Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)
Oleh:
NURHASANAH
108018200040
PROGRAM STUDIMANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)
Oleh:
Nurhasanah 108018200040
Di Bawah Bimbingan:
Dr. H. Fathi Ismail NIP. 19491012 197803 1 003
PROGRAM STUDIMANAJEMEN PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
disusun oleh Nurhasanah, NIM 108018200040, Program Studi Manajemen
Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 4 Mei 2013
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
"Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMK Nusantara Pisangan
Ciputat-Tangerang" disusun oleh:
Nama : Nur Hasanah
NIM : 108018200040
Jurusan/Prodi : Kependidikan Islam/ Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 08 Februari 2013.
Jakarta 12 Mei 2013
Dosen Pembimbing
Nama : Nurhasanah
Nim : 108018200040
Jurusan/ Prodi : Kependidikan Islam- Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMK
Nusantara Pisangan Ciputat- Tangerang adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Dr. H. Fathi Ismail, MM.
NIP : 194910121978031003
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima konsekuansi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya.
Jakarta, 8 Februari 2013
Yang Menyatakan
i
penyelenggaraan pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi dan menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK
Nusantara, seperti perencanaan pembiayaan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban pembiayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian: kepala sekolah, direktur keuangan sekolah, bagian pembukuan, bagian pelaporan keuangan, kasir sekolah, dan kepala tata usaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: proses penyusunan RAPBS dilakukan oleh bagian keuangan dan tidak semua guru dilibatkan, hanya Direktur perguruan, ketua yayasan, kepala sekolah, bagian kesiswaan, dan ketua jurusan. Penggunaan pembiayaan pendidikan ditinjau dari sisi keuangan, mengingat jumlah pemasukan yang terbatas. Setiap pengeluaran harus disetujui oleh direktur yayasan, kepala yayasan dan bagian keuangan sekolah.
Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan yang dilakukan melalui 3 cara yaitu pertama perencanaan, dimana dalam perencanaan semua kegiatan yang berhubungan dengan KBM sudah dimuat dalam RAPBS yang disusun setiap tahun atau pada awal pembelajaran, yang kedua yaitu Penatausahaan, dimana semua pemasukan atau pengeluaran sekolah dicatat dalam buku kas sekolah, untuk pengeluaran harus disertai dengan bukti seperti kwitansi atau bon, hal tersebut untuk menghindari penyelewengan pembiayaan sekolah. Ketiga adalah Pertanggungjawaban, pertanggungjawaban pembiayaan dilakukan dengan cara pelaporan keuangan setiap 1 hari 1 kali yang dilaporkan bagian kasir langsung ke yayasan. laporan bulanan yaitu pelaporan pengeluaran keuangan sekolah setiap 1 bulan satu kali, bentuk laporan tahunan yaitu pelaporan keuangan yang dilakukan direktur keuangan ke Yayasan setiap 1 tahun sekali.
Dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan masih terdapat beberapa kelemahan antara lain, dalam perencanaan masih terdapat beberapa pos yang belum dialokasikan dalam RAPBS, dalam penatausahaan yaitu belum ada penutupan kas secara rutin dan membuat berita acara penutupan kas, dan dalam pertanggungjawaban yaitu belum ada pemeriksaan kas secara langsung, seharusnya pemeriksaan kas minimal sekali dalam tiga bulan oleh yayasan.
ii
Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat dan salam sejahtera kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya dan para sahabatnya.
Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini
pada Jurusan Manajemen Pendidikan dengan judul Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan Dalam Mewujudkan Sekolah Yang Akuntabilitas di SMK Nusantara.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis sedikit banyak mengalami
kesulitan. Hal ini tidak lain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, penulis menyadari betul bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,
masih banyak kekurangan baik dari segi penyajian, pengkajian materi, bahasa
maupun tata cara penulisan, karenanya penulis dengan lapang hati menanti kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga dapat menjadi lebih baik
lagi.
Akhirnya Penulis berharap Skripsi dapat berguna dan memberikan
sumbangan yang bermanfaat bagi lingkungan akademik dimana Penulis selama ini
menurut ilmu, maupun pihak lain yang membutuhkan. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya yang tiada henti-hentinya
kepada kita semua. Amin Yaarabbal Alamin. Kemudian penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Rifat Syauqi, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. H. Fathi Ismail, Mm Selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, dorongan dan
pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed.M.Phil. Selaku Ketua Jurusan Kependidikan
Islam-Manajemen Manajemen Pendidikan Universitas Islam Jakarta.
4. Drs. H. Muarif Syam. M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan
iii
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. H. Faisal Bakar, SE. Selaku Kepala Sekolah SMK
NUSANTARA Legoso Raya Ciputat Timur beserta jajaran guru dan
karyawan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Kepada Ibunda (almarhumah ) dan Ayahanda tercinta ( Samsiat) yang
telah banyak memberikan dorongan, motivasi, moril, serta doa yang tak
pernah putus sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
9. Kepada kakak ( Kusnadi dan istri) dan ayuk-ayukku (Darlini dan suami,
Zuraidah dan suami, Nur Aidah dan suami, Zuryanah) serta keponakanku
(Aisyah, Nabila, Bilqis, dan Ayu) yang telah banyak memberikan tawa
disetiap hari-hari penulis.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Kependidikan Islam-Manajemen
Pendidikan yang selalu dekat dihati yang senantiasa memberikan dorongan
kepada penulis.
11. Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wataiala jualah penulis
memohon, semoga jasa dan amal baik yang telah mereka sumbangkan
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu Wata’ala,
Aamiin.
Jakarta, 9 Februari 2013
iv
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
G. Penelitian Terdahulu ... 7
BAB II ACUAN TEORITIK A. Hakekat Pengelolaan Biaya Pendidikan... 9
B. Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan ... 15
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan ... 15
2. Akunting ... 23
3. Penilaian (Auditing) Pertanggungjawaban ... 27
C. Model- model Pembiayaan Pendidikan/ Sekolah ... 28
D. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan ... 29
E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Biaya Pendidikan ... 33
v
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ... 41
G. Analisis data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian ... 44
1. Sejarah singkat SMK NUSANTARA. ... 44
2. Visi misi dan Tujuan ... 46
3. Keadaan siswa dan Guru SMK NUSANTARA ... 46
4. Fasilitas ... 48
5. Hak Kepemilikan ... 48
6. Struktur Organisasi. ... 49
7. Keadaan karyawan SMK Nusantara ... 50
B. Hasil Penelitian ... 50
1. Pembiayaan Pendidikan di SMK NUSANTARA. ... 50
2. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan SMK Nusantara ... 55
a. Perencanaan Pembiayaan ... 55
b. Penata usahaan ... 60
c. Pertanggungjawaban Pembiayaan ... 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 65
B. Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
vi
Tabel 3.2 Jumlah siswa dan siswi ... 47
Tabel 3.3 Fasilitas sekolah ... 48
Tabel 3.4 Struktur Organisasi SMK Nusantara Ciputat Tangerang ... 49
Tabel 3.5 Bagian keuangan dan para Staff ... 56
[image:12.595.113.522.151.580.2]vii
2. Lampiran 2 Hasil Wawancara
3. Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
4. Lampiran 4 Surat permohonan bimbingan skripsi
5. Lampiran 5 Daftar Referensi
6. Lampiran 6 Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
7. Lampiran 7 Daftar Murid Penerima Beasiswa
8. Lampiran 8 Rincian biaya masuk PSB
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan unsur utama pengembangan Sumber Daya
Manusia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak
berhubungan dengan pendidikan. Bahkan sadar atau tidak kita selalu
mengalami proses pendidikan setiap harinya. Sejak kecil hingga dewasa
manusia selalu melakukan proses pendidikan baik secara formal maupun
informal. SDM dianggap lebih bernilai apabila sikap, perilaku, wawasan,
kemampuan, keahlian serta keterampilanya sesuai dengan kebutuhan berbagai
bidang dan sektor. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat menjadi lebih
bermoral dan mengetahui yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
Pendidikan sebenarnya adalah hak semua manusia, tidak perduli dia miskin
atau kaya, kesempatan memperoleh pendidikan yang layak adalah hak semua
manusia yang diikuti dengan kesempatan dan kemampuan serta kemauanya.
Salah satu masalah fundamental di dalam sistem pendidikan nasional
adalah sulitnya memperoleh informasi keuangan sekolah yang terstandarisasi.
Oleh karena itu, pembenahan manajemen keuangan sekolah harus dimulai
dengan cara menyusun teknik-teknik pengelolaan keuangan sekolah yang
komprehensif sesuai dengan standar akuntansi dan keuangan yang berlaku
Pembiayaan pendidikan adalah faktor penting dalam menjamin mutu
dan kualitas proses pendidikan. Meskipun pembiayaan pendidikan bukan
satu-satunya faktor keberhasilan, tampa adanya pembiayaan yang mencukupi maka
pendidikan yang berkualitas hanya dala angan-angan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan. Komponen
pembiayan pendidikan dan keuangan pada tingkat satuan pendidikan
merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksanya kegiatan proses
belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen lain.1 Dengan kata
lain, setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan biaya, maupun disadari atau
tidak.
Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang menyerahkan masalah
pendidikan kedaerah dan sekolah masing-masing, maka masalah keuangan
pun menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung dalam
pengelolaanya kepada sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggungjawab
penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah.2
Maka dari itu, kepala sekolah dituntut kemampuanya untuk mengelola
keuangan sekolah baik melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pertanggungjawabanya.
Komponen keuangan dan pembiayaan perlu dikelola sebaik-baiknya,
agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka
Manajemen Berbasis Sekolah, yang memberikan kewenangan kepada sekolah
untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan
kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan
selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi
krisis pada sekarang ini.
1
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group). 2010. H 1.
2
Pengelolaan keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam proses
merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan serta mengawasi
pelaksanaan dana, baik biaya operasional maupun biaya kapital, disertai
bukti-bukti secara administratif dan fisik (material) sesuai dengan dana yang
dikeluarkan. Tujuan utama mengelola sekolah adalah bagaimana sekolah
dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa. Oleh karena itu, sekolah harus
menyediakan dana sebagai salah satu sumber yang sangat menentukan
berhasil tidaknya tujuan tersebut dicapai. Dalam mencocokkan
sumber-sumber yang disediakan oleh lingkungan eksternal dengan output sekolah,
kepala sekolah harus memperhatikan unsur-unsur dasar, seperti sumber input,
output sekolah, dan umpan balik kepada sekolah dan lingkunganya.
Pada dasarnya tujuan pengelolaan pembiayaan pendidikan adalah
bagaimana pembiayaan pendidikan dapat menghasilkan produktivitas yang
bermutu dengan proses belajar mengajar. Sebagaimana tujuan pengelolaan
pendidikan yang dikutip dari Baihaqi:
Salah satu tujuan pelaksanaan pengelolaan pembiayaan adalah
tercapainya produktivitas pendidikan, di mana produktivitas senantiasa
dikaitkan dengan nilai ekonomi suatu kegiatan, yakni bagaimana mencapai
hasil yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber dana yang sekecil
mungkin. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan
proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam konteks produktivitas
pendidikan, sumber-sumber pendidikan dipadukan dengan cara-cara yang
berbeda. Perpaduan tersebut memerlukan teknik-teknik yang berbeda dan
untuk menguasai teknik-teknik tersebut dilakukan melalui proses belajar.
Pendidikan dapat menjamin kehidupan yang lebih baik dalam kehidupan
kemasyarakatan dan dapat memberikan andil terhadap peningkatan
kemampuan secara ekonomis.3
3
Oleh karena itu, kepala sekolah harus melihat dengan jeli bagaimana
dia berperan sebagai administrator dalam memberdayakan seluruh sumber
dana yang ada, demi kepentingan sekolah dan pencapaian tujuan sekolah
seperti yang diharapkan oleh seluruh pelanggan pendidik (stakeholder).
Tanggung jawab pembiayaan pendidikan dalam manajmen keuangan pada
satuan pendidikan baik pada tingkat dasar maupun menengah mengakomodasi
tuntutan eksternal dan internal dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan.
Hal yang penting adalah menempatkan fungsi pengelolaan keuangan
benar-benar menunjukan sasaran pembelajran yang berimplikasi pada mutu
pendidikan yang kompetitif. Oleh karena itu, strategi penggunaan anggaran
sekolah menjadi penting untuk menjamin perolehan mutu yang dimaksud.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan
akuntabilitas. Prinsip keadilan berarti besarnya biaya pendidikan sesuai
dengan kebutuhan setiap sekolah masing-masing. Sedangkan efesiensi
merupakan perbandingan antara masukan dengan keluaran dengan hasil, hal
tersebut dapat dilihat dari penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang
dikeluarkan serta hasil. Akuntabilitas publik yaitu penggunaan uang sekolah
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah yang ditetapkan.
Transparansi artinya adanya keterbukaan dalam pengelolaan biaya pendidikan
yaitu keterbukaan sumber pendapatan dan jumlahnya, rincian penggunaannya,
dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat memudahkan
berbagai pihak untuk mengetahuinya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan
menengah yang secara khusus mempersiapkan lulusannya untuk menjadi
tenaga kerja yang terampil, terdidik dan profesional, serta mampu
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk mendukung kelancaran kegiatan sekolah tentunya
membutuhkan biaya yang memadai dengan besarannya lebih banyak bila
Pembiayaan pada SMK pasca pemberlakuan otonomi daerah tidak
seperti sentralisasi di mana kebutuhan akan operasional sekolah semua dapat
terpenuhi baik dalam hal ketersediaan bahan pembelajaran seperti bahan
praktek siswa pada perbengkelan maupun biaya perawatan dan pemeliharaan
alat. Sekarang pembiayaan untuk operasional hal-hal tersebut sangatlah
minim.
Berdasarkan pengamatan bahwa SMK NUSANTARA mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dalam kurun waktu 10 tahun
SMK NUSANTARA sudah memiliki 3 jenjang pendidikan yaitu SMP, SMA
dan SMK (1, 2). SMK 1 terbagi beberapa program studi yaitu Pariwisata,
Teknik Informatika dan Bisnis Manajemen. Sedangkan SMK 2 terbagi
beberapa program studi yaitu Farmasi, keperawatan dan Analis. SMK
NUSANTARA merupakan lembaga pendidikan swasta yang ada di Legoso
ciputat. Terkait dengan pembiayaan pendidikan sekolah, sumber pendapatan
SMK NUSANTARA diperoleh dari wali murid yang berupa SPP tiap bulan,
uang pangkal siswa, serta sumbangan dari pihak luar. Karena dengan semua
itu SMK NUSANTARA dapat berkembang sampai sekarang ini. Dana SPP
dan uang pangkal siswa digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang ada
si sekolah. Sedangkan sumbangan dari luar digunakan untuk tambahan biaya
kegiatan sekolah, karena dana sumbangan dari luar tidak rutin dalam tiap
tahunya. Dari uraian diatas jelas sekali bahwa dana SPP sangat mempengaruhi
berjalan atau tidaknya kegiatan di sekolah, untuk itulah maka pemasukan dana
SPP setiap tahun harus rutin. lain halnya yang dihadapi SMK Nusantara
pemasukan dana SPP tidak lancar , banyak para siswa terlambat membayar
SPP, keterlambatan pembayaran SPP mencapai 2 Milyar lebih dari semua
kelas dan jurusan.
Selain dari permasalahan pembiayaan pendidikan di atas, masalah
berikutnya tidak hanya besarnya dana yang diberikan, akan tetapi juga
ketepatan dana tersebut untuk dialokasikan dalam peningkatan mutu
pendidikan. Jangan sampai biaya yang besar hanya terbuang sia-sia
Masalah yang lebih penting adalah apakah pengelolaan pembiayaan
pendidikan di SMK Nusantara sudah memenuhi pengelolaan pembiayaan
yang baik atau belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembiayaan pendidikan
yang baik.
Berdasarkan uraian diatas itulah yang menjadi alasan penulis untuk
meneliti lebih jauh tentang Pengelolaan Pembiayaan pendidikan dalam
Mewujudkan Sekolah yang Accountable di SMK NUSANTARA tahun 2011/
2012. Dalam hal ini, penulis mengambil judul penelitian tentang
“Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMK Nusantara Legoso Raya-
Ciputat ”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi permasalahan
pengelolaan pembiayaan pendidikan pada sektor: Perencanaan Penyusunan
anggaran sekolah, penatausahaan dalam pengerjaan buku kas belum
sempurna, dan belum terlaksananya pemeriksaan kas secara rutin.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan hasil penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih
terarah, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti sebagai berikut:
1. Perencanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
2. Penatausahaan laporan pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
3. Pertanggungjawaban Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian tidak melebar
permasalahannya, sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Adapun pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan atau aktifitas yang didasari pasti mempunyai tujuan
yang hendak dicapai. Adapun tujuan dan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK
Nusantara.
2. Memberikan masukan bagi para pengelola pendidikan baik para tata
usaha, kepala sekolah, dan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan
pendidikan
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Kependidikan Islam serta menjadi bahan masukan bagi mahasiswa Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam untuk penelitian
yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa yang akan
datang, khususnya mengenai Pengelolaam Pembiayaan Pendidikan dalam
Mewujudkan Akuntabilitas pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Secara praktik, hasil penelitian memberikan masukan bagi para pengelola
pendidikan, baik para tata usaha, kepala sekolah dan instansi yang terkait
dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan lembaga pendidikan melalui peranan pembiayaan
pendidikan di era desentralisasi.
G. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang ditulis Koiruddin mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan
di UIN Syarif Hidayatullah 2002 dengan judul Implementasi Sistem
Pengelolaan Biaya Pendidikan di SMP Darma Karya Pamulang.
a. Peran kepala sekolah sebagai manajer benar-benar mengawasi alokasi
dana yang diterima dari yayasan maupun instansi lain, serta dalam
RAPBS Kepsek terlibat didalamnya.
b. Sistem pengelolaan biaya pendidikan menggunakan 4 langkah proses
pengelolaan diantaranya adalah: perencanaan, pengaturan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan.
c. Upaya yang dialkukan oleh SMP dalam meningkatkan kualitas
pengelolaan pembiayaan pendidikan yaitu dengan melibatkan
masyrakat untuk ikut serta memberikan atau menjadi donatur
didalamnya.
2. Skripsi yang ditulis Achmad Abu Bakar jurusan Manajemen Pendidikan
2008 dengan judul Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah (Studi
Kasus di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan).
a. Lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 dalam menyusun
perencanaan keuangan sekolah dilakukan ketika akan memasuki awal
tahun pembelajaran baru
b. Pengelolaan keuangan sekolah yang berlaku bahwa YPI Al-Azhar
yang mengatur akan keuangan sekolah-sekolah. Kegiatan evaluasi
keuangan sekolah dilakukan pada akhir semester dengan melibatkan
tenaga terkait penggunaan keuangan sekolah . Laporan
pertanggungjawaban yang telah dipelajari dan dikaji oleh pihak
manajemen SMA Islam Azhar 3 dengan Biro Keuangan YPI
Al-Azhar dijadikan sebagai bahan referensi dalam meningkatkan efektif
dan efesien baik ketika penyusunan maupun ketika pengelolaan
9
BAB II
ACUAN TEORITIK
A. Hakekat Pengelolaan Biaya Pendidikan
Masalah pembiayaan pendidikan merupakan hal utama yang sangat
mempengaruhi proses belajar mengajar disekolah.
E. Mulyasa berpendapat bahwa; masalah keuangan merupakan
masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena seluruh komponen
pendidikan disekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah.
Meskipun tidak sepenuhnya, masalah keuangan akan berpengaruh secara
langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana dan
prasarana. Banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk
menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana
pembelajaran. Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah
pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas
senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.4
Pengelolaan keuangan adalah kegiatan mengatur struktur permodalan,
pengalokasian, dan mengendalikan keuangan perusahan/ pendidikan sehingga
4
dicapai hasil optimal.5 Dalam organisasi yang bersifat bisnis pengelolaan
betul- betul merupakan faktor yang sangat menentukan kelangsungan
organisasinya, mengingat bahwa hanya dengan pengaturan yang bersifat
efesienlah perusahaan dimungkinkan untuk meraih keuntungan sehingga
kelangsungan perusahan dapat terjamin.
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata managemen yang berasal
dari bahasa inggris dan kemudian di indonesia menjadi manajemen. Menurut
Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Siswa” bahwa
pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efesien.6 Didalam kegiatan
pengelolaan pembiayaan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting
(anggaran), Accounting (pembukuan), Auditing (pemeriksaan).7
Pengelolaan dana pendidikan dari masyarakat, baik langsung maupun
tidak langsung perlu dilakukan dengan baik melalui langkah- langkah
sitematis sesuai dengan prinsip- prisip manajemen. Jika pengelolaan berjalan
baik serta akuntabel akan memberikan berbagai manfaat seperti yang
dikemukakan Mintarsih (2004):
Memungkinkan penyelengaraan pendidikan secara efisien dan efektif;
Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai
salah salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga
pendidikan swasta);Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, atau
penyimpangan- penyimpangan dana dari rencana semula;Penyimpangan akan
dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai dengan yang
diharapkan, apabila kebocoran ini terjadi, maka akan berakibat buruk, baik
pada pengelola keuangan atasan langsung dan bendaharawan maupun kepada
lembaga pendidikan itu sendiri. 8
5
Atmodiwirio Seobagio, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT. Ardadizzya Jaya, 2000). H 237.
6
Arikunto Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa.(Jakarta: Rajawali Pers, 1998). H 2
7
Amirullah Haris. Pengantar Manajemen. (Graha Ilmu: 2003). H 91
8
Berdasarkan hal diatas, pengelolaan pembiayaan pendidikan lebih
difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh
perhitungan, serta mengawasi.
Para ahli pembiayaan pendidikan memiliki cara yang berbeda dalam
menafsirkan makna biaya pendidikan. Namun dari sejumlah pengertian yang
ada, arti biaya pendidikan bermuara pada pengertian utama, yaitu pengeluaran
atau pemanfaatan uang untuk keperluan pendidikan. Pengertian pembiayaan
pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi pendidikan yang
menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan sejumlah pengeluaran yang
tediri dari pengeluaran rutin dan tidak rutin.
Menurut undang- undang sistem pendidikn nasional ( UU RI No.2 Th. 1998). Pembiayaan sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat 1 meliputi: Gaji guru, tenaga kependidikan lainnya, dan tenaga administrasi. Biaya pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Biaya perluasan dan pengembangan.9
Definisi biaya menurut Supriyono (2000) biaya adalah pengorbanan
ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Secara bahasa,
biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengeluaran, dalam istilah ekonomi
biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Menurut
Dedi Supriadi dalam bukunya mendifinisikan biaya sebagai semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam
bentuk uang barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).10
Dari beberapa pengertian pembiayan diatas, dapat penulis simpulkan
bahwa keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang berhubungan
dengan uang, sedangkan keuangan dalam pendidikan yaitu segala urusan
aktivitas kegiatan pendidikan yang melibatkan uang.
Berdasarkan UU NO 20 Tahun 2003 Pendanaan Pendidikan, bagian
kesatu tentang Tanggung Jawab pendidikan dan sumber pendanaan
pendidikan, pasal 46 dan 47 yang berbunyi:
9
Bumi Aksara, Undang- Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 1992). H 101.
10
Pasal 46, Tanggung Jawab Pendanaan:
Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ketentuan mengenai tanggung jawab pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 47, Sumber Pendanaan Pendidikan:
Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.Ketentuan mengenai sumber pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.11
Dalam merencanakan suatu pembiayaan pendidikan, apalagi
pendidikan merupakan salah satu bagian dari bisnis maka pengelolaan
keuangan sangat menentukan dalam meraih keuntungan dan menjamin
kelangsungan lembaga tersebut. Balanced scorecard baik diterapkan pada
masa kini untuk peningkatan kinerja keuangan namun tidak meninggalkan
aspek yang lain. Dalam kenyataannya tidak dapat dihindarkan lagi bahwa
perlu biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional, riset dan
pengembangan, pembekalan, investasi masa depan, dsb.
Dilihat dari jenisnya, setidaknya biaya pendidikan terdiri atas dua
macam, yaitu
1. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang langsung menyentuh aspek dan
proses pendidikan. Sifat kepentingan yang dipenuhi dalam biaya
pendidikan langsung ini bersifat melekat dengan kebutuhan pendidikan
yang harus segera di penuhi.12 Biasanya biaya langsung ini telah
direncanakan oleh sekolah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan. Salah satu tempat yang mudah diidentifikasi
dari biaya langsung ini adalah biaya yang tertera dalam RAPBS sekolah.
11
http://www.serdosdiktis.net/serdos/file/dokumen/UUNo20.pdf.
12
Biaya langsung ini lebih mudah di kontrol dan dievaluasi, karena
komponen-komponenya demikian jelas.
Biaya langsung ialah biaya yang langsung digunakan untuk
operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan
pelaksanaan proses belajar mengajar, terdiri atas dana pembangunan dan
dana rutin.13
Dana pembangunan adalah dana yang digunakan untuk pembelian
tanah bangunan, ruang kelas, perpustakaan, lapangan olahraga, konstruksi
bangunan, serta pergantian dan perbaikan.
Dana rutin adalah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Dana rutin digunakan
untuk menunjang pelaksanaan program belajar mengajar, pembayaran gaji
guru dan personil sekolah administrasi kantor, pemeliharaan serta
perawatan sarana dan prasarana. Dan untuk menghitung dana rutin yang
dibutuhkan seorang siswa per tahun disekolah digunakan analisis unit cost.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost).
Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa,
orang tua dan masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak
langsung. Sifat kepentingan dalam pemenuhan biaya tidak langsung ini
agak renggang dengan kebutuhan pendidikan jika dibandingkan dengan
sifat kepentingan biaya langsung. Selain tempat pengeluaranya yang
berbeda (bisa oleh siswa, orang tua, atau masyarakat), biaya tidak
langsung dikeluarkan dalam waktu yang tidak terbatas dengan jenis
pengeluaran yang tidak pasti. Sifat pengeluaranya pun agak sulit untuk di
kontrol, terkecuali dengan suatu penjaringan data yang lebih mendalam
dari sumber-sumber yang terkait.
Berdasarkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach), pengeluaran sekolah dapat dikategorikan kedalam beberapa item pengeluaran, yaitu: Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran, Pengeluaran untuk tata usaha sekolah, Pemeliharaan sarana dan
13
prasarana sekolah, Kesejahteraan pegawai, Administrasi. Pembinaan teknis educative dan Pendataan.14
Berdasarkan catatan Depdiknas Didasmen, pengelolaan keuangan
adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan, menggunakan,
mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan keuangan sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Suad Hasan dan
Enny Pudjiastuti: Manajemen keuangan menyangkut kegiatan
perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan
pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk
itu tujuan manajemen keuangan adalah: Meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan keuangan sekolah, Meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan sekolah dan Meminimalkan penyalahgunaan
anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas
kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan
pertanggung-jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Dari uraian pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa
manajemen keuangan adalah aktivitas yang menggunakan prinsip
manajemen yang meliputi perencanaan keuangan, menganalisis
penggunaan uang, dan mengendalikan penggunaan keuangan lembaga
atau organisasi sebagai bentuk pelaksanaan keuangan untuk mengambil
keputusan.
Maka berdasarkan pengertian tersebut manajemen keuangan disini
mengarah pada uang dan bagaimana mengatur keuangan agar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dalam
14
pendidikan menuntut lembaga pendidikan formal melakukan suatu usaha
pengelolaan sumber keuangan, pemanfaatan keuangan, mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan dengan baik
B. Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tadi apabila
diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan
keuangan (budgeting), dan tahap pelaksanaan (akunting), dan tahap penilaian
atau auditing. 15
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan,
yakni penyusunan anggaran, dan pengembangan rencana anggaran belanja
sekolah (RAPBS).16 Penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses
penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan rencana operasional
yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam
kurun waktu tertentu.
a. Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah
Untuk mengefektifkan pembuatan anggaran belanja sekolah,
yang sangat bertanggungjawab sebagai pelaksana adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah
dimensi perbuatan administratif. Kemampuan untuk menerjemahkan
program pendidikan kedalam keuangan merupakan hal penting dalam
penyusunan anggaran belanja. Kegiatan membuat anggaran belanja
bukan pekerjaan rutin, melibatkan pertimbangan tentang
maksud-maksud dasar dari pendidikan dan program. Berdasarkan perspektif
tersebut pembuatan anggaran belanja dapat membuka jalan bagi
15
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan. ( Bandung: Alfabeta, 2010 ). Cet 3. H 257
16
pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan
pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapainnya.
Dalam manajemen berbasis sekolah penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah
dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah, serta
dewan sekolah dibawah pengawasan pemerintah.
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk
rupiah untuk jangka yang dilakukan oleh sekolah. Ada 3 bagian
penyusunan rencana anggaran suatu unit atau lembaga yaitu: (Target
penerimaan, Rencana pengeluaran dan Sumber dana lainya, yaitu sisa
dana periode sebelumnya yang menjadi saldo awal periode berjalan).
Anggaran belanja suatu sekolah pada dasarnya adalah:
Penerimaan dan pengeluaran yang direncanakan dalam suatu periode
kebijaksanaan keuangan. Didukung dengan data yang mencerminkan
kebutuhan, tujuan, proses pendidikan, dan hasil sekolah yang
direncanakan.
Secara khusus ada tiga macam pendekatan tentang penyusunan
anggaran belanja yang biasa dipergunakan disekolah, yaitu (1)
Comparative Approach, Pendekatan comparative, secara sederhana
melaksanakan pendekatan dengan Melakukan perbandingan laporan
atau catatan penerimaan dengan pengeluaran antara satu tahun
anggaran berikutnya.(2)PPBES, dan (3) Functional Approach.17
Angaran pembiayaan pendidikan mencakup antara lain: Pertama, Anggaran rutin yaitu anggaran yang sifatnya konsumtif dan mencakup berbagai segi belanja pegawai, belanja barang, perjalanan dan lain- lain. Kedua, Anggaran pembangunan yaitu anggaran yang sifatnya investasi atau mengandung efek perkembangan ekonomi dikemudian hari yaitu mencakup 2 tujuan Yaitu Pembentukan modal seperti sarana prasarana, dan Pembentukan human kapital seperti pendidikan, seminar penelitian dan lain-lain.18
17
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001). H 317.
18
Menurut buku Manajemen sekolah karangan Rohiat,
manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana
sesuai yang direncanakan.19 Tujuan manajemen keuangan adalah
untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga
penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan keuangan yang berlaku. Manajemen memiliki aturan
keuangan tersendiri, terdapat pemisahan tugas dan fungsi antara
otorisator, otosrisator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat
yang berwenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan
penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas
segala tindakan yang dilakukan otorisator.
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat
berharga lain yang dapat yang dapat dinilai dengan uang dan
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.20
Dalam kaitanya dengan proses penyusunan anggaran ini,
Liphan (1985) mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai
berikut:
1) Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam penampilan operasional yang dapat di ukur, menganalisis alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cost-affectivivenes dan membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.
2) Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan
dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan- bahan yang tersedia.
19
Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik).(Bandung: PT. Refika Aditama, 2009). H 27.
20
3) Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku serta membuat laporan pertanggungjawaban keuangan.
4) Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan program belajar mengajar, menilai bagaimana mencapai sasaran program serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.21
Dari kutipan-kutipan diatas tersebut penulis menyimpulkan
bahwa dalam proses perencanaan diawali dengan mengidentifikasi
keadaan, melihat dan menimbang potensi yang tersedia dan
memahami kebutuhan, keadaan dan masalah yang akan dihadapi agar
perencaan kompeten dan relavan untuk dilaksanakan agar tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan.
b. Pengembangan anggaran pembiayaan sekolah
Proses pengembangan RAPBS pada umumnya menempuh
langkah langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Pada Tingkat Kelompok Kerja
Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari
para pembantu kepala sekolah memiliki tugas antara lain
melakukan identifikasi kebutuhan- kebutuhan biaya yang harus
dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh
kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang
diperkirakan sangat mendesak dan tidak bisa dikurangi, sedangkan
yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan
pendidikan, khususnya proses belajar- mengajar maka dapat
dilakukan pengurangan biaya sesuai dengan dana yang tersedia.
21
2) Pada Tingkat Kerjasama Dengan Komite Sekolah
Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok yang
telah terbentuk di atas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus
dan rapat anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang
harus dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBS.
3) Sosialisasi dan Legalitas
Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah
selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. Pada tahap
sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi
dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan
RAPBS kepada kantor inspeksi pendidikan untuk mendapat
pertimbangan dan pengesahan.
Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau
program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari
jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana itu dihabiskan. Langkah-
langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: Menginventarisasi
rencana yang akan dilaksanakan, Menyusun rencana berdasar skala
prioritas pelaksanaanya, Menentukan program kerja dan rincian program,
Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program, dan
Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
Langkah 1 menyusun rencana biaya. Proses penyusunan rencana
biaya dan pendanaan dilakukan melalui tahap- tahap sebagai berikut: (1)
menghitung daftar biaya satuan dari semua kegiatan yang telah
dirumuskan. Cara menghitung biaya satuan dengan Menentukan jenis
satuan dan jumlah satuan standar. (2) Menghitung biaya atau harga
satuan yaitu dengan cara Menghitung biaya satuan, Menyusun rencana
biaya pengembangan sekolah selama 4 tahun, Menghitung,, perkiraan
sumber pendanaan.dan Menyusun rencana kegiatan dan anggaran
Tahap II Menyusun Biaya Satuan. Daftar biaya satuan dapat
disusun dengan cara yaitu Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan
standar dan Menghitung biaya atau harga satuan. Untuk menghitung
biaya satuan miasalnya dengan menghitung jumlah orang, maka kita
harus membuat analisis harga satuan per orang.
Tahap III Menyusun Rencana Biaya dan Pendapatan. Rencana
biaya pendapatan adalah rencana kebutuhan dana untuk setiap program
dan kegiatan, baik untuk pengembangan maupun untuk operasiaonal.
Beberapa sumber pendapatan sesuai dengan urutan tingkat kepastian
perolehan dana yaitu BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Sumbangan
masyarakat melalui komite sekolah belum dapat dipastikan, APBD
kabupaten/ kota, Donatur (Perusahaan/ industri, Alumni, perorangan, dan
sebagainya). 22
Pengelolaan pembiayaan pendidikan atau yang disebut dengan
manajemen pembiayaan pendidikan. Dalam buku yang ditulis oleh Tim
Dosen Administrasi Pendidikan UPI menyatakan bahwa manajemen
konsep manajemen yang dapat di gambarkan dalam kalimat seperti “
membuat keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan,
menyediakan pekerjaan dan system reward (imbalan), dan
memperkerjakan orang untuk melaksanakan kebijakan”. Manajemen
menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan dengan kecakapan dan pengalaman
personil. Supaya berhasil, manajemen harus melaksanakan secara efektif
fungsi- fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan
dan pengorganisasian fungsi utama manajemen eksekutif, sedangkan
pengawasan merupakan fungsi manajemen operasional.
Komponen biaya pendidikan di sekolah yang paling mudah
ditemukan terdapat dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah (RAPBS). RAPBS ini terdiri dari rencana pendapatan dan
22
Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam penyusunan Rencana
pengeluaran atau belanja sekolah untuk jangka waktu satu tahun.
Komponen pengeluaran atau belaja sekolah secara garis besarnya dapat
dibagi kedalam dua jenis yaitu gaji dan non gaji. Komponen gaji
digunakan untuk membayar gaji dan kesejahteraan guru. Sementara itu
komponen non gaji meliputi sejumlah sub komponen, seperti pengadaan
alat pelajaran, bahan pelajaran, perawatan, sarana kelas, sarana
madrasah, pembinaan siswa, dan pengelolaan sekolah.
Secara ideal, proporsi biaya dapat dibagi sebagai Gaji dan
kesejahteraan guru dan pegawai lainya 30%, Peningkatan kegiatan proses
Belajar Mengajar (KBM) 25%, Dana pemeliharan sarana dan prasarana
pendidikan 15%, Peningkatan pembinaan siswa 10%, Rumah tangga
sekolah 10%, dan Biaya pengawasan, pelaporan dan peningkatan guru
serta pegawai 10%, Pengeluaran dana tersebut belum termasuk untuk
pembangunan gedung baru dan serta penambahan lahan/ areal sekolah.23
Didalam buku Manajemen Berbasis Sekolah karangan E.
Mulyasa24 proses pengaturan pembiayaan/ keungan disekolah meliputi
penerimaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban.
1) Penerimaan
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber.
Penerimaan dana dari berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan
baik dan benar. Banyak pendekatan yang digunakan dalam
pengelolaan penerimaan keuangan, namun dalam pelaksanaanya
pendekatan-pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan.
Dalam buku pedoman rencana, program dan penganggaran
dikemukakan bahwa sumber dana pendidikan antara lain meliputi
anggaran rutin (DIK), anggaran pembangunan (DIP), dana penunjang
pendidikan (DPP): dana BP3, donatur dan lain-lain yang dianggap
sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya
23
Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan , Standarisasi Biaya Pendidikan Di Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003.
24
bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat (pasal 33 No.2
Tahun 1989). Disamping itu, sejalan dengan semangat manajemen
berbasis sekolah, sekolah dapat menggali dan mencari
sumber-sumber dana dari masyarakat, baik secara perorangan maupun secara
lembaga, baik di dalam maupun di luar negeri, sejalan dengan
semangat globalisasi.
2) Penggunaan/ Pengeluaraan
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan
untuk kepentingan sekolah khususnya kegiatan belajar mengajar
secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan
dana, pengeluarnya harus didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan
yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah
(RAPBS).
Dana yang berasal dari SPP dan DPP pada umumnya
digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan
sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar,
penyelenggaraan EBTANAS, dan pengiriman STTB/NEM,
perjalanan dinas supervisi, pengelolaan pelaksanaan pendidikan, serta
pendataan. Sesuai dengan semangat manajemen berbasis sekolah,
kepala sekolah berwenang penuh untuk mengatur masalah pendanaan
pendidikan di sekolah nya. Meskipun demikian, ia harus tetap
memperhatikan perangkat peraturan yang ada dan selaras dengan
rincian pengeluaraan.
Menurut buku Administrasi Pendidikan, karangan Oteng
Sutisna, Bahwa penentuan pengeluaran biaya pendidikan melibatkan
pertimbangan tentang tiap kategori belanja berikut:
a) Pengawasan umum. Dalam kategori ini termasuk sumber-sumber
b) Pengajaran. Kategori ini meliputi gaji guru dan pengeluaran bagi buku- buku pelajaran, alat-alat, dan perlengkapan yang diperlukan dalam pengajaran. Biasanya kategori ini merupakan 70%-75% dari keseluruhan anggaran.
c) Pelayanan bantuan. Pengeluaran yang bertalian dengan
pelayanan-pelayanan kesehatan, bimbingan, dan perpustakaan termasuk dalam kategori ini.
d) Pemeliharaan gedung. Pergantian dan perbaikan perlengkapan, pemeliharaan gedung, dan halaman sekolah adalah contoh-contoh dalam kategori ini.
e) Operasi. Biaya telepon, air, listrik, sewa gedung dan tanah, dan gaji personil pemeliharaan gedung termasuk dalam kegori ini.25
2. Akunting
Akunting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil
kegiatan ekonomi.
Menurut Arrens dan Loebbecke menjelaskan bahwa akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan, dan pengiktisaran kejadian- kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.26
Fungsi akuntansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan
informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh pimpinan ataupun
pihak lainnya untuk mengambil keputusan. Agar penyajian lebih tepat, maka
seorang akuntan harus memiliki pengetahuan baik mengenai prinsip-prinsip
dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akuntan. Disamping itu,
seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa
semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat dengan
mencukupi pada saat yang tepat dengan biaya yang pantas.
Kegiatan akuntansi memerlukan sistem akuntansi yang benar didalam sistem akuntansi terdiri dari catatan- catatan akuntansi (buku cek, jurnal, dan buku besar) serta serangkaian proses dan prosedur yang ditetapkan untuk staff, sukarelawan, dan para profesional. Tujuan sistem transaksi akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwa data keuangan diinputkan secara tepat kedalam catatan akuntansi, serta laporan-laporan yang disajikan secara akurat dan tepat waktu.27
25
Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan ( Bandung: Angkasa). H 150
26
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung : Alfabeta), 2010. H 265.
27
Komponen- komponen sistem akuntansi, secara tradisional sistem
akuntansi terdiri dari komponen- komponen berikut:
a. Bagan perkiraan/ akun.
Bagan perkiraan adalah daftar masing-masing item, dimana
pencatatanya dibagi ke dalam 5 kategori yaitu: Aktiva, Utang, Aktiva
Bersih, Pendapatan, dan Belanja.
b. Buku Besar
Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana
bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Buku
besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan
yang telah dicatat dalam jurna. Akun- akun tersebut digunakan untuk
mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, atau hutang dan ekuitas. Jadi
dalam buku besar memuat semua catatan yang berhubungan dengan
pendapatan dan pengeluaran keuangan sekolah dengan rinci.
c. Jurnal
Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi,
sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi secara
kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.
Jurnal adalah untuk mencatat transaksi yang dilakukan institusi pendidikan secara kronologis atau berdasarkan urut waktu terjadiny, dengan menunjukan akun yang harus di debet atau dikredit beserta jumlah nilai uangnya masing- masing.28
Setiap transaksi yang terjadi dalam institusi pendidikan, sebelum
dibukukan kedalam buku besar, harus dicatat terlebih dahulu dalam suatu
jurnal. Oleh karena itu, buku jurnal selain didefinisikan seperti yang
diatas, juga disebut sebagai buku catatan pertama. Jurnal transaksi tersebut
ayat jurnal dimana antara ayat jurnal yang satu dengan yang lainnya harus
diberi jarak satu baris, sehingga batas antara jurnal satu dengan lainya
jelas terlihat.
28
d. Buku Cek
Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian
besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda
penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat.
Dibawah ini ada beberapa kelengkapan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan tata usaha keuangan sekolah, antara lain:
Kutipan Dasar Isian Kegiatan (DIK) yang menyangkut perincian biaya bagi sekolah yang bersangkutan. Buku register SPM ( Surat Perintah Menuangkan) sebagai buku bantu yang berisi kolom- kolom. SPM dikeluarkan KPN (Kantor Pembendaharaan Negara) atas dasar SPP (Surat Permintaan Pembayaran ) yang diajukan bendahara. Pembayaran SPP harus melalui bendahara dan dibukukan dalam buku kas umum. Buku bantu/ buku harian (buku penolong) yang digunakan untuk melakukan pencatatan harian (pengeluaran dan penerimaan). Buku kas umum, buku ini dapat digunakan secara umum, yaitu untuk mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran uang, dan juga memuat secara umum bagian, pos, dan mata anggaran yang berhubungan dengan penerimaan serta pengeluaran uang baik yang berupa uang tunai di bank atau giro pos. Buku kas umum berbentuk Skontro, Buku kas umum Tabelaris, Arsip bukti pengeluaran dan Laporan keuangan.
Disamping SPJR bulanan, bendaharawan harus mengirimkan
laporan keuangan triwulan dan tahunan, dengan menggunakan format
yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. 29 Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam
bentuk laporan keuangan atau ikhtisar- ikhtisar lainya yang dapat
digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau
mengambil suatu keputusan. Dalam menyusun suatu laporan keuangan
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum,
prinsip- prinsip akuntansi, serta tekhnik- tekhnik dari segala sesuatu yang
29
dicakup dalam ruang lingkup akuntansi, dinamakan siklus akuntansi.
Adapun tahapan siklus akuntansi pendidikan.
Tahap pertama pencatatan yaitu Kegiatan pengidentifikasian dan
pengukuran bukti transaksi serta bukti pencatatan. Kegiatan pencatatan
bukti transaksi kedalam buku harian atau jurnal . Memindah bukukan
(posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke dalam akun
buku besar. Tahap kedua pengikhtisaran yaitu Penyusunan neraca saldo
(trial balance) berdasarkan akun- akun buku besar, Pembuatan ayat jurnal
penutup, Pembuatan neraca saldo setelah penutupan, Pembuatan ayat
hurnal pembalik. Tahap ketiga pelaporan yaitu Laporan suplus defisit,
Laporan arus kas, Neraca, dan Catatan atas laporan keuangan . Laporan
keungan/ pembiayaan adalah hasil akhir dari proses akuntansi
(pembukuan) yang menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan
kegiatan, kemajuan, realisasi pencapaian target pendapatan, dan realisasi
pembiayaan.
Ada beberapa komponen laporan keuangan, antara lain: (1) Laporan keuangan neraca. Neraca, ibarat sebuah foto, hanya menampilkan gambaran institusi pendidikan pada saat tanggal neraca saja. Sebagai perbandingan, laporan ini juga menampilkan foto pada periode yang sama tahun lalu. Jadi foto tersebut merupakan gambaran posisi keuangan (financial position) darin satu lembaga. (2) Laporan surplus Defisit (laporan laba rugi). Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja keuangan entittas (dalam satu periode akuntansi). 30
Dalam akuntansi. Laba atau rugi merupakan selisih dari seluruh
pendapatan dan seluruh biaya. Jika total pendapatan lebih besar dari total
biaya, maka surplus laba akan terjdi. Dan jika total biaya lebih besar dari
total pendapatan, maka yang terjadi adalah defisit/ rugi.
30
3. Penilaian (Auditing) Pertanggungjawaban
Dalam proses kegiatan pengelolaan pembiayaan pendidikan hal yang
tak kalah penting yaitu eveluasi dan pertanggungjawaban, hal ini dilakukan
guna mengetahui telah sejauhmana eefektifitas konsep dan pelaksanaan
pengelolaan pembiayaan pendidikan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan,
sebagaimana kutipan berikut ini:
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh
pengeluaran dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini juga juga disebut evaluasi ataupun evaluation involves auditing31.
Pertanggungjawaban (auditing) menurut comark (1970) auditing is determining that what itended is what is being performed and, further that what is being performed is appropriate for the task. Auditing merupakan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang dilaksanakan. Sedangkan apa yang dilaksanakan sesuai dengan tugas.32
Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing
yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan, dn pembayaran atau penyerahan uang yang
dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.
Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, setiap akhir tahun
anggaran sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan apa yang
dikeluarkan selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban diberitahukan
didalam rapat dewan sekolah, yang di ikuti komponen- komponen sekolah,
masyarakat dan pemerintah daerah.
Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan dan triwulan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan Administrasi Keuangan Daerah (BAKD), dan Kantor Dinas Pendidikan33
Pertanggungjawaban uang sekolah yang menyangkut seluruh
pengeluaran dana sekolah dalam kaitanya dengan apa yang telah dicapai
31
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. . . H. 178.
32
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya). 2006. H 204.
33
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini juga disebut evaluasi
atau evaluation involves.
C. Model- model Pembiayaan Pendidikan/ Sekolah
Menurut John dan Morphet (1975) bentuk prinsip dari model biaya
sekolah (pendidikan) seperti berikut :
1. Flat Grant Model, model bantuan flat grant (hibah bagi rata) merupakan kesempatan yang baik bagi sekolah sebab dapat menerima bantuan sebesar pajak yang diperoleh oleh wilayah/ daerah.
2. Full state funding, Merupakan rencana yang dimungkinkan untuk menghapus semua perbedaan dari masing- masing daerah, baik dalam penggunaan dana maupun perolehannya.
3. Foundation plan, model ini menentukan tarif pajak minimum dari tingkat pembelajaran minimal di setiap sekolah pada setiap wilayah. Tiap sekolah diizinkan untuk melewati batas minimal jika diperlukan. Foundation plan dirancang untuk mengkali 4 masalah besar dalam keungan pendidikan yaitu: (1) untuk menyamaratakan pembelanjaan dalam kondisi yang langka dalam sumber daya, (2) sebagai penetapan standarisasi pajak bagi keperluan minimal sekolaj, (3) untuk pemisahan wewenang pengaturan sekolah antara pusat dan daerah, (4) untuk menetapkan propinsi dalam perbaikan yang berkesinambungan.
4. Guaranted tax base (GTB), model ini adalah model yang mengatur pembagian keuangan bagi dana pendidikan dimana membedakan persentase dana yang diterima. Wilayah yang kurang makmur menerima dana yang lebih banyak dibanding wilayah yang makmur.
5. Precentage equalizing, model ini menyoroti sisi pengeluaran
pendidikan yang harus digunakan.
6. Power equalizing, model ini memerintahkan wilayah yang lebih kaya untuk membayarkan sebagian yang diterima sekolah untuk dikembalikan kepada negara, kemudian di atur untuk diserahkan kepada wilayah yang berpendapatan kurang.34
Didalam pendidikan mengenal 2 pendekatan yang biasa digunakan
dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan, yaitu:
1. Pendekatan makro
Pendekatan makro adalah pendekatan analisis biaya yang
berdasarkan pada perhitungan keseluruhan pengeluaran pendidikan yang
diterima dari berbagai sumber dana yang kemudian jumlah pengeluaran
34
itu dibagi oleh jumlah siswa. Pendekatan ini diperlukan pemerintah untuk
mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan rill di sekolah. Karena itu,
melalui pendekatan ini analisis biaya dapat memperoleh besaran- besaran
biaya dalam cakupan yang luas dengan melibatkan komponen- komponen
biaya yang banyak dan variatif.
2. Pendekatan mikro
Pendekatan mikro adalah pendekatan analisis biaya yang
berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakn
oleh siswa. Analisis biaya ini digunakan untuk memperoleh kejelasan
mengenai unsur- unsur terkecil dalam biaya pendidikan dengan lingkup
keperluan yang sangat sempit, sedangkan analisi biaya makro diperlukan
untuk mengambil kesimpulan- kesimpulan umum (generalisasi) yang
tepat untuk keperluan pengambilan kebijakan tentang pembiayaan
pendidikan.
D. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan
Operasi program pendidikan suatu sekolah memerlukan dana untuk
berbagai macam keperluan, pembiayaan gaji, pengadaan sumber daya material
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan program pengajaran sekolah.
Disamping untuk keperluan gaji dan pengadaan material, masih banyak lagi
dana yang harus dikeluarkan untuk berbagai keperluan seperti Ekstensi atau
perluasan tahun dan hari sekolah, Perbaikan preservice dan inservice program
persiapan, Mengadakan jenjang karier para guru, Melaksanakan program
pengajaran individual yang didasarkan pada kebutuhan para siswa,
Mempertinggi persyaratan tamatan sekolah menengah atas, Menetapkan
kompetensi minimal didalam keterampilan dasar, Menyelenggarakan
kursus-kursus tambahan program komputer dan program-program spesialisasi lain.
Adapun menurut buku Pembiayaan Pendidikan di Indonesia membagi
empat golongan sumber dana antara lain:
1. Hasil penerimaan umum pemerintah, pada dasarnya merupakan
pemerintahan, baik pajak, bantuan luar negeri maupun pinjaman dari pemerintah. Besarnya biaya dan penerimaan pemerintah tersebut ditentukan oleh aparat keuangan pemerintah ditingkat pusat maupun
daerah, yang dipertimbangkan berdasarkan prioritas-prioritas
pendidikan dibandingkan dengan kegiatan pemerintah dibidang lainnya.
2. Penghasilan pemerintah khusus diperuntukan pendidikan, meskipun ini merupakan suatu bagian penerimaan pemerintah, perlu dipisahkan dalam pembahasan ini. Termasuk dalam golongan ini bantuan atau pinjaman dari luar negeri yang diperuntukkan pendidikan, seperti bantuan UNICEF atau UNESCO, pinjaman dari Bank Dunia dan sebagainya.
3. Iuran sekolah adalah pembayaran orang tua murid langsung kepada sekolah, berdasarkan jumlah anak mereka yang dididik di sekolah tersebut. Keputusan mengenai sekolah yang mana anak-anak mereka akan dididik dan apakan iuran sekolah tersebut akan dibayar adalah hak orang tua murid. Walaupun jumlah iuran itu biasanya ditentukan oleh pemerintah,atau sekolah atau yayasan. Peranan orangtua murid dalam menentukan jumlah biasanya terbatas kepada keanggotaannya badan sekolah, yayasan dan sebagainya.
4. Sumbangan-sumbangan sukarela lainnya, termasuk juga sumbangan perorangan, Sumbangan dari masyarakat, berupa uang tunai, barang-barang, jasa-jasa, hadiah dan segala usaha sekolah sendiri untuk mengumpulkan dana.35
Pembiayaan pendidikan (educational finance), yakni sumber biaya
pendidikan. Revenue untuk membiayai kegiatan pendidikan diperoleh dari
berbagai sumber. Untuk biaya pendidikan di sekolah, seperti halnya pada
pendidikan persekolahan lainya, Sumber-sumber biaya yang dapat diandalkan
untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan berasal dari
pemerintah, keluarga, dan masyarakat.