ANALISIS PENGGUNAAN INTERNET MARKETING
SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KERIPIK
PISANG PADA UKM BANGNANA CHIPS
IVAN NOOR SETYO NUGROHO
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Penggunaan Internet Marketing sebagai Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang pada UKM Bangnana Chips adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa punkepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
ABSTRAK
IVAN NOOR SETYO NUGROHO. Analisis Penggunaan Internet Marketing sebagai Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang pada UKM Bangnana Chips. Dibimbing oleh RACHMAT PAMBUDY.
Keripik pisang merupakan salah satu bentuk olahan makanan yang sekarang banyak berkembang di masyarakat. Salah satu usaha kecil yang menggeluti keripik pisang adalah UKM Bangnana Chips. Usaha ini sangat prospektif untuk dikembangkan dengan potensi yang ada. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan maupun kelemahan dari UKM Bangnana Chips serta membuat rancangan internet marketing dalam strategi pengembangan usaha keripik pisang tersebut. Perancangan strategi bisnis yang dibahas ada tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Tahap input menggunakan analisis internal dan eksternal untuk digunakan dalam analisis SWOT. Kemudian, tahap keputusan menggunakan arsitektur strategi. Hasil dari beberapa tahap analisis tersebut menyarankan UKM Bangnana Chips untuk membuat tim digital marketing untuk mendapatkan pengunjung yang akan mendaftar menjadi agen, membuat infrastruktur digital yang terintegrasi dengan sistem CRM, inbound marketing dan ERP, serta pengembangan dan penyempurnaan infrastruktur digital agar selalu mengikuti perkembangan di dunia digital.
Kata kunci: internet marketing, strategi pengembangan, keripik pisang
ABSTRACT
IVAN NOOR SETYO NUGROHO. Analysis of Internet Marketing Usage as Business Development on Banana Chips Business with Case Study on SME Bangnana Chips. Supervised by RACHMAT PAMBUDY.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
ANALISIS PENGGUNAAN INTERNET MARKETING
SEBAGAI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KERIPIK
PISANG PADA UKM BANGNANA CHIPS
IVAN NOOR SETYO NUGROHO
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2014 ini ialah strategi pengembangan, dengan judul Analisis Penggunaan Internet Marketing sebagai Strategi Pengembangan Usaha Keripik Pisang pada UKM Bangnana Chips.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S. selaku dosen pembimbing. Terima kasih kepada Ibu Ir. Narni Farmayanti, MSc, selaku dosen penguji utama. Terima kasih kepada Ibu Anita Primaswari Widhiani, SP, MSi, selaku dosen penguji komisi pendidikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Buyung Algihifari sebagai Pimpinan UKM Bangnana Chips, Alwin Agustian, dan M. Maula Nurudin Alhaq atas informasi yang diberikan untuk keperluan data. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah Sugiman, S.Pd.; Ibu Sumarsih, S.Pd.; serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada sahabat dan teman di Agribisnis angkatan 47 di Institut Pertanian Bogor yang selalu memberikan dukungan semangat. Terimakasih kepada team Afrakids, Fahma Nurika Aisyah, Febrian Shandy, Wahyu Awaludin, dkk yang memberikan dukungan dan semangat untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 10
Latar Belakang 10
Perumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 5
Manfaat Penelitian 5
Ruang Lingkup Penelitian 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
KERANGKA PEMIKIRAN 7
Kerangka Pemikiran Teoritis 7
Analisis Matriks SWOT 13
Analisis Pemasaran Online yang Efektif 13
Kerangka Pemikiran Operasional 15
METODE PENELITIAN 18
Lokasi dan Waktu Penelitian 18
Jenis Dan Sumber Data 18
Metode Pengumpulan data 18
Analisis Deskriptif 19
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) 19
Arsitektur Strategi 20
HASIL DAN PEMBAHASAN 20
Gambaran Umum Perusahaan 20
Analisis Lingkungan Usaha 21
Analisis Lingkungan Eksternal 27
Analisis Matriks SWOT 40
Langkah-langkah arsitektur strategi 55
Simpulan 60
Saran 61
DAFTAR PUSTAKA 61
DAFTAR TABEL
1 Produksi Buah-buahan di Beberapa Provinsi (Ton) 2013 1 2 Kekuatan dan Kelemahan UKM Bangnana Chips 29
3 Peluang dan Ancaman UKM Bangnana Chips 34
4 Analisis Matriks SWOT 40
5 Strategi Prioritas Pengembangan 57
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik proyeksi pengguna internet Indonesia 3
2 5 Kekuatan Porter 10
3 Analisis SWOT 13
4 Kerangka Pemikiran Operasional 17
5 Matriks SWOT 19
6 Struktur Organisasi UKM Bangnana Chips 21 7 Google Trends untuk kata kunci “Keripik Pisang” 23 8 Google Keyword Planner untuk kata kunci “Keripik Pisang” 23 9 Alur Produksi Pembuatan Keripik Pisang “Bangnana Chips” 26 10 Sertifikasi Google Partner Team Digital Bangnana Chips 30
11 Sertifikasi Halal MUI dan Dinkes P-IRT 31
12 Kegiatan Desa Quran 32
13 Bentuk Kemasan Bangnana Chips 33
14 Perkembangan Era Digital di Indonesia 35
15 Trend kata kunci bisnis kuliner di Indonesia 2010-2015 37 16 Trend kata kunci peluang usaha di Indonesia 2005-2015 38
17 Tahapan Alur Penjualan 42
18 Tampilan Halaman Pendaftaran Agen Bangnana Chips 42 19 Tampilan Iklan Gambar di Website Kaskus 43 20 Tampilan Iklan Gambar di Website Kompas 43
21 Iklan Berbayar Pencarian Google 44
22 Contoh Iklan Facebook Ads Bangnana Chips 45
23 Contoh Salah Satu E-mail Marketing 46
24 Optimasi Kata Kunci Pencarian Google 46
25 Logo Bangnana Chips 47
26 Foto Produk UKM Bangnana Chips 47
27 Materi Banner UKM Bangnana Chips 48
28 Brand Activation Bangnana Chips 49
29 Sosial Campaign Bangnana Chips 49
30 Kerangka sistem ERP Bangnana Chips 50
36 CRM Bangnana Chips dengan Member Area 55
37 Arsitektur Strategi Bangnana Chips 59
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian ini secara umum terbagi atas pertanian umum, seperti padi, perikanan, perkebunan, hortikultura, kehutanan, dan peternakan. Seiring perkembangan zaman, berbagai macam pembangunan di sektor pertanian makin meningkat dan saat ini pembangunan di subsektor hortikultura makin banyak dilakukan oleh pemerintah karena kebutuhan terhadap komoditas ini sangat tinggi. Selain itu, sektor pertanian di Indonesia masih memiliki banyak peluang, prospek yang cerah, dan belum banyak digali. Meskipun sekarang sektor industri lebih diutamakan, perkembangan sektor pertanian tidak lepas sebagai peran yang kokoh dalam pembangunan bangsa, terutama di bidang perekonomian (Badan Pusat Statistik, 2014).
Perekonomian yang tangguh harus didukung oleh sektor pertanian yang kokoh sehingga harus ada kerja sama antara bidang-bidang yang berkaitan. Salah satu sektor industri yang banyak bergerak adalah sektor pengolahan pangan atau dikenal dengan agroindustri. Menurut Soekartawi (2010), agroindustri mampu meningkatkan pendapatan para pelaku agribisnis, meningkatkan perolehan devisa, dan mendorong munculnya industri lain. Produk agroindustri yang memiliki daya tarik terhadap bahan baku yang melimpah, proses produksi yang mudah, bentuk produk dan permintaan yang tinggi adalah agroindustri berbahan baku pisang.
Ketersediaan tanaman pisang di Indonesia membuka peluang usaha yang cukup besar bagi masyarakat. Pisang tumbuh dengan subur di sebagian besar wilayah di Indonesia dan pisang juga merupakan tanaman yang cukup mudah ditemui. Sayangnya, pisang belum dianggap sebagai sumber usaha yang baik. Masyarakat Indonesia masih menganggap pisang hanya sebagai buah, tidak memberikan nilai tambah yang tinggi. Olahan pisang ini masih sebatas olahan tradisional dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sendiri (Nyu Hartini, 2010), padahal produksi pisang di provinsi besar di Indonesia sangat baik. Ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik berikut ini.
Tabel 1Produksi Buah-buahan di Beberapa Provinsi (Ton) 2013
Provinsi Manggis Nanas Pepaya Pisang
Sumatera Utara 12.336 228.136 27.757 342.298
Tabel di atas memperlihatkan bahwa produksi pisang di Indonesia menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan buah-buahan lain, seperti manggis, nanas, dan pepaya dengan jumlah produksi sebesar 3.694.427 ton. Hal ini menunjukkan bahwa peluang usaha pada komoditas pisang sangat potensial ditambah dengan pengembangan usaha olahan dari produk pisang tersebut. Negara produsen utama pisang di dunia adalah Ekuador, Kosta Rika, Panama, Filipina, dan Indonesia. Negara importir pisang terbesar di dunia adalah Amerika, Jepang, dan Uni Eropa. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pangsa impor negara-negara importir terus meningkat. Hal ini merupakan peluang pasar bagi Indonesia. Adapun beberapa jenis pisang, yaitu sebagai berikut.
1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak, yaitu Musa paradisiaca var sapientum, Musa nana atau disebut juga Musa cavendishii, Musa sinensis. Contoh pisang ini adalah pisang ambon, pisang susu, pisang raja, pisang cavendish, pisang barangan, dan pisang mas.
2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak, yaitu M. paradisiaca forma typica atau disebut juga M. paradisiaca normalis, misalnya pisang nangka, pisang tanduk, dan pisang kepok.
3. Pisang berbiji, yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya, misalnya pisang batu dan pisang klutuk.
4. Pisang yang diambil seratnya, misalnya pisang manila (abaca).
Berdasarkan penelitian (FAO, 2012), pisang mengandung potasium yang merupakan mineral penting untuk membantu menormalkan detak jantung. Zat-zat yang terkandung dalam pisang ini akan mengirimkan oksigen ke otak dan mengatur keseimbangan kelembapan dalam tubuh. Potasium dalam tubuh akan berkurang drastis ketika seseorang mengalami stres dan menyebabkan metabolisme tubuh meningkat secara drastis. Dengan memakan pisang, kadar potasium dalam tubuh akan menjadi seimbang.
Jika ditinjau lebih jauh, peluang konsumsi pisang dan daya belinya cukup besar. Dari data Susenas Badan Pusat Statistik (2011) pertumbuhan rata-rata konsumsi rumah tangga dalam hal konsumsi pisang mencapai 11,62% dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Hasil olahan pisang dapat dijual ke konsumen, baik di pasar tradisional, supermarket, maupun pedagang besar yang membutuhkan pisang untuk peluang bisnis. Sentra produksi pisang di Indonesia, seperti provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Barat, Jambi, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, dan NTB. Berbagai jenis pisang dapat kita jumpai, seperti pisang raja, pisang barangan, pisang jambe, pisang raja sere, pisang kapok, pisang bali, pisang mas, pisang lampung, dan sebagainya.
Menurut Zumrotun Solicha (2011) Ekspor pisang Indonesia ke luar negeri dari tahun 1999 sudah mencapai 77.472,68 ton dengan nilai US$14.073.670. Pada tahun 2000, volume ekspor menurun, sedangkan volume ekspor mengalami peningkatan pada tahun 2002 sebesar 512,27 ton atau senilai US$ 979.730. Menurut Biro Pusat Statistik, Indonesia menghasilkan sekitar 6.004.615 MT pisang di tahun 2008, kebanyakan dihasilkan di Jawa Barat. Jawa Timur menghasilkan 964.263 MT atau sekitar 16% hasil nasional di tahun itu.
secara perkebunan, tentunya dengan kemasan yang baik untuk diekspor. Seharusnya, dengan potensi pisang yang begitu besar, Indonesia banyak menghasilkan usaha kecil dan menengah, bahkan bisa menjadi industri pisang nasional. Salah satu strategi dalam mengembangkan usaha pada komoditas pisang adalah dengan penggunaan internet marketing. Pengembangan dengan internet marketing ini dapat membantu para pelaku usaha kecil maupun besar dengan biaya yang sangat murah.
Banyak perusahaan beranggapan bahwa mengaplikasikan internet marketing saja dapat memudahkan dan menambah value bagi produknya dan hal itu lebih murah dan efisien. Dampaknya terhadap penjualan akan besar jika banyak konsumen dan pelanggan yang berkunjung ke situs tersebut dan mengetahui merek yang sedang ditawarkan. Salah satu tujuan dari pemasaran yang efektif adalah mengenalkan keberadaan suatu produk kepada konsumennya secara luas dan membuat merek produk tersebut menjadi top of mind dalam benak konsumen dan menjadikannya brand preferences bagi konsumen saat hendak melakukan sebuah keputusan pembelian (Haryanto, 2009). Penggunaan internet marketing dirasa efektif dalam mengembangkan usaha olahan pisang di Indonesia. Selain itu, menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2014, user (pengguna) jasa layanan internet di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1 Grafik Proyeksi Pengguna Internet Indonesia
produk tersebut dan pada akhirnya memunculkan keputusan untuk mengonsumsi produk tersebut. (APJII, 2014)
Salah satu pengusaha UKM yang menjual makanan kering (camilan) berupa keripik pisang adalah Bangnana Chips. Tingginya permintaan akan olahan keripik pisang mengakibatkan usaha makanan camilan menjadi pilihan alternatif usaha yang semakin menarik perhatian sebagian besar pelaku usaha. Semakin banyaknya pengusaha dan perusahaan agribisnis yang bergerak dalam industri budidaya pisang menyebabkan semakin tingginya tingkat persaingan dalam industri makanan camilan yang membutuhkan input pisang segar. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak dalam industri ini harus memiliki strategi yang tepat agar dapat memperoleh keuntungan dan terus mempertahankan eksistensinya, terutama dengan penggunaan internet marketing.
Keripik pisang Bangnana Chips merupakan salah satu UKM yang menjual makanan camilan berupa keripik pisang dalam bentuk kemasan. Usaha ini terletak di Jl. Raya Cibaduyut No. 263, samping TVRI Bandung, Jawa Barat. UKM ini mulai melakukan usahanya sejak tahun 2012. Saat ini Bangnana Chips dihadapkan pada beberapa permasalahan internal dan persaingan yang semakin kompetitif. Oleh karena itu, untuk menjaga keberlangsungan usahanya, diperlukan penyusunan rencana dan strategi usaha yang andal dan efektif dalam mempertahankan pasar yang ada selama ini maupun meraih pasar baru yang menjadi peluang bagi usaha.
Perumusan Masalah
Potensi dan peluang perkembangan pertanian pada subsektor hortikultura, khususnya pada komoditas pisang, memiliki prospek yang baik dan telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Kemajuan perekonomian, pendidikan, peningkatan pendapatan, dan kesadaran masyarakat untuk kesehatan dan lingkungan menyebabkan permintaan terhadap komoditas dan olahan pisang semakin meningkat dan hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap permintaan pisang dan olahan pisang yang diusahakan pada makanan ringan, seperti keripik pisang.
Penggunaan brand Bangnana Chips ini menyasar segmen menengah dan saat ini mayoritas konsumen keripik pisang Bangnana Chips adalah mahasiswa, pekerja, dan ada juga yang berasal dari masyarakat sekitar. Setiap hari Bangnana Chips mampu menjual keripiknya sampai 300 pcs perhari dan hal itu hanya dari pelanggan dan agen-agennya secara online.
marketing sebagai strategi pengembangan usaha keripik pisang ini membahas dan mengurai permasalahan sebagai berikut :
1. Apa sajakah faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi keripik pisang Bangnana Chips?
2. Apa sajakah faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi keripik pisang Bangnana Chips?
3. Apa rekomendasi alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh keripik pisang Bangnana Chips dan rancangan internet marketing-nya?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pemaparan dari latar belakang dan perumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, antara lain sebagai berikut.
1. Menganalisis faktor-faktor lingkungan internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan bagi keripik pisang Bangnana Chips.
2. Menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman bagi keripik pisang Bangnana Chips.
3. Menyusundan merekomendasikan alternatif strategi pengembangan UKM Bangnana Chips dan rancangan internet marketing yang dapat dijalankan oleh UKM Bangnana Chips.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun strategi pengembangan bisnis perusahaan dimasa mendatang. Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan bahan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan studi strategi pengembangan usaha.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terdiri atas identifikasi kondisi internal dan eksternal UKM Bangnana Chips, seperti identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi UKM Bangnana Chips. Selain itu, ada pula analisis formulasi strategi alternatif dalam pengembangan usaha UKM Bangnana Chips. Alat analisis yang digunakan, yaitu analisis internal, matriks SWOT, dan arsitektur strategi dan rancangan internet marketing. Meskipun terdapat beberapa kelemahan, diharapkan penelitian ini tetap memiliki esensi yang sesuai dan menghasilkan simpulan yang akurat dan manfaat yang besar bagi banyak pihak.
TINJAUAN PUSTAKA
penelitian terdahulu dengan topik yang akan diteliti agar tidak terjadi pengulangan dan dapat mencadi acuan.
Kurniawan (2008), melakukan analisa strategi pengembangan usaha bunga potong krisan pada Loka Farm. Penulis menggunakan matriks IE dan SWOT dalam tahapan matching stage. Pada tahapan tersebut didapatkan beberapa strategi yang fokus pada kegiatan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Untuk menentukan prioritas strategi berdasarkan waktu, peneliti menggunakan road map strategi. Rancangan road map tersebut dibagi dalam tiga tahap yaitu persiapan menuju tahap pengembangan, pengembangan usaha, dan mempertahankan usaha Loka Farm akan tetapi dalam road map tidak dijelaskan rentang waktu dan impelementasi strategi yang diterapkan.
Wahyudi (2011), melakukan analisa strategi pengembangan usaha rangkaian tanaman hias kreatif pada “creative shop” di Desa Babakan, Kabupaten Bogor. Alat bantu yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE dan memetakan posisi perusahaan dengan matriks SWOT, matriks QSP dan Arsitektur Strategik untuk mendapatkan alternatif strategi. Strategi yang paling sesuai untuk dilakukan strategi intensif yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk dan memalui matriks SWOT dan QSP diperoleh sembilan strategi berdasarkan prioritas yang dapat dijalankan oleh perusahaan dan dapat menerapkan semua strategi yang diterjemahkan dalam bentuk program kegiatan berdasarkan prioritas waktu pelaksanaan untuk mengembangkan perusahaan. Hasil dari penelitian adalah perusahaan memiliki 10 kekuatan dan 10 kelemahan dan memberikan rekomendasikan untuk tumbuh dan berkembang dengan strategi intensif dan integratif.
Pertumbuhan Internet saat ini sudah mencapai hampir sepertiga dari populasi masyarakat yang ada di dunia (Sagan dan Leighton, 2010). Perkembangan teknologi informasi Internet dimulai dari kemunculan Web 1.0, yang bersifat media statis informasi satu arah, kemudian Web 2.0 yang bersifat dinamis dan interaktif, dan kini memasuki era Social Media. (Berthon, Pitt, Plangger, dan Shapiro, 2012).
Dalam bidang internet marketing, berdasarkan penelitian American City Business Journal (Howard, 2002 - Howard, Caroline (2002). Winning the Net Game, Irvine, CA: Entrepreneur Press) bisnis kecil menengah yang menggunakan media internet sebagai alat marketing memiliki tingkat pertumbuhan 46% lebih cepat dibandingkan dengan bisnis yang tidak menggunakan internet.
Penggunaan internet marketing pada bisnis memberikan perpsektif baru dalam hal jalur distribusi dan penjualan produk (Pitt, Berthon, and Berthon, 1999). Beberapa karakteristik yang bisnis yang didukung dengan penggunaan internet marketing antara lain memberikan kenyamanan belanja (Coughlan, Anderson, Stern, and El-Ansary, 2001) di mana pelangan bisa berbelanja tanpa harus datang langsung ke toko. Selain itu, jangkauan pasar pada media internet tidak memiliki batas area lokasi. Sebuah bisnis bisa memasarkan produknya ke berbagai tempat di belahan bumi manapun dengan bantuan format digital dalam bentuk foto, kata-kata, dan video (Pitt, Berthon, and Berthon, 1999).
dapat menjadi pilihan dalam mengelola hubungan pelanggan secara efektif dengan menggunakan data-data yang tersedia melalui dukungan teknologi informasi (Ko, Kim, Myungsoo, dan Woo, 2007). Dengan menggunakan CRM, perusahaan dapat mengoptimalkan pelanggan yang sudah ada agar dapat lebih meningkatkan pendapatan perusahaan (Baharudin, 2010).
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis Manajemen Strategis
Strategi banyak digunakan untuk waktu jangka panjang dalam menjalankan serangkaian kegiatan baik dalam hal bisnis untuk memenangkan kompetisi. Pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan perencanaan strategis ini adalah bagian dari manajemen strategis.
Menurut David (2009) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Fokus dari manajemen strategi dengan mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian atau pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi, dengan harapan dapat mengeksploitasi dan menciptakan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang.
Menurut David (2009) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah besar. Selain itu, strategi mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan.
Pearce dan Robinson (2007) menyatakan bahwa manajemen strategi juga menjelaskan kaitan yang erat antara keputusan-keputusan yang bersifat strategis yang dihadapi suatu perusahaan terhadap isu-isu strategis yang berkembang. Adapun dimensi-dimensi keputusan tersebut terhadap isu strategis adalah:
1. Isu strategis membutuhkan keputusan dari manajemen puncak. Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis mencakup beberapa bidang operasi suatu perusahaan, sehingga sangat dibutuhkan keterlibatan manajemen puncak. 2. Isu strategis membutuhkan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar. Hal
ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis menuntut alokasi SDM, aset, fisik, atau dana besar yang harus diperoleh dari sumber-sumber internal ataupun dari sumber-sumber diluar perusahaan.
dirinya pada suatu strategi tertentu, citra dan keunggulan bersaingnya dikaitkan dengan strategi tersebut.
4. Isu strategi berorientasi ke masa depan. Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis didasarkan pada apa yang diramalkan oleh manajer, bukan pada apa yang mereka ketahui.
5. Isu strategis biasanya mempunyai konsekuensi multifungsional. Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategi mempunyai implikasi yang kompleks bagi sebagian besar kegiatan perusahaan.
Pentingnya manajemen strategis ini digunakan sebagai alat bantu utama dalam proses pengambilan keputusan manajerial. Membantu pemimpin dan organisasi dalam menentukan langkah-langkah dan pengolahan sumber daya secara sistematis, logis, dan rasional.
Strategi Pengembangan Usaha
Menurut Husnan dan Suwarsono (2000) struktur formal organisasi menunjukkan masing-masing bagian dan anggota dalam organisasi tersebut, kedudukan dan hubungan mereka satu sama lain. Dalam struktur organisasi lini garis kewenangan hanya satu, sederhana dan jelas serta bergerak dari manajemen puncak ke setiap personel di bawahnya pada organisasi. Organisasi berdasarkan fungsi menyatukan dalam suatu departemen orang-orang yang menjalankan pekerjaan yang sama atau saling berhubungan. Manajemen kemudian mengembangkan strukur organisasi dengan menggariskan berbagai tanggung jawab, wewenang, pelaporan karyawan, yang bertugas membantu mengembangkan dan melaksanakan berbagai rencana untuk mencapai tujuan bisnis. Tanggung jawab adalah kewajiban (obligation) untuk mengawasi penyelesaian tugas, diatur menurut perjanjian (bersifat mengikat). Wewenang adalah hak untuk memerintah atau memaksa orang lain melakukan sesuatu, memungkinkan pemberian perintah kepada orang lain agar dilaksanakan secara eksplisit. Wewenang diperoleh dari sumber akhir tanggung jawab. Pelaporan (accountability) berhubungan dengan keadaan seseorang di mana dia bisa diminta “pelaporan” sehubungan dengan prestasi kerjanya, berkaitan dengan imbalan bagi perilaku yang baik atau hukuman bagi perilaku yang merugikan.
Analisis Lingkungan Eksternal
Pada lingkungan eksternal merupakan suatu faktor di luar perusahaan yang berpengaruh terhadap tindakan dan pilihan yang akan diambil. Perusahaan akan dihadapkan pada lingkungan yang dinamis dan berubah cepat dengan interaksi yang kompleks. Menurut Pearce dan Robinson (2007) ada beberapa faktor eksternal yang mempengaruhi yaitu, lingkungan jauh dan lingkungan industri. Lingkungan Jauh
Lingkungan jauh ini biasanya terdapat diluar dan terlepas dari perusahaan. Beberapa faktor utama yang biasa diperhatikan diantaranya faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi, dan faktor ekologi.
1. Faktor Ekonomi
strategiknya setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen yang mempengaruhi industrinya. Beberapa faktor yang perlu dicermati seperti, ketersediaan kredit, tingkat suku bunga, tingkat penghasilan yang dapat dibelanjakan, serta kecenderungan belanja masyarakat, dan laju inflasi.
2. Faktor Sosial
Kondisi sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan diantaranya kepercayaan, nilai, sikap, opini, dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, yang berkembang dari pengaruh kultural, ekologi, agama, pendidikan, dan etnik. Terjadinya perubahan pada kondisi sosial yang lebih bersifat dinamis ini akan berdampak pada kondisi perusahaan, sehingga hal ini perlu diperhatikan dan diantisipasi dengan lebih bijak. Karena sifat konsumen yang selalu ingin memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
3. Faktor Politik
Kegiatan politik memberikan pengaruh kepada perusahaan untuk dapat menentukan arah dalam merumuskan strategi perusahaan. Politik dibentuk oleh badan pemerintah dan kelompok tertentu dalam membatasi aktivitas dari perusahaan. Beberapa kendala politik dikenakan pada perusahaan tentang perdagangan yang adil, program kepajakan, dan hal lainnya yang bersifat melindungi pekerja, konsumen, masyarakat umum, dan lingkungan.
4. Faktor Teknologi
Teknologi yang berkembang pesat pada bidang bisnis dapat menciptakan produk baru, penyempurnaan pada produk yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam tehnik produksi dan pemasaran. Terobosan teknologi ini akan mendorong adanya inovasi, sehingga perusahaan perlu mewaspadai perubahan teknologi. Perusahaan harus cermat melihat harga teknologi yang akan diadopsi, waktu keusangan teknologi, dan kecepatan transfer oleh para pekerjanya.
5. Faktor Ekologi
Faktor terakhir yang mempengaruhi lingkungan jauh adalah ekologi. Ekologi mengacu pada hubungan antara manusia dan mahkluk hidup lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukungnya. Bisnis sekarang memikul tanggung jawab untuk meniadakan hasil sampingan beracun dari proses manufaktur yang dilakukan.
Lingkungan Industri
Ancaman Pendatang Baru
Pendatang yang baru akan membawa kapasitas baru untuk merebut pasar, sehingga memerlukan sumberdaya yang cukup besar. Pada kondisi ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada. Ada enam sumber utama hambatan masuk, diantaranya:
1. Skala Ekonomi
Modal yang besar akan menjadi penghalang bagi perusahaan baru yang akan masuk. Skala ekonomis ini berfungsi sebagai perintang dalam distribusi, penjualan, dan pendanaan.
2. Diferensiasi Produk
Bagi perusahaan baru yang akan memasuki pasar memerlukan modal yang besar untuk merebut hati konsumen yang loyal. Seperti image pada suatu merek tertentu yang sudah melekat dihati konsumen akan sulit dihapuskan dan digantikan dengan merek lainnya.
3. Kebutuhan Modal
Keharusan dalam menanamkan sumber daya keuangan yang besar dapat menimbulkan hambatan terutama ketika modal tersebut tidak akan kembali seperti, iklan rintisan (baru). Modal dibutuhkan tidak hanya fasilitas tetapi juga untuk penutup kerugian awal.
4. Biaya Peralihan
Bagi perusahaan yang sudah ada mungkin telah memiliki keunggulan biaya dibandingkan dengan perusahaan yang baru datang. Adakalanya keunggulan biaya diperoleh dari hak paten suatu produk.
5. Akses ke Saluran Distribusi
6. Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah ini dapat membatasi pendatang baru dengan pembatasan akses ke bahan baku. Industri-industri yang diregulasi seperti minuman keras.
Pemasok yang Kuat
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawar dengan mangatur harga atau menurunkan kualitas produk yang dijualnya. Kekuatan setiap pemasok bergantung pada sejumlah situasi pasar dan tingkat kepentingan terhadap penjualan atau pembeliannya dalam industri.
Pembeli yang Kuat
Pembeli memberikan peran yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup dan perkembangan perusahaan. Setiap pembeli mengharapkan produk dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau, tetapi sebaliknya untuk perusahaan menjual produknya dengan harga yang optimal dan memperoleh kentungan yang sebesar-besarnya. Pembeli dapat juga menekan harga dan mengadu domba sesama anggota industri. Pembeli yang memiliki posisi tawar yang kuat apabila, pembeli terkonsentrasi atau membeli dalam jumlah (volume) besar, produk yang dibeli dari industri bersifat standar atau tidak terdeferensiasi, produk yang dibeli dari industri merupakan komponen penting dari produk pembeli, pembeli menerima laba yang rendah, produk industri tidak penting bagi kualitas produk atau jasa pembeli, produk industri tidak menghasilkan penghematan bagi pembeli, dan pembeli memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi balik.
Produk Subtitusi
Produk pengganti perlu diperhatikan terutama dari kualitas yang dapat menandingi produk lama sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Produk dengan inovasi yang mampu memberikan nilai tambah dan manfaat yang lebih besar akan mampu masuk ke pasar dengan lebih mudah.
Persaingan diantara para anggota industri
Terjadinya persaingan antar anggota industri dengan cara persaingan harga, introduksi produk, dan perang iklan. Oleh karena itu diperlukan pemusatan segmentasi pasar yang tepat untuk mengurangi dampak persaingan industri. Analisis Lingkungan Internal
Faktor Manajemen dan Sumber Daya Manusia
Fungsi manajemen terdiri dari fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi pemotivasian, fungsi penempatan staf, dan fungsi pengendalian (controlling). Pada aktivitas perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan.
a. Proses perencanaan harus melibatkan manajer dan karyawan di seluruh organisasi karena kegiatan pada proses ini meliputi meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan kebijakan. b. Pengorganisasian meliputi semua aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur dan hubungan wewenang. Bidang spesifikasi termasuk desain organisasi, spesialisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, dan analisis pekerjaan. Tujuan dari pengorganisasian adalah mencapai usaha terkoordinasi dengan menetapkan tugas dan hubungan wewenang.
c. Pemotivasian merupakan proses mempengaruhi orang untuk mencapai sasaran tertentu. Merupakan usaha yang diarahkan untuk membentuk tingkah laku manusia.
d. Penempatan staf atau disebut juga manajemen personalia dan manajemen sumberdaya manusia mencakup berbagai aktivitas seperti perekrutan, pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, penelitian, pengembangan, pemeliharaan, pengevaluasian, pemberian imbalan (penggajian), pendisiplinan, pengangkatan (promosi), pentransferan, penskorsan, dan pemecatan karyawan sekaligus pengelolaan hubungan dengan serikat pekerja.
e. Pengendalian merujuk pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan hasil yang telah direncanakan.
Faktor Pemasaran
Pemasaran sebagai suatu kegiatan dalam perekonomian yang membantu menciptakan nilai ekonomi untuk menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting untuk menciptakan nilai tersebut berdasarkan produksi, pemasaran, dan konsumsi. Kegiatan ini dapat dianalisis dari fungsi dasar pemasaran, yaitu analisis produk/jasa, penetapan harga, promosi, dan tempat.
Faktor Keuangan
Pada faktor keuangan melakukan analisis dari sisi keuangan yang telah dilaksanakan perusahaan, penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi penting untuk merumuskan strategi secara efektif.
Faktor Produksi atau Operasi
Faktor Penelitian dan Pengembangan
Anggaran litbang diarahkan pada pengembangan produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya, memperbaiki mutu produk, memperbaiki proses manufaktur untuk mengurangi biaya.
Faktor Sistem Informasi Manajemen
Kekuatan dan kelemahan organisasi perusahaan dapat dilihat dari kemampuannya dalam menerapkan sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan hardware, software, model analisis dan database komputer untuk memperbaiki pemahaman fungsi bisnis.
Analisis Matriks SWOT
Melalui matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) manajemen dapat mencocokkan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan internalnya untuk menghasilkan empat rangkaian alternatif strategi. Matriks SWOT dapat diaplikasikan baik oleh perusahaan bisnis tunggal maupun multibisnis dan bahkan untuk unit bisnis (Hunger dan Wheelen, 2001).
Pertama kali Matriks SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk merancang analisis strategi suatu perusahaan. Cara yang paling umum adalah dengan memanfaatkannya sebagai sumber kerangka kerja yang logis untuk mengarahkan perusahaan dalam rangka pengambilan keputusan yang strategis berdasarkan situasi dan kondisi serta pertimbangan lain yang dihadapi perusahan. Dalam matriks SWOT, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan akan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Gambar 3 Analisis SWOT
Analisis Pemasaran Online yang Efektif SEO (Search Engine Optimisation)
Istilah Dalam SEO :
a) Traffic: Pengunjung yang datang ke website kita
b) Traffic Generation: Cara menghasilkan traffic atau mendatangkan pengunjung
c) SEO:Search engine optimization atau optimasi mesin pencari
d) Keyword Research:Penelitian kata kunci atau kadang disebut riset pasar
e) Backlink/incoming links/inbound links/inlinks/inward links: link dari website lain ke website lainnya, misal ada link yang bisa diklik dari twitter.com lalu saat diklik masuk ke kaskus.co.id, berarti Kaskus memiliki backlink dari twitter
f) Tools: Alat yang cenderung disamakan dengan software g) Monetizing: Cara menghasilkan uang atau model bisnis
h) Konversi: Tingkat perubahan, biasanya dihubungkan dengan perubahan dari traffic menjadi sales (penjualan). Contohnya, jika traffic adalah 10.000 views dan sales nya adalah 100, maka konversinya 1%
i)Hosting: Server atau komputer di dunia maya untuk menampung domain/website atau data-data lainnya
Facebook Marketing
Facebook Marketing merupakan segala macam pemasaran atau promosi yang dilakukan melalui Facebook baik dengan berbayar maupun tidak berbayar. Facebook Ads
Facebook Ads merupakan jasa periklanan berbayar yang disediakan oleh Facebook. Facebook merupakan sosial media terbesar pertama di dunia dengan jumlah pengguna total 1,5 miliar pengguna. Facebook Ads ini biasanya tampil pada sisi sebelah kanan halaman beranda atau profil Facebook, dan untuk saat ini facebook sudah menyediakan lokasi iklan baru yaitu berupa postingan FanPage di beranda.
Facebook Fanpage
Facebook Pages membantu bisnis, organisasi, dan merek berbagi cerita dan berhubungan dengan orang. Facebok Fanpage ini bentuknya seperti profil yang dapat menyesuaikan Pages dengan posting cerita, peristiwa, foto, menambahkan acara, dan banyak lagi. Orang yang sudah LIKE/SUKA Halaman Fanpage, bisa mendapatkan update di halaman berita mereka.
Reach
Jumlah orang yang menerima tayangan dari pos Halaman. Jangkauan mungkin kurang dari tayangan sejak satu orang dapat membuat beberapa tayangan.
Twitter Marketing
Google Marketing
Semua metode pemasaran online yang menggunakan medium Google. Saat ini Google memiliki banyak cara untuk melakukan proses marketing mulai dari yag organik sampai yg berbayar. Marketing Organik ini biasa disebut dengan istilah SEO yang dilakukan dengan pembuatan artikel artikel yang terkait dengan kata kunci yang banyak orang cari, sehingga saat orang mencari kata kunci tertentu, maka dia akan melakukan proses pencarian di google dan menemukan artikel yang telah dibuat. Dampaknya pencari akan mengunjungi website pembuat artikel, dan akan terjadi proses marketing dan sales. Marketing berbayar dari googlepun juga ada, yang bentuknya Google Search Network, Google Display Network, dan Youtube Video Ads.
GSN
Google Search Network (Jaringan Pencarian Google) adalah media periklanan dari Google yang bertujuan untuk tampil di halaman pertama google sehingga ketika ada orang yang mencari kata kunci tertentu, dapat memilih website yang memasang iklan google melalui GSN
GDN
Google Display Network (Jaringan Display Google) adalah media periklanan dari Google yang bertujuan untuk menampilkan gambar atau banner dalam sebuah media media online partners google yang berdampak pada awareness (pengenalan) gambar brand yang memasang iklan melalui GDN sehingga penjualan akan meningkat.
Email Marketing
Metode pemasaran online dengan menggunakan email dari calon konsumen ataupun konsumen loyal dari suatu perusahaan. Email marketing ini akan bersifat sangat bagus ketika memiliki banyak daftar email target konsumen yang akan ditawarkan produk / jasa, sehingga berdampak pada proses pemasaran yang efektif dan efisien.
BBM Marketing
Metode pemasaran dengan menggunakan medium BBM (Blackberry Messanger). Pengguna BBM di Indonesia sangat tinggi, sehingga dengan menggunakan BBM marketing, dapat meningkatkan penjualan secara signifikan. Dengan semakin banyak jumlah list BBM, maka peluang terjadinya penjualan akan semakin besar dan apabila dikelola dengan pelayanan yang bagus, akan meinimbulkan kepercayaan penjual dan keberlanjutan pembelian.
Kerangka Pemikiran Operasional
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini dimulai dari hal yang paling mendasar yang harus diketahui yaitu visi, misi dan tujuan yang dicita-citakan oleh sang pemilik usaha.
tujuan usaha, data yang digali adalah sejarah usaha, kegiatan perusahaan, keadaaan lingkungan internal dan eksternal usaha. Khusus penggalian informasi kegiatan dan keadaan internal dilakukan dengan wawancara dan eksplorasi lapangan kepada pengelola UKM Bangnana Chips. Dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, sebuah organisasi usaha seringkali menghadapai suatu permasalahan, begitu juga dengan UKM Bangnana Chips sebagai usaha yang bergerak di bidang makanan memiliki beberapa permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan aktivitas usahanya. Permasalahan yang dihadapi meliputi banyaknya kompetitor yang mulai ekspansi di bidang marketing, infrastruktur digital yang belum rapi dan sistematis, sistem CRM (Customer Relationship Management) yang belum terkontrol, selain itu dalam mengontrol permintaan yang semakin meningkat, strategi marketing UKM Bangnana Chips perlu dipolakan sehingga sesuai dengan kemampuan dan target produksi usaha.
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional Visi dan Misi Organisasi
UKM Bangnana Chips
Identifikasi Permasalahan
Strategi Pengembangan Usaha
Tahap1: Tahap Input Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal
perusahaan melalui wawancara.
Tahap 2: tahap pencocokan Analisis SWOT
Tahap 3: Keputusan Arsitektur Strategi
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan tempat Keripik Pisang Bangnana Chips yang terletak di Jalan Cibaduyut Bandung. Waktu dilakukan pada bulan Maret 2015, Untuk pemilihan lokasinya dilakukan dengan pertimbangan UKM Bangnana Chips ini merupakan usaha mikro yang potensial untuk dikembangkan lebih besar lagi usahanya.
Jenis Dan Sumber Data
Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode pengolahan data secara kualitatif, kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menyusun sasaran yang merupakan prioritas bagi perusahaan. Adapun alat bantu analisis yang digunakan adalah Analisis Internal, Matriks SWOT dan Arsitektur Strategi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan pengamatan (observasi) usaha secara langsung.
Data sekunder diperoleh dari laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan restoran. Data penunjang lainnya didapat dari buku-buku yang terkait dengan topik penelitian, situs internet, artikel, penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan perbandingan serta kumpulan informasi dari instansi-instansi yang terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung.
Metode Pengumpulan data
dan mencari referensi informasi dari internet dan juga studi pustaka melalui referensi buku sebagai acuan teori dan bahan penulisan skripsi ini
Data sekunder diperoleh dari hasil studi pustaka dan literatur, artikel, skripsi terdahulu, Dinas Perindustrian dan perdagangan Kota Bandung, dan segala sumber informasi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh gambaran profil UKM Bangnana Chips. Aspek yang dianalisis meliputi karakteristik usaha yang ditekuni, ditinjau dari aspek proses bisnis internal dan aspek lingkungan eksternal.
Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT)
Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Matriks SWOT) merupakan alat yang penting untuk membantu manajemen mengembangkan empat tipe strategi, yaitu SO (Strengths-Opportunities), WO (Weaknesses-Opportunities), ST (Strengths-Threats), dan WT (Weaknesses-Threats). Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi SWOT adalah taktik defensif yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal.
Sumber: David (2009) Gambar 5. Matriks SWOT
Masing-masing strategi yang terdapat pada matriks SWOT tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada diluar perusahaan.
2. Strategi WO (Weaknesses-Opportunities)
Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.
3. Strategi ST (Strengths-Threats)
Strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
4. Strategi WT (Weaknesses-Threats)
Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman.
Adapun langkah-langkah dalam membentuk matriks SWOT yaitu : (1) Menentukan faktor kekuatan internal organisasi, (2) Menentukan faktor-faktor kelemahan internal organisasi, (3) Menentukan faktor-faktor-faktor-faktor peluang eksternal organisasi, (4) Menentukan faktor-faktor ancaman eksternal organisasi, (5) Menyesuaikan kekuatan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi S-O, (6) Menyesuaikan kelemahan internal dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi W-O, (7) Menyesuaikan kekuatan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi S-T, (8) Menyesuaikan kelemahan internal dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi W-T. Tujuan pada tahap pencocokan ini adalah untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak bagi perusahaan. Oleh karena itu, tidak semua strategi yang dikembangkan dalam matriks SWOT akan dipilih untuk diimplementasikan.
Arsitektur Strategi
Pada penelitian ini, input bagi arsitektur strategi diperoleh dari hasil identifikasi visi, misi, tujuan perusahaan, tantangan yang merupakan titik fokus dari hasil analisis lingkungan perusahaan, dan sasaran yang bersifat kuantitatif, serta alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis matriks SWOT yang kemudian dijabarkan lebih rinci dalam bentuk program untuk diimplementasikan dalam rentang waktu tertentu. Rentang waktu yang digunakan dalam arsitektur strategi tidak memiliki standar baku tertentu, hanya disesuaikan dengan kebijakan maupun keputusan perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Rentang waktu yang digunakan UKM Bangnana Chips untuk mengimplementasikan arsitektur strategi adalah lima tahun. Pemilihan rentang waktu tersebut mempertimbangkan kondisi UKM Bangnana Chips yang diperoleh dari manajemen dan disesuaikan dengan rencana strategis, visi, misi, dan tujuan UKM Bangnana Chips.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Seiring berjalannya waktu, dengan rekam jejak penjualan Bangnana Chip semakin membaik, tahun 2014 UKM berhasil mengembangkan penjualannya dengan cepat karena rasa keripiknya yang khas.
Saat ini UKM Bangnana sedang melakukan pembangunan pabrik untuk menambah kapasitas produksi karena permintaan pasar yang cukup besar, selain itu saat ini Bangnana Chips sedang mencari agen – agen di tiap kota, sehingga terjamin keberlangsungan bisnisnya.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi adalah suatu pernyataan singkat yang merupakan tujuan jangka panjang suatu perusahaan atau organisasi yang mampu menggambarkan bentuk atau jati diri yang dijalankan. Menurut Wibisono (2006), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Sedangkan, misi merupakan deklarasi sikap dan pandangan. Jadi, perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya
Visi UKM Bangnana Chips adalah menjadi perusahaan makanan khas Indonesia. Visi besar ini diterjemahkan dalam beberapa misi untuk bisa mencapai visi tersebut. Misi UKM Bangnana Chips adalah fokus pada kepuasan konsumen, berorientasi pada pengembangan pelayanan, berinovasi tanpa henti dan menjadi makanan yang baik untuk para konsumennya.
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 6 Struktur Organisasi UKM Bangnana Chips Analisis Lingkungan Usaha
Analisis lingkungan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen UKM Bangnana Chips strategis yang bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri.
CEO Bangnana Chips
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam perusahaan serta berpengaruh langsung terhadap arah dan tindakan perusahaan. Analisis lingkungan internal organisasi adalah analisis berdasarkan faktor – faktor yang berasal dari dalam organisasi dan umumnya dapat dikendalikan oleh manajemen organisasi.
Manajemen
Dilihat dari fungsi manajemen, UKM Bangnana Chips telah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pemberian materi dan arahan pada setiap elemen pendukungnya. Fungsi manajemen dikelola dengan cara sederhana karena masih dalam tahap pengembangan dan penyesuaian dengan kemampuan pegawai UKMBangnana Chips masih tergolong sederhana, tetapi sudah mulai ditanamkan budaya organisasi yang fleksibel, dinamis dan profesional. Pemberian motivasi anggota/karyawan UKM Bangnana Chips dilakukan dengan dua hal: 1) Pertama, yaitu motivasi melalui penghargaan (apresiasi) atau kritik. 2) Kedua, adalah pemberian motivasi berupa materi atau berbentuk bonus.
a. Perencanaan
Perencanaan produksi yang dilakukan UKM Bangnana Chips berupa penentuan jumlah produksi. Perencanaan produksi dilakukan oleh pemilik dan manajer produksi. Sedangkan perencanaan marketingnya dilakukan dengan menggunakan internet marketing dan digital branding.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian dan deskripsi pekerjaan telah dijalankan dengan cukup baik oleh UKM Bangnana Chips, sehingga pemilik dan karyawan sudah mengerti dengan tugasnya dan dapat diminta pertanggungjawabannya. c. Pemberian Materi dan Motivasi
Pemberian motivasi dan materi pada perusahaan UKM Bangnana Chips sudah cukup baik karena karyawan sudah cukup mahir dalam digital marketing dan memproduksi keripik pisang yang sesuai dengan SOP yang ada.
d. Pengelolaan Staf
UKM Bangnana Chips menerapkan sistem perekrutan secara sosial kepada warga sekitar. Karena tujuan awal didirikannya usaha ini untuk mensejahterakan warga sekitar Desa Cibaduyut. Meskipun begitu, peraturan perizinan dan sanksi harus dilakukan secara jelas dan tertulis agar meminimalisir pelanggaran yang dilakukan dan meningkatkan rasa menjaga dan memilki.
e. Pengendalian
Pemasaran
Aspek pemasaran terkait dengan komponen – komponen strategi pemasaran seperti segmenting, targeting, dan positioning. Analisis segmenting UKM Bangnana Chips dilakukan dengan menggunakan tools online, salah satu tools online yang dipakai untuk mengetahui trend pasar di Indonesia adalah “Google Trends” dan “Google Keyword Planner”
Gambar 7 Google Trends untuk kata kunci “Keripik Pisang”
Pisang di Indonesia sudah dapat manajemen ketahui. Melihat data riset tersebut maka diperlukan strategi pemasaran internet marketing dengan membuat insfrastruktur digital yang dapat menjangkau target pasar UKM Bangnana Chips secara efisien dan efektif. Infrastruktur digital tersebut harus bisa mencatat kegiatan online sehingga menghasilkan analisis digital yang akan dijadikan pedoman dalam penentuan strategi marketing selanjutnya.
Keuangan
Modal awal yang ditanamkan dalam UKM Bangnana Chips adalah dana pribadi pemilik sebesar Rp. 20.000.000. Pada tahun 2013, Bangnana Chips mendapatkan bantuan berupa peralatan produksi sebesar Rp.42.000.000. Pada tahun yang sama, perusahaan juga mendapatkan bantuan dari Lomba wirausahawan muda sebesar Rp.14.000.000 untuk pengembangan skala produksi. Saat ini UKM Bangnana Chips telah memiliki investor yang siap menopang kebutuhan financial, sehingga permodalan bukan menjadi masalah untuk pengembangan usaha.
Sistem pencatatan keuangan dilakukan secara harian dan memiliki laporan bulanan. Pengelolaan keuangan dilakukan bagian keuangan yang telah melakukan pencatatan keuangan yang cukup rapi. Pencatatan keuangan ini akan sangat berguna untuk mendukung kesuksesan dan perkembangan usaha UKM Bangnana Chips. Pencatatan keuangan terbilang masih sederhana dengan menggunakan alat hitung dari Excel dan belum menggunakan software keuangan yang bagus.
Produksi
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh UKM Bangnana Chips mencakup pengadaan bahan baku berupa pisang yang didapatkan dari pemborong, pengupasan pisang dan pencucian pisang, perajangan pisang dengan mesin, quality control, pengepakan, dan penempelan label.
Proses pembuatan keripik pisang Bangnana Chips, dengan menggunakan mesin yang sederhana. Dan kapasitas maksimal produksi keripik pisang Bangnana Chips adalah 2000 pcs per minggu.
Berikut adalah data peralatan yang digunakan dalam proses produksi keripik pisang Bangnana Chips.
1) Mesin Perajang , 2) Baskom, 3) Sarung Tangan Proses Goreng Pisang
1) Kompor, 2) Penggorengan Proses Penirisan
Proses Flavouring
1) Mesin mixing, 2) Flavour 3) Baskom Proses Pengemasan
1) Mesin Seal, 2) Kemasan, 3) Kardus
Alur Proses Pembuatan Keripik Pisang Bangnana Chip
QC
QC
QC
QC
QC
QC Pengadaan Bahan Baku
Pengupasan Pisang
Perajangan Pisang Pencucian Pisang
Proses Goreng Pisang
Gambar 9 Alur Produksi Pembuatan Keripik Pisang “Bangnana Chips” Pada proses produksi keripik pisang, UKM Bangnana Chips sangat memperhatikan quality control. Hal ini ditunjukan dengan adanya enam kali proses quality control, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas ini menjadi keunggulan UKM Bangnana Chips sehingga menjadi salah satu keripik pisang yang disukai masyarakat. Keunggulan lain dari keripik pisang UKM Bangnana Chips terdapat pada variasi rasa yaitu original, balado, keju dan cokelat.
Proses produksi keripik pisang Bangnana Chips saat ini dikerjakan dengan 5 orang dan saat ini masih berjalan dengan baik. Selain proses produksi yang diperhatikan, faktor lain yang berpengaruh pada proses produksi adalah iklim yang mendukung, bahan baku yang dekat, transportasi yang tersedia, bahan pendukung yang terjangkau. Ukuran tempat produksi untuk melakukan kegiatan usaha ini sampai 1000 m2. Dengan lahan yang tidak terlalu luas tersebut, UKM Bangnana Chips dapat memanfaatkannya menjadi sebuah usaha yang menghasilkan sekaligus dapat memberdayakan masyarakat setempat.
Sumber Daya Manusia
Saat ini sumberdaya manusia yang dimiliki oleh UKM Bangnana Chips 23 orang, yang terdiri dari satu orang pemimpin perusahaan, 5 orang bagian manajemen dan strategi , 3 orang bagian digital marketing, serta 15 orang bagian produksi.
Pada bagian manajemen dan strategi ini, setiap orang memiliki kemampuan yang menunjang untuk melakukan proses bisnis seperti kemampuan digital marketing, analisis landscape digital, produksi, keuangan, dan kepemimpinan SDM. Sedangkan tingkat pendidikan untuk bagian produksi tidak menjadi tolak ukur bagi pihak UKM Bangnana Chips dalam merekrut karyawannya. Hal ini disebabkan tenaga kerja yang dimiliki adalah dari kalangan masyarakat kurang mampu dan putus sekolah dengan tujuan sosial, yaitu memberdayakan masyarakat yang ada disekitar usaha. UKM Bangnana Chips melihat calon tenaga kerja lebih kepada kemampuan atau keterampilan, bukan dari tingkat pendidikan.
Penelitian dan Pengembangan
Saat ini permintaan keripik pisang Bangnana Chips sangat besar, sehingga memerlukan kapasitas produksi pabrik yang lebih besar. Dengan dasar ini UKM Bangnana Chips sangat memerlukan pengembangan strategi, baik dari modal usaha, menambah mesin, memperbesar ruang produksi, serta marketing yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah sistem yang mengintegrasikan seluruh proses bisnis dalam bentuk digital yang bisa mendukung strategi pengembangan usaha.
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kecenderungan serta kejadian yang berada diluar kontrol perusahaan. Lingkungan eksternal dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.
1. Lingkungan jauh.
a. Faktor politik, seperti penerapan regulasi pemerintah akan mempengaruhi keberlangsungan UKM Bangnana Chips. Salah satu kebijakan nasional yang sangat berpengaruh adalah kenaikan harga bahan bakar minyak yang menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan UMR (Upah Minimum Regional) buruh yang menyebabkan kenaikan biaya produksi.
b. Faktor ekonomi, kondisi perekonomian yang tidak stabil menyebabkan adanya fluktuasi harga rupiah sehingga menyebabkan kenaikan harga bahan baku, harga mesin produksi serta biaya iklan untuk online marketingnya yang berkaitan dengan pembayaran dengan menggunakan dollar ke perusahaan support marketing seperti Facebook, Google, Youtube, dll. Perkembangan kelas menengah Indonesia yang pesat menjadi fenomena di negara berkembang seperti Indonesia. Bank Dunia menilai pertumbuhan kelas menengah di Indonesia sangat cepat. Setiap tahun kelas menengah tumbuh 7 juta. Berdasarkan data Bank Dunia, pada 2003 jumlah kelas menengah di Indonesia hanya 37,7 persen dari populasi, namun pada 2010 kelas menengah Indonesia mencapai 134 juta jiwa atau 56,5 persen. Pertumbuhan kelas menengah tersebut didorong oleh tingkat pendidikan yang bagus, kesempatan kerja yang tinggi, daya beli yang bagus, sehingga aktivitas konsumsi mereka juga bagus. Selain faktor tersebut, pada akhir 2015 akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang bisa memberikan peluang dan ancaman terhadap pelaku UKM di Indonesia. Jika UKM yang siap untuk menghadapi MEA 2015 bisa menangkap peluang untuk ekspansi pasar sampai keseluruh ASEAN, sedangkan untuk UKM yang tidak siap bisa mengalami ancaman dari serbuan produk kompetitor dari negara-negara ASEAN yang melakukan ekspansi ke Indonesia.
c. Faktor sosial, adanya peningkatan jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan, sehingga hal ini juga akan berpengaruh terhadap peningkatan permintaan keripik pisang Bangnana Chips.
adanya teknologi online marketing. Perkembangan teknologi juga mempengaruhi perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia, hingga saat ini pengguna internet di Indonesia menurut riset Pew Research Center sudah mencapai 60 juta pengguna. Data ini berbeda dengan yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan PusKakom UI pada tahun 2014 yang lalu yang menyatakan pengguna Internet di Indonesia sudah mencapai 88,1 juta pengguna. Artinya pengguna internet di Indonesia sudah melampaui sepertiga penduduk total Indonesia yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 252 juta jiwa. Bertambahnya pengguna internet di Indonesia sama dengan bertambahnya konsumen yang berbelanja melalui internet yang menjadi peluang bagi UKM yang bisa memasarkan produknya melalui internet.
2. Lingkungan industri
a. Ancaman pendatang baru, yakni masuknya pendatang baru ke dalam suatu industri, tergantung dari hambatan masuk yang ada. Menurut pemilik usaha, hambatan dalam memasuki industri keripik pisang ini cukup banyak. Hal ini dikarenakan usaha keripik ini dapat dilakukan dari skala usaha rumah tangga sampai dengan skala besar. Disamping itu, modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini terbilang tidak memerlukan modal yang besar. b. Kekuatan tawar menawar pemasok, keseluruhan kebutuhan bahan baku
usaha pengolahan UKM Bangnana Chips dapat diperoleh dari sekitar pasar di Kabupaten Bandung maupun dari petani langsung. Dalam menjalin kerjasama dengan pemasok, UKM Bangnana Chips menerapkan sistem jual putus. Hal tersebut dilakukan karena bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan mudah didapat disekitar wilayah Bandung. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam industri usaha Keripik pisang, pemasok memiliki pengaruh yang sangat kecil bagi industri hal ini dikarenakan daya tawar yang dimiliki pemasok tidak kuat/rendah. Perusahaan-perusahaan yang berada pada industri keripik pisang termasuk UKM Bangnana Chip didalamnya dapat dengan mudah berpindah dari satu pemasok kepemasok lain untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya. c. Kekuatan tawar menawar pembeli, Pembeli atau konsumen dari UKM
d. Ancaman produk substitusi, keripik pisang memiliki ancaman produk pengganti yaitu keripik atau olahan jenis lain seperti keripik singkong, ubi, pisang dan lain-lain. Bila kondisi di pasaran harga keripik selain keripik pisang meningkat maka para perusahaan dapat beralih untuk mengolah keripik dari jenis yang sedang trend dipasaran, namun hal itupun akan terjadi jika lokasi produksi dan pasar memungkinkan untuk pertumbuhan produk olahan lain.
e. Persaingan sesama perusahaan dalam industri, dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, pesaing sangat beraneka ragam baik dalam penentuan strategi bisnisnya sampai ukuran kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya dalam mempengaruhi lingkungan industri dimana dia berada. Permintaan olahan pisang yang semakin tinggi, khusunya untuk keripik pisang tentunya semakin menjadi daya tarik bagi sebagian orang dalam memulai usaha budidaya pisang maupun sebagai produsen olahan pisang khususnya keripik. Produk yang dijual atau dipasarkan dalam industri ini adalah Keripik pisang aneka rasa, Keripik Pisang Zanana Chips, Keripik Monkey, dll. Perusahaan-perusahaan yang ada didalam industri ini cenderung bersaing pada harga dan layanan serta strategi marketingnya.
Formulasi Strategi
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
Berdasarkan analisis lingkungan internal UKM Bangnana Chips, diindentifikasi beberapa faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan UKM tersebut. Kekuatan dan kelemahan UKM Bangnana Chips dirumuskan sebagai berikut.
Tabel 2 Kekuatan dan Kelemahan UKM Bangnana Chips
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
1. SDM yang ahli di bidang Internet Marketing
2. Produk yang berkualitas
3. Harga lebih murah dibandingkan produk lain
4. Memiliki value sosial 5. Memiliki modal yang cukup 6. Desain dan packaging yang
menarik
7. Memiliki 4 variasi rasa yang unik
1. Kapasitas produksi masih minim
4. Belum mempunyai system informasi yang menyambungkan proses bisnis dari awal hingga akhir
1. SDM yang ahli di bidang internet marketing
UKM Bangnana Chips dikelola oleh tim yang tidak hanya ahli dalam pembuatan dan pengemasan produk yang menarik, tetapi juga dikelola oleh orang-orang yang ahli dalam bidang internet marketing. Hal ini mengakibatkan UKM Bangnana Chips dapat lebih maksimal memasarkan produknya secara online dan dapat lebih cepat dikenal oleh masyarakat. Hal ini pun didukung oleh teknologi IT yang terus berkembang dengan pesat. Pemasaran online yang dilakukan dengan menggunakan channel marketing seperti Facebook Ads, Google Adwords, Youtube ads, Twitter Ads, Email Marketing, dll.
Gambar 10 Sertifikasi Google Partner Team Digital Bangnana Chips 2. Produk Bangnana Chips memiliki kualitas yang unggul
keripik,seperti rasa stroberi, keju, balado, dan cokelat, yang diterapkan UKM Bangnana Chips menjadikan produk yang dihasilkannya sangat baik untuk pertumbuhan usahanya. Penggunaan teknologi ini menyebabkan keripik yang dihasilkan tidak mudah terkontaminasi oleh zat atau bahan-bahan yang nantinya dapat mempercepat produk kadaluwarsa. Disamping itu, teknologi packaging yang digunakan pada proses kemasan akan menghasilkan kemasan keripik yang lebih menarik yang umumnya lebih disukai dipasaran. Selain itu, UKM Bangnana Chips menyadari bahwa saat ini banyak camilan tidak sehat yang beredar di masyarakat dan UKM Bangnana Chips ini hadir sebagai cemilan yang baik untuk dikonsumsi.
Gambar 11 Sertifikasi Halal MUI dan Dinkes P-IRT 3. Harga produk relatif lebih murah dibandingkan pesaing
Dalam pendistribusian produk ke tangan konsumen, UKM Bangnana Chips menetapkan harga sebesar Rp15.000,00, sedangkan pesaing umumnya menetapkan harga sebesar Rp16.000,00 sampai Rp25.000,00, mengikuti harga yang ada di pasaran. Hal ini mengakibatkan keripik pisang Bangnana Chips lebih digemari karena harganya yang terjangkau dan rasanya yang pas di lidah.
4. Memiliki value sosial untuk masyarakat sekitar
masyarakat di sekitar lingkungan usaha. Selain itu, ketika melakukan pembelian 1 pcs Banganana Chips, maka turut menyumbang Rp100,00 rupiah untuk Desa Quran. Desa Quran adalah sebuah desa di daerah Rawakalong, Gunung Sindur, Bogor yang mengajarkan, mempelajari dan menghafal Al – Qur’an sejak usia dini dengan harapan akan mencetak anak anak penghafal Al – Qur’an yang dapat diimplementasikan dalam kegiatan sehari – hari dan kelak di masa yang akan datang. UKM Bangnana Chips rutin untuk memberikan donasi ke Desa Quran sebagai bentuk kepedulian sosial.
Gambar 12 Kegiatan Desa Quran 5. Memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan usaha
Sebagai sebuah UKM, UKM Bangnana Chips merupakan sebuah usaha yang didukung dengan ketersediaan modal yang cukup. Hal ini membuat UKM Bangnana Chips dapat mengembangkan usahanya dengan inovasi-inovasi yang baik. Saat ini dengan adanya investor yang siap memenuhi kebutuhan finansial, akan memudahkan UKM Bangnana Chips untuk melakukan pengembangan usaha. Kebutuhan itu seperti kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan memperluas area produksi, serta bahan baku, mesin, dan tenaga kerja yang perlu ditambah.
6. Desain dan packaging yang menarik
Gambar 13 Bentuk Kemasan Bangnana Chips 7. Memiliki 4 variasi rasa yang unik
Kunci utama sebuah produk makanan adalah kualitas rasa. Keripik pisang Bangnana Chips, selain memiliki rasa yang dapat menggoyang lidah para penikmatnya, juga memiliki beberapa variasi rasa yang digemari masyarakat. Keripik pisang Bangnana Chips memiliki rasa original, keju, balado, dan cokelat. Banyaknya pilihan rasa yang ditawarkan keripik pisang Bangnana Chips membuat masyarakat dengan leluasa memilih rasa sesuai seleranya masing-masing.
Setiap usaha, di samping memiliki kekuatan, pasti juga memiliki kelemahan. Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perusahaan. Begitu pun dengan UKM Bangnana Chips. Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, berikut ini kelemahan yang dimiliki oleh UKM Bangnana Chips dalam menjalankan bisnisnya.
1. Kapasitas produksi masih minim
Salah satu kelemahan yang dihadapi oleh UKM Bangnana Chips adalah tempat produksi yang kecil sehingga berdampak pada kapasitas produksi yang kecil juga. Hal ini sangat mempengaruhi jika usaha ini akan melakukan scale up atau pengembangan usaha, karena akan membutuhkan kapasitas produksi yang lebih besar.
2. Administrasi masih sistem konvensional