• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGGALIAN POTENSI MENULIS MELALUI PENULISAN OTOBIOGRAFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PENGGALIAN POTENSI MENULIS MELALUI PENULISAN OTOBIOGRAFI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Melalui hasil penelitian tahun I diketahui bahwa kesulitan dalam pembelajaran

menulis mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah UMS. Kesulitan

yang frekuensinya paling sering dialami oleh mahasiswa adalah penerapan tanda baca

atau penerapan ejaan yang disempurnakan (dialami oleh 33 mahasiswa (52%)). Kesulitan

berikutnya yang juga frekuensinya sering dialami oleh mahasiswa adalah pemilihan kata

atau diksi dan suasana hati (masing-masing dialami 21 mahasiswa (33%)). Kesulitan

yang ketiga yang dialami mahasiswa adalah tema.

Gaya penuturan yang disimpulkan berdasarkan 2 buku otobiografi ada 1 cara,

yakni gaya akuan. Gaya akuan ditandai penggunaan pronomina orang pertama, baik

tunggal (saya) maupun jamak (kami). Pronomina persona yang dipakai sebagai acuan dalam otobiografi yang dijadikan sampel analisis ada empat macam, yakni: (1)

pronomina persona tunggal ditambah nomina, (2) pronomina persona jamak, (3) nomina

ditambah pronomina persona tunggal, dan (4) pronomina persona saya ditambah dengan perbandingan.

Ringkasan isi otobiografi yang ditulis Cosmos Batubara, dari sembilan subjudul

itu, substansi isi pesannya tidak semuanya selalu berkaitan langsung dengan penulis.

Subjudul yang isi pesannya tidak langsung berhubungan dengan penulis adalah subjudul:

1, 4, 5, 6, 7, 9, 15. Sementara subjudul lainnya penulis terlibat secara langsung di

dalamnya. Dengan demikian, isi pesan yang tidak terkait dengan penulis langsung adalah:

(1) ”Demonstrasi Besar dan Tritura”, (4) ”Pertarungan Ideologi“, (6) ”Makar 30 September“, (7) „Arief Rahman Menjadi Martir“, dan (9) „Malam yang Mencekam“. Adapun permasalahan yang terkait langsung dengan penulis (pengalaman, aktivitas, perasaan dan lain-lain), di

antaranya: dari ”Haranggaol ke Jakarta”, ”Menjadi aktivis PMKRI“, ”Hidup Prihatin“, „Malam yang mencekam“, ”Berkiprah di Lembaga Legislatif“ , ”Menimba Pengalaman

(2)

”Memperjuangkan Upah Buruh“, ”Mencari Nafkah di Luar Negeri“ , dan ”Menduduki

Posisi Puncak Organisasi Perburuhan Internasional“.

Adapun isi pesan yang ditulis oleh penulis pada Valentino Rossi berkaitan dengan sikap, pengalaman, perasaan, tantangan/hambatan.

Pedoman penulisan otobiografi sebagai bahan pembelajaran terdiri atas pedoman

utama dan pedoman tambahan. Pedoman utama yang telah tersusun berisi hal-hal pokok

sebagai berikut: bahasa masih disesuaikan dengan kebiasaan mahasiswa berbahasa, bahan

cerita dapat berupa asal-usul penulis, masa kecil penulis hingga di TK, dan pengalaman

ketika di SD, SMP, SMA, atau hingga di PT, judul diselaraskan dengan kemenarikan

masing-masing cerita yang disampaikan oleh penyusun, setelah berhasil menyelesaikan

tulisan, mahasiswa diminta untuk membaca sendiri karya tulis mereka sebelum orang

lain, dalam proses penulisan penulis otobiografi memulai tulisannya secara kronologis,

yakni dari pengalaman masa kecil hingga di TK, SD, SMP, hingga SMA – PT. Adapun

pedoman tambahan berisi jumlah kosakata atau kalimat ditentukan oleh target yang ingin

diperoleh dan nama-nama subjudul disesuaikan dengan kebutuhan.

Silabus menulis otobiografi bukanlah merupakan matakuliah, melainkan sebagai

materi pengisi matakuliah. Pada silabus itu dinyatakan standar kompetensi, yakni

mahasiswa mampu menyusun otobiografi. Silabus dibuat untuk enam pertemuan. Adapun

kompetensi dasarnya ada 6. Selain itu, dinyatakan indikator, pengalaman belajar, materi

pokok, metode, dan penilaian.

Dengan sudah tersusunnya pedoman penulisan dan silabus pembelajaran, menulis

otobiografi perlu dipraktikkan langsung pada para pembelajar. Oleh karena itu, tahun II

bertujuan menerapkan pembelajaran keterampilan menulis otobiografi tersebut.

Selanjutnya, tulisan tersebut dianalisis berdasarkan transparan-tidaknya pengungkapan

emosi, mengkaji dan mengklasifikasi pengalaman dan informasi yang mereka sampaikan,

dan menggali tanggapan sastrawan terhadap otobiografi yang mereka tulis.

Adapun tujuan tahun II berupa :

Tujuan Tahun II:

Pembelajaran keterampilan menulis otobiografi dan menganalisisnya:

(3)

emosi,

(3) mengkaji dan mengklasifikasi pengalaman dan informasi yang mereka

sampaikan, dan

(4) menggali tanggapan sastrawan terhadap otobiografi yang mereka tulis

Keutamaan Penelitian

Jika serangkaian penelitian ini secara tuntas dapat diselesaikan, maka keutamaan

yang dicapai berupa:

Pertama, dengan diterapkannya pembelajaran otobiografi mendapatkan banyak kesempatan untuk berlatih. Dengan sering praktik, kesalahan yang dideskripsikan dalam

penelitian tahun I dapat diminimalisasi, seperti penerapan tanda baca atau penerapan

ejaan yang disempurnakan, pemilihan kata atau diksi, dan pilihan tema. Di samping itu,

dalam pembelajaran penulisan otobiografi juga akan ditekankan pentingnya menjaga

konsentrasi atau suasana kejiwaan agar penulis dapat mulus dalam menulis.

Kedua, dengan dikaji tentang transparan-tidaknya cara pengungkapan akan terpetakan sosok (kepribadian) penulis dan atau orang dekat di lingkungan mahasiswa (:

sejarah kesehatan, pendidikan, dan harapan/cita-citanya), teridentifikasi gaya perorangan,

mendapatkan temuan ( tentang variasi: (a) penulisan subjudul, (b) jumlah pengisi

subjudul, (c) isi tuturan, (d) penonjolan isi tuturan, (e) kalimat, serta (f) pilihan kata),

tumbuh sikap penghargaan pada diri mahasiswa bahwa mereka patut dihargai,

ditemukannya salah satu teknik baru dalam keterampilan berbahasa (khususnya

keterampilan menulis yang dapat menggambarkan sosok kepribadian penulis),

menumbuhkan apresiasi bahwa siapa pun pada posisi manapun layak didengar (: dibaca)

hasil karyanya, tidak hanya pejabat atau tokoh– karena selama ini biografi yang banyak

ditulis adalah biografi tokoh-tokoh, dan mendapatkan calon-calon penulis yang memiliki

kecerdasan linguistik yang teridentifikasi sejak awal yang diharapkan dapat disalurkan

secara tepat pada bidang yang menjadi keahlian mereka (: presenter, pembicara seminar, wartawan, editor, juru bicara, penulis (: kolumnis, penulis buku, penulis skenario,

penulis teks pidato, penulis materi seminar, pembuat proposal, biografi, dan otobiografi),

(4)

Ketiga, terampil menulis sering sulit diwujudkan oleh calon penulis lantaran kesulitan mengumpulkan bahan yang akan mereka tulis. Menulis otobiografi berpusat

pada diri penulis yang pengalamannya paling besar mereka ketahui. Penulis paling paham

siapa saja yang harus dimintai informasi berkaitan dengan dirinya. Berdasarkan

melimpahnya data yang dekat dengan penulis, hal itu memberi bekal untuk

mengembangkan tulisan.

Keempat, karena penulis mendapatkan kebebasan untuk bercerita dan memberi isi cerita, dimungkinkan akan tumbuh gaya perorangan. Gaya ini teridentifikasi lewat

penggunaan bentuk bahasa. Tanpa disadari sudut pandang (point of vieuw) penulis, seperti penggunaan gaya akuan atau diaan dapat teramati pada tulisan mereka.

Kelima, isi tuturan otobiografi menceritakan hal-hal yang telah, sedang, dan akan dihadapi penulis sehingga manakala dijumpai tulisan yang demikian akan mampu

memetakan sosok penulis. Di dalamnya terungkap perkembang-an/sejarah kesehatannya,

pendidikannya, keluarga, dan lain-lainnya. Amat memungkinkan tulisan otobiografi

membantu menciptakan terapi terhadap penulis yang bermasalah.

Keenam, aktivitas menulis otobiografi dimungkinkan dapat menanamkan nilai evaluasi diri (self evaluation). Inilah kesadaran spiritual yang dibangkitkan lewat menumbuhkan kesadaran individual.

Ketujuh, dalam proses penulisan, manakala merasakan belum cukup data yang harus mereka tulis, mereka dapat mencari informasi tambahan yang valid, seperti ke

mana mereka perlu menambahnya. Bahkan, mereka paling mengetahui siapa informan

kunci (keyinforman) terhadap permasalahan yang mereka tulis.

Kedelapan, perasaan merasa berhasil menyusun atau menghimpun informasi yang sahih (: valid), muncul sikap positif pada dirinya bahwa diri sendiri (: penulis) patut

dihargai karena telah berhasil melakukan aktivitas positif.

Kedelapan, otobiografi merupakan wacana utuh yang jika ditulis oleh mahasiswa semester awal, semester II, menjadi cermin penguasaan keterampilan berbahasa dari

jenjang pendidikan sebelumnya, yakni SMA/sederajat. Bahkan, dapat dijadikan bahan

untuk identifikasi kesalahan berbahasa yang mereka “bawa” sejak di jenjang sekolah

(5)

Kesembilan, manakala tulisan otobiografi mengungkap suasana hati yang beragam, seperti sedih dan gembira, berarti masa-masa bahagia atau krisis seseorang

dapat diindetifikasi, bahkan menulis dapat digunakan untuk penyaluran stress.

Selanjutnya, jika penulis sendiri mau merenungkan terhadap hal-hal yang ditulisnya,

dimungkinkan mereka akan muncul kemampuan mengatur stress tersebut menjadi

kekuatan (: power). Diungkapkan oleh Masri Sareb Putra (2005) bahwa pelepasan emosional, memperkaya diri dengan berbagai hal/ilmu, dan melatih berpikir cepat, logis,

dan sistematis merupakan beberapa manfaat menulis.

Penelitian tahun I telah menemukan kesulitan dalam pembelajaran menulis

mahasiswa pendidikan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah UMS. Kesulitan yang

frekuensinya paling sering dialami oleh mahasiswa adalah penerapan tanda baca atau

penerapan ejaan yang disempurnakan (dialami oleh 33 mahasiswa (52%)). Kesulitan

berikutnya yang juga frekuensinya sering dialami oleh mahasiswa adalah pemilihan kata

atau diksi dan suasana hati (masing-masing dialami 21 mahasiswa (33%)). Kesulitan

yang ketiga yang dialami mahasiswa adalah tema. Adapun gaya penuturan yang

disimpulkan berdasarkan 2 buku otobiografi ada 1 cara, yakni gaya akuan. Gaya akuan

ditandai penggunaan pronomina orang pertama, baik tunggal (saya) maupun jamak (kami). Pronomina persona yang dipakai sebagai acuan dalam otobiografi yang dijadikan sampel analisis ada empat macam, yakni: (1) pronomina persona tunggal ditambah

nomina, (2) pronomina persona jamak, (3) nomina ditambah pronomina persona tunggal, dan (4) pronomina persona saya ditambah dengan perbandingan. Ringkasan isi otobiografi tidak semuanya selalu berkaitan langsung dengan penulis. Isi pesan dapat

pengalaman, perasaan, tantangan/hambatan.

Pedoman penulisan otobiografi sebagai bahan pembelajaran terdiri atas pedoman

utama dan pedoman tambahan. Pedoman utama yang telah tersusun berisi hal-hal pokok

sebagai berikut: bahasa masih disesuaikan dengan kebiasaan mahasiswa berbahasa, bahan

cerita dapat berupa asal-usul penulis, masa kecil penulis hingga di TK, dan pengalaman

ketika di SD, SMP, SMA, atau hingga di PT, judul diselaraskan dengan kemenarikan

masing-masing cerita yang disampaikan oleh penyusun, setelah berhasil menyelesaikan

tulisan, mahasiswa diminta untuk membaca sendiri karya tulis mereka sebelum orang

(6)

yakni dari pengalaman masa kecil hingga di TK, SD, SMP, hingga SMA – PT. Adapun

pedoman tambahan berisi jumlah kosakata atau kalimat ditentukan oleh target yang ingin

diperoleh dan nama-nama subjudul disesuaikan dengan kebutuhan.

Silabus menulis otobiografi merupakan materi pengisi matakuliah Komposisi. Standar kompetensi yang ingin dicapai adalah mahasiswa mampu menyusun otobiografi.

Silabus dibuat untuk enam pertemuan. Adapun kompetensi dasarnya ada 6. Selain itu,

dinyatakan indikator, pengalaman belajar, materi pokok, metode, dan penilaian.

Penelitian tahun II menerapkan praktik menulis otobiografi. Dari tulisan ini digali

hal-hal berikut: transparan-tidaknya cara penuturan, mengkaji dan mengklasifikasi

pengalaman dan informasi yang mereka sampaikan, dan menggali tanggapan sastrawan

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Musawi, Khalil. 1999. Bagaimana Membangun Kepribadian. Jakarta: Lentera Basritama.

Al-Wasilah, A. Chaedar. 2005. Pengantar Linguistik Terapan. Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional.

Tarigan, Djago; Henry Guntur Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, FKIP,

UMS. 2006. “Kumpulan Otobiografi Mahasiswa Penempuh Matakuliah Komposisi”. Tahun 2006.

Khalwat Hikmat, Mauly. 2006. ”Peningkatan Kemampun dan

Kemandirian Mahasiswa melalui Pembelajaran Kolaboratif (Collaborative Learning)”. QAC. UMS.

Kompas. 2006. “Menulis Perjalanan” . Kompas, 10 Agustus 2006.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2008. Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Maslakhah, Siti. 2005. ”Menulis tidak Semudah Membaca” dalam

Menuju Budaya Menulis: Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Masri Sareb Putra, R. 2005. Menulis: Meningkatkan dan Menjual Kecerdasan Verbal-Linguistik Anda. Malang: Dioma.

M., Sudartomo. 2005. ”Membangun Komunitas Tulis” dalam dalam

Menuju Budaya Menulis: Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta: Tiara Wacana.

(8)

Pemberian Tugas, Latihan, dan Tanya-Jawab serta Teknik Parafrasa dan Identifikasi Komponen Tutur untuk Peningkatan Penguasaan Ragam Bahasa: PTK dalam Matakuliah Analisis Ragam Bahasa”. QAC. UMS.

Schmidt, Laurel. 2003. Quantum Writing. Bandung: MLC

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Sufanti, Main; Isminatun; Triyatno. 2006. “Peningkatan Kompetensi

Menulis Pengalaman Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Gatak melalui Pola Latihan Berjenjang”. Departemen Pembinaan Tenaga Kepen-didikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi (PPTK dan KPT), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sumartono. 2003. Kecerdasan Komunikasi (Rahasia Hidup Sukses). Jakarta: Gramedia.

Suryawinata, Zuchridin dan Imam Suyitno. 1991. Bahasa Indonesia untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Malang: YA3 (Yayasan Asah Asih Asuh).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.

Yasin, Anas. 2000. “Pengembangan Keterampilan Menulis melalui

(9)

SASTRA/FILSAFAT

HASIL PENELITIAN HIBAH BERSAING

TAHUN 2009

MODEL PENGGALIAN POTENSI MENULIS

MELALUI PENULISAN OTOBIOGRAFI

(TAHUN II)

A MODEL OF DEVELOPING WRITING POTENCY THOUGH

AUTOBIGRAPHY WRITING

Laporan Hasil Penelitian Tahun 2009

Diajukan kepada Direktur Pembinaan dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional RI

NO. KONTRAK 074/SP2H/PP/DP2M/IV/2009

Ketua Peneliti

Dra. Atiqa Sabardila, M. Hum.

(10)
(11)

RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan memaparkan praktik pembelajaran penulisan otobiografi pada mahasiswa penempuh matakuliah Komposisi di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, FKIP, UMS. Sumber data digali melalui dokumentasi, yakni hasil menulis otobiografi mahasiswa, hasil tanggapan, masukan, dan penilaian pakar bahasa tentang tulisan otobiografi. Selanjutnya, tulisan otobiografi mereka dianalisis berdasarkan identifikasi informasi dan pengalaman. Melalui tulisan otobuografi pula digali tentang transparan-tidaknya dalam pengungkapan emosi penulis.

Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan wawancara (: pengampu matakuliah Komposisi mewawancarai penempuh matakuliah Komposisi, pakar bahasa, dan psikolog) serta observasi.

Kegiatan tahun II, yakni penerapan pembelajaran otobiografi pada mahasiswa PBSID UMS dengan teknik pemberian tugas dan analisis interaktif. Adapun untuk meng-analisis otobiografi berdasarkan transparan-tidaknya pengungkapan, mengklasifi-kasi pengalaman dan informasi yang mereka sampaikan, dan menggali tanggapan sastrawan terhadap otobiografi yang mereka tulis. Terhadap tulisan otobiografi mereka dianalisis dengan mengkaji muatan makna (: referen) pada karangan (verstehen) atau dengan metode padan dengan teknik padan referensial. Metode padan referensial adalah metode analisis bahasa yang alatnya hal-hal di luar bahasa (referensi) bahasa yang bersangkutan. Dalam analisis pengalaman dan informasi digunakan pendekatan hermeneutik. Pendekatan ini dilakukan dengan menjelaskan dan menginterpretasi teks hasil tulisan otobiografi mahasiswa. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Metode penyajian hasil analisis data dilakukan dengan metode informal, yakni perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 41). Semua hasil itu dinarasikan, tidak dituliskan menggunakan lambang-lambang simbolis atau rumus-rumus.

Hasilnya adalah model pembelajaran otobiografi yang diterapkan kepada mahasiswa menggunakan teknik penugasan yang dilakukan selama 6 pertemuan dengan menyelesaikan 1 topik per pertemuan. Topik diceritakan berdasarkan urutan kronologis. Dalam penulisan judul siswa dapat mengembangkannya secara kreatif. Sebelumnya disajikan dalam ketikan, otobiografi ditulis dengan tulisan tangan di buku lalu pada pertemuan berikutnya dikoreksi tentang tatatulis dan ejaan, pilihan kata, struktur kalimat, serta kepaduan gagasan. Korektor adalah rekan mereka sendiri yang setiap minggu mengoreksi serta memberikan catatan untuk bahan revisi. Kegiatan itu berlangsung selama 6 pertemuan. Dengan menulis otobiografi, ada 3 ranah yang dikembangkan, yakni psikomotorik (belajar menulis dengan bahasa yang baik dan benar, kognitif (peningkatan pemahaman tentang sumber penggalian data yang valid), dan afektif (penghargaan tentang pengalaman yang menyenangkan atau menyusahkan bersama orang lain (: keluarga, teman, guru, atau anggota masyarakat). Dengan 6 kali berlatih diharapkan mereka lebih siap untuk menerima genre lain, yakni penulisan karya tulis ilmiah.

(12)

SUMMARY

The objective of the study is to describe the teaching practice of autobiography writing to students taking “Composition Class” in Indonesian and Regional Language Department (PBSD), School of Teacher Training and Education (FKIP), Muhammadiyah University of Surakarta (UMS). Data source is taken from document in the form of students’ autobiography writing, response, input, and evaluation of linguists on their autobiography writing. Furthermore, their autobiography writing is analyzed by identifying information and experience. Through autobiography writing is further understood whether or not they express their emotion transparently.

The techniques of collecting data are questionnaire, observation, and interview (done by (1). lecturer of composition class to the students taking the class, (2) linguists, and (3) psychologists).

The activity of the second year is the application of teaching autobiography to students of PBSD, FKIP UMS, by using assignment technique and interactive analysis.

To analyze the autobiography based on the transparent or not transparent expression is done through classifying experience and information they write and studying the linguists’ response on the autobiography they write. Their autobiography writings are analyzed by studying the meaning contained (reference) in the writing (verstchen) or by using the referential comparative method. The referential comparative method is a method for analyzing language by using non-verbal means of the related language.

In analyzing the experience and information is used hermeneutic approach. This approach is used by explaining and interpreting the text (autobiography writing by students). The technique of taking sample is purposive sampling. Method of presenting the result of analysis is informal method, i.e. formulating the result by using common words (Sudaryanto, 1993:41). All results are narrated, not written by using symbols or formulas.

The study shows that the teaching model of autobiography writing applied to students is by using assignment technique carried out for six sessions by completing one topic per session. Topic is narrated on the basis of chronological order. In writing the title, the students may develop it creatively. Before being presented in the printed form, autobiography is written in hand writing in a book. Then, on the next sessions, mechanics, spelling, diction, grammatical structure, and the integration of ideas are corrected. The correctors can be their own peers who every week correct their peers’ writing and give notes for revision. This activity lasts for six sessions. Writing autobiography develops three domains, namely: (1) psychomotor (writing good and correct language), (2) cognitive (improving and understanding about valid data source), and (3) affective (appreciation of pleasing or hurting experience to others (family, friend, teacher, or member of society).

By having six times exercises, the students are hoped to be well prepared to accept another genre, writing of scientific composition.

(13)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, penelitian tahap II berjudul ”Model Penggalian Potensi Menulis

melalui Penulisan Otobiografi” berhasil peneliti selesaikan dengan tepat waktu.

Penelitian tahap II ini menyampaikan informasi tentang penerapan pembelajaran

otobiografi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan

Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah

Surakarta (UMS), transparan-tidaknya pengung-kapan emosi, mengkaji dan

mengklasifikasi pengalaman dan informasi yang mereka sampaikan, dan menggali

tanggapan pakar bahasa terhadap otobiografi yang mereka tulis.

Dengan membaca penelitian ini dapat diperoleh manfaat teoritis dan praktis.

Mahasiswa pemula, yakni semester I dan II amat cocok mendapatkan tugas menulis,

khususnya menulis otobiografi karena mereka tidak akan disibukkan penggalian data ke

luar, akan tetapi memanfaatkan potensi lingkungan rumah tangga untuk mendapatkan

kualitas tulisan mereka. Melalui otobiografi pula sosok mahasiswa yang semula tidak

atau kurang dikenal anggota keluarga atau teman-teman dekat menjadi amat dikenal.

Bahkan, penataan pergaulan sejak dini akan mampu menciptakan tata pergaulan mereka

di masa mendatang yang harmonis yang jauh dari konflik.

Penelitian ini ”dibesarkan” oleh banyak pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan

ini ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada: (1) Rektor UMS yang telah membuka

”kran” penelitian sehingga peneliti amat leluasa mengembangkan tridarma PT, khususnya

bidang pengabdian dan penelitian; (2) Direktur DP2M yang memberikan kepercayaan

kepada peneliti di UMS untuk mempertanggungjawabkan proposal melalui penulisan

laporan yang siap didiskusikan di forum ilmiah yang sifatnya nasional; (3) Rekan-rekan

di jurusan PBSID yang meluangkan waktu untuk mendiskusikan temuan dan meluruskan

argumentasi yang peneliti sampaikan; (4) Adik-adik mahasiswa PBSID-FKIP UMS yang

dengan tekun melaksanakan tugas perkuliahan Komposisi dengan praktik menulis otobiografi. Keceriaan dan kesungguhan di kelas ketika menikmati bacaan otobiografi

rekan sekelas menumbuhkan minat peneliti untuk memahami lebih jauh tentang

(14)

Semoga penelitian ini dapat menjadi wacana diskusi untuk pengembangan ilmu

bahasa dan ilmu-ilmu lain yang terkait.

Surakarta, 20 Oktober 2009

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

SUMMARY ... iv

DAFTAR ISI ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

BAB III. METODE PENELITIAN ... 13

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 68

LAMPIRAN ... 70

1. DRAF ARTIKEL ILMIAH ... 71

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tesis ini yaitu untuk menganalisis dan membandingkan besarnya beban maksimum pondasi tiang bor dengan menggunakan analisis tiang tunggal dengan menggunakan data bored

%%%%% RW_step : suatu skalar yang merupakan variansi untuk distribusi proposal dalam proses Random Walk. %%%%%

bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 16 ayat (1) Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 13 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pencalonan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan

Guru praktikan memberikan penilaian terhadap kualitas guru pamong berdasar hasil dari observasi kelas yang telah dilaksanakan pada tanggal 4, 6, dan 11 Agustus 2012. Ada empat

pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan di sekitar tetapi sekarang banyak ditemukan cara atau solusi untuk menangani dampak-dampak yang dihasilkan oleh limbah,

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan volume sampah di Kabupaten Purworejo. Masalah persampahan selalu menjadi masalah yang klasik di berbagai

Bale Seni Barli Kota Baru Parahyangan sebagai destinasi wisata seni yang. bermuatan edukasi dan menyenangkan dengan mengembangkan

Rekaman arsip merupakan teknik pengumpulan data baik data historis maupun data saat ini. Dalam penelitian ini dapat berupa data statsitik Kecamatan dalam Angka