagi
yang sudah menikah/cerai)
c) WNI (Warga Negara Indonesia).
d) Berpenghasilan tetap atau memiliki profesi tetap.
e) Usia minimal 21 tahun.
f) Telah diangkat menjadi pegawai tetap minimal 1tahun.
g) Telah lolos IDI-Bank Indonesia.
h) Penghasilan per bulan diatas UMR.
i) Fotocopy kartu JAMSOSTEk atau kartu asuransi yang
dipersamakan dengannya.
j) Fotocopy Surat Keterangan Bekerja/ Surat Keputusan
Pengangkatan Pegawai dari perusahaan/instansi.
2) Investigasi dan verifikasi
Setelah Mikro Kredit Sales (MKS) melakukan verifikasi
awal untuk meyakini akurasi dan kebenaran data serta dokomen
yang disampaikan oleh calon debitur, MKS akan melakukan
kunjungan ketempat Usaha, tempat tinggal dan tempat agunan
yang telah ditetapkan dalam persyaratan diatas. Apabila Mikro
Kredit Sales (MKS) telah memeriksa dan meyakini bahwa calon
debitur layak untuk dibiayai maka Mikro Kredit Sales (MKS)
akan memberikan /melaporkan pada Mikro Kredit Analis
(MKA), dan jika calon debitur tidak memenuhi syarat yang telah
dipersyaratkan maka pengajuan akan ditolak dan MKS akan
membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) diberikan kepada calon
debitur tersebut.
3) Analysis/scoring
Mikro Kredit Analis (MKA) akan melakukan analisa
kredit jika pemenuhan dokumen yang telah dipersyaratkan telah
lengkap yang diberikan oleh Mikro Kredit Sales (MKS), proses
analisa kredit menggunakan LOS (Loan Origination System),
setelah melakukan analisa kredit MKA membuat usulan nota
analisa berdasarkan hasil analisa kredit yang telah dijalankan
untuk di ajukan kepada Mikro Mandiri Manager (MMM)
meliputi antara lain : persetujuan/penolakan, jenis kredit, limit
4) Credit Approval
Berdasarakan nota analisa dan hasil skoring yang
diajukan oleh Mikro Kredit Analis (MKA) maka Mikro Mandiri
Manager (MMM) akan mengambil keputusan kredit setelah
meyakini dan melakukan verifikasi data serta kelayakan usaha
debitur dan kebenaran data tentang kepegawaiannya. Jika
permohonan kredit ditolak maka Mikro Mandir Manager
(MMM) menugaskan Mikro Kredit Analis (MKA) untuk
membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) yang telah
ditandatangani oleh MMM dan diserahkan kepada calon debitur
tersebut, dan jika permohonan/pengajuan kredit disetujui maka
Mikro Mandiri Manager (MMM) menugaskan Mikro Kredit
Analis (MKA) untuk membuat Surat Penawaran Pemberian
Kredit (SPPK) dan disampaikan kepada calon debitur.
5) Legal document
Setelah calon debitur menyetujui dan menandatangani
Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) maka Mikro Kredit
Analis (MKA) akan membuat perjanjian kredit dan pengikata