PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS DALAM MENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA KA NUNG BAKERY TAHUN 2011
WURRY WULANSARI
H24087074
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
RINGKASAN
WURRY WULANSARI. H24087074. Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011. Dibawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.
______________________________________________________________________________ Sejauh ini dunia usaha telah berkembang dengan cepat seiring dengan kemampuan dalam mengelola usaha, hal ini tentu saja menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara badan usaha lainnya, persaingan inilah yang memicu suatu badan usaha untuk mengelola usahanya dengan lebih efisien dan efektif agar dapat terus bertahan di tengah persaingan yang ada saat ini. Dengan dapat mempertahankan badan usahanya maka suatu badan usaha tersebut dapat berhasil untuk terus bertahan dan bersaing
Ka Nung Bakery merupakan UKM yang bergerak di bidang makanan khususnya roti dan makanan timur tengah lainnya, hasil produksi dari Ka Nung Bakery diantaranya adalah roti konde, martabak mesir, pastry, pastry kulit, dan asyidah. Ka Nung Bakery selama ini belum menerapkan analisa perhitungan biaya, volume dan laba. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mengetahui volume penjualan yang harus terjual agar perusahaan berada dalam titik impas maupun volume penjualan untuk mencapai target laba yang diinginkan oleh pihak Ka Nung Bakery. Ka Nung Bakery juga mengalami kesulitan dalam menentukan produk manakah yang memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang memberikan keuntungan terkecil.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah, Menghitung berapa besar volume penjualan untuk masing – masing produk agar dapat mencapai titik impas. Menganalisis produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terkecil bagi perusahaan dan menghitung volume penjualan untuk mencapai target laba yang ditetapkan oleh perusahaan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa data-data dokumen dan angka-angka laporan, yaitu berupa data biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Metode dan pengolahan analisis data yang digunakan adalah cost volume profit. Dengan analisis Cost Volume Profit yang telah dilakukan bahwa produk yang memberikan keuntungan terbesar bagi Ka Nung Bakery adalah Roti Konde dengan margin kontribusi sebesar Rp 43.402.162,30. Sedangkan produk yang memberikan keuntungan paling kecil terhadap Ka Nung Bakery adalah Asyidah atau dodol arab dengan margin kontribusi Rp 377.559,18.
PENERAPAN COST VOLUME PROFIT ANALYSIS DALAM MENUNJANG RENCANA PENCAPAIAN LABA KA NUNG BAKERY TAHUN 2011
SKRIPSI
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
WURRY WULANSARI H24087074
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011
Nama : Wurry Wulansari
NIM : H24087074
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP : 197103072005012001
Mengetahui
Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP. 196101231986011002
RIWAYAT HIDUP
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Dadi Rosadi dan Rina Subartini.
Penulis dilahirkan di Garut, 02 Mei 1987. Penulis mulai bersekolah di Taman Kanak-kanak Sandi Putera
Bogor pada tahun 1991, kemudian memasuki Sekolah Dasar pada tahun 1993 di SDN Pengadilan 3,
kemudian penulis melanjukan pendidikan ke SMPN 4 Bogor dan lulus pada tahun 2003. Penulis
melanjutkan pendidikan di SMUN 6 Bogor dan lulus tahun 2005.
Tahun 2005, penulis diterima di Program Diploma IPB Jurusan Komunikasi melalui jalur USMI.
Penulis aktif di organisasi Klub Jurnalistik Jejak Pena Diploma pada tahun 2005-2008. Tahun 2008
penulis melanjutkan studi ke Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB. Semasa kuliah penulis bekerja sebagai Asisten Dosen di Program
Keahlian Komunikasi Diploma IPB. Penulis menjadi Asisten Dosen untuk mata kuliah Produksi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan kesempatan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam dilatunkan kepada junjungan nabi Rasullulah SAW. Skripsi berjudul “Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Penulis sangat berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan pihak-pihak yang memerlukannya, terutama Ka Nung Bakery Bogor.
Bogor, Agustus 2011
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Cost Volume Profit Analysis Dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka Nung Bakery Tahun 2011, banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM atas bimbingan dan motivasinya.
2. Ayah , Ibu, dan adik yang selalu mendoakan dan memberikan semangat dan dukungannya
baik secara moril maupun materil kepada penulis dalam menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor.
3. Pihak Ka Nung Bakery yang telah memberi izin dan informasi penulis untuk melakukan penelitian.
KESIMPULAN DAN SARAN ... 45
1. Kesimpulan ... 45
2. Saran ... 46
DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Bakery Kota Bogor ... 2
2. Penjualan tahun 2008-2010 ... 3
3. Data biaya tahun 2010 ... 25
4. Biaya bahan baku Desember 2010 ... 26
5. Tenaga kerja langsung per Desember 2010 ... 26
6. Jam kerja masing-masing produk ... 27
7. Data penjualan tahun 2010 ... 28
8. Pengklasifikasian biaya tetap dan biaya variabel Desember 2010 ... 29
9. Kemasan dan label ... 30
10. Bahan baku roti konde ... 31
11. Bahan baku roti konde kacang hijau ... 32
12. Bahan baku kulit pastry ... 32
13. Bahan baku asyidah ... 33
14. Bahan baku martabak ... 34
15. Biaya overhead tetap ... 35
16. Biaya overhead variabel ... 36
17. Pembebanan biaya overhead variabel ... 37
18. Harga pokok produksi ... 37
19. Margin kontribusi... 38
20. Weighted Average Unit Contribution Margin ... 41
21. Kombinasi penjualan impas Desember 2010 ... 41
DAFTAR GAMBAR
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejauh ini dunia usaha telah berkembang dengan cepat seiring dengan kemampuan dalam
mengelola usaha, hal ini tentu saja menimbulkan persaingan yang sangat ketat diantara badan
usaha lainnya, persaingan inilah yang memicu suatu badan usaha untuk mengelola usahanya
dengan lebih efisien dan efektif agar dapat terus bertahan di tengah persaingan yang ada saat ini.
Dengan dapat mempertahankan badan usahanya maka suatu badan usaha tersebut dapat berhasil
untuk terus bertahan dan bersaing
Hal yang sering dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan oleh suatu badan usaha adalah
laba atau keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan tersebut. Sebagian besar perusahaan yang
didirikan berorientasi untuk mencari laba atau keuntungan yang tinggi, perolehan laba harus
memadai sesuai dengan investasi yang diberikan oleh para investor untuk memperoleh
pendapatan. Dengan banyaknya laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka perusahaan
akan mampu untuk tetap dapat mempertahankan kelangsungan perusahannya bahkan perusahaan
akan mampu mengembangkan dirinya menjadi suatu usaha yang lebih besar lagi.
Pihak perusahaan harus mempunyai manajemen yang baik agar dapat bersaing dan
memperoleh laba yang maksimal. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh pihak manajemen
agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah dengan berperan aktif dalam
melakukan evaluasi terhadap kekuatan atau kelemahan perusahaan, selain itu untuk menjamin
agar perusahaan dapat memperoleh laba yang maksimal adalah dengan cara mengendalikan dua
faktor yang mempengaruhi laba yaitu pendapatan dan biaya.
Selain banyaknya badan usaha yang bermunculan, saat ini banyak juga bermunculan
UKM. Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah usaha yang mempunyai atau memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. Salah satu UKM yang berada di kota Bogor
Ka Nung Bakery merupakan UKM yang bergerak di bidang makanan khususnya roti dan
makanan timur tengah lainnya, hasil produksi dari Ka Nung Bakery diantaranya adalah roti
konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, asyidah dan martabak. Selain Ka Nung Bakery
terdapat beberapa bakery lainnya yang ada di Kota Bogor. Berikut ini merupakan tabel bakery
yang terdapat di kota Bogor
Tabel 1. Bakery di kota Bogor
NO NAMA TEMPAT ALAMAT
1 Bogor Permai Bakery and Restaurant
Jalan Jenderal Sudirman 23 – A Bogor
2 Tan Ek Tjoan Bakery Cipaku Jalan Raya Suryakencana 153-155, Babakan Pasar – Bogor
3 Tan Ek Tjoan Bakery Cipaku Jalan Raya Tajur – Bogor
4 Holland Bakery Jalan Raya Pajajaran – Bogor
5 Ka Nung Bakery Jalan Sedane No 23A Empang – Bogor
Sumber : Literatur Jajanan Kota Bogor, 2011
Sama halnya dengan UKM lainnya Ka Nung Bakery juga menghadapi persaingan
dengan UKM lainnya dan berusaha tetap menjaga stabilitas penjualan produknya. Ka Nung
Bakery adalah salah satu usaha home industry, hal ini karena semua aktivitas produksi dilakukan di rumah pemilik. Karena bersifat home industry maka sejauh ini Ka Nung Bakery belum memiliki sistem manajemen yang dapat menentukan jumlah produk yang harus terjual agar
mencapai target laba yang diinginkan, hal ini karena Ka Nung Bakery belum memiliki alat bantu
khusus untuk menentukan jumlah penjualan yang harus dicapai agar target laba pada periode
berikutnya dapat tercapai.
Jumlah produk yang terjual di Ka Nung Bakery setiap bulannya dapat mengalami
kenaikkan dan penurunan. Jumlah penjualan roti konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry,
Sumber : Data Perusahaan
Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat bahwa untuk penjualan roti konde mengalami
kenaikkan setiap tahunnya, sedangkan untuk roti konde kacang hijau penjualannya cenderung
mengalami penurunan. Untuk kulit pastry dan asyidah penjualan mengalami penurunan, tetapi
penurunan penjualannya ini tidak terlalu besar dan penjualan dapat langsung meningkat kembali
di bulan berikutnya. Untuk martabak penjualannya relatif naik turun, di awal bulan tahun 2008
dapat dilihat jika penjualan martabak tidak terlalu baik, pada bulan-bulan tertentu martabak tidak
ada yang terjual sama sekali. Tetapi pada tahun 2009 dan 2010 penjualan martabak mengalami
Ka Nung Bakery selama ini belum menerapkan analisa perhitungan biaya, volume dan
laba. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mengetahui volume penjualan yang harus terjual
agar perusahaan berada dalam titik impas maupun volume penjualan untuk mencapai target laba
yang diinginkan oleh pihak Ka Nung Bakery. Ka Nung Bakery juga mengalami kesulitan dalam
menentukan produk manakah yang memberikan keuntungan terbesar dan produk manakah yang
memberikan keuntungan terkecil. Cost Volume Profit merupakan alat analisis untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu pihak
perusahaan dalam merencanakan laba untuk pendek.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut Ka Nung Bakery belum menerapkan alat analisis yang dapat
digunakan untuk menghitung biaya, volume dan laba untuk masing-masing produknya agar
dapat mencapai titik impas,sehingga diambil beberapa rumusan masalah dalam penulisan ini
sebagai berikut :
1. Berapakah volume penjualan yang harus terjual untuk masing-masing produk agar Ka Nung
Bakery mengalami keadaaan titik impas?
2. Produk manakah yang memberikan keuntungan terbesar bagi perusahaan dan produk
manakah yang memberikan keuntungan terkecil bagi perusahaan?
3. Berapakah volume penjualan atas target laba yang ditetapkan perusahaan untuk produk roti
konde, roti konde kacang hijau,kulit pastry, martabak dan asyidah?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menghitung berapa besar volume penjualan untuk masing – masing produk agar dapat
mencapai titik impas.
2. Menganalisis produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terbesar dan produk
manakah yang dapat memberikan keuntungan terkecil bagi perusahaan.
1.4. Ruang Lingkup
Penelitian ini hanya dilakukan terhadap data – data Cost Volume Profit (CVP) pada Ka Nung Bakery selama periode satu bulan yaitu bulan Desember 2010. Analisis CVP ini dilakukan
sebagai alat bantu dalam menentukan volume penjualan untuk mencapai keadaaan titik impas,
mengetahui produk manakan yang memberikan keuntungan bagi perusahaan dan dalam
menetapkan jumlah penjualan atas target laba perusahaan, dalam penelitian ini akan diambil
contoh mengenai enam produk yang terdapat Ka Nung Bakery yaitu roti konde, roti konde
kacang hijau, kulit pastry, martabak mesir dan asyidah.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang
berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan oleh suatu produk, volume penjualan suatu produk
dan harga jual dari suatu produk tersebut.
2. Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam materi yang berhubungan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Biaya
Perusahaan yang berbentuk profit pasti akan berusaha untuk memperoleh laba yang
sebesar-besarnya. Salah satu ukuran yang paling sering digunakan untuk menilai berhasil atau
tidaknya suatu perusahaan adalah besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut.
Besarnya laba yang diperoleh oleh perusahaan antara lain dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah biaya.
Menurut Hansen dan Mowen (2000), biaya adalah nilai kas yang dikorbankan untuk
memperoleh barang dan jasa yang diharapkan memberikan keuntungan pada perusahaan baik
saat ini maupun saat yang akan datang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian biaya adalah
suatu pengorbanan atau penyerahan sumber daya guna mendapatkan keuntungan baik di masa
sekarang ataupun keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut Mulyadi (2000) biaya diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi, yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu. Ada empat unsur pokok dalam biaya tersebut yaitu
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu.
2.1.1 Klasifikasi Biaya
Menurut Mulyadi (2000), penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan yang
hendak dicapai dengan penggolongan tersebut. Dalam perusahaan manufaktur ada tiga
fungsi pokok biaya yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran dan fungsi administrasi
umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokan menjadi
tiga kelompok yaitu :
1. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku
menjadi produk jadi dan siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis
besar biaya ini dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
dengan istilah biaya utama atau Prime Cost, sedangkan biaya overhead pabrik sering disebut dengan istilah biaya konversi atau Conversion Cost, yang merupakan biaya untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi. Contoh dari biaya produksi
misalnya biaya bahan baku, biaya depresiasi mesin dan peralatan, biaya bahan baku,
biaya penolong dan biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian, baik yang
langsung maupun yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi.
2. Biaya Pemasaran
Merupakan biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk,
contohnya biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan ke
gudang pembeli, gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran
dan biaya contoh atau sample. 3. Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemsaran produk.
Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia
dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan dan biaya fotocopy.
2.1.2 Biaya dalam Hubungan dengan Produk
1. Bahan Baku Langsung atau Direct Material
Bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari barang
jadi dan yang dapat dimasukkan langsung ke dalam kalkulasi biaya produk.
Sedangkan Biaya bahan baku langsung dapat diartikan sebagai biaya yang terjadi,
yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai, jadi biaya
langsung akan dapat dengan mudah diindentifikasi dengan sesuatu yang dibiayai.
Contohnya dari bahan langsung adalah kain dalam perusahaan konveksi, kayu dalam
perusahaan mebel, (Hammer,1994).
2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labor
Tenaga kerja langsung adalah seluruh karyawan yang dikerahkan untuk mengubah
bahan baku langsung menjadi barang jadi. Biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung merupakan biaya-biaya utama yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan dalam menghasilkan produknya.
Overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai biaya bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung
ke dalam produk tertentu. Bahan tidak langsung adalah bahan-bahan yang dibutuhkan
guna menyelesaikan suatu produk, tetapi pemakaiannya sangat kecil sehingga tidak
dapat dianggap sebagai bahan langsung yang tak berguna atau ekonomis.
Tenaga kerja tidak langsung dapat didefinisikan sebagai para karyawan yang
dikerahkan dan tidak secara langsung mempengaruhi pembuatan atau pembentukan
barang jadi. Overhead pabrik mencakup semua biaya pabrik kecuali yang dicatat sebagai biaya langsung yaitu bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya
overhead pabrik dibagi menjadi dua yaitu :
1. Biaya overhead pabrik variabel
2. Biaya overhead pabrik tetap (Hammer,1994)
2.1.3 Perilaku Biaya
Perilaku biaya adalah perubahan biaya sebagai akibat dari perubahan volume
aktivitas tertentu. Berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume
aktivitas, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1. Biaya Tetap atau Fixed Cost
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap pada volume kegiatan tertentu.
Biaya tetap per uni akan berubah dengan adanya perubahan volume aktivitas. Biaya
tetap merupakan biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan
pada tingkat kapasitas tertentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan
jangka panjang, teknologi dan metode strategi manajemen. Contoh dari biaya tetap
adalah gaji direktur produksi.
2. Biaya Variabel atau Variabel Cost
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Biaya variabel per unit konstan atau tetap dengan adanya
perubahan volume aktivitas.semakin tinggi volume kegiatan secara proposional total
biaya variabel akan semakin tinggi dan semakin rendah volume kegiatan secara
proposional maka biaya variabel akan semakin rendah. Contoh dari biaya variabel
adalah biaya bahan baku yang berubah sebanding dengan perubahan volume
3. Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan
volume kegiatan. Dalam prakteknya banyak biaya-biaya yang tidak dapat
digolongkan ke dalam biaya variabel maupun biaya tetap, karena biaya tersebut
mengandung unsur biaya langsung dan biaya tetap. Biaya semivariabel jumlahnya
akan semakin tinggi apabila volume kegiatan semakin tinggi, dan semakin rendah
jumlahnya apabila volume kegiatan semakin rendah. Akan tetapi perubahan jumah
biayanya tidak proposional dengan perubahan volume kegiatan. Contoh dari biaya
semivariabel adalah biaya perbaikan dan perawatan mesin, biaya pemakaian dan
perawatan kendaraan dan biaya telepon.
2.1.4 Pemisahan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Untuk merencanakan, menganalisa, mengendalikan, mengukur, atau mengevaluasi
biaya dalam berbagai kegiatan harus dilakukan pemisahan terhadap biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya-biaya yang sepenuhnya tetap atau sepenuhnya variabel dalam proses
kegiatan harus diketahui dan unsur tetap serta variabel dari biaya semivariabel harus
dipisahkan . pemisahan biaya tetap dan biaya variabel bertujuan untuk (Hongren,2000) :
1. Perhitungan tarif overhead pabrik yang ditentukan terlebih dahulu 2. Penyusunan anggaran fleksibel
3. Kalkulasi biaya langsung dan analisis margin kontribusi.
4. Analisis impas dan analisis Cost Volume Profit 5. Analisis biaya diferensial dan komparatif.
6. Analisis atas maksimalisasi laba dan minimalisasi biaya dalam jangka pendek
7. Analisis penganggaran barang modal
8. Analisis profitabilitas pemasaran per wilayah, produk, pelanggan.
Karena itu untuk keperluan perhitungan analisis Cost Volume Profit maka biaya semivariabel harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel
2.2. Cost Volume Profit Analysis
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, manajemen seringkali dihadaprkan pada
perencanaan maupun pengambilan keputusan yang menyangkut harga jual, biaya variabel dan
biaya tetap. hal tersebut pada dasarnya dilakukan manajemen untuk memutuskan bagaimana
untuk memperoleh laba. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil harus mempertimbangkan
dampaknya terhadap laba yang akan diperoleh.
Cost Volume Profit atau CVP menurut Horngren (2000) adalah cost volume profit
analysis examine the behavior of total revenues, total cost and operating income as changes
occur in the output level, selling price, variabel cost per unit or fixed cost. Berdasarkan
pengertian tersebut CVP dapat didefinisikan sebagai teknik untuk menghitung dampak
perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu manajemen
dalam perencanaan laba jangka pendek.
Analisis CVP memperlihatkan bagaimana total biaya berubah jika ada perubahan volume
penjualan, bagaimana total pendapatan dapat dipengaruhi jika ada perubahan pada volume
penjualan serta memperlihatkan bagaimana biaya dan pendapatan sekaligus dipengaruhi dengan
adanya perubahan pada volume penjualan yang pada akhirnya menunjukkan bagaimana laba
dipengaruhi dengan adanya perubahan volume penjualan. Analisis CVP secara sederhana sering
diimplementasikan dalam bentuk Break Even Point Analysis atau sering disebut dengan istilah BEP, namun hal tersebut masih kurang tepat karena BEP merupakan salah satu bagian dari
analisis CVP.
2.3. Break Even Point Analysis (BEP)
Menurut Hansen and Mowen (2000) break even point didefinisikan sebagai berikut the
break even point is the point where total revenue equal total cost, the point of zero profit. BEP
disebut juga sebagai keadaan titik impas yaitu keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba
dan tidak mendapatkan kerugian, keadaan demikian sering disebut dengan istilah zero profit. Dapat disimpulkan bahwa BEP merupakan titik impas keadaan suatu usaha dimana
jumlah total pendapatan sama dengan jumlah total biaya, dimana laba kontribusi hanya dapat
digunakan untuk menutup biaya tetap saja sehingga tidak memperoleh laba atau rugi. Maka dari
titik impas dapat dihitung berapa volume penjualan minimum yang harus dicapai perusahaan
agar tidak rugi tetapi belum juga memperoleh laba atau laba sama dengan nol. Tiga pendekatan
untuk menentukan break even point yaitu :
1. Pendekatan Persamaan atau Equation Method
Analisis CVP dengan menggunakan metode ini yaitu dengan cara memisahkan biaya
total menjadi komponen biaya tetap dan biaya variabel.
Revenue – Variabel Cost – Fixed Cost = 0……….. (1) 2. Pendekatan Margin Kontribusi atau Contribution Margin Method
Margin kontribusi adalah jumlah pendapatan yang tersisa setelah dikurangi biaya
variabel. Margin kontribusi per unit dapat diperoleh dari harga jual per unit dikurangi
biaya variabel per unit, jadi margin kontribusi per unit adalah sisa hasil penjualan
setelah menutup biaya variabel yang disumbangkan untuk menutup biaya tetap.
Persamaan yang digunakan adalah :
Margin kontribusi = Pendapatan Penjualan – Biaya variable………(2)
Menurut Hansen and Mowen the contribution margin ratio is the proportion of each
sales dollar available to cover fixed and provide for profit. Dapat diartikan bahwa
rasio margin kontribusi menunjukkan proporsi dari setiap penjualan atau rupiah yang
mampu menutup biaya tetap serta menghasilkan laba.
... (3)
Untuk mendapatkan BEP dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
……… (4)
Sedangkan titik BEP dalam rupiah dapat ditentukan dengan cara :
……… )
………
……….………. )
Persamaan laba yang digunakan diatas dapat dikembangkan untuk mengetahui
beberapa unit produk yang harus dijual untuk memperolah laba yang dinginkan, sehingga
diperoleh persamaan sebagai berikut :
……… )
3. Pendekatan Grafik atau Graph Method
Pada pendekatan ini perhitungan BEP ditampilkan dalam bentuk grafik, yaitu
mempertemukan garis penjualan dengan garis biaya. Titik perpotongan pada garis
tersebut menunjukkan titik break even. Dalam penyusunan break even informasi yang diperlukan adalah hasil penjualan per unitnya dalam harga, biaya variabel dan biaya
3. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Ka Nung Bakery adalah salah satu UKM yang memiliki tujuan untuk mendapatkan laba
atau keuntungan yang maksimal. Ka Nung Bakery memproduksi makanan berupa roti dan
makanan timur tengah lainnya, produk dari Ka Nung Bakery antara lain roti konde, roti konde
kacang hijau, martabak mesir, kulit pastry, dan asyidah. Kelima produk tersebut masih ada yang
kurang dalam penjualannya sehingga tidak memberikan keuntungan yang maksimal kepada Ka
Nung Bakery. Dari kelima produk tersebut akan dianalisa mengenai laba atau keuntungan yang
dapat diperoleh oleh Ka Nung Bakery, hal ini karena Ka Nung Bakery merupakan usaha yang
memiliki tujuan untuk mengedepankan laba yang maksimal dan meningkatkan penjualan untuk
setiap produk yang diproduksinya.
Target laba yang telah ditetapkan oleh Ka Nung Bakery untuk kelima produk tersebut
adalah sebanyak 50 persen dari setiap biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi kelima produk
tersebut dan selama ini pemilik Ka Nung Bakery belum merasakan apakah penjualan dari kelima
produk tersebut telah memberikan keuntungan atau justru merugi. Perhitungan mengenai target
laba dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya, volume penjualan dan harga jual. Biaya yang
dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery akan menjadi penentu untuk harga jual kelima produk
tersebut, artinya jika biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery tersebut tinggi maka secara
otomatis harga jual untuk setiap produknya akan ikut tinggi.
Harga jual untuk setiap produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery akan berpengaruh
terhadap volume penjualan dari produk-produk tersebut. Volume penjualan ini dapat dilihat
berdasarkan volume penjualan per produk dan margin kontribusi per poduk. Biaya yang
dikeluarkan untuk setiap produk akan menghasilkan total biaya secara keseluruhan yang dilihat
dari biaya tetap, semi variabel dan variabel, sedangkan dari volume penjualan dan harga jual
akan menghasilkan total pendapatan yang didapatkan oleh Ka Nung Bakery dari setiap produk
yang terjual.
Total biaya dan total pendapatan yang dihasilkan, dapat digunakan untuk merumuskan
kebijakan yang akan datang dalam memperoleh laba. Perhitungan mengenai hubungan antara
impas akan terlihat bahwa Ka Nung Bakery mendapatkan keuntungan atau mengalami kerugian.
Dengan melihat titik impas pada Ka Nung Bakery, maka selanjutnya dapat dilakukan analisis
cost volume profit sehingga dapat diambil keputusan yang terbaik dalam pencapaian laba yang
optimal, yaitu mengenai kebijakan harga dan volume penjualan yang harus dicapai oleh Ka Nung
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Harga Jual Ka Nung Bakery
Target Laba
Biaya Volume Penjualan
Tetap Variabel Volume Penjualan
per produk
Margin Kontribusi per Produk
Total Biaya Total Pendapatan
Cost Volume Profit
Hasil CVP
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di sebuah home industry yang memproduksi roti konde atau roti maryam serta makanan Timur Tengah lainnya yang bernama Ka Nung Bakery. Ka Nung Bakery
bertempat di Jalan Sedane No. 23A Empang-Bogor. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama
tiga bulan dimulai dari bulan Januari sampai bulan Maret 2011.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pemilik Ka Nung Bakery.
Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan yang berisi rincian biaya
operasional Ka Nung Bakery Desember 2010.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa
data-data dan laporan, yaitu berupa data-data biaya produksi yang mencakup biaya bahan baku langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Serta data kualitatif yaitu data yang berupa penjelasan dan keterangan-keterangan.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mengolah data yang diperoleh maka langkah-langkah yang harus diambil adalah:
1. Menganalisa laporan biaya-biaya operasional perusahaan yang terjadi selama bulan
Desember 2010 serta besarnya jumlah penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan
selama kurun waktu tersebut.
2. Memisahkan semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan menjadi
biaya tetap, biaya semivariabel dan biaya variabel. Untuk biaya semivariabel harus
dilakukan pemisahan menjadi biaya tetap dan biaya variabel menggunakan alat
statistic berupa model persamaan regresi linier sederhana berupa least equares method.
3. Membuat analisis break even point berdasarkan data penjualan dan biaya-biaya tetap maupun variabel, sehingga dapat menghasilkan gambaran titik dimana perusahaan
tidak mendapat laba maupun mengalami kerugian
4. Membuat analisis CVP berdasarkan anggaran biaya dan penjualan bulan Desember
Pendapatan penjualan – Beban variabel - Beban tetap = Laba operasi Metode analisis data yang digunakan adalah :
Break even point , Ka Nung Bakery memproduksi lebih dari satu produk makanan
sehingga analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan break even point untuk multiple product.
Cost Volume Profit analysis yang akan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan laba
atau untuk mencapai titik BEP. Analisis CVP yang dilakukan adalah :
1. Menurunkan biaya variabel per unit (VCu)
Untuk meningkatkan laba maka biaya variabel harus diturunkan. Jika baiay
variabel diturunkan maka margin kontribusi akan bertambah sehingga laba akan
menjadi lebih besar.
2. Menurunkan biaya tetap (FC)
Menurunkan biaya tetap juga bertujuan untuk memperoleh laba yang lebih besar.
3. Menaikkan harga jual (P)
Dalam proses perencanaan laba maka salah satu cara yang dapat digunakan
adalah dengan meningkatkan harga jual.
4. Menaikkan volume penjualan (Q)
Dalam mencapai peningkatan laba, maka volume penjualan harus ditingkatkan,
setelah penjualan mencapai BEP maka peningkatan penjualan akan menambah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Perusahaan
Ka Nung Bakery merupakan usaha kuliner yang berdiri sejak tahun 1974 yang
dirintis oleh keluarga keturunan arab. Pada awalnya usaha ini hanya dikenal dari mulut ke
mulut, Usaha ini mulai berkembang di tahun 2002 yang dikembangkan oleh Bapak Askar
Cholid. Beliau merupakan generasi kedua di dalam keluarganya yang mengembangkan
usaha ini sehingga usaha ini dapat berkembang dengan lebih modern, hal ini dapat terlihat
dari merek, aspek kesehatan, kehalalannya serta legalitas dari usaha tersebut. Ka Nung
Bakery telah mendapatkan beberapa aspek legalitas diantaranya Depkes No
206371010568 dari Dinas Kesehatan Kota Bogor, legalitas halal No 01101016690606
LPP POM MUI JABAR, SIUP No 517/299/PK/DIPERINDAGKOP Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, Patent No IDM 000163497 Departemen Hukum
dan HAM, sub bidang hak patent.
Produk pertama dari Ka Nung Bakery adalah roti maryam yaitu makanan khas dari
Timur Tengah, kemudian produk tersebut diberi nama Roti Konde Ka Nung, tujuannya
agar tidak sama dengan yang lain. Pada umumnya orang mengenal roti maryam atau
cane, tetapi inti dari produk tersebut adalah sama hanya namanya saja yang berbeda, dan
produk roti konde hanya ada di Ka Nung Bakery, selain itu Ka Nung juga memproduksi
makanan lainnya yaitu roti konde kacang hijau, pastry, sambosa, martabak dan asyidah
Di daerah Bogor, Ka Nung Bakery merupakan pionir atau pelopor dari pembuatan
dari roti konde yang bersifat massal, hal ini karena untuk proses produksinya Ka Nung
Bakery telah menggunakan sistem semi otomatis machinery sehingga dapat membuat atau memproduksi roti dalam jumlah yang cukup besar. Sementara dalam hal sistem dan
kualitas, Ka Nung Bakery telah menerapkan SOP (Standard Operational Prosedure) pada
setiap bagian, mulai dari bagian produksi yang menyangkut bahan baku, bahan setengah
jadi, barang jadi dan bagian kemasan hingga pelayanan di gerai dan pengiriman.
Saat ini Ka Nung Bakery memiliki satu gerai atau outlet yaitu di Jalan R. Aria
Wiranata (alun-alun) Empang-Bogor, tetapi untuk proses produksi atau pabrik dari
23A Empang-Bogor. Ka Nung Bakery memiliki beberapa distributor di kota-kota besar
seperti di Jakarta dan Bandung, untuk wilayah Bogor distributornya berada di daerah
Ciapus dan menyediakan jasa delivery service.
Pada awal berdirinya Ka Nung Bakery hanya dapat memproduksi sebanyak 10-50
untuk roti konde, maksimumnya hanya dapat membuat sebanyak 100. Namun setelah
produksi menggunakan mesin. Ka Nung Bakery dapat membuat sebanyak 600 roti setiap
harinya. Untuk proses produksinya Ka Nung Bakery tidak menggunakan bahan
pengawet, pengembang, pewarna ataupun bahan kimia lainnya, semua produk yang
dibuat oleh Ka Nung Bakery dibuat secara murni dan natural. Bahan baku yang
digunakan oleh Ka Nung Bakery seperti terigu, mentega, minyak dan butter didapatkan
dari supplier khusus yang sangat memperhatikan kesempurnaan cita rasa makanan. Cara
pengolahan dan pembuatan mulai dari membuata adonan hingga proses produksi
dilakukan dengan sangat hati-hati sehingga menghasilkan roti yang bercitarasa tinggi.
Di wilayah Bogor produk dari Ka Nung Bakery banyak dipesan di beberapa café
dan perorangan untuk berbagai pesta dan keperluan lainnya. Untuk wilayah Bogor
pesanan tidak dibatasi dan dapat diantar ke tempat tujuan.
4.1.2 Deskripsi Produk
Ka Nung Bakery mempunyai lima produk yang dibuat sendiri dan proses produksi
dilakukan setiap hari dengan menggunakan mesin dan juga tenaga manusia untuk
membuat adonannya, keenam produk tersebut antara lain
1. Roti Konde
Roti konde merupakan produk unggulan dari Ka Nung Bakery, bentuk dari roti konde
ini melingkar seperti konde atau spiral, sehingga jika bagian tengah dari roti konde ini
ditarik maka akan terus tertarik seperti mie. Roti konde ini berukuran 120-120 mm
dengan ketebalan 9 mm dan berat rata-rata 100 gram. Roti konde adalah produk
makanan yang berbahan baku terigu, telur, mentega dan garam.
2. Roti Konde Kacang Hijau
Roti konde kacang hijau merupakan variasi dari roti konde yang dibuat oleh Ka Nung
Bakery. Roti konde kacang hijau memiliki bahan dasar yang sama dengan roti konde,
hanya saja bentuk dari roti konde ini lebih kecil mirip seperti bakpia, dan diisi dengan
berbeda dengan roti konde, pada roti konde dilakukan proses drafting yaitu proses melebarkan adonan, sedangkan pada roti konde hijau hal tersebut tidak dilakukan.
Kemudian perbedaan lainnya terlihat dari proses memasak, jika roti konde dimasak
dengan digoreng menggunakan kompor, maka roti konde kacang hijau dimasak
dengan menggunakan oven.
berlapis –lapis dengan bentuk dan isinya bermacam-macam.
4. Martabak
Ka Nung Bakery juga memproduksi martabak mesir, yaitu martabak telur yang dibuat
dengan ½ matang. Dibuatnya martabak ini secara ½ matang adalah agar konsumen
dapat menggoreng ulang martabak tersebut. Jika disimpan dalam freezer martabak ini bisa awet hingga satu bulan.
5. Asyidah
Asyidah adalah dodol yang diproduksi sendiri oleh Ka Nung Bakery, dodol ini
berbentuk kerucut menggunung seperti cup cakes yang dibuat matang dan dapat
langsung dikonsumsi. Sebagian besar pembelinya menyebut ini adalah dodol arab,
dengan bahan baku tepung terigu, aren, mentega, butter dan kapolaga.
4.1.3 Proses Produksi
Dalam melakukan produksi kelima produk makanan tersebut, perusahaan
memerlukan bahan baku dan bahan packaging atau pengemasan. Selain itu diperlukan juga mesin-mesin yang digunakan untuk melakukan proses produksi mulai dari bahan
baku menjadi produk jadi. Bahan baku, packaging serta mesin yang diperlukan pada proses produksi produk tersebut adalah :
1. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi kelima makanan tersebut terdiri
dari tepung terigu, mentega, minyak, butter. Bahan baku tersebut merupakan bahan
oleh Ka Nung Bakery, meskipun dalam prosesnya dikombinasikan dengan
bahan-bahan yang lain misalnya untuk roti konde kacang hijau maka akan ditambahkan
dengan bahan baku kacang hijau dan Asyidah yaitu dodol arab maka dalam proses
produksi akan ditambah dengan aren.
2. Bahan Packaging
Bahan untuk packaging atau pengemasan untuk produk-produk yang dijual oleh Ka Nung Bakery terdiri dari plastik, karton, kantong kresek, M2, BX-3 serta sablon dan
label Ka Nung Bakery. Plastik adalah kemasan untuk roti konde, sedangkan BX-3
adalah kemasan untuk roti konde hijau dan martabak. Untuk kulit pastry pengemasan
dilakukan dengan menggunakan karton yang dibentuk seperti kardus dan asyidah
dalam pengemasan menggunakan M2 seperti cupcakes.
3. Mesin
Mesin merupakan peralatan yang membantu dalam proses produksi untuk
menghasilkan produk setengah jadi maupun produk jadi. Dengan adanya mesin ini
maka proses produksi dapat berjalan dengan lancar, mesin yang digunakan di Ka Nung
Bakery terdiri dari mixer yaitu mesin yang digunakan untuk mengolah adonan dalam proses pencampuran bahan baku yang digunakan untuk membuat suatu produk. Hanya
Asyidah yang tidak menggunakan mesin mixer untuk mengolah adonannya
Mesin lain yang digunakan oleh Ka Nung Bakery adalah mesin drafting yaitu mesin yang berfungsi untuk melebarkan adonan setelah diolah dengan mixer, produk yang menggunakan mesin drafting hanya roti konde. Ka Nung Bakery juga menggunakan mesin sheeter yaitu mesin yang berfungsi untuk memipihkan adonan, dari kelima produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery hanya kulit pastry yang menggunakan
mesin sheeter dalam proses produksinya.
Proses Produksi untuk kelima produk tersebut terdiri dari :
1. Roti Konde
Proses pembuatan roti konde dimulai dengan memasukkan semua bahan baku yang
terdiri dari tepung terigu, minyak, telur, garam, butter kedalam mixer. Aduk adonan tersebut sampai rata. Kemudian bagi adonan menjadi beberapa bagian kecil, setelah
itu diamkan adonan selama 30 1 jam. Setelah didiamkan selama 30
berbentuk spiral. Setelah adonan dibentuk roti konde maka oleskan bagian atas roti
dengan mentega, kemudian goreng roti tersebut diatas wajan dengan api yang
sedang, tekan permukaan roti secara merata kemudian setelah berwarna agak coklat
angkat roti tersebut dari atas wajan. Roti konde yang telah matang dapat disajikan
dengan gulai kambing, gula pasir atau susu kental manis sebagai pelengkap.
2. Roti Konde Kacang Hijau
Roti konde kacang hijau pada proses awal pembuatannya hampir sama dengan roti
konde, yang membedakan adalah bentuk dan isinya saja. Pada roti konde kacang
hijau adonan tidak dipipihkan tetapi dibiarkan berbentuk bulat kecil sehingga
bentuknya akan mirip dengan bakpia. Tepung terigu, garam dan gula dicampur rata
di dalam mixer untuk mendapatkan adonan yang rata. Setelah adonan rata maka
dibentuk bulatan kecil kemudian masukan kacang hijau sebagai isi pada bagian
tengah adonan. Setelah semua adonan terisi dengan kacang hijau maka lakukan
proses pemanganggan hingga warna roti kecoklatan, setelah itu roti dapat diangkat
dan disajikan.
3. Kulit Pastry
Campurkan tepung terigu, butter, garam, gula, telur dan susu menjadi satu adonan
yang rata dengan menggunakan mixer. Kemudian pindahkan adonan dari mixer ke
dalam sebuah wadah dan berikan sedikit tepung terigu agar adonan tidak lengket.
Kemudian pipihkan adonan kulit pastry tersebut dengan menggunakan mesin
shetter sehingga nantinya adonan akan siap untuk dibentuk dalam beberapa lembar
berbentuk segi empat memanjang. Setelah kulit pastry dibentuk segi empat
memanjang kemudian olesin kulit tersebut dengan mentega. Kulit pastry dapat
disimpan di dalam lemari es atau freezer sehingga dapat digunakan kapan saja. 4. Martabak
Proses membuat kulit martabak hal pertama yang dilakukan adalah mencampurkan
tepung terigu dengan minyak, telur dan garam serta tambahkan sedikit air agar
adonan lebih lembut dan tidak lengket. Bagi adonan menjadi 2 bagian kemudian
dibentuk bulat dan rendam dengan minyak goreng, setelah itu diamkan adonan
selama 1-2 jam. Adonan harus terendam dengan minyak goreng kemudian setelah
Untuk membuat isi martabak tumis bawang Bombay dan bawang putih hingga
baunya harum, kemudian masukan bumbu kari dan tambahkan lada dan garam
sedikit. Aduk hingga merata dan setelah matang angkat kemudian sisihkan.
Untuk membuat martabaknya ambil kulit martabak yang telah dibuat kemudian
tipiskan kulit tersebut diatas wajan setelah itu isi bagian tengah martabak dengan
bahan-bahan yang telah ditumis. Lipat bagian dari kulit martabak tersebut hingga
bagian isinya tidak terlihat, kemudian goreng martabak tersebut hingga matang,
martabak juga dapat digoreng setengah matang dan dapat disimpan di dalam
freezer. 5. Asyidah
Proses pembuatan dodol arab atau yang biasa disebut dengan asyidah adalah
dengan cara mencampurkan semua bahan seperti terigu, aren, kapolaga, mentega
dan butter. Kemudian aduk semua adonan tersebut diatas api kecil hingga
adonannya menyatu, setelah adonan menyatu kemudian adonan kembali diaduk
diatas api sedang hingga adonan mengental, setelah mengental maka adonan dapat
diangkat dan dicetak.
4.2. Data Biaya Bulan Desember 2010
Biaya yang terjadi selama bulan Desember 2010 terdiri dari biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Data tersebut ditampilkan pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Data Biaya Desember 2010
4.2.1 Data Biaya Pemakaian Bahan Baku
Laporan biaya pemakaian bahan baku menunjukkan besarnya biaya bahan baku
yang digunakan untuk memproduksi setiap jenis produk. Tabel 4 menunjukkan daftar
biaya pemakaian bahan baku untuk setiap jenis produk
No Jenis Biaya Total Biaya (Rp)
1 Biaya Bahan Baku 480.738
2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 4.332.835
Tabel 4. Biaya Bahan Baku Desember 2010
Sumber : Data Perusahaan (diolah)
Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung
Bakery kepada setiap karyawannya yang terlibat langsung dalam proses produksi. Pada
saat bulan Desember 2010 Ka Nung Bakery memiliki 4 orang tenaga kerja langsung yang
melakukan proses produksi untuk kelima produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery,
Tenaga kerja langsung tersebut terdiri dari 1 orang wanita dan 3 orang laki-laki. Berikut
ini adalah tabel yang menunjukkan biaya yang dikeluarkan oleh Ka Nung Bakery untuk
Tenaga Kerja Langsung.
Tabel 5.Tenaga Kerja Langsung Per Desember 2010
Nama Gaji (Rp)
Siti Sofia 1.047.500
Wawan Gunawan 1.505.800
Dadin Syahrudin 868.625
Muhamad Nur Umaryudi 910.910
Total 4.332.835
No Jenis Produk Biaya Bahan Baku (Rp)
1 Roti Konde 22.147,70
2 Roti Konde Kacang Hijau 12.401,10
3 Kulit Pastry 211.749,90
4 Martabak 102.381,90
5 Asyidah 132.062,40
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui total dari biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan
oleh Ka Nung Bakery adalah Rp. 4.332.835. Pada penelitian ini biaya tenaga kerja langsung
dihitung berdasarkan alokasi jumlah jam kerja yang digunakan oleh tenaga kerja langsung untuk
memproduksi kelima produk tersebut. Jam kerja untuk masing-masing produk dapat dilihat pada
Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6. Jam kerja masing-masing produk
Produk Jam Kerja
Roti konde 5 jam
Roti konde kacang hijau 5 jam
Kulit pastry 8 jam
karena dikerjakan secara bersama-sama maka masing-masing jam kerja yang digunakan
adalah 5 jam. Kulit pastry dikerjakan selama 8 jam, sedangkan untuk martabak dikerjakan
selama 6 jam dimulai dari pembauatan kulit hingga menjadi martabak mesir dan untuk
asyidah dikerjakan selama 10 jam, .Total jam kerja yang digunakan oleh karyawan untuk
mengerjakan kelima produk tersebut adalah 34 jam. Dengan adanya jumlah jam kerja
yang digunakan untuk mengerjakan masing-masing produk maka dapat dilakukan
penghitungan biaya tenaga kerja langsung yang dihitung berdasarkan total gaji tenaga
= Rp 1.019.490
Data penjualan meliputi volume penjualan dan harga jual masing-masing produk
selama Desember 2010. Tabel di bawah ini menunjukkan data penjualan masing-masing
produk selama Desember 2010.
Tabel 7. Data Penjualan Tahun 2010
Produk
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui total penjualan selama bulan Desember 2010
adalah sebesar 21.770, total penjualan tersebut merupakan jumlah penjualan dari roti
konde, roti konde kacang hijau, kulit pastry, martabak dan asyidah yang terjual selama
bulan Desember 2010. Sedangkan untuk total pendapatn yang diperoleh oleh Ka Nung
Bakery selama bulan Desember 2010 adalah Rp 54.305.500, total pendapatan tersebut
didapatkan dari hasil perkalian antara jumlah penjualan masing-masing produk dengan
4.3. Analisa dan Pembahasan
Selama ini Ka Nung Bakery belum menerapkan analisa Cost Volume Profit dalam menentukan volume penjualan atas target laba yang ditetapkan oleh Ka Nung Bakery. Oleh
karena itu dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan bagaimana penerapan Cost
Volume Profit tersebut pada Ka Nung Bakery. Untuk menggambarkan bagaimana penerapan
analisa Cost Volume Profit tersebut, penulis menggunakan beberapa asumsi dalam penelitian ini. 1. Harga jual produk tiap unitnya tetap sama selama bulan Desember 2010
2. Semua biaya yang terjadi dapat dikelompokan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya
tetap akan tetap konstan atau tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi berubah.
Dalam penelitian ini akan dipisahkan mana yang termasuk ke dalam biaya tetap dan biaya
variabel. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan masing-masing biaya tetap dan biaya
variabel pada tahun 2010.
Tabel 8. Pengklasifikasian Biaya Tetap dan Biaya Variabel Desember 2010
Jenis Biaya
Tenaga Kerja Langsung 4.332.835 4.332.835
Gas 80.000 80.000
Total 4.424.461 4.926.838 9.351.299
Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, gas dan kemasan dan label. Sedangkan yang
termasuk ke dalam biaya tetap adalah biaya listrik, biaya telepon, kontrak toko dan penyusutan
mesin. Untuk biaya penyusutan mesin menggunakan metode garis lurus.
Penyusutan Mesin
kemasan dan label yang digunakan oleh Ka Nung Bakery untuk setiap produknya selama periode
Desember 2010.
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan penggunaan kemasan dan label dalam satu kali
produksi, kelima produk memiliki biaya yang berbeda untuk setiap kemasannya. Untuk roti
konde kemasan menggunakan plastik, untuk roti konde kacang hijau dan martabak kemasan
kemasan yang digunakan adalah M-2, sedangkan harga penggunaan label sama untuk setiap
produknya. Total penggunaan kemasan dan label dalam satu kali produksi adalah Rp 1.108,84
kemudian dikalikan dengan 30 hari sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian
kemasan dan label periode Desember 2010 adalah sebesar Rp. 33.265,20.
4.3.1 Biaya Bahan Baku
Biaya untuk masing-masing produk berbeda-beda, hal ini karena proses
produksinya pun berbeda. Tetapi bahan dasar untuk produksi keenam jenis makanan ini
sama yaitu berbahan dasar tepung terigu, mentega, minyak dan butter. Berikut ini adalah
tabel untuk masing-masing produk berdasarkan bahan bakunya.
Tabel 10. Bahan Baku Roti Konde
Total Bahan Baku per 1 kali Proses
Produksi 738,09
Total Bahan Baku dalam 1 bulan 22.142,70 Sumber : Data Perusahaan
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui pemakaian bahan baku yang digunakan
untuk membuat roti konde, bahan dasar untuk membuat roti konde terdiri dari terigu,
minyak, telur, garam, mentega, butter dan keju. Masing-masing bahan baku memiliki
biaya yang berbeda-beda dalam penggunaanya. Berdasarkan Tabel 10 total bahan baku
yang dikeluarkan untuk 1 kali proses produksi adalah sebesar Rp 738,09 kemudian total
bahan baku per 1 kali produksi tersebut dikalikan dengan 30 hari sehingga total bahan
Tabel 11. Bahan Baku Roti Konde Kacang Hijau
baku yang digunakan untuk membuat roti konde kacang hijau per 1 kali produksi adalah
Rp 413,37 sedangkan untuk total biaya bahan baku selama periode Desember 2010
Total Bahan Baku per 1 Kali Proses
Produksi 7.058
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahan baku yang digunakan untuk
membuat kulit pastry, jika dibandingkan dengan kelima produk lainnya, kulit pastry
mengeluarkan biaya bahan baku yang besar hal ini karena dalam proses pembuatan kulit
pastry harus terdiri dari 96 lapisan dengan masing-masing ketebalan 1/2 cm. Total biaya
bahan baku yang dikeluarkan untuk satu kali proses produksi membuat kulit pastry
adalah Rp 7.058, sedangkan total biaya bahan baku yang dikeluarkan untuk membuat
kulit pastry selama periode Desember 2010 adalah sebesar Rp. 211.749,90.
Tabel 13 .Bahan Baku Asyidah
Bahan Baku Pemakaian (Rp)
Terigu 850
Aren 1.125
Mentega 708,33
Butter 1.250
Kapolaga 468,75
Total Bahan Baku per 1 kali Proses
Produksi 4.402,08
Total 1 bulan 132.062,40
Sumber : Data Perusahaan
Tabel 13 menunjukkan pengunaaan bahan baku yang dipakai untuk membuat
asyidah atau dodol arab. Bahan baku yang digunakan untuk membuat asyidah terdiri dari
terigu, aren, mentega, butter dan kapolaga, untuk satu kali proses produksi membuat
asyidah total bahan baku yang digunakan sebesar Rp 4.402,08 sedangkan untuk total
Tabel 14. Bahan Baku Martabak
Total Bahan Baku per 1 kali Proses
Produksi 3.412,73
Total Bahan Baku dalam 1 bulan 102.381,90
Sumber : Data Perusahaan
Bahan baku untuk membuat martabak dapat diketahui dari Tabel 14, dari tabel
tersebut diperlihatkan bahan baku untuk membuat martabak hingga isi dari martabak
tersebut. Tabel tersebut juga menunjukan seberapa besar total biaya bahan baku yang
digunakan untuk membuat martabak dalam 1 kali proses produksi, total bahan baku yang
dikeluarkan untuk satu kali proses produksi adalah Rp. 3.412,73 sedangkan total biaya
bahan baku yang digunakan untuk membuat martabak dalam 1 bulan adalah sebesar Rp
102.381,90.
4.3.2 Analisis Harga Pokok Produksi
Harga Pokok Produksi merupakan jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya overhead pada Ka Nung Bakery dibedakan
menjadi biaya overhead tetap dan biaya overhead variabel. Biaya overhead tetap yang
terjadi pada Ka Nung Bakery selama periode Desember 2010 terdiri dari biaya tenaga
kerja tidak langsung, penyusutan mesin, premi asuransi dan biaya penyusutan pabrik.
Tabel 15. Biaya Overhead Tetap Desember 2010
Sumber: Data Perusahaan
Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui total dari biaya overhead tetap selama
periode bulan Desember 2010 adalah sebesar Rp 655.571, dengan ini maka pembebanan
biaya overhead kepada setiap produk pun dapat dilakukan. Pembebanan biaya overhead
dilakukan dengan menggunakan alokasi jam kerja yang digunakan untuk melakukan
proses produksi kelima produk tersebut. Perhitungan biaya overhead untuk setiap produk
adalah sebagai berikut:
Roti Konde = x 655.571
= Rp. 96.407
Roti Konde Kacang Hijau = X 655.571
= Rp. 96.407
Kulit Pastry = X 655.571
= Rp. 154.252
Martabak = X 655.571
= Rp. 115.689
Asyidah = X 655.571
= Rp. 192.815
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa biaya overhead tetap untuk
masing-masing produk berbeda-beda, untuk roti konde dan roti konde kacang hijau biaya
overhead tetap yang dikeluarkan sebesar Rp. 96.407, untuk kulit pastry biaya overhead Biaya Overhead Tetap Jumlah (Rp)
Penyusutan Mesin 322.238
Penyusutan Pabrik 333.333
tetap sebesar Rp.154.252. biaya overhead tetap yang dikeluarkan untuk martabak dan
asyidah masing –masing Rp.115.689 dan Rp 192.815.
Sedangkan Biaya overhead variabel yang terjadi pada Ka Nung Bakery selama
periode Desember 2010 terdiri dari biaya perbaikkan dan perawatan mesin dan
packaging. Rincian biaya overhead tetap selama Desember 2010 ditunjukan pada tabel 16
berikut ini.
Tabel 16. Biaya Overhead Variabel Desember 2010
Biaya Overhead Variabel Jumlah (Rp) Biaya Perbaikan dan Perawatan
Mesin 800.000
Packaging 33.265,20
Total 833.265,2
Sumber : Data Perusahaan
Tarif Overhead Variabel =
= 0.82
Untuk biaya overhead variabel, besarnya biaya overhead variabel yang terdapat
pada Ka Nung Bakery dihitung berdasarkan pengalokasian biaya. Dasar alokasi biaya
yang digunakan dalam menghitung biaya overhead variabel yaitu berdasarkan jumlah jam
kerja yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Cara menentukan jumlah biaya
overhead variabel adalah dengan menjumlahkan semua biaya overhead variabel yang
terjadi selama periode Desember 2010 dibagi dengan jumlah total produksi.
Setelah biaya overhead variabel diketahui maka dapat dialokasikan untuk
masing-masing produk. Cara mengalokasikan untuk setiap produk adalah dengan mengalikan
Tabel 17. Pembebanan Biaya Overhead Variabel
Berdasarkan Tabel 17 besarnya biaya overhead variabel untuk masing-masing
produk adalah Rp 410.000 untuk roti konde dan roti konde kacang hijau. Kulit pastry
biaya overhead variabel yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 410, martabak Rp. 12.300
dan untuk biaya overhead asyidah adalah Rp 246. Setelah semua biaya overhead
diketahui maka dapat dilakukan penghitungan harga pokok produksi untuk setiap
produknya, harga pokok produksi meliputi jumlah bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan biaya
perhitungan harga pokok produksi untuk kelima produk Ka Nung Bakery.
Tabel 18. Harga Pokok Produksi
Langsung 637.181 637.181 1.019.490 764.617 1.274.363
Overhead
Tetap 96.407 96.407 154.252 115.689 192.815
Overhead
Variabel 410.000 410.000 410 12.300 246
Harga Pokok
Produksi 1.165.730 1.155.989 1.385.901 994.987 1.599.486 Harga Pokok
Berdasarkan Tabel 18 tersebut dapat diketahui bahwa nilai harga pokok produksi
untuk setiap produknya berbeda-beda. Harga pokok produksi per unit untuk roti konde
adalah Rp 1.033. Untuk roti konde kacang hijau harga pokok produksi per unitnya
sebesar Rp. 1.031, sedangkan harga pokok produksi per unitnya untuk kulit pastry adalah
Rp. 2.771, untuk martabak harga pokok produksi per unitnya sebesarnya Rp 2.731 dan
harga pokok produksi per unitnya untuk produk asyidah adalah sebesar Rp.5.331. Harga
pokok produksi per unit merupakan hasil perhitungan harga pokok produksi dibagi
dengan total jumlah produksi per Desember 2010.
4.3.3 Analisis Margin Kontribusi
Margin kontribusi diperoleh dari perhitungan jumlah penjualan dikurangi dengan
biaya variabel. Dengan mengetahui margin kontribusi makan pihak dari Ka Nung Bakery
dapat melihat bagaimana kemampuan tiap jenis produk dalam memberikan kontribusi
untuk menghasilkan laba. Dengan demikian dapat diketahui produk manakah yang
memberikan laba terbesar dan produk manakah yang menghasilkan laba terkecil.
Perhitungan margin kontribusi keenam produk Ka Nung Bakery terlihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Margin Kontribusi
Penjualan 44.077.500 4.236.000 2.392.000 1.800.000 1.800.000 Biaya
Variabel
Bahan Baku
Langsung 22.142,70 12.401,10 211.749,90 102.381,90 132.062,40 Tenaga
Kerja
Langsung 637.181 637.181 1.019.490 764.617 1.274.363
Kemasan
Variabel 675.337,70 665.605,10 1.248.244,90 883.048,90 1.422.440,82 Margin
Berdasarkan Tabel 19 margin kontribusi dihitung dari penjualan dikurangi dengan
biaya variabel, biaya variabel tersebut adalah bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, kemasan dan label serta penggunaan gas. Untuk biaya tenaga kerja langsung,
dihitung berdasarkan alokasi jam kerja dari masing masing tenaga kerja sehingga
diperoleh hasil untuk roti konde dan roti konde kacang hijau Rp 637.181, untuk kulit
pastry Rp 1.019.490, untuk martabak dan asyidah masing-masing bernilai Rp 764.617
dan Rp 1.274.363.
Untuk kemasan dan label setiap produk mengeluarkan biaya yang berbeda-beda,
roti konde mengeluarkan biaya sebesar Rp 14,00, roti konde hijau mengeluarkan biaya
Rp. 23,00, sedangkan kulit pastry biaya yang dikeluarkan untuk kemasan dan label adalah
sebesar 1.005, kemasan dan label yang dikeluarkan oleh martabak Rp 50 dan asyidah Rp
15,42 untuk biaya kemasan dan label. Untuk penggunaan gas setiap produk
menghabiskan sebesar 16.000. Setelah diketahui biaya variabel masing-masing produk
maka diperoleh hasil total biaya variabel roti konde sebesar Rp 675.337,70. Roti konde
kacang hijau Rp 665.605,10. Kulit pastry Rp 1.248.244,90, martabak Rp 883.048,90 dan
total biaya variabel untuk asyidah sebesar Rp 1.422.440,82
Setelah diketahui total biaya variabel maka dapat dihitung berapa besar margin
kontribusi yang dihasilkan oleh setiap produknya. Dari hasil Tabel 19 telah didapatkan
bahwa produk yang memberikan margin kontribusi terbesar adalah roti konde yaitu
dengan nilai margin kontribusi sebesar Rp 43.402.162,30. Secara berurutan setelah roti
konde produk yang selanjutnya memberikan kontribusi yang besar adalah roti konde
kacang hijau, kulit pastry dan martabak asyidah memiliki nilai margin kontribusi paling
kecil yaitu sebesar Rp 377.559,18.
4.4. Analisis Break Even Point
Perhitungan margin kontribusi memberikan informasi mengenai kontribusi dari setiap
produk yang diproduksi oleh Ka Nung Bakery dalam perolehan laba secara keseluruhan, maka
selanjutnya perlu dilakukan perhitungan break even point yang memberikan informasi bagi pihak Ka Nung Bakery mengenai tingkat penjualan yang harus dicapai oleh Ka Nung Bakery agar
Penyelesaian analisis cost volume profit pada multi produk dapat diselesaikan dengan mengkonversikan produk tersebut sehingga menjadi produk tunggal, yaitu dengan
mengasumsikan suatu sales mix. Sales mix dianggap sebagai suatu paket yang dapat diperlakukan sebagai produk tunggal yang terdiri dari kombinasi produk yang dijual oleh
perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka sales mix yang digunakan oleh Ka Nung Bakery ditentukan berdasarkan margin kontribusi rata-rata tertimbang (Weighted Average Unit
Contribution Margin) dengan komposisi sebagai berikut :
Roti Konde =
= 80,98 %
Roti Konde Kacang Hijau =
= 16,21 %
Kulit Pastry =
= 0,84 %
Martabak =
= 1,03 %
Asyidah =
= 0,91 %
Tabel 20. Weighted Average Unit Contribution Margin
Jenis Produk Sales mix
Margin Kontribusi
Roti Konde 80,98 %
Volume titik impas tersebut merupakan suatu paket yang terdiri dari kombinasi penjualan
kelima jenis produk yang diproduksi dan dijual oleh Ka Nung Bakery yaitu roti konde, roti
konde kacang hijau, kulit pastry, asyidah dan martabak. Kombinasi penjualan kelima jenis
produk tersebut akan ditunjukan pada tabel 21.
Tabel.21. Kombinasi Penjualan Impas Desember 2010