• Tidak ada hasil yang ditemukan

Johor Parkview Mall

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Johor Parkview Mall"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2012 / 2013

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

HAFFIDZ IRFANSYAH

090406015

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(2)

Oleh:

HAFFIDZ IRFANSYAH 09 0406 015

Medan, Juli 2013

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N. Vinky Rahman, MT.

NIP.19660622 199702 1 001 Devin Defriza Harisdani S.T., M.T

NIP : 197508101998021001

Ir. Novrial M.Eng.

(3)

NIM : 090406015

Judul Proyek Tugas Akhir : Johor Parkview Mall

Tema : Arsitektur Hijau

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

Medan, Juli 2013

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA-490

Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP. 196606221997021001

(4)

Tugas akhir ini mengambil judul Johor Parkview Mall. Tugas ini merupakan syarat

wajib bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini dengan tulus dan kerendahan hati, saya menyampaikan rasa

hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar – besarnya kepada pembimbing tugas

akhir saya bapak Devin Defriza H, S.T., M.T. dan bapak Ir. Novrial, M.Eng. serta kepada para penguji ibu Andalucia S.T., M.Sc. dan bapak Prof Ir H. Moehammad Nawawiy Loebis M.Phil, Ph.D atas kesedian membimbing, memotivasi, memberi ilmu, memberi masukan dan waktu beliau sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Rasa hormat

dan terima kasih yang sama juga saya tujukan kepada:

 Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T. sebagai Ketua Departemen Arsitektur dan bapak

Imam Faisal Pane, S.T., M.T. sebagai Sekretasis Departemen Arsitektur.  Ibu Ir. Basaria Talarosa, M.T. selaku Koordinator Tugas Akhir, Departemen

Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

 Orang tua saya yang tercinta, papaku tercinta Iskandar HR dan Indrawati atas

segala doa, kesabaran dan segala pegorbanannya selama ini.

 Abang saya Affan Indarwan yang memberikan bantuan dan motivasi kepada saya.  Keluarga saya, nenek Pho cut ,semua paman dan tante saya yang memberikan

dukungan dan doa kepada saya.

 Teman – teman 2009 yang menjadi tempat bekeluh kesah dan bertukar pikiran. Vita,

Martin , Agung , Meme , Ridho , Relung , Ica , Arief , Mukhtar, Rizky , Danu , Reza,

Biman, Ibet , Rima.

 Teman – teman kelompok tugas akhir Indra, Adib, Shara, Novi, Lili, Nisa, Ipit, Ummi,

dan Yuyun, atas kesetiakawanan dan perjuangan bersama.

 Teman –teman Alumni SMA Al-Ulum Abdi , Nisa , Tiwi yang telah membantu dalam

penyebaran kuesioner tugas akhir ini.

(5)

Medan, Juli 2013

Hormat Saya

(6)

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR DIAGRAM……… vii

ABSTRAK ………. viii BAB I. PENDAHULUAN

1.1 . Latar Belakang……… 1.1.1 Latar Belakang Kasus……… 1.1.2 Latar Belakang Tema……… 1.2 . Maksud dan Tujuan………. 1.3 . Masalah Perancangan……… 1.4 . Pendekatan………. 1.5 . Lingkup dan Batasan……….. 1.6 Kerangka Berfikir……….

1 2.2.2 Pengertian Proyek……… 2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi……….. 2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi………. 2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi………. 2.4 Tinjauan Khusus………. 2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan………. 2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan………. 2.4.3 Pengertian Mall……… 2.4.4 Bentuk-bentuk Mall………... 2.4.5 Prinsip shopping mall………

2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall……….

(7)

ii

3.1.1 Pengertian……… 3.2. Interpretasi Tema……….. 3.2.1 Green Architecture dalam Konteks Kota Medan ……..

3.2.2 Sifat-sifat pada Bangunan Arsitektur Hijau …………... 3.2.3 Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek………... 3.3 Studi Banding Tema Sejenis

3.4. Penerapan Tema………. 40

4.1 Analisa Kondisi Tapak………. 4.1.1 Analisa Lokasi……….. 4.1.2 Analisa Tata Guna Lahan………. 4.1.2.1 Kondisi Eksisting Sekitar……… 4.1.2.2 Batas-batas Sekitar Site………... 4.1.3 Analisa Sirkulasi………..

4.1.3.1 Sirkulasi Kendaraan ………... 4.1.3.2 Sirkulasi Pejalan Kaki………. 4.1.4 Analisa Matahari dan Vegetasi……… 4.1.5 Analisa Kebisingan……….. 4.1.6 Analisa View……… 4.1.6.1 View Keluar……….. 4.1.6.2View Kedalam……… 4.2 Analisis Kegiatan ……… 4.3 Analisa Kebutuhan Ruang……… 4.4 Analisa Aliran Kegiatan………... 4.5 Analisa Pengunjung Mall……… 4.6 Program Ruang……… 4.7 Analisa Kebutuhan Parkir………

(8)
(9)

iv

Gbr. 2.13 Double dumbbell shaped……….. 32

Gbr. 2.14 Bentuk T……….. 33

Gbr. 2.15 Strip center with curb parking……….. 33

Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking……… 33

Gbr. 2.17 Double-strip center with off-street parking ………... 33

Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet………. 34

Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed……….. 32

Gbr. 2.20 Cluster-type center………. 32

Gbr. 2.21 Introverted center……….. 35

Gbr .2.22 Suasana cihampelas Walk Bandung……… 37

Gbr. 2.23 Suasana Hermes Place Polonia Medan……….. 38

Gbr. 2.24 Gbr.3.1 Instalasi listrik tenaga surya…….………. 43

(10)

Gbr 3.7

Gbr 3.8

Fake Hill Residential Building……….

Sparch Green Shopping Mall ………. 51

Gbr 4.1 Lokasi Proyek………... 53

Gbr 4.2 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek……….. 55

Gbr 4.3 Kondisi Eksisting Lokasi Proyek……….. 55

Gbr 4.4 Tata Guna Lahan Sekitar Site……… 56

Gbr 4.5 Kondisi Eksisting Sekitar Site……….. 56

Gbr 4.6 Ilustrasi Kondisi Eksisting Sekitar Site………. 58

Gbr 4.7 Batas-Batas Sekitar Site……… 59

Gbr 4.8 Analisa Sirkulasi Kendaraan Sekitar Site……….. 63

Gbr 4.9 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki Sekitar Site……….. 61

Gbr 4.10 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Wisata……… 63

Gbr 4.11 Kondisi Pedestrian pada Jl. Karya Asih……… 63

Gbr 4.12 Kondisi Pedestria yang baik……….. 64

Gbr 4.13 Analisa Matahari dan Vegetasi………. 65

Gbr 4.14 Analisa Kebisingan……… 66

Gbr 4.15 Analisa View Keluar………. 68

Gbr 4.16 Analisa View Kedalam……….. 70

Gbr. 5.1 Konsep Zoning……….. 92

Gbr. 5.2 Konsep Vegetasi……… 93

(11)

vi

Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi………. 13

Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2030…… 15

Tabel 2.3 Tabel 2.4 Penilaian Alternatif Lokasi………. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI………. 18 24 Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan Ruang………. 72

Tabel 4.2 Jumlah pengujung Plaza Medan Fair………. 79

Tabel 4.3 Program ruang Umum………..……… 81

Tabel 4.4 Program ruang Hypermarket……… 81

Tabel 4.5 Program ruang Departement Store………. 82

Tabel 4.6 Program Ruang retail……….. 82

Tabel 4.7 Program ruang Arcade games……… 83

Tabel 4.8 Program ruang Café……… 83

Tabel 4.9 Program ruang Restaurant……….. 84

Tabel 4.10 Program ruang Food Court……… 84

Tabel 4.11 Program ruang bioskop……… 84

Tabel 4.14 Program ruang Fasilitas Administrasi……… 85

Tabel 4.15 Program ruang utilitas……….. 86

Tabel 4.16 Program ruang keamanan……….. 86

Tabel 4.17 Program ruang Musholla………. 87

Tabel 4.18 Perbandingan bentuk dasar bangunan……… 89

(12)

Diagram4.1 Struktur Organisasi Mall……… 72

Diagram 4.2 Kegiatan pengunjung………. 78

Diagram4.3 Kegiatan karyawan……… 78

Diagram 4.4 Kegiatan pengelola……… 79

Diagram 5.1 Organisasi ruang lt 1……….. 91

Diagram 5.2 Organisasi ruang lt 2………... 91

Diagram 5.3 Organisasi ruang lt 3……….. 92

Diagram. 5.4 Konsep Air Bersih………. 94

Diagram. 5.5 Konsep Air Limbah……….. 95

Diagram. 5.6 Konsep AC……… 97

Diagram. 5.7 Konsep Fire Safety……… 98

(13)

viii architecture was chosen as the theme because it suits the character and function of the building itself. Johor parkview mall is a mall that apply system rain harvesting on the building, with this theme then is expected to not only attract people's interest of medan johor to shop but can also foster a caring properties environments of local communities to create sustainable development.

Keywords : Mall , Green architecture, Park

Abstrak

Mall merupakan sebuah bangunan yang harus dimiliki setiap kota besar. Masyarakat Johor selama ini berbelanja masih menuju pusat kota sehingga menimbulkan kemacetan di daerah johor itu sendiri. Johor parkview Mall hadir untuk memenuhi kebutuhan belanja masyarakat Medan Johor sehingga mereka tidak harus tergantung kepada pusat kota.Isu lingkungan merupakan sesuatu yang sangat penting sekarang ini. Arsitektur Hijau dipilih sebagai tema karena sesuai dengan karakter dan fungsi bangunan itu sendiri . Johor parkview mall merupakan mall yang menerapkan sistem rain harvesting pada bangunan, dengan tema ini maka diharapkan tidak hanya menarik minat masyarakat medan johor untuk berbelanja tetapi juga dapat menumbuhkan sifat peduli lingkungan terhadap masyarakat sekitar agar terciptanya pembangunan berkelanjutan.

(14)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dan menjadi pusat

perekonomian di Sumatera utara. Pertambahan jumlah penduduk serta pertumbuhan

ekonomi ( industri dan perdagangan ) merupakan unsur utama perkembangan suatu

kota. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan, perekonomian, kebudayaan dan

perhubungan di Sumatera Utara. Menurut data BPS Kota Medan, ekonomi kota

Medan telah mengalami pertumbuhan rata-rata 5,2 persen per tahun. sebagai

perbandingan, pertumbuhan ekonomi nasional jauh lebih rendah yakni hanya tumbuh

4,26 persen per tahun dan ekonomi Sumut 4,3 persen per setahun.

Menurut laporan terkini Pemko Medan, jumlah cummuter (penduduk yang

pulang pergi setiap hari karena bekerja) diperhitungkan sekira 500.000 setiap hari.

Jumlah ini sekira 25 persen dari penduduk resmi. Sedangkan dari sisi permintaan,

kenaikan pendapatan telah mendorong konsumsi. Pendapatan perkapita meningkat

rata-rata 12 persen per tahun,. Pertumbuhan ini dipastikan mendorong konsumsi atau

menambah daya beli masyarakat.

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku 2009 -2011 (%) /

Growth of Gross Regional Domestic Product of Medan City at Current Price 2007 - 2011 (%)

Lapangan Usaha / Industrial Origin

(15)

090406015 2

Manufacturing Industry

Listrik,Gas dan Air Minum

Electricity,Gas and Water

8,91 13,71 11,56

Bangunan

Construction

11,14 17,65 20,62

Perdagangan,Hotel dan Restoran

Trade, Hotel and Restaurant

15,28 15,02 8,16

Pengangkutan dan Komunikasi

Transportation and Communication

14,44 10,74 12,78

Persewaan Bangunan,Tanah dan

Jasa Perusahaan

Finance ,Intermediaries, Insurance, Building Rental and Corporate Services

5,40 18,19 18,91

Jasa-jasa

Services

15,35 15,28 13,98

Produk Domestik Regional Bruto

Gross Regional Domestic Product 11,26 14,71 12,36

Sumber/ Source : BPS Kota Medan/ BPS-Statistic of Medan City

Keterangan/ Note *) Angka Perbaikan / Revised figures

(16)

1.1.1 Latar Belakang Proyek

Perkembangan Johor sebagai kota satelit

Kota Medan sendiri terdiri dari 21 kecamatan dimana didalamnya terdapat

kawasan perencanaan RDTR yaitu Kecamatan Medan Johor yang mempunyai

cakupan wilayah administratif seluas 1.657,89 Ha dengan jumlah penduduk 114.143

Jiwa yang tersebar di enam kelurahan, dengan tingkat kepadatan Penduduk mencapai

6.730 jiwa/km2 (Kecamatan Medan Johor Dalam Angka Tahun 2008)1.

Dalam Struktur Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2006, Kecamatan

Medan Johor diarahkan mempunyai fungsi utama sebagai Pusat Pemerintahan

Kecamatan, Pemukiman Perkotaan, pengembangan kawasan perumahan dan juga

sebagai kawasan hijau Kota Medan. Dengan demikian dalam orientasi

CBD : PUSAT JASA MODERN

PERKEMBANGAN

KOTA INTI

KEC. MEDA N JOHO

R

Pancur Tuntu

ngan

Namo Rambe Deli

(17)

090406015 4 pengembangan wilayah Kota Medan, Kecamatan Medan Johor pada masa-masa

mendatang di pastikan akan semakin tumbuh dan berkembang secara pesat.

Dari perkembangan kota johor selama ini masyarakat kecamatan Medan Johor

berbelanja masih tergantung dengan pusat kota, hal ini menyebabkan masyarakat

tumpah ruah ke inti kota sehingga menyebabkan kemacetan khususnya Jalan Karya

Wisata dan sekitarnya. Dengan pembangunan Johor Parkview Mall ini diharapakan

dapat mengurangi volume warga yang pergi berbelanja ke pusat kota dan

mengurangi kemacetan2.

1.1.2. Latar belakang Tema

1. . Kerusakan Lingkungan sekitar akibat kegiatan manusia

Penyumbang kerusakan terhadap lingkungan tidak lain adalah aktivitas manusia

dalam kehidupan. Aktivitas yang membahayakan lingkungan hidup tersebut dapat

dimasukkan kedalam poin-poin utama sebagai berikut :

a. Bertambahnya populasi manusia

Jumlah penduduk dunia terus bertambah.Bumi yang kita pijak sudah tak

sanggup lagi menampung populasi penduduk dunia. Jika pada tahun 1900 jumlah

penduduk 1,5 miliar,tahun 2000 sudah mencapai 6 Miliar,dan 2015 diperkirakan

mencapai 8 M. Kepadatan penduduk menyebabkan kebutuhan konsumsi sangat

tinggi, rentetan masalah sosial ,rendahnya kualitas hidup dan daya pikat kota

membuat penduduk pergi dan bekerja di kota. Data menyebut 14% orang tinggal

dikota tahun 1900 dan tahun 2000 meningkat menjadi 70%.

b. Eksploitasi dari konsumsi berlebih

Alam menyediakan makanan serta kebutuhan bagi seluruh makhluk termasuk

manusia,sudah selayaknya kita memanfaatkanya. Namun manusia tidak puas dengan

hanya terpenuhinya kebutuhan tetapi juga menuntut kenyamanan. Jika dulunya

2

(18)

merasa cukup dengan rumah dengan taman luas,maka sekarang area hijau bukan lagi

prioritas,yang terpenting kenyamanan yang lebih, dan ruang yang luas, dilain pihak

harga tanah mahal dan orang akan menggunakan semaksimal mungkin lahan

terutama di perkotaan.Kita terus mengeksploitasi sumber daya alam.

c. Sumber daya tak terbaharukan

Begitu melimpahnya sumber alam yang dimanfaatkan untuk kebutuhan

manusia dan salah satunya ke bidang konstruksi. Namun sebagian besar sumber alam

tersebut tak terbaharui, dan sumber yang terbaharui dan tak terbatas belum dapat

dimanfaatkan karena terbatasnya teknologi.kebanyakan untuk energi dan bahan

bangunan. Sumber daya terbaharukan seperti kayu pun karena eksploitasi yang

berlebih menjadikannya tidak sustainable karena jangka panjang baru terbarui.

d. Proses pengolahan dan transportasi

Proses pengolahan bahan mentah menjadi bahan jadi siap pakai

sesungguhnya juga merupakan penyebab kerusakan lingkungan. Hal ini selain karena

bahan dasar material yang memanfaatkan sumber daya alam, proses pengambilannya

pun membutuhkan energi/bahan bakar. Dan keseluruhan proses tersebut

menghasilkan CO2 sebagai emisi gas buang yang berdampak buruk bagi lingkungan.

Hutan tidak hanya menyuplau O2, tetapi juga menyerap CO2 dan mengubahnya

menjadi O2, Maka pentinglah menghijaukan bangunan modern berdasarkan isu

lingkungan.

e. Pemanasan Global

Semua kegiatan manusia setelah revolusi industri menghasilkan emisi gas

buang CO2 berlipat-lipat ke atmosfer.yang secara langsung menyebabkan panas

matahari terperangkap yang dikenal sebagai efek rumah kaca, yang mengakibatkan

meningkatnya panas di permukaan bumi yang sering diistilahkan dengan Global

Warming. Peningkatan suhu sejak revolusi industri dalam kurun waktu 20 tahun

(19)

090406015 6 f. Bidang konstruksi penyumbang terbesar

Kenyataan yang sangat ironis, bagi profesi arsitek bidang yang digeluti

pembangunan dan konstruksi yang selayaknya untuk meningkatkan kualitas hidup

manusia justru menjadi penyumbang kerusakan alam terbesar. Secara global, sektor

konstruksi mengkonsumsi 50% sumber daya alam, 40% energy, dan 16% air. Selain

itu konstruksi juga menyumbang emisi CO2 terbanyak, yakni 45%

Tentu solusi terbaiknya tidak menghentikan pembangunan, tetapi membangun

dengan lebih bijaksana, salah satunya dengan penerapan Green Desain,

sustainable,dan hemat energi. Yang diharapkan dapat meminimalisasi kerusakan

alam dan hal ini tidak bisa menunggu lagi, harus dilakukan sekarang juga.

Peran Bidang Konstruksi Terhadap Kerusakan Lingkungan :

• Pengambilan Material

• Proses pengolahan material

• Distribusi material jadi dari sumbernya ke pemakai

• Proses konstruksi

• Pengambilan lahan untuk bangunan

• Konsumsi energi sejak pembangunan-dalam bangunan jadi.

1.2Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dilaksanakannya studi proyek ini adalah :

1. Dengan adanya Johor Parkview Mall ini diharapkan dapat

mengurangi volume masyarakat yang berbelanja ke pusat kota dan

(20)

2. Menghadirkan suatu bangunan yang bukan hanya sebagai lahan

komersil tetapi dapat juga menjadi sarana rekreatif , edukatif bagi

masyarakat kota Medan.

3. Dapat menyumbang ruang terbuka hijau (RTH) bagi wilayah

perkotaan.

4. Menciptakan bangunan modern yang tanggap akan isu lingkungan.

5. Memberikan keuntungan bukan hanya kepada investor/developer

tetapi kepada masyarakat, pemerintahan kota Medan , dan lingkungan

perkotaaan.

6. Terciptanya pusat perbelanjaan yang aman dan nyaman untuk

masyarakat perkotaan dengan mobilitas yang tinggi.

7. Menjadi salah satu lokasi wisata belanja , edukatif , serta rekreatif

bagi masyarakat kota Medan bahkan masyarakat luar kota Medan.

1.3Masalah Perancangan

Rumusan permasalahan yang timbul untuk tema dan kasus dalam perancangan

proyek ini adalah :

 Bagaimana menciptakan sebuah rancangan lingkungan dan bangunan

yang sesuai dengan judul yang diangkat dan maksud tujuan yang

hendak dicapai demi menunjang keberadaan fungsi bangunan sesuai

dengan kasus proyek.

 Bagaimana menciptakan suatu image baru pada bangunan sehingga

tujuan yang ingin dicapai pun terpenuhi.

(21)

090406015 8  Bagaimana meyesuaikan lokasi yang ada dengan kebutuhan akan

fasilitas- fasilitas yang mendukung terciptanya lingkungan dan

bangunan tersebut.

 Bagaimana menerapkan konsep perancangan yang ada yang

didasarkan dari studi yang telah dilakukan kedalam sebuah proses

perancangan.

1.4Pendekatan

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam mengumpulkan data-data, baik data

primer maupun sekunder untuk memperjelas pemahaman tentang Johor Parkview Mall dilakukan dengan metode pendekatan berikut:

1. Studi Literatur

- Untuk mendapatkan data awal Master Plan kota Medan.

- Untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan tema.

- Tipologi bangunan yang dikaitkan dengan tema.

- Standar ruang-ruang untuk fasilitas ruang utama dan ruang penunjang.

2. Observasi Lapangan

- Mendapatkan data kondisi dan potensi lingkungan tapak terpilih.

- Melihat langsung keadaan dan pengelolaan bangunan yang ada

dengan fungsi sejenis.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai

lingkungan tapak proyek, informasi non arsitektural dan karakteristik khusus

(22)

antara lain informasi tentang persyaratan ruang, kendala-kendala dalam

penyelenggaraan bangunan yang ada dari segi arsitektural, dll.

4. Analisis

Analisis diperlukan untuk mengolah dan merumuskan berbagai

masukan arsitektural maupun non arsitektural bagi keperluan perancangan.

5. Sintesis

Sintesis dilakukan pada tahap integritas data-data yang ada yang telah

dikaji pada tahap analisis, untuk kemudian diolah menjadi konsep

perencanaan dan perancangan.

1.5Lingkup/Batasan

Batasan-batasan lingkup kajian yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah

bagaimana mengembangkan berbagai konsep dalam merencanakan dan

merancang sebuah Mall.

 Lingkup kajian pada proyek ini adalah perencanaan dan perancangan

unit-unit toko dan fasilitas pada pusat perbelanjaan

 Aspek teknologi yang menunjang dalam kehidupan modern

 Penggunaan teknologi yang efektif, efisien dan fleksibel untuk bangunan

bertingkat.

 Proyek mall ini direncanakan pada tahun 2015 dengan mengacu pada rencana

kota Medanmenjadi kota Metropolitan sebagai pusat perdagangan dan bisnis

untuk wilayah bagian barat Indonesia

 Perencanaan lebih difokuskan pada merancang ruang utama dan ruang

(23)

090406015 10  Pembahasan disesuaikan dengan standar ukuran ruang sedangkan

pembahasan diluar itu dilakukan dalam batas logika sesuai data sirkulasi dan

kondisi serta kaitannya dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur.

 Perancangan mengikuti standar ukuran ruangan terhadap masing-masing

kegiatan

 Fasilitas-fasilitas pendukung yang perlu diletakkan di dalam bangunan

(24)

1.6 Kerangka Berfikir

Diagram 1.1 kerangka berfikir

JUDUL PROYEK dan TEMA

Johor Parkview Mall

LATAR BELAKANG KASUS

Kebutuhan Akan Pusat Perbelanjaan dan Taman Kota

TUJUAN dan MANFAAT

 MENYEDIAKAN SALAH SATU LOKASI WISATA BELANJA , EDUKATIF , SERTA REKREATIF BAGI MASYARAKAT PERKOTAAN.

PERUMUSAN MASALAH

 BAGAIMANA MENCIPTAKAN SEBUAH RANCANGAN SECARA KESELURUHAN YANG SESUAI DENGAN MAKSUD DAN TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI

 BAGAIMANA MENJADIKAN PARKVIEW MALL SEBAGAI SOLUSI LINGKUNGAN PERKOTAAN  BAGAIMANA MEMADUKAN FUNGSI MALL DAN TEMA GREEN ARCHITECTURE AGAR SESUAI

LATAR BELAKANG TEMA

Kerusakan Lingkungan akibat ulah tangan manusia

STUDI LITERATUR dan STUDI BANDING

 STANDAR RUANG UNTUK MALL

 KAJIAN TEMA DAN BANTUK MASSA BANGUNAN

KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN

BERDASARKAN DATA, ANALISA, PERATURAN PEMERINTAH. KONSEP RUANG LUAR, MASSA, SIRKULASI, STRUKTUR DAN

UTILITAS.

HASIL PERANCANGAN ANALISA TAPAK

 ANALISA LINGKUNGAN SEKITAR ALAMI DAN BUATAN  ANALISA ZONING

 KEBUTUHAN DAN BESARAN RUANG  HUBUNGAN ANTAR RUANG

FEEDBACK

(25)

090406015 12

BAB II . Deskripsi Proyek

2.1 Tinjauan Umum

Secara teoritis tinjauan umum akan menjelaskan mengenai pengertian

proyek ini, deskripsi proyek dan pemilihan lokasi

1. Judul : Johor Parkview Mall

2. Tema : Arsitektur Hijau (Green Architecture)

3. Status Proyek : Fiktif

4. Pemilik Proyek : Swasta

2.2. Deskripsi Singkat Proyek

Proyek ini berjudul Johor Parkview Mall, merupakan suatu mall yang menerapkan tema Arsitektur hijau pada bangunan

2.2.1 Arti Kata

Pengertian proyek Johor Parkview Mall menurut arti kata adalah :

Johor : menunjuk kepada salah satu kecamatan di Kota Medan ibu kota

provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota Medan ini merupakan kota terbesar

di Pulau Sumatera. Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia

bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk

menuju objek wisata Brastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata

Orangutan di Bukit Lawang, Danau Toba3 .

Parkview : park berarti taman , view berarti pandangan. Maksudnya memiliki pandangan ke taman , pemandangan berupa taman.

Mall : Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau

sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk

pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang

terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah terhadapnya,

sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan

unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan4.

3

"Website Pemko Medan". Retrieved 27 December.

4

(26)

2.2.2 Pengertian Proyek

Dari penguraian pengertian judul proyek menurut arti kata tersebut, Johor Parkview Mall adalah : Suatu pusat perbelanjaan yang secara arsitektur berupa plaza umum, sekumpulan sistem yang memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur

sehingga berada di antara toko-toko kecil yang saling berhadapan dan memiliki

pandangan ke taman atau pemandangan berupa taman dan berada di kota Medan.

2.3. Pendekatan Pemilihan Tapak dan Lokasi

2.3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi

Kota Medan yang merupakan ibukota dari provinsi Sumatera Utara adalah salah

satu pusat pelayanan terpadu bagi Provinsi Sumatera Utara menurut Peraturan

Daerah. Kota Medan menjadi pusat berbagai kegiatan untuk melayani provinsi

Sumatera Utara. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi untuk proyek ini adalah :

Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah

komersil mengingat bangunan yang dirancang

memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga

mendukung fungsi bangunan untuk komersil, pameran

dan pendidikan.

2. Rencana Umum Tata Ruang

Kota (RUTRK) Kota Medan

Wilayah lokasi pembangunan yang memiliki fungsi

sebagai pusat kegiatan perdagangan/bisnis dan pusat

pendidikan yang disesuaikan dengan RUTRK Kota

Medan. Yaitu pada subpusat pelayanan kota Medan

Selayang ditetapkan di Kecamatan Medan Selayang

tepatnya di sekitar simpang Pemda, meliputi

(27)

090406015 14

Baru (kecuali Kelurahan Darat dan Petisah Hulu),

Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan

Johor.

3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki

fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.

4. Pencapaian atau aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik

angkutan umum ,pribadi mapun pribadi.

5. Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang

dapat saling mendukung dengan bangunan yang

direncanakan seperti fungsi komersial, community

dan fungsi training.

6. Utilitas kota / lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai

pendukung dalam lokasi site ( listrik, air, telefon,

drainase, dll )

7. Status kepemilikian Ada status hak milik

8. Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum

mungkin

9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi

cahaya yang masuk kedalam bangunan

10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun

dari luar site.

11. Ukuran lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan

fasilitas-fasilitas yang direncanakan. ( > 1 Ha )

12. Kontur tapak / topografi Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan

(28)

Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data

Peruntukan lahan ditentukan menurut RUTRK (Rencana Umum Tata

Ruang Kota) 2013-2030 Medan yang dibagi dalam beberapa pusat pelayanan Kota

Medan, seperti terlihat pada tabel berikut :

TABEL 2.2 RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN

TAHUN 2030

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

A Pusat Pelayanan Kota di Pusat Kota

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis;  Pusat kegiatan jasa dan kegiatan

pemerintahan provinsi dan kota;  Pusat pelayanan ekonomi

 Kota Medan, Kec. Medan Polonia, Kec. Medan Baru, Medan Petisah, Kec. Medan Timur, kec.Medan Barat, Kec. Medan Kota;  Provinsi Sumatera Utara  Internasional

B

Pusat Pelayanan Kota dibagian Utara

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional  Pusat pelayanan transportasi;  Pusat kegiatan sosial-budaya  Pusat kegiatan industri

 Kota Medan Bagian Utara;  Provinsi Sumatera Utara  Regional

1

Subpusat pelayanan kota Medan

Belawan

 pusat pelayanan transportasi laut,  pusat kegiatan bongkar muat dan

impor – ekspor,

 pusat kegiatan industri, dan  pusat kegiatan perikanan

 Kec. Medan Belawan

2

Subpusat pelayanan kota Medan

Labuhan

 Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

 Pusat pelayanan transportasi  Pusat pelayanan kesehatan

 Kec. Medan Labuhan

3 Subpusat pelayanan kota Medan Marelan

 Pusat kegiatan perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk);  Pusat kegiatan rekreasi dan wisata

(29)

090406015 16

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI WILAYAH PELAYANAN

4 Subpusat pelayanan kota Medan

Perjuangan

 Pusat kegiatan perdagangan /bisnis  Pusat pelayanan olahraga

 Kec. Medan Perjuangan dan Kec. Medan Tembung

5 Subpusat pelayanan kota Medan Area

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

 Kec. Medan Area, Kec. Medan Kota, Kec. Medan Denai, Kec, Medan Amplas 6 Subpusat pelayanan

kota Medan Helvetia

 Pusat pelayanan ekonomi  Pusat pelayanan transportasi

wilayah bagian Barat

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Helvetia, Kec. Medan Petisah, Kec. Medan Sunggal

8 Subpusat pelayanan kota Medan

Selayang

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis  Pusat Pendidikan

 Kec. Medan Tuntungan, kec. Medan Baru, Kec. Medan Selayang, kec. Medan Johor

9

Subpusat pelayanan kota Medan Timur

 Pusat kegiatan perdagangan/bisnis  Pusat pelayanan transportasi

(TOD);

 Pusat kegiatan sosial-budaya

 Kec. Medan Deli, Kec. Medan Timur, Kec. Medan Barat

2.3.2 Analisis Pemilihan Lokasi

Berdasarkan kriteria diatas, maka diputuskan memilih 3 alternatif lokasi

yang sesuai untuk proyek Johor Parkview Mall , yaitu :

Lokasi 1 : Jln. Karya Wisata

Lokasi 2 : Jln. Karya Wisata 2

Lokasi 3 : Jln. Karya Asih

a. Alternatif Lokasi

(30)
(31)
(32)

Struktur

Pencapaian Aksesibilitas Kendaraan

(33)

090406015 20 kaki trotoar buruk

2

Jalur sirkulasi Lebar diatas 6m,

pedestrian 2m

Utilitas Tersedia, kondisi

(34)

Dekat dengan

Persyaratan Status

kepemilikian

Orientasi Intensitas cahaya

sedang

(35)

090406015 22

3 3 3

TOTAL 45 43 43

NB : 3 = sangat baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik

Dari tabel penilaian diatas, maka diperoleh Site terpilih di Jln. Karya

Wisata . Sesuai dengan RUTRK 2013-2030 kota Medan Jln. memiliki lebar jalan 33

meter dan GSB 15 meter dan KLB 3-4 lantai.

2.4 Tinjauan Khusus

Secara teoritis tinjauan khusus proyek akan menjelaskan mengenai

Mall berdasarkan pengertian, pola, klasifikasi, dan karakteristik dari fungsi-fungsi

tersebut.

2.4.1 Pengertian Pusat Perbelanjaan

Keberadaan pusat perbelanjaan dalam suatu kota selalu menjadi hal

yang sangat menarik karena termasuk tempat yang sering dikunjungi oleh

masyarakat kota tersebut. Pusat perbelanjaan memiliki beberapa pengertian,

diantaranya adalah:

Menurut Gruen, Victor (1966)

Pusat perbelanjaan adalah suatu tempat yang dipergunakan sebagai wadah bagi

para pedagang yang diatur oleh suatu manajemen terencana yang memberikan

servis bagi kebutuhan ekonomi dan sosial masyarakat, sebagai fasilitas kota

untuk memberikan kenyamanan berbelanja.

Menurut De Chiara, Joseph and Callender, John Hancock (1973,577)

Pusat perbelanjaan adalah sebuah kompleks yang didalamnya terdapat

toko-toko eceran yang disatukan dengan fasilitas -fasilitas yang direncanakan untuk

(36)

bagi barang dagangan.

Menurut Beddington, Nadine (1981,1)

Pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks perbelanjaan yang terencana dibawah

suatu manajemen pusat yang menyewakan unit-unit pertokoan kepada para

pedagang eceran dengan pengelolaan oleh manajemen yang bertanggung jawab

sepenuhnya terhadap pusat perbelanjaan.

Menurut Dewan Internasional Pusat Perbelanjaan (International Council of

Shopping Center)

Pusat perbelanjaan adalah sekelompok penjual eceran dan usahawan komersil

lainnya yang merencanakan, mengembangkan, mendirikan, memiliki dan mengelola

sebuah properti tunggal. Pada lokasi properti ini berdiri disediakan juga tempat

parkir. Tujuan dan ukuran besar dari pusat perbelanjaan ini umumnya ditentukan dari

karakteristik pasar yang dilayani.

Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci terkait dengan pusat

perbelanjaan, yaitu:

a. Merupakan bangunan komersil

b. Dapat berfungsi juga sebagai temapt berkumpul dan berekreasi

2.4.2 Klasifikasi Pusat Perbelanjaan.

1. Berdasarkan Skala Pelayanan

Berdasarkan skala pelayanannya, pusat perbelanjaan dapat dibedakan menjadi 3 jenis,

yaitu:

 Pusat perbelanjaan lokal (neighborhood center) Pusat perbelanjaan kelas ini mempunyai jangkauan pelayanan yang meliputi 5.000 sampai 40.000 penduduk

(37)

090406015 24  Pusat perbelanjaan distrik (community center) Pusat perbelanjaan kelas ini

mempunyai jangkauan pelayanan 40.000 sampai 150.000 penduduk (skala

wilayah), dengan luas bangunan berkisar antara 9.290-27.870 m2. Unit-unit

penjualannya terdiri atas junior department store, supermarket dan toko-toko.  Pusat perbelanjaan regional (main center) Pusat perbelanjaan kelas ini

mempunyai jangkauan pelayanan seluas daerah dengan 150.000 sampai 400.000

penduduk, dengan luas bangunan 27.870-92.990 m2. Pusat perbelanjaan golongan ini

terdiri dari 1-4 departement store dan 50-100 toko retail, yang tersusun mengitari

pedestrian, dan dikelilingi oleh daerah parkir5.

Tabel 2.4. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI

2. Berdasarkan Fungsi dan Kegiatan

 Pusat Perbelanjaan Murni

Pusat perbelanjaan yang berfungsi sebagai tempat berbelanja dan sebagai tempat

pertemuan masyarakat (community center) untuk segala urusan, baik untuk bersantai, mencari hiburan. Misalnya Plaza Senayan, Blok M Plaza, Pondok

Indah Mall .

5

(38)

 Pusat Perbelanjaan Multi Fungsi

Fungsi sebagai pusat perbelanjaan di campur dengan fungsi lain yang berbeda

namun saling menunjang dan meningkatkan nilai komersialnya.

3. Berdasarkan Sistem Transaksi

Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat dibedakan

sebagai berikut:

 Toko Grosir

Adalah toko yang menjual barang dalam partai besar. Barang-barang

tersebut biasanya disimpan di gudang atau di tempat lain, sedangkan yang

ada di toko grosir hanya contohnya.oleh karena penjualan dilakukan dalam

partai besar, biasanya etalase pada pada toko grosir hanya memerlukan

tempat yang relatif kecil, sedangkan bagian terbesarnya adalah gudang atau

tempat penyimpan persediaan. Aktifitas lain yang juga tidak kalah penting

pada toko seperti ini adalah pengepakan. Oleh karena penjualannya dilakukan

dalam jumlah besar sekaligus, maka pengepakan memerlukan ruang

tersendiri yang juga relatif besar, yaitu ruang dropping barang. Area ini sebaiknya berdimensi cukup besar yang memungkinkan kendaraan

pengangkut barang berhenti pada proses pembongkaran atau pemuatan

barang belanjaan.

 Toko Eceran

Menjual barang dalam partai kecil atau per satuan barang. Toko eceran

lebih banyak menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang tinggi.

Pada toko semacam ini, area display barang dagangan memerlukan ruang dengan dimensi yang relatif besar untuk mewadahi variasi barang dagangan

yang tinggi. Sebaliknya, gudang mungkin hanya memerlukan area dengan

(39)

090406015 26 4.Berdasarkan Lokasi

 Pasar (market), Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko, kios, dan sebagainya) yang berada disuatu area tertentu pada

suatu wilayah. Fasilitas perbelanjaan ini dapat bersifat terbuka atauun

berada di dalam bangunan, biasanya berada dekat kawasan pemukiman,

merupakan fasilitas perbelanjaan untuk memennuhi kebutuhan (biasanya

sehari-hari) masyarakat di sekitarnya.

 Shopping Street Merupakan pengelompokan sarana perbelanjaan yang

terdiri dari deretan toko atau kios trebuka pada suatu penggal jalan. Area

perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang tepi

suatu penggal jalan. Jenis perbelanjaan semacam ini biasanya

berkembang di kawasan-kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang

menarik dkunjungi wisatawan.

 Shopping Precint Merupakan kompleks pertokoan terbuka yang

menghadap pada suatu ruang terbuka yang bebas. Perbelanjaan ini

biasanya tumbuh di dekat obyek atau kawasan wisata.Contohnya yaitu

Nakamise-dori,Senso-ji's temple precint's shopping street, Asakusa,

Tokyo, Jepang6.

 Shopping Center Merupakan pengelompokan fasilitas perbelanjaan (toko

dan kios) yang berada di bawah satu atap. Pada shopping center, barang

yang diperdagangkan didominasi oleh kebutuhan sekunder dan tersier,

sedangkan pada jenis pasar, barang yang diperdagangkan terutama

didominasi oleh kebutuhan primer manusia. Shopping center secara

khusus mempunyai pola visual dan sirkulasi yang diperuntukkan bagi

pengunjung untuk berjalan mengelilinya, bahkan tidak hanya mencakup

kompleks yang berukuran besar berskala monumental, tetapi juga

berskala manusia.

 Department Store Merupakan wadah perdagangan eceran besar dari

berbagai jenis barang yang berada di bawah satu atap. Pada perbelanjaan

6

(40)

ini transaksi masih menggunakan tenaga pelayan untuk membantu

konsumen memilih dan mencari benda yang dikehendaki. Penataan

barang-barangnya memiliki tata letak khusus yang memudahan sirkulasi

dan mencapai kejelasan akses. Luas lantainya berkisar antara 10.000

sampai 20.000 m2.

 Supermarket Merupakan toko yang menjual barang kebutuhan

sehari-hari dengan cara pelayanan mandiri (self service). Pemilihan dan

pencarian produk dilakukan secara mandiri oleh konsumen. Pelayan

hanya digunakan untuk membantu proses pembayaran. Jumlah bahan

makanan yang dijual pada toko jenis ini kurang dari 15% dari seluruh

barang yang diperdagangkan. Luas lantainya berkisar antara 1.000

sampai dengan 2.500 m2.

 Setiap supermarket mempunyai sekuen kejadian, diawali dengan

masuknya konsumen sehingga proses pembelian, pembeyaran dan

perginya konsumen. Sekuen kejadian ini perlu dikaji melalui sebuah

program yang termasuk di dalamnya adalah perilaku pembeli dan penjual

seperti disampaikan dalam Lang (1987:114).

 Superstore Merupakan pusat perdagangan dengan luas area penjualan

lebih dari 2.500 m2. Pada umumnya luas superstore berkisar antara

5.000 m2 sampai dengan 7.000 m2. Superstore ini menempati satu

lantai bangunan dan terletak di pusat kota. Sistem pelayanan yang

digunakan adalah sistem self timer.

 Oleh Karena system pelayanannya mandiri, perlu penataan dan

pengelompokan barang yang jelas sehingga memudahkan pembeli

menemukan barang yang diinginkan.

 Hypermarket Merupakan bentuk perluasan dari superstore, dengan luas

lantai minimum 5.000 m2. Hypermarket merupakan simbol perdagangan

disuatu kota kota karena tempat tersebut mencerminkan adanya

(41)

090406015 28 munculnya produk-produk yang ditawarkan. Sistem penjualannya pun

dibedakan antara pembeli eceran adan pembeli sistem grosir.

 Pada hypermarket yang bergabung dengan plaza atau shopping park, kecendrungannya adalah ruangan untuk hypermarket diletakkan di

area paling belakang karena membutuhkan lahan bangunan yang paling

luas sehingga tidak menutupi area retail atau counter lain yang luasannya

lebih kecil.

 Shopping mall Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau

sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk

pejalan kaki. Jadi mall dapat disebut sebagai jalan pada area pusat usaha

yang terpisah dari lalu lintas umum, tetapi memiliki akses mudah

terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan, duduk-duduk, bersantai, dan

dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi kenyamanan.

2.4.3 Pengertian Mall

Merupakan sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem

dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki. Jadi mall dapat

disebut sebagai jalan pada area pusat usaha yang terpisah dari lalu lintas umum,

tetapi memiliki akses mudah terhadapnya, sebagai tempat berjalan-jalan,

duduk-duduk, bersantai, dan dilengkapi dengan unsur-unsur dekoratif untuk melengkapi

kenyamanan.

Menurut Rubenstein (1978), mall merupakan penggambaran dari kota yang

terbentuk oleh elemen-elemen :

Anchor (Magnet) merupakan transformasi dari nodes dapat pula berfungsi sebagai landmark. Perwujudannya berupa plaza dalam shopping mall

(42)

Street mall meruapakan transformasi paths perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet

Landscaping (pertamanan) merupakan transformasi dari edges sebagai pembatas petokoan ditempat-temapt luar

2.4.4 Bentuk-bentuk Mall

a. Bentuk Mall berdasarkan penutup bangunan

Menurut Maithland (1987) terdapat 3 bentuk umum mall dengan keuntungan

dan kerugaian tersendiri

1. Mall Terbuka (Open Mall)

Adalah mall tanpa pelingkup, merupakan mall yang terbuka langsung terhadap

cahaya matahari sehingga member kesan luas dan cocok untuk udara, tetapi

berpengaruh pada kenyamanan terhadap gangguan cuaca dan antara retail saling

terpisah.

2. Mall Tertutup {enclosedMall)

Adalah mall dengan pelingkup merupakan suatu bangunan lengkap dimana pedagang dan pemilik toko terlindungi dalam bangunan yang tertutup dan

terkontrol serta dimungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan dilengkapi

fasilitas rekreasi seperti tempat duduk, taman, ruang pamer, atau promosi serta Gbr. 2.4 Mall terbuka

(43)
(44)

3. Semi Mall

Semi mall lebih menekankan pada pejalan kaki, oleh karena itu areanya diperluas dan silengkapi dengan pohon-pohon dan taman, bangku-bangku,

pencahayaan dan fasilitas buatan lainnya, sedangkan jalur kendaraan

dikurangi.

. c. Bentuk Mall menurut komposisi ukuran dan bentuk

1. Bentuk L ( L Shape )

2. Bentuk Segitiga ( Triangle)

3. B entuk jalur ( strip shaped )

Gbr. 2.7 Bentuk L

Gbr. 2.8 Bentuk Segitiga

(45)

090406015 32

5. Bentuk U (U shaped)

6.Bentuk Cluster

7. Double dumbbell shaped

8.Bentuk T shaped

Gbr. 2.10 Dumb bell Shaped

Gbr. 2.11 Bentuk U

Gbr. 2.12 Bentuk Cluster

(46)

d. Bentuk mall berdasarkan system parkir

1. Strip center with curb parking

2. Strip center with off-street parking

3. Double-strip center with off-street parking

Gbr. 2.14 Bentuk T

Gbr. 2.15 Strip center with curb parking

Gbr. 2.16 Strip center with off-street parking

(47)

090406015 34

4. Mall center with only one magnet

5. Mall center with magnet centrally placed

6. Cluster-type center

7. “Introverted” center

Gbr. 2.18 Mall center with only one magnet

Gbr. 2.19 Mall center with magnet centrally placed

(48)

2.4.5 Prinsip shopping mall

Prinsip dasar Shopping Mall terletak pada peran dan pola hubungan antara unit retail dan mall. Lebih sekedar street of shop melainkan sebagai penghubung, pengontrol, pengorganisir unit retail serta mengidentifikasi area (memberikan kejelasan orientasi)

Design Control Zone

Mencapai komunitas flow melalui efek ping pong sehingga semua ruang bernilai strategis. Control zone dicapai dengan :

1. Pola Mall, linier sederhana, dengan jalur utama tanpa pembagi agar semua ruang sewa strategis dan orientasi

sirkulasi jelas.

2. Magnet / Anchor, unit utama sebagai obyek penarik pengunjung. Kuncinya adalah perancangan key tenant yaitu pemilihan dan penempatan anchor tenant. Penyewa seperti supermarket, cineplex, restoran, amusement dan lainnya, penempatannya harus mampu menjadi magnet bagi

pengunjung

3. Pembatasan panjang dan lebar, mempertimbangkan

kenyamana pejalan kaki dan komunikasi antara tenant.

4. Pembatasan tinggi bangunan, dilakukan orientasi

orizontal tercapai.

(49)

090406015 36 jenis materi perdagangan dengan sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan

persaingan yang mematikan.

Criteria Design dari masing - masing unit sewa telah ditentukan sebelumnya kepada para tenant, menyangkul perwujudan fisik seperti ketentuan mengenai bahan, warna, design interior dll yang mengutamakan kesesuaian bukan kesenangan.

2.4.6 Aktifitas dalam shopping mall

a.AktifitasUtama

Kegiatan utama jual beli dengan pelaku penjual dan pengunjung pembeli

b.Aktifitas Pendukung

Kegiatan pendukung kegiatan utama: bongkar muat, pengelola administrasi, pelaku

penyewa dan pengelola

c.Aktifitas Pelengkap

Kegiatan berkaitan dengan perawatan dan pemeliharaan bangunan

d. Aktivitas Pelayanan

Merupakan kegiatan pelayanan atau servis.

2.4.7 Fungsi Shopping Mall

Ada beberapa fungsi dari shopping mall antara lain :

- Sebagai wadah untuk perbelanjaan.

- Menyediakan fasillitas penunjang lainnya untuk sarana rekreasi ataupun untuk

sarana santai.

- Sebagai magnet kawasan untuk menarik pengunjung datang dan menggunakan

(50)
(51)

090406015 38 2. Hermes Place Polonia

Merupakan Mall baru di kota Medan , Mall ini mengusung konsep

lifestyle Mall pada bangunannya. Merupakan jenis Mall Composite dan berdasarkan

skala pelayanan merupakan Mall distrik . Mall ini merupakan Mall semi-outdoor

sehingga dapat menghemat penggunaan listrik pada AC.

(52)
(53)

090406015 40

III. ELABORASI TEMA

3.1 Arsitektur Hijau

Arsitektur hijau (Green Architecture) adalah suatu pendekatan pada bangunan yang dapat meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada

kesehatan manusia dan lingkungan. Arsitektur hijau meliputi lebih dari hanya

sekedar bangunan tempat bernaung manusia dengan segala fungsinya. Pada intinya

Arsitektur hijau diibaratkan keselarasan hidup manusia dan alam yang terangkum

terangkum dalam konsep arsitektur hijau. Konsep Arsitektur hijau, konsep yang kini

tengah digalakkan dalam kehidupan manusia modern.

Dalam perencanaannya, harus meliputi lingkungan utama yang

berkelanjutan. Dalam perhitungan kasar, jika luas rumah adalah 150 meter persegi,

dengan pemakaian lahan untuk bangunan adalah 100 meter persegi, maka sisa 50

meter lahan hijau harus digenapkan dengan memberdayakan potensi sekitar. Dalam

aplikasinya meliputi pemberdayaan atap menjadi konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman

merambat. Selain itu, tujuan pokok arsitektur hijau adalah menciptakan eco desain,

arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.

3.2. Interpretasi Tema

Aplikasi nyata arsitektur hijau adalah dengan meningkatkan efisiensi

pemakaian energi, air, dan bahan-bahan, mereduksi dampak bangunan terhadap

kesehatan melalui tata letak, konstruksi,operasi,dan pemeliharaanbangunan,

penggunaan material reuse,recycle,renewable. Secara matematis perhitungan disebutkan, konsumsi 300 liter air harus dapat dikembalikan sepenuhnya ke tanah.

Misalkan air sisa cuci sayur dapat digunakan untuk mencuci mobil atau membuat

sumur resapan dan biopori. Dalam hal estetika, arsitektur hijau terletak pada filosofi

merancang bangunan yang harmonis dengan sifat-sifat dan sumber alam yang ada di

sekelilingnya. Penggunaan bahan bangunan yang dikembangkan dari bahan alam dan

(54)

3.2.1 Green Architecture dalam Konteks Kota Medan

Pemerintah Kota Medan telah menetapkan Rencana Strategik (Renstra) Kota

Medan sesuai Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2002, dengan visi :

“ Mewujudkan Kota Medan sebagai Kota Metropolitan bercirikan Masyarakat

Madani yang menguasai Iptek, dan bermuatan Imtaq serta berwawasan Lingkungan

Hidup “

Selain visi tersebut, terdapat beberapa isu lingkungan hidup di kota Medan

yang menyebabkan diperlukannya konsep pendekatan “ Green” terhadap

perencanaan dan perancangan arsitektur kotanya. Isu-isu tersebut diantaranya :

pencemaran akibat limbah industri, rumah sakit, hotel, pusat perbelanjaan, restoran,

sampah perkotaan, krisis persediaan air tawar, degradasi tanah dan lahan pertanian,

pencemaran udara, konflik sosial, lingkungan, transportasi, dan ruang terbuka hijau.

Dengan mempertimbangkan isu – isu yang muncul pada saat ini yaitu isu lingkungan

hidup , maka dalam pengembangan bangunan “ Medan Parkview Mall “ akan

diterapkan konsep green architecture.

3.2.2 Sifat-sifat pada Bangunan Arsitektur Hijau (green Architecture)

Arsitektur hijau (Green architecture) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai

menipis. Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan

potensi site. Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung

konsep arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat. Green dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa sangat baik).

Sustainable ( Berkelanjutan )

(55)

090406015 42 perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar. Dalam artikel

Newsweek Renzo Piano menegaskan bahwa : Sustainablility is about the practical

system of bulding, not the beauty of great design. Jadi ditegaskan bahwa

kaedah-kaedah arsitektur yang utama tentang keindahan dan fungsional suatu lingkungan

binaan dapat tercapai sekaligus memenuhi standar berkelanjutan sehingga bisa

dikatakan hijau.

Earthfriendly ( Ramah lingkungan )

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green

architecture apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud

tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan

terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi. Oleh

karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai sifat ramah terhadap

lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

High performance building

Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak

kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Alasan mengapa green architecture mempunyai sifat ini salah satu

fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memanfaatkan

energi yang berasal dari alam ( Energy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ).

3.2.3 KeterkaitanTema dengan Judul Proyek

Adapun keterkaitan tema dengan judul proyek adalah menerapkan desain

perancangan fungsi bangunan yang akan dirancang pada pusat perbelanjaan dengan

menggunakan konsep arsitektur hijau. Hal ini dikarenakan perkotaan membutuhkan

solusi atas keadaan kritis lingkungan sehingga menciptakan lingkungan yang

menarik dan berkelanjutan.

(56)

Arsitektur Hijau dalam penerapannya pada desain telah dibahas pada

poin-poin diatas, berikut tinjauan singkat penerapan Arsitektur Hijau dalam desain:

a. Penggunaan Panel Surya

Panel surya/ solar cell/ solar panel : panel surya / solar cell menghasilkan energi

listrik tanpa biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel

silikon (disebut juga solar cell) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang

menghasilkan

arus listrik. Sebuah. solar cell menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi

sebuah panel surya / solar cell 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk

menghasilkan 17 Volt tegangan maksimun).

r pengaturan pengisian baterai.

Tegangan maksimum yang dihasilkan panel surya/ solar cell pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.

-

direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).

Gbr 3.1 Instalasi listrik tenaga surya

(57)

090406015 44 Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya terdiri dari panel surya / solar cell,

charge controller, inverter, baterai.

b. Penggunaan Material reuse,recycle, renewable

Penggunaan material reuse,recycle,reneable (3R) dalam konsep Green Architecture

ada berbagai macam alas an antara lain :

material 3R, sebagai conroh botol kaca bekas yang banyak terdapat di TPA yang

dapat digunakan untuk fasade bangunan, atau pemakaian material daur ulang sebagai

inovasi material bangunan (kertas bekas dapat diubah menjadi acian camouran

semen uuntuk plester)dll.

bidang konstruksi bangunan. Sebagai contoh peti kemas (container) yang merupakan

alat untuk mobilitas pengangkutan barang dapat digunakan sebagai module

konstruksi untuk hunian,office ( modifikasi peti kemas bekas untuk hunian pekerja

sementara) dll.

polusi bagai bumi.Dapat mengambil contoh peti kemas bekas (container) di Amerika

Serikat yang mencapai hampir 17 juta,dapat dimanfaatkan sekaligus mengurangi

sampah di bumi.

Gambar 3.2 :Botol,contoh material yang dapat dimanfaatkan dalam bangunan

(58)

c. Penggunaan Turbin Angin

Energi angin adalah energi yang relatif bersih dan ramah lingkungan karena

tidak menghasilkan karbon dioksida (CO2) atau gas-gas lain yang berperan dalam

pemanasan global, sulphur dioksida dan nitrogen oksida (jenis gas yang

menyebabkan hujan asam). Energi ini pun tidak menghasilkan limbah yang

berbahaya bagi lingkungan ataupun manusia. Meski demikian, harap diingat bahwa

sekecil apapun semua bentuk produksi energi selalu memiliki akibat bagi

lingkungan. Hanya saja efek turbin angin sangat rendah, bersifat lokal dan mudah

dikelola. Di samping itu turbin atau kincir angin memiliki pesona tersendiri dan

menjadi atraksi wisata yang menarik, seperti misalnya saja kincir-kincir angin di

negeri Belanda.

Berdasar ukuran rata-rata campuran bahan bakar di Amerika Serikat (AS),

kira-kira dari setiap kWh yang digunakan akan menghasilkan 1,5 pon CO2. Ini

berarti setiap turbin angin biasa akan mencegah emisi sebesar 2 juta kWh x 1,5 pon

CO2/kWh =3 juta pon CO2 atau 1,5 ton CO2 pertahun. Sepetak lahan hutan

menyerap kurang lebih 3 ton CO2 per hektar pertahun. Jadi sebuah turbin angin

sebesar 750 kWh dapat mencegah emisi CO2 sebesar yang dapat diserap oleh hutan

seluas setengah hektar16. pemasangan turbin tidak harus tinggi di atas tower.

d. Penggunaan Penangkap air Hujan (Rainwater Cachting)

Gambar 3.3 :Turbin angin Aerocam/aerostellar

(59)

090406015 46 Air hujan yang dominan terutama di daerah tropis seperti Indonesia dapat

dimanfaatkan untuk meniram tanaman,, mencuci kendaraan atau sebagai cadangan

air untuk bahaya kebakaran. Penggunaan Rainwater Cachting pada Green Building

sudah banyak diterapkan berupa model pengkap air hujan berbentuk payung.

e. Aplikasi Roof garden

Pengembangan taman atap modern (roof garden atau green roof) merupakan fenomena yang relatif baru. Teknologi taman atap pertama kali dikembangkan di

Jerman pada tahun 1980-an yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa

lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia17.

Keberadaan taman atap, khususnya di kota-kota besar (metropolis) memiliki peran

penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi RTH akibat

pembangunan infrastruktur-infrastruktur kota dapat diimbangi atau dikompensasi

dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya manfaat taman atap (roof garden) adalah sebagai berikut :

1) Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah

polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses

reoksigenasi; taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca

(karbon dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca;

Gambar 3.4 :Rain water cachting

(60)

2) Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas

radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island effect);

3) Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air

hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien;

4) Mengurangi polusi suara/ kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap

memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang berasal dari luar

bangunan (suara bising kendaraan bermotor atau aktivitas industri)

5) Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya dengan

fungsi taman pada umumnya, taman atap (green roof) menyediakan keindahan bagi aspek bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman;

6) Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi sebagai

habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme (wildlife) antar ruang hijau di kawasan perkotaan

(61)

090406015 48 3.3 Studi Banding Tema Sejenis

1. The EDITT Tower , Singapore

Desain untuk EDITT Tower , pada sudut kota Singapura , merupakan bentuk hybrid

yang memenuhi keperluan pelanggan sebagai sebuah gedung Expo. Terdapat area

retail , exhibition hall dan auditorium serta ruang office pada bagian atas. Bangunan

26 lantai ini menerapkan konsep „green vertical urbanism‟ maksudnya

pengembangan kota yang ramah lingkungan secara vertical. Dengan konsep bentuk

yang organic pada bagian fasad bangunan yang berpengaruh pada ruang public dan

sirkulasi untuk menghasilkan suatu bangunan yang memiliki estetika ekologi.

Konsep green architecture terlihat pada taman yang dibuat hampir pada seluruh

bagian bangunan serta pemanfaatan air secara efektif melalui system penampungan

air hujan. Juga terdapat sun screen pada sisi sebelah timur sebagai alternative energi

untuk bangunan.

.Gbr 3.6 Konsep Tata Vegetasi dan Penampungan Air Hujan The EDITT Tower ,

(62)

2.Fake Hill Residential Building di China

Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis

perumahan. Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif

arsitektur. Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs

tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan

fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203

meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai

puncaknya 106-194 m.Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk

pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama

seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk

memaksimalkan pemandangan. Ini akan membangun landmark telah mengubah

obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur

yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD.

(63)

090406015 50 3. Sparch Green Shopping Mall , Kuala Lumpur

Arsitek Sparch baru saja menyelesaikan desain sebuah mal seluas 1 juta kaki

persegi di Kuala Lumpur, dan visi mereka adalah membuat maksimal hijau, dan

maksimal hunian didalamnya. Bangunan ini diharapkan dapat menjadi daya tarik

di pusat kota. Konsekwensinya bangunan ini sebagai ruang hibrida fungsional

perkotaan : sebagian menjadi bagian taman umum, sebagian mal untuk belanja,

dan sebagian menjadi bangunan fungsional (perkantoran dan hunian) perkotaan.

Di ruang pusat mal seakan menjadi atrium pertemuan para pengunjung. Konsep

ini menjawab adanya kekhawatiran sumpeknya bangunan di perkotaan karena

banyaknya mal yang dibangun.

Pertama, mereka tertutup dari lingkungan sekitarnya, membuat lalu lintas

pengunjung di mal seakan di ruang tertutup atau dengan kata lain "ruang publik

yang tertutup" yang umumnya ruang publik perkotaan berbentuk ruang

terbuka.Dalam perencanaan kota besar, penyediaan ruang terbuka baru menjadi

masalah besar, karena tidak memungkinkan bangunan baru untuk dibangun di

dekat ruang publik berupa taman terbuka yang telah ada, karena keterbatasan

lahan dan sudah digunakan oleh fungsi lain.

Dengan adanya ruang terbuka di tengah mal, seakan pengunjung berada di

tengah kota. Kedua, biaya energi sering berlebihan, karena mal umumnya

merupakan ruang tertutup seperti gua yang keseluruhan ruangan menggunakan

AC. Para desainer dalam estimasi proyek ini memperkirakan penggunaan energi

akan berkurang sebesar 30%, berkat ruang outdoor dan pembuatan shading

(64)
(65)

090406015 52 3.4. PENERAPAN TEMA

Konsep Green shopping Mall dalam Medan Parkview Mall ini diterapkan dengan tujuan menciptakan pusat perbelanjaan berwawasan lingkungan sebagai

bagian dari kepedulian terhadap lingkungan , dengan penerapan sebagai berikut :

a.Penggunaan sistem Rain Harvesting pada bangunan utama dan beberapa

area taman , sehingga dapat menghemat dalam pengunaan air pada bangunan.

b. Pengunaan green roof dan vertical garden pada bangunan.

c. Menggunakan bahan dan sumberdaya yang dapat didaur-ulang dan

material lokal .

d. Penggunaan konsep 3R , reduce , reuse , recycle pada bangunan.

e.Menjuaga kualitas udara dalam ruangan dengan peningkatan ventilasi ,

bebas dari gas berbahaya, penggunaan material tanpa form-aldehida , toluen , dan

(66)

BAB IV ANALISA

4.1 ANALISA KONDISI TAPAK

Gambar

Tabel 2.1 Kriteria Lahan Untuk Menentukan Lokasi
TABEL 2.2 RENCANA STRUKTUR PUSAT PELAYANAN KOTA MEDAN TAHUN 2030
Tabel 2.4. Tabel persyaratan perencanaan menurut SNI
Gambar 3.2 :Botol,contoh material yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh customer delight terhadap loyalitas pelanggan pada Supermarket Macan Yaohan Medan Mall.. Penulis menarik hipotesis bahwa

Saran yang dapat diberikan yaitu hendaknya pihak Mall mampu menarik konsumen remaja tidak hanya berkunjung untuk melihat-lihat produk atau jasa yang mereka

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecmatan Medan Johor Kota Medan disebabkan oleh kurangnya minat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecmatan Medan Johor Kota Medan disebabkan oleh kurangnya minat

Sebagai pelayanan publik, Yayasan Amal Sosial Al- Washliyah Gedung Johor Medan juga harus menerapkan standar pelayanan minimal lembaga kesejahteraan sosial anak agar warga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah di Kelurahan Kwala Bekala Kecmatan Medan Johor Kota Medan disebabkan oleh kurangnya minat

Keluaran kali ini meliputi skop pendidikan yang lebih luas sebagai usaha menarik minat warga Sekolah Kebangsaan Parit Bulat untuk pergi ke pusat sumber.. Adalah diharapkan

Berpandukan kandungan silibus tersebut, mendapati hampir semua di dalam buku teks sekolah agama Johor tidak menerapkan ilmu gender secara khusus tetapi kebanyakan hanya secara