PENGARUH PEMBERIAN PUPUK K4NDANG AYAM DAN
UMUR PANEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKST TAXAMAN XROKOT
(Port:c!aca olzmcea
L)
MOHAMMAD TARIH SUSENO
SEKOLAK PASCASAR5.ANA
INSTITUT PERTANLAN BOGOR
BOGOR
PERKYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER 1NFORliZ;ISl
Dengall illi saya menyatakan baliwa tesls Pengarul~ Pelnbetta11 Pupuk Kandang Ayam dan Umur Panen Terhadap Pertumbtlhan dan Prod~ksi Tananan Krokot (Portulaca cleracea L) adalal~ karya saya sendiri dan belorn diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber inforrnasi yang berasal atau kutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah discbutkan dalam teks dan dicanrumkan dalam Daftar Pustaka di bagian aHUr tesis ini.
ABSTRAK
MQHAMMAD TkRlH SUSENO. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam
d a ~ ? Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dm Prodd-si Tanaman Krokot (Portulaca oleraL.cc.il L). Dibimbing oleh SANDRA ARIFIN AZIZ dan MAYA MELATI FARED.
O Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007 Hak cipta dilindungi
Dilarang mengiitip dan nlemperbanyak ianpa kin rerl~llis dari
Inslilut Perlanian Bogor, sebagian aiau sel~tnrlmnya dalant
PENGAWH PEMBERL-IX
PWUK
KANDANG AYAM DAN
UMUR
PANEN TERHADAP PERTUMBUIZAN DAN
PSODlrISI TANAMAN KROKOT
(Po&l/aca oleracea
L)
MOlIAhZMAD TARIH SUSENO
Tesis
Sebagai salah saru syarat untuli memperolel~ gelar hfagister Sains pada
Departemen Agronomi dm Hortikultura
SEKOL-IH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Tesis : Penganlh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Umur Panen Terhadap Perturnbullan dan Produksi Tanaman Krokot
(Porlulucu oleraceu L). Nama : Mohammad Tarih Suseno NIM : A.351040151
Disetujui
Komisi
Pembu~~bu~g
Dr. Ir. ~ a n i r a Arifin Aziz, M.S Ketua
\
Dr. It. Maya Melati, M.S. M.Sc Anggota
Diketabui
Ketua Program Studi Agronomi
Dr.
IT.
Sahiivas Ilvas. M.SPuji Syukur penulis panjatkan Lehadirat Allah, atas kelimpahan rahmat dan
hidayah, selama dalam menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan penulisan tesis
ini. Tema yang pilih dalam penelitian yaitu Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang
Ayam dan Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Krokot
(Portulucu oleruceu L) yang berakhir bulan Januari 2007. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa dari seluruh rangkaian penyusunan tesis ini, tidak akan dapat
diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, temtama kepda. Ibc Saazra
Arifin Aziz, dan ibu Maya Melati selaku pembimbing tesis yang telah memberi
petunjuk, kntik, saran, yang membuka c z h a a d a jsmiicir~n serta masukkan ide
yang berguna. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih :
= Bapak Munif Ghulamahdi selaku penguji yang telah memberikan saran
dan
kritikan untuk kesempumaan penulisan tesis.
Bapak dan ibu serta seluruh anggota keluarga, atas segala pengorbanan yang
ridak terhingga, serta dukungan dan limpahan kasih cyn<7nya.
..
Bapak Sardjy Yatno, Maman (Kebun Fercobaan Ilmu dan Te!;nologi Benih
IPB Leuwikopo), Bapak Yudi dan Bapak Bambang (Lab. RGCI Faperta IPB),
Bapak Joko (Lab. Ekofisiologi Faperta IPB) yang sangat membantu selama
dalam melaksanakan penelitian.
Hilda, Fitri, Yusuf, Mili, Yanti, Joko, Indra serta Dini dan Khairul atas segala
bantuan dan semangat selama pene!itian dan penulisan tesis.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bogor, Juli 2007
RIWAYAT HIDW
Penulis dilahir di Palu (Sulawesi Tengah) pada tanggal 24 Apstus 1979, dari keluarga Sutrisno SKM, MS dan Dinlwartini SY&, MM. penul~s nien~paka~
an& kr dua dari tiga bersaudara.
Pada tahun 1992 penulis masuk Sekolah Menengall Pertama (SLTP) Negeri
DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
. .
... 1 . Tujuan Penelb~an ... 3...
Hipotesis 3
TmJAUAN PUSTAKA
...
Tanaman Krokot 5
Budidaya Tanaman Krokot ... 5 Kandungan Tananan Krokot ... 6 Pup& Organik dengan Kotoran Ayam ... 7
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
. .
... 9 Metode Penelltlan.
... 9.
Pelaksanaan Penellaan ... 10 Pengamatan ... ... 11 Analisis D a ~ a Pengamatan ... 15
EASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Penelitian ... 18 Pengaruh Pembenan Pup& Kandang Ayam dan Umur Panen
...
Terhadap Pertumbuhan Krokot sebelum perlakun pemanenan 22 ~engaruh Pemberian Pupuk Kandang
A G ~
dan Umur PanenTerhadap Produksi Krokot ... 33 Kandungan Senyawa Bio&f secara Kualitatif ... 43 Korelasi antara Pertumbuhan dan Produksi ... 47
...
DAFTAR
TABEL
Halaman 1. Kandungan hara (N, P, dan K) serta kadar air kotoran ayam ... 8
2.
Kriteria penilaian kandungan bioaktif dengan uji fitokimia ... 14....
3. Rekapitulasi hasil sidik ragam komponen pertumbuhan dan produksi 20
4. Peu'oah penumbuhan tanarnan krokot akibat perlakuan dosis pupuk
kmdarig ayam ... 22
5. Nilai rata-rata LTR krokot pada perlakuan dosis pupuk
kandang ayam ... 29
6 . Nilai raL.a-rata LAB krokot pada perlakuan dosis pupuk
"
kandang ayam ... 22
7. Rata-rata bobot basah dan kering tajuk pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan umur panen ... 34
8. Nilai rata-rata akumulasi bobot basah dan kering akar
pemanenan terhadap pupuk kandang ayam dan umur panen
...
419. Rata-rata bobot basah dan kering tajuk pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan umur panen terhadap panen berulang ... 42
10. Kandungan senyawa uioaktif pada berbagai dosis pupuk kandang ayam ...
1 1. Matrik korelasi antara komponen pertumbuhan dan
...
Halaman 1. Jadwal penanaman dan pemanenan pads masing-masing
perlakuan umur panen ... 11
2. Ulat daun Spodopterci n~uirritiu dan kerusakan daun;
ulat penggerek Ostrir~iafirn~uculis dan kerusakan batang ... 19
3. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap rata-rata tinggi ta;uk
...
234. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap panjang tajuk krokot
pada berbagai umur ... 24
5. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap lebar taiuk krokot
pada berbagai umur
...
246. Pengamh dosis pupuk kandang rerhadap diameter batang krokot
pada berbagai umur ... 26
7. Pengaruh dosis pupuk kandang tcrhadap jumlah cabang krokot
pada berbagai umur
...
28 8. Rata-rata curah hujan mingguan pertanaman krokot...
309. Perlakukan dosis pupuk kandang terhadap LTR . .- - pada berbagai cnur krokot ...
10. Perlakukan dosis pupuk kandmg terhadap LAB
pada umur 16-30 HST ... 32
11. Hubungan LTR dan L a tanaman krokot ... 33
12. Bobot basah tajuk pada berbagai interaksi perlakuan
... dosis pupuk dan umur panen dalam waL?u pemanenan pertama 35
13. Bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk pada berbagai interaksi
perlakuan dosis pupuk dan umur panen dalam pemanenan ke dua ... 37
14. Bobot basah tajuk dan bobot kerirlg tajuk pada berbagai interaksi perlakuan dosis pupuk dan umur panen dalam
*
pemanenan yang ke tiga ... 38
15. Bobot basah tajuk dan bobot kering tajuk pada berbagai interaksi
perlakuan dosis pupuk dan umur panen dalam panen total ... 40
16. Tajuk krokot pada umur panen 1 bulan (A) ulnur panen 1,5 bulan (B) umur panen 2 bulan (C)
pada penen bemlang ... 43
...
Halaman . .
1. Denah penel~tlan ... 55
2. Penilaian sifat kimia tanah dengan berbagai dosis pupuk kandang ... 56
Latar Belakang
Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora. Dari 40 nbu jenis yang tumbuh di dunia, 30 ribu dr a n t m y a tumbuh di Indonesia. Sekjtar 26%
telah dibudidayd-an dan sisanya sekitar 74% masih tumbuhan liar di hutan-hutan. Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat
tradisional (Cheppy & Hemani 2002).
Krokot (Porr~rlucu oleruceu L.) sering dijumpai zebagai turrbuhaa herba dari tumbuhan liar atau gulma dan metupabn salah setu jeais tumbuhan yang
dapat digunakan sebagai obat ataupun sebagai makanan dalam bentuk sayuran. Krokot merupakan tumbuhan yang menyukai cahaya penuh atau area yang
terbuka.
Manfaat dari krokot antara lain banyak mengandung nilai nutrisi yang baik
untuk kesehatan. Daun krakot mengandung asam a-linolenic yang tinggi yang
tidak dimiliki daun bayam. Dalaln 1 kg daun krokot segsr_m~i.candung sekitar 300-400 mg asam a-linolenic, 12.2 mg a-tocopherol, 26.5 mg terkandung asam
ascorbic, 1.9 mg beta carotene dan 14.8 mg terkandung glutathione. Disamping
itu krokot adalah makanan yang kaya akan asam lemak omega-3 dan antioksidan.
Total kandungan asam lemak dari 1.5-2.5 m g g dan' bobot daun segar, 0.6-0.9 mg
dalam batang dan 80-170 mg/g dalam h i h . Pada daun dan benih mengandung
asam a-linolenic (C18:3 omega3) sekitar 60 dan 40% dari total asam iemak (Liu
et ul. 2000).
Kandungan asam lemak dslam krokot mempunyai efek potensial sebagai
anti-inflammatory dan bisa sebagai anti-thromb~tik dan anti-antherogenik.
Penyakit yang mungkin dapat dicegah atau diperbaiki dengan asam lemak
omega-; yaitu serangan jantung dan stroke, kanker dan prostat, radang sendi dari
remBtik dan menurunkan tekanan darah. Kandungan asam lemak sangat penting
bagi masa anak-an& (Lee & Lip 2003).
Krokot juga mengandung dopa dan dopamine sebagai pnenang syaraf
(sedatif) dan penghilang rasa sakit (analgesik) sedangkan noradendine berfungsi
sebagai meningkatkan kelenjar adrenal serta vitamin
4
B, C, dan mineral yangseperti antioksidan juga' berperan dapat melindungi dari kerusakan yang
ditimbulkan olell radikal bebas (Wijayakt~sluna et 01. i 996).
Peningkatan produksi tanaman obat dalan~ negeri tult:lk pelnznulian
kebutuhati sarana kesehatati luasyarakat melalui obat h-adisional sampai saat
sekarang memang inasill beluln dapat terpenuhi secara baik kualitas tnaupun
kuantitas. Hal ini disebabkm oleh teknologi yang masih sangat terbatas dan sederhana, bahan bakc:~ya yang sebagian masih didapat dari hasil hutan atau
lingkungen alaniali Iainnya, serta rendahnya produktivitas dan mutunya gasih
szngaL beragam (Kardiyono 1992).
Senyawa yang terkandung dalam krokot rnaupun ketersediaan yang
melimpah di daerah rropis rnerupakan potensi dalam pengobatan alarni ataupun sebagai sayuran yang dikonsumsi. Terjadi peningkatan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan lebih selektif dalam mengkonsumsi baik obat-obatan
maupun makanan yang mempunyai gizi dan kandungan yang baik. Adanya
peluang tnasa depan maka perlu budidaya tanaman krokot sehingga dapat
diproduksi dengan optimal. Pkningkatan penkgmaan krokot baik karena j u 2 a h pemanfaatan maupun karena jumlah pensgmaannya nnernerlukan teknis
budidaya, ini sesuai dengan pendapat Hasanah el al. (1992) bahwa aspek
pembudidayaannya rnemerlukan peningkatan dan kesinamnbungan agar sumber
bahan obat tersebut tidak mengalami kepunahan.
Tanaman krokot sebagai tanaman bias (Portulaca grand~flora) telah
dibudidayakan dan dikembangkan oleh Ball Flora Plant di Amerika (Ball Seed
2005). Akan tetapi cara budidaya terutama di Indonesia belum banyak dilaporkan. S9bagai tanaman obat, maka pengembanyan krokot akan diarahkan pada
peningkatan hasil yang optillla1 den,- pengelolaan budidaya secara organik,
salah satunya dengan periggunaan pupuk kandang ayam. Kandungan hara pupuk
kandang ayam jauh lebih baik dari hewan unggas lain. Katldu~iga~i kotorari pada
sapi 2-8% N, 0.2-1% P, 0.7-3% K, pada domba 3.5-5% N 0.4-0.8% P, 2-3% K,
sedangkan ayam 5-8"
N,
1-2% P, 1-2% K (Donahue el a/. 1997). Belum diketahuinya wakh~ pemanenan yang tepat unhlk mencapai hasil yang optimal,Inaka percobaan ini selain mernpelajari budidaya krokot dengan rnengylnakan
pupuk kandang ayam, juga me~npelajari w a h pe~nanenan tanamau krokot yang
T I I J I I ~ ~ lunuuii penelitian ini adalah niengkaji pertunib~rhan optinium krokot
dengan pemberian pupuk kandaiig ayam dan utnur panen yang berbeda dalarn
benh~k b o b t segar dala~n setnusim tanaul.
Tujuan secara khusus penelitian sebagai b e d x t :
1. Mengerahui pengamh dosis pupuk (iandaug ayatn terludap pertumbuhan dan produksi panen segar.
2. MengeIahui pengaruh umur panen yang tepat terhadap pertumbuhan dan produksi panen segar.
3. Mengaahui pengaruh interaksi dosis pupuk kandang ayan 3an lmuu panen
terhadap pertumbuhan dan prcduksi panen segar.
4. Mengerahui pengan~h dosis pupuk kandang dan waktu pemanenan terhadap produksi panen segar.
5. Mengetahui 2engaruh interaksi umur panen dengan w a h pemanenan terhadap produksi panen sewar.
6. Mengetahrd pengaruh interaksi dosis pupuk k a n d a g ayain d m . . ,. umur -. panen .
dengari {vaktu pemanenan terhadap produksi panen segar.
Hipotesis
Hipotesis dalrun penelitian ini adalah :
1 . Pembenan dosis pup& kandaxlg ayam tertentu akan menghasikan bobot segar rerbaik.
2. Umur panen tertevtu akan menghasilkan produksi bobot segar krokot
terting@.
3. Interaksi dosis pupuk kandang ayam dan umur panen tertentu menghasilkan
produksi bobot segar tertinggi.
4. Li'aktu pemanenan krokot tenentu &an menghasilkan produksi bobot segar
tertink~.
5. Interaltsi dosis pupuk k a n d a ~ g ayarn dan waktu petnanenan tertetitu
6. Interaksi umur panen dzn waktu pzmanenan tertentu menghasilkan prod~lksi
bobot segar tertinggi.
TINJAUAN PUSTAKA
Taxaman Krokot
Krokot pada umulnnya hidup di musim panas pada setiap tahunnya dengan
batang yang merah keungu-unguan yang dari pangkal batang tunggal. Daun-daun
krokot banyak n~engandung air yang berbentuk telur dan kecil (James & Stephens
2003).
Krokot men~punyai batang dengan panjang 10-20 cm dan mempunyai banyak percabangan. Daun-daun berhadapan dengan panjang antara 10-25 mm,
lebar daun antara 5-15 mm serta mempunyai panjang rambut dam I m n yang tidak nampak mata yang terdapat dipermukaan daun Jcmlah i3u11ga dalam
setangkai mencapai 2-6 buah. Jumlah mahkota bunga 4 atau 5 helai yang
Lenvama kuning dengan jumlah benang sari 7-10 buah dan jumlah putik 4-5 yang
bercabang. Panjang kapsul4 mm benih hitam, mengkilap dengan diameter antara
0.5-0.6 mm dengan permukaan benih yang keras @anin & Baker 1978; Wagner eta/. 1999).
.. . . Habitat lirokot sering ditemukan turnkuh liar di lapangan terbka dan dapat
hidup pada daerah yang berpasir dan tanah liat. Krokot m~emerlukan carlaya pendl
dan tahan kekeringan air. Kemampuan krokot dalam adaptasinya terhadap
lingkungan menjadikannya sebagai salah satu gulma dalam budidaya terutama
pada tanaman semusim. Tanaman krokot dikenal juga sebagai gelang atau jalu- jalu hki tergolong dari kelas Mugnoliopsid~~, famili Port~rlucuceue, genus
Porlulucu L., spesies Por~ztlucu oleracea L.(James & Stephens 2003).
Tanaman Crassulacqan Acid Metaboliqm (CAM) nenangkap COz pada
malam hari dengan terbukanya stomata kemudian, diikat oleh piruvat menjadi
oksaloacetat lalu di hidrogenase menjadi asam malat yang disimpan pada vakuola
(Taiz &: Zeiger 2002). Stomata pada Porizrlucu oleruceu L menutup saat adanya
cahaya untuk lnengurangi kehilangan air dari tutnbuhao dan terjadinya akumulasi
asam malat sepanjang malam (Kock &Kennedy 1982; Harris & Martin 1991).
Budidaya Tanaman Krokot
kzadaan basdl akan tetapi penumbuhan dapat dipercepat dengan pemberian air
lebili. Peinberian puptlk awal d-agan 75-100 ppm N ketika akar ban1 hunbuil d m
ditingkatkan ~nenjadi 150-200 ppm N unhlk pemmibuhan akar. Tana~i~an kroko;
siap dipindahkan dari telnpar ~erbaliyakan ketika lner~capai urnur 21-25 liari
setelah sebar.
Tanaman krokot membunrhkan tanah decgan draenase baik dengan pH 5.5-
6.2. Krokot membutuhkan suhu rata-iara nalam 17-20% dan siang 21-26OC
dengan intensitas cahayz di ni;j 5,CW f c . atau 50,000 Lux jika kurang maka
tejadi peaanjaiigan
tats::
dan kurangnya terbentuk bunga. Pemberian air selama 10-14 hari pertama harus terpenuhi dan dihentikan jika te jadinya masalahpzda sistem perakaran. Pemberiai pupuk penyeimbang agar mendapatkan
pertumbuhan maksimum dan pcmbungaan dengan pemberian 250-300 ppm N
yang disertai dengan penyiraman. Pemberian P dan N berlebihan akan memacu
pertumbuhan vegetatif yang ndak diinginkan. Penggunaan keduanya hams
dibatasi terlmdap jumlah pemakaian
Krokot dapat dipinching berumur 7-10 hari setelah transplanting. Pinching
...iiIa.k1.&an pada saat krokot sudah tumbuh aktif dan sudah lnampu beradaptasi
terhadap lingkungan. Krokor dapar dipiriching I sa~cpai 3 kali.
Masalah umum yang mensganggl &lam pembudidayaan krokot yaitn dari
serangga bempa Aphids, whitgflv
.
Penyakit yang sering dijumpai yaitu Bofrytis,Rhizoctoiiia, Pythilrrn (Ball Seed 2005).
Kandungan Tanaman Krokot
Krokot banyak menomdung calnptuan senyawa bloaktif dan sebagai
suinber banyak nutrisi dari bioaktif meliputi asain oksalat bebas, alkaloid, asam
omega-3, coumarin, flavonoid, kardiak glikosida anh-aquuiin glikosida.
Kandungan yang tertinggi pada asaril omega-3, asarn a-linoleat dan protein.
Kuantitas kandungan krokot & M a - b e d a tergantung jenis, kondisi pe~tumbdian
(umur penanaman, hxalitas tanah, perr.upukan) dan umur tanaman (Ezehwe el 01.
1999; Palaniswafny el 01.2000 ).
Krokot juga kaya pehtin yang mana dikenal umhk menurunkan kolesterol.
Krokot diynakan juga sebagai suatu agen llypolipidemik (mnenurunkan
mendidih dan terbakar. Mineral yang ditenukan di dalam .kroko~ nteiiputi f~sfor,
seng, silisium, tembaga, zat kapur, mangan, magnesium, besi dan kalium tinggi
yang abnormal (Simopoulos 1995), dapat behngsi menzesah serangan
cardiovascular, kanker dan vitamin A, B, C (Usha er 01. 7002).
Krokot dilaporkan juga sebagai suatu sumber antioksidan, vitamin
a-tocopherol, asam asorbik, dan a-carotene seperti halnya glutathione, dan asam
amino isoleucine, leucine, lysine, methionin, cystine, phenylalanine, tyrosine,
threonine, dan valine (Miller er al. 1984; Usha et a/. 2002).
Tanaman krokot juga sebagai pembersih darah, clan menyegarkan sistcm
pencemaan. Tanaman ini juga sebagai makartan segar alternatif. Ser,ya;va
bioaktif yang terkandung dari lcrokot salah satunya sang berfimgsi sebagai anti-
inflammatory, analgesik dan anti aktifitas jamur (Bairacli & Juliette 1991).
Kandungan krokot dalam lOOg bobot kering sampel terdzpat 16.17 mg Fe,
227 mg Ca, 15 mg asam askorbik, 61.35 mg asam oksalat sedangkan pada
Portuluca quudrdida mengandung 5.25 mg Fe, 269 mg Ca, 13 mg asam askorbik,
52.42 mg asam oksalat (Sheela er al. 2004). .
Pupuk O r g a n i ~ Kotoran Ayam
Pemberian pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang dapat
memperbaiki sifat kimia, fisik dan biologis tanah yang tidak produktif.
Pemupukan menggunakan pupuk kandang harm d~sertai pemberian kapur.
Pemberian kapur pada tanah masam mempunyai pengaruh iangsung yaitu
peningkatan pH tanah d m penambahan Ca. Pcngamh tidak langsung yang penting bagi pertumbuhan tanaman yaitu penurunan kelarutan Al, Fe, dan Mn
peningk3tan ketersedian hara terutama P (Buckman & Brady 1995).
Bahan organik memegang peranan penting dalam pertumbuhan tanaman
khususnya dalam penyediaan media pertumbuhan dan perkembangan akar.
Perkembangan perakaran tanaman paling banyak terletak pada lapisan olah atau
lapisan atas tanah sampai kedalaman 15-30 cm yang mengandung paling banyak
bahan organik. Bahan organik memililci fungsi untuk menjaga kelembaban tanah,
tnemperbaiki strditur tanah, meningkatkan efesiensi pemupkan dan mengurangi
Pupuk 6andang rnempunyai kandwgan unsur hara yang sangat bervariasi
tergantung pada waku dan cara penylmpmannya, jenis hewan, dan kesehatan hewan. Selain dapat menyediakan unsur hara bagi tanaman, pup&- kandang juga
membantu memperbaiki struktur tanah dan aktifitas hewan dan milrroba tanah
Kandungan rata-rata unsur hara dari jenis pupuk kandang ayam yaitu 15 kg Niton
pupuk kandang, 5 kg Piton pupuk kandang 6 kg Wton pupuk kandang, dan 23 kg Catton pupuk kandang ( A y s & Ruijter 2004).
Cooke (1 975)
cian
Eli; ani (! 999) memperlihatkan bahwa kandungan haraN,
P, K
kotoraa ayaw yang dibedakan atas macam ayamnya dapat dilihat pada tabelcii hawah berikut.
Tabel 1. Kandungan hara (N P dan K) serta kadar air pupuk kotoran ayam
Kandungan (%)
Jenis Kotoran
N P K Kadar air (%)
Kotoran ayam dengan serasah 1.70 0.6 0.6 61.0 Kotoran ayam broiler dengan 2.30 0.9 - 1.1 32.0 serasah
Kotn.r;ln_!~n_~as 6.58 1.37 1.28 62.0
Kotoranyam 4.30* 1.6* 1.6* 73.0*
[image:20.514.34.447.29.772.2]BAHAN DAN %ETODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakari di kebun percobaan IPB di Leuwikopo, Darmaga,
Bogor. Penelitian lapang dilaksanakan mulai bulan September 2006 wnpai
dengan bulan Januari 2007. Analisis tanah dilaktlkan di laboratorium Ilrnu Tanah Fahxltas Pertanian IPB. Analisis senyawa bioaktif dilakukail di laboratonurn
Research Group of Crop improvement (RGCI) Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB.
Krokot ~nenggunakan 3 rancangan percobaan yang berbeda. P.4etode
perrama yaitu sebelum petnanenan krokot (1-4 MST) dengai menggunakan
Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada 4 dosis pupuk kandang ayam dengan 3
kelompok. Rancaigan setelah petnatlelan pzrcobaan ineilggunakan Rancangal
Acak Kelompok (RAK) deiigati 2 faktm d m 3 kelotnpok. Faktor pertama yaitu 4
dosis pupuk kandang ayam petelur. faktor kedua yaitu 5 umur panen. Rancmgan
unruk pemanenan berulang menggunakan penguit~ran ben~lang (Repeated
MeasurementJ pada umur panen yang berbeda (WI dan W2).
Percobaan ini diletakkan sesuai denah pacobaan pada Lampiran 1. Jumlah tanaman dalam satu satuan percobaan ini adalah 10 tananan, sehingga s e l d m y a
berj~unlah 600 tanaman. Untuk pengamatan Laju Turnbud1 Relatif (LTR) dan Laju Asirnilasi Bersih (LAB) digunakan 144 tauanan tanbailan untuk destruksi.
Kombinasi perlakua~i tersebut sebagai berkut: Dosis Pupilk Kandang ayatn Umur Patien
PO = kontrol . W l =Panen pada 1,1.5,2 Bulan (Tanam 9 November 2006) PI = 5 ton ha-' W2 = Panen pada 1 Bulan dan 2 Bulan
(Tanam 9 November 2006)
P2 = 10 ton ha-' W3 = Panen 1 Bulan (Tanam 9 November 2006) P3 = 15 ton ha.' W4 = Panen 1 Bulan bersamaan di ~unuu panen
1.5 bulan pada waktu W 1. (Tanam 26 Oktober 2006)
W5 = Panen 2 Bulan bersamaan di lunuu panen
Has2 pengamatan dianalisis mcng.gunakan analisis ragam (uji F) pada taraf
1, 5, 10%. Pada pengaruh yang nyata, tlji dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (Duncrm 's Multiple Runge Test) 5%.
Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan
Benin disemaikm pada media p s i r yang diletakkan pada suatu bak perkeca~xbahan. Persemaian dilakukan dengan 3 waktu yang berbeda untuk
perlakuan umur panen. Selama persemaian bak Grkecambahan diletakkan pada
tempat yang sejuk. Pemeliharaan persemaian dilakukan dengan penyiraman untuk
menjaga kelembaban.
Bibit yang telah tumbuh pada bak perkecarnbahan dipindahkan setelah
mencapai tingg 3-5 cm dari permukaan tanah atau k ~ r a n g lebih pada umur 1 bulan. Sebelum penanaman kt- masing-masing polibag, dilakukan pemilihan
. -. .--- .
bibit yang sehat, mempunyai perturnbuhan yang bagus, dan tinggi yany serayam.
Pencampuran media tanam berupa tanah latosol dan pupuk kandang dengan
dosis sesuai perlakuan dilakukan 2 ming-gu sebelum penanaman bibit. Polibag
yang digunakan berukuran 50 cm x 40 cm. Jarak tanam antar polibag adalah 50 cm x 50 cm. Jadwal penanaman disesuaikan perlakuan yang disajikan pada Gambar 1.
Pemanenan meliputi bicrnassa daun dan batang yang dilakukan dengan
pemangkasan dengan menyisihkan batang 4 cm dari cabang primer. Waku
pemanenan dilakukan pada bulan ke 1, 1.5 dan 2 sesuai dengan masing-masing perlakuan, sehingga umur panen terbagi 3 bagian yaitu panen pertama yaitu pada
perlakuan W1 (umur panen 1, 1.5, 2 bulan), W2 (umur panen 1.5 dan 7 bulan),
dan W5 (panen total 2 bulan). Panen ke dua meliputi panen perlakuan W1 (umur
panen I, 1.5, 2 bulan) dan perlakua? W4 (umur panen 2. bulan). Pemanenan ke
tiga yaitu panen pada perlakuan W1 (umur panen 1, 1.5, 2 bulan), W2 (umur panen 1.5 dan 2 bulan) dan W3 (panen total 2 bulan). Jadwal pelaksanaan dapat
Pemeliharaan tanamw diia6akan dengan penyiracz daq pengendalian
organisme pengganggu tanaman. Saelah tanamar~ b e m u r 1 mingy1 setelall tanam dilakukan pinching tert~adap wlumlh perlakuan.
Waktu Tanam Panen Panen Panen
I I1 I11 I I1 111
-1 bin -0.5 bln 1 b h ~ 1.5 bln 2 bln
[image:23.514.82.444.124.271.2]12 Okt 26 Okt 09Nov 10Des 24 Des 10 Jaii
Gambar 1. Jadwal penanaman dan pentmenan pada masing-masing perlakuan umur panen
Pengamatan
Penga~natan meliputi variakl pertr~mbuhan dan produksi tanaman.
Per~garnatan pemnnbuhan dalam pewlitian iui terbagi 2 bagiau yaitu peuganatax
pert~unbuhan sebelum pemanenan. Analisis tanah pada masing-masing perlakuan
dosis pupuk kandang dan pengarnatan pang dilakukan untuk masing-masing
peubah pertumbuhan dan prodt~ksi dijelaskan sebagai berikut:
Peubah pertumbuhan
1. Tinggi tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dilal&n sejak seminggu setelah tanam (1 MST)
pada setiap minggu hinsga panen. Berdasarkan percobaan pendahuluan pengukuran tinggi dengan cara rnsngukuu panjang batang dari pangkal batang
sampai titik tumbuh terpanjang.
2. Diameter batang (mni) .
Pengukuran diameter batang dilakukan seminggu setelah tanam pada setiap minggu dengdn mengukur batang utama 5 mm dari permukaan tanah dengan
3. Jumlah cahang sekimder
Junlail c8bang sekunder dihihmg dari selunth cabang yang tumbuh dari
cabrulg primer yang diamati mulai 1 minggu setelah tanam pada setiap
lninggu hingga panen.
4. Panjang dan lebar tajuk (cm)
Pengukuran panjang dan lebar tajuk dilakukan mulai I minggu setelah tanam
(MST) pada setiap minggu. Pengukutan tajuk berdasar'kan panjang tajuk
terpanjang dan lebar tajuk terbesar pada dimxter tajuk. 5. Umur berbunga pertama dm setclah peaanenan
Pengzaatan h i dianati pada saat bunga pertama pada setiap perlakuan
terhadzp dosis pupuk kandang dan setelah pemanenan. 6. Laju Turnbuh Relatif (LTR) d m Laju Asixnilasi Bersili (LAB)
Perlgukuran Laju Tunbull Relatif d m Laju Asullilasi Bersih dilakukan setiap
2 minggu hingga panen d m pa& setiap destruksi meng-gunakan 3 sampel
pada setiap perlakuan dosis pupuk dan kelompok. Secasa matematik sebagai
berikut:
Dunana LTR = Laju Tumbuh Relatif (&/hari)
LAB = Laju Asimilasi Bersiir (g/nn2/11ari)
T I = Waktu pengamatan awal
T* = Waktu Pengamatan akhir
W1= Bobot kedng total pada waktu TI W2 = B'obot kering total pada w a h r T2
A, = Masing-masing luas daum total pada waktu TI
A2 = Masing-masing luas daun total pada waktu T2
Peubah panen
Pemanenan dilakukan dengan -ecara bertahap dan dilakrukan sesuai dengan
1 . Bobot basah total tajuk
Pengamatan bobot total ililakukan dengan menimbang bobot batang dan daun
yang dipanen dari setiap pemanenan pada setiap perlakuan yang
diakumulasikan pada pemanenan akhir.
2. Bobot basah total akar
Pengarnz'an bobot total dilakukan dengan menimbang
bobot
a k ~ r yangdipanen setelah pengama'an te*ir pada
umur
2 bulan. 3. Bobot kering tajukTajuk dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 OC selama 3 hari setelah bobot
total panen pada setiap perlakuan Setelah batang dan d a m kering lalu
dilakukan penimbangan bobot.
4.
Bobot kering akarPengamatan bobot kering akar dilakukan dengan pengeringan dalam oven
dengan suhu 60 OC selama 3 hari setelah Sobot total panen pada setiap perlakuan. Setelah akar kering lalu dilakukan penimbangan bobot.
5. Luas daun terbesar (mm2)
Pengamatan dilakukan dcngan penpkuran luas lndeks daun pada saat panen
total d~ngan penguhan luas daun terbesar pada setiap perlakuan
6. Analisis kandungan senyawa bioaktif tajuk daun secara kualitatif
Analisis kandungan senyawa bioaktif dilakukan setelah pemanenan total dan
setelah mengalami proses pengeringan. Analisis kandungan senyawa bioaktif
dilakukan untuk mengetahui kandungail senyawa bioaktif bersifat antibiotik
yang terdapat pada krokot yang ada ddam batang dan dam.
Prosedur analisis penpjian pada senyawa bioaktif secars kualitatif yang
dilaksanakan pada laboratorium analitik sebagai berikut (Biotrop 2002):
I. Pembuatan ekshak . 10 g sampel kering yang sudah dihaluskan lalu direndam dalam 100 ml metanol selama 24 jam. Kemudian ekstrak disaring dan
diuapkan dengan alat rotavapor (30" - 40°C) hingga didapatkan residunya.
2. Pengujian alkaloid : 2 mg residu yang telah diekstrak lalu ditambahkan 10 ml
klorofom-amoniak dan disaring. Larutan hasil dari saringan (filtrat)
benvama diambil dengan pipst menjadi 2 bagan. Pada masing-masing tabung
ditambahkan beberapa tetas reagen Dragendorf dan Mayer. Uji positif alkaloid bila menghasilkan endapan benvama jingga setelah ditambahkan
reagen Dragendorf dengan dan putih kekuningan untnk Mayer.
3. Penyjian triterpenoid : 2 mg residu yang telah diekstrak lalu dilamtkan ke &lam dietil eter sanpai larut. Setelah larut ditambahkan pelarut Liebermann-
Buhard (3 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes H2S04 pekat). Bila dihasilkan
wama hijau menandakan positif adanya steroid, sedangkan xvarna merah atau
ungu, positif adanyan tritelptnoid.
4. Penbxjian Flavonoid, saponin dan tanin : 2 mg residu yang telah diektrak lalu
ditambahkan aquades secukqpnya, kemudian pisahkan 3 ml filtrat ke dalam
3 tabung reaksi. Tabung pertama ditambahkan logam Mg, beberapa tetes HCI pekat dan larutan amil alkohol, kemudian kocok apabila timbul wama kuning
kemerahan pada fraksi m i l alkohol menandakan uji positif flavonoid. Pada
tabung kedua dilakukan uji saponin dengan dilakukan pengocokan secara
vertikal, bila timbul busa yang stabil setinggi
t
1 cm seiama 10 menit mendndakan adanya positif saponin. Sisa campuran tadi lalu saring. Filtratditambahkan &<rap ml larutan FeC13 1 %. Timbulnya wama bim tua atau
kehitaman menunjukkan positif tanin
Kandungan senpawa bioaktif tertentu dalam sampel diketahui berdasarkan
jumlah pemberian pereaksi (reagent), pembentukan wama dan busa yang
[image:26.518.43.451.17.792.2]terbentuk (Tabel 2)
Tabel 2. Kriteria penilaian kandungan bioaktif dengan uji fitokimia
Senyawa Dasar penilaian Penilaian
Alkaloid J . d a h pereaksi 1 ++++ tetes 2 tetes 3 tetes 4 tetes
+++
++
+
Perubahan wama I ;des 2 tetes 3 tetes 4 tetes Steroid
bidhijau t + + + +t+
++
+
~erubahan,warna Tua sedang Muda
Triter~enoid merah/unsu
+++
++
+
Pembentukan 3 an 2 crn 1 crn Saponin
laoisan busa ++t
++
+
1 tetes 2 tetes 3 tetes 4 tetes Flavonoid Jumlah pereaksi ttti
+t+ i-+
+
1 tetes 2 tetes 3 te!es 4 tetes
Tanin Jumlah pereaksi
-
++tt-c
+
Analiisis Data Pengamatan
Model matematika ontitk data peubah pem~mbulian 1-4 MST adalah sebagai
berikut :
y..= IJ 1
+
Ti+
pj
+
EijYi, : nilai pengamatan perlakuan dosis pupuk ayam ke-j, pada kelo~npok ke-i
CL : rata-rata umum
: pengaruh perlakuan dosis pup& ayam ke-i Ti
Pj
: pengardl kelompok ke-jEd : galat pada perlakuan dosis pupuk ayam ke-i, dan tamf kelompok ke-j
i : jumlah perlakuan dosis pupuk ayam; 1 , 2 , 3 , 4
j : jurnlah kelompok; 1,2,3
Model mateinaiika untuk data peubali palien pertalna (W1, W2, W5) daii ke
tiga (W1, W2. W3) yaitu:
Yijk= p + pi
+
Nj+
PI;+
(NP), + e i kYljk : nilai pengamatan perlakuan dosis pupuk ayam ke-j, taraf umur panen ke- k pada keloinpok k--i
: rata-rata ttmuri;
Pi : penganlh kelompok ke-i
N, : pengaruh perlakuan dosis pup& ayam ke-j
pk : pengaruh perlakuan taraf umur panen ke-k
(NP),, : pengaruh interaksi antara per)aliuan dosis pup& ayam ke-j dan taraf wnur panen ke-k
E G ~ : galat pada vlok ke-i, perlakuan dosis pupuk ayaln ke-j dan taraf ulnur
panen ke-k
I : jumlah kelompok ; 1 , 2 , ?
j : jumlah perlakuan dosis pup& ayam ; 1 , 2 , 3 , 4 k : jumlah perlakuan umur panen ; 1 , 2 , 3
Model matematika untuk data peubah panen ke dua (W1 dan W4) yaitu:
Y;,I;= p
+
pi+
Nj+
PI,+ (NP),+
QLY i j ~ : nilai pengamatan perlakuan dosis pupuk ayam ke-j, taraf tunur panen
I* : rata-rsia umum
Pi : pengan~li kelompok ke-i
N j : pengan~li perlakuan dosis pupuk ayam ke-j
PI, : pengamh perlakuan taraf umur panen ke-k
(NP)ij : pengaruh interaksi antara peilaliuan dosis pu~puk ayam ke-j d m taraf
umur panen ke-k
&lj.k : galat pada blok ke-i, p e r l a l m dosis pnptlk ayan ke-j dan taraf umur panen ke-k
i : jumlah kelompok ; i. 2 , 3
j : junilah perlakuan dosis pup& ayam ; 1 , 2 , 3 , 4 k : jumlah perlakuan umur pansn ; 1 , 2
.
Model matematika untuk data ~ u b a h total pemanenan (WI, W2, W3, W4, dan W5) yaitu menggunakan model rancangan sebagai berikut :
Y i j k = p + p , + N j + P k - ( N P X - ~ j k
Yi,k : nilai pengamatan perlakuan dosis pupuk ayam ke-j, taraf umur panen ke- k pada kelompok ke-i
: rata-rata m u m
I* . . . .
PI : pengaruh kelompok ke-i
N, : p e n g a d perlakuan dosis p q u k ayam ke-j Pk : pengaruh perlakuan taraf umm panen ke-k
(NP)G : pengaruh interaksi antara peziakuan dosis pupuk ayam ke-j dan taraf umur panen ke-k
&ijk : galat pada blok ke-i, perlakuan dosis pupuk ayam ke-j dan taraf umur panen ke-k
i : jumlah kelompok ; 1.2.3
j : jumlah perlakuan dosis pupuk ayaln ; 1 , 2 , 3 , 4 k : jumlah perlakuan umur p a n a : 1 , 2 , 3 , 4 , 5
Analisis data untuk panen b l a n g menggnnakan penphuran bemlang
(Repeated Measurement) pada umur panen W1 dan W2 dengan model
Yiju = p
+
ni+ p. J +no;, .+
&,k+ 0 1 + yk~+ noil+
po,l+ npw;,l+ h,,nilai pengamatan perlakuan dosis pupuk ayam ke-j, iaraf umuu panen ke-k pada kelompok ke-i
: rata-rata umum
: penganlh perlakuan dosis pupuk ayam ke-i
: pengaruh perlakuan taraf umur panen ke-j
: pengan~h interaksi antara perlakuan dosis pupuk ayam ke-i dan taraf
umur panen ke-k
: pengaruh komponen acak kelompok
: pengaruh waktu ke-l
: pengaruhkomponen acak waktu pengamatan
: pengamh interaksi atitara waktu d e ~ g a n perlakuan dosis pupuk ayam
: pengan~h ulteraksi arltara wah* dengan umur panen
: pengaruh interaksi p e r l a k m dosis pupuk ayam, umur panen dan waktu galat pada blok ke-I, perlakuan dosis pupuk a y m ke-j dan taraf waktu
pemanenan ke-k
: jumlah perlakuan dosis pupuk ayam ; 1 , 2 , 3 . 4
: jumlal~ perlakuan unlur panen ; 1. 2, 3
Keadaan Umum Penelitian
Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa pada pH H 2 0 sebesar 5.90.
Kandungan unsur hara makro @J, P, K, Ca, Mg) yang rendah dan tekstur tanah liat
(Lampiran 2) pada lahan latosol yang miskin hara. KTK hasil analisis rendah yaitu 14.35 me loog-'. Nilai KTK tidak hanya dipengaruhi oleh liat dan bahan
organik: tetapi tipe dari liat ( W d f 1905). Kejenuhan dasar dari persentase total
KTK yang dipznuhi katlon &lam koloid seperti potasium ( ~ 3 , sodium (Na3,
magnesium ( ~ ~ ' 3 , dan kdsium (ca23. Pengikatan uns!u makro jadi kurang atau
tersedia dalam jumlah yang sedikit. Partikel liat dan koloid organik penting bagi .4+
.
kesuburan tanah dengan partikel liat akan bermuatan negatif jika St d~gantikan 3 i .
atom A I ~ + , dan beberapa atom Al d~gantikan oleh ~ g ' + ataupun atom ~ e " maka
partikel liat di sisi lain yang diduga untuk mengikat kation-kation yang terlarut di
dalam air tanah. Kation yang &an terikat berdasarkan w t a n lyotropik yaitu H+>
ca2+ > M ~ " > K+.=-NH~; Na
'
(Leclerc 2003).Pemberian pupuk kandang ayam pada dosis 5, 10, dan 15 ton ha-'
meningkatkan pH H20 menjadi 6.30, 6.50, dan 6.90 dengan taraf agak masam.
Pencampuran media tanam dengan pupuk kandang ayam meningkatkan kandungan unsur hara potasium yaitu 0.72, 0.49, dan 0.61 me 100g-' pada taraf
tinggi. Pemberian pupuk kandang ayam meningkatkan unsur Mg menjadi
0.88 me 100g' dengan taraf sedang pada perlakuan 15 ton ha.'.
Percobaan dilakukan pada saat a w l musim hujan yaitu bulan September
sampai awal Januari 2007. ' Suhu rata-rata untuk bulan November, Desember, dan
Januari yaitll26.4, 25.9, clan 27.9" C (Lampiran 3) dan rata-rata curah hujan yaitu
355, 365, dan 295 mm bulan-I. Secara fisiologis, cahaya mempunyai pengamh baik terhadap metabolisme meialui fotosintesis yang tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Fisher & Goldworthy
1992; Fitter & Hay 1991). Habitat krokot di alam lebih menyukai kondisi yang
mempunyai curah hujan sedikit dan menyukai tempat terbuka.
Serangan hama seperti belalang Acrida furrita dan kutu dam terutama pada
awal pertumbuhan. Peningkatan serangan hama meningkat p d a waktu krokot berumur 3, 4 dan 7 MST terutama ulat penggerek Ostriniu firnacalis dan ulat d a m Spodoptera mauritia (Garnbar 2). Serangan ulat daun berawal dengan memakan daun-daun yang muda sarnpai dewasa akan tetapi tidak memakan batang dan pada umumnya ulat ini bersembunyi dibawah daun atau dibalik batang
untuk menghndari sinar matahari. Serangan ulat penggerek berawal dengan memakan isi jaringan daun dan hidup di dalamnya kemudian pemakan titik
[image:31.518.24.445.30.549.2]tumbuh dengan mulai mengumpulkan daun pucuk tajuk dengan melekatkan satu daun dengan daun yang lain. Ulat penggerek dewasa memiliki serangan dengan memakan batang yang dekat permukaan tanah yang kemudian dijadikan sebagai cadangan makanan dan sarang.
Gambar 2. Ulat daun Spodoptera mauritia (A), dan kerusakan daun ( B); Ulat penggerek Osfrinia furnacalis (C), dan kerusakan batango).
Tingkat kerusakan menjadi berat bila banyalcnya telur dan larva yang baru
T a b e l 3. Rekapitulasi liasil sidik r a g a t n komponen pert~tmbuhan dan produksi krokot
-
Peubah -- Perlakunn Koefisien Kerngnman Persnmnnn regresi
Pupuk (A) U~nur Panen (B) Interaksi (AxB) .. ("4 R~
Pertilrnbuhan
Tinggi tannrnan 1 hlST I * 8.03 y = 2.(4+0.17s
* * 0.943"*
Tinggi lanuman 2 MST 13.17 y = 5.92 + 0.64s 0.702**
Tinggi tanaman 3 MST I I 16.84 y = 11.38 + 0.66s 0.535**
Tinggi tanurnan 4 MST I* 17.24 y = 12.80 + 0.79s 0.607**
Panjang tajuk I MST * 1 16.64 y = 3.32 + 0.28s 0.594**
Pru~jang tajuk 2 MST ** 11.63 y = 8.70 + 1.05s 0.667**
Panjang tajuk 3 MST * I 18.48 y = 16.96+ 1.17s 0.567**
Pnnjnng tajuk 4 MST ** 17.80 y = 20.42 + 1.30s 0.570**
Lebar T d u k 1 MST 1* 12.18 y = 2.16+0.12s 0.605**
Lebar Tajuk 2 MST * t 10.91 y = 7.97 + 0.99s 0.658**
Lebar Tnjuk 3 MST I* 19.55 y = 13.46+ 1 . l l s 0.588+*
Lebar Tnjuk 4 MST + I 20.80 )'= 16.00 + 1.30s 0.588**
Dinmeter batang I MST * * 8.40 y = 0.1 I + 0.0025s 0.380**
Di~iieler barang 2 MST I
*
4.45 y = 0.17+0.013s 0.721**Dinmeter balnng 3 MST
*
I 10.62 y = 0.25 + 0.012s 0.644**Diameter batnng 4 MST *li 13.25 y = 0.26+0.013s 0.593**
Jutnlnh cnbnny I MST 1 * 10.02 y :l 2.25 1 0.25s 0.40X"
Jumlnh cnbnng 2 MST ** 11.01 y = 12.67 + 2.23s 0.626**
Jurnlnh cabmg 3 MST +I 31.86 y = 26.02 + 3.47s 0.586**
Jurnlah cabang 4 MST I* 29.75 y = 29.07
+
4.10s 0.626**Laju asirnilasi bersili
0-15hari c 28.82 y = 0.0071 + 0.0003s 0.242'
IG-30hnri
*
24.51 y = 0.0038 + 0.0008s - 6 ~ 40.598* ~ ~31 - 45 hari tn
46 - 60 hari Ln
Laju tulnbuh relatif
O - 15 hari t t 5.81 y = 1.14+0.15s 0.81 I**
16-30hari I 21.21 y = 2.26 + 0.27s 0.944**
31 - 45 hari 11)
[image:32.804.50.702.50.416.2]Tabel 3. Laniutan
Punen I (W,, W2 & W5)
Bobot basall tajuk
Bobot kering tnjuk
iiobot basdl &ur Bobot kering akar Panen 11 (WI & WJ)
B0b0t bUSnh ta~uk
Bobot kering tajuk
Bobot basah &nr Bobot krring aknr Punen I11 (WI. W? 11: W:)
Bobot basah tniiik
Bobot kering lajuk
B o b t basah akar Bobot kering akur Total Pemunenun
Ovl, W2. Wj, WJ & WJ)
Bobot basah tajuk * 1 ** I* 24.05 y(W1) = 18.7+ 4.14s 0.690*
y(W2) = 18.5 + 2.51s 0.660**
Bobot kering tajuk t *
**
i 23.95 y(W1) = 2.51 + 0.39s 0.720 **y(W2) = 1.23 + 0.34s 0.697**
Bobot basah &ar +* ** tn 22.29
Bobot kering aknr ** t * In 22.57
Antura umur punen W I dun W2
Bobot 5asah tajuk
**
ln tn 20.27"Bob3t kering tajuk ** tn tn 14.34~' N
Pengaruk pemberian pul~irk kandang ayam dao umur panen terhadap pertumbuhan krokut sebelum perlakuan pemanenan
Pemberian pupuk kandang ayam nyata atau sangat nyata menindcatkan semua peubah ~rtumbuhan dengan mcmbentuk persamaan linier positif. Tabel 4 rnenunjukkan rata-rata tinggi tanarnan kokot sebelum panen Permmbuhan rata- rata tinggi tzjuk krokot terbaik pada 15 ton ha-' adalah 2.23 kali dari rata-rata tinggi krokot tanpa pemupukan.
Tabel 4. Peubah pertumbujlan tanaman krokot akibai prlakuan dasis pup& kandarlg ayam
-
Dosis pup& kandang ayam Minggo setelah tanam (MST)
[image:34.514.40.450.123.762.2](ton ha.') 1 2 3 4
... .Tinysi tanaman (cm). ...
0 2.45 d 4.77 c 10.3 I c 1 1 . 2 9 ~
5 3.79 c 10.54 b 16.62 b 19.05 b
10 4.32 b 12.98 a 18.43 ab 20.64 b
15 5.15 a 14.69 a 20.65 a 23.97 a
... .Panjang tajuk (an). ...
0 2.59 c 6.3 1 c 14.60 c 17.27 c
5 5.66 b 17.08 b 26.38 b 31.96 b
10 6.36 ab ' 20.09 ab 28.57 b 32.89 b
15 6.99 a 22.81 a 33.39 a 38.72 a
... Lebar tajuk (cm) ... .... .
0 1 .89 c 5.56 c 1 1 . 0 2 ~ 13.13 c
5 3.18 b 16.40 b 22.61 b 26.SO b
10 3.31 b 18.18 b 24.68 b 28.91 a b
15 3.82 a 21.47 a 28.81 a 33.96 a
... Diameter batang (cm). ...
0 1.12 c 1.52 d 2.30 c 2.33 c
5 1.25 b 2.63 c 3.50 b 3.64 b
10 1.47 a 3.04 b 3.72 b 3.99 ab
I5 1.48 a 3.48 a 4.29 a 4.41 a
... .Iumlah cabang,.. ...
0 1.40 b 7.02 c 20.30 c 22.26 c
5 4.57 a 30.94 b 53.68 b 62.04 b
10 5.11 a 37.63 a 57.31 b 65.55 b
15 5.36 a 41.90 a 76.96 a 89.38 a
Keterangan : Anska-angka yani diikuti oleh humf yang berbeda pada kolom p e n p u h dosis pupuk kandang yang sama berbeda nyata pada uji DMRT 0.05
Pemberian pupuk kandang ayam nyata meningkatkan pertumbuhan
tanaman pada urnur 1,2,3, dan 4 MST. Pertambahan tinggi tanaman krokot pada
umur 2, 3, 4 MST bertumt-tumt adalah 48.64-66.72%, 28.86-53.73%, dan 5.68-
13.85%. Dosis pupuk kandang nyata menirlgkatkan pertambahan tinggi krokot
(Gambar 3). Hal ini sejalan dengan Santoso (2000) dan Susanti (2006) yang
menunjukkan bahwa pemberian pup& kandang ayam nyata meningkatkan tinggi
Pemberian dosis pupuk kandang pada umur 4 MST meningkatkan tinggi
tanaman dengan persamaan linier Y = 0 . 7 9 ~
+
12.79(RZ
= 0.835**). DOS~Spupuk kandang ayam 15 ton haw' memberikan pertumbuhan tinggi terbaik pada umur 4 MST.
Tinggi tanaman sedikit sulit dijadikan sebagai peubah karena dengan
pertambahan umur krokot batang yang diamati terkulai sehingga antara peubah
panjang dan lebar tajuk lebih baik digunakan dalam pengamatan. Hal ini seiring
pertumbuhan tajuk krokot yang selalu bertambah dengan peningkatan jumlah cabang, tinggi tanaman, diameter batang yang t e r n bertambah menyebabkan
tidak mampu menopang sehingga terkulai.
0
---,-
70 5 10 15
Dosis pupuk kandang aydm (ton ha-l)
SiW 2 mst
8 3 mst (P4 mst
Gambar 3. Pengamh dosis pupuk kandang terhadap rata-rata tinggi tajuk
Panjang tajuk dengan dosis pupuk kandang ayam 15 ton ha' pada umur
1 MST mencapai 2.69 kali pada tanpa perlakuan pupuk kandang ayam, sedangkan
rata-rata pertambahan panjang tajuk terbaik 2, 3, dan 4 MST masing-masing
adalah 3.61, 2.29, dan 2.24 kali dari pertumbuhan tanpa perlakuan. Pengamatan
panjang tajuk umur 4 MST pada dosis pupuk kandang ayam 5,10, dan 15 ton ha.' masing-masing mencapai pertambahan 26.44, 27.21, dan 32.04% serta
pertambahan panjang tajuk tanpa perlakuan pupuk yaitu 14.3%, sedangkan krokot pada umur 1 MST secara bemrutan perlakuan yaitu 26.2, 29.4, dan 32.4% serta
11.9 % tanpa perlakuan pupuk.
Pertumbuhan lebar tajuk krokot pada tanpa perlakuan pupuk kandang
2.02 kali pada umur 1 MST, sedangkan pada rata-rata pertambahan panjang tajuk
tanpa perlakuan. Pertambahan lebar tajuk dengan dosis pupuk kandang ayam
15 ton ha" yaitu 4.33% pada 1 MST, sedangkan 2, 3, dan 4 MST masing-masing 24.4,32.7, dan 38.6 %.
Perlakuan pemberian pupuk kandang ayam pada tanaman krokot berpengaruh terhadap pertambahan panjang tajuk terbaik dengan persamaan linier
Y
= 1 . 3 1 ~+
20.42( R ~
= 0.792**) (Gambar 4) dan pada lebar tajuk terbaikY = 1 . 2 9 ~
+
16.00 (RZ = 0.774**) (Gambar 5).6 I mst
2 mst
Ls, 3 mst
(D4mst
Dosis pupuk kandang ayam (ton ha-')
Gambar 4. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap panjang tajuk krokot pada berbagai umur
Dosis pupuk kandang ayam (ton ha-I)
* l m s t
112mst
A3mst
e4 rnst
[image:36.521.41.449.0.801.2]Panjang tajuk krokot telah mendekati puncak pertkmbuhan maksimal pada
umur 3 MST, sedangkan pada lebar tajuk masih tr!engalami pertambahan
pertcn~buhan. Hal ini diduga bahwa pertumbuhan pucuk telah mencapai titik maksimal maka pertumbuhan lateral &an lebih aktif dalam pembentukan tunas dan cabang serta jumlah daun untuk penangkapan cahaya yang lebih banyak.
Hasil penelitian Susanti (2006) memperlihatkan bahwa meristem lateral tumbuh
setelah pucuk b a r - secara normal muncul dan krtncup-Jrmcup
Sii
kefiak damsehingga tanaman cenderung mengisi ruang yang tersedia.
Ketersediaan hara yang melimpah pada awal pertumbuhan memungkinkan
tanaman melakukan penyusunan senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan dan
akumulasi nutrisi sebagai energi. Krokot terlihat tumbuh dengan cepat dalam
pertambahan tinggi tanaman, panjang dan lebar tajuk. Peningkatan pertumbuhan krokot terlihat jelas pada saat umur 2 MST pada semua peubah yang memberikan
pola peningkatan yang sama seiring dengan peningkatan pembcriaan pupuk
kandang ayam. Akibat terjadinya pertambahan jumlah dan ukuran sel &lam jaringan yang menyebabkan perpanjangan tenrtama pada bagian meristematik.
Hcl ini diduga krokot mendapatkan rangsangan ah3ivitas dari hormon auksin yang
yang terdapat pada pucuk tajuk. Gardner et 01. (1991) menyatakan bahwa auksin diproduksi dalam jaringan meristematik yang aktif dalam pertumbuhan yang
dikhususkan pada perpanjangan sel.
Pertumbuhan krokot tanpa pemkrian pupuk kandang ayam mempunyai
pertumbuhan terendah terhadap masing-masing peubah pertumbuhan pada umur 2 MST. Diduga pertumbuhan akar meningkat pada saat tanaman mengalami
ketersediaan hara atau a'ir yang terbatas maka pcmbentukkan akar dalam
penambahan luas areal serapan. Hasil dari analisis tanah tanpa pupuk kandang ayam N-Total 0.14 % (rendah), unsur P-Bray sebesar 8.2 ppm (sangat rendah) dan
K sebesar 0.21 me 100gl (rendah). Sedangkan pada 15 ton ha-' pupuk kandang
ayam mengandung N-Total 0.18 % (rendah), P-Bray sebesar 10.8 ppm dan
K
sebesar 0.61 me loog-' (tingg). Kadar N-Total tanah Latosol secara umum masih
tergolong rendah berdasarkan sifat kimia tanah (Lestari 1982). Kebutuhan
tanaman terhadap hara sangat penting terutama dalam pembentukan biomassa.
hara melalui xylem dalam proses pembentukan karbohidrat terjadi pada proses
fotosintesis di daun.
Pertumbuhan krokot melambat seiring pertambahan umur serta ketersediaan hara dan air yang berkurang dapat mengarah pada fase reproduksi, dimana
akumulasi dari hasil fotosintesis diamhkan pada pembentukan biji, sehingga
terjadi kompetisi pertumbuhan tajuk dan pembentukan biji.
Pemakaian energi pada tanaman sangat penting dalam usaha reproduktif,
terutama sekali dalam pembentukan benih. Ketika sumber energi terbatas, produksi benih harus dibatasi, tetapi benih tersebut terlindungi (Leclerc 2003).
Pemberian pupuk kandang ayam menunjukkan hubungan yang linier terhadap diameter batang dengan persamaan linier untuk umur 3 dan 4 MST befmut-turut adalah Y = 0 . 1 2 ~ + 2.52 dengan
RZ
= 0.865** clan Y = 0 . 1 3 ~ + 2.6dengan
R2
= 0.868** (Gambar 6). Pertambahan diameter batang pada umur2 MST memperlihatkan pola yang sama dengan peningkatan dosis pupuk kandang
yang lain dengan persamaan linier Y = 0 . 1 3 ~
+
1.70 (RZ = 0.930**). Peningkatanpemberian pupuk kandang ayam akan memberikan pengaruh linier positif terhadap pertambahan diameter batang.
5 y4 = 0 . 1 3 ~ + 2.6
Rz = 0.868 4.5
- 4 y3 = 0 . 1 2 ~ + 2.52
E RZ = 0.865
E 3.5
-
an y2 = 0 . 1 3 ~ + 1.70c 3
m
-
R2 = 0.930g
2.52 y l = 0.024~ + 1.14 6 1 mst
a,
$
1.5 R2 = 0.817-
CB2rnst1
6 3 mst 0.5
0 @ 4 mst
0 5 10 15
[image:38.518.41.451.31.719.2]Dosis pupuk kandang ayam (tan ha-%]
Gambar 6 . Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap diameter batang krokot pada berbagai umur
Pertambahan atau peningkatan tajuk yang terjadi akan diimbangi dengan
100
90 y4= 4 . 1 0 ~ + 29.07
R2 = 0.833 80
70 y3 = 3 . 4 7 ~ + 26.02
2
60 RZ = 0.8523
=
50Le y2 = 2.23~
+
12.6740 RZ= 0.839
30
20 y 1= 0 . 2 5 ~ + 2.25
R2 = 0.726 10
0
0 5 10 15
Dosis pupuk lulndang ayam (ton ha-I)
*
1 mst @2rnstA. 3 mst Q)4 mst
Gambar 7. Pengaruh dosis pupuk kandang terhadap jumlah cabang krokot pada berbagai umur
Pemberian pupuk kandang ayam pada umur 1 MST menyebabkan jumlah
cabang krokot tidak berbeda nyata pada pemberian 5, 10, dan 15 ton ha-', namun
berbeda nyata dengan yang tanpa pupuk kandang ayam. Pertambahan pupuk kandang ayam meningkatkan jumlah cabang. Hasil ini memperlihatkan
ketersediaan hara sangat mempengamhi jumlah cabang yang terbentuk yang
secara langsung menambah jumlah daun yang muncul seiring pertambahan
cabang baru.
Peningkatan jumlah cabang akan mempengaruhi luas daerah penangkapan cahaya dengan bertambahnya jumlah daun pada cabang yang tumbuh, sehingga
dengan peningkatan jumlah cabang maka hasil asimilasi lebih besar selama hara
mineral dan air tersedia (Fitter & Hay 1991).
Laju Tumbuh Relatif (LTR) pada umur 0-15 HST berbeda sangat nyata dan
LTR 16-30 HST berbeda nyata (Tabel 5). Pada urnur 16-30 HST tanpa pemberian pup& kandang memberikan hasil terbaik yaitu 1.45 kali lebih besar dari
perlakuan pemupukan dan tidak berbeda nyata pada dosis pupuk kandang 5, 10, dan 15 ton haF'. Hal ini diduga pada peningkatan bobot krokot disebabkan oleh
ketersediaan unsur hara pada media tanam masih tercukupi dan laju penyerapan
unsur hara terhadap akar tidak terganggu pada saat awal pertumbuhan, sedangkan
pada umur 46-60 HST penambahan pertumbuhan yang terjadi diameter batang
keterbatttssan hara dan umur tanaman. Pembenan pupuk kacdang terhadap LTR
meningkat secara linier positif (Garnbar 8).
Tahcl 5 menunjukkan bahwa nilai rata-rata Laju Tumbuhan Relatif (LTR)
krokot pada umur 16-30 hari setelah tanam (HST) terbaik yaitu tanpa pemberian
pupuk kandang adalah 1.45 kali lebih besar dari perlakuan pemupukan. Pada
waL-u yang sama dengan dosis p p u k kandang 5, 10, dan 15 ton ham' tidak
berbeda nyata. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan unsur hara pada media tanam
masih tercukupi dan laju penyerapan unsur hara terhadap akar tidak terganggu.
Laju Tumbuhan Relatif krokot pada dosis pupuk kandang 5, 10, dan 15 ton ha-'
berbeda nyata terhadap tanpa penlbenan pupuk kandang. Laju pertumbuhan
krokot terlihat nyata meningkat pada peubah tinggi tanaman, panjang dan lebar
tajuk, serta jumlah cabang yang teibentuk. Pemberian pupuk kandang ayam
meningkatkan LTR pada krokot (Gambar 9). Pada 0-15 HST krokot tanpa pemupukan mengalami cekaman akibat keterbatasan hara dan suhu yag tinggi pada bulan November yang mencapai rata-rata suhu maksimurn 33°C dan curah
hujan mencapai 27.1 mm (Gambar 8). Meningkatnya cahaya dari angka
optim~xmnya akan ,nengakibatkan penurunan produk, karena mulai terjadinya
pengmsalcan enzim yang akhinija proses fotosintesis dan respirasi akan berhenti
bila seluruh enzim msak oleh suhu yang terlalu tinggi (Nasir 1999).
Pola curah hujan secara tidal; langsung meinpengaruhi cahaya dan suhu yang sebagai sumber energi utama bag tanaman dalam peningkatan produksi,
sehingga waktu tanam menentukan laju pertumbuhan dan produksi. Pengurangan
produk fotosintesis oieh respirasi sangat ditentukan oleh suhu udara. Suhu rendah
yang terus menerus tinggi akan mengurangi produk fotosintsis netto. Suhu rendah
akan mengurangi kecepatan reaksi metabolisme, sehingga pertumbuhan generatif
untuk menghasilkan biji menurun masir 1999;.
Tabel 5. Nilai rata-rata LTR krokot pada perlakuan dosis pupuk kandang ayam
Hari setelah tanam (HST) Perlakuan
0-1 5 16-30
Dosis pupuk kandang ayam (tonha) . . . . . ..rngihari.. . . .
.
. .15 1.9 a 0.46 b
[image:41.518.41.458.29.774.2]-
140.9
109.9
a Cuah hujan
%s Hari hujan
IES;, W5 ;
=
W4;-
[image:42.797.29.703.97.403.2]Wl,W2,W3
Laju tumbuh relatif pada umur 16-30 HST pada peubah 0 ton ha-' berbeda
nyata dengan yang mendapat dosis pupuk kandang 5, 10, dan 15 ton
ha-'.
Hal inididuga krokot tanpa pemupukan mengalami pertumbuhan dari akar ke tajuk
sebagai hasil dari adaptasi keterbatasan hara selama 2 MST. Penurunan LTR terjadi pada 46-60 HST. Hal ini diduga disebabkan oleh siktus hidup krokot akan
mencapai puncak dengan memperlihatkan gugumya dam-dam serta terjadi
penurunan jumlah dan luas dam sebagai akibat keterbatasan hara dalam media.
0.0
-0.5 J Pupuk kandang ayam (ton ha-I)
Gambar 9. Perlakukan dosis pupuk kandang terhadap LTR pada berbagai umur krokot
Pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh nyata terhadap LAB yang
membentuk persamaan kuadratik (Gambar 10). Pada umur 16-30 HST LAB dengan dosis pupuk kandang 5, 10, dan 15 ton ha-' berbeda nyata dengan LAB
tanpa pemupukan. Hal ini diduga pada umur 16-30 HST merupakan puncak
pertumbuhan vegetatif maksimal dengan menunjukkan penurunan luas daun total
pada utnur 3 1-45 HST.
Nilai rata-rata LAB tertinggi krokot dengan pemberian pupuk kandang 5 ton
ha-' yaitu 2.25 kali lebih besar dari tanpa pemberian pupuk kandang pada umur
16-30 HST. Penurunan LAB pada masing-masing perlakuan 5,10, dan 15 ton ha-'
[image:43.521.32.449.41.720.2]Tahel 5 . Niiai reta-rata LAB krokot pada perlakuan dosis pupuk kandang ayam
Perlakuan Hari setelah tanam (HST)
0-15 16-30
Dosis pupuk kandang ayam (tonlha) . . . .mgfcmlihari.. . . .
15 0.12 a 0.057 ab
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pads kolom pengaruh dosis pupuk kandang yang sama berbeda nyatz pada i;ji CMRT 0.35
Dosis pupuk kanoang 15 ton ha-' menyebabkan peubah pertumbuhan
berbeda nyata cizngan yang tanpa pemupukan. Jika dihubungkan dengan LTR
tanpe uernupukan pada umur 16-30 HST mengalami peningkatan, tetapi tidak
terjadi peningkatan yang berarti pada LAB. Hal ini diduga hasil asimilasi tidak
dimamfaatkan untuk pertumbuhan luasan daun, akan tetapi lebih terarah pada
reproduksi.
Dosis pupuk kandang ayam (ton ha-')
Gambar 10. Perlakukan dosis pup& kandang terhadap LAB pada lunur 16-30 HST
Hubungan LTR daq LAB pada umur tanaman krokot (Gambar 11) menunjukkan bahwa dengan pertambahan umur krokot LTR menurun sedangkan
LAB terjadi penurunan setelah urnur 30 HST. Pada tanarnan krokot utnur lebih
dari 30 HST mengalami penurunan luas daun total krokot sebagai akibat dari
daun-daun yang menua lebih cepat dari pada pembentukan daun-daun baru dan
akhimya pertambahan daun terhi-nti. Hal ini diduga tanaman krokot mengalami
[image:44.514.20.445.28.662.2]-0.06
'
[image:45.514.32.449.41.798.2]Umur (HST)
Gambar 1 1. Hubungan LTR dan LAB tanaman krokot
Pengarub pemberian pupuk kandang ayam dan umur panen terhadap
produksi krokot
Pemberian pupuk kandang ayam sangat nyata meningkatkan semua peubah
produksi dan pengaruh umur panen sangat nyata terhadap peubah bobot basah dan
kering tajuk. Pengaruh interaksi pupuk kandang dan umur panen sangat nyata pada peubah bobot basah dan kering tajuk pada panen ke dua dan ke tiga serta
berpengaruh nyata pada bobot basah panen pertama
dan
bobot kering tajuk padatotal pemanenan.
Tabel 7 memperlihatkan rata-rata bobot basah dan kering tajuk krokot pada
berbagai dosis pemupukan dan umur panen terhadap umur p a n a Interaksi pemberian pupuk kandang ayam 15 ton ha-' dengan umur panen 2 bulan nyata
menghasilkan bobot basah tajuk tertinggi pada panen pertama. Rata-rata bobot
basah tajuk terendah pada perlakuan 0 ton ha-' yaitu 9.38 g atau 15% dari bobot
basah tajuk tertinggi panen pertama.
Pemberian pupuk kandang ayam terbaik menunjukkan hubungan linier
positif terhadap umur panen dengan persamaan linier untuk umur panen 2 bulan
adalah Y = 5 . 4 2 ~
+
25.20 dengan R~ = 0.856**(Gambar 12).Tanaman krokot mulai berbunga, membentuk buah dan biji pada umur
hujan. Hal ini sejalan defigan Wiggins dan Porter (1971) bahwa kwkot dapat
hidup pada daerah terbuka terutarrla di daerah yang kering dan pauas.
Tabel 7. Rata-rata bobot basah dan kering tajuk pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan urnur panen
Umur panen Dosis pupuk kandang ayam (tonha)
0 5 10 15 Rata-rata
Pane11 pertama ... ..bobot basal; tajuk (g) ...
1 Bulan (W1) 4.47 f 28.19 def 36.13 de 46.74 cd 28.88
1 Bulan (W2) 5.14f 23.18 def 28.84 def 34.92 de 23.03
2 Bulan (W5) 18.52 ef 64.24 bc 75.73 b 105.18 a 65.92
Rata-rata 9.38 38.54 46.90 62.29
[image:46.518.34.451.77.718.2].bobot kering tajuk (5).
... ...
1 Bulan (W1) 0.53 >61 4.49 5.52 3.54 b
1 Bulan (W2) 0.66 3.39 4.21 5.41 3.42 b
2 Bulan (W5) 3.98 8.62 9.35 12.97 8.73 a
Rata-rata 1.72 c i.21b 6.02 b 7.97 a
Panen ke dua ... bobot basah tajuk (3). ...
1.5 Bulan (Wl) 3.26 f 8.67 ef 11.23 ef 19.68 e 9.21
2 Bulan (W4) 29.26 d 47.36 c 60.25 b 70.07 a 51.74
Rata-rata 16.26 28.02 35.74 41.88
... ... ..bobot kering tajuk (g).
1.5 Bulan (W1) 0 . 3 d 0.66 d 1.20 d 1.17d 0.82
2 Bulan (W4) 4.11 c 6.61 b 7.60 a 8.18 a 6.69
Rata-rata 2.18 3.64 4.40 4.80
Panen ke tiga ... bobot basah tajuk (g)... ...
2 Bulan (WI) 441 e 11.67 cde 13.98 bcde 16.42 bcd 11.62
2 Bulan (W2) 7.90 de 14.04 b d e 14.41 bcde 18.52 bc 13.72
2 Bulan (W3) 6.40 de 21.88 bc 23.45 b 41.06 a 19.14
Rata-rata 6.24 15.86 17.28 19.93
... bobot kering tajuk (g) ...
2 Bulan (WI) 0.67 e 1.74 cde 2.00 cde 2.23 bed 1.66
2 Bulan (W2) 1.17de 2.16 bcd 2.12 bcde 2.71 bc 2.04
2 Bulan (W3) 1.01 de 3.04 bc 3.49 b 6.18 a 2.79
Rata-rata 0.95 2.31 2.54 2.86
...
...
Panen total bobot basah tajuk (g).
1, 1.5, 2Bulan(WI) 12.14 ii 48.54 cdef 61.35 bcd 76.86 b 49.72
1 & 2 Bulan (W2) 13.04 ij 37.22 efgh 43.26 defg 53.48 cde 36.75
2 Bulan (W3) 6.40 j 21.88 ghij 23.45 ghij 46.62 def 24.59
2 Bulan (W4) 29.26 fghi 47.36 def 60.25 bcd 70.08 bc 51.74
2 Bulan (W5) 18.53 hij 64.24 bcd 75.73 b 105.18 r 65.92
Rata-rata 15.88 43.85 52.8 1 70.14
... . . . bobot kering tajuk &)
1, 1.5, 2 Bulan (W1) 1.46 hi 6.01 cdef 7.69 bcd 8.93 bc 6.02
1 & 2 Bulan (W2) 1.83 hi 5.55 defg 6.33 cdef 8.12 bcd 5.46
2 Bulan v 7 3 ) 1.01 i 3.04 ghi 3.49 fghi 6.80 bcde 3.58
2 Bulan (W4) 4.1 1 efgh 6.61 bcde 7.61 bcd 8.42 bcd 6.69
2 Bulan (W5) 3.98 efgh 8.62 bc 9.35 b 12.97 a 8.73
Rata-rata 2.48 5.97 6.89 9.05
Penanaman krokot pada umur panen 2 bulan dengan waktu tanam
12 Oktober 2006 memberikan hasil yang terbaik karena mempunyai eurah hujan yang lebih sedikit dibandingkan pada umur panen yang lain, sehingga
pertumbuhan yang berbeda akan memberi hasil yang berbeda pula. Hal ini mendekati daur hidup krokot di alamnya.
Umur panen 2 bulan dengan
waktu
tanam 9 November 2006 mempunyai pertumbuhan yang lebih rendah dari waktu tanam 12 Oktober 2006. Hal ini diduga dengan curah hujan yang tinggi dan jlunlah hari hujan yang banyak menyebabkan pertumbuhan krokot terhambat terutama fotosintesis dalam pembentukan bahan kering.140 7
120 ,& y = 5 . 4 2 ~
+
25.20100 R2 = 0.856
C 80 y = 1 . 9 0 ~
+
8.762
60 R2= 0.666O h
ij
.s
40 y = 2 . 6 9 ~ + 8.672
20 R 2 = 0.523*
1,1.5,2 bln0 L171&2bln
0 5 10 15 ,& 2 bln
Dosis pupuk kandang ayan~ (ton ha')
Gambar 12. Bobot basah tajuk pada berbagai interaksi perlakuan dosis pupuk dan umur panen dalam waktu pemanenan pertama (Wl, W2, dan W5)
Pemberian dosis pupuk kandang ayam yang berbeda dan umur panen memberi pengaruh nyata terhadap bobot basah. Hasil asimilasi yang tersedia
lebih dari cukup bagi kebutuhan untuk pertumbuhan secara normal, merupakan akibat adanya faktor-faktor yang membatasi pertumbuhan dibandingkan membatasi fotosintesis, seperti kekurangan air atau kekurangan N (Gardner et al
1991).
Hasil krokot ditentukan oleh pertwmbuhan selama fase vegetatif terutama perbedaan laju tumbuh relatif dan laju asimilasi bersih setiap perlakuan yang berbeda. Pemberian dosis pupuk kandang ayam sangat mempengaruhi pembentukan bobot kering terutama sebagai sumber nutrisi. Permasalahan yang menjadi faktor pembatas adalah respon tanaman terhadap ketersediaan hara serta
Bohct b a s h tajuk tertixggi pada panen ke dua sebagai akibat pemberian
dosis pupuk kandang ayam ayam 15 ton ha.' dan umur panen 2 bulan yang ditanam 26 Oktober 2006 yaitu 70.07 g tanaman-'. Bobot kering tajuk tertinggi
pada panen ke dua sebagai akibat pemberian dosis pupuk kandang ayam 10 atau
15 ton ha.' dan umur panen 2 bulan yaitu 7.60 dan 8.18 g tanaman-'. Umur panen
1.5 bulan pada panen yang ke dua memperlihatkan penurunan bobot basah dan
kering tajuk dibandingkan pada panen patarna Produksi dengan panen bertahap
dengan interval 0.5 bulan tidak bttrbeda nyata dengan yang 1 bulan. Hal ini
disebabkan bahwa dengall interval umur panen 0.5 bulan pertumbuhan tajuk tidak
dapat mencepai nilai L.4B maksimal yang memerlukan waktu 30 hari.
Ujung batang yang dipotong maka pengaruh perturnbuhan ujung batang
terhadap tunas-tunas samping akan hilang sehingga tunas-tunas ini akan tumbuh
menjadi cabang yang subur. Hal ini akan meningkatkan jumlah tunas samping dan percabangan berikutnya, biasanya langsung di bawah bekas pemotongan. Hal
ini