• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF (Studi Kasus : Pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron, "

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

ANALISIS BIAYA DAN WAKTU PROYEK KONSTRUKSI

DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA (LEMBUR)

DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA

MENGGUNAKAN METODE

TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron, Serta Lanjutan Pekerjaan Tanah Bandar Udara

Kab. Kepulauan Anambas Kepulauan Riau)

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Jenjang Strata-1 (S1), Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : MUSTOFA 20120110192

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

(2)

iii

MOTTO :

1.

Sebagian manusia lupa, bahwa dalam kegagalan Allah

merayu untukmu mendekat.

2.

Adakalanya dalam bekalmu yang kurang engkau harus rela

menyakiti dirimu agar engkau sadar betapa sukses itu tidak

mudah.

3.

Muliakanlah guru dan orang tua. Hidupmu pasti bahagia.

4.

Teruslah mencari kebenaran yang hakiki. Seperti kalanya

Ibrahim mencari Tuhanya.

5.

Menyendirilah untuk beberapa waktu. Jika dengan sendiri

engkau menemui dirimu yang damai.

6.

Menulislah dan tulislah. Tidak dengan samudra. Kolam

(3)

iv

PERSEMBAHAN :

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

1.

Allah Subhanahu wa Ta’ala

dan kekasih AgungNya

Kanjeng Rosul Muhammad SAW yang selalu membuka

pintu rahmat untuk bersandar .

2.

Bapak Daryoto dan Ibu Rusliani yang telah mengasah,

mengasih, dan mengasuh hingga sampailah pada saat tahap

perjuangan ini.

3.

Mas Eko Sudaryanto dan Mbak Nani, Dea, Ais, dan

Derizco serta keluargaku di Sumber sari yang selalu memberi

semangat lahir batin.

4.

Para Guru-guruku muliaku semua yang tidak bisa saya tulis.

Wa bil khusus kepada Al-Mukarom KH Muhammad

Munawar Ahmad dan keluarga yang tak pernah bosan

mendidik dan mendo’akan.

5.

Kepada yang selalu kuceritakan selesai beribadah Fitratil

Laila yang menemani perjuangan dan diskusi-diskusi setiap

berada pada pilihan.

6.

Sahabat-sahabat superku Mas Ahmad Surya N, Mas Kholis,

(4)

v

teman-teman seperjuangan santriwan-santriwati komplek

(5)
(6)

JAM KERJA (LEMBUR) DIBANDINGKAN DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

(Studi Kasus : Pekerjaan Bandar Udara – Kabupaten Kepulauan Anambas)1 Mustofa2 , Mandiyo Priyo3 , Yoga Aprianto Harsoyo4

INTISARI

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanaan proyek dengan variasi penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja, serta membandingkan hasil antara biaya denda dengan perubahan biaya sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari kontraktor pelaksana. Analisis data menggunakan program Microsoft Project 2016 dan metode time cost trade off. Hasil dari program Microsoft Project 2016 adalah lintasan kritis dan kenaikan biaya akibat dari penambahan jam kerja (lembur) sedangkan hasil dari metode time cost trade off adalah percepatan durasi dan kenaikan biaya akibat percepatan durasi dalam setiap kegiatan yang dipercepat.

(7)

(4)Biaya mempercepat durasi proyek pada penambahan jam lembur atau penambahan tenaga kerja lebih murah dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarakan apabila proyek mengalami keterlambatan dan dikenakan denda.

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan proyek konstruksi saat ini menjadikan suatu proyek semakin kompleks dan rumit, karena dalam proyek yang besar dan kompleks membutuhkan sumber daya yang digunakan untuk penyelesaian dari awal hingga akhir suatu proyek. Pelaksanaan proyek konstruksi merupakan rangkaian dari kegiatan yang saling bergantung antara satu pekerjaan dengan pekerjaan yang lainya. Semakin besar suatu proyek, menyebabkan semakin banyak juga masalah yang ada dan harus dihadapi. Mulai dari perencanaan kita dihadapkan pada pengaturan sumber daya seperti tenaga kerja, biaya, waktu, peralatan dan lain sebagainya, sampai pada pelaksanaan proyek. Jika hal-hal tersebut tidak ditangani dengan cepat dan benar, berbagai masalah akan muncul seperti keterlambatan penyelesaian proyek, penyimpangan mutu, pembiayaan yang membengkak, pemborosan sumber daya dan lain sebagainya yang sangat merugikan bagi pelaksanaan proyek. Untuk mengatasi masalah ini, harus diperhatikan jadwal waktu yang menunjukkan kapan berlangsungnya setiap kegiatan proyek, sehingga sumber daya dapat disediakan pada waktu yang tepat dan setiap komponen kegiatan dapat dimulai pada waktu yang tepat juga. Sebaliknya suatu perencanaan yang tidak tepat dan sistematis akan menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaannya.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan dan kegagalan pada suatu proyek yaitu waktu, biaya dan mutu. Tolak ukur keberhasilan proyek biasanya dilihat dari waktu penyelesaian yang singkat dengan biaya yang minimal tanpa meninggalkan mutu hasil pekerjaan. Pengelolaan proyek secara sistematis diperlukan untuk memastikan waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan kontrak atau bahkan lebih cepat sehingga biaya yang dikeluarkan bisa memberikan keuntungan. Dan juga

(9)

2

menghindarkan dari adanya denda akibat keterlambatan penyelesaian proyek.

Pada perencanaan proyek konstruksi, waktu dan biaya yang dioptimasikan sangat penting untuk diketahui. Dari waktu dan biaya yang optimal maka kontraktor proyek bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut maka yang harus dilakukan dalam optimasi waktu dan biaya adalah membuat jaringan kerja proyek (network), mencari kegiatan-kegiatan yang kritis dan menghitung durasi proyek serta mengetahui jumlah sumber daya (Resources). Hal itu menuntut kita untuk menggunakan metode yang tepat dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada serta fasilitas yang tersedia seperti alat bantu program komputer aplikasi teknik sehingga proyek dapat diselesaikan tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya.

Penelitian ini membahas mengenai analisa percepatan waktu proyek pada pelaksanaan Proyek Pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron, Serta Lanjutan Pekerjaan Tanah pada Bandar Udara Kab. Kepulauan Anambas dengan metode penambahan jam kerja (lembur) yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan tenaga kerja 1 sampai tenaga kerja 3 selanjutnya menentukan perubahan biaya proyek setelah dilakukan lembur, serta membandingkannya antara penambahan tenaga kerja yang selanjutnya dibandingakan kembali dengan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja menggunakan program Microsoft Project 2010.

1.2. Rumusan Masalah

(10)

1. Berapa besar perubahan antara waktu dan biaya pelaksanaan proyek sebelum dan sesudah kompresi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?

2. Berapa selisih perbandingan biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menghitung perubahan biaya dan waktu pelaksanan proyek dengan variasi penambahan jam kerja dan penambahan tenaga kerja.

2. Membandingkan antara biaya denda dengan perubahan biaya sebelum dan sesudah penambahan jam kerja (lembur) serta penambahan tenaga kerja.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pelaksanaan proyek.

2. Sebagai bahan acuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu manajemen operasional dan dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk penelitian yang akan datang.

3. Memperdalam pengetahuan tentang ilmu manajemen, khususnya dalam hal pertukaran waktu dan biaya (Time Cost Trade Off).

4. Memberikan gambaran dan tambahan pengetahuan tentang penggunaan

(11)

4

1.5. Batasan Masalah

Penelitian ini dapat lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan maka dibuat batasan-batasan masalah guna membatasi ruang lingkup penelitian, antara lain :

1. Pengambilan data berasal dari Proyek Bandar Udara, Kabupaten Kepulauan Anambas. Perhitungan optimasi hanya meninjau pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron, Serta Lanjutan Pekerjaan Tanah sehingga didapat durasi pekerjaan selama 396 hari.

2. Hari kerja yang berlangsung dalam pelaksanaan proyek adalah Senin-Sabtu, dengan jam kerja berkisar 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat pada 12.00-13.00 WIB dan maksimum jam lembur yang diperkenankan selama 3 jam dari jam 16.00-19.00.

3. Pengoptimasian waktu dan biaya dengan metode penambahan jam kerja (lembur) menggunakan program Microsoft Project 2016.

4. Perhitungan analisa percepatan waktu proyek pada penelitian ini menggunakan alternatif yaitu variasi penambahan jam kerja (lembur) dan menambah jumlah sumber daya / tenaga kerja (Resources) untuk mengetahui perubahan waktu dan biaya.

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Novitasari (2014), menyebutkan mempercepat waktu penyelesaian proyek adalah suatu usaha menyelesaikan proyek lebih awal dari waktu penyelesaian dalam keadaan normal. Ada kalanya jadwal proyek harus dipercepat dengan berbagai pertimbangan dari pemilik proyek. Proses mempercepat kurun waktu tersebut disebut crash program. Frederika (dikutip oleh Novitasari, 2014) menyatakan durasi percepatan maksimum dibatasi oleh luas proyek atau lokasi kerja, namun ada empat faktor yang dapat dioptimumkan untuk melaksanakan percepatan suatu aktivitas yaitu meliputi penambahan jumlah tenaga kerja, penjadwalan lembur, penggunaan alat berat, dan pengubahan metode konstruksi di lapangan.

Penelitian tentang analisa percepatan pelaksanaan dengan menambah jam kerja optimum pada proyek konstruksi dengan studi kasus proyek pembangunan super villa, sebelumnya telah dilakukan oleh Ariany Frederika (2010). Hasil penelitian tersebut memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Biaya optimum didapat pada penambahan satu jam kerja, dengan pengurangan biaya sebesar Rp784.104,16 dari biaya total normal yang jumlahnya sebesar Rp2.886.283.000,00 menjadi sebesar Rp2.885.498.895,84, dengan pengurangan waktu selama 8 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 276 hari. 2. Waktu optimum didapat pada penambahan dua jam kerja, dengan pengurangan

waktu selama 14 hari dari waktu normal 284 hari menjadi 270 hari, dengan pengurangan biaya sebesar Rp700.377,35 dari biaya normal Rp2.886.283.000,00 yang menjadi sebesar Rp2.885.582.622,65.

Penelitian oleh Emis Vera Iramutyin pada 2010 dengan judul Optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek pemeliharaan Gedung dan Bangunan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

(13)

6

1. Durasi optimum proyek yaitu 49 hari kerja (57 hari kalender) dari durasi normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 19 November 2010 dari rencana awal 14 Desember 2010.

2. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu penyelesaian proyek optimum yaitu 49 hari dengan biaya total proyek sebesar Rp. 501.269.374,29 (belum termasuk jasa kontraktor 10%). Sedangkan, waktu penyelesaian normal 74 hari kerja (90 hari kalender) dengan biaya total proyek Rp. 516.188.297,49. Jadi, terjadi pengurangan durasi selama 25 hari dan penghematan biaya sebesar Rp. 14.918.923,20.

Novia Tanjung (2013) dalam penelitian optimasi waktu dan biaya dengan metode crash pada proyek Pekerjaan Struktur Hotel Lorin Triple Moderate Solo mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Optimasi dari estimasi durasi proyek struktur yang direncanakan dalam program Microsoft Project yaitu 66 hari kerja (77 hari kalender) dari durasi normal 84 hari kerja (98 hari kalender) dan proyek dijadwalkan dapat diselesaikan pada 17 November 2012 dari rencana awal 09 Desember 2012. 2. Hasil perhitungan sumber daya (Resources) pada penambahan jam kerja

(lembur) dalam program Microsoft Project diperoleh biaya total proyek pekerjaan struktur sebesar Rp. 13.488.216,991, dari biaya normal data proyek sebesar Rp. 12.765.950.430,11. Jadi, dari penambahan jam kerja (lembur) pada proyek terjadi pengurangan durasi proyek selama 21 hari dengan pertambahan biaya sebesar Rp. 722.266.561,-

Selain itu, Vien Novitasari (2014) dalam penelitian penambahan jam kerja pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Belitung dengan Time Cost Trade Off berkesimpulan sebagai berikut :

(14)
(15)

8

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Manajemen Proyek

Manajemen proyek konstruksi adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumberdaya untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan (Soeharto,1999).

Menurut Soeharto (1999), Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah sebagai berikut :

a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek.

b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.

c. Kualitas sesuai dengan persyaratan. d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.

Menurut Siswanto (dikutip oleh Novitasari, 2014) dalam manajemen proyek penentuan waktu penyelesaian kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi perencana yang lain, yaitu:

a. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.

b. Proses pengendalian (controling). 3.2. Network Planning

Suatu kegiatan yang merupakan rangkaian penyelesaian pekerjaan haruslah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Sedapat mungkin semua kegiatan atau aktivitas dalam perusahaan dapat diselesaikan dengan efisien. Semua aktivitas tersebut diusahakan untuk dapat selesai dengan cepat sesuai dengan yang diharapkan serta terintegrasi dengan aktivitas yang lainnya.

(16)

Network planning adalah gambaran kejadian-kejadian dan kegiatan yang diharapkan akan terjadi dan dibuat secara kronologis serta dengan kaitan yang logis dan berhubungan antara sebuah kejadian atau kegiatan dengan yang lainnya. Dengan adanya network, manajemen dapat menyusun perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien.

3.3. Biaya Total Proyek

Secara umum biaya proyek konstruksi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1. Biaya langsung adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek, yang meliputi :

a. Biaya bahan / material b. Biaya upah kerja c. Biaya alat

d. Biaya subkontraktor dan lain-lain.

2. Biaya tidak langsung adalah segala sesuatu yang tidak merupakan komponen hasil akhir proyek, tetapi dibutuhkan dalam rangka proses pembangunan yang biasanya terjadi diluar proyek dan sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Walaupun sifatnya tetap, tetapi harus dilakukan pengendalian agar tidak melewati anggarannya, yang meliputi:

a. Gaji staf / pegawai tetap tim manajemen b. Biaya konsultan (perencana dan pengawas) c. Fasilitas sementara dilokasi proyek

d. Peralatan konstruksi

e. Pajak, pungutan, asuransi dan perizinan f. Overhead

(17)

10

Jadi biaya total proyek adalah biaya langsung ditambah biaya tidak langsung. Keduanya berubah sesuai dengan waktu dan kemajuan proyek. Meskipun tidak dapat diperhitungkan dengan rumus tertentu, tetapi pada umumnya makin lama proyek berjalan maka makin tinggi komulatif biaya tidak langsung yang diperlukan. Sedangkan biaya optimal didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkendali.

3.4. Metode Pertukaran Waktu dan Biaya (Time Cost Trade Off)

Di dalam perencanaan suatu proyek disamping variabel waktu dan sumber daya, variabel biaya (cost) mempunyai peranan yang sangat penting. Biaya (cost) merupakan salah satu aspek penting dalam manjemen, dimana biaya yang timbul harus dikendalikan seminim mungkin. Pengendalian biaya harus memperhatikan faktor waktu, karena terdapat hubungan yang erat antara waktu penyelesaian proyek dengan biaya-biaya proyek yang bersangkutan.

Sering terjadi suatu proyek harus diselesaikan lebih cepat daripada waktu normalnya. Dalam hal ini pimpinan proyek dihadapkan kepada masalah bagaimana mempercepat penyelesaian proyek dengan biaya minimum. Oleh karena itu perlu dipelajari terlebih dahulu hubungan antara waktu dan biaya. Analisis mengenai pertukaran waktu dan biaya disebut dengan Time Cost Trade Off ( Pertukaran Waktu dan Biaya).

Di dalam analisa time cost trade off ini dengan berubahnya waktu penyelesaian proyek maka berubah pula biaya yang akan dikeluarkan. Apabila waktu pelaksanaan dipercepat maka biaya langsung proyek akan bertambah dan biaya tidak langsung proyek akan berkurang.

Ada beberapa macam cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan percepatan penyeleseian waktu proyek. Cara-cara tersebut antara lain :

a. Penambahan jumlah jam kerja (kerja lembur).

(18)

memperbesar produksi selama satu hari sehingga penyelesaian suatu aktivitas pekerjaan akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan di dalam penambahan jam kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produktivitas orang tersebut akan menurun karena terlalu lelah.

b. Penambahan tenaga kerja

Penambahan tenaga kerja dimaksudkan sebagai penambahan jumlah pekerja dalam satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa menambahkan jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

c. Pergantian atau penambahan peralatan

Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas. Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk mobilitas dan demobilitas alat tersebut. Durasi proyek dapat dipercepat dengan pergantian peralatan yang mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja. d. Pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas

Sumber daya manusia yang berkualitas adalah tenaga kerja yang mempunyai produktivitas yang tinggi dengan hasil yang baik. Dengan mempekerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka aktivitas akan lebih cepat diselesaikan.

e. Penggunaan metode konstruksi yang efektif

(19)

12

Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan jumlah tenaga kerja, biasa disebut giliran (shift), dimana unit pekerja untuk pagi sampai sore berbeda dengan dengan unit pekerja untuk sore sampai malam.

3.5. Produktivitas Pekerja

Produktivitas didefinisikan sebagai rasio antara output dan input, atau dapat dikatakan sebagai rasio antara hasil produksi dengan total sumber daya yang digunakan. Didalam proyek konstruksi, rasio dari produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses kontruksi; yang dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, biaya material, metode, dan alat. Kesuksesan dari suatu proyek konstruksi salah satunya tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya, dan pekerja adalah salah satu sumber daya yang tidak mudah untuk dikelola. Upah yang diberikan sangat tergantung pada kecakapan masing-masing pekerja dikarenakan setiap pekerja memiliki karakter masing-masing yang berbeda-beda satu sama lainnya.

3.6. Pelaksanaan Penambahan Jam Kerja (Lembur)

(20)

Penambahan jam kerja (lembur) bisa dilakukan dengan melakukan penambahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, dan 4 jam sesuai dengan waktu penambahan yang diinginkan. Semakin besar penambahan jam lembur dapat menimbulkan penurunan produktivitas, indikasi dari penurunan produktivitas pekerja terhadap penambahan jam kerja (lembur) dapat dilihat pada Gambar 3.1 dibawah ini.

Dari uraian di atas dapat ditulis sebagai berikut ini: 1. Produktivitas harian

=

� � �

2. Produktivitas tiap jam � � ℎ� �

=

�� � ℎ�

3. Produktivitas harian sesudah crash

= (Jam kerja perhari × Produktivitas tiap jam) + (a × b × Produktivitas tiap jam)

Dengan:

Gambar 3.1 Grafik Indikasi Penurunan Produktivitas Akibat Penambahan Jam Kerja (Sumber: Soeharto, 1997).

(21)

14

a = lama penambahan jam kerja (lembur)

b = koefisien penurunan produktivitas akibat penambahan jam kerja (lembur)

Nilai koefisien penurunan produktivitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Koefisien Penurunan Produktivitas

4. Crash duration

=

� � ℎ� � �ℎ � ℎ

3.7. Pelaksanaan Penambahan Tenaga Kerja

Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak atau cukup lapang, karena penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh mengganggu pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada saat yang sama. Selain itu, harus diimbangi pengawasan karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan menurunkan produktivitas pekerja.

Perhitungan untuk penambahan tenaga kerja dirumuskan sebagai berikut ini :

1. Jumlah tenaga kerja normal Jam

Lembur

Penurunan indeks produktivitas

Prestasi kerja

1 jam 0,1 90

2 jam 0,2 80

3 jam 0,3 70

(22)

= K a a a ×

D a a

... (3.5)

2. Jumlah tenaga kerja dipercepat

= K a a a ×

D a a

... (3.6)

Dari rumus di atas maka akan diketahui jumlah pekerja normal dan jumlah penambahan tenaga kerja akibat percepatan durasi proyek.

3.8. Biaya Tambahan Pekerja (Crash Cost)

Penambahan waktu kerja akan menambah besar biaya untuk tenaga kerja dari biaya normal tenaga kerja. Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102/MEN/VI/2004 pasal diperhitungkan bahwa upah penambahan kerja bervariasi. Pada penambahan waktu kerja satu jam pertama, pekerja mendapatkan tambahan upah 1,5 kali upah perjam waktu normal dan pada penambahan jam kerja berikutnya maka pekerja akan mendapatkan 2 kali upah perjam waktu normal.

Perhitungan untuk biaya tambahan pekerja dapat dirumuskan sebagai berikut ini:

1. Normal ongkos pekerja perhari

= Produktivitas harian × Harga satuan upah pekerja 2. Normal ongkos pekerja perjam

= Produktivitas perjam × Harga satuan upah pekerja 3. Biaya lembur pekerja

= 1,5 × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) pertama + 2 × n × upah sejam normal untuk penambahan jam kerja (lembur) berikutnya

Dengan:

(23)

16

= (Jam kerja perhari × Normal cost pekerja) + (n × Biaya lembur perjam)

5. Cost slope

= Crash Cost– Normal Cost Durasi Normal – Durasi Crash

3.9. Hubungan Antara Biaya dan Waktu

Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek sangat bergantung dari waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 3.2. Titik A pada gambar menunjukkan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukkan kondisi dipercepat. Garis yang menghubungkan antar titik tersebut disebut dengan kurva waktu biaya. Gambar 3.2 memperlihatkan bahwa semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesain proyek, akan tetapi sebagai konsekuesinya maka terjadi biaya tambahan yang harus dikeluarkan akan semakin besar. Gambar 3.3 menunjukkan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan biaya total dalam suatu grafik dan terlihat bahwa biaya optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.

Gambar 3.2 Grafik hubungan waktu-biaya normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan (Sumber: Soeharto, 1997).

Waktu normal Waktu

dipercepat Biaya waktu

normal Biaya waktu dipercepat

Biaya

(24)

3.10. Biaya Denda

Keterlambatan penyelesaian proyek akan menyebabkan kontaktor terkena sanksi berupa denda yang telah disepakati dalam dokumen kontrak. Besarnya biaya denda umumnya dihitung sebagai berikut :

Dengan:

Denda perhari akibat keterlambatan sebesar 1 permil dari nilai kontrak. 3.11. Program Microsoft Project

Program Microsoft Project adalah sebuah aplikasi program pengolah lembar kerja untuk manajemen suatu proyek, pencarian data, serta pembuatan grafik. Kegiatan manajemen berupa suatu proses kegiatan yang akan mengubah input menjadi output sesuai tujuannya. Input mencakup unsur-unsur manusia, material, mata uang, mesin/alat dan kegiatan-kegiatan. Seterusnya diproses menjadi suatu hasil yang maksimal untuk mendapatkan informasi yang di inginkan sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Dalam proses diperlukan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.

Gambar 3.3 Grafik hubungan waktu dengan biaya total, biaya langsung, dan biaya tak langsung (Sumber : Soeharto, 1997).

Total denda = total waktu akibat keterlambatan × denda perhari akibat keterlambatan

Biaya

Kurun Waktu Biaya Langsung Biaya Total Proyek

Biaya Tidak Langsung Biaya

Optimum

(25)

18

Beberapa jenis metode manajemen proyek yang di kenal saat ini, antara lain CPM (Critical Path Method), PERT (Program Evaluation Review Technique), dan Gantt Chart. Microsoft Project adalah penggabungan dari ketiganya. Microsoft project juga merupakan sistem perencanaan yang dapat membantu dalam menyusun penjadwalan (scheduling) suatu proyek atau rangkaian pekerjaan. Microsoft project juga membantu melakukan pencatatan dan pemantauan terhadap pengguna sumber daya (resource), baik yang berupa sumber daya manusia maupun yang berupa peralatan.

Tujuan penjadwalan dalam Microsoft Project adalah : 1. Mengetahui durasi kerja proyek.

2. Membuat durasi optimum.

3. Mengendalikan jadwal yang dibuat.

4. Mengalokasikan sumber daya (Resources) yang digunakan. Komponen yang di butuhkan pada jadwal adalah :

1. Kegiatan (rincian tugas, tugas utama). 2. Durasi kerja untuk tiap kegiatan. 3. Hubungan kerja tiap kegiatan.

4. Resources (tenaga kerja pekerja dan bahan). Yang dikerjakan oleh Microsoft Project antara lain : 1. Mencatat kebutuhan tenaga kerja pada setiap sektor. 2. Mencatat jam kerja para pegawai, jam lembur.

3. Menghitung pengeluaran sehubungan dengan ongkos tenaga kerja, memasukkan biaya tetap, menghitung total biaya proyek.

(26)

Program Microsoft project memiliki beberapa macam tampilan layar, namun sebagai default setiap kali membuka file baru,yang akan ditampilkan adalah Gantt Chart View. Tampilan Gantt Chart View dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Tampilan layar Gantt Chart View. 1. Task

Task adalah salah satu bentuk lembar kerja dalam Microsoft Project

yang berisi rincian pekerjaan sebuah proyek. 2. Duration

Duration merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.

3. Start

Start merupakan nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan sesuai perencanaan jadwal proyek.

4. Finish

Dalam Microsoft Project tanggal akhir pekerjaan disebut finish, yang akan diisi secara otomatis dari perhitungan tanggal mulai (start) ditambah lama pekerjaan (duration).

(27)

20

Predecessor merupakan hubungan keterkaitan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lain. Dalam Microsoft Project mengenal 4 macam hubungan antar pekerjaan, yaitu :

a. FS (Finish to Start)

Suatu pekerjaan baru boleh dimulai jika pekerjaan yang lain selesai, dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5 FS (Finish to Start). b. FF (Finish to Finish)

Suatu pekerjaan harus selesai bersamaan dengan selesainya pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6 FF (Finish to Finish). c. SS (Start to Start)

Suatu pekerjaan harus dimulai bersamaan dengan pekerjaan lain, dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 SS (Start to Start). d. SF (Start to Finish)

(28)

Gambar 3.8 SF (Start to Finish). 6. Resources

Sumber daya, baik sumber daya manusia maupun material dalam Microsoft Project disebut dengan resources.

7. Baseline

Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah disetujui dan ditetapkan.

8. Gantt Chart

Gantt Chart merupakan salah satu bentuk tampilan dari Microsoft Project

yang berupa batang-batang horisontal yang menggambarkan masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

9. Tracking

(29)

22

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi Penelitian

Obyek penelitian ini dilakukan pada Proyek Bandar Udara, Kabupaten Kepulauan Anambas.

4.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi dari suatu pelaksanaan proyek konstruksi yang sangat bermanfaat untuk evaluasi optimasi waktu dan biaya secara keseluruhan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi yang terkait seperti kontraktor, konsultan pengawas, dan lain-lain. Variabel-variabel yang sangat mempengaruhi dalam pengoptimasian waktu dan biaya pelaksanaan proyek ini adalah variabel waktu dan variabel biaya.

1. Variabel Waktu

Data yang mempengaruhi variabel waktu dapat diperoleh dari kontraktor pelaksana atau dari konsultan pengawas. Data yang dibutuhkan untuk variabel waktu adalah :

a. Data cumulative progress (kurva-S), meliputi : 1) Jenis kegiatan

2) Prosentase kegiatan 3) Durasi kegiatan

b. Rekapitulasi perhitungan biaya proyek. 2. Variabel biaya

Semua data-data yang mempengaruhi variabel biaya diperoleh dari kontraktor pelaksana. Data-data yang diperlukan dalam variabel biaya antara lain :

(30)

2) Durasi normal

b. Daftar-daftar harga bahan dan upah. c. Gambar rencana proyek.

Data yang digunakan berupa data sekunder dan data primer berupa hasil analisis dengan Microsoft Project. Data tersebut meliputi:

1. Daftar bahan dan upah tenaga kerja.

2. Rencana anggaran biaya Proyek Bandar Udara, Kabupaten Kepulauan Anambas.

3. Time Schedule (Kurva-S).

4. Estimasi waktu dalam program Microsoft Project

5. Data biaya normal.

4.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Project

2010. Dengan menginputkan data yang terkait untuk dianalisis kedalam program, maka microsoft project ini nantinya akan melakukan kalkulasi secara otomatis sesuai dengan rumus-rumus kalkulasi yang telah dibuat oleh program ini.

Proses menginputkan data untuk menganalisis percepatan meliputi dua tahap, yaitu dengan menyususn rencana jadwal dan biaya proyek (baseline) dan memasukkan optimasi durasi dengan penambahan jam kerja (lembur).

4.4. Tahap dan Prosedur Penelitian

Suatu penelitian harus dilaksanakan secara sistematis dengan urutan yang jelas dan teratur, sehingga akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu :

(31)

24

Sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan studi literatur untuk memperdalam ilmu yang berkaitan dengan topik penelitian. Kemudian menentukan rumusan masalah sampai dengan kompilasi data.

Tahap 2 : Pengumpulan Data

Data proyek yang diperlukan untuk pembuatan laporan,meliputi : 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

2. Analisa harga satuan bahan proyek

3. Time schedule

Tahap 3 : Analisa percepatan dengan aplikasi program dan pembahasan Melakukan input data ke program untuk perencanaan dan update

perencanaan dengan data pelaksanaan, dengan bantuan program Microsoft Project ini dilakukan pengujian dari semua kegiatan yang dipusatkan pada kegiatan yang berada pada jalur kritis yang mempunyai nilai cost slope

terendah. Kemudian membandingkan hasil analisa percepatan yang berupa perubahan biaya proyek sebelum dan sesudah percepatan dengan biaya denda akibat keterlambatan.

Tahap 4 : Kesimpulan

Kesimpulan disebut juga pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

(32)
[image:32.595.77.540.62.690.2]

Gambar 4.1 Bagan alir penelitian Pengumpulan data proyek a. Rencana anggaran biaya (RAB)

b. Daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja c. Time Schedule (Kurva S)

d. Biaya tidak langsung

Penentuan obyek penelitian

Menyusun network diagram

a. Menentukan penambahan jam kerja (lembur) b. Menentukan penambahan tenaga kerja

Menghitung jumlah sumber daya (resources)

Menentukan estimasi durasi dalam Microsoft Project

Studi literatur Mulai

Kesimpulan Hasil :

1. Durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur). 2. Durasi dan biaya akibat penambahan tenaga kerja.

3. Perbandingan durasi dan biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dan penambahan tenaga kerja.

(33)

26 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Data Penelitian 5.1.1. Data Umum Proyek

Adapun gambaran umum dari Proyek Pekerjaan Konstruksi Runway, Turning Area, Taxiway Dengan Fillet, dan Apron, Serta Lanjutan Pekerjaan Tanah pada Bandar Udara Kab. Kepulauan Anambas ini adalah sebagai berikut :

Pemilik Proyek : A Konsultan Supervisi : PT. B

Kontraktor : PT. C

Anggaran : Rp 117,247,976,590 Waktu pelaksanaan : 396 Hari kerja Tanggal pekerjaan dimulai : 28 Februari 2015 Tanggal pekerjaan selesai : 18 Juni 2016

Untuk rincian Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Kurva - S dapat dilihat pada Lampiran I dan Lampiran IV.

5.2. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis

Berdasarkan hasil analisis Microsoft Project untuk penjadwalan proyek tersebut diketahui lintasan kritis dari kegiatan – kegiatan kritis. Daftar kegiatan – kegiatan kritis pada kondisi normal dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kondisi Normal No.

Task Activity Task Name Prodesesor

1 BANDARA ANAMBAS

2 A Pengukuran Pek. Awal dan Akhir Start

3 F Mobilisasi Peralatan A,I

4 Q Subbase course t = 30 cm padat CBR > 30% F start to start 5 R Base course (batu pecah) t = 25 cm padat CBR >

80% Q

(34)

7 U Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 S 8 W Galian Tanah Persiapan Konstruksi tinggi 55 cm P,Y 9 Y Base course (batu pecah) t = 25 cm padat CBR >

80% X,U

10 AE Subbase course t = 30 cm padat CBR > 30% W

11 AG Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 AE

12 AI Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 AH,AG

13 BB - BC 16 Sqmm AI,BA

14 BC - Kabel grounding 6 Sqmm AC,BB

15 BI Pekerjaan pemasangan/montage Box PAPI BC 16 BJ a. Connector kit untuk sambungan series cable AZ,BI

17 BK b. Two pole plug connector kit BJ

18 BL c. Series cable FL2XCY 1x6 Sqmm, 3/6 kV. BI,BJ 19 BM Instalasi CCR 4kVA termasuk instalasi kabel power BL,BI,BK

20 BN Bimbingan teknis peralatan BJ,BM

[image:34.595.116.572.109.410.2]

21 BO Evaluasi teknis peralatan BN,BJ

Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resource Tenaga Kerja

No.

Task Activity Task Name Prodesesor

1 BANDARA ANAMBAS

2 A Pengukuran Pek. Awal

dan Akhir Start

3 Q Subbase course t = 30 cm padat CBR > 30%

F start to start

4 R

Base course (batu pecah) t = 25 cm padat CBR > 80%

Q

5 S Prime coat AC 60/70 2

Kg/m2 R

6 U Tack coat AC 60/70 1

Kg/m2 S

7 W Galian Tanah Persiapan

Konstruksi tinggi 55 cm P,Y

8 Y

Base course (batu pecah) t = 25 cm padat CBR > 80%

(35)

28

9 AE Subbase course t = 30 cm

padat CBR > 30% W 10 AG Prime coat AC 60/70 2

Kg/m2 AE

11 AI Tack coat AC 60/70 1

Kg/m2 AH,AG

12 BB - BC 16 Sqmm AI,BA

13 BC - Kabel grounding 6

Sqmm AC,BB

14 BI

Pekerjaan

pemasangan/montage Box PAPI

BC

15 BJ a. Connector kit untuk

sambungan series cable AZ,BI 16 BK b. Two pole plug

connector kit BJ

17 BL c. Series cable FL2XCY

1x6 Sqmm, 3/6 kV. BI,BJ 18 BM

Instalasi CCR 4kVA termasuk instalasi kabel power

BL,BI,BK

19 BN Bimbingan teknis

peralatan BJ,BM

[image:35.595.116.405.108.464.2]

20 BO Evaluasi teknis peralatan BN,BJ

Tabel 5.2 di atas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan - kegiatan kritis adalah kegiatan yang memiliki unsur tenaga kerja, beberapa kegiatan – kegiatan tersebut dengan kode kegiatan W,AE,AH,AG, AI,BA, X,U, P,Y, S, R, Q, AC,BB, BC, AZ,BJ,BI,BL,BK,BM,BN.

Beberapa alasan pemilihan item kegiatan yang akan dipercepat adalah kegiatan krirtis tersebut adalah :

(36)

3. Pada kegiatan kritis terpilih tersebut apabila dipercepat dapat mengurangi biaya tidak langsung pada kegiatan tersebut.

4. Apabila mempercepat kegiatan kritis dapat mempercepat durasi proyek secara keseluruhan.

5.3. Biaya Langsung dan Tidak Langsung

Biaya – biaya dalam suatu proyek terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Penentuan biaya tidak langsung berdasarkan hasil dari Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi oleh Soemardi dan Kusumawardani (2010).

Gambar 5.1 Model hubungan biaya tidak langsung pada kontraktor besar.

(37)

30

Biaya Tidak Langsung = 4.3 % x Rp 117,247,976,590

= Rp 5.041.662,993

Biaya Tidak Langsung / hari = B aya T a a

D a N a P y

= R . . ,

a

= Rp12,731.472.20/ hari

Biaya Langsung = Biaya Total Rencana – Biaya Tidak Langsung = Rp117,247.976.590– Rp 5,041.662.993.37

= Rp 112.206.313.596

5.4. Penerapan Metode Time Cost Trade Off

5.4.1. Penambahan Jam Kerja (Waktu Lembur)

Dalam perencanaan penambahan jam kerja lembur memakai 7 jam kerja normal dan 1 jam istirahat (08.00-16.00), sedangkan kerja lembur dilakukan setelah waktu kerja normal (16.00-19.00). Menurut keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP.102/MEN/VI/2004 pasal 3, pasal 7 dan pasal 11 standar upah untuk lembur adalah :

1. Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 (jam) dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.

2. Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur dilakukan selama 3 jam atau lebih.

3. Untuk kerja lembur pertama harus dibayar sebesar 1,5 kali upah sejam. 4. Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali

lipat upah satu jam.

Untuk lebih detail besar upah tenaga kerja pada proyek ini dapat dilihat pada Tabel 5.3 sebagai berikut :

Tabel 5.3 Upah Tenaga Kerja NO JENIS

PEKERJA

UPAH KERJA PERHARI

(38)

Berdasrkan upah harian maka hasil untuk upah lembur tenaga kerja perhari dan upah lembur tenaga kerja 1 - 3 jam tersaji pada Tabel 5.4 dibawah ini :

Tabel 5.4 Upah Lembur Tenaga Kerja NO JENIS

PEKERJA Biaya normal

Biaya Lembur

1 jam 2 jam 3 jam 1 Pekerja Rp 110.000,00 23.571,42 27.500 28.809,52 2 Tukang Rp 150.000,00 32.142,86 37.500,00 39.285,71 3 Mandor Rp 200.000,00 42.857,14 50.000 52.380,95

Contoh perhitungan upah lembur untuk resource name Mandor sebagai berikut : 1. Contoh perhitungan Biaya Lembur:

Untuk Resource Name : Mandor Biaya per hari (Standart Cost) : Rp 200,000 Jam kerja per hari : 7 jam/hari Biaya per jam = R ,

a / a = Rp 28.571,43

Biaya lembur per hari:

Lembur 1 jam = Rp. 28.571,43× 1,5 = Rp. 42,857.14

Lembur 2 jam = (Rp. 28.571,43× 1,5) + (1 × (Rp. 28.571,42× 1,5 × 2)) = Rp. 100,000.00

Lembur 3 jam = (Rp. 28.571,42× 1,5) + (2 × (Rp. 28.571,42× 1,5 × 2)) = Rp. 157,142.86

Biaya lembur per jam: Lembur 1 jam = . ,

a / a

= Rp. 42,857.14 Lembur 2 jam = ��. , .

a / a

(39)

32

Lembur 3 jam = , .

a / a

= Rp. 52,380.95

Produktivitas kerja lembur untuk 1 jam per hari diperhitungkan sebesar 90%, 2 jam per hari diperhitungkan sebesar 80% dan 3 jam per hari diperhitungkan sebesar 70%, dari produktivitas normal. Penurunan produktifitas untuk kerja lembur ini disebabkan oleh kelelahan pekerja, keterbatasan pandangan pada malam hari, serta keadaan cuaca yang dingin. Untuk kegiatan-kegiatan kritis yang akan dipercepat durasi percepatan dihitung berdasarkan penambahan jam lembur dari durasi normal yang ada. Adapun salah satu contoh perhitungannya adalah perhitungan Pekerjaan Subbase course t = 30 cm padat CBR > 30% (No. Task 5) dibawah ini :

Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 1 jam lembur : Volume

prod. perjam × jam kerja + ∑ jam lembur × penurunan prod × prod. perjam

Volume = 37,360 m2

Durasi normal = 18 hari Durasi normal (jam) = 18 × 7

= 126 jam Produktivitas jam normal = V

a a =

, =

0,296 m2/jam Maksimal crashing = ,

, × + × . × , = 15,97 hari = 16 hari

Maka maksimal crashing = 18 hari – 16 hari = 2 hari

Durasi yang bisa di crash berdasarkan penambahan 2 jam lembur : Volume

prod. perjam × jam kerja + ∑ jamlembur × penurunan prod × prod. perjam

Volume = 37,360 m2

(40)

= 126 jam Produktivitas jam normal = V

a a = ,

= 0,296 m2/jam Maksimal crashing = ,

, × + × . × , = 14, 67 hari = 15 hari

Maka maksimal crashing = 18 hari – 15 hari = 3 hari

Durasi yang bisa dicrash berdasarkan penambahan 3 jam lembur : Volume

prod. perjam × jam kerja + ∑ jamlembur × penurunan prod × prod. perjam

Volume = 37,360 m2

Durasi normal = 18 hari Durasi normal (jam) = 18 × 7

= 126 jam Produktivitas jam normal = V

a a =

,

= 0,296 m2/jam Maksimal crashing = ,

, × + × . × , = 13,86 hari = 14 hari

Maka maksimal crashing = 18 hari – 14 hari = 4 hari

Hasil perhitungan pengontrolan durasi crashing manual diatas sesuai dengan hasil perhitungan pada Microsoft Project, hasil dari pengolahan Microsoft Project

dapat dilihat pada Tabel 5.5, 5.6, dan 5.7 untuk penambahan jam lembur yang di lakukan 1 – 3 jam pada tabel berikut :

Tabel 5.5 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 1 jam lembur menggunakan Microsoft Project

No. Task

Jenis Pekerjaan Durasi (hari) Cost

Normal Lembur 1 jam

Normal Lembur 1 jam

1 BANDARA ANAMBAS 396 355.7 Rp117,247,976,590 Rp117,291,285,174 3 Pengukuran Pek. Awal dan Akhir 396 202.03 Rp173,140,533 Rp184,224,157 22 Subbase course t = 30 cm padat

CBR > 30%

18 15.95 Rp8,046,356,223 Rp8,050,531,893 23 Base course (batu pecah) t = 25

cm padat CBR > 80%

(41)

34

24 Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 18 15.95 Rp1,174,736,411 Rp1,174,785,668 26 Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 18 15.95 Rp493,743,935 Rp493,793,192 29 Galian Tanah Persiapan

Konstruksi tinggi 55 cm

6 5.32 Rp44,390,811 Rp44,501,811 31 Base course (batu pecah) t = 25

cm padat CBR > 80%

6 5.32 Rp383,643,229 Rp384,644,129 38 Subbase course t = 30 cm padat

CBR > 30%

6 5.32 Rp1,884,502,926 Rp1,885,487,910 40 Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 6 5.32 Rp275,125,450 Rp275,138,837 42 Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 6 5.32 Rp115,631,831 Rp115,645,218

69 - BC 16 Sqmm 12 10.63 Rp92,400 Rp113,501

70 - Kabel grounding 6 Sqmm 12 10.63 Rp92,400 Rp1,104,876 77 Pekerjaan pemasangan/montage

Box PAPI

6 5.32 Rp1,486,800 Rp1,595,736 79 a. Connector kit untuk sambungan

series cable

6 5.32 Rp1,486,800 Rp1,595,736 80 b. Two pole plug connector kit 6 5.32 Rp3,019,800 Rp3,030,780 81 c. Series cable FL2XCY 1x6

Sqmm, 3/6 kV.

6 5.32 Rp11,188,800 Rp12,025,527 83 Instalasi CCR 4kVA termasuk

instalasi kabel power

[image:41.595.44.581.498.747.2]

6 5.32 Rp10,884,800 Rp12,768,031 85 Bimbingan teknis peralatan 6 5.32 Rp17,052,000 Rp18,862,920 86 Evaluasi teknis peralatan 6 5.32 Rp17,052,000 Rp18,862,920

Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2 jam lembur menggunakan Microsoft Project

No. Task

Jenis Pekerjaan Durasi (hari) Cost

Normal Lembur 2 jam

Normal Lembur 2 jam

1 BANDARA ANAMBAS 396 329.09 Rp117,247,976,590 Rp117,367,184,370 3 Pengukuran Pek. Awal dan Akhir 396 185.58 Rp173,140,533 Rp205,696,259 22 Subbase course t = 30 cm padat

CBR > 30%

18 14.65 Rp8,046,356,223 Rp8,058,494,013 23 Base course (batu pecah) t = 25

cm padat CBR > 80%

18 14.65 Rp7,075,119,844 Rp7,128,199,499 24 Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 18 14.65 Rp1,174,736,411 Rp1,174,889,011 26 Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 18 14.65 Rp493,743,935 Rp493,896,535 29 Galian Tanah Persiapan

Konstruksi tinggi 55 cm

6 4.88 Rp44,390,811 Rp44,721,993 31 Base course (batu pecah) t = 25

cm padat CBR > 80%

6 4.88 Rp383,643,229 Rp386,521,881 38 Subbase course t = 30 cm padat

CBR > 30%

(42)

40 Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 6 4.88 Rp275,125,450 Rp275,163,296 42 Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 6 4.88 Rp115,631,831 Rp115,669,677

69 - BC 16 Sqmm 12 9.77 Rp92,400 Rp116,404

70 - Kabel grounding 6 Sqmm 12 9.77 Rp92,400 Rp116,404 77 Pekerjaan pemasangan/montage

Box PAPI

6 4.88 Rp1,486,800 Rp1,815,124 79 a. Connector kit untuk sambungan

series cable

6 4.98 Rp1,486,800 Rp1,833,344 81 c. Series cable FL2XCY 1x6

Sqmm, 3/6 kV.

6 4.88 Rp11,188,800 Rp13,638,829 83 Instalasi CCR 4kVA termasuk

instalasi kabel power

[image:42.595.44.580.112.322.2]

6 4.88 Rp10,884,800 Rp13,204,142 85 Bimbingan teknis peralatan 6 4.88 Rp17,052,000 Rp21,693,780 86 Evaluasi teknis peralatan 6 4.88 Rp17,052,000 Rp21,693,780

Tabel 5.7 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 3 jam lembur menggunakan Microsoft Project

No. Task

Jenis Pekerjaan Durasi (hari) Cost

Normal Lembur 3 jam

Normal Lembur 3 jam

1 BANDARA ANAMBAS 396 321.27 Rp117,247,976,590 Rp117,450,401,294 3 Pengukuran Pek. Awal dan Akhir 396 175.38 Rp173,140,533 Rp228,307,431 22 Subbase course t = 30 cm padat

CBR > 30% 18 13.85 Rp8,046,356,223 Rp8,066,908,084 23 Base course (batu pecah) t = 25

cm padat CBR > 80% 18 13.85 Rp7,075,119,844 Rp7,164,923,595 24 Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 18 13.85 Rp1,174,736,411 Rp1,174,998,173 26 Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 18 14.24 Rp493,743,935 Rp494,010,354 29 Galian Tanah Persiapan

Konstruksi tinggi 55 cm 6 4.62 Rp44,390,811 Rp44,955,790 31 Base course (batu pecah) t = 25

cm padat CBR > 80% 6 4.62 Rp383,643,229 Rp388,533,562 38 Subbase course t = 30 cm padat

CBR > 30% 6 4.62 Rp1,884,502,926 Rp1,889,325,870 40 Prime coat AC 60/70 2 Kg/m2 6 4.62 Rp275,125,450 Rp275,189,175 42 Tack coat AC 60/70 1 Kg/m2 6 4.62 Rp115,631,831 Rp115,695,556

69 - BC 16 Sqmm 12 9.23 Rp92,400 Rp120,821

70 - Kabel grounding 6 Sqmm 12 9.23 Rp92,400 Rp120,821 77 Pekerjaan pemasangan/montage

(43)

36

79 a. Connector kit untuk sambungan

series cable 6 4.62 Rp1,486,800 Rp2,044,776

80 b. Two pole plug connector kit 6 4.62 Rp3,019,800 Rp4,110,447 81 c. Series cable FL2XCY 1x6

Sqmm, 3/6 kV. 6 4.62 Rp11,188,800 Rp15,358,813

83 Instalasi CCR 4kVA termasuk

instalasi kabel power 6 4.62 Rp10,884,800 Rp14,823,712 85 Bimbingan teknis peralatan 6 4.62 Rp17,052,000 Rp24,847,220 86 Evaluasi teknis peralatan 6 4.62 Rp17,052,000 Rp24,852,720

Selanjutnya dari Tabel diatas dapat menghitung Cost Slope untuk kegiatan-kegiatan kritis yang terjadi setelah penambahan jam lembur, daftar Cost Slope

[image:43.595.57.577.371.758.2]

untuk semua kegiatan kritis dapat dilihat pada Tabel 5.8, 5.9, dan 5.10 secara lengkap berikut ini :

Tabel 5.8 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 1 jam

No. Task Durasi Crashing Biaya Slope Normal (hari) Lembur 1

jam (hari) Normal Lembur 1 jam

A 228 203 25 Rp148,007,829 Rp184,224,157 Rp1,448,653 Q 18 16 2 Rp54,981,000 Rp8,050,531,893 Rp3,997,775,447 R 18 16 2 Rp240,447,600 Rp7,093,342,734 Rp3,426,447,567 S 18 16 2 Rp710,486 Rp1,174,785,668 Rp587,037,591

U 18 16 2 Rp710,486 Rp493,793,192 Rp246,541,353

W 6 5.32 0.68 Rp1,526,400 Rp44,501,811 Rp63,199,134 Y 6 5.32 0.68 Rp13,043,400 Rp384,644,129 Rp546,471,660 AE 6 5.32 0.68 Rp12,877,200 Rp1,885,487,910 Rp2,753,839,279 AG 6 5.32 0.68 Rp166,457 Rp275,138,837 Rp404,371,147

AI 6 5.32 0.68 Rp166,457 Rp115,645,218 Rp169,821,707

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp113,501 Rp39,701

BC 12 11 1 Rp73,800 Rp1,104,876 Rp1,031,076

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp1,595,736 Rp95,736

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp1,595,736 Rp95,736

BK 6 5 1 Rp3,000,000 Rp3,030,780 Rp30,780

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp12,025,527 Rp910,527

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp12,768,031 Rp1,971,331

(44)
[image:44.595.41.581.547.754.2]

Tabel 5.9 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 2 jam No. Task Durasi Crashing Biaya Slope Normal (hari) Lembur 2

jam (hari) Normal Lembur 2 jam

A 228 187 41 Rp148,007,829 Rp80,143 -Rp3,607,992

Q 18 15 3 Rp54,981,000 Rp18,000 -Rp18,321,000

R 18 15 3 Rp240,447,600 Rp9,900 -Rp80,145,900

S 18 15 3 Rp710,486 Rp2,657 -Rp235,943

U 18 15 3 Rp710,486 Rp2,657 -Rp235,943

W 6 5 1 Rp1,526,400 Rp600 -Rp1,525,800

Y 6 5 1 Rp13,043,400 Rp5,100 -Rp13,038,300

AE 6 5 1 Rp12,877,200 Rp11,300 -Rp12,865,900

AG 6 5 1 Rp166,457 Rp1,114 -Rp165,343

AI 6 5 1 Rp166,457 Rp1,114 -Rp165,343

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp38,950 -Rp34,850

BC 12 10 2 Rp73,800 Rp28,700 -Rp22,550

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp0 -Rp1,500,000

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp0 -Rp1,500,000

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp0 -Rp11,115,000

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp3,300 -Rp10,793,400

BN 6 5 1 Rp19,692,000 -Rp292,000 -Rp19,984,000

BO 6 5 1 Rp19,692,000 -Rp292,000 -Rp19,984,000

Tabel 5.10 Cost Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Biaya Lembur 3 jam No. Task Durasi Crashing Biaya Slope Normal (hari) Lembur 3

jam (hari) Normal Lembur 3 jam

A 228 176 52 Rp148,007,829 Rp83,600 -Rp2,844,697

Q 18 14 4 Rp54,981,000 Rp124,000 -Rp13,714,250

R 18 14 4 Rp240,447,600 Rp147,400 -Rp60,075,050

S 18 14 4 Rp710,486 Rp151,514 -Rp139,743

U 18 15 3 Rp710,486 Rp154,171 -Rp185,438

W 6 5 1 Rp1,526,400 Rp11,676,271 Rp10,149,871

Y 6 5 1 Rp13,043,400 Rp11,681,371 -Rp1,362,029

AE 6 5 1 Rp12,877,200 Rp11,692,671 -Rp1,184,529

(45)

38

AI 6 5 1 Rp166,457 Rp11,694,900 Rp11,528,443

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp11,733,850 Rp11,660,050

BC 12 11 1 Rp73,800 Rp11,772,800 Rp11,699,000

BI 6 5.32 0.68 Rp1,500,000 Rp11,784,800 Rp15,124,706 BJ 6 5.32 0.68 Rp1,500,000 Rp11,796,800 Rp15,142,353 BK 6 5.32 0.68 Rp3,000,000 Rp11,808,800 Rp12,954,118 BL 6 5.32 0.68 Rp11,115,000 Rp11,808,800 Rp1,020,294

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp11,812,100 Rp1,015,400

BN 6 5.32 0.68 Rp19,692,000 Rp11,812,100 -Rp11,588,088 BO 6 5.32 0.68 Rp19,692,000 Rp11,812,100 -Rp11,588,088

Data diatas merupakan data hasil crashing seluruh kegiatan kritis yang memiliki resource pekerja untuk pelaksanaan durasi total proyek dengan menambahkan 1 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 25 hari, untuk penambahan 2 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 41 hari sedangkan dengan menambahkan 3 jam lembur didapatkan durasi crashing maksimal yang ada yaitu 52 hari disemua pekerjaan kritis tersebut, selanjutnya untuk menguji kemungkinan efisiensi crashing, dengan melakukan

crashing ulang dari cost slope terkecil Pada Tabel 5.11, 5.12, dan 5.13 merupakan urutan kegiatan – kegiatan kritis hasil crashing diurutkan dari cost slope terkecil sampai terbesar :

Tabel 5.11 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 1 jam

No. Task

Durasi

Crashing

Biaya

Slope Normal

(hari)

Lembur 1

jam (hari) Normal Lembur 1 jam

BK 6 5 1 Rp3,000,000 Rp3,030,780 Rp30,780

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp113,501 Rp39,701

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp1,595,736 Rp95,736

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp1,595,736 Rp95,736

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp12,025,527 Rp910,527

BC 12 11 1 Rp73,800 Rp1,104,876 Rp1,031,076

(46)

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp12,768,031 Rp1,971,331

BN 6 5.32 1 Rp19,692,000 Rp32,645,920 Rp19,049,882

BO 6 5.32 1 Rp19,692,000 Rp32,645,920 Rp19,049,882

W 6 5.32 1 Rp1,526,400 Rp44,501,811 Rp63,199,134

AI 6 5.32 1 Rp166,457 Rp115,645,218 Rp169,821,707

U 18 16 2 Rp710,486 Rp493,793,192 Rp246,541,353

AG 6 5.32 1 Rp166,457 Rp275,138,837 Rp404,371,147

Y 6 5.32 1 Rp13,043,400 Rp384,644,129 Rp546,471,660

S 18 16 2 Rp710,486 Rp1,174,785,668 Rp587,037,591

AE 6 5.32 1 Rp12,877,200 Rp1,885,487,910 Rp2,753,839,279 R 18 16 2 Rp240,447,600 Rp7,093,342,734 Rp3,426,447,567 Q 18 16 2 Rp54,981,000 Rp8,050,531,893 Rp3,997,775,447

Tabel 5.12 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 2 jam

No. Task

Durasi

Crashing

Biaya

Slope Normal

(hari)

Lembur 2

jam (hari) Normal Lembur 2 jam

R 18 15 3 Rp240,447,600 Rp9,900 -Rp80,145,900

BN 6 5 1 Rp19,692,000 -Rp292,000 -Rp19,984,000

BO 6 5 1 Rp19,692,000 -Rp292,000 -Rp19,984,000

Q 18 15 3 Rp54,981,000 Rp18,000 -Rp18,321,000

Y 6 5 1 Rp13,043,400 Rp5,100 -Rp13,038,300

AE 6 5 1 Rp12,877,200 Rp11,300 -Rp12,865,900

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp0 -Rp11,115,000

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp3,300 -Rp10,793,400

A 228 187 41 Rp148,007,829 Rp80,143 -Rp3,607,992

W 6 5 1 Rp1,526,400 Rp600 -Rp1,525,800

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp0 -Rp1,500,000

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp0 -Rp1,500,000

S 18 15 3 Rp710,486 Rp2,657 -Rp235,943

U 18 15 3 Rp710,486 Rp2,657 -Rp235,943

AG 6 5 1 Rp166,457 Rp1,114 -Rp165,343

AI 6 5 1 Rp166,457 Rp1,114 -Rp165,343

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp38,950 -Rp34,850

(47)
[image:47.595.54.575.154.533.2]

40

Tabel 5.13 Urutan kegiatan – kegiatan berdasarkan nilai Cost Slope untuk lembur 3 jam

No. Task Durasi Crashing Biaya Slope Normal (hari) Lembur 3

jam (hari) Normal Lembur 3 jam

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp120,821 Rp47,021

BC 12 11 1 Rp73,800 Rp120,821 Rp47,021

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp2,044,776 Rp394,765

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp2,044,776 Rp394,765

BK 6 5 1 Rp3,000,000 Rp4,110,447 Rp804,672

A 228 176 52 Rp148,007,829 Rp228,307,431 Rp1,544,223

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp15,358,813 Rp3,075,227

BN 6 5 1 Rp19,692,000 Rp24,847,220 Rp3,735,667

BO 6 5 1 Rp19,692,000 Rp24,852,720 Rp3,739,652

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp14,823,712 Rp4,027,012

W 6 5 1 Rp1,526,400 Rp44,955,790 Rp43,429,390

AI 6 5 1 Rp166,457 Rp115,695,556 Rp115,529,099

U 18 15 3 Rp710,486 Rp494,010,354 Rp164,433,289

AG 6 5 1 Rp166,457 Rp275,189,175 Rp275,022,718

S 18 14 4 Rp710,486 Rp1,174,998,173 Rp293,571,922

Y 6 5 1 Rp13,043,400 Rp388,533,562 Rp375,490,162

R 18 14 4 Rp240,447,600 Rp7,164,923,595 Rp1,731,118,999 AE 6 5 1 Rp12,877,200 Rp1,889,325,870 Rp1,876,448,670 Q 18 14 4 Rp54,981,000 Rp8,066,908,084 Rp2,002,981,771

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada selisih biaya normal dari masing – masing kegiatan yang telah dilakukan crashing dengan biaya penambahan jam lembur 1 - 3 jam sebagai berikut :

Tabel 5.14 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 1 jam lembur

No. Task Durasi Crashing Biaya Selisih Biaya Normal (hari) Lembur 1 jam (hari)

Normal Lembur 1 jam

BK 6 5 1 Rp3,000,000 Rp3,030,780 Rp30,780

(48)

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp1,595,736 Rp95,736

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp1,595,736 Rp95,736

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp12,025,527 Rp910,527

BC 12 11 1 Rp73,800 Rp1,104,876 Rp1,031,076

A 228 203 25 Rp148,007,829 Rp184,224,157 Rp1,448,653

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp12,768,031 Rp1,971,331

BN 6 5.32 1 Rp19,692,000 Rp32,645,920 Rp19,049,882 BO 6 5.32 1 Rp19,692,000 Rp32,645,920 Rp19,049,882

W 6 5.32 1 Rp1,526,400 Rp44,501,811 Rp63,199,134

AI 6 5.32 1 Rp166,457 Rp115,645,218 Rp169,821,707

U 18 16 2 Rp710,486 Rp493,793,192 Rp246,541,353

AG 6 5.32 1 Rp166,457 Rp275,138,837 Rp404,371,147 Y 6 5.32 1 Rp13,043,400 Rp384,644,129 Rp546,471,660 S 18 16 2 Rp710,486 Rp1,174,785,668 Rp587,037,591 AE 6 5.32 1 Rp12,877,200 Rp1,885,487,910 Rp2,753,839,279

R 18 16 2 Rp240,447,600 Rp7,093,342,734 Rp3,426,447,567 Q 18 16 2 Rp54,981,000 Rp8,050,531,893 Rp3,997,775,447

Tabel 5.15 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 2 jam lembur

No. Task Durasi Crashing Biaya Selisih Biaya Normal (hari) Lembur 2 jam (hari)

Normal Lembur 2 jam

BC 12 10 2 Rp73,800.00 Rp116,404 -Rp292,000

BB 12 11 1 Rp73,800.00 Rp116,404 -Rp292,000

BI 6 5 1 Rp1,500,000.00 Rp1,815,124 Rp0

BJ 6 5 1 Rp1,500,000.00 Rp1,833,344 Rp0

A 228 187 41 Rp148,007,828.57 Rp205,696,259 Rp0

BN 6 5 1 Rp19,692,000.00 Rp21,693,780 Rp600

BO 6 5 1 Rp19,692,000.00 Rp21,693,780 Rp1,114

BM 6 5 1 Rp10,796,700.00 Rp13,204,142 Rp1,114

BL 6 5 1 Rp11,115,000.00 Rp13,638,829 Rp2,657

W 6 5 1 Rp1,526,400.00 Rp44,721,993 Rp2,657

AI 6 5 1 Rp166,457.14 Rp115,669,677 Rp3,300

U 18 15 3 Rp710,485.71 Rp493,896,535 Rp5,100

(49)

42

Y 6 5 1 Rp13,043,400.00 Rp386,521,881 Rp11,300 S 18 15 3 Rp710,485.71 Rp1,174,889,011 Rp18,000 AE 6 5 1 Rp12,877,200.00 Rp1,887,339,732 Rp28,700 R 18 15 3 Rp240,447,600.00 Rp7,128,199,499 Rp38,950 Q 18 15 3 Rp54,981,000.00 Rp8,058,494,013 Rp80,143

Tabel 5.16 Selisih biaya antara Biaya Percepatan dengan Biaya Normal pada kondisi penambahan 3 jam lembur

No. Task Durasi Crashing Biaya Selisih Biaya Normal (hari) Lembur 3 jam (hari)

Normal Lembur 3 jam

BB 12 11 1 Rp73,800 Rp120,821 Rp47,021

BC 12 11 1 Rp73,800 Rp120,821 Rp94,042

BI 6 5 1 Rp1,500,000 Rp2,044,776 Rp638,818

BJ 6 5 1 Rp1,500,000 Rp2,044,776 Rp1,183,594

BK 6 5 1 Rp3,000,000 Rp4,110,447 Rp2,294,041

A 228 176 52 Rp148,007,829 Rp228,307,431 Rp82,593,643

BL 6 5 1 Rp11,115,000 Rp15,358,813 Rp86,837,456

BN 6 5 1 Rp19,692,000 Rp24,847,220 Rp91,992,676

BO 6 5 1 Rp19,692,000 Rp24,852,720 Rp97,153,396

BM 6 5 1 Rp10,796,700 Rp14,823,712 Rp101,180,408

W 6 5 1 Rp1,526,400 Rp44,955,790 Rp144,609,798

AI 6 5 1 Rp166,457 Rp115,695,556 Rp260,138,897

U 18 15 3 Rp710,486 Rp494,010,354 Rp753,438,766

AG 6 5 1 Rp166,457 Rp275,189,175 Rp1,028,461,483

S 18 14 4 Rp710,486 Rp1,174,998,173 Rp2,202,749,171 Y 6 5 1 Rp13,043,400 Rp388,533,562 Rp2,578,239,333 R 18 14 4 Rp240,447,600 Rp7,164,923,595 Rp9,502,715,328 AE

6 5 1 Rp12,877,200 Rp1,889,325,870

Rp11,379,163,99 8

Q 18 14

4 Rp54,981,000 Rp8,066,908,084

Rp19,391,091,08 2

(50)

1. Kondisi normal

Biaya langsung = Rp 112.206.313.596.63 Biaya tidak langsung = Rp 5.041.662.993.37

Biaya Total = Rp 112.206.313.596.63+ Rp 5.041.662.993.37 = Rp Rp117,247,976,590.00

2. Kondisi Lembur 1 jam

Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya = Rp112.206.313.596.63+ Rp30,780 = Rp112,206,344,377

Biaya tidak langsung = (Rp 5.041.662.993.37: 396 ) × 371 = Rp4,723,376,188.23

Biaya Total = Rp112,206,344,377+ Rp4,723,376,188.23 = Rp116,929,720,565

3. Kondisi Lembur 2 jam

Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya = Rp 112.206.313.596.63 + Rp21,302 = Rp112,206,356,201

Biaya tidak langsung = (Rp 5.041.662.993.37: 396 ) × 355 = Rp4,519,672,633

Biaya Total = Rp112,206,356,201+ Rp4,519,672,633 = Rp116,726,028,834

4. Kondisi Lembur 3 jam

Biaya langsung = Biaya Langsung + Selisih Biaya = Rp 112.206.313.596.63 + Rp47,021 = Rp112,206,360,618

Biaya tidak langsung = (Rp5,041,662,993.37: 396 ) × 344 = Rp4,379,626,439

(51)

44

Untuk selanjutnya, perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total akan disajikan dalam Tabel 5.17 s/d Tabel 5.19.

Tabel 5.17 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 1 Jam Lembur

Pekerjaan Durasi Biaya total Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung 396 Rp117,247,976,590 Rp112,206,313,597 Rp5,041,662,993

BK 371 Rp116,929,720,565 Rp112,206,344,377 Rp4,723,376,188.23 BB 369 Rp116,904,328,101 Rp112,206,414,858 Rp4,697,913,243.82 BI 367 Rp116,879,031,374 Rp112,206,581,075 Rp4,672,450,299.41 BJ 365 Rp116,853,830,383 Rp112,206,843,028 Rp4,646,987,355.00 BL 363 Rp116,829,539,918 Rp112,208,015,508 Rp4,621,524,410.59 BC 363 Rp116,831,743,474 Rp112,210,219,064 Rp4,621,524,410.59 A 363 Rp116,870,163,359 Rp112,248,638,948 Rp4,621,524,410.59 BM 363 Rp116,910,554,574 Rp112,289,030,163 Rp4,621,524,410.59 BN 363 Rp116,963,899,710 Rp112,342,375,299 Rp4,621,524,410.59 BO 363 Rp117,030,198,765 Rp112,408,674,354 Rp4,621,524,410.59 W 362 Rp117,126,741,759 Rp112,517,948,821 Rp4,608,792,938.38 AI 361 Rp117,338,763,514 Rp112,742,702,048 Rp4,596,061,466.18 U 360 Rp118,043,867,976 Rp113,460,537,982 Rp4,583,329,993.97 AG 359 Rp119,023,944,817 Rp114,453,346,295 Rp4,570,598,521.77 Y 358 Rp120,375,622,387 Rp115,817,755,337 Rp4,557,867,049.56 S 357 Rp122,901,375,140 Rp118,356,239,562 Rp4,545,135,577.36 AE 356 Rp127,299,738,602 Rp122,767,334,497 Rp4,532,404,105.15 R 356 Rp138,563,728,671 Rp134,031,324,566 Rp4,532,404,105.15 Q 356 Rp157,823,269,632 Rp153,290,865,527 Rp4,532,404,105.15

Tabel 5.18 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 2 Jam Lembur

Pekerjaan Durasi Biaya total Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung 396 Rp117,247,976,590 Rp112,206,313,597 Rp5,041,662,993

(52)

BI 349 Rp116,650,125,540 Rp112,206,841,741 Rp4,443,283,800 BJ 346 Rp116,612,664,800 Rp112,207,575,417 Rp4,405,089,383 A 343 Rp116,632,892,490 Rp112,265,997,523 Rp4,366,894,966 BN 342 Rp116,680,584,904 Rp112,326,421,409 Rp4,354,163,494 BO 341 Rp116,730,279,098 Rp112,388,847,076 Rp4,341,432,022 BM 340 Rp116,782,380,734 Rp112,453,680,184 Rp4,328,700,550 BL 339 Rp116,837,006,199 Rp112,521,037,122 Rp4,315,969,078 W 338 Rp116,934,827,258 Rp112,631,589,652 Rp4,303,237,605 AI 337 Rp117,148,151,536 Rp112,857,645,402 Rp4,290,506,133 U 335 Rp117,841,930,391 Rp113,576,887,202 Rp4,265,043,189 AG 334 Rp118,823,437,557 Rp114,571,125,840 Rp4,252,311,717 Y 333 Rp120,178,423,204 Rp115,938,842,960 Rp4,239,580,244 S 332 Rp122,707,587,377 Rp118,480,738,605 Rp4,226,848,772 AE 331 Rp127,111,214,081 Rp122,897,096,781 Rp4,214,117,300 R 330 Rp138,402,592,685 Rp134,201,206,857 Rp4,201,385,828 Q 329 Rp157,697,484,301 Rp153,508,829,946 Rp4,188,654,356

Tabel 5.19 Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya total pada penambahan 3 Jam Lembur

Pekerjaan Durasi Biaya total Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung 396 Rp117,247,976,590 Rp112,206,313,597 Rp5,041,662,993

(53)

46

Y 322 Rp123,737,500,192 Rp119,637,966,142 Rp4,099,534,050 R 321 Rp133,227,484,048 Rp129,140,681,470 Rp4,086,802,578 AE 321 Rp144,606,648,045 Rp140,519,845,467 Rp4,086,802,578 Q 321 Rp163,997,739,127 Rp159,910,936,549 Rp4,086,802,578

Untuk selanjutnya membuat tabel upah pekerja untuk perhitungan efisiensi biaya dan efisiensi waktu proyek akan disajikan dalam Tabel 5.20 s/d Tabel 5.22.

Tabel 5.20 Biaya lembur yang di keluarkan untuk penambahan 1 jam No.

Task Durasi Biaya Percepatan Biaya Normal

396

BK 371 Rp3,030,780 Rp3,019,800 BB 369 Rp113,501 Rp92,400

BI 367 Rp1,595,736 Rp1,486,800 BJ 365 Rp1,595,736 Rp1,486,800 BL 363 Rp12,025,527 Rp11,188,800 BC 363 Rp1,104,876 Rp92,400

A 363 Rp159,169,656 Rp148,086,032 BM 363 Rp12,768,031 Rp10,884,800 BN 363 Rp32,645,920 Rp17,052,000 BO 363 Rp32,645,920 Rp17,052,000 W 362 Rp1,641,600 Rp1,530,600 AI 361 Rp173,587 Rp160,200

U 360 Rp760,258 Rp711,000 AG 359 Rp173,587 Rp160,200

Y 358 Rp14,008,300 Rp13,007,400 S 357 Rp760,258 Rp711,000 AE 356 Rp13,862,184 Rp12,877,200

Gambar

Gambar 4.1 Bagan alir penelitian
Tabel 5.2 Daftar Kegiatan Kritis Pada Kegiatan yang Memiliki Resource Tenaga
Tabel 5.2 di atas menjelaskan bahwa beberapa pekerjaan yang akan dipercepat
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan durasi dan biaya dipercepat dengan penambahan 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan analisis penambahan jam kerja dengan biaya yang terjadi dapat dilakukan dengan metode Time Cost Trade Off Analysis atau analisa pertukaran waktu dan

[r]

Pada setiap penambahan tenaga kerja biaya total proyek menjadi berkurang ini karena saat penambahan di Microsoft Project sesuai resource ada pekerjaan yang tidak menjadi

Dari Tabel 5.34, Tabel 5.35, dan Tabel 5.36 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara biaya akibat penambahan jam kerja (lembur) dengan penambahan tenaga kerja, biaya

Atas pertimbangan tersebut pada tugas akhir ini peneliti akan membahas mengenai analisis percepatan proyek menggunakan metode time cost trade off dengan penambahan

Pacitan, Jawa Timur dengan metode penambahan jam kerja (lembur) alat yang bervariasi dari 1 jam lembur sampai 3 jam lembur dan penambahan alat berat, selanjutnya menentukan perubahan

Kemudian dilakukan analisa time cost trade off dengan melakukan penekanan durasi dari pekerjaan yang memiliki cost slope terendah.Pada penambahan 2 jam lembur didapat

Dengan demikian, permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana untuk dapat menentukan pengaruh jam kerja lembur dalam pelaksanaan proyek dan biaya proyek konstruksi