• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik asam amino daging kerang tahu (Meretrix meretrix), kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia spirata)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik asam amino daging kerang tahu (Meretrix meretrix), kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia spirata)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

(Meretrix meretrix), KERANG SALJU (Pholas dactylus) DAN

KEONG MACAN (Babylonia spirata)

RIZKY CHAIRUNISAH

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ” Karakteristik Asam Amino dari Daging Kerang Tahu (Meretrix meretrix), Kerang Salju (Pholas dactylus) dan Keong Macan (Babylonia spirata)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun.

Sumber informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, April 2011

(3)

RIZKY CHAIRUNISAH. C34070037. Karakteristik Asam Amino dari Daging Kerang Tahu (Meretrix meretrix), Kerang Salju (Pholas dactylus) dan Keong Macan (Babylonia spirata). Dibimbing oleh ASADATUN ABDULLAH dan

NURJANAH.

Kerang tahu, kerang salju dan keong macan merupakan kerang konsumsi yang pemanfaatannya belum optimal, karena kurangnya informasi mengenai kandungan gizi.Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan jumlah asam amino yang terdapat pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan. Komposisi kimia dari tiga sampel diuji dengan metode termogravimetri, soxhlet dan kjeldahl. Pengujian asam amino dan taurin menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat kerang tahu adalah 79,98%, 1,37%, 0,11%, 9,39% dan 9,02% ; kerang salju 83,78%, 1,19%, 0,11%, 11,37% dan 3,55% ; keong macan 78,44%, 1,20%, 0,33%, 17,38% dan 2,65%. Kerang tahu, kerang salju dan keong macan mengandung 15 asam amino yang terdiri dari 9 asam amino esensial dan 6 asam amino non esensial. Kandungan asam amino esensial yang tertinggi pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan adalah arginin 1,12%, 0,93% dan 2,50%. Asam amino non esensial yang tertinggi adalah asam glutamat 2,24%, 2,14% dan 3,76%. Kandungan taurin pada daging kerang salju lebih besar yaitu 0,085% daripada keong macan dan kerang tahu sebesar 0,067% dan 0,062%.

Kata kunci: asam amino, Babylonia spirata, komposisi kimia, Meretrix meretrix, Pholas dactylus,

ABSTRACT

Meretrix meretrix, Pholas dactylus and Babylonia spirata are shellfish consumption has not been optimally utilized, due to lack of information about nutritional content. This research aims to determine the type and amount of amino acid found in samples. Chemical compositions of samples were tested by thermogravimetric method, soxhlet method and kjeldahl method. The composition of amino acid and taurine were tested by HPLC method. Moisture content, ash, found in M. meretrix, P. dactylus and B. spiratameat meat wasarginine acid with the value 1.12%, 0.93% and 2.50%. Non-essential amino acid content of glutamic acid with the value 2.24%, 2.14% and 3.76%. The content of taurine on P. dactylus meat that are 0.085% larger than the B. spirata and M. meretrix out of 0.067% and 0.062%.

Keyword: amino acids, Babylonia spirata, chemical compositions,

(4)

KEONG MACAN (Babylonia spirata)

RIZKY CHAIRUNISAH C34070037

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

meretrix), Kerang Salju (Pholas dactylus) dan Keong Macan (Babylonia spirata)

Nama : Rizky Chairunisah

NRP : C34070037

Menyetujui,

Pembimbing I

Asadatun Abdullah, SPi., M.Si., M.S.M NIP. 1983 0405 200501 2001

Pembimbing II

Dr. Ir. Nurjanah, MS NIP. 1959 1013 198601 2002

Mengetahui,

Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan

Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS., M.Phil NIP. 19580511 198503 1 002

(6)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “Karakteristik Asam Amino dari Daging Kerang Tahu (Meretrix meretrix), Kerang Salju (Pholas dactylus) dan Keong Macan (Babylonia spirata)”. Skripsi

hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana di

Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor. Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Asadatun

Abdullah S.Pi., MSi., M.S.M dan Dr. Ir. Nurjanah, MS selaku dosen pembimbing

atas segala bimbingan dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

Bapak Dr. Ir. Agoes M. Jacoeb, Dipl.-Biol sebagai dosen penguji yang telah

memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Ibu Desniar SPi., MSi selaku

dosen pembimbing akademik atas segala bimbingan dan pengarahan yang

diberikan kepada penulis. Bapak Dr. Ir. Ruddy Suwandi, MS., M.Phil selaku

Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Seluruh dosen, staff TU, staff laboratorium,

dan staff penunjang lainnya, terima kasih atas kerja sama dan bantuannya.

Laboran di Laboratorium Biokimia dan Karakteristik Hasil Perairan,

Laboratorium MIPA Terpadu dan Litbang Pasca Panen, terima kasih atas kerja

sama dan bantuan. Papa, mama serta adik-adik tercinta atas segala doa, dukungan,

dan semangat yang tiada henti kepada penulis. Tim kerang dan keong atas kerja

sama dan kebersamaannya. Yayan Firmansyah, terima kasih atas bantuan,

semangat dan kebersamaannya. Teman – teman THP 44 terima kasih atas

kebersamaan dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan

dalam penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang memerlukan.

Bogor, April 2011

(7)

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 31 Januari 1989.

Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak

Abdul Chair dan Ibu Siropitnahrimo. Penulis memulai

jenjang formal pada pendidikan di TK Aisyiyah 46, Jakarta.

Lalu penulis melanjutkan Sekolah Dasar Negeri

Pengadegan 03 Pagi dan lulus pada tahun 2001.

Kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menegah Pertama di SMP Negeri 182

Jakarta dan lulus pada tahun 2004. Selanjutnya penulis melanjutkan Sekolah

Menengah Atas di SMA Negeri 55 Jakarta dan lulus pada tahun 2007.

Penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut

Pertanian Bogor (USMI) tahun 2007. Penulis diterima di Departemen Teknologi

Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Selama menjalani pendidikan akademik di IPB penulis pernah aktif

sebagai Anggota Himpunan Profesi Teknologi Hasil Perikanan (HIMASILKAN)

divisi Infokom tahun 2009-2010 dan pada kepengurusan Himpunan Profesi

Teknologi Hasil Perikanan (HIMASILKAN) tahun 2010-2011. Selain itu penulis

juga aktif sebagai asisten mata kuliah Pengetahuan Bahan Baku Industri Hasil

Perairan periode 2011.

Sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana, penulis melakukan

penelitian yang berjudul “Karakteristik Asam Amino dari Daging Kerang Tahu

(Meretrix meretrix), Kerang Salju (Pholas dactylus) dan Keong Macan

(Babylonia spirata)” yang dibimbing oleh Asadatun Abdullah, S.Pi., MSi., M.S.M

(8)

DAFTAR GAMBAR ... vii

2.5 High Performance Liquid Chromatography (HPLC) ... 11

(9)

4.3.3 Kadar lemak ... 23

4.1.5 Kadar protein ... 24

4.1.6 Kadar karbohidrat... 24

4.4 Komposisi Asam Amino ... 25

4.5 Komposisi Taurin ... 30

5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

5.1 Kesimpulan ... 33

5.2 Saran ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

(10)

No Halaman

Gambar 1 Kerang tahu (Meretrix meretrix) ... 3

Gambar 2 Kerang salju (Pholas dactylus) ... 4

Gambar 3 Keong macan (Babylonia spirata) ... 5

Gambar 4 Struktur taurin ... 10

Gambar 5 Diagram alir metode penelitian ... 13

Gambar 6 Pengukuran kerang tahu(a), kerang salju (b) dan keong macan (c) ... 19

Gambar 7 Persentase hasil proksimat kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 22

Gambar 8 Histogram kandungan asam amino esensial kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 27

Gambar 9 Histogram kandungan asam amino non esensial kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 28

(11)

No Halaman

1 Jenis asam amino esensial ... 6

2 Jenis asam amino non esensial ... 9

3 Ukuran dan bobot kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 20

4 Rendemen kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 21

5 Nilai retention time asam amino daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 26

6 Kandungan asam amino sampel dan beberapa hewan laut ... 29

(12)

No Halaman

1 Data morfometrik kerang tahu, kerang salju dan keong macan ... 39

2 Contoh perhitungan analisis proksimat ... 40

3 Prosedur analisis asam amino ... 43

4 Prosedur analisis taurin ... 44

5 Kromatogram asam amino kerang tahu, kerang salju dan keong macan .. 45

6 Berat molekul asam amino, luas area standar dan masing-masing sampel 47 7 Contoh perhitungan asam amino ... 48

8 Kromatogram taurin kerang tahu, kerang salju, keong macan dan standar 49 9 Contoh perhitungan taurin... 51

(13)

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor perikanan sampai saat ini masih melakukan eksplorasi pada hasil

laut yaitu tuna, udang dan rumput laut, sedangkan berbagai jenis moluska masih

belum diminati untuk dikembangkan. Salah satu contoh moluska adalah kerang

yang merupakan hasil perikanan yang melimpah di daerah tropis dan sumber

protein hewani yang baik dan murah bagi masyarakat. Kerang dapat pula

dikembangkan menjadi salah satu produk ekspor yang dapat diandalkan.

Kekerangan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat bergengsi dan

mahal di Eropa dan Amerika utara (Andamari dan Subroto 1991 diacu oleh

Rusyadi 2006). Kerang di Indonesia tersebar luas di seluruh perairan (Bengkulu,

Jawa, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan

Timur, Sulawesi Selatan, Maluku dan Irian Jaya) (Suwignyo 2005).

Kerang salju (Pholas dactylus) merupakan komoditas yang belum banyak

dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia. Pemanfaatannya di beberapa daerah

hanya sebagai kerang konsumsi. Kerang tahu (Meretrix meretrix) di Thailand

dapat dipanen satu ton per hari dari suatu kawasan saja yaitu, di pesisir barat

Thailand Selatan, sedangkan di Vietnam hasil tangkapan mencapai

30.000 ton/tahun. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia, di kawasan

Panimbangan, pemanenan berlangsung sepanjang tahun dan diambil semua

ukuran (Rudi dan Rafii 1999 diacu oleh Apriyani 2003). Menurut

Yulianda dan Danakusumah (2000), keong macan (Babylonia spirata) merupakan

salah satu komoditi ekspor Indonesia ke beberapa negara yaitu RRC, Taiwan,

Hongkong, Malaysia dan Singapura. Produksi keong macan selama ini berasal

dari hasil tangkapan di alam, diantaranya perairan Teluk Pelabuhanratu.

Pemanfaatan kerang dan keong umumnya adalah untuk dikonsumsi secara

langsung, karena banyak mengandung asam amino dan taurin yang terdapat pada

38 jenis moluska (Gastropodae, Brahiopodae dan Cephalopodae). Kandungan

taurin pada setiap moluska berbeda-beda. Konsentrasi tertinggi taurin ditemukan

pada gurita dan kekerangan (Aiushin et al. 1997). Asam amino sangat dibutuhkan

(14)

setelah luka, melindungi hati dari berbagai zat toksik, menurunkan tekanan darah,

mengatur metabolisme kolesterol, mendorong sekresi hormon pertumbuhan dan

mengurangi kadar amonia di dalam darah (Kamiya et al. 2002).

Taurin di dalam tubuh manusia banyak dijumpai pada jaringan otot, otak,

dan jantung yang berperan untuk membuat jaringan-jaringan tersebut berfungsi

dengan prima. Selain itu, taurin merupakan sumber tenaga bagi tubuh. Hal inilah

yang menyebabkan taurin dikenal sebagai peningkat vitalitas (BPOM 2009).

Manfaat lain taurin adalah untuk mencegah diabetes, mencegah kerusakan liver

akibat alkohol, penyembuhan pada masalah penglihatan, menurunkan kadar

kolesterol darah, menormalkan tekanan darah dan melawan penyakit hati

(Okuzumi dan Fujii 2000). Taurin juga sangat dibutuhkan pada saat

perkembangan dan pertumbuhan. Oleh sebab itu, dapat kita lihat hampir semua

susu-susu formula untuk bayi dan suplemen anak memiliki kandungan taurin.

Umumnya taurin diperoleh dari sapi atau hewan sejenis kerbau namun ternyata

taurin pun bisa didapatkan dari hewan-hewan lainnya yaitu dari otot babi atau hati

babi (Surbakti 2010). Hal inilah yang menyebabkan perlu dicarinya sumber taurin

yang halal sebagai alternatif untuk susu formula dan suplemen anak.

Kerang tahu, kerang salju dan keong macan berpotensi untuk ditingkatkan

nilai tambahnya dengan cara sosialisasi keunggulan gizi dari komoditi ini.

Kurangnya informasi mengenai kandungan gizi menyebabkan perlunya penelitian

tentang “Karakteristik Asam Amino dari Daging Kerang Tahu (Meretrix meretrix), Kerang Salju (Pholas dactylus) dan Keong Macan

(Babylonia spirata)”. Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk

meningkatkan pemanfaatan yang lebih optimal.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan jenis dan jumlah asam amino

yang terdapat pada daging kerang tahu (Meretrix meretrix), kerang salju

(15)

2.1 Deskripisi dan Klasifikasi Kerang Tahu (Meretrix meretrix)

Anggota kelas bivalvia diperkirakan berjumlah sepertiga dari filum

moluska, yang meliputi kerang, kijing, tiram dan lainnya. Ciri utamanya memiliki

dua cangkang yang pipih dan lateral. Tubuhnya bersifat simetri bilateral dan

berada dalam cangkang. Kaki biasanya berbentuk seperti kapak dan insang tipis

berbentuk seperti papan. Umumnya memiliki kelamin yang terpisah dan ada juga

yang hermafrodit. Anggota dari kelas bivalvia dapat menghuni laut dan air tawar

(Barnes 1980). Kerang tahu untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Menurut George (1990) diacu oleh Apriyani (2003), klasifikasi kerang tahu (Meretrix meretrix) dapat dilihat sebagai berikut:

Filum : Moluska

Kelas : Bivalvia

Ordo : Veneroida

Famili : Veneridae

Genus : Meretrix

Spesies : Meretrix meretrix

Gambar 1 Kerang tahu (Meretrix meretrix)

Kerang tahumempunyai panjang hampir tiga inci, cangkangnya berbentuk

segitiga dan pipih. Kerang tahu mempunyai suatu lekukan mulai dari daerah umbo

sampai ke posterior dan pinggir bawah membulat. Cangkangnya mempunyai

bermacam warna dan pola di permukaan luar cangkang yang licin, mulai dari

putih, kecoklatan sampai coklat kehitaman, cangkang bagian dalam berwarna

putih, sinus palial dalam dan di dekat umbo mempunyai bentuk seperti terpotong

(16)

corengan yang tersebar konsentrik. Cangkang bagian dalam berwarna putih

(Morris 1973).

2.2Deskripisi dan Klasifikasi Kerang Salju (Pholas dactylus)

Kerang salju merupakan salah satu jenis kerang laut dari kelas bivalvia.

Kerang dapat hidup sampai kedalaman 5000 meter, umumnya terdapat di dasar

perairan berlumpur atau berpasir (Suwignyo et al. 1998). Kerang salju untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2. Menurut Linnaeus (1758), klasifikasi

kerang salju (Pholas dactylus) dapat dilihat sebagai berikut:

Filum : Moluska

Kelas : Bivalvia

Ordo : Myoida

Famili : Scolioidea

Genus : Pholas

Spesies : Pholas dactylus

Gambar 2 Kerang salju (Pholas dactylus)

Kerang salju memiliki dua cangkang yang cukup tebal, salah satu dari

keduanya lebih panjang. Cangkang memiliki rib yang berada pada setengah

bagian cangkang. Cangkang berwarna putih ditutupi periostrakum yang berwarna

kuning kecoklatan. Tubuhnya berada dalam cangkang dan didominasi oleh organ

dalam. Kaki biasanya menjulur keluar dari ujung cangkang yang lebih panjang

(Linnaeus 1758).

2.3 Deskripisi dan Klasifikasi Keong Macan (Babylonia spirata)

Kelas Gastropoda merupakan kelas terbesar dari moluska lebih dari

75.000 spesies yang ada yang telah teridentifikasi dan 15.000 diantaranya dapat

(17)

Gastropoda dan merupakan kelompok moluska (Barnes, 1980). Keong macan

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. Menurut Abbot dan Boss

(1989) diacu oleh Damayanti (2009), klasifikasi keong macan (Babylonia spirata)

dapat dilihat sebagai berikut :

Filum : Moluska

Kelas : Gastropoda

Ordo : Neogastropoda

Famili : Buccinidae

Genus : Babylonia

Spesies : Babylonia spirata

Gambar 3 Keong macan (Babylonia spirata)

Keong macan memiliki cangkang berbentuk lonjong, tebal dan berat. Spire

bertingkat dan tampak terdorong masuk ke bodywhorl. Cangkang berwarna putih

dengan bintik-bintik jingga kecoklatan yang tidak teratur. Suture melebar dan

semakin besar pada bagian bawah cangkang. Keong macan dewasa berukuran

antara 3,5 – 4,5 mm (Hindras 2001).

Empat bagian utama badan keong macan, yaitu kepala, kaki, perut dan

mantel. Dua mata, 2 tentakel, sebuah mulut dan sebuah siphon terdapat pada

kepalanya. Kaki keong macan berukuran besar, pipih dan terletak di bawah

kepala. Fungsi kaki tersebut dapat dijulurkan ke luar cangkang untuk berjalan dan

melekat. Perut keong berisi organ pencernaan dan reproduksi. Mantel merupakan

bagian tubuh terluar yang merupakan arsitek pembentuk struktur dan corak warna

cangkang (Yulianda 2003).

2.4 Asam Amino

Asam amino adalah suatu komponen organik yang mengandung gugus

(18)

protein. Protein yang mengandung semua asam amino penting dalam jumlah yang

diperlukan tubuh, maka protein ini mempunyai mutu yang tinggi. Jika mengalami

kekurangan salah satu atau lebih asam amino esensial maka protein ini termasuk

mutu yang rendah (Winarno 2008).

Asam amino biasanya larut dalam air dan tidak larut dalam pelarut organik

non polar yaitu eter, aseton, dan kloroform (Sitompul 2004). Berdasarkan sifat

kimia rantai sampingnya, asam amino dapat dibagi menjadi empat kelompok,

yaitu asam amino yang bersifat basa lemah, asam lemah, hidrofilik jika polar dan

hidrofobik jika nonpolar (Almatsier 2006). Tidak semua asam amino dapat dibuat

dalam tubuh kita, bila ditinjau dari segi pembentukannya asam amino dibagi ke

dalam dua golongan, yaitu asam amino eksogen dan asam amino endogen. Asam

amino eksogen disebut juga asam amino esensial dan asam amino endogen

disebut juga asam amino non esensial (Winarno 2008).

2.4.1 Asam amino esensial

Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat dibuat dalam

tubuh dan harus diperoleh dari makanan sumber protein yang disebut juga asam

amino eksogen (Winarno 2008). Asam amino seringkali disebut dan dikenal

sebagai zat pembangun yang merupakan hasil akhir dari metabolisme protein.

Jenis-jenis asam amino esensial disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis asam amino esensial

Asam amino Singkatan tiga huruf berat molekul (g/mol)

(19)

Manfaat dari beberapa asam amino esensial adalah sebagai berikut:

a) Asam amino histidin diperoleh dari hasil hidrolisis protein yang terdapat pada

sperma suatu jenis ikan (kaviar). Histidin berfungsi mendorong pertumbuhan

dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak (Edison 2009). Asam amino ini

juga bermanfaat baik untuk kesehatan radang sendi. Histidin merupakan asam

amino yang esensial bagi perkembangan bayi, tetapi tidak diketahui pasti

apakah dibutuhkan oleh orang dewasa (Linder 1992).

b) Arginin adalah asam amino yang dibentuk di hati dan beberapa diantaranya

terdapat dalam ginjal. Arginin bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan

tubuh atau produksi limfosit, meningkatkan pengeluaran hormon

pertumbuhan (HGH) dan meningkatkan kesuburan pria (Linder 1992).

c) Treonin dapat meningkatkan kemampuan usus dan proses pencernaan,

mempertahankan keseimbangan protein, penting dalam pembentukan kolagen

dan elastin, membantu fungsi hati, jantung dan sistem syaraf pusat serta

mencegah serangan epilepsi (Harli 2008).

d) Valin merupakan asam amino rantai bercabang yang berfungsi sebagai

prekursor glukogenik. Valin sangat penting untuk pertumbuhan dan

memelihara jaringan otot. Valin juga dapat memacu kemampuan mental,

memacu koordinasi otot, membantu perbaikan jaringan yang rusak dan

menjaga keseimbangan nitrogen (Harli 2008). Kekurangan asam amino ini

dapat menyebabkan kehilangan koordinasi otot dan tubuh menjadi sangat

sensitif terhadap rasa sakit, panas dan dingin (Edison 2009).

e) Metionin penting untuk metabolisme lemak, menjaga kesehatan hati,

menenangkan syaraf yang tegang, mencegah penumpukan lemak di hati dan

pembuluh darah arteri terutama yang mensuplai darah ke otak, jantung dan

ginjal, penting untuk mencegah alergi, osteoporosis, demam rematik, dan

detoksifikasi zat-zat berbahaya pada saluran pencernaan. Metionin

memberikan gugus metal untuk sintesis kolin dan kreatinin (Harli 2008).

Metionin juga diperlukan tubuh untuk membentuk sistein (Edison 2009).

f) Isoleusin diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal, membantu dalam

perbaikan jaringan yang rusak, perkembangan kecerdasan, mempertahankan

(20)

dan pembentukan hemoglobin serta menstabilkan kadar gula darah.

Kekurangan isoleusin dapat memicu gejala hypoglycemia (Harli 2008).

g) Leusin dapat memacu fungsi otak, menambah tingkat energi otot, membantu

menurunkan kadar gula darah yang berlebihan, membantu penyembuhan

tulang, jaringan otot dan kulit (terutama untuk mempercepat penyembuhan

luka post-operative) (Harli 2008). Leusin juga berfungsi dalam menjaga

sistem imun (Edison 2009) .

h) Fenilalanin merupakan prekursor tirosin. Fenilalanin diperlukan oleh kelenjar

tiroid untuk menghasilkan tiroksin yang dapat mencegah penyakit gondok.

Selain itu, fenilalanin juga berfungsi memproduksi epinefrin dan neropinefrin

(Edison 2009). Asam amino ini dipakai untuk mengatasi depresi juga untuk

mengurangi rasa sakit akibat migrain, menstruasi dan arthritis, menghasilkan

neropinephrine otak yang membantu daya ingat dan daya hafal, serta

mengurangi obesitas (Harli 2008).

i) Lisin berfungsi sebagai bahan dasar antibodi darah, memperkuat sistem

sirkulasi, mempertahankan pertumbuhan sel-sel normal bersama prolin dan

vitamin C akan membentuk jaringan kolagen, menurunkan kadar trigliserida

darah yang berlebih (Harli 2008). Kekurangan lisin dapat menyebabkan

mudah lelah, sulit konsentrasi, rambut rontok, anemia, pertumbuhan

terhambat dan kelainan reproduksi (Harli 2008).

j) Triptofan merupakan prekursor vitamin niasin dan pengantar syaraf serotonin.

Triptofan dapat meningkatkan penggunaan dari vitamin B kompleks,

meningkatkan kesehatan syaraf, menstabilkan emosi, meningkatkan rasa

ketenangan dan mencegah insomnia (membantu anak yang hiperaktif), serta

meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan (Harli 2008).

2.4.2 Asam amino non esensial

Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat dibuat dalam

tubuh disebut juga asam amino endogen (Winarno 2008). Beberapa asam amino

(21)

Tabel 2 Jenis asam amino non esensial

Asam amino Singkatan tiga huruf Berat molekul

Asam aspartat Asp 133,1

asam amino non esensial adalah sebagai berikut:

a) Asam glutamat dan asam aspartat dapat diperoleh masing-masing dari

glutamin dan asparagin. Gugus amida yang terdapat pada molekul glutamin

dan asparagin dapat diubah menjadi gugus karboksilat melalui proses

hidrolisis asam atau basa. Asam glutamat bermanfaat untuk menahan

konsumsi alkohol berlebih, mempercepat penyembuhan luka pada usus,

meningkatkan kesehatan mental serta meredam depresi. Asam aspartat

merupakan komponen yang berperan dalam biosintesis urea, prekursor

glukonik dan prekursor pirimidin. Selain itu asam aspartat bermanfaat untuk

penanganan pada kelelahan kronis dan peningkatan energi (Linder 1992).

b) Serin merupakan komponen pada fosfolipid yang mengandung gugus

hidroksil. Serin digunakan sebagai prekursor etanolamin dan kolin

(Linder 1992).

c) Glisin adalah asam amino yang dapat menghambat proses dalam otak yang

menyebabkan kekakuan gerak yaitu pada multiple sclerosis (Harli 2008).

d) Alanin merupakan asam amino dengan gugus R nonpolar yang digunakan

sebagai prekursor glukogenik dan pembawa nitrogen dari jaringan permukaan

(22)

e) Prolin adalah asam amino yang gugus R-nya nonpolar dan bersifat

hidrofobik. Prolin memiliki gugus amino yang bebas dan membentuk struktur

aromatik. Asam amino ini dapat diperoleh dari hasil hidrolisis kasein

(Hawab 2007).

f) Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai gugus fenol dan bersifat

asam lemah. Asam amino ini dapat diperoleh dari kasein, yaitu protein utama

yang terdapat pada keju. Tirosin memiliki beberapa manfaat, yaitu dapat

mengurangi stress, anti depresi serta detoksifikasi obat dan kokain

(Linder 1992).

g) Sistin dihasilkan bila dua molekul sistein berikatan kovalen sebagai jembatan

disulfida atau ikatan disulfida. Sistin digunakan sebagai prekursor taurin.

Sistin berperan pada struktur beberapa protein fungsional yaitu pada hormon

insulin, imunoglobin sebagai antibodi dan keratin yang ditemukan pada

rambut, kulit dan kuku (Hawab 2007).

2.4.3 Taurin

Taurin atau 2-aminoethanesulphonic acid adalah asam amino non protein

yang mengandung belerang. Taurin merupakan asam amino non esensial karena

dapat disintesis dari sistein dan metionin (Welborn dan Manahan 1995). Struktur

kimia taurin dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Struktur taurin Sumber: Patel (2006)

Taurin mengandung gugus amino, tetapi tidak memiliki gugus karboksil

yang diperlukan untuk membentuk ikatan peptida. Itu sebabnya, molekul tersebut

tidak berfungsi sebagai pembangun struktur protein. Taurin merupakan senyawa

tidak esensial bagi nutrien manusia karena secara internal dapat disintesis dari

asam amino metionin atau sistein dan piridoksin (Vitamin B6). Taurin sangat

diperlukan pada saat masa pertumbuhan. Taurin banyak ditemukan dalam susu

(23)

suplemen makanan atau minuman. Taurin dibentuk oleh tubuh di dalam hati yang

diikuti dengan reaksi oksidasi dari dekarboksilasi asam amino sistein

(Marsh dan May 2009).

Taurin pada moluska laut memiliki fungsi mengatur osmoregulasi agar

tetap seimbang (Welborn dan Manahan 1995). Taurin berfungsi untuk

menyembuhkan Alzheimer. Alzheimer merupakan suatu kelainan pada otak yang

mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Alzheimer dapat disebabkan beberapa faktor yaitu umur, genetik, cedera kepala

dan terganggunya hubungan jantung dan otak. Menurut Patel (2006), taurin pada

manusia berfungsi mempertahankan keseimbangan sel membran pada jaringan

yang aktif, yaitu pada jaringan otak dan jantung. Selain itu, taurin juga berfungsi

membantu metabolisme kolesterol dan mengemulsi asam empedu sehingga

meringankan beban kerja dari hati, pankreas dan kantong empedu (Smayda 2002).

2.5 High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merupakan suatu cara

pemisahan komponen dari suatu campuran berdasarkan perbedaan

distribusi/absorbsi/adsorbsi komponen di antara dua fase yang berbeda, yaitu fase

diam (stasioner) dan fase gerak (mobil) (Salamah 1997). Secara umum dapat

dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses migrasi differensial dimana

komponen-komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam

(Sudarmadji et al. 2007).

Pelarut yang biasanya digunakan pada HPLC adalah air, metanol,

asetonitril, kloroform, dan pelarut lainnya yang berada dalam keadaan murni

(HPLC grade). Pelarut-pelarut tersebut sebelum digunakan harus disaring terlebih

dahulu dengan kertas saring milipore (0,45 mm) dan harus dihilangkan gasnya

(degassing). Komponen utama alat yang dipakai dalam HPLC antara lain (1)

reservoir zat pelarut untuk fase mobil; (2) pompa; (3) injektor; (4) kolom; (5)

detektor dan (6) rekorder (Adnan 1997). Jantung dari peralatan HPLC adalah

kolom dimana terdapat fase diam dan terjadi pemisahan komponen antara fase

(24)

3.1Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Maret 2011.

Sampel diambil di Muara Angke, Jakarta. Preparasi sampel dan penghitungan

rendemen dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku, Departemen

Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor. Analisis kadar air, kadar abu, protein dan lemak dilakukan di

Laboratorium Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan,

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan Laboratorium

Biologi-Pusat Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Analisis asam amino

dilakukan di Laboratorium Terpadu, Baranangsiang, Bogor. Analisis taurin

dilakukan di Balai Besar Peneliitian dan Pengembangan Pertanian Pasca Panen,

Cimanggu, Bogor.

3.2Bahan dan Alat

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerang tahu

(Meretrix meretrix), kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan

(Babylonia spirata). Bahan yang digunakan pada analisis proksimat, asam amino

dan taurin adalah akuades, selenium, H2SO4 pekat, NaOH 1, H3BO3, HCl 0,1 N,

bromcherosol green methyl red, pelarut heksana, HCl 6 N, HCl 0,01 N, buffer

kalium borat pH 10,4, pereaksi Ortoflaaldehida (OPA), methanol, merkaptoetanol,

larutan Brij-30 30%, air suling, asetonitril 60%, buffer natrium karbonat, pereaksi

carrez, larutan danzil klorida dan metilamin hidroklorida.

Alat yang digunakan pada analisis proksimat adalah pisau, sudip, cawan

porselen, timbangan digital, aluminium foil, gegep, desikator, oven, kompor

listrik, tanur pengabuan, kertas saring Whatman bebas abu dan bebas lemak, kapas

bebas lemak, labu lemak, tabung Soxhlet, destilator, labu Kjeldahl, labu

erlenmeyer, buret. Alat yang digunakan dalam analisis asam amino dan taurin

adalah oven, mortar, kertas saring milipore, syringe, pipet mikro, timbangan

(25)

3.3Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dari data yang diperoleh dan meliputi

beberapa tahap yaitu tahap pengambilan sampel, perhitungan morfometrik,

perhitungan rendeman, tahap analisis kimia tiga jenis sampel berupa analisis

proksimat (kadar air, lemak, protein, dan abu), analisis asam amino dan taurin

dengan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Diagram alir

metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Diagram alir metode penelitian

3.3.1 Pengambilan dan preparasi bahan baku

Pengambilan sampel kerang tahu (Meretrix meretrix), kerang salju

(Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia spirata) di Muara Angke, Jakarta.

Sampel yang sudah diambil kemudian dimasukkan dalam coolbox dengan dilapisi

es curai. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesegaran selama proses transportasi ke

laboratorium karakteristik bahan baku di Institut Pertanian Bogor. Setelah sampel

diperoleh, dilakukan penentuan ukuran dan berat rata-rata dari tiga jenis sampel Penentuan ukuran dan berat rata-rata dari tiga jenis

sampel

Preparasi kerang tahu, kerang salju dan keong macan

Rendemen jeroan Rendemen daging Rendemen

(26)

secara acak. Kemudian sampel dihitung rendemennya (cangkang, daging, jeroan)

dengan rumus:

Daging-daging dari tiga sampel yang telah dipisahkan dari cangkangnya akan

diuji kadar air, abu, lemak, protein, abu larut asam, asam amino dan taurin.

3.3.2Analisis proksimat

1) Analisis kadar air (AOAC 2005)

Analisis kadar air dilakukan dengan penguapan menggunakan oven. Tahap

pertama yang dilakukan adalah mengeringkan cawan porselen pada suhu

102-105 oC selama 1 jam. Cawan tersebut diletakkan dalam desikator kurang

lebih 15 menit hingga dingin kemudian ditimbang. Cawan dimasukkan sampel

sebanyak 5 gram kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 102-105 oC

Keterangan: A = Berat cawan kosong (gram)

B = Berat cawan yang diisi sampel (gram) sebelum dioven

C = Berat cawan dengan sampel (gram) setelah dioven

2) Analisis kadar abu (AOAC 2005)

Analisis kadar abu dilakukan dengan mengabukan sampel di dalam tanur.

Tahap pertama cawan abu porselen dikeringkan di dalam oven selama 1 jam pada

suhu 105 oC, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sampel

ditimbang sebanyak 5 gram dan dimasukkan ke dalam cawan pengabuan yang

akan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi. Setelah itu

dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 oC selama 6 jam,

kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Proses pengabuan

dilakukan sampai abu berwarna putih. Setelah itu cawan didinginkan dalam

desikator selam 30 menit, kemudian ditimbang bobotnya.

(27)

Perhitungan kadar abu:

% kadar abu = C - A x 100% B – A

Keterangan: A = Berat cawan kosong (gram)

B = Berat cawan yang diisi sampel (gram) sebelum ditanur

C = Berat cawan dengan sampel (gram) setelah ditanur

3) Analisis kadar lemak (AOAC 2005)

Sampel seberat 2 gram (W1) disebar di atas kapas yang beralaskan kertas

saring dan digulung membentuk thimble. Sampel yang telah dibungkus

dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya (W2) dan

disambungkan dengan tabung Soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan ke dalam

ruang ekstraktor tabung Soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak (n-heksana).

Kemudian dilakukan refluks selama 6 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu

lemak didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pelarut akan tertampung

di ruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke dalam labu

lemak, selanjutnya labu lemak dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC, setelah

itu labu dimasukkan dalam desikator sampai beratnya konstan (W3). Kadar lemak

ditentukan dengan rumus:

% kadar lemak = W3- W2 x 100% W1

Keterangan : W1 = Berat sampel (gram)

W2 = Berat labu lemak tanpa lemak (gram)

W3 = Berat labu lemak dengan lemak (gram)

4) Analisis kadar protein (AOAC 2005)

Prinsip dari analisis protein, yaitu untuk mengetahui kandungan protein

kasar (crude protein) pada suatu bahan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam

analisis protein terdiri dari tiga tahap, yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi.

Pengukuran kadar protein dilakukan dengan metode mikro Kjeldahl. Sampel

ditimbang sebanyak 0,25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl

100 mL, lalu ditambahkan 0,25 gram selenium dan 3 mL H2SO4 pekat. Contoh

didestruksi pada suhu 410 oC selama kurang lebih 1 jam sampai larutan jernih lalu

(28)

dan 20 mL NaOH 40%, kemudian dilakukan proses destilasi dengan suhu

destilator 100 oC. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer 125 mL yang

berisi campuran 10 mL asam borat (H3BO3) 2% dan 2 tetes indikator

bromcherosol green-methyl red yang berwarna merah muda. Setelah volume

destilat mencapai 40 mL dan berwarna hijau kebiruan, maka proses destilasi

dihentikan. Lalu destilat dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan

warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis

seperti contoh.

Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% N = (mL HCl – mL blanko) x N HCl x 14,007 x fp x 100% mg contoh x faktor koreksi alat *

*) Faktor koreksi alat = 2,5

% Kadar protein = % N x faktor konversi * *) Faktor Konversi= 6,25

3.3.3Analisis asam amino (AOAC 2005 dengan modifikasi)

Komposisi asam amino ditentukan dengan menggunakan HPLC. Sebelum

digunakan, perangkat HPLC harus dibilas dulu dengan eluen yang akan digunakan

selama 2-3 jam. Begitu pula syringe yang akan digunakan dibilas dengan akuades.

Analisis asam amino dengan menggunakan HPLC terdiri atas 4 tahap, yaitu:

(1) tahap pembuatan hidrolisat protein; (2) tahap pengeringan; (3) tahap

derivatisasi; (4) tahap injeksi serta analisis asam amino.

(1) Tahap pembuatan hidrolisat protein

Hal yang dilakukan pada tahap pembuatan hidrolisat protein adalah sampel

ditimbang sebanyak 3 mg dan dihancurkan. Sampel yang telah hancur dihidrolisis

asam menggunakan HCl 6 N sebanyak 1 ml yang kemudian dipanaskan dalam

oven pada suhu 110 oC selama 24 jam. Pemanasan dalam oven dilakukan untuk

menghilangkan gas atau udara yang ada pada sampel agar tidak mengganggu

kromatogram yang dihasilkan. Selain itu, pemanasan dilakukan untuk

mempercepat reaksi hidrolisis.

(2) Tahap pengeringan

Sampel yang telah dihidrolisis pada suhu kamar dipindahkan isinya ke

(29)

dimasukkan ke dalam labu evaporator. Proses ini diulangi hingga 2-3 kali. Sampel

kemudian dikeringkan menggunakan rotary evaporator selama 15-30 menit untuk

mengubah sistein menjadi sistin. Sampel yang sudah kering ditambah dengan 5 ml

HCl 0,01 N kemudian disaring dengan kertas saring milipore.

(3) Tahap derivatisasi

Larutan derivatisasi dibuat dengan menambahkan buffer kalium borat pH

10,4 pada sampel dengan perbandingan 1:1. Kemudian ke dalam vial kosong yang

bersih masukkan 50 µl sampel dan tambahkan 250 µl pereaksi Ortoflaaldehida

(OPA) dengan perbandingan 1:5, biarkan 1 menit agar derivatisasi berlansung

sempurna. Proses derivatisasi dilakukan agar detektor mudah untuk mendeteksi

senyawa yang ada pada sampel. Larutan stok OPA dibuat dengan cara

mencampurkan 50 mg OPA ke dalam 4 ml metanol dan 0,025 ml merkaptoetanol,

dikocok hati-hati dan ditambahkan larutan brij 30% sebanyak 0,050 ml dan buffer

kalium borat 1 M, pH 10,4 sebanyak 1 ml. Simpan larutan dalam botol berwarna

gelap pada suhu 4 oC dan akan stabil selama 2 minggu.

(4) Injeksi ke HPLC

Injeksikan ke dalam HPLC sebanyak 5 µl. Tunggu sampai pemisahan

semua asam amino selesai. Waktu yang diperlukan sekitar 25 menit. Untuk

perhitungan konsentrasi asam amino yang ada pada bahan, dilakukan pembuatan

kromatogram standar dengan menggunakan asam amino yang telah siap pakai

yang mengalami perlakuan yang sama dengan sampel.

Kandungan asam amino dalam 100 gram bahan dapat dihitung dengan rumus:

µmol asam amino = luas daerah sampel x C x fp

Kondisi alat HPLC saat berlangsungnya analisis asam amino sebagai berikut:

Temperatur : 27 oC (suhu ruang)

Jenis kolom HPLC : Ultra techspere (Coloum C-18)

(30)

Tekanan : 3000 psi

Fase gerak : Buffer Na-Asetat dan methanol 95%

Detektor : Fluoresensi

Panjang gelombang : 254 nm

3.3.4 Analisis taurin (AOAC 2005)

Kandungan taurin dapat dianalisis menggunakan alat HPLC. Pengujian

kadar taurin, sampel ditimbang sebanyak 0,5 gram dan dimasukkan ke dalam

tabung ukur 100 ml, kemudian ditambahkan 80 ml air suling dan 1 ml pereaksi

carrez lalu dikocok hingga homogen. Selanjutnya dilakukan pengenceran dengan

cara menambahkan air suling sampai tanda tera dan dikocok hingga homogen.

Kemudian larutan disaring menggunakan kertas saring whatman. Filtrat

ditampung dalam erlenmeyer dan disimpan di tempat yang gelap.

Selanjutnya dilakukan tahap derivatisasi dengan mengambil 1 ml ekstrak

sampel dimasukkan ke labu takar 10 ml, kemudian ditambahkan 1 ml buffer

natrium karbonat dan 1 ml larutan dansil klorida. Setelah itu sampel didiamkan

selama 2 jam lalu dikocok dan ditambahkan 0,5 ml laturan metilamin hidroklorida

kemudian dikocok kembali hingga homogen. Hasil derivatisasi diambil sebanyak

40 µl kemudian diinjeksikan ke dalam HPLC untuk mengetahui kandungan taurin

pada sampel. Kandungan taurin dalam bahan dapat dihitung dengan rumus:

% taurin = luas area sampel x C x faktor pengenceran luas area standar bobot sampel (g)

Keterangan : C = konsentrasi standar taurin

Kondisi alat HPLC saat berlangsungnya analisis taurin sebagai berikut:

Temperatur : 27 oC (suhu ruang)

Jenis kolom HPLC : Pico tag 3,9 x 150 nm coulumn

Kecepatan alir eluen : 1 ml/menit

Tekanan : 3000 psi

Fase gerak : asetonitril 60% dan buffer natrium asetat 1M

Detektor : UV

(31)

4.1 Ukuran dan Bobot Kerang Tahu, Kerang Salju dan Keong Macan

Jenis beberapa moluska yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh

dari Perairan Muara Angke, Jakarta. Kerang tahu, kerang salju dan keong macan

yang digunakan berupa sampel segar yang sebelumnya dipreparasi untuk

dipisahkan bagian cangkang, daging dan jeroan. Daging sampel tersebut

dihaluskan untuk memudahkan proses analisa. Kerang tahu, kerang salju dan

keong macan dari Perairan Muara Angke dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) (b)

(c)

Gambar 6 Pengukuran kerang tahu (a), kerang salju (b) dan keong macan (c)

Berdasarkan hasil pengukuran, diperoleh data mengenai ukuran dan bobot

dengan menggunakan 30 sampel. Parameter yang diamati terdiri dari beberapa

parameter yaitu panjang, lebar, tinggi dan berat total. Data keseluruhan tiap

sampel dapat dilihat pada Lampiran 1. Rata-rata panjang, lebar, tinggi dan bobot

(32)

No. Parameter Satuan Kerang tahu Kerang salju Keong macan

1 Panjang Cm 4,26±0,27 10,58±0,85 4,16±0,27

2 Lebar Cm 3,60±0,31 3,32±0,27 2,87±0,17

3 Tinggi Cm 1,87±0,17 3,04±0,34 1,94±0,19

4 Bobot total Gram 20,9±4,21 58,1±11,51 16,6±2,43

Keterangan : Data diperoleh dari 30 sampel

Kerang tahu memiliki panjang rata-rata 4,26 cm, lebar rata-rata 3,60 cm,

tinggi rata-rata 1,87 cm dan bobot total rata-rata sebesar 20,9 g. Kerang salju

memiliki panjang rata-rata 10,58 cm, lebar rata-rata 3,32 cm, tinggi rata-rata

3,04 cm dan bobot total rata-rata sebesar 58,1 g. Keong macan memiliki panjang

rata-rata 4,16 cm, lebar rata-rata 2,87 cm, tinggi rata-rata 1,94 cm dan bobot total

rata-rata sebesar 16,6 g. Perbedaan ukuran dan berat kerang dipengaruhi oleh

pertumbuhan. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran, baik berat, panjang maupun

volume dalam laju perubahan waktu. Pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa

faktor yaitu faktor dalam dan luar. Faktor dalam merupakan faktor yang sukar

untuk dikontrol, contohnya genetik. Sedangkan faktor luar merupakan faktor yang

dapat dikontrol, diantaranya adalah makanan dan suhu (Effendi 1997).

4.2 Rendemen Kerang Tahu, Kerang Salju dan Keong Macan

Rendemen adalah persentase suatu bahan baku yang dimanfaatkan.

Rendemen merupakan suatu parameter yang paling penting untuk mengetahui

nilai ekonomis dan efektifitas suatu produk atau bahan. Rendemen yang dapat

diperoleh dari ketiga sampel berupa cangkang, daging dan jeroan. Rendemen

kerang dan keong merupakan bagian tubuhnya yang masih bisa dipergunakan

yang diperoleh dengan cara membedah kerang dan keong, memisahkan bagian isi

dengan cangkang, kemudian bagian isi dipisahkan antara bagian daging dan

jeroannya. Rendemen daging kerang dan keong dihitung berdasarkan persentase

perbandingan bobot daging yang sudah diambil dari cangkang dan dipisahkan

dengan jeroan terhadap bobot utuh sampel. Rendemen kerang tahu, kerang salju

dan keong macan dapat dilihat pada Tabel 4.

(33)

No. Rendemen Kerang tahu (%) Kerang salju (%) Keong macan (%)

1 Daging 14,38 15,48 21,81

2 Jeroan 18,18 23,88 11,16

3 Cangkang 67,44 60,64 67,03

Keterangan : Data diperoleh dari 30 sampel

Kerang tahu segar memiliki rendemen tertinggi pada cangkang yaitu

sebesar 67,44%, rendemen daging sebesar 14,38% dan rendemen jeroan sebesar

18,18%. Kerang salju segar memiliki rendemen tertinggi pada cangkang yaitu

sebesar 60,64%, rendemen daging sebesar 15,48% dan rendemen jeroan sebesar

23,88%. Keong macan segar memiliki rendemen tertinggi pada cangkang yaitu

sebesar 67,03%, rendemen daging sebesar 21,81% dan rendemen jeroan sebesar

11,16%. Menurut Zaitsev (1969) diacu olehMathlubi (2006), umumnya rendemen

cangkang moluska 53-65%, daging 19-28% dan cairan dalamnya sebesar 9-25%.

Rendemen cangkang kerang tahu dan keong macan lebih tinggi bila

dibandingkan dengan rata-rata cangkang moluska. Hal ini dikarenakan kerang

tahu dan keong macan memiliki cangkang yang tebal. Menurut Hasfiandi (2010),

cangkang keong macan bernilai ekonomis tinggi karena telah dimanfaatkan

sebagai bahan pembuat souvenir dan bahan tambahan pada pembuatan cat. Selain

itu, cangkang kerang mengandung mineral penting (kalsium dan fosfor) dan

merupakan sumber chitin-chitosan (Okuzumi dan Fujii 2000).

Rendemen jeroan kerang tahu dan kerang salju lebih besar daripada

rendemen daging. Hal ini disebabkan karena kerang adalah hewan yang bersifat

filter feeder sehingga banyak partikel makanan ataupun partikel lain yang

mengendap di dalam tubuh, terutama di saluran pencernaan dan bagian jeroan

yang lainnya (Turgeon 1988). Rendemen daging keong macan lebih besar

daripada kerang tahu dan kerang salju, sehingga dapat diketahui bahwa bagian

daging keong macan bernilai ekonomis untuk pemanfaatan yang lebih efektif.

Menurut Hasfiandi (2010), keong macan memiliki daging yang kenyal, enak,

kandungan lendir yang rendah dan mudah dalam pengolahannya yang

(34)

Berdasarkan analisis kimia yang dilakukan, diperoleh data mengenai

kandungan proksimat dari kerang tahu, kerang salju dan keong macan yang

diperoleh dari Perairan Muara Angke, Jakarta. Analisis proksimat dilakukan untuk

mengetahui kandungan gizi secara kasar (crude) yang meliputi kadar air, abu,

protein, lemak dan karbohidrat. Kandungan karbohidrat dihitung secara by

difference. Contoh perhitungan analisis proksimat dapat dilihat pada Lampiran 2.

Persentase hasil proksimat kerang tahu, kerang salju dan keong macan disajikan

pada Gambar 7.

Gambar 7 Persentase hasil proksimat kerang tahu ; kerang salju ; keong macan

4.3.1 Kadar air

Air merupakan komponen yang penting dalam bahan makanan, karena air

dapat memberikan pengaruh pada penampakan, tekstur serta cita rasa. Bahkan di

dalam makanan kering sekalipun, terkandung air dalam jumlah tertentu. Produk

hasil perikanan memiliki kandungan air yang sangat tinggi, sekitar 80%.

Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan daya terima, kesegaran

dan daya simpan bahan tersebut (Winarno 2008).

Persentase kadar air daging kerang salju lebih tinggi yaitu 83,79%

dibandingkan dengan kerang tahu dan keong macan adalah 79,98% dan 78,44%.

Otot mengandung lebih banyak air dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya

(35)

komposisi kimia dipengaruhi oleh jenis, ukuran dan lingkungan. Semakin rendah

kadar air, maka secara proporsional kandungan gizi lainnya akan naik

(Winarno 2008).

4.3.2 Kadar abu

Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.

Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan yang dianalisis

dan cara pengabuannya (Budiyanto 2002). Sebagian besar bahan makanan, sekitar

96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral

yang juga dikenal sebagai unsur anorganik (kadar abu). Komponen-komponen

organik akan terbakar pada proses pembakaran, tetapi komponen anorganiknya

tidak, karena itulah disebut abu (Winarno 2008).

Kadar abu dapat dijadikan sebagai petunjuk akan keberadaan mineral

suatu bahan. Persentase kadar abu pada daging kerang tahu (Meretrix meretrix),

kerang salju (Pholas dactylus) dan keong macan (Babylonia spirata) adalah

1,37%, 1,19% dan 1,20%. Menurut Karakoltsidis et al. (1995), kadar abu

beberapa moluska yaitu Mytilus galloprovinciallis sekitar 0,7-2,0% dan Ostra

edulis sekitar 1,0-1,6%.

Kadar abu yang diperoleh berbeda untuk setiap spesies. Tinggi rendahnya

kadar abu disebabkan oleh perbedaan jenis organisme dan lingkungan hidup dari

organisme tersebut. Masing-masing organisme memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam meregulasikan dan mengabsorbsi logam, hal ini nantinya

akan mempengaruhi kadar abu dalam bahan (Rusyadi 2006).

4.3.3 Kadar lemak

Lemak didefenisikan sebagai bahan-bahan yang dapat larut dalam eter,

kloroform (benzena) dan tidak dapat larut dalam air. Lemak merupakan sumber

energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein. Satu gram

lemak dapat menghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya

menghasilkan 4 kkal/gram. Lemak hewani mengandung banyak sterol

yang disebut kolesterol. Selain itu lemak juga berfungsi sebagai pelarut

vitamin A, D, E dan K. Lemak sebagai cadangan makanan dalam tubuh, karena

kelebihan karbohidrat diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan adiposa

(36)

Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase kadar lemak tertinggi

diperoleh pada daging keong macan (Babylonia spirata), kerang salju

(Pholas dactylus) dan kerang tahu (Meretrix meretrix) adalah 0,33%, 0,24% dan

0,11%. Kadar lemak yang diperoleh dari tiga sampel yang digunakan cukup

rendah. Menurut Karakoltsidis et al. (1995) kadar lemak pada Ostra edulis sekitar

0,2-1,0%.

Perbedaan nilai lemak ini diduga disebabkan karena umur panen dan laju

metabolisme organisme. Lemak akan semakin meningkat dengan bertambahnya

usia, karena sifat fisiologis hewan yang akan menuju fase perkembangbiakan.

Hewan akan membutuhkan lebih banyak energi yang disimpan dalam bentuk

lemak untuk berkembang biak. Adanya variasi komposisi kimia dapat terjadi antar

spesies dan antar individu dalam satu spesies (Suzuki 1981).

4.3.4 Kadar protein

Protein merupakan suatu zat makanan yang penting bagi tubuh. Protein

berfungsi sebagai pembangun struktur, biokatalis, hormon, sumber energi,

penyangga racun, pengatur pH, dan sebagai pembawa sifat turunan dari generasi

ke generasi. Protein tersusun atas atom C, H, O, dan N serta unsur lainnya yaitu P

dan S yang membentuk unit-unit asam amino (Girindra 1993).

Daging keong macan memiliki nilai protein tertinggi 17,38% dibandingkan

dengan daging kerang tahu dan kerang salju sebesar 9,39% dan 11,37%.

Tingginya kadar protein pada keong macan menunjukkan peluang pemanfaatan

sebagai salah satu sumber protein hewani. Menurut McLachlan dan Lombard

(1980), bahwa kadar protein pada keong laut lebih rendah daripada keong darat

yaitu 8-16% dan 1,4-8%.

Protein yang lengkap adalah protein yang mengandung semua asam amino

esensial yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang cukup. Umumnya, protein

lengkap banyak ditemukan pada hewan. Angka kecukupan protein untuk orang

dewasa menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2004), yaitu 50 g/hari

untuk pria dan 42 g/hari untuk wanita.

4.3.5 Kadar karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena karbohidrat

(37)

tersusun atas unsur C, H dan O (Nasoetion et al. 1994). Karbohidrat berfungsi

untuk mencegah timbulnya pemecahan protein berlebihan, kahilangan mineral dan

membantu metabolisme lemak protein. Bentuk karbohidrat yang dapat dicerna

dalam bahan pangan umumnya adalah zat pati dan berbagai jenis gula seperti

sukrosa, fruktosa, dan laktosa (Winarno 2008).

Hasil perhitungan by difference memberikan nilai bahwa karbohidrat yang

terdapat pada daging kerang tahu sebesar 9,02%. Nilai tersebut lebih besar

dibandingkan dengan karbohidrat kerang salju dan keong macan sebasar 3,55%

dan 2,65%. Karbohidrat yang ada dalam produk perikanan tidak mengandung

serat, kebanyakan dalam bentuk glikogen. Selain itu juga terkandung glukosa,

fruktosa, sukrosa serta monosakarida dan disakarida lainnya. Kandungan glikogen

yang terkandung pada produk perikanan sebesar 1% untuk ikan, 1% untuk

krustasea dan 1-8% untuk kerang-kerangan (Okuzumi dan Fujii 2000).

4.4 Komposisi Asam Amino

Analisis asam amino dilakukan untuk mengetahui jenis dan kadar asam

amino yang terkandung pada kerang tahu, kerang salju dan keong macan.

Sebelum asam amino dianalisis, proteinnya harus dihidrolisis terlebih dahulu.

Metode yang digunakan adalah metode High Performance Liquid

Chromatography (HPLC). Menurut Winarno (2008), teknik HPLC mempunyai

keuntungan yaitu dapat bekerja lebih cepat dan pemisahan jenis asam amino dapat

diselesaikan dalam waktu 40 menit. Prosedur analisis asam amino dan taurin

dengan HPLC dapat dilihat pada Lampiran 3 dan 4. Kromatogram asam amino

sampel daging kerang tahu, kerang salju, keong macan dan standar dapat dilihat

pada Lampiran 5.

Kromatogram asam amino yang dihasilkan mempunyai peak-peak yang

menggambarkan banyaknya jenis komponen dalam sampel. Setiap kromatogram

yang terbentuk pada masing-masing uji mempunyai noise-noise pengganggu yang

mengotori kromatogram. Noise-noise tersebut terbentuk akibat adanya pemecahan

asam amino yang tidak sempurna selama hidrolisis protein berlangsung. Selain

itu, terbentuknya noise-noise pengganggu juga dapat disebabkan karena sampel

yang diuji tidak dibersihkan dari komponen gizi lainnya yaitu karbohidrat,

(38)

akan mempunyai kromatogram dengan banyak peak (Riyadi 2009). Berat molekul

asam amino, luas area standar dan masing-masing sampel dapat dilihat pada

Lampiran 6.

Jenis asam amino yang terdapat pada daging kerang tahu, kerang salju dan

keong macan didapat dengan cara membandingkan retention time standar asam

amino dengan retention time sampel yang diuji. Retention time merupakan waktu

yang diperlukan oleh sampel mulai dari saat injeksi sampai sampel mencapai peak

maksimum (Riyadi 2009). Peak asam amino yang diuji akan memiliki nilai

retention time yang sama dengan nilai retention time standar. Retention time asam

amino daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan disajikan pada Tabel 5.

Contoh perhitungan asam amino dapat dilihat pada Lampiran 7.

(39)

Pengujian asam amino pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong

macan menghasilkan 15 jenis asam amino yang terdiri dari 9 jenis asam amino

esensial dan 6 jenis asam amino non esensial. Protein harus dihidrolisis terlebih

dahulu sehingga menghasilkan asam amino bebas (Winarno 2008). Mutu protein

ditentukan oleh jenis dan proporsi asam amino yang dikandungnya. Protein yang

bermutu tinggi adalah protein yang mengandung semua jenis asam amino dalam

proporsi yang yang sesuai untuk pertumbuhan. Semua protein hewani, kecuali

gelatin merupakan protein yang bermutu tinggi (Almatsier 2006).

Asam amino yang ditemukan dengan metode yang digunakan pada kerang

tahu, kerang salju dan keong macan berjumlah 15 jenis asam amino. Asam amino

esensial berjumlah 9 asam amino esensial yaitu histidin, arginin, treonin, valin,

metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin. Histogram kandungan asam amino

esensial pada kerang tahu, kerang salju dan keong macan dapat dilihat pada

(Villanueva et al. 2004). Arginin merupakan asam amino yang banyak ditemukan

(40)

paling banyak ditemui pada bahan pangan sumber protein. Leusin dan lisin

merupakan asam amino esensial yang banyak ditemukan pada moluska laut

(Villanueva et al. 2004).

Asam amino non esensial pada sampel berjumlah 6 jenis asam amino non

esensial. Asam amino non esensial tersebut adalah asam aspartat, asam glutamat,

serin, glisin, alanin dan tirosin. Histogram kandungan asam amino non esensial

pada kerang tahu, kerang salju dan keong macan dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Histogram kandungan asam amino non esensial kerang tahu ; kerang salju ; keong macan

Kandungan asam amino non esensial yang tertinggi pada daging kerang

tahu, kerang salju dan keong macan adalah asam glutamat dengan nilai 2,24%,

2,14% dan 3,76%. Asam aspartat dan glisin juga ditemukan cukup tinggi setelah

asam glutamat pada kerang tahu, kerang salju dan keong macan. Asam amino non

esensial yang banyak ditemui di jaringan otot hewan adalah alanin, glisin, dan

asam glutamat (Krug et al. 2009). Asam glutamat mengandung ion glutamat yang

(41)

amino yang paling banyak ditemui pada moluska laut adalah asam glutamat, asam

aspartat, glisin dan alanin (Derby et al. 2007). Perbandingan komposisi asam

amino pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan dibandingkan

dengan daging abalon dan daging ikan tuna dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6

menunjukkan bahwa komposisi asam amino dari tiga jenis sampel yang

digunakan lebih besar jika dibandingkan dengan asam amino yang terdapat pada

daging ikan tuna dan daging abalon.

Tabel 6 Kandungan asam amino sampel dan beberapa hewan laut

No. Jenis Asam

Keterangan: * Asam amino esensial;

1

Hasil penelitian ini

2 & 3

(42)

Rendahnya salah satu jenis asam amino pada kerang tahu, kerang salju dan

keong macan dapat dilengkapi dengan protein lain yang memiliki asam amino

berbeda. Dua jenis protein yang terbatas dalam asam amino yang berbeda, bila

dimakan secara bersamaan di dalam tubuh dapat menjadi susunan protein yang

lengkap. Asam amino yang berasal dari berbagai jenis protein dapat saling

mengisi untuk menghasilkan protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan

dan pemeliharaan (Almatsier 2006).

Asam amino non esensial pembatas pada daging kerang tahu, kerang salju

dan keong macan adalah tirosin dengan nilai masing-masing 0,52%, 0,43% dan

0,77%. Asam amino pembatas pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong

macan adalah histidin dengan nilai masing-masing adalah 0,25%, 0,18% dan

0,34%. Setiap jenis bahan pangan yang mengandung protein memiliki asam

amino pembatas. Asam amino pembatas merupakan asam amino yang berada

dalam jumlah paling sedikit, sehingga disebut sebagai asam amino pembatas

(Harris dan Karmas 1989).

Kadar asam amino yang diperoleh berbeda-beda pada kerang tahu, kerang

salju dan keong macan. Kandungan asam amino pada masing-masing spesies

tidaklah sama. Masing-masing spesies memiliki proses fisiologis yang berbeda.

Perbedaan kandungan asam amino ini juga dapat disebabkan oleh umur, musim

penangkapan serta tahapan dalam daur hidup organisme

(Okuzumi dan Fujii 2000 ; Litaay 2005).

4.5 Komposisi Taurin

Taurin merupakan salah satu asam amino bebas yang keberadaannya

berlimpah. Taurin merupakan senyawa tidak esensial bagi nutrien manusia karena

secara internal dapat disintesis dari asam amino metionin atau sistein dan

piridoksin (Vitamin B6). Taurin di dalam tubuh berperan dalam pergerakan

ion-ion magnesium, kalium, natrium dan kalsium dalam keluar dan masuk sel

sehingga membantu koneksi impuls syaraf. Taurin sangat diperlukan pada saat

perkembangan dan pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan keberadaan taurin

(43)

Kromatogram taurin kerang tahu, kerang salju, keong macan dan standar

dapat dilihat pada Lampiran 7. Nilai retention time, luas area dan bobot molekul

taurin kerang tahu, kerang salju dan keong macan disajikan pada Tabel 7.

Perhitungan konsentrasi taurin juga didasarkan pada luas (area) tiap peak. Contoh

perhitungan konsentrasi taurin dapat dilihat pada Lampiran 8. Komposisi taurin

pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong macan dapat dilihat pada

Gambar 10.

Tabel 7 Nilai retention time, luas area dan bobot molekul taurin kerang tahu, kerang salju dan keong macan

Jenis sampel Retention time (menit) Luas area Bobot sampel

Kerang tahu 4,38 1,364 0,82

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa kandungan taurin pada

daging kerang salju lebih besar daripada keong macan dan kerang tahu sebesar

0,085% atau 85 mg/100 g. Kandungan taurin daging kerang tahu, kerang salju dan

keong macan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan golongan moluska

yang lain. Kandungan taurin yang terdapat pada cumi-cumi (364 mg/100 g), Short

necked clam (421 mg/100 g) dan Oyster (1178 mg/100 g). Kandungan taurin pada

(44)

daging kerang salju jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan udang

(63 mg/100 g) (Okuzumi dan Fujii 2000).

Rendahnya kadar taurin pada daging kerang tahu, kerang salju dan keong

macan dikarenakan bagian jeroan tidak disertakan dalam analisis taurin pada

penelitian ini. Menurut Ruessheim (2000), taurin banyak ditemukan dalam

beberapa organ tubuh mamalia dan hewan laut. Hewan laut yang sering

dikonsumsi manusia yaitus kerang, remis, siput, ikan, cumi dan tiram lebih

banyak mengandung taurin dibandingkan mamalia. Kadar tertingginya ditemukan

(45)

5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kerang tahu, kerang salju dan keong macan mengandung 15 asam amino

yang terdiri dari 9 asam amino esensial dan 6 asam amino non esensial. Asam

amino esensial yang terdapat pada kerang tahu, kerang salju dan keong macan

adalah histidin, arginin, treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin,

lisin. Asam amino non esensial yang terdapat pada sampel adalah asam aspartat,

asam glutamat, serin, glisin, alanin dan tirosin.

Kandungan asam amino esensial yang tertinggi pada daging kerang tahu,

kerang salju dan keong macan adalah arginin sebesar 1,12%, 0,93% dan 2,50%.

Kandungan asam amino non esensial yang tertinggi pada daging kerang tahu,

kerang salju dan keong macan adalah asam glutamat dengan nilai 2,24%, 2,14%

dan 3,76%. Asam amino pembatas pada daging kerang tahu, kerang salju dan

keong macan adalah histidin dengan nilai masing-masing adalah 0,25%, 0,18%

dan 0,34%. Kandungan taurin pada daging kerang salju lebih besar yaitu 0,085%

daripada keong macan dan kerang tahu sebesar 0,067% dan 0,062%.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk melakukan penelitian

mengenai kandungan asam amino dan taurin yang terdapat pada jeroan kerang

tahu, kerang salju dan keong macan. Isolasi taurin dapat dilakukan pada daging

kerang salju. Pengujian kandungan pada cangkang kerang tahu, kerang salju dan

(46)

Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 2005. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington, Virginia, USA: Association of Official Analytical Chemist, Inc.

Aiushin NB, Petrova IU, Epshtein LM. 1997. Taurin dan Carnosin dalam Jaringan Pasifik. Journal of Medicine and Health 5(2): 117-125.

Apriyani KR. 2003. Aspek pertumbuhan kerang tahu (Meretrix meretrix) di Perairan Marunda, Teluk Jakarta [skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Barnes RD. 1980. Invertebrate Zoology. Saunders Collage. Fourth Edition.

[BPOM] Badan Pengawasan Obat dan Makanan. 2009. Natura Kos Edisi ke 10. Vol : IV/No.10.

Budiyanto AK. 2002. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Damayanti AA. 2009. Koreksi konstruksi perangkap jodang penangkap keong macan di Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Derby CD, Kicklighter CE, Jhonson PM, Zang X. 2007. Chemical Composition of Inks of Diverse Marine Molluscs Suggests Convergent Chemical Defenses. Journal Chemical Ecology 33(2):1105-1113.

Edison T. 2009. Amino acid: Esensial for our bodies. http://livewellnaturally.com.

[1 Maret 2011].

Effendi I. 1997. Biologi Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.

Girindra A. 1993. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.

Hames D, Hooper N. 2005. Biochemistry, 3th. New York: Taylor dan Francis.

Harris RS dan Karmas E. 1989. Evalusi Gizi pada Pengolahan Bahan Pangan. Edisis ke-2. Bandung: ITB-Press.

Harli M. 2008. Asam amino esensial. http://www.suparmas.com. [2 Maret 2011].

Hasfiandi. 2010. Konstruksi perangkap jodang yang selektif terhadap ukuran dan jenis keong [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Gambar 1 Kerang tahu (Meretrix meretrix) ...............................................
Gambar 3 Keong macan (Babylonia spirata)
Tabel 1 Jenis asam amino esensial
Tabel 2 Jenis asam amino non esensial
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Profil Asam Amino dan Jaringan Baby fish Nila ( Oreochromis niloticus ) pada Umur Panen yang Berbeda adalah benar karya saya

9 Komposisi asam lemak tidak jenuh tunggal (MUFA) hasil penelitian pada daging kerang simping ( A. pleuronectes ) segar dan setelah perebusan menunjukkan hasil bahwa

Taurin.. salmo) memiliki rendemen cangkang 62% dan daging 28%. Pengukusan mengakibatkan perbedaan kadar air, protein, dan abu tak larut asam dengan daging keong segar.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rendemen, komposisi proksimat, protein larut air, protein larut garam dan kandungan asam amino serta analisis struktur jaringan

Penelitian ini di lakukan pada bulan April 2013 dengan tujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb, Cu dan Zn pada daging dan cangkang kerang kepah (

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rendemen, komposisi proksimat, protein larut air, protein larut garam dan kandungan asam amino serta analisis struktur jaringan

Taurin.. salmo) memiliki rendemen cangkang 62% dan daging 28%. Pengukusan mengakibatkan perbedaan kadar air, protein, dan abu tak larut asam dengan daging keong segar.

Penelitian ini di lakukan pada bulan April 2013 dengan tujuan untuk menganalisis kandungan logam berat Pb, Cu dan Zn pada daging dan cangkang kerang kepah