rEnA1'u\N ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK
DI SDN JAGAKARSA 01 PAGI JAKARTA SELATAN
Oleh
ANIS MUKTIAH Nli\i : 0011017688
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi yang berjudul PERANAN ORANG TUA UALAM MEMBINA
AKHLAK ANAK UI SUN JAGAKARSA 01 PAGI JAKARTA SELATAN telah
diujilcan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam.
Dekan/
Q{5kap Anggota,
',
f\
n MA
Akhmad Sodiq;_M. Ag NIP. 150 289 321
Sidang Munaqasyah
Anggota
Jakarta, 12 Febrnari 2005
Pudek I/
Sekretaris Merangkap Anggota
da MA 356
Penguji II
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.
Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga clan sahabatnya, para tabi'in dan seluruh pengikut
Nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi bukanlah pekerjaan yang mudah,
karena untuk menyelesaikannya diperlukan persiapan yang matang baik fisik, materi
maupun mental spiritual. Namun, do'a serta semangat yang tinggi serta bantuan dari
berbagai pihak, hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu
teriring do'a penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-sebarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN SyarifHidayatullah.
2. Ketua clan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
3. lbu Dra. Hj. Sitti Salmiah, MA. Selaku dosen pembimbing dalam penulisan
skripsi ini yang telah bersedia dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan,
petunjuk dan nasehat serta saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
4. Seluruh dosen dan pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
Pimpinan Perpustakaan Utama clan Perp..istakaan Tarbiyah, yang telah
mcmbcrikan ilmu dan fasilitasnya kepada penulis.
motivasi dan bantuannya yang tak terhingga, baik moril maupun materil kepada
penulis, sejak lahir hingga kini penulis menjadi 'sarjana'.
6. SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan, khususnya adik-adik kelas VI yang telah
memberikan lokasi penelitian bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
7. Selurnh sahabat dan rekan-rekan seperjuangan, khususnya Musyarofah 'opah',
Nur Hayati 'Nuti', Nena Kothrnn Nada 'NKN', dan Khoirnl Anwar 'lrul'.
8. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2000, khususnya Hilalia 'Lea',
serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan salu persatu yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Tidak ada yang dapat penulis perbuat selain mengucapkan Jazakumullah
Khairan Katsira, semoga semua bantuan dan kemudahan yang diberikan dapat
menjadi amal baik di sisi Allah SWT. Amin.
Jakarta, 12 Februari 2005 M Muharram, 1426 H
LEMBAR PERSETUJUAN ..
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR. ... . iii
DAFTARISL ... . v
DAJITAR TABEL ... . viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... . 6
C. Tujuan Penelitian ... . 7
D. Sistematika Penulisan ... . 7
BAB TI LANDASAN TEORT A. Peranan Orang Tua 8 I. Pengertian Peranan Orang Tua ... . 8
2. Tanggung Jawab orang tua Terhadap anak ... . 11
B. Pembinaan Akhlak ... . 16
I . Pengetiian Akhlak ... . 16
2. Macam-macam Akhlak ... . 18
3. Pen1binaan Akhlalc ... ... セ@ ... . 22
4. Metode Pembinaan Akhlak ... 24
B. Populasi dan Sampel ... ..
1. Populasi ... .
2. Sampel ... ..
C. Teknik Pengumpulan Data ... .
1. Angket. ... .
2. Wawancara ... ..
3. Observasi ... .
D. Teknik Analisa Data ... ..
BAB IV HASIL PENELITJAN
A. Gambaran U mum Lokasi Penelitian ... . 31
31
31
32
32
33
33
33
35
1. Sejarah berdiri SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta selatan ... 35
2. Letak Geografis ... ... .. .. .. ... ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... 36
3. Sarana Pendidikan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. . ... . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. 3 7
4. Keadaan Siswa dan Guru... 38
5. Upaya SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan... 40
6. Struktur Organisasi SDN Jagakarsa OJ Pagi Jakarta
Selatan ... 40
B. Peranan Orang Tua dalam Membina Akhlak Anak di SDN
Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan... 41
C. Deskripsi Data dan lnterpretasi Data .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. 43
B. Saran ... ..
DAFTAR PUSTAKA ... .
LAMPIRAN
66
1. Penafsiran Tabel
2. Keadaan Siswa .. .
3. Keadaan Guru .. .
32
38
39
4. Pendidikan agama sangat penting untuk kehidupan sehari-hari ... 43
5. Pendidikan agama ditanamkan di lingkungan keluarga sejak kecil ... 44
6. Orang tua mendukung kegiatan keagamaan di sekolah ... ... .... ... ... 45
7. Orang tua mendukung kegiatan keagamaan di lingkungan rnmah... 46
8. Orang tua memeriksa pelajaran (PAI)... 47
9. Jika kurang paham, orang tua mengajarkan kembali pelajaran (PAI)... 47
10. Orang tua membelikan buku yang berkaitan dengan agama ... . 48
11. Orang tua selalu memberikan nasehat... .... .. .... .. .. .. ... .... .... .. .... .. .. .... .. .. .... .. 49
12. Orang tua menasehati anak dengan kisah para nabi ... ,.... 50
13. Orang tua sebagai suri tauladan bagi anak .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . 51
14. Bila orang tua melakukan kesalahan, kemudian meminta maaf... 52
15. Orang tua mengajarkan anak untuk meminta maafjika bersalah... 53
16. Orang tua mengingatkan untuk membaca basmalah dan hamdalah ... 53
17. Orang tua mengajarkan anak untuk Qana'ah ... 54
18. Orang tua mengajarkan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT ... ... 55
22. Setelah shalat, orang tua mengajak untuk berdo'a bersama ... 59
23. Orang tua menegur bi la lupa mengucapkan salam . . . 60
24. Ketika hendak dan setelah pergi, orang tua mengajarkan untuk mencium tangan kedua orang tua... 60
25. Orang tua mengajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda ... ... 61
26. Orang tua membiasakan anak untuk mencuci piring sendiri ... .. . ... ... .. . 62
27. Orang tua mengajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya... 63
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini pemerintah telah mulai memperhatikan mutu pendidikan,
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar ;;erta ma.salah-masalah yang
menyangkut pendidikan. Sarana pendidikan utama yang ada di negara kita adalah
sekolah, tugas sekolah yang utama adalah mendidik tunas-tunas muda agar beq,>una
bagi bangsa dan negara serta berpartisipasi aktif di dalam pembangunan masyarakat,
tugas ini tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya camptcr tangan dare kerjasama dengan
pihak lain. 1
Partisipasi masyarakat dan pihak keluarga/ orang tua dalam pelaksanaan
pendidikan agama bagi anak-anak dirasakan semakin penting karena alasan atau
kenyataan-kenyataan yang ada seperti:
1. Pendidikan agama yang diperoleh dari sekolah dengan alokasi waktu dua jam
seminggu, dinilai belum sepenuhnya mengantarkan peserta didik kepada
pembentukan perilaku, pene,ruasaan dan pengamalan ajaran agama sebagaimana
yang diharapkan pihak orang tua.2
·
-1
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta; CV. Ruhama,
1995), Ccl.kc-2. h. -I
2. Peranan keluarga/ orang tua sangat menentukan. Role Model atau keteladanan
pihak orang tua adalah faktor yang sangat dominan dalam pembentukan perilaku
dan walak anak di lingkungan keluarga.
3. Pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan sekitar sebagai Side lifject dari arus globalisasi dan kemajuan teknologi terus melanda generasi muda. Dalam
menangkal pengaruhnya mutlak diperlukan kerjasama dan partisipasi dari semua
pihak, sekolah, guru agama, dan pihak orang tua.3
Meskipun keluarga merupakan institusi masyarakat yang paling kecil, tetapi ia
mempunya1 pengaruh yang sangat besar terhadap eksistens;i dan perkembangan
masyarakat selanjutnya. Masa depan suatu bangsa clan negara, ditentukan oleh
keluarga yang terdapat di dalamnya. Dari keluarga yang baik dan bertanggung jawab
diharapkan lahir anggota-anggota masyarakat yang baik clan bertanggung jawab pula,
baik pada keluarga maupun pada masyarakat luas."
Islam menempatkan akhlak dalam posisi penting yang hams dipegang teguh
para pemeluknya. Bahkan, tiap aspek dari ajaran 1slam selak berorientasi pada
pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia. 5
Dalam kehidupan masyarakat, perilalm buruk anak terhadap orang tua tak
jarang dijumpai. Bisa dibayangkan, betapa prihatin manakala membaca, mendengar,
3 !hid.
·1 D. Rohanady (ed), Akh/ak Sosia/ Muslim, Satu Hali dar: Perbua!an, (hkarta: Pus!aka Zaman,
2000), Cet.ke-1, h. 95
5
menyaksikan fenomena anak yang begitu tega mencaci maki, menghina, dan
merendahkan orang tuanya sendiri. Bahkan, ada anak yang tega menganiaya orang
tuanya sampai meninggal. Sangat mengenaskan manakala pe:rasaan kasih sayang
seorang anak berbuah menjadi perasaan benci yang tak berkesudahan. Sangat
memilukan manakala keikhlasan doa orang tua terhadap anak berbuah menjadi
sumpah serapah sepanjang zaman.
Dari <lulu sampai sekarang, hubungan anak dengan orang tua selalu menjadi
buah bibir yang tak kunjung reda dibicarakan. Tidak tanggung-tanggung, dalam Islam
masalah anak dan orang tua diangkat dalam bingkai da11 porsi tema yang culrnp besar.
Sampai-sampai sikap durhaka anak terhadap orang tua dikcrtegorikan sebagai
perbuatan dosa besar, 6 Allah SWT berfirman:
,... ,.. ,... ,,. ,... ,,,
0:5
,jセ@ セ@
jj
3
w:,+;
Ii:}
セヲ@ セセ@
Nᄋ
Q
セ@
u;
c ..
;,u.s--
,3f
Aitinya: "Dan 1i1hanm11 telah memerintahkan supaya kamu jrmgan menyembahselain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maim sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah '7 d£:!n janganlah kamu memhentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia ". (al-Isri\/ 17: 23)8
'' Didin Halidudin, "Jangan Biarkan Anak Durhaka", 8'1/Ji/i,!8 Dcscmbcr 2003/ 24 Syawal 1424, edisi. Ke-II Th XI, It 67
7
Mcngucapkan kata 'ah' kepada orang tua tidak dibolehkan olel1 agama. apalagi mcngucapkan
kata-kata kasar atau 1nc1npcrlakukan 1ncrcka dcngan lcbih kasar 0Jlripada itu.
8
l)cpartc1ncn Aga111a RI, Al-Qur'an tfan 'f'e1je111ahnya dengan 1'ranslilerasi, (Sc1narang: PT.
Sebaliknya orang tua yang mengabaikan pembinaan anak-anaknya sehingga
mereka menjadi durhaka, juga masuk dalam kategori dosa besar.
K. H. Dr. Didin Hafidhuddin berpendapat, ada sejumlah faktor yang
mendorong munculnya prilaku negatif para remaj a/ anak terhadap orang tua mereka.
Salah satunya adalah institusi keluarga sebagai suatu lembaga pendidikan pertama
bagi anak kurang mendapalkan porsi sebagaimana mestinya. Ji>endapat serupa juga
dilontarkan ibu Hj. Herlini Arnran, MA, seorang pemerhati keluarga. "Anak akan
bermasalah jika ia sejak kecil dididik jauh dari nilai-nilai lsla.m. Tanpa bim.bingan
agama yang kuat, anak berjalan tanpa kendali. Bila menanjak remaja mengalami
degradasi moral. Dalam kondisi tertentu bisa saja ia akan menjadi lebih emosional."9
Rehani, M. Ag, dosen pada fakultas tarbiyah IAIN Imam Bonjol, Padang
mengisyaratkan akan pentingnya peran kepala rumah tangga mengkondisikan
keluarga sebagai benteng moral, dengan indikasi sebagai berikut:
1. Adanya pendidikan iman sejak dini. Tak pelak lagi, peran keluarga dalam
pendidikan iman sangat penting sekali, bila anak sejak usia dini dibekali iman,
kelak dewasa akan memiliki benteng moral ysng kuat. Ia tidak akan jatuh
terjerumus dalam tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral
dan agama. '0
9
Sabili, op.cit., h. 68
2. Adanya pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak anak hams diorientasikan pada
perwujudan generasi yang berkualitas, bermoral, dan bertakwa kepada Allah
SWT.
3. Mencurahkan kasih sayang dan menjalankan komunikasi yang baik dalam
keluarga. Terkadang orang tua lupa, aspek rohani pada diri: anak sangat penting
dalam rangka rnembentuk kepribadian yang solid. Sering kali orang tua karena
kesibukannya, mereka hanya memberikan curahan anak pada sebatas aspek
pertumbuhan jasmani dan pemenuhan kebutuhan yang bersifat materi semata.
4. Keteladanan dari orang tua, kebiasaan anak sejak kecil adalah meniru dari apa
yang dilihal dan dirasakan, suri tauladan yang baik dari orang tua memberikan
pengaruh positif yang cukup besar dalam rangka membentuk kepribadian anak
yang solih. 11
Demikianlah, tidak dapat disangkal lagi betapa pentingnya pembinaan akhlak
dalam lingkungan keluarga bagi perkembangan anak-anak merrjadi manusia yang
bertaqwa dan beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian, dan berguna bagi masyarakat. Dengan latar belakang pemikiran
inilah penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai PERANAN ORANG
TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI SDN JAGAKARSA 01 PAGI
JAKARTA SELA TAN
11
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahpahaman atau perbe:daan persepsi dalam
penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa ha! yang berkenaan dengan
judul diatas, yaitu:
a. Peranan yang dimaksud di sini adalah suatu usaha atau tindakan yang
dilaksanakan pada kegiatan keseluruhan dimana terdapat bentuk khusus
dari tanggung jawab yang merupakan karakteristik normal dari suatu
kegiatan.
b. Orang tua yang dimaksud di sini adabh ayah dan ibu yang telah
melahirkan sekaligus sebagai pendidik utama dan yang pertama sebelum
anak mengenyam dunia pendidikan formal.
c. Anak yang di maksud dalam penelitian 1m adalah si&wa-siswi kelas VI
SDN .Tagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah, maka penulis merumnskan permasalahan
sebagai berikut: "Bagaimana peranan orang tua dalam pembinaan akhlak
C. Tuj uan Penelitian
Dalam mengangkat tema "Peranan Orang tua Dalam Membina Akhlak Anak
di SDN Jagakarsa OJ Pagi Jaka1ta Selatan" sebagai objek penelitian dalam penulisan
skripsi ini, penulis mempunyai tujuan antara lain:
• Untuk mengetahui peranan orang tua dalam membina akhlak anak di SDN
Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan
D. Sistcmatika Pcnulisan BABI
BABU
BAB ill
BAB IV
BABV
Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Landasan Teori, Terdiri dari: Peranan Orang Tua, Pengertian Peranan
Orang Tua, Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, Pembinaan
Akhlak, Pengertian Akhlak, Macam-macam Akhlak, Pembinaan
Akhlak, Metode Pembinaan Akhlak.
Metodologi Penelitian. Terdiri dari: Tempat dan 'Naktu Penelitian,
Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpu:an Data, Te:'.nik Analisa Data.
Hasil Penelitian, yang memuat tentang: Ga.mbarnn Umum Lokasi
Penelitian, Sejarah berdirinya SDN Jag:?.karsa 01 Pagi Jakarta Selatan,
Letak Geografis, Sarana Pendidikan, Keadaan SiswD. dan Gum, Upaya
SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selaum, Peranan Orang Tua dalam
Membina akhlak anak di SDN JagakD.rsa 01 Pag: Jakmta Selatan ,
Deskripsi dan lnterpretasi Data.
A. l't'rnnnn Ornng Tun
l. Pengertian Peranan Orang Tua
Peranan adalah dari kata dasar 'peran' yimg ditambahkan akhiran 'an',
peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimirki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan 3,rfalah bagirn1 dari tugas utama
yang harus dilaksanakan, 1 dan orang tua memiliki arti ayah ibu kandung,2
sehingga yang dimaksud dengan peranan orang tua adalah tugac; utama yang harus
dilaksanakan ayah dan ibu kandung.
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal
tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,
melainkan karena secara kodrati suasana dan struk:tumya memberikan
kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu
terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengarnh mempengaruhi secara
timbal balik antara orang tua dan anak. 3
1
Dcpm1cmcn P dan K, Kamus Hesar Hahasa Indonesia, (Jakarla: Balai Puslaka, 1996), edisi.
Kc-2. IL 751
'/hid. h. 706
'Zakiah Darajal, llmu l'ellllidikan !s/11111, (Jakarla: Bumi Aksara, 1996), Cct.kc-3, h. 37
Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangar: pendidihm yang
pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Ayah dan ibu adalah pendidik
kodrati, mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kcdrat ibu da..11 bapak
diberi anugerah oleh Allah SWT berupa naluri orang tua, karena naluri ini
timbullah rasa kasih sayang para orang tua kepada anak-anak mereka sehingga
secara moral keduanya merasa bertanggung jawab untuk memelihara, merawat,
mengawasi, me! indungi, serta mendidik keturunan mereka. 4
Lingkungan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang paling awal
dikenali anak harus sedernikian rupa sehingga rnenjadi sebuah lingkungan terkecil
yang meudidik, di samping usaha-usaha lahiriyah sepert:i memberi nasihat yang
[image:18.595.61.462.219.525.2]baik, mernberi teladan yang baik atau bila perlu mencarikan atau mem.mjukkan
figur-figur yang patut diteladani serta menciptakan lingkung2.n yang mendidik,
orang tua juga perlu menempuh usaha-usaha batiniyah seperti doa. 5
Orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan akhlak
anak-anaknya, karena keluarga sebagai institusi yang pertarna kali berinteraksi dengan
anak. lnteraksi tersebut memberi pengaruh yang luar biasa ;terhadap tingkah laku
anak, oleh karena itu orang tua harus menanamkan kepada anaknya akhlak yang
diajarkan Islam seperti kejujuran, kebenaran, keikhlasan, kesabaran, pemurah,
berani. Dalam keluarga pula harus diajarkan nilai-nilai dan faedah untuk
'' Sri Harini dan Aba Firdaus al-Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini, (Yogyalrnrta: Krcasi Wacana, 2003). Cct.kc-1, h. 30
berpegang teguh pada akhlak di dalam hidup dengan membiasakan mereka sejak
kecil.
Diantara kewajiban orang tua dalam mendidik akhlak m'ak adalah:
I. Menumbuh kembangkan dorongan dari. dalam, yang bersumber pada iman dan takwa untuk ini perlu pendidikan agama.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak al-·Qur' an lewat ilmu pengetahuan, pengamalan, dan latihan, agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
3. Memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh kepada akhlak mulia. 6
4. Mcnycdiakan dan mcnyiapkan suasana keagamaan yang sesuai di rumah
di mana mereka berada dengan memberikan peluang untuk
mempraktekkan akhlak yang diterima dari orang tuanya
5. Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka bebas memilih dalam tindak-tanduknya.
6. Menunjukkan bahwa orang tua selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana.
7. Menjaga mereka dari teman-teman yang menyelewe:ng dan tempat-tempat kerusakan. 7
8. Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik, sehingga perbuatan baik itu menjadi keharusan moral. 8
Jika kewajiban itu telah dilaksanakan old1 orang tua kepada anaknya,
diharapkan anak dapat bcrsosialisasi di lingkungan masyarak1r' dcngan berpegang
teguh pada nilai-nilai moral agama. Selain itu dibirapkan anak dapat menimbang
dan menyaring nilai-nilai yang datang dari Iuar lingkunga.n keluarga. 9
6
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruharna, 1994 ), h. 12
7
l-Iasan Langgulung, J\1anusia dan Pendidikan, Sualli .Analisa F'sikologi dan .Pendidikan,
(Jakarta: Pustaka Al-1-lusna, 1986), Cct.ke-1, h. 374-375
8
Zakiah Darajat, toe.cit.
9
2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak
Dalam bentuk yang paling umum dan sederhana, keluarga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Dua komponen pertama yakni ayah dan ibu dapat dikatakan
sebagai komponen yang paling menentukan kehidupan anak, khususnya pada usia
dini. Ayah atau pun ibu keduanya adalah pengasuh dan pendidik utama dan
pertama bagi anak dalam lingkungan keluarga, baik karena alasan biologis
maupun psikologis. 10
Bagi keluarga, anak merupakan anugerah dari Allah SWT yang
mempunyai dua potensi, yaitu: bisa menjadi baik dan bisa pula menjadi buruk.
Baik buruknya anak sangal erat kaitannya dengan pendidikan yang diberikan oleh
kedua orang tuanya. Dalam hadits dijelaskan bahwa:
' JI.I .... ,,. d) ,,. セ@ ,.. /. ,,.,,. セ@ ,., ...
:/}°_;,.
JS'
:Jli
セj@
セ@
.i'.UI
Hセ@
;:Jll 0\
セセ@
.
.ill\
セ_[ZLセ@
o'.ft).
ts.\
セ@
"'
,,...
.... ,,..... .... ..,, .... "' .... ..,, _,,,. 0 0 .... ,,.
<
セ@
セI@
N[セ@
:,r
N[QセNBGZ[@
:,r
.;1;
セ@
セQ[NエN[@
ioJ.,;j1
JP
JJ):.
,,. .... .... ,. ....
Artinya: "Pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan suci kedua orang tuanyalah yang akan membuat anak itu Yahudi, Nasrani atau lv!ajusi"
(H. R Bukhari Muslim)ll
Mencermati hadits di atas berarti kedua orang tua memiliki peran yang
cukup strategis bagi masa depan anak. Hal ini disebabkan ka:·ena perkembangan
fitrah manusia banyak bergantung pada usaha pendidikan cfa.n bimbingan orang tua. Dengan demikian orang tua diharapkan menyadari akan kewajiban dan
tanggung jawabnya yang besar dan mulia terhadap anak-anaknya. 12
1
" Sri Harini dm1 Aba Firdaus al-Halwani, op.cit., h. 14 11
Muhammad Hamid Al-Faqqi, 7'e1:Je111ah Hu/ughul Mamm, (Bandung: Al-Maarif, l 992), h. 25
12
Beberapa tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang tua terhadap
anaknya, menurut berbagai sumber:
Hasan Ayyub dalam bukunya Etika Islam berpendapat, bahwa kewajiban
orang tua terhadap anaknya adalah:
a. Mengazani anak yang baru lahir
Disunatkan dikumandangkan dengan suarn. yang sangqt pelan dan lemah
ke telinga kanan bayi.
b. Memberi nama yang bagus
Disunatkan, orang tua memberi nama yang baik pada anaknya ketika
lahir atau pada hari ketujuh.
c. Akikah
Disunatkan bayi yang baru lahir itu disembelihkan untuknya akikah
(aqiqah), baik laki-laki maupun perempuan. Adapun yang paling
sempurna, laki-laki disembelihkan dua biri-biri dan bayi perempuan satu
ekor biri-biri.
d. Mencukur rambut bayi
Disunatkan rambut bayi dicukur habis (botak), potongan rambut itu
ditimbang dan beratnya dihargai dengan harga emas kemudian
disedekahkan. 13
13
e. Memilih yang menyusui
Secara syariat Islam, ibu harus menyusu1 anak-anaknya, jika yang
menyusui adalah selain ibunya, maka harus dipilih orang yang mulia
akhlaknya.
f Memberi Nafkah
Memberi nafkah kepada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan
wajib atas orang tuanya, untuk laki-laki sampai dewasa dan mampu
membiayai diri sendiri, sedangkan untuk perempuan, sampai ia
mendapatkan suami yang akan mengurusnya dan membiayainya.
g. Mendidik dengan baik
Mendidik anak-anak itu wajib bagi ayah d?.n ibunya, tentu yang dimaksud
dengan mendidik adalah dengan pendidikan yang baik, sedang pendidikan
yang baik adalah pendidikan Islam.
h. Memberi kasih sayang
Rasulullah SAW selalu bergaul dengan anak-anak dengan penuh kasih
sayang dan kelembutan. Beliau tidak suka kepada mereka yang berlaku
keras dan kasar terhadap anak-anak dan be!iau selalu niemberikan contoh
kepada para orang tua tentang sikap baik da!am mendidik anak. 14
1. Bersikap adil
Rasulullah mengajarkan bahwa setiap onmg tua harus berbuat adil dalam
masalah pemberian kepada anak-anaknya, karena memberikan kelebihan
14 Ibid.,
terhadap seorang anak akan menimbulkan kecernbuman, juga akan ada
dampak lain yang mengikutinya seperti pemutusan tali persaudaraan dan
berbuat durhaka terhadap orang tua, maka ha! ini termasuk dosa besar. 15
Nipah Abdul Halim mengatakan, tanggeng jawab orang tua adalah:
a. Merawat dengan penuh kasih sayang
Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan yang .lemah secara fisik
maupun psikis. Tanpa adanya perawatan atau pemeliharaan orang tua, seorang
bayi tidak akan tumbuh scbagaimana mestinya menjadi manusia yang
normal."'
b. Memberi nafkah yang halal dan baik
Termasuk kcrangka tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah
memberikan nafkah yang halal dan baik atau ha/a/an ihayyibah. Nafkah
diperoleh dengan cara-cara yang halal dan baik menurut kacamarn agama,
sumbernya juga halal dan baik serta materi nafkahnya itu sendiri pun berupa
materi yang halal dan baik pula. Bukan hanya berupa nafkah yang halal tetapi
tidak baik ( seperti menimbulkan penyakit, sudah basi, tidak bergizi, tidak bisa
dimanfaatkan).17
"Ibid, h. 315
16
Sri Harini dan Aba Firdaus aJ-Halwani, op.cit., h. 19-30
17
Sehubungan dengan nafkah yang ha/a/an lhayyibah, Allah SWT
berfirman:
(AA :o/o.illl.1)
Artinya: "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (Al-Maidahl 5: 88)18
Allah memerintahkan agar memakan makanan yang halal dan baik,
sementara anak yang belum mampu mencari nafkah sendiri adalah
anak-anak yang diharapkan kelak menjadi manusia dewasa yang shaleh dan
berpribadi muslim sejati, maka kewajiban orang tua adalah memenuhi
kebutuhan mereka dengan memberikan nafkah yang halal dan baik.19
c. Mendidik Dengan Baik dan Benar
Di samping orang tua bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan
perawatan dengan kasih sayang serta memberi nafkah yang baik dan halal
terhadap anaknya, orang tua juga harus mendidik dengan baik dan benar.
Anak-anak sejak masih bayi hingga usia セ・ォッA。ィ@ memi!iki !ingkungan yang tunggal yaitu keluarga, tidak mengherankan jika Gilbert Highest menyatakan
bahwa: "Kebiasaan yang dimiliki anak-anak :iebagian besar terbentuk oleh
" Dcpartemen Agarna RI, Al-Qur 'an dan Te1je111ahnya dengan Transliierasi, (Semarang: PT. Karya Toba Pu!ra. 2004), IL 227
pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga saa.t akan tidur kembali,
anak-anak menerima pengarnh dan pendidikan dari lingkungan keluarga. "20
Hal senada dikatakan oleh Fuaduddin, bahwa: "Keluarga mernpakan lembaga yang sangat penting dalam proses pendidikan dan pengasuhan anak terntama pada periode awal kehidupannya. Dalam datisan teoritis dapat dikatakan bahwa dalam keluarga yang baik, anak akan memiliki dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan yang cukup kuat untuk menjadi manusia dewasa yang baik".21
Sedangkan Prof. Dr. Ramayulis menambahkan tentang tang!:,'llng
jawab atau kewajiban orang tua terhadap anakrqa adalah:
a. Memperbaiki adab dan pengajaran anak-anaknya, menolong mereka membina aqidah yang betul serta agama yang kol·.oh. Menerangkan kepada mereka prinsip-prinsip hukum agama, menyiapkan suasana praktis untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan akhlak dalam kehidupan.
b. Mengembangkan bakat dan minat, orang tua hams m.::mbolehkan anak-anaknya menge1jakan kegiatan yang diingini anak ys,ng berfaedah bagi pertumbuhan di dalam dan di luar lingkung:m rnmah.
c. Beke1ja sama dengan lembaga dalam masyarnhct yang bernsaha menyadarkan dan memelihara kesehatan, akhlak dan soc:ial anak.
d. Orang tua memberikan contoh riang baik, dalam pe1'kacaan dan perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari. 2
B. Pembinaan Akhlak
I. Pengertian Akhlak
Menu mt pendekatan etimologi, perkataan 'akhlak' berasal dari Bahasa
Arab jama' dari bentuk mufradnya 'khuluqun' HセI@ yar:g menumt bahasa
'0 Ibid, h. 26
21
Ibid, h. 28
22
Ramayulis, Pendidikan f.1·/am dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet.ke-4,
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.23 Tingkah laku yang
lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.
Menumt terminologi, beberapa pakar mengemukakan definhi akhlak sebagai
berikut
a. Ibn Miskawaih
"Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih <lulu)."
b. Imam Ghazali
' , ,
\エゥIセj@
セ@
I.SJ\ ;G,.
G- _;;. ;)"' ;...:.::,
v ,,. v ,,.. ,.. セG@ ,,.. ... v "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih <lulu)." 24
c. Prof Dr. Ahmad Amin
o,J. A ) p ,,,
P[Qセ@
セi@
;;;\S, ;]'4
;JWI
セ@ セセ@
;:.J:'.f>
, , ,
,,. l) ,, ' " .... :::
fa4
;;c;..::..:i1
セ@
4};w
y
, , ,
"Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. A:iiinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak." 25
23
Zahrnddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grdfindo Persada, 2004), Cet.ke-1, h. 1
2
·1 ]bid, h. 4
2. Macam-macam Akhlak
Ada dua penggolongan akhlak secara garis besar yaitu: akhlak mahmudah
(jadhilah) dan akhlak madzmumah (qobihah). Yang dimaksud dengan akhlak
mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji).26
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya "menghilangkan semua
adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan agama Islam serta menjauhkan
diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang
baik, melakukannya dan mencintainya". 27
Adapun akhlak atau sifat-sifat mahmudah sebagaimana yang dikemukakan
oleh para ahli akhlak, antara lain:
a. Al-Sidqu (benar, jujur)
Shidqu artinya adalah benar atau jujur, lawan dari kata dusta atau bohong.
Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar !ahir dan
batin, antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi
antara perkataan dan perbuatan. Rasulullah SAW memerintahkan setiap
muslim untuk bersikap jujur, karena sikap jujur akan membawa kepada
kebaikan.
b. Al-Amanah (setia, jujur, dapat dipercaya)
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah
lahir dari kekuatan iman, semakin menipis keimanan seseorang maka
26
A. Mustofa, Akh/ak t。ウ。キセヲL@ (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet.kc-2, h. 197
27
semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya, ama.nah dalam arti yang
sempit memiliki arti memelihara titipan, dan mengembalikan kepada
pemiliknya dalam bentuk semula.
c. Jstiqamah (tetap pendirian)
Jstiqamah secara etimologi berasal dari kata istaqdna- yastaqinu, yang
berarti tegak lurus, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan
sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekwen, sedangkan secara
terminologi istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan
keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam
tantangan dan godaan. 28
d. {ffah (menjaga diri)
l.ffah artinya adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, atau
memelihara kehormatan diri dari segala hal yang zkan merendahkan,
merusak dan menjatuhkannya. Nilai dan wibawa. seseorang tidaklah
ditentukan oleh kekayaan dan jabatan, dan tidak pula ditentukan oleh
wajah atau bentuk rupa, tetapi ha! tersebut ditentukar1 oleh kehormatan
dirinya. Oleh sebab itu untuk menjaga kehormatan diri, setiap orang
haruslah menjauhkan diri dari segala perbuatan da11 perkataan yang
dilarang oleh Allah SWT.
28
e. Tawadhu (rendah hati)
Tawadhu merupakan lawan dari sombong atau takabur, orang yang rendah
hati tidaklah memandang dirinya lebih daj orang laii:, sementara orang
yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidaklah
sama dengan rendah diri, karena rendah diri adalah hi.langnya kepercayaan
diri. Orang yang tawadhu menyadari bahwa apa saja yang ia miliki baik
bcntuk rupa yang cantik/ tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan,
maupun pangkat dan kedudukan, semuanya itu adalah karunia dari Allah
SWT.29
Sebaliknya segala macam sikap dan tingkah laku yang tercela disebut
dengan akhlak madzmumah, menurut Imam Al-Ghazali., akhlak tercela dikenal
dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat
membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja
bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.30
Sedangkan yang termasuk akhlak madzmumah, antara lain:
a. Al-Buhtan ( dusta)
Dusta adalah mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan keadaannya, baik
dalam ucapan maupun perbuatan, dalam berjual beli, serta dalam sumpah
dan perjanjian, dusta termasuk ke dalam ha! yang membahayakan karena
dapat menyebabkan pelakunya te1jerumus ke dalam neraka dan akan
29 Ibid, h. 103-123
30
memberikan pengaruh buruk pada pelakunya seperti: adanya keraguan
atau hilangnya kepercayaan, memutarbalikkan kebenaran, salah satu tanda
orang munafik31
b. Al-Gihah (mengumpat)
Gi hah merupakan penyakit sosial yang tidak pantas dilakukan seorang
muslim, gibah diharamkan berdasarkan 'ijma, dan gibah termasuk Ice
dalam dosa besar. Islam melarang gibah karena bisa mengakibatkan
putusnya ukhuwah, rusaknya kasih sayang, timbulnya permusuhan, dan
tersebamya aib. Agar manusia berhati-hati terhadap gibah, maka Allah
SWT menyamakan orang yang melakukan gibah dengan orang yang
memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati.
c. An-Namimah (adu domba)
Termasuk penyimpangan lidah yang sangat besa.r bahayanya adalah
namimah, yaitu menyampaikan berita di antara dua orang dengan maksud
merusak hubungan keduanya serta untuk menimbulk!m permusuhan dan
kebencian, namimah kadangkala disebabkan hasad dan kebencian,
biasanya keinginan untuk meraih ambisi. lni termasuk cara syaitan yang
paling keji untuk memisahkan dua kelompok, merusak keutuhan ukhuwah
dan mahabbah, amat banyak keburukan yang ditimbulkan akibat dari
namimah. 32
31
Abdullah biu Jaarullah,Awas/ Bahaya Lidah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cetke-9, h. 37
32
d. Ar-Riya' (ingin dipuji)
Riya adalah berasal dari kata ru 'yah artinya penglihatari, berdasarkan ha!
itu riya adalah pekerjaan atau usaha yang dilakukan seseorang demi
dilihat orang lain. Dengan demikian, segenap usaha dan perbuatan yang
dilakukannya demi mendapatkan pujian dari individu maupun masyarakat,
kelemahan imanlah yang telah menyebabkan seseorang itu merasa senang
atau gembira. Bila keimanannya kokoh, sekalipun perbuatannya diketahui
orang banyak, maka ia tidak akan merasa senang. 33
3. Pembinaan Akhlak
Berbicara mengenai pembinaan akhlak sama dengan berbicara tentang
lujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang
mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pel'"lbentukan akhlak. Muhammad
Athiyah al-Abrasyi misalnya mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan
akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam. Demikian pula Ahmad D.
Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan Isl.am adalah identik
dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu
hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama
Islam.34
33
Majid Rasyid Pur, Membenahi Aldilak Mewarisi Kasih Sayang, (Bogor: Cahaya, 2003), Cet.ke-1, h. 150
34
Pada kenyataan di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui
berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus
dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan
pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentulmya pribadi-pribadi
muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hormat kepada
ibu bapak, sayang kepada makhluk Tuhan. Sebaliknya keadaan juga menunjukkan
bahwa anak-anak yang tidak dibina akhlaknya, atau dibiarkan tanpa bimbingan,
arahan dan pendidikan, ternyata menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu
masyarakat, melakukan perbuatan tercela. Ini menunjukkan bahwa akhlak
memang perlu dibina.
Keadaan pembinaan ini semakin terasa diperlukan temtama pada saat di
mana semakin banyak tantangan dan godaan sebagai dampak dari kemajuan di
bidang iptek, film, buku-buku, tempat hiburan yang menyuguhkan adegan
maksiat, produk obat terlarang, minuman keras dan pola hidup materialistik dan
hedonistik semakin menggejala. Semua ini jelas membutuhkan pembinaan
akhlak.
Dengan demikian pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai usaha
sunguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana
pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan
dengan sungguh-sungguh dan konsisten. 35
4. Metode Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam.
Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhimunad SA
'N,
yangberbunyi: 36
,,. ... ti ,,.
( d\L.
olj_;)JyG:.
lJ\
f _;
\.S2:.
, ,
/\rtinya: "J>ari Anas r. a, Ras11!11/lah SAW berkata: Alm ha11ya di11/11s 1111/uk menyempurnakan akhlak" (H. R. Malik/7
Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan
rukun Islam, berikut ini adalah hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap
rukun Islam yang lima, telah menunjukkan dengan jelas bahwa dalam rukun
Islam yang lima terkandung konsep pembinaan akhlak:
Rukun Islam yang pertama adalah mengucap dua kalimat syahadat, yaitu
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan bersaksi bahwa Nabi
Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Kali mat syahadat tersebut
mengandung pernyataan bahwa selama hidup mmmsia hanya tunduk dan patuh
pada ajaran dan tuntutan Allah SWT, orang yang patuh dan tunduk pada aturan
Allah SWT dan Rasul-Nya dapat dipastikan akan menjadi orao:g yang baik.
36
Ibid.
37
Rukun Islam yang kedua adalah mengerjaka.n shalat lima waktu,
sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-Quran:
セセi@
y
セ@
[セi@
0)
セセ|@
r-'f)
ケセi@
,',r"セA@
セI@
C:.
JI,,, ,.. ,.. ,,, ,... ,.. ,.. ,,. ,,
,.. ,,. A, o , · , o , , . ,,. o
(to :
'(
'1/
c;_;セGjiI@
0
[セNLLヲ@
C:.;
1:;
&1)
セ[UGQ@
セi@
j'
セI@
p1)
Artinya: "Baca/ah apa yang telah diwahyukan lr:epadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur 'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalal) adalah leb.ih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengelah11J apa yang kamu ke1:iaka11. (al-Ankabut/ 29: 45)38
Shalat lima waktu yang dikerjakan, akan memba.wa. pelakunya terhindar
dari perbuatan yang keji dan yang mungkar. 39
Sclanjutnya rukun Islam yang ketiga adalah zakat, seperti firman Allah
SWT:
Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, de.ngan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendot:ilah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. "(at-Taubah/ 9: 103)40
Mengenai zakat pada hakekatnya bukan merupakan pajak, tetapi di dalam
ibadah zakat mengandung didikan akhlak, yaitu agar orang yang
38
Departemen Agama RI, op.cit., h. 793
39
Abuddin Nata, op.cit., h. 158
melaksanakannya dapat membersihkan diri dari sifat-sifat tercela seperti kikir,
mementingkan diri sendiri, dan zakat dapat pula membersihkan harta dari hak
milik orang lain, di antaranya yaitu hak milik fakir mi skin, 41 dengan zakat dapat
pula menanamkan rasa kasih sayang yang tulus dan mendekatkan hubungan
ukhuwah Islamiyah yang baik di antara lapisan masyarakat, membersihkan jiwa,
mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia, m<'n:;1.1burkan sifat-sifat
kebaikan dalam hati dan memperkembangkan hart2: benda merdca.42
Islam mengajarkan ibadah puasa sebagai mkun Islam yang keempat, yang
berbunyi:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwqjibkan alas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (al-Baqarah/ 2: 183)
Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum dalam waktu
terbatas, tetapi lebih dari itu merupakan latihan menahan diri dari keinginan
melakukan perbuatan keji yang dilarang oleh ajaran agama.43
Rukun Islam yang kelima adalah ibadah haji, seperti yang terdapat di
dalam al-Qur' an:
41
Abuddin Nata, foe. cit.
42
Muhammad al-Ghaz.ali, Akhlaq Seorang Muslim, (Semamng: Wicaksana, !993), Cet.ke-4, h. 11
'13 lb'd 1 , op.c1t., . I 1 \. 2
,,.. ,, j. / ,, ,,, ,,.. ,,.. ..., 0 ..., / ,,, j. ;: JI: 0
Jih
,'f)
0
セ@
'f)
」ZZNNjセ@
セ@
セi@
# ;:;,.)
, ,0::J
;'.:_,c;,
_,k:.
A.'.;,1
セi@
Q .-: ,,.. ;Jj ,,. セ@ ,,., J. c. .;• 0
._(,,,:;11
セQIQ@
;?:-
Pセ@
ijセェ}ェ@
Aiil
セ@
_;;:..
0--
1_,wr
セZZL@
セQ@セ@
:J .... ; - ,,.,
( 1
'Iv :
Y
/e
セiI@
ケG」ェセ|@
J')t!.
c;
J.ir1::,
,,.. ,,..
-
,,.. Artinya: "(lvfusim) hqji adalah beberapa bu/an yang dimaklumi, barang siapayang menetapkan niatnya dalam bu/an itu akan menge1jakan haji, maka tidak boleh rqfats, berbuat Jasik dan berbantah-bantahan di dalam masa menge1:jakan haji. Dan apa yang kamu kei'jakan niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. "(al-Baqarah/2: 197)44
Dalam ibadah haji nilai pembinaan akhlaknya lebih besar dibandingkan
dengan rukun Islam lainnya. Hal ini dapat dipahami bahwa ibadah haji dalam
Islam bersifat komprehensif yang menuntut persya.ratan yang hanyak, di samping
harus menguasai ilmu, harus sehat fisik, adanya kemauan keras, bersabar dalam
menjalankan ibadah haji dan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. 45
Ibadah haji ke Tanah Suci diperintahkan untuk 0rang yang '"1ampu, clitunaikan
dengan kesadaran dan keikhlasan hati, sebagai perwujudlin iman clan taqwa
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 46
Cara lain yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak yang terpuji, diantaranya
adalah:
44
Departemen Agama RI, op.cit., h. 59
45
Abuddin Nata, op.cit., h. 161
a. Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu,
lmam Al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada
dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan.
Jika manusia membiasakan berbuat baik, maka anak tersebut akan
menjadi orang baik.
b. Melalui keteladanan, menanamkan sopan santun me:merlukan pendidikan
yang panjang, pendidikan tidak akan sukses melainkan jika disertai
dengan pemberian contoh teladan yang baik clan nyata. 47
Sedangkan menurut Drs. Zahruddin AR, akhlak terpuji terbagi menjadi
dua, yaitu ada akhlak terpuji secara lahiriah dan akhlak terpuji secara batiniah,
dan cara pembinaannya sebagai berikut:
a. Secara lahiriah
I). Pendidikan, dengan pendidikan, cara pandang seseornng akan lebih luas,
tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari masing-masing (akhlak
terpuji dan tercela). Semakin baik tingkat pendidika:1 dan pengetahuan
seseorang, sehingga mampu lebih mengenali mana yang terpuji dan
tercela.
2). Menaati dan mengikuti peraturan dan undang-u:ndang yang ada di
masyarakat dan negara. Bagi seorang mus!im tentunya mengikuti aturan
47
yang digariskan Allah SWT dalam Alquran dan Sunah Nabi Muhammad
SAW.
3 ). Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baiknya pergaulan adalah berteman
dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan (intelektual).
4). Melalui perjuangan dan usaha, menurut Hamka, bahwa akhlak terpuji
ti1nbul dari keutamaan, sedangkan keutamaan tercapai melalui
• 48
pcquangan.
b. Secara batiniah
I). Muhasabah, Selalu menghitung perbuatan yang tel ah dilakukan selama
ini, baik menghitung perbuatan buruk dengan akibat yang telah
ditimbulkannya atau pun menghitung perbuatan baik dengan akibat yang
telah ditimbulkannya pula.
2). /'vfu 'aqobah, memberikan hukuman atau sangsi terhadap perbuatan yang
telah dilakukan, hukuman tersebut bersifat ruhaniah dan menuju kepada
kebajikan, biasanya hukuman tersebut berupa shalat sunah yang
dikerjakan lebih banyak dari biasanya.
3). Mu 'ahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untEk tidak mengulangi
kesalahan dan tindakan buruk, serta menggantinya dengan
perbuatan-perbuatan yang baik.
4). Mujahadah, berusaha maksimal untuk me!akukan perbuatan baik untuk
mencapai derajat ihsan, sehingga mampu 101endekatka!! diri kepada Allah
SWT. Hal ini dilakukan dengan kesungguhan dan perjuangan keras,
karena perjalanan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT banyak
rintangannya. 49
49
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang menjadi lapangan penelitian penulis adalah SDN Jagakarsa 01
Pagi Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian skripsi ini terhitung mulai tanggal 10
April 2004 sampai dengan 10 Oktober 2004.
B.
Populasi dan SampelI. Populasi
Populasi adalah "keseluruhan subjek penelitian ". Apa!:; la seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi 1
Pcpulasi yang terdapat pada lapangan penelitian ini adalah, seluruh murid
kelas I sampai murid kelas VI SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan yang
berjumlah 417 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah "sebagian atau wakil populasi yang dite!iti"2• Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yang tertuju kepada
1
Suharsin1i Arikunto. Prosedur l'ene/itian S'uatu JJendekatan Praktek, (Jakarta: Rincka Cipta,
1998). Cct.kc-1 L h. 115
'Ibid. h. 117
murid kelas VI yang berjumlah 67 siswa, dengan alasan bahwa murid kelas VI
telah menempuh pendidikan di SDN Jagakarsa 0 l Pagi Jakarta Selatan selama
kurang lebih 5 tahun, sehingga mereka mengetahui dengan pasti tentang peranan
orang tua dalam membina akhlak mereka.
C. Telmik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode atau. tekhnik
pengumpul data, antara lain:
I. Angket
Angket adalah daftar materi pertanyaan yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan empat alternatif jawaban, untuk angket carnnya adalah dengan
membagikan kepada responden yang bersangkutan, karena dengan cara ini
penulis tidak perlu bertatap muka, dan menghemat waktu dan tenaga, selain
itu juga responden diberi waktu luang untuk merriawab dan mengisi
pertanyaan dan jawaban.
Angket yang kesemuanya terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu a, b, c
[image:41.595.47.461.205.678.2]dan d dengan rentangan nilai:
Tabel 1 Penafsiran Tabel
No Prosentase Penafsiran
1. 100% Selumhnva
2. 90%-99% Hampir seluruhnya
3. 60%-89% Sebagian besar
4. 51%-59% Lebih dari setengahnya __
5. 50% Setengahnya
6. 40%-49% Hampir setengahn )'!!. _ _ ....
7. 10%-19% Sebagian kccil
8. 20 %- 39 % Sedikit 9. 01 %-09% Sedikit sekali
10. 0% Tidak ada sama se kali MMセ@
2. Wawancara
Wawancara adalah mengadakan tanya jawab secara langsung berkenaan
dengan skripsi ini, caranya dengan mendatangi langsung responden untuk
mendapatkan informasi dan data secara langsung dari pihak kepala sekolah
SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan .
3. Observasi
Obaervasi adalah mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap obyek
yang diteliti, terutama mengenai keadaan umum SDN Jagakarsa 01 Pagi
Jakarta Selatan.
D. Telmik Analisa Data
Data yang diperoleh dari angket, wawancara dan observasi diseleksi dan
disusun sehingga data-data yang tidak berguna untuk menguji hipotesa dapat
ditinggalkan. Setelah itu penulis melakukan klasifikasi data yakni usaha
menggolongkan data.
Setelah data-data yang ada diklasifikasikan lalu dilakukan analisis data.
kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik.
Adapun rumus yang digunakan dalam mencari prosentase setiap data adalah:
F
P=-x100%
N
Ket: P = Prosentase untuk setiap jawaban
F = Frekuensi jawaban
N = Jumlah responden
Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel di
dalamnya Jangsung dibuat frekuensi dan prosentase. Setelah itu penulis
menginterpretasikan data tersebut.
Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku "Pedoman
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdiri SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakiirta Selatan
SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan didirikan pada tahun 1950/ 1951
di atas tanah milik pemerintah, dalam perkembangannya SDN Jagakarsa 01 Pagi
Jakarta Selatan telah mengalami tiga kali pembaharnan gedung dan terakhir kali
diperbaharui pada tahun 1990 yang diresmikan oleh gubernm DKI Jakarta, saat
itu dijabat oleh Bapak Wiyogo Atmodarminto. SDN Jagakarsa OJ Pagi Jakarta
Selatan dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang pesat baik jumlah siswa
maupun kegiatan belajar mengajar, tenaga pengajar pun bertambah seiring dengan
kemajuannya.
SDN Jagakarsa OJ Pagi Jakarta Selatan :'nemiliki visi, misi dan motto,
visinya yaitu "Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, disip!in dan berprestasi",
sedangkan misinya adalah:
a. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan dasar yang
berkualitas.
b. Meningkatkan kesadaran s1Swa untuk mengenali diri sendiri sehingga
terciptanya iklim pendidikan yang nyaman.
c. Menjalin kerjasama yang baik antara orang tua dengan sekolah, sehingga
Sedangkan mottonya adalah 7 K yang terdiri dari:
a. Keamanan.
b. Kebersihan.
c. Keterliban.
d. Keindahan.
e. Kekeluargaan.
f. Kerindangan.
g. Kedisiplinan.
Dengan semangat pengabdian yang tinggi, kesabaran serta ketulus
ikhlasan dalam menjalankan tugas, kepala sekolah dan guru berusaha untuk
meningkatkan prestasi sekolah dan menata sekolah dengan baik.
Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan menambah wawasan
pendidikan dewan guru, dan kepala sekolah setiap tahun selalu mengikuti
kegiatan 1,>ugus sekolah untuk bersama-sama menyusun program pengajaran baik
untuk harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan ini berlangsung terus
menerus sampai sekarang. Selain itu para guru sekarang sedang mengikuti
pendidikan di perguruan tinggi.
2. Letak Geografis
SON Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan berlokasi di daerah Jagakarsa,
tepatnya di Jalan Jagakarsa I Rt. 002/ 07 Kecamatan Jagakarsa Jakaita Selatan
12620 di daerah ini banyak pula berdiri lembaga pendidikan pemerintah yang
Ditinjau dari lokasinya yang jauh dari keramaian kota, namun mudah
dijangkau dengan kendaraan umum menjadikan SDN Jagakarsa 01 pagi Jakarta
Selatan cukup dikenal oleh masyarakat. SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan
terletak di antara:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kelurahan Lama Jagakarsa Jakarta Selatan
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kelurahan Baru Ja.galkarsa Jakarta Selatan/
kober Jagakarsa.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Jalan Gandaria
3. Sarana Pendidilrnn
Lembaga pendidikan yang baik harus memenuhi sarana dan prasarana
yang menunjang setiap kegiatan pendidikan, sarana fisik yang dimiliki oleh SDN
Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan ini terdiri dari satu bangunan permanen
bertingkat dua dengan tujuh ruang belajar, satu ruang kepala sekolah, satu ruang
guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang serbaguna, laboratorium, tiga kamar
kecil, gudang, dua lapangan olahraga, dan kantin.
Ruang belajar dilengkapi dengan peralatan belajar, ruang kantor
dilengkapi dengan alat tulis kantor, data kepegawaian yang memuat nama guru,
latar belakang pendidikan, data tentang siswa. Sarana dan fasilitas yang diterima
SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan berasal 、セゥイゥ@ Depart•emen Pendidikan dan
Kebudayaan, serta Departemen Agama sarana dan. fasilitas tersebut berupa buku
4. Keadaan Siswa dan Gnrn
a. Keadaan Siswa
Jumlah siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan pada tahun
2003-2004 sebanyak 417 siswa, dengan rincian sebagaimana terlihat pada
tab el di bawah ini:
Tabel 2
Keadaan Siswa
---- . - セ@ ···-·-·--·---_.., ···-··---,.--··---·--. MMᄋᄋMMᄋᄋᄋᄋMMᄋMMMMセ@
No. Ke las Laki-laki Perempmm Jumlah
I. I A 20 20 40
2. II A 18 22 40
3. II B 18 22 40
4. III A 21 19 40
5. III B 20 18 38
6. IV A 18 17 35
7. IVB 22 17 39
8. VA 18 22 40
9. VB 20 18 38
10. VI A 19 15 34
11. VI B 18 15 33
Jumlah
213
207417
Dari tabel tersebut terlihat, bahwa jumlah keseluruhan siswa SDN
Jagakarsa O I Pagi Jakarta Selatan berjumlah 417 siswa, jumlah siswa laki-laki
213 dan siswa perempuan 207. Siswa kelas I hanya satu kelas dengan jumlah
40 siswa, siswa kelas II terbagi dua, Kelas A berjumlah 40 siswa dan Kelas B
berjumlah 40 siswa, untuk kelas III terdiri dari 40 siswa Kdas Adan 38 Kelas
B, Kelas IV untuk Kelas A berjumlah 35 dan Kelas B 39, dan siswa Kelas V
terdiri dari 40 siswa Kelas A, 38 siswa Kelas B. Serta untuk siswa Kelas VI
[image:47.595.85.462.215.503.2]b. Keadaan Guru
Jumlah guru di SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakartac Selatan pada tahun
RPPSMRPPセT@ sebanyak: lulusan S 2 satu orang, S 1 tiga orang, D II sepuluh orang, dan satu penjaga sekolah untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel
berikut:
[image:48.595.78.461.203.527.2]Tabel 3
Keadaan Gurn
No Nama
NIP
Jl>endidlik:m JabatanI Ors. Agus M_ttlyadi, MM 130948554 S II Kepala Sekolah
2 Farida Yusuf: BA 130449140 lKIP Guru
·
-3 Priyono 132153772 DII Guru
4 Sumarni 130719978 DH Guru
·-·--··
5 Suryanti 131155756 DII Guru
6 J-IL_Muiivatun 131502176 DH Guru
セM
7 Drs. Amin Muhammad 130614914 SI
PAI
8 Dasma Suprivadi 131307821 DII Olah Raga
9 lsmiati 131106185 DII Guru
10 Suratni 131463763 DII Guru
11 Hasnawati 131292767 DU Guru
12 Kresni Handavani 131438399 DH Guru
13 Efi Svalfifi, Spd 132215979 SI
I
Guru14 Atun Wahyuningsih 131891353 DH Guru
15 Umi Khasanah, S. Ag 131368874 SI - PAI
16 Jaia
-
-
PenjagaDari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 15 gum di SDN Jagakarsa
01 Pagi Jakarta Selatan, dengan perincian: Kepala Sekolah, l Guru Olahraga,
2 Guru PAI, dan 11 Guru Kelas. Guru olahraga mengajar untuk Kelas I
sampai dengan Kelas VI, sedangkan untuk guru PAI dibagi menjadi dua,
5. Upaya SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatran dalam p;cembinaan akhlak
siswa.
Upaya yang dilakukan SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan dalam
pembinaan akhlak siswa adalah dengan melalui:
a. Guru agama, yang selalu memberikan pendidikan dan siraman rohani sesuai
dengan ajaran yang terkandung dalam Al-quran dan Hadits, sehingga
terwujud generasi yang berkualitas, bermoral, dan bertakwa kepada Allah swt.
b. Guru kelas yang juga ikut mendukung secara terpadu.
c. Setiap hari jum'at, siswa diwajibkan menggunakan busana muslim.
d. Mengadakan kegiatan hari besar keagamaan.
e. Khusus untuk bulan Ramadhan, diadakannya pesantren kilat, dan menghafal
ayat-ayat pendek.
6. Struktur Organisasi Komite Sekolah SDN Jagakarsa ill Pagi Jaka1"ta
Sela tan
Pembina
Ketua
Wakil
Sekertaris I
Seke1iaris II
Bendahara I
Bendahara II
: Drs. Agus Wahyudi, MM
: Drs. Sainih
: Tukiran. HS
: Umin SE
: Dasma Supriyadi
: Farida Yusuf, BA
Anggota
BPK
: Umi Khasanah
Ir. Sunarsih
Suryanti
: Sunarsih
F atan S yarifudain
Yusmaniar
B. J'ernnan Orang Tna dalam Membina Akhlak Anak di S'!>N Jagalmrsa 01
Pagi Jakarta Selatan
Orang tua siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi memiliki peranan terhadap
pembinaan akhlak anak, ha! ini terlihat dari data yang diperoleh penulis melalui
penyebaran angket yang diisi oleh siswa Kelas VI, penulis tidak mendatangi orang
tua siswa secara langsung disebabkan adanya keterbatasa.n atau kesulitan yang
dihadapi penulis, baik keterbatasan waktu maupun tena.ga.
Peranan yang dilakukan orang tua dalam pembinaan akhlak adalah dengan
memberikan arahan dan pengajaran yang berhubungan dengan akhlak. Ada pun usaha
yang dilakukan orang tua siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan dalam
membina akhlak anak adalah sebagai berikut:
1. Pcndidikan agama, penman yang dilakukan orang tua dalam menyikapi
pendidikan agama anak adalah dengan cara:
a. Mendukung kegiatan keagamaan, baik kegiatan keagamaan yang
b. Memcriksa pelajaran agama dan mengajarkan kembali kepada anak jika ada
pelajaran yang kurang dipahami.
c. Membelikan buku-buku lain yang berkaitan dengan agama, dengan earn ini
anak akan mendapatkan pengetahuan baru yang belum didapat dari sekolah
maupun lingkungan rumah.
2. Akhlak terhadap Allah SWT, dalam menyikapi akhlak anak terhadap Allah SWT
rnaka orang tua bcrpcran dcngan earn:
a. Membaca Basmalah ketika akan mcngerjakan sesuatu dan membaca
Hamdalah ketika selesai mengerjakan sesuatu, hal ini dimaksudkan agar anak
selalu ingat bahwa segala sesuatu yang dilakukan hanya karena Allah SWT,
sehingga apapun yang dikerjakan anak akan menjadi pahala disisi Allah SWT.
b. Mengajarkan kepada anak sikap Qana'ah dan bersyukur atas nikmat Allah
SWT, dengan sikap ini anak akan menerima pemberian/ rizki dari Allah SWT
dengan lapang dada, dan anak akan mensyukuri atas nikmat yang Allah SWT
berikan.
c. Shalat berjamaah dan berdo' a bersama.
3. Akhlak terhadap orang tua, pembinaannya dilaksanakan dengan earn
menghormati orang tua, serta ketika sebelum dan setelah bepergian mencium
tangan kedua orang tua.
4. Akhlak terhadap sesama, adapun peranan orang tu.a siswa ada!ah:
a. Mengembalikan barang temuan.
b. Membantu orang yang tidak mampu, dalam hal ini hukan hanya hersifat
C. Deskripsi dan Interpretasi Data
Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel, di
dalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase. Setelah itu penulis
menginterpretasikan data, sebagai berikut:
Tabel 4
Orang tua mengatakan pendidikan agama sangait penting
untuk kehidupan sehari-hari
Alternatifjawaban Frekuensi Prosentase
セM -·
a Pernah 66 98,50 %
b Tidak Pernah 1 1,50%
Jumlah 67 100 %
Dari tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruhnya orang tua siswa SDN
Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan mengatakan bahwa pendidikan agama sangat
penting bagi kehidupan sehari-hari, ha! ini terbukti dengan jawaban responden yang
menjawab pernah 98 % dan ada orang tua yang tidak pernah mengatakan bahwa
pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan sehari-hari 「Qセイェオュャ。ィ@ 1 %. Orang
tua yang mengatalrnn pendidikan agama sangat penting disebabkan mereka ingin
anak-anaknya selalu memegang dan menjalani segala perintah dan menjauhi larangan
agama, agar kehidupan mereka kelak bahagia baik di dunia rnaupun di akhirat.
Sedangkan orang tua yang tidak pernah mengatakan pendidikan agama sangat
penting bagi kehidupan, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat
[image:52.595.44.462.161.525.2]Tabel 5
Pendidilrnn agama ditanamkan di lingknngan kelnarga sejak kedl
····-·---··· MᄋᄋᄋᄋᄋMᄋセMMᄋ@ . ᄋMMᄋMMMセMMMᄋMᄋᄋMMᄋᄋMᄋ@ セMᄋMMMMMMᄋMMMMMMMMMM
Alternatif iawab:m Frelmensi Prnseutase
a Selalu 32 47,76%
b Sering 18 26,86%
c Kadang-Kadang 14 20,89 %
d TidakPemah 3 4.,47%
Jumlah 67 100%
Dari tabel tersebut terlihat bahwa orang tua siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi
Jakarta Selatan hampir setengahnya selalu menanamkan pendidikan agama di
lingkungan kcluarga scjak kecil. Hal ini tcrbukti dengan ja.wa.ban responden yang
menjawab selalu berjumlah 47 %, sebagian kecil sering menanamkan berjumlah 26 %
dan Kadang-kadang 20 %, serta ada orang tua yang tidak pemah menanamkan
pendidikan agama di lingkungan keluarga berjumlah 4 %. Orang tua yang
menanamkan pendidikan agama pada anak di lingkungan kduarga, dikarenakan
orang tua tersebut memiliki ilmu agama dan memiliki waktu untuk menanamkan
pendidikan agama di dalam lingkungan keluarga kepada anak-anaknya, hal ini
dilakukan agar anak terbiasa dengan kehidupan beragama dan terbiasa melaksanakan
kegiatan keagamaan tanpa harus adanya paksaan. Sedangkan orn.ng tua yang tidak