IMPLEMENTASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN DI SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT
Tesis
Diajukan kepadaProdi Magister Manajemen Pendidikan Islam (MMPI) untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Magister Pendidikan
Oleh :
Armenia Septiarini 21180181000006
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021/1442 H
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman pada buku
“Pedoman Penullisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh Tim CeQDA (Center For Quality Development dan Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
A. Konsonan
ARAB NAMA LATIN KETERANGAN
ا Alif - Tidak dilambangkan
ب Ba‟ B Be
ت Ta‟ T Te
ث Tsa‟ Ts Te dan es
ج Jim J Je
ح Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah
خ Kha‟ Kh Ka dan Ha
د Dal D De
ذ Dzal Dz De dan zet
ر Ra‟ R Er
ز Zai Z Zet
س Sin S Es
ش Syin Sy Es dan ye
ص Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah
ض Ḍad Ḍ De dengan titik di bawah
ط Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah
ظ Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah
ع „Ain „ Koma terbalik
غ Ghain Gh Ge dan ha
ف Fa F Fa
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha‟ H Ha
ء Hamzah „ Apstrof
ي Ya‟ Y Ye
B. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal, vocal rangkap, dan vocal panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:
1. Vokal Tunggal
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
ا Fatḥaḥ A A
ا Kasraḥ I I
ا Ḍammaḥ U U
Contoh:
ن ص
ر : Naṣaara dan كب : Kataba ت 2. Vokal rangkap
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
ى
ي Fatḥaḥ dan Ya‟sakun Ai A dan I
ى
و Fatḥaḥ dan Wau sakun Au A dan U
Contoh:
لي
س : Laisa ل : ḥaula وح
3. Vokal panjang
Tanda Vokal Nama Latin Keterangan
اب Fatḥaḥ dan Ba Ā A dengan garis di atas ي ب Kasrih dan Ba Ī I dengan garis di atas
ب
و Ḍammah dan Ba Ȗ U dengan garis di atas
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah Swt atas segala rahmat dan kehendak-Nya, yang menyinari hamba Nya dengan cahaya al-Qur`an, dan menjadikan al-Qur`an sebagai obat penyakit hati, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang mukmin, sehingga dengan taufiq-Nya penulis mampu menyelesaikan Tesis yang berjudul “Implementasi Manajemen Pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat”. Salawat serta Salām semoga selalu tercurahkan untuk baginda Muẖammad Saw.
Penulisan menyadari adanya kelemahan dan keterbatasan yang ada, banyak tantangan serta hambatan yang penulis hadapi dalam proses penulisan tesis ini.
Namun karena motivasi serta bantuan dari berbagai pihak, Alhamdulillah tesis ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:.
1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A.
2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Sururin, M.Ag.
3. Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta selaku dosen pembimbing, Dr. Zahruddin, Lc, M.Pd., yang telah memberikan motivasi dan nasihat untuk senantiasa fokus dan maju terhadap penulisan tesis ini, serta selalu memotivasi agar menghasilkan karya tulis yang berkualitas.
4. Penguji Dr. Maftuhah, M.A dan Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis dari hasil riset yang dilakukan, semoga berdampak baik dari hasil penyusunan tesis ini sehingga lebih bermanfaat dan bermutu.
5. Dosen Pembimbing, Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis dengan sabar, membuka wawasan penulis dalam riset dan memberikan banyak ilmu pengetahuan. Penulis sangat bersyukur mendapat kesempatan bimbingan langsung dengan beliau sehingga proses penyelesaian tesis ini mendapat wawasan baru dalam penemuan hasil riset.
6. Seluruh Dosen dan staff karyawan Program Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kedua orang tua terkasih, Bapak Pendi Daryanto dan Ibu Poniyem yang selalu penuh perhatian, penuh kasih sayang, penuh doa, dan penuh kesabaran dalam membimbing dan mengarahkan penulis agar dapat menjadi anak yang shalihah. Semoga Allah senantiasa melimpahkan keberkahan-Nya. Tak lupa juga terima kasih untuk adik satu-satunya Muna Meilani yang telah memberikan senyuman semangat kepada penulis.
8. Seluruh guru-guru penulis dari TK hingga saat ini yang menjadi bagian
terpenting dalam perjalanan keilmuan penulis.
9. Teman-teman seperjuangan. Kepada seluruh teman-teman Jurusan Tafsir Hadis angkatan 2013 yang telah memberikan support, perhatian dan motivasi untuk melanjutkan studi ke Magister.
10. Seluruh sumber data dari SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yaitu Hafis Umar, S.E selaku Kepala Sekolah, M. Syafril selaku Bendaharawan, Hendra, S.Pd.I, M.Pd selaku wakil Kepala Sekolah dan Sanusi, SE selaku Tata Usaha dan staf yang telah memberikan bantuan dan meluangkan waktu untuk penulis mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan penulis dalam penelitian tesis ini.
11. Teman-teman sejati. Kepada Sahabat terbaikku yang selalu bersama dari MA dan sampai saat ini: Maryati, SE, dan sahabat seperjuangan di almamater Qatrun Nada, M.Pd. dan Roro Imas Margitamia, M.Pd. yang sudah punya kesibukkan masing-masing dan jarang bertemu tapi tetap memberikan semangatnya kepadaku dan terima kasih telah banyak memotivasi penulis semoga kita menjadi sahabat selamanya.
12. Keluarga besar mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Islam (A), terkhusus Bapak Hendra, M.Pd, dan Bunda Lasty Saniah, M. Pd. yang tanpa lelah selalu memberikan arahan dan semangat kepada penulis, juga Miftahul Abshor yang telah membantu dalam persiapan bahan pustaka dan administrasi selama riset.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penulisan tesis ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan ketulusan hati dengan keberkahan dan keridhaan-Nya. Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca. Aamiin
Ciputat, 21 Desember 2020 Penulis
Armenia Septiarini
ABSTRAK
Nama Armenia Septiarini NIM 21180181000006: “Implementasi Manajemen Pembiayaan Di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat”.
Secara umum Pembiayaan menjadi komponen pendidikan yang mempunyai peran penting atas berjalannya proses pembelajaran. Penyelenggaraan pendidikan yang didukung dengan pembiayaan memadai akan berakibat pada berlangsungnya pembelajaran yang maksimal. Maka oleh karena itu, dalam kegiatan manajemen pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat meliputi beberapa aspek yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pembiayaan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang (1) Perencanaan pembiayaan dalam meningkatkan kualitas sekolah; (2) Pengorganisasian pembiayaan dalam meningkatkan kualitas sekolah, (3) Pelaksanaan pembiayaan dalam peningkatan kualitas sekolah; dan (4) Pengawasan pembiayaan dalam meningkatkan kualitas sekolah. Agar SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dapat dikelola secara efektif dan efisien.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan jenis dan pendekatan deskriptif analitis. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini melalui pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi nonpartisipan dan dokumentasi. Melakukan uji kabsahan data dengan uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reabilitas), dan confirmability (obyektifitas), serta melakukan teknik analisis dan interpretasi data dengan proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Perencanaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat terlaksana dengan baik, mulai dari tahap kepala sekolah memberikan arahan sebelum melaksanakan tugas, menghargai pendapat bawahan yang dalam hal ini pendidik dan tenaga kependidikan, dan melibatkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Pengorganisasian di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dilaksanakan sesuai dengan hasil perencanaan, seperti penyusunan detail pekerjaan, pembagian kerja, penyatuan pekerjaan dan koordinasi pekerjaan. Pelaksanaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat belum berjalan optimal, diantaranya: pertama, keterlambatan pencairan dana BOS sehingga menyebabkan tidak efektifnya pengelolaan anggaran yang tersedia sarana dan prasarana sehingga kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan belum terpenuhi dan belum efisien ditinjau berdasarkan realisasi anggaran yang tersedia. Kedua, fokus utama pengalokasian keuangan sekolah dipusatkan pada pengembangan infrastruktur sekolah seperti pembangunan gedung dan penyediaan sarana prasarana, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan kesejahteraan pegawai. Pengawasan pada SMA Muhammadiyah 8 Ciputat sudah berjalan baik, ditandai dengan adanya pemeriksaan seluruh kegiatan pembiayaan, pelaksanaan audit pembiayaan dari pemerintah daerah khusus dana BOS dan koordinasi intens antara pihak sekolah dan tim pengawas pemerintah daerah dalam melaporkan hasil kegiatan pembiayaan sehingga hasilnya berjalan secara efektif.
Kata Kunci: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengorganisasian, Pengawasan
ABSTRACT
Nama Armenia Septiarini NIM 21180181000006: "Implementation of Financing Management at Muhammadiyah Senior High School 8 Ciputat".
In general, finance is an educational component that has an important role in the learning process. Providing education supported with adequate funding will lead to maximum learning. Therefore, the activities of financing management in SMA Muhammadiyah 8 Ciputat include several aspects, namely, planning, organizing, implementing and supervising education financing. This study aims to provide an overview of (1) funding planning in improving school quality; (2) organize funding to improve school quality, (3) Actuating funding to improve school quality; (4) Controlling the financing of school quality improvement. So that SMA Muhammadiyah 8 Ciputat can be managed effectively and efficiently.This research is a qualitative research with a descriptive analytic type and approach using interviews, non-participant observation and documentation as data collection techniques. Perform data validity tests by testing credibility (internal validity), transferability (external validity), dependability (reliability), and confirmability (objectivity), as well as performing data analysis and interpretation techniques with the process of data reduction, data presentation and drawing conclusions or verification.
The results showed that Planning at SMA Muhammadiyah 8 Ciputat was carried out well, starting from the stage of the principal giving direction before carrying out assignments, respecting the opinions of subordinates, in this case educators and education staff, and involving educators and education staff in the preparation of the School Revenue and Expenditure Budget Plan (RAPBS).
Organizing at SMA Muhammadiyah 8 Ciputat is carried out in accordance with the results of planning, such as the preparation of job details, division of labor, work unification and work coordination. Actuating at SMA Muhammadiyah 8 Ciputat has not run optimally, including: first, the delay in the disbursement of BOS funds which resulted in ineffective management of the available budget for facilities and infrastructure so that the welfare of teaching and education personnel has not been fulfilled and has not been efficient in terms of the realization of the available budget.
Second, the main focus of allocating school finances is centered on developing school infrastructure such as building construction and providing infrastructure, but this is not balanced with the welfare of employees. Controlling at SMA Muhammadiyah 8 Ciputat has been running well, marked by the inspection of all financing activities, the implementation of a financing audit from the regional government specifically for BOS funds and intense coordination between the school and the regional government supervisory team in reporting the results of financing activities so that the results run effectively.
Keywords: Planning, Organizing, Actuating, Controlling
ةرصتخم ةذبن
ميلعتلا يرفوت يدؤيس .ملعتلا ةيلمع في مهم رود ول اًيميلعت اًنوكم ليومتلا برتعي ، ماع لكشب ليومتلا ةرادإ ةطشنأ في ، كلذل .ملعتلا نم ردق ىصقأ لىإ فياكلا ليومتلاب موعدلدا ةسردم
لا يلاع
ة لإاو ذيفنتو ميظنتو طيطتخ يىو ، بناوج ةدع لمشت تاتوبيس 8 ةيدملمحا ليوتد ىلع ااشر
( نع ةماع ةلمح يمدقت لىإ ةساردلا هذى دته .ميلعتلا 1
سرادلدا ةدوج ينستح في ليومتلا طيطتخ )
( ؛ 2 ( ، سرادلدا ةدوج ينسحتل ليومتلا ميظنت ) 3
( .سرادلدا ةدوج ينسحتل ليومتلا ذيفنت ) 4
) تاتوبيس 8 ةيدملمحا ةيلا علا ةسردم ةرادإ نكيم ثيبح .ةيسردلدا ةدولجا ينستح ليوتد ىلع ااشرلإا ةءافكو ةيلاعفب .
في ةمدختسلدا تانايبلا رداصم .جهنلداو يفصولا يليلحتلا عونلا نم يعون ثبح وى ثحبلا اذى ءااجإ .قيثوتلاو ينكراشلدا يرغ ةظحلامو ةلباقلدا قاط عم تانايبلا عجم للاخ نم ةساردلا هذى يقادصلدا رابتخا قياط نع تانايبلا ةحص تارابتخا لقنلا ةيلباقو ، )ةيلخادلا ةيحلاصلا( ة
تاينقت ءااجإ لىإ ةفاضلإاب ، )ةيعوضولدا( ديكأتلاو ، )ةيقوثولدا( ةيدامتعلااو ، )ةيجرالخا ةيحلاصلا(
.ققحتلا وأ جئاتنلا صلاختساو تانايبلا ضاعو تانايبلا ليلقت ةيلمع عم اىيرسفتو تانايبلا ليلتح في طيطختلا تم لمحا ةيلاعلا ةسردم
ةيدم 8 تاتوبيس ذيفنت لبق ايدلدا ويجوت ةلحام نم اًءدب ، اًديج
ينملعلدا كااشرإو ، ميلعتلا يفظومو ينملعلدا ةلالحا هذى فيو ، ينسوؤالدا ءارآ ماترحاو ، ماهلدا ةيسردلدا تاقفنلاو تاداايلإا ةينازيم ةطخ دادعإ في ميلعتلا يفظومو (RAPBS).
ميظنتلا متي
في ةسردم لا يلاع ا ة ةيدملمح 8 تاتوبيس ميسقتو ةفيظولا ليصافت دادعإ لثم ، طيطختلا جئاتنل اًقفو
في ذيفنتلا متي لم .لمعلا قيسنتو لمعلا ديحوتو لمعلا ةسردم
لا يلاع ةيدملمحا ة 8
تاتوبيس لكشلاب
لاومأ اص في يرخأتلا ، ًلاوأ :كلذ في ابم ، لثملأا ةيليغشتلا ةدعاسلدا
ل ةيسردمل (BOS)
امم يفظوم ةيىافر قيقتح متي لم ثيبح ةيتحتلا ةينبلاو قفااملل ةحاتلدا ةينازيملل ةلاعف يرغ ةرادإ لىإ ىدأ يسيئالا زيكترلا بصني ، اًيناث .ةحاتلدا ةينازيلدا قيقتح ثيح نم ةلاعف نكت لم و ميلعتلاو سيردتلا لثم سرادملل ةيتحتلا ةينبلا ايوطت ىلع سرادملل ةيلالدا دراولدا صيصختل ةينبلا يرفوتو نيابلدا دييشت
في ااشرلإا يرسي .ينفظولدا ةيىافر عم بسانتي لا اذى نكلو ، ةيتحتلا ةسردم
لا يلاع ةيدملمحا ة
8 تاتوبيس
نم ليومتلا قيقدت ذيفنتو ، ةيليومتلا ةطشنلأا عيجم ىلع شيتفتلاب زيتدو ، ديج لكشب
لاوملأ ديدحتلا وجو ىلع ةيميلقلإا ةموكلحا ا ةدعاسلدا
ةيسردلدا ةيليغشتل BOS
فثكلدا قيسنتلاو
يرست تىح ةطشنلأا ليوتد جئاتنلا نع غلابلإا في يميلقلإا يموكلحا ااشرلإا قيافو ةسردلدا ينب لاعف لكشب جئاتنلا .
ااشرلإا ، ميظنتلا ، ذيفنتلا ، طيطختلا :ةيحاتفلدا تاملكلا
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Rumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 9
BAB II KAJIAN TEORITIS ... 13
A. Manajemen Pembiayaan ... 13
1. Pengertian Manajemen Pembiayaan ... 13
2. Jenis-jenis Pembiayaan ... 18
3. Prinsip-prinsip Pembiayaan ... 19
B. Perencanaan (Planning) ... 20
1. Pengertian Perencanaan Pembiayaan ... 20
2. Komponen dan Unsur-unsur Perencanaan ... 29
C. Pengorganisasian (Organizing) ... 31
1. Pengertian Pengorganisasian Pembiayaan ... 31
2. Komponen dan Unsur Pengorganisasian ... 33
D. Pelaksanaan (Actuating) ... 35
1. Pengertian Pelaksanaan Pembiayaan ... 35
2. Komponen dan Unsur-unsur... 36
3. Pelaksana Pembiayaan ... 37
E. Pengawasan (Controlling) ... 39
1. Pengertian Pengawasan Pembiayaan ... 39
2. Bentuk Pengawasan Pembiayaan ... 41
F. Implementasi Manajemen Pembiayaan ... 42
G. Kerangka Konseptual ... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45
A. Metode Penelitian ... 45
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45
1. Tempat Penelitian... 45
2. Waktu Penelitian ... 45
C. Subjek dan Objek Penelitin ... 46
D. Teknik Pengumpulan Data ... 46
1. Observasi... 47
2. Wawancara ... 47
3. Dokumentasi ... 47
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 47
F. Teknik Analisis Data... 50
G. Uji Keabsahan Data ... 52
BAB IV GAMBARAN UMUM SMA MUHAMMADIYAH 8 CIPUTAT ... 55
A. Sejarah Singkat SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 55
1. Sejarah Organisasi Muhammadiyah ... 55
2. Sejarah SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 57
3. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 59
4. Identitas Sekolah ... 60
5. Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 60
B. Temuan Hasil Penelitian ... 62
1. Perencanaan (Planning) ... 62
2. Pengorganisasian (Organizing) ... 69
3. Pelaksanaan (Actuating) ... 71
4. Pengawasan (Controlling) ... 74
C. Pembahasan ... 78
1. Perencanaan Anggaran dalam Implementasi Manajemen Pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 78
2. Pengorganisasian Anggaran dalam Implementasi Manajemen Pembiayaan SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 82
3. Pelaksanaan Anggaran dalam Implementasi Manajemen
Pembiayaan SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 83
4. Pengawasan Anggaran dalam Implementasi Manajemen Pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89
A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 91
DAFTAR TABEL
Tabel 1 1 Jumlah Siswa SMAM 8 CiputatTahun 2014-2021 ... 5
Tabel 1 2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu... 12
Bagan 2 2 Kerangka Konseptual ... 44
Tabel 3 1 Waktu Penelitian ... 46
Tabel 1 2 Kisi-kisi Instrumen Observasi ... 48
Tabel 2 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 50
Tabel 3 4 Triangulasi Teknik ... 53
Gambar 4 1 Struktur Organisasi SMA Muhammadiyah 8 Tahun 2020/2021 ... 60
Gambar 4 2 Rapat Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) ... ...63
Gambar 4 4 Sumber Dana Tahun 2019/2020 ... 68
Gambar 4 5 Maket Sarana Prasarana ... 74
Gambar 4 6 Pelaksanaan Audit Keuangan oleh Tim Pemeriksa ... 78
Gambar 4 7 Kegiatan pertanggungjwaban Pembukuan Sekolah ... 86
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Observas ... 94
Lampiran 2 Pedoman Wawancara dan Dokumentasi ... 95
Lampiran 3 Struktur Sekolah ... 97
Lampiran 4 Laporan Keuangan Sekolah ... 98
Lampiran 5 Form Permohonan Dana Kegiatan ... 104
Lampiran 6 From Permohonan Transport Perjalanan Dinas ... 105
Lampiran 7 Form Permohonan Perbaikan Barang & Ekstrakulikuler .... 106
Lampiran 8 Buku Kas Harian... 107
Lampiran 9 Buku Iuran Siswa ... 107
Lampiran 10 SK Kepala sekolah Keringanan Biaya ... 113
Lampiran 12 Wawancara dengan Narasumber ... 114
Lampiran 13 Perkembangan Sarpras ... 116
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan di era global telah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat menyebabkan persaingan pendidikan sangat ketat, mengingat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembentukan kompetensi dan karakter bangsa. Keberhasilan suatu bangsa dalam mewujudkan cita-citanya dapat diukur dari jumlah warga negara yang berpendidikan. Scott (Scott, 1988) menyebutkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghadirkan sarana komunikasi dan transportasi modern mendorong terbentuknya berbagai wadah kerja sama regional dan global, terutama dalam bidang ekonomi seperti ASEAN (Association of South-East Asian Nation), AFTA (Asian Free Trade Area) dan WTO (World Trades Organization). Kehadiran wadah kerja sama tersebut menyebabkan persaingan dalam bidang ekonomi yang ketat sehingga keberadaan sumber daya manusia yang berkualitas dalam jumlah yang cukup merupakan kunci sukses dalam pembangunan. Pendidikan dapat menentukan masa depan suatu bangsa, karena perkembangan dan kemajuan ekonomi, teknologi, budaya dan lain- lain juga dipengaruhi oleh sistem pendidikan.
Melihat pentingnya pendidikan dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa, pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan program wajib belajar 9 tahun, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2008). Melalui program ini diharapkan warga Indonesia dapat menjadi warga negara berpendidikan minimal SLTP. Dengan pendidikan tersebut diharapkan mereka dapat menemukan dan mengembangkan potensinya, sehingga dapat berperan serta dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam upaya mewujudkan program tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 49 ayat (1) menyatakan “Dana pendidikan selain gaji guru dan biaya pendidikan resmi dialokasikan paling sedikit 20% dari APBN untuk sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Untuk mewujudkan sistem pendidikan yang baik, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan umum yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu kebijakan tersebut adalah penetapan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional Pendidikan meliputi: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar tenaga pengajar dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar operasional, standar pembiayaan, standar proses dan standar penilaian. Standar pembiayaan sebagai salah satu Standar Nasional Pendidikan yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penjelasan tentang Standar Pembiayaan Pendidikan dapat ditelusuri dari Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP RI SNP). Dalam Bab IX, pasal 62 PP, pembiayaan pendidikan terdiri dari biaya investasi, biaya operasi dan biaya biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan yang dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana prasarana, pengembangan sumber daya dan modal kerja tetap. Biaya operasi satuan pendidikan yang dimaksud di atas meliputi biaya gaji guru dan tenaga kependidikan dan semua tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan yang dapat dikonsumsi, biaya operasi pendidikan tidak langsung meliputi listrik, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, upah lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan sebagainya. Biaya personal yang dimaksud di atas meliputi biaya yang dikeluarkan siswa selama mengikuti pembelajaran secara rutin dan berkelanjutan.
Pembiayaan merupakan salah satu kebutuhan pendidikan yang dapat menunjang segala kegiatan pendidikan baik formal maupun informal. Pembiayaan merupakan salah satu komponen pendidikan yang memiliki peran penting dalam jalannya proses pembelajaran. Penyediaan pendidikan yang didukung dengan biaya yang memadai akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Sebaliknya tanpa biaya, proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik. Pembiayaan dan keuangan merupakan salah satu komponen yang paling menentukan, merupakan komponen produksi yang menentukan pelaksanaan kegiatan dalam proses pembelajaran dengan komponen lainnya (Mulyasa, 2009). Permasalahan pendanaan pendidikan erat kaitannya dengan keperluan operasionalisasi penyelenggaraan pendidikan. Biaya tersebut, antara lain: 1) biaya operasional pendidik dan tenaga kependidikan (gaji dan honor/insentif/tunjangan); 2) proses pembelajaran dan penilaian; 3) pengadaan, perawatan, dan perbaikan/perawatan sarana-prasarana pendidikan; dan 4) manajemen (Ferdi, 2013). Fungsi pembiayaan juga tidak dapat terpisahkan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Oleh karena itu, pembiayaan menjadi masalah sentral dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan yang harus disikapi dan dicarikan berbagai alternatif solusinya. Ketidakmampuan lembaga penyelenggara pendidikan untuk menyediakan pendanaan pendidikan akan menghambat proses operasionalisasi penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Namun demikian, bukan jaminan manakala tersedia biaya pendidikan yang memadai akan menjamin penyelenggaraan pendidikan berhasil lebih baik.
Komponen pembiayaan pendidikan, khususnya di sekolah, harus dikelola secara efisien dan efektif. Pembiayaan pendidikan di sekolah diatur, direncanakan dan digunakan dengan baik dan tepat sasaran sesuai kebutuhan, dapat dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan. Sebagaimana yang telah dirumuskan oleh George R. Terry (Terry, 2013) yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Oleh sebab itu untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas di sekolah, sangat perlu adanya pengelolaan sumber daya yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut secara menyeluruh dan profesional, salah satunya adalah masalah pembiayaan. Dalam konteks ini pembiayaan merupakan sumber daya yang sangat diperlukan sekolah sebagai alat untuk kelengkapan berbagai sarana dan prasarana pembelajaran di sekolah, meningkatkan kesejahteraan guru, layanan, dan pelaksanaan program supervisi.
Kelengkapan sarana prasarana pembelajaran akan berimplikasi pada peningkatan
prestasi siswa, dan memudahkan guru dalam mengajar (Huda, 2018). Oleh karena itu, kepala sekolah yang berperan sebagai pemimpin di sekolah harus mengetahui dan mampu mengelola pembiayaan di sekolah dengan baik, bertanggung jawab, dan transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Hal ini sejalan dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah yang menyerahkan persoalan pendidikan langsung ke daerah dan sekolah masing- masing, maka masalah pembiayaan pun secara otomatis akan menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung kepada sekolah untuk mengelolanya. Kepala sekolah memiliki tanggungjawab penuh terhadap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan pembiayaan sekolah agar dikelola dengan baik. Salah satu masalah yang fundamental di dalam sistem pendidikan nasional adalah sulitnya memperoleh informasi pembiayaan sekolah yang terstandarisasi. Oleh karena itu, pembenahan manajemen pembiayaan sekolah harus dimulai dengan cara menyusun teknik-teknik pengelolaan pembiayaan sekolah yang komprehensif sesuai dengan standar akuntansi dan pembiayaan yang berlaku secara umum.
Dalam hal ini sebagai pengelola pembiayaan, kepala sekolah harus melihat dengan jeli, serta bagaimana dapat berperan sebagai administrator dan supervisor dalam memberdayakan seluruh sumber biaya yang ada, demi kepentingan sekolah dan pencapaian tujuan sekolah seperti yang diharapkan oleh seluruh pelanggan pendidik (stakeholder).
Sementara tanggung jawab pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam manajemen pembiayaan pada satuan pendidikan baik pada tingkat dasar maupun menengah, harus dapat mengakomodasikan tuntutan eksternal dan internal dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan. Selain itu, hal yang terpenting adalah menempatkan fungsi pengelolaan pembiayaan dengan sebenar-benarnya, serta menunjukan sasaran pembelajaran yang berimplikasi pada mutu pendidikan yang kompetitif, sehingga strategi penggunaan anggaran sekolah menjadi penting untuk menjamin perolehan mutu yang dimaksud. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang dikeluarkan serta hasil. Akuntabilitas publik yaitu penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah yang ditetapkan. Transparansi artinya adanya keterbukaan dalam pengelolaan biaya pendidikan yaitu keterbukaan sumber pendapatan dan jumlahnya, rincian penggunaannya, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat memudahkan berbagai pihak untuk mengetahuinya.
Berkaitan dengan pembiayaan pendidikan, terdapat persoalan yang muncul khususnya pada era pandemi Covid-19 saat ini. Sebagaimana dilansir oleh Republika (2020) bahwa Pemerintah melakukan refokusing dan realokasi anggaran Kementerian dan lembaga yang tertuang dalam Perpres No 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian APBN Tahun Anggaran 2020 yang memuat pemotongan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pemotongan TPG terdiri dari tiga komponen yaitu: TPG PNS daerah yang semula Rp. 53,8 triliun menjadi Rp. 50,8 triliun, kemudian penghasilan guru PNS daerah dipotong dari semula Rp.698,3 triliun menjadi Rp. 454,2 triliun. Dan yang terakhir pemotongan terhadap tunjangan khusus guru PNS daerah di daerah khusus, dari semula Rp. 2,06 triliun menjadi Rp. 1,98 triliun. Sedangkan BOS dari Rp. 54,3 triliun menjadi Rp. 53,4 triliun. Dan pemotongan dana BOP PAUD dari Rp. 4,475 triliun menjadi Rp. 4,014 triliun. Kemudian dana BOP kesetaraan dari
Rp. 1,477 triliun menjadi Rp. 1,195 triliun. Refokusing anggaran pendidikan tersebut berdampak pada kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan baik PNS maupun honorer serta pengelolaan operasional sekolah. Kondisi demikian tentu menambah beban sekolah swasta dalam menyelenggarakan pendidikannya, meski biaya listrik, telekomunikasi, dan internet terus meningkat, belum lagi sekolah harus membayar tenaga kerja, baik guru tetap maupun honorer (Mutia Fauzia, 2020) .
Berdasarkan isu di atas, peneliti tertarik dengan isu-isu mengenai manajemen pembiayaan. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dan menganalisis berbagai permasalahan terkait pengelolaan pembiayaan pendidikan khususnya di SMA. Sekolah menengah sebagai salah satu institusi pendidikan yang bertugas melaksanakan fungsi pendidikan tidak lepas dari pembangunan di Indonesia. Sebab, SMA telah berperan aktif dalam upaya mencerdaskan masyarakat. Dalam penelitian (Zahruddin, 2019) hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan persiapan rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah belum sepenuhnya berlaku prinsip dan prosedur yang baik. Masih ada beberapa aspek yang belum terlaksana, seperti tidak ada struktur tim yang memenuhi syarat dan tidak ada catatan. Tapi itu yang telah dilaksanakan antara lain pelibatan stakeholder, pembagian kewenangan, pemilihan program skala prioritas dan identifikasi perencanaan program.
Fenomena ini membuat sekolah berlomba-lomba meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu aspek penting dari manajemen sekolah adalah manajemen pembiayaan. Biaya pendidikan mencakup berbagai macam baik dalam hal uang maupun barang dan jasa. Kepala sekolah dan komite sekolah perlu merencanakan secara matang terkait pembiayaan pendidikan di sekolah yang dikelolanya dengan mengacu pada kebutuhan dasar skala prioritas program pengembangan pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan (Ferdi, 2013) Keberhasilan pengelolaan biaya pendidikan di sekolah sangat berpengaruh dengan kualitas pendidikan yang dihasilkan. Menurut Abidin (2017) dalam studinya menjelaskan bahwa pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam bentuk transparansi dan akuntabilitas merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan mutu pendidikan. karena akan timbul rasa percaya dari stakeholders. “Minimnya dana pendidikan yang diperoleh di SMA, sehingga tidak terealisasi untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan perkembangan SMA sering terhambat. Kondisi ini disebabkan kondisi ekonomi masyarakat / orang tua siswa yang masih sangat lemah. lemahnya biaya pendidikan, sehingga mereka kurang berminat menyekolahkan anaknya, sebaliknya dengan akses masyarakat yang semakin luas dan kecenderungan masyarakat menengah ke atas untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri dan favorit.
SMA Muhammadiyah 8 Ciputat merupakan lembaga pendidikan swasta yang berupaya untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal tersebut tertuang dalam visi sekolah yaitu mengupayakan pembentukan sumber daya manusia (SDM) yang religius, humanis, intelektual, dan komunikatif. Dalam mewujudkan visi tersebut, SMA Muhammadiyah 8 Ciputat telah membuktikannya melalui alumni yang telah berkiprah di berbagai sektor baik negeri maupun swasta, antara lain sebagai guru, dosen, tenaga kesehatan, TNI, POLRI, pemerintah, Wakil Bupati, Anggota DPR, dan orang lain. Alumni SMA Muhammadiyah 8 Ciputat ini menurut peneliti telah menunjukkan hasil pendidikan yang berkualitas yang dapat
berdampingan dengan kebutuhan masyarakat.
Jumlah siswa di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat mengalami peningkatan setiap tahun. Berdasarkan observasi peneliti, dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2014/2015 hingga tahun 2020/2021 terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang cukup signifikan. Pada tahun 2014/2015 jumlah siswa hanya 165, hingga tahun 2020/2021 jumlah siswa terus meningkat hingga mencapai 670 siswa. Pengelolaan strategi rekrutmen mahasiswa mencakup masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah sehingga seluruh komponen masyarakat dapat memperoleh pendidikan dengan kualitas yang kompetitif. Dalam konteks ini, jumlah siswa di lembaga pendidikan menentukan pendapatan yang diterima sekolah sehingga dapat ditentukan pengelolaan mandiri sesuai dengan strategi pembiayaan yang ditetapkan.Dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Tahun Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
2014/2015 47 56 62 165
2015/2016 110 52 57 219
2016/2017 201 122 56 379
2017/2018 176 203 119 498
2018/2019 183 172 195 550
2019/2020 238 186 174 587
2020/2021 242 240 188 670
Tabel 1 1 Jumlah Siswa SMAM 8 Ciputat Tahun 2014-2020 Sumber: Dokumen sekolah.
Namun, jumlah siswa belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan sekolah yang kompleks. Mayoritas siswa di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat didominasi oleh siswa rata-rata menengah ke bawah, sehingga sering terjadi keterlambatan pembayaran SPP dan sangat minimnya dana BOS yang diterima di sekolah-sekolah tersebut, sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan sekolah secara keseluruhan. Hal itu dapat dilihat pada table di bawah ini:
Tabel 1 2 Presentase Bayar Siswa Sumber: Dokumen sekolah.
2020
Berdasarkan tabel pendapatan di atas, dana yang dihasilkan dari biaya sekolah siswa adalah presentase bayar sebanyak 394 siswa atau 67% di bulan September, lebih besar dari presentase belum bayar sebesar198 siswa atau 33%. Dari perincian tersebut, pengelolaan pembiayaan sekolah terhambat dan fasilitas sekolah tidak memadai. Peran kepala sekolah dalam pengelolaan khususnya dalam aspek pembiayaan lembaga pendidikan menjadi prioritas. Bantuan operasional siswa (BOS) yang dikatakan sebagai usaha untuk meningkatkan beban biaya pendidikan dalam praktiknya masih belum memenuhi harapan. Dapat dilihat pada grafik di bawah
ini:
Grafik 1.3 Pendapatan Orang Tua Siswa Sumber. Dokumen sekolah.
Berdasarkan grafik pekerjaan orang tua di atas yaitu kebanyakan berasal dari wiraswasta. Hal ini, didukung oleh wawancara dengan Tata Usaha SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yaitu Sanusi, SE (Sanusi, 2020), dominasi siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah tentunya hal tersebut mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh sekolah. Dari rincian tersebut, pengelolaan pembiayaan sekolah menjadi terhambat dan fasilitas sekolah pun menjadi kurang memadai. Selain itu, kebutuhan sekolah di luar rencana yang bersifat insidental menambah beban lembaga dalam pembiayaannya. Pengeluaran biaya pendidikan yang harus ditanggung oleh peserta didik yang dikenal dengan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Pengelolaan dana operasional yang bersumber dari SPP untuk pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat menunjukkan pengeluaran dana tahun 2020 sebesar Rp. 811.615.250 Dana tersebut terbagi beberapa komponen diantaranya: honor guru tetap, honor karyawan, tunjangan guru dan
tenaga kependidikan, dan insentif pengurus perguruan. Pengeluaran tersebut dikelola selama satu tahun untuk 43 orang pendidik dan tenaga kepandidikan yang terbagai atas 28 dewan guru, 9 karyawan dan 6 orang pengurus perguruan.
Berdasarkan data laporan keuangan sekolah, honorarium guru per jam rata-rata dibayarkan sebesar Rp. 15.000. Sedangkan honor yang diterima kepala sekolah sebesar Rp. 1.950.000. Jumlah tersebut belum memenuhi standar Upah Minimum Regional (UMR)/Upah Minimum Kota (Kota) Tangerang Selatan sebesar Rp.
4.230.792 sebagaimana tertera dalam surat Keputusan Gubernur Banten Nomor 56/Kep.272-HUK/2020 (Kompas, 2020).
Berdasarkan kondisi tersebut, pengelola sekolah memiliki strategi manajemen yang cukup efektif untuk mendukung pendapatan sekolah. Oleh karena itu kepala sekolah menerapkan teori George R. Terry (Terry, 2013) yaitu dalam kegiatan pengelolaan pembiayaan yang meliputi beberapa aspek yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pembiayaan pendidikan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat. Sehingga SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dapat dikelola secara efektif dan efisien. Salah satu rencana SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dalam meningkatkan pendapatan sekolah dengan mengembangkan: a) Membuka waralaba bekerjasama dengan "Alfamart", b) Membuat usaha waralaba baru yaitu "Warung Berkah 8" yang terdiri dari 20 gerai. c) Memusatkan koperasi sekolah menjadi koperasi resmi sehingga potensi kemampuan keuangan koperasi meningkat. d) Kerjasama dengan Bank dalam bentuk pembiayaan, saat ini masih bekerjasama dengan BNI Syariah untuk pinjaman pembangunan sebesar 13 Milyar, e) Kerjasama dengan dunia usaha dan industri terutama dalam bentuk penjualan software aplikasi, f) Kerjasama dengan perguruan tinggi untuk open class di SMA Muhammadiyah 8, serta pengiriman siswa ke kampus lain, g) Menyelenggarakan dan membuka perumahan bagi dewan guru dan masyarakat umum yang berminat dengan nama 8 Residence (Umar, 2020).
Kepala Sekolah bertanggung jawab penuh untuk mendirikan beberapa unit usaha, mulai dari peminjaman modal usaha hingga pengelolaannya. Saat ini, keuntungan dari unit usaha ini merupakan sumber pembiayaan dalam penyediaan sarana, prasarana dan tunjangan bagi pegawai dan guru di sekolah. Hasil keuntungan dari unit usaha merupakan sumber pembiayaan dalam pemberian fasilitas, infrastruktur dan tunjangan bagi karyawan dan guru di sekolah. Hasil keuntungan dari unit usaha menjadi sumber pembiayaan dalam penyediaan sarana, prasarana dan tunjangan bagi pegawai dan guru di sekolah. Konsistensi hal-hal yang berkaitan dengan pembiayaan harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara jelas. Tidak hanya sebatas proses pelaksanaan kegiatan saja, tetapi perlu adanya penyajian laporan yang jelas yang akan dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik melakukan penelitian di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat yang berkaitan dengan manajemen pembiayaan yang dikelola oleh sekolah. Secara historis, SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dalam kurun waktu beberapa tahun kebelakang berada pada posisi rendah dalam pengelolaan keuangan dengan jumlah siswa yang sedikit. Namun, hal tersebut dapat dikelola dengan baik hingga menciptakan pendidikan bagi semua elemen masyarakat yang humanis dan mampu bangkit untuk menjadi sekolah unggul saat ini. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul Implementasi Manajemen Pembiayaan Di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat agar peneliti dapat
mendeskripsikan manajemen pembiayaan pada sekolah tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Biaya pendidikan masih tergolong tinggi bagi masyarakat dengan pendapatan menengah kebawah;
2. Pengelolaan dana BOS belum mampu menutupi kebutuhan sekolah secara keseluruhan;
3. Keterlambatan pembayaran SPP dari siswa yang didominasi dari keluarga golongan menengah ke bawah;
4. Pengembangan Sarana prasana terkendala akibat terbatasnya pembiayaan dan lahan.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini dapat terarah dan tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi masalah tersebut yaitu pada aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi atau pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.
D. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini diantaranya:
1. Bagaimana perencanaan pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat?
2. Bagaimana pengorganisasian pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat?
3. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat?
4. Bagaimana pengawasan pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis perencanaan pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengorganisasian pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengawasan atau pertangungjawaban pembiayaan di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Lembaga Pendidikan (Sekolah)
Secara teoritis penelitian ini mengembangkan ilmu administrasi pendidikan khususnya manajemen pembiayaan. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran terhadap pengelolaan pendidikan khususnya di SMA Muhammadiyah 8 Ciputat dalam perbaikan manajemen pembiayaan, agar diperoleh tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
2. Bagi Peneliti
Dengan dilakukannya penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait tentang manajemen pembiayaan pendidikan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk melanjutkan atau mengembangkan kajian manajemen pembiayaan baik pada tempat penelitian serupa atau pada lembaga lainnya.
G. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Sejauh pengamatan yang dilakukan penulis, sudah banyak didapatkan penelitian yang membahas tentang implementsi manajemen pembiayaan. Berikut adalah penelitian implementsi manajemen pembiayaan pendidikan sekolah menengah atas (SMA).
1. Penelitian Disertasi oleh Badruddin (2020) dengan judul:
Pengembangan Model Manajemen Pembiayaan Berbasis Kewirausahaan Sosial Agribisnis di Al-Ittifaq Ciwidey Bandung Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini adalah (1) Model manajemen pembiayaan disusun dengan merumuskan kebijakan berbasis kewirausahaan social dengan menyusun perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pertangggujawaban dan evaluasi, (2) Kekuatan internal didukung kepemimpinan kewirausahaan social dan tata kelola pembiayaan yan transparan, (3) Pengembangan model manajemen pembiayaan yang efektif menggunakan model IPPO (input, proses, output, outcome).
2. Penelitian Tesis oleh Binti Sri Rahayu (2018) dengan judul: Manajemen Pembiayaan Sekolah melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Filantropi Islam di lembaga pendidikan. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif melalui teknik analisis data. Hasil penelitian ini adalah dalam perencanaan pembiayaan sekolah, sekolah menetapkan beberapa program sekolah yang kemudian dituangkan dalam bentuk rancangan rencana pembiayaan sekolah. (2) Pelaksanaan pembiayaan sekolah di Sekolah Dasar Juara dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu tahap penerimaan keuangan dan tahap pengeluaran keuangan. (3) Yang melakukan pengawasan adalah Tim Audit Internal yaitu dari yayasan Juara Indonesia.
3. Jurnal Ari Prayoga (2019), dengan judul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di Madrasah Aliyah Darussalam Sumedang. Tujuan penelitian untuk mengungkap pengelolaan pembiayaan meliputi:
perencanaan, analisis, strategi dan evaluasi pembiayaan pendidikan.
Hasilnya menunjukkan bahwa; Pertama, proses perencanaan pembiayaan dilakukan dengan menyusun format data pengajuan anggaran dari bagian pendidikan Madrasah di Kabupaten Sumedang.
Kedua, Analisis pembiayaan dilakukan oleh kepala sekolah dan wakil kepala madrasah dalam memenuhi kebutuhan lembaga, hal ini dibahas dalam rapat. Ketiga, pengembangan sistem dan pengelolaan biaya yang dapat dipertanggungjawabkan, madrasah melaksanakan prosedur perencanaan pengadaan barang dan jasa madrasah dalam lingkup kebutuhan sarana dan prasarana, operasional pengelolaan dilakukan oleh bendahara dalam mengelola pengeluaran dan pembiayaan pendapatan dari siswa. Keempat, Evaluasi dilakukan oleh madrasah dengan melibatkan anggota madrasah, bendahara madrasah sebagai pelaksana teknis dan juga kepala madrasah sebagai pengambil keputusan kebijakan manajemen biaya Ari Prayoga (2019).
4. Jurnal Feiby Ismail (2020), dengan judul Penerapan Manajemen Pembiayaan dalam Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung, Sulawesi Utara.Tujuan penelitian adalah meringankan beban masyarakat dalam dunia pendidikan. Untuk itu, diperlukan pengelolaan yang baik dalam pengelolaan Dana BOS agar dapat digunakan sesuai dengan tujuannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen pembiayaan dalam pengelolaan dana BOS di MAN 1 Bitung diwujudkan dalam fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Perencanaan meliputi penyusunan rancangan anggaran. Tahap pelaksanaan melalui sosialisasi dan penyaluran dana. Tahap supervisi melibatkan semua pihak madrasah. Pelaksanaan fungsi manajemen, pengelolaan dana BOS di MAN 1 Bitung berdampak positif terhadap proses pendidikan. Namun, perlu adanya koordinasi dengan setiap elemen madrasah untuk memastikan akuntabilitas penggunaan dana BOS.
5. Jurnal Soleh & Noviantoro, (2019) dengan judul Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Universitas Dehasen Bengkulu: Pendekatan Manajemen Pembiayaan.Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan mutu pendidikan di Universitas Dehasen Bengkulu melalui pendekatan pembiayaan. Peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan pembiayaan di Universitas Dehasen Bengkulu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pertanggungjawaban. Pendanaan untuk penyelenggaraan pendidikan mengacu pada rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Sumber pendanaan berasal dari mahasiswa, kementerian, yayasan, UNIVED dan dana penelitian. Rata-rata penggunaan dana meliputi dana operasional untuk proses pembelajaran (72%), investasi infrastruktur (10%), investasi fasilitas (9%), investasi
sumber daya manusia (6%), dana pengabdian masyarakat (1%), dan dana penelitian (2%). Beberapa indikator kinerja keuangan menunjukkan bahwa pencapaian tersebut sebagian besar berada di atas standar dan target yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dipantau dan dilaporkan secara berkelanjutan. Kepercayaan masyarakat, pemerintah dan instansi serta dukungan yayasan untuk menjadi pendukung pengelolaan pembiayaan, sedangkan terbatasnya pencapaian akreditasi B dapat menjadi penghambat dalam pengelolaan keuangan.
dan pendanaan penelitian (2%). Beberapa indikator kinerja keuangan menunjukkan bahwa pencapaian tersebut sebagian besar berada di atas standar dan target yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dipantau dan dilaporkan secara berkelanjutan. Adanya kepercayaan masyarakat, pemerintah dan instansi serta dukungan yayasan untuk menjadi pendukung dalam pengelolaan pembiayaan, Sedangkan pencapaian akreditasi B yang terbatas dapat menjadi kendala dalam pengelolaan keuangan. dan pendanaan penelitian (2%). Beberapa indikator kinerja keuangan menunjukkan bahwa pencapaian tersebut sebagian besar berada di atas standar dan target yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dipantau dan dilaporkan secara berkelanjutan. Ada kepercayaan dari masyarakat, pemerintah dan instansi serta duk.
6. Jurnal Anwar, (2018) dengan judul Implementation of education management standard in the guidance of private islamic high school.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan standar manajemen pendidikan untuk pengembangan sekolah menengah Islam swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan standar pengelolaan pendidikan di bawah bimbingan sekolah menengah atas Islam swasta telah dilaksanakan meskipun terdapat beberapa komponen pengelolaan yang belum dilaksanakan dengan baik sesuai standar
Peneliti Perbedaan Persamaan Orisinilitas Badruddin Fokus penelitian
menentukan Model Pengembangan
pembiayaan yang efektif menggunakan Model IPPO dan melalui tahapan proses PICAE
Antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini membahas tentang implementasi manajemen pembiayaan pendidikan yang bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian pelaksanaan, dan pengawasan pembiayaan
“Implementasi Manajemen Pembiayaan Di SMA
Muhammadiyah 8 Ciputat”
Perbedaannya tempat penelitian, di bidang pegawasannya lebih fokus ke Audit Internal Binti Sri
Rahayu
Fokus penelitian menentukan pihak yang melakukan pengawasan yaitu Tim Audit Internal yaitu dari yayasan Indonesia Juara.
Ari Prayoga (2019)
Fokus penelitian untuk mengungkap pengelolaan pembiayaan yaitu pada strategi.
Feiby Ismail (2020)
Fokus penelitian
menemukan implementasi manajemen pembiayaan dalam pengelolaan dana BOS
Soleh &
Noviantoro, (2019)
Fokus penelitian
menganalisis peningkatan mutu melalui pendekatan pembiayaan meliputi POAC
Anwar (2018)
Fokus penelitian mengkaji penerapan standar manajemen yaitu pada proses pelaksanaan program
Tabel 1 2 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Berdasarkan Tabel 1.4 mengenai perbedaan dan persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian saat ini, terdapat ruang yang dapat diisi, serta pembeda penelitian ini yaitu fokus atau tujuan penelitian. Kemiripan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sama-sama membahas tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan. Dalam penelitian penulis, fokus penelitiannya adalah mengetahui pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan pembiayaan pendidikan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi penelitian sebelumnya.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Manajemen Pembiayaan
1. Pengertian Manajemen Pembiayaan
Secara bahasa, pengertian manajemen dalam bahasa Inggris adalah "to manage" yang memiliki arti aturan, melaksanakan, kelola. Sedangkan didalam (KBBI, 2008) manajemen berarti guna sumber daya manusia sangat efektif dapat mencapai tujuan. Berdasarkan definisi tersebut ada beberapa pandagan para ahli dalam mengartikan pengertian manajemen diantaranya:
Menurut R. Terry, dalam penelitian (Sumarto, 2017), manajemen adalah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, (POAC).
Sedangkan menurut James AF Stoner (Terry, 2015), fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengawasan (POLC). Unsur-unsur manajemen tersebut akan mengarah pada tujuan yang diharapkan oleh lembaga atau organisasi tertentu.
Longnecker & Pringle merumuskan manajemen secara berbeda dari Stoner, Longnecker & Pringle menekankan pada sumber daya manusia, keuangan untuk mencapai tujuan utama suatu pengorganisasin yang dihasilkan layanan yang dilakukan oleh seseorang (Supriyatno, 2008). Selanjutnya juga dijelaskan oleh Ricky W Griffin manajemen adalah rangkaian kegiatan (meliputi perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian yang diarahkan pada sumber daya organisasi (manusia, keuangan, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. (Fahmi, 2011)
Pengertian manajemen berdasarkan pendapat para ahli merupakan rangkaian kegiatan yang dapat diukur mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan agar tujuan lembaga atau program dapat terlaksana dengan baik.
Lebih khusus pada aspek pembiayaan, terdapat uraian lebih lanjut yang akan dibahas mengenai pengelolaan pembiayaan sebagaimana dalam fungsi manajemen.
George R. Terry dalam buku Principles of Management (Terry, 2013), juga menyatakan bahwa “management is the accomplishing of a predetemined obejectives through the efforts of other people”, manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui atau bersama-sama usaha orang lain. Manajemen sangat penting bagi setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen berorientasi pada proses (process oriented) yang berarti bahwa manajemen membutuhkan sumber daya manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar aktivitas menjadi lebih efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan. Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila tidak menggunakan manajemen yang baik.
Dalam penelitian (Kurniady, dkk, 2017), proses pengelolaan pembiayaan sekolah adalah perencanaan pembiayaan, penganggaran, pelaksanaan pelaksanaan, pembiayaan, pengawasan dan pengendalian, serta pertanggungjawaban atau pertanggungjawaban.
Budaya (2017) menjelaskan bahwa proses pengelolaan pembiayaan sekolah
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, supervisi, pelaporan dan pertanggungjawaban.
Perencanaan adalah langkah pertama dalam proses manajemen pembiayaan.
Perencanaan merupakan proses rasional dan sistematis dalam menentukan langkah- langkah kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Definisi tersebut mengandung unsur-unsur bahwa dalam perencanaan terdapat proses, terdapat kegiatan yang rasional dan sistematis serta terdapat tujuan yang ingin dicapai. Perencanaan sebagai proses, artinya suatu peristiwa membutuhkan waktu, tidak dapat terjadi secara tiba-tiba. Perencanaan pembiayaan sekolah disesuaikan dengan keseluruhan rencana pengembangan sekolah, baik pembangunan jangka pendek maupun jangka panjang. (Budaya, 2017)
Lipham, (1985) mendefinisikan pengelolaan keuangan dan pembiayaan lembaga pendidikan sebagai upaya untuk memperoleh dan menentukan sumber pendanaan, penggunaan dana, pelaporan, audit dan pertanggungjawaban keuangan dalam urusan pelayanan pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapatnya (Jones, 1985) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan pendidikan dan pembiayaan lembaga pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 3 komponen utama yaitu perencanaan keuangan yang mengkoordinasikan semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara sistematis tanpa ada yang merugikan, 2) implementasi (implementasi melibatkan akuntansi), yaitu kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat, 3) evaluasi berupa penilaian pencapaian tujuan dari apa yang didanai. (Arwildayanto, 2017)
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah tindakan untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan dengan menggunakan sumber daya manusia melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan berlandaskan nilai-nilai keadilan. Semua itu diperlukan pengaturan yang baik dan terarah dalam sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai dapat diraih secara efisien dan efektif.
George membagi empat fungsi dasar, yaitu Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling (Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC. Dan George mendefinisikan sebagai berikut (Terry, 2013):
a. Planning (Perencanaan)
“Planning is the selecting and relating of facts and the making and using of assumptions regarding the future in the visualization and formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to accieve desired result”. “Perencanaan adalah pemilih fakta dan penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.”
b. Organizing (Pengorganisasian)
“Organizing is the determining, grouping and arranging of the various activities needed necessary for the attainment of the objectives, the
assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical factors of enviroment and the indicating of the relative authority delegated to each respectives activity.” Pengorganisasian adalah penentuan, pengelompokan dan pengaturan berbagai kegiatan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan, penugasan orang-orang untuk kegiatan ini, penyediaan faktor fisik lingkungan yang sesuai dan menunjukkan otoritas relatif yang didelegasikan kepada masing-masing pihak.
c. (Actuating) Pelaksanaan
“Actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts.” Penggerakan adalah membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usahausaha pengorganisasian dari pihak pimpinan. Definisi tersebut terlihat bahwa tercapai atau tidaknya tujuan tergantung kepada bergerak atau tidaknya seluruh anggota kelompok manajemen, mulai dari tingkat atas, menengah sampai kebawah. Segala kegiatan harus terarah kepada sasarannya, mengingat kegiatan yang tidak terarah kepada sasarannya hanyalah merupakan pemborosan terhadap tenaga kerja, uang, waktu dan materi atau dengan kata lain merupakan pemborosan terhadap tools of management. Tercapainya tujuan bukan hanya tergantung kepada perencanaan dan pengorganisasian yang baik, melainkan juga tergantung pada penggerakan dan pengawasan.
Perencanaan dan pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju.
Penggerakan tanpa perencanaan tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah ditentukan tujuan, biaya, standard, metode kerja, prosedur dan program.
(1) Discipline (Disiplin).
d. Controlling (Pengawasan)
Dapat dirumuskan sebagai proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bila mana perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar (ukuran).” Terry mengemukakan proses pengawasan sebagai berikut, yaitu:
(1) Determining the standard or basis for control (menentukan standar atau dasar bagi pengawasan)
(2) Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)
(3) Comparing performance with the standard and ascerting the difference, it any (bandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukan jika ada perbedaan)
(4) Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki
penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Sementara George R. Terry (2013) berpendapat bahwa manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas; perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”
(Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both science and art, and followed in order to accomplish predetermined objectives).
Dari penjelasan tersebut, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen merupakan proses perencanaan, yang antara lain menentukan tujuan, dan perencanaan dilakukan dengan mengkaji kekuatan, kelemahan, menentukan kesempatan dan ancaman serta menentukan strategi kebijakan taktik dan program, semua ini dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.
Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang kepala sekolah pada hakekatnya adalah seorang perencana, organisator, pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer pada suatu organisasi sangat diperlukan sebab organsasi sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi dimana didalamnya berkembang berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan potensi sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam konteks pembiayaan pendidikan, keberadaan biaya dalam suatu organisasi merupakan suatu sektor yang sangat penting keberadaannya, dalam hal menunjang segala kegiatan atau program yang akan dilaksanakan. Apalagi dalam dunia pendidikan, biaya merupakan komponen yang sangat penting dalam proses penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang dijalankan di sekolah. Baik di kategori mikro maupun makro. Sebagus apapun program yang telah direncanakan di sekolah tanpa biaya apapun tidak akan berhasil. Program yang terencana dengan baik dapat terabaikan jika tidak didukung oleh biaya yang memadai karena biaya merupakan alat yang digunakan untuk mendukung proses suatu kegiatan. Segala hal yang berkaitan dengan proses kegiatan yang akan dilaksanakan tidak lepas dari biaya.
Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia (1990) mendefinisikan bahwa biaya adalah nilai barang dan jasa yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan atau pendapatan (Mulyono, 2010). Sedangkan, (Agus Irianto, 2013) mendefinisikan biaya pendidikan sebagai komponen instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan Biaya dalam pengertian ini mempunyai ruang lingkup yang luas, yaitu segala jenis pengeluaran yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik berupa uang maupun barang dan tenaga kerja (yang dapat dinilai dengan uang).
Dalam penelitian Ulpha Lisni Azhari (2016) pembiayaan pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk mencapai mutu sekolah yang baik, biaya pendidikan harus dikelola secara optimal. Oleh karena itu tahapan dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan perlu diperhatikan. Pada dasarnya tujuan pengelolaan pembiayaan pendidikan adalah untuk mencapai mutu sekolah yang diharapkan. Pada setiap tahapan proses pengelolaan pembiayaan yang menjadi perhatian utama adalah