LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR
SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
HAFFIDZ IRFANSYAH
090406015
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
Oleh:
HAFFIDZ IRFANSYAH 09 0406 015
Medan, Juli 2013
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rahman, MT.
NIP.19660622 199702 1 001 Devin Defriza Harisdani S.T., M.T
NIP : 197508101998021001
Ir. Novrial M.Eng.
NIM : 090406015
Judul Proyek Tugas Akhir : Johor Parkview Mall
Tema : Arsitektur Hijau
Rekapitulasi Nilai :
A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:
Medan, Juli 2013
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490
Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP. 196606221997021001
Tugas akhir ini mengambil judul Johor Parkview Mall. Tugas ini merupakan syarat
wajib bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada pembimbing tugas
akhir saya bapak Devin Defriza H, S.T., M.T. dan bapak Ir. Novrial, M.Eng. serta kepada para penguji ibu Andalucia S.T., M.Sc. dan bapak Prof Ir H. Moehammad Nawawiy Loebis M.Phil, Ph.D atas kesedian membimbing, memotivasi, memberi ilmu, memberi masukan dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa hormat
dan terima kasih yang sama juga saya tujukan kepada:
Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Ketua Departemen Arsitektur dan bapak
Imam Faisal Pane, S.T., M.T. sebagai Sekretasis Departemen Arsitektur. Ibu Ir. Basaria Talarosa, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Orang tua saya yang tercinta, papaku tercinta Iskandar HR dan Indrawati atas
segala doa, kesabaran dan segala pegorbanannya selama ini.
Abang saya Affan Indarwan yang memberikan bantuan dan motivasi kepada saya. Keluarga saya, nenek Pho cut ,semua paman dan tante saya yang memberikan
dukungan dan doa kepada saya.
Teman – teman 2009 yang menjadi tempat bekeluh kesah dan bertukar pikiran. Vita,
Martin , Agung , Meme , Ridho , Relung , Ica , Arief , Mukhtar, Rizky , Danu , Reza,
Biman, Ibet , Rima.
Teman – teman kelompok tugas akhir Indra, Adib, Shara, Novi, Lili, Nisa, Ipit, Ummi,
dan Yuyun, atas kesetiakawanan dan perjuangan bersama.
Teman –teman Alumni SMA Al-Ulum Abdi , Nisa , Tiwi yang telah membantu dalam
penyebaran kuesioner tugas akhir ini.
Medan, Juli 2013
Hormat Saya
DAFTAR TABEL ……….. vi
DAFTAR DIAGRAM……… vii
ABSTRAK ………. viii BAB I. PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang……… 1.1.1 Latar Belakang Kasus……… 1.1.2 Latar Belakang Tema……… 1.2 . Maksud dan Tujuan………. 1.3 . Masalah Perancangan……… 1.4 . Pendekatan………. 1.5 . Lingkup dan Batasan……….. 1.6 Kerangka Berfikir……….
1 2.2.2 Pengertian Proyek……… 2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi……….. 2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi………. 2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi………. 2.4 Tinjauan Khusus………. 2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan………. 2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan………. 2.4.3 Pengertian Mall……… 2.4.4 Bentuk-bentuk Mall………... 2.4.5 Prinsip shopping mall………
2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall……….
ii
3.1.1 Pengertian……… 3.2. Interpretasi Tema……….. 3.2.1 Green Architecture dalam Konteks Kota Medan ……..
3.2.2 Sifat-sifat pada Bangunan Arsitektur Hijau …………... 3.2.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek………... 3.3 Studi Banding Tema Sejenis
3.4. Penerapan Tema………. 40
4.1 Analisa Kondisi Tapak………. 4.1.1 Analisa Lokasi……….. 4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan………. 4.1.2.1 Kondisi Eksisting Sekitar……… 4.1.2.2 Batas-batas Sekitar Site………... 4.1.3 Analisa Sirkulasi………..
4.1.3.1 Sirkulasi Kendaraan ………... 4.1.3.2 Sirkulasi Pejalan Kaki………. 4.1.4 Analisa Matahari dan Vegetasi……… 4.1.5 Analisa Kebisingan……….. 4.1.6 Analisa View……… 4.1.6.1 View Keluar……….. 4.1.6.2View Kedalam……… 4.2 Analisis Kegiatan ……… 4.3 Analisa Kebutuhan Ruang……… 4.4 Analisa Aliran Kegiatan………... 4.5 Analisa Pengunjung Mall……… 4.6 Program Ruang……… 4.7 Analisa Kebutuhan Parkir………
iv
Gbr. 2.13 Double dumbbell shaped……….. 32
Gbr. 2.14 Bentuk T……….. 33
Gbr. 2.15 Strip center with curb parking……….. 33
Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking……… 33
Gbr. 2.17 Double-strip center with off-street parking ………... 33
Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet………. 34
Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed……….. 32
Gbr. 2.20 Cluster-type center………. 32
Gbr. 2.21 Introverted center……….. 35
Gbr .2.22 Suasana cihampelas Walk Bandung……… 37
Gbr. 2.23 Suasana Hermes Place Polonia Medan……….. 38
Gbr. 2.24 Gbr.3.1 Instalasi listrik tenaga surya…….………. 43
Gbr 3.7
Gbr 3.8
Fake Hill Residential Building……….
Sparch Green Shopping Mall ………. 51
Gbr 4.1 Lokasi Proyek………... 53
Gbr 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek……….. 55
Gbr 4.3 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek……….. 55
Gbr 4.4 Tata Guna Lahan Sekitar Site……… 56
Gbr 4.5 Kondisi Eksisting Sekitar Site……….. 56
Gbr 4.6 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site………. 58
Gbr 4.7 Batas-Batas Sekitar Site……… 59
Gbr 4.8 Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site……….. 63
Gbr 4.9 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site……….. 61
Gbr 4.10 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Wisata……… 63
Gbr 4.11 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Asih……… 63
Gbr 4.12 Kondisi Pedestria yang baik……….. 64
Gbr 4.13 Analisa Matahari dan Vegetasi………. 65
Gbr 4.14 Analisa Kebisingan……… 66
Gbr 4.15 Analisa View Keluar………. 68
Gbr 4.16 Analisa View Kedalam……….. 70
Gbr. 5.1 Konsep Zoning……….. 92
Gbr. 5.2 Konsep Vegetasi……… 93
vi
Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi………. 13
Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030…… 15
Tabel 2.3 Tabel 2.4 Penilaian Alternatif Lokasi………. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI………. 18 24 Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan Ruang………. 72
Tabel 4.2 Jumlah pengujung Plaza Medan Fair………. 79
Tabel 4.3 Program ruang Umum………..……… 81
Tabel 4.4 Program ruang Hypermarket……… 81
Tabel 4.5 Program ruang Departement Store………. 82
Tabel 4.6 Program Ruang retail……….. 82
Tabel 4.7 Program ruang Arcade games……… 83
Tabel 4.8 Program ruang Café……… 83
Tabel 4.9 Program ruang Restaurant……….. 84
Tabel 4.10 Program ruang Food Court……… 84
Tabel 4.11 Program ruang bioskop……… 84
Tabel 4.14 Program ruang Fasilitas Administrasi……… 85
Tabel 4.15 Program ruang utilitas……….. 86
Tabel 4.16 Program ruang keamanan……….. 86
Tabel 4.17 Program ruang Musholla………. 87
Tabel 4.18 Perbandingan bentuk dasar bangunan……… 89
Diagram4.1 Struktur Organisasi Mall……… 72
Diagram 4.2 Kegiatan pengunjung………. 78
Diagram4.3 Kegiatan karyawan……… 78
Diagram 4.4 Kegiatan pengelola……… 79
Diagram 5.1 Organisasi ruang lt 1……….. 91
Diagram 5.2 Organisasi ruang lt 2………... 91
Diagram 5.3 Organisasi ruang lt 3……….. 92
Diagram. 5.4 Konsep Air Bersih………. 94
Diagram. 5.5 Konsep Air Limbah……….. 95
Diagram. 5.6 Konsep AC……… 97
Diagram. 5.7 Konsep Fire Safety……… 98
viii architecture was chosen as the theme because it suits the character and function of the building itself. Johor parkview mall is a mall that apply system rain harvesting on the building, with this theme then is expected to not only attract people's interest of medan johor to shop but can also foster a caring properties environments of local communities to create sustainable development.
Keywords : Mall , Green architecture, Park
Abstrak
Mall merupakan sebuah bangunan yang harus dimiliki setiap kota besar. Masyarakat Johor selama ini berbelanja masih menuju pusat kota sehingga menimbulkan kemacetan di daerah johor itu sendiri. Johor parkview Mall hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja masyarakat Medan Johor sehingga mereka tidak harus tergantung kepada pusat kota.Isu lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting sekarang ini. Arsitektur Hijau dipilih sebagai tema karena sesuai dengan karakter dan fungsi bangunan itu sendiri . Johor parkview mall merupakan mall yang menerapkan sistem rain harvesting pada bangunan, dengan tema ini maka diharapkan tidak hanya menarik minat masyarakat medan johor untuk berbelanja tetapi juga dapat menumbuhkan sifat peduli lingkungan terhadap masyarakat sekitar agar terciptanya pembangunan berkelanjutan.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan menjadi pusat
perekonomian di Sumatera utara. Pertambahan jumlah penduduk serta pertumbuhan
ekonomi ( industri dan perdagangan ) merupakan unsur utama perkembangan suatu
kota. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, kebudayaan dan
perhubungan di Sumatera Utara. Menurut data BPS Kota Medan, ekonomi kota
Medan telah mengalami pertumbuhan rata-rata 5,2 persen per tahun. sebagai
perbandingan, pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih rendah yakni hanya tumbuh
4,26 persen per tahun dan ekonomi Sumut 4,3 persen per setahun.
Menurut laporan terkini Pemko Medan, jumlah cummuter (penduduk yang
pulang pergi setiap hari karena bekerja) diperhitungkan sekira 500.000 setiap hari.
Jumlah ini sekira 25 persen dari penduduk resmi. Sedangkan dari sisi permintaan,
kenaikan pendapatan telah mendorong konsumsi. Pendapatan perkapita meningkat
rata-rata 12 persen per tahun,. Pertumbuhan ini dipastikan mendorong konsumsi atau
menambah daya beli masyarakat.
Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 2009 -2011 (%) /
Growth of Gross Regional Domestic Product of Medan City at Current Price 2007 - 2011 (%)
Lapangan Usaha / Industrial Origin
090406015 2
Manufacturing Industry
Listrik,Gas dan Air Minum
Electricity,Gas and Water
8,91 13,71 11,56
Bangunan
Construction
11,14 17,65 20,62
Perdagangan,Hotel dan Restoran
Trade, Hotel and Restaurant
15,28 15,02 8,16
Pengangkutan dan Komunikasi
Transportation and Communication
14,44 10,74 12,78
Persewaan Bangunan,Tanah dan
Jasa Perusahaan
Finance ,Intermediaries, Insurance, Building Rental and Corporate Services
5,40 18,19 18,91
Jasa-jasa
Services
15,35 15,28 13,98
Produk Domestik Regional Bruto
Gross Regional Domestic Product 11,26 14,71 12,36
Sumber/ Source : BPS Kota Medan/ BPS-Statistic of Medan City
Keterangan/ Note *) Angka Perbaikan / Revised figures
1.1.1 Latar Belakang Proyek
Perkembangan Johor sebagai kota satelit
Kota Medan sendiri terdiri dari 21 kecamatan dimana didalamnya terdapat
kawasan perencanaan RDTR yaitu Kecamatan Medan Johor yang mempunyai
cakupan wilayah administratif seluas 1.657,89 Ha dengan jumlah penduduk 114.143
Jiwa yang tersebar di enam kelurahan, dengan tingkat kepadatan Penduduk mencapai
6.730 jiwa/km2 (Kecamatan Medan Johor Dalam Angka Tahun 2008)1.
Dalam Struktur Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2006, Kecamatan
Medan Johor diarahkan mempunyai fungsi utama sebagai Pusat Pemerintahan
Kecamatan, Pemukiman Perkotaan, pengembangan kawasan perumahan dan juga
sebagai kawasan hijau Kota Medan. Dengan demikian dalam orientasi
CBD : PUSAT JASA MODERN
PERKEMBANGAN
KOTA INTI
KEC. MEDA N JOHO
R
Pancur Tuntu
ngan
Namo Rambe Deli
090406015 4 pengembangan wilayah Kota Medan, Kecamatan Medan Johor pada masa-masa
mendatang di pastikan akan semakin tumbuh dan berkembang secara pesat.
Dari perkembangan kota johor selama ini masyarakat kecamatan Medan Johor
berbelanja masih tergantung dengan pusat kota, hal ini menyebabkan masyarakat
tumpah ruah ke inti kota sehingga menyebabkan kemacetan khususnya Jalan Karya
Wisata dan sekitarnya. Dengan pembangunan Johor Parkview Mall ini diharapakan
dapat mengurangi volume warga yang pergi berbelanja ke pusat kota dan
mengurangi kemacetan2.
1.1.2. Latar belakang Tema
1. . Kerusakan Lingkungan sekitar akibat kegiatan manusia
Penyumbang kerusakan terhadap lingkungan tidak lain adalah aktivitas manusia
dalam kehidupan. Aktivitas yang membahayakan lingkungan hidup tersebut dapat
dimasukkan kedalam poin-poin utama sebagai berikut :
a. Bertambahnya populasi manusia
Jumlah penduduk dunia terus bertambah.Bumi yang kita pijak sudah tak
sanggup lagi menampung populasi penduduk dunia. Jika pada tahun 1900 jumlah
penduduk 1,5 miliar,tahun 2000 sudah mencapai 6 Miliar,dan 2015 diperkirakan
mencapai 8 M. Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan konsumsi sangat
tinggi, rentetan masalah sosial ,rendahnya kualitas hidup dan daya pikat kota
membuat penduduk pergi dan bekerja di kota. Data menyebut 14% orang tinggal
dikota tahun 1900 dan tahun 2000 meningkat menjadi 70%.
b. Eksploitasi dari konsumsi berlebih
Alam menyediakan makanan serta kebutuhan bagi seluruh makhluk termasuk
manusia,sudah selayaknya kita memanfaatkanya. Namun manusia tidak puas dengan
hanya terpenuhinya kebutuhan tetapi juga menuntut kenyamanan. Jika dulunya
2
merasa cukup dengan rumah dengan taman luas,maka sekarang area hijau bukan lagi
prioritas,yang terpenting kenyamanan yang lebih, dan ruang yang luas, dilain pihak
harga tanah mahal dan orang akan menggunakan semaksimal mungkin lahan
terutama di perkotaan.Kita terus mengeksploitasi sumber daya alam.
c. Sumber daya tak terbaharukan
Begitu melimpahnya sumber alam yang dimanfaatkan untuk kebutuhan
manusia dan salah satunya ke bidang konstruksi. Namun sebagian besar sumber alam
tersebut tak terbaharui, dan sumber yang terbaharui dan tak terbatas belum dapat
dimanfaatkan karena terbatasnya teknologi.kebanyakan untuk energi dan bahan
bangunan. Sumber daya terbaharukan seperti kayu pun karena eksploitasi yang
berlebih menjadikannya tidak sustainable karena jangka panjang baru terbarui.
d. Proses pengolahan dan transportasi
Proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi siap pakai
sesungguhnya juga merupakan penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini selain karena
bahan dasar material yang memanfaatkan sumber daya alam, proses pengambilannya
pun membutuhkan energi/bahan bakar. Dan keseluruhan proses tersebut
menghasilkan CO2 sebagai emisi gas buang yang berdampak buruk bagi lingkungan.
Hutan tidak hanya menyuplau O2, tetapi juga menyerap CO2 dan mengubahnya
menjadi O2, Maka pentinglah menghijaukan bangunan modern berdasarkan isu
lingkungan.
e. Pemanasan Global
Semua kegiatan manusia setelah revolusi industri menghasilkan emisi gas
buang CO2 berlipat-lipat ke atmosfer.yang secara langsung menyebabkan panas
matahari terperangkap yang dikenal sebagai efek rumah kaca, yang mengakibatkan
meningkatnya panas di permukaan bumi yang sering diistilahkan dengan Global
Warming. Peningkatan suhu sejak revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun
090406015 6 f. Bidang konstruksi penyumbang terbesar
Kenyataan yang sangat ironis, bagi profesi arsitek bidang yang digeluti
pembangunan dan konstruksi yang selayaknya untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia justru menjadi penyumbang kerusakan alam terbesar. Secara global, sektor
konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energy, dan 16% air. Selain
itu konstruksi juga menyumbang emisi CO2 terbanyak, yakni 45%
Tentu solusi terbaiknya tidak menghentikan pembangunan, tetapi membangun
dengan lebih bijaksana, salah satunya dengan penerapan Green Desain,
sustainable,dan hemat energi. Yang diharapkan dapat meminimalisasi kerusakan
alam dan hal ini tidak bisa menunggu lagi, harus dilakukan sekarang juga.
Peran Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Lingkungan :
• Pengambilan Material
• Proses pengolahan material
• Distribusi material jadi dari sumbernya ke pemakai
• Proses konstruksi
• Pengambilan lahan untuk bangunan
• Konsumsi energi sejak pembangunan-dalam bangunan jadi.
1.2Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi proyek ini adalah :
1. Dengan adanya Johor Parkview Mall ini diharapkan dapat
mengurangi volume masyarakat yang berbelanja ke pusat kota dan
2. Menghadirkan suatu bangunan yang bukan hanya sebagai lahan
komersil tetapi dapat juga menjadi sarana rekreatif , edukatif bagi
masyarakat kota Medan.
3. Dapat menyumbang ruang terbuka hijau (RTH) bagi wilayah
perkotaan.
4. Menciptakan bangunan modern yang tanggap akan isu lingkungan.
5. Memberikan keuntungan bukan hanya kepada investor/developer
tetapi kepada masyarakat, pemerintahan kota Medan , dan lingkungan
perkotaaan.
6. Terciptanya pusat perbelanjaan yang aman dan nyaman untuk
masyarakat perkotaan dengan mobilitas yang tinggi.
7. Menjadi salah satu lokasi wisata belanja , edukatif , serta rekreatif
bagi masyarakat kota Medan bahkan masyarakat luar kota Medan.
1.3Masalah Perancangan
Rumusan permasalahan yang timbul untuk tema dan kasus dalam perancangan
proyek ini adalah :
Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan
yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang
hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai
dengan kasus proyek.
Bagaimana menciptakan suatu image baru pada bangunan sehingga
tujuan yang ingin dicapai pun terpenuhi.
090406015 8 Bagaimana meyesuaikan lokasi yang ada dengan kebutuhan akan
fasilitas- fasilitas yang mendukung terciptanya lingkungan dan
bangunan tersebut.
Bagaimana menerapkan konsep perancangan yang ada yang
didasarkan dari studi yang telah dilakukan kedalam sebuah proses
perancangan.
1.4Pendekatan
Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data, baik data
primer maupun sekunder untuk memperjelas pemahaman tentang Johor Parkview Mall dilakukan dengan metode pendekatan berikut:
1. Studi Literatur
- Untuk mendapatkan data awal Master Plan kota Medan.
- Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan tema.
- Tipologi bangunan yang dikaitkan dengan tema.
- Standar ruang-ruang untuk fasilitas ruang utama dan ruang penunjang.
2. Observasi Lapangan
- Mendapatkan data kondisi dan potensi lingkungan tapak terpilih.
- Melihat langsung keadaan dan pengelolaan bangunan yang ada
dengan fungsi sejenis.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai
lingkungan tapak proyek, informasi non arsitektural dan karakteristik khusus
antara lain informasi tentang persyaratan ruang, kendala-kendala dalam
penyelenggaraan bangunan yang ada dari segi arsitektural, dll.
4. Analisis
Analisis diperlukan untuk mengolah dan merumuskan berbagai
masukan arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan.
5. Sintesis
Sintesis dilakukan pada tahap integritas data-data yang ada yang telah
dikaji pada tahap analisis, untuk kemudian diolah menjadi konsep
perencanaan dan perancangan.
1.5Lingkup/Batasan
Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah
bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan
merancang sebuah Mall.
Lingkup kajian pada proyek ini adalah perencanaan dan perancangan
unit-unit toko dan fasilitas pada pusat perbelanjaan
Aspek teknologi yang menunjang dalam kehidupan modern
Penggunaan teknologi yang efektif, efisien dan fleksibel untuk bangunan
bertingkat.
Proyek mall ini direncanakan pada tahun 2015 dengan mengacu pada rencana
kota Medanmenjadi kota Metropolitan sebagai pusat perdagangan dan bisnis
untuk wilayah bagian barat Indonesia
Perencanaan lebih difokuskan pada merancang ruang utama dan ruang
090406015 10 Pembahasan disesuaikan dengan standar ukuran ruang sedangkan
pembahasan diluar itu dilakukan dalam batas logika sesuai data sirkulasi dan
kondisi serta kaitannya dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur.
Perancangan mengikuti standar ukuran ruangan terhadap masing-masing
kegiatan
Fasilitas-fasilitas pendukung yang perlu diletakkan di dalam bangunan
1.6 Kerangka Berfikir
Diagram 1.1 kerangka berfikir
JUDUL PROYEK dan TEMA
Johor Parkview Mall
LATAR BELAKANG KASUS
Kebutuhan Akan Pusat Perbelanjaan dan Taman Kota
TUJUAN dan MANFAAT
MENYEDIAKAN SALAH SATU LOKASI WISATA BELANJA , EDUKATIF , SERTA REKREATIF BAGI MASYARAKAT PERKOTAAN.
PERUMUSAN MASALAH
BAGAIMANA MENCIPTAKAN SEBUAH RANCANGAN SECARA KESELURUHAN YANG SESUAI DENGAN MAKSUD DAN TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI
BAGAIMANA MENJADIKAN PARKVIEW MALL SEBAGAI SOLUSI LINGKUNGAN PERKOTAAN BAGAIMANA MEMADUKAN FUNGSI MALL DAN TEMA GREEN ARCHITECTURE AGAR SESUAI
LATAR BELAKANG TEMA
Kerusakan Lingkungan akibat ulah tangan manusia
STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING
STANDAR RUANG UNTUK MALL
KAJIAN TEMA DAN BANTUK MASSA BANGUNAN
KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN
BERDASARKAN DATA, ANALISA, PERATURAN PEMERINTAH. KONSEP RUANG LUAR, MASSA, SIRKULASI, STRUKTUR DAN
UTILITAS.
HASIL PERANCANGAN ANALISA TAPAK
ANALISA LINGKUNGAN SEKITAR ALAMI DAN BUATAN ANALISA ZONING
KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG HUBUNGAN ANTAR RUANG
FEEDBACK
090406015 12
BAB II . Deskripsi Proyek
2.1 Tinjauan Umum
Secara teoritis tinjauan umum akan menjelaskan mengenai pengertian
proyek ini, deskripsi proyek dan pemilihan lokasi
1. Judul : Johor Parkview Mall
2. Tema : Arsitektur Hijau (Green Architecture)
3. Status Proyek : Fiktif
4. Pemilik Proyek : Swasta
2.2. Deskripsi Singkat Proyek
Proyek ini berjudul Johor Parkview Mall, merupakan suatu mall yang menerapkan tema Arsitektur hijau pada bangunan
2.2.1 Arti Kata
Pengertian proyek Johor Parkview Mall menurut arti kata adalah :
Johor : menunjuk kepada salah satu kecamatan di Kota Medan ibu kota
provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan ini merupakan kota terbesar
di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia
bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk
menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata
Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba3 .
Parkview : park berarti taman , view berarti pandangan. Maksudnya memiliki pandangan ke taman , pemandangan berupa taman.
Mall : Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau
sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk
pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang
terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya,
sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan
unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan4.
3
"Website Pemko Medan". Retrieved 27 December.
4
2.2.2 Pengertian Proyek
Dari penguraian pengertian judul proyek menurut arti kata tersebut, Johor Parkview Mall adalah : Suatu pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa plaza umum, sekumpulan sistem yang memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur
sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan dan memiliki
pandangan ke taman atau pemandangan berupa taman dan berada di kota Medan.
2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi
2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara adalah salah
satu pusat pelayanan terpadu bagi Provinsi Sumatera Utara menurut Peraturan
Daerah. Kota Medan menjadi pusat berbagai kegiatan untuk melayani provinsi
Sumatera Utara. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah :
Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi
No. Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah
komersil mengingat bangunan yang dirancang
memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga
mendukung fungsi bangunan untuk komersil, pameran
dan pendidikan.
2. Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) Kota Medan
Wilayah lokasi pembangunan yang memiliki fungsi
sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat
pendidikan yang disesuaikan dengan RUTRK Kota
Medan. Yaitu pada subpusat pelayanan kota Medan
Selayang ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang
tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi
090406015 14
Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu),
Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan
Johor.
3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki
fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.
4. Pencapaian atau aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik
angkutan umum ,pribadi mapun pribadi.
5. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang
dapat saling mendukung dengan bangunan yang
direncanakan seperti fungsi komersial, community
dan fungsi training.
6. Utilitas kota / lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai
pendukung dalam lokasi site ( listrik, air, telefon,
drainase, dll )
7. Status kepemilikian Ada status hak milik
8. Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum
mungkin
9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi
cahaya yang masuk kedalam bangunan
10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun
dari luar site.
11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan
fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )
12. Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan
Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data
Peruntukan lahan ditentukan menurut RUTRK (Rencana Umum Tata
Ruang Kota) 2013-2030 Medan yang dibagi dalam beberapa pusat pelayanan Kota
Medan, seperti terlihat pada tabel berikut :
TABEL 2.2 RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN
TAHUN 2030
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN
A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis; Pusat kegiatan jasa dan kegiatan
pemerintahan provinsi dan kota; Pusat pelayanan ekonomi
Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota; Provinsi Sumatera Utara Internasional
B
Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional Pusat pelayanan transportasi; Pusat kegiatan sosial-budaya Pusat kegiatan industri
Kota Medan Bagian Utara; Provinsi Sumatera Utara Regional
1
Subpusat pelayanan kota Medan
Belawan
pusat pelayanan transportasi laut, pusat kegiatan bongkar muat dan
impor – ekspor,
pusat kegiatan industri, dan pusat kegiatan perikanan
Kec. Medan Belawan
2
Subpusat pelayanan kota Medan
Labuhan
Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan
Pusat pelayanan transportasi Pusat pelayanan kesehatan
Kec. Medan Labuhan
3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan
Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); Pusat kegiatan rekreasi dan wisata
090406015 16
NO PUSAT
PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN
4 Subpusat pelayanan kota Medan
Perjuangan
Pusat kegiatan perdagangan /bisnis Pusat pelayanan olahraga
Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung
5 Subpusat pelayanan kota Medan Area
Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi
Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas 6 Subpusat pelayanan
kota Medan Helvetia
Pusat pelayanan ekonomi Pusat pelayanan transportasi
wilayah bagian Barat
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal
8 Subpusat pelayanan kota Medan
Selayang
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis Pusat Pendidikan
Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor
9
Subpusat pelayanan kota Medan Timur
Pusat kegiatan perdagangan/bisnis Pusat pelayanan transportasi
(TOD);
Pusat kegiatan sosial-budaya
Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat
2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi
Berdasarkan kriteria diatas, maka diputuskan memilih 3 alternatif lokasi
yang sesuai untuk proyek Johor Parkview Mall , yaitu :
Lokasi 1 : Jln. Karya Wisata
Lokasi 2 : Jln. Karya Wisata 2
Lokasi 3 : Jln. Karya Asih
a. Alternatif Lokasi
Struktur
Pencapaian Aksesibilitas Kendaraan
090406015 20 kaki trotoar buruk
2
Jalur sirkulasi Lebar diatas 6m,
pedestrian 2m
Utilitas Tersedia, kondisi
Dekat dengan
Persyaratan Status
kepemilikian
Orientasi Intensitas cahaya
sedang
090406015 22
3 3 3
TOTAL 45 43 43
NB : 3 = sangat baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik
Dari tabel penilaian diatas, maka diperoleh Site terpilih di Jln. Karya
Wisata . Sesuai dengan RUTRK 2013-2030 kota Medan Jln. memiliki lebar jalan 33
meter dan GSB 15 meter dan KLB 3-4 lantai.
2.4 Tinjauan Khusus
Secara teoritis tinjauan khusus proyek akan menjelaskan mengenai
Mall berdasarkan pengertian, pola, klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi
tersebut.
2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan
Keberadaan pusat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi hal
yang sangat menarik karena termasuk tempat yang sering dikunjungi oleh
masyarakat kota tersebut. Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian,
diantaranya adalah:
Menurut Gruen, Victor (1966)
Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi
para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan
servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota
untuk memberikan kenyamanan berbelanja.
Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577)
Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat
toko-toko eceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan untuk
bagi barang dagangan.
Menurut Beddington, Nadine (1981,1)
Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah
suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para
pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.
Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council of
Shopping Center)
Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil
lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola
sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat
parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari
karakteristik pasar yang dilayani.
Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat
perbelanjaan, yaitu:
a. Merupakan bangunan komersil
b. Dapat berfungsi juga sebagai temapt berkumpul dan berekreasi
2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan.
1. Berdasarkan Skala Pelayanan
Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu:
Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk
090406015 24 Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini
mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala
wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit
penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko. Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini
mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000
penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini
terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari
pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir5.
Tabel 2.4. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI
2. Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan
Pusat Perbelanjaan Murni
Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat
pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok
Indah Mall .
5
Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi
Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda
namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.
3. Berdasarkan Sistem Transaksi
Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan
sebagai berikut:
Toko Grosir
Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang
tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang
ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam
partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan
tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau
tempat penyimpan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting
pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan
dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang
tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan
pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan
barang belanjaan.
Toko Eceran
Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran
lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi.
Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan
yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan
090406015 26 4.Berdasarkan Lokasi
Pasar (market), Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada
suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun
berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman,
merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya
sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.
Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang
terdiri dari deretan toko atau kios trebuka pada suatu penggal jalan. Area
perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi
suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya
berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang
menarik dkunjungi wisatawan.
Shopping Precint Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang
menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini
biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.Contohnya yaitu
Nakamise-dori,Senso-ji's temple precint's shopping street, Asakusa,
Tokyo, Jepang6.
Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko
dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang
yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier,
sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama
didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara
khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi
pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup
kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga
berskala manusia.
Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari
berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan
6
ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu
konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan
barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi
dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000
sampai 20.000 m2.
Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan
sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan
pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan
hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan
makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh
barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000
sampai dengan 2.500 m2.
Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan
masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembeyaran dan
perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah
program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual
seperti disampaikan dalam Lang (1987:114).
Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan
lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara
5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu
lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang
digunakan adalah sistem self timer.
Oleh Karena system pelayanannya mandiri, perlu penataan dan
pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli
menemukan barang yang diinginkan.
Hypermarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas
lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan
disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya
090406015 28 munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun
dibedakan antara pembeli eceran adan pembeli sistem grosir.
Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di
area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling
luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya
lebih kecil.
Shopping mall Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau
sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk
pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha
yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah
terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan
dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.
2.4.3 Pengertian Mall
Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem
dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat
disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum,
tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan,
duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi
kenyamanan.
Menurut Rubenstein (1978), mall merupakan penggambaran dari kota yang
terbentuk oleh elemen-elemen :
Anchor (Magnet) merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai landmark. Perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall
Street mall meruapakan transformasi paths perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet
Landscaping (pertamanan) merupakan transformasi dari edges sebagai pembatas petokoan ditempat-temapt luar
2.4.4 Bentuk-bentuk Mall
a. Bentuk Mall berdasarkan penutup bangunan
Menurut Maithland (1987) terdapat 3 bentuk umum mall dengan keuntungan
dan kerugaian tersendiri
1. Mall Terbuka (Open Mall)
Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap
cahaya matahari sehingga member kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi
berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling
terpisah.
2. Mall Tertutup {enclosedMall)
Adalah mall dengan pelingkup merupakan suatu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan
terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi
fasilitas rekreasi seperti tempat duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta Gbr. 2.4 Mall terbuka
3. Semi Mall
Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan silengkapi dengan pohon-pohon dan taman, bangku-bangku,
pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan
dikurangi.
. c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk
1. Bentuk L ( L Shape )
2. Bentuk Segitiga ( Triangle)
3. B entuk jalur ( strip shaped )
Gbr. 2.7 Bentuk L
Gbr. 2.8 Bentuk Segitiga
090406015 32
5. Bentuk U (U shaped)
6.Bentuk Cluster
7. Double dumbbell shaped
8.Bentuk T shaped
Gbr. 2.10 Dumb bell Shaped
Gbr. 2.11 Bentuk U
Gbr. 2.12 Bentuk Cluster
d. Bentuk mall berdasarkan system parkir
1. Strip center with curb parking
2. Strip center with off-street parking
3. Double-strip center with off-street parking
Gbr. 2.14 Bentuk T
Gbr. 2.15 Strip center with curb parking
Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking
090406015 34
4. Mall center with only one magnet
5. Mall center with magnet centrally placed
6. Cluster-type center
7. “Introverted” center
Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet
Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed
2.4.5 Prinsip shopping mall
Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi)
• Design Control Zone
Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :
1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi
sirkulasi jelas.
2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, amusement dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi
pengunjung
3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan
kenyamana pejalan kaki dan komunikasi antara tenant.
4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi
orizontal tercapai.
090406015 36 jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
persaingan yang mematikan.
Criteria Design dari masing - masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkul perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, design interior dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.
2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall
a.AktifitasUtama
Kegiatan utama jual beli dengan pelaku penjual dan pengunjung pembeli
b.Aktifitas Pendukung
Kegiatan pendukung kegiatan utama: bongkar muat, pengelola administrasi, pelaku
penyewa dan pengelola
c.Aktifitas Pelengkap
Kegiatan berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan bangunan
d. Aktivitas Pelayanan
Merupakan kegiatan pelayanan atau servis.
2.4.7 Fungsi Shopping Mall
Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain :
- Sebagai wadah untuk perbelanjaan.
- Menyediakan fasillitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk
sarana santai.
- Sebagai magnet kawasan untuk menarik pengunjung datang dan menggunakan
090406015 38 2. Hermes Place Polonia
Merupakan Mall baru di kota Medan , Mall ini mengusung konsep
lifestyle Mall pada bangunannya. Merupakan jenis Mall Composite dan berdasarkan
skala pelayanan merupakan Mall distrik . Mall ini merupakan Mall semi-outdoor
sehingga dapat menghemat penggunaan listrik pada AC.
090406015 40
III. ELABORASI TEMA
3.1 Arsitektur Hijau
Arsitektur hijau (Green Architecture) adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari hanya
sekedar bangunan tempat bernaung manusia dengan segala fungsinya. Pada intinya
Arsitektur hijau diibaratkan keselarasan hidup manusia dan alam yang terangkum
terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep Arsitektur hijau, konsep yang kini
tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern.
Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang
berkelanjutan. Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 150 meter persegi,
dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 100 meter persegi, maka sisa 50
meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar. Dalam
aplikasinya meliputi pemberdayaan atap menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman
merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain,
arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.
3.2. Interpretasi Tema
Aplikasi nyata arsitektur hijau adalah dengan meningkatkan efisiensi
pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap
kesehatan melalui tata letak, konstruksi,operasi,dan pemeliharaanbangunan,
penggunaan material reuse,recycle,renewable. Secara matematis perhitungan disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah.
Misalkan air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil atau membuat
sumur resapan dan biopori. Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi
merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di
sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan
3.2.1 Green Architecture dalam Konteks Kota Medan
Pemerintah Kota Medan telah menetapkan Rencana Strategik (Renstra) Kota
Medan sesuai Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2002, dengan visi :
“ Mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan bercirikan Masyarakat
Madani yang menguasai Iptek, dan bermuatan Imtaq serta berwawasan Lingkungan
Hidup “
Selain visi tersebut, terdapat beberapa isu lingkungan hidup di kota Medan
yang menyebabkan diperlukannya konsep pendekatan “ Green” terhadap
perencanaan dan perancangan arsitektur kotanya. Isu-isu tersebut diantaranya :
pencemaran akibat limbah industri, rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan, restoran,
sampah perkotaan, krisis persediaan air tawar, degradasi tanah dan lahan pertanian,
pencemaran udara, konflik sosial, lingkungan, transportasi, dan ruang terbuka hijau.
Dengan mempertimbangkan isu – isu yang muncul pada saat ini yaitu isu lingkungan
hidup , maka dalam pengembangan bangunan “ Medan Parkview Mall “ akan
diterapkan konsep green architecture.
3.2.2 Sifat-sifat pada Bangunan Arsitektur Hijau (green Architecture)
Arsitektur hijau (Green architecture) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai
menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan
potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung
konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).
Sustainable ( Berkelanjutan )
090406015 42 perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel
Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility is about the practical
system of bulding, not the beauty of great design. Jadi ditegaskan bahwa
kaedah-kaedah arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu lingkungan
binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi standar berkelanjutan sehingga bisa
dikatakan hijau.
Earthfriendly ( Ramah lingkungan )
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green
architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud
tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan
terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh
karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap
lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.
High performance building
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak
kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa green architecture mempunyai sifat ini salah satu
fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memanfaatkan
energi yang berasal dari alam ( Energy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ).
3.2.3 KeterkaitanTema dengan Judul Proyek
Adapun keterkaitan tema dengan judul proyek adalah menerapkan desain
perancangan fungsi bangunan yang akan dirancang pada pusat perbelanjaan dengan
menggunakan konsep arsitektur hijau. Hal ini dikarenakan perkotaan membutuhkan
solusi atas keadaan kritis lingkungan sehingga menciptakan lingkungan yang
menarik dan berkelanjutan.
Arsitektur Hijau dalam penerapannya pada desain telah dibahas pada
poin-poin diatas, berikut tinjauan singkat penerapan Arsitektur Hijau dalam desain:
a. Penggunaan Panel Surya
Panel surya/ solar cell/ solar panel : panel surya / solar cell menghasilkan energi
listrik tanpa biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel
silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang
menghasilkan
arus listrik. Sebuah. solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi
sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk
menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).
r pengaturan pengisian baterai.
Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya/ solar cell pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.
-
direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).
Gbr 3.1 Instalasi listrik tenaga surya
090406015 44 Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari panel surya / solar cell,
charge controller, inverter, baterai.
b. Penggunaan Material reuse,recycle, renewable
Penggunaan material reuse,recycle,reneable (3R) dalam konsep Green Architecture
ada berbagai macam alas an antara lain :
material 3R, sebagai conroh botol kaca bekas yang banyak terdapat di TPA yang
dapat digunakan untuk fasade bangunan, atau pemakaian material daur ulang sebagai
inovasi material bangunan (kertas bekas dapat diubah menjadi acian camouran
semen uuntuk plester)dll.
bidang konstruksi bangunan. Sebagai contoh peti kemas (container) yang merupakan
alat untuk mobilitas pengangkutan barang dapat digunakan sebagai module
konstruksi untuk hunian,office ( modifikasi peti kemas bekas untuk hunian pekerja
sementara) dll.
polusi bagai bumi.Dapat mengambil contoh peti kemas bekas (container) di Amerika
Serikat yang mencapai hampir 17 juta,dapat dimanfaatkan sekaligus mengurangi
sampah di bumi.
Gambar 3.2 :Botol,contoh material yang dapat dimanfaatkan dalam bangunan
c. Penggunaan Turbin Angin
Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena
tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam
pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang
menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang
berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski demikian, harap diingat bahwa
sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi
lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah
dikelola. Di samping itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan
menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di
negeri Belanda.
Berdasar ukuran rata-rata campuran bahan bakar di Amerika Serikat (AS),
kira-kira dari setiap kWh yang digunakan akan menghasilkan 1,5 pon CO2. Ini
berarti setiap turbin angin biasa akan mencegah emisi sebesar 2 juta kWh x 1,5 pon
CO2/kWh =3 juta pon CO2 atau 1,5 ton CO2 pertahun. Sepetak lahan hutan
menyerap kurang lebih 3 ton CO2 per hektar pertahun. Jadi sebuah turbin angin
sebesar 750 kWh dapat mencegah emisi CO2 sebesar yang dapat diserap oleh hutan
seluas setengah hektar16. pemasangan turbin tidak harus tinggi di atas tower.
d. Penggunaan Penangkap air Hujan (Rainwater Cachting)
Gambar 3.3 :Turbin angin Aerocam/aerostellar
090406015 46 Air hujan yang dominan terutama di daerah tropis seperti Indonesia dapat
dimanfaatkan untuk meniram tanaman,, mencuci kendaraan atau sebagai cadangan
air untuk bahaya kebakaran. Penggunaan Rainwater Cachting pada Green Building
sudah banyak diterapkan berupa model pengkap air hujan berbentuk payung.
e. Aplikasi Roof garden
Pengembangan taman atap modern (roof garden atau green roof) merupakan fenomena yang relatif baru. Teknologi taman atap pertama kali dikembangkan di
Jerman pada tahun 1980-an yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa
lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia17.
Keberadaan taman atap, khususnya di kota-kota besar (metropolis) memiliki peran
penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi RTH akibat
pembangunan infrastruktur-infrastruktur kota dapat diimbangi atau dikompensasi
dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya manfaat taman atap (roof garden) adalah sebagai berikut :
1) Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah
polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses
reoksigenasi; taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca
(karbon dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca;
Gambar 3.4 :Rain water cachting
2) Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas
radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island effect);
3) Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air
hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien;
4) Mengurangi polusi suara/ kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap
memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang berasal dari luar
bangunan (suara bising kendaraan bermotor atau aktivitas industri)
5) Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya dengan
fungsi taman pada umumnya, taman atap (green roof) menyediakan keindahan bagi aspek bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman;
6) Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi sebagai
habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme (wildlife) antar ruang hijau di kawasan perkotaan
090406015 48 3.3 Studi Banding Tema Sejenis
1. The EDITT Tower , Singapore
Desain untuk EDITT Tower , pada sudut kota Singapura , merupakan bentuk hybrid
yang memenuhi keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area
retail , exhibition hall dan auditorium serta ruang office pada bagian atas. Bangunan
26 lantai ini menerapkan konsep „green vertical urbanism‟ maksudnya
pengembangan kota yang ramah lingkungan secara vertical. Dengan konsep bentuk
yang organic pada bagian fasad bangunan yang berpengaruh pada ruang public dan
sirkulasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang memiliki estetika ekologi.
Konsep green architecture terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh
bagian bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui system penampungan
air hujan. Juga terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternative energi
untuk bangunan.
.Gbr 3.6 Konsep Tata Vegetasi dan Penampungan Air Hujan The EDITT Tower ,
2.Fake Hill Residential Building di China
Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis
perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif
arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs
tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan
fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203
meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai
puncaknya 106-194 m.Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk
pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama
seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk
memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah mengubah
obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur
yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD.
090406015 50 3. Sparch Green Shopping Mall , Kuala Lumpur
Arsitek Sparch baru saja menyelesaikan desain sebuah mal seluas 1 juta kaki
persegi di Kuala Lumpur, dan visi mereka adalah membuat maksimal hijau, dan
maksimal hunian didalamnya. Bangunan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik
di pusat kota. Konsekwensinya bangunan ini sebagai ruang hibrida fungsional
perkotaan : sebagian menjadi bagian taman umum, sebagian mal untuk belanja,
dan sebagian menjadi bangunan fungsional (perkantoran dan hunian) perkotaan.
Di ruang pusat mal seakan menjadi atrium pertemuan para pengunjung. Konsep
ini menjawab adanya kekhawatiran sumpeknya bangunan di perkotaan karena
banyaknya mal yang dibangun.
Pertama, mereka tertutup dari lingkungan sekitarnya, membuat lalu lintas
pengunjung di mal seakan di ruang tertutup atau dengan kata lain "ruang publik
yang tertutup" yang umumnya ruang publik perkotaan berbentuk ruang
terbuka.Dalam perencanaan kota besar, penyediaan ruang terbuka baru menjadi
masalah besar, karena tidak memungkinkan bangunan baru untuk dibangun di
dekat ruang publik berupa taman terbuka yang telah ada, karena keterbatasan
lahan dan sudah digunakan oleh fungsi lain.
Dengan adanya ruang terbuka di tengah mal, seakan pengunjung berada di
tengah kota. Kedua, biaya energi sering berlebihan, karena mal umumnya
merupakan ruang tertutup seperti gua yang keseluruhan ruangan menggunakan
AC. Para desainer dalam estimasi proyek ini memperkirakan penggunaan energi
akan berkurang sebesar 30%, berkat ruang outdoor dan pembuatan shading
090406015 52 3.4. PENERAPAN TEMA
Konsep Green shopping Mall dalam Medan Parkview Mall ini diterapkan dengan tujuan menciptakan pusat perbelanjaan berwawasan lingkungan sebagai
bagian dari kepedulian terhadap lingkungan , dengan penerapan sebagai berikut :
a.Penggunaan sistem Rain Harvesting pada bangunan utama dan beberapa
area taman , sehingga dapat menghemat dalam pengunaan air pada bangunan.
b. Pengunaan green roof dan vertical garden pada bangunan.
c. Menggunakan bahan dan sumberdaya yang dapat didaur-ulang dan
material lokal .
d. Penggunaan konsep 3R , reduce , reuse , recycle pada bangunan.
e.Menjuaga kualitas udara dalam ruangan dengan peningkatan ventilasi ,
bebas dari gas berbahaya, penggunaan material tanpa form-aldehida , toluen , dan
BAB IV ANALISA
4.1 ANALISA KONDISI TAPAK