• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN MEDIA TANAM

SEBAGAI

STARTER

UNTUK PERTUMBUHAN

TANAMAN PIONIR

PADA KEGIATAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

ALIYAH HARYATI

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang adalah benar karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2015

(4)

ABSTRAK

ALIYAH HARYATI. Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang. Dibimbing oleh BASUKI SUMAWINATA dan ISKANDAR.

Kegiatan reklamasi lahan bekas tambang sering menemui kendala yang disebabkan oleh kualitas tanah pucuk yang rendah. Selama ini usaha revegetasi dilakukan dengan menyebar benih tanaman cover crop di lahan reklamasi dan melakukan pembibitan tanaman pionir pada media tumbuh di tempat pembibitan (nursery) sebelum dipindahkan ke lapang. Penelitian ini bertujuan membuat media tanam untuk awal masa pertumbuhan tanaman hingga akar mampu menembus tanah dan tanaman dapat bertahan hidup di lahan reklamasi yang tidak subur, menguji media tanam dengan menggunakan beberapa tanaman pionir (fast growing plant), dan membandingkan pertumbuhan tanaman pada masing-masing media. Media tanam dibuat 3 perlakuan, yaitu (A) hanya cocopeat; (B)

cocopeat+kompos 1:1; dan (C) cocopeat+ekstrak kompos 10:1. Masing-masing perlakuan diberi pupuk dasar dengan dosis yang sama yaitu NPK (25:7:7) 3g/liter media, Gandasil D 1 g/liter media, TSP, KCl dan kaptan masing-masing 0,5 g/liter media tanam. Media dimasukkan ke dalam polybag sebanyak 100 g/polybag yang dasarnya sudah diberi lubang, kemudian diletakkan di atas pot berisi tanah pasir kuarsa tanpa diberi naungan. Media tanam diuji dengan ditanami oleh benih tanaman pionir jenis kayu afrika (Maesopsis eminii), akasia mangium (Acacia mangium), dan sengon (Paraserianthes falcataria). Tinggi tanaman diukur setiap minggu dan bobot kering tanaman diukur pada akhir penelitian. Hasil analisis awal bahan menunjukkan cocopeat dan kompos memiliki bobot isi yang rendah dan kadar air yang tinggi, sehingga mudah ditembus akar dan dapat menyediakan cadangan air di lahan reklamasi. Seluruh perlakuan media tanam pada penelitian ini dapat menjadi starter untuk pertumbuhan tanaman kayu afrika, akasia mangium, dan sengon pada lahan reklamasi. Akar tanaman dapat menembus tanah dan tanaman pionir dapat hidup dengan media tanam yang ada tanpa dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. Tanaman paling baik tumbuh berturut-turut pada media B (cocopeat+kompos), C (cocopeat+ekstrak kompos), dan A (cocopeat).

(5)

ABSTRACT

ALIYAH HARYATI. Production of Growth Media as a Starter for Growing Pioneer Plants in Post-mining Reclamation Area. Supervised by BASUKI SUMAWINATA and ISKANDAR.

Post mining reclamation activities has many problems due to the low quality of topsoil. Revegetation activities usually done by spreading cover crop seeds at reclamation area. On the other hand, pioneer plants planted on growth media at nursery before being transfered to reclamation area. This research aimed to create growth media for initial growth period of plants until its roots are able to penetrate and survive in post-mining area, to evaluate each growth media by using some fast growing plants for post mining reclamation, and to compare the growth of plants on each media. Growth media were made into three different treatments, (A) growth medium consist of cocopeat only; (B) cocopeat and compost with the ratio of 1:1, and (C) cocopeat with compost extract with the ratio of 10:1. The growth media were given the same dose of NPK (25:7:7) 3g/litre of media, Gandasil D 1 g/litre of media, TSP, KCl and limestone each 0,5 g/litre of media. Every 100 grams of media is inserted into polybag then put it on the pot contains quartz sand without any shelter. Growth media are tested by pioneer plants i.e.

Maesopsis eminii, Acacia mangium, and Paraserianthes falcataria. The height of plants was measured on every weeks and dry weights was measured in the end of this experiment. The results showed that growth media containing cocopeat and compost has low bulk density and high moisture so the roots penetrate easily and provides more water in post mining area. All of the growth media are suitable to be starter for the growth of Maesopsis eminii, Acacia mangium, and

Paraserianthes falcataria in mining area. Roots are able to penetrate in the soil and pioneer plants can live with growth media without any soil cultivation. The best growth media for pioneer plants in a row are B (cocopeat with compost), C (cocopeat with compost extract) and A (cocopeat).

(6)
(7)

PEMBUATAN MEDIA TANAM

SEBAGAI

STARTER

UNTUK PERTUMBUHAN

TANAMAN PIONIR

PADA KEGIATAN REKLAMASI LAHAN BEKAS TAMBANG

ALIYAH HARYATI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang Nama : Aliyah Haryati

NRP : A14100010

Disetujui oleh

Dr Ir Basuki Sumawinata, MAgr Pembimbing I

Dr Ir Iskandar Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Baba Barus, MSc Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi ini. Skripsi yang berjudul “Pembuatan Media Tanam sebagai Starter untuk Pertumbuhan Tanaman Pionir pada Kegiatan Reklamasi Lahan Bekas Tambang” ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Basuki Sumawinata, M Agr selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi selama penelitian sampai penulisan skripsi. Terima kasih kepada Dr Ir Iskandar selaku dosen pembimbing kedua atas bimbingan dan berbagai saran dalam penyempurnaan penulisan skripsi.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr Ir Suwardi, M Agr sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan

dan saran;

2. Kedua orang tua dan keluarga atas doa, kasih sayang, dan dukungannya sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan S1 ini;

3. Seluruh staf Laboratorium dan staf Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor;

4. Sahabat-sahabat tercinta Riananda, Siti, Fatimah, Fortunila, Wira, Angel, Kak Indah, Kak Putri, dan Kak Lili atas segala bantuan dan kerjasamanya selama proses penelitian hingga penulisan skripsi ini;

5. Seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

(11)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

METODE PENELITIAN ... 3

Waktu dan Lokasi Penelitian ... 3

Bahan ... 3

Alat ... 3

Metode ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 6

Hasil Analisis Awal Cocopeat dan Kompos ... 6

Kandungan Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa ... 6

Pengaruh Media Tanam terhadap Tinggi dan Bobot Kering Tanaman ... 7

Rekomendasi Lapang ... 14

KESIMPULAN DAN SARAN ... 14

Kesimpulan ... 14

Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

LAMPIRAN ... 16

(12)

DAFTAR TABEL

1. Jenis dan Metode Analisis ... 3

2. Hasil Analisis Awal Bahan Media Tanam ... 6

3. Hasil Analisis Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa ... 7

DAFTAR GAMBAR

1. Benih yang digunakan dalam Penelitian ... 4

2. Ilustrasi Penanaman ... 5

3. Posisi Polybag di atas Pot Berisi Pasir Kuarsa Tanpa Naungan ... 5

4. Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanam Berbeda ... 8

5. Bobot Kering Tanaman pada Berbagai Media Tanam ... 9

6. Tanaman Kayu Afrika 15 MST pada Berbagai Media Tanam... 11

7. Tanaman Akasia Mangium 15 MST pada Berbagai Media Tanam ... 12

8. Tanaman Sengon 15 MST pada Berbagai Media Tanam ... 13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Bobot Isi Kompos dan Cocopeat ... 16

2. Data Kadar Air Kompos dan Cocopeat ... 16

3. Data tinggi Tanaman ... 17

4. Data Bobot Kering Tanaman ... 19

(13)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lahan terdegradasi banyak ditemukan di Indonesia. Salah satunya yaitu lahan bekas tambang. Walaupun usaha reklamasi lahan bekas tambang secara fisik telah dilakukan dengan menutup kembali lubang bekas tambang, akan tetapi tanah di lahan tersebut umumnya memiliki tingkat kesuburan yang rendah, baik fisik maupun kimia. Rendahnya kesuburan tanah disebabkan karena tanah pucuk yang ditebarkan di atas lahan reklamasi memiliki kandungan bahan organik rendah, kandungan unsur hara yang rendah, kapasitas menahan air rendah, bobot isinya tinggi, serta tanah tidak berstruktur, sehingga kemampuan infiltrasi tanahnya menjadi rendah dengan aerasi tanah yang buruk. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk memperbaiki kualitas lahan tersebut agar dapat ditanami dengan baik. Selama ini usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan pertambangan untuk melakukan revegetasi diantaranya langsung menebar benih tanaman cover crop di lahan reklamasi dan melakukan kegiatan pembibitan tanaman pionir di tempat pembibitan (nursery) terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke lahan reklamasi. Perusahaan umumnya melakukan pembibitan terlebih dahulu untuk memudahkan perawatan dan mengurangi resiko tanaman pionir tidak tumbuh. Kegiatan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama dan memerlukan biaya yang tidak sedikit hingga bibit didistribusikan ke lapang.

Jika perusahaan ingin menanam tanaman langsung dari benih pada lahan reklamasi tanpa melakukan pembibitan terlebih dahulu resiko tanaman pionir tidak tumbuh sangat besar karena buruknya sifat fisik, kimia dan biologi tanah pada lahan reklamasi. Lahan reklamasi yang luas membutuhkan bahan organik dalam jumlah yang tinggi, sedangkan sumber bahan organik pada lahan bekas tambang umumnya sedikit bahkan cenderung tidak ada. Bahan organik dan pupuk dasar harus dicampur dengan tanah pucuk (top soil) yang umumnya sangat kurang unsur hara. Iklim mikro pada lahan reklamasi yang umumnya kering juga menjadi kendala yang menyebabkan evaporasi tanah pada lahan reklamasi sangat tinggi sehingga air mudah hilang. Oleh sebab itu dibutuhkan mulsa yang dapat meloloskan air hujan, mengurangi penguapan serta menjaga kestabilan kadar air tanah.

Mengacu pada permasalahan-permasalahan tersebut di atas diperlukan usaha lain agar kegiatan reklamasi bisa lebih efisien, diantaranya melalui sistem penanaman benih secara langsung termasuk pada lereng-lereng yang curam. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian Prasetya (2014) yang telah berhasil membuat mulsa organik dari kertas bekas yang terbukti mampu menurunkan dan menstabilkan suhu serta menjaga kadar air di permukaan tanah. Mulsa tersebut dapat menjadi wadah atau tempat media tanam beserta benih tanaman pionir. Penelitian ini akan mencoba membuat isi atau media tanam dan mengujinya dengan menanam tanaman pionir di atas tanah yang tidak subur (pasir kuarsa) dengan harapan tanaman dapat hidup dan akar mampu menembus tanah yang tidak subur.

(14)

2

cukup hingga akar menembus tanah dan tanaman mampu bertahan dan tumbuh dengan baik pada lahan bekas tambang. Kualitas media tanam perlu diberi perhatian untuk meningkatkan keberhasilan revegetasi misalnya dengan menambahkan bahan organik yang disertai pemberian pupuk dasar. Selain itu bahan media tanam harus ringan agar lebih efisien dalam mendistribusikannya.

Salah satu bahan media tanam yang dipilih pada penelitian ini yaitu

cocopeat. Hasriani (2013) menyatakan bahwa serbuk sabut kelapa (cocopeat)

merupakan media tanam yang mempunyai daya simpan air yang tinggi dan bobot isi yang ringan. Media tanam dengan bobot yang ringan akan mempermudah pada saat transportasi dan pendistribusian ke lapang. Meski disebutkan cocopeat dapat menjadi media tanam yang baik namun cocopeat tidak cukup mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu, cocopeat

memerlukan tambahan unsur hara dari kompos atau pupuk sebagai penyubur. Ismail (2011) menyatakan revegetasi yang sukses tergantung pada pemilihan jenis vegetasi yang adaptif sesuai karakteristik tanah, iklim, dan kegiatan pascatambang. Oleh karenanya pada tahap awal kegiatan revegetasi lahan bekas tambang harus ditanami terlebih dahulu dengan tanaman-tanaman pionir yang cepat tumbuh (fast growing plant) serta dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Seperti di sebutkan Handoko (2007), Mukrimin (2011) dan Hidayat (2002) pohon jenis kayu afrika (Maesopsis eminii),

akasia mangium (Acacia mangium), dan sengon (Paraserianthes falcataria)

merupakan tanaman yang tidak memerlukan syarat pertumbuhan yang tinggi dan mampu tumbuh pada tanah yang miskin hara dan tidak subur, selain itu juga bernilai ekonomis.

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah :

1. Membuat media tanam untuk awal masa pertumbuhan tanaman hingga akar mampu menembus tanah dan tanaman dapat bertahan hidup di lahan reklamasi. 2. Menguji media tanam dengan menggunakan beberapa tanaman pionir untuk

reklamasi lahan bekas tambang.

(15)

3

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian berlangsung dari bulan Februari hingga Agustus 2014. Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. kuarsa; KOH sebagai pengekstrak kompos serta bahan kimia untuk keperluan analisis.

Alat

Alat yang digunakan untuk analisis antara lain cawan, timbangan analitik, oven, desikator, ring sampel, AAS, Flame Photometer dan alat laboratorium lainnya.

Metode

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu persiapan media tanam, pengukuran kandungan basa-basa pada tanah pasir kuarsa, persiapan benih, penanaman benih, dan pengumpulan data (tinggi tanaman dan bobot kering).

Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu (1) analisis awal bahan media tanam meliputi pengukuran kadar air, pH, dan bobot isi, dan (2) pencampuran bahan media. Analisis awal media tanam (Tabel 1) dilakukan untuk mengetahui kualitas bahan yang akan digunakan sebagai media tanam.

Tabel 1 Jenis dan Metode Analisis

Media tanam yang dipakai terdiri dari 3 perlakuan yaitu : 1. Cocopeat (A)

2. Cocopeat + kompos (B)

3. Cocopeat + ekstrak kompos (C)

Cocopeat+kompos dibuat dengan perbandingan volume 1:1 dan

cocopeat+ekstrak kompos dibuat dengan perbandingan volume 10:1. Sebelum dicampur kompos terlebih dahulu dihaluskan.

Analisis Metode

Kadar air Gravimetrik

pH pH meter 1:5 H2O

(16)

4

Ekstrak kompos dibuat dengan cara mengekstrak kompos menggunakan KOH 0,05 N. Sebanyak 500 g kompos dicampur dengan 2 liter KOH 0,05 N kemudian disaring untuk mendapatkan ekstraknya. Pengekstrakan ini bertujuan mendapatkan senyawa organik pada kompos. Tujuan lain dari penggunaan ekstrak kompos yaitu untuk mengurangi resiko penyebaran penyakit yang dibawa oleh kompos dengan cara disterilisasi menggunakan autoklaf.

Masing-masing media tanam diberi pupuk dasar dengan dosis yang sama yaitu NPK (25:7:7) sebanyak 3 g/liter media tanam, gandasil D sebanyak 1 g/liter media tanam, TSP, KCl dan kaptan masing-masing 0,5 g/liter media tanam. Penambahan pupuk dasar tersebut dapat menambahkan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman.

Pengukuran Kandungan Basa-basa pada Tanah Pasir Kuarsa

Basa-basa tanah pasir kuarsa di dalam pot dianalisis dengan cara mengukur hasil ekstraksi tanah dengan NH4OAc 1N pH 7 menggunakan AAS untuk Ca dan Mg dan Flame Photometer untuk Na dan K. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah yang diasumsikan sebagai tanah reklamasi bekas tambang.

Persiapan Benih

Benih yang dipakai yaitu benih tanaman kayu afrika, akasia mangium, dan sengon seperti terlihat pada Gambar 1. Benih-benih tersebut diperoleh dari Persemaian Permanen Dramaga yang berada di Institut Pertanian Bogor. Sebelum ditanam benih kayu afrika, sengon, dan akasia dipilih terlebih dahulu. Benih sengon dan akasia dimasukkan ke dalam air kemudian dipisahkan antara benih yang tenggelam dan yang mengambang. Benih yang tenggelam selanjutnya digunakan untuk penelitian. Benih kayu afrika yang akan ditanam dipilih yang sudah ada retakan pada permukaan luar benih.

(a) (b) (c)

Gambar 1 Benih yang digunakan dalam Penelitian : (a) Kayu Afrika; (b) Akasia Mangium; (c) Sengon

Penanaman Benih

Media tanam sebanyak masing-masing 100 g dimasukkan ke dalam polybag

yang bagian dasarnya sudah diberi lubang. Kemudian ditanami 3 macam tanaman berbeda sebanyak 5 kali ulangan. Polybag yang sudah terisi benih diletakkan di atas pot yang berisi tanah pasir kuarsa sebanyak 3 polybag per pot secara acak seperti terlihat pada Gambar 2. Setelah itu benih disiram dengan air secukupnya.

(17)

5

Penanaman dilakukan di ruang terbuka tanpa naungan seperti terlihat pada Gambar 3.

Gambar 2 Ilustrasi Penanaman

Gambar 3 Posisi Polybag di atas Pot Berisi Pasir Kuarsa Tanpa Naungan Pengumpulan data

(18)

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Awal Cocopeat dan Kompos

Kemampuan suatu bahan untuk menahan dan menyerap air menentukan kadar air yang terdapat pada media tersebut. Persentase kadar air awal cocopeat

dan kompos sebagai media tanam yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 224,0% dan 151,0% (Tabel 2). Herath (1993 dalam Tyas 2000) menyebutkan cocopeat memiliki sifat fisik mampu menyerap air 6 sampai 8 kali bobot keringnya. Selain itu disebutkan pula dalam penelitian Hasriani (2013) bahwa dalam kondisi kapasitas lapang kadar air cocopeat mencapai 695%. Hal ini menunjukkan cocopeat dan kompos memiliki kadar air yang tinggi, sehingga mampu menyerap air lebih banyak. Dalam aplikasinya pada lahan reklamasi bekas tambang yang umumnya kering, media tanam ini sangat membantu untuk menyimpan cadangan air yang diperlukan akar tanaman untuk tumbuh.

Tabel 2 Hasil Analisis Awal Bahan Media Tanam Bahan Media Kadar air awal

(%) pH Bobot isi (g/cm

3 )

Cocopeat 224,0 5,51 0,33

Kompos 151,0 5,97 0,30

Nilai pH mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Seperti disebutkan oleh Soepardi (1983) pH mempengaruhi perkembangan mikroorganisme tanah. Selain itu, pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara mudah diserap tanaman pada pH tertentu, yaitu sekitar pH netral. Nilai pH cocopeat dan kompos yang digunakan yaitu sebesar 5,51 dan 5,97 (Tabel 2). Nilai tersebut termasuk dalam tingkat kemasaman agak masam. Oleh mineral yang berkisar 1,1-1,6 g/cm3. Hal itu menunjukkan bahwa media tersebut ringan, sehingga memungkinkan air lebih mudah masuk dan mudah ditembus oleh akar tanaman. Keuntungan menggunakan media yang mempunyai bobot isi yang rendah seperti cocopeat dan kompos adalah dalam volume yang sama dengan tanah mineral, bobotnya lebih ringan, sehingga lebih efisien dalam pendistribusian ke lapang.

Kandungan Basa-basa Tanah Pasir Kuarsa

(19)

7

disebutkan oleh Iskandar (2008) umumnya sifat kimia-fisik tanah lahan bekas tambang tidak subur.

Pengaruh Media Tanam terhadap Tinggi dan Bobot Kering Tanaman

Tinggi Tanaman

Gambar 4 menyajikan grafik hasil pengukuran tinggi tanaman minggu ke-7 hingga minggu ke-15. Hasil pengukuran tinggi tanaman menunjukkan bahwa semua tanaman yang ditanam pada media tanam campuran cocopeat+kompos (B) memiliki nilai tertinggi, sedangkan nilai terendah ditunjukkan oleh tanaman yang ditanam pada media tanam yang hanya berupa cocopeat (A). Hal ini disebabkan karena tanaman yang tumbuh di dalam media B mendapatkan tambahan bahan organik yang lebih banyak yang berasal dari kompos dibandingkan dengan media A yang hanya berupa cocopeat. Media B menyediakan unsur hara sedikit demi sedikit selama masa pertumbuhan tanaman. Sementara itu ekstrak kompos yang terkandung pada media C hanya menambah unsur hara pada masa awal penanaman. Terlepas dari ketiga perlakuan tersebut pada penelitian ini telah dibuktikan bahwa tanaman dapat tumbuh pada semua media tanam yang dibuat.

(20)

8

(a)

(b)

(c)

Gambar 4 Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanam Berbeda : (a) Kayu Afrika,

(21)

9

Bobot Kering

Hasil pengukuran bobot kering disajikan pada Gambar 5. Bobot kering yang diukur yaitu bobot kering tanaman bagian atas (batang dan daun) dan bobot kering akar. Bobot kering akar dipisahkan antara akar yang berada di dalam

polybag (akar atas) dan akar yang berada pada tanah pasir kuarsa (akar bawah).

(a)

(b)

(c)

Gambar 5 Bobot Kering Tanaman pada Berbagai Media Tanam: (a) Kayu Afrika,

(22)

10

Hasil pengamatan dan pengukuran menunjukkan bahwa semua akar tanaman yang ditanam pada masing-masing media tanam dapat hidup dan berkembang menembus tanah pasir kuarsa yang berada di bawah polybag. Hal ini membuktikan bahwa media tanam yang dibuat mampu menyediakan unsur hara yang cukup serta menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman.

Bedasarkan Gambar 5 terlihat bahwa akar bawah yang berada di tanah pasir kuarsa tumbuh lebih banyak dibandingkan dengan akar atas yang berada di dalam polybag. Hal tersebut menunjukkan bahwa akar yang berada di dalam

polybag (akar atas) mampu menjadi pemacu awal pertumbuhan tanaman di lahan reklamasi. Harapannya ketika di lapang, dengan media tanam yang ada mampu menyediakan makanan bagi tanaman pada masa awal pertumbuhan hingga akar tanaman tersebut mampu hidup serta dapat mencari sumber hara dan air di lahan reklamasi. Selanjutnya daun yang gugur akan menghasilkan bahan organik hingga terjadi siklus perputaran hara pada lahan tersebut.

Gambar 6, 7, dan 8 menyajikan foto tanaman pada akhir penelitian (15 minggu setelah tanam). Gambar tersebut menunjukkan akar mampu menembus

polybag dan tumbuh pada tanah pasir kuarsa yang berada di dalam pot. Akar tanaman mulai menembus tanah pasir kuarsa mulai 3 hingga 5 MST. Hal ini membuktikan bahwa semua media tanam yang dibuat mampu menjadi starter

(23)

(a) (b) (c)

Gambar 6 Tanaman Kayu Afrika 15 MST pada Berbagai Media Tanam: (a) Media Tanam Cocopeat, (b) Media Tanam Cocopeat +

Kompos, (c) Media Tanam Cocopeat + Ekstrak Kompos

(24)

12

(a) (b) (c)

Gambar 7 Tanaman Akasia Mangium 15 MST pada Berbagai Media Tanam (a) Media Tanam Cocopeat, (b) Media Tanam Cocopeat +

Kompos, (c) Media Tanam Cocopeat + Ekstrak Kompos

(25)

(a) (b) (c)

Gambar 8 Tanaman Sengon 15 MST pada Berbagai Media Tanam: (a) Media Tanam Cocopeat, (b) Media Tanam Cocopeat + Kompos,

(c) Media Tanam Cocopeat + Ekstrak Kompos

(26)

14

Rekomendasi Lapang

Meski disebutkan media B (cocopeat+kompos) memiliki hasil pertumbuhan tanaman paling baik namun disarankan untuk aplikasinya di lapang menggunakan media C (cocopeat+ekstrak kompos). Resiko penularan penyakit di lapang jauh lebih tinggi karena banyak faktor eksternal di alam yang mempengaruhinya misalnya aliran air dan juga hasil erosi tanah pada lereng yang dapat memindahkan penyakit dari satu tempat ke tempat lain.

Media A (cocopeat) tidak direkomendasikan karena walaupun tanaman dapat tumbuh tapi pertumbuhannya sangat lambat hal itu disebabkan media A (cocopeat) tidak mendapat tambahan pupuk organik yang bersumber dari kompos yang dapat meningkatkan ketersediaan unsur mikro. Terlebih lagi untuk menanam tanaman pionir yang berjenis legum. Bintil akar (lampiran 5) tidak akan aktif menambat N dari atmosfer apabila tidak ada unsur molibdenum. Mengingat molibdenum merupakan bagian dari enzim nitrogenase, yang esensial dalam proses penambatan nitrogen. Molibdenum merupakan komponen yang sangat esensial yang diperlukan untuk metabolisme N bakteria. Cocopeat tidak memiliki unsur mikro seperti molibdenum yang dibutuhkan untuk pembentukan bintil akar, sehingga tanaman tidak tumbuh secara optimum. Dampaknya unsur N yang diharapkan dapat lebih banyak dihasilkan oleh tanaman jenis legum tidak terjadi.

Iklim mikro di lahan reklamasi bekas tambang umumnya sangat kering dan tidak ada naungan. Hal itu menyebabkan perlu dilakukan penyiraman agar tanaman tidak kekeringan, sehingga pekerjaan menjadi lebih berat. Oleh sebab itu penanaman di lapang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan agar tidak perlu melakukan penyiraman secara intensif dan tanaman tetap dapat tumbuh dengan baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(1) Seluruh perlakuan media tanam pada penelitian ini dapat menjadi

starter untuk pertumbuhan tanaman kayu afrika, akasia mangium, dan sengon pada lahan reklamasi. (2) Akar tanaman dapat menembus tanah dan tanaman pionir dapat hidup dengan media tanam yang ada tanpa dilakukan pengolahan tanah terlebih dahulu. (3) Tanaman paling baik tumbuh berturut-turut pada media B (Cocopeat+Kompos), C (Cocopeat+Ekstrak Kompos), dan A (Cocopeat).

Saran

(27)

15

DAFTAR PUSTAKA

Handoko P. 2007. Pendugaan Simpanan Karbon di atas Permukaan Lahan pada Tegakan akasia (Acacia mangium Willd.) di BKPH Parung Panjang KPH Bogor Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hasriani. 2013. Kajian Serbuk Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media Tanam [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Hidayat. 2002. Informasi Singkat Benih Paraserianthes falcataria (L) Nielsen. Bandung.Indonesian Forest Seed Project.

Iskandar. 2008. Teknik Keberhasilan Reklamasi dan Penutupan Tambang : Keberhasilan Reklamasi Lahan Bekas Tambang untuk Tujuan Revegetasi1. IPB Repository [Internet]. [diunduh 2014 Jul 05]. http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/62636.

Ismail PE. 2011. Pengaruh Pemberian Bahan Organik In Situ Terhadap Beberapa Sifat Kimia Tanah di Lahan Bekas Tambang Pasir Besi di Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertania Bogor.

Mukrimin. 2011. Analisis potensi tegakan hutan produksi di Kecamatan Parangloe Kabupaten Goa. Jurnal Hutan dan Masyarakat: 6(1):1-10.

Prasetya GR. 2014. Pengaruh Penggunaan Mulsa Organik dari Kertas Bekas terhadap Suhu dan Kadar Air Tanah [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Soepardi G.1983. Sifat dan Ciri Tanah. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor. Tyas SIS. 2000. Studi Netralisasi Limbah Sabut Kelapa (Cocopeat) sebagai Media

(28)

16

LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Bobot Isi Kompos dan Cocopeat

Ulangan ke- Bobot isi kompos (g/cm3) Bobot isi Cocopeat (g/cm3)

1 0,3060 0,3299

2 0,2971 0,3077

3 0,2668 0,3271

4 0,3288 0,3336

5 0,2891 0,3410

6 0,3144 0,3218

7 0,2992 0,3185

8 0,3523 0,3271

9 0,3072 0,3389

10 0,2823 0,3205

Rata-rata 0,33 0,30

Lampiran 2 Data Kadar Air Kompos dan Cocopeat

Ulangan ke- Kadar air cocopeat (%) Kadar air Kompos (%)

1 222,46 151,45

2 219,54 145,00

3 242,76 147,49

4 217,66 154,63

5 217,43 156,56

(29)
(30)

17

Lampiran 3 (Lanjutan)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Cm

1 6,5 7,0 7,7 9,2 11,1 13,7 16,8 18,0 19,1

2 6,6 7,1 7,1 8 9,2 10,1 12,8 14,3 16,3

3 8,7 9,3 9,5 9,7 10,4 11,2 13 13,8 15,3

4 8,3 10,0 13,3 7,8 21,4 24,9 29,3 31,0 31,5

5 4,8 5,5 6,7 7,7 10,3 14,3 17,9 20,1 20,3

As

1 7,9 8,1 8,5 9,2 11 12,3 15,1 15,1 16

2 6,5 7,0 7,4 7,5 7,7 8,0 8,8 9,5 10,2

3 5,5 5,9 6,3 6,4 6,7 8 8,3 9 10,5

4 7,2 7,0 7,5 7,7 7,8 10,0 12,1 12,3 14,0

5 7,7 8,0 8,2 8,7 9,5 10,0 12,9 14,0 14,5

Bs

1 9,7 10,4 11,2 12,6 13,3 15,5 19,7 21,7 24,8

2 8,0 9,5 9,8 12,3 17,0 24,0 33,0 35,6 39,5

3 8,6 10,1 10,6 11,1 12,3 17,1 26,5 29,1 32

4 6,0 7,0 7,8 8,1 9,4 10,6 15,3 17,5 29,7

5 9,2 10 10,3 12 14,1 16,4 22,2 23,0 26,0

Cs

1 8,3 8,4 9,0 9,5 9,8 10,5 18,1 19,7 21,6

2 6,0 6,1 6,7 7 7,7 8,9 11,9 12,0 13,9

3 8,6 9,1 10,0 10,4 9,8 16,2 21,6 22 22,4

4 8,5 9,1 10,1 11,5 11,5 15,3 19,9 22,3 22,8

5 6,6 6,8 7,3 8 9,7 11,0 13,2 14,8 17,0

(31)

19

Lampiran 4 Data Bobot Kering Tanaman

(32)

20

Lampiran 4 (Lanjutan)

1 2 3 4 5

Bs 1 1,67 2,59 7,78 2 2,42 3,69 11,93 3 2,54 1,97 6,63 4 1,39 1,42 4,79 5 1,50 1,65 5,99

Cs 1 0,38 0,75 2,33

2 0,35 0,48 0,86 3 1,60 1,50 5,45 4 1,07 2,28 10,01 5 0,65 0,47 2,31

Lampiran 5 Ilustrasi foto-foto penelitian

Media Tanam A = Cocopeat, B = Cocopeat + Kompos, C = Cocopeat + Ekstrak Kompos

(a) (b)

(33)

21

(c)

Benih mulai berkecambah (a) Kayu afrika (b) Akasia mangium (c) Sengon

(4 MST) Akar tanaman menembus polybag

(34)

22

Tanaman 15 MST

(35)

23

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bekasi pada tanggal 19 Desember 1991, putri dari Bapak Achmadi dan Ibu Emah Suhaemah, Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Adik penulis bernama Dian Haryani dan Muhammad Fakhri Kurnia. Penulis memulai pendidikan formal di SDN Marga Mulya VI, Bekasi Utara pada tahun 1998 hingga tahun 2004. Setelah lulus SD, penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 3 Bekasi mulai tahun 2004 dan lulus pada tahun 2007. Selesai menjalani pendidikan menengah pertama, penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Martia Bhakti Bekasi dan lulus pada tahun 2010. Lulus dari SMA penulis diterima di Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan seleksi masuk IPB (USMI).

Gambar

Gambar 1 Benih yang digunakan dalam Penelitian : (a) Kayu Afrika; (b) Akasia
Gambar 3 Posisi Polybag  di atas Pot Berisi Pasir Kuarsa Tanpa Naungan
Gambar 4 menyajikan grafik hasil pengukuran tinggi tanaman minggu ke-
Gambar 4 Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanam Berbeda : (a) Kayu Afrika,
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kecerdasan Daeng Pamatte memang harus diakui; lewat tangan “dinginnyalah” masyarakat Makassar bisa mengetahui asal usul leluhur mereka melalui Aksara Lontara. Namun sosok

Uji aktivitas antidiare ekstrak etanol daun sirih dilakukan dengan cara memberikan 1 ml oleum ricini pada tikus secara oral sebagai penginduksi diare, 1 jam setelah

Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap pola asuh otoriter orangtua dengan kecenderungan bullying pada

1) Wali nasab terdiri dari empat kelompok dalam urutan kedudukan, kelompok yang satu didahulukan dan kelompok yang lain sesuai erat tidaknya susunan kekerabatan

Data profil desa dan kelurahan hasil pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disajikan dalam bentuk hardcopy seperti buku dan papan profil desa dan

diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana pada huruf f dan huruf g terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan

Penelitian ini bertujuan merencanakan jumlah sekolah dan guru untuk pendidikan dasar yang dibutuhkan, sesuai dengan jumlah murid yang ada, serta

Anda bisa membua bisnis anda sendiri, dengan besar modal anda sesuaikan dengan kemampuan anda. Jangan takut bila hanya memiliki