• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan sistem Informasi manajemen pondok pesantren menggunakan metode pemodelan berorientasi objek :studi kasus di bagian perencanaan dan data sekretariat direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan sistem Informasi manajemen pondok pesantren menggunakan metode pemodelan berorientasi objek :studi kasus di bagian perencanaan dan data sekretariat direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Oleh:

YENI HILMI KHAIRANI LUBIS

NIM: 104093002948

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

(2)

Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Yeni Hilmi Khairani Lubis

NIM: 104093002948

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komputer

Pada Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

Yeni Hilmi Khairani Lubis 104093002948

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M. Kom

NIP. 150 411 252

(4)

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Juni 2010

Yeni Hilmi Khairani Lubis

(5)

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI) telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 30 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Jakarta, Juni 2010

Tim Penguji,

Pembimbing II

Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008

Penguji II

Qurrotul Aini, MT

NIP.19730325 200901 2 001

 

Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M. Kom NIP.150 411 252

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

(6)

Nur Aeni Hidayah).

Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga keagamaan Islam dalam bidang pendidikan yang berada dalam pengawasan Kementrian Agama. Jumlah pondok pesantren terus mengalami perkembangan di masing-masing daerah pada setiap tahunnya, oleh karena itu Kementrian Agama memiliki tanggung jawab dalam pendataan kondisi perkembangan pesantren. Dan yang terpenting pendataan pesantren merupakan salah satu kebutuhan dalam strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Untuk kepentingan mengelola data pondok pesantren tersebut maka dibutuhkan sistem manajemen data yang dapat menampung seluruh data pesantren. Saat ini data yang dikumpulkan dan diolah belum terintegrasi antara kantor wilayah dan kantor pusat dan sebagian besar masih menggunakan

proses manual. Selain itu pengolahan data masih menggunakan aplikasi Visual

Foxpro 6.0, dimana masih banyak terdapat kelemahan dan keterbatasan dalam penggunaannya. Oleh karena itu perlunya mengembangkan sistem informasi pondok pesantren yang lebih mudah dan dapat memenuhi kebutuhan para

penggunanya. Sistem yang dikembangkan ini merupakan aplikasi berbasis web

yang menggunakan metode pemodelan objek dengan pendekatan Rapid

Application Development (RAD). Secara umum, sistem ini membantu proses

penginputan data pesantren dari setiap propinsi dan memudahkan user dalam

mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Perangkat yang diperlukan dalam merancang aplikasi ini adalah PHP sebagai bahasa scripting, Apache Web Server dan MySQL sebagai pengolah database dengan menggunakan paket Xampp.

Kata kunci: Pemodelan sistem berorientasi objek, SIM (Sistem Informasi

Manajemen), Rapid Application Development (RAD), Unified

Modelling Language (UML), DBMS (Database Management System)

(7)

Alhamdulillah, peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas seluruh rahmat

dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat

melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penelitiannya deangan

lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah SAW yang

telah menyampaikan ajaran Islam sehingga dapat menyejukkan hati ini dalam

menyelesaikan laporan ini.

Skripsi ini berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1

pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Karena

tanpa dukungan dari mereka, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan laporan

ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung peneliti adalah:

1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak A’ang Subiyakto, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(8)

3. Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com selaku pembimbing I dan Ibu Nur

Aeni Hidayah, MMSI selaku pembimbing II peneliti yang telah memberi

banyak pengarahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya

Program Studi Sistem Informasi, yang telah membimbing peneliti selama

menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

5. Keluargaku, Ayah, Mama dan Adik-adikku Afni, Heri dan Azhari. Seluruh

keluarga besar di Medan dan Pangkalan Berandan. Tanpa doa dan kasih

sayang yang diberikan, peneliti tidak akan memiliki semangat untuk

menyelesaikan skripsi. Insya Allah, peneliti dapat menjadi orang yang

bermanfaat bagi Islam, Indonesia dan kehidupan ini.

6. Sahabat-sahabatku yang sudah banyak membantu khususnya Sensi

Anggraini, Sinta Isdriani, Sarika, Fitria Nurul Husna, Ulfah, Indri, Dwi, Siti,

Maya, Wuri, Dyan, Ajeng, Wardi, Ghozali, Andika, Hamzah, Yudi, Angga,

Esa dan seluruh teman-teman Sistem Informasi angkatan 2004.

7. Seluruh staff Kementerian Agama bagian EMIS dan Kepegawaian, Ibu

Sakdiyah, Pak Asep, Pak Aziz dan bapak/ ibu yang sudah berbagi

pengetahuan dan membantu dalam proses penelitian.

10 Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah

membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Terima

(9)

Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini dan

peneliti mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk penelitian laporan yang lebih baik lagi. Kritik dan saran dapat disampaikan ke peneliti melalui yeni_hkl@yahoo.com. Semoga skripsi ini dengan izin Allah dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.

Jakarta, Juni 2010

(10)

Halaman Persetujuan Pembimbing...

BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang...

1.2 Perumusan Masalah...

1.3 Batasan Masalah...

1.4 Ruang Lingkup ...

1.5 Tujuan Penelitian...

1.6 Manfaat Penelitian...

1.7 Metode Penelitian ...

(11)

2.1.1 Pengertian Sistem...

2.1.2 Karakteristik Sistem...

2.2 Konsep Dasar Informasi...

2.2.1 Data Versus Informasi...

2.2.2 Siklus Informasi...

2.2.3 Kualitas Informasi...

2.2.4 Nilai Informasi...

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi...

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi...

2.3.2 Komponen Sistem Informasi...

2.3.3 Sistem Informasi Manajemen...

2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren...

2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren...

2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren...

2.4.3 Pengertian SIMPONTREN...

2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek...

2.5.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi...

2.5.2 Pengertian Object Oriented...

2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek...

2.6 Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD)...

2.7 Rich Picture...

(12)

2.10 Unified Modelling Language (UML)...…..

2.10.1 Use Case Diagram...

2.10.2 Activity Diagram...

2.10.3 Sequence Diagram...

2.10.4 ClassDiagram...

2.10.5 Statechart Diagram...

2.11 Perancangan Database...

2.11.1 Manajemen Database...

2.11.2 Model Basis Data (Database Model)...

2.11.3 Relational Database Management System...

2.12 Mengenal Rational Rose...

2.12.1 Dasar-dasar Pemodelan dengan Rational Rose...

2.12.2 Konsep Dasar Rational Rose...

2.13 Konsep Dasar Internet...

2.14 Unsur-unsur Perancangan Website...

2.14.1 HTTP (HyperText Transfer Protocol)...

2.14.2 Web Browser...

2.14.3 Web Serser...

2.14.4 Website...

2.14.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)...

(13)

2.14.6.1 Sejarah MySQL...

2.14.6.2 Keistimewaan MySQL...

2.14.7 PHPMyAdmin...

2.14.8 Apache...

2.15 Pengujian Perangkat Lunak...

2.16 Metode Pengumpulan Data...

2.16.1 Observasi...

2.16.2 Wawancara...

2.16.3 Studi Pustaka... 65

BAB III METODE PENELITIAN... 3,1 Metode Penelitian...

3.2 Teknik Pengumpulan Data...

3.3 Metode Pengembangan Sistem...

3.4 Rapid Application Development...

3.5Kerangka Pemikiran... 72

BAB IV PEMBAHASAN...

4.1 Sekilas Tentang Bagian Perencanaan dan Data...

4.2 Mendefinisikan Lingkup...

4.3 Analisis Sistem...

4.3.1 Analisis Masalah...

(14)

4.4.1 Identifikasi Usecase dan Aktor...

4.4.2 Usecase Diagram... 4.4.3 Deskripsi Usecase Tingkat Perancangan... 4.4.4 Activity Diagram... 4.4.5 Class Diagram... 4.4.6 Sequence Diagram... 4.4.7 Statechart Diagram... 4.4.8 Perancangan Basis Data...

4.4.9 Rancangan Antarmuka...

4.5 Implementasi Sistem (Construction dan Testing)... 4.5.1 Konstruksi Perangkat Lunak...

4.5.2 Penyiapan Rencana Implementasi Jaringan...

4.5.3 Spesifikasi Hardware... 4.5.4 Uji Coba (Testing)...

DAFTAR PUSTAKA... 183

(15)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem...

Gambar 2.2 Siklus Informasi...

Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna...

Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi...

Gambar 2.5 Strategi Rapid Application Development...

Gambar 2.6 Contoh Model Use Case Diagram...

Gambar 2.7 Tampilan Dasar dalam Rational Rose...

Gambar 3.1 Logical Frame Work Penelitian...

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam...

Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan SIMPONTREN...

Gambar 4.3 Use case Diagram...

Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use case Mendaftar sebagai Pengguna...

Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use case Menginput Data Pesantren...

Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use case Pengecekan Data Pesantren...

Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use case Manajemen Pengguna...

Gambar 4.8 Activity Diagram dari Use case Monitoring Data Pesantren...

Gambar 4.9 Activity Diagram dari Use case Memanipulasi Data Pendukung...

Gambar 4.10 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Profil Pesantren...

Gambar 4.11 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Nasional...

Gambar 4.12 Activity Diagram dari Use case Melihat Data Statistik Pesantren...

(16)

Gambar 4.15 Sequence Diagram Pengecekan Data Pesantren...

Gambar 4.16 Sequence Diagram Menginput Data Pesantren...

Gambar 4.17 Sequence Diagram Monitoring Data Pesantren... Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Pengguna... Gambar 4.19 Sequence Diagram Manipulasi Data Pendukung... Gambar 4.20 Sequence Diagram Melihat Laporan Profil Pesantren... Gambar 4.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Nasional Pesantren... Gambar 4.22 Sequence Diagram Melihat Data Statistik Pesantren... Gambar 4.23 Statechart Diagram dari Objek Pesantren...

Gambar 4.24 Statechart Diagram dari Objek Santri...

Gambar 4.25 Statechart Diagram dari Objek Pengajar...

Gambar 4.26 Statechart Diagram dari Objek Fasilitas...

Gambar 4.27 Statechart Diagram dari Objek Keuangan...

Gambar 4.28 Statechart Diagram dari Objek Pengguna...

Gambar 4.29 Database Relational SIMPONTREN...

Gambar 4.30 Rancangan Halaman Utama WebPublic User...

Gambar 4.31 Rancangan Form Select Laporan Nasional...

Gambar 4.32 Rancangan Menu Laporan Nasional Pesantren...

Gambar 4.33 Rancangan Form Select Laporan Profil Pesantren...

Gambar 4.34 Rancangan Menu Laporan Profil Pesantren...

Gambar 4.35 Rancangan Menu Cek Data Pesantren...

(17)

Gambar 4.39 Rancangan Menu Input Fasilitas...

Gambar 4.40 Implementasi Jaringan SIMPONTREN...

174

(18)

DAFTAR SIMBOL

SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAM

Simbol Keterangan

Actor

Use case

Association

Extends

Uses (includes)

Depends on

Inheritance

<<depends on>>

(19)

SIMBOL CLASS DIAGRAM

Simbol Keterangan

Class

1. class name

2. attributes

3. behaviors

Association

Agregation

Generalization

1 2 3

(20)

SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM

Simbol Keterangan

Object

Lifeline

Messages

Behaviors (operations)

(21)

SIMBOL STATECHART DIAGRAM

Simbol Keterangan

State

Transition Paths

Initial State

Final State

(22)

SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM

Simbol Keterangan

Activity

Initiate Activities

Start of the Process

Termination of the Process

Synchronization Bar

Decision Activity

(23)

Tabel 4.2 Cause and Effect Analysis………..

Tabel 4.2 System Improvement Objectives...………....

Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement …...……….

Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use Case ……….…...

Tabel 4.5 Narasi dari Use Case Mendaftar sebagai Pengguna...……….…..

Tabel 4.6 Narasi dari Use Case Menginput Data Pesantren..……….…..

Tabel 4.7 Narasi dari Use Case Pengecekan Data Pesantren...……….

Tabel 4.8 Narasi dari Use Case Monitoring Data Pesantren...………...

Tabel 4.9 Narasi dari Use Case Manajemen Pengguna....………...………

Tabel 4.10 Narasi dari Use Case Memanipulasi Data Pendukung……....…………

Tabel 4.11 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren..………...

Tabel 4.12 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren ………….

Tabel 4.13 Narasi dari Use Case Melihat Data Statistik Pesantren ………...

Tabel 4.14 Kandidat Class Entity...………...

Tabel 4.15 Spesifikasi Stereotype Class...………

Tabel 4.16 Tabel Pesantren...

Tabel 4.17 Tabel Santri...

Tabel 4.18 Tabel Pengajar...

Tabel 4.19 Tabel Fasilitas...

(24)

Tabel 4.22 Tabel Propinsi...

Tabel 4.23 Tabel Kabupaten...

Tabel 4.24 Tabel Pendaftar...

Tabel 4.25 Tabel Data_has_tahun...

Tabel 4.26 Daftar Tools Pengembangan Sistem Perangkat Lunak...

Tabel 4.27 Testing halaman Operator Data Entry...

Tabel 4.28 Testing Halaman Admin...

Tabel 4.29 Testing Halaman Public User... 168

168

169

169

175

178

179

(25)

Lampiran B Wawancara...

Lampiran C Tampilan Aplikasi... B

C

(26)

1.1 Latar Belakang

Peranan teknologi informasi dalam menunjang sistem operasional dan

manajerial pada instansi pemerintahan dewasa ini dirasakan semakin penting

(Arief, 2005). Adanya perkembangan yang signifikan di bidang teknologi

informasi telah menyebabkan perubahan mendasar, di antaranya dampak positif

yang besar bagi peningkatan produktivitas dan perumusan kebijakan lembaga

pemerintahan. Salah satu kebijakan pemerintah yang perlu selalu ditingkatkan

adalah bidang pendidikan karena mencakup ruang lingkup yang luas dalam

pelaksanaannya. Termasuk di dalamnya sistem pengembangan pendidikan pada

pondok pesantren.

Pondok pesantren selain sebagai lembaga keagamaan Islam, juga telah

membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peranan besar

dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Departemen Agama, 2001).

Bahkan pondok pesantren (madrasah) di dalam Undang-Undang nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditegaskan sebagai subsistem dari

sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, pondok pesantren harus dilibatkan

dalam proses pembangunan pendidikan.

Data merupakan sumber informasi yang berguna bagi penerimanya untuk

(27)

menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, efisien, dan dapat dipercaya.

Berkenaan dengan hal tersebut maka data dan informasi menduduki peranan

penting sebagai row input yang mendasari penyusunan program dan perencanaan

pembangunan pendidikan. Untuk mendukung pengolahan data hingga menjadi

informasi yang dibutuhkan maka diperlukan suatu sistem manejemen pendataan

dan informasi.

Departemen Agama yang sejak Januari tahun 2010 mengalami perubahan

nomenklatur menjadi Kementerian Agama berperan sebagai instansi

pemerintahan, yang memiliki kewenangan dan tugas dalam pembinaan dan

penyelenggaraan pendidikan keagamaan. Maka dalam melaksanakan proses

pembangunan pendidikan Kementerian Agama memiliki bagian Data dan

Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jendral Pendidikan Islam, merupakan

unit organisasi yang bertanggung jawab dalam proses pendataan kegiatan di

bidang pendidikan dan kelembagaan agama Islam. Pengumpulan dan pengolahan

data, serta analisis data dilakukan untuk memperoleh informasi yang cepat dan

akurat, sehingga dapat disajikan sesuai dengan kebutuhan yang sangat diperlukan

untuk menunjang dalam pengambilan keputusan.

Program pendataan lembaga pendidikan dan keagamaan ini dilakukan

setiap tahun yang laporannya digunakan untuk kebutuhan dalam menentukan

strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Laporan tersebut

menggambarkan perkembangan pendidikan agama dan kelembagaan secara

kuantitatif, menyoroti kondisi dan tingkat kebutuhan yang berkembang dewasa

(28)

perkembangan lembaga-lembaga pendidikan agama, tetapi yang lebih penting

adalah untuk dijadikan sebagai bahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan,

baik terkait dengan peralatan sistem, sarana dan prasarana, ketenagakerjaan,

termasuk kenaikan anggaran pendidikan.

Banyaknya data yang dihimpun dan kebutuhan akan informasi yang selalu

meningkat, maka diperlukan suatu pengembangan sistem informasi manajemen

data pendidikan dan kelembagaan yang sangat berguna dalam mengolah data

secara terintegrasi dan memudahkan dalam menyajikan data secara statistik.

Sistem usulan ini dirancang berdasarkan hasil analisis dan kebutuhan pengguna.

Hal tersebut menjadi latar belakang dalam tugas akhir ini yang berjudul

“Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)”.

1.2 Perumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,

ada tujuh permasalahan yang dapat dirumuskan dalam skripsi ini:

a. Jumlah data yang dihimpun melalui formulir mengalami peningkatan tetapi

tidak diimbangi dengan keakuratan proses validasi sistem pendataan sehingga

output yang dihasilkan mengalami ketidaklengkapan dan kebenaran

(29)

b. Data yang diolah dalam sistem pendataan kadang masih belum relevansi

dengan informasi yang dibutuhkan para pengguna, dikarenakan data masih

kurang ter-update dengan permasalahan yang ada.

c. Proses edit dan delete pada aplikasi dilakukan langsung pada basis data

sehingga konsistensi data kurang terjamin dan sangat memungkinkan

terjadinya kesalahan dalam penginputan data.

d. Hak akses dan keamanan data masih kurang terjamin karena pengaksesan

aplikasi hanya berdasarkan username.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Membangun sistem informasi yang memberikan fasilitas dalam mengakses

informasi yang terupdate dan menjamin keakuratan data yang diolah.

b. Perancangan database yang dapat memperbaiki pengolahan data Pondok

Pesantren.

c. Data yang telah diinput di tingkat kantor wilayah atau propinsi dapat

dilakukan proses pengiriman secara langsung dalam sistem aplikasi.

d. Keamanan data dibuat seunik mungkin yang dirancang berdasarkan NIP dan

password untuk setiap pengguna.

1.4 Ruang Lingkup

Kegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan analisis dan perancangan

(30)

lingkup seputar sistem pendataan pondok pesantren, yang dilaksanakan pada

tanggal 2 Februari 2009 s.d 30 April 2009 dengan bertempat di Bagian Data dan

Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI. Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Lt.8 Blok A Jakarta

Barat. Sistem ini akan dijalankan pada web browser dengan Apache XAMPP

server aplikasinya, bahasa pemrograman PHP 5 dan database MySQL.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi

manajemen database pondok pesantren dalam menunjang skripsi ini adalah:

a. Menganalisis sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang berjalan

(current system) di Bagian Data dan Informasi Dirjen Pendidikan Islam

Kementerian Agama RI

b. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu melaksanakan

proses pengolahan data dalam menghasilkan informasi yang sangat

dibutuhkan dalam proses perumusan kebijakan.

c. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren yang

masih berbasis stand alone menjadi sistem yang berbasiskan website.

d. Membuat suatu perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem.

Perangkat lunak tersebut dinamai “Sistem Informasi Manajemen Pondok

(31)

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

a. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, di bidang pengembangan sistem

informasi.

b. Dapat memahami konsep sistem informasi manajemen database pondok

pesantren secara umum.

c. Dapat memahami rancang bangun Sistem Informasi Manajemen Database

Pondok Pesantren secara umum.

1.7 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan ada dua jenis, yaitu pengumpulan data

dan metode pengembangan sistem. Untuk metode pengumpulan data, ada

beberapa cara yang digunakan:

1. Observasi

Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan

pengamatan secara langsung terhadap Sistem Informasi Manajemen Pondok

Pesantren (SIMPONTREN), pengenalan data yang ada sehingga dapat

diadakan evaluasi yang mendukung pengambilan keputusan.

2. Wawancara

Mengadakan Tanya Jawab dengan Pembimbing dari bagian Data dan

(32)

memperoleh gambaran, keterangan dan penjelasan tentang proses kegiatan

yang dilakukan pada SIMPONTREN.

3. Studi Pustaka

Melakukan studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dan informasi

mengenai prosedur sistem yang telah ada, analisis perancangan sistem

berorientasi objek dan bahasa pemrogramaan yang dapat dijadikan acuan

pembahasan dalam masalah ini.

Pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren

(SIMPONTREN) ini, menggunakan metode pemodelan berorientasi objek,

dengan alur pendekatan strategi pengembangan aplikasi cepat atau yang biasa

disebut Rapid Application Development (RAD).  Pengembangan metode

pemodelan objek (object modeling), merupakan suatu teknik yang mencoba untuk

menyatukan data dan proses ke dalam konsep tunggal yang disebut objek

(Whitten, 2004).

Sebagai rute pengembangan aplikasi digunakan RAD (Rapid Application

Development), yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan

kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam

konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe yang bekerja

pada sebuah sistem dan pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final

(33)

1.8 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah mengikuti penelitian dan format penulisan skripsi

ini, maka terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai dengan ruang lingkup yang

dijelaskan sebelumnya secara garis besar, yang dibagi menjadi beberapa bab yang

secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan dasar teori yang diperlukan dalam mendukung

skripsi dan pembuatan aplikasi, yaitu Konsep Dasar Sistem, UML dan

perangkat lunak pendukung.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan tentang metode yang dipakai dalam

pencarian data maupun metode untuk pengembangan sistem yang

dilakukan pada penelitian ini.

BAB IV PEMBAHASAN

Bab ini merupakan inti dari penyusunan pengembangan sistem

informasi manajemen database berbasis web pada bagian Data dan

Informasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,

seperti gambaran umum bagian Perencanaan dan Data, analisis sistem

(34)

membuat pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen

database pondok pesantren berbasis web.

BAB V PENUTUP

Berisi simpulan mengenai hasil akhir dari keseluruhan proses yang telah

(35)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Sistem

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem).

Masing-masing sub sistem dapat terdiri dari sub sistem-sub sistem yang lebih kecil lagi

atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware)

dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar.

Sub sistem-sub sistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk

satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai

(Jogiyanto, 2005). Interaksi dari subsistem-subsitem sedemikian rupa, sehingga

dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi. Untuk lebih memahami

konsep sistem maka akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian, karakteristik

dan klasifikasi sistem.

2.1.1 Pengertian Sistem

Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Pada

dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah

sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan

yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem.

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu

(36)

elemennya. Menurut Gerald, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada

prosedur mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005).

Sedangkan terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sistem yang

lebih menekankan pada komponen atau elemennya, diantaranya sistem adalah

sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk

mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Pengertian lain mengemukakan bahwa

sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003). Sedangkan Jogiyanto

(2005) mengemukakan bahwa suatu sistem adalah kumpulan dari komponen atau

elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari komponen atau

elemen-elemen merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan

sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak

diterima karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari

subsistem-subsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih

mudah dipelajari untuk analisis dan rancangan sistem (Ladjamudin, 2005).

2.1.2 Karakteristik Sistem

(37)

menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan sistem. Sistem

dibuat untuk menangani sesuatu yang rutin atau berulang kali terjadi.

Sistem memiliki sifat-sifat atau karakteristik untuk dapat menjalankan

suatu fungsi tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang

tertentu, yaitu (Ladjamudin, 2005):

a. Komponen Sistem

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu

subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai

sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi

proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan Sistem

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang

lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan

suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang

lingkup dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang

memepngaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan

merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara.

Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika

(38)

d. Penghubung Sistem

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang

lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu

subsistem ke subsistem yang lainnya.

e. Masukan Sistem

Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya

menjadi bahan untuk diproses.

f. Keluaran Sistem

Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi,

saran, cetakan laporan dan sebagainnya.

g. Pengolahan Sistem

Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan

menjadi keluaran yang berguna.

h. Sasaran Sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai

sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila

mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan

dan keluaran yang dihasilkan.

(39)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

(Sumber: Jogiyanto, 2005)

2.2 Konsep Dasar Informasi

Informasi memiliki peranan yang sangat penting pada suatu organisasi

ibarat udara yang kita hirup. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari

pebgolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata

(fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).

2.2.1 Data Versus Informasi

Data adalah deskripsi dari sesuatu atau kejadian yang kita hadapi (the

description of things and events that we face). Definisi data yang lain adalah data

(40)

nyata. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan

orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi

manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi

suatu informasi (Ladjamudin, 2005).

Sedangkan pengertian Informasi yang dijelaskan oleh Kadir (2003),bahwa

informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga

meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Dan

Gordon B. Davis mendefinisikan informasi adalah suatu data yang diolah menjadi

bentuk yang berarti bagi si penerima dan bermanfaat dalam pengambilan

keputusan saat ini atau akan dating (Jogiyanto, 2005).

Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, informasi yang berharga adalah

informasi yang memenruhi 3 kriteria, di ataranya: akurat, relevan dan tepat waktu.

Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan

dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut (Ladjamudin, 2005).

2.2.2 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita

banyak, sehingga harus diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk

dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf

atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar

dan sebagainya (Jogiyanto, 2005). Jadi pada intinya adalah bahwa hasil dari

(41)

bahwa untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu

untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam

menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005). Siklus informasi atau siklus

pengolahan data seperti Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Siklus Informasi

(Sumber: Ladjamudin, 2005)

2.2.3 Kualitas Informasi

Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang

berkualitas ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut (Kadir, 2003):

a. Akurat (accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan,

informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

b. Tepat waktu (timelines)

Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat, karena

nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila dijadikan dasar

dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan

(42)

c. Relevan (relevance)

Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai informasi

tersebut.

Sedangkan menurut Ladjamudin kualitas informasi tidak hanya ditentukan

oleh 3 hal diatas. Menurutnya selain 3 hal sebelumnya kualitas informasi juga

harus bernilai ekonomis (economy), efisien (efficiency) dan dapat dipercaya

(reliability) (Ladjamuddin, 2005).

Keak

uras

ian

Ketepatan Waktu Re

levans

i

Kualitas Informasi

Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna

(Sumber: Jogiyanto, 2005)

2.2.4 Nilai Informasi

Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu

manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Lebih

lanjut sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan

satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Pengukurannya dapat

(43)

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem Informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi,

kualitas, menajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta

keunggulan kompetitif yang sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Sebuah sistem

informasi pada hakekatnya merupakan suatu sistem yang memiliki suatu

komponen-komponen atau subsistem-subsistem untuk menghasilkan informasi.

Berikut ini akan dijelaskan pengertian-pengertian mendasar tentang pemahaman

sistem informasi secara utuh.

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam

pengambilan keputusan, permasalahannya adalah dari mana informasi itu didapat.

Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi. Robert A. Leitch mendefinisikan

sistem informasi sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):

”Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

Secara umum definisi dari Sistem Informasi adalah sekelompok

elemen-elemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan

masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu

tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat

(44)

2.3.2 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan

istilah blok bangunan (building block), masing-masing saling berinteraksi satu

dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.

Komponen-komponen tersebut adalah hardware, software, prosedur, orang,

database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003):

a. Perangkat keras (hardware)

Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.

b. Perangkat lunak (software) atau program

Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses

data.

c. Prosedur

Sekumpulan aturan yang diapakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan

pembangkitan keluaran yang dikehendaki.

d. Orang

Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,

pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.

e. Basisdata (database)

Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan

penyimpanan data.

f. Jaringan komputer dan komunikasi data

(45)

Menurut Ladjamudin (2005) ke enam komponen sistem informasi tersebut

dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:

1. Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak) yang berfungsi

sebagai mesin.

2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan

mesin.

3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi

suatu proses pengolahan data.

Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi

(Sumber: Ladjamudin, 2005)

2.3.3 Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang

digunakan untuk menyajikan informasi agar mendukung operasi, manajemen dan

pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. SIM menghasilkan informasi

untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi dalam proses operasi organisasi.

Selain itu SIM disebut juga jaringan prosedur pengolah data yang dikembangkan

dalam suatu sistem terintergrasi dengan maksud memberikan informasi yang Hardware

(46)

bersifat intern ataupun ekstern kepada manajemen, dengan dasar pengambilan

keputusan. Secara garis besar SIM dibangun atas komponen:

a. Basisdata (Database)

Sebuah Sistem Informasi Manajemen memiliki subsistem manajemen data.

Subsistem manajemen data merupakan manajemen yang memasukan data ke

suatu database untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak untuk

menjadi sebuah informasi.

b. Sistem Perangkat Lunak (Software System)

Dalam komponen ini terdapat subsistem manajemen pengguna, pengguna

berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem informasi, sehingga

pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Selain itu dalam

SIM juga terdapat manajemen laporan, merupakan aspek laporan informasi

yang diberikan kepada pengguna.

2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan dari sistem

yang menyediakan semua informasi yang bertujuan untuk mendukung operasi

manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. SIM cenderung

selalu melakukan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer

based informasion processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk

(47)

Konsep Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan dalam

penelitian ini dengan membandingkan skripsi sebelumnya mengenai

pengembangan sistem informasi manajemen yaitu oleh Rifqi Octaviani dengan

judul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dalam Monitoring Penjualan

Flexi Pada PT. Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Selatan. Tujuan

pengembangan sistem informasi manajemen dalam penelitian ini memiliki

persamaan yaitu mengembangkan sistem informasi sebelumnya dalam hal

manajemen atau pengaturan basisdata dan sistem perangkat lunak (software

system) yang mengalami perbaikan pada proses penginputan, pengolahan dan

pelaporan yang menghasilkan informasi bagi pengguna.

Perbedaan yang mendasari dari penelitian pada skripsi sebelumnya adalah

metode pengembangan sistem informasi yang digunakan. Pada penelitian

sebelumnya menggunakan metodologi penegembangan terstruktur SDLC, dengan

beberapa tools yaitu flowchart, DFD dan ERD pada proses analisis dan desain

sistemnya. Sedangkan pada tahapan implementasi menggunakan metode yang

sama yaitu berbasis web internet.

Selanjutnya akan dibahas konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok

Pesantren (SIMPONTREN) yang menjelaskan pengertian pondok pesantren,

fungsi pondok pesantren dan pengertian sistem informasi manajemen pondok

(48)

2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang

tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren juga dianggap sebagai

lembaga tradisional yang secara bahasa teknis berarti suatu tempat yang dihuni

oleh para santri, orang yang mencari ilmu. Tujuan utama pondok pesantren adalah

menyiapkan santri dalam mendalami dan menguasai ilmu agama Islam yang

diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan

masyarakat Indonesia (Departemen Agama, 2001).

Seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada setiap manusia untuk

menuntut ilmu, dalam QS. At-Taubah [9]: 122, yang berbunyi:

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang

untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi

peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya

(49)

dan orang lain, maka dengan izin Allah derajatnya akan dinaikkan. Hal ini

terdapat dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 11

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan

memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka

berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan

peserta didik yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap,

pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan

berinteraksi dengan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kesadaran

terhadap alam lingkungannya.

(50)

awalanya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial

dan penyiaran agama (Masyhud, 2006). Sementara, menurut Azyumardi Azra

dalam buku Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia (Nata, 2001) menawarkan adanya tiga fungsi

pesantren, yaitu: (1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, (2) pemeliharaan

tradisi islam dan (3) reproduksi ulama.

2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren

Keberadaan pondok pesantren yang semakin beragam dalam bentuk,

peranan dan fungsi ini menjadikan adanya fenomena yang cukup berarti dalam

upaya membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan untuk

pengembangan pondok pesantren masa depan, tanpa independensi pondok

pesantren (Departemen Agama, 2001).

Kementerian Agama sebagai departemen teknis yang memiliki wewenang

dan tugas dalam pembinaan penyelenggaraan pendidikan keagamaan, memiliki

tanggung jawab, baik langsung maupun tidak, terhadap eksitensi pondok

pesantren. Di antara bentuk tanggung jawabnya adalah dengan memberikan

perhatiannya secara lebih serius terhadap pengembangan dan peningkatan pondok

pesantren dengan memberdayakan eksistensinya di tengah masyarakat.

Untuk itu diperlukan suatu sistem manajemen dalam mengontrol

perkembangan pondok pesantren, baik itu yang berhubungan dengan

(51)

keuangan pondok pesantren. Maka sumber informasi mengenai proses

perkembangan tersebut harus disediakan oleh setiap pesantren secara akurat untuk

dapat memenuhi kebutuhan dalam proses controlling dan peningkatan kualitas

pondok pesantren.

Penyajian informasi tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokkan

data dari masing-masing kebutuhan akan setiap elemen setiap tahunnya. Hal ini

dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu baik dalam

mengumpulkan dan menyajikan data. Pengaturan tingkat kebutuhan data di

antaranya adalah:

a. Santri

Jumlah santri tiap pesantren dan pembagiannya dalam tingkat pendidikan.

b. Ketenagaan Pesantren

Jumlah kyai, ustadz dan tenaga kerja lainnya yang berada di pondok

pesantren.

c. Sarana dan Prasarana

Kondisi bangunan pesantren, ruang belajar, sarana olahraga dan lainnya.

d. Keuangan

Meliputi pemasukan dan pengeluaran keuangan pondok pesantren, serta

bantuan yang pernah diterima.

2.4.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren

Sistem informasi manajemen pondok pesantren merupakan kegiatan

(52)

teknologi informasi (Departemen Agama, 2006). Dimana suatu data pondok

pesantren tersimpan secara utuh di dalam suatu komputer yang dapat diakses ke

semua penggunanya. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren

(SIMPONTREN) didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi

pendataan pondok pesantren, pengolahan data santri, ketenagakerjaan, sarana

prasarana dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan

akurat dalam rangka mendukung pengelolaan dan peningkatan mutu pondok

pesantren. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren mempunyai tiga

keuntungan di antaranya:

1. Memungkinkan Direktorat Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah

Kemeterian Agama berperan aktif dalam perencanaan strategis peningkatan

kualitas pesantren.

2. Mengintegrasikan dan menyimpan semua informasi pesantren dalam suatu

database, yang sebelumnya tersimpan di beberapa komputer yang tidak

terintegrasi.

3. Memfasilitasi penyimpanan data dan akses catatan pondok pesantren yang

sangat penting bagi Kementerian Agama.

Pada Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren ini peniliti

melakukan pengkajian kembali dari Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah

peneliti buat sebelumnya dengan judul Analisis dan Perancangan Sistem

Informasi Manajemen Pondok Pesantren. Dari pengkajian didapat beberapa

(53)

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur

Kekurangan

Kelebihan

1. Sistem yang dirancang masih bersifat

stand alone. Sistem atau aplikasi hanya

berada pada satu komputer saja sehingga

hanya digunakan oleh administrator.

Pada dasarnya sistem informasi yang

dirancang dapat digunakan oleh

siapapun, kapanpun dan di mana pun

tanpa adanya batasan tertentu. Oleh

karena itu sistem informasi dianjurkan

berbasis web.

2. Pengembangan aplikasi dengan

menggunakan Visual Foxpro 6.0 Secara

garis besar ada beberapa kekurangan

dalam pengolaha data, diantaranya: hanya

menyediakan fasilitas entry data, edit dan

hapus silakukan langsug di basisdata,

keamanan data dan kontrol validasi

kurang baik.

3. Pengolahan data masih menggunakan

1. Visual FoxPro (VFP) memeliki

kemampuan dalam mengolah record

volume data yang besar. Hal ini sangat

dibutuhkan dalam mengolah data pondok

pesantren di Indonesia yang berada di

bawah naungan Kementerian Agama RI.

2. Visual FoxPro (VFP) merupakan

remote access data. VFP mendukung

untuk mengakses data diluar dari database

native yang dimilikinya, seperti Microsoft

SQL Server, Oracle, MySQL,

PostGreSQL, Thunderbird.

3.  Desain dan pengembangan aplikasi

yang user friendly sehingga memudahkan

dalam mengelola informasi dan proses

bisnis yang sangat kompleks.

(54)

Microsoft Excel. Sehingga mengalami

kesulitan dalam mengolah data dan

membutuhkan waktu yang lebih lama lagi

dalam menghasilkan suatu informasi.

4. Pembuatan report yang belum

mengimplementasikan OOP (Object

Oriented Programming)

5. Menu designer juga belum

mengimplementasikan OOP. Sehingga

untuk proses perancangan report dan

tabulasi data membutuhkan aplikasi lain,

seperti Microsoft Excel.

6. Aplikasi ini menampung banyaknya

data (overload) sehingga terkesan tidak

adanya pembaharuan (update) dari fungsi

dan tampilan aplikasi.

dan menggabungkan data hampir tidak

terbatas pada jumlah tabel dan record,

dengan hal ini Visual FoxPro disebut

juga alat pengembangan aplikasi data

driven. Fungsi data driven dapat

digunakan untuk mengkonfigurasi

aplikasi secara otomatis ke dalam

database dan mengkonfigurasi

antarmuka sesuai dengan perubahan

kondisi data. Sehingga dengan VFP

aplikasi dirancang dengan baik, dimana

interaksi antara data dan interface yang

berkesinambungan dan dinamis.

 

2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek 2.5.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem (sistem development) dapat berarti menyusun

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

(55)

diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut

(Jogiyanto, 2005):

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang

lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dalam sistem

yang lama yang menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai

dengan yang diharapkan. Dan juga pertumbuhan organisasi, yang

menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi

diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume

pengolahan data yang semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi atau

pengolahan data yang baru.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), teknologi informasi

telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat

lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisassi

mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk

meningkatkan pelayanan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses

pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen.

3. Adanya instruksi-instruksi (directives), penyusunan sistem yang baru dapat

juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari

luar organisasi.  

Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem

yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan

yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi

(56)

Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi

(Sumber: Jogiyanto, 2005)

Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem

direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan

dipelihara. Ketika dalam operasinya sistem mengalami permasalahan, maka perlu

dikembangkan kembali suatu cara atau tehnik yang sistematis untuk

menyelesaikan permasalahan yang ada, ini disebut juga metodologi

pengembangan sistem informasi. Dari beberapa metode pengembangan sistem

yang digunakan, proses pengembangan sistem yang utama adalah analisis sistem,

(57)

Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah pengembangan

sistem informasi berorientasi objek. Metode orientasi objek menganalogikan

sistem aplikasi seperti kehidupan nyata. Sistem yang dibangun dengan teknologi

objek memiliki fleksbilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan

konsep komponen yang bisa digunakan kembali. Berikut dijelaskan lebih lanjut

tentang pengembangan sistem informasi berorientasi objek.

2.5.2 Pengertian Object Oriented

Object oriented atau berorientasi objek, merupakan suatu organisasi

perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data

dan perilakunya (Sutopo, 2002). Metode pengembangan berorientasi objek

diperkenalkan pada tahun 1980, fokus utama metodologi ini dengan melihat suatu

sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan. Objek yang digambarkan

dalam sebuah model bagian sistem merupakan suatu fokus selama dalam proses

analisis dan perancangan dengan menekankan pada state, perilaku (behavior) dan

interaksi objek dalam model tersebut.

Metode object oriented menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan

nyata yang didominasi oleh objek. Manusia adalah objek, komputer adalah objek.

Objek memiliki atribut: manusia memiliki nama, pekerjaan, rumah dan lain-lain.

Mobil memiliki warna, merk, sejumlah roda dan lain-lain. Komputer memiliki

kecepatan, sistem operasi dan lain-lain. Objek dapat beraksi dan bereaksi.

Manusia dapat berjalan, berbicara, makan, minum; mobil dapat berjalan,

(58)

Keunggulan teknologi objek dengan demikian adalah bahwa model yang

dibuat akan sangat mendekati dunia nyata yang masalahnya akan dipecahkan oleh

sistem yang dibangun. Sistem yang dibangun dengan teknologi objek memiliki

fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan konsep

komponen yang bisa digunakan kembali (Hermawan, 2004).

Terdapat beberapa cara untuk menentukan karakteristik dalam pendekatan

berorientasi objek, tetapi secara umum mencakup Polimorfisme, Inheritance

(Pewarisan) dan Encapsulation (Pembungkusan).

a) Polimorfisme, yaitu konsep yang menyatakan bahwa suatu fungsi yang sama

dapat diterapkan dan dapat dimiliki oleh kelas-kelas yang berlainan.

b) Inheritance, pewarisan ini pada dasarnya adalah berbagi atribut dan operasi

antarkelas berdasarkan hierarki kelas. Pewarisan akan sangat mengurangi

perulangan penulisan kode dan mungkin merupakan salah satu keunggulan

utama rekayasa perangkat lunak, karena memungkinan penulisan kode yang

lebih sedikit tanpa mengorbankan esensi perangkat lunak secara keseluruhan.

c) Encapsulation, Pembungkusan berarti meninggalkan aspek eksternal dari

objek yang dapat diakses oleh objek lain dan memfokuskan diri pada

implementasi internal suatu objek. Keuntungan pembungkusan adalah

memungkinkan seseorang menggunakan (memanfaatkan fungsi-fungsi serta

layanan) suatu komponen yang diciptakan dengan konsep pembungkusan

(59)

Pemahaman dasar konsep pemodelan objek yang akan digunakan akan

dijelaskan sebagai berikut:

1) Objek

Sebuah objek memiliki keadaan (state) dan perilaku (behavior). State dari

sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari keadaan yang

menggambarkan objek tersebut. State dinyatakan dengan nilai dari sebuah atribut

objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain

karakteristik objek, kondisi objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain dan

identitas. Perubahan state dicerminkan oleh perilaku (behavior) objek tersebut.

Behavior suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak

(beraksi) dan memberikan reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan semua atau

beberapa operation yang dapat dilakukan dalam objek itu sendiri. Behavior dari

sebuah objek dicerminkan oleh interface, service dan methode dari objek tersebut.

Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah

fungsi yang bisa diemban objek. Methode adalah mekanisme internal objek yang

mencerminkan perilaku (behavior) objek tersebut. Sebagai contoh, jika printer

merupakan sebuah objek maka perilaku (behavior) atau servisnya mencetak

apapun yang dia terima.

2) Kelas (Class)

Kelas (Class) adalah definisi umum (pola, template atau cetak biru) untuk

himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku (behaviors) dan

atribut objek-objek tersebut. Class adalah absraksi dari entitas dalam dunia nyata.

(60)

binatang adalah berkaki empat dan memiliki ekor. Perilakunya adalah makan dan

tidur. Contoh yang mungkin dari kelas binatang ini adalah kucing, gajah dan

kuda.

3) Association dan Aggegation

Association (asosiasi) adalah hubungan antar objek yang saling

membutuhkan. Sedangkan aggregation (agregasi) adalah bentuk khusus dari

asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari

objek lainnya. Sebagai contoh, objek tanggal dapat disusun dari objek hari, objek

bulan dan objek tahun.

2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek

Terdapat beberapa metode strategi alternatif dalam pengembangan sistem,

salah satunya adalah pengembangan model-driven (model-driven development).

pengembangan model-driven adalah sebuah startegi pengembangan sistem yang

menekankan pembuatan gambar model-model sistem untuk membantu visualisasi

dan analisis masalah, mendefinisikan persyaratan bisnis dan mendesain sistem

informasi (Whitten, 2004).

Dalam pengembangan model-driven terdapat beberapa pemodelan,

(Whitten, 2004) yaitu:

a. Pemodelan proses (process modeling)

b. Pemodelan data (data modeling)

(61)

Menurut Jeffrey L. Whitten (2004), teknik analisis berorientasi objek

merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan

mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk

membangun, mengelola dan merakit objek-objek menjadi aplikasi komputer yang

berguna.

Pemodelan objek (object modeling) merupakan sebuah teknik yang

mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsepsi tunggal yang

disebut objek. Model-model objek adalah diagram-diagram yang

mendokumentasikan sebuah sistem dalam artian objek-objek dan

interaksi-interaksinya. Pemodelan objek adalah basis atau dasar dari

metodologi-metodologi analisis dan desain berorientasi objek. Teknik pemodelan objek

menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda

dengan teknik lainnya (Whitten, 2004).

Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan teknik permodelan

berorientasi objek, di antaranya:

a. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka hanya perlu mengubah objek dan

fungsinya yang dikehendaki tanpa akan mempengaruhi objek lain yang tidak

dikehendaki terjadinya perubahan. Hal ini dikarenakan setiap objek berdiri

secara mandiri (Whitten, 2004).

b. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka akan lebih mudah mengubahnya,

meskipun pada sistem yang besar sekalipun (Whitten, 2004).

c. Pendekatan objek menuntun penggunaan ulang (reuse) komponen-komponen

(62)

d. Perangkat lunak yang dikembangkan dengan berorientasi objek mempermudah

pemeliharaan (Hariyanto, 2004).

e. Sistem berorientasi objek lebih mudah diadaptasi dan diskala menjadi sistem

lebih besar karena sistem-sistem lebih besar dibuat dengan merakit

subsistem-subsistem yang dapat diguna ulang (Hariyanto, 2004).

Teknik permodelan objek menyajikan penggunaan metode dan notasi

untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal

tahun 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda.

Yang paling terkenal adalah Metode Booch dari Grady Booch, Object Modeling

Technique (OMT) dari James Rumbaugh dan Object Oriented Software

Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya metode dan teknik

berorientasi objek yang ada menjadi industri pengembangan berorientasi objek

membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain dan tim

pengembang. Masalah ini dan yang lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk

mendesain bahasa pemodelan standard (Whitten, 2004).

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung

untuk menggunakan metode pengembang berorientasi objek dengan tujuan

membuat proses standard tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi

objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995 dan mereka bertiga fokus

membuat bahasa pemodelan objek standard sebagai ganti dari pendekatan atau

metode berorientasi objek yang sebelumnya. Berdasarkan hasil kerja mereka

(63)

2.6 Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD)

RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan

kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam

konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype yang bekerja

pada sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final

(Whitten, 2004).

Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application

development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang

populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD

adalah (Whitten, 2004):

1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain,

konstruksi.

2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang

intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer,

pembangun sistem.

3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan

konstruksi berulang.

4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat

(64)

Gambar 2.5 merupakan diagram yang akan menerangkan rute atau tahapan

dalam RAD. Dalam penelitian ini alur tahapan pengembangan RAD

(65)

S C O P E sco pe & visions

Initial S ystem Im p rovem en t O bjectives

Initial B u ssines R equ irem ent S tatem ent

Initial S ystem P rop osal

Initial A p plicatio n A rchitecture

S om e R edesign B u ssines P rocesses

S om e Lo gical an d /or P hysical D esign S p ecificatio ns

S om e

D esign P rototypes and / or p artial F un ctio nal

S ystem

B ussiness Feedback

T echnical F eedback

R efind A p plication V ersion of the

(66)

2.7 Rich Picture

Rich Picture digunakan pada waktu penyeleksian sistem untuk

menyatakan secara keseluruhan dalam memahami proses dari tahapan proyek

pengembangan sistem. Rich picture secara khusus mendeskripsikan masalah

sistem dan sekaligus penguasaan aplikasi.

Rich picture tidak didasari pada suatu catatan khusus tetapi seharusnya

memberikan penyesuaian mengenai aspek yang dideskripsikan pada proyek

(Mathiassen, 2000).

2.8 Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives and Constraints Matrix)

Analisis masalah dalam tahapan RAD menggunakan Matriks Masalah,

Kesempatan, Tujuan dan Batasan, yang dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis

Sebab Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan

Sistem (System Improvement Objectives). Cause and Effect Analysis merupakan

sebuah tehnik tempat masalah-masalah dipelajari untuk menentukan

penyebab-penyebab dan akibat-akibatnya (Whitten, 2004).

Dalam praktiknya, sebuah akibat mungkin sebenarnya adalah gejala dari

masalah yang berbeda, yang lebih mendalam atau mendasar. Masalah tersebut

juga harus dianalisis untuk mencari penyebab dan akibatnya dan seterusnya

sampai penyebab dan akibat tersebut tidak menghasilkan gejala-gejala

(67)

pengguna sistem harus secara aktif berpartisipasi dalam proses analisis sebab

akibat.

Setelah diberikan pemahaman akan lingkup, masalah dan kesempatan

sistem, maka dapat menentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem. Tujuan dari tugas

ini adalah menentukan kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur

dan untuk mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas perbaikan

tersebut (Whitten, 2004).

Dalam tabel ini terdiri dari dua hal yaitu tujuan (objective) sistem, yaitu

ukuran keberhasilan, sesuatu yang ingin diraih jika diberikan sumber-sumber daya

yang cukup dan batasan (constraint) sistem, yaitu sesuatu yang akan membatasi

fleksibilitas dalam mendefinisikan suatu solusi untuk tujuan-tujuan dan pada

dasarnya batasan-batasan ini tidak dapat diubah.

2.9 Functional dan Nonfunctional Requirement

Tahapan analisis persyaratan yang menentukan persyaratan bisnis bagi

sistem yang baru. Maka dalam tahapan ini digunakan functional dan

nonfunctional requirement merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini

untuk mendeskripsikan persyaratan bagi pengembangan sistem usulan. Tugas dari

functional dan nonfunctional requirement ini adalah menerjemahkan

sasaran-sasaran sistem yang telah diidentifikasi pada tahapan analisis masalah ke dalam

outline persyaratan sistem yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengembangan

Gambar

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
Gambar 2.2  Siklus Informasi
Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna
Gambar 2.4  Komponen Sistem Informasi
+7

Referensi

Dokumen terkait