• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

2.4 Konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan dari sistem yang menyediakan semua informasi yang bertujuan untuk mendukung operasi manajemen dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. SIM cenderung selalu melakukan pengolahan informasi yang berbasis pada komputer (computer based informasion processing) dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa dan kapan harus disajikan (Ladjamudin, 2005).

Konsep Sistem Informasi Manajemen yang dikembangkan dalam penelitian ini dengan membandingkan skripsi sebelumnya mengenai pengembangan sistem informasi manajemen yaitu oleh Rifqi Octaviani dengan judul Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Dalam Monitoring Penjualan Flexi Pada PT. Telkom Kantor Daerah Telekomunikasi Jakarta Selatan. Tujuan pengembangan sistem informasi manajemen dalam penelitian ini memiliki persamaan yaitu mengembangkan sistem informasi sebelumnya dalam hal manajemen atau pengaturan basisdata dan sistem perangkat lunak (software system) yang mengalami perbaikan pada proses penginputan, pengolahan dan pelaporan yang menghasilkan informasi bagi pengguna.

Perbedaan yang mendasari dari penelitian pada skripsi sebelumnya adalah metode pengembangan sistem informasi yang digunakan. Pada penelitian sebelumnya menggunakan metodologi penegembangan terstruktur SDLC, dengan beberapa tools yaitu flowchart, DFD dan ERD pada proses analisis dan desain sistemnya. Sedangkan pada tahapan implementasi menggunakan metode yang sama yaitu berbasis web internet.

Selanjutnya akan dibahas konsep Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) yang menjelaskan pengertian pondok pesantren, fungsi pondok pesantren dan pengertian sistem informasi manajemen pondok pesantren.

2.4.1 Pengertian dan Fungsi Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan keagamaan Islam yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Pondok pesantren juga dianggap sebagai lembaga tradisional yang secara bahasa teknis berarti suatu tempat yang dihuni oleh para santri, orang yang mencari ilmu. Tujuan utama pondok pesantren adalah menyiapkan santri dalam mendalami dan menguasai ilmu agama Islam yang diharapkan dapat mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia (Departemen Agama, 2001).

Seperti yang diperintahkan Allah SWT kepada setiap manusia untuk menuntut ilmu, dalam QS. At-Taubah [9]: 122, yang berbunyi:

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

dan orang lain, maka dengan izin Allah derajatnya akan dinaikkan. Hal ini terdapat dalam Q.S. Al-Hujurat [49]: 11

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Perkembangan masyarakat dewasa ini menghendaki adanya pembinaan peserta didik yang dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengetahuan, kecerdasan dan keterampilan, kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat secara luas, serta meningkatkan kesadaran terhadap alam lingkungannya.

Dari waktu ke waktu fungsi pesantren berjalan secara dinamis, berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global. Betapa tidak, pada

awalanya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai lembaga sosial dan penyiaran agama (Masyhud, 2006). Sementara, menurut Azyumardi Azra dalam buku Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia (Nata, 2001) menawarkan adanya tiga fungsi pesantren, yaitu: (1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu Islam, (2) pemeliharaan tradisi islam dan (3) reproduksi ulama.

2.4.2 Manajemen Pondok Pesantren

Keberadaan pondok pesantren yang semakin beragam dalam bentuk, peranan dan fungsi ini menjadikan adanya fenomena yang cukup berarti dalam upaya membuat suatu pola yang dapat dipahami sebagai acuan untuk pengembangan pondok pesantren masa depan, tanpa independensi pondok pesantren (Departemen Agama, 2001).

Kementerian Agama sebagai departemen teknis yang memiliki wewenang dan tugas dalam pembinaan penyelenggaraan pendidikan keagamaan, memiliki tanggung jawab, baik langsung maupun tidak, terhadap eksitensi pondok pesantren. Di antara bentuk tanggung jawabnya adalah dengan memberikan perhatiannya secara lebih serius terhadap pengembangan dan peningkatan pondok pesantren dengan memberdayakan eksistensinya di tengah masyarakat.

Untuk itu diperlukan suatu sistem manajemen dalam mengontrol perkembangan pondok pesantren, baik itu yang berhubungan dengan masing-masing elemen di dalamnya (santri, kyai dan pengasuh pondok), sistem pendidikan formal dan non formal, sarana dan prasarana, sampai dengan

keuangan pondok pesantren. Maka sumber informasi mengenai proses perkembangan tersebut harus disediakan oleh setiap pesantren secara akurat untuk dapat memenuhi kebutuhan dalam proses controlling dan peningkatan kualitas pondok pesantren.

Penyajian informasi tersebut dapat dilakukan dengan mengelompokkan data dari masing-masing kebutuhan akan setiap elemen setiap tahunnya. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektivitas waktu baik dalam mengumpulkan dan menyajikan data. Pengaturan tingkat kebutuhan data di antaranya adalah:

a. Santri

Jumlah santri tiap pesantren dan pembagiannya dalam tingkat pendidikan. b. Ketenagaan Pesantren

Jumlah kyai, ustadz dan tenaga kerja lainnya yang berada di pondok pesantren.

c. Sarana dan Prasarana

Kondisi bangunan pesantren, ruang belajar, sarana olahraga dan lainnya. d. Keuangan

Meliputi pemasukan dan pengeluaran keuangan pondok pesantren, serta bantuan yang pernah diterima.

2.4.3 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren

Sistem informasi manajemen pondok pesantren merupakan kegiatan pengolahan data pondok pesantren dengan memanfaatkan dan menerapkan

teknologi informasi (Departemen Agama, 2006). Dimana suatu data pondok pesantren tersimpan secara utuh di dalam suatu komputer yang dapat diakses ke semua penggunanya. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren (SIMPONTREN) didefinisikan sebagai sistem informasi terpadu, yang meliputi pendataan pondok pesantren, pengolahan data santri, ketenagakerjaan, sarana prasarana dan keuangan untuk menghasilkan informasi yang cepat, lengkap dan akurat dalam rangka mendukung pengelolaan dan peningkatan mutu pondok pesantren. Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren mempunyai tiga keuntungan di antaranya:

1. Memungkinkan Direktorat Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah Kemeterian Agama berperan aktif dalam perencanaan strategis peningkatan kualitas pesantren.

2. Mengintegrasikan dan menyimpan semua informasi pesantren dalam suatu database, yang sebelumnya tersimpan di beberapa komputer yang tidak terintegrasi.

3. Memfasilitasi penyimpanan data dan akses catatan pondok pesantren yang sangat penting bagi Kementerian Agama.

Pada Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren ini peniliti melakukan pengkajian kembali dari Laporan Praktek Kerja Lapangan yang telah peneliti buat sebelumnya dengan judul Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Manajemen Pondok Pesantren. Dari pengkajian didapat beberapa kekurangan dan kelebihan dari Sistem Informasi tersebut, seperti pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Studi Literatur

Kekurangan Kelebihan

1. Sistem yang dirancang masih bersifat stand alone. Sistem atau aplikasi hanya berada pada satu komputer saja sehingga hanya digunakan oleh administrator. Pada dasarnya sistem informasi yang dirancang dapat digunakan oleh siapapun, kapanpun dan di mana pun tanpa adanya batasan tertentu. Oleh karena itu sistem informasi dianjurkan berbasis web.

2. Pengembangan aplikasi dengan menggunakan Visual Foxpro 6.0 Secara garis besar ada beberapa kekurangan dalam pengolaha data, diantaranya: hanya menyediakan fasilitas entry data, edit dan hapus silakukan langsug di basisdata, keamanan data dan kontrol validasi kurang baik.

3. Pengolahan data masih menggunakan

1. Visual FoxPro (VFP) memeliki kemampuan dalam mengolah record volume data yang besar. Hal ini sangat dibutuhkan dalam mengolah data pondok pesantren di Indonesia yang berada di bawah naungan Kementerian Agama RI.

2. Visual FoxPro (VFP) merupakan remote access data. VFP mendukung untuk mengakses data diluar dari database native yang dimilikinya, seperti Microsoft SQL Server, Oracle, MySQL, PostGreSQL, Thunderbird.

3.  Desain dan pengembangan aplikasi yang user friendly sehingga memudahkan dalam mengelola informasi dan proses bisnis yang sangat kompleks.

Microsoft Excel. Sehingga mengalami kesulitan dalam mengolah data dan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi dalam menghasilkan suatu informasi.

4. Pembuatan report yang belum mengimplementasikan OOP (Object Oriented Programming)

5. Menu designer juga belum mengimplementasikan OOP. Sehingga untuk proses perancangan report dan tabulasi data membutuhkan aplikasi lain, seperti Microsoft Excel.

6. Aplikasi ini menampung banyaknya data (overload) sehingga terkesan tidak adanya pembaharuan (update) dari fungsi dan tampilan aplikasi.

dan menggabungkan data hampir tidak terbatas pada jumlah tabel dan record, dengan hal ini Visual FoxPro disebut juga alat pengembangan aplikasi data driven. Fungsi data driven dapat digunakan untuk mengkonfigurasi aplikasi secara otomatis ke dalam database dan mengkonfigurasi antarmuka sesuai dengan perubahan kondisi data. Sehingga dengan VFP aplikasi dirancang dengan baik, dimana interaksi antara data dan interface yang berkesinambungan dan dinamis.

 

2.5 Pengembangan Sistem Informasi Berorientasi Objek

Dokumen terkait