Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Oleh:
YENI HILMI KHAIRANI LUBIS
NIM: 104093002948
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Yeni Hilmi Khairani Lubis
NIM: 104093002948
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Yeni Hilmi Khairani Lubis 104093002948
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom
NIP. 150 411 252
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juni 2010
Yeni Hilmi Khairani Lubis
Skripsi yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI) telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Rabu, 30 Juni 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Jakarta, Juni 2010
Tim Penguji,
Pembimbing II
Nur Aeni Hidayah, MMSI NIP. 19750818 200501 2 008
Penguji II
Qurrotul Aini, MT
NIP.19730325 200901 2 001
Ketua Program Studi Sistem Informasi
A’ang Subiyakto, M. Kom NIP.150 411 252
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Nur Aeni Hidayah).
Pondok Pesantren merupakan salah satu lembaga keagamaan Islam dalam bidang pendidikan yang berada dalam pengawasan Kementrian Agama. Jumlah pondok pesantren terus mengalami perkembangan di masing-masing daerah pada setiap tahunnya, oleh karena itu Kementrian Agama memiliki tanggung jawab dalam pendataan kondisi perkembangan pesantren. Dan yang terpenting pendataan pesantren merupakan salah satu kebutuhan dalam strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Untuk kepentingan mengelola data pondok pesantren tersebut maka dibutuhkan sistem manajemen data yang dapat menampung seluruh data pesantren. Saat ini data yang dikumpulkan dan diolah belum terintegrasi antara kantor wilayah dan kantor pusat dan sebagian besar masih menggunakan
proses manual. Selain itu pengolahan data masih menggunakan aplikasi Visual
Foxpro 6.0, dimana masih banyak terdapat kelemahan dan keterbatasan dalam penggunaannya. Oleh karena itu perlunya mengembangkan sistem informasi pondok pesantren yang lebih mudah dan dapat memenuhi kebutuhan para
penggunanya. Sistem yang dikembangkan ini merupakan aplikasi berbasis web
yang menggunakan metode pemodelan objek dengan pendekatan Rapid
Application Development (RAD). Secara umum, sistem ini membantu proses
penginputan data pesantren dari setiap propinsi dan memudahkan user dalam
mendapatkan informasi yang akurat dan relevan. Perangkat yang diperlukan dalam merancang aplikasi ini adalah PHP sebagai bahasa scripting, Apache Web Server dan MySQL sebagai pengolah database dengan menggunakan paket Xampp.
Kata kunci: Pemodelan sistem berorientasi objek, SIM (Sistem Informasi
Manajemen), Rapid Application Development (RAD), Unified
Modelling Language (UML), DBMS (Database Management System)
Alhamdulillah, peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas seluruh rahmat
dan karunia-Nya yang diberikan kepada peneliti sehingga peneliti dapat
melaksanakan penelitian skripsi ini dan menyelesaikan penelitiannya deangan
lancar. Shalawat serta salam selalu tersampaikan kepada Rasulullah SAW yang
telah menyampaikan ajaran Islam sehingga dapat menyejukkan hati ini dalam
menyelesaikan laporan ini.
Skripsi ini berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek”, yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1
pada Program Studi Sistem Informasi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung terselesaikannya skripsi ini. Karena
tanpa dukungan dari mereka, peneliti tidak akan mampu menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Mereka yang telah mendukung peneliti adalah:
1. Bapak DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak A’ang Subiyakto, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
3. Ditdit Nugraha Utama, MMSI, M. Com selaku pembimbing I dan Ibu Nur
Aeni Hidayah, MMSI selaku pembimbing II peneliti yang telah memberi
banyak pengarahan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya
Program Studi Sistem Informasi, yang telah membimbing peneliti selama
menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Keluargaku, Ayah, Mama dan Adik-adikku Afni, Heri dan Azhari. Seluruh
keluarga besar di Medan dan Pangkalan Berandan. Tanpa doa dan kasih
sayang yang diberikan, peneliti tidak akan memiliki semangat untuk
menyelesaikan skripsi. Insya Allah, peneliti dapat menjadi orang yang
bermanfaat bagi Islam, Indonesia dan kehidupan ini.
6. Sahabat-sahabatku yang sudah banyak membantu khususnya Sensi
Anggraini, Sinta Isdriani, Sarika, Fitria Nurul Husna, Ulfah, Indri, Dwi, Siti,
Maya, Wuri, Dyan, Ajeng, Wardi, Ghozali, Andika, Hamzah, Yudi, Angga,
Esa dan seluruh teman-teman Sistem Informasi angkatan 2004.
7. Seluruh staff Kementerian Agama bagian EMIS dan Kepegawaian, Ibu
Sakdiyah, Pak Asep, Pak Aziz dan bapak/ ibu yang sudah berbagi
pengetahuan dan membantu dalam proses penelitian.
10 Pihak-pihak lain yang tak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah
membantu peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung. Terima
Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga dengan skripsi ini dan
peneliti mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk penelitian laporan yang lebih baik lagi. Kritik dan saran dapat disampaikan ke peneliti melalui yeni_hkl@yahoo.com. Semoga skripsi ini dengan izin Allah dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.
Jakarta, Juni 2010
Halaman Persetujuan Pembimbing...
BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang...
1.2 Perumusan Masalah...
1.3 Batasan Masalah...
1.4 Ruang Lingkup ...
1.5 Tujuan Penelitian...
1.6 Manfaat Penelitian...
1.7 Metode Penelitian ...
2.1.1 Pengertian Sistem...
2.1.2 Karakteristik Sistem...
2.2 Konsep Dasar Informasi...
2.2.1 Data Versus Informasi...
2.2.2 Siklus Informasi...
2.2.3 Kualitas Informasi...
2.2.4 Nilai Informasi...
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi...
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi...
2.3.2 Komponen Sistem Informasi...
2.3.3 Sistem Informasi Manajemen...
2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren...
2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren...
2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren...
2.4.3 Pengertian SIMPONTREN...
2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek...
2.5.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi...
2.5.2 Pengertian Object Oriented...
2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek...
2.6 Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD)...
2.7 Rich Picture...
2.10 Unified Modelling Language (UML)...…..
2.10.1 Use Case Diagram...
2.10.2 Activity Diagram...
2.10.3 Sequence Diagram...
2.10.4 ClassDiagram...
2.10.5 Statechart Diagram...
2.11 Perancangan Database...
2.11.1 Manajemen Database...
2.11.2 Model Basis Data (Database Model)...
2.11.3 Relational Database Management System...
2.12 Mengenal Rational Rose...
2.12.1 Dasar-dasar Pemodelan dengan Rational Rose...
2.12.2 Konsep Dasar Rational Rose...
2.13 Konsep Dasar Internet...
2.14 Unsur-unsur Perancangan Website...
2.14.1 HTTP (HyperText Transfer Protocol)...
2.14.2 Web Browser...
2.14.3 Web Serser...
2.14.4 Website...
2.14.5 PHP (PHP Hypertext Preprocessor)...
2.14.6.1 Sejarah MySQL...
2.14.6.2 Keistimewaan MySQL...
2.14.7 PHPMyAdmin...
2.14.8 Apache...
2.15 Pengujian Perangkat Lunak...
2.16 Metode Pengumpulan Data...
2.16.1 Observasi...
2.16.2 Wawancara...
2.16.3 Studi Pustaka... 65
BAB III METODE PENELITIAN... 3,1 Metode Penelitian...
3.2 Teknik Pengumpulan Data...
3.3 Metode Pengembangan Sistem...
3.4 Rapid Application Development...
3.5Kerangka Pemikiran... 72
BAB IV PEMBAHASAN...
4.1 Sekilas Tentang Bagian Perencanaan dan Data...
4.2 Mendefinisikan Lingkup...
4.3 Analisis Sistem...
4.3.1 Analisis Masalah...
4.4.1 Identifikasi Usecase dan Aktor...
4.4.2 Usecase Diagram... 4.4.3 Deskripsi Usecase Tingkat Perancangan... 4.4.4 Activity Diagram... 4.4.5 Class Diagram... 4.4.6 Sequence Diagram... 4.4.7 Statechart Diagram... 4.4.8 Perancangan Basis Data...
4.4.9 Rancangan Antarmuka...
4.5 Implementasi Sistem (Construction dan Testing)... 4.5.1 Konstruksi Perangkat Lunak...
4.5.2 Penyiapan Rencana Implementasi Jaringan...
4.5.3 Spesifikasi Hardware... 4.5.4 Uji Coba (Testing)...
DAFTAR PUSTAKA... 183
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem...
Gambar 2.2 Siklus Informasi...
Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna...
Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi...
Gambar 2.5 Strategi Rapid Application Development...
Gambar 2.6 Contoh Model Use Case Diagram...
Gambar 2.7 Tampilan Dasar dalam Rational Rose...
Gambar 3.1 Logical Frame Work Penelitian...
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam...
Gambar 4.2 Rich Picture Sistem Berjalan SIMPONTREN...
Gambar 4.3 Use case Diagram...
Gambar 4.4 Activity Diagram dari Use case Mendaftar sebagai Pengguna...
Gambar 4.5 Activity Diagram dari Use case Menginput Data Pesantren...
Gambar 4.6 Activity Diagram dari Use case Pengecekan Data Pesantren...
Gambar 4.7 Activity Diagram dari Use case Manajemen Pengguna...
Gambar 4.8 Activity Diagram dari Use case Monitoring Data Pesantren...
Gambar 4.9 Activity Diagram dari Use case Memanipulasi Data Pendukung...
Gambar 4.10 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Profil Pesantren...
Gambar 4.11 Activity Diagram dari Use case Melihat Laporan Nasional...
Gambar 4.12 Activity Diagram dari Use case Melihat Data Statistik Pesantren...
Gambar 4.15 Sequence Diagram Pengecekan Data Pesantren...
Gambar 4.16 Sequence Diagram Menginput Data Pesantren...
Gambar 4.17 Sequence Diagram Monitoring Data Pesantren... Gambar 4.18 Sequence Diagram Manajemen Pengguna... Gambar 4.19 Sequence Diagram Manipulasi Data Pendukung... Gambar 4.20 Sequence Diagram Melihat Laporan Profil Pesantren... Gambar 4.21 Sequence Diagram Melihat Laporan Nasional Pesantren... Gambar 4.22 Sequence Diagram Melihat Data Statistik Pesantren... Gambar 4.23 Statechart Diagram dari Objek Pesantren...
Gambar 4.24 Statechart Diagram dari Objek Santri...
Gambar 4.25 Statechart Diagram dari Objek Pengajar...
Gambar 4.26 Statechart Diagram dari Objek Fasilitas...
Gambar 4.27 Statechart Diagram dari Objek Keuangan...
Gambar 4.28 Statechart Diagram dari Objek Pengguna...
Gambar 4.29 Database Relational SIMPONTREN...
Gambar 4.30 Rancangan Halaman Utama WebPublic User...
Gambar 4.31 Rancangan Form Select Laporan Nasional...
Gambar 4.32 Rancangan Menu Laporan Nasional Pesantren...
Gambar 4.33 Rancangan Form Select Laporan Profil Pesantren...
Gambar 4.34 Rancangan Menu Laporan Profil Pesantren...
Gambar 4.35 Rancangan Menu Cek Data Pesantren...
Gambar 4.39 Rancangan Menu Input Fasilitas...
Gambar 4.40 Implementasi Jaringan SIMPONTREN...
174
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE-CASE MODEL DIAGRAM
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
Extends
Uses (includes)
Depends on
Inheritance
<<depends on>>
SIMBOL CLASS DIAGRAM
Simbol Keterangan
Class
1. class name
2. attributes
3. behaviors
Association
Agregation
Generalization
1 2 3
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
Simbol Keterangan
Object
Lifeline
Messages
Behaviors (operations)
SIMBOL STATECHART DIAGRAM
Simbol Keterangan
State
Transition Paths
Initial State
Final State
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
Simbol Keterangan
Activity
Initiate Activities
Start of the Process
Termination of the Process
Synchronization Bar
Decision Activity
Tabel 4.2 Cause and Effect Analysis………..
Tabel 4.2 System Improvement Objectives...………....
Tabel 4.3 Nonfunctional Requirement …...……….
Tabel 4.4 Requirement Aktor dan Use Case ……….…...
Tabel 4.5 Narasi dari Use Case Mendaftar sebagai Pengguna...……….…..
Tabel 4.6 Narasi dari Use Case Menginput Data Pesantren..……….…..
Tabel 4.7 Narasi dari Use Case Pengecekan Data Pesantren...……….
Tabel 4.8 Narasi dari Use Case Monitoring Data Pesantren...………...
Tabel 4.9 Narasi dari Use Case Manajemen Pengguna....………...………
Tabel 4.10 Narasi dari Use Case Memanipulasi Data Pendukung……....…………
Tabel 4.11 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Profil Pesantren..………...
Tabel 4.12 Narasi dari Use Case Melihat Laporan Nasional Pesantren ………….
Tabel 4.13 Narasi dari Use Case Melihat Data Statistik Pesantren ………...
Tabel 4.14 Kandidat Class Entity...………...
Tabel 4.15 Spesifikasi Stereotype Class...………
Tabel 4.16 Tabel Pesantren...
Tabel 4.17 Tabel Santri...
Tabel 4.18 Tabel Pengajar...
Tabel 4.19 Tabel Fasilitas...
Tabel 4.22 Tabel Propinsi...
Tabel 4.23 Tabel Kabupaten...
Tabel 4.24 Tabel Pendaftar...
Tabel 4.25 Tabel Data_has_tahun...
Tabel 4.26 Daftar Tools Pengembangan Sistem Perangkat Lunak...
Tabel 4.27 Testing halaman Operator Data Entry...
Tabel 4.28 Testing Halaman Admin...
Tabel 4.29 Testing Halaman Public User... 168
168
169
169
175
178
179
Lampiran B Wawancara...
Lampiran C Tampilan Aplikasi... B
C
1.1 Latar Belakang
Peranan teknologi informasi dalam menunjang sistem operasional dan
manajerial pada instansi pemerintahan dewasa ini dirasakan semakin penting
(Arief, 2005). Adanya perkembangan yang signifikan di bidang teknologi
informasi telah menyebabkan perubahan mendasar, di antaranya dampak positif
yang besar bagi peningkatan produktivitas dan perumusan kebijakan lembaga
pemerintahan. Salah satu kebijakan pemerintah yang perlu selalu ditingkatkan
adalah bidang pendidikan karena mencakup ruang lingkup yang luas dalam
pelaksanaannya. Termasuk di dalamnya sistem pengembangan pendidikan pada
pondok pesantren.
Pondok pesantren selain sebagai lembaga keagamaan Islam, juga telah
membuktikan dirinya sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peranan besar
dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (Departemen Agama, 2001).
Bahkan pondok pesantren (madrasah) di dalam Undang-Undang nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ditegaskan sebagai subsistem dari
sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, pondok pesantren harus dilibatkan
dalam proses pembangunan pendidikan.
Data merupakan sumber informasi yang berguna bagi penerimanya untuk
menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, efisien, dan dapat dipercaya.
Berkenaan dengan hal tersebut maka data dan informasi menduduki peranan
penting sebagai row input yang mendasari penyusunan program dan perencanaan
pembangunan pendidikan. Untuk mendukung pengolahan data hingga menjadi
informasi yang dibutuhkan maka diperlukan suatu sistem manejemen pendataan
dan informasi.
Departemen Agama yang sejak Januari tahun 2010 mengalami perubahan
nomenklatur menjadi Kementerian Agama berperan sebagai instansi
pemerintahan, yang memiliki kewenangan dan tugas dalam pembinaan dan
penyelenggaraan pendidikan keagamaan. Maka dalam melaksanakan proses
pembangunan pendidikan Kementerian Agama memiliki bagian Data dan
Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jendral Pendidikan Islam, merupakan
unit organisasi yang bertanggung jawab dalam proses pendataan kegiatan di
bidang pendidikan dan kelembagaan agama Islam. Pengumpulan dan pengolahan
data, serta analisis data dilakukan untuk memperoleh informasi yang cepat dan
akurat, sehingga dapat disajikan sesuai dengan kebutuhan yang sangat diperlukan
untuk menunjang dalam pengambilan keputusan.
Program pendataan lembaga pendidikan dan keagamaan ini dilakukan
setiap tahun yang laporannya digunakan untuk kebutuhan dalam menentukan
strategi pembangunan dan kebijakan pendidikan. Laporan tersebut
menggambarkan perkembangan pendidikan agama dan kelembagaan secara
kuantitatif, menyoroti kondisi dan tingkat kebutuhan yang berkembang dewasa
perkembangan lembaga-lembaga pendidikan agama, tetapi yang lebih penting
adalah untuk dijadikan sebagai bahan dalam meningkatkan kualitas pendidikan,
baik terkait dengan peralatan sistem, sarana dan prasarana, ketenagakerjaan,
termasuk kenaikan anggaran pendidikan.
Banyaknya data yang dihimpun dan kebutuhan akan informasi yang selalu
meningkat, maka diperlukan suatu pengembangan sistem informasi manajemen
data pendidikan dan kelembagaan yang sangat berguna dalam mengolah data
secara terintegrasi dan memudahkan dalam menyajikan data secara statistik.
Sistem usulan ini dirancang berdasarkan hasil analisis dan kebutuhan pengguna.
Hal tersebut menjadi latar belakang dalam tugas akhir ini yang berjudul
“Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren Menggunakan Metode Pemodelan Berorientasi Objek (Studi Kasus di Bagian Perencanaan dan Data Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI)”.
1.2 Perumusan Masalah
Dengan mengacu pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,
ada tujuh permasalahan yang dapat dirumuskan dalam skripsi ini:
a. Jumlah data yang dihimpun melalui formulir mengalami peningkatan tetapi
tidak diimbangi dengan keakuratan proses validasi sistem pendataan sehingga
output yang dihasilkan mengalami ketidaklengkapan dan kebenaran
b. Data yang diolah dalam sistem pendataan kadang masih belum relevansi
dengan informasi yang dibutuhkan para pengguna, dikarenakan data masih
kurang ter-update dengan permasalahan yang ada.
c. Proses edit dan delete pada aplikasi dilakukan langsung pada basis data
sehingga konsistensi data kurang terjamin dan sangat memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam penginputan data.
d. Hak akses dan keamanan data masih kurang terjamin karena pengaksesan
aplikasi hanya berdasarkan username.
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Membangun sistem informasi yang memberikan fasilitas dalam mengakses
informasi yang terupdate dan menjamin keakuratan data yang diolah.
b. Perancangan database yang dapat memperbaiki pengolahan data Pondok
Pesantren.
c. Data yang telah diinput di tingkat kantor wilayah atau propinsi dapat
dilakukan proses pengiriman secara langsung dalam sistem aplikasi.
d. Keamanan data dibuat seunik mungkin yang dirancang berdasarkan NIP dan
password untuk setiap pengguna.
1.4 Ruang Lingkup
Kegiatan penelitian dilakukan dengan melakukan analisis dan perancangan
lingkup seputar sistem pendataan pondok pesantren, yang dilaksanakan pada
tanggal 2 Februari 2009 s.d 30 April 2009 dengan bertempat di Bagian Data dan
Informasi Pendidikan Sekretariat Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI. Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Lt.8 Blok A Jakarta
Barat. Sistem ini akan dijalankan pada web browser dengan Apache XAMPP
server aplikasinya, bahasa pemrograman PHP 5 dan database MySQL.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dari diadakannya penelitian dan pengembangan sistem informasi
manajemen database pondok pesantren dalam menunjang skripsi ini adalah:
a. Menganalisis sistem dan mengidentifikasi masalah pada sistem yang berjalan
(current system) di Bagian Data dan Informasi Dirjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI
b. Merancang suatu perangkat lunak yang mampu membantu melaksanakan
proses pengolahan data dalam menghasilkan informasi yang sangat
dibutuhkan dalam proses perumusan kebijakan.
c. Mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren yang
masih berbasis stand alone menjadi sistem yang berbasiskan website.
d. Membuat suatu perangkat lunak yang sesuai dengan rancangan sistem.
Perangkat lunak tersebut dinamai “Sistem Informasi Manajemen Pondok
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut:
a. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya, di bidang pengembangan sistem
informasi.
b. Dapat memahami konsep sistem informasi manajemen database pondok
pesantren secara umum.
c. Dapat memahami rancang bangun Sistem Informasi Manajemen Database
Pondok Pesantren secara umum.
1.7 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan ada dua jenis, yaitu pengumpulan data
dan metode pengembangan sistem. Untuk metode pengumpulan data, ada
beberapa cara yang digunakan:
1. Observasi
Pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN), pengenalan data yang ada sehingga dapat
diadakan evaluasi yang mendukung pengambilan keputusan.
2. Wawancara
Mengadakan Tanya Jawab dengan Pembimbing dari bagian Data dan
memperoleh gambaran, keterangan dan penjelasan tentang proses kegiatan
yang dilakukan pada SIMPONTREN.
3. Studi Pustaka
Melakukan studi kepustakaan dengan mengumpulkan data dan informasi
mengenai prosedur sistem yang telah ada, analisis perancangan sistem
berorientasi objek dan bahasa pemrogramaan yang dapat dijadikan acuan
pembahasan dalam masalah ini.
Pengembangan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
(SIMPONTREN) ini, menggunakan metode pemodelan berorientasi objek,
dengan alur pendekatan strategi pengembangan aplikasi cepat atau yang biasa
disebut Rapid Application Development (RAD). Pengembangan metode
pemodelan objek (object modeling), merupakan suatu teknik yang mencoba untuk
menyatukan data dan proses ke dalam konsep tunggal yang disebut objek
(Whitten, 2004).
Sebagai rute pengembangan aplikasi digunakan RAD (Rapid Application
Development), yaitu sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam
konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkaian prototipe yang bekerja
pada sebuah sistem dan pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final
1.8 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah mengikuti penelitian dan format penulisan skripsi
ini, maka terdiri dari beberapa tahap kegiatan sesuai dengan ruang lingkup yang
dijelaskan sebelumnya secara garis besar, yang dibagi menjadi beberapa bab yang
secara ringkas dapat dijabarkan sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, permasalahan, ruang lingkup penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan dasar teori yang diperlukan dalam mendukung
skripsi dan pembuatan aplikasi, yaitu Konsep Dasar Sistem, UML dan
perangkat lunak pendukung.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dipaparkan tentang metode yang dipakai dalam
pencarian data maupun metode untuk pengembangan sistem yang
dilakukan pada penelitian ini.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini merupakan inti dari penyusunan pengembangan sistem
informasi manajemen database berbasis web pada bagian Data dan
Informasi Sekretariat Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI,
seperti gambaran umum bagian Perencanaan dan Data, analisis sistem
membuat pengembangan aplikasi sistem informasi manajemen
database pondok pesantren berbasis web.
BAB V PENUTUP
Berisi simpulan mengenai hasil akhir dari keseluruhan proses yang telah
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem).
Masing-masing sub sistem dapat terdiri dari sub sistem-sub sistem yang lebih kecil lagi
atau terdiri dari komponen-komponen. Subsistem perangkat keras (hardware)
dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan simpanan luar.
Sub sistem-sub sistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk
satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai
(Jogiyanto, 2005). Interaksi dari subsistem-subsitem sedemikian rupa, sehingga
dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi. Untuk lebih memahami
konsep sistem maka akan dibahas lebih lanjut tentang pengertian, karakteristik
dan klasifikasi sistem.
2.1.1 Pengertian Sistem
Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi kebanyakan orang. Pada
dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah
sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan
yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah bagian dari sistem.
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu
elemennya. Menurut Gerald, pendekatan sistem yang lebih menekankan pada
prosedur mendefinisikan sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan
suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu (Jogiyanto, 2005).
Sedangkan terdapat beberapa pendapat tentang pengertian sistem yang
lebih menekankan pada komponen atau elemennya, diantaranya sistem adalah
sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk
mencapai suatu tujuan (McLeod, 2004). Pengertian lain mengemukakan bahwa
sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Kadir, 2003). Sedangkan Jogiyanto
(2005) mengemukakan bahwa suatu sistem adalah kumpulan dari komponen atau
elemen yang saling berhubungan satu dengan lainnya membentuk satu kesatuan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari komponen atau
elemen-elemen merupakan definisi yang lebih luas dibandingkan pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya. Definisi ini lebih banyak
diterima karena pada kenyataannya suatu sistem memang terdiri dari
subsistem-subsistem. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada komponen akan lebih
mudah dipelajari untuk analisis dan rancangan sistem (Ladjamudin, 2005).
2.1.2 Karakteristik Sistem
menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan sistem. Sistem
dibuat untuk menangani sesuatu yang rutin atau berulang kali terjadi.
Sistem memiliki sifat-sifat atau karakteristik untuk dapat menjalankan
suatu fungsi tertentu. Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang
tertentu, yaitu (Ladjamudin, 2005):
a. Komponen Sistem
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai
sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
b. Batasan Sistem
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang
lingkup dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
memepngaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan dan juga merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi dari sistem dan demikian harus dijaga dan dipelihara.
Sedangkan lingkungan yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, jika
d. Penghubung Sistem
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang
lainnya. Melalui penghubung ini, sumber-sumber daya mengalir dari satu
subsistem ke subsistem yang lainnya.
e. Masukan Sistem
Merupakan segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan untuk diproses.
f. Keluaran Sistem
Merupakan hasil dari pemrosesan sistem, yang bisa berupa suatu informasi,
saran, cetakan laporan dan sebagainnya.
g. Pengolahan Sistem
Merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna.
h. Sasaran Sistem
Suatu sistem mempunyai tujuan atau sasaran, kalau sistem tidak mempunyai
sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan
dan keluaran yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Karakteristik Sistem
(Sumber: Jogiyanto, 2005)
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi memiliki peranan yang sangat penting pada suatu organisasi
ibarat udara yang kita hirup. Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari
pebgolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi
penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata
(fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Jogiyanto, 2005).
2.2.1 Data Versus Informasi
Data adalah deskripsi dari sesuatu atau kejadian yang kita hadapi (the
description of things and events that we face). Definisi data yang lain adalah data
nyata. Kesatuan nyata adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan
orang yang betul-betul ada dan terjadi. Untuk pengambilan keputusan bagi
manajemen, maka faktor-faktor tersebut harus diolah lebih lanjut untuk menjadi
suatu informasi (Ladjamudin, 2005).
Sedangkan pengertian Informasi yang dijelaskan oleh Kadir (2003),bahwa
informasi adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. Dan
Gordon B. Davis mendefinisikan informasi adalah suatu data yang diolah menjadi
bentuk yang berarti bagi si penerima dan bermanfaat dalam pengambilan
keputusan saat ini atau akan dating (Jogiyanto, 2005).
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, informasi yang berharga adalah
informasi yang memenruhi 3 kriteria, di ataranya: akurat, relevan dan tepat waktu.
Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan
dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut (Ladjamudin, 2005).
2.2.2 Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita
banyak, sehingga harus diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk
dihasilkan informasi. Data dapat berbentuk simbol-simbol semacam huruf-huruf
atau alphabet, angka-angka, bentuk-bentuk suara, sinyal-sinyal, gambar-gambar
dan sebagainya (Jogiyanto, 2005). Jadi pada intinya adalah bahwa hasil dari
bahwa untuk memperoleh informasi yang bermanfaat bagi penerimanya, perlu
untuk dijelaskan bagaimana siklus yang terjadi atau dibutuhkan dalam
menghasilkan informasi (Ladjamudin, 2005). Siklus informasi atau siklus
pengolahan data seperti Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Siklus Informasi
(Sumber: Ladjamudin, 2005)
2.2.3 Kualitas Informasi
Informasi yang baik adalah informasi yang berkualitas, informasi yang
berkualitas ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut (Kadir, 2003):
a. Akurat (accurate)
Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan,
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.
b. Tepat waktu (timelines)
Informasi yang dihasilkan atau dibutuhkan tidak boleh terlambat, karena
nantinya tidak mempunyai nilai yang baik, sehingga apabila dijadikan dasar
dalam pengambilan keputusan akan berakibat fatal atau kesalahan
c. Relevan (relevance)
Informasi harus memberikan manfaat yang baik untuk pemakai informasi
tersebut.
Sedangkan menurut Ladjamudin kualitas informasi tidak hanya ditentukan
oleh 3 hal diatas. Menurutnya selain 3 hal sebelumnya kualitas informasi juga
harus bernilai ekonomis (economy), efisien (efficiency) dan dapat dipercaya
(reliability) (Ladjamuddin, 2005).
Keak
uras
ian
Ketepatan Waktu Re
levans
i
Kualitas Informasi
Gambar 2.3 Pilar-pilar Informasi yang Berguna
(Sumber: Jogiyanto, 2005)
2.2.4 Nilai Informasi
Nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu
manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Lebih
lanjut sebagian besar informasi tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan
satuan nilai uang, tetapi dapat ditaksir nilai efektifitasnya. Pengukurannya dapat
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem Informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi,
kualitas, menajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta
keunggulan kompetitif yang sangat berguna bagi kegiatan bisnis. Sebuah sistem
informasi pada hakekatnya merupakan suatu sistem yang memiliki suatu
komponen-komponen atau subsistem-subsistem untuk menghasilkan informasi.
Berikut ini akan dijelaskan pengertian-pengertian mendasar tentang pemahaman
sistem informasi secara utuh.
2.3.1 Pengertian Sistem Informasi
Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen di dalam
pengambilan keputusan, permasalahannya adalah dari mana informasi itu didapat.
Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi. Robert A. Leitch mendefinisikan
sistem informasi sebagai berikut (Jogiyanto, 2005):
”Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan
pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.
Secara umum definisi dari Sistem Informasi adalah sekelompok
elemen-elemen dalam suatu organisasi yang saling berintegrasi dengan menggunakan
masukan, proses dan keluaran dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu
tujuan dan dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan yang tepat
2.3.2 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
istilah blok bangunan (building block), masing-masing saling berinteraksi satu
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya.
Komponen-komponen tersebut adalah hardware, software, prosedur, orang,
database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003):
a. Perangkat keras (hardware)
Mencakup peranti-peranti fisik seperti komputer dan printer.
b. Perangkat lunak (software) atau program
Sekumpulan intruksi yang memungkinkan perangkat keras untuk memproses
data.
c. Prosedur
Sekumpulan aturan yang diapakai untuk mewujudkan pemrosesan data dan
pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
d. Orang
Semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi,
pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
e. Basisdata (database)
Sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dengan
penyimpanan data.
f. Jaringan komputer dan komunikasi data
Menurut Ladjamudin (2005) ke enam komponen sistem informasi tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut:
1. Hardware (perangkat keras) dan Software (perangkat lunak) yang berfungsi
sebagai mesin.
2. People dan Procedures yang merupakan manusia dan tatacara menggunakan
mesin.
3. Data merupakan jembatan penghubung antara manusia dan mesin agar terjadi
suatu proses pengolahan data.
Gambar 2.4 Komponen Sistem Informasi
(Sumber: Ladjamudin, 2005)
2.3.3 Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang
digunakan untuk menyajikan informasi agar mendukung operasi, manajemen dan
pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. SIM menghasilkan informasi
untuk memantau kinerja, memelihara koordinasi dalam proses operasi organisasi.
Selain itu SIM disebut juga jaringan prosedur pengolah data yang dikembangkan
dalam suatu sistem terintergrasi dengan maksud memberikan informasi yang Hardware
bersifat intern ataupun ekstern kepada manajemen, dengan dasar pengambilan
keputusan. Secara garis besar SIM dibangun atas komponen:
a. Basisdata (Database)
Sebuah Sistem Informasi Manajemen memiliki subsistem manajemen data.
Subsistem manajemen data merupakan manajemen yang memasukan data ke
suatu database untuk suatu situasi dan dikelola oleh perangkat lunak untuk
menjadi sebuah informasi.
b. Sistem Perangkat Lunak (Software System)
Dalam komponen ini terdapat subsistem manajemen pengguna, pengguna
berkomunikasi dengan dan memerintahkan sistem informasi, sehingga
pengguna adalah bagian yang dipertimbangkan dari sistem. Selain itu dalam
SIM juga terdapat manajemen laporan, merupakan aspek laporan informasi
yang diberikan kepada pengguna.
2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan dari sistem
yang menyediakan semua informasi yang bertujuan untuk mendukung operasi
manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. SIM cenderung
selalu melakukan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer
based informasion processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk
Konsep Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan dalam
penelitian ini dengan membandingkan skripsi sebelumnya mengenai
pengembangan sistem informasi manajemen yaitu oleh Rifqi Octaviani dengan
judul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dalam Monitoring Penjualan
Flexi Pada PT. Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Selatan. Tujuan
pengembangan sistem informasi manajemen dalam penelitian ini memiliki
persamaan yaitu mengembangkan sistem informasi sebelumnya dalam hal
manajemen atau pengaturan basisdata dan sistem perangkat lunak (software
system) yang mengalami perbaikan pada proses penginputan, pengolahan dan
pelaporan yang menghasilkan informasi bagi pengguna.
Perbedaan yang mendasari dari penelitian pada skripsi sebelumnya adalah
metode pengembangan sistem informasi yang digunakan. Pada penelitian
sebelumnya menggunakan metodologi penegembangan terstruktur SDLC, dengan
beberapa tools yaitu flowchart, DFD dan ERD pada proses analisis dan desain
sistemnya. Sedangkan pada tahapan implementasi menggunakan metode yang
sama yaitu berbasis web internet.
Selanjutnya akan dibahas konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok
Pesantren (SIMPONTREN) yang menjelaskan pengertian pondok pesantren,
fungsi pondok pesantren dan pengertian sistem informasi manajemen pondok
2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang
tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren juga dianggap sebagai
lembaga tradisional yang secara bahasa teknis berarti suatu tempat yang dihuni
oleh para santri, orang yang mencari ilmu. Tujuan utama pondok pesantren adalah
menyiapkan santri dalam mendalami dan menguasai ilmu agama Islam yang
diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan
masyarakat Indonesia (Departemen Agama, 2001).
Seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada setiap manusia untuk
menuntut ilmu, dalam QS. At-Taubah [9]: 122, yang berbunyi:
⌧
☺
⌧
⌧
⌧
⌧
Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
dan orang lain, maka dengan izin Allah derajatnya akan dinaikkan. Hal ini
terdapat dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 11
⌧
☺
⌧
☺
☺
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan
peserta didik yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap,
pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kesadaran
terhadap alam lingkungannya.
awalanya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial
dan penyiaran agama (Masyhud, 2006). Sementara, menurut Azyumardi Azra
dalam buku Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga
Pendidikan Islam di Indonesia (Nata, 2001) menawarkan adanya tiga fungsi
pesantren, yaitu: (1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, (2) pemeliharaan
tradisi islam dan (3) reproduksi ulama.
2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren
Keberadaan pondok pesantren yang semakin beragam dalam bentuk,
peranan dan fungsi ini menjadikan adanya fenomena yang cukup berarti dalam
upaya membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan untuk
pengembangan pondok pesantren masa depan, tanpa independensi pondok
pesantren (Departemen Agama, 2001).
Kementerian Agama sebagai departemen teknis yang memiliki wewenang
dan tugas dalam pembinaan penyelenggaraan pendidikan keagamaan, memiliki
tanggung jawab, baik langsung maupun tidak, terhadap eksitensi pondok
pesantren. Di antara bentuk tanggung jawabnya adalah dengan memberikan
perhatiannya secara lebih serius terhadap pengembangan dan peningkatan pondok
pesantren dengan memberdayakan eksistensinya di tengah masyarakat.
Untuk itu diperlukan suatu sistem manajemen dalam mengontrol
perkembangan pondok pesantren, baik itu yang berhubungan dengan
keuangan pondok pesantren. Maka sumber informasi mengenai proses
perkembangan tersebut harus disediakan oleh setiap pesantren secara akurat untuk
dapat memenuhi kebutuhan dalam proses controlling dan peningkatan kualitas
pondok pesantren.
Penyajian informasi tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokkan
data dari masing-masing kebutuhan akan setiap elemen setiap tahunnya. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu baik dalam
mengumpulkan dan menyajikan data. Pengaturan tingkat kebutuhan data di
antaranya adalah:
a. Santri
Jumlah santri tiap pesantren dan pembagiannya dalam tingkat pendidikan.
b. Ketenagaan Pesantren
Jumlah kyai, ustadz dan tenaga kerja lainnya yang berada di pondok
pesantren.
c. Sarana dan Prasarana
Kondisi bangunan pesantren, ruang belajar, sarana olahraga dan lainnya.
d. Keuangan
Meliputi pemasukan dan pengeluaran keuangan pondok pesantren, serta
bantuan yang pernah diterima.
2.4.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
Sistem informasi manajemen pondok pesantren merupakan kegiatan
teknologi informasi (Departemen Agama, 2006). Dimana suatu data pondok
pesantren tersimpan secara utuh di dalam suatu komputer yang dapat diakses ke
semua penggunanya. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren
(SIMPONTREN) didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi
pendataan pondok pesantren, pengolahan data santri, ketenagakerjaan, sarana
prasarana dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan
akurat dalam rangka mendukung pengelolaan dan peningkatan mutu pondok
pesantren. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren mempunyai tiga
keuntungan di antaranya:
1. Memungkinkan Direktorat Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah
Kemeterian Agama berperan aktif dalam perencanaan strategis peningkatan
kualitas pesantren.
2. Mengintegrasikan dan menyimpan semua informasi pesantren dalam suatu
database, yang sebelumnya tersimpan di beberapa komputer yang tidak
terintegrasi.
3. Memfasilitasi penyimpanan data dan akses catatan pondok pesantren yang
sangat penting bagi Kementerian Agama.
Pada Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren ini peniliti
melakukan pengkajian kembali dari Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah
peneliti buat sebelumnya dengan judul Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Manajemen Pondok Pesantren. Dari pengkajian didapat beberapa
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur
Kekurangan
Kelebihan
1. Sistem yang dirancang masih bersifat
stand alone. Sistem atau aplikasi hanya
berada pada satu komputer saja sehingga
hanya digunakan oleh administrator.
Pada dasarnya sistem informasi yang
dirancang dapat digunakan oleh
siapapun, kapanpun dan di mana pun
tanpa adanya batasan tertentu. Oleh
karena itu sistem informasi dianjurkan
berbasis web.
2. Pengembangan aplikasi dengan
menggunakan Visual Foxpro 6.0 Secara
garis besar ada beberapa kekurangan
dalam pengolaha data, diantaranya: hanya
menyediakan fasilitas entry data, edit dan
hapus silakukan langsug di basisdata,
keamanan data dan kontrol validasi
kurang baik.
3. Pengolahan data masih menggunakan
1. Visual FoxPro (VFP) memeliki
kemampuan dalam mengolah record
volume data yang besar. Hal ini sangat
dibutuhkan dalam mengolah data pondok
pesantren di Indonesia yang berada di
bawah naungan Kementerian Agama RI.
2. Visual FoxPro (VFP) merupakan
remote access data. VFP mendukung
untuk mengakses data diluar dari database
native yang dimilikinya, seperti Microsoft
SQL Server, Oracle, MySQL,
PostGreSQL, Thunderbird.
3. Desain dan pengembangan aplikasi
yang user friendly sehingga memudahkan
dalam mengelola informasi dan proses
bisnis yang sangat kompleks.
Microsoft Excel. Sehingga mengalami
kesulitan dalam mengolah data dan
membutuhkan waktu yang lebih lama lagi
dalam menghasilkan suatu informasi.
4. Pembuatan report yang belum
mengimplementasikan OOP (Object
Oriented Programming)
5. Menu designer juga belum
mengimplementasikan OOP. Sehingga
untuk proses perancangan report dan
tabulasi data membutuhkan aplikasi lain,
seperti Microsoft Excel.
6. Aplikasi ini menampung banyaknya
data (overload) sehingga terkesan tidak
adanya pembaharuan (update) dari fungsi
dan tampilan aplikasi.
dan menggabungkan data hampir tidak
terbatas pada jumlah tabel dan record,
dengan hal ini Visual FoxPro disebut
juga alat pengembangan aplikasi data
driven. Fungsi data driven dapat
digunakan untuk mengkonfigurasi
aplikasi secara otomatis ke dalam
database dan mengkonfigurasi
antarmuka sesuai dengan perubahan
kondisi data. Sehingga dengan VFP
aplikasi dirancang dengan baik, dimana
interaksi antara data dan interface yang
berkesinambungan dan dinamis.
2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek 2.5.1 Pengertian Pengembangan Sistem Informasi
Pengembangan sistem (sistem development) dapat berarti menyusun
sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut
(Jogiyanto, 2005):
1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang
lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan dalam sistem
yang lama yang menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai
dengan yang diharapkan. Dan juga pertumbuhan organisasi, yang
menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru. Pertumbuhan organisasi
diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume
pengolahan data yang semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi atau
pengolahan data yang baru.
2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), teknologi informasi
telah berkembang dengan cepatnya. Perangkat keras komputer, perangkat
lunak dan teknologi komunikasi telah begitu cepat berkembang. Organisassi
mulai merasakan bahwa teknologi informasi ini perlu digunakan untuk
meningkatkan pelayanan informasi sehingga dapat mendukung dalam proses
pengambilan keputusan yang akan dilakukan oleh pihak manajemen.
3. Adanya instruksi-instruksi (directives), penyusunan sistem yang baru dapat
juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi dari atas pimpinan ataupun dari
luar organisasi.
Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi, maka sistem
yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada atau memenuhi instruksi
Gambar 2.4 Pengembangan Sistem Informasi
(Sumber: Jogiyanto, 2005)
Proses pengembangan sistem melewati beberapa tahapan dari mulai sistem
direncanakan sampai dengan sistem tersebut diterapkan, dioperasikan dan
dipelihara. Ketika dalam operasinya sistem mengalami permasalahan, maka perlu
dikembangkan kembali suatu cara atau tehnik yang sistematis untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada, ini disebut juga metodologi
pengembangan sistem informasi. Dari beberapa metode pengembangan sistem
yang digunakan, proses pengembangan sistem yang utama adalah analisis sistem,
Metode yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah pengembangan
sistem informasi berorientasi objek. Metode orientasi objek menganalogikan
sistem aplikasi seperti kehidupan nyata. Sistem yang dibangun dengan teknologi
objek memiliki fleksbilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan
konsep komponen yang bisa digunakan kembali. Berikut dijelaskan lebih lanjut
tentang pengembangan sistem informasi berorientasi objek.
2.5.2 Pengertian Object Oriented
Object oriented atau berorientasi objek, merupakan suatu organisasi
perangkat lunak sebagai kumpulan dari objek tertentu yang memiliki struktur data
dan perilakunya (Sutopo, 2002). Metode pengembangan berorientasi objek
diperkenalkan pada tahun 1980, fokus utama metodologi ini dengan melihat suatu
sistem terdiri dari objek yang saling berhubungan. Objek yang digambarkan
dalam sebuah model bagian sistem merupakan suatu fokus selama dalam proses
analisis dan perancangan dengan menekankan pada state, perilaku (behavior) dan
interaksi objek dalam model tersebut.
Metode object oriented menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan
nyata yang didominasi oleh objek. Manusia adalah objek, komputer adalah objek.
Objek memiliki atribut: manusia memiliki nama, pekerjaan, rumah dan lain-lain.
Mobil memiliki warna, merk, sejumlah roda dan lain-lain. Komputer memiliki
kecepatan, sistem operasi dan lain-lain. Objek dapat beraksi dan bereaksi.
Manusia dapat berjalan, berbicara, makan, minum; mobil dapat berjalan,
Keunggulan teknologi objek dengan demikian adalah bahwa model yang
dibuat akan sangat mendekati dunia nyata yang masalahnya akan dipecahkan oleh
sistem yang dibangun. Sistem yang dibangun dengan teknologi objek memiliki
fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan konsep
komponen yang bisa digunakan kembali (Hermawan, 2004).
Terdapat beberapa cara untuk menentukan karakteristik dalam pendekatan
berorientasi objek, tetapi secara umum mencakup Polimorfisme, Inheritance
(Pewarisan) dan Encapsulation (Pembungkusan).
a) Polimorfisme, yaitu konsep yang menyatakan bahwa suatu fungsi yang sama
dapat diterapkan dan dapat dimiliki oleh kelas-kelas yang berlainan.
b) Inheritance, pewarisan ini pada dasarnya adalah berbagi atribut dan operasi
antarkelas berdasarkan hierarki kelas. Pewarisan akan sangat mengurangi
perulangan penulisan kode dan mungkin merupakan salah satu keunggulan
utama rekayasa perangkat lunak, karena memungkinan penulisan kode yang
lebih sedikit tanpa mengorbankan esensi perangkat lunak secara keseluruhan.
c) Encapsulation, Pembungkusan berarti meninggalkan aspek eksternal dari
objek yang dapat diakses oleh objek lain dan memfokuskan diri pada
implementasi internal suatu objek. Keuntungan pembungkusan adalah
memungkinkan seseorang menggunakan (memanfaatkan fungsi-fungsi serta
layanan) suatu komponen yang diciptakan dengan konsep pembungkusan
Pemahaman dasar konsep pemodelan objek yang akan digunakan akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Objek
Sebuah objek memiliki keadaan (state) dan perilaku (behavior). State dari
sebuah objek adalah kondisi objek tersebut atau himpunan dari keadaan yang
menggambarkan objek tersebut. State dinyatakan dengan nilai dari sebuah atribut
objeknya. Atribut adalah nilai internal suatu objek yang mencerminkan antara lain
karakteristik objek, kondisi objek, kondisi sesaat, koneksi dengan objek lain dan
identitas. Perubahan state dicerminkan oleh perilaku (behavior) objek tersebut.
Behavior suatu objek mendefinisikan bagaimana sebuah objek bertindak
(beraksi) dan memberikan reaksi. Behavior ditentukan oleh himpunan semua atau
beberapa operation yang dapat dilakukan dalam objek itu sendiri. Behavior dari
sebuah objek dicerminkan oleh interface, service dan methode dari objek tersebut.
Interface adalah pintu untuk mengakses service objek. Service adalah
fungsi yang bisa diemban objek. Methode adalah mekanisme internal objek yang
mencerminkan perilaku (behavior) objek tersebut. Sebagai contoh, jika printer
merupakan sebuah objek maka perilaku (behavior) atau servisnya mencetak
apapun yang dia terima.
2) Kelas (Class)
Kelas (Class) adalah definisi umum (pola, template atau cetak biru) untuk
himpunan objek sejenis. Kelas menetapkan spesifikasi perilaku (behaviors) dan
atribut objek-objek tersebut. Class adalah absraksi dari entitas dalam dunia nyata.
binatang adalah berkaki empat dan memiliki ekor. Perilakunya adalah makan dan
tidur. Contoh yang mungkin dari kelas binatang ini adalah kucing, gajah dan
kuda.
3) Association dan Aggegation
Association (asosiasi) adalah hubungan antar objek yang saling
membutuhkan. Sedangkan aggregation (agregasi) adalah bentuk khusus dari
asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari
objek lainnya. Sebagai contoh, objek tanggal dapat disusun dari objek hari, objek
bulan dan objek tahun.
2.5.3 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek
Terdapat beberapa metode strategi alternatif dalam pengembangan sistem,
salah satunya adalah pengembangan model-driven (model-driven development).
pengembangan model-driven adalah sebuah startegi pengembangan sistem yang
menekankan pembuatan gambar model-model sistem untuk membantu visualisasi
dan analisis masalah, mendefinisikan persyaratan bisnis dan mendesain sistem
informasi (Whitten, 2004).
Dalam pengembangan model-driven terdapat beberapa pemodelan,
(Whitten, 2004) yaitu:
a. Pemodelan proses (process modeling)
b. Pemodelan data (data modeling)
Menurut Jeffrey L. Whitten (2004), teknik analisis berorientasi objek
merupakan alat terbaik yang dapat digunakan untuk sebuah proyek yang akan
mengimplementasikan sistem yang menggunakan teknologi objek untuk
membangun, mengelola dan merakit objek-objek menjadi aplikasi komputer yang
berguna.
Pemodelan objek (object modeling) merupakan sebuah teknik yang
mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam konsepsi tunggal yang
disebut objek. Model-model objek adalah diagram-diagram yang
mendokumentasikan sebuah sistem dalam artian objek-objek dan
interaksi-interaksinya. Pemodelan objek adalah basis atau dasar dari
metodologi-metodologi analisis dan desain berorientasi objek. Teknik pemodelan objek
menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram yang sama sekali berbeda
dengan teknik lainnya (Whitten, 2004).
Terdapat beberapa kelebihan dalam penggunaan teknik permodelan
berorientasi objek, di antaranya:
a. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka hanya perlu mengubah objek dan
fungsinya yang dikehendaki tanpa akan mempengaruhi objek lain yang tidak
dikehendaki terjadinya perubahan. Hal ini dikarenakan setiap objek berdiri
secara mandiri (Whitten, 2004).
b. Jika terjadi perubahan pada sistem, maka akan lebih mudah mengubahnya,
meskipun pada sistem yang besar sekalipun (Whitten, 2004).
c. Pendekatan objek menuntun penggunaan ulang (reuse) komponen-komponen
d. Perangkat lunak yang dikembangkan dengan berorientasi objek mempermudah
pemeliharaan (Hariyanto, 2004).
e. Sistem berorientasi objek lebih mudah diadaptasi dan diskala menjadi sistem
lebih besar karena sistem-sistem lebih besar dibuat dengan merakit
subsistem-subsistem yang dapat diguna ulang (Hariyanto, 2004).
Teknik permodelan objek menyajikan penggunaan metode dan notasi
untuk pemodelan data dan pemodelan proses. Pada akhir tahun 80-an dan awal
tahun 90-an, digunakan beberapa metode berorientasi objek yang berbeda-beda.
Yang paling terkenal adalah Metode Booch dari Grady Booch, Object Modeling
Technique (OMT) dari James Rumbaugh dan Object Oriented Software
Engineering (OOSE) dari Ivar Jacobson. Banyaknya metode dan teknik
berorientasi objek yang ada menjadi industri pengembangan berorientasi objek
membatasi kemampuan untuk memakai model-model pada proyek lain dan tim
pengembang. Masalah ini dan yang lainnya mendorong dilakukannya usaha untuk
mendesain bahasa pemodelan standard (Whitten, 2004).
Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung
untuk menggunakan metode pengembang berorientasi objek dengan tujuan
membuat proses standard tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi
objek. Ivar Jacobson bergabung pada tahun 1995 dan mereka bertiga fokus
membuat bahasa pemodelan objek standard sebagai ganti dari pendekatan atau
metode berorientasi objek yang sebelumnya. Berdasarkan hasil kerja mereka
2.6 Alur Pengembangan Rapid Application Development (RAD)
RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam
konstruksi, cepat, berulang dan bertambah serangkain prototype yang bekerja
pada sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang ke dalam sistem final
(Whitten, 2004).
Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application
development (RAD) atau pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang
populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD
adalah (Whitten, 2004):
1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis, desain,
konstruksi.
2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar yang
intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis, desainer,
pembangun sistem.
3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui pendekatan
konstruksi berulang.
4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai melihat
Gambar 2.5 merupakan diagram yang akan menerangkan rute atau tahapan
dalam RAD. Dalam penelitian ini alur tahapan pengembangan RAD
S C O P E sco pe & visions
Initial S ystem Im p rovem en t O bjectives
Initial B u ssines R equ irem ent S tatem ent
Initial S ystem P rop osal
Initial A p plicatio n A rchitecture
S om e R edesign B u ssines P rocesses
S om e Lo gical an d /or P hysical D esign S p ecificatio ns
S om e
D esign P rototypes and / or p artial F un ctio nal
S ystem
B ussiness Feedback
T echnical F eedback
R efind A p plication V ersion of the
2.7 Rich Picture
Rich Picture digunakan pada waktu penyeleksian sistem untuk
menyatakan secara keseluruhan dalam memahami proses dari tahapan proyek
pengembangan sistem. Rich picture secara khusus mendeskripsikan masalah
sistem dan sekaligus penguasaan aplikasi.
Rich picture tidak didasari pada suatu catatan khusus tetapi seharusnya
memberikan penyesuaian mengenai aspek yang dideskripsikan pada proyek
(Mathiassen, 2000).
2.8 Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives and Constraints Matrix)
Analisis masalah dalam tahapan RAD menggunakan Matriks Masalah,
Kesempatan, Tujuan dan Batasan, yang dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis
Sebab Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan
Sistem (System Improvement Objectives). Cause and Effect Analysis merupakan
sebuah tehnik tempat masalah-masalah dipelajari untuk menentukan
penyebab-penyebab dan akibat-akibatnya (Whitten, 2004).
Dalam praktiknya, sebuah akibat mungkin sebenarnya adalah gejala dari
masalah yang berbeda, yang lebih mendalam atau mendasar. Masalah tersebut
juga harus dianalisis untuk mencari penyebab dan akibatnya dan seterusnya
sampai penyebab dan akibat tersebut tidak menghasilkan gejala-gejala
pengguna sistem harus secara aktif berpartisipasi dalam proses analisis sebab
akibat.
Setelah diberikan pemahaman akan lingkup, masalah dan kesempatan
sistem, maka dapat menentukan tujuan-tujuan perbaikan sistem. Tujuan dari tugas
ini adalah menentukan kriteria di mana semua perbaikan pada sistem akan diukur
dan untuk mengidentifikasi semua batasan yang membatasi fleksibilitas perbaikan
tersebut (Whitten, 2004).
Dalam tabel ini terdiri dari dua hal yaitu tujuan (objective) sistem, yaitu
ukuran keberhasilan, sesuatu yang ingin diraih jika diberikan sumber-sumber daya
yang cukup dan batasan (constraint) sistem, yaitu sesuatu yang akan membatasi
fleksibilitas dalam mendefinisikan suatu solusi untuk tujuan-tujuan dan pada
dasarnya batasan-batasan ini tidak dapat diubah.
2.9 Functional dan Nonfunctional Requirement
Tahapan analisis persyaratan yang menentukan persyaratan bisnis bagi
sistem yang baru. Maka dalam tahapan ini digunakan functional dan
nonfunctional requirement merupakan teknik yang digunakan dalam penelitian ini
untuk mendeskripsikan persyaratan bagi pengembangan sistem usulan. Tugas dari
functional dan nonfunctional requirement ini adalah menerjemahkan
sasaran-sasaran sistem yang telah diidentifikasi pada tahapan analisis masalah ke dalam
outline persyaratan sistem yang diperlukan untuk mencapai tujuan pengembangan