• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Mekanisme Kerja untuk Mendukung Kinerja Program Studi; Beberapa Pengalaman dan Pelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur Mekanisme Kerja untuk Mendukung Kinerja Program Studi; Beberapa Pengalaman dan Pelajaran"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur dan Mekanisme

k・セ。@

untuk Mendukung

kゥョ・セ。@

Program

Studi; 8eberapa Pengalaman dan Pelajaran

Dahrul Syah

Abstrak

Tugas utama seorang pengelola Program Studi adalah memikirkan cara agar mahasiswa program studi tersebut lulus tepat waktu , memiliki IPK yang optimal serta mudah memasuki dunia karya. Untuk mencapai ketiga hal tersebut di atas dibutuhkan kepekaan dan ketajaman dalam mensinergikan berbagai faktor internal dan eksternal baik yang berhubungan dengan proses pendidikan itu sendiri maupun dengan alokasi sumberdaya. Untuk itu dibutuhkan orkestra kerja yang harmonis dan dalam perspektif inilah struktur dan mekanisme kerja harus diletakkan. Makalah ini akan mengurai keterkaitan berbagai prestasi dan capaian yang berhasil diraih oleh Program Studi Teknologi Pangan dari perspektif struktur dan mekanisme kerja yang telah diterapkan.

Pengalaman menunjukkan bahwa upaya sinergitas menuntut adanya suatu grand scenario sehingga setiap orang mengetahui posisinya dalam kerangka pengembangan departemen/program studi secara keseluruhan. Untuk inilah dibutuhkan struktur dan mekanisme kerja yang runut dan logis.

Pendahuluan I

Sesuai dengan dokumen perundangan yang ada program studi merupakan tempat diselenggarakannya pendidikan tinggi atas dasar kurikulum yang disusun oleh masing-masing perguruan tinggi. Ketua Program Studi harus berpikir keras agar paket pendidikan yang direncanakan berjalan dengan Ian car yang dicerminkan oleh indikator agregatif ketepatan waktu studi, IPK yang optimal dan kemudahan diterima oleh dunia karya. Berangkan dari kerangka pikir di atas, maka tupoksi utama seorang ketua program studi adalah menciptakan atmosfer yang kondusif sehingga proses pendidikan dapat terselenggara dengan optimal. Kondisi yang kondusif inilah yang pada akhirnya akan bermuara kepada berbagai prestasi program studi baik pada tataran departemen, program studi, staf pengajar maupun mahasiswa.

Pengalaman dan pembelajaran menunjukkan bahwa prestasi-prestasi yang dicapai oleh program studi merupakan muara dari berbagai kegiatan yang berlangsung secara sinergis dan terencana. Dengan kata lain sinergi merupakan sesuatu yang direncanakan. Dengan kerangka pikir di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah

,

(2)

menelaah dan menarik pelajaran dan pengalaman dalam menerapkan struktur dan mekanisme kerja tertentu dalam rangkai mencapai prestasi program studi.

Merangkai Faktor Internal dan Eksternal

Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya penumbuhan sinergi faktor internal dan eksternal dapat ditinjau dari aspek proses pendidikan di program studi maupun alokasi sumberdaya. Untuk merangkai kedua hal ini telah dilakukan serangkaian upaya dengan berlandaskan kepada target-target program studi dan Departemen pada tingkat outcome. Dengan pendekatan ini, maka target-target program studi diuraikan lebih lanjut dalam rangkaian dan tahapan kerja yang harus dilakukan. Pekerjaan-pekerjaan ini lah yang kemudian diorganisir berdasarkan kesamaan karakter dan akhirnya diformulasi dalam suatu kegiatan pengembangan. Kegiatan-kegiatan pengembangan ini diwujudkan dalam suatu struktur dan mekanisme kerja di tingkat departemen sebagaimana disajikan pada Gambar 1. Pembahasan-pembahasan capaian dan prestasi akan selalu dinisbatkan kepada struktur dan mekanisme kerja Departemen berikut ini.

• Seh I (Admim.hasi

、ZュNi\セ@

• Sell" n (Allademik dan

pセ。ョァZュNI@

J- .... ' ... ,.., -... .- - - ... - - ')

" I:

I I

, 1

I I

I' ;=======;

: l.Pelayanan Admi-• nistrasi bidans

I Akademik,. Kema-: hasiswaan dan , Staf

:

2.PenselolaanFasi-I Ulas

Labomt<>-I. rium danPenins-: katan

Kemam-I. puan Teknis

: S .Peninska tan Peran , leT dalam Proses : . Bela jar Menga jar , 4 .Pensembansan , Labom. ti:>rium : AnaUs;' Pangan , Terakredilasi : 5.Pensembansan

1 F oodlndustri<fl : T ..."hing Syst""

,

,.

,

セ@ Uml p.. ndul.-ur.o

,---P"'!;I'lnl Pendidikan

1 .implementasi danPensem-bansan Program Pendidikan:

• Sarjana (S1) • Pases. sarjara.

(S2/SJ • Magister

Profesi 2 .Peninskatan

Mutu Proses Bela jar Menga-jar

Badan Penasehal:

(Guru Besar, Alumni, Industri Pangan dan Kepala Bagian

---,

S .Peninskatan Produktivilas PeneUtiandan Pubhlasi Ihniah 4 .Pensembansan Program Serli-fibsi I<om p ....

lensi dan Pen-didikan Jarak Jauh :5 .implementas i

danPensem- bansanl<egi-atanPromO;i

6.Pensembansan Kogia tan

E1<s-tra-Ialrikuler

danl<emaha-sislV8.an

[image:2.603.44.583.52.723.2]

7.l<egia tan I<on-seUns Maha-siswa dan Pensuatan Hubungan Alumni

,

---_.1:

(3)

STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI

Struktur dan mekanisme kerja di atas merupakan panduan kerja bagi setiap staf di Departemen IImu dan Teknologi Pangan (ITP). Sebagaimana terlihat di dalam diagram ketua Departemen didampingi oleh dua orang Sekretaris Departemen yaitu bidang Administrasi dan Keuangan dan bidang Akademik. Ketua dan kedua orang sekretaris ini mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang digolongkan dalam unit pelayanan, outreach, akademik, penelitian serta mahasiswa dan alumni.

Setiap kegiatan pada gambar di atas dikoordinir oleh seorang penanggung jawab kegiatan yang dikenal dengan nama Person in Charge (PiC). Mekanisme pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang PiC berikut indikator-indikator targetnya dibahas tuntas terlebih dahulu di awal tahun. Dengan demikian setiap PiC mengetahui dengan jelas, langkah-Iangkah kerja yang harus dilakukannya berikut tolok ukur keberhasilan melaksanakan kegiatan tersebut serta posisi pekerjaan tersebut dalam landscape pengembangan secara keseluruhan. Dua bulan sekali diadakan pertemuan untuk membahas kemajuan yang telah dicapai oleh setiap PiC.

Peran dalam Menggapai Prestasi

Secara garis besar struktur dan mekanisme kerja pada gambar 1 dapat dikategorikan dalam unit pendukung yang memberikan layanan dan program akademik. Program layanan dan unit pendukung merupakan penjabaran lebih lanjut dari aspek alokasi sumberdaya sedangkan program akademik dibagi lebih lanjut dalam pendidikan, penelitian dan outreach serta mahasiswa dan alumni. Berikut akan diilustrasikan kontribusi beberapa kegiatan pada tingkat PiC dalam menggapai prestasi

Kontribusi Unit Layanan

Unit Pelayanan merupakan unit yang mengelola suatu sumberdaya tertentu yang mendukung proses belajar mengajar di program studi. Jadi unit layanan ini memiliki dua tug as yaitu mengelola sumberdaya secara efisien pada satu sisi dan berkontribusi dalam pengayaan proses pendidikan pad a sisi yang lain. Untuk itu akan dilakukan pembahasan terhadap 2 unit layanan yaitu fasilitas komputer dan laboratorium analisis pangan terakreditasi.

(4)

Kotak 1. Rincian tugas seorang PiC dalam unit layanan

Koorclinator Kegiatan Peningkatan Peran rCf Dalam Proses BeIajar Mengajar

(Ir. Arif Hart0yo,MSi)

Di bawah koordinasi Sekretaris Departemen bidang Akademik dan

Pengembangan, wewenang, tanggung jawab dan lingkup tugas Koordinator

Peningkatan Peran lCT Dalam Proses Belajar Mengajar adalah sebagai berikut :

1. Mengkoordinasikan pengelolaan fasilitas laboratorium komputer dan lCT.

2. Mengkoordinasikan teknisi

di

laboratorium komputer.

3. Memonitor dan selalu mengupayakan peningkatan penggunaan komputer dalam

proses belajar mengajar.

4. Mengelola dan updating website lIP.

5. Mengidentifikasi bahan ajar elektronik yang dapat mendukung proses belajar

mengajar.

6. Merencanakan kebutuhan peralatan audio visual dan komputer, beserta

keperluan pemeliharaannya untuk kepentingan pelaksanaan proses bela jar

mengajar.

7. Bertanggung jawab terhadap administrasi

stock room

kebutuhan komputer.

8. Membuat laporan keuangan kepada Sekdep AK setiap 6 bulan sekali.

Terlihat jelas dalam uraian tugas di atas, bahwa seorang penanggung jawab tasilitas komputer tidak hanya bertugas menjaga keberlangsungan layanan komputer, tetapi juga bertugas memtasilitasi stat pengajar agar dapat memperkaya bahan ajarnya dengan muatan ICT. Selain itu, PiC bertanggung jawab pula terhadap keberlangsungan dan kemutakhiran website ITP.

Dengan upaya tasilitasi ini, maka tidaklah mengherankan jika manajemen Departemen I Program Studi dapat mendorong stat pengajar (termasuk beberapa diantaranya Guru Sesar Senior) untuk berkompetisi dalam pengembangan "course content" dalam rangka "Global Distance Learning Network" (GDLN). Hasilnya sendiri sangat membanggakan yaitu berhasil memenangkan 7 grant dari 16 grant yang disediakan secara nasional. Pelaksanaan belajar jarak jauh secara"real time" telah berhasil dilaksanakan dengan Universitas Riau, Jambi, Udayanan dan Hasanuddin. lIustrasi di atas memperlihatkan bahwa aksi manajerial pada akhirnya akan berkontribusi dalam capaian-capaian prestasi pada tataran akademik.

(5)

STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KlNERJA PROGRAM STUDI

Kotak 2. Indikator keberhasilan PiC Peningkatan Peran ICT dalam proses belajar mengajar.

No. Indikator kゥョ・セ。@ 2007 2008 2009 2010 2011

(baseline) Jumlah bahan ajar (e-book)

1. yang di-upload dalam website NA 2 4 8 12

ITP (kumulatif)

2. Memenangkan lomba website NA 4 1 1 1

3. Jumlah anggota forum ITP NA NA 300 400 500

4. Mata kuliah yang menggunakan 4 4 4 5 5

fasilitas Laboratorium Komputer

Kegiatan kedua yang dapat digunakan untuk mengilustrasikan kontribusi unit layanan dalam menggapai prestasi adalah kegiatan Pengembangan Laboratorium Analisis Pangan Terakreditasi. Jenis akreditasi yang dimaksud dalam kegiatan ini adalah ISO 17025 yang telah dicapai oleh Laboratorium Jasa Analisis Pangan (LJAP) pad a tahun 2005 dan berhasil dipertahankan setelah serangkaian uji surveillan dan profisiensi serta reakreditasi yang dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Prestasi ini tidak lepas dari prestasi manajerial dibalik struktur dan mekanisme ォ・セ。@ departemen . LJAP dipimpin oleh seorang penanggung jawab kegiatan yang lingkup tugasnya disajikan dalam kotak berikut.

Kotak 3. Tugas dan tanggung jawab PiC Pengembangan Laboratorium Analisis

1.1. Koordinator Pengembangan Laboratorium Analisis Pangan Terakreditasi

(Dr.lr. Dede R. Adawlyah, MSi)

Di bawah koordinasi Sekretaris Departemen bidang Administrasi dan Keuangan, wewenang, tanggung jawab dan lingkup tugas Koordinator Pengembangan Laboratorium Analisis Pangan Terakreditasi adalah sebagai berikut:

1. Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian semua aktivitas di Laboratorium Analisis Pangan.

2. Menjamin penerapan sistem mutu laboratorium analisis pang an sesuai dengan kebijakan yang sesuai dengan standar SNI-17025-2005 agar status laboratorium terakreditasi terpelihara.

3. Membantu menyusun pedoman anal isis rutin yang dilakukan Departemen.

4. Menjamin pencapaian mutu ー・ォ・セ。。ョ@ teknis yang sesuai dengan komitmen pelayanan jasa pengujian dan

menjamin konsistensi pengelolaan teknis laboratorium sesuai dengan standar yang ditentukan.

5. Mengkoordinasi pengembangan metode anal isis spesifik yang sesuai dengan kebutuhan industri pangan dan pengembangan keilmuan di Depar-temen ITP.

6. Bersama-sama Koordinator Laboratorium bertanggung jawab terhadap administrasi peralatan laboratorium, bahan habis dan alat gel as dan meren-canakan penggunaan sumberdaya laboratorium yang ada secara efisien.

7. Bersama-sama Koordinator Kegiatan Peningkatan Promosi Departemen ITP melakukan sosialisasi dan

promosi laboratorium analisis pang an kepada stokeholder(industri pangan/pemerintah).

(6)

Sebagaimana halnya PiC yang lain, penanggung jawab LJAP ini pun memiliki indikator-indikator kesuksesan sebagaimana disajikan pada kotak berikut ini.

Kotak 4. Indikator kinerja penanggung jawab LJAP

No. Indikator Kinerja

2007

2008

2009

2010

2011

(baseline) Ruang lingkup terakreditasi

(kumu-Iatif)

1.

Metode 6

7

10

11

12

Produk

15

30

35

40

45

Jumlah institusi yang

2.

bekerjasama dalam analisis

150

183

190

200

210

pangan (per tahun)

Jumlah Instruksi k・セ。@ (IK)

3.

analisis yang dihasilkan

10

15

20

25

30

(kumulatif)

Jumlah mahasiswa yang terlibat

4.

dalam kegiatan pengembangan

3

2

2

2

2

metode anal isis (per tahun)

5.

Jumlah siswalmahasiswa

2

3

3

3

3

magang (per tahun)

6. Jumlah IK yang diadopsi dalam

5

7

9

11

13

penuntun praktikum (kumulatif)

Dalam hal keterkaitan dengan proses pendidikan di program studi, kontribusi kegiatan ini terutama terlihat dalam indikator nom or 4. Keterlibatan mahasiswa dalam pengembangan metode anal isis tentu saja akan berkontribusi besar dalam perluasan wawasan yang secara empirik terbukti mampu memudahkannya memasuki dunia karya . Selain itu pengalaman staf pengajar dalam pengembangan metode analisis menurut ISO

17025

akan memperkaya bahan ajarnya dalam mata kuliah Analisis Pangan .

Kontribusi Kegiatan Akademik

(7)

STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI

Kotak 5. Lingkup tug as Kegiatan Peningkatan Mutu Belajar Mengajar

Koordimtor Kegialan Peningkalan Mutu Pra;es BeIajar Mengajar

(Siti Nurjanah,STP, MSi)

Di bawah , koordinasi Sekretaris Departemen bidang Akademik dan

Pengembangan, wewenang, tanggung jawab dan lingkup tugas Koordinator

Kegiatan Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar adalah sebagai berikut

1. Menyusun prosedur operasional standar bidang akademik yang diperlu-kan

untuk perbaikan penyelenggaraan proses belajar mengajar.

2. Memverifikasi jadwal kuliah dan praktikum (bertindak sebagai anggota panitia

jadwal dalam menyusun jadwal terpadu di tingkat IPB).

3. Bersama-sama Sekdep AP menyusun draft pembagian tugas mengajar setiap

semester dan menghitung Beban kerja (F1E) tiap-tiap dosen, sesuai dengan

informasi yang diberikan oleh Kepala Bagian.

4. Bertanggung jawab terhadap tabulasi, analisis data absensi dan menghitung

kecukupan persyaratan bagi mahasiswa untuk mengikuti UIS/ VAS.

5. Menganalisis data hasil evaluasi proses belajar mengajar dan merumuskan

tindakan perbaikan untuk dilaksanakan pada periode berikutnya.

Sedangkan indikator kinerja untuk kegiatan ini adalah sebagai berikut.

Kotak 6. Indikator Kinerja Kegiatan Peningkatan Mutu Proses Belajar Mengajar

No. Indikator Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011

(baseline) 2.1. Program S1 Teknologi Pangan

1. Ketersediaan SOP NA Drat Ada Ada Ada

pelaksanaan aka-demik

Nilai rata-rata EPBM dosen (per semester)

2.

Kuliah 3,20 3,25 3,30 3,30

Praktikum

3. Persentase penyerahan nilai 50 80 85 90 100

tepat waktu (per semester) Persentase IPK Lulusan (per tahun)

4. Predikat Cum Laude 15 15 16 17 18

IPK> 3,50 (per tahun) 27,8 30,9 33,0 36,0 39,0

(8)

No. Indikator Kinerja 2007 2008 2009 2010 2011 (baseline)

2.2. Program S2/S3 IImu Pangan Nilai rata-rata EPBM dosen (per

1. semester)

Kuliah 3,10 3,10 3,20 3,25 3,30

Praktikum NA NA 3,00 3,10 3,20

Persentasi mata kuliah yang

2. meme-nuhi 14 minggu NA 63 70 80 90

perkuliahan

3. Persentase penyerahan nilai NA 80 85 90

tepat waktu (per semester)

Sejak pelaksanaan proyek QUE hingga saat ini, pemantauan dan evaluasi telah menjadi praktek sehari-hari di program studi Teknologi Pangan. Sesuai dengan prinsip perbaikan yang terus menerus dan pola Plan, Do, Check and Action (PDCA) maka tatacara dan lingkup evaluasi pun selalu disempurnakan dalam dua tahun terakhir.

Dalam bidang pendidikan evaluasi dilakukan terhadap proses belajar mengajar dan ketepatan rencana dengan realisasi yang berkasnya turut dilampirkan dalam dokumen pendung. Evaluasi Proses Belajar Mengajar (EPBM) telah berhasil dimapankan pada tingkat universitas. Peran Departemen / Program Studi adalah memberdayakan data dan fakta ini untuk mendorong perbaikan yang terus menerus. Hasil olahan EPBM dipaparkan dan sekaligus dianalisis secara bersama dalam forum rabuan . Diskusi difokuskan kepada kriteria evaluasi yang memiliki nilai rendah. Berdasarkan diskusi ini, dapat dirumuskan akar masalah sekaligus solusi-solusi yang tersedia . Contoh berikut dapat digunakan untuk mengilustrasikan proses di atas.

Pada tahun 2007, salah satu butir evaluasi yang banyak mendapat nilai rendah dari mahasiswa adalah upaya dosen untuk memberi muatan moral dalam materi yang disampaikan. Salah satu dosen yang mendapatkan nilai tinggi untuk kriteria ini diminta memaparkan kiat-kiatnya dalam memberi muatan moral terhadap materi yang diajarkannya. Setelah pemaparan, hampir semua dosen yang hadir mendapatkan kesimpulan bahwa memberi muatan moral bukanlah hal yang sulit. Hal ini terbukti dari adanya perbaikan terhadap butir ini pad a saat evaluasi di tahun 2008. Staf pengajar yang mendapatkan nilai EPBM rata-rata di bawah 2,8 akan diajak berdiskusi oleh ketua program studi untuk mencari solusi perbaikan di masa berikutnya.

(9)

STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI

kesesuaian yang mencapai 97 % antara rencana dengan realisasi , baik ditinjau dari segi jumlah maupun pengajar yang masuk ke kelas. Meskipun demikian, ketua Departemen tetap memanggil dosen yang belum melaksanakan tugasnya secara 100 % untuk mendiskusikan masalahnya secara bersama. Berdasarkan hasil diskusi ini, didapatkan berbagai alasan, data dan fakta serta pada akhirnya solusi terhadap permasalahan tersebut. Unjuk kerja staf pengajar dalam melaksanakan solusi hasil diskusi dipantau kembali di semester yang akan datang.

Untuk kedua jenis evaluasi pendidikan tersebut di atas, data dan pengalaman menunjukkan bahwa kinerja merupakan fenomena yang sinusiodal. Dengan kata lain pasang naik dan surut dapat dijumpai dengan mudah dalam beberapa kali pemantauan dan evaluasi. Berdasarkan fakta ini maka fungsi manajemen program studi adalah menciptakan impuls-impuls secara kontinyu sehingga selalu tercipta tantangan untuk mencegah penurunan kinerja. Hal ini telah dilaksanakan dalam dua tahun terakhir melalui inovasi dalam penyelenggaraan kelas paralel, e-Iearning, pengembangan learning assessment tools dll. Impuls-impuls ini terbukti cukup ampuh untuk menimbulkan rangsangan baru bagi sedang berada di puncak dan menjadi lecutan bagi yang sedang berada di lembah.

Cukup banyak temuan dan fakta yang berhasil digali berdasarkan data-data hasil evaluasi proses belajar mengajar. Selain fenomena kinerja yang sinusoidal dan impuls yang dibutuhkan untuk selalu merangsangnya, berhasil juga digali fakta berikut ini.

• Frekuensi mengajar tidak berkorelasi dengan hasil EPBM. Hal ini penting untuk menjawab kekhawatiran beberapa staf pengajar bahwa frekuensi mengajar yang lebih banyak akan berkontribusi negatif dalam pencapaian nilai EPBM oleh mahasiswa.

• Untuk dosen yang sama, hasil EPBM mata ajaran yang berada di rumpun bagiannya cenderung menghasilkan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan nilai EPBM dosen yang bersangkutan di mata ajaran yang berada di luar rumpun bagiannya. Dengan kata lain dosen dari bagian Mikrobiologi Pangan mendapatkan nilai EPBM yang lebih baik jika yang bersangkutan mengajar Mikrobiologi dibandingkan jika mengajar mata ajaran dari bag ian Pengolahan Pangan. Fakta ini telah mendasari penugasana-penugasan dosen di dua tahun terakhir.

(10)

berada pada tataran departemen/program studi akan ditindak lanjuti oleh manajemen departemen/program studi. Sedangkan hal-hal yang relevan dengan PiC akan didiskusikan dengan PiC masing-masing.

Struktur dan mekanisme ォ・セ。@ ini juga mejelaskan tentang pengelolaan tenaga kependidikan dan kemahasiswaan. Pembinaan tenaga kependidikan dikoordinir oleh Sekretaris bidang Administrasi dan Keuangan . Tugas pokok dan fungsi semua tenaga kependidikan tercantum dengan jelas di dalam buku panduan kerja. Untuk urusan-urusan dan layanan tertentu, peran dan tugas tenaga kependidikan ditulis dengan jelas di dalam SOP. Dengan demikian baik pemberi layanan (pada umumnya tenaga kependidikan) maupun penerima layanan (pada umumnya mahasiswa) mengetahui dengan jelas mekanisme kerja yang harus dilakukan.

Untuk menggerakkan kegiatan kemahasiswaan, dua PiC disediakan khusus untuk ini yaitu pengembangan kegiatan ekstra kurikuler dan kemahasiswaan serta konseling mahasiswa. Dengan cara ini Himpunan Mahasiswa (HIMITEPA) memiliki partner yang jelas dalam menggodok dan mengelola kegiatannya. Selain itu dorongan-dorongan dapat diberikan dengan lebih sistematis. Hal ini pada akhirnya bermuara pad a berbagai capaian ekstra kurikuler mahasiswa baik pada tataran internasional (IMS, 1FT), nasional (berbagai jenis PKM) maupun pada tataran universitas.

Kontribusi kegiatan«egiatan lintas PiC

Selain yang dapat ditelusur hingga pekerjaan pada tingkat PiC, terdapat banyak sekali capaian yang merupakan kontribusi berbagai PiC . Contoh pertama untuk hal ini adalah upaya mendapatkan "approval" dari Institute of Food Technologist (1FT) dalam kerangka akreditasi Internasional. Tujuan kegiatan ini adalah mendapatkan status approval I kesetaraan substansi (substantially equivalent) penyelenggaraan Program Mayor Teknologi Pang an IPB dari Institute of Food Technologist (1FT). Kesepadanan antara informasi yang diperlukan oleh 1FT dengan dokumen yang dipersiapkan disajikan dalam tabel berikut ini.

Informasi yang diperlukan 1FT Tertuang dalam dokumen yang disusun

the organization , teaching faculty and Buku Profil , Buku Katalog, Website physical facilities

details of the curriculum Buku Katalog, Website

content element and the background Buku Katalog, Course Design, Coverage

courses of Core Competence

the learning outcomes for each course Course Design

(11)

STRUKTUR DAN MEKANISME KERJA UNTUK MENDUKUNG KINERJA PROGRAM STUDI

Keberhasilan membangun matrik antara kompetensi yang disyaratkan oleh 1FT dengan mata kuliah yang diberikan di program studi Teknologi Pangan tidak dapat dilepaskan dari kesuksesan melakukan penataan program mayor dan minor di tingkat IPS. Melalui penataan ini maka program studi dapat meletakkan fokus pendidikannya dengan lebih baik sehingga lebih mudah dalam memenuhi standar dan prasyarat 1FT. Akreditasi internasional pada akhirnya harus didukung oleh proses pendidikan yang lancar. Untuk menjamin hal ini telah diterbitkan 3 buah Standard Operating Procedures yang menjadi acuan kerja sehari-hari seluruh insan ITP.

Capaian lintas PiC kedua yang ingin dibahas dalam makalah ini adalah pengembangan praktikum terpadu. Model ini dikembangkan untuk mencapai

kompetensi Lulusan Mayor T eknologi Pangan yaitu kompeten dalam

mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi pangan serta prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen pad a sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, pemanfaatan bahan pangan yang baik, aman dan bermutu, maka mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman praktis untuk menerapkan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi pangan secara komprehensif dalam kegiatan proses produksi di industri pangan, sehingga mahasiswa dapat men genal kondisi nyata di industri pangan. Dengan alasan tersebut, maka dirancang model Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan yang penekanan utamanya pada upaya untuk memberikan pemahaman dan pengalaman secara komprehensif tentang kegiatan produksi dan bisnis di industri pangan dengan berbekal pada pengetahuan yang telah diperoleh mahasiwa pada mata kuliah/praktikum yang telah diambil sebelumnya.

Dalam kegiatan praktikum terpadu ini, mahasiswa secara mandiri melaksanakan simulasi dalam mengelola sebuah model industri pangan. Kegiatan praktikum terpadu juga menjadi wahana bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan soft skillnya, yaitu dalam mendemonstrasikan kemampuan komunikasi lisan dan tulisan tentang aspek teknis secara baik, berfikir kritis untuk menyelesaikan permasalahan dan menyesuaikan dengan situasi terkini, bekerja secara efektif dengan orang lain, memimpin dalam berbagai situasi, mengelola waktu secara efektif, merumuskan strategi pelaksanaan pekerjaan secara optimal, dan menangani berbagai kegiatan secara simultan pada berbagai kondisi, bekerja dengan individu yang memiliki beragam latar belakang untuk mencapai hasil maksimal dengan mengedepankan integritas profesional dan nilai-nilai etika, merumuskan strategi untuk selalu belajar, mencari, merunut, menyarikan informasi dari berbagai sumber dalam rangka pemecahan berbagai masalah secara kritis.

(12)

merumuskan kompetensi minimal program pendidikan teknologi pangan, baik berhubungan kompetensi technical skill maupun soft skill.

Dari ilustrasi di atas terlihat bahwa praktikum terpadu yang berjalan lancar merupakan hasil sinergi kerja berbagai pihak, baik para PiC, staf pengajar lain, teknisi dan tenaga administrasi. Pelaksanaan praktikum terpadu yang dilaksanakan selama dua minggu dan 8 jam sehari menuntut pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya belajar yang optimal. Dengan kata lain kolegialitas yang kompak dan tanggung jawab yang jelas merupakan prasyarat untuk lancarnya praktikum terpadu dan ini hanya dimungkinkan dengan adanya struktur dan mekanisme kerja yang jelas.

Penutup

Dari uraian di atas terlihat bahwa struktur dan mekanisme kerja Departemen dengan tanggung jawab, cara kerja dan target-target yang jelas dapat memfasilitasi tumbuhnya capaian-capaian unggul program studio Titik tolak ini dapat digunakan dalam membedah karya unggul yang telah dicapai oleh PROGRAM STUDI dalam dua tahun terakhir. Kata program studi sengaja ditampilkan khusus, untuk memberi penekanan bahwa yang diuraikan dalam karya tulis ini adalah capaian program studi / departemen secara keseluruhan dan bukanlah Ketua Program Studi seorang. Selain itu perlu juga diutarakan disini bahwa capaian dua tahun terakhir tidak bisa dilepaskan dari capaian-capaian tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu capaian program studi dua tahun terakhir harus dipandang sebagai suatu kontinum dari ketua-ketua program studi sebelumnya.

Acuan

Kusnandar, F., L. Nuraida, R. Dewanti, Subarna, D.R. Adawiyah , H.N. Lioe. 2008. Penuntun Praktikum Terpadu Pengolahan Pangan; Teknologi Produk Pasta. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB.

Kusnandar, F., Palupi, N.S., Syah, D., dan Nurjanah, S. 2009. Prosedur Operasi Baku Penyelenggaraan Kuliah dan Praktikum. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB

Palupi, N.S., Kusnandar, F. dan Syah, D. 2009. Panduan Kerja; Deskripsi Lingkup Tugas, Wewenang, Tanggung Jawab dan Indikator Kinerja Tahun 2009-2012. Departemen IImu dan Teknologi Pangan, IPB

Palupi, N.S. Kusnandar, F., Nurjanah, S., Syah, D., Purnomo, E.H., Herawati, D. 2009. Prosedur Operasi Baku Penyelesaian Tugas Akhir dan Ujian s。セ。ョ。N@

Gambar

Gambar 1. Struktur dan mekanisme kerja Departemen IImu dan Teknologi Pangan

Referensi

Dokumen terkait

pada Dcpartemen Viskosa dan Dcpartemen Spinning ini, pertama-tama terdapat sebuah bagian pengolahan kostik soda yang dinamakan Soda Station, berl'ungsi untuk menghasilkan

model pembelajaran Osborn terhadap hasil belajar matematika pada bangun datar segi empat siswa kelas VII di SMPN 2 Ngunut tahun

Baju untuk pria adalah baju kurung tanggung.. Untuk wanita menggunakan

Pada penelitian ini, peneliti melakukan kajian pelabelan total super antimagic pada

Deskripsi dari hasil penelitian ini akan menggambarkan perhitungan dan hasil-hasil variabel penelitian dengan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban yang

Aktivitas fisik yang minimal disertai status gizi yang berlebihan (obesitas atau overweight) beresiko terhadap peningkatan kadar gula darah yang dapat berlanjut menjadi

3.1 “Lawatan Rasmi Ke Luar Negara” bermaksud apa-apa sahaja lawatan ke luar negara yang berkaitan dengan tugas pejabat selain daripada menghadiri kursus yang

Proses komunikasi yang digunakan adalah dengan personal selling, dimana proses penjualan yang dilakukan secara langsung (face to face). Adapun tujuan dalam penelitian ini