Profil Sanitasi Saat ini II-1
BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI
CATATAN TINJAUAN :
KEMAJUAN SSK ( data dasar persampahan belum lengkap,data dasar dan SSK saat ini drainase kosong ).
Tabel Area Berisiko Air Limbah , Sampah, Drainase kosong. Peta Lokasi Genangan belum ada
Peta Area Berisiko belum ada ( air limbah, persampahan, drainase )
2.1.
Gambaran Wilayah
Kabupaten Purworejo merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak antara 109°47’28” - 110°8’20” Bujur Timur dan 7°32’ Lintang Selatan - 7°54’ Lintang Selatan dengan luas sekitar 103.481Ha atau sekitar 3.18 dari luas Provinsi Jawa tengah. Lahan seluas 103.481 Ha di Kabupaten Purworejo terdiri dari 87.105 Ha (84,18%) lahan pertanian dan 16.105 Ha (15,82%) bukan pertanian. Secara topografi dapat dibedakan menjadi daerah dataran di bagian selatan dan daerah perbukitan hingga pegunungan di bagian utara dan timur wilayah kabupaten. Adapun untuk daerah dataran dengan range ketinggian 0-25m dpal mempunyai proporsi mencapai 40% sedangkan daerah perbukitan hingga pegunungan dengan range ketinggian 25m – 1064m dengan proporsi mencapai 60%.
Secara administratif Kabupaten Purworejo terdiri dari 16 kecamatan dan 494 desa dengan batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang Sebelah timur : Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Sebelah selatan : Samudra Indonesia
Sebelah barat : Kabupaten Kebumen
Secara topografi letak Kabupaten Purworejo merupakan wilayah yang beriklim tropis basah dengan suhu antara 19oC – 28oC dengan kelembaban udara antara 70 sampai 90 persen.
Peta Wilayah Kajian SSK dapat dilihat pada gambar 2.1. Pada peta tersebut ditunjukkan bahwa kajian yang dilakukan meliputi seuruh desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo.
Profil Sanitasi Saat ini II-3 PETA WILAYAH KAJIAN SSK PURWOREJO
STRATEGISANITASIKABUPATEN PURWOREJO (SSK)
Profil Sanitasi Saat ini II-4 Gambar 2.1.Peta Wilayah KajianStrategiSanitasiKabupaten
Profil Sanitasi Saat ini II-5 Luasan lahan yang sudah terbangun ataupun belum dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah perKecamatan serta Jumlah Kelurahan
Nama Kecamatan Jumlah Kelurahan/ Desa Luas Wilayah Administrasi Terbangun Ha (%) terhadap Total Administrasi (Ha) (%) terhadap Luas Administrasi Grabag 32 6,492 6,27 354.06 3.45 Ngombol 57 5,527 5,34 297.84 2.91 Purwodadi 40 5,396 5,21 326.50 3.19 Bagelen 17 6,376 6,16 347.28 3.39 Kaligesing 21 7,473 7,22 2,110.71 20.59 Purworejo 25 5,272 5,09 1,920.62 18.74 Banyuurip 27 4,508 4,36 324.74 3.17 Bayan 26 4,321 4,18 405.33 3.95 Kutoarjo 27 3,759 3,63 478.32 4.67 Butuh 41 4,608 4,45 365.87 3.57 Pituruh 49 7,742 7,48 596.86 5.82 Kemiri 40 9,205 8,89 471.58 4.60 Bruno 18 10,843 10,49 1,033.09 10.08 Gebang 25 7,186 6,94 485.51 4.74 Loano 21 5,365 5,18 287.91 2.81 Bener 28 9,408 9,09 443.87 4.33 Total 494 103,481 6,492 10,250.09 100
Sumber: BPS Kabupaten Purworejo dalam angka 2015
Penggunaan lahan paling banyak adalah untuk perumahan yaitu sebesar 9.91%, industrdan jasa 0.01%,pertanian 80,30%, Hutan6,58%, lahan terbuka 0,08%dan lain-lain 3,13%.
Menurut proyeksi sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Kabupaten Purworejo pada tahun 2014 sebanyak 708.038 jiwa dengan rincian 49,32% penduduk laki-laki dan 50,68% penduduk perempuan, dengan kepadatan penduduk sebesar 685 jiwa/km2pada tahun 2014. Laju pertumbuhan penduduk pertahun rata-rata sebesar0,39% maka di tahun 2016 jumlah penduduk Kabupaten Purworejo menjadi713.571jiwa dan di tahun 2020 sebanyak727.595jiwa.
Pada tahun 2016 jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Purworejo dengan 85.097 jiwa dan terendah Kecamatan Bagelen dengan jumlah penduduk 29,461 jiwa.Kepadatan penduduk Kabupaten Purworejo adalah 7,62 jiwa per Ha. Jumlah Penduduk
Profil Sanitasi Saat ini II-6 ini disajikan pada Tabel 2.2, Tabel 2.3 dan tabel 2.4 berikut ini :
Tabel 2. 2. Jumlah Penduduk dan KK total saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang
2019
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
Grabag 0,40 43.614 14.538 43.787 14.596 43.960 14.653 44.134 14.711 44.309 14.770 44.484 14.828 44.660 14.887 44.837 14.946 Ngombol 0,39 32.799 10.933 32.928 10.976 33.058 11.019 33.188 11.063 33.319 11.106 33.451 11.150 33.583 11.194 33.715 11.238 Purwodadi 0,40 38.913 12.971 39.067 13.022 39.221 13.074 39.376 13.125 39.532 13.177 39.689 13.230 39.846 13.282 40.003 13.334 Bagelen 0,40 23.661 7.887 23.755 7.918 23.848 7.949 23.943 7.981 24.037 8.012 24.132 8.044 24.228 8.076 24.324 8.108 Kaligesing 0,39 29.130 9.710 29.244 9.748 29.357 9.786 29.472 9.824 29.587 9.862 29.702 9.901 29.818 9.939 29.935 9.978 Purworejo 0,40 70.251 23.417 70.533 23.511 70.815 23.605 71.099 23.700 71.385 23.795 71.672 23.891 71.959 23.986 72.248 24.083 Banyuurip 0,40 36.705 12.235 36.851 12.284 36.997 12.332 37.144 12.381 37.292 12.431 37.440 12.480 37.589 12.530 37.739 12.580 Bayan 0,40 40.029 13.343 40.189 13.396 40.350 13.450 40.511 13.504 40.673 13.558 40.836 13.612 41.000 13.667 41.164 13.721 Kutoarjo 0,39 51.531 17.177 51.734 17.245 51.937 17.312 52.142 17.381 52.347 17.449 52.553 17.518 52.760 17.587 52.968 17.656 Butuh 0,39 37.386 12.462 37.534 12.511 37.681 12.560 37.830 12.610 37.979 12.660 38.129 12.710 38.280 12.760 38.431 12.810 Pituruh 0,39 41.730 13.910 41.893 13.964 42.057 14.019 42.221 14.074 42.387 14.129 42.553 14.184 42.719 14.240 42.886 14.295 Kemiri 0,39 53.331 17.777 53.540 17.847 53.749 17.916 53.960 17.987 54.172 18.057 54.384 18.128 54.598 18.199 54.812 18.271 Bruno 0,39 45.294 15.098 45.473 15.158 45.652 15.217 45.832 15.277 46.013 15.338 46.195 15.398 46.377 15.459 46.560 15.520 Gebang 0,40 31.455 10.485 31.580 10.527 31.705 10.568 31.830 10.610 31.957 10.652 32.084 10.695 32.211 10.737 32.339 10.780 Loano 0,39 31.179 10.393 31.301 10.434 31.423 10.474 31.546 10.515 31.670 10.557 31.794 10.598 31.918 10.639 32.044 10.681 Bener 0,39 46.176 15.392 46.357 15.452 46.538 15.513 46.721 15.574 46.904 15.635 47.088 15.696 47.273 15.758 47.458 15.819 Jumlah 0,40 653.184 217.728 655.766 218.589 658.348 219.449 660.950 220.317 663.563 221.188 666.186 222.062 668.819 222.940 671.463 223.821 2021 Total pertu mbuha n Nama Kecamatan Jumlah Penduduk 2014 2015 2016 2017 2018 2020
Sumber : STBM danhasil analisis Pokja
Tabel 2.3. Jumlah Penduduk dan KK Perkotaan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang
2019
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
Grabag 0,40 2.766 922 2.777 926 2.788 929 2.799 933 2.810 937 2.821 940 2.832 944 2.844 948 Ngombol 0,39 828 276 831 277 835 278 838 279 841 280 844 281 848 283 851 284 Purwodadi 0,40 2.001 667 2.009 670 2.017 672 2.025 675 2.033 678 2.041 680 2.049 683 2.057 686 Bagelen 0,40 1.959 653 1.967 656 1.974 658 1.982 661 1.990 663 1.998 666 2.006 669 2.014 671 Kaligesing 0,39 1.491 497 1.497 499 1.503 501 1.509 503 1.514 505 1.520 507 1.526 509 1.532 511 Purworejo 0,40 53.664 17.888 53.879 17.960 54.095 18.032 54.312 18.104 54.530 18.177 54.749 18.250 54.969 18.323 55.190 18.397 Banyuurip 0,40 9.408 3.136 9.445 3.148 9.483 3.161 9.521 3.174 9.558 3.186 9.596 3.199 9.635 3.212 9.673 3.224 Bayan 0,40 5.289 1.763 5.310 1.770 5.331 1.777 5.353 1.784 5.374 1.791 5.396 1.799 5.417 1.806 5.439 1.813 Kutoarjo 0,39 22.290 7.430 22.378 7.459 22.466 7.489 22.554 7.518 22.643 7.548 22.732 7.577 22.822 7.607 22.912 7.637 Butuh 0,39 2.532 844 2.542 847 2.552 851 2.562 854 2.572 857 2.582 861 2.593 864 2.603 868 Pituruh 0,39 2.889 963 2.900 967 2.912 971 2.923 974 2.934 978 2.946 982 2.957 986 2.969 990 Kemiri 0,39 3.969 1.323 3.985 1.328 4.000 1.333 4.016 1.339 4.032 1.344 4.047 1.349 4.063 1.354 4.079 1.360 Bruno 0,39 3.366 1.122 3.379 1.126 3.393 1.131 3.406 1.135 3.419 1.140 3.433 1.144 3.446 1.149 3.460 1.153 Gebang 0,40 1.386 462 1.391 464 1.397 466 1.403 468 1.408 469 1.414 471 1.419 473 1.425 475 Loano 0,39 1.404 468 1.409 470 1.415 472 1.421 474 1.426 475 1.432 477 1.437 479 1.443 481 Bener 0,39 2.169 723 2.178 726 2.186 729 2.195 732 2.203 734 2.212 737 2.221 740 2.229 743 Jumlah 0,40 117.411 39.137 117.878 39.293 118.345 39.448 118.816 39.605 119.289 39.763 119.764 39.921 120.241 40.080 120.719 40.240 2020 2014 2015 2016 2017 2018 2021 Nama Kecamatan Jumlah Penduduk pertu mbuha n Perkotaan
Sumber : STBM dan hasil analisis Pokja
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk dan KK Pedesaan saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang
Profil Sanitasi Saat ini II-7
2019
Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK
Grabag 0,40 40.848 13.616 41.010 13.670 41.172 13.724 41.335 13.778 41.499 13.833 41.663 13.888 41.828 13.943 41.994 13.998 Ngombol 0,39 31.971 10.657 32.097 10.699 32.223 10.741 32.351 10.784 32.478 10.826 32.606 10.869 32.735 10.912 32.864 10.955 Purwodadi 0,40 36.912 12.304 37.058 12.353 37.204 12.401 37.351 12.450 37.499 12.500 37.648 12.549 37.797 12.599 37.946 12.649 Bagelen 0,40 21.702 7.234 21.788 7.263 21.874 7.291 21.960 7.320 22.047 7.349 22.134 7.378 22.222 7.407 22.310 7.437 Kaligesing 0,39 27.639 9.213 27.747 9.249 27.855 9.285 27.963 9.321 28.073 9.358 28.182 9.394 28.292 9.431 28.403 9.468 Purworejo 0,40 16.587 5.529 16.654 5.551 16.720 5.573 16.787 5.596 16.855 5.618 16.922 5.641 16.990 5.663 17.059 5.686 Banyuurip 0,40 27.297 9.099 27.406 9.135 27.514 9.171 27.624 9.208 27.733 9.244 27.844 9.281 27.954 9.318 28.066 9.355 Bayan 0,40 34.740 11.580 34.879 11.626 35.018 11.673 35.158 11.719 35.299 11.766 35.441 11.814 35.582 11.861 35.725 11.908 Kutoarjo 0,39 29.241 9.747 29.356 9.785 29.471 9.824 29.587 9.862 29.704 9.901 29.821 9.940 29.938 9.979 30.056 10.019 Butuh 0,39 34.854 11.618 34.992 11.664 35.129 11.710 35.268 11.756 35.407 11.802 35.547 11.849 35.687 11.896 35.828 11.943 Pituruh 0,39 38.841 12.947 38.993 12.998 39.145 13.048 39.298 13.099 39.452 13.151 39.607 13.202 39.762 13.254 39.917 13.306 Kemiri 0,39 49.362 16.454 49.556 16.519 49.749 16.583 49.944 16.648 50.140 16.713 50.337 16.779 50.535 16.845 50.733 16.911 Bruno 0,39 41.928 13.976 42.094 14.031 42.259 14.086 42.426 14.142 42.594 14.198 42.762 14.254 42.931 14.310 43.100 14.367 Gebang 0,40 30.069 10.023 30.188 10.063 30.308 10.103 30.428 10.143 30.549 10.183 30.670 10.223 30.792 10.264 30.914 10.305 Loano 0,39 29.775 9.925 29.892 9.964 30.008 10.003 30.126 10.042 30.244 10.081 30.362 10.121 30.481 10.160 30.601 10.200 Bener 0,39 44.007 14.669 44.180 14.727 44.352 14.784 44.526 14.842 44.701 14.900 44.876 14.959 45.052 15.017 45.229 15.076 Jumlah 0,40 535.773 178.591 537.888 179.296 540.002 180.001 542.134 180.711 544.274 181.425 546.422 182.141 548.578 182.859 550.744 183.581 2020 2021 Nama Kecamatan Jumlah Penduduk pertu mbuha n Pedesaan 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber : STBM dan hasil analisis Pokja
Proyeksi pertumbuhan penduduk merupakan data dasar yang diperlukan dalam menyusun strategi sanitasi kota. Dengan mengetahui proyeksi penduduk akan di dapatkan kondisi kepadatan penduduk untuk beberapa kurun waktu ke depan. Tabel 2.5 dibawah ini menyajikan tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Purworejo dalam kurun waktu lima tahun mendatang.
Tabel 2.5. Tingkat pertumbuhan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Nama Kecamatan Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2019 2019 Grabag 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Ngombol 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Purwodadi 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Bagelen 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Kaligesing 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Purworejo 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Banyuurip 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Bayan 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Kutoarjo 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Butuh 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Pituruh 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Kemiri 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Bruno 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Gebang 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Loano 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Bener 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 Rata rata 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 0.40 Sumber: BPS 2015
Analisis kepadatan penduduk merupakan hasil bagi antara luas wilayah yang ada dengan jumlah penduduk yang menempati wilayah tersebut. Untuk kecamatan paling padat adalah Kecamatan Purworejo dengan kepadatan 16.01 jiwa per Ha dan terjarang adalah
Profil Sanitasi Saat ini II-8 Kecamatan Bagelen yaitu 4.58 jiwa per Ha. Untuk proyeksi kepadatan penduduk dalam lima tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 2.6 dibawah ini.
Tabel 2.6. Tingkat kepadatan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang
Nama Kecamatan
Proyeksi Kepadatan Penduduk (Ha) Tahun 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Grabag 6.74 6.77 6.79 6.82 6.85 6.87 Ngombol 5.71 5.74 5.76 5.78 5.81 5.83 Purwodadi 6.93 6.96 6.98 7.01 7.04 7.07 Bagelen 4.62 4.64 4.66 4.68 4.69 4.71 Kaligesing 4.00 4.01 4.03 4.04 4.06 4.07 Purworejo 16.14 16.21 16.27 16.34 16.40 16.47 Banyuurip 9.10 9.14 9.18 9.21 9.25 9.29 Bayan 10.84 10.88 10.93 10.97 11.02 11.06 Kutoarjo 15.88 15.94 16.00 16.07 16.13 16.19 Butuh 8.64 8.67 8.71 8.74 8.77 8.81 Pituruh 6.05 6.08 6.10 6.12 6.15 6.17 Kemiri 5.64 5.66 5.69 5.71 5.73 5.75 Bruno 4.10 4.11 4.13 4.14 4.16 4.18 Gebang 5.69 5.71 5.73 5.76 5.78 5.80 Loano 6.61 6.63 6.66 6.68 6.71 6.74 Bener 5.27 5.29 5.31 5.34 5.36 5.38 Rata rata 7.62 7.65 7.68 7.71 7.74 7.77
Sumber : BPS, 2015 dan hasil analisis Pokja
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Purworejo sebanyak60.230 jiwa atau18.881 KK
atau 14,66 % dari jumlah penduduk tahun 2014 yang ada di Kabupaten Purworejo. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 41.147 jiwa yang termasuk rawan miskin, 19.982 jiwa adalah penduduk miskin, dan 101 jiwa fakir miskin. Jumlah penduduk miskin ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini.
Tabel 2.7.Jumlah Penduduk Miskin tiap Kecamatan Nama Kecamatan Jumlah Penduduk Miskin
Kecamatan Grabag 4.614
Kecamatan Ngombol 2.588
Kecamatan Purwodadi 3.888
Kecamatan Bagelen 2.615
Profil Sanitasi Saat ini II-9 Kecamatan Purworejo 5.481 Kecamatan Banyuurip 3.620 Kecamatan Bayan 5.206 Kecamatan Kutoarjo 5.700 Kecamatan Butuh 4.495 Kecamatan Pituruh 5.192 Kecamatan Kemiri 6.379 Kecamatan Bruno 7.584 Kecamatan Gebang 5.021 Kecamatan Loano 3.591 Kecamatan Bener 6.850
Sumber : Bappeda Purworejo, 2016
Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota yang terdiri dari pelayanan kota, rencana sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan dapat dilihat pada gambar 2.1, sedangkan pemanfaatan pola ruang Kabupaten Purworejo terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
Pusat Pelayanan Kota terkonsentrasi di daerah sekitar Aloon-aloon Purworejo, akan tetapi didukung sub Pelayanan Kota yang menyebar di setiap kecamatan dan didukung oleh Pusat Pelayanan Lingkungan.
Pemanfaatan Pola Ruang Kabupaten Purworejo dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini. Pada Pola Pemanfaatan Ruang terdapat 12 jenis pemanfaatan yaitu untuk kawasan budaya, kesehatan, kuburan, pariwisata, pendidikan, perdagangan atau jasa, perkantoran, perumahan, rekreasi dan olah raga, ruang terbuka hijau, sarana transportasi dan industrI kecil –menengah.
Profil Sanitasi Saat ini II-10 Sumber :RTRW Kabupaten Purworejo 2011-2031
STRATEGI SANITASIKABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2015
Profil Sanitasi Saat ini II-11
Profil Sanitasi Saat ini II-12
Sumber :RTRW Kabupaten Purworejo2011-2031
Gambar 2.3. Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kabupaten Purworejo
STRATEGI SANITASIKABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2015
Profil Sanitasi Saat ini II-13
2.2.
Kemajuan Pelaksanaan SSK
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam rangka Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) disajikan pada Tabel 2.8 sampai Tabel 2.10 berikut:
a. Air limbah domestik
Tabel 2.3. Kemajuan SSK Air Limbah Domestik di Kabupaten Purworejo Strategi Sanitasi Kota tahun 2010 -2014
SSK saat ini
Tujuan Sasaran Data dasar*
Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana air limbah yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan air limbah dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun 2014
Terdapatnya SPAL dan IPAL komunal
BABS 22.49%
KK menggunakan cubluk/tangki septik individual belum aman 17.22% KK menggunakan tangki septik individual 55.80% KK menggunakan jamban bersama 3.83% KK yang terkoneksi ke MCK 0.55% KK yang terkoneksi ke IPAL Komunal 0.10% KK yang terkoneksi ke Tangki Septik Komunal (>10 SR)0.00%
Tersedianya Perda yang mengatur tentang pembuangan air limbah cair ke badan air
Belum ada perda yang khusus menngenai air limbah domestik, akan tetapi keterkaitan perda dengan air Limbah dan baku mutu air tersedia, antara lain :
Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 6 Tahun 2000 Tentang Sedot kakus.
Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 11 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga,
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Dan
Pemeriksaan Kualitas Air
Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pajak Air Tanah.
Jumlah IPAL dan Spal belum ada
Profil Sanitasi Saat ini II-14 Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 8 Tahun 2009 tentang Retribusi Pengelolaan Limbah Tinja.
Masih terdapat wilayah yang belum terlayani IPLT
IPLT ada di TPA Jetis tapi belum berfungsi dengan maksimal. Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah Sebagian masyarakat yang masih membuang limbah langsung dialiran ke sungai
Dalam hal ini BABS yang mencapai 22.49% di Kab. Purworejo terbanyak di buang ke Badan air.
Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana air limbah yang tersedia Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana air limbah di lingkungan permukiman dan sekolah Pengawasan/pengendalian air limbah di Kabupaten Purworejo belum berjalan bahkan mungkin belum ada
Terbentuknya KSM sebagai Badan Pengelola Sarana IPAL Komunal dan MCK pada Program USRI di Kecamatan Kutoarjo yaitu di Kel. Bandung, Kel. Bayem, Ds. Kepuh, Ds. Karangwuluh, Ds. Purwosari, Ds. Tunggorono, Kel.
Bandung, Kel. Bayem Kel. Kutoarjo, Kel. Katerban, Ds. Majir, Ds. Semawung Daleman, Ds. Semawung Kembaran, Kel. Katerban, Kel. Kutoarjo Ds. Surenm, Ds. Tursino.
Terbentuknya KSM dari Program SANIMAS di 6 Lokasi (Kel. Kutoarjo, Kel. Sindurjan, Kel. Baledono, An-Nawawi Berjan Kec Gebang dan di Pondok Bulus di Kel. Mranti)
Terbentuknya Badan Penegelola sarana DAK SLBM di 28 lokasi
IPLT Telah beroperasi di TPA Jetis walaupun belum maksimal dalam pelayanan akan tetati sudah dbentuk UPT tersendiri
IPAL dan IPLT belum maksimal digunakan
Profil Sanitasi Saat ini II-15 b. Pengelolaan Persampahan
Tabel 2.4. Kemajuan SSK Persampahan di Kabupaten Purworejo Strategi Sanitasi Kota tahun 2010 -2014
SSK saat ini
Tujuan Sasaran Data dasar*
Meningkatkan dan mewujudkan
pemenuhan kebutuhan sarana prasarana persampahan yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan persampahan dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun 2014
Armada Persampahan yang ada meliputi: Gerobak (29 Unit),
Becak/Becak Motor roda 3 (12 Unit), Kendaraan Pick Up (2 Unit), Container (12 Unit), Transfer Stasiun (14 Unit). SPA (Stasiun Peralihan Antara (2 Unit),Dump Truckc (8 Unit),Arm Roll Truck (3 Unit),Sistem 3R (2 Unit) Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah Tersedianya TPA yang dilengkapi dengan unit pengolahan limbah dan alat komposting
Luas TPA Jetis dengan luas lahan 4.6 Ha dengan sisiten controled landfill
Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana persampahan yang tersedia Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana persampahan di lingkungan permukiman dan sekolah
Telah dibentuk UPTD Persampahan di DPUPR Kab. Purworejo Mewujudkan kepastian hukum dalam pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana persampahan Penetapan Perda dan pedoman teknis tentang pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana persampahan Tersedianya perda persampahan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 11 Tahun 2000 Tentang Restribusi Kebersihan/Pelayanan Persampahan. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1993 Tentang Kebersihan, Keindahan, Kerapihan dan ketertiban (K3). Meningkatkan pembinaan dan koordinasi dalam rangka pengelolaan, pengendalian, dan pelaporan pelaksanaan dengan melibatkan peran serta masyarakat
Tersedianya data base/ sistem informasi sanitasi melalui monitoring dan evaluasi yang terpadu dan berkelanjutan
Data dasar SSK 2010-2014 misal : jumlah TPS 3R, SPA dll, cakupan pelayanan pengangkutan sampah dari kec ke TPA
Profil Sanitasi Saat ini II-16 Peningkatan
prosentase penanganan permasalahan sanitasi dan tanggap cepat dan tepat sanitasi
c. Sumber: :Analisa Pokja *(Data dasar BPS 2012)
d. Drainase Perkotaan
Tabel2.5. Kemajuan SSK Drainase di Kabupaten Purworejo Strategi Sanitasi Kota tahun 2010 -2014
SSK saat ini
Tujuan Sasaran Data dasar*
Meningkatkan dan mewujudkan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana drainase yang sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku Tercapainya peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan drainase dengan terwujudnya sarana prasarana sesuai standar baku mutu sampai tahun 2014 Termanfaatkannya dan terpeliharanya sarana prasarana drainase di lingkungan permukiman dan sekolah Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana drainase yang tersedia Terbentuknya dan terbinanya kelompok pengelola sarana prasarana drainase di lingkungan permukiman dan sekolah
Sumber: :Analisa Pokja *(Data dasar BPS 2012) Masih kosong
Profil Sanitasi Saat ini II-17
2.3.
Profil Sanitasi Saat Ini
2.3.1. Air Limbah Domestik
Limbah domestik diklasifikasikan menjadi dua yaitu grey waterdan black water. Air limbah yang termasuk dalam kategori grey wateradalah air limbah rumah tangga berupa limbah cucian dapur,cucian pakaian (sabun), dan air buangan dari kamar mandi. Sedangkan yang termasuk dalam black water adalah, tinja manusia, urine, air limbah relatif terkeloladengan baik. Limbah rumah tangga selain tinja masuk dalam saluran air limbah ataupun sumur peresapan, sedangkan limbah tinja terkelola dengan tangki septik ataupun instalasiair limbah baik on site maupun off site.
1. Sistem dan Infrastruktur
Pengelolaan air limbah ini sangat mempengaruhi derajat kesehatan di masyarakat. Jika limbah tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan terutama pada air tanah. Pengelolaan air limbah yang baik dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kesadaran masyarakat akan kesehatan, sarana dan prasarana infrastruktur yang mendukung, dan kelembagaan yang ada. Di Kabupaten Purworejo ini sistem pengelolaan air limbah di masyarakat dapat dijelaskan pada Gambar 2.4 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah di bawah ini.
Profil Sanitasi Saat ini II-18 Gambar 2.5 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Purworejo
Dari Gambar 2.5 dapat dijelaskan bahwa yang termasuk dalam sistem pengelolaan air limbah adalah:
1. Black water, ditampung dengan tanki septic, selanjutnya airnya di resapkan dalam sumur peresapan, sehingga meresap ke dalam tanah, dan menambah suplai air tanah. Sedangkan grey water langsung diresapkan ke dalam sumur peresapan. 2. Black water, ditampung dengan tanki septic, selanjutnya padatan/ lumpur tinja
disedot dan di angkut dengan tanki tinja selanjutnya dilakukan pengolahan di IPLT ( Pemda ).
Profil Sanitasi Saat ini II-19 3. Black water, ditampung dengan tanki septic, selanjutnya padatan/ lumpur tinja disedot dan di angkut dengan tanki tinja selanjutnya dibuang ke badan air/ tanah, yang dilakukan oleh pihak diluar Pemda.
4. Black water ditampung di IPAL komunal, kemudian effluentnya di buang ke sungai. Sedangkan limbah dari kamar mandi dan cucian dapur dan pakaian langsung di buang ke sungai.
5. Black water maupun grey water langsung di buang di tanki septik dan IPAL Komunal dengan system perpipaan, dan effluennya di buang ke sungai, masyarakat yang terkoneksi dengan saluran air limbah ini dikenakan retribusi .
6. Black grey dan langsung ke sungai tanpa di olah di tanki septik, jadi dari kloset langsung ke Sungai. Hal ini dikarenakan lokasi penduduk yang dekat dengan Sungai, namun lahan tidak ada untuk membangun tangki septik maupun tanki septik komunal.
7. Untuk penduduk yang buang air besar langsung ke Sungai/ Kebun/ Sawah, hal ini karena rumah dekat dengan sungai/ kebun/ sawah, dan sudah menjadi kebiasaan buang air besar langsung ke Sungai.
Pada Tabel 2.10, masyarakat yang tangki septiknya tidak layak atau tidak aman sebesar 2,09%.Tangki septik yang tidak layak ini masih dijumpai di Kelurahan Baciro,Klitren, Demangan,Sorosutan, Pandeyan, Giwangandan Rejowinangun.Cakupan akses dan sistem layanan air limbahdomestik per kecamatan dan kelurahandisajikan pada Tabel 2.10 berikut ini:
Profil Sanitasi Saat ini II-20
Kecamatan
Sanitasi tidak layak Sanitasi Layak
BABS* Cubluk***, jamban tidak aman** Cubluk aman/ Jamban keluarga dgn tangki septik aman Jamban Bersama MCK IPAL Komunal Tangki Septik Komunal (>10 SR) Jumlah KK yang terkoneksi ke IPAL skala kawasan /perkotaan) Grabag 1.983 2.621 8.678 1.156 2 0 0 0 Ngombol 1.515 204 9.072 142 0 0 0 0 Purwodadi 1.965 4.194 6.152 560 2 0 0 0 Bagelen 1.219 1.724 4.592 302 1 0 0 0 Kaligesing 2.994 3.175 2.704 837 0 0 0 0 Purworejo 3.633 2.762 14.891 1.681 10 0 0 0 Banyuurip 2.381 792 8.867 145 1 0 0 0 Bayan 2.222 4.803 5.871 247 4 0 0 0 Kutoarjo 1.697 2.051 11.902 1.163 3 4 0 0 Butuh 2.941 1.482 7.688 351 0 0 0 0 Pituruh 3.905 3.276 6.488 241 0 0 0 0 Kemiri 3.559 2.983 10.959 276 0 0 0 0 Bruno 5.484 1.084 8.133 297 2 0 0 0 Gebang 3.735 729 5.475 446 1 0 0 0 Loano 2.692 4.613 2.851 137 2 0 0 0 Bener 7.075 1.016 6.931 370 0 0 0 0 Jumlah 49.000 37.509 121.254 8.351 28 4 0 0
Sumber: Instrumen Profil
* Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, sungai
** Tidak Aman : Tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali
*** Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibanguun di area dengan kepadatan > 50 org/Ha dan jarak sumber air bersih yang bukan perpipaan <10m **** MCK komunal : cakupan layanan 10-200 KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodegester. Termasuk didalamnya toilet
Profil Sanitasi Saat ini II-21 Tabel 2.7. Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik
No Jenis Satuan Jumlah/kapasitas Kapasitas
Kondisi
Keterangan Berfungsi
Tidak berfungsi
SPAL Setempat (On Site)
1 Berbasis Komunal
MCK Komunal unit 28 28
2 Truk Tinja unit 1 1
3 IPLT m3/hari 25 1
SPAL Terpusat (Off Site)
1 Tangki Septik Komunal unit 0 0 Tidak ada
> 10 KK
IPAL Komunal unit 4 4
2 IPAL Kawasan/Terpusat 0 0 Tidak ada
Kapasitas m3/hari
Sistem
2. Kelembagaan dan Peraturan
Dinas yang terkait dalam penanganan air limbah domestik di Kabupaten Purworejo adalah Dinas Pekerjaan Umum. Guna mendukung target pencapaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Purworejo telah diatur dalam:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
3. Keputusan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air minum dan Sanitasi;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPLAP);
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah;
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total berbasis Masyarakat;
7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-82/Kep/Bangda/2015 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-565/Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015;
Profil Sanitasi Saat ini II-22 Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah;
2.3.2. Persampahan
1. Sistem dan Infrastruktur
Masalah persampahan menjadi masalah klasik di setiap wilayah, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Volume sampah akan selalu meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untukitu diperlukansuatupengelolaan sampah supaya tidakmenimbulkan gangguan kesehatan di masyarakat, baik itu sampah di tingkat rumah tangga, tingkat RT, RW, ataupun tingkat perkotaan.Pengelolaan sampah dapat dibagi dalam dua kegiatan utama yaitu:
a) Pengumpulan sampah b) Pemrosesan akhir
Kegiatan pengumpulan sampah dapat dimulai dari lingkup rumah tangga, kemudian lingkup RT, dan kemudian lingkup kota. Pengelolaan sampah ini harus ada organisasi pengelola, dari mulai tahapan pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan tahapan pemrosesan akhir baik oleh kelompok masyarakat, ataupun yang dikelola oleh dinas terkait.Aktifitas pengelolaan sampah di tingkat masyarakat Kabupaten Purworejo ini ada beberapa model, yaitu:
a) Produksi sampah (rumah tangga) dikumpul di depan rumah dengan bak sampah dan kemudian diambil oleh petugas sampah dengan gerobak sampah untuk ditampung di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS). Selanjutnya dari TPS diangkut dengan truk sampah oleh petugas dari dinas terkait ke tempat pembuangan akhir. b) Sampah rumah tangga dibuang langsung ke TPS, kemudian dari TPS diangkut
dengan truk sampah oleh petugas ke tempat pembuangan akhir.
c) Sampah rumah tangga dipilahatau dilkelompokan dalam beberapa jenis yaitu organik, kertas, kaca, dan plastik oleh setiap rumah tangga, dan kemudian dibawa ke bank sampah terdekat. Dalam hal ini sampah kering yang di bawa ke bank sampah. Selanjutnya dari bank sampah dijual ke pengepul, sedangkan sampah organik di buang ke tempat pembuangan sampah sementara untuk diangkut petugas sampah, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir.
d) Sampah rumah tangga dikumpul di pengumpulan awal dan diangkut oleh petugas dengan truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Profil Sanitasi Saat ini II-23 e) Sampah rumah tangga dikumpul dan dibakar, sedangkan sampah organik dikumpuldi
lubang tanah dan ditimbun.
Model pengelolaan sampah di Kabupaten Purworejo ini dapat dijelaskan dalam diagram sanitasi pengelolaan sampah berikut ini:
Gambar2.4. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah
Penanganan persampahan di Kabupaten Purworejooleh Dinas Pekerjaan Umum terkonsentrasi di wilayah perkotaan Kecamatan Purworejo dan Kecamatan Kutoarjo dengan perkiraan timbulan sampah pada tahun 2015 sebesar 190,64 m3/hari, dari jumlah tersebut yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 80% atau sekitar 152,51 m3. Dari pengamatan lapangan permasalahan yang timbul dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Purworejo adalah bahwa masyarakat masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya, keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan lahan.
Timbulan sampah di Kabupaten Purworejo per Kecamatan pada tahun 2015 disajikan pada Tabel 2.12 berikut ini
Profil Sanitasi Saat ini II-24 Tabel 2.12 Volume Timbulan Sampah di Kabupaten Purworejo Tahun 2015
Kecamatan perdesaan Wilayah perkotaan Wilayah Total
Wilayah
perdesaan Perkotaan Wilayah Total
% m3 % m3 % m3 Grabag 41.010 2.777 43.787 7,62% 103 2,36% 7 6,68% 109 Ngombol 32.097 831 32.928 5,97% 80 0,71% 2 5,02% 82 Purwodadi 37.058 2.009 39.067 6,89% 93 1,70% 5 5,96% 98 Bagelen 21.788 1.967 23.755 4,05% 54 1,67% 5 3,62% 59 Kaligesing 27.747 1.497 29.244 5,16% 69 1,27% 4 4,46% 73 Purworejo 16.654 53.879 70.533 3,10% 42 45,71% 135 10,76% 176 Banyuurip 27.406 9.445 36.851 5,10% 69 8,01% 24 5,62% 92 Bayan 34.879 5.310 40.189 6,48% 87 4,50% 13 6,13% 100 Kutoarjo 29.356 22.378 51.734 5,46% 73 18,98% 56 7,89% 129 Butuh 34.992 2.542 37.534 6,51% 87 2,16% 6 5,72% 94 Pituruh 38.993 2.900 41.893 7,25% 97 2,46% 7 6,39% 105 Kemiri 49.556 3.985 53.540 9,21% 124 3,38% 10 8,16% 134 Bruno 42.094 3.379 45.473 7,83% 105 2,87% 8 6,93% 114 Gebang 30.188 1.391 31.580 5,61% 75 1,18% 3 4,82% 79 Loano 29.892 1.409 31.301 5,56% 75 1,20% 4 4,77% 78 Bener 44.180 2.178 46.357 8,21% 110 1,85% 5 7,07% 116 Sumber : Analisis Data Pokja Sanitasi Purworejo, 2016
Cakupan akses pelayanan sampah di Kabupaten Purworejo tahun 2015 disajikan pada Tabel 2.13 berikut :
Tabel 2.13. Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kabupaten Purworejo tahun 2015
Nama Kecamatan
3R terangkut ke TPA Vol. sampah yg Total Wil Perdesaan Wil Perkotaan Total Wilayah Perkotaan
(%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) (%) (M3) Grabag Ngombol Purwodadi Bagelen Kaligesing Purworejo 67,13% 107,76 107,76 Banyuurip Bayan Kutoarjo 27,88% 44,76 44,76 Butuh Pituruh Kemiri Bruno Gebang Loano 4,98% 8 4,98% 8 Bener
Profil Sanitasi Saat ini II-25
Profil Sanitasi Saat ini II-26 Kondisi sarana dan prasarana persampahan juga sangat menentukan keberhasilan dari tujuan pengelolaan sampah. Untuk kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kabupaten Purworejo disajikan pada Tabel 2.14 berikut :
Tabel 2. 84. Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No Jenis Prasarana/ Sarana Satuan
Jumlah/lu as total terpakai Kapasitas daya tampung Ritasi/ha ri Kondisi Keteran gan ** m3 Baik Rusak ringan Rusak berat
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x)
1 Pengumpulan Setempat
Gerobak unit 29 1 - 29 - -
Becak/Becak
Motor(roda 3) unit 16 1 - 12 4 -
Kendaraan Pick Up unit 1 2 - 2 - -
2 Tempat Penampungan Sementara (TPS)
Container unit 12 6 - 12 - -
Transfer Stasiun unit 14 16 - 14 - -
SPA (Stasiun Peralihan
Antara) unit 2 - - - -
3 Pengangkutan
Dump Truck unit 8 6 - 8 - -
Arm Roll Truck unit 3 6 - 3 - -
Compactor Truck unit - - - - -
4 Pengolahan Sampah
Sistem 3R unit 2 - - 2 - -
Profil Sanitasi Saat ini II-27 Tabel 2.15 Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan
No Jenis Prasarana/ Sarana Satuan Jumlah/ luas total terpakai Kapasitas daya tampung Ritasi/ hari Kondisi Ketera ngan ** m3 Baik Rusak ringan Rusak berat 5 TPA/TPA Regional Konstruksi: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
Operasional: lahan urug saniter/ lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka
- - -
Luas total TPA yang
terpakai - - -
Luas sel Landfill - - -
Daya tampung TPA - - -
6 Alat Berat
Bulldozer unit 1 - - 1 - -
Whell/truck loader unit 1 - - 1 - -
Excavator/backhoe unit 1 - - 1 - -
Truck tanah unit - - -
7 IPL: Sistem kolam/aerasi/…
Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): Efluen di Inlet Efluen di Outlet
- - -
IPL: Instalasi Pengolahan Lindi
* daya tampung TPA: m3/tahun
2. Kelembagaan dan Peraturan
Untuk melaksanakan pengelolaan sampah di Kabupaten Purworejo ini diperlukan sebuah lembaga yang bertanggungjawab. Di Kabupaten Purworejoini dinas yang terkait adalah Dinas Pekerjaan UmumKabupaten Purworejo.Dalam rangka pencapaian target pelayanan pengelolaan persampahan di Kabupaten Purworejo telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Persampahan. Selain hal tersebut diatas bahwa untuk kewenangan dalam pengelolaan persampahan melibatkan seluruh
Profil Sanitasi Saat ini II-28 pemangku kepentingan baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat. Dimana pemerintah memfasilitasi mulai perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pembinaan dan monitoring. Sedangkan swasta bisa berperan dalam pengadaan sarana dan prasarana persampahannya seperti armada angkutan sampah. persampahan untuk pemrosesan akhir, diatur dalam UU 18/2008 tentang pengelolaan sampah menyebutkan: 3 tahun setelah diundangkannyaperaturan ini, maka sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi (pada 2011). Setelah 2012, maka, yang diperkenankan hanyalah sistem controlled dan sanitary landfill. Dari draf SPM yang ada, maka kota besardiharuskan menggunakan sistem sanitary landfill dan kota kecil menggunakan sistem controlled landfill. Dalam praktiknya, ini boleh diartikan TPA regional akan makin banyak dibangun. Keunggulan TPA adalah: i) skala ekonomisnya, ii) pembebasan tanah yang relatif lebih murah, iii) pengelolaan dan operasinyamudah dan lebih murah diberikan ke pihak ketiga, dan iv) dapat dilokasikan di luar kota.Perlu dicatat, draf SPM menyatakan juga bahwa, jika TPA diletakkan sejauh lebih dari 25 km dari pusat kota, maka diperlukan paling tidak satu tempat penampungan sementara (TPS) seluas minimum 1 hektar.
Berikut ini beberapa peraturan yang terkait mengenai persampahan.
1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah;
2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-82/Kep/Bangda/2015 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 648-565/Kep/Bang- da/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/ 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis MAsyarakat
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah;
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan;
Profil Sanitasi Saat ini II-29 Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.
2.3.3. Drainase Perkotaan
Luas genangan air hujan/banjir yang tertangani oleh Dinas SDA ESDM yang tersebar diwilayah Daerah Irigasi Sudagaran dan Daerah Irigasi Kedunggupit dengan luasan awal 250 Ha yang mana untuk mengatasi luas genangan tersebut dilakukan beberapa pemeliharaan jaringan irigasi yang melewati daerah irigasi tersebut baik saluran pengambilan beserta bangunannya dan saluran pembuang afour yang ada.Tabel 2.9. Genangan dan Penyebabnya di Kabupaten Purworejo
Sumber : RPIJMD 2016
Jumlah panjang saluran serta infrastruktur drainase lain yang telah direncanakan untuk dibangun dalam rencana induk sistem drainasemasih kurang sejumlah 247.955 m. Jumlah panjang saluran yang telah dibangun dan mampu dikelola “O/P” nya masih 54.132 m, dengan prosentase saluran drainase dalam kondisi baik baru mencapai 21,83%.
Tabel 2.10. Data Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan di Kabupaten Purworejo No Jenis Prasarana / Sarana Satuan Bentuk Penam-pang Saluran*
Dimensi Kondisi Frekuensi
Pemeli-haraan (kali/tahun) B** H*** fungsi Ber- berfungsi Tdk
(i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii)
Saluran
Tabel. 2.16 Lokasi Genangan Dan Perkiraan Luas Genangan.
No GenanganLokasi
Wilayah Genangan Infrastruktur*
Luas Ketinggian Lama Frekuensi
Penyebab*** Jenis Ket
(Ha) (M) (jam/hari) (kali/tahun)
1 Butuh 165 2 Ngombol 1268 3 Purwodadi 419 4 Bayan 4 5 Banyuurip 86 6 Ngombol 330
Profil Sanitasi Saat ini II-30 1 - S. Primer A m trapesium 0,8 m 1 m √ - Saluran Sekunder A1 m trapesium 0,4 m 0,6 m √ - Saluran Sekunder A2 m Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa
- Pintu Air unit - Kolam retensi unit - Trash rack/
saringan sampah unit 2 - S. Primer B ( depan
teteg-pegadaian ) m trapesium 2 m 1,5-2 m √ - Saluran Sekunder B1 m . Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa unit - Pintu Air unit - Kolam retensi unit - Trash rack/
Profil Sanitasi Saat ini II-31
2.4. Area Berisiko dan Permasalahan MendesakSanitasi
Area berisiko sanitasi ditentukan berdasarkan tingkat resiko sanitasi dengan menggunakan data sekunder, data primer hasil studi EHRA, serta hasil penilaian oleh SKPD terkait sanitasi.
Penentuan area berisiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat risiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD. Data sekunder yang dimaksud adalah data-data mengenai ketersediaan layanan fasilitas air bersih, sanitasi, data umum meliputi Sambungan Rumah dan Hidran Umum (PDAM/BPAM/HIPPAM); jumlah jamban; nama kelurahan, jumlah RT & RW, jumlah populasi, luas administratif, luas terbangun; Jumlah KK miskin; serta luas genangan.
Penentuan area berisiko berdasarkan Penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kota/kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi, seperti Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Dukcapil, Kantor Lingkungan Hidup dan Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kabupaten Purworejo.
Adapun penentuan area berisiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko berdasarkan: kondisi sumber air; pencemaran karena air limbah domestik; pengelolaan persampahan di tingkat rumahtangga; kondisi drainase; aspek perilaku (cuci tangan pakai sabun, higiene jamban, penangan air minum, buang air besar sembarangan).
Proses penentuan area berisiko dimulai dengan melakukan analisis terhadap data sekunder, diikuti dengan penilaian atau persepsi SKPD SKPD, dan analisis data primer berdasarkan hasil studi EHRA. Penentuan area berisiko dilakukan bersama-sama seluruh anggota Pokja menentukan kesepakatan-kesepakatan berdasarkan hasil dari ketiga data tersebut.
Hasil dari penentuan area berisiko berdasarkan tingkat/derajat risiko disajikan dalam bentuk tabel dan peta.
Profil Sanitasi Saat ini II-32
2.4.1. Area Beresiko Air Limbah
Air limbah terutamalimbah domestik yaitu limbah rumah tangga jika tidak dikelola dengan baik bisa berpotensi menyebabkan permasalahan kesehatan lingkungan. Limbah rumah tangga ini berupa air buangan dari cucian dapur, cucian pakaian, kamar mandi (tergolong grey water) dan limbah tinja manusia, urine, air gelontor, pembersihdan kertas pembersih (black water). Pola pembuangan limbah di masyarakat juga bermacam-macam, relatif sudah menggunakan tanki septik, namun masih ada juga yang buang air besar di sungai, atau saluran terbuka. Kondisi perekonomian dan tingkat pendidikan kadang juga punya peran dalam membentuk perilaku masyarakat terhadap resiko kesehatan lingkungan. Tabel 2.21 berikut ini disajikan wilayah – wilayah yang beresiko akan air limbah.
Tabel 2.11. Area Beresiko Air Limbah Domestik No Area Beresiko *) Wilayah Prioritas Air Limbah
1 Resiko 3 2 Resiko 2 KOSONG
Profil Sanitasi Saat ini II-33 3 Resiko 1 .
Profil Sanitasi Saat ini II-34 Gambar 2.9. Peta Area Beresiko Air Limbah
Profil Sanitasi Saat ini II-35 Tabel 2.12. Permasalahan Mendesak Terkait Air Limbah Domestik di Kabupaten Purworejo
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Belum adanya peraturan daerah mengenai pengelolaan air limbah
Kelembangaan pengelola sub sektor air limbah, air minum dan drainase di bawah satu seksi Penyehatan Lingkungan.
Peningkatan kapasitas SDM Pengelola masih minim Persepsi masyarakat bahwa pembangunan sarana air limbah belum merupakan kebutuhan yang mendesak. Masyarakat umumnya masih membuang limbah dilingkungan sekitar rumah
Sebagaian masyarakat membuang limbah cair ke badan air dan saluran drainase
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan
awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
BABS : 22,7% (49.000KK)
Akses terhadap jamban yang tidak layak: 17,4% (37.509 KK)
Jumlah truk tinja tidak memadai (hanya 1 unit) Praktek pengurasan tinja sangat rendah pertahun Terbatasnya lahan untuk pembangunan IPAL Komunal di masyarakat
Saluran pembuangan air limbah dan septictank di masyarakat belum sesuai dengan persyaratan kesehatan
Profil Sanitasi Saat ini II-36
2.4.2. Area Beresiko Sampah
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan volume sampah di Kabupaten Purworejo. Masalah persampahan selalu menjadi masalah yang klasik di berbagai kota. Karena masalah sampah terkait banyak faktor terutama kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah. Pola pengelolaan sampah di masyarakat Kabupaten Purworejo juga berbeda-beda, seperti ada yang langsung membuang sampah di tempat pembuangan sampah sementara, namun masih ada juga yang membuang sampah di saluran drainase, dan dipinggir-pinggir jalan. Sampah dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Dari hasil survei EHRA dan penyesuaian dengan SKPD terkait area beresiko terkait persampahan terjadi di beberapa wilayah, dan disajikan pada Tabel 2.23 berikut ini.
Tabel 2.13. Area Beresiko Sampah
No Area Berisiko*) Wilayah prioritasPersampahan
Sedangkan permasalahan yang mendesak yang terkait dengan persampahan adalah:
Tabel 2.14. Permasalahan Mendesak Persampahan No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan
awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
Masih kurangnya truk sampah
Tranfer depo yang ada sudah tidak mampu menampung volume sampah kota
Kekurangan tenaga operasional untuk pelayanan langsung ke masyarakat
No Permasalahan Mendesak
Profil Sanitasi Saat ini II-37 2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan,
Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Pengelolaan sampah dengan sistem sanitary landfill dilaksanakan dengan controlled landfill karena terkendala besarnya biaya operasional Adanya penolakan warga masyarakat dalam penempatan TPS (Tempat Penampungan Sementara)
Sungai dan badan air masih tercemar sampah Sampah masih dinilai sebagai barang buangan yang tidak bermanfaat secara ekonomis Masih kurangnya peran masyarakat dalam mengelola sampah.
Profil Sanitasi Saat ini II-38 Gambar 2.10 Peta Area Beresiko Persampahan
Profil Sanitasi Saat ini II-39
2.4.3. Area Beresiko Drainase
Sesuai dengan kemajuan Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo saat ini, bahwa pemerintah kota terutama dinas terkait dengan masalah drainase yaitu Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kabupaten Purworejomerencanakan untuk mengurangi titik – titik genangan yang berjumlah 35 titik dengan luas genangan kurang lebih 10 Ha. Dari data hasil studi dinas terkait titik – titik genangan telah disajikan pada Tabel 2.16 diatas. Dari hasil studi tersebut hanya di ruas Jalan Wiratama Timur dan Jalan Indraprasta yang titik genangannya paling beresiko karena lama genangan 2 jam, dengan tinggi genangan 0.30 m dengan frekuensi – kejadian 8 kali dalam setahun. Hal ini semestinya mendapat perhatian yang serius untuk segera diatasi.
Dari hasil analisa survei EHRA dan penyesuaian dari SKPD – SKPD di Kabupaten Purworejo, didapatkan area beresiko di beberapa Kelurahan yang di sajikan pada Tabel 2. 25 dan Gambar 2.12 berikut ini.
Tabel 2.15. Area Beresiko Air Drainase No Area Berisiko*) Wilayah prioritasDrainase
KOSONG
PETA LOKASI GENANGAN dan PETA AREA BERISIKO DRAINASE BELUM ADA
Profil Sanitasi Saat ini II-40 Gambar 2.11. Peta Area Beresiko Drainase Penyesuaian
Profil Sanitasi Saat ini II-41 Tabel 2.16. Permasalahan Mendesak Terkait Drainase
No Permasalahan Mendesak
1. Aspek Teknis: Pengembangan Sarana dan Prasarana (user interface-pengolahan awal-pengangkutan-pengolahan akhir-pembuangan akhir) serta Dokumen Perencanaan Teknis
Kapasitas saluran drainase masih kurang sehingga berakibat terjadinya luapan
Belum semua kawasan perkotaan memiliki saluran drainase
Belum ada masterplan drainase
Banyak terjadi pendangkalan pada saluran drainase Sudah terbangunnya sarana drainase tetapi sebagian besar sudah rusak dan belum berfungsi secara optimal Sebagian wilayah terjadi genangan pada saat musim penghujan
No Permasalahan Mendesak
2. Aspek Non Teknis: Pendanaan, kelembagaan, Peraturan dan Perundang-undangan, Peranserta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta, Komunikasi
Lemahnya kapasitas SDM manajemen sub sektor drainase
Anggaran pengelolaan drainase yang bersumber dari APBD sangat kecil
Lahan pembangunan drainase terkendala karena melintasi tanah milik warga
Saluran drainase digunakan untuk pembuangan limbah rumah tangga