• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

3.4 Rapid Application Development

Pada saat RAD diimplementasikan, maka para pemakai bisa menjadi bagian dari keseluruhan proses pengembangan sistem dengan bertindak sebagai pengambil keputusan pada setiap tahapan pengembangan. RAD bisa menghasilkan suatu sistem dengan cepat karena sistem yang dikembangkan dapat memenuhi keinginan dari para pemakai sehingga dapat mengurangi waktu untuk pengembangan ulang setelah tahap implementasi.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya yang menjadi alasan digunakannya metode RAD karena merupakan metode yang paling cocok dalam pengembangan aplikasi SIMPONTREN dan lebih menekankan pada pembuatan aplikasi atau prototype dengan melakukan pendekatan kepada user atau pengguna sistem ini dalam pencapaian solusi dari permasalahan yang ada.

Pada pengembangan aplikasi SIMPONTREN dalam alur proses RAD hanya digunakan beberapa tahapan yaitu dari Scope Definition sampai dengan tahapan Construction & Testing, selebihnya diserahkan pada pihak EMIS Kementerian Agama dalam mengelola aplikasi ini.

Adapun penjelasan alur dalam RAD yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut.

3.4.1 Definisi Lingkup (Scope Definition)

Fase pertama pengembangan sistem ini adalah mendefinisikan lingkup sistem, yang artinya menentukan tingkat atau ukuran dan batas-batas pengembangan sistem. Tahap ini juga menggambarkan dengan jelas dan singkat tentang masalah, kesempatan dan perintah yang memicu pengembangan aplikasi. Lingkup dapat didefinisikan dengan istilah informasi, fungsi dan antarmuka. Lingkup memang dapat dan sering berubah selama proses pelaksanaannya. Tetapi dengan mendokumentasikan lingkup awal, maka dapat dibentuk tahap awal untuk mengontrol scope creep, yaitu persyaratan dan harapan dalam meningkatkan pengembangan sistem informasi.

3.4.2 Analisis Sistem (Analysis)

Tujuan utama dari analisis berorientasi objek adalah memodelkan sistem yang nyata dengan penekanan pada apa yang harus dilakukan bukannya bagaimana melakukannya. Hasil utama dari analisis sistem adalah pemahaman sistem seutuhnya sebagai persiapan menuju ke tahap perancangan.

Ada tiga fase dalam tahapan analisis sistem pada alur pengembangan sistem RAD, yaitu:

a. Analisis Masalah, mempelajari sistem yang ada atau sistem berjalan dengan pemahaman mendalam akan masalah-masalah pengembangan sistem.

b. Analisis Persyaratan, mendefinisikan dan memprioritaskan persyaratan-persyaratan bisnis.

c. Analisis Keputusan, setelah mengetahui permasalahan dan persyaratan sistem yang diinginkan maka fase selanjutnya adalah analisis keputusan yang akan menghasilkan arsitektur aplikasi untuk solusi yang disetujui.

Dalam tahapan analisis sistem SIMPONTREN akan diperlihatkan dengan menggunakan beberapa metode yaitu Rich Picture dan Matriks Masalah, Kesempatan, Tujuan dan Batasan (Problems, Opportunities, Objectives, and Constraints Matrix) pada tahap analisis masalah. Matriks ini akan dijabarkan dalam dua tabel yaitu Analisis Sebab dan Akibat (Cause and Effect Analysis) dan tabel Tujuan-tujuan Perbaikan Sistem (System Improvement Objectives). Dan pada analisis persyaratan dibagi menjadi dua bagian yaitu Functional Requirement yaitu aktivitas dan service yang harus disediakan oleh sistem yang akan

dikembangkan. Bagian kedua adalah Nonfunctional Requirement yaitu fitur-fitur lain yang diperlukan oleh sistem agar sistem dapat lebih memuaskan.

3.4.3 Perancangan Sistem (Design)

Perancanan sistem termasuk bagaimana mengorganisasi sistem ke dalam subsistem-subsistem, serta alokasi subsistem-subsistem ke komponen-komponen perangkat keras, perangkat lunak, serta prosedur-prosedur.

Perancangan sistem dilakukan setelah tahap analisis telah rampung, Adapun metode yang digunakan adalah Desain Berorientasi Objek atau Object Oriented Design (OOD) dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools untuk perancangan dan pengembangan aplikasinya.

Namun tidak semua diagram yang disediakan oleh UML akan digunakan dalam perancangan sistem ini. Hanya beberapa diagram UML saja yang digunakan. Adapun diagram tersebut di antaranya:

a. Use Case Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan aktifitas apa saja

yang dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang berinteraksi dengan sistem tersebut.

b. Activity Diagram: merupakan diagram yang menggambarkan berbagai alir

aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.

Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin

c. Class Diagram: merupakan diagram yang selalu ada pada pemodelan sistem yang berorientasi objek. Class diagram menunjukkan hubungan antar class

dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.

d. Sequence Diagram: merupakan diagram yang menjelaskan secara detail

urutan proses yang dilakukan oleh sistem untuk mencapai tujuan dari usecase, interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi.

e. Statechart Diagram: menyediakan cara untuk memodelkan

bermacam-macam keadaan yang mungkin dialami oleh sebuah objek.

Selain diagram di atas, digunakan juga diagram lain yang tentunya di luar dari diagram yang disediakan oleh UML, namun peranannya yang cukup penting dalam mendukung tahapan perancangan sistem ini, yaitu Database Schema.

3.4.4 Implementasi Sistem (Construction & Testing)

Tahap perancangan diikuti oleh tahap implementasi. Pada tahap ini dilakukan beberapa proses.

3.4.4.1 Pemrograman

Menerjemahkan perancangan ke kode program adalah proses yang relatif sederhana dan bersifat mekanis sebab perancangan yang baik sudah mengambarkan dengan baik apa yang harus dilakukan dengan bahasa-bahasa pemrograman. Jika telah melakukan pemodelan dengan baik (misalnya dengan

menggunakan UML yang digunakan dalam pengembangan aplikasi SIMPONTREN) dan mempergunakan banyak perangkat-perangkat lunak berjenis CASE (Computer Aided Software Engineering) yang baik, misalnya Rational Rose yang digunakan, maka akan dengan mudah menerjemahkan model-model yang dibuat ke dalam sintak beberapa bahasa pemrograman.

Pada tahapan pemograman aplikasi SIMPONTREN akan digunakan bahasa pemograman PHP 5. Sebagai software yang menunjang database pada aplikasi ini, akan digunakan MySQL karena mendukung untuk infrastruktur jaringan dan juga menggunakan Macromedia Dreamweaver sebagai software

editor.

3.4.4.2 Pengujian (Testing)

Pada tahap ini dilakukan dengan pengujian masing-masing modul atau unit program apakah sesuai dengan tugasnya. Kemudian dilakukan uji coba terhadap integrasi keseluruhan unit program untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah memenuhi kriteria yang diinginkan. Pengetesan ini dilakukan dengan metode pengujian black box.

Pengujian secara black box yang dilakukan dalam sistem ini di antaranya adalah fungsi-fungsi yang tidak benar, baik input maupun output, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses database.

Dokumen terkait