• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Net Interest Margin (NIM), Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Net Interest Margin (NIM), Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia Tbk."

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan usaha perbankan syariah pada dasarnya merupakan perluasan jasa perbankan bagi masyarakat yang membutuhkan dan menghendaki pembayaran imbalan yang tidak didasarkan pada sistem bunga, melainkan atas dasar prinsip syariah sebagaimana digariskan syariah (hukum) Islam. Bank syariah dalam menjalankan operasinya tidak menggunakan sistem bunga sebagai dasar penentuan imbalan yang diterima atas pembiayaan yang diberikan dan atau pemberian imbalan atas dana masyarakat. Penentuan imbalan yang diinginkan dan yang akan diberikan tersebut semata-mata didasarkan pada prinsip syariah (Siamat. 2005).

Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup signifikan dengan diberlakukanya undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan sebagai pengganti Undang-undang No. 7 Tahun 1992. Dengan adanya Undang-Undang-undang ini, perbankan di Indonesia memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk berkembang, termasuk pemberian kesempatan bagi bank konvensional untuk membuka kantor yang melaksanakan operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah.

Bank Muamalat Indonesia adalah Bank umum syariah pertama yang berdiri di Indonesia berlandaskan sistem ekonomi Islam. Dengan adanya perkembangan perekonomian Islam di Indonesia persaingan dengan bank umum syariah lainnya merupakan tantangan bagi Bank Muamalat mempertahankan keunggulan disegala aspek. Untuk menghadapi kondisi tersebut Bank Muamalat dituntut untuk meningkatkan pengelolaan bank secara maksimal dan harus senantiasa menjaga kesehatan bank.

(2)

Earning, Liquidity dan Sensitivibility). Dari sisi rasio keuangan kesehatan bank dapat diukur dari rasio permodalan (capital), rasio assets (assets quality), rasio laba (earning) dan rasio likuiditas (liquidity). Dalam penelitian iniCapitaldiwakili denganCapital Adequacy Ratio(CAR),Asset Quality diwakili dengan Non Performing Loan (NPL), Earning diwakili oleh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Liquidity diwakili olehLoan To Deposit Ratio(LDR).ManagementdanSensitivibility tidak digunakan sebagai variabel dalam penelitian karena tidak terdapat rasio keuangan yang mewakili.

Menurut ketentuan bank Indonesia, Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan perbandingan antara total biaya operasi dengan total pendapatan operasi. Efisien operasi dilakukan oleh bank dalam rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemen dan pemegang saham) serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna. Dengan demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproyeksikan dengan BOPO akan mempengaruhi kinerja bank tersebut.Tingkat BOPO pada Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. BOPO Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010

Tahun 2010 BOPO

Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4

87,58% 90,52% 89,33% 87,38%

(3)

dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur. Tingkat NPL pada Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. NPL Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010

Tahun 2010 NPL

Kuartal 1 k Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4 6,59% 4,72% 4,20% 4,32%

Sumber : Laporan Triwulan Bank Muamalat Indonesia, 2010 Nilai NPL yang baik adalah kurang dari 5 persen, pada kuartal pertama tahun 2010 masih terdapat NPL yang lebih dari 5 persen yaitu 6,59 persen. Hal ini menunjukkan kredit atau pembiayaan yang bermasalah masih cukup besar, sehingga dana yang disalurkan kepada peminjam berkualitas rendah atau pelaku bisnis yang berisiko tinggi. Risiko yang tinggi akan mempengaruhi nilai NPL sebuah bank dan keputusan bank dalam mengelola pembiayaannya.

Kredit atau pembiayaan yang disalurkan dapat dilihat melalui risikoLoan To Deposit Ratio (LDR). LDR menyatakan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, atau dengan kata lain, seberapa jauh pemberian pembiayaan kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang hendak menarik kembali dananya yang telah disalurkan oleh bank berupa pembiayaan. Tingkat LDR pada Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. LDR Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010

Tahun 2010 LDR

Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4 99.47 % 99.68 % 103.71 % 91.52 %

(4)

dan fungsi sebagai lembaga intermediasi berjalan dengan baik. Tetapi di sisi lain, LDR yang terlalu tinggi menunjukkan likuiditas yang rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya ketersediaan dana cadangan untuk menutupi permintaan dana jika sewaktu-waktu nasabah ingin menarik simpanannya. Selain itu, dapat juga disebabkan oleh manajemen dana yang belum efektif dalam hal pengalokasian dana.

Pengalokasian dana harus diimbangi dengan modal yang cukup agar manajemen dana berjalan dengan baik. Pengelolaan modal ditunjukkan dengan Rasio Kecukupan Modal. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio, CAR) yang dicapai oleh Bank Muamalat Indonesia selalu berada diatas batas minimum yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu 8 persen. Data rasio kecukupan modal Bank Muamalat Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.Capital Adequacy RatioBank Muamalat Indonesia Tahun 2010 Tahun 2010 CAR

Kuartal 1 Kuartal 2 Kuartal 3 Kuartal 4

10.52 % 10.12 % 14.62 % 13.32 %

Sumber : Laporan Triwulan Bank Muamalat Indonesia, 2010

Selain memberikan jasa keuangan kepada masyarakat, Bank Muamalat memiliki tujuan fundamental yaitu memperoleh keuntungan secara optimal, dan untuk bersaing dengan bank-bank syariah lain maka bank Muamalat harus senantiasa menjaga kesehatan bank. Sebagai indikator untuk menilai kesehatan bank, penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan(NPL), Capital Adequacy Ratio(CAR),Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Net Interest Margin (NIM) Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.”

(5)

Interest Income (pendapatan bunga) dengan Interest Expenses (Biaya Bunga). NIM menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan kredit. Hal ini mengingat pendapatan operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan. Sedangkan pemilihan BOPO, NPL, CAR dan LDR sebagai variabel independent penelitian karena sesuai dengan SK Dir BI No 30/277/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 suatu Bank dinyatakan sehat apabila memenuhi kriteria CAMELS .

1.2. Perumusan Masalah

Dalam menghadapi perubahan ekonomi yang sangat fluktuatif di Indonesia, lembaga keuangan dan pelaku ekonomi khususnya Bank Umum Syariah harus mengelola kegiatan bank terutama dalam hal pembiayaan. Pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat memiliki tingkat risiko yang beraneka ragam. Permasalahan yang terjadi pada Bank Muamalat Indonesia, Tbk terjadi ketidakstabilan nilai BOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM. Sehingga kegiatan pembiayaan harus dikelola dengan baik dapat ditunjukkan dengan besarnya BOPO, NPL, CAR, LDR serta pengaruhnya terhadap rasio profitabilitas dalam hal ini adalah NIM.

(6)

dalam hal ini adalahNet Interest Margin(NIM), maka ketiga hal yaitu NPL, LDR dan CAR harus dikelola dengan baik. Tidak kalah pentingnya hal yang berpengaruh dalam peningkatan profitabilitas bank adalah BOPO. Semakin efektif beban operasional yang dikeluarkan maka profitabilitas bank akan semakin meningkat.

Dari uraian diatas ada beberapa permasalahan yag akan dibahas antara lain :

1. Bagaimana perkembangan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),Non Performing Loan(NPL),Capital Adequacy Ratio(CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

2. Bagaimana pengaruh BOPO, NPL, CAR dan LDR terhadap NIM di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui perkembangan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio(LDR) danNet Interest Marjin(NIM) di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

2. Menganalisa pengaruh BOPO, NPL, CAR dan LDR terhadap NIM di PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

1.4. Ruang Lingkup

(7)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank umum yang sebagaimana dimaksud dalam UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (Riyadi, 2005).

Sedangkan yang dimaksud dengan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah menurut pasal 1 angka 13 Undang-undang No 10 Tahun 1998 adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain :

a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah) c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah) d. Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah) e. Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa.

2.2. Bentuk Hukum, Permodalan dan Kepemilikan Bank Syariah

Berdasarkan UU Perbankan, bentuk hukum Bank Syariah dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi dan Perusahaan Daerah. Modal disetor untuk medirikan Bank Syariah ditetapkan sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000.000,00 (tiga trilliun rupiah). Pendirian Bank Syariah hanya dapat dilakukan oleh warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia serta warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warga Negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.

(8)

a. Pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan/atau pihak lain.

b. Sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah, termasuk dari dan untuk tujuan pencucian uang (money laundring).

2.3. Kegiatan Usaha Bank Syariah

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 62/24/PBI/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Bank Umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, kegiatan usaha bank syariah dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Pengimpunan dana (funding)

Penghimpunan dana adalah kegiatan penarikan dana atau penghimpunan dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan investasi berdasarkan prinsip syariah. Berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana, dalam prinsip syariah dibedakan antara simpanan yang tidak memberikan imbalan dan simpanan yang mendapatkan imbalan. Dana simpanan atau tabungan yang tidak memberikan imbalan bagi nasabah dimaksudkan semata-mata hanya sebagai cara untuk menyimpan atau menitipkan uang. Sementara simpanan untuk tujuan investasi akan mendapatkan imbalan dari bank.

b. Penyaluran dana atau pembiayaan (financing)

(9)

a. Prinsip jual beli(ba’i)

b. Prinsip bagi hasil

c. Prinsip sewa menyewa (ijarah)

d. Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh. c. Pembiayaan jasa-jasa pelayanan perbankan (bank services)

Jasa-jasa yang diberikan perbankan syariah kepada nasabah berdasarkan akad dengan mendapatkan imbalan ataufeeantara lain : a. Al Wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada

bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan atau jasa tertentu.

b. Al Hawalah merupakan pengalihan hutang dari orang yang berhutang (debitur) kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Transaksi ini pada dasarnya merupakan pemindahan beban utang dari debitur menjadi tanggungan pihak lain yang berkewajiban menanggung pembayaran hutang.

c. Al Kafah adalah garansi atau jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk menanggung kewajiban pihak kedua (tertanggung) apabila tertangung tidak dapat memenuhi kewajibanya.

d. Al Rahn merupakan arta atau asset yang harus diserahkan oleh peminjam (debitur) sebagai jaminan atas diterimanya dari bank. Tujuan pemberian fasilitas Al Rahn oleh bank adalah untuk membantu nasabah dalam pembiayaan usahanya.

2.4. Laporan Keuangan

Siamat (2005) mengatakan dalam rangka peningkatan transparasi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor : 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang terdiri dari :

a. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan; b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulan;

(10)

2.5. Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank adalah penelitian atas suatu kondisi laporan keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank Indonesia (Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang disempurnakan dengan SK direksi Bank Indonesia No 30/277/KEP/DIR tanggal 19 Maret 1998 tentang Perubahan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/11/KEP/DIR tanggal 30 April 1997 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum) yang meliputi faktor-faktor berikut :

Tabel 5. Faktor-faktor Kesehatan Bank yang dinilai dan bobotnya No Faktor yang

Dinilai

Komponen Bobot

1 Permodalan Rasio Modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Rasio (ATMR)

25 %

2 Kualitas Aktiva Produktif

a. Rasio Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD) terhadap Aktiva Produktif (AP)

b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk oleh Bank (PPAPYD) terhadap Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang Wajib Dibentuk (PPAPWD)

25 %

5%

3 Manajemen a. Manajemen Umum b. Manajemen Risiko

10% 15% 4 Rentabilitas a. Rasio Laba Usaha Rata-rata terhadap

Volume Usaha

b. Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

5%

5%

5 Likuiditas a. Rasio Kewajiban Bersih antar bank terhadap modal inti

(11)

b. Rasio Kredit terhadap Dana yang Diterima Oleh Bank

5%

Sumber : Riyadi, 2004

2.6. Rasio Rentabilitas

Hanafi (1999), menyatakan bahwa efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan outpu-input. Output merukapan hasil suatu organisasi, dan input merupakan sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dalam kasus perusahaan yang bergerak dibidang perbankan, efisiensi operasi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai dengan yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna.

(12)

2.7. Rasio Perbankan Asset (Asset Quality)

Rasio perbankan asset menurut Riyadi (2003) dilihat dari Non Performing Loan(NPL). NPL adalah perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan tingkat kolektibilitas tiga sampai dengan lima dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank. Sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia, kredit bermasalah (NPL) dihitung dengan menggunakan NPL Gross.

Rumus NPL :

NPL Gross : /

x 100 …. ( 1)

NPL Netto :

x 100 …. ( 2)

Kolektibilitas adalah penggolongan tingkat kelancaran pembayaran kewajiban nasabah yang diukur berdasarkan jumlah hari tunggakan. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No 30/267/KEP/DIR, tanggal 27 Februari 1998 tentang kualitas aktiva produktif dan pembentukan cadangan, ditetapkan lima golongan kolektibilitas kredit, yaitu :

Tabel 6. Penggolongan Kolektibilitas

No Jumlah Hari Tunggakan Penggolongan Kolektibilitas

1 0 Lancar

2 1 sampai dengan 90 Dalam Perhatian Khusus

3 91 sampai dengan 180 Kurang Lancar

4 181 sampai dengan 270 Diragukan

5 > 270 Macet

2.8. Permodalan Bank

(13)

2.8.1 Fungsi Modal

1. Melindungi para kreditur

Kreditur dalam pengertian ini adalah mereka yang menyimpan dananya baik berupa giro, tabungan dan deposito berjangka (dana jangka pendek). Bagi kreditur mengharapkan adanya kepastian kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan kreditur sewaktu-waktu dibutuhkan, dengan demikian modal bank merupakan penyanggah pengembalian dana kreditur manakala bank kesulitan menarik kembali investasi jangka pendek ataupun bank kesulitan likuidasi.

2. Menjamin kelangsungan operasional

Bank mampu memenuhi kegiatan operasional dengan modal mereka sendiri termasuk membangun atau membeli kantor dan peralatan. Dengan dana itu bank membiayai operasi mereka pada masa paceklik, yaitu jumlah pendapatan lebih kecil daripada biaya yang harus mereka keluarkan.

3. Memenuhi standar modal minimum

Standar kecukupan modal disebut dengan standar CAR (Capital Adequacy Ratio) yang merupakan hal penting yang harus diperhatikan atau dipenuhi oleh bank. Berdasarkan ratio CAR apabila bank akan menambah penyaluran kredit kepada masyarakat, maka dengan sendirinya bank harus menambah modal yang dimiliki. Apabila bank tidak menambah jumlah kredit maka akan memperkecil CAR yang dicapai bank.

2.8.2 Rasio Kecukupan Modal

(14)

mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

CAR = x 100 …. ( 3)

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/20/Kep/DIR dan Surat Edaran Bank Indonesia No 26/2/BPPP masing-masing tanggal 29 Mei 1993, maka bank diwajibkan untuk menyediakan CAR sebesar 8 persen.

2.8.3 Hal-hal yang Mempengaruhi CAR

Setelah membahas mengenai CAR dapat ditarik kesimpulan tentang hal-hal yang mempengaruhi CAR (Slamet Riyadi, 2004) diantaranya adalah :

1. Tingkat kualitas manajemen bank, kualitas sistem dan prosedur operasionalnya.

2. Tingkat kualitas aktiva beserta risiko yang melekat padanya. 3. Struktur posisi dan kualitas permodalan bank.

4. Kemampuan bank untuk meningkatkan pendapatan dan laba. 5. Tingkat likuiditas yang dimiliki.

6. Kapasitas untuk memenuhi kebutuhan keuangan jangka panjang.

2.8.4 Cara Meningkatkan CAR

Posisi CAR dapat ditingkatkan atau diperbaiki dengan cara : 1. Memperkecil komitmen pinjaman yang tidak digunakan.

2. Jumlah atau posisi pinjaman yang diberikan dikurangi atau diperkecil sehingga risiko semakin berkurang.

3. Komitmen letter of credit bagi bank-bank devisa yang belum benar-benar memperoleh kepastian dalam penggunaanya atau tidak dapat dimanfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi.

(15)

5. Menambah atau memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai, go public dan pinjaman subordinasi jangka panjang dari pemegang saham.

6. Mengelola ATMR dengan cara mengalihkan aktiva dari yang mempunyai bobot resiko yang lebih besar ke aktiva yang memiliki bobot risiko yang lebih rendah.

2.9. RasioLikuiditas

Likuiditas diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibanya yang harus segera dibayar. Bank sebagai lembaga kepercayaan harus mampu menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana dan penyalur dana untuk memperoleh profit. Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan penarikan simpanan dan kewajiban lainya dan atau memenuhi kebutuhan masyarakat berupa kredit dan penempatan dana lainya (Taswan, 2010).

Likuditasdapat berfungsi sebagai (Synkey, 1986) :

1. Menunjukkan dirinya atau bank sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang.

2. Memungkinkan bank untuk memenuhi komitmen kreditnya. 3. Untuk menghindari penjualan aktiva yang tidak menguntungkan

4. Untuk menghindari diri dari penyalahgunaan kemudahan atau kesan negatif dari otoritaspengawas atau penguasa moneter karena meminjam danalikuiditasdari bank sentral.

5. Memperoleh penilaian risiko ketidakmampuan membayar kewajiban penarikan dananya.

Loan To Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima (dana pihak ke tiga). Kredit yang dimaksudkan dalam hal ini adalah (Taswan, 2010) :

1. Kredit yang diberikan kepada masyarakat dikurangi dengan bagian kredit sindikasi yang dibiayai bank lain.

(16)

3. Penanaman bank lain, dalam bentuk kredit dalam rangka kredit sindikasi.

Sedangkan dana yang diterima bank meliputi : 1. Deposito dan tabungan masyarakat

2. Pinjaman bukan dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan.

3. Deposito dan pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu lebih dari tiga bulan.

4. Modal inti 5. Modal pinjaman

Rumus untuk menentukan rasio LDR :

Loan To Deposit Ratio(LDR) :

100% …. . ( 4)

2.10. RasioProfitabilitas

Profitabilitas memperlihatkan kemampuan suatu bank di dalam menghasilkan keuntungan baik berasal dari kegiatan operasional bank yang bersangkutan maupun hasil-hasil non operasionalnya. Di dalam perbankan, profitabilitas juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menilai sehat tidaknya suatu bank, selain faktor-faktor modal, kualitas aktiva, manajemen danlikuiditas.

Perhitunganprofitabilitasdinyatakan dengan rumus :

Profitabilitas:

x 100 %

...(5)

2.10.1 AnalisaProfitabilitas

(17)

1. Interest Margin 2. Net Margin 3. Asset Utilization 4. Return On Assets 5. Levarage Multiplier 6. Return on Equity 2.10.2 Net Interest Margin(NIM)

Rasio yang dianalisis dalam penelitian ini adalah Net Interest Margin (NIM). Tujuan dari Asset Liabilities Margin (ALM) biasanya diekspresikan dalam target Net Interest Margin (NIM). Untuk mengukur kinerja ALM, standar industri yang digunakan adalah NIM, yang dinyatakan sebagai Net Interest Income (NII) dibagi dengan rata-rata total asset. Karena NII sebanding dengan pendapatan bunga (Interest Income) dikurangi biaya bunga (Interest Expense). NIM dinyatakan sebagai persamaan sebagai berikut :

NIM =

100 % ………( 6)

2.11. Penelitian Terdahulu

Penelitian Puspitasari (2008) yang berjudul Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset Dengan Bantuan Simulasi Komputer (Studi Kasus : PT Bank Muamalat Indonesia Tbk). Penelitian ini menggunakan metode regresi linear dengan nilai R square sebesar 79,7 persen yang artinya NPL dan CAR berpengaruh terhadap ROA sebesar 79,7 persen, sedangkan 20,3 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa NPL dan CAR mempengaruhi ROA dengan komposisi yang berbeda. CAR mempengaruhi ROA lebih signifikan dibandingkan NPL.

(18)

NIM, meningkatnya LDR akan meningkatkan NIM serta pendapatan bunga bersih (NIM) bank juga tidak lepas dari peningkatan atau penurunan suku bunga, semakin besar selisih antara suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan akan meningkatkan NIM yang lebih besar pula. Penelitian ini menggunakan metode regresi linear dengan nilai R squre sebesar 0,753 yang berarti NIM dipengaruhi oleh NPL, CAR, LDR dan marjin suku bunga sebesar 75,3 persen sisanya 24,7 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

(19)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan besar dalam perekonomian masyarakat sehingga mempunyai peranan penting dalam pengelolaan dana yang beredar dimasyarakat. Bank melakukan kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat dan menyalurkanya kembali kepada masyarakat dalam beragam alternatif investasi. Bank memiliki risiko kerugian dalam menyalurkan dananya kembali kepada masyarakat dalam beragam investasi. Bank harus menutupi kerugian yang timbul dengan menyediakan cadangan dana agar bank tetap bisa menjalankan aktivitasnya. Aktivitas bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat tidak lepas dari pembiayaan bermasalah.

Banyak faktor yang mempengaruhi adanya pembiayaan bermasalah diantaranya faktor internal maupun eksternal dari nasabah maupun bank. Adanya pembiayaan bermasalah akan berpengaruh terhadap besarnya NPL bank. Semakin meningkatnya NPL suatu bank maka berpengaruh terhadap meningkatnya cadangan modal minimum yang disediakan bank. Cadangan modal minimum dalam bank dapat dilihat dari nilai CAR. Kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat dapat dilihat dari rasio LDR. Rasio-rasio tersebut pada akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas suatu bank. Efisiensi operasi juga harus diperhatikan, karena efisiensi ini erat kaitannya dengan kesehatan bank. Efisiensi ditunjukkan dalam rasio BOPO. Semakin besar rasio BOPO menunjukkan bahwa bank kurang mampu dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya.

(20)
(21)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Muamalat Institute dengan objek penelitian PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang berlokasi di Arthaloka Building Jalan Jenderal Sudirman No.2 Jakarta. Waktu dan pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2011.

3.3. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh pihak tertentu yang kemudian digunakan peneliti lain dengan tujuan yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Dalam hal ini data diperoleh melalui Muamalat Institute yang berlokasi di Gedung Dana Pensiunan Telkom Lantai 2 Jalan S. Parman Kavling 56 Slipi Jakarta Barat.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data BOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM tahun 2001 - 2010. Metode yang diguanakan ini adalah Analisis Regresi Berganda untuk mengetahui seberapa besar antara variabel bebas dan variabel terkait. Variabel dependen adalah NIM sedangkan variabel independen adalah BOPO, NPL, CAR dan LDR. Hasil perhitungan tersebut dianalisis untuk melihat sejauh mana BOPO, NPL, CAR dan LDR mempengaruhi bank dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini program komputer yang digunakan adalah SPSS 15.0.

3.4. Metode Pengolahan Data

Metode analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Metode tersebut merupakan analisis metode statistika inferensia yang berkaitan dengan analisis data untuk peramalan dan atau penarikan kesimpulan serta memberikan dasar terhadap analisis varian. Selain itu data yang digunakan dalam menunjang penelitian ini adalah data time seriesBOPO, NPL, CAR, LDR dan NIM triwulan, selama tahun 2001 sampai dengan tahun 2010.

3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

(22)

dengan variabel X. Persamaan regresi digunakan untuk memprediksi nilai Y untuk nilai X tertentu. Analisis regresi linear berganda adalah analisis bentuk dan tingkat hubungan antar satu variabel terkait dan lebih dari satu variabel bebas.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu :

1. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen tersebut yaitu : a. X1 adalah Beban Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO)

b. X2 adalahNon Performing Loan (NPL) c. X3 adalahCapital Adequacy Ratio(CAR) d. X4 adalanLoan To Deposit Ratio(LDR)

2. Variabel terikat (Dependent Variable) adalah variabel yang memberikan respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Net Interest Margin (NIM).

Model regresi linear berganda dengan satu variabel dependen (Y) dan dua variabel independen (X) adalah :

Y = a + b1.X1 + b2.X2 + b3.X3 + b4.X4………(7)

Keterangan :

Y :Net Interest Margin(NIM) a : Konstanta

b : Koefisien X1 : BOPO X2 : NPL X3 : CAR X4 : LDR

3.4.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan atau dugaan mengenai satu atau lebih populasi. Hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari :

H0 : Variabel independen (BOPO, NPL, CAR dan LDR) tidak mempengaruhi variabel dependen (NIM)

(23)

Pembuktian hipotesis dapat dilakukan dengan : 1. Uji F

Uji F yaitu uji untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel idependen secara simultan mampu menjelaskan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan uji F dengan probabilitas value yang dibandingkan dengan 0,05 (α). Jika P value < α maka terima

H0. Hal ini berarti variabel bebas secara simultan mempengaruhi pengaruh yang signifikan dengan variabel terikat. Namun jika P

value > α maka tolak H0.

2. Uji T

Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap varaiabel independen. Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat pada table Coefficients. Nilai uji T dapat dilihat pada p-value (pada kolom sig.)

3.4.3 Uji Asumsi Klasik Regresi

Model regresi yang baik harus memenuhi asumsi klasik dalam regresi. Analisis asumsi klasik diantaranya adalah :

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk menentukan apakah variable berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas dapat dilihat dari grafik normal probability plot. Apabilavariable berdistribusi normal, maka penyebaran plot akan berada di sekitar dan disepanjang garis 45 derajat.

2. Uji Multikolinieritas

(24)

nya. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance-nya lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari Multikolinieritas. 3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastisitas dilakukan dalam sebuah model regresi, dengan tujuan bahwa apakah suatu regresi tersebut terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari setiap pengamatan ke pengamatan lainya berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada koralasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (sebelumnya). Masa autokorelasi muncul pada observasi yang menggunakan data runtut waktu (time series) karena “gangguan”

pada seseorang/individu/kelompok cenderung mempengaruhi

(25)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (Perusahaan MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.

Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60 persen. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.

(26)

Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan bagi Bank Muamalat.

Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000merchantdebet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Menjadi Bank Syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.

b. Misi Bank Muamalat Indonesia, Tbk

Menjadi Role Model Lembaga Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagistakeholder.

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan

(27)

Menyetujui Laporan Tahunan, (4) Menunjuk Auditor Eksternal Independen dan (5) Menentukan jumlah dan jenis remunerasi serta fasilitas lainnya untuk anggota Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah dan Direksi.

Pada struktur organisasi Bank Muamalat Indonesia, Presiden Direktur terletak dibawah Dewan Pengawas Syariah dan Dewan Komisaris serta membawahi 5 Divisi diantaranya Complience and Corporate Planning Director, Corporate Banking Director, Retail Banking Director, Treasury and International Banking Director, Finance and Operator Director.

4.1.4 Produk dan Jasa

Produk dan jasa pada Bank Muamalat Indonesia terdiri dari penghimpunan dan penyaluran dana

a. Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana merupakan kegiatan Bank Muamalat Indonesia untuk menghimpun dana dari masyarakat. Bank Muamalat Indonesia memiliki 8 produk penghimpunan dana, yaitu :

1. Shar-e, Merupakan tabungan investasi syariah yang memadukan kemudahan akses ATM, Debit dan Phone Bankingdalam satu kartu.

2. Tabungan Ummat, merupakan investasi murni yang sesuai dengan syariah dalam mata uang rupiah yang memungkinkan nasabah melakukan penyetoran dan penarikan tunai dengan mudah. Selain itu, Tabungan Ummat merupakan tabungan investasi dengan Akad Mudharabah yang penarikanya dapat dilakukan secara bebas biaya di seluruhcounterbank Muamalat dan jaringan ATM bersama.

(28)

4. Tabungan Haji Arafah, merupakan tabungan yang ditujukan bagi nasabah yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah haji secara terencana sesuai dengan kemampuan dan jangka waktu yang nasabah inginkan. Tabungan Haji Arafah plus ditujukan bagi nasabah premium yang memiliki perencanaan haji singkat.

5. Deposito Mudharabah, merupakan jenis investasi syariah tersedia dalam jangka waktu 1,3,6 dan 12 bulan dengan pilihan mata uang rupiah atau USD. Deposito Mudharabah dapat diperpanjang secara otomatis dan dijadikan jaminan pembiayaan di Bank Muamalat.

6. Deposito Fulinvest, merupakan pilihan investasi dalam mata uang rupiah maupun USD dengan jangka waktu 6 dan 12 bulan yang ditujukan bagi nasabah yang ingin berinvestasi secara halal, murni dan sesuai syariah. Deposito ini dikhususkan bagi nasabah perseorangan dan dilengkapi dengan fasilitas asuransi jiwa.

7. Giro Wadi’ah, merupakan titipan dana pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro dan aplikasi pemindahbukuan. Diperuntukkan bagi nasabah pribadi maupun perusahaan untuk mendukung aktivitas usaha. 8. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Muamalat,

merupakan lembaga yang menyelenggarakan program pensiun, yaitu suatu program yang menjanjikan sejumlah uang yang pembayaranya dilakukan secara berkala.

b. Penyaluran Dana

(29)

1. Pembiayaan Jual Beli

a. Murabahah, merupakan fasilitas penyaluran dana dengan system jual beli untuk pembiayaan modal, investasi, dan konsumtif. Pihak bank akan membelikan barang-barang halal yang nasabah butuhkan kemudian menjualnya kepada nasabah untuk diangsur sesuai kemampuan nasabah dan kesepakatan kedua belah pihak.

b. Istishna, merupakan kegiatan jual beli dimana produsen ditugaskan membuat barang pesanan dari pemesanan. Objek pemesanan harus dibuat atau dipesan terlebih dahulu dengan cirri-ciri khusus yang dipesan oleh pemesan. Pembayaran dapat dilakukan diawal, ditengah dan diakhir.

2. Pembiayaan Bagi Hasil

a. Musyarakah, merupakan kerjasama yang dilakukan antara bank dengan nasabah dalam suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana, pekerjaan dan keahlian dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Umumnya digunakan untuk pembiayaan modal dan investasi b. Mudharabah, merupakan kerja sama antara dua pihak

dimana bank selaku penyedia dana dan pihak lain (nasabah) bertindak sebagai pengelola usaha. Bank menyerahkan modalnya kepada nasabah untuk dikelola.

3. Pembiayaan Sewa

(30)

mendapatkan jasa atas barang atau asset yang disewakan.

b. Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT), merupakan perjanjian antara bank selaku pemberi sewa dan nasabah selaku penyewa. Dengan konsep IMBT, nasabah (penyewa) setuju akan membayar uang sewa selama masa yang diperjanjikan dan bila sewa berakhir penyewa mempunyai hak opsi untuk memindahkan kepemilikan objek sewa tersebut dari pemberi sewa.

c. Qardh, merupakan pinjaman dari bank kepada nasabah yang diperlukan untuk kebutuhan mendesak, seperti dana talangan dengan kriteria tertentu dan bukan untuk pinjaman yang bersifat konsumtif.

4.2. Perkembangan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Efisiensi adalah suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber biaya untuk mencapai hasil yang diharapkan. Efisiensi akan lebih jelas jika dikaitkan dengan konsep perbandingan output-input. Output merupakan hasil suatu organisasi dan input adalah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut. Dibidang perbankan efisiensi dilakukan untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan usaha pokok bank, dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang diharapkan manajemen dan pemegang saham. Efisiensi operasi juga berpengaruh terhadap kinerja bank, yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna.

(31)

0 20 40 60 80

1

0

0

1

2

0

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

B

O

P

O

B

O

P

(32)

memperoleh penghasilan dari kegiatan operasi bank. Sedangkan nilai BOPO terendah terlihat pada tahun 2008 kuartal I yaitu sebesar 75,76 persen. Hal ini disebabkan pendapatan operasional bank meningkat dikarenakan stabilitas ekonomi Indonesia dalam keadaan baik, hal ini dibuktikan dengan pendapatan laba bersih bank Muamalat pada tahun 2008 mengalami kenaikan pesat yaitu sebesar 203,36 Milyar yang sebelumnya pada tahun 2007 laba bersih hanya sebesar 139,78 Milyar.

4.3. PerkembanganNon Performing Loan(NPL)

Non Performing Loan (NPL) adalah rasio jumlah kredit pada tingkat kolektibilitas tiga sampai dengan lima terhadap total kredit yang diberikan oleh bank. Sesuai dengan ketetapan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia, kredit bermasalah (NPL) dihitung dengan menggunakan NPL Gross atau NPL yang belum mempertimbangkan Perhitungan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP).

(33)

0 2 4 6 8 10 21 14 16 18 20

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

N

P

L

N

P

(34)

0 5 10 15 20 25

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

C

AR

C

A

(35)

Berdasarkan Grafik perkembangan CAR, semua nilai CAR bank Muamalat Indonesia Tbk sejak tahun 2001 sampai 2010 berada pada posisi lebih dari 8 persen. Hal ini menunjukkan bahwa bank Muamalat Indonesia mampu mengelola modal untuk melindungi diri dari risiko kerugian yang muncul. Pada tahun 2001 CAR Bank Muamalat masih relatif rendah yaitu 8,01 persen dan terus mengalami kenaikan sampai kuartal I tahun 2002, pada kuartal II tahun 2002 mengalami penurunan. Setelah itu CAR relatif mengalami kenaikan dan penurunan sampai tahun 2010.

Nilai CAR tertinggi ditunjukkan pada tahun 2003, yang terjadi pada kuartal III yaitu sebesar 19,34 persen persen, hal ini terjadi karena untuk

tahun 2003, tema perkembangan bank Muamalat adalah “Tahun

Pengembangan Jaringan dan Aliansi Pelayanan”. Dalam menunjang

pelayanan dan pertumbuhan usaha, bank Muamalat mengambil langkah menerbitkan obligasi Syariah 1 Subordinasi Bank Muamalat tahun 2003 senilai Rp 200 miliar. Nilai CAR terendah terjadi pada kuartal I tahun 2001, yaitu sebesar 8,01 persen. Penurunan nilai CAR menunjukkan semakin berkurangnya cadangan dana yang harus disediakan bank terhadap ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). Tahun 2001 nilai CAR rendah yaitu sebesar 8,01 persen, hal ini disebabkan karena belum pulihnya kondisi perekonomian akibat krisis ekonomi tahun 1998 yang berdampak pada perekonomian Bank Muamalat sendiri. Dilihat dari nilai CAR Bank Muamalat Indonesia termasuk dalam golongan bank yang sehat karena dari tahun 2001 sampai tahun 2010 tidak ada nilai CAR yang dibawah 8 persen.

4.5. PerkembanganLoan To Deposit Ratio(LDR)

(36)

cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. LDR menunjukkan perbandingan antara volume kredit dibandingkan volume deposit yang diimiliki oleh bank. Hal ini berarti menunjukkan tingkat likuiditas semakin kecil dan sebaliknya karena sumber dananya (deposit) yang dimiliki telah habis digunakan untuk membiayai financing portofolio kreditnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.

Kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito. Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio LDR adalah 80 persen hingga 110 persen. Jika angka rasio LDR suatu bank berada pada angka dibawah 80 persen (misalkan 60 persen), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya dapat menyalurkan sebesar 60 persen dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio LDR 60 persen berarti 40 persen dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik.

Kemudian jika rasio LDR bank mencapai lebih dari 110 persen, berarti total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. Jika rasio LDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif).

(37)

0 20 40 60 80

1

0

0

1

2

0

1

4

0

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

L

D

R

L

(38)

0 2 4 6 8 10 12 14 16

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

N

IM

N

(39)

normal atau tidak. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan cara melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Selain itu uji normalitas dapat juga dengan menggunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Dengan memperhatikan tampilan grafik histogram dan grafik normal plot dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, dengan penyebaran mengikuti arah garis diagonal. Dengan memperhatikan ke-empat grafik tersebut dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk digunakan.

R e g r e s s io n S t a n d a r d iz e d R e s id u a l

3 2 1 0 - 1 - 2 F r e q u e n c y 1 0 8 6 4 2 0

H is t o g r a m

D e p e n d e n t V a r ia b le : N IM

[image:39.612.178.454.292.458.2]

M e a n = - 3 . 4 S t d . D e v . = N = 4

(40)

4.7.2 UjiMultikolinearitas

Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mengetahui apakah model tersebut terdapat multikolinearitas dapat dilakukan dengan mencari besarnya Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance nya. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerancenya lebih dari 0,10 maka kodel bebas dari multikolinearitas.

Nilai VIF dari variable BOPO yaitu 1,541, Non Performing Loan nilai VIF 1,891 sedangkan nilai VIF Capital Adequacy Ratio yaitu sebesar 1,581 dan nilai VIF dari variablel Loan To Deposit Ratioyaitu sebesar 1,269. Sedangkan nilai tolerance dari varibel BOPO adalah 0,649, tolerance Non Performing Loan 0,529, variabel Capital Adequacy Ratio adalah sebesar 0,632 dan variabel Loan To Deposit Ratioadalah 0,788. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa model yang terbentuk tidak terdapat gejalamultikolinearitas.

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E x p e c te d C u m P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

[image:40.612.253.444.141.333.2]

Dependent Variable: NIM

(41)

4.7.3 UjiHeteroskedastisitas

Ujiheteroskedastisitasbertujuan untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variansdari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart (Diagram Scatterplot), dengan dasar pemikiran bahwa :

1. Jika titik membentuk pola tertentu yang beraturan (melebar kemudian menyempit, bergelombang) maka terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dari pengolahan data statistik untuk uji asumsi klasik heteroskedastisitas dapat dilihat pada Gambar 9.

Berdasarkan keterangan dari scaterplot dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel tidak terdapat heteroskedastisitas. Hal ini dikarenakan titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y.

Regression Standardized Predicted Value

1 0 -1 -2 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 3 2 1 0 -1 -2 Scatterplot

[image:41.612.181.469.389.572.2]

Dependent Variable: NIM

(42)

4.7.4 UjiAutokorelasi

Uji autokorelasi berarti terdapat korelasi antar anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu regresi berarti varian sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Untuk mengetahui apakah dalam model terdapat autokorelasi atau tidak maka dilakukan uji Durbin-Watson(Uji Dw).

Negatif No Autokorelasi Positif

0 dl du 4-du 4-dl 4

[image:42.612.173.514.207.306.2]

1,29 1,72 2 2,232 2,28 2,71 Gambar 10. Autokorelasi

Hasil ujiautokorelasidengan Durbin Watson menunjukkan angka 2,232 dan batas bawah (dl) dan batas atas (du), dengan jumlah variabel bebas (k) = 4 dan jumlah sampel (n) = 40, maka dl = 1,29 dan du = 1,72. Berdasarkan uji diatas tampak bahwa nilai Durbin Watson 2,232 terletak didaerah Autocorelation sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik statistik autokorelasi.

4.8. Analisis Perhitungan

(43)

0 20 40 60 80

1

0

0

1

2

0

1

4

0

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

B

O

P

O

N

P

L

C

A

R

L

DR

N

(44)
[image:44.612.147.526.93.184.2]

Tabel 7. Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,718(a) ,516 ,461 ,83420 2,232

a Predictors: (Constant), LDR, BOPO, CAR, NPL b Dependent Variable: NIM

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 15.0 menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,718. Nilai ini menyatakan bahwa korelasi antar variabel independen dan dependen masuk kedalam kategori kuat. Nilai R Square menunjukkan sejauh mana variasi dari variabel terikat mampu menjelaskan variabel bebasnya. Nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1, semakin mendekati 1 maka kemampuan model menjelaskan pergerakan varibel terikat semakin baik. Hasil dari R Square sebesar 0,516, hal ini berarti model yang digunakan dapat menjelaskan variable dependen yaitu Net Interest Margin sebesar 51,6 persen, sedangkan 48,4 persen dipengaruhi faktor lain diluar penelitian.

Uji regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasarkan perumusan masalah dan hipotesis yang telah ditentukan maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 8. Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficient

s T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 12,340 3,453 3,574 ,001

[image:44.612.112.535.532.698.2]
(45)

NPL -,014 ,054 -,043 3,267 ,001 ,529 1,891

CAR ,021 ,060 ,052 3,353 ,006 ,632 1,581

LDR ,044 ,016 ,373 2,819 ,008 ,788 1,269

Model persamaan yang didapatkan dari hasil perhitungan diatas adalah : Y = 12,34–0,113 X1– 0,014 X2 + 0,021 X3 + 0,044 X4………..(8)

Melihat dari persamaan diatas dapat diinterpretasikan :

1. Koefisien regresi untuk BOPO sebesar 0,113 bertanda negatif. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu satuan pada BOPO sementara variabel independen lain diasumsikan tetap, maka NIM akan menurun sebesar 0,113.

2. Koefisien regresi untuk NPL sebesar 0,014 bertanda negatif. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu satuan pada NPL sementara variabel independen lain diasumsikan tetap, maka NIM akan menurun sebesar 0,014.

3. Koefisien regresi untuk CAR sebesar 0,021 bertanda positif. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu satuan pada CAR sementara variabel independen lain diasumsikan tetap, maka NIM akan meningkat sebesar 0,021.

4. Koefisien regresi untuk LDR sebesar 0,044 bertanda positif. Hal ini berarti setiap perubahan sebesar satu satuan pada LDR sementara variabel independen lain diasumsikan tetap, maka NIM akan meningkat sebesar 0,044.

4.8.1 Uji F Statistik

[image:45.612.156.537.77.139.2]
(46)
[image:46.612.170.524.151.252.2]

Tabel 9. ANOVA(b) a

P r e d

a. Predictors: (Constant), LDR, BOPO, CAR, NPL b Dependent Variable: NIM

Berdasarkan Tabel 9 dapat dilihat bahwa angka probabilitas yaitu 0,000 berarti berada dibawah 0,05. Dapat diambil kesimpulan bahwa BOPO, NPL, CAR dan LDR secara bersama-sama secara sigifikan berpengaruh terhadap NIM.

4.8.2 Uji T Statistik

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003). Hasil uji ini pada output SPSS dapat dilihat dari Tabel 9. Nilai uji T dapat dilihat dai p-value (pada kolom sig.) pada masing-masing variabel independen, jika p-value lebih kecil dari level of significant yang ditentukan, atau t hitung (pada kolom t) lebih besar daripada t-tabel (dihitung dari two tailed α = 5%, df-k, k merupakan jumlah variabel independen–df = 40-4 = 36.

Analisa tabel Coefficient(a)untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap varaiabel dependen adalah sebagai berikut :

a. Variabel BOPO memiliki p-value 0,001 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t-hitung 3,836 > 1,688 artinya signifikan. Signifikan disini berarti tolak H0 yang berarti BOPO berpengaruh terhadap NIM

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 25,966 4 6,491 9,328 ,000(a)

Residual 24,356 35 ,696

(47)

b. Variabel NPL memiliki p-value 0,001 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t-hitung 3,267 > 1,688 artinya signifikan. Signifikan disini berarti tolak H0 yang berarti NPL berpengaruh terhadap NIM. c. Variabel CAR memiliki p-value 0,006 < 0,05 artinya signifikan,

sedangkan t-hitung 3,353 > 1,688 artinya signifikan. Signifikan disini berarti tolak H0 yang berarti CAR berpengaruh terhadap NIM.

d. Variabel LDR memiliki p-value 0,008 < 0,05 artinya signifikan, sedangkan t-hitung 2,819 > 1,688 artinya signifikan. Signifikan disini berarti tolak H0 yang berarti LDR berpengaruh terhadap NIM. 4.8.3 Analisis Pengaruh BOPO, NPL, CAR dan LDR terhadap NIM

Nilai koefisien korelasi sebesar 0,718 menunjukkan bahwa meningkatnya nilai BOPO, NPL, CAR, LDR akan diikuti meningkatnya NIM. Besarnya pengaruh ditentukan oleh koefisien determinasi r2 sebesar 0,516 atau sebesar 51,6 persen. Hal ini menunjukkan bahwa NIM dipengaruhi oleh BOPO, NPL, CAR, dan LDR sebesar 51,6 persen dan sisanya 48,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian.

Besarnya BOPO akan mempengaruhi besarnya Net Interest Margin (NIM). Peningkatan nilai BOPO disebabkan oleh peningkatan total biaya operasional dan menurunkan pendapatan operasional, hal tersebut akan berakibat turunya Net Interest Margin (NIM). Begitu sebaliknya penurunan nilai BOPO yang disebabkan karena semakin efisiensi beban operasional yang dikeluarkan. Hal ini akan megakibatkan kenaikanNet Interest Margin(NIM).

(48)

bermasalah, sehingga profitabilitas yang dihasilkan semakin menurun, dalam hal ini profitabilitas ditunjukkan dengan nilai NIM.

Besarnya CAR akan mempengaruhi besarnya NIM. Semakin besar modal, maka akan semakin memperbesar alat untuk menciptakan profit. Alat yang dimaksud disini adalah seluruh aktiva yang dapat menghasilkan profit atau aktiva produktif. Bank memiliki banyak alternatif untuk menghasilkan profit yang tinggi apabila dana yang tersedia cukup besar pula. CAR yang tinggi tersebut juga menunjukkan kemampuan bank untuk menanggung segala aktiva yang beresiko sehingga berdampak pada kepercayaan nasabah.

LDR merupakan rasio antar total kredit yang disalurkan oleh bank kepada masyarakat terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin tinggi dana yang disalurkan bank kepada masyarakat melalui kredit maka kemungkinan bank untuk mendapatkan keuntungan akan lebih besar pula. Meningkatnya LDR akan meningkatnya NIM bank, namun perlu memperhatikan bahwa dana harus tetap tersedia untuk keperluan penarikan dana secara mendadak, sehingga bank memiliki dana likuid yang tinggi pula. Likuiditas bank sangat penting bagi kelangsungan perbankan sehingga dalam melakukan ekspansi kredit bank harus tetap mempertahankan tingkat likuiditas dalam posisi aman sehingga masyarakat menaruh kepercayaan dengan menyimpan dananya dibank tersebut.

4.9. Implikasi Manajerial

(49)

unstandardized coefficients, hasil perhitungan yang didapatkan akan memperoleh nilai konstanta; yakni nilai variabel dependen ketika semua variabel dependen dalam keadaan tidak mengalami perubahan atau statis. Hasil penelitian ini menunjukkan pula hal-hal yang perlu diperhatikan, baik oleh pihak manajemen perusahaan (emiten) dalam pengelolaan perusahaan, dan oleh para investor dalam menentukan strategi investasinya. Adapun implikasi manajerial dari hasil penelitian ini untuk setiap variabelnya adalah sebagai berikut:

1. Efisiensi operasi suatu perusahaan (dalam hal ini Perbankan yang tercatat di BEJ) merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sesuai dengan fungsinya sebagai pihak intermediasi, efisiensi suatu bank sangat mempengaruhi besar kecilnya return yang akan didapat. Semakin efisien kegiatan operasi yang dilakukan bank tersebut, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan semakin besar. Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat rasio efisiensi operasi sebuah bank adalah rasio BOPO yaitu perbandingan antara total biaya operasi dengan pendapatan operasinya. Pada penelitian ini, efisiensi operasi mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap rasio perolehan laba dibanding dengan variabel-variabel lain. Terbukti dengan nilai koefisien BOPO sebesar -0,113 menunjukkan adanya pengaruh negatif dan paling dominan terhadap NIM. Jadi semakin besar rasio BOPO suatu bank, maka semakin kecil tingkat rasio NIM atau dapat dikatakan kinerja keuangan bank tersebut akan turun. Dengan demikian bagi emiten, pergerakan rasio BOPO haruslah menjadi perhatian khusus agar perusahaannya selalu berada pada tingkat efisiensi yang bisa menghasilkan laba yang maksimal, sehingga kinerja yang dicapai akan selalu meningkat. Kemudian bagi investor, rasio ini perlu diperhatikan sebagai salah satu bahan pertimbangannya dalam menentukan strategi investasinya.

(50)

variable yang signifikan adalah Loan to Deposit Ratio(LDR), yaitu dengan nilai sebesar 0,044. Hal ini berarti LDR mempunyai pengaruh yang positif terhadap NIM. Hal ini juga menunjukkan tingkat likuiditas suatu bank mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap besar kecilnya perolehan laba bank. Jika bank dalam menyalurkan kredit dari dana pihak ketiganya tinggi, maka dapat dikatakan tingkat likuiditasnya juga tinggi karena dana dari pihak ketiga dapat dimaksimalkan dalam bentuk kredit. Dengan tingginya penyaluran kredit yang diberikan, maka pendapatan bunga dari kredit tersebut juga akan meningkat, yang berdampak pada tingginya perolehan laba bank. Sehingga dapat dikatakan kinerja keuangan bank tersebut meningkat. Dilihat dari pihak emiten (manajemen perusahaan), LDR merupakan faktor yang cukup penting dalam menjalankan kegiatan usahanya, sehingga adalah merupakan suatu keharusan untuk menjaga rasio LDR pada tingkat yang aman (sesuai dengan yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu 80 persen - 100 persen). Dengan optimalnya LDR maka dalam kegiatan usahanya, bank akan selalu memperoleh keuntungan. Kemudian bagi pihak investor, LDR dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi investasinya. Semakin likuid suatu bank, maka dapat disimpulkan kelangsungan hidup bank tersebut akan berlangsung lama, dengan demikian investor akan tertarik untuk berinvestasi di bank tersebut karena yakin bahwa investasi yang ditanamkan akan selalu menghasilkan keuntungan bagi dirinya

(51)

modal yang dimiliki bank tersebut. Sehingga dengan terserapnya kerugian-kerugian tersebut, maka kegiatan usaha bank tidak akan mengalami gejolak yang berarti. Bagi pihak emiten (manajemen perusahaan) merujuk pada penelitian ini, diharapkan selalu menjaga tingkat kecukupan modalnya, sehingga pada akhirnya dengan tercukupinya tingkat kecukupan modal, kinerja keuangan bank tersebut akan meningkat. Kemudian bagi investor, rasio CAR dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya. Karena semakin besar rasio CAR suatu bank, maka semakin tinggi juga NIM-nya yang berarti semakin tinggi juga kinerja keuangan bank tersebut.

(52)

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Nilai Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Net Interest Margin (NIM) sepanjang tahun 2001 sampai 2010 fluktuatif mengalami kenaikan dan penurunan. Rata-rata nilai BOPO adalah 85,12 persen, NPL 5,21 persen, CAR 12,59 persen, LDR 93,87 persen dan NIM adalah 7,14 persen.

b. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Net Interest Margin (NIM) dengan koefisien 0,113. Rasio Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap NIM dengan koefisien 0,014. Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap NIM. CAR mempunyai koefisien 0,021 dan LDR berpengaruh positif terhadap NIM dengan koefisien sebesar 0,044.

2. Saran

Bank Muamalat Indonesia sebaiknya menjaga kestabilan rasio BOPO pada posisi yang ideal dengan memaksimalkan pendapatan dari seluruh kegiatan operasional bank, tentunya dengan meminimalisasi biaya-biaya yang ada dalam kegiatan operasional sehingga profit yang diharapkan dapat diperoleh melalui mekanisme yang efektif dan efisien. Untuk menjaga kesehatan Bank Muamalat, rasio BOPO ini mempunyai pengaruh yang paling signifikan terhadap NIM, sehingga harus senantiasa diperhatikan.

(53)
(54)
(55)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Statistik Perbankan Syariah. www.bi.go.id. 2011. (11 Mei 2011)

Kasmir. 2003. Manajemen Perbankan. PT Raja Gravindo Persada. Jakarta.

Hanafi, M. 1999. Manajemen. YKPN. Yogyakarta

Kuncoro, M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga. Jakarta.

Purba, Y.T.R. 2010. Pengaruh Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio dan Marjin Suku Bunga terhadap Net Interest Margin (Studi Kasus PT Bank Danamon Indonesia Tbk). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Intitut Pertanian Bogor, Bogor.

Purwanto, T.J. 2011. Analisis Besarnya Pengaruh Pembiayaan, Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Rasio Non Performing Financing (NFP) terhadap laba Bank Syariah (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Intitut Pertanian Bogor, Bogor.

Puspitasari, D.A. 2008. Analisis Pengaruh Non Performing Loan dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Return On Asset Dengan Bantuan Simulasi Komputer (Studi Kasus : PT Bank Muamalat Indonesia Tbk). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Intitut Pertanian Bogor, Bogor.

Riyadi, S. 2003. Banking Assets and Liability Management. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Siamat, D. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok.

Synkey, JR. 1986. Commercial Bank Financial Management in The Financial-Service Industry. Memillan Publishing Company.

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan. UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

PT BMI, Tbk. 2001. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2001. PT BMI. Jakarta.

(56)

____________. 2003. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2003. PT BMI. Jakarta.

____________. 2004. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2004. PT BMI. Jakarta.

____________. 2005. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2005. PT BMI. Jakarta.

____________. 2006. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2006. PT BMI. Jakarta.

____________. 2007. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2007. PT BMI. Jakarta.

____________. 2008. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2008. PT BMI. Jakarta.

____________. 2009. Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia, Tbk Tahun 2009. PT BMI. Jakarta.

(57)
(58)

ANALISIS PENGARUH BEBAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO),

NON PERFORMING

LOAN (NPL)

,

CAPITAL ADEQUACY RATIO

(CAR) DAN

LOAN

TO DEPOSIT RATIO

(LDR) TERHADAP

NET INTEREST

MARGIN

(NIM)

(STUDI KASUS PT BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

PUJI HASTUTI

H24096038

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(59)

RINGKASAN

PUJI HASTUTI. H24096038. Analisis Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR),Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadapNet Interest Marjin (NIM) (Studi kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI.

Semakin banyaknya jumlah bank Syariah di Indonesia, maka semakin memudahkan masyarakat Indonesia menikmati layanan perbankan syariah baik untuk menabung atau untuk mengajukan pembiayaan. Bank Muamalat merupakan bank syariah pertama yang berdiri di Indonesia. Salah satu kegiatan yang dilakukan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah melakukan penghimpunan dana penyaluran dana. Penyaluran dana dilakukan dengan pemberian pembiayaan. Adanya pemberian pembiayaan kepada masyarakat berpotensi menyebabkan adanya pembiayaan bermasalah. NPL merupakan salah satu indikator pembiayaan bermasalah, sedangkan CAR merupakan kewajiban cadangan modal minimum. Untuk memperoleh laba bank harus memperhatikan efisiensi dari beban operasionalnya, hal ini ditunjukkan dengan BOPO. Sedangkan LDR menunjukkan rasio antara kredit yang diberikan dengan dana yang diterima.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapat dari data laporan keuangan tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Serta rasio keuangan triwulan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Analisis yang digunakan pada penelitian ini analisis regresi linear berganda dengan alat pengolah data SPSS 15.0.

(60)

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap Net Interest Margin (NIM), Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

Nama : Puji Hastuti NIM : H24096038

Menyetuj

Gambar

Tabel 1. BOPO Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010
Tabel 3. LDR Bank Muamalat Indonesia Tahun 2010
Tabel 5. Faktor-faktor Kesehatan Bank yang dinilai dan bobotnya
Tabel 6. Penggolongan Kolektibilitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Operator matematika yang akan sering digunakan dalam Rumus Microsoft Excel adalah sebagai berikut:..

3.7 Teknik Analisis Data Sebelum melakukan analisis data, peneliti memiliki hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat pengaruh antara

Hasil analisis prediksi respon siswa mendasari analisis tahapan pengajaran guru, alur belajar siswa dan perangkat mengajar (skenario, LKS, alat peraga, soal/evaluasi)

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi ilmiah tentang jenis pakan alternatif yang dapat diterima keong darat dari Menoreh, Yogyakarta, meliputi:

Berdasarkan keputusan yang diperolehi daripada pembangunan dan pengujian topologi, saiz kekisi 0.380m dan jarak ke akses paling hampir digunakan dalam analisa

Namun Dewi (2014) meneliti kepuasan pasien pada pelayanan pendaftaran. Sedangkan subjek penelitian ini adalah pasien usia lanjut yang berkunjung ke

Kharisma Ide Nusantara Garmindo mengalami suatu permasalahan yaitu jumlah pencapaian ouput yang dihasilkan pada proses produksinya tidak sesuai dengan target produksi yang

Sama halnya dengan CAR, suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik jika kepemilikan institusional tinggi maka akan meningkatkan nilai CAR.. Akan tetapi hasil pengujian