• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Orang tua dalam membina akhlak anak di SDN Jagakarsa 01 pagi Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Orang tua dalam membina akhlak anak di SDN Jagakarsa 01 pagi Jakarta Selatan"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

rEnA1'u\N ORANG TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK

DI SDN JAGAKARSA 01 PAGI JAKARTA SELATAN

Oleh

ANIS MUKTIAH Nli\i : 0011017688

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKUL TAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Skripsi yang berjudul PERANAN ORANG TUA UALAM MEMBINA

AKHLAK ANAK UI SUN JAGAKARSA 01 PAGI JAKARTA SELATAN telah

diujilcan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah clan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 12 Februari 2005. Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa1jana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam.

Dekan/

Q{5kap Anggota,

',

f\

n MA

Akhmad Sodiq;_M. Ag NIP. 150 289 321

Sidang Munaqasyah

Anggota

Jakarta, 12 Febrnari 2005

Pudek I/

Sekretaris Merangkap Anggota

da MA 356

Penguji II

(3)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga clan sahabatnya, para tabi'in dan seluruh pengikut

Nabi Muhammad SAW sampai akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi bukanlah pekerjaan yang mudah,

karena untuk menyelesaikannya diperlukan persiapan yang matang baik fisik, materi

maupun mental spiritual. Namun, do'a serta semangat yang tinggi serta bantuan dari

berbagai pihak, hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu

teriring do'a penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-sebarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN SyarifHidayatullah.

2. Ketua clan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan.

3. lbu Dra. Hj. Sitti Salmiah, MA. Selaku dosen pembimbing dalam penulisan

skripsi ini yang telah bersedia dengan tulus ikhlas memberikan bimbingan,

petunjuk dan nasehat serta saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya

Pimpinan Perpustakaan Utama clan Perp..istakaan Tarbiyah, yang telah

mcmbcrikan ilmu dan fasilitasnya kepada penulis.

(4)

motivasi dan bantuannya yang tak terhingga, baik moril maupun materil kepada

penulis, sejak lahir hingga kini penulis menjadi 'sarjana'.

6. SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan, khususnya adik-adik kelas VI yang telah

memberikan lokasi penelitian bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

7. Selurnh sahabat dan rekan-rekan seperjuangan, khususnya Musyarofah 'opah',

Nur Hayati 'Nuti', Nena Kothrnn Nada 'NKN', dan Khoirnl Anwar 'lrul'.

8. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2000, khususnya Hilalia 'Lea',

serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan salu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis perbuat selain mengucapkan Jazakumullah

Khairan Katsira, semoga semua bantuan dan kemudahan yang diberikan dapat

menjadi amal baik di sisi Allah SWT. Amin.

Jakarta, 12 Februari 2005 M Muharram, 1426 H

(5)

LEMBAR PERSETUJUAN ..

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR. ... . iii

DAFTARISL ... . v

DAJITAR TABEL ... . viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... . 6

C. Tujuan Penelitian ... . 7

D. Sistematika Penulisan ... . 7

BAB TI LANDASAN TEORT A. Peranan Orang Tua 8 I. Pengertian Peranan Orang Tua ... . 8

2. Tanggung Jawab orang tua Terhadap anak ... . 11

B. Pembinaan Akhlak ... . 16

I . Pengetiian Akhlak ... . 16

2. Macam-macam Akhlak ... . 18

3. Pen1binaan Akhlalc ... ... セ@ ... . 22

4. Metode Pembinaan Akhlak ... 24

(6)

B. Populasi dan Sampel ... ..

1. Populasi ... .

2. Sampel ... ..

C. Teknik Pengumpulan Data ... .

1. Angket. ... .

2. Wawancara ... ..

3. Observasi ... .

D. Teknik Analisa Data ... ..

BAB IV HASIL PENELITJAN

A. Gambaran U mum Lokasi Penelitian ... . 31

31

31

32

32

33

33

33

35

1. Sejarah berdiri SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta selatan ... 35

2. Letak Geografis ... ... .. .. .. ... ... ... .. .. ... ... ... ... ... ... 36

3. Sarana Pendidikan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . .. .. .. .. .. .. . ... . .. . .. .. .. .. .. .. .. .. . . .. 3 7

4. Keadaan Siswa dan Guru... 38

5. Upaya SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan... 40

6. Struktur Organisasi SDN Jagakarsa OJ Pagi Jakarta

Selatan ... 40

B. Peranan Orang Tua dalam Membina Akhlak Anak di SDN

Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan... 41

C. Deskripsi Data dan lnterpretasi Data .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . .. .. . .. .. 43

(7)

B. Saran ... ..

DAFTAR PUSTAKA ... .

LAMPIRAN

66

(8)

1. Penafsiran Tabel

2. Keadaan Siswa .. .

3. Keadaan Guru .. .

32

38

39

4. Pendidikan agama sangat penting untuk kehidupan sehari-hari ... 43

5. Pendidikan agama ditanamkan di lingkungan keluarga sejak kecil ... 44

6. Orang tua mendukung kegiatan keagamaan di sekolah ... ... .... ... ... 45

7. Orang tua mendukung kegiatan keagamaan di lingkungan rnmah... 46

8. Orang tua memeriksa pelajaran (PAI)... 47

9. Jika kurang paham, orang tua mengajarkan kembali pelajaran (PAI)... 47

10. Orang tua membelikan buku yang berkaitan dengan agama ... . 48

11. Orang tua selalu memberikan nasehat... .... .. .... .. .. .. ... .... .... .. .... .. .. .... .. .. .... .. 49

12. Orang tua menasehati anak dengan kisah para nabi ... ,.... 50

13. Orang tua sebagai suri tauladan bagi anak .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. . 51

14. Bila orang tua melakukan kesalahan, kemudian meminta maaf... 52

15. Orang tua mengajarkan anak untuk meminta maafjika bersalah... 53

16. Orang tua mengingatkan untuk membaca basmalah dan hamdalah ... 53

17. Orang tua mengajarkan anak untuk Qana'ah ... 54

18. Orang tua mengajarkan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT ... ... 55

(9)

22. Setelah shalat, orang tua mengajak untuk berdo'a bersama ... 59

23. Orang tua menegur bi la lupa mengucapkan salam . . . 60

24. Ketika hendak dan setelah pergi, orang tua mengajarkan untuk mencium tangan kedua orang tua... 60

25. Orang tua mengajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi orang yang lebih muda ... ... 61

26. Orang tua membiasakan anak untuk mencuci piring sendiri ... .. . ... ... .. . 62

27. Orang tua mengajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya... 63

(10)

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pemerintah telah mulai memperhatikan mutu pendidikan,

perluasan dan pemerataan kesempatan belajar ;;erta ma.salah-masalah yang

menyangkut pendidikan. Sarana pendidikan utama yang ada di negara kita adalah

sekolah, tugas sekolah yang utama adalah mendidik tunas-tunas muda agar beq,>una

bagi bangsa dan negara serta berpartisipasi aktif di dalam pembangunan masyarakat,

tugas ini tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya camptcr tangan dare kerjasama dengan

pihak lain. 1

Partisipasi masyarakat dan pihak keluarga/ orang tua dalam pelaksanaan

pendidikan agama bagi anak-anak dirasakan semakin penting karena alasan atau

kenyataan-kenyataan yang ada seperti:

1. Pendidikan agama yang diperoleh dari sekolah dengan alokasi waktu dua jam

seminggu, dinilai belum sepenuhnya mengantarkan peserta didik kepada

pembentukan perilaku, pene,ruasaan dan pengamalan ajaran agama sebagaimana

yang diharapkan pihak orang tua.2

·

-1

Zakiah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta; CV. Ruhama,

1995), Ccl.kc-2. h. -I

(11)

2. Peranan keluarga/ orang tua sangat menentukan. Role Model atau keteladanan

pihak orang tua adalah faktor yang sangat dominan dalam pembentukan perilaku

dan walak anak di lingkungan keluarga.

3. Pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan sekitar sebagai Side lifject dari arus globalisasi dan kemajuan teknologi terus melanda generasi muda. Dalam

menangkal pengaruhnya mutlak diperlukan kerjasama dan partisipasi dari semua

pihak, sekolah, guru agama, dan pihak orang tua.3

Meskipun keluarga merupakan institusi masyarakat yang paling kecil, tetapi ia

mempunya1 pengaruh yang sangat besar terhadap eksistens;i dan perkembangan

masyarakat selanjutnya. Masa depan suatu bangsa clan negara, ditentukan oleh

keluarga yang terdapat di dalamnya. Dari keluarga yang baik dan bertanggung jawab

diharapkan lahir anggota-anggota masyarakat yang baik clan bertanggung jawab pula,

baik pada keluarga maupun pada masyarakat luas."

Islam menempatkan akhlak dalam posisi penting yang hams dipegang teguh

para pemeluknya. Bahkan, tiap aspek dari ajaran 1slam selak berorientasi pada

pembentukan dan pembinaan akhlak yang mulia. 5

Dalam kehidupan masyarakat, perilalm buruk anak terhadap orang tua tak

jarang dijumpai. Bisa dibayangkan, betapa prihatin manakala membaca, mendengar,

3 !hid.

·1 D. Rohanady (ed), Akh/ak Sosia/ Muslim, Satu Hali dar: Perbua!an, (hkarta: Pus!aka Zaman,

2000), Cet.ke-1, h. 95

5

(12)

menyaksikan fenomena anak yang begitu tega mencaci maki, menghina, dan

merendahkan orang tuanya sendiri. Bahkan, ada anak yang tega menganiaya orang

tuanya sampai meninggal. Sangat mengenaskan manakala pe:rasaan kasih sayang

seorang anak berbuah menjadi perasaan benci yang tak berkesudahan. Sangat

memilukan manakala keikhlasan doa orang tua terhadap anak berbuah menjadi

sumpah serapah sepanjang zaman.

Dari <lulu sampai sekarang, hubungan anak dengan orang tua selalu menjadi

buah bibir yang tak kunjung reda dibicarakan. Tidak tanggung-tanggung, dalam Islam

masalah anak dan orang tua diangkat dalam bingkai da11 porsi tema yang culrnp besar.

Sampai-sampai sikap durhaka anak terhadap orang tua dikcrtegorikan sebagai

perbuatan dosa besar, 6 Allah SWT berfirman:

,... ,.. ,... ,,. ,... ,,,

0:5

,

jセ@ セ@

jj

3

w:,+;

Ii:}

セヲ@ セセ@

Nᄋ

セ@

u;

c ..

;,u.s--

,

3f

Aitinya: "Dan 1i1hanm11 telah memerintahkan supaya kamu jrmgan menyembah

selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maim sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah '7 d£:!n janganlah kamu memhentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia ". (al-Isri\/ 17: 23)8

'' Didin Halidudin, "Jangan Biarkan Anak Durhaka", 8'1/Ji/i,!8 Dcscmbcr 2003/ 24 Syawal 1424, edisi. Ke-II Th XI, It 67

7

Mcngucapkan kata 'ah' kepada orang tua tidak dibolehkan olel1 agama. apalagi mcngucapkan

kata-kata kasar atau 1nc1npcrlakukan 1ncrcka dcngan lcbih kasar 0Jlripada itu.

8

l)cpartc1ncn Aga111a RI, Al-Qur'an tfan 'f'e1je111ahnya dengan 1'ranslilerasi, (Sc1narang: PT.

(13)

Sebaliknya orang tua yang mengabaikan pembinaan anak-anaknya sehingga

mereka menjadi durhaka, juga masuk dalam kategori dosa besar.

K. H. Dr. Didin Hafidhuddin berpendapat, ada sejumlah faktor yang

mendorong munculnya prilaku negatif para remaj a/ anak terhadap orang tua mereka.

Salah satunya adalah institusi keluarga sebagai suatu lembaga pendidikan pertama

bagi anak kurang mendapalkan porsi sebagaimana mestinya. Ji>endapat serupa juga

dilontarkan ibu Hj. Herlini Arnran, MA, seorang pemerhati keluarga. "Anak akan

bermasalah jika ia sejak kecil dididik jauh dari nilai-nilai lsla.m. Tanpa bim.bingan

agama yang kuat, anak berjalan tanpa kendali. Bila menanjak remaja mengalami

degradasi moral. Dalam kondisi tertentu bisa saja ia akan menjadi lebih emosional."9

Rehani, M. Ag, dosen pada fakultas tarbiyah IAIN Imam Bonjol, Padang

mengisyaratkan akan pentingnya peran kepala rumah tangga mengkondisikan

keluarga sebagai benteng moral, dengan indikasi sebagai berikut:

1. Adanya pendidikan iman sejak dini. Tak pelak lagi, peran keluarga dalam

pendidikan iman sangat penting sekali, bila anak sejak usia dini dibekali iman,

kelak dewasa akan memiliki benteng moral ysng kuat. Ia tidak akan jatuh

terjerumus dalam tindakan-tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral

dan agama. '0

9

Sabili, op.cit., h. 68

(14)

2. Adanya pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak anak hams diorientasikan pada

perwujudan generasi yang berkualitas, bermoral, dan bertakwa kepada Allah

SWT.

3. Mencurahkan kasih sayang dan menjalankan komunikasi yang baik dalam

keluarga. Terkadang orang tua lupa, aspek rohani pada diri: anak sangat penting

dalam rangka rnembentuk kepribadian yang solid. Sering kali orang tua karena

kesibukannya, mereka hanya memberikan curahan anak pada sebatas aspek

pertumbuhan jasmani dan pemenuhan kebutuhan yang bersifat materi semata.

4. Keteladanan dari orang tua, kebiasaan anak sejak kecil adalah meniru dari apa

yang dilihal dan dirasakan, suri tauladan yang baik dari orang tua memberikan

pengaruh positif yang cukup besar dalam rangka membentuk kepribadian anak

yang solih. 11

Demikianlah, tidak dapat disangkal lagi betapa pentingnya pembinaan akhlak

dalam lingkungan keluarga bagi perkembangan anak-anak merrjadi manusia yang

bertaqwa dan beriman terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, dan berguna bagi masyarakat. Dengan latar belakang pemikiran

inilah penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai PERANAN ORANG

TUA DALAM MEMBINA AKHLAK ANAK DI SDN JAGAKARSA 01 PAGI

JAKARTA SELA TAN

11

(15)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman atau perbe:daan persepsi dalam

penelitian ini, maka penulis membatasi beberapa ha! yang berkenaan dengan

judul diatas, yaitu:

a. Peranan yang dimaksud di sini adalah suatu usaha atau tindakan yang

dilaksanakan pada kegiatan keseluruhan dimana terdapat bentuk khusus

dari tanggung jawab yang merupakan karakteristik normal dari suatu

kegiatan.

b. Orang tua yang dimaksud di sini adabh ayah dan ibu yang telah

melahirkan sekaligus sebagai pendidik utama dan yang pertama sebelum

anak mengenyam dunia pendidikan formal.

c. Anak yang di maksud dalam penelitian 1m adalah si&wa-siswi kelas VI

SDN .Tagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah, maka penulis merumnskan permasalahan

sebagai berikut: "Bagaimana peranan orang tua dalam pembinaan akhlak

(16)

C. Tuj uan Penelitian

Dalam mengangkat tema "Peranan Orang tua Dalam Membina Akhlak Anak

di SDN Jagakarsa OJ Pagi Jaka1ta Selatan" sebagai objek penelitian dalam penulisan

skripsi ini, penulis mempunyai tujuan antara lain:

• Untuk mengetahui peranan orang tua dalam membina akhlak anak di SDN

Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan

D. Sistcmatika Pcnulisan BABI

BABU

BAB ill

BAB IV

BABV

Pendahuluan, meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Landasan Teori, Terdiri dari: Peranan Orang Tua, Pengertian Peranan

Orang Tua, Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak, Pembinaan

Akhlak, Pengertian Akhlak, Macam-macam Akhlak, Pembinaan

Akhlak, Metode Pembinaan Akhlak.

Metodologi Penelitian. Terdiri dari: Tempat dan 'Naktu Penelitian,

Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpu:an Data, Te:'.nik Analisa Data.

Hasil Penelitian, yang memuat tentang: Ga.mbarnn Umum Lokasi

Penelitian, Sejarah berdirinya SDN Jag:?.karsa 01 Pagi Jakarta Selatan,

Letak Geografis, Sarana Pendidikan, Keadaan SiswD. dan Gum, Upaya

SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selaum, Peranan Orang Tua dalam

Membina akhlak anak di SDN JagakD.rsa 01 Pag: Jakmta Selatan ,

Deskripsi dan lnterpretasi Data.

(17)

A. l't'rnnnn Ornng Tun

l. Pengertian Peranan Orang Tua

Peranan adalah dari kata dasar 'peran' yimg ditambahkan akhiran 'an',

peran memiliki arti seperangkat tingkat yang diharapkan dimirki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat. Sedangkan peranan 3,rfalah bagirn1 dari tugas utama

yang harus dilaksanakan, 1 dan orang tua memiliki arti ayah ibu kandung,2

sehingga yang dimaksud dengan peranan orang tua adalah tugac; utama yang harus

dilaksanakan ayah dan ibu kandung.

Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal

tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,

melainkan karena secara kodrati suasana dan struk:tumya memberikan

kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu

terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengarnh mempengaruhi secara

timbal balik antara orang tua dan anak. 3

1

Dcpm1cmcn P dan K, Kamus Hesar Hahasa Indonesia, (Jakarla: Balai Puslaka, 1996), edisi.

Kc-2. IL 751

'/hid. h. 706

'Zakiah Darajal, llmu l'ellllidikan !s/11111, (Jakarla: Bumi Aksara, 1996), Cct.kc-3, h. 37

(18)

Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangar: pendidihm yang

pertama, dan pendidiknya adalah kedua orang tua. Ayah dan ibu adalah pendidik

kodrati, mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kcdrat ibu da..11 bapak

diberi anugerah oleh Allah SWT berupa naluri orang tua, karena naluri ini

timbullah rasa kasih sayang para orang tua kepada anak-anak mereka sehingga

secara moral keduanya merasa bertanggung jawab untuk memelihara, merawat,

mengawasi, me! indungi, serta mendidik keturunan mereka. 4

Lingkungan keluarga sebagai lembaga pendidikan yang paling awal

dikenali anak harus sedernikian rupa sehingga rnenjadi sebuah lingkungan terkecil

yang meudidik, di samping usaha-usaha lahiriyah sepert:i memberi nasihat yang

[image:18.595.61.462.219.525.2]

baik, mernberi teladan yang baik atau bila perlu mencarikan atau mem.mjukkan

figur-figur yang patut diteladani serta menciptakan lingkung2.n yang mendidik,

orang tua juga perlu menempuh usaha-usaha batiniyah seperti doa. 5

Orang tua memegang peranan penting dalam pendidikan akhlak

anak-anaknya, karena keluarga sebagai institusi yang pertarna kali berinteraksi dengan

anak. lnteraksi tersebut memberi pengaruh yang luar biasa ;terhadap tingkah laku

anak, oleh karena itu orang tua harus menanamkan kepada anaknya akhlak yang

diajarkan Islam seperti kejujuran, kebenaran, keikhlasan, kesabaran, pemurah,

berani. Dalam keluarga pula harus diajarkan nilai-nilai dan faedah untuk

'' Sri Harini dan Aba Firdaus al-Halwani, Mendidik Anak Sejak Dini, (Yogyalrnrta: Krcasi Wacana, 2003). Cct.kc-1, h. 30

(19)

berpegang teguh pada akhlak di dalam hidup dengan membiasakan mereka sejak

kecil.

Diantara kewajiban orang tua dalam mendidik akhlak m'ak adalah:

I. Menumbuh kembangkan dorongan dari. dalam, yang bersumber pada iman dan takwa untuk ini perlu pendidikan agama.

2. Meningkatkan pengetahuan tentang akhlak al-·Qur' an lewat ilmu pengetahuan, pengamalan, dan latihan, agar dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.

3. Memberi contoh yang baik bagi anak-anaknya dalam berpegang teguh kepada akhlak mulia. 6

4. Mcnycdiakan dan mcnyiapkan suasana keagamaan yang sesuai di rumah

di mana mereka berada dengan memberikan peluang untuk

mempraktekkan akhlak yang diterima dari orang tuanya

5. Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka bebas memilih dalam tindak-tanduknya.

6. Menunjukkan bahwa orang tua selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana.

7. Menjaga mereka dari teman-teman yang menyelewe:ng dan tempat-tempat kerusakan. 7

8. Pembiasaan dan pengulangan melaksanakan yang baik, sehingga perbuatan baik itu menjadi keharusan moral. 8

Jika kewajiban itu telah dilaksanakan old1 orang tua kepada anaknya,

diharapkan anak dapat bcrsosialisasi di lingkungan masyarak1r' dcngan berpegang

teguh pada nilai-nilai moral agama. Selain itu dibirapkan anak dapat menimbang

dan menyaring nilai-nilai yang datang dari Iuar lingkunga.n keluarga. 9

6

Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Lingkungan Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: CV. Ruharna, 1994 ), h. 12

7

l-Iasan Langgulung, J\1anusia dan Pendidikan, Sualli .Analisa F'sikologi dan .Pendidikan,

(Jakarta: Pustaka Al-1-lusna, 1986), Cct.ke-1, h. 374-375

8

Zakiah Darajat, toe.cit.

9

(20)

2. Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak

Dalam bentuk yang paling umum dan sederhana, keluarga terdiri dari

ayah, ibu, dan anak. Dua komponen pertama yakni ayah dan ibu dapat dikatakan

sebagai komponen yang paling menentukan kehidupan anak, khususnya pada usia

dini. Ayah atau pun ibu keduanya adalah pengasuh dan pendidik utama dan

pertama bagi anak dalam lingkungan keluarga, baik karena alasan biologis

maupun psikologis. 10

Bagi keluarga, anak merupakan anugerah dari Allah SWT yang

mempunyai dua potensi, yaitu: bisa menjadi baik dan bisa pula menjadi buruk.

Baik buruknya anak sangal erat kaitannya dengan pendidikan yang diberikan oleh

kedua orang tuanya. Dalam hadits dijelaskan bahwa:

' JI.I .... ,,. d) ,,. セ@ ,.. /. ,,.,,. セ@ ,., ...

:/}°_;,.

JS'

:Jli

セj@

セ@

.i'.UI

Hセ@

;:Jll 0\

セセ@

.

.ill\

セ_[ZLセ@

o'.ft).

ts.\

セ@

"'

,,.

..

.... ,,.

.... .... ..,, .... "' .... ..,, _,,,. 0 0 .... ,,.

<

セ@

セI@

N[セ@

:,r

N[QセNBGZ[@

:,r

.;1;

セ@

セQ[NエN[@

ioJ.,;j1

JP

JJ):.

,,. .... .... ,. ....

Artinya: "Pada dasarnya anak dilahirkan dalam keadaan suci kedua orang tuanyalah yang akan membuat anak itu Yahudi, Nasrani atau lv!ajusi"

(H. R Bukhari Muslim)ll

Mencermati hadits di atas berarti kedua orang tua memiliki peran yang

cukup strategis bagi masa depan anak. Hal ini disebabkan ka:·ena perkembangan

fitrah manusia banyak bergantung pada usaha pendidikan cfa.n bimbingan orang tua. Dengan demikian orang tua diharapkan menyadari akan kewajiban dan

tanggung jawabnya yang besar dan mulia terhadap anak-anaknya. 12

1

" Sri Harini dm1 Aba Firdaus al-Halwani, op.cit., h. 14 11

Muhammad Hamid Al-Faqqi, 7'e1:Je111ah Hu/ughul Mamm, (Bandung: Al-Maarif, l 992), h. 25

12

(21)

Beberapa tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang tua terhadap

anaknya, menurut berbagai sumber:

Hasan Ayyub dalam bukunya Etika Islam berpendapat, bahwa kewajiban

orang tua terhadap anaknya adalah:

a. Mengazani anak yang baru lahir

Disunatkan dikumandangkan dengan suarn. yang sangqt pelan dan lemah

ke telinga kanan bayi.

b. Memberi nama yang bagus

Disunatkan, orang tua memberi nama yang baik pada anaknya ketika

lahir atau pada hari ketujuh.

c. Akikah

Disunatkan bayi yang baru lahir itu disembelihkan untuknya akikah

(aqiqah), baik laki-laki maupun perempuan. Adapun yang paling

sempurna, laki-laki disembelihkan dua biri-biri dan bayi perempuan satu

ekor biri-biri.

d. Mencukur rambut bayi

Disunatkan rambut bayi dicukur habis (botak), potongan rambut itu

ditimbang dan beratnya dihargai dengan harga emas kemudian

disedekahkan. 13

13

(22)

e. Memilih yang menyusui

Secara syariat Islam, ibu harus menyusu1 anak-anaknya, jika yang

menyusui adalah selain ibunya, maka harus dipilih orang yang mulia

akhlaknya.

f Memberi Nafkah

Memberi nafkah kepada anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan

wajib atas orang tuanya, untuk laki-laki sampai dewasa dan mampu

membiayai diri sendiri, sedangkan untuk perempuan, sampai ia

mendapatkan suami yang akan mengurusnya dan membiayainya.

g. Mendidik dengan baik

Mendidik anak-anak itu wajib bagi ayah d?.n ibunya, tentu yang dimaksud

dengan mendidik adalah dengan pendidikan yang baik, sedang pendidikan

yang baik adalah pendidikan Islam.

h. Memberi kasih sayang

Rasulullah SAW selalu bergaul dengan anak-anak dengan penuh kasih

sayang dan kelembutan. Beliau tidak suka kepada mereka yang berlaku

keras dan kasar terhadap anak-anak dan be!iau selalu niemberikan contoh

kepada para orang tua tentang sikap baik da!am mendidik anak. 14

1. Bersikap adil

Rasulullah mengajarkan bahwa setiap onmg tua harus berbuat adil dalam

masalah pemberian kepada anak-anaknya, karena memberikan kelebihan

14 Ibid.,

(23)

terhadap seorang anak akan menimbulkan kecernbuman, juga akan ada

dampak lain yang mengikutinya seperti pemutusan tali persaudaraan dan

berbuat durhaka terhadap orang tua, maka ha! ini termasuk dosa besar. 15

Nipah Abdul Halim mengatakan, tanggeng jawab orang tua adalah:

a. Merawat dengan penuh kasih sayang

Manusia dilahirkan ke dunia dalam keadaan yang .lemah secara fisik

maupun psikis. Tanpa adanya perawatan atau pemeliharaan orang tua, seorang

bayi tidak akan tumbuh scbagaimana mestinya menjadi manusia yang

normal."'

b. Memberi nafkah yang halal dan baik

Termasuk kcrangka tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah

memberikan nafkah yang halal dan baik atau ha/a/an ihayyibah. Nafkah

diperoleh dengan cara-cara yang halal dan baik menurut kacamarn agama,

sumbernya juga halal dan baik serta materi nafkahnya itu sendiri pun berupa

materi yang halal dan baik pula. Bukan hanya berupa nafkah yang halal tetapi

tidak baik ( seperti menimbulkan penyakit, sudah basi, tidak bergizi, tidak bisa

dimanfaatkan).17

"Ibid, h. 315

16

Sri Harini dan Aba Firdaus aJ-Halwani, op.cit., h. 19-30

17

(24)

Sehubungan dengan nafkah yang ha/a/an lhayyibah, Allah SWT

berfirman:

(AA :o/o.illl.1)

Artinya: "Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya." (Al-Maidahl 5: 88)18

Allah memerintahkan agar memakan makanan yang halal dan baik,

sementara anak yang belum mampu mencari nafkah sendiri adalah

anak-anak yang diharapkan kelak menjadi manusia dewasa yang shaleh dan

berpribadi muslim sejati, maka kewajiban orang tua adalah memenuhi

kebutuhan mereka dengan memberikan nafkah yang halal dan baik.19

c. Mendidik Dengan Baik dan Benar

Di samping orang tua bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan

perawatan dengan kasih sayang serta memberi nafkah yang baik dan halal

terhadap anaknya, orang tua juga harus mendidik dengan baik dan benar.

Anak-anak sejak masih bayi hingga usia セ・ォッA。ィ@ memi!iki !ingkungan yang tunggal yaitu keluarga, tidak mengherankan jika Gilbert Highest menyatakan

bahwa: "Kebiasaan yang dimiliki anak-anak :iebagian besar terbentuk oleh

" Dcpartemen Agarna RI, Al-Qur 'an dan Te1je111ahnya dengan Transliierasi, (Semarang: PT. Karya Toba Pu!ra. 2004), IL 227

(25)

pendidikan keluarga. Sejak dari bangun tidur hingga saa.t akan tidur kembali,

anak-anak menerima pengarnh dan pendidikan dari lingkungan keluarga. "20

Hal senada dikatakan oleh Fuaduddin, bahwa: "Keluarga mernpakan lembaga yang sangat penting dalam proses pendidikan dan pengasuhan anak terntama pada periode awal kehidupannya. Dalam datisan teoritis dapat dikatakan bahwa dalam keluarga yang baik, anak akan memiliki dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan yang cukup kuat untuk menjadi manusia dewasa yang baik".21

Sedangkan Prof. Dr. Ramayulis menambahkan tentang tang!:,'llng

jawab atau kewajiban orang tua terhadap anakrqa adalah:

a. Memperbaiki adab dan pengajaran anak-anaknya, menolong mereka membina aqidah yang betul serta agama yang kol·.oh. Menerangkan kepada mereka prinsip-prinsip hukum agama, menyiapkan suasana praktis untuk mengamalkan nilai-nilai agama dan akhlak dalam kehidupan.

b. Mengembangkan bakat dan minat, orang tua hams m.::mbolehkan anak-anaknya menge1jakan kegiatan yang diingini anak ys,ng berfaedah bagi pertumbuhan di dalam dan di luar lingkung:m rnmah.

c. Beke1ja sama dengan lembaga dalam masyarnhct yang bernsaha menyadarkan dan memelihara kesehatan, akhlak dan soc:ial anak.

d. Orang tua memberikan contoh riang baik, dalam pe1'kacaan dan perbuatan di dalam kehidupan sehari-hari. 2

B. Pembinaan Akhlak

I. Pengertian Akhlak

Menu mt pendekatan etimologi, perkataan 'akhlak' berasal dari Bahasa

Arab jama' dari bentuk mufradnya 'khuluqun' HセI@ yar:g menumt bahasa

'0 Ibid, h. 26

21

Ibid, h. 28

22

Ramayulis, Pendidikan f.1·/am dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet.ke-4,

(26)

diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.23 Tingkah laku yang

lahir dari manusia dengan sengaja, tidak dibuat-buat dan telah menjadi kebiasaan.

Menumt terminologi, beberapa pakar mengemukakan definhi akhlak sebagai

berikut

a. Ibn Miskawaih

"Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih <lulu)."

b. Imam Ghazali

' , ,

\エゥIセj@

セ@

I.SJ\ ;G,.

G- _;;. ;)"' ;...:.::,

v ,,. v ,,.. ,.. セG@ ,,.. ... v "Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih <lulu)." 24

c. Prof Dr. Ahmad Amin

o,J. A ) p ,,,

P[Qセ@

セi@

;;;\S, ;]'4

;JWI

セ@ セセ@

;:.J:'.f>

, , ,

,,. l) ,, ' " .... :::

fa4

;;c;..::..:i1

セ@

4};w

y

, , ,

"Sementara orang mengetahui bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. A:iiinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlak." 25

23

Zahrnddin AR, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grdfindo Persada, 2004), Cet.ke-1, h. 1

2

·1 ]bid, h. 4

(27)

2. Macam-macam Akhlak

Ada dua penggolongan akhlak secara garis besar yaitu: akhlak mahmudah

(jadhilah) dan akhlak madzmumah (qobihah). Yang dimaksud dengan akhlak

mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji).26

Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya "menghilangkan semua

adat kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan agama Islam serta menjauhkan

diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang

baik, melakukannya dan mencintainya". 27

Adapun akhlak atau sifat-sifat mahmudah sebagaimana yang dikemukakan

oleh para ahli akhlak, antara lain:

a. Al-Sidqu (benar, jujur)

Shidqu artinya adalah benar atau jujur, lawan dari kata dusta atau bohong.

Seorang muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar !ahir dan

batin, antara hati dan perkataan harus sama, tidak boleh berbeda, apalagi

antara perkataan dan perbuatan. Rasulullah SAW memerintahkan setiap

muslim untuk bersikap jujur, karena sikap jujur akan membawa kepada

kebaikan.

b. Al-Amanah (setia, jujur, dapat dipercaya)

Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah

lahir dari kekuatan iman, semakin menipis keimanan seseorang maka

26

A. Mustofa, Akh/ak t。ウ。キセヲL@ (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1999), Cet.kc-2, h. 197

27

(28)

semakin pudar pula sifat amanah pada dirinya, ama.nah dalam arti yang

sempit memiliki arti memelihara titipan, dan mengembalikan kepada

pemiliknya dalam bentuk semula.

c. Jstiqamah (tetap pendirian)

Jstiqamah secara etimologi berasal dari kata istaqdna- yastaqinu, yang

berarti tegak lurus, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan

sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekwen, sedangkan secara

terminologi istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan

keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam

tantangan dan godaan. 28

d. {ffah (menjaga diri)

l.ffah artinya adalah menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, atau

memelihara kehormatan diri dari segala hal yang zkan merendahkan,

merusak dan menjatuhkannya. Nilai dan wibawa. seseorang tidaklah

ditentukan oleh kekayaan dan jabatan, dan tidak pula ditentukan oleh

wajah atau bentuk rupa, tetapi ha! tersebut ditentukar1 oleh kehormatan

dirinya. Oleh sebab itu untuk menjaga kehormatan diri, setiap orang

haruslah menjauhkan diri dari segala perbuatan da11 perkataan yang

dilarang oleh Allah SWT.

28

(29)

e. Tawadhu (rendah hati)

Tawadhu merupakan lawan dari sombong atau takabur, orang yang rendah

hati tidaklah memandang dirinya lebih daj orang laii:, sementara orang

yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidaklah

sama dengan rendah diri, karena rendah diri adalah hi.langnya kepercayaan

diri. Orang yang tawadhu menyadari bahwa apa saja yang ia miliki baik

bcntuk rupa yang cantik/ tampan, ilmu pengetahuan, harta kekayaan,

maupun pangkat dan kedudukan, semuanya itu adalah karunia dari Allah

SWT.29

Sebaliknya segala macam sikap dan tingkah laku yang tercela disebut

dengan akhlak madzmumah, menurut Imam Al-Ghazali., akhlak tercela dikenal

dengan sifat-sifat muhlikat, yakni segala tingkah laku manusia yang dapat

membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri, yang tentu saja

bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.30

Sedangkan yang termasuk akhlak madzmumah, antara lain:

a. Al-Buhtan ( dusta)

Dusta adalah mengatakan sesuatu tidak sesuai dengan keadaannya, baik

dalam ucapan maupun perbuatan, dalam berjual beli, serta dalam sumpah

dan perjanjian, dusta termasuk ke dalam ha! yang membahayakan karena

dapat menyebabkan pelakunya te1jerumus ke dalam neraka dan akan

29 Ibid, h. 103-123

30

(30)

memberikan pengaruh buruk pada pelakunya seperti: adanya keraguan

atau hilangnya kepercayaan, memutarbalikkan kebenaran, salah satu tanda

orang munafik31

b. Al-Gihah (mengumpat)

Gi hah merupakan penyakit sosial yang tidak pantas dilakukan seorang

muslim, gibah diharamkan berdasarkan 'ijma, dan gibah termasuk Ice

dalam dosa besar. Islam melarang gibah karena bisa mengakibatkan

putusnya ukhuwah, rusaknya kasih sayang, timbulnya permusuhan, dan

tersebamya aib. Agar manusia berhati-hati terhadap gibah, maka Allah

SWT menyamakan orang yang melakukan gibah dengan orang yang

memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati.

c. An-Namimah (adu domba)

Termasuk penyimpangan lidah yang sangat besa.r bahayanya adalah

namimah, yaitu menyampaikan berita di antara dua orang dengan maksud

merusak hubungan keduanya serta untuk menimbulk!m permusuhan dan

kebencian, namimah kadangkala disebabkan hasad dan kebencian,

biasanya keinginan untuk meraih ambisi. lni termasuk cara syaitan yang

paling keji untuk memisahkan dua kelompok, merusak keutuhan ukhuwah

dan mahabbah, amat banyak keburukan yang ditimbulkan akibat dari

namimah. 32

31

Abdullah biu Jaarullah,Awas/ Bahaya Lidah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cetke-9, h. 37

32

(31)

d. Ar-Riya' (ingin dipuji)

Riya adalah berasal dari kata ru 'yah artinya penglihatari, berdasarkan ha!

itu riya adalah pekerjaan atau usaha yang dilakukan seseorang demi

dilihat orang lain. Dengan demikian, segenap usaha dan perbuatan yang

dilakukannya demi mendapatkan pujian dari individu maupun masyarakat,

kelemahan imanlah yang telah menyebabkan seseorang itu merasa senang

atau gembira. Bila keimanannya kokoh, sekalipun perbuatannya diketahui

orang banyak, maka ia tidak akan merasa senang. 33

3. Pembinaan Akhlak

Berbicara mengenai pembinaan akhlak sama dengan berbicara tentang

lujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang

mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pel'"lbentukan akhlak. Muhammad

Athiyah al-Abrasyi misalnya mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan

akhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam. Demikian pula Ahmad D.

Marimba berpendapat bahwa tujuan utama pendidikan Isl.am adalah identik

dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi hamba Allah, yaitu

hamba yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan memeluk agama

Islam.34

33

Majid Rasyid Pur, Membenahi Aldilak Mewarisi Kasih Sayang, (Bogor: Cahaya, 2003), Cet.ke-1, h. 150

34

(32)

Pada kenyataan di lapangan, usaha-usaha pembinaan akhlak melalui

berbagai lembaga pendidikan dan melalui berbagai macam metode terus

dikembangkan. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina, dan

pembinaan ini ternyata membawa hasil berupa terbentulmya pribadi-pribadi

muslim yang berakhlak mulia, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, hormat kepada

ibu bapak, sayang kepada makhluk Tuhan. Sebaliknya keadaan juga menunjukkan

bahwa anak-anak yang tidak dibina akhlaknya, atau dibiarkan tanpa bimbingan,

arahan dan pendidikan, ternyata menjadi anak-anak yang nakal, mengganggu

masyarakat, melakukan perbuatan tercela. Ini menunjukkan bahwa akhlak

memang perlu dibina.

Keadaan pembinaan ini semakin terasa diperlukan temtama pada saat di

mana semakin banyak tantangan dan godaan sebagai dampak dari kemajuan di

bidang iptek, film, buku-buku, tempat hiburan yang menyuguhkan adegan

maksiat, produk obat terlarang, minuman keras dan pola hidup materialistik dan

hedonistik semakin menggejala. Semua ini jelas membutuhkan pembinaan

akhlak.

Dengan demikian pembinaan akhlak dapat diartikan sebagai usaha

sunguh-sungguh dalam rangka membentuk anak, dengan menggunakan sarana

pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik dan dilaksanakan

dengan sungguh-sungguh dan konsisten. 35

(33)

4. Metode Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam.

Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhimunad SA

'N,

yang

berbunyi: 36

,,. ... ti ,,.

( d\L.

olj_;)

JyG:.

lJ\

f _;

\.S2:.

, ,

/\rtinya: "J>ari Anas r. a, Ras11!11/lah SAW berkata: Alm ha11ya di11/11s 1111/uk menyempurnakan akhlak" (H. R. Malik/7

Pembinaan akhlak dalam Islam juga terintegrasi dengan pelaksanaan

rukun Islam, berikut ini adalah hasil analisis Muhammad al-Ghazali terhadap

rukun Islam yang lima, telah menunjukkan dengan jelas bahwa dalam rukun

Islam yang lima terkandung konsep pembinaan akhlak:

Rukun Islam yang pertama adalah mengucap dua kalimat syahadat, yaitu

bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT dan bersaksi bahwa Nabi

Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT. Kali mat syahadat tersebut

mengandung pernyataan bahwa selama hidup mmmsia hanya tunduk dan patuh

pada ajaran dan tuntutan Allah SWT, orang yang patuh dan tunduk pada aturan

Allah SWT dan Rasul-Nya dapat dipastikan akan menjadi orao:g yang baik.

36

Ibid.

37

(34)

Rukun Islam yang kedua adalah mengerjaka.n shalat lima waktu,

sebagaimana firman Allah SWT di dalam al-Quran:

セセi@

y

セ@

[セi@

0)

セセ|@

r-'f)

ケセi@

,',r"

セA@

セI@

C:.

JI

,,, ,.. ,.. ,,, ,... ,.. ,.. ,,. ,,

,.. ,,. A, o , · , o , , . ,,. o

(to :

'(

'1/

c;_;

セGjiI@

0

[セNLLヲ@

C:.;

1:;

&1)

セ[UGQ@

セi@

j'

セI@

p1)

Artinya: "Baca/ah apa yang telah diwahyukan lr:epadamu, yaitu al-Kitab (al-Qur 'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalal) adalah leb.ih besar keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain. Dan Allah mengelah11J apa yang kamu ke1:iaka11. (al-Ankabut/ 29: 45)38

Shalat lima waktu yang dikerjakan, akan memba.wa. pelakunya terhindar

dari perbuatan yang keji dan yang mungkar. 39

Sclanjutnya rukun Islam yang ketiga adalah zakat, seperti firman Allah

SWT:

Artinya: "Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, de.ngan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendot:ilah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. "(at-Taubah/ 9: 103)40

Mengenai zakat pada hakekatnya bukan merupakan pajak, tetapi di dalam

ibadah zakat mengandung didikan akhlak, yaitu agar orang yang

38

Departemen Agama RI, op.cit., h. 793

39

Abuddin Nata, op.cit., h. 158

(35)

melaksanakannya dapat membersihkan diri dari sifat-sifat tercela seperti kikir,

mementingkan diri sendiri, dan zakat dapat pula membersihkan harta dari hak

milik orang lain, di antaranya yaitu hak milik fakir mi skin, 41 dengan zakat dapat

pula menanamkan rasa kasih sayang yang tulus dan mendekatkan hubungan

ukhuwah Islamiyah yang baik di antara lapisan masyarakat, membersihkan jiwa,

mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia, m<'n:;1.1burkan sifat-sifat

kebaikan dalam hati dan memperkembangkan hart2: benda merdca.42

Islam mengajarkan ibadah puasa sebagai mkun Islam yang keempat, yang

berbunyi:

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwqjibkan alas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (al-Baqarah/ 2: 183)

Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum dalam waktu

terbatas, tetapi lebih dari itu merupakan latihan menahan diri dari keinginan

melakukan perbuatan keji yang dilarang oleh ajaran agama.43

Rukun Islam yang kelima adalah ibadah haji, seperti yang terdapat di

dalam al-Qur' an:

41

Abuddin Nata, foe. cit.

42

Muhammad al-Ghaz.ali, Akhlaq Seorang Muslim, (Semamng: Wicaksana, !993), Cet.ke-4, h. 11

'13 lb'd 1 , op.c1t., . I 1 \. 2

(36)

,,.. ,, j. / ,, ,,, ,,.. ,,.. ..., 0 ..., / ,,, j. ;: JI: 0

Jih

,

'f)

0

セ@

'f)

」ZZNNjセ@

セ@

セi@

# ;:;,.)

, ,

0::J

;'.:_,c;,

_,k:.

A.'.;,1

セi@

Q .-: ,,.. ;Jj ,,. セ@ ,,., J. c. .;• 0

._(,,,:;11

セQIQ@

;?:-

Pセ@

ijセェ}ェ@

Aiil

セ@

_;;:..

0--

1_,wr

セZZL@

セQ@セ@

:J .... ; - ,,.,

( 1

'Iv :

Y

/e

セiI@

ケG」ェセ|@

J')t!.

c;

J.ir1::,

,,.. ,,..

-

,,.. Artinya: "(lvfusim) hqji adalah beberapa bu/an yang dimaklumi, barang siapa

yang menetapkan niatnya dalam bu/an itu akan menge1jakan haji, maka tidak boleh rqfats, berbuat Jasik dan berbantah-bantahan di dalam masa menge1:jakan haji. Dan apa yang kamu kei'jakan niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. "(al-Baqarah/2: 197)44

Dalam ibadah haji nilai pembinaan akhlaknya lebih besar dibandingkan

dengan rukun Islam lainnya. Hal ini dapat dipahami bahwa ibadah haji dalam

Islam bersifat komprehensif yang menuntut persya.ratan yang hanyak, di samping

harus menguasai ilmu, harus sehat fisik, adanya kemauan keras, bersabar dalam

menjalankan ibadah haji dan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. 45

Ibadah haji ke Tanah Suci diperintahkan untuk 0rang yang '"1ampu, clitunaikan

dengan kesadaran dan keikhlasan hati, sebagai perwujudlin iman clan taqwa

kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. 46

Cara lain yang ditempuh untuk meningkatkan akhlak yang terpuji, diantaranya

adalah:

44

Departemen Agama RI, op.cit., h. 59

45

Abuddin Nata, op.cit., h. 161

(37)

a. Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara kontinyu,

lmam Al-Ghazali mengatakan bahwa kepribadian manusia itu pada

dasarnya dapat menerima segala usaha pembentukan melalui pembiasaan.

Jika manusia membiasakan berbuat baik, maka anak tersebut akan

menjadi orang baik.

b. Melalui keteladanan, menanamkan sopan santun me:merlukan pendidikan

yang panjang, pendidikan tidak akan sukses melainkan jika disertai

dengan pemberian contoh teladan yang baik clan nyata. 47

Sedangkan menurut Drs. Zahruddin AR, akhlak terpuji terbagi menjadi

dua, yaitu ada akhlak terpuji secara lahiriah dan akhlak terpuji secara batiniah,

dan cara pembinaannya sebagai berikut:

a. Secara lahiriah

I). Pendidikan, dengan pendidikan, cara pandang seseornng akan lebih luas,

tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari masing-masing (akhlak

terpuji dan tercela). Semakin baik tingkat pendidika:1 dan pengetahuan

seseorang, sehingga mampu lebih mengenali mana yang terpuji dan

tercela.

2). Menaati dan mengikuti peraturan dan undang-u:ndang yang ada di

masyarakat dan negara. Bagi seorang mus!im tentunya mengikuti aturan

47

(38)

yang digariskan Allah SWT dalam Alquran dan Sunah Nabi Muhammad

SAW.

3 ). Memilih pergaulan yang baik, sebaik-baiknya pergaulan adalah berteman

dengan para ulama (orang beriman) dan ilmuwan (intelektual).

4). Melalui perjuangan dan usaha, menurut Hamka, bahwa akhlak terpuji

ti1nbul dari keutamaan, sedangkan keutamaan tercapai melalui

• 48

pcquangan.

b. Secara batiniah

I). Muhasabah, Selalu menghitung perbuatan yang tel ah dilakukan selama

ini, baik menghitung perbuatan buruk dengan akibat yang telah

ditimbulkannya atau pun menghitung perbuatan baik dengan akibat yang

telah ditimbulkannya pula.

2). /'vfu 'aqobah, memberikan hukuman atau sangsi terhadap perbuatan yang

telah dilakukan, hukuman tersebut bersifat ruhaniah dan menuju kepada

kebajikan, biasanya hukuman tersebut berupa shalat sunah yang

dikerjakan lebih banyak dari biasanya.

3). Mu 'ahadah, perjanjian dengan hati nurani (batin), untEk tidak mengulangi

kesalahan dan tindakan buruk, serta menggantinya dengan

perbuatan-perbuatan yang baik.

(39)

4). Mujahadah, berusaha maksimal untuk me!akukan perbuatan baik untuk

mencapai derajat ihsan, sehingga mampu 101endekatka!! diri kepada Allah

SWT. Hal ini dilakukan dengan kesungguhan dan perjuangan keras,

karena perjalanan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT banyak

rintangannya. 49

49

(40)

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang menjadi lapangan penelitian penulis adalah SDN Jagakarsa 01

Pagi Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian skripsi ini terhitung mulai tanggal 10

April 2004 sampai dengan 10 Oktober 2004.

B.

Populasi dan Sampel

I. Populasi

Populasi adalah "keseluruhan subjek penelitian ". Apa!:; la seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi 1

Pcpulasi yang terdapat pada lapangan penelitian ini adalah, seluruh murid

kelas I sampai murid kelas VI SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan yang

berjumlah 417 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah "sebagian atau wakil populasi yang dite!iti"2• Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling, yang tertuju kepada

1

Suharsin1i Arikunto. Prosedur l'ene/itian S'uatu JJendekatan Praktek, (Jakarta: Rincka Cipta,

1998). Cct.kc-1 L h. 115

'Ibid. h. 117

(41)

murid kelas VI yang berjumlah 67 siswa, dengan alasan bahwa murid kelas VI

telah menempuh pendidikan di SDN Jagakarsa 0 l Pagi Jakarta Selatan selama

kurang lebih 5 tahun, sehingga mereka mengetahui dengan pasti tentang peranan

orang tua dalam membina akhlak mereka.

C. Telmik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode atau. tekhnik

pengumpul data, antara lain:

I. Angket

Angket adalah daftar materi pertanyaan yang disusun secara sistematis dengan

menggunakan empat alternatif jawaban, untuk angket carnnya adalah dengan

membagikan kepada responden yang bersangkutan, karena dengan cara ini

penulis tidak perlu bertatap muka, dan menghemat waktu dan tenaga, selain

itu juga responden diberi waktu luang untuk merriawab dan mengisi

pertanyaan dan jawaban.

Angket yang kesemuanya terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu a, b, c

[image:41.595.47.461.205.678.2]

dan d dengan rentangan nilai:

Tabel 1 Penafsiran Tabel

No Prosentase Penafsiran

1. 100% Selumhnva

2. 90%-99% Hampir seluruhnya

3. 60%-89% Sebagian besar

4. 51%-59% Lebih dari setengahnya __

(42)

5. 50% Setengahnya

6. 40%-49% Hampir setengahn )'!!. _ _ ....

7. 10%-19% Sebagian kccil

8. 20 %- 39 % Sedikit 9. 01 %-09% Sedikit sekali

10. 0% Tidak ada sama se kali MMセ@

2. Wawancara

Wawancara adalah mengadakan tanya jawab secara langsung berkenaan

dengan skripsi ini, caranya dengan mendatangi langsung responden untuk

mendapatkan informasi dan data secara langsung dari pihak kepala sekolah

SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan .

3. Observasi

Obaervasi adalah mengadakan pengamatan dan pencatatan terhadap obyek

yang diteliti, terutama mengenai keadaan umum SDN Jagakarsa 01 Pagi

Jakarta Selatan.

D. Telmik Analisa Data

Data yang diperoleh dari angket, wawancara dan observasi diseleksi dan

disusun sehingga data-data yang tidak berguna untuk menguji hipotesa dapat

ditinggalkan. Setelah itu penulis melakukan klasifikasi data yakni usaha

menggolongkan data.

Setelah data-data yang ada diklasifikasikan lalu dilakukan analisis data.

(43)

kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik.

Adapun rumus yang digunakan dalam mencari prosentase setiap data adalah:

F

P=-x100%

N

Ket: P = Prosentase untuk setiap jawaban

F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden

Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel di

dalamnya Jangsung dibuat frekuensi dan prosentase. Setelah itu penulis

menginterpretasikan data tersebut.

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku "Pedoman

(44)

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdiri SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakiirta Selatan

SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan didirikan pada tahun 1950/ 1951

di atas tanah milik pemerintah, dalam perkembangannya SDN Jagakarsa 01 Pagi

Jakarta Selatan telah mengalami tiga kali pembaharnan gedung dan terakhir kali

diperbaharui pada tahun 1990 yang diresmikan oleh gubernm DKI Jakarta, saat

itu dijabat oleh Bapak Wiyogo Atmodarminto. SDN Jagakarsa OJ Pagi Jakarta

Selatan dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang pesat baik jumlah siswa

maupun kegiatan belajar mengajar, tenaga pengajar pun bertambah seiring dengan

kemajuannya.

SDN Jagakarsa OJ Pagi Jakarta Selatan :'nemiliki visi, misi dan motto,

visinya yaitu "Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, disip!in dan berprestasi",

sedangkan misinya adalah:

a. Meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan dasar yang

berkualitas.

b. Meningkatkan kesadaran s1Swa untuk mengenali diri sendiri sehingga

terciptanya iklim pendidikan yang nyaman.

c. Menjalin kerjasama yang baik antara orang tua dengan sekolah, sehingga

(45)

Sedangkan mottonya adalah 7 K yang terdiri dari:

a. Keamanan.

b. Kebersihan.

c. Keterliban.

d. Keindahan.

e. Kekeluargaan.

f. Kerindangan.

g. Kedisiplinan.

Dengan semangat pengabdian yang tinggi, kesabaran serta ketulus

ikhlasan dalam menjalankan tugas, kepala sekolah dan guru berusaha untuk

meningkatkan prestasi sekolah dan menata sekolah dengan baik.

Dalam rangka mengembangkan kemampuan dan menambah wawasan

pendidikan dewan guru, dan kepala sekolah setiap tahun selalu mengikuti

kegiatan 1,>ugus sekolah untuk bersama-sama menyusun program pengajaran baik

untuk harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan ini berlangsung terus

menerus sampai sekarang. Selain itu para guru sekarang sedang mengikuti

pendidikan di perguruan tinggi.

2. Letak Geografis

SON Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan berlokasi di daerah Jagakarsa,

tepatnya di Jalan Jagakarsa I Rt. 002/ 07 Kecamatan Jagakarsa Jakaita Selatan

12620 di daerah ini banyak pula berdiri lembaga pendidikan pemerintah yang

(46)

Ditinjau dari lokasinya yang jauh dari keramaian kota, namun mudah

dijangkau dengan kendaraan umum menjadikan SDN Jagakarsa 01 pagi Jakarta

Selatan cukup dikenal oleh masyarakat. SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan

terletak di antara:

Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kelurahan Lama Jagakarsa Jakarta Selatan

Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Puskesmas Jagakarsa Jakarta Selatan

Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kelurahan Baru Ja.galkarsa Jakarta Selatan/

kober Jagakarsa.

Sebelah Barat: Berbatasan dengan Jalan Gandaria

3. Sarana Pendidilrnn

Lembaga pendidikan yang baik harus memenuhi sarana dan prasarana

yang menunjang setiap kegiatan pendidikan, sarana fisik yang dimiliki oleh SDN

Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan ini terdiri dari satu bangunan permanen

bertingkat dua dengan tujuh ruang belajar, satu ruang kepala sekolah, satu ruang

guru, ruang perpustakaan, ruang UKS, ruang serbaguna, laboratorium, tiga kamar

kecil, gudang, dua lapangan olahraga, dan kantin.

Ruang belajar dilengkapi dengan peralatan belajar, ruang kantor

dilengkapi dengan alat tulis kantor, data kepegawaian yang memuat nama guru,

latar belakang pendidikan, data tentang siswa. Sarana dan fasilitas yang diterima

SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan berasal 、セゥイゥ@ Depart•emen Pendidikan dan

Kebudayaan, serta Departemen Agama sarana dan. fasilitas tersebut berupa buku

(47)

4. Keadaan Siswa dan Gnrn

a. Keadaan Siswa

Jumlah siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan pada tahun

2003-2004 sebanyak 417 siswa, dengan rincian sebagaimana terlihat pada

tab el di bawah ini:

Tabel 2

Keadaan Siswa

---- . - セ@ ···-·-·--·---_.., ···-··---,.--··---·--. MMᄋᄋMMᄋᄋᄋᄋMMᄋMMMMセ@

No. Ke las Laki-laki Perempmm Jumlah

I. I A 20 20 40

2. II A 18 22 40

3. II B 18 22 40

4. III A 21 19 40

5. III B 20 18 38

6. IV A 18 17 35

7. IVB 22 17 39

8. VA 18 22 40

9. VB 20 18 38

10. VI A 19 15 34

11. VI B 18 15 33

Jumlah

213

207

417

Dari tabel tersebut terlihat, bahwa jumlah keseluruhan siswa SDN

Jagakarsa O I Pagi Jakarta Selatan berjumlah 417 siswa, jumlah siswa laki-laki

213 dan siswa perempuan 207. Siswa kelas I hanya satu kelas dengan jumlah

40 siswa, siswa kelas II terbagi dua, Kelas A berjumlah 40 siswa dan Kelas B

berjumlah 40 siswa, untuk kelas III terdiri dari 40 siswa Kdas Adan 38 Kelas

B, Kelas IV untuk Kelas A berjumlah 35 dan Kelas B 39, dan siswa Kelas V

terdiri dari 40 siswa Kelas A, 38 siswa Kelas B. Serta untuk siswa Kelas VI

[image:47.595.85.462.215.503.2]
(48)

b. Keadaan Guru

Jumlah guru di SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakartac Selatan pada tahun

RPPSMRPPセT@ sebanyak: lulusan S 2 satu orang, S 1 tiga orang, D II sepuluh orang, dan satu penjaga sekolah untuk lebih jelasnya terlihat pada tabel

berikut:

[image:48.595.78.461.203.527.2]

Tabel 3

Keadaan Gurn

No Nama

NIP

Jl>endidlik:m Jabatan

I Ors. Agus M_ttlyadi, MM 130948554 S II Kepala Sekolah

2 Farida Yusuf: BA 130449140 lKIP Guru

·

-3 Priyono 132153772 DII Guru

4 Sumarni 130719978 DH Guru

·-·--··

5 Suryanti 131155756 DII Guru

6 J-IL_Muiivatun 131502176 DH Guru

セM

7 Drs. Amin Muhammad 130614914 SI

PAI

8 Dasma Suprivadi 131307821 DII Olah Raga

9 lsmiati 131106185 DII Guru

10 Suratni 131463763 DII Guru

11 Hasnawati 131292767 DU Guru

12 Kresni Handavani 131438399 DH Guru

13 Efi Svalfifi, Spd 132215979 SI

I

Guru

14 Atun Wahyuningsih 131891353 DH Guru

15 Umi Khasanah, S. Ag 131368874 SI - PAI

16 Jaia

-

-

Penjaga

Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat 15 gum di SDN Jagakarsa

01 Pagi Jakarta Selatan, dengan perincian: Kepala Sekolah, l Guru Olahraga,

2 Guru PAI, dan 11 Guru Kelas. Guru olahraga mengajar untuk Kelas I

sampai dengan Kelas VI, sedangkan untuk guru PAI dibagi menjadi dua,

(49)

5. Upaya SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatran dalam p;cembinaan akhlak

siswa.

Upaya yang dilakukan SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan dalam

pembinaan akhlak siswa adalah dengan melalui:

a. Guru agama, yang selalu memberikan pendidikan dan siraman rohani sesuai

dengan ajaran yang terkandung dalam Al-quran dan Hadits, sehingga

terwujud generasi yang berkualitas, bermoral, dan bertakwa kepada Allah swt.

b. Guru kelas yang juga ikut mendukung secara terpadu.

c. Setiap hari jum'at, siswa diwajibkan menggunakan busana muslim.

d. Mengadakan kegiatan hari besar keagamaan.

e. Khusus untuk bulan Ramadhan, diadakannya pesantren kilat, dan menghafal

ayat-ayat pendek.

6. Struktur Organisasi Komite Sekolah SDN Jagakarsa ill Pagi Jaka1"ta

Sela tan

Pembina

Ketua

Wakil

Sekertaris I

Seke1iaris II

Bendahara I

Bendahara II

: Drs. Agus Wahyudi, MM

: Drs. Sainih

: Tukiran. HS

: Umin SE

: Dasma Supriyadi

: Farida Yusuf, BA

(50)

Anggota

BPK

: Umi Khasanah

Ir. Sunarsih

Suryanti

: Sunarsih

F atan S yarifudain

Yusmaniar

B. J'ernnan Orang Tna dalam Membina Akhlak Anak di S'!>N Jagalmrsa 01

Pagi Jakarta Selatan

Orang tua siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi memiliki peranan terhadap

pembinaan akhlak anak, ha! ini terlihat dari data yang diperoleh penulis melalui

penyebaran angket yang diisi oleh siswa Kelas VI, penulis tidak mendatangi orang

tua siswa secara langsung disebabkan adanya keterbatasa.n atau kesulitan yang

dihadapi penulis, baik keterbatasan waktu maupun tena.ga.

Peranan yang dilakukan orang tua dalam pembinaan akhlak adalah dengan

memberikan arahan dan pengajaran yang berhubungan dengan akhlak. Ada pun usaha

yang dilakukan orang tua siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan dalam

membina akhlak anak adalah sebagai berikut:

1. Pcndidikan agama, penman yang dilakukan orang tua dalam menyikapi

pendidikan agama anak adalah dengan cara:

a. Mendukung kegiatan keagamaan, baik kegiatan keagamaan yang

(51)

b. Memcriksa pelajaran agama dan mengajarkan kembali kepada anak jika ada

pelajaran yang kurang dipahami.

c. Membelikan buku-buku lain yang berkaitan dengan agama, dengan earn ini

anak akan mendapatkan pengetahuan baru yang belum didapat dari sekolah

maupun lingkungan rumah.

2. Akhlak terhadap Allah SWT, dalam menyikapi akhlak anak terhadap Allah SWT

rnaka orang tua bcrpcran dcngan earn:

a. Membaca Basmalah ketika akan mcngerjakan sesuatu dan membaca

Hamdalah ketika selesai mengerjakan sesuatu, hal ini dimaksudkan agar anak

selalu ingat bahwa segala sesuatu yang dilakukan hanya karena Allah SWT,

sehingga apapun yang dikerjakan anak akan menjadi pahala disisi Allah SWT.

b. Mengajarkan kepada anak sikap Qana'ah dan bersyukur atas nikmat Allah

SWT, dengan sikap ini anak akan menerima pemberian/ rizki dari Allah SWT

dengan lapang dada, dan anak akan mensyukuri atas nikmat yang Allah SWT

berikan.

c. Shalat berjamaah dan berdo' a bersama.

3. Akhlak terhadap orang tua, pembinaannya dilaksanakan dengan earn

menghormati orang tua, serta ketika sebelum dan setelah bepergian mencium

tangan kedua orang tua.

4. Akhlak terhadap sesama, adapun peranan orang tu.a siswa ada!ah:

a. Mengembalikan barang temuan.

b. Membantu orang yang tidak mampu, dalam hal ini hukan hanya hersifat

(52)

C. Deskripsi dan Interpretasi Data

Data yang didapat dari setiap item pertanyaan akan dibuat satu tabel, di

dalamnya langsung dibuat frekuensi dan prosentase. Setelah itu penulis

menginterpretasikan data, sebagai berikut:

Tabel 4

Orang tua mengatakan pendidikan agama sangait penting

untuk kehidupan sehari-hari

Alternatifjawaban Frekuensi Prosentase

セM -·

a Pernah 66 98,50 %

b Tidak Pernah 1 1,50%

Jumlah 67 100 %

Dari tabel tersebut terlihat bahwa hampir seluruhnya orang tua siswa SDN

Jagakarsa 01 Pagi Jakarta Selatan mengatakan bahwa pendidikan agama sangat

penting bagi kehidupan sehari-hari, ha! ini terbukti dengan jawaban responden yang

menjawab pernah 98 % dan ada orang tua yang tidak pernah mengatakan bahwa

pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan sehari-hari 「Qセイェオュャ。ィ@ 1 %. Orang

tua yang mengatalrnn pendidikan agama sangat penting disebabkan mereka ingin

anak-anaknya selalu memegang dan menjalani segala perintah dan menjauhi larangan

agama, agar kehidupan mereka kelak bahagia baik di dunia rnaupun di akhirat.

Sedangkan orang tua yang tidak pernah mengatakan pendidikan agama sangat

penting bagi kehidupan, baik kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat

[image:52.595.44.462.161.525.2]
(53)
[image:53.595.32.466.141.522.2]

Tabel 5

Pendidilrnn agama ditanamkan di lingknngan kelnarga sejak kedl

····-·---··· MᄋᄋᄋᄋᄋMᄋセMMᄋ@ . ᄋMMᄋMMMセMMMᄋMᄋᄋMMᄋᄋMᄋ@ セMᄋMMMMMMᄋMMMMMMMMMM

Alternatif iawab:m Frelmensi Prnseutase

a Selalu 32 47,76%

b Sering 18 26,86%

c Kadang-Kadang 14 20,89 %

d TidakPemah 3 4.,47%

Jumlah 67 100%

Dari tabel tersebut terlihat bahwa orang tua siswa SDN Jagakarsa 01 Pagi

Jakarta Selatan hampir setengahnya selalu menanamkan pendidikan agama di

lingkungan kcluarga scjak kecil. Hal ini tcrbukti dengan ja.wa.ban responden yang

menjawab selalu berjumlah 47 %, sebagian kecil sering menanamkan berjumlah 26 %

dan Kadang-kadang 20 %, serta ada orang tua yang tidak pemah menanamkan

pendidikan agama di lingkungan keluarga berjumlah 4 %. Orang tua yang

menanamkan pendidikan agama pada anak di lingkungan kduarga, dikarenakan

orang tua tersebut memiliki ilmu agama dan memiliki waktu untuk menanamkan

pendidikan agama di dalam lingkungan keluarga kepada anak-anaknya, hal ini

dilakukan agar anak terbiasa dengan kehidupan beragama dan terbiasa melaksanakan

kegiatan keagamaan tanpa harus adanya paksaan. Sedangkan orn.ng tua yang tidak

Gambar

figur-figur yang patut diteladani serta menciptakan lingkung2.n yang mendidik,
Tabel 1 Penafsiran Tabel
Keadaan Tabel 2 Siswa
Keadaan Tabel 3 Gurn
+7

Referensi

Dokumen terkait