SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam
(S.Kom I)
Disusun Oleh
Nama : Herdiansyah Pratama
NIM : 105051001930
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skirpsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu ( ) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Agustus 2011
Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa (Studi Pada SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan)
Komunikasi interpersonal yang terjalin dalam sebuah keluarga melibatkan komunikasi antara anak dan orang tua. Anak membutuhkan orang lain untuk berkembang. Dalam hal ini, orang yang mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan kepribadian anak dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua. Orang tua bertanggung jawab dalam membimbing anak, agar proses belajar tetap berlangsung dengan terarah. Untuk mencapai prestasi yang diharapkan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan menyayangi apa yang dipelajarinya. Di sini orang tua sangat berperan dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong anak senang belajar sehingga prestasi anak tersebut meningkat. Orang tua dapat mendampingi anak dengan menciptakan suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak terhadap peningkatan motivasi berprestasi SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitiatif.
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain, antara dua orang atau lebih. Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk mencapai suatu keberhasilan yang sebenar-benarnya ingin dicapai oleh individu tersebut.
Populasi dalam penelitian ini yakni siswa SDN 01 Cipulir Pagi Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang berjumlah 42 siswa. Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18 diperoleh korelasi komunikasi interpersonal orang tua terhadap komunikasi interpersonal anak sebesar 0.483 dengan nilai signifikansi 0.001 (p<0.005). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua terhadap komunikasi interpersonal anak. Sedangkan korelasi komunikasi interpersonal orang tua terhadap motivasi berprestasi siswa sebesar 0.347 dengan nilai signifikansi 0.025 (p<0.005). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua terhadap motivasi berprestasi siswa.
ii
melimpahkan karunia, hidayah, kekuatan dan pencerahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Pola Hubungan
Komunikasi Interpersonal Antara Orangtua Dengan Anak Terhadap Motivasi
Berprestasi Siswa (Studi Pada Siswa SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama
Jakarta Selatan) sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi
Islam (". # $ %) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam tidak lupa penulis
hanturkan kepada Rasul kita yaitu Muhammad SAW beserta keluarganya dan para
sahabatnya.
Penulis sadar benar bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Namun demikian penulis selalu berusaha sesuai dengan
kemampuan dan dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembacanya.
Selesainya skripsi ini tentunya tidak lepas dari berbagai dukungan yang
diberikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Dan dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA selaku Rektorat UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi beserta pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu
iii Komunikasi dan Penyiaran Islam.
5. Terima kasih juga kepada Dosen Pembimbing saya yaitu Dra. Rini
Laili Prihatini, M.Si yang selalu tanpa henti memberikan motivasinya
dalam proses pembuatan skripsi ini hingga akhir. Dan atas kesabaran
yang beliau berikan, dan tentunya juga untuk ide-ide dan ilmu-ilmu
yang beliau berikan kepada penulis.
6. Kepada Ibundaku Sri Uniarsih yang darah dagingnya mangalir dalam
raga ini. Dan Ayahanda Sulaiman yang dengan keringatnya yang keras
hingga beliau dapat melihatku kini tengah dewasa. Tak kan kuat
ucapan terima kasih ku ini menandingi kasih dan sayang kalian yang
kalian siran dari (berawal) seorang manusia ini belum mempunyai
nama hingga sampai saat ini. Hanya senantiasa doaku untuk kalian
yang dapat kulakukan. Aku menyayangimu Bu Aku mencintaimu
Yah.
Akhirnya penulis sekali ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung sampai selesainya skripsi ini
karena tanpa dukungan dari kalian semua, skripsi ini tidak dapat berjalan dengan
baik dan andaikan selesai pun mungkin skripsi ini tidak sempurna. Dan
mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 22 Juni 2011
&v
B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ... 8
v
^K ^W aQSQ PQg hWc O PQ MSOX
bO c QOdWXVWSWXQtQO SYYY ...51
E. Kerangka Pemikiran ...56
F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 57
G. Metode Pengumpulan Data .. 58
H. Metode Analisis Instrumen .. 59
I. Metode Analisis Data . 62
?@ ?Ai I@GEj@HGCHC IA DA @H
A. Data-Data Hasil Penelitian Lapangan ... 65
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 70
C. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan
Anak Terhadap Motivasi Berprestasi
Siswa . 92
D. Korelasi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan
Anak Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa . 97
?@ ?i GCHkDkG
A. Kesimpulan ...100
B. Saran-Saran . 100
F @ lD@jGkmD@n @ .. 102
~z { z z| pz} z z} |}}{ppz}
~z { } {pzp{p z
~z { zz}z {z |
|}pz p
} }z {
pz 70 Tabel 4.2 Aspek Empati Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa 72
Tabel 4.3 Aspek Sikap Mendukung Dalam Komunikasi
Interpersonal Siswa ...74
Tabel 4.4 Aspek Sikap Positif Dalam Komunikasi Interpersonal ...75
Tabel 4.5 Apek Kesetaraan Dalam Komunikasi Interpersonal ...76
Tabel 4.6 Aspek Motivasi Intrinsik Dalam Motivasi Berprestasi Siswa 78
Tabel 4.7 Aspek Motivasi Ekstrinsik Dalam Motivasi
Berprestasi Siswa ... 79
Tabel 4.8 Aspek Prestasi Akademik Dalam Motivasi
Berprestasi Siswa ... 81
Tabel 4.9 Aspek Prestasi Non-Akademik Dalam Motivasi
Berprestasi Siswa5 . 83
Tabel 4.1 Aspek Keterbukaan Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa. 85
Tabel 4.2 Aspek Empati Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa . 87
Tabel 4.3 Aspek Sikap Mendukung Dalam Komunikasi
Interpersonal Siswa 89
Tabel 4.4 Aspek Sikap Positif Dalam Komunikasi Interpersonal ...90
Grafik 4.1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin siswa 66
Grafik 4.2. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
orang tua (Ayah) . 67
Grafik 4.3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
orang tua (Ibu) 68
Grafik 4.4. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan
1
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari proses komunikasi. Hal ini disebabkan selain karena manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya, tetapi juga karena melalui komunikasi peradaban manusia dapat berkembang hingga sampai saat ini. Mengingat komunikasi merupakan salah satu hal yang penting bagi manusia, maka kuantitas kegiatan berkomunikasi yang dilakukan manusia-pun lebih dominan dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Jalaludin Rakhmat menyatakan bahwa suatu jalinan dapat menentukan harmonisasi1. Salah satu bentuk yang dapat menentukan keharmonisan antar manusia tersebut adalah komunikasi interpersonal. Menurut Littlejohn komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara individu-individu2. Bentuk khusus dari komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang melibatkan hanya dua orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Sedangkan menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal merupakan komunikasi
1
Rakhmat, Jalaludin,Psikologi Komunikasi.(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h.13 2
antara dua orang yang bertujuan untuk mengenal, berhubungan, mempengaruhi, bermain dan membantu3.
Bentuk komunikasi interpersonal dapat juga terjalin dalam sebuah keluarga yang melibatkan komunikasi antara anak dan orang tua. Anak membutuhkan orang lain untuk berkembang. Dalam hal ini, orang yang mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan kepribadian anak dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua. Perbedaan umur antara orang tua dan anak yang cukup besar, berarti pula perbedaan masa yang dialami oleh kedua belah pihak. Perbedaan masa yang dialami akan memberikan jejak-jejak yang berbeda pula dalam bentuk perbedaan sikap dan pandangan-pandangan antara orang tua dan anak. Yang menarik dari status sebagai orang tua adalah bahwa apa pun yang diperbuat orang tua, tujuan mereka semata-mata adalah mengasuh, melindungi, dan mendidik anak-anak. Termasuk tanggung jawab orang tua dalam memenuhi kebutuhan si anak, baik dari sudut organis maupun psikologis, antara lain sandang-pangan-papan; maupun kebutuhan-kebutuhan psikis, salah satunya adalah kebutuhan akan perkembangan intelektual seorang anak melalui pendidikan.4
Pendidikan merupakan peranan penting bagi kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan. Inti dari kegiatan pendidikan dicapai melalui proses belajar. Belajar selalu mempunyai hubungan dengan perubahan, baik yang meliputi keseluruhan tingkah laku maupun yang hanya terjadi pada aspek kepribadian. Sebagai orang tua, mereka harus berbuat sesuatu untuk mengembangkan diri si anak ke arah yang lebih baik secara
3
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia. (Jakarta: Profesional Books, 1996), edisi kelima, h. 250
4
keseluruhan meliputi tingkah laku yang diharapkan. Banyak orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya, atau ambisinya kepada anak, terlebih lagi dalam hal prestasi.5Orang tua menuntut prestasi tinggi kepada anak, tanpa di barengi sikap demokratis dan pendekatan komunikasi yang kurang sehingga perkembangan anak terabaikan; yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar anak tersebut.6 Orang tua merasa tindakannya benar karena semua itu dilakukan semata-mata demi kebaikan anak. Adalah salah berpendapat bila anak harus berprestasi demi harga diri orang tua, sehingga bila anak tidak mencapai prestasi seperti yang diharapkan orang tua, orang tua menjadi frustasi dan anaklah yang menjadi korban.7
Orang tua bertanggung jawab dalam membimbing anak, agar proses belajar tetap berlangsung dengan terarah. Untuk mencapai prestasi yang diharapkan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan menyayangi apa yang dipelajarinya. Di sini orang tua sangat berperan dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong anak senang belajar sehingga prestasi anak tersebut meningkat. Orang tua dapat mendampingi anak dengan menciptakan suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Dunia anak adalah dunia yang khas, bukan miniatur dunia orang dewasa, maka semangat berkomunikasi kepada anak adalah bukan memberitahukan sesuatu yang dianggap baik dari sudut pandang orang dewasa, melainkan duduk sejajar bersama anak,
5
Ekomadyo, Ike Junita,22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak,( Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005), h. 4
6
Sutedja, Heryanto,Mengapa Anak Anda Malas Belajar?.(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), h. 34
7
berempati, dan menemani anak.8 Bimbingan adalah proses pemberian bantuan terhadap anak untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri terhadap sekolah, keluarga, serta masyarakat.
Arti pentingnya sebuah keluarga bagi diri seorang anak dikemukakan pula oleh Susan Urmston Philips.9 Dalam buku The Invisible Culture, ditemukan bahwa anak orang Indian (penduduk asli Amerika) selalu kalah cerdas dengan anak kulit putih. Ini terjadi karena keluarga orang Indian sangat pendiam. Ocehan anak Indian tidak direspon oleh keluarganya, sebagaimana anak orang kulit putih. Akhirnya, anak orang Indian tidak memiliki kemampuan berkomunikasi pada waktu mereka bermain dan belajar di kelas. Sebaliknya, karena anak orang kulit putih sejak kecil dibiasakan memiliki komunikasi interaktif dengan keluarganya, maka mereka berhasil memberikan respon terhadap lingkungan, baik pada waktu bermain maupun pada waktu belajar disekolah.
Individu harus lah memiliki motivasi untuk mencapai suatu keberhasilan, karena tanpa adanya motivasi individu akan sangat sulit bahkan mustahil untuk menjadi seseorang yang berhasil. Dorongan yang terjadi pada diri seseorang disebut dengan motivasi. Menurut David McClelland et al., dalam Hamzah B. Uno, A motive is the reditegration by a cue of a change in an affective situation , yang berarti motif merupakan implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan ditandai suatu perubahan pada situasi afektif. Sumber utama munculnya motif adalah dari rangsangan (stimulus) perbedaan situasi sekarang dengan situasi yang diharapkan, sehingga tanda perubahan
8
Ekomadyo, Ike Junita.22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 6
9
tersebut tampak pada adanya perbedaan afektif saat munculnya motif dan saat usaha pencapaian yang diharapkan10. Oleh sebab itu motivasi dan keberhasilan (prestasi) merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Hakikat motivasi belajar adalah Motivasi berprestasi yaitu dorongan yang ada dalam diri individu yang berasal dari dalam maupun luar individu untuk mencapai suatu keberhasilan baik keberhasilan akademik maupun non akademik yang ingin dicapai oleh individu tersebut.
Semua anak yang dilahirkan mempunyai motivasi untuk belajar. Hal ini merupakan sebuah karakter spesies manusia. Secara alamiah anak-anak merupakan penjelajah yang serba ingin tahu. Namun, ketika datang masa bersekolah seringkali motivasi anak untuk belajar menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan nasehat-nasehat orang tua menjadi ancaman dan menghasilkan rasa sakit bagi anak-anak yang buku rapornya tidak memenuhi harapan-harapan orang tua. Di banyak rumah, topik pembelajaran menjadi sebuah hal yang keras, berada di tepi sebuah zona serangan dimana orang tua berusaha keras memaksa anak untuk belajar. Kemudian anak membalas dengan the guerilla warfare perang dingin , berupa pembangkangan dengan cemberut.
Mempunyai motivasi diri merupakan permasalahan kritis bagi keberhasilan anak-anak di masa depan anak, seperti di sekolah, kerja, dan kehidupan pada umumya. Bahwa, anak-anak yang memiliki motivasi dengan rasa senang secara murni, berpeluang sangat besar di berbagai pelajaran yang diikutinya. Mereka akan memiliki sarana untuk mengatasi rintangan yang ada dan mendorong diri
10
sendiri untuk mengoptimalkan potensi yang terbaik yang mereka punyai, sehingga berpeluang mengubah kegagalan menjadi sebuah keberhasilan. Dan hal ini merupakan salah satu tanggung jawab orang tua untuk bisa menghantarkan anak-anak mereka menuju gerbang keberhasilan.
Adapun pembahasan tentang tanggung jawab orang tua terhadap anak juga terdapat dalam ajaran Islam. Islam memerintahkan orang tua untuk mendidik anak dan memikul tanggung jawab itu di pundak mereka. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT, surat At-Tahrim ayat 6:
Artinya:Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
mendurhakai orang tua.Rasulullah juga mengajarkan betapa besarnya tanggung jawab orang tua dalam pendidikan anak. Sabdanya SAW: Tidak lah seorang anak yang lahir itu kecuali dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanya menjadikan ia
Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhori)11.
Dijelaskan dalam riwayat tersebut, orang tua mempunyai peranan dalam mendidik anak. Pendidikan dalam keluargalah yang amat penting dalam pembentukan kepribadian anak. Ketika anak mendapat tauladan yang baik dalam keluarga, maka kemungkinan besar anak akan melakukan apa yang diajarkan orang tua kepada anak baik itu melalui verbal maupun non verbal. Seorang ahli (Dorothy Law Nolte) berujar: Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan. Bila orang tua gagal mengungkapkan rasa sayang pada anak-anaknya, maka anak-anak tersebut tak akan mampu menyatakan sayangnya kepada orang lain12. Beberapa contoh kasus yang terjadi akibat kurangnya kemampuan komunikasi interpersonal orang tua kepada anaknya yakni dapat dilihat dari kasus kaburnya artis Arumi Bachsin dari rumah, dalam kasus ini Arumi tidak sepaham dengan ibundanya, Maria Lilian Pesch, yang sering memaksa syuting kejar tayang (stripping). Maria kerap membuat jadwal kerja tanpa berembuk dulu dengan Arumi13.
11
Muhammad Rasyid Dimas. Memengaruhi Jiwa dan Akal Anak. (Bandung: Arkan Publishing, 2008) H. vi
12
http://images.herususetyo.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/R58BaQoKCh8AADvNbIo 1/Pres.%20PENDIDIKAN%20ANAK%20DALAM%20ISLAM.ppt?nmid=79733819. (26 April 2010)
13
Kasus lain yang menunjukkan dampak kurangnya komunikasi interpersonal orang tua dan anak yaitu kasus penganiayaan yang dilakukan siswa kelas tiga SD Negeri 12 Cipinang, Jakarta Timur, kepada lima temannya. Komunikasi yang buruk akan memberikan tekanan psikologis kepada anak. Seorang anak usia SD, menurut Kak Seto, membutuhkan perhatian ekstra dari orang tua. Kecerdasan emosi anak sangat labil. Ketika dia merasa terkekan apa saja bisa masuk dalam dirinya seperti kekerasan, narkoba, bahkan seks bebas 14.
Dilatar belakangi kondisi seperti di atas, maka peneliti tertarik untuk mengenal, dan memahami pengaruh komunikasi interpersonal yang terjadi antara orang tua dan anak dalam meningkatkan motivasi berprestasi anak. Untuk itu peneliti mengambil judul Pola Hubungan Komunikasi Interpersonal Antara Orang Tua dan Anak Terhadap Peningkatan Motivasi Berprestasi Pada
Anak di SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan .
B. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah
Tujuan dari pembatasan masalah adalah untuk menghindari tinjauan yang terlalu luas dan agar penelitian ini tidak terpengaruh oleh banyaknya masalah komunikasi yang ada, maka penelitian ini memiliki batasan penelitian sebagai berikut :
1. Komunikasi interpersonal yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak baik yang berlansung
14
melalui tatap muka maupun melalui media yang mendapat umpan balik atau efek secara langsung.
2. Motivasi berprestasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu dorongan yang ada dalam diri individu baik yang berasal dari dalam maupun dari luar diri individu untuk mencapai suatu keberhasilan baik keberhasilan dalam bidang akademik maupun non akademik yang ingin dicapai oleh individu tersebut. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu "Apakah ada hubungan antara komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak terhadap peningkatan motivasi berprestasi anak ?".
±. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak terhadap peningkatan motivasi berprestasi SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:
a. Memberikan informasi dan pengetahuan di bidang komunikasi, khususnya yang berhubungan dengan komunikasi interpersonal.
c. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait yaitu SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan bagi para orang tua dalam membina hubungan komunikasi yang baik kepada anak agar anak dapat termotivasi untuk berprestasi di sekolah.
². Penelitian Terdahulu
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis merasa tertarik untuk meneliti Komunikasi dalam keluarga, yaitu komunikasi interpersonal orang tua dan anak terhadap motivasi berprestasi.
Penulis juga sudah mengadakan tinjauan pustaka di perpustakaan yang terdapat di Perpustakaan Utama UIN. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang dilakukan menemukan skripsi tahun 2009 yang berjudul
Hubungan Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Dengan
Altruisme Pada Remaja, yang diteliti oleh Heru Wibowo, Fakultas Psikologi UIN Jakarta. Dalam penelitiannya dia menyimpulkan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi interpersonal orang tua dan anak dengan
Altruisme pada remaja. Hubungan dari keduanya menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat komunikasi interpersonal seseorang maka semakin baik Altruisme
seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Skripsi tahun 2009 dengan judul Hubungan Persepsi Tentang Perilaku Komunikasi Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa SMP Islam Fajar
hubungan positif yang signifikan antara persepsi tentang perilaku komunikasi guru dengan motivasi belajar siswa. Yang artinya semakin positif persepsi tentang perilaku komunikasi guru siswa semakin mempunyai motivasi untuk belajar.
Skripsi tahun 2007 dengan judul ³´µ ¶·¸u¹ º´»¼ ½¾ ¼µ ·µ ¿r·µ ¶ Àu·
À´r¹·Á· pÂÃļŷ ½¼ Æ´Ç·È·¸ ɼ·sw (stuÁ¼ º· ½u½É ³ ÊË Ê»·µ · ¹ ̼½·Í¾
À·µ ¶¶¸·µ ¶ Æ·µ´µt ), yang diteliti oleh Yunita, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Jakarta. Dalam penelitiannya dia menjelaskan tinggi rendahnya tingkat ekonomi orang tua ternyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar anak. Terdapat perbedaan dan pengaruh motivasi belajar antara siswa yang berokonomi tinggi dengan siswa yang berekonomi rendah.
Skripsi tahun 2009 dengan judul Korelasi Antara Pemenuhan Kebutuhan Belajar dengan Motivasi Belajar IPS Siswa (SMP Muhammadiyah 44
Pamulang), yang diteliti oleh Ratnengsih, dia menyimpulkan pada tingkat pemenuhan kebutuhan belajar siswa telah berjalan dengan baik, karena sekolah sudah dapat memenuhi kebutuhan belajar anak didiknya sehingga proses pembelajaran berjalan dengan baik. Pada tingkat motivasi belajar IPS siswa berjalan dengan baik, karena hampir semua guru dapat memberikan motivasi belajar kepada anak didik. Hasil pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pemenuhan kebutuhan belajar dengan motivasi belajar IPS siswa.
orang tua dan anak terhadap munculnya motivasi berprestasi pada anak. Selain itu judul penelitian terdahulu tidak membahas peran orang tua dalam membantu memotivasi anak untuk berprestasi di sekolah. Sehingga dapat dikatakan penelitian dalam skripsi ini berbeda dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Î. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dan penelitian laporan ini, maka penulis mengklasifikasikan permasalahan dalam beberapa bab yang saling berhubungan, sehingga tampak adanya gambaran yang terarah. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori
Bab ini mengemukakan teori-teori yang melandasi dan mendukung penelitian. Di dalam bab ini akan di bahas tentang pengertian, fungsi dan model komunikasi interpersonal. Pengertian motivasi , macam-macam motivasi, fungsi dan teori-teori motivasi.
Bab ini menjelaskan pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pemilihan subjek,sumber data, teknik pengumpulan data dan alat data, teknik analisis data.
ÏÐÑÒ Ó Ô ÐÕ Ö× pØÙ Ø×ÖtÖÐÙ
Bab ini memaparkan gambaran umum SDN 01 PAGI CIPULIR KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN. Dan analisis data yang telah diperoleh dari lapangan, yang kemudian dibandingkan dengan teori yang digunakan.
ÏÐÑV Penutup
14
Ûã Ýä åæç èé êë è
ìã Píç îíïðèê çÝäåæç èé êëè
ñecaòa eóimologi, komôõikaö ÷ beòaöøl daòi bahaöø laóin ùaióôúû üý öþbôah kaóa
depan ùang aòóinùa dengan, aóaô beòöøma dengan, dan kaóa ûü ûÿý öebôøh kaóa
bilangan ùang beòaòói öø ó ô ôø kaóa óeòöþbô ó membenóô kaóa benda úü üû,
ùang dalam bahaöa nggòiödiöþbô ó denganú ü ü û ýùang beòaòói kebeò öamaan,
peòöø óôøn, peòöþkô óôøn gabôõgan, peògaô an aóaô hô ôõ øn. aòena ôõ ó ô beò
-úüüû dipeòlô øn adanùa ô öøha dan keòja, maka daòi ióô dibôøó keòja úüüûú ùang beòaò ói membagi öþöôø óô dengan öþ öeoòang, óô øò-menô øò,
membicaòakan öþ öôøóô dengan oòang, membeòióahô øn öþ öôøóôkepada öþöþoòang.
adi komôõ ÷kaö ÷ beòaò ói pembeòióahôøn pembicaòaan, peòcakapan, peòó ô øòan
pikiòan aóaôô ôõgan.
1
þnôòô ó óeòminologi, iö óilah komôõ ÷kaö÷ öøngaó dipengaòô ÷ oleh cakôpan
dan konóekö ÷óaöõùa öþhingga banùak memôõcô kan definiö ÷-definiö÷ mengenai
komôõ ÷kaö÷, öþbagai caóaóan öøja dalam bô ôõùa ûü üüûú ý
òank ance paling óidak óelah mencaóaó öebanùak 126 bôah definiö ÷ óenóang
komôõ ÷kaö÷ùang dibeòikan oleh paòa pakaò dan ahli komôõ ÷kaö ÷.
2
1
Endang Lestari dan MA. Maliki,Komunikasi yang Efektif, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003), edisi revisi ke-1, h.4
2
eikini bebeapa defin kom ka men paa ahli anaa lain:
a. !"n #o$%and, &ani dan 'elle(, kom ka adalah ) po " melal
mana ""oang (kom kao) men(ampaikan im% (bia )n(a dalam
ben * kaa-kaa) dengan + )n meng,ah, memben * pilak oang lain
(kom kan/'hala(ak).
b. !"n
-a
.ell, kom ka adalah a po" menjela*an apa,
mengaakan apa dengan )lan apa, kepada apa/ 0an dengan akiba aa
ha l apa (1 2345 6789 1 27:?5 ;< 1 => 2 >27<<?@?5 A3 1 23B?5 With what
effect?).3
c. !"n C$ "e !D oge dan 0. -a.ence 'incaid, kom ka adalah
) po" di mana d) oang aa lebih memben * aa melak* )n
pe * )an infoma dengan a )ma lainn(a, (ang pada giliann(a akan
iba pada )ling penge ian (ang mendalam.
d. !"n paa )jana kom ka ana man a (human communication),
kom ka adalah a an)k, poe mbolik (ang menghendaki o
ang-oang menga lingk gann(a dengan : membang h, gan ana "ama
man a, melal pe *aan infoma, * mengakan kap dan ingkah
lakEang lain, "a be)ha meng, )h ingkah lake "b.
4
3
Sasa Djuarsa Sendjaja,Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), Cet IX, h. 1.10-1.11
4
e. FGnHIHJ Knong Lchjana MNfendO, komHPQkaR Q adalah penOampaian R HSJ H
OnongUchjana Effendy,Dinamika komunikasi,(Bandung: PT. remaja Rosdakarya, 2004), cet VI, h3
6
Roudhonah, M.A.,Ilmu Komunikasi, (Jakarta : UIN Press, 2007), Cet I, h. 22-24 7
mengaakan baha komka ana pibadi adalah komka ana d oang
Onong Uchjana Effendy,Ilmu Komunikasi: teori dan praktek, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1984) cet. Ke-1, h. 125
9
·elain i¸¹ ºe»¼ ¸o be½pendapa¸ dalam b¹¾ ¹¿Àa Á ÃÄ ÅÆÇ ÄÈ É ÄÈÊ ËÆÌÍ ÎËÏ ÏÐÆÑÒÌ Ç ÑËÆ Ó ËËÔ Àang dik¹ ¸ip oleh Õ ½of. Önong ×chana ØÙfendÀ
menÀeb¹ ¸kan definiÚ ¼ kom¹¿¼kaÚ ¼ in¸e½pe½Ú Û¿ Ül: ÁThe process of sending and
receiving messages between two person, or among a small group of persons, with
some effect and some immediate feedback. Yai¸¹ p½oÚ ÝÚ pengi½iman dan
pene½imaan peÚÜn-peÚ Ün d¹ Ü o½ang a¸a¹ dian¸a½a ÚÝkelompok kecil o½ang dengan
be½be½apa efek dan ¹Þpan balik ÚÝke¸ika.
10
ßadi kom¹¿¼kaÚ¼ in¸e½pe½ÚÛ¿ Ül ÚÝca½a ¹Þ¹Þ adalah p½oÚ ÝÚ pengi½iman dan
pene½imaan peÚÜn an¸a½a p½ibadi Àang dapa¸ be½langÚ ¹¿g dengan Ú Ýdiki¸nÀa 2
o½ang a¸a¹ g½o¹ à kecil melal¹¼ ¸a¸ap m¹¾ Ü ma¹p¹¿ dengan mengg¹¿ Ükan media
Àang mendapa¸¹Þpan balik a¸a¹Ýfek Ú Ýca½a langÚ ¹¿á.
âã äåæ çèéê ëìæ çí îè çï æ ðå ñò å ñèêæî ó
·eca½a ¸eo½i¸iÚkom¹¿¼kaÚ ¼ in¸e½pe½ÚÛ¿ Ül dibagi menjadi d¹ Ü jeniÚ ôÀai¸¹õ
a. öom¹¿¼kaÚ¼ diadik
öom¹¿¼kaÚ¼ diadik adalah kom¹¿¼kaÚ ¼ in¸e½pe½ÚÛnal Àang be½langÚ ¹¿g an¸a½a
d¹ Ü o½ang Àakni Àang ÚÝo½ang adalah kom¹¿¼ka¸o½Àang menÀampaikan peÚ Ün dan
ÚÝo½ang lagi kom¹¿¼kan Àang mene½ima peÚÜn. öa½ena pe½ilak¹ kom¹¿¼kaÚ¼nÀa
d¹ Ü o½ang, maka dialog Àang ¸e½jadi be½langÚ¹¿á in¸enÚ ÷ øon¸oh kom¹¿¼kaÚi
diadik Àai¸¹ Ú¹ Ümi-iÚ¸½i, d¹ ÜÚÜhaba¸ deka¸, g¹ ½¹-m¹ ½id, ib¹-anak dan Ú ÝbagainÀa.
øi½i-ci½i kom¹¿¼kaÚ ¼ diadik adalah pihak Àang be½kom¹¿¼kaÚ ¼ be½ada dalam ja½ak
10
dekaù, mengiúim dan meneúima peûün ûýcaúa ûþmÿùan dan û ùan, baik ý úbal
maÿÿý úbal.
b. omÿþkaûþù úiadik
omÿþkaûþ ù úiadik adalah komÿþkaûþ inùeúpeúûonal ang pelakÿa ùeúdiúi
daúi ùiga oúang, akni ûýoúang komÿþkaùoú dan dÿü oúang komÿþkan. pabila
dibandingkan dengan komÿþkaûþ ùúiadik, maka komÿþkaûþ diadik lebih efekùif,
kaúena komÿþkaùoú memÿûüùkan peúhaùianna kepada ûýoúang komÿþkan,
ûýhingga ia dapaù mengÿü ûüi komÿikan ûýpenÿ a, jÿa ÿpan balik ang beúlangûÿg. alaÿÿ begiù ÿ komÿþkaûþ ù úiadik maûþh lebih
efekùif daúi komÿþkaûþ kelompok. leh kaúena iùÿ dapaù dikaùakan baha
komÿþkaûþ inùeúpeúû ül meúÿükan komÿþkaûþ diadik aiùÿ beúlangû ÿg anùaúa
dÿü oúang dan dialog dianùaúa kedÿana. enùingna ûþùÿü ûi komÿþkaûþ
inùeúpeúûül ialah púoûý û a ang memÿgkinkan beúlangûÿg ûecaúa dialogiû.
ýnÿúÿù nong, dengan adana dialog dalam komÿþkaûþ inùeúpeúû ül memiliki
fÿûþ ganda, ûýcaúa beúganùian meúeka menjadi pembicaúa dan pendengaú
ûýhingga ù ÿ ÿün ÿùÿ mencapai pengeúùian beú ûüma ùeúcapai. an keÿnù ÿan
daúi komÿþkaûþ inùeúpeúû ül adalah ùeújadi konkaù púibadi, ÿpan balik
beúlangûÿg ûýkeùika ûehingga kiùa dapaù mengeùahÿþ ùanggapan oúang lain
ùeúhadap peûan ang kiùa ûümpaikan daúi ekû úeû ûþ ajah dan gaa bicaúa
! "#$ % "& '!"( )*+,*+!
$'-./n0102 3lo 4ili5e1i f0678 9-f06g89 kom06 9ka89 an2a1 p1ibadi 2e1di1i a2a8
f067898 :89al dan f06g89 pengambilan kep0208 ;n.
11
<e1ik0201aian 2e18 /b02:
a. = 06g8 9>o89al
?om06 9ka8 9 an2a1 p1ibadi 8/ca1a o2oma2i8 memp06@ai f06g8 9 8 :8 9al, ka1ena
p1o8 /8 kom06 9ka8 9 be1ope1a89 dalam kon2ek8 8 :89al @ang o1ang-o1angn@a
be1in2e1ak8 9 8a20 8;ma lain. Aalam keadaan demikian maka f06g8i 8 :8 9al
kom06 9ka8 9 an2a1 p1ibadi mengand06g a8 B/k-a8B/k:
1. .;n089a be1kom06 9ka8 9 062 0C mempe12em0C;n keb02 0D;n biologi8 dan
p8 9kologi8 E
Fa1a p89kologi8 memandang bah5a 8e2iap o1ang 8/ca1a alamiah me10B;kan
makhl0C 8 :89al. G;npa mengadakan in2e1ak89 8:8 9al maka 8 /8 /o1ang gagal
dalam hid0B6@a. . /lal09 kom06 9ka89 an2a1 p1ibadi 8/2iap man08 9a be108 ;ha
menca1i dan melengkapi keb020D;nn@a.
2. .;n089a be1kom06 9ka89 memen0D9 ke5ajiban 8:8ial.
>e2iap o1ang 2e1ika2 dalam 80;2 0 898 2em nilai dan no1ma @ang be1lak0 dalam
ma8@a1aka2 8/pe12i, ia 5ajib 8/ca1a 8 :89al be1h0H 067an dengan o1ang lain.
Io1ma dan nilai-nilai 2elah menga201 ke5ajiban-ke5ajiban 2e12en2 0 8 /ca1a 8 :89al dalam be1kom06 9ka898 /bagai 80;2 0C/ha108an @ang 2ak dapa2 dielakan.
3. .;n089a be1kom06 9ka89062 0CJengembangkan h0H 067an 2imbal-balik.
>alah 8;2 0 a8B/k f06g8 9 8:8 9al da1i kom06 9ka89 dalam pengembangan
h0H 067an 2imbal balik. >epe12i dalam kehid0B;n 8:89al di 8 /kolah 2e1dapa2
11
beKbagai LingkaL peKbedaan inLeKakM N, KelaM N, LKanM OkMNonal M PpeKLi, anLaKa
kepala MPkolah dengan gQKQRanLaKa gQKQ dengan Kekan keKjanSa, anLaKa gQKQ
dengan mQKidnSa. Tal demikian LeKjadi kaKena kebQL QU On Limbal balik
dianLaKa peKgaQVan iL QLidak M Oma.
4. WOnQMNa beKkomQX NkaMNQX LQYZeningkaLkan dan meKa[aL mQLQ\N Ki M PndiKi.
]alam peKgaQVan oKang jQ^a membina KelaM N, dan menghaM Nlkan L KanMakM N Sang MOling mengQX LQXgkan pihak-pihak Sang beKkomQX NkaM N. _adi adanSa
peningkaLan mQL Q hQ` Qngan ke aKah Sang lebih Linggi dan mengadakan
peKbaikan pada Lahap M PbelQZnSa. aeKnSaLa bah[a hanSa melalQN komQX NkaM N
anLaK pKibadi MPLiap oKang akan mendapaLkan penilaian daKi oKang lain.
beMPoKang Sang LeKQM meneKQM beKkomQX NkaM N dengan lQgaMR M PgaK, LeKbQYO, M Oling L QYaK pikiKan dan peKaM Oan Mampai pada Lahap pMNkologiMmaka keadaan
keMPhaLan ji[a oKang lain Sang beKkomQX NkaM N dengannSa.
5. WOnQMNa beKkomQX NkaMNQX LQYZenangani konflik.
ceKLenLangan anLaK manQM Na, LeKQLama anLaK pKibadi meKQdakan kenSaLaan
hidQdSang Lak dapaL di hindaKi. eonflik Lidak biMa LeKelakan kaKena ia daLang
Lidak diKencanakan Sang mQXgkin hanSa keMOlahan kecil M Pkali. WelalQi
komQX NkaMN anLaK pKibadi konflik dapaL dihindaKi kaKena Lelah LeKjadi
peKLQYOKan peM On dan keMamaan makna LenLang MPMQOLQZakna LeKLenL Qf
b. g QXgM Ncengambilan kepQLQMOn
hanSak daKi kepQL QMOn Sang MP King diambil manQMNa dilakQYOn dengan
maijik pelam nan olang lain. oengambilan kepip im nn melipipi penggiknan
infolmamq dan pengalir sang kiap dali olang lain. tda din amjek dali fikumq
pengambilan kepip im nn jika dikaipkan dengan komikqkamq, saip iv
1. wnnimqa belkomikqkamqikpixmembagi infolmamq.
ynfolmamq melijakan kikzi ipama dalam pengambilan kepip im nn sang
efekpif. {ansak kegiapan komikqkamq anpal plibadi dilakix nn belp i| inn ikpik
mendapapkan infolmamq. } qka infolmamq ipi benal dan dapap dibagi lali
dipelima kalena kemnmaan makna, maka akan mengikpikgkan pengambilan
kepipim nn.
2. wnnimqa belkomikqkamqikp ix~empengalirq olang lain.
alena infolmamq m nngap menenp ix nn m ix mm pidak pengambilan kepipim nn,
maka komikqkamq pada aalnsa belpi|inn ikpik mendapapkan pelmp i|inn
dan keljamama dengan olang lain. i| inn pengambilan kepipim nn anpala lain
mempengalirq olang lain pelipama mqkap m lpa pelilakiksa.
alam pelakm nnaannsa komikqkamq inpelpelm knl memiliki belbagai pi|inn
dianpalannsa mebagai belikip
12 :
a. wngenal dili mndili dan olang lain
wnkm i ksa dengan membicalakan dili kipa m ndili pada olang lain, maka kipa
akan mendapap pelmjekpif bali penpang dili kipa m ndili. an dengan
12
komka inepe l pla kia dapa memb¡ dii pada oang lain ¢ang
pada kelanjann¢a kia j£a akan mengenal oang lain lebih mendalam.
b. ¤¥ngeah da l
¦engan komka inepe l mem£kinkan kia ¡memahami
apa-apa ¢ang ada di ¥kia kia dengan baik.
c. ¤¥ncipakan dan memelihaa h§gan menjadi bemakna
¤ n a hid¨ ¥bagai makhl¡ al ¢ang idak dapaelepadai ineaki
dengan ¢ang lain. ©omnika inepe l mengaahkan kia ¡mencai
pehaian dan dipehaikan oleh oang lain.
d. ¤¥ng§ah kap dan peilak
¦alam komka inepe al ¥ing ejadi ¨ ¢a mempengahi,
me§ h kap dan peilak oang lain. ©ia ingin ¥¥oang mengiki caa
dan pola ¢ang kia miliki.
e. ªemain dan menjadi hiban
©omka inepe l dapa membeikan hiban, aa enang, nai dai
bebagai ke b¡ n dan ekanan.
«¬ ®¯®° ±²¯ ³´± ³°µ¶ ²° ± ³·³±®´¸ ¹º »³° ®´³¼» ± ²¯½²¯´¸» ®¾¿®¾® ¹ P²¯´ ½ ²° ± ³¶
Àº¹®»³´ ± ³°
¦alam b¡ ¢aÁ©omika Ânaman a ,Ãoeph ¦eVito
13
menyebutkan
bahwa efektivitas komunikasi interpersonal memiliki karakteristik-karakteristik
yang ditinjau dari perspektif humanistik.
13
Äalam peÅÆ ÇÈkÉif ini ada lima kÊËliÉaÆ ÊÌÊÌ Íang dipeÅÉimbangkan:
keÉeÅbÊÎËan (ÏÐ ÑÒÒÑÓÓ), empaÉi (ÑÔÐ ÕÖ×Ø), ÆÙkap mendÊÎÊ ÚÛ (Ó ÜÐÐÏ Ý ÖÞ ßÑÒÑÓÓ),
ÆÙkap poÆÙÉif (ÐÏÓ Þ ÖÞ ßÑÒÑÓÓ), dan keÆÈÉaÅaan (Ñquality).
1. àeÉeÅbÊÎËan (Openness)
áikap ÉeÅbÊÎË ÆËngaÉ beÆËÅ pengaÅÊ âÚÍa dalam menÊÌbÊ âÎËn komÊ ÚÙkaÆÙ
inÉeÅpeÅ ÆãÚËl Íang efekÉif. à ÊËliÉaÆ keÉeÅbÊÎËan mengacÊ pada Æ ÈdikiÉnÍa Éiga
aÆÇÈk daÅi komÊ ÚÙkaÆÙ inÉeÅpeÅ ÆãÚËl. äeÅÉama, komÊ ÚÙkaÉoÅ anÉaÅpÅibadi Íang
efekÉif haÅÊ Æ ÉeÅbÊÎË kepada oÅang Íang diajaknÍa beÅinÉeÅakÆÙ. åni Éidaklah
beÅaÅÉi bahæa oÅang haÅÊ Æ dengan Æ ÈgeÅa membÊÎËkan Æ ÈmÊË ÅiæaÍaÉ hidÊ ÇÚÍa.
çaÅÊ Æada keÆediaan membÊÎË diÅièmengÊ ÚÛkapkan infoÅmaÆÙÍang biaÆanÍa di Æ ÈmbÊ ÚÍikan, aÆËlkan pengÊ Úgkapan diÅi ini paÉÊÉ. éÆ ÇÈk keÉeÅbÊÎËan Íang
kedÊË mengacÊ pada keÆediaan komÊ ÚÙkaÉoÅ Ê ÚÉÊk beÅeakÆÙ ÆÈcaÅa jÊêÊÅÉeÅhadap
ÆÉimÊ ëÊ Æ Íang daÉang. éÆ ÇÈk keÉiga menÍangkÊÉ ìkepemilikan perasaan dan
pikiran (Bochner & Kelly)14. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui
bahwa perasaan dan pkiiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda
dan anda bertanggung jawab atasnya. Orang tua seyogyanya dapat memfasilitasi
kondisi munculnya keterbukaan15. Kondisi keterbukaan dapat diwujudkan bila
orang tua maupun anak dapat berinteraksi secara jujur terhadap stimulus yang
datang. Terjadi komunikasi secara tatap muka antara orang tua dan anak.
Komunikasi tatap muka penting karena orang tua dapat mengetahui tanggapan
dari anak secara langsung. Komunikasi tatap muka penting untuk mengubah
14
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima. 1996. Profesional Books. Jakarta H. 259
15
íîkap, pendapaï dan peðilakñ íòí òoðang. ó ðang ïñ ô peðlñ beðíîkap ïanggap
menurut Truax, melibatkan baik kepekaan terhadap perasaan yang ada maupun
fasilitas verbal untuk mengkomunikasikan pengertian ini . Empati komunikasi
interpersonal yang efektif perlu didukung oleh sikap empati dari pihak pihak
yang berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang tua dan anak perlu
ditumbuhkan sikap empati. Kondisi empati dapat terwujud bila orang tua bersedia
memberikan perhatian kepada anak dan dapat mengetahui apa yang sedang
dialami anak berkaitan dengan pekerjaannya. Orang tua dapat mengenal anak,
16
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima. 1996. Profesional Books. Jakarta H. 260
17
baik keinginan, kemampn dan pengalamanna hingga oang dapa
mengeah apa ang diakan oleh anak e eb. elain i oang a dapa
menghindai eal , kiik aa menilai anak men pandangan dan
pendapana endii a dapa meneleaikan konflikkonflik caa damai
18 . 3. eilakif ( !""#$% &'()( )
* + ,- n anapibadi ang efekif adalah h+ ,gan di mana edapa kap
mend.,- ( !""#$%&'( )( ). /om, ka ang eb. dan empaik idak dapa
belang,g dalam ana ang idak mend.,-. ikap if me kan
kap ang mengangi ikap defen f. ikap ini m, 01 bila indi d idak dapa
meneima, idak j2 dan idak empaik. ikap defen f mengakibakan
kom, ka inepe , l menjadi idak efekif, kaena oang ang defenif akan
lebih banak melind,- dii dai ancaman ang dianggapina dalam
kom, ka daipada memahami kom, ka . /om, ka defen f dapa ejadi
kaena fako fako peonal (keakan, kecemaan, haga dii ang endah) aa
fako fako onal ang be peilak kom, ka oang lain. 3alam
kom, ka inepe, l anaa oang dan anak, kap mend.,g bepean
dalam men4b5 .n moi anak. ikap mendk,-dapae 627, bila oang
be dia menghagai ideide aa pendapa anak dan membeikan pehaian
18
dan be`ha`ga, dan bahaa mab cng-mabcng pihak mempde fai beb dgh d fang penhing
deh di dib djbangkan. kalam bdghd hdl deman inhe`pe`b nnal fang dihandai oleh
keb oha`aan, kehidak-bopendapahan dan konflik lebih dilihah b obagai dpafa dnh di
memahami pe`bedaan fang pabhi ada kehimbang bobagai keb ompahan dehdi
menjah dqign pihak lain. reb oha`aan hidak mengha`dbign kiha mene`ima dan
menfeh ds dc begih d bgja bomdg pe`ilakd te`bal dan nonte`bal pihak lain.
reboha`aan be`a`hi kiha mene`ima pihak lain, ahadu mend` dh ibhilah va`l woge`bu
keb oha`aan meminha kiha dehdi membe`ikan xpengha`gaan pob chif hak be`bfa`ah y
kepada o`ang lain.
z{ | }~}}~ } }
romdeckab c dapah maceh atau menjumpai hambatan pada sebarang titik
dalam proses dari pengirim ke penerima. Hambatan-hambatan ini, adakalanya
dinamakan distorsi kognitif (Beck & Burns)21, dapat muncul dalam komunikasi
interpersonal. Tujuh hambatan yang mungkin terjadi dalam komunikasi
interpersonal yaitu:
1. Polarisasi ( zation)
Polarisasi adalah kecenderugan untuk melihat dunia dalam betuk lawan kata
dan menguraikanya dalam bentuk ekstrim baik atau buruk, positif atau negatif,
sehat atau sakit, pandai atau bodoh. Kita mempuyai kecenderungan kuat untuk
hanya melihat titik-titik ekstrim dan mengelompokkan manusia, obyek, dan
kejadian dalam bentuk lawan-kata yang ekstrim ini. Perhatikanlah bagaimana,
21
pada k ben lonceng, diki ja oang ang beada pada keda g
ekim. api, makin kia mendekai iik engah, makin banak oang ang
ema di ¡ ¢ni ejadi pada baan peconoh (mple) acak. £ika kia
menelek j ¤lah be oang caa acak kia akan meliha bah¥a ingka
kecedan, inggi badan, bea badan, pengha lan, a, kehaan, dan
bagaina dai meeka akan, jika dipeakan, memben diib ¦nomal atau
sebaran berbentuk lonceng. Namun demikian, tetap saja kita mempunyai
kecenderungan untuk memusatkan perhatian pada ujung-ujung ekstrim dari kurva
ini dan mengabaikan bagian tengah, yang mengandung kelompok mayoritas.
2. Orientasi intensional (§¨© ª¨«§¬¨ ®¬¯ § ª¨© ©§¬¨)
Orientasi intensional (intensional orientation) mengacu pada kecenderungan
kita untuk melihat manusia, obyek, dan kejadian sesuia dengan ciri yang melekat
pada mereka. sebagai contoh, jika Sally dicirikan sebagai orang yang tidak
menarik , kita akan, secara intensional, menilainya sebagai tidak menarik sebelum
mendengarkan apa yang dikatakannya. Kita cenderung memandang Sally melalui
penyaring yang ditimbulkan oleh ciri tidak menarik ini. Sebaliknya, orientasi
ekstensional (extensional orientation), adalah kecenderungan untuk terlebih dulu
memandang manusia, obyek, dan kejadian baru setelah itu memperhatikan cirinya
(labelnya): sebagai contoh, kita melihat Sally tanpa memperhatikan ciri yang
melekat pada dirinya. Dengan menggunakan orientasi seperti ini, kita akan
cenderung diarahkan oleh apa yang kita lihat memang terjadi dan bukan oleh label
orang yang bersangkutan. Orientasi intensional terjadi bila kita bertindak
pen°ing da±i ²ila³ah ³ang digamba±kann³a. ´en°µ¶ ek· °±im da±i o±ien°a· ¸
in°en·¸onal °e±liha° pada di±i o±ang ³ang, begi° µ °akµ°n³a pada anjing, · µ¹ºh
be±ke±inga° dingin bila meliha° gamba± anjing a°aµ bila mendenga± o±ang lain
membica±akan anjing. »i · ¸ni o±ang i° µbe±eak· ¸°e±hadap label (gamba± a°aµµ±aia
¼½±bal) ·½akan-akan i°µme±µ ¾ºkan benda (anjing) · ½bena±n³a.
3. ¿ekacaµºn ka±ena men³impµÀkan fak°a (ÁÂÃÄ ÅÆ ÇÁÈÉ È ÇÃÈÃÊ ÇÁËÌÆÊ Ç)
¿i°a dapa° membµº° pe±n³a°aan °en°ang dµ ͸a ³ang ki°a ama°i, dan ki°a dapa°
membµº° pe±n³a°aan °en°ang apa ³ang belµÎ pe±nah ki°a liha°. »a±i · ½gi ben°µ¶
a°aµ · °±µ¶°µ±, pe±n³a°aan Ïpe±n³a°aan ini ·ºma · ºja dan ki°a °idak dapa°
membedakan me±eka dengan anali·¸ · g±ama°ika. Ðebagai con°oh, ki°a dapa°
menga°akan, ÑÒa mengenakan jake° bi±µ ÓÔ · ½pe±°i jµÕa ki°a dapa° menga°akan ÑÒa
melon°a±kan °a°apan ³ang penµ Ökebencian. Dari segi struktur, kedua kalimat ini
serupa. Tetapi kita tahu bahwa keduanya merupakan jenis pernyataan yang sangat
berbeda. Kita dapat melihat jaket dan warnanya yang biru, tetapi bagaimana kita
melihat tatapan yang penuh kebencian ? Jelas, ini bukanlah pernyataan
deskriptif, melainkan pernyataan ÆÇÁÈÉÈ ÇÌÆÂ× (penyimpulan). Tidak ada salahnya
pernyataan inferensial seperti itu. Kita harus membuatnya untuk membicarakan
sesuatu yang bermakna bagi kita. Masalah baru timbul bila kita berlaku
4. ØoÙong kompaÚ(ÛÜÝÞßßà áâ)
ØoÙong kompaÚ adalah pola keÚalahan eãaläå Úæ dimana oçang gagal
mengkomäè ækaÚ ækan makna éang meçeka makÚä êëån. ìiliam íaneé
22
mendefiniÚækannéa Ú îbagai ïpola Úålah komäè ækaÚæ éang Ùeçjadi bila pengiçim
peÚån (pembicaça, penäðiÚñ dan Ú îbagainéa) dan peneçima (pendengaç, pembaca,
dan Ú îbagainéa) Úåling menéalah açÙikan makna peÚån meçeka. ØoÙong kompaÚ
dapaÙ mempäèéai däå benÙä ëò óalam benÙ ä ë peçÙama, däå oçang menggäèåkan
kaÙa-kaÙa éang beçbeda ÙeÙapi membeçikan makna éang Úama bagi kaÙa-kaÙa ini.
ói peçmä ëåan Ùampaknéa ada keÙidakÚîpakaÙan padahal pada ÙingkaÙ makna Ùeçjadi keÚ îpakaÙan. ôeniÚ kedäå lebih laõim lagi. öenÙä ë poÙong kompaÚ ini Ùeçjadi bila däåoçang menggäèåkan kaÙa éang Úama ÙeÙapi maknanéa beçbeda. ói
peçmä ëåan Ùampaknéa kedäå oçang ingin ÚependapaÙ (kaçena meçeka
menggäèakan kaÙa-kaÙa éang Úåma). ÷ îÙapi, jika kiÙa mengamaÙi lebih ceçmaÙ kiÙa
akan melihaÙ bahøa Úîbenaçnéa ada keÙidakÚependapaÙan éang néaÙa. ù Úä ú Ú æ
éang mendaÚaçi poÙong kompaÚ adalah bahøa kaÙa-kaÙa éang mempäèéai makna
inÙçinÚ æk. ûiÙa Ú îcaça keliçämenganggap bahøa bila däå oçang menggäèakan kaÙa
éang Úåma meçeka makÚ ä êëån hal éang Úåma päða, dan bila meçeka menggäèåkan
kaÙa éang beçbeda meçeka makÚä êëån hal éang beçbeda. ÷îÙapi, kaÙa Ùidak
mempäèéai makna; maka ada dalam diçi manä Ú æa.
5. ûeÚîmäåan (Þ ü üá ýß ß)
ûiÙa Ùidak peçnah melihaÙÚ îÚäåÙäÚ îcaça keÚ îlä çähan aÙaämengalami Ú îÚäaÙ ä Ú îcaça lengkap. ûiÙa melihaÙ bagian daçi ÚäaÙä obéek, kejadian, aÙaä oçang, dan
22
aþaÿ daÿ ang þebaþaÿ iþ keman kiþa menimp kan bagaimana
keÿl n. nþ ÿ ja kiþa þidak memp ai pilihan lain þ menaik
keÿmp an bedaÿ kan b þi-b þi ang þidak memadai kaena kiþa ÿlal
memiliki b þi ang memang þidak memadai. þapi kiþa pel menadai baha
bila kiþa memb þ penilaian aþaÿ daÿ iþ kiþa ÿ benana memb þ keÿmp an
( ) ang m kin ÿ ja di keman hai þeb þi keli iÿaeli penah
mengaþakan baha menadai baha anda þidak þah me kan langkah beÿ
men pengeþah n. Pengamatan itu merupakan contoh bagus mengenai sikap
ketidak semuaan ( ). Jika anda menyadari bahwa masih banyak yang
perlu anda ketahui, anda akan membuat diri anda terbuka untuk menemukan
informasi tambahan.
6. Evaluasi statis ( ! )
Bila kita membuat abstraksi (rigkasan) tentang sesuatu atau seseorang, atau
kita merumuskan pernyataan verbal tentang suatu kejadian atau seseorang,
pernyataan ringkas itu bersifat statis dan tidak berubah. Tetapi sadarilah bahwa
obyek atau orang yang kita bicarakan itu dapat sangat berubah. Meskipun kita
semua barangkali sependapat bahwa semua hal selalu berubah, pertanyaan yang
relevan adalah apakah tindakan atau perilaku kita menunjukkan bahwa kita
memang mengetahuinya. Dengan kata lain, apakah kita bertindak sesuai dengan
irama perubahan, dan bukan sekedar menerimanya secara intelektual. Apakah
anda memperlakuakan adik perempuan anda seakan-akan ia masih berusia 10
tahun, atau apakah anda memperlakukannya sesuai dengan usianya yang sudah 20
pe"#$%han d#&'a n(a)a (ang begi) # cepa), jika )idak, anda akan )e"benam dalam
* 'kap dan ke(akinan )en)ang d#&'a (ang)idak lagi be"lak#+
7. ,ndi* -"imina* ' (. /0. 1 23. 4 . /56. 7/)
,ndi* -"imina* ' )e"jadi bila ki)a mem#* %)kan pe"ha)ian pada kelompok o"ang,
benda, a)a# kejadian dan )idak mamp# meliha) bah8a ma*'ng-ma* 'ng be" *'fa)
#&'k a)a# kha* dan pe"l# diama)i *9ca"a indi: 'd#%l.;alah e: %l#%* ' ini me" #< %kan
in)i adan(a *)e"eo)ipe )en)ang kelompok-kelompok bang*%, "a*= dan agama.
; )e"eo)ipe adalah gamba"an men)al (ang mene)ap )en)ang kelompok )e")en)# (ang
ki)a anggap be"lak# #&) #- *9)iap o"ang (anggo)a) dalam kelompok )e" *9b#) )anpa
mempe"ha)ikan adan(a kekha* %n o"ang (ang be" *angk#)an. >9 "lepa* da"i apakah
*)e"eo)ipe ki)a po*')if a)a# nega)if, ma* %lah (ang di)imb#?kann(a )e)ap * %ma. ;ikap ini memb#%) ki)a mengambil jalan pin)a* (ang *9 "ingkali )idak )epa). ;ebagai con)oh, bila anda be")em# dengan *e*9o"ang, "eak* ' pe")ama anda
ba"angkali mema*#--%nn(a ke dalam ka)ego"i )e")en) # @ ba"angkali men#"#)
kebang*%an, agama, a)a# di* 'plin ilm#+ Apa p#& macam ka)ego"i (ang anda
g#&%kan, anda l#< % membe"ikan pe"ha)ian (ang c#-#<)e"hadap ka"ak)e"i*)ik kha*
o"ang di hadapan anda. Bala#< #& d#% o"ang mengan#) agama (ang *ama,
mi* %ln(a, ma* 'ng-ma* 'ng o"ang ini be"beda * %) # * %ma lain. ,ndi*-"imina* '
CD MEFG HIJG
penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi
mencapai tujuan tertentu.24Dengan demikian, motivasi merupakan dorongan yang
terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku
yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya.
Menurut beberapa ahli psikologi, pada diri seseorang terdapat penentuan
tingkah laku, yang bekerja untuk mempengaruhi tingkah laku itu. Faktor penentu
tersebut adalah motivasi atau daya penggerak tingkah laku manusia. Misalnya,
seseorang berkemauan keras atau kuat dalam belajar karena adanya harapan
penghargaan atas prestasinya.25 Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan
dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin di capainya.
Pernyataan ahli tersebut dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah
sesuatu yang berada di luar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah
karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu.26
David McClelland `d ef g berpendapat bahwa e h ^d i _` ij d k` a `l imd`naedi^m
op e qr` ^s e q ke mn ` im e m es s `qd i _` j id redi^m , yang berarti motif merupakan
implikasi dari hasil pertimbangan yang telah dipelajari (redintegration) dengan di
23
Suciati Prasetya Irawan,Teori Belajar dan Motivasi,(Jakarta: PAU-PPAI UT, 2001) h. 52 24
W.S. Winkel,Psikologi Pengajaran,(Jakarta, Grafindo, 1996), h. 151 25
Hamzah B Uno,Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis DibidangPendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 8
26
tandai u vwtv pexvy whan pada uz t vwuz afektif. { v|bex vtama mv}~ vna motif
. Sedangkan menurut French yang dikutip oleh Veithzal
Rivai, motivasi yaitu keinginan, hasrat dan sekaligus tenaga penggerak yang
berasal dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu 30. Pendapat Crawl
Kaminsky dan Padell yang dikutip oleh Veithzal Rivai mengatakan bahwa
motivasi merupakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam
27
David C McCleland, John W. Atkinson, Russel A. Clark, Edgar L. Lowel,The Achievement Motive, (New York: Irvington, 1976) h. 28
28
Alisuf Sabri,Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,(Jakarta Pedoman Ilmu Jaya, 1993)h. 129
29
Nurdin Ibrahim,Hasil Belajar Fisika Siswa SLTP Terbuka Tanjungsari Sumedang Jawa Barat,(Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 288
30
dii man a ang menga indakan dengan caa een
31
. Dengan demikian
motivasi terbentuk karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi sehingga
mengakibatkan seseorang mengalami ketidakseimbangan dan untuk mengurangi
tekanan tersebut mereka melakukan usaha konkrit dalam memenuhi kebutuhan
tersebut, sehingga keseimbangan tercapai kembali32.
Mc Donald (dalam Wasty)33 memberikan definisi motivasi, yaitu: suatu
perubahan tenaga di dalam diri / pribadi seseorang yang ditandai oleh dorongan
afektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan . Definisi ini berisikan tiga
hal, yaitu:
1. Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang. Setiap
perubahan motivasi mengakibatkan beberapa perubahan tenaga di dalam
sistem neurofisiologis daripada organisme manusia. Banyak yang
kepastian hakikat organisme daripada keinginan untuk dihargai dan diakui
adalah tidak dapat diterangkan, tetapi dapat diasumsikan.
2. Motivasi itu ditandai oleh dorongan afektif. Dorongan afektif sering nyata
dalam tingkah laku. Di lain pihak ada pula dorongan afektif yang sulit untuk
diamati. Misalnya anak yang tenang-tenang duduk bekerja di mejanya,
nampak kurang nyata dorongan afektifnya, padahal ia mempunyai dorongan
afektif yang kuat berupa manifestasi perubahan psikologis yang terjadi di
dalam dirinya.
31
Veithzal Rivai,Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat SPAMA: Survey di Diklat Departemen Kesehatan,(Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 131
32
Veithzal Rivai,Upaya-upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kepemimpinan Peserta Diklat SPAMA: Survey di Diklat Departemen Kesehatan,(Jakarta: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2002), h. 131
33
3. i diandai oleh ¡eka -¡eka mencapai ¢£¢ n. i memimpin ke
a¡ah ¡eka -¡eak mencapai ¢£ ¢ n. ln¤a ¢ ¥ ¢ ¦ dapa diha¡gai dan diak¢i
oleh o¡ang lain.
§engan demikian malah moi ini nga be¡kaian e¡a dengan a¢
fi k, emo , kebiaan kap dan nilai ¨¡ a in¨nif ¨ ¨o¡ang. © npa adan¤a
aª¨k-aªek ini moi idak akan m¢ ¥«¢ ¬. i akan m¢ ¥«¢ ¬ jika indi d¢
memiliki a¡geenang e¢ ¢®iln¤a ingin be¡p¡e a di ¨kolah.
¯leh ¨bab i¢ moi memiliki pe¡anan pening dalam pembelaja¡an. °al
ini dika¡enakan moi dapamenen¢ ¦an kebe¡ha lan ¨ ¨o¡ang. °al ini ¨¢ i
dengan pendapa §a e ¤ang dik¢ ip oleh ±¢ ¡din ²b¡ahim ¤ang men¤aakan
bah³a moi memiliki empa penga¡¢ ´ pening di dalam pembelaja¡an, iga
diana¡an¤a:
1. i membe¡i ¨manga, ¨hingga ³a menjadi akif, b¢ ¦dan e¡ a¡ik,
moi menopang ¢ ª¤a dan menjaga belaja¡ ³a aga¡eap be¡jalan.
2. i menga¡ahkan dan mengendalikan ¢£ ¢ n ³a ehingga dapa
melengkapi ¢ ¢¢µ mencapai ¢£ ¢ n kh¢ ¢ ¤ang diinginkan.
3. oi adalah ¨lekif, aga¡ ³a dapa menen¢ ¦n kegiaan apa ¤ang
akan dilak¢ ¦n dan bagaimana ¢µ -¢ga ¢¶apa dike¡jakan
34 .
·aa p¡e a be¡a l da¡i baha ¸elanda ¤ai¢ "p¡e aie". ·em¢ ¶ an dalam
baha ²ndone a menjadi p¡e a ¤ang be¡a¡ i "ha l ¢ ha". §alam eimologi
baha²ndone a dikaakan bah³a p¡ea adalah a. pencapaian b. penampilan c.
34
kemamp¹ºn.
M. Ngajenan, Kamus etimologi bahasa indonesia (semarang:dahara Prize, 1990) cet ke-II h.143
36
WJS. Purwadarminta, Kamus UMum Bahasa Indonesia, (Jakarta:BAlai pustaka, 1995), h.768
37
Munawaroh. Hubungan antara perhatian orangtua dengan prestasi belajar agama islam siswa SMEA budi mulia ciledug. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2006. H. 30
38
J.P. Chaplin, kamus lengkap psikologi, (jakarta:raja grafindo persada, 1981), cet. Ke VII, h,360
39
ÓÔ MÕÖÕ ×Ø×ÕÖÕ × MÙÚÛÜ ÕÝÛ
Þeßbicaßa àenàang macam aàaá jeniâ moàiãä âå ini dapaà dilihaà daßi beßbagai âádáà pandang. æengan demikian moàiãä âå aàaá moàif-moàif çang akàif ià á âängaà
beßãäßiaâ å.
1. èéàiãä â å dilihaà daßi daâäß pembenàá êännça
a. è éàif-moàif baëaan
Yang dimakâá ì dengan moàif baëaan adalah moàif çang dibaëa âíjak
lahiß, jadi moàiãä â å ià á ada àanpa dipelajaßi. îebagai conàoh miâälnça:
doßongan á ïà á ê makan, doßongan á ïà á ê mináð, doßongan á ïà á ê bekeßja,
á ïàá ê beßiâàißahaà, doßongan âíkâáäl. è éàif-moàif ini âíßingkali diâíbáà
moàif-moàif çang diâçaßaàkan âícaßa biologiâñ òeleãän dengan ini, maka
óßden ô. õßandâen membeßi iâàilah jeniâðoàifö ÷øù ú ûü ûýú þÿ ü ú ù.
b. è éàif-moàif çang dipelajaßi
èäkâá ìï ça moàif-moàif çang àimbá kaßena dipelajaßi. îebagai conàoh:
doßongan á ïà á ê belajaß âáäà á cabang bidang ilmá pengeàaháän, doßongan
á ïàá ê mengajaß âí âáaà á di dalam maâçaßakaà. moàif-moàif mengajaß âíâáäàá di dalam maâçaßakaà. moàif-moàif ini âeßingkali diâebáà dengan
moàif-moàif çang diâçaßaàkan âícaßa âéâ åal. îebab maná âåa hidá dalam
lingká ïgan â éâ åal dengan âí âäma maná â åa çang lain, âíhingga moàiãä â å ià á
àeßbenàá êñõßandâín, mengiâàilahkan denganÿ ú üúÿ ú ù. îebab já âàßá
dengan kemampáan beßhá á ïgan, keßjaâäma di dalam maâçaßakaà
apalagi oang dan g al ini dapa memban lam ha mencapai
pea .
i mping i andn, mah menambahkan jeni-jenioif ini: !"# !"$
%&if ini men'( ) pada gejala inink, *akni men*angk kepa n
indi+ dl. ,ep n indi+ dl *ang beada di dalam dii man a dan
bia n*a be- (.o n pod)enal.
/ 0"12 3"xpression
4enampilan dii adalah bagian dai peilak man a. Yang pening
keb5 n indi+ di idak kedaahmengapa dan bagaimana i
ejadi, eapi j6a mamp memb kejadian. 7n) i memang
dipel) n keai+ a8 pen5 imajina . 9adi dalam hal ini oang i ada
keinginan ' )akli dii.
c. Self-enhancement
%lal ak li dii dan pengembangan kompeen akan meningkakan
kemajn dii eoang. ,einggian dan kemajn dii ini menjadi lah a
keinginan bagi iap indi+ d
2. 9enioi+ men pembagian dai :ood-oh dan %quis
a. Motif atau kebutuhan organis, meliputi misalnya: kebutuhan untuk minum,
makan bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat. Ini
sesuai dengan jenis Physiological drives dari Frandsen.
b. Motif-motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain:
be;<= >ha, <?@ <ABemb<;<CDela=?Ea mo@iF>=G jeni=Gni @imb<H ka;ena
;ang= >ngan da;i l<>;.
c. IJ@if-mo@if objek@if. Kalam hal ini menEangk<@ keb<@ <L >n <?@ <A
melak<A>n ek=M Ho;a=G, melak<A>n manip<Ha=G, <?@<ABena; <LBina@.
IJ@if-mo@if ini m<?N<H ka;ena do;ongan <?@<AO >pa@ menghadapi d<?Ga
l<>;=Pca;a efek@if.
3. IJ@iF>=G ja= Baniah dan ;ohaniah
Qda bebe;apa ahli Eang menggolongkan jeni=Bo@iF>=G i@<Benjadi d<> jeni= Eakni mo@iF>=G ja=Baniah dan mo@iF>=G;ohaniah. Yang @e;ma= <ABo@iF>=G
ja= Baniah =Ppe;@i mi= >lnEa: ;eflek= RGn=@ing o@oma@i= R? >f= <CSedangkan Eang
@e;ma= <ABo@iF>=G;ohaniah, Eai@<APma<>n.
4. IJ@iF>=G in@;in=Gk dan ek=@;in=Gk
a. IJ@iF>=G in@ ;in=Gk
Yang dimak=<O dengan mo@iF>=G in@ ;in=Gk adalah mo@if-mo@if Eang
menjadi ak@if a@a<be;f<?g=GnEa @idak pe;l<di;ang= >ng da;i l<>;, ka;ena dalam di;i
=P@iap indiFGd< = <O >h ada do;ongan <?@ <A melak<A>n =P = <>@<C Si=Ta Eang
memiliki mo@iF>=G in@;in=Gk akan memiliki @<U <>n menjadi o;ang Eang @e;didik,
Eang be;penge@ah<>n, Eang ahli dalam bidang =@ <OG @e;@en@ <C Ko;ongan Eang
mengge;akkan i@< be; =<Bbe; pada =<>@< keb<@ <L >n, keb<@<L >n Eang be;i=Gkan
keha;<= >n <?@ <A menjadi o;ang Eang @e;didik dan be;penge@ah<an. Dadi memang
mo@iF>=G i@< m<?N <H da;i ke=>da;an di;i =Pndi;i dengan @ <U <>n =Pca;a e=en=Gal,
b<A>n =Pkeda; =Gmbol dan =P;emonial. Vak@o;-fak@o; Eang dapa@ menimb<Hkan
1. Yeinginan Z[\Z ]^endapa\ ke\e_ampilan \e_\en\Z
2. `ampe_oleh info_mab c dan penge_\ian
3. `angembangkan b ckap Z[\ Z ]d a_habcl
4. `aneenangi kehidZpan
5. `aneada_i bZ ^bangan \e_hadap Z bfha kelompok
6. Yeinginan di\e_ima oleh o_ang lain
40
gn\Z ] lebih memahami hal-hal eang dapa\ menimbZ hkan mo\iif bc in\ _inbck \e_ b abZ\, maka akan dijaba_kan b aca_a \e_pe_inci babagai be_ikZ\:
a. jdanea kebZ\ Zkan
`c bflnea babeo_ang anak eang ingin menge\ahZ c ibc ce_i\a da_i komik,
keinginan Z[\ Z ]menge\ahZ c ibc ce_i\a i\Zdapa\ mendo_ong anak Z[\ Z ]belaja_
membaca, jika ia \elah dapa\ membaca maka kebZ\Zkfn Z[\Z ]menge\ahZ c ib c
ce_i\a bibf\e_penZk c.
b. jdanea penge\ahZfn \en\ang kemajZfn di_inea bendi_i
YemajZfn dan kemZ[ lZ _an bibf mendo_ong anak Z[\Z ] belaja_ lebih gia\. `c bflnea anak eang mendapa\ angka kZ_ang, akan \e_do_ong lebih gia\ lagi
dalam belaja_ aga_ mendapa\ angka eang lebih baik.
c. jdanea ci\a-ci\a a\aZf bmi_abc
ni\a-ci\a eang menjadi \ ZoZfn hidZm b ab ao_ang akan menjadi pendo_ong bagi balZ_Zk kegia\annea. `c bflnea ingin menjadi gZ_Z p dok\e_, polib c, dan babagainea. ni\a-ci\a eang menjadi \ ZoZfn hidZm ini akan me_Zmfkan
pendo_ong bagi kegia\an anak \e_Z\ama dalam hal belaja_.
40
b. qrsituv wxy vs zinv wk
Sadirman A.M,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), Cet I, h. 89
42
Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet . I, h. 85 43
aga nania a emoi dalam mempehaikan pea belaja
meeka.
3. g an
g an dig akan k mempebaiki a ang memb ke lahan
aabekelakan idak baik, nam ha dig kan dengan hai-hai aga
jangan me k haga dii a.
b. an
an me kan ala moia bila dilak n dengan epa dan bijak. ¡e ang dilak n a ha dibeikan han dengan pendekaan
ed if. ¢endekaan ed if di ni dikonoakan bagai han ang
fana mendidik dan be £ n mempebaiki fa dan pebaan e ¤laja.
c. ¡aingan aa¥peen
¡aingan dapa mendoong a gia belaja. ¢e ingan baik dalam
ben indid aa kelompok. ¦alam hal ini g dan oang a memegang
peanan pening dalam aegi mengaja, aga na po belaja